Pendahuluan. Berita merupakan isi utama dalam sebuah surat kabar. Tujuan utama disusunnya teks

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pendahuluan. Berita merupakan isi utama dalam sebuah surat kabar. Tujuan utama disusunnya teks"

Transkripsi

1 STRUKTUR SINTAKTIS JUDUL-JUDUL BERITA DALAM SURAT KABAR ONLINE BERBAHASA PRANCIS Sesulih Kapti Laras dan Ayu Basoeki Harahap Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur sintaktis yang digunakan dalam judul-judul berita surat kabar online berbahasa Prancis. Struktur sintaktis yang sedemikian rupa digunakan sebagai salah satu cara untuk membuat judul berita yang informatif dan dapat disesuaikan dengan berbagai keterbatasan dan karakteristik surat kabar online. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa terdapat berbagai bentuk judul berita dengan struktur sintaktis yang beragam yang memiliki fungsi tertentu dalam proses penyampaian pesan atau informasi kepada pembaca. Terdapat pula pelesapan unsur-unsur tertentu yang seharusnya hadir dalam struktur sintaktis suatu ujaran yang lengkap. Pelesapan-pelesapan ini merupakan salah satu bentuk penghematan ruang dan waktu. The Syntactic Structure of News Headlines in French Online Newspapers Abstract The purpose of this study is to describe the syntactic structure of news headlines in french online newspapers. The syntactic structures are used to make an informative headline that can be customized to various limitations and charcateristic of online newspapers. The result shows that there are many types of news headlines with several syntactic structures which have certain functions in delivering informations. There are also some eliminations of syntactic elements that should be present in complete syntactic structure. Those eliminations are used to economize space and time. Keywords: syntactic structure; news headlines; online newspaper Pendahuluan Berita merupakan isi utama dalam sebuah surat kabar. Tujuan utama disusunnya teks berita adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai suatu peristiwa atau kejadian tertentu yang bersifat aktual dan unik. Agar tujuan ini dapat tercapai, teks berita dalam surat kabar ditulis dengan menyertakan unsur-unsur tertentu, yaitu judul, baris tanggal, teras berita, dan tubuh berita (Basuki dan Abrar 7). Pada masa kini, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, muncul surat kabar online. Surat kabar yang dahulu hanya berbentuk cetak, sekarang memiliki versi digital yang dapat diakses oleh semua orang dari seluruh dunia melalui Internet. Fenomena baru dalam dunia jurnalistik ini terjadi hampir di semua negara, termasuk di Prancis. Surat kabar besar di Prancis seperti Le Monde, Le Figaro, dan Libération mengeluarkan versi digitalnya dengan situs lemonde.fr, lefigaro.fr, dan liberation.fr. Berita dalam surat kabar online dan cetak memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada unsur-unsur yang dimiliki teks berita. Teks berita dalam surat kabar online memiliki unsur-unsur yang sama seperti surat kabar cetak, yaitu terdiri dari judul, baris tanggal, teras berita, dan tubuh berita. Perbedaan kedua jenis surat kabar ini adalah tampilan beritanya. Dalam surat kabar cetak, pembaca bisa melihat semua unsur berita tersebut secara langsung ketika membaca sebuah halaman surat kabar. Namun dalam surat 1

2 kabar online, unsur-unsur tersebut tidak secara langsung ada pada halaman awal situs beritanya. Pembaca hanya akan disuguhi dengan deretan judul berita. Jika ingin membaca berita secara keseluruhan pembaca harus masuk ke halaman baru yang menampilkan berita secara keseluruhan. Pada masa sekarang ini, pembaca berita memiliki kebiasaan untuk tidak membaca berita secara keseluruhan, bahkan seringkali hanya membaca judulnya saja. Dalam surat kabar online, pembaca enggan untuk menunggu proses unduh halaman baru yang menampilkan isi keseluruhan berita karena keterbatasan waktu yang dimiliki. Sebagian pembaca juga merasa kurang nyaman jika menatap layar monitor terlalu lama. Oleh sebab itu, judul berita harus mencerminkan isi berita agar pembaca bisa langsung mengetahui informasi tanpa harus membaca keseluruhan berita. Penulisan judul berita juga harus memperhatikan aspek keterbatasan waktu dan ruang yang dimiliki surat kabar online. Aspek keterbatasan waktu itu terkait prinsip aktualitas dalam detik yang dianut oleh surat kabar online. Artinya, setiap peristiwa penting yang terjadi harus segera dipublikasikan. Penulis berita berpacu dengan waktu dalam menyusun beritanya. Surat kabar online juga memiliki ruang yang terbatas, yaitu hanya sebesar layar monitor. Oleh sebab itu, judul berita ditulis dengan struktur yang sedemikian rupa agar informasi-informasi yang ingin disampaikan tetap utuh. Masalah dalam penelitian ini adalah pengungkapan judul-judul berita dalam surat kabar online berbahasa Prancis sedangkan tujuannya yaitu mendeskripsikan struktur-struktur sintaktis judul-judul berita dalam surat kabar online. Tinjauan Teoritis Penelitian ini menggunakan konsep-konsep tentang berita dan penulisan berita dalam surat kabar online serta teori-teori tentang satuan-satuan sintaktis yang digunakan sebagai dasar dalam analisis struktur sintaktis judul-judul berita dalam surat kabar online. Teori-teori sintaktis yang digunakan yaitu dari André Martinet dan beberapa ahli linguistik lainnya. Berita Purwadarminta, yang juga dikutip Abrar (3), mengatakan bahwa berita adalah laporan tentang satu kejadian yang terbaru. Barus (19) menyatakan bahwa jika suatu peristiwa penting yang aktual dan menarik tidak dilaporkan, maka peristiwa tersebut bukanlah suatu berita. Dari sini dapat dilihat bahwa untuk dapat disebut berita, peristiwa penting, menarik, dan aktual tesebut membutuhkan media dalam pelaporannya. 2

3 Jurnalisme Online Menurut Kurniawan (138), penulisan berita dalam media online menggunakan sistem piramida terbalik, mengingat kebiasaan pembacanya yang hanya membaca bagian atas berita. Dalam sistem piramida terbalik, bagian atas yang lebar adalah bagian yang mengandung informasi-informasi yang penting dari berita. Isi berita secara umum dapat ditemui pada bagian atas berita. Semakin ke bawah semakin mengerucut menandakan bahwa semakin ke bawah informasi yang disampaikan semakin tidak penting dan hanya berupa rincian dari apa yang disampaikan di awal. Satuan-Satuan Sintaktis Morfem 1 Morfem merupakan satuan gramatikal bahasa terkecil yang memiliki makna. Menurut Martinet (Grammaire 6) morfem merupakan satuan yang memiliki dua muka, yaitu penanda (signifiant) dan petanda (signifié) atau bentuk dan konsep/makna. Kata Majemuk Martinet (Syntaxe 36) mengatakan bahwa kata majemuk adalah satuan bahasa yang dibentuk dari beberapa morfem yang berperilaku seperti satu morfem karena memiliki makna sendiri yang berbeda dari makna morfem-morfem pembentuknya. Selain itu, komponenkomponen pembentuk kata majemuk merupakan satu satuan yang utuh. Penambahan suatu morfem atau unsur lain di dalam kata majemuk akan menjadikannya tidak lagi disebut kata majemuk karena dapat mengubah maknanya. Frasa Frasa adalah satuan bahasa yang dibentuk dari beberapa morfem yang ditandai dengan adanya morfem sentral atau inti (Martinet, Grammaire 20). Morfem sentral atau inti ini disebut juga sebagai tête du syntagme atau inti frasa. Frasa dapat mempunyai fungsi sintaktis dalam kalimat. Klausa Klausa adalah satuan sintaktis yang dibentuk oleh beberapa morfem dan sudah memiliki predikat. Oleh sebab itu, sebuah klausa juga bisa disebut sebagai kalimat jika syarat 1 Disini penulis menggunakan istilah dalam Bahasa Indonesia untuk menyebut satuan bentuk yang bermakna, sedangkan Martinet menyebut satuan tersebut sebagai monème. Morphème atau morfem digunakan Martinet untuk menyebut salah satu jenis monème, yaitu monème grammatical 3

4 minimal sebuah kalimat terpenuhi oleh klausa tersebut. Kalimat Kalimat merupakan satuan sintaktis yang dibentuk oleh unsur-unsur (morfem-morfem) yang terikat pada sebuah predikat tunggal atau beberapa predikat yang dikoordinasikan dan telah memiliki makna yang lengkap (Martinet, Grammaire 159, Ilmu 135). Martinet (Grammaire 159) menambahkan bahwa kalimat minimal dalam bahasa Prancis harus terdiri dari dua fungsi, yaitu subyek (S) dan predikat (P) atau memiliki struktur S P. Subyek dalam kalimat bisa berupa frasa nominal, frasa pronominal, frasa infinitival, dan frasa subordinal. Subyek menunjukkan pelaku yang perannya ditonjolkan oleh fungsi predikat (Martinet, Ilmu 130). Martinet (Grammaire 15, Ilmu 130) mengatakan bahwa morfem yang merupakan predikat adalah morfem yang berfungsi menghubungkan atau mengikat morfem-morfem lain dalam suatu ujaran dan menunjukkan suatu keadaan atau suatu peristiwa. Predikat merupakan inti dari kalimat yang umumnya diisi oleh verba. Dalam kalimat Bahasa Prancis juga dikenal adanya ekspansi, yaitu unsur apa pun yang ditambahkan di dalam suatu ujaran yang tidak mengubah hubungan timbal balik dan tidak mengubah fungsi unsur-unsur yang ada sejak awal (Martinet, Ilmu 133). Selain itu, ada pula kopula, yaitu verba yang menghubungkan subyek dalam kalimat dengan attribut du sujet. Attribut du sujet merupakan keterangan wajib yang dituntut oleh kopula agar ujaran yang dibentuk memiliki makna. Kopula dan attribut du sujet merupakan satu kesatuan yang memainkan peran yang sama yaitu sebagai predikat di dalam kalimat (Builles 228). Jenis-jenis kalimat dalam Bahasa Prancis dapat dibedakan menurut predikat dan strukturnya. Berdasarkan predikatnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat verbal dan kalimat nominal (Marouzeau 36-37), sedangkan berdasarkan strukturnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat sederhana (phrase simple) dan kalimat kompleks (phrase complexe). Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan struktur-struktur yang digunakan dalam judul-judul berita surat kabar online berbahasa Prancis. Sumber data dalam penelitian ini adalah 90 judul berita yang diambil secara acak dari situs surat kabar online berbahasa Prancis yaitu lefigaro.fr, lemonde.fr, dan liberation.fr yang dipublikasikan antara bulan Januari sampai Maret Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif dengan teori sintaksis yang digunakan. 4

5 Struktur Sintaktis Judul-Judul Berita Surat Kabar Online Berbahasa Prancis Dari data yang terkumpul, terdapat dua kelompok judul berita dilihat dari unsur grafisnya. Kelompok pertama adalah judul berita tanpa tanda titik dua (:), dan kelompok kedua adalah judul berita dengan tanda titik dua (:). Penggunaan tanda baca titik dua tersebut memang seringkali digunakan oleh penulis berita untuk alasan tertentu. Oleh sebab itu, analisis dibagi dua, yaitu untuk judul berita tanpa tanda titik dua, dan judul berita dengan tanda titik dua. Kemudian masing-masing judul berita dalam kelompok-kelompok tersebut dipaparkan struktur sintaktisnya berdasarkan teori-teori sintaktis yang penulis gunakan. Kelompok pertama dari data yang ada adalah judul berita tanpa tanda titik dua, sebanyak 53 judul berita. Dari kelompok pertama ini, terdapat judul berita yang berupa kalimat, ujaran tanpa S dengan P yang tidak lengkap, ujaran dengan P yang tidak lengkap, ujaran tanpa P, ujaran tanpa presentatif, dan frasa. Judul berita yang berupa kalimat dari kelompok pertama ini ada 22 buah. Kalimatkalimat tersebut sebagian besar berstruktur S P dengan satu atau lebih E. Kehadiran E disini berguna untuk memberi keterangan atau informasi lebih lanjut kepada pembaca. Hanya ada 2 buah judul berita yang berstruktur S P. Judul-judul berita yang berupa kalimat ini juga sebagian besar merupakan kalimat sederhana, yaitu kalimat yang mengandung satu S, satu P, serta mengandung satu atau lebih E. Hanya ada 3 buah judul berita yang merupakan kalimat kompleks. Secara lebih jelas, struktur yang ditemukan adalah S P, S P E, S P E E, S P E E E, E S P E, S P E E konj. S P E, S P1 E E konj. P2 E, dan E S P,S P E. Judul berita yang berupa ujaran tanpa S dengan P yang tidak lengkap (P) hanya ada 1 buah. Judul berita tersebut sebenarnya merupakan kalimat. Namun unsur S yang harus ada dalam kalimat dilesapkan dan unsur P ditulis dengan tidak lengkap. Struktur yang ditemukan hanya satu yaitu (P) E E. Judul berita yang merupakan ujaran dengan P yang tidak lengkap ada 13 buah. Juduljudul berita tersebut sebenarnya merupakan kalimat. Namun unsur P dalam ujaran-ujaran di bawah ini ditulis dengan tidak lengkap. Dalam penulisan struktur sintaktis, P yang tidak lengkap ini ditandai dengan simbol (P). Struktur yang ditemukan antara lain S (P), S (P) E, S (P) E E, dan E S (P), dan S (P), S (P). Judul berita yang termasuk dalam ujaran tanpa unsur P ada 5 buah. Judul-judul berita tersebut sebenarnya merupakan kalimat, tetapi unsur P yang seharusnya menjadi inti dari kalimat tidak hadir dalam ujaran-ujaran di bawah ini.. Ketidakhadiran unsur P ini berpengaruh pada keberterimaan informasi oleh pembaca. Struktur yang ditemukan antara lain S E dan S E 5

6 E. Judul berita yang termasuk ujaran tanpa unsur presentatif ada 4 buah. Ujaran-ujaran di bawah ini sebenarnya merupakan kalimat nominal, yaitu kalimat yang memiliki predikat berupa nomina dan didahului oleh presentatif seperti il y a, voici, voilà, dan lain-lain. Namun unsur presentatif yang harus ada dalam kalimat nominal ini dilesapkan. Struktur yang ditemukan adalah E P. Judul-judul berita yang merupakan frasa ada 8 buah. Semua judul berita tersebut merupakan frasa nominal, yaitu frasa dengan inti nomina. Frasa-frasa tersebut semuanya tidak mengandung determinan seperti artikel definitif atau indefinitif. Selain itu, frasa-frasa nominal tersebut juga mengandung frasa lain atau mengandung ekspansi sehingga maknanya menjadi lebih jelas. Ekspansi di dalam struktur frasa disebut juga modifikator. Ditemukan pula gabungan dari dua frasa nominal yang ditandai dengan konjungsi et. Struktur-struktur yang ditemukan antara lain FN = Adj+N+FN Prep., FN = N+FN Prep., FN = N+Adj+Adj+FN Prep., FN = N+FN Prep., FN = N+Adj+FN Prep+FN Prep., FN = N+FN Prep., FN (N+FN Prep)., FN (Adj.Num+N), FN (Adj.Num+N), dan FN (Adj.Num+N). Kelompok kedua dari data yang ada adalah judul berita dengan tanda titik dua (:) sebanyak 37 buah. Ujaran yang diletakan setelah tanda titik dua memperjelas ujaran yang ada sebelum tanda titik dua. Dari data yang ada, selain sebagai penghubung antar ujaran, penulis juga menemukan bahwa tanda titik dua dalam judul berita juga berfungsi sebagai pengganti unsur-unsur yang dilesapkan. Dengan kata lain, ada beberapa judul berita yang sebenarnya merupakan satu kesatuan misalnya sebagai kalimat, tetapi salah satu unsur dalam satuan tersebut dilesapkan dan digantikan kehadirannya oleh tanda titik dua. Oleh sebab itu, dalam kelompok kedua ini, analisis dibagi dua yaitu untuk judul berita dengan tanda titik dua sebagai penghubung ujaran-ujaran dan judul berita dengan tanda titik dua sebagai pengganti unsur yang dilesapkan dalam ujaran. Dari data judul berita dengan tanda titik dua sebagai penghubung ujaran-ujaran, ditemukan sebanyak 35 buah judul berita. Ujaran yang ada setelah tanda titik dua menjelaskan atau memberi keterangan lebih lanjut ujaran yang ada sebelum tanda titik dua. Hal ini bisa dilihat dari bentuk ujaran sebelum tanda titik dua yang sebagian besar berupa nomina atau frasa nominal dengan sedikit ekspansi, sedangkan ujaran setelah tanda titik dua berupa frasa nominal dengan ekspasi atau kalimat baik dengan struktur yang lengkap (mengandung S dan P) dan tidak lengkap (ada unsur yang dilesapkan terkait S dan P). Namun dalam kelompok judul berita ini, terdapat pula beberapa judul berita yang tidak hanya mengandung tanda titik 6

7 dua, melainkan juga tanda-tanda lain. Formulasi yang ditemukan adalah Nomina : Frasa Nominal (2 buah), Nomina: Frasa Nominal, Frasa Nominal (), Nomina : Kalimat (2 buah), Nomina : Ujaran dengan P yang Tidak Lengkap (2 buah), Nomina : Ujaran Tanpa P (), Nomina : Ujaran Tanpa Presentatif (2 buah), Frasa Nominal : Nomina (2 buah), Frasa Nominal : Frasa Nominal (2 buah), Frasa Nominal : Kalimat (), Frasa Nominal : Ujaran dengan P yang Tidak Lengkap (4 buah), Frasa Nominal : Ujaran Tanpa P (2 buah), Frasa Nominal : Ujaran Tanpa Presentatif (), dan Judul Berita yang Mengandung Tanda-Tanda Lain (5 buah). Struktur-struktur yang ditemukan akan dipaparkan lebih jelas dalam tabel rekapitulatif di bagian akhir analisis. Dari data judul berita dengan tanda titik dua sebagai pengganti unsur yang dilesapkan dalam ujaran, ditemukan 2 buah judul berita. Tanda titik dua dalam judul-judul berita ini merupakan pengganti dari unsur yang dilesapkan dalam sebuah kalimat, yang dalam hal ini sebagai pengganti dari predikat atau P. Dengan kata lain, sebenarnya judul-judul berita tersebut merupakan sebuah kalimat. Judul-judul berita di bawah ini sebenarnya merupakan kalimat utuh. Namun dalam penulisannya, ada unsur yang dilesapkan. Disini unsur yang dilesapkan tersebut adalah predikat. Kehadiran predikat digantikan oleh tanda titik dua. Satuan yang hadir sebelum tanda titik dua berperilaku sebagai S, sedangkan satuan yang hadir setelah tanda titik dua merupakan E. Struktur yang ditemukan ada dua, yaitu S : S P E dan S : E. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi secara ringkas dari analisis data yang menunjukkan semua struktur sintaktis yang ditemukan dalam data. Tabel 1. Tabel Rekapitulatif Struktur Sintaktis yang Ditemukan Jenis Judul Berita dan Struktur yang Digunakan Jumlah A. Ujaran Tanpa Tanda Titik Dua 53 buah 1.Kalimat 22 buah - Struktur S P 2 buah - Struktur S P E 8 buah - Struktur S P E E 4 buah - Struktur S P E E E - Struktur E S P E 4 buah - Struktur S P E E konj. S P E - S P1 E E konj. P2 E - ESP, S P E 7

8 2. Ujaran Tanpa S dengan P yang Tidak Lengkap - Struktur (P) E E 3. Ujaran dengan P yang Tidak Lengkap 13 buah - Struktur S (P) - Struktur S (P) E 5 buah - Struktur S (P) E E - Struktur E S (P) 5 buah - Struktur S (P), S P 4. Ujaran Tanpa P 5 buah - Struktur S E 2 buah - Strukutr S E E 3 buah 5. Ujaran Tanpa Presentatif (Pres) 4 buah - Struktur E P 4 buah 6. Frasa 8 buah Frasa Nominal 8 buah - FN = Adj+N+FN Prep - FN = N+FN Prep 2 buah - FN = N+Adj+Adj+FN Prep - FN = N+Adj+FN Prep+FN Prep - FN = N+FN Prep - FN (N+FN Prep) - FN (Adj.Num+N), FN (Adj.Num+N), FN (Adj.Num+N) B. Judul Berita dengan Tanda Titik Dua 37 buah 1. Tanda Titik Dua Sebagai Penghubung Ujaran-Ujaran 35 buah Nomina : Frasa Nomina 3 buah - N : FN (Adj.Num+N+FN Prep) 2 buah - N : FN (Adj+N+Adj+FN Prep) Nomina : Frasa Nominal, Frasa Nominal - N : FN (N+FN Prep), FN (+FN Prep) Nomina : Kalimat 6 buah - N : S P - N : S P E 2 buah - N : S P E E - N : E S P - N : E S P E E Nomina : Ujaran dengan P yang Tidak Lengkap 4 buah - N : S (P) E 3 buah - N : S P. S (P) Nomina : Ujaran Tanpa Presentatif (Pres) 3 buah - N : P 2 buah - N : P E Frasa Nominal : Nomina - FN (N+FN Prep) : N Frasa Nominal : Frasa Nominal 2 buah - FN (Adj.Num+N) : FN (Adj.Num+N+FN Prep+ FN Prep) - FN (N+FN Prep) : FN Prep (Det+N+FN Prep) Frasa Nominal : Kalimat - FN (N+FN Prep) : S P E E 8

9 Frasa Nominal : Ujaran dengan P yang Tidak Lengkap 4 buah - FN (N+Adj) : S (P) - FN (N+Adj) : E S (P) - FN (N+FN Prep) : E S (P) - FN (N+FN Prep) : S (P) Konj. S (P) Frasa : Ujaran Tanpa P 2 buah - FN (N+FN) : S E E - FN (N+Adj) : S E Frasa Nominal : Ujaran Tanpa Presentatif - FN (N+FN Prep) : E P Ujaran yang Mengandung Tanda-Tanda Lain 5 buah 2. Tanda Titik Dua Sebagai Pengganti Unsur yang Dilesapkan dalam Ujaran 2 buah Pengganti P 2 buah - Struktur S : S P E - Struktur S : E Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan 2 kelompok judul berita, yaitu judul berita yang tidak menggunakan tanda titik dua (kelompok pertama) dan judul berita yang menggunakan tanda titik dua (kelompok kedua). Judul-judul berita dari kelompok yang pertama yang paling banyak ditemukan adalah judul berita yang berupa kalimat. Judul berita yang berupa kalimat ini memungkinkan informasi yang disampaikan menjadi lebih lengkap karena mencakup adanya pelaku, aksi atau peristiwa yang terjadi, serta berbagai keterangan seperti keterangan tempat, waktu, sasaran, objek, dan lain-lain. Kalimat yang ditemukan sebagian besar merupakan kalimat sederhana. Kalimat sederhana (hanya mengandung 1 S, 1P, dan jika perlu ditambahkan dengan satu atau beberapa E) dengan berbagai struktur yang ada lebih memudahkan pembaca dalam memahami informasi yang disampaikan. Berbagai struktur yang ditemukan menunjukkan adanya penonjolan fungsi-fungsi tertentu yang bertujuan untuk menarik minat pembaca. Hanya ada 3 judul berita yang merupakan kalimat kompleks. Judul-judul berita yang lainnya dari kelompok ini merupakan ujaran tanpa S dengan P yang tidak lengkap, ujaran dengan P yang tidak lengkap, dan ujaran tanpa presentatif. Ujaranujaran tersebut sebenarnya merupakan kalimat, tetapi unsur-unsur tertentu yang seharusnya ada dalam kalimat dilesapkan. Pelesapan-pelesapan ini merupakan suatu bentuk dari penghematan ruang dan waktu yang seharusnya tak terlalu berpengaruh pada keberterimaan pesan. Artinya, tanpa ada unsur-unsur yang dilesapkan itu, pembaca judul berita masih dapat menerima pesan atau informasi yang disampaikan dengan baik. Dari analisis data yang telah dilakukan, pelesapan-pelesapan tersebut terjadi pada unsur verba bantu dalam konstruksi kalimat pasif, verba yang merupakan kopula, unsur S, unsur presentatif, dan unsur P. 9

10 Pelesapan yang terjadi pada unsur verba bantu pada konstruksi kalimat pasif tidak terlalu berpengaruh pada keberterimaan pesan. Tanpa adanya verba bantu tersebut pun para pembaca akan dapat langsung mengetahui makna ujaran berkat kehadiran bentuk participe passé dan ekspansi yang dikandung oleh ujaran-ujaran. Pelesapan verba bantu être justru membuat judul berita lebih hidup (tidak terkesan terlalu pasif) dan lebih menarik. Begitu pula dengan pelesapan yang terjadi pada verba yang berupa kopula,unsur presentatif, dan unsur S. Ketidakhadiran unsur-unsur tersebut tidak berpengaruh pada keberterimaan pesan berkat adanya ekspansi dan keterangan lain. Namun judul-judul berita yang mengalami pelesapan unsur P memiliki masalah dalam hal keberterimaan pesan. Hal ini dapat disimpulkan setelah membandingkannya dengan isi berita dalam rangka mencari satuan yang seharusnya mengisi unsur P tersebut. Dengan membaca judulnya saja, pembaca berita masih belum bisa mengetahui secara tepat pesan apa yang ingin disampaikan. Mereka perlu membaca setidaknya paragraf pertama isi berita. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran P sangat vital dalam sebuah kalimat. Seperti yang disebutkan dalam teori-teori sintaksis, P merupakan inti dari kalimat atau pusat ujaran. Selain berupa kalimat dan ujaran-ujaran yang mengalami ketidaklengkapan struktur, ditemukan juga judul-judul berita yang berupa frasa. Frasa yang ditemukan adalah frasa nominal. Dengan frasa nominal, judul-judul berita ini ingin menonjolkan sebuah peristiwa, kasus, atau hal tertentu. Frasa-frasa nominal ini merupakan frasa nominal yang mengandung ekspansi atau dalam struktur frasa dikenal dengan modifikator. Kehadiran ekspansi dalam frasa ini lebih memperjelas makna frasa sehingga para pembaca berita dapat memperoleh informasi yang lebih jelas. Judul-judul berita yang berupa frasa ini juga mengalami pelesapan, yaitu pelesapan unsur determinan. Pelesapan ini justru membuat judul berita menjadi lebih hidup. Seperti yang disebutkan diatas, dalam data terdapat pula kelompok judul berita yang menggunakan tanda titik dua. Dalam penulisan berita, judul berita dengan tanda titik dua merupakan salah satu bentuk kreativitas penulis dalam membuat judul berita agar tidak terlalu membosankan. Bentuk seperti ini merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan selain bentuk yang biasa. Tanda titik dua dalam judul berita digunakan untuk alasan-alasan tertentu atau dengan kata lain memiliki fungsi. Setelah melakukan analisis, dapat disimpulkan bahwa fungsi yang pertama dari penggunaan tanda titik dua dalam judul berita adalah sebagai penghubung ujaran-ujaran. Ujaran kedua, yang hadir setelah tanda titik dua memperjelas ujaran pertama yang hadir sebelum tanda titik dua. Hal ini bisa dilihat dari bentuk ujaran pertama yang merupakan nomina atau frasa nominal, sedangkan ujaran kedua merupakan 10

11 frasa nominal atau kalimat baik dengan struktur lengkap maupun tidak. Hanya ada satu judul berita yang ujaran pertamanya merupakan frasa nominal, sedangkan ujaran keduanya merupakan nomina. Judul berita ini menjadi kurang jelas atau informasi yang disampaikan kurang dapat diterima. Dalam kelompok judul berita dengan tanda titik dua sebagai penghubung ujaran-ujaran, ditemukan pula 5 buah judul berita yang tidak hanya mengandung tanda titik dua, tetapi juga mengandung tanda-tanda lain. Hanya saja tidak adanya suatu keteraturan dari penggunaan tanda-tanda tersebut sehingga tidak dapat didefiniskan fungsinya yang lebih khusus dalam judul berita. Tanda-tanda tersebut hanya merupakan pemisah ujaranujaran saja. Ujaran pertama dari judul-judul berita kelompok ini yang merupakan nomina atau frasa nominal, ternyata menunjukkan nama negara, nama instansi/lembaga, nama orang, dan nama suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan yang masih bersifat umum dan perlu penjelasan. Ujaran-ujaran tersebut menunjukkan tempat terjadinya peristiwa dan dalam hal apa peristiwa yang dikabarkan pada ujaran kedua terjadi. Ujaran ini ditempatkan pada awal judul berita agar dapat menarik mata pembaca untuk membaca judul berita. Selain itu, dengan adanya ujaran sebelum tanda titik dua ini juga memudahkan pembaca untuk menempatkan diri pada suatu konteks peristiwa tertentu. Fungsi kedua dari penggunaan tanda titik dua dalam judul berita adalah sebagai pengganti unsur-unsur yang dilesapkan dalam sebuah ujaran. Dari analisis yang dilakukan, tanda titik dua tersebut menggantikan unsur predikat atau P. Ujaran yang hadir sebelum tanda titik dua merupakan pelaku atau S dari aksi yang ditunjukkan oleh P. Judul-judul berita disini sebenarnya merupakan suatu bentuk dari kalimat tak langsung. Tanda titik dua berfungsi menggantikan P dalam kalimat tak langsung tersebut sehingga menjadi kalimat langsung. Hal ini dilakukan mengingat S dalam kalimat ini adalah seorang tokoh yang terkenal sehingga dengan kalimat langsung, apa yang dikatakan oleh tokoh tersebut terkesan lebih nyata dan langsung terbaca oleh pembaca. Demikianlah akhir dari kesimpulan yang bisa didapat dari penelitian ini. Penelitian mengenai struktur sintaktis judul berita dalam surat kabat online ini masih memerlukan pengembangan-pengembangan selanjutnya. Untuk itu, penelitian dalam bidang ini masih terbuka dan diharapkan akan ada penelitian-penelitian lanjutan. Daftar Referensi Abrar, A.N. (2005). Penulisan Berita (Edisi Kedua). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya. Barus, S.W. (1996). Jurnalistik, Petunjuk Praktis Menulis Berita. Jakarta: CV. Mini Jaya 11

12 Abadi. Builles, J.M. (1998). Manuel de Linguistique Descriptive. Le Point de Vue Fonctionnaliste. Paris: Nathan. Garagnon, A.M dan Frédéric, C. (2002). La Phrase Complexe, De l Analyse Logique a l Analyse Structurale. Paris: Hachette. Kurniawan, S.S. (2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor. Le Querler, N. (1994). Précis de Syntaxe Française. Caen: Presses Universitaires de Caen. Marouzeau, J. (1994). La Linguistique ou Science du Langage. Paris: Librairie Orientaliste Paul Geuthner. Martinet, A. (1979). Grammaire Fonctionnelle du Français. Paris: Didier (1980). Ilmu Bahasa: Pengantar. Terj. Rahayu, H. (1987). Terj. Eléments de Linguistique Générale Yogyakarta: Kanisius (1985). Syntaxe Générale. Paris: Armand Colin. 12

SILABUS GRAMMAIRE VI PR314

SILABUS GRAMMAIRE VI PR314 SILABUS GRAMMAIRE VI PR314 Drs. Kamaludin M, MA., M.Hum Drs. Soeprapto Rakhmat, M.Hum. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 DESKRIPSI

Lebih terperinci

SILABUS GRAMMAIRE V PR304. Drs. Kamaludin M, MA., M.Hum. Drs. Soeprapto Rakhmat, M.Hum.

SILABUS GRAMMAIRE V PR304. Drs. Kamaludin M, MA., M.Hum. Drs. Soeprapto Rakhmat, M.Hum. SILABUS GRAMMAIRE V PR304 Drs. Kamaludin M, MA., M.Hum. Drs. Soeprapto Rakhmat, M.Hum. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 DESKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagaimana tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah

Lebih terperinci

SILABUS SYNTAXE DU FRANCAIS PR. Drs. Kamaludin M, MA., M.Hum.

SILABUS SYNTAXE DU FRANCAIS PR. Drs. Kamaludin M, MA., M.Hum. SILABUS SYNTAXE DU FRANCAIS PR Drs. Kamaludin M, MA., M.Hum. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 DESKRIPSI MATA KULIAH SYNTAXE DU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

SILABUS GRAMMAIRE III PR204. Drs. Soeprapto Rakhmat, M.Hum. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum.

SILABUS GRAMMAIRE III PR204. Drs. Soeprapto Rakhmat, M.Hum. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. SILABUS GRAMMAIRE III PR204 Drs. Soeprapto Rakhmat, M.Hum. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan suatu kegiatan yang mempergunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BAHASA PERANCIS

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BAHASA PERANCIS KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BAHASA PERANCIS No Standar Guru (SKG) (IPK) 1 Profesional Meningkatkan kemampuan mendeskripsikan teks narasi dan hal yang dideskripsikan dalam teks 2 Meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar terlebih dahulu harus memahami kaidah-kaidah tata bahasa, seperti membuat kalimat yang

Lebih terperinci

PELESAPAN FUNGSI SINTAKTIK DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA THE ELLIPIS OF THE SYNTACTIC IN THE INDONESIAN LANGUANGE COMPOUND SENTENCE

PELESAPAN FUNGSI SINTAKTIK DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA THE ELLIPIS OF THE SYNTACTIC IN THE INDONESIAN LANGUANGE COMPOUND SENTENCE Pelesapan Fungsi. (Satya Dwi) 128 PELESAPAN FUNGSI SINTAKTIK DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA THE ELLIPIS OF THE SYNTACTIC IN THE INDONESIAN LANGUANGE COMPOUND SENTENCE Oleh: Satya Dwi Nur Rahmanto,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan komunikasi dapat menyampaikan pesan antar umat manusia. Salah satu alat komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bukan suatu khayalan yang tidak tampak (Language may be form and not

BAB I PENDAHULUAN. dan bukan suatu khayalan yang tidak tampak (Language may be form and not 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa secara umum adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi dengan suatu kelompok atau masyarakat dan harus dipahami oleh pemakainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PENELITIAN

RINGKASAN PENELITIAN RINGKASAN PENELITIAN KONSTRUKSI KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI GURU-GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN CIAMIS OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI Penelitian yang berjudul Konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Unsur-unsur kebahasaan seperti fonem, morfem, frasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat memahami hal-hal yang berkaitan dengan dunia kesehatan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat memahami hal-hal yang berkaitan dengan dunia kesehatan tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pengetahuan mengenai kesehatan mendukung kesadaran individu akan hidup sehat dan membantu mencegah berbagai penyakit. Sebagian besar masyarakat memahami hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI SENIN 01 DESEMBER 2008 Adi Cahyono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS Kode/Nama Rumpun Ilmu** :741/ Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, 654 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, uji lapangan, dan temuan-temuan penelitian, ada beberapa hal yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting oleh masyarakat. Surat kabar dikatakan sebagai sebuah simbol bagi peradaban masyarakat

Lebih terperinci

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE 4.1 Pengantar Bagian ini akan membicarakan analisis unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk ke dalam campur kode dan membahas hasilnya. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis. Bahasa pada dasarnya adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia

BAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penerjemahan bahasa sumber terhadap bahasa sasaran bukanlah merupakan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Seorang penerjemah dikatakan berhasil menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motivasi penelitian dan alasan pentingnya topik yang diteliti. Penulis juga

BAB I PENDAHULUAN. motivasi penelitian dan alasan pentingnya topik yang diteliti. Penulis juga 1 BAB I PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan memaparkan latar belakang yang menjadi motivasi penelitian dan alasan pentingnya topik yang diteliti. Penulis juga menjelaskan batasan-batasan dan rumusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN Gilang Puspasari Fathiaty Murtadlo Asep Supriyana Abstrak. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat. Dalam kegiatan bermasyarakat komunikasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat. Dalam kegiatan bermasyarakat komunikasi menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sebagai sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer bahasa digunakan dalam berinteraksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. karena sebagai pihak yang menderita tindakan. Namun, tidak semua bentuk pasif

BAB IV KESIMPULAN. karena sebagai pihak yang menderita tindakan. Namun, tidak semua bentuk pasif BAB IV KESIMPULAN Analisis pada skripsi ini memperlihatkan kontras antara penggunaan bentuk pasif dalam bp dan bi. Pada bentuk pasif, terdapat inferioritas pada pasiennya karena sebagai pihak yang menderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS  SKRIPSI RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Tinjauan pustaka memaparkan lebih lanjut tentang penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu, dipaparkan konsep

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidak menggunakan prosedur analisis statistik (Moleong, 2006 : 6).

BAB III METODE PENELITIAN. tidak menggunakan prosedur analisis statistik (Moleong, 2006 : 6). BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa pada masa kini telah menjadi salah satu komponen terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Melalui media massa, masyarakat dapat mengetahui segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN. karena novel merupakan suatu upaya komunikasi kebahasaan karena teks novel

BAB III KESIMPULAN. karena novel merupakan suatu upaya komunikasi kebahasaan karena teks novel BAB III KESIMPULAN Skripsi ini membandingkan antara penataan informasi pada bahasa Prancis sebagai BSu dan bahasa Indonesia sebagai BSa yag bersumber dari dua novel berbahasa Prancis dan terjemahannya.

Lebih terperinci

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA HUMANIORA Suhandano VOLUME 14 No. 1 Februari 2002 Halaman 70-76 KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA Suhandano* 1. Pengantar ahasa terdiri dari dua unsur utama, yaitu bentuk dan arti. Kedua unsur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Seperti telah diungkapkan, penelitian ini meliputi dua bidang, yakni linguistik dan jurnalistik. Dalam bidang linguistik, penelitian dibatasi dari segi sintaksis, yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mendukung proses suatu interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mendukung proses suatu interaksi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mendukung proses suatu interaksi dalam kehidupan manusia, baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penyampaiannya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM

PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM 11080250 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai bahasa pasti tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat, melainkan

Lebih terperinci

Fenomena Kalimat Transformasi Tunggal Bahasa Angkola (Kajian Teori Pendeskripsian Sintaksis) Husniah Ramadhani Pulungan 1 Sumarlam 2

Fenomena Kalimat Transformasi Tunggal Bahasa Angkola (Kajian Teori Pendeskripsian Sintaksis) Husniah Ramadhani Pulungan 1 Sumarlam 2 Fenomena Kalimat Transformasi Tunggal Bahasa Angkola (Kajian Teori Pendeskripsian Sintaksis) Husniah Ramadhani Pulungan 1 Sumarlam 2 1 Mahasiswa Program Doktor Ilmu Linguistik Pascasarjana UNS 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bahasa berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan pers ini mengundang suatu lembaga maupun perorangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan pers ini mengundang suatu lembaga maupun perorangan untuk BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sejak menapaki awal reformasi beragam surat kabar banyak bermunculan, bernotabene demi mewujudkan kebebasan pers di Indonesia. Kebebasan pers ini mengundang suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk mengungkapkan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu pesan dari seseorang ke orang lain. Berbahasa yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu pesan dari seseorang ke orang lain. Berbahasa yang baik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dari seseorang ke orang lain. Berbahasa yang baik dan benar ialah berbahasa sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Bloom dan Lahey struktur bahasa adalah suatu sistem dimana unsur-unsur bahasa diatur dan dihubungkan satu dengan yang lain. Dalam menghubungkan unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media atau sarana untuk menyampaikan ide, gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media atau sarana untuk menyampaikan ide, gagasan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media atau sarana untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran, perasaaan, pengalaman, pendapat ataupun informasi antar sesama manusia. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya tidak akan terlepas dari interaksinya

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesistematisan dari jalan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis. Menurut Chaer dan

BAB I PENDAHULUAN. kesistematisan dari jalan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis. Menurut Chaer dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Ragam bahasa menurut sarananya dibatasi atas ragam lisan dan tulisan. Karena bahasa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermakna dua seperti kata Rich dalam kalimat the rich women and man. satu dalam sebuah kata, gabungan kata atau kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. yang bermakna dua seperti kata Rich dalam kalimat the rich women and man. satu dalam sebuah kata, gabungan kata atau kalimat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ambiguitas struktur pada frasa atau kalimat seringkali menimbulkan keraguan, atau ketidakjelasan bagi si pembaca. Ambiguitas berarti sifat atau hal yang bermakna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Untuk menjalin hubungan dan kerja sama antar oarang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran ilmu bahasa atau linguistik. Cakupan linguistik itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran ilmu bahasa atau linguistik. Cakupan linguistik itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mengenai tata bahasa atau struktur bahasa sangat penting dalam pembelajaran ilmu bahasa atau linguistik. Cakupan linguistik itu sendiri dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berakhirnya pemerintahan orde baru, industri pers di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fungsi bahasa pada umumnya adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fungsi bahasa pada umumnya adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi bahasa pada umumnya adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi karena melalui bahasa manusia dapat memenuhi hasratnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu surat kabar yang beredar di masyarakat adalah Satelit Post. Surat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu surat kabar yang beredar di masyarakat adalah Satelit Post. Surat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari bahasa karena bahasa mempunyai fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi. Bahasa dimanfaatkan untuk berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial, dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. Manusia tidak bisa hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah biografi mengangkat kisah perjalanan hidup seseorang yang. benar-benar ada dan dianggap dapat membawa hikmah bagi para

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah biografi mengangkat kisah perjalanan hidup seseorang yang. benar-benar ada dan dianggap dapat membawa hikmah bagi para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah biografi mengangkat kisah perjalanan hidup seseorang yang benar-benar ada dan dianggap dapat membawa hikmah bagi para pembacanya, baik yang mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM 10080234 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari media massa dapat memberikan aneka sajian yang dapat dinikmati para pembaca setianya. Dalam satu edisi para pembaca mendapatkan berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimat yang efektif itu bervariasi. Di dalam sebuah alinea kalimat yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat meriangkan pembaca, bukan saja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian tentunya seorang peneliti membutuhkan metode untuk mengumpulkan data, menyusun, serta menganalisis data, sehingga diperoleh hasil

Lebih terperinci