PRODUKSI BENIH KEDELAI DI LAHAN KERING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUKSI BENIH KEDELAI DI LAHAN KERING"

Transkripsi

1

2 i SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering ISBN: STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PRODUKSI BENIH KEDELAI DI LAHAN KERING CHRIS SUGIHONO YAYAT HIDAYAT YOPI SALEH BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) MALUKU UTARA 2013

3 ii SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering PRAKATA Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam peningkatan gizi masyarakat. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk. Permasalahannya adalah permintaan kedelai tidak bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri, hampir 70% harus di impor dari negara produsen kedelai dunia seperti Amerika, Brazil, Argentina maupun China. Untuk meningkatkan produksi kedelai maka langkah yang utama adalah perluasan areal yang salah satunya adalah di lahan kering. Salah satu keberhasilan pengembangan kedelai dilahan kering ditentukan oleh ketersediaan benih bermutu dari varietas unggul yang cocok. Standard Operating Procedure (SOP) produksi benih kedelai merupakan prosedur dalam menghasilkan benih yang bermutu tinggi. SOP ini merujuk pada publikasi ilmiah yang dihasilkan dari Balitkabi maupun perguruan tinggi kemudian disusun secara partisipatif bersama petani dan penyuluh pertanian di lahan kering Kecamatan Malifut, Kab. Halmahera Utara pada kegiatan kerjasama penelitian litbang pertanian dengan IPB (KKP3T). Diharapkan dengan adanya SOP tentang produksi benih kedelai, bisa menjadi acuan bagi penangkar benih maupun petugas teknis lainnya dalam memproduksi benih kedelai. Penyusunan SOP ini merupakan salah satu kontribusi BPTP Maluku Utara dan IPB untuk pengembangan kedelai di Maluku Utara, oleh karena itu jika ada hal-hal yang kiranya perlu dikoreksi, maka saran dan sumbangan pemikiran akan sangat kami harapkan. Demikian semoga buku ini bermanfaat untuk pengembangan kedelai. Sofifi, Februari 2013 Kepala balai, Dr. Ir. Ismail Wahab, MSi

4 iii SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering DAFTAR ISI I. Pendahuluan II. Target III. Agroekologi Kedelai IV. Pemilihan Varietas Kedelai V. Identifikasi Sejarah Lahan VI. Isolasi Tanaman VII. Benih Sumber VIII. Persiapan Lahan Dan Pengolahan Tanah IX. Perlakuan Benih (Seed Treatment) Dan Penanaman X. Pemupukan XI. Pengairan Dan Penyiangan XII. Roguing (Seleksi) XIII. Pengendalian Hama Penyakit Kedelai XIV. Panen XV. Pascapanen Benih Kedelai XVI. Standar Mutu Benih Kedelai Bersertifikat DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

5 I. PENDAHULUAN Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan strategis di Indonesia setelah kedelai dan jagung. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman dan murah. Kebutuhan kedelai terus meningkat tetapi produksinya belum mencukupi, hanya sekitar 43% dari total kebutuhan kedelai dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri sehingga dilakukan impor (Badan Litbang Pertanian, 2007). Produksi kedelai nasional tahun 2010 mencapai ton dengan luas panen ha dan produktivitas 1,346 ton/ha. Produksi kedelai ini mengalami penurunan dibanding tahun 2009 sebesar 7,13% yang disebabkan adanya penurunan luas panen sebesar 6,99% dan produktivitas menurun sebesar 0,15%. (BPS, 2011). Senjang produktivitas kedelai di tingkat petani dengan potensi genetik tanaman kedelai masih cukup tinggi (>2 t/ha) disebabkan sebagian besar petani belum menggunakan benih bermutu dari varietas unggul dan teknik pengelolaan tanaman masih belum optimal (Adisarwanto, 2005). Arah pengembangan kedelai ke depan adalah pencapaian swasembada pada tahun 2014 dengan target produksi sebesar 2,7 juta ton, luas areal tanam 1,8 juta ha dan produktivitas sebesar 1,48 t/ha (Kementan, 2009). Jika dibandingkan dengan target produksi per tahunnya, maka produksi kedelai tahun 2010 hanya memenuhi 69,62%. Untuk mencapai target-target tersebut diperlukan upaya-upaya intensif melalui perluasan areal dan peningkatan produktivitas. Program peningkatan produktivitas diprioritaskan di wilayah-wilayah sentra produksi yang produktivitasnya masih tergolong rendah, di mana tingkat penerapan teknologi oleh petani masih kurang. Sedangkan program perluasan areal panen untuk wilayah-wilayah yang memiliki potensi sumberdaya lahan yang cukup luas dan memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi. Menurut Simatupang dkk, (2005), Prioritas agroekosistem sasaran SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 1

6 pengembangan kedelai perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu kendala produksi yang minimal (tanah dan iklim sesuai-cukup sesuai), peluang keberhasilan yang cukup tinggi, prasarana pendukung cukup baik, dan ketersediaan SDM (petani) yang terampil Selama ini pertanaman kedelai banyak dilakukan di lahan sawah. Pengembangan dan perluasan areal tanam kedelai harus diarahkan ke lahan kering karena banyaknya konversi lahan sawah dan persaingan komoditas selain kedelai seperti kedelai, jagung, sayuran dalam pertanaman di lahan sawah (Abdurachman dkk., 2008). Salah sayu wilayah yang memiliki potensi sumberdaya lahan kering yang potensial adalah di pulau Halmahera, Maluku Utara. Pada tahun 2009, produksi kedelai di Maluku Utara mencapai ton dengan tingkat produktivitas yang rendah yaitu 1,2 t/ha dan masih dibawah produktivitas kedelai nasional (BPS Maluku Utara, 2010). Dengan potensi sumberdaya lahan kering untuk tanaman pangan yang mencapai ha dan potensi pasar yang cukup besar yaitu pada tahun 2007 harus mengimpor sebesar ton kedelai dari luar daerah (BPTP Malut, 2008) sehingga cukup prospek untuk pengembangan kedelai dengan target sasaran memenuhi pangsa pasar lokal. Usaha perbenihan kedelai di Maluku Utara masih relatif tertinggal dibanding kedelai dan jagung. Petani lebih banyak memakai benih asalan atau turunan dari pertanaman sebelumnya. Pemakaian benih unggul bersertifikat pada tanaman kedelai di Maluku Utara kurang dari 10%. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan (pasokan) benih bermutu dari varietas unggul di lapangan masih kurang dalam hal jumlah (kuantitas), maupun kesesuaian varietasnya. Tulisan ini akan diuraikan tentang standar operating procedure (SOP) produksi benih kedelai di lahan kering dengan harapan bisa digunakan penangkar benih untuk memproduksi benih kedelai yang tepat mutunya. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 2

7 II. TARGET Dalam memproduksi benih kedelai, diharapkan benih yang dihasilkan dapat mencapai potensi produktivitas. Berikut ini adalah target memproduksi benih kedelai di lahan kering: a. Produksi benih kedelai per hektar: min 1 t/ha b. Daya berkecambah : min 80% c. Kadar air : maks 13% d. Kemurnian: min 97% e. Produktifitas benih kedelai yang dihasilkan: min 1,5 t/ha III. AGROEKOLOGI KEDELAI 3.1. Definisi Agroekologi kedelai. Adalah lingkungan tumbuh yang sesuai untuk tanaman kedelai berproduksi secara optimum yang mencakup biofisik lahan maupun iklim Tujuan - Menentukan agroekologi untuk kedelai sesuai dengan kelas S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (agak sesuai), dan N (kurang sesuai) Alat dan Bahan - Alat yang digunakan adalah perangkat stasiun iklim, dan perangkat uji tanah kering (PUTK). - Bahan yang diperlukan adalah data iklim (suhu dan curah hujan), data biofisik lahan (tekstur tanah, drainase, kedalam lapisan olah, bahan organik tanah, ph tanah, N tanah, P tersedia, K tersedia, kejenuhan Al, topografi, naungan, dan elevasi). SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 3

8 3.4. Fungsi - Perangkat stasiun iklim digunakan untuk mengetahui curah hujan dan suhu udara di lokasi produksi benih. - Perangkat uji tanah kering (PUTK) digunakan untuk uji cepat (quick assessment) kandungan N, P, K, dan ph tanah Prosedur pelaksanaan - Ambil sampel tanah secara acak pada kedalaman lapisan olah (0-20 cm), kemudian ukur dengan PUTK. - Pengukur curah hujan yang digunakan bisa berupa ombrometer maupun AWS (automatic weather station) Kesesuaian agroekologi tanaman kedelai Peubah Sangat Sesuai Agak sesuai Kurang sesuai (S1) (S2) (S3) sesuai (N) Suhu rata-rata ( 0 C) >38 Curah hujan (mm/thn) , >3500, <700 Curah hujan selama tanam kedelai (mm/3 bln) , , <200 >700 Ketersediaan irigasi pada musim kemarau 5-6 kali 4 kali 2-3 kali 1 kali Tekstur tanah Lempung. lempung liat berdebu Lempung berpasir, Liat berpasir Pasir berlempung Pasir, liat padat Drainase tanah Baik Sedang Agak lambat Sangat cepat, Sangat lambat Kedalaman lapisan olah (cm) > <15 Bahan organik tanah Tinggisedang Sedang Agak rendah Rendah Kemasaman tanah (ph) 5,8 6,9 5 5,8 4,5-5 <4,5 >7,0 SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 4

9 N tanah Peubah Sesuai Agak sesuai Kurang (S2) (S3) sesuai (N) Sedang Rendah Rendah P tersedia Tinggi Sedang Rendah Rendah K tersedia Sangat sesuai (S1) Tinggisedang Tinggisedang Sedang Rendah Rendah Ca, Mg Tinggi Sedang Rendah Rendah Kejenuhan Al (%) < >15 Topografi Datar <10% 10-20% >20% Naungan Tanpa <10 % 10-20% >20% Elevasi (m dpl) >1500 IV. PEMILIHAN VARIETAS KEDELAI 4.1. Definisi - Varietas kedelai adalah bagian dari suatu jenis tanaman kedelai yang ditandai oleh warna bulu tanaman, tipe pertumbuhan, bentuk daun, warna bunga, warna hilum, ukuran biji, dan sifatsifat lain yang dapat dibedakan diantara sesama tanaman kedelai. - Pemuliaan tanaman kedelai adalah rangkaian kegiatan untuk mempertahankan kemurnian jenis dan/atau varietas kedelai yang sudah ada atau menghasilkan jenis dan/atau varietas kedelai baru yang lebih baik. - Pelepasan varietas kedelai adalah prosedur baku agar varietas tertentu bisa diproduksi dan diperdagangkan Tujuan - Mengidentifikasi varietas kedelai yang terbaru. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 5

10 - Mengetahui karakteristik dan keunggulan varietas kedelai yang sudah dilepas Bahan Yang Digunakan - Contoh-contoh varietas kedelai. - Deskripsi varietas kedelai yang diterbitkan Balitkabi Malang Prosedur Pelaksanaan - Tentukan agroekosistem calon lokasi produksi benih. - Tentukan permintaan pengguna misalnya ukuran biji (sedangbesar), umur (genjah-sedang), dan kegunaan (bahan baku tahu, tempe, kecap, susu kedelai atau taoge). SHR/W60 Panderman Grobogan Kaba Gepak Ijo Tanggamu Gambar 1a. Deskripsi varietas kedelai yang sudah dilepas Balitkabi dari tahun SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 6

11 Burangrang Anjasmoro Bromo Sinabung Gepak Kuning Argomulyo Gambar 1b. Deskripsi varietas kedelai yang sudah dilepas Balitkabi dari tahun SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 7

12 Sumber: 1 Balitkabi (2010), 2 Antarlina et al. (2002) 4.5. Karakter varietas kedelai yang dilepas Balitkabi Malang SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 8

13 V. IDENTIFIKASI SEJARAH LAHAN 5.1. Definisi - Sejarah lahan adalah mengidentifikasi bekas tanaman pada calon lokasi produksi benih Tujuan - Mengetahui sejarah lahan. - mengetahui bekas pertanaman sebelumnya Alat dan Bahan - blanko isian sejarah lahan Prosedur Pelaksanaan a. Identifikasi pertanaman sebelumnya (digunakan untuk tanaman apa). b. Jika bekas tanaman lain atau bera, maka langsung dilanjutkan pengolahan tanah. c. Jika lahan bekas tanaman kedelai varietas yang sama maka bisa langsung dilakukan pengolahan tanah. d. Jika bekas kedelai varietas lain maka lahan harus diberakan terlebih dahulu selama 3 bulan. VI. ISOLASI TANAMAN 6.1. Definisi - Isolasi tanaman merupakan usaha untuk melindungi tanaman kedelai dari penyerbukan yang tidak dikehendaki oleh tanaman/varietas lain. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 9

14 - Isolasi jarak adalah teknik isolasi dengan memisahkan tanaman kedelai pada blok yang berbeda dengan jarak 15 m untuk menghindari kontaminasi. - Isolasi waktu adalah teknik isolasi dengan memberikan selang waktu tanam yang berbeda minimal 15 hari antar dua varietas kedelai yang berbeda dengan areal yang berdampingan sehingga fase pembungaannya juga berbeda (dengan catatan harus diperhatikan waktu pembungaan) Tujuan - Menghindari kontaminasi/penyerbukan oleh varietas lain yang tidak dikehendaki sehingga mengurangi kemurnian genetik Alat dan Bahan - Meteran, deskripsi tanaman, tanaman barier Fungsi - Meteran digunakan jika menggunakan isolasi jarak. - Deskripsi varietas digunakan untuk mengidentifikasi periode pembungaan pada tanaman (jika menggunakan isolasi waktu). - Tanaman barier seperti jagung, sorgum sebagai penghalang antara 2 varietas kedelai Prosedur Pelaksanaan Isolasi Jarak a. Tanaman kedelai hampir sepenuhnya merupakan penyerbukan sendiri sehingga peluang terjadinya penyerbukan silang kurang dari 1%. b. Meskipun demikian sesuai prosedur sertifikasi, dibuat blok untuk produksi benih kedelai yang jaraknya minimal 8 m dari pertanaman kedelai lainnya. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 10

15 Isolasi Waktu a. Tentukan periode pembungaan dari masing-masing varietas yang akan ditanam. b. Atur waktu tanam sehingga perbedaan waktu berbunga antara tanaman pada areal produksi benih dengan varietas lainnya minimal 15 hari Isolasi dengan penghalang (barier) a. Buat desain blok untuk pertanaman tanaman penghalang. b. Tanaman penghalang sekitar petak produksi benih kedelai, paling sedikit harus mempunyai lebar 3-4 m, bergantung kepada tipe tanaman. c. Sesbania rostrata atau tanaman jagung, sorgum atau millet yang tinggi dan sehat merupakan barrier yang dapat mencegah kontaminasi dengan baik. VII. BENIH SUMBER 7.1. Definisi - Benih kedelai adalah bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman kedelai. Saat ini kedelai lebih banyak diperbanyak menggunakan biji. - Benih sumber adalah benih yang digunakan untuk memproduksi benih kedelai yang berasal dari kelas yang lebih tinggi Tujuan - Menentukan kebutuhan benih kedelai per hektar. - Menentukan kelas benih yang digunakan Prosedur Pelaksanaan a. Tentukan target kelas benih yang akan diproduksi. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 11

16 b. Untuk memproduksi benih sebar (ES), maka benih yang digunakan harus berasal dari kelas benih pokok (SS), benih dasar (FS), atau benih penjenis (BS). c. Untuk memproduksi benih pokok (SS) maka benih yang digunakan harus berasal dari kelas benih dasar (FS) atau benih penjenis (BS). d. Sedangkan untuk memproduksi benih dasar (FS) maka harus menggunakan kelas benih penjenis (BS). e. Kebutuhan benih kedelai per hektar rata-rata sebanyak kg (tergantung ukuran biji). Jika kedelai berbiji besar maka kebutuhan benihnya juga lebih tinggi dibandingkan kedelai yang berbiji kecil. Breeder Seed (BS) Foundation Seed (FS) Stock Seed (SS) Extention Seed (ES) Gambar 2. Pengkelasan benih kedelai SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 12

17 VIII. PERSIAPAN LAHAN DAN PENGOLAHAN TANAH 8.1. Definisi - Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam serta untuk mematikan gulma. - Penyemprotan pra tumbuh: upaya mengendalikan gulma yang biasanya terdapat di lahan kering dengan herbisida Tujuan - Memanipulasi sifat fisik tanah sehingga cocok untuk pertanaman kedelai Alat dan Bahan - Traktor, bajak singkal, bajak piringan, bahan bakar, herbisida Fungsi - Traktor digunakan sebagai tenaga penggerak. - Bajak singkal digunakan untuk memotong dan membalik tanah. - Bajak piringan digunakan untuk membuat larikan. - Bahan bakar solar digunakan untuk sebagai input energi untuk menggerakkan traktor. - Herbisida digunakan untuk menekan pertumbuhan gulma yang ada Prosedur Pelaksanaan a. Pengolahan tanah hendaknya dengan menggunakan traktor yang dilengkapi bajak singkal. b. Sebelum pengolahan tanah, sebaiknya lahan disemprot dengan herbisida Basmilang / polaris / gramoxone / gempur / paraquat / Roundup dengan dosis 2 liter/ha, atau dosisnya disesuaikan dengan jenis herbisida dan gulma yang ada. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 13

18 c. Penyemprotan herbisida dilakukan diawal, karena setelah tanaman kedelai tumbuh maka tidak diperkenankan disemprot kecuali menggunakan varietas transgenik yang memiliki sifat herbicide tolerant. d. Kemudian selang 3-4 hari, tanah dibajak larikan sesuai dengan ukuran jarak tanam. e. Pembuatan drainase dibutuhkan jika ditanam pada musim hujan dengan lebar drainase 4-5 m. IX. PERLAKUAN BENIH (Seed Treatment) DAN PENANAMAN 9.1. Definisi - Perlakuan benih adalah mencampur benih kedelai dengan inokulan mikroba sebelum benih ditanam yang bertujuan untuk meningkatkan vigor benih dan keserempakan tumbuh. - Penanaman merupakan menanam benih dengan jarak tanam yang teratur. - Jarak tanam adalah jarak antar barisan dan jarak tanaman dalam barisan yang akan menentukan populasi tanaman Tujuan - Memberikan pertumbuhan yang seragam. - Memberikan kesegaran tanaman yang optimum sehingga diperoleh hasil yang maksimum. - Mempermudah penyiangan, pemupukan, pengendalian hama, dan roguing Alat dan Bahan - Inokulan mikroba (Bradyrhizobium sp, bacillus sp, Pseudomonas sp, bakteri endofitik/ochrobactrum pseudogrignonense). SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 14

19 - Tali ajir Fungsi - Inokulan mikroba sebagai bahan seed treatment. - Ajir digunakan untuk mengukur jarak antar barisan dan jarak dalam barisan. - Tugal digunakan untuk membuat lubang tanam Prosedur Pelaksanaan a. Perlakuan benih dilakukan sebelum tanam. b. Benih kedelai sebanyak masing-masing 8kg terlebih dahulu dilembabkan dengan air kemudian dicampur secara merata dengan inokulan mikroba sebanyak 50 g. c. Kemudian benih langsung ditanam dan diusahakan terhindar dari sinar matahari langsung. d. Untuk menghindari serangan lalat kacang (Ophimia phaseoli), maka pada lubang tanam dapat ditambahkan insektisida karbosulfan atau thiodicarp. e. Jarak antar Jarak tanam yang digunakan untuk produksi benih kedelai adalah 30x15 cm atau 30x20 cm. f. Jumlah benih yang ditanam sebanyak 2 benih/lubang. X. PEMUPUKAN Definisi - Pemupukan merupakan usaha untuk memberikan unsur hara makro (N, P, dan K) yang dibutuhkan oleh tanaman kedelai untuk tumbuh normal dan berproduksi optimal Tujuan - Memberikan unsur hara makro yang dibutuhkan kedelai. - Memelihara kesuburan tanah. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 15

20 10.3. Alat dan Bahan - Ember, pupuk urea, pupuk KCl, dan TSP, NPK, pupuk organik, Dolomit Fungsi - Ember digunakan sebagai wadah pupuk. - Pupuk urea digunakan untuk mensuplai kebutuhan unsur Nitrogen. - Pupuk KCl digunakan untuk memasok kebutuhan unsur Kalium. - Pupuk SP 18 digunakan untuk memasok kebutuhan unsur Phospor. - Pupuk NPK digunakan untuk mensubstitusi jika ketiga pupuk tunggal tidak tersedia dilapangan. - Pupuk organik digunakan untuk memperbaiki sifat fisik tanah. - Dolomit digunakan jika lahan kering yang digunakan memiliki ph rendah Prosedur Pelaksanaan a. Jika menggunakan pupuk tunggal, maka dosis pupuk yang digunakan adalah 50 kg urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCl dengan waktu pemberian pada saat tanam. Jika pupuk majemuk dengan dosis 150 kg NPK. b. Pupuk kandang diberikan dengan dosis 1,5 ton/ha. c. Pemupukan dilakukan pada barisan tanaman. d. Jika lahan masam dengan ph antara 4,8 5 maka dosis dolomit/kapur yang digunakan 1-1,5 ton/ha. e. Dolomit disebar rata bersamaan dengan pengolahan tanah kedua atau paling lambat 2-7 hari sebelum tanam. f. Jika diaplikasikan dengan cara disebar sepanjang alur baris tanaman, maka takaran dolomit dapat dikurangi menjadi 1/3 takaran semula. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 16

21 XI. PENGAIRAN DAN PENYIANGAN Definisi - Pengairan adalah menyediakan air bagi tanaman sesuai dengan stadia pertumbuhan. Kebutuhan air bagi tanaman kedelai berbeda-beda setiap fase. - Penyiangan adalah membersihkan gulma yang tumbuh diantara pertanaman kedelai Tujuan - Menyediakan air sesuai stadia pertumbuhan kedelai. - Memberikan pertanaman kedelai yang tumbuh optimum. - Mengurangi persaingan dengan gulma dalam penyerapan unsur hara Alat dan Bahan - Alat yang digunakan adalah cangkul dan pompa air Fungsi - Cangkul digunakan untuk membersihkan gulma. - Pompa air digunakan untuk pengairan Prosedur Pelaksanaan Pengairan - Identifikasi curah hujan dan kelembaban tanah saat pertanaman. - Jika kelembaban tanah berkurang maka dapat dilakukan pengairan pada stadia vegetatif, masa pembungaan, masa pembentukan polong, dan masa pengisian benih Penyiangan - Kedelai sangat peka terhadap kompetisi gulma sehingga disarankan untuk memilih lokasi produksi yang bersih dari gulma. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 17

22 - Jika lahan tersebut tidak tersedia maka penyiangan perlu dilakukan minimal 2x yaitu pada awal pertumbuhan terutama saat umur tanaman 15 hari setelah tanam (HST) dan 45 hari setelah tanam (HST). XII. ROGUING (SELEKSI) Definisi - Roguing adalah membuang tanaman kedelai yang tidak di inginkan pada petak produksi. - Tanaman yang tidak diinginkan adalah tanaman selain varietas yang diproduksi yang mungkin bisa berupa type simpang maupun tanaman volunteer (tanaman lain yang tumbuh) Tujuan - Membuang tanaman off type (tipe simpang), Campuran Varietas Lain (CVL), dan volunteer. - Mencegah terjadinya penyerbukan silang antara off type dengan varietas yang diproduksi. - Mengusahakan kemurnian varietas yang tinggi Alat dan Bahan - Pelaksanaan roguing cukup menggunakan tangan dan mata sebagai alat utama untuk membedakan tanaman sebenarnya dengan type simpang. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 18

23 12.4. Prosedur Pelaksanaan No Jenis seleksi Waktu Prosedur I II Seleksi fase vegetatif Seleksi fase generatif 7-15 HST - Membuang tanaman yang berbeda warna hipokotilnya (pangkal batang) - Warna hipokotil tanaman kedelai biasanya hanya ada 2 yaitu hijau dan ungu a Seleksi warna bunga Antara 4-10 hari (tergantung varietas) - Membuang tanaman yang berbeda warna bunganya - Warna bunga pada tanaman kedelai ada 3 yaitu putih, ungu muda, dan ungu tua b Seleksi warna bulu Antara 1-3 hari menjelang warna bulu sudah jelas (biasanya menjelang panen) - Membuang tanaman yang berbeda warna dan tipe bulunya. Tipe bulu pada kedelai: berbulu dan tidak berbulu, kelebatan bulu (jarang, agak jarang, normal, lebat), warna bulu (putih, abu-abu, coklat, agak coklat), tipe bulu (tegak, agak tegak, miring, keriting, dan rebah kebelakang) c Seleksi bentuk daun Selama pertumbuhan tanaman - Membuang tanaman yang berbeda warna dan bentuk daunnya - Bentuk daun kedelai: runcing, agak runcing, bulat d Seleksi tipe tanaman Selama pertumbuhan tanaman diutamakan menjelang masak fisiologis 90% - Membuang tanaman yang berbeda tipenya - Tipe tanaman kedelai: determinate, indeterminate, semi determinate - Tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga - Tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga - Tipe semi determinate memiliki ciri yang mirip dengan kedua tipe tersebut e Seleksi warna polong Menjelang panen - Membuang tanaman yang berbeda warna polong matangnya - Warna polong matang kedelai: kuning jerami, coklat, hitam SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 19

24 No Jenis seleksi Waktu Prosedur f Seleksi biji Saat sortasi biji - Membuang biji-biji yang menyimpang (berbeda) - Warna biji kedelai: kuning muda (agak keputihputihan), kuning, hijau, kuning tua. - Warna hilum: kuning, kuning tua, coklat, hijau, abu-abu, hitam kekuning-kuningan, hitam - Permukaan biji: licin terang, terang, buram, kusam sekali XIII. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT KEDELAI Definisi - Pengendalian hama penyakit adalah Tindakan yang dilaksanakan untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh OPT (hama, patogen, dan gulma) dengan cara memadukan satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan. - Pengendalian kultur teknis adalah suatu usaha memanipulasi agroekosistem untuk membuat lingkungan pertanaman menjadi kurang sesuai bagi kehidupan dan perkembang-biakan hama, serta menyediakan habitat bagi organisme menguntungkan. - Pengendalian hayati adalah penggunaan musuh alami (parasitoid, predator, dan patogen serangga) untuk mempertahankan populasi hama di bawah tingkat yang merugikan tanaman. - Pengendalian mekanis dan fisik merupakan teknik pengendalian yang bertujuan mengurangi populasi hama dengan cara mengganggu fisiologi serangga atau mengubah lingkungan menjadi kurang sesuai bagi hama. - Insektisida kimia merupakan pilihan terakhir dalam usaha mengendalikan hama dan harus digunakan sesuai kebutuhan agar tidak berdampak negatif. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 20

25 13.2. Tujuan - Mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) untuk menghindari tingkat kerugian ekonomi (TKE) berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk kedelai Alat dan Bahan - Musuh alami, insektisida, pestisida nabati, ember, sprayer, alat/sarana pelindung, sedangkan bahan yang digunakan adalah air Fungsi - Musuh alami untuk mengganggu populasi hama yang ada dan akan bekerja dengan baik jika ekosistemnya tidak terganggu. - Pestisida digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit yang tidak bisa ditangani dengan musuh alami atau pencegahan. - Ember digunakan untuk mencampur pestisida dengan air. - Sprayer digunakan sebagai alat semprot untuk menanggulangi hama penyakit. - Alat / sarana pelindung terdiri dari sepatu boot, masker, sarung tangan, baju lengan panjang, dan topi digunakan untuk menjaga keamanan petugas penyemprot Prosedur Pelaksanaan Hama Kedelai Utama Ambang Ekonomi Strategi Pengendalian Waktu Aplikasi Lalat bibit: - Ophiomyia phaseoli, - Melanagromyz a sojae, - M. dolichostigma 1 imago per 5 m baris atau 1 imago per 50 rumpun a. Kultur teknis: pergiliran tanaman, tanam serempak dengan selisih waktu <10 hari, menutup lubang dengan tugal, seed treatment dengan insektisida b. Pengendalian mekanis: Cabut tanaman terserang c. Insektisida: Karbosulfan (5g/kg benih) atau Marshal Pra tanam pada saat perlakuan benih atau saat tanam SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 21

26 Hama Kedelai Utama Ambang Ekonomi Strategi Pengendalian Waktu Aplikasi (20 g/kg benih), Populasi mencapai ambang kendali pada umur 7 10 hari disemprot insektisida untuk lalat bibit. Populasi lalat kacang mencapai ambang kendali pada umur hari disemprot insektisida Pengisap daun: - Bemisia sp (kutu kebul) - Thrips - Aphis sp - Populasi Aphis, Bemisia dan Thrip cukup tinggi a. Kultur teknis: tanam serempak selisih waktu <10 hari, b. Pengendalian mekanis: pemantauan rutin c. Insektisida: Penyemprotan insektisida seperti Decis, thiodan dengan dosis 0,5-1 liter/ha populasi 5 ekor/rumpun pada 7-35 hst Pemakan daun: - Chrysodeixis chalcites, - Lamprosema indicata, - Spodoptera litura - Pada fase vegetatif, 10 ekor instar 3 per 10 rumpun - Pada fase pembungaan 13 ekor instar-3 per 10 rumpun tanaman - Pada fase pembentukan polong: 13 ekor instar-3 per 10 rumpun tanaman - Pada fase pengisian polong 26 ekor instar 3 per 10 tanaman a. Kultur teknis: tanam serempak selisih waktu <10 hari, b. Pengendalian mekanis: pemantauan rutin dan pemusnahan ulat&telur c. Pengendalian hayati: ulat grayak dengan feromonoid seks 6 perangkap/ha d. Pestisida nabati: penyemprotan NPV (dari 25 ulat sakit dilarutkan dalam 500 liter air/ha) e. Insektisida: Penyemprotan insektisida seperti Decis, atabron dengan dosis 0,5-1 liter/ha Saat terdapat 2-4 ulat daun pada 12 rumpun yang berdekatan, atau pada saat daun memutih (transparan) dan terdapat larva Pengisap polong: - Kepik coklat, Riptortus linearis (F.) (Heteroptera: Alydidae) - Intensitas kerusakan daun mencapai lebih dari 2 % - 1 pasang imago per 20 rumpun a. Kultur teknis: pergiliran tanaman, penanaman tanaman perangkap yakni kacang hijau varietas Merak&Sesbania rostrata b. Pengendalian hayati: parasitoid telur Gyron Pada umur tanaman hst SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 22

27 Hama Kedelai Utama - Nezara viridula - Piezodorus sp. Ambang Ekonomi Strategi Pengendalian Waktu Aplikasi nigricome, predator telur Dolichoderus, jamur patogen serangga seperti Beauveria bassiana c. Pengendalian mekanis: menjumputi kelompok telur serta menangkap nimfa dan imago, pemantauan pada umur hst d. Insektisida: deltametrin dan klorpirifos, Azodrin atau dimilin dengan dosis 0,5-1 liter/ha Pemakan polong: - Helicoverpa armigera - Intensitas kerusakan daun mencapai lebih dari 2% a. Kultur teknis: tanam serempak selisih waktu <10 hari, pergiliran tanaman b. Pengendalian hayati: tanaman perangkap jagung 3 umur (genjah, sedang, dalam), Lepas parasitoid Trichograma spp c. Pestisida nabati: penyemprotan NPV (dari 25 ulat sakit dilarutkan dalam 500 liter air/ha) d. Insektisida: Penyemprotan insektisida seperti Decis dengan dosis 0,5-1 liter/ha Pada umur tanaman > 45 HST terdapat 2 ekor ulat per rumpun SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 23

28 Prosedur pengendalian penyakit kedelai: Penyakit Upaya No Penyebab Utama Pengendalian Gambar 1 Karat daun Cendawan Phakopsora pachyrhizi Fungisida dengan bahan aktif mancozeb (seperti Dithane M45) 2 Antraknosa Colletotrichum truncatum - Pergiliran tanam, - Jamur antagonis Trichoderma harzianum, - Penyemprotan Dithane M45, Antracol 70 WP 3 Akar Schlerotium rolfsii 4 Layu bakteri Pseudomonas solanacearum - Jamur antagonis Trichoderma harzianum - Penyemprotan Dithane M 45 dengan dosis 2 gr/liter air Varietas tahan layu dan pergiliran tanaman 6 Virus Soybean mosaic virus Mengendalikan vektor penyebab virus (kutu) dengan insektisida deltametrin (seperti Decis 2,5 EC) dosis 1 ml/liter air dan nitroguaridin (seperti confidor) dosis 1 ml/liter air. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 24

29 XIV. PANEN Definisi - Panen pada produksi benih kedelai adalah memanen biji kedelai pada saat tanaman masak fisiologis Tujuan - Mengumpulkan hasil calon benih dari varietas yang diproduksi Alat dan Bahan - Alat yang digunakan berupa sabit bergerigi Prosedur Pelaksanaan - Panen dilakukan pada saat cuaca cerah (baik) dan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. - Waktu panen adalah saat masak fisiologis dengan ciri-ciri daun kedelai telah rontok dan polong berwarna coklat dan dalam keadaan kering. - Memotong bagian pangkal batang bawah dengan sabit bergerigi. - Brangkasan tanaman hasil panen dibawa dan dikumpulkan ditempat penjemuran (pengeringan) dengan diberi alas terpal. - Dalam memanen, dihindari dengan cara tanaman dicabut agar kotoran tanah tidak ikut terbawa. XV. PASCAPANEN BENIH KEDELAI Definisi - Pascapanen adalah kegiatan penanganan benih setelah dipanen agar diperoleh benih kedelai yang bermutu tinggi. - Pengeringan brangkasan adalah proses menurunkan kadar air brangkasan kedelai agar memudahkan dalam perontokan biji. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 25

30 - Perontokan adalah melepaskan bulir gabah (calon benih) dari malainya. - Pengeringan biji kedelai adalah usaha menurunkan kadar air benih kedelai hingga mencapai 10% agar memiliki daya simpan yang lama. - Pembersihan dan sortasi biji adalah kegiatan membuang kotoran benih, biji keriput, biji diluar ukuran (terlalu besar / terlalu kecil) sehingga diperolah benih kedelai dengan ukuran yang seragam dan kemurnian yang tinggi. - Pengemasan benih adalah upaya untuk melindungi benih dari deraan lingkungan baik biotik (hama gudang) maupun abiotik (suhu dan kelembaban yang tinggi) Tujuan - Meningkatkan mutu fisik, fisiologis, dan kesehatan benih kedelai sesuai dengan standar yang berlaku Alat dan Bahan - Alat yang digunakan karung, terpal, lantai jemur, thresser, ayakan Prosedur Pelaksanaan No Kegiatan waktu Prosedur 1 Pengeringan brangkasan Langsung setelah panen - Brangkasan kedelai diikat dalam satu kelompok - Pengeringan brangkasan dilakukan diatas terpal untuk menghindari kehilangan benih dan jika malam hari maka terpal ditutup - Penjemuran dilakukan hingga kadar air benih turun hingga 13-15% - Hindari pemeraman brangkasan karena akan menurunkan mutu benih SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 26

31 No Kegiatan waktu Prosedur 2 Perontokan Saat brangkasan mudah dipatahkan - Perontokan bisa menggunakan tongkat kayu/bambu dengan cara memukul brangkasan berulang-ulang sampai biji terpisah - Perontokan juga bisa menggunakan mesin perontok (thresser) padi dengan memodifikasi gigi perontoknya - Biji yang sudah dirontokkan dipisahkan dari brangkasannya kemudian disimpan ditempat yang terlindungi dan bisa langsung dijemur 3 Pengeringan biji Secepatnya setelah perontokan biji dan cuaca baik - Benih kedelai ditaruh di atas terpal dengan ketebalan 2-3 cm - Dilakukan pembalikan setiap 2-3 jam - Waktu penjemuran dilakukan saat cuaca cerah antara pukul Lama penjemuran sekitar 4-5 hari hingga kadar air biji kedelai mencapai 10% 4 Sortasi biji Secepatnya setelah pengeringan - Benih diayak untuk memisahkan kotoran, biji kecil maupun biji keriput - Benih yang bernas (seragam) dikumpulkan dan dimasukkan kedalam karung diberi identitas: Nama dan alamat, produsen, Nama varietas kedelai, Lokasi kebun, produksi benih, dan Musim tanam - Jika karung yang baru tidak tersedia, dapat digunakan karung bekas namun bersih, tidak ada atau tercampur biji-bijian kedelai lainnya dengan benih hibrida 5 Pengujian mutu benih kedelai - Benih yang sudah bersih kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian mutu benih - Mutu benih yang diuji adalah kadar air, kemurnian benih, dan daya berkecambah - Instansi yang berwenang dalam pengujian mutu benih adalah BPSBTPH SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 27

32 No Kegiatan waktu Prosedur 6 Pengemasan dan pelabelan Secepatnya selesai proses sortasi - Benih yang sudah bersih dimasukkan kedalam plastik ukuran 0,2-0,25 mm sebanyak kg kemudian dimasukkan kedalam karung goni. - Kadar air benih siap simpan berkisar 8-10% agar memiliki daya simpan yang lama - Kemudian karung ditutup hingga rapat udara (ikat), karung dijahit/diikat kuat sambil menunggu proses pemasaran - Karung kemasan diberi label sertifikasi sebagai identitas benih 7 Penyimpanan Setelah proses pengemasan - Karung kemasan benih ditumpuk dengan baik dan teratur diatas kayu/rak khusus diruang simpan - Diusahakan karung tidak menempel di dinding - Tinggi tumpukan maksimum 10 kemasan - Daya simpan bisa mencapai 6-10 bulan dengan catatan kadar air benih 10%. XVI. STANDAR MUTU BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT Definisi - Mutu benih adalah Atribut yang menggambarkan kualitas benih yang terdiri dari mutu genetik, mutu fisik, mutu fisiologis, dan mutu kesehatan benih. - Standar mutu adalah spesifikasi teknis benih bina yang baku yang mencakup mutu fisik, fisiologis, genetik, dan kesehatan benih. SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 28

33 - Label adalah keterangan tertulis yang diberikan pada benih/benih yang sudah dikemas yang memuat tempat asal benih, jenis, varietas, kelas benih, mutu benih, akhir masa edar benih dan atau berat/jumlah benih Standar lapangan Kelas benih Isolasi jarak (min) meter Campuran varietas lain & tipe simpang (max) % Isolasi waktu (hari) BS 2 0,0 10 FS 2 0,2 10 SS 2 0,5 10 ES 2 1, Standar pengujian laboratorium No Uraian BS FS SS ES 1 Kadar air max (%) 11,0 11,0 11,0 11,0 2 Benih murni (%) 99,0 98,0 98,0 97,0 3 Kotoran benih max (%) 1,0 2,0 2,0 3,0 4 Daya berkecambah min (%) 5 Campuran varietas lain max (%) ,0 0,1 0,2 0,5 SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 29

34 DAFTAR PUSTAKA Anonymous Pedoman Laboratorium Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta: Dirjen Tan. Pangan, Deptan. Anonymous Persyaratan dan tata cara sertifikasi benih bina tanaman pangan. Jakarta: Dirjen Tanaman Pangan, Departemen Pertanian. Balitkabi Deskripsi varietas kedelai. Malang. Balitkabi PTT Kedelai. Malang. Balitkabi Teknologi produksi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Malang. Copeland, L.O, dan M.B. McDonald Principles of Seed Science and Technology. Third Edition. Chapman and Hall. New York. 409 p. Harsono, A. 2005, Strategi Pencapaian swasembada kedelai melalui perluasan areal tanam di lahan kering masam. Iptek tanaman pangan vol. 3 (2): Mc.williams DA, Berglund DR, dan Endres GJ Soybean growth and management quick guide. diakses tanggal 20 mei Mugnisjah, WQ dan A. Setiawan Teknologi produksi benih. IPB Bogor. Puslitbangtan Teknologi benih kedelai. Bogor. Subandi Teknologi produksi dan strategi pengembangan kedelai pada lahan kering masam. Iptek tanaman pangan vol. 2 (1): SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 30

35 LAMPIRAN 1. Hama Penting Kedelai Dan Waktu Serangannya Jenis Hama Ophiomyia phaseoli Waktu Serangan (Hari Setelah Tanam) < > Gambar Melanagromyza sojae M dolichostigma Agrotis spp Longitarsus suturellinus Aphis glycines Bemisia tabaci SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 31

36 Jenis Hama Phaedonia inclusa Waktu Serangan (Hari Setelah Tanam) < > Gambar Spodoptera litura Chrysodeixis chalcites Lamprosema indicata Helicoverpa sp Etiella spp SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 32

37 Jenis Hama Riptortus linearis Waktu Serangan (Hari Setelah Tanam) < > Gambar Nezara viridula Piezodorus hybneri Keterangan: + (kehadirannya kurang membahayakan), ++ (kehadirannya membahayakan), +++ (kehadirannya sangat membahayakan), - (kemungkinan serangan sangat kecil) Sumber: Tengkano dan Soehardjan dalam Balitkabi (2010). SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 33

38 LAMPIRAN 2. Stadia Pertumbuhan Tanaman Kedelai Ve V2 V4 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R8 Kode Stadia Pertumbuhan Keterangan VE stadia kecambah awal /muncul lapang Kotiledon muncul diatas permukaan tanah, hipokotil sudah mulai terdeskripsikan dengan jelas V2 Vegetatif 2 Daun trifoliat berkembang penuh pada buku diatas daun unifoliat V4 Vegetatif 4 Empat buku pada batang dengan daun berkembang penuh mulai dengan buku unifoliat R1 Reproduktif awal (mulai berbunga) Satu kuntum bunga mekar pada buku/batang utama R2 Bunga mekar penuh Satu kuntum bunga mekar pada salah satu dari dua buku teratas pada batang utama dengan daun yang telah berkembang sempurna R3 Reproduktif (mulai muncul polong) Polong dengan panjang 5 mm pada salah satu dari empat buku teratas pada batang utama dengan daun yang telah berkembang sempurna R4 Polong penuh Polong dengan panjang 2 cm pada salah satu dari empat buku teratas pada batang utama dengan daun yang telah berkembang sempurna SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 34

39 Kode Stadia Pertumbuhan Keterangan R5 Mulai muncul benih Benih dengan panjang 3 mm dalam polong pada salah satu dari empat buku teratas pada batang utama dengan daun yang telah berkembang sempurna R6 Benih penuh Polong terisi penuh dengan benih berwarna hijau pada salah satu dari empat buku teratas pada batang utama dengan daun yang telah berkembang sempurna R8 Masak penuh Sekitar 95% polong yang ada telah mencapai warna polong masak (coklat) SOP Produksi Benih Kedelai Di Lahan Kering 35

40

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Kedelai

Teknologi Produksi Kedelai Teknologi Produksi Kedelai untuk Lahan Sawah, Lahan Kering Masam, dan Lahan Pasang Surut Tipe C dan D Di lahan sawah, kedelai umumnya ditanam pada musim kemarau setelah pertanaman padi. Sedangkan di lahan

Lebih terperinci

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi Tim Pengkaji Pendahuluan Rata-rata produktivitas kedelai di NTB pada Tahun 2014 yaitu 1,29 ton/ha. (BPS. 2015) Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan perluasan areal Pajale, BPTP bertugas menyediakan

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Kedelai

Teknologi Budidaya Kedelai Teknologi Budidaya Kedelai Dikirim oleh admin 22/02/2010 Versi cetak Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 10 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI A. DEFINISI Benih

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau PERSIAPAN PRODUKSI 1. Penentuan lokasi Kondisi lingkungan tumbuh sangat menentukan mutu benih yang dihasilkan. Benih yang mempunyai mutu genetik dan mutu fisiologis

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI A. Latar Belakang Dalam bercocok tanam pemilihan benih yang ditanam merupakan langkah pertama yang sangat penting, salah memilih benih

Lebih terperinci

Pedoman Umum. PTT Kedelai

Pedoman Umum. PTT Kedelai Pedoman Umum PTT Kedelai Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2016 Pedoman Umum PTT Kedelai ISBN: 978-979-1159-30-2 Cetakan pertama: Mei 2009 Cetakan kedua: November 2009 Cetakan

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI Julistia Bobihoe, Endrizal dan Didiek Agung Budianto 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi 2)

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau. Oleh : Rudi Iswanto Titik Sundari Didik Harnowo

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau. Oleh : Rudi Iswanto Titik Sundari Didik Harnowo Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau Oleh : Rudi Iswanto Titik Sundari Didik Harnowo Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2013 i Petunjuk Teknis Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH Ir. Yunizar, MS HP. 08527882006 Balai Pengkajian Teknologi Riau I. PENDAHULUAN Benih merupakan sarana penting dalam produksi pertanian, juga menjadi pembawa perubahan

Lebih terperinci

(PTT) KEDELAI PETUNJUK TEKNIS

(PTT) KEDELAI PETUNJUK TEKNIS PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) KEDELAI Penulis: Hendi Supriyadi Penyunting: Nandang Sunandar Disain Layout: Nadimin Saefudin Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROVINSI ACEH 1 Pengertian Teknologi

Lebih terperinci

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013. REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013 Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Areal pertanaman jagung di Kalimantan Selatan cukup luas terutama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kedelai (Glycines max L. Merril) Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman eksotik yang diperkirakan berasal dari Manshukuw (Cina) yang

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) bukanlah tanaman asli Indonesia. Kedelai diduga berasal dari daratan China Utara atau kawasan subtropis. Kedelai

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI Benih memiliki peran strategis sebagai sarana pembawa teknologi baru berupa keunggulan yang dimiliki varietas

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai Varietas Wilis Argomulyo Burangrang Sinabung Kaba Tanggamus Mahameru Anjasmoro Lawit Baluran Ijen Seulawah Argopuro Grobogan Gepak Ijo Gepak Malika Detam 1 Detam 2 Varietas Unggul Baru Kedelai Potensi

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013 PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH 1 BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH Budidaya untuk produksi benih sedikit berbeda dengan budidaya untuk produksi non benih, yakni pada prinsip genetisnya, dimana

Lebih terperinci

ROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH RINGKASAN

ROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH RINGKASAN ROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH Suhartina, Gatut Wahyu Anggoro Susanto, dan Novita Nugrahaeni Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi E-mail: t_ina_suhartina@yahoo.com; nnugrahaeni@gmail.com

Lebih terperinci

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pedoman Umum PTT Kedelai Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2011 Pedoman Umum PTT Kedelai ISBN: 978-979-1159-30-2 Cetakan pertama: Mei 2009 Cetakan kedua: November 2009 Cetakan

Lebih terperinci

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG Moh. Saeri dan Suwono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Sampang merupakan salah satu

Lebih terperinci

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI KEMENTRIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT 2010 I KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida Oleh: Mildaerizanti, SP, M.Sc Peneliti Muda Ahli pada BPTP Balitbangtan Jambi Pendahuluan Kebutuhan terhadap jagung diproyeksikan

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang mempunyai peran dan sumbangan besar bagi penduduk dunia. Di Indonesia, tanaman kedelai

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin 135040100111150 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

Hama Kedelai dan Kacang Hijau

Hama Kedelai dan Kacang Hijau Hama Kedelai dan Kacang Hijau Dr. Akhmad Rizali Hama Penting Kedelai dan Kacang Hijau Lalat bibit atau lalat kacang (Ophiomyia phaseoli) Ulat grayak (Spodoptera litura) Ulat penggulung daun (Lamprosema

Lebih terperinci

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) JAGUNG Penyusun Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Design By WAHYUDI H Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Morfologi Kedelai Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji. Biji umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merill.), merupakan salah satu sumber protein penting di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman kedelai

Lebih terperinci

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN ---~ 1. Persiapan lahan Pengolahan tanah tidak diperlukan jika kacang hijau ditanam di lahan sawah bekas tanaman padi, jerami dapat dipakai sebagai mulsa Mulsa berguna untuk menjaga

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian Blok I Blok II Blok III TS 1 K TS 2 J TS 3 K TS 2 TS 1 J K J TS 3 TS 3 TS 2 TS 1 Keterangan : J : Jagung monokultur K : Kacang tanah monokultur TS 1 :

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida TUGAS KULIAH TEKNLGI PRDUKSI BENIH Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida leh : Nimas Ayu Kinasih 115040201111157 Nur Izzatul Maulida 115040201111339 KELAS L PRGRAM STUDI AGREKTEKNLGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium

Lebih terperinci

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut. 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

Peningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan

Peningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan No. 02/Brosur/BPTP Jakarta/2008 PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI DENGAN PENANGKARAN BENIH PADI VARIETAS UNGGUL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting, baik karena kandungan gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang

Lebih terperinci

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih. Tahapan di Pertanaman Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam Tahapan Pasca Panen Pengawasan Pengolahan Benih 5-7 hari Pemeriksaan Dokumen 1 hari Pembuatan Kelompok Benih Pengawas Benih dan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Darmaga, Bogor. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2010 sampai Februari 2011. Analisis tanah dan hara

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Species: Glycine max (L.) Merrill (Sumarno dan Harnoto, 1983).

I. TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Species: Glycine max (L.) Merrill (Sumarno dan Harnoto, 1983). I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kedelai 1.1.1. Botani dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max (L) Merril ) merupakan salah satu tanaman semusim yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Berdasarkan klasifikasinya

Lebih terperinci

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih Produksi benih non hibrida meliputi : inbrida untuk tanaman menyerbuk sendiri bersari bebas/open bebas/open pollinated (OP) untuk tanaman menyerbuk silang Proses produksi lebih sederhana, karena hampir

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI Prof. Dr. Marwoto dan Prof. Dr. Subandi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul B Tujuan Ikhtisar

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi Hasil Tinggi

Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi Hasil Tinggi Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi Hasil Tinggi Zuyasna 1*), Chairunnas 2), Efendi 1) dan Arwin 3) 1) Program Studi Agroteknologi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN) AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN) HAMA Hama utama tanaman kedelai adalah: 1. Perusak bibit 2. Perusak daun 3. Perusak polong 4.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah padi dan jagung. Menurut Irwan (2006), kandungan gizi

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BPTP RIAU 2012 PENDAHULUAN Kebutuhan beras sebagai sumber kebutuhan

Lebih terperinci

Pedoman Umum. PTT Jagung

Pedoman Umum. PTT Jagung Pedoman Umum PTT Jagung Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2016 i Pedoman Umum PTT Jagung ISBN: 978-979-1159-31-9 Cetakan pertama: Mei 2009 Cetakan kedua: Februari 2010 Cetakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase. 1. Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor) mempunyai potensi penting sebagai sumber karbohidrat bahan pangan, pakan, dan komoditi ekspor. Selain memiliki potensi sebagai sumber karbohidrat, tanaman sorgum, mempunyai

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Tanah. Oleh : Joko Purnomo Novita Nugrahaeni Titik Sundari Didik Harnowo

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Tanah. Oleh : Joko Purnomo Novita Nugrahaeni Titik Sundari Didik Harnowo Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Tanah Oleh : Joko Purnomo Novita Nugrahaeni Titik Sundari Didik Harnowo Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2013 i Petunjuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi yang dikenal sebagai sumber utama protein nabati yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci