BAB I PENDAHULUAN. Mutu Pendidikan Nasional secara umum harus ditingkatkan, baik dari proses
|
|
- Hendri Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu Pendidikan Nasional secara umum harus ditingkatkan, baik dari proses operasional maupun dari hasilnya. Hal ini terbukti dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah semakin gencar untuk meningkatkan mutu Pendidikan Bangsa Indonesia yang saat ini sedang mengalami perubahan total di segala bidang pendidikan, karena bidang pendidikan merupakan sendi yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh faktor keilmuan dan sikap yang dimiliki yang diperoleh melalui proses pendidikan. Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal tersebut di atas bisa dicapai bila semua komponen bangsa menyadari bahwa pendidikan bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab kita semua, mahasiswa, termasuk Perguruan tinggi dan berbagai kelompok atau organisasi.
2 2 Perguruan Tinggi adalah lembaga pendidikan, tempat terjadinya proses interaksi perkuliahan antara dosen dan mahasiswa (Sudarman P, 2004 : 1). Melalui perkuliahan, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan intelektual, sikap dan ketrampilan yang kompeten. Kemampuan ini pada akhirnya akan menentukan kualitas sumber daya manusia Indonesia, kemampuan intelektual atau kognitif, yang merupakan tujuan pendidikan. Tujuan Pendidikan tinggi yang dirumuskan oleh UNESCO tahun 2004, menegaskan bahwa misi dan nilai pokok perguruan tinggi adalah : 1. Memberikan kontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). 2. Pengembangan masyarakat secara keseluruhan. 3. Memajukan, menciptakan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan melalui riset, dan memberikan keahlian (expertise) yang relevan untuk membantu masyarakat umumnya dalam mengembangkan budaya, sosial, ekonomi, humaniora serta seni yang kreatif. 4. Membantu anak didik memahami, menafsirkan, memelihara, memperkuat, mengembangkan, dan menyebarluaskan budaya historis nasional, regional, dan internasional dalam pluralisme dan keragaman keagamaan dan budaya. 5. Membantu melindungi dan memperkuat nilai-nilai sosial dengan menanamkan kepada generasi muda nilai-nilai yang membentuk warga negara yang demokratis. 6. Memberikan kontribusi kepada pengembangan dan peningkatan pada seluruh jenjangnya termasuk guru atau dosen. Tujuan Pendidikan tinggi menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang pendidikan nasional dan tentang pendidikan tinggi sebagai berikut : 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan baik akademik dan atau pofesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni.
3 3 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Dalam hal ini UPI ( Pedoman Akademik UPI, 2005 : 8 ), mengemban fungsi sebagai berikut : a. Mengembangkan ilmu disiplin ilmu pendidikan, pendidikan disiplin ilmu dan displin ilmu lainnya yang menunjang keterlaksanaan tugas pokok UPI. b. Mengupayakan tersedianya sumber daya manusia terdidik yang memenuhi kualifikasi seperti yang tercakup dalam asas tersebut dalam butir (a ). Perguruan Tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan memerlukan adanya perbaikan praktek pendidikan yang meliputi berbagai aspek, diantaranya kurikulum, tenaga pendidik, fasilitas pendidikan dan sistem penyampaian materi perkuliahan. Di dalam sistem pendidikan tinggi Indonesia terdapat sistem kredit semester (SKS), yaitu sistem pendidikan dimana beban mengajar, beban belajar, serta praktikum diatur sedemikian rupa sehingga baik dosen, mahasiswa maupun penyelenggara pendidikan mempunyai tanggung jawab yang sama. Dalam sistem SKS ini terdapat semester, yaitu satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu program pendidikan dalam suatu jenjang pendidikan. Dalam satu tahun akademik terdiri dari dua semester, yaitu semester ganjil dan semester genap. Beberapa perguruan tinggi terkadang membuka program semester pendek. Semester pendek diadakan bagi mahasiswa yang ingin mengulang kembali atau memperbaiki
4 4 nilai-nilai mata kuliah yang kurang bagus. Tentu saja untuk mengikuti program tersebut dikenakan biaya tambahan. Sesuai dengan SK Rektor Universitas Pendidikan Indonesia No 2051/K04/)).03.06//1999 tanggal dan edaran Rektor No.1063/K04/PP.03.01/1999 tanggal , semester pendek disediakan bagi mahasiswa untuk mengambil beban studi minimal (antara 4-8 sks) dan tidak untuk memperbaiki. Semester pendek merupakan semester yang dalam pelaksanaannya sangat singkat, yaitu diantara pergantian semester genap dan ganjil. Tujuan pelaksanaan semester pendek (BAAK UPI : 2007) : 1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki prestasi akademiknya. 2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempercepat kelulusan atau masa studinya. 3. Mengoptimalkan sumber daya fakultas Menurut Said Hamid Hasan (Pembantu Rektor I UPI), dalam Harian Pikiran Rakyat edisi 24 Maret 2006 mengatakan, Penerapan SP di UPI lebih diprioritaskan untuk mata kuliah yang belum pernah ditempuh, dengan batas maksimal 8 SKS. Sedangkan untuk perbaikan nilai, UPI memiliki sistem remedial. Misalnya, seorang mahasiswa mendapat nilai E pada suatu mata kuliah, maka ia boleh mengikuti ujian ulangan. Jadi, perbaikan nilai bukan lewat SP. Setiap mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan masa studi lebih cepat. Sedangkan, standar untuk kelulusan jenjang S-1 relatif cukup lama. Sehingga ketika ada kesempatan mengikuti semester pendek, setiap mahasiswa seharusnya antusias untuk mengikutinya. Karena dengan semester pendek mahasiswa dapat mengambil mata kuliah yang seharusnya dikontrak pada semester berikutnya. Sehingga apabila ada nilai pada beberapa mata kuliah yang belum lulus, maka beban SKS untuk mengontrak pada semester reguler dapat digunakan untuk mengontrak mata kuliah yang belum lulus tersebut. Dengan demikian, mahasiswa UPI diharapkan dapat mendapatkan kelulusan dengan cepat atau sesuai dengan masa studinya.
5 5 Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa JPTM FPTK UPI yang mengikuti Semester Pendek Mahasiswa Jumlah Yang Mengikuti Semester Pendek Jumlah Total Mahasiswa Angkatan Angkatan Sumber : BAAK UPI 2006/2007 Dari tabel 1.1 di atas dapat dijelaskan bahwa mahasiswa angkatan 2001 yang berjumlah 92 orang, hanya ada 13 orang yang telah mengikuti semester pendek, berarti hanya sekitar 14 % mahasiswa yang telah mengikuti semester pendek. Pada angkatan 2002 yang berjumlah 79 orang, tercatat ada 23 orang yang telah mengikuti semester pendek, berarti ada sekitar 29 % mahasiswa angkatan 2002 yang telah mengikuti semester pendek. Tabel 1.2 Jumlah Mahasiswa JPTM FPTK UPI yang lulus 4 hingga 4,5 tahun Mahasiswa Jumlah Yang lulus Jumlah Total Angkatan Angkatan Sumber : BAAK UPI 2006/2007 Dari tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa pada mahasiswa 2001 yang berjumlah 92 orang, terdapat 5 orang mahasiswa yang lulus 4 hingga 4,5 tahun, berarti hanya ada sekitar 5,4 % dari sejumlah angkatan 2001 yang lulus 4 hingga 4,5 tahun. Pada
6 6 angkatan 2002 yang berjumlah 79 orang, terdapat 3 orang mahasiswa yang lulus 4 hingga 4,5 tahun, berarti hanya ada sekitar 3,7 % dari sejumlah angkatan 2002 yang lulus 4 hingga 4,5 tahun Dari data di atas, dapat dilihat bahwa persentasi keikutsertaan mahasiswa tiap angkatan pada pelaksanaan semester pendek hanya berkisar 13,6 % hingga29 % dari total jumlah mahasiswa. Gambaran tingkat kelulusan mahasiswa mesin yang ditempuh dalam 4 hingga 4,5 tahun hanya 3,4 % hingga 5,4 % dari jumlah mahasiswa tiap angkatan. Hal ini menggambarkan bahwa masih banyak mahasiswa yang belum optimal memanfaatkan pelaksanaan semester pendek, sehingga tingkat kelulusan mahasiswa JPTM dalam masa studi 4 hingga 4,5 tahun sangat sedikit. Padahal dengan semester pendek, mahasiswa dapat menghemat biaya kuliah sebesar 20% apabila dapat mempercepat kelulusannya menjadi 4 tahun. Setiap kali semester pendek mahasiswa dapat mengambil 8 sks. Jika setiap tahunnya mahasiswa mengikuti semester pendek, maka mahasiswa dapat menghemat 1 tahun masa studi, karena mata kuliah pada dua semester tersebut telah dikontrak di semester pendek. Semester pendek juga dapat meningkatkan indeks prestasi mahasiswa sampai di atas 2,75. Pelaksanaan semester pendek selama ini dilaksanakan pada setiap pergantian semester genap dan gasal. Perkuliahan dilaksanakan seperti perkuliahan reguler. Perbedaannya terletak pada intensitas pertemuannya, yaitu dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Pada semester pendek ini mata kuliah yang dikontrak adalah mata
7 7 kuliah teori, bukan mata kuliah praktek. Mahasiswa dikondisikan untuk cepat menyerap materi perkuliahan, karena jangka waktu semester pendek yang relatif singkat. Mahasiswa sering diberi tugas tambahan agar bisa cepat mengerti materi perkuliahan. Ada pula dosen yang sering memberikan kuis pada setiap perkuliahan semester pendek ini. Kondisi yang merugikan tersebut tidak boleh terus terulang lagi. Setiap mahasiswa JPTM harus mendapatkan kelulusan dengan cepat dan dengan prestasi belajar yang baik. Jika tidak di tanggulangi, maka para lulusan JPTM UPI akan mendapatkan kendala, misalnya dalam memperoleh pekerjaan. Di dunia industri, faktor umur atau usia seseorang sangat menentukan dalam perolehan mencari kerja. Mengacu pada latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah ini. Adapun judul penelitian yang penulis lakukan adalah : Efektifitas Semester Pendek Ditinjau Dari Prestasi Belajar Mahasiswa JPTM FPTK UPI B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka perlu diidentifikasikan beberapa kemungkinan permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, antara lain: 1. Pelaksanaan semester pendek tidak sesuai dengan tujuan pelaksanaan semester pendek di UPI.
8 8 2. Prestasi belajar mahasiswa JPTM tidak memuaskan. 3. Mahasiswa yang tidak mengikuti semester pendek mendapatkan nilai IPK tidak memuaskan. 4. Mahasiswa yang mengikuti semester pendek mendapatkan nilai IPK memuaskan. C. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis memandang perlu untuk merumuskan masalah penelitian agar tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini lebih terarah. Oleh sebab itu, maka dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana efektifitas semester pendek dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa program S1 JPTM FPTK UPI?. Mengingat rumusan masalah di atas sangat luas, maka diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah mekanisme pelaksanaan semester pendek? 2. Bagaimanakah perencanaan proses belajar mengajar pada semester pendek? 3. Bagaimanakah pelaksanaan proses belajar mengajar pada semester pendek? 4. Bagaimanakah evaluasi proses belajar mengajar pada semester pendek? 5. Apakah mahasiswa yang mengikuti semester pendek mengalami peningkatan indeks prestasi?
9 9 D. Pembatasan Masalah Penulis membatasi penelitian ini pada efektifitas semester pendek ditinjau dari prestasi belajar mahasiswa JPTM FPTK UPI dalam hal: 1. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin yang mengikuti semester pendek 2. Pelaksanaan semester pendek Universitas Pendidikan Indonesia 3. Prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin 4. Peraturan semester pendek Universitas Pendidikan Indonesia E. Penjelasan Istilah dalam Judul Sebagai upaya memberikan pengertian yang sama terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Efektifitas adalah kemampuan untuk melakukan hal yang tepat atau menyelesaikan sesuatu dengan baik. Hal ini mencakup pemilihan sasaran yang paling tepat dan pemilihan metode yang sesuai untuk mencapai sasaran tersebut (Komarudin, 1983 : 148) 2. Semester pendek adalah semester yang disediakan bagi mahasiswa untuk mengambil beban studi antara 4-8 sks dan tidak untuk memperbaiki. Sesuai dengan SK Rektor Universitas Pendidikan Indonesia No 2051/K04/)).03.06/ Prestasi merupakan suatu tingkatan kecepatan nyata sebagai pernyataan kemampuan intelektual individu yang dimanifestasikan dalam bentuk skor yang
10 10 diperoleh dari hasil tes (Hamdani Nawawi, 1981 : 100). Dalam penelitian ini prestasi belajar mahasiswa dinyatakan dengan kelulusan dan nilai Indeks Prestasi. F. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan semester pendek di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI. 2. Untuk mengetahui gambaran perencanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) semester pendek mahasiswa JPTM 3.Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan PBM semester Pendek mahasiswa JPTM. 4. Untuk mengetahui gambaran evaluasi proses belajar mengajar pada semester pendek 5. Untuk mengetahui tingkat efektifitas semester pendek sebagai sarana peningkatan prestasi belajar mahasiswa JPTM FPTK UPI.
11 11 G. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: 1. Bagi penentu kebijakan di Universitas Pendidikan Indonesia, temuan penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pemberi informasi yang berarti dan menjadi masukan dalam pelayanan dan pelaksanaannya supaya menjadi lebih baik; 2. Bagi dosen, temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemacu untuk meningkatkan kinerjanya memberikan materi kuliah dalam proses perkuliahan ; dan 3. Bagi mahasiswa, temuan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk meningkatkan prestasi belajar dalam hal ini adalah kelulusan dan indeks prestasi, sehingga dapat menyelesaikan studi lebih cepat. H. Sistematika Penulisan Agar dihasilkan sebuah karya ilmiah yang baik, maka diperlukan teknik penulisan yang sistematis. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, meliputi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah dalam judul, serta sistematika penulisan. Bab II Landasan teori atau kerangka teori penelitian yang dilakukan.
12 12 Bab III Metode Penelitian, membahas mengenai metode dan teknik pegumpulan data, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, prosedur pengumpulan data, penyusunan instrumen penelitian, dan prosedur pengolahan data. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasannya. Bab V Kesimpulan dan Saran.
BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, karena teknologi dibuat untuk memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pengembangan kualitas suatu bangsa. Pendidikan juga dianggap sebagai faktor utama untuk pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa melalui pendidikan dapat melestarikan dan mengembangkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini, menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini, menuntut manusia untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengikuti setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagaimanakah belajar di perguruan tinggi itu? Jika pertanyaan ini diajukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagaimanakah belajar di perguruan tinggi itu? Jika pertanyaan ini diajukan kepada mereka yang sedang menjalaninya, jawaban yang diperoleh tentu beragam. Sebagian akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan dalam Undang-undang (UU) No.12 tahun 2012 Bab I pasal I ayat 1,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menentukan kualitas hidup yang lebih baik, baik dalam diri sendiri, keluarga, bangsa dan Negara. Kemajuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data penelitian Evaluasi Pelaksanaan Semester Pendek
61 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Pengumpulan data penelitian Evaluasi Pelaksanaan Semester Pendek Dikaitkan Dengan Percepatan Studi Mahasiswa ini dengan menggunakan angket. Adapun sampel yang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Pendidikan itu sendiri merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menghadapkan kita pada tuntutan akan pentingnya suatu kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi pendidikan yang dimiliki.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan pada hakikatnya adalah salah suatu proses pembinaan sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek pribadi peserta
Lebih terperinciDengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA
PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 008/Peraturan/MWA-UI/2005 TENTANG NORMA KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI DI UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI
Lebih terperinciKETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 006/SK/MWA-U1/2004 TENTANG : KURIKULUM PENDIDIKAN AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA.
KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 006/SK/MWA-U1/2004 TENTANG KURIKULUM PENDIDlKAN AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA MAJELIS WALl AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang : a. bahwa Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan Tujuan
Lebih terperinci2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Pendidikan itu sendiri merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap perkembangan sumber daya manusia.
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYEMPURNAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 545/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER DI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil belajar di mana keberhasilan atau tingkat penguasaan mahasiswa yang dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia saat ini berada dalam pengaruh era globalisasi yang dituntut untuk bersaing ketat disemua segi kehidupan. Untuk mengatasi persaingan tersebut maka diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan.
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa yang cerdas dapat dilihat dari tingkat prestasi belajar peserta didik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan akan selalu berkembang sesuai dengan sumber daya manusia. Generasi bangsa Indonesia diharapkan mampu berperan aktif untuk mewujudkan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diupayakan untuk tanggap terhadap perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dalam Hari (2003:30) menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JPTM) merupakan salah satu jurusan di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI dipersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting untuk menunjang kemajuan suatu bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari penyelenggaraan pendidikan yang diadakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Membangun dan membentuk masyarakat Indonesia untuk menjadi manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:
PERATURAN AKADEMIK Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS JAMBI BAB I KETENTUAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang: a bahwa telah terjadi ketidakseragaman
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : bahwa Keputusan Rektor Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciPendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul
Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Panduan Penulisan Rencana Implementasi Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan Error! Bookmark not defined. Kebutuhan dan Penyediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mendukung kemajuan bangsa dan Negara sebagaimana tercantum di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian pendidikan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting bagi manusia supaya memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan untuk menyiapkan seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya sendiri. Sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam proses pembangunan dari suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia dapat mencapai masa depan yang baik. Adapun pendidikan bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional pada dewasa ini diarahkan pada taraf hidup dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional pada dewasa ini diarahkan pada taraf hidup dan sumber daya manusia yang berkualitas dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB II SISTEM PENDIDIKAN
BAB II SISTEM PENDIDIKAN 1. Perkuliahan dan Ujian Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS). Dalam sistem ini, beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia saat ini berkembang cukup maju dengan
Lebih terperinciSTUDI PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUBUT RATA DAN BERTINGKAT UNTUK MAHASISWA JPTM UPI YANG BERASAL DARI SMA DAN SMK
162 STUDI PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUBUT RATA DAN BERTINGKAT UNTUK MAHASISWA JPTM UPI YANG BERASAL DARI SMA DAN SMK Wanday M. P. Iskandar 1, Uli Karo Karo 2, Asep H. Sasmita 3 Departemen Pendidikan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dibutuhkan bagi peningkatan dan akselerasi pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) berperan besar dalam membentuk dan mengembangkan manusia yang berkualitas yang
Lebih terperinciPEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Beban SKS Efektif Program Studi D.25
1 UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) STANDAR BEBAN SKS EFEKTIF PROGRAM STUDI Kode/No : STD/SPMI-A3/D.25 Tanggal : 20-12-2016 Revisi : I Halaman : 1-4 STANDAR BEBAN SKS EFEKTIF PROGRAM STUDI Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, semua orang tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan tercipta manusia berkualitas yang mampu bersaing di era globalisasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi identik dengan keterbukaan dan persaingan bebas yang terjadi di berbagai bidang kehidupan seperti bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi,
Lebih terperinciPROGRAM FAST TRACK SKEMA MANDIRI MAGISTER TEKNIK FTUI
PROGRAM FAST TRACK SKEMA MANDIRI MAGISTER TEKNIK FTUI - 2018 I. Pendahuluan Selama lebih dari empat dekade sejak pendiriannya, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) telah mengalami perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari sumber daya yang dimiliki bangsa tersebut. Baik buruknya kualitas sumber daya manusia yang ada menjadi tolak ukur majunya
Lebih terperinciLAPORAN PENGENDALIAN MUTU PROSES PEMBELAJARAN. Semester Ganjil 2016/ 2017
LAPORAN PENGENDALIAN MUTU PROSES PEMBELAJARAN Semester Ganjil 2016/ 2017 UP2SMP POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU tentang Pendidikan Nasional yang sudah ditetapkan pada Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana mencapai salah satu tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat butir ketiga yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan sampai saat ini terus dilaksanakan. Berbagai upaya telah ditempuh oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi majunya sumber daya manusia, agar terbentuk generasi generasi masa depan yang lebih baik. Proses pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang sangat menentukan. Setiap gerak pembangunan pasti memerlukan inovasi pengetahuan, keterampilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik yang berlangsung sepanjang masa. Melalui pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang dengan tujuan pendewasaan dan perubahan perkembangan pada diri manusia dari tidak mengerti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh terhadap peserta didik yang hasilnya dapat digunakan dalam pembangunan nasional dan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciProdi kedokteran FK UNS Oktober 2016
Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Pimpinan Fakultas Pengelola Program Studi Kedokteran VISI Prodi Kedokteran Menjadi Prodi Kedokteran Sebagai Pusat Pengembangan IPTEK Kedokteran bereputasi Internasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat
Lebih terperinciTUJUAN PENDIDIKAN. Menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam :
PERATURAN AKADEMIK TUJUAN PENDIDIKAN PASAL 2 Menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam : mengembangkan, menerapkan, memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dijelaskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa sebagai peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi adalah insan terdidik yang cukup memiliki tingkat intelektualitas tinggi. Banyak harapan tertuju pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam suatu negara yang tidak boleh dikesampingkan. Pendidikan memiliki standar yang harus dicapai demi tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan memegang peran
Lebih terperinciKeputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000
Peraturan Dikti Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 12 Februari 2006, 23:34:08 KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini setiap Negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang pendidikan,
Lebih terperinciBAB II SISTEM PENDIDIKAN
BAB II SISTEM PENDIDIKAN A. PENGERTIAN DASAR Sistem Kredit Semester atau disingkat SKS adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester atau disingkat sks untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan hidup manusia di dunia. Oleh sebab itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan sekolah didirikan, kurikulum disusun dan guru diangkat serta sarana dan prasarana pendidikan diadakan semuanya untuk kepentingan siswa atau anak didik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam proses pelaksanaan pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peranan penting dalam perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa, karena pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang dapat meningkatkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciISKANDAR HASAN Pengawas Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Gorontalo
Jaenuddin, Hubungan Kecerdasan Interpersonal dan. PENERAPAN TEKNIK PENAMPINGAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KIMIA DALAM PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA ISKANDAR HASAN Pengawas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan dapat menjamin perkembangan dan keberlangsungan hidup suatu bangsa, oleh karena itu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut di peroleh secara formal di jenjang tingkat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat dewasa ini, tak lain sebagai bukti nyata dan keberhasilan para kaum terpelajar yang selalu
Lebih terperinciPANDUAN LAYANAN KELAS INTERNASIONAL
PANDUAN LAYANAN KELAS INTERNASIONAL 1 A. Latar Belakang Tujuan pendidikan menengah umum adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa yang beradab menganggap pendidikan sebagai suatu kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wujud peradaban suatu bangsa. Suatu bangsa yang beradab pasti merupakan bangsa yang terdidik. Sebuah bangsa yang beradab menganggap pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1 (2003) menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.
PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI UNTUK MENJADI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG PROFESIONAL TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia merupakan suatu bagian yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan dan pengembangan bangsa secara menyeluruh. Hal ini terlihat jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah proses pembentukan individu untuk menjadi manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa Pendidikan bertujuan
Lebih terperinciSTANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 06 SEMARANG 2O16 Standar Isi Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut tercermin dalam pembukaan UUD RI 1945 bahwa pendidikan bertujuan
Lebih terperinci