BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN B. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian itu dilaksanakan. Menurut Nasution (2010: 49) mengemukakan Lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu, pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi. Lokasi dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 1 Bandung, yang beralamat di Jl. Wastukancana No. 3 Tlp (022) /Fax (022) Bandung Dalam penelitian ini, penulis memilih tempat di SMK Negeri 1 Bandung dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh informasi bahwa kelas XI PS-2 SMK Negeri 1 Bandung memiliki masalah dalam hal rendahnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran PKn. b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah, terutama guru mata pelajaran PKn terhadap penelitian yang akan dilaksanakan. c. Peneliti pernah melakukan Program Pengembangan Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1 Bandung. Sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. d. Lokasi SMK Negeri 1 Bandung yang strategis, sehingga memudahkan peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. 2. Subjek Penelitian Nasution (2010: 32) mengemukakan bahwa Subjek penelitian adalah sumber penelitian yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu. Jadi, dalam penelitian kualitatif

2 74 subjek penelitiannya adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih sesuai dengan tujuannya. Berdasarkan uraian di atas yang menjadi subyek dalam penelitian adalah: a. Guru mata pelajaran PKn kelas XI PS-2 di SMK Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Hal ini didasarkan bahwa guru sebagai pihak yang dapat memberikan informasi berkenaan dengan model cooperative learning tipe numbered heads together untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. b. Siswa-siswi kelas XI PS-2 di SMK Negeri 1 Bandung, dengan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 36 orang, yang terdiri atas 34 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki. Dipilihnya kelas ini sebagai subyek penelitian karena kelas ini memiliki masalah dengan rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn. C. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Secara metodologis, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, pemilihan pendekatan dalam penelitian sangat penting untuk mengarahkan peneliti demi mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Adapun pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2011: 9) bahwa: Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Sedangkan menurut Creswell (2010: 4-5) menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan

3 75 pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ketema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan. Berdasarkan pengertian di atas, penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, dan digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada dua alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Kedua pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari latar alamiahnya. 2. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunanaan (Sugiyono, 2011: 2). Mengingat bentuk dari penelitian yang dilaksanakan adalah suatu kajian reflektif, dalam rangka mengatasi masalah pembelajaran berupa rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn di kelas XI PS-2 SMK Negeri 1 Bandung, maka metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penggunaan pendekatan kualitatif dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diperkuat oleh Rochiati dalam Kunandar (2012: 46) mengatakan bahwa:

4 76 Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode PTK. Metode PTK ini merupakan suatu aksi, kaji tindakan dan riset tindakan yang dilakukan di kelas. Metode ini bertujuan untuk melakukan perbaikan, peningkatan dan perubahan ke arah yang lebih baik sebagai upaya pemecahan masalah. Siklus dalam PTK diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Sukardi (2004: 104) adalah Penelitian tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi. a. Prosedur dalam penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pendapat lain mengenai PTK dikemukakan pula oleh Arikunto (2012: 3) yang mengungkapkan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Arikunto (2012: 16) membagi kedalam empat tahapan lazim yang harus dilalui dalam model PTK, yaitu Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan itu dapat digambarkan sebagai berikut: Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pengamatan Pelaksanaan Refleksi Perencanaan SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan

5 77? Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Arikunto (2012: 16) 1) Menyusun Rancangan Tindakan (Planning) Pada tahap pertama peneliti menyusun perencanaan tindakan dalam pembelajaran yang dilakukan berdasarkan studi pendahuluan. Hasil studi pendahuluan diketahui bahwa motivasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat kurang. Oleh karena itu, peneliti membuat perencanaan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Penerapan model cooperative learning tipe numbered heads together yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Pada perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan kerja sama dengan guru di sekolah yang menjadi tempat penelitian. Hal ini dilakukan agar penelitian dapat dilakukan dengan teliti. 2) Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan, dalam tahap ini peneliti bekerja sama dengan guru. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti, peneliti melakukan tindakan berupa penerapan model cooperative learning tipe numbered heads together dalam proses pembelajaran. Sedangkan guru mitra bertugas sebagai observer. 3) Pengamatan (Observing) Tahap ketiga adalah tahap pengamatan dimana dalam tahap ini yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe numbered heads together adalah guru mitra saat peneliti sedang melakukan tindakan. Hal ini dilakukan agar guru mitra dan peneliti dapat menjalankan tindakan dan pengamatan sebaik mungkin dan mendapatkan hasil yang akurat.

6 78 4) Refleksi (Reflecting) Tahap berikutnya adalah tahap refleksi yang merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini dilakukan setelah melakukan tindakan, guru dan peneliti mendiskusikan implementasi hasil dari rancangan tindakan. Kemudian mendiskusikan rencana untuk mengulang kembali tahapan-tahapan agar menghasilkan hasil yang diinginkan. Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kemudian kembali kelangkah sebelumnya. Jadi, dalam satu siklus terdapat empat tahapan tersebut. Penelitian tindakan kelas oleh guru merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru. Dewey dalam Wiriaatmadja (2008: 12) mengartikan berpikir reflektif yaitu: Berfikir reflektif dalam pengalaman pendidikan sebagai selalu aktif, ulet dan selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyakinan adanya alasan-alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya kemana pengetahuan itu akan membawa peserta didik. Tindakan reflektif ini penting dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas karena guru harus banyak melakukan pengambilan kesimpulan, dan untuk mencapai kesimpulan yang benar itu, ia perlu bereksperimen dan melakukan tes, dan eksperimen tersebut dapat dilakukan oleh seorang guru salah satu caranya dengan melakukan penelitian tindakan kelas. D. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah penafsiran dan untuk memperoleh kesatuan arti dan pengertian dari judul penelitian ini, penulis memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan. 1. Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT)

7 79 Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud (Suprijono, 2013: 54-55). Selanjutnya Bern dan Ericks dalam Komalasari (2010: 62) mengemukakan bahwa Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu tipe dari cooperative learning yaitu numbered heads together, model ini dikembangkan oleh Spencer (1992). Numbered heads together adalah medel pembelajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa (Komalasari, 2010: 62). Langkah-langkah dalam model (2010: 62-63) adalah sebagai berikut: Numbered heads together Komalasari a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya. d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka. e. Tanggapan dari teman lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. f. Kesimpulan. Sebelum menerapkan model cooperative learning tipe numbered heads together terhadap siswa, guru harus memahami model tersebut terlebih dahulu. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam penerapan model tersebut, maka

8 80 langkah-langkah numbered heads together harus mampu dilaksanakan dengan baik dan benar. 2. Motivasi Belajar Menurut Mc. Donald (dalam Hamalik, 2009: 158) mengatakan bahwa Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Jadi adanya motivasi dalam belajar dianggap penting dalam upaya pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya karena dengan adanya motivasi berarti tidak menutup kemungkinan adanya peningkatan prestasi belajar yang secara tidak langsung akan menciptakan keberhasilan belajar. 3. Siswa atau Peserta Didik Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab I ketentuan umum, pasal 1 dan ayat ). 4. Pembelajaran Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tetang Sistem Pendidikan Nasional pada ketentuan umum bab I pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa: Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Kimble dan Garmezy (dalam Thobroni dan Mustofa, 2013: 18), mengartikan bahwa Pembelajaran adalah sesuatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan.

9 81 Jadi dalam pembelajaran siswa sebagai subjek ajar dituntut untuk aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah dan menyimpulkan suatu masalah. 5. Pendidikan Kewarganegaraan. Mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang mendidik siswanya untuk memiliki pengetahuan mengenai tata cara bernegara yang baik, mata pelajaran PKn juga merupakan mata pelajaran wajib yang terdapat dalam kurikulum. PKn merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada seluruh satuan pendidikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Mulai dari pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi sekalipun wajib memuat mata pelajaran PKn. Sedangkan menurut Syaifullah dan Wuryan (2009: 9) PKn dirumuskan sebagai berikut: Pendidikan kewarganegaraan merupakan sarana untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Jadi, melalui PKn warga negara akan paham dan mengerti hubungan antara warga negara dengan negara, dan melalui pendidikan kewarganegaraan juga warga negara akan mencintai tanah airnya sehingga dapat diandalkan oleh bangsa dan negara dalam urusan bela negara. E. Prosedur Penelitian Untuk memudahkan proses penelitian, maka terdapat beberapa tahap dalam penelitian yang disusun secara sistematis, tahap tersebut antara lain: 1. Tahap Persiapan Penelitian Tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan harus memiliki arah dan tujuan yang jelas, maka sebelum mengadakan penelitian terlebih dahulu harus mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Tahap persiapan

10 82 penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal terhadap sekolah yang dijadikan obyek penelitian, yaitu SMK Negeri 1 Bandung, sebelum melakukan kegiatan pra penelitian guna memperoleh informasi dari guru PKn di sekolah tersebut untuk menggali mengenai permasalahan dalam proses pembelajaran PKn dan untuk menentukan fokus kajian dalam penelitan. Selanjutnya peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti. 2. Tahap Perizinan Penelitian Tahapan perizinan ditempuh untuk melaksanakan prosedur yang semestinya harus dilewati dalam proses penelitian, perizinan juga diupayakan kepada instansi terkait untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan proses penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut: a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada rektor UPI Bandung melalui jurusan PKn, ditandatangani oleh ketua Jurusan PKn, selanjutnya diteruskan kepada Dekan FPIPS melalui Pembantu Dekan I untuk mendapatkan surat rekomendasi. b. Mengajukan surat izin penelitian ke SUBAG MAWA Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan melampirkan photocopy proposal skripsi yang telah disahkan oleh kedua pembimbing, tanda bukti pembayaran SPP dan photocopy KTM (Kartu Tanda Mahasiswa). c. Pembantu Dekan I FPIPS mengeluarkan surat rekomendasi permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional. d. Rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional mengeluarkan surat permohonan izin mengadakan penelitian sebagai pengantar kepada sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, yaitu SMK Negeri 1 Bandung.

11 83 e. Setelah mendapatkan izin kemudian peneliti melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan, yaitu SMK Negeri 1 Bandung. 3. Tahap Pelaksanaan Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk memecahkan fokus masalah. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini berdasarkan langkah-langkah PTK yang terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang dilaksanakan pada kelas XI PS-2 siswa SMK Negeri 1 Bandung. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, yang setiap siklusnya direncanakan dengan matang untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan apa yang direncanakan dan diharapkan. PTK ini merupakan upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar terhadap siswa kelas XI PS-2. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan bagian yang sangat penting. Beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu pengamatan atau observasi, wawancara, studi kepustakaan, catatan lapangan dan studi dokumentasi. 1. Pengamatan atau Observasi Metode pengamatan merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan (Patilima, 2011: 63). Sugiyono (2011: 145) mengemukakan bahwa Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

12 84 Berdasarkan pendapat yang dikemukkan oleh Sugiyono, observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja dan bila responden diamati tidak terlalu besar. Sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan di kelas XI PS-2, dimana berkaitan dengan perilaku manusia tepatnya motivasi siswa dalam belajar, dan responden juga tidak terlalu besar karena jumlah siswa hanya 36 orang. Sedangkan menurut Creswell (2010: 267) mengartikan bahwa pengamatan atau observasi kualitatif sebagai berikut: Observasi kualitatif merupakan obeservasi yang di dalamnya peneliti lansung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti merekam atau mencatat baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur (misalnya, ingin diketahui oleh peneliti), aktivitas-aktivitas dalam lokasi penenelitian. Para peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-pastisipan hingga partisipan utuh. Jadi dapat disimpulkan, bahwa pengamatan atau observasi sangat penting dalam penelitian kualitatif. Peneliti harus turun lansung ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas responden yang akan diteliti, dalam pengamatan atau observasi peneliti bisa melakukan berbagai cara dalam mendapatkan data, bisa dengan cara direkam atau dicatat. Observasi dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi sebagai alat pengumpul data. Lembar observasi dibutuhkan untuk mengumpulkan data mengenai unjuk kerja guru dan aktivitas siswa selama pengembangan tindakan dalam proses pembelajaran PKn melalui model pembelajaran cooperative learning tipe numbered heads together. Lembaran pada format observasi aktivitas guru dan siswa dilakukan dengan cara penskoran data, dan deskripsi dari skor tersebut, yaitu: Rata-rata 1-4 yaitu: 4 = Sangat Baik 3,01-4,00 = Sangat Baik 3 = Baik 2,01-3,00 = Baik 2 = Cukup 1,01-2,00 = Cukup 1 = Kurang 0,00-1,00 = Kurang

13 85 (Kunandar, 2012: 299) Lembar observasi digunakan untuk mengetahui dua aktivitas dalam kegiatan pembelajaran dengan lebih efektif, lembar observasi tersebut terdiri dari aktivitas siswa dan aktivitas guru, dengan menghitung persentasenya sebagai berikut: Persentase aktivitas guru = Perolehan Skor Seluruh Aktivitas x 100% Persentase aktivitas siswa = Perolehan Skor Seluruh Aktivitas x 100% 2. Wawancara (Interview) Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif salah satunya adalah dengan wawancara (interview). Sugiyono (2011: 137) mengungkapkan bahwa: Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam menemukan permasalahan yang harus diteliti, peneliti bisa melakukan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara atau interview. Jumlah responden dengan teknik wawancara ini harus sedikit/kecil, sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan di XI PS-2 karena jumlah siswanya sedikit. Teknik wawancara dipilih supaya informasi yang didapatkan dari responden lebih mendalam. Menurut Patilima (2011: 68), menegaskan lagi bahwa: Metode wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan, pertama, dengan wawancara, peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, akan tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan juga masa mendatang.

14 86 Melalui teknik wawancara peneliti bisa mengetahui apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek yang diteliti. Teknik wawancara sangat bagus digunakan untuk mendapatkan data yang akurat dari responden, dan bisa bersifat lintas waktu, masa lalu, masa sekarang maupun masa depan. Sedangkan Adimiharja (2008: 67) Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lansung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam denga alat perekam (tape recorder). Berdasarkan pemaparan di atas, wawancara berguna untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dari pihak yang diwawancara untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam hal penelitian ini yang menjadi subjek penelitian untuk diwawancarai, yaitu guru PKn yang dijadikan objek peneliti dan beberapa orang siswa yang informasinya dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini. 3. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian (Danial dan Wasriah, 2009: 80). Studi kepustakaan sangat penting untuk dilakukan dalam penelitian guna memperoleh dan menggali informasi sebanyak-banyaknya suatu teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan agar selanjutnya dapat dibandingkan oleh peneliti antara teori yang ditemukan dalam kepustakaan dengan hal yang terjadi sebenarnya di lapangan. 4. Catatan Lapangan Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2010: 209) Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan itu berupa coretan seperlunya yang sangat

15 87 dipersingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan ketika sedang melakukan penelitian. Catatan itu berguna hanya sebagai alat perantara yaitu antara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, diraba, dengan catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan. Catatan itu baru diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba di rumah. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan atau wawancara, dan disusun sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. 5. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi ini penting untuk lebih memperinci dalam proses pengumpulan data. Adimiharja (2008: 70) mengemukakan, studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak lansung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini Bogdan (dalam Sugiyono, 2011: 240) menyatakan bahwa In most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which describes his or her own actions, experience and belief. Dalam suatu penelitian, banyak sekali data-data yang harus dikumpulkan untuk kebutuhan proses penelitian, studi dokumentasi ini memudahkan peneliti untuk mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan untuk selanjutnya diolah oleh peneliti dengan lebih rinci. Studi dokumentasi dilakukan dengan cara pengumpulan, menganalisis dokumen-dokumen, catatan-catatan yang penting dan berhubungan serta dapat memberikan data-data untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian.

16 88 Berkaitan dengan hal tersebut, Danial dan Warsiah (2009: 79) mengungkapkan bahwa: Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya. Teknik ini sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan. Teknik ini dilakukan dengan cara melihat, menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang berkaitan dan menunjang penelitian. G. Teknik Analisis Data Analisis data adalah langkah yang dilakukan untuk menyajikan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian. Analisis data dalam penelitian pun merupakan proses yang sangat penting karena untuk menentukan data yang telah terkumpul dapat tersaji dengan baik dan dimengerti oleh banyak orang. Patilima (2011: 92) mengemukakan Pada analisis data kualitatif kita mebangun kata-kata dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang dibutuhkan untuk dideskripsikan dan dirangkum. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan memalui tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Aktivitas dalam analisis data menurut Sugiyono (2011: 246), yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah ananlisis ditunjukan pada gambar berikut: Data Collection MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN Data PANCASILA Display Data Reduction

17 89 Gambar 3.2 Komponen dalam analisis data (interactive model) Sumber: Sugiyono (2011: 247) 1. Data Reduction (Reduksi Data) Sugiyono (2011: 249) mengartikan reduksi data sebagai berikut Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Data yang sudah terkumpul lalu diseleksi kemudian dirangkum dan disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian data dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu untuk dicari tema dan polanya berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Untuk memperjelas data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan observasi, wawancara, studi kepustakaan, catatan lapangan dan studi dokumentasi yang ditujukan kepada guru dan siswa yang aktif mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspekaspek permasalahan yang dapat diteliti. 2. Data Display (Penyajian Data)

18 90 Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011: 249) menyatakan The most frequent form display data for qualitative reseacrh data in the past has been narrative text. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Karena penyajian data atau data display adalah sekumpulan informasi yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain, menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Penyajian data merupakan hasil dari wawancara dengan guru dan siswa yang aktif mengikuti pembelajaran di kelas. Hasil dari observasi lapangan dan dokumentasi, dari keseluruhan data yang telah didapat tersebut, dipahami satu persatu, kemudian disatukan dan diinterpretasi sesuai dengan rumusan masalah. 3. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikkan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

19 91 Sugiyono (2011: 253) menjelaskan conclusion drawing/verification (kesimpulan) sebagai berikut: Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti mejadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Jadi melalui penelitian kualitatif suatu obyek yang sebelumnya remangremang, setelah dilakukan penelitian akan ada kejelasan tentang obyek tersebut. Seperti halnya apakah penerapan model cooperative learning tipe numbered heads together dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam dalam pembelajaran PKn. Demikian prosedur pengolahan dan analisis data yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Melalui tahap-tahap tersebut penulis memperoleh data secara lengkap mengenai penerapan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMK Negeri 1 Bandung.

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Menurut pendapat Nasution (2009, hlm. 49) lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan, yang harus disertai dengan jalan berikut kotanya. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting keberadaannya didalam proses penelitian yang dilakukan secara terencana dan sistematis, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. ilmiah dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Pendekatan yang dilakukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. ilmiah dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Pendekatan yang dilakukan 42 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ialah suatu kajian yang menggunakan metode yang ilmiah dalam mengumpulkan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2) Metodologi merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam suatu penelitian, metode digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2014, hlm. 15) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sugiyono (2012: 15) mengemukakan bahwa:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Menurut Nasution (2009: 49) lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandasan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Karakter merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan dalam jiwa individu. Proses pendidikan karakter dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ialah suatu kajian yang menggunakan metode yang ilmiah dalam mengumpulkan dan menganalisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih pendekatan kualitatif untuk dijadikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2011:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena pendekatan kualitatif, bertujuan untuk memahami masalah atau keadaan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian kualitatif ini, peneliti ingin mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2015, hlm. 2) mengatakan, Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Keberhasilan dari suatu penelitian, salah satunya ditentukan oleh pendekatan penelitian yang digunakan. Pendekatan

Lebih terperinci

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita 87 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Metodologi sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian, karena peneliti mempunyai alat untuk menguji sebuah tujuan penelitian. Secara umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada orang tua yang mengikutsertakan anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran di Kelompok Bermain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Metodologi penelitian menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003: 1) adalah sebagai berikut: Metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini 67 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian Metode dan pendekatan adalah satu diantara unsur yang harus ada dalam suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 14 Bandung. Sekolah ini berlokasi di Jl. Lapangan Supratman No.8 Kel.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS mata pelajaran PKn terhadap prestasi belajar PKn dengan. menggunakan teknik pokok wawancara, serta teknik penunjang

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS mata pelajaran PKn terhadap prestasi belajar PKn dengan. menggunakan teknik pokok wawancara, serta teknik penunjang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif karena penelitian ini mengkaji kondisi aktual tentang dampak perbedaan uraian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan dalam penelitian ilmiah diartikan sebagai cara-cara atau langkah langkah dengan tata urutan tertentu agar dapat dicapai pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti mengenai peranan pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti mengenai peranan pendidikan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan campuran (Mix Design). Menurut Creswell (2010, hlm. 5) penelitian metode campuran merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting keberadaanya didalam proses penelitian yang dilakukan secara terencana dan sistematis, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sebagai awalan dalam bahasan ini, terlebih dahulu akan diulas tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type Bamboo Dancing Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangaan Deskripsi Pada Siswa Kelas IV SD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang beralamatkan di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan sesuai dengan masalah yang diteliti tentang peranan Kepala Desa dalam meningkatkan kesadaran hukum wajib pajak untuk membayar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian mengenai komunikasi verbal pada siswa dengan sindrom Asperger di SD Yayasan Berubu ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2005 : 4) menyatakan bahwa penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2005 : 4) menyatakan bahwa penelitian 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2005 : 4) menyatakan bahwa penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Sukasari yang terletak di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:118) obyek penelitian adalah Fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:118) obyek penelitian adalah Fenomena 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Suatu penelitian akan menunjukan suatu hasil penelitian yang baik ketika objek penelitian yang dipilih memang relevan dengan jenis penelitian tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat melakukan penelitian dengan tujuan memperoleh data yang berasal dari subjek penelitian.

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN 30 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, Menurut Sugiyono (2010:14) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah suatu proses ilmiah dalam memenuhi rasa ingin tahu (curiousity) manusia dalam upaya pemecahan masalah yang terjadi di dalam lingkungan serta meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu peneliti ingin melihat gambaran apa adanya tentang suasana proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian deskriftif analitis dengan pendekatan kualitatif merupakan metode penelitian yang hendak digunakan dalam pelaksanaan Penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adanya keberhasilan dalam suatu penelitian dapat ditentukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Adanya keberhasilan dalam suatu penelitian dapat ditentukan oleh BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Adanya keberhasilan dalam suatu penelitian dapat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi (kebenaran laporan) data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian a. Pendekatan kualitatif Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan dalam penelitian ilmiah diartikan sebagai cara-cara atau langkah langkah dengan tata urutan tertentu agar dapat dicapai pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. postpositivisme (realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. postpositivisme (realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana 36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana cara untuk mempelajari, menyelidiki ataupun melaksanakan suatu kegiatan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif. Sugiyono (2008:9) mengemukakan bahwa: metode kualitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lexy yang menyatakan bahwa : Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lexy yang menyatakan bahwa : Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut (Arikunto dkk, 2009,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena dengan menggunakan pendekatan ini akan mempermudah peneliti dalam mengungkap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian mengambil latar di Lembaga Pemasyarakatan Kelas III yang beralamat di Jalan Pacuan Kuda No. 3A Arcamanik Bandung. Adapun alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena peneliti akan mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang berbentuk kualitatif yaitu penelitian yang meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (natural setting).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian. Metode penelitian digunakan peneliti agar memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif yang disebut juga penelitian naturalistik. Dipilihnya pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Nasution (2003, hlm. 5) pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di Perpustakaan Masjid PUSDAI Jawa Barat. Untuk memperoleh gambaran yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007, hlm. 3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek peneltian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS dalam pemudaran stigma diteliti dengan pendeketan kualitatif. Pendeketan ini dipilih karena aspek interaksi dalam

Lebih terperinci

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah suatu proses berurutan yang memberikan gambaran keseluruhan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengumpulan data, analisis serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) ini tidak terlepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau 57 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berasal dari kata Metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi artinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu. BAB III METODE PENELITIAN D. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Badan Sosial Mardiwuto, Yayasan dr. Yap Prawirohusodo, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi tersebut karena di tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Papahan, pada kelas IV. Lokasi penelitian tersebut berada di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui selukbeluk sesuatu. Kegiatan ini biasanya muncul dan dilakukan karena ada suatu masalah yang memerlukan jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ini bermaksud untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Kulango Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Lokasi penelitian tersebut merupakan tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah sebuah rancangan yang membantu kita untuk mengaplikasikan rancangan metode penelitian yang telah kita buat sebelumnya menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta dengan pertimbangan mudahnya akses untuk mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan 37 BAB III METODE PENELITIAN A Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Gunungkuning Desa Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif yang disebut juga penelitian naturalistik. Dipilihnya pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data yang dilakukan secara ilmiah dengan tujuan dan fungsi tertentu. Cara ilmiah yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menyajikan dan mendeskripsikan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam menguraikan tujuan penelitian maka digunakan suatu cara, sesuai dengan apa yang ditetapkan sebagai tujuannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi deskriptif dengan pendakatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian akan menentukan kadar ilmiah hasil penelitian yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian akan menentukan kadar ilmiah hasil penelitian yang dapat 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu dan untuk menyelesaikan masalah ilmu atau praktis. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah proses aktivitas yang terdiri dari rangkaian langkahlangkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memudahkan seorang penulis dalam memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Galunggung Tasikmalaya. SDN Galunggung yang terletak di jalan Galunggung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai Evaluasi Program education expo SMA Karangturi Semarang tahun 2014 ini merupakan penelitian evaluatif CIPP dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Kelurahan Cibeunying merupakan satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab tiga merupakan uraian dari metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian mengenai intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian kebudayaan, peneliti harus melakukan proses berfikir secara reflektif. Dalam hal ini berarti untuk

Lebih terperinci