Karakteristik Komposit Al-5%Cu-4%Mg Berpenguat Partikel 20-25% SiC Hasil As-cast dan Hasil Proses Thixoforming
|
|
- Inge Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Karakteristik Komposit Al-5%Cu-4%Mg Berpenguat Partikel 20-25% SiC Hasil As-cast dan Hasil Proses Thixoforming Ahmad Zulfikri Taning 1, Bambang Suharno 1, Yusuf Afandi 2 1. Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia 2. Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Kawasan PUSPIPTEK Gd. 220, Tanggerang Selatan, Indonesia ahmad.zulfikri@ui.ac.id Abstrak Komposit merupakan salah satu material yang saat ini sedang dikembangkan karena memiliki keunggulan seperti memiliki kekuatan yang baik dengan bobot yang ringan. Proses pembuatan material dengan menggunakan metode thixoforming memberikan keunggulan berupa perbaikan struktur dan meningkatkan kekuatan material. Pada penelitian ini, dilakukan pengamatan terhadap material komposit dengan matriks paduan Al-5%Cu-4%Mg dengan penguat partikel SiC sebanyak 20-25% hasil pengecoran biasa dan hasil proses thixoforming. Hasil pengujian kekerasan memperlihatkan peningkatan nilai kekerasan seiring penambahan kadar penguat dan proses thixoforming pada komposit. Pengamatan struktur mikro juga dilakukan untuk mengamati pengaruh proses thixoforming pada komposit dalam mengubah bentuk dendritik menjadi globular yang menghasikan kekerasan yang lebih baik dari pada komposit hasil pengecoran biasa. Kata Kunci: Komposit, thixoforming, partikel SiC, kekerasan, struktur mikro Characteristic of Al-5%Cu-4%Mg Composite Reinforced 20-25% SiC as an As-Cast Product and Thixoforming Process Product Abstract Composite is one of materials that recently being developed because it has the advantages such as good strength with light weight. Materials forming with the thixoforming process has the advantages such as structure refinement and materials properties improvement. In this study, we making an observation about composite materials with Al-5%Cu-4%Mg alloys matrix and 20-25% SiC particle reinforcement as a common casting process and thixoforming process. From the hardness test, the result shows that the hardness increasing as the reinforcement increase and the influence of thixoforming process on composite. The observation on the microstructure conducted to see the influence of thixoforming process on composite in modify the dendritic structure into globular structure that give the better hardness than the as-cast composite. Keywords: Composite, thixofoming, SiC particulate, hardness, microstructure Pendahuluan Saat ini industri-industri dibidang transportasi tengah melakukan suatu pengembangan pada kendaraan agar dapat menggunakan bahan bakar secara efisien, mengingat saat ini jumlah cadangan bahan bakar semakin sedikit. Menurut data terbaru, diawal tahun 2013 ini cadangan minyak bumi di Indonesia turun menjadi 3,59 miliar barel dari 3,74 miliar barel pada 1 Januari 2012 [1]. Pengurangan bobot kendaraan dapat dilakukan dengan cara mengganti
2 material logam pada komponen-komponen kendaraan yang terbuat dari baja dengan menggunakan material lain. Namun masalah yang akan timbul dari material logam dengan bobot yang ringan adalah, material-material ini memiliki kekuatan yang rendah seperti aluminium, magnesium, dan tembaga. Untuk memenuhi kriteria bahan yang diinginkan, yaitu memiliki bobot yang ringan dan kekuatan yang tinggi maka dilakukanlah penelitian mengenai komposit matriks logam [2]. Tujuan dari pembuatan komposit matriks logam tak lain adalah untuk mendapatkan kriteria bahan yang diinginkan dengan menggabungkan sifat-sifat pada masing-masing jenis material yang tidak bisa dimiliki jika mereka berdiri sendiri [3]. Kriteria dari komposit matriks logam yang diharapkan adalah [4] : Menaikkan kekuatan luluh dan kekuatan tarik pada temperatur ruang. Menaikkan ketahanan creep pada temperatur tinggi. Menaikkan ketahanan fatik. Meningkatkan ketahanan syok termal. Meningkatkan modulus Young. Mengurangi elongasi termal. Banyak sekali metode yang dapat digunakan untuk dapat menghasilkan komposit matriks logam ini diantaranya adalah dengan menggunakan metode metalurgi cair dan metalurgi sebuk. Namun dalam pengembangannya metode yang lebih sering digunakan adalah metode metalurgi cair yang juga akan digunakan dalam penelitian kali ini. Hal ini dikarenakan metode metalurgi cair merupakan metode yang cenderung lebih ekonomis dari segi biaya dibandingkan dengan metode metalurgi serbuk [4]. Bahan baku pembuatan komposit pada penelitian ini berupa logam aluminium dengan paduan tembaga dan magnesium. Dasar proses yang digunakan adalah dengan menggunakan metode metalurgi cair dimana logam dicairkan terlebih dahulu lalu kemudian dicampurkan dengan bahan penguat berupa serbuk SiC. Kemudian pada proses pembentukan, metode yang digunakan adalah metode pembantukan semi-padat thixoforming. Metode ini ditemukan pertama kali oleh Fleming pada tahun 1971 [5]. Tujuan dari pembentukan pada fasa semi-padat adalah untuk menciptakan struktur non-dendritic atau stuktur yang bundar, sehingga dapat menghasilkan sifat komponen yang lebih baik dibandingkan dengan komponen yang dibentuk dengan pengecoran konvensional [5]. Penelitian yang dilakukan kali ini bertujuan untuk
3 memodifikasi variabel-variabel yang menentukan hasil dari proses fabrikasi komposit mulai dari peleburan, pencampuran dengan partikel penguat SiC 20-25% dalam matriks utama Al- 5%Cu-4%Mg, hingga pembentukan semi-padat thixofomring pada bahan serta untuk melihat pengaruhnya terhadap mikrostruktur dan sifat mekanik dari bahan komposit tersebut. Tinjauan Teoritis Komposit merupakan salah satu material yang saat ini sedang dikembangkan. Serangakain penelitian dilakukan untuk dapat meningkatkan performa dari material komposit. Hal ini dikarenakan kebutuhan pada material dengan bobot yang ringan dan memiliki kekuatan yang baik sedang banyak dibutuhkan terutama dalam industri transportasi. Komposit adalah material yang merupakan gabungan dari dua atau lebih jenis material yang sama atau berbeda, dengan tujuan untuk mendapatkan sifat gabungan yang lebih baik dan tidak bisa dimiliki jika material-material itu berdiri sendiri [3]. Sebagai contoh jika kita memiliki resin polimer dan serat karbon, maka penggabungan kedua material tersebut akan menghasilkan material komposit yang memiliki sifat yang ringan dan kekuatan yang didapat bisa melebihi polimer pada umumnya. Material komposit terdiri atas dua konstituen utama yaitu fasa matriks dan fasa penguat [6], dimana masing-masing konstituen memegang peranan penting dalam membentuk sifat komposit. Sifat dari material komposit bisa juga disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga dapat terhindar dari batasan-batasan dalam memilih material seperti batasan-batasan yang ada pada material konvensional [7]. Secara umum material komposit dibagi ke dalam tiga kelas utama yang dibedakan berdasarkan matriks yang digunakan yaitu komposit matriks polimer, komposit matriks keramik, dan komposit matriks logam [7]. Matriks-matriks pada komposit tersebut nantinya akan digabungkan dengan fasa penguat yang juga terdiri dari material-material seperti polimer, keramik, dan logam dan biasanya memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari matriks [6]. Penyilangan sifat antara dua material yang berbeda inilah yang menjadi dasar pembuatan material komposit sekarang ini. Berikut diagram hubungan antara sifat tiga material teknik dan penyilangan sifat antar ketiga material tersebut.
4 Gambar 1. Hubungan penyilangan sifat material yang menunjukkan evolusi material komposit [7]. Matriks merupakan fasa yang memiliki komposisi paling banyak dalam suatu material komposit. Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa ada tiga jenis material yang biasa digunakan sebagai matriks pada pembuatan komposit yaitu polimer, logam, dan keramik. Pada perkembangannya, komposit dengan menggunakan matriks polimer telah diteliti lebih dulu dibandingkan dengan komposit yang menggunakan matriks keramik atau logam [3]. Terdapat beberapa fungsi dari matriks pada suatu material komposit, diantaranya adalah [7] : Matrix harus dapat mentransfer beban yang diberikan pada material komposit ke fasa penguat sehingga matriks tidak mudah mengalami kegagalan. Selain itu agar pemindahan beban manjadi maksimal, maka matriks harus menjaga posisi fasa penguat pada arah beban yang tepat. Matriks harus menjaga fasa penguat agar tidak berinteraksi antar sesamanya. Hal ini dapat menjaga fasa penguat dari kerusakan akbat berbenturan dengan fasa penguat lainnya, karena biasanya fasa penguat bersifat sangat getas dan rapuh. Matriks harus dapat menjaga fasa penguat dari kerusakan mekanis akibat serangan dari lingkungan agar penguat tidak mudah rusak dan tidak mengurangi sifat mekanik komposit. Matriks yang bersifat cenderung ulet dapat mengurangi atau bahkan menghentikan perambatan retak pada penguat yang sudah mulai rusak. Dari beberapa fungsi diatas maka dapat disimpulkan bahwa matriks berperan penting dalam melindungi fasa penguat dari kerusakan sehingga kita bisa membuat sifat material komposit
5 yang diinginkan bekerja secara maksimal. Selain itu, karena matriks memiliki bagian paling besar dalam sebuah material komposit maka sebagian besar sifat dasar yang dimiliki merupakan sifat dari matriks yang digunakan. Logam merupakan material yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari peralatan makan, telekomunikasi, transportasi, antariksa, militer, dan masih banyak lagi yang mungkin tidak dapat disebutkan satu-persatu. Karena memiliki banyak kegunaan diberbagai hal dan aspek kehidupan, maka logam juga merupakan material yang paling banyak direkayasa oleh para peneliti. Logam pada umumnya memiliki sifat deformasi plastis sehingga mudah diubah ke berbagai bentuk yang diinginkan akibat adanya pergerakan dislokasi didalamnya serta dapat diperkuat dengan berbagai metode [7]. Hal inilah yang menjadikan logam menjadi material yang banyak digunakan karena sifatnya yang mudah dibentuk namun kekuatannya yang tinggi dibandingkan dengan material lainnya, sehingga logam dapat digunakan dalam berbagai aplikasi secara luas termasuk juga penggunaannya sebagai matriks dalam material komposit. Fasa penguat merupakan bagian dari material komposit yang pada umumnya memiliki komposisi lebih sedikit dari pada matriks. Jumlah komposisi penguat bergantung kepada seberapa besar kekuatan pada suatu matriks ingin ditambahkan dan sifat apa yang ingin diperoleh pada suatu material komposit. Secara definisi penguat merupakan fasa yang dikelilingi fasa matriks yang berkelanjutan [8]. Dari fasa penguat inilah, material komposit dapat bagi menjadi beberapa klasifikasi lagi seperti yang diperlihatkan pada diagram berikut. Gambar 2. Klasifikasi komposit berdasarkan penguat yang digunakan [8].
6 Pada diagram klasifikasi maka dapat dilihat, terdapat tiga jenis penguat yang masing-masing jenis penguat juga terbagi ke dalam beberapa kelompok. Mekanisme penguatan yang terjadi pada komposit adalah dengan menahan beban yang ditransfer dari matrix, yang mana hal ini sama dengan mekanisme penguatan pada logam dimana presipitat pada logam menahan pergerakan dislokasi jika suatu gaya bekerja pada logam tersebut [8]. Penguat partikel merupakan jenis panguat lain yang sering digunakan pada pembuatan material komposit. Pada dasarnya penguat partikel terdapat berbagai macam bentuk dan ukuran. Penguat partikel terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu partikel berukuran besar dan partikel penguatan-tersebar. Partikel berukuran besar berarti partikel ini tidak bisa dilihat dari skala atom atau molekul karena ukurannya yang memang melebihi itu, sedangkan partikel penguat-tersebar umumnya berukuran lebih kecil dengan ukuran diameter sekitar 10 hingga 100 nm [8]. Karakteristik penguat partikel pada umumnya adalah memiliki ukuran dimensi yang sama ke segala arah. Biasanya komposit berpenguat partikel memiliki kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan komposit berpenguat fiber namun relatif lebih murah dari segi biaya produksi [6]. Komposit matriks logam merupakan material komposit yang menggunakan logam ulet sebagai matriksnya [8]. Sebagai penguat dari matriks logam digunakan material keramik yang berupa serat atau pertikel yang dapat meningkatkan kekakuan, kekuatan, ketahanan terhadap creep dan fatik, ketahanan aus, dan meningkatkan kestabilan pada pengoperasian suhu tinggi [7,8]. Logam yang biasa digunakan sebagai matriks diantaranya adalah aluminium, magnesium, dan tembaga, sedangkan penguat yang digunakan pada komposit matriks logam adalah karbon, SiC, boron, alumina, dan borosilika [8]. Pada perkembangannya, banyak penelitian dilakukan terhadap logam aluminium sebagai matriks dari komposit. Selain dari jumlahnya yang berlimpah di alam, logam ini juga memiliki bobot ringan, ketahanan korosi, dan keuletan yang tinggi sehingga mudah dibentuk [8]. Penguat yang digunakan pada aluminium bisa salah satu atau gabungan dari jenis penguat yang telah disebutkan sebelumnya. Bentuk dari penguat yang ditambahkan pada aluminium matriks pun beragam seperti penguat dengan bentuk serat, partikel, atau serpihan. Namun pada proses produksinya, pembuatan komposit dengan menggunakan penguat serat membutuhkan biaya yang lebih mahal dari pada komposit berpenguat pertikel atau serpihan [3]. Penguat partikel yang biasa digunakan pada matriks aluminium adalah serbuk alumina atau
7 serbuk SiC. Pada otomotif, penggunaan komposit aluminium berpenguat partikel digunakan pada komponen piringan rem [4]. Aluminium merupakan salah satu elemen logam kedua terbanyak yang ada di muka bumi ini. Sejak abad 19, aluminium merupakan logam kompetitor dari baja dalam bidang teknik dan rekayasa logam [9]. Berat aluminium yang sangat ringan yaitu sekitar satu per tiga dari berat baja, ketahanan oksidasinya yang tinggi, serta kemampuannya untuk dipadukan dengan berbagai elemen paduan membuat aluminium banyak digunakan dalam berbagai aspek kehidupan secara luas. Aluminium memiliki banyak sekali jenis paduan yang hingga kini terhitung lebih dari tiga ratus jenis paduan dari logam aluminium ini [9]. Salah satu jenis paduan aluminium yang banyak digunakan adalah paduan aluminium dengan tembaga. Paduan aluminium ini sering juga disebut dengan aluminium seri 2 dengan kandungan paduan yang dominan adalah logam tembaga [10]. Paduan aluminium dengan tembaga juga sering disebut dengan heat treatable aluminium alloy. Hal ini dikarenakan untuk meningkatakan sifat kekuatan mekanik maka diperlukan adanya proses perlakuan panas. Keluarga paduan Al- Cu, termasuk juga komposit berbasis matriks logam paduan ini biasanya cocok dan sering sekali digunakan pada otomotif, pesawat terbang, dan bidang militer [10]. Silikon karbida merupakan salah satu jenis dari metrial keramik. Seperti yang telah kita ketahui, material keramik merupakan jenis material rekayasa yang memiliki kekuatan dan kekerasan tinggi dibandingkan dengan material rekayasa lainnya. Namun akibat dari kekuatan dan kekerasan yang tinggi, material ini cenderung rapuh karena ketangguhannya yang rendah. Silikon karbida terdiri dari susunan tetrahedral atom silikon dan atom karbon yang berikatan sangat kuat pada kisi-kisi kristal [11]. Sifat lain dari silikon karbida ini adalah kestabilannya terhadap serangan zat-zat kimia seperti zat asam, alkali, atao lelehan garam hingga suhu sekitar 800 o C [11]. Pada material komposit, silikon karbida digunakan sebagai unsur penguat dalam bentuk serat maupun partikel. Thixoforming merupakan salah satu dari proses pembentukan logam dengan menggunakan metode semi-padat. Selain thixoforming, metode pembentukan semi-padat lainnya adalah rheocasting [12]. Pada awalnya pembentukan semi-padat pertama kali ditemukan oleh M. Spencer dan M. Flemmings di awal tahun 1971 saat mereka melakukan penelitian tentang perilaku pada logam paduan semi-padat di MIT. Dari hasil penelitian mereka didapat bahwa pemberian gaya geser pada logam saat keadaan semi-padat membuat tegangan pada logam
8 hasil pengecoran akan menurun [12]. Akhir-akhir ini penggunaan metode pembentukan semipadat sedang marak dilakukan di industri-industri komponen otomotif. Penggunaan metode pembentukan semi-padat ini memberikan beberapa keuntungan pada pembuatan komponen otomotif yang berbahan dasar logam atau komposit matriks logam. Beberapa keuntungan yang didapat diantaranya adalah hasil akhir yang mendekati ukuran sempurna, mikrostruktur yang berbentuk bundar, dan jumlah cacat produk yang sedikit [12]. Gambar 3. Skema proses thixoforming [12] Proses pembentukan logam dengan menggunakan metode thixoforming diawali dengan pemanasan billet logam yang ingin dibentuk pada tungku pemanas hingga keadaan semi-padat. Proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan tungku induksi ataupun tungku konvensional, meskipun pemanasan dengan tungku induksi menghasilkan scale yang lebih sedikit yaitu sekitar 0,5 % dibandingkan dengan tungku konvensional yang menghasilkan scale sekitar 3-4 % [13,14]. Hal ini disebabkan karena pada tungku induksi pemanasan billet hingga mencapai keadaan semi-padat dicapai dalam jangka waktu yang lebih sebentar dibandingkan dengan pemanasan pada tungku konvensional. Setelah billet logam mencapai keadaan semi-padat maka saat itu juga billet dicetak. Metode Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa logam aluminium paduan dengan kandungan 5% tembaga dan 4% magnesium sebagai matriks utama sampel komposit yang ingin dibentuk. Penguat yang digunakan untuk membuat sampel komposit tersebut adalah serbuk partikel SiC sebanyak 20-25%. Hal pertama yang dilakukan adalah membuat logam paduan Al-5%Cu tanpa kandungan Mg. Kemudian logam paduan tersebut dilebur kembali untuk dicampur dengan logam paduan Mg dan partikel penguat SiC sambil diaduk menggunakan pengaduk mekanik untuk kemudian dituang ke dalam cetakan berbentuk
9 tabung. Setelah sampel komposit terbentuk, sampel dipotong menjadi dua bagian yaitu satu bagian sebagai sampel as-cast dan bagian yang lainnya sebagai sampel yang akan diberikan perlakuan thixoforming. Selanjutnya karakterisasi dilakukan terhadap sampel as-cast. Karakterisasi yang dilakukan berupa uji keras dengan menggunakan metode Vickers, pengamatan struktur mikro, serta pengamatan SEM dan EDS. Proses thixoforming yang dilakukan meliputi beberapa tahap yaitu tahap pemanasan hingga suhu semi-padat. Pada penelitian ini suhu yang digunakan hingga keadaan tersebut dicapai adalah 617 o C-620 o C dan ditahan selama 30 menit. Kemudian sampel diletakkan dibawah mesin penekan untuk dibentuk dengan cara diberi tekanan di atasnya. Besar kekuatan tekan yang diberikan pada sampel komposit hingga berbentuk pipih kurang lebih 25 ton. Setelah sampel mengeras kembali dan suhunya menjadi suhu ruang, barulah sampel tersebut dilakukan karakterisasi sama seperti sampel as-cast sebelumnya. Gambar 4. Mesin penekan pada laboratorium TPB (kiri) dan hasil proses penekanan pada sampel komposit logam (kanan) Hasil dan Pembahasan Pengaruh SiC dan Thixofomring Terhadap Komposit Al-5%Cu-4%Mg Setelah dilakukan uji kekerasan dengan menggunan mesin uji keras Vickers maka didapat data yang ditampilkan pada gambar 5 yaitu grafik hubungan antara nilai kekerasan dengan penambahan jumlah partikel penguat dan perlakuan semi-padat thixoforming pada sampel komposit. Nilai kekerasan didapat dari perhitungan data dengan menggunakan rumus standar nilai kekerasan.
10 Kekerasan (HV) Kekerasan % SiC 25 % SiC 20 % SiC- Thixo 25% SiC- Thixo Gambar 5. Grafik hasil pengujian kekerasan material koposit Al-5%Cu-4%Mg vs komposisi SiC dan perlakuan thixoforming Pada hasil pengujian kekerasan yang dapat dilihat pada gambar 5 menunjukkan adanya peningkatan nilai kekerasan pada sampel hasil as-cast maupun sampel hasil thixoforming seiring dengan bertambahnya jumlah partikel SiC pada kedua sampel. Pada sampel as-cast, kekerasan meningkat sebanyak 5% sedangkan pada sampel thixoforming kekerasan meningkat sebesar 8%. Hal ini disebabkan karena penambahan partikel penguat SiC akan menyebabakan ketahanan terhadap deformasi plastis pada matriks aluminium meningkat karena sifat SiC yang keras dan kaku [15,16]. Ketahanan deformasi plastis ini disebabkan karena berkurangnya daerah pergerakan dislokasi yang ditimbulkan akibat adanya mekanisme Orowan yang terjadi dalam matriks [17,18]. Sehingga peningkatan kekerasan akan terjadi seiring dengan penambahan kadar partikel penguat SiC karena semakin banyak partikel SiC dalam matriks maka akan semakin banyak pula mekanisme Orowan yang terjadi. Peningkatan kekerasan juga terjadi karena perlakuan thixoforming pada sampel komposit. Dapat dilihat pada sampel dengan kandungan SiC 20% nilai kekerasan setelah proses thixoforming meningkat sebesar 13% dan pada sampel dengan kandungan SiC 25% nilai kekerasan meningkat sebesar 16%. Peningkatan nilai kekerasan ini disebabkan karena adanya perlakuan thixoforming yang menyebabkan perubahan bentuk struktur mikro pada matriks komposit serta pengurangan porositas yang membuat sifat kekerasan pada komposit hasil thixoforming lebih baik daripada komposit yang tidak diberi perlakuan thixoforming.
11 Struktur Mikro Matriks Komposit Hasil As-Cast dan Hasil Thixoforming Pengamatan struktur mikro dilakukan untuk melihat persebaran SiC dalam matriks dan pengaruh perlakuan thixoforming terhadap matriks. Hasil pengamatan ini disajikan pada gambar berikut. (a) (b) 50 µm 50 µm (c) (d) 50 µm 50 µm Gambar 6. Struktur mikro komposit matriks logam Al-5%Cu-4%Mg (a) 20% SiC, (b) 25% SiC, (c) 20% SiC-Thixo, (d) 25% SiC-Thixo Hasil pengamatan struktur mikro yang diperlihatakan pada gambar 6 a, b, c, dan d memperlihatkan gambar struktur mikro dari matriks komposit. Gambar 6 a memperlihatkan adanya gumpalan-gumpalan berwarna hitam di area pangamatan. Gumpalan hitam ini merupakan poros bekas keberadaan penumpukan partikel SiC yang terlepas akibat pengampelasan yang kurang baik. Selain itu terdapat juga bintik-bintik kecil berwarna abuabu dan bersiku yang merupakan partikel SiC yang masih ada dalam matriks tersebut [19,20]. Dari penjelasan sebelumnya, dapat kita pastikan bahwa persebaran partikel SiC dalam matriks logam aluminium paduan tidak begitu baik. Hal ini ditandai dengan daerah gelap yang hanya berkumpul di titik-titik tertentu yang menandakan adanya penumpukan partikel SiC didaerah
12 tersebut serta keberadaan partikel SiC yang sedikit. Penumpukan partikel SiC dapat disebabkan oleh pengadukan yang kurang sempurna serta interaksi antar partikel SiC itu sendiri sehingga partikel ini memiliki kecenderungan untuk berkumpul satu sama lain. Selain itu gas-gas yang masih terdapat dalam matriks akan menyelubungi permukaan partikel SiC sehingga sebagian partikel akan ikut terbawa oleh gas dan kembali ke permukaan [21]. Gambar 6 c dan d menunjukkan struktur mikro matriks setelah dilakukan proses thixoforming. Pada gambar tersebut dapat dilihat bentuk dari butir matriks yang globular atau lebih membulat dibandingkan dengan sampel hasil as-cast yang diperlihatkan pada gambar 6 b. Perubahan bentuk dari dendritik menjadi globular ini diakibatkan karena pemanasan dan pemberian gaya tekanan pada keadaan semi-padat. Ketika sampel komposit diberikan pemanasan hingga mencapai keadaaan semi-padat, maka sebagian dari lengan dendrit akan mulai terputus sebagian dan jika diberi gaya yang cukup kuat maka lengan dendrit akan terputus secara sempurna. Kemudian fasa cair dalam sampel akan berdifusi dan menyatu dengan fasa padat yaitu lengan-lengan dendrit yang terputus tadi dan akan membentuk struktur globular [22,23]. Pengamatan SEM dan EDS Pada Daerah Penumpukan SiC Gambar 7. Foto mikro hasil pengamatan SEM pada daerah penumpukan SiC
13 Pada pengamatan SEM memperlihatkan adanya penumpukan partikel SiC pada suatu area dalam matriks. Kemudian pada area tersebut dilakukan pengujian EDS untuk memperlihatkan tingginya kandungan SiC. Tabel 1. Data hasil pengamatan EDS pada daerah berporos Element Series Unn. C [wt.%] Norm. C [wt.%] Atom. C [at.%] Aluminium K-Series Silicon K-Series Magnesium K-Series Carbon K-Series Oxygen K-Series Copper K-Series Iron K-Series Total Pengamatan SEM yang ditunjukkan pada gambar 7 menunjukkan adanya penumpukan partikel SiC dalam suatu poros. Dapat dilihat bahwa secara morfologi bagian yang berada di daerah yang dilingkari memiliki bentuk partikel yang bersiku-siku dan batas tepi antara partikel sangat jelas terlihat yang mengindikasikan bahwa partikel SiC ini tidak menyatu dengan baik pada matriks aluminium. Kemudian pada pengujian EDS yang disajikan pada tabel 1 memperlihatkan kandungan-kandungan unsur yang diamati pada daerah yang ada dalam gambar 7. Pada tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa kandungan silikon dan kandungan karbon menunjukkan presentase yang cukup tinggi. Hal ini membuktikan bahwa pada daerah itu terkandung cukup banyak partikel SiC diantara matriks logam alumnium paduan. Kesimpulan Dari pemahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pencampuran dari partikel penguat SiC sebanyak 20-25% kurang merata akibat pengadukan dan pembasahan yang kurang sempurna. 2. Penambahan partikel SiC menyebabkan peningkatan nilai kekerasan sebesar 5% pada sampel as-cast dan 8% pada sampel thixoforming. 3. Perlakuan thixoforming menyebabkan peningkatan nilai kekerasan sebesar 13% pada sampel dengan kandungan SiC 20% dan 16% pada samapel dengan kandungan SiC 25%. 4. Pengamatan pada SEM dan pengujian EDS membuktikan adanya penumpukan partikel SiC pada daerah poros.
14 Referensi 1. Tempo. Co. Cadangan Minyak Indonesia Anjlok. 3 April < Anjlok> 2. Bakashi, S.R., D. Lahiri, and A. Agarwal. Carbon Nanotube Reinforced Metal Matrix Composite. International Materials Review 55:1(2010): Mallick P.K. Fiber-Reinforce Composite: Materials, Manufacturing, and Design-2 nd ed. Rev. and expanded. New York : Marcel Dekker, Inc, Kainer, Karl U., ed. Metal Matrix Composite. Custom-made Materials for Automotive and Aerospace Engineering. Weinheim: WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA (2006). ISBN: Lu, Yalin, M. Li, W. Huang, and H. Jiang. Deformation Behaviour and Microstructural during The Semi-solid Compression of Al-4Cu-Mg Alloy. Materials Characterization 54:(2005): Campbell, F.C. Structural Composite Material. ASM International (2010). 7. Harris, Bryan. Engineering Composite Materials. London: The Institute of Materials, Callister, Jr, William D. Materials Science and Engineering: an Introduction. 7 th ed. New York: John Wiley & Sons, Inc, Rooy, Elwin L. Introduction to Aluminium and Aluminium Alloy. ASM Handbook Vol 2-Properties and Selection : Nonferrous Alloys and Special-Pupose Materials. ASM International (1999): Cayless R.B.C. Alloy and Temper Designation System for Aluminium and Aluminium Alloys. ASM Handbook Vol 2-Properties and Selection : Nonferrous Alloys and Special- Pupose Materials. ASM International (1999): Syazana, Engku Amalina. Effect of Weight Percentage of Silicone Carbide (SiC) Reinforcement Particles on Mechanical Behaviour of Aluminium Metal Matrix Composite (Al MMC). Tesis. Universiti Malaysia Pahang (2008). 12. Rosso, M. Thixocasting and Rheocasting Technologies, Improvements Going on. Journal of Achievements in Materials and Manufacturing Engineering 54:1(2012):
15 13. Kim, N.S., and C.G. Kang. An Investigation of Flow Characteristics Considering The Effect of Viscosity Variation in The Thixoforming Process. Journal of Materials Processing Technology 103:(2000): Jung, H.K. The Induction Heating Process of Semi-Solid Aluminium Alloys for Thixoforming and Their Microstructure Evaluation". Journal of Materials Processing Technology 105:(2000): Saheb, Dunia Abdul. Aluminium Silicone Cardbide and Aluminium Graphite Composites. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences Vol 6. Asian Research Publishing Network ISSN :(2011): Prabu, S. Balasivanandha. Influence of Stirring Speed and Stirring Time on Distribution of Particle in Cast Metal Matriks Composite. Journal of Material Processing Technology 171:(2006): Kim, Hyoung Seop. On The Rules of Mixtures for The Hardness of Particle Reinforced Composites. Materials Science and Engineering A289:(2000): Zsaraz, Z., Z. Trojonova, M. Cabbibo, and E. Evangelista. Strengthening in a WE54 Magnesium Alloy Containing SiC Particle. Material Science and Engineering A462:(2007): Ward, P.J., H.V. Atkinson, P.R.G. Anderson, L.G. Elias, B. Garcia, L. Kahlen, and J-M. Rodriguez-Ibabe. Semi-Solid Processing of Novel MMC s Based On Hypereutectic Aluminium-Silicon Alloys. Acta Mater. Vol 44 5:(1996): Chawla, N., J.J. Williams, and R. Saha. Mechanical Behaviour and Microstructure Characterization of Sinter-Forged SiC Particle Reinforced Aluminium Matrix Composites. Journal of Light Metals 2:(2002): Singla, Manoj, D. Deepak Dwivedi, Lakhvir Singh, and Vikas Chawla. Development of Aluminium Based Silicon Carbide Particulate Metal Matrix Composite. Journal of Minerals and Materials Characterization and Engineering Vol 8 6:(2009): Fan, Z. Semi Solid Material Processing. International Materials Review Vol 47 2:(2002). 23. Adedayo, A.V. Development Process of Globular Microstructure. Journal of Minerals and Materials Characterization and Engineering Vol 10 7:(2011):
BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian aluminium dalam dunia industri yang semakin tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus ditingkatkan. Aluminium dalam bentuk
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Teknologi Material Teknik Kode/ Bobot : TKM 8232/ 3 sks Status : Mata Kuliah Penunjang Disertasi Prasyarat : - Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini berisi
Lebih terperinciPengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro
PENGARUH TEMPERATUR BAHAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PROSES SEMI SOLID CASTING PADUAN ALUMINIUM DAUR ULANG M. Chambali, H. Purwanto, S. M. B. Respati Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material aluminium tinggal 8% di kerak bumi. Permintaan di seluruh dunia untuk aluminium berkembang 29 juta ton per tahun. 22 juta ton adalah aluminium baru dan 7 juta
Lebih terperinciDYAN YOGI PRASETYO I
ANALISA PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN TEMPERATUR TUANG PADA AMC BERPENGUAT PASIR SILICA TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN TARIK DENGAN METODE STIR CASTING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50
PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50 Sudarmanto Prodi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jalan Janti Blok R Lanud Adisutjipto, Yogyakarta
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM REMELTING
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SIO2 MENGGUNAKAN METODE STIR CASTING TERHADAP KEKERASAN DAN DENSITAS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciANALISA KETANGGUHAN KOMPOSIT ALUMINIUM BERPENGUAT SERBUK SiC
ANALISA KETANGGUHAN KOMPOSIT ALUMINIUM BERPENGUAT SERBUK SiC Suyanto Program Studi Teknik Bangunan Kapal Akademi Teknik Perkapalan (ATP) Veteran Semarang Email: suyantoeste@yahoo.com ABSTRAK Produksi AMC
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract
PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL CHASSIS BERBAHAN DASAR LIMBAH ALUMINIUM HASIL PENGECORAN HPDC YANG DISERTAI PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT) *Pandhu Madyantoro
Lebih terperinciPengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 196 Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini mendorong para peneliti untuk menciptakan dan mengembangkan suatu hal yang telah ada maupun menciptakan
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH PENAMBAHAN MAGNESIUM (Mg) TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOSIT ALUMINIUM DIPERKUAT SILIKON KARBIDA (SiC) DENGAN METODE STIR CASTING TUGAS AKHIR MUHAMMAD MUSTAGHFIRI L2E 606 040
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT
STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT Al/Al2O3 HASIL PROSES CANAI DINGIN Asfari Azka Fadhilah 1,a, Dr. Eng. A. Ali Alhamidi, ST.,MT. 1, dan Muhammad
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KANDUNGAN SIC, TEMPERATUR CAIRAN, KECEPATAN PUTAR DAN DURASI WAKTU PENGADUKAN PADA KEKUATAN TARIK KOMPOSIT AL-SIC
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN SIC, TEMPERATUR CAIRAN, KECEPATAN PUTAR DAN DURASI WAKTU PENGADUKAN PADA KEKUATAN TARIK KOMPOSIT AL-SIC
Lebih terperinciParticulate Reinforced Aluminum Composites, School of Materials Science and Engineering, UNSW. 14. Kainer, Karl U., 2006, Basic of Metal Matrix
DAFTAR PUSTAKA 1. Benjamin, W.N., Alan, B.D., & Ricard, A.W., 1989, Modern Manufacturing Process Engineering, Singapore : McGraw-Hill Book Co. 2. Khairel Rafezi Ahmad, 2005, The Influence of Alumina Particle
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2
PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12
D.20. Analisa Pengaruh Pengecoran Ulang terhadap Sifat Mekanik... (Samsudi Raharjo) ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12 Samsudi Raharjo, Fuad Abdillah dan Yugohindra
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil-hasil pengujian yang telah dilakukan pada material hasil proses pembuatan komposit matrik logam dengan metode semisolid dan pembahasannya disampaikan pada bab ini. 4.1
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KOMPOSIT MATRIK LOGAM Komposit adalah perpaduan dalam skala makroskopis dari dua atau lebih material yang memiliki fasa berbeda, dipilih berdasarkan kombinasi fisik masingmasing
Lebih terperinci18.1 Sandwich Panel Honeycomb sandwich
18.1 Sandwich Panel Material komposit juga dapat dibuat dengan menyelipkan (to sandwich) material inti di antara dua lapisan luar yang tipis. Terdapat dua macam material yaitu : 1. Honeycomb sandwich 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi otomotif yang begitu pesat memerlukan material teknik dan cara produksi yang tepat untuk mewujudkan sebuah produk berkualitas, harga
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang
Lebih terperinciANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc
D.22. Analisis Kegagalan Piston Sepeda Motor Bensin 110 cc (Sri Nugroho) ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc Sri Nugroho dan Azis Purwanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNDIP Jl.
Lebih terperinciPENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH
C.6 PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH Agus Dwi Iskandar *1, Suyitno 1, Muhamad 2 1 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi
Lebih terperinciPembentukan Komposit Matriks Al-4%Cu-4%Mg Berpenguat 5% vf dan 10% vf Al 2 O 3 Melalui Proses Thixoforming
Pembentukan Komposit Matriks Al-4%Cu-4%Mg Berpenguat 5% vf dan 10% vf Al 2 O 3 Melalui Proses Thixoforming Abdullah Fahmi, Anne Zulfia Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si
Pengaruh Temperatur Tuang dan Kandungan Silicon Terhadap Nilai Kekerasan Paduan Al-Si (Bahtiar & Leo Soemardji) PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si Bahtiar
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12
C.10. Pengaruh tekanan injeksi pada pengecoran cetak tekanan tinggi (Sri Harmanto) PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12 Sri Harmanto Jurusan
Lebih terperinciMomentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn
Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 41-48 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 ANALISIS PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PRODUK SEPATU KAMPAS REM
Lebih terperinciKARAKTERISASI BLOK REM KERETA API BERBAHAN BESI COR DAN Al-SiC BERDASARKAN KEKUATAN UJI TARIK DAN HARGA IMPAK. Senen *), AP.
KARAKTERISASI BLOK REM KERETA API BERBAHAN BESI COR DAN Al-SiC BERDASARKAN KEKUATAN UJI TARIK DAN HARGA IMPAK Senen *), AP. Bayuseno **) Abstract The train is currently trusted by the people of Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini semakin pesat, hal ini sejalan dengan kemajuan industri yang semakin banyak dan kompleks. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENAMBAHAN CU PADA MATRIKS KOMPOSIT ALUMINIUM REMELTING
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN CU PADA MATRIKS KOMPOSIT ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT PASIR SILIKA TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN STUKTUR MIKRO PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM DENGAN METODE STIR CASTING
Lebih terperinciANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR
ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR Abdul HayMukhsin 1), Muhammad Syahid, Rustan Tarakka 1*) 1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin,
Lebih terperinciANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS
TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciKARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING
D.3 KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING Padang Yanuar *, Sri Nugroho, Yurianto Jurusan Magister Teknik Mesin Fakultas Teknik UNDIP Jl. Prof. Sudharto SH Kampus Undip Tembalang
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi
SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT LOGAM Al-SiC/p AKIBAT KENAIKAN TEMPERATUR HEAT TREATMENT Juriah
Lebih terperinciKARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN
No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN Martoyo, Ahmad Paid, M.Suryadiman Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinci11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :
11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon : Material Teknik Suatu diagram yang menunjukkan fasa dari besi, besi dan paduan carbon berdasarkan hubungannya antara komposisi dan temperatur. Titik
Lebih terperinciUJI PERFORMASI DISC BRAKE SEPEDA MOTOR MATERIAL KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM BERPENGUAT PARTIKEL KERAMIK
UJI PERFORMASI DISC BRAKE SEPEDA MOTOR MATERIAL KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM BERPENGUAT PARTIKEL KERAMIK Roy Waluyo, Dwi Rahmalina Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Pancasila Jl. Srengseng
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO KARAKTERISASI KOMPOSIT ALUMINIUM DIPERKUAT SILIKON KARBIDA DENGAN VARIASI KOMPOSISI 3%, 5%, 7% DAN PENAMBAHAN MAGNESIUM 5% MENGGUNAKAN METODE STIR CASTING TUGAS AKHIR KHOIRUL UMMAM
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTAR DALAM METODE STIR CASTING TERHADAP DENSITAS DAN POROSITAS Al- SiC UNTUK APLIKASI BLOK REM KERETA API
Pengaruh Variasi Kecepatan Putar Dalam Metode Stir Casting Terhadap PENGARUH VARIASI KECEPATAN PUTAR DALAM METODE STIR CASTING TERHADAP DENSITAS DAN POROSITAS Al- SiC UNTUK APLIKASI BLOK REM KERETA API
Lebih terperinci( Kajian Teori & Aplikasi )
KOMPOSIT SEBAGAI TREND TEKNOLOGI MASA DEPAN ( Kajian Teori & Aplikasi ) 1. Definisi Komposit Komposit adalah perpaduan dari bahan yang dipilih berdasarkan kombinasi sifat fisik masing-masing material penyusun
Lebih terperinciPengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si
Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si Fuad Abdillah*) Dosen PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Waktu penahanan pada temperatur
Lebih terperinciGugun Gumilar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma Depok. Abstraksi
PENGARUH VOLUME FRAKSI 5%, 7,5% DAN 10% ALUMINA (Al 2 O 3 ) DENGAN UKURAN PARTIKEL 140, 170 DAN 200 MESH TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT MATRIKs Al-4.5%Cu-4%Mg Gugun Gumilar Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 FENOMENA FADING PADA KOMPOSISI PADUAN AC4B Pengujian komposisi dilakukan pada paduan AC4B tanpa penambahan Ti, dengan penambahan Ti di awal, dan dengan penambahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK BAHAN Tabel 4.1 Perbandingan karakteristik bahan. BAHAN FASA BENTUK PARTIKEL UKURAN GAMBAR SEM Tembaga padat dendritic
Lebih terperinciSIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS ALUMINIUM 6061 HASIL FRICTION WELDING ABSTRACT
SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS ALUMINIUM 6061 HASIL FRICTION WELDING Hendry Wicaksana S 1, Santoso Mulyadi 2, Ahmad Syuhri 2 1 Alumni Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember, Jl.
Lebih terperinciTIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik
1 METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik Tool Steel (Baja Perkakas) 2 W Pengerasan dengan air (Water hardening) Pengerjaan Dingin (Cold Work) O Pengerasan dengan oli (Oil hardening) A Pengerasan dengan
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH
PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH Bi Asngali dan Triyono Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045
ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045 Willyanto Anggono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra,
Lebih terperinciPembahasan Materi #11
1 TIN107 Material Teknik Pembahasan 2 Tool Steel Sidat dan Jenis Stainless Steel Cast Iron Jenis, Sifat, dan Keterbatasan Non-Ferrous Alloys Logam Tahan Panas 1 Tool Steel (Baja Perkakas) 3 W Pengerasan
Lebih terperinciVARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK
VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE BERAT SiC TERHADAP SIFAT MEKANIS PADUAN Al-Si- Mg-TiB YANG DIPERKUAT SERBUK SiC
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 PENGARUH PERSENTASE BERAT SiC TERHADAP SIFAT MEKANIS PADUAN Al-Si- Mg-TiB YANG DIPERKUAT SERBUK SiC Mujiono*, Sulardjaka, Sri Nugroho Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS
ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS Oleh: Abrianto Akuan Abstrak Nilai kekerasan tertinggi dari baja mangan austenitik hasil proses perlakuan panas
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN
Pengaruh Kromium dan Perlakuan Panas pada Baja Fe-Ni-Cr terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Meilinda Nurbanasari 1, Dodi Mulyadi 2 1 Dosen Tetap Jurusan Teknik Mesin, FTI, Institut Teknologi Nasional,
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KOMPOSISI KIMIA DAN KETEBALAN CORAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO BESI COR PADA KASUS PEMBUATAN BESI COR VERMICULAR
STUDI PENGARUH KOMPOSISI KIMIA DAN KETEBALAN CORAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO BESI COR PADA KASUS PEMBUATAN BESI COR VERMICULAR Eko Surojo, Didik Djoko Susilo, Teguh Triyono, Nugroho Fajar Wicaksono Jurusan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM
ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta
Lebih terperinciSTUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg
STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg Rusnoto Program Studi Teknik Mesin Unversitas Pancasakti Tegal E-mail: rusnoto74@gmail.com Abstrak Piston merupakan
Lebih terperinciPENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST
PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST Ikwansyah Isranuri (1),Jamil (2),Suprianto (3) (1),(2),(3) Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU Jl. Almamater,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengecoran Hasil penelitian tentang pembuatan poros berulir (Screw) berbahan dasar 30% Aluminium bekas dan 70% piston bekas dengan penambahan unsur 2,5% TiB. Pembuatan
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Studi Eksperimental Perbandingan Pengaruh Variasi Solution Treatment pada Perlakuan Panas Precipitation Hardening T6 terhadap Sifat Mekanik Paduan
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR CETAKAN LOGAM TERHADAP KEKERASAN PADA BAHAN ALUMINIUM BEKAS
PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN LOGAM TERHADAP KEKERASAN PADA BAHAN ALUMINIUM BEKAS Sri Harmanto, Ahmad Supriyadi, Riles Melvy Wattimena Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl Prof. Sudarto, S.H.,
Lebih terperinciTIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik
1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik Definisi 2 Metal Alloys (logam paduan) adalah bahan campuran yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur, dan sebagai unsur utama
Lebih terperinciPENGARUH UNSUR SILIKON PADA ALUMINIUM ALLOY (Al Si) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO
PENGARUH UNSUR SILIKON PADA ALUMINIUM ALLOY (Al Si) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO Ratih Ponco K.S., Erwin Siahaan dan Steven Darmawan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK SERBUK 4.1.1. Serbuk Fe-50at.%Al Gambar 4.1. Hasil Uji XRD serbuk Fe-50at.%Al Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan
Lebih terperinciPerbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC
Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC Suhariyanto Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Telp. (031) 5922942, Fax.(031) 5932625, E-mail : d3mits@rad.net.id
Lebih terperinciMomentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 12-19 ISSN 0216-7395 ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN TITANIUM (Ti) TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM DAUR ULANG BERBAHAN ALUMINIUM
Lebih terperinciPENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI
PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI Oleh DEDI IRAWAN 04 04 04 01 86 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS
Lebih terperinciEVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN
EVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN Riyan Sanjaya 1) dan Eddy S. Siradj 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciFajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto
Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 MdM- 41 STUDI PENGARUH PROSES MANUFAKTUR
Lebih terperinciBAB V BAHAN KOMPOSIT
BAB V BAHAN KOMPOSIT Komposit merupakan bahan yang terdiri dari gabungan 2 atau lebih bahan yang berbeda (logam, keramik, polimer) sehingga menghasilkan sifat mekanis yang berbeda dan biasanya lebih baik
Lebih terperinciKevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA
PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK BENDING KOMPOSIT POLYESTER - PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES Kevin Yoga Pradana 2109 100 054 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciOleh: NUGROHO E RAHARJO L2E
TUGAS SARJANA KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT MATRIK LOGAM Al/SiC PADA BAHAN REM KERETA API Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S-1) di Jurusan Teknik
Lebih terperinciABSTRAK dan EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DISERTASI DOKTOR
ABSTRAK dan EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DISERTASI DOKTOR JUDUL PENELITIAN PENGEMBANGAN SEAMLESS PIPE BERBASIS KOMPOSIT ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF YANG RINGAN DAN BERKEKUATAN TINGGI PENGUSUL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alumunium adalah salah satu logam berwarna putih perak yang termasuk dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm- 3. Jari-jari atomnya
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE BERAT SERBUK SiC TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPAK PADA KOMPOSIT AlSiMgTiB-SiC PRODUK HPDC
PENGARUH PERSENTASE BERAT SERBUK SiC TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPAK PADA KOMPOSIT AlSiMgTiB-SiC PRODUK HPDC *Syamsul Sigit Adisetiaji 1, Sulardjaka 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi
Lebih terperinciPENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352
PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM Hera Setiawan 1* 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 * Email: herasetiawan6969@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING
PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING Kafi Kalam 1, Ika Kartika 2, Alfirano 3 [1,3] Teknik Metalurgi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN bawah ini. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada kedua bagan di Gambar 3.1 Proses Pembuatan bahan matriks Komposit Matrik Logam Al5Cu 27 28 Gambar
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI Mg DAN SiC TERHADAP SIFAT KEKERASAN KOMPOSIT AlSi-SiC YANG DIBUAT DENGAN PROSES SEMI SOLID STIR CASTING
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 PENGARUH KOMPOSISI Mg DAN SiC TERHADAP SIFAT KEKERASAN KOMPOSIT AlSi-SiC YANG DIBUAT DENGAN PROSES SEMI SOLID STIR CASTING Suyanto 1*, Sulardjaka
Lebih terperinciPengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar
Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar Indra Sidharta 1, a, *, Putu Suwarta 1,b, Moh Sofyan 1,c, Wahyu Wijanarko 1,d, Sutikno 1,e 1 Laboratorium Metalurgi, Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C
PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C Syaifudin Yuri, Sofyan Djamil dan M. Sobrom Yamin Lubis Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail:
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC
KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC *Bayu Setiadi 1, Sulardjaka 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE
PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE Darmanto *, Sri Mulyo Bondan Respati, Helmy Purwanto Program Studi Teknik Mesin
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA Firmansyah, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: firman_bond007@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON
PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON Budi Harjanto dan Suyitno Casting and Solidification TechnologyGroup Laboratorium
Lebih terperinciStudi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy
Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan -4,3% loy Tugiman 1,Suprianto 2,Khairul S. Sihombing 3 1,2 Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri dan teknologi saat ini khususnya industri logam dan konstruksi, semakin hari semakin memacu arah pemikiran manusia untuk lebih meningkatkan kemampuan
Lebih terperinci14. Pengenalan Komposit
14. Pengenalan Komposit Definisi Komposit (composite) tidak jelas menurut kamus, komposit adalah suatu material yang tersusun oleh sesuatu yang berbeda atau zat yang berbeda. Pada skala atom beberapa logam
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN
Laporan Tugas Akhir PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN Nama Mahasiswa : I Made Pasek Kimiartha NRP
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)
PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Purnomo *) Abstrak Baja karbon rendah JIS G 4051 S 15 C banyak digunakan untuk bagian-bagian
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius) Citra Mardatillah Taufik, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (Si) PADA ALUMINIUM PADUAN HASIL REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS SKRIPSI
PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (Si) PADA ALUMINIUM PADUAN HASIL REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN PANAS T6 TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL PROPELLER SHAFT BERBAHAN DASAR ALUMINIUM SERI 6063 HASIL PENGECORAN HPDC
PENGARUH PERLAKUAN PANAS T6 TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL PROPELLER SHAFT BERBAHAN DASAR ALUMINIUM SERI 6063 HASIL PENGECORAN HPDC *Farid Abdul Rahman 1, Athanasius Priharyoto Bayuseno
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material konvensional yang ada telah berkembang dengan sangat. pesat dan semakin banyaknya tipe, merk, dan jumlah kendaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan material-material baru pada industri otomotif untuk mendapatkan material dengan sifat yang lebih baik dari material konvensional yang ada telah
Lebih terperinciPENGARUH SiC TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM YANG DIPERKUAT SERBUK SiC
PENGARUH SiC TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM YANG DIPERKUAT SERBUK SiC *Chasby Assidiq 1, Sulardjaka 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING
PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING *Dedas Agusta 1, Athanasius Priharyoto Bayuseno 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. walaupun harga produk luar jauh lebih mahal dari pada produk lokal. yang menjadi bahan baku utama dari komponen otomotif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pasar otomotif di dalam negeri ditandai dengan meningkatnya konsumen kendaraan baik sepeda motor maupun mobil, bahkan sekarang ini sebagian besar produsen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kekakuan, ketahan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi. konsumsi bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup.
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi komposit mengalami kemajuan yang sangat pesat
Lebih terperinci