BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Iwan Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II 2.1 Kriptografi LANDASAN TEORI Pengertian kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, crypto dan graphia. Crypto berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan). Menurut terminologinya, kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam perkembangannya, kriptografi juga digunakan untuk mengidentifikasi pengiriman pesan dan tanda tangan digital dan keaslian pesan dengan sidik jari digital (Dony Ariyus, 2005) Di dalam kriptografi kita akan sering menemukan berbagai istilah atau terminology. Beberapa istilah yang harus diketahui yaitu : 1. Pesan, plaintext dan cipherteks Pesan (message) adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk pesan adalah (plaintext) atau teks jelas (cleartext). Agar pesan tidak dapat dimengerti maknanya oleh pihak lain yang tidak berkepentingan, maka pesan perlu disandikan kebentuk lain yang tidak dapat dipahami. Bentuk pesan yang tersandi disebut cipherteks (ciphertext) atau kriptogram (cryptogram). Cipherteks harus dapat ditransformasikan kembali menjadi plainteks semula agar dapat diterima dan bisa dibaca. 2. Pengirim dan penerima Komunikasi data melibatkan pertukaran pesan antara dua entitas. Pengirim (sender) adalah entitas yang mengirim pesan kepada entitas lainnya. Penerima (receiver) adalah entitas yang menerima pesan. Pengirim tentu menginginkan pesan dapat dikirm secara aman, yaitu pengirim yakin bahwa pihak lain tidak dapat membaca isi pesan yang dikirm. Solusinya adalah dengan cara meyandikan pesan menjadi cipherteks. 3. Enkripsi dan dekripsi
2 Proses menyandikan plainteks menjadi cipherteks disebut enkripsi (encryption) atau enciphering. Sedangkan proses mengembalikan cipherteks menjadi plainteks disebut dekripsi (decryption) atau deciphering. 4. Cipher dan kunci Algoritma kriptografi disebut juga chipper, yaitu aturan untuk enkripsi dan dekripsi, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi. Beberapa cipher memerlukan algoritma yang berbeda untuk enciphering dan deciphering. Konsep matematis yang mendasari algoritma kriptografi adalah relasi antara dua buah himpunan yang berisi elemen elemen plainteks dan himpunan yang berisi cipherteks. Enkripsi dan dekripsi merupakan fungsi yang memetakan elemen elemen antara dua himpunan tersebut. Misalkan P menyatakan plainteks dan C menyatakan cipherteks, maka fungsi enkripsi E memetakan P ke C. E(P) = C Dan fungsi dekripsi D memetakan C ke P D(C) = P Karena proses enkripsi kemudian dekripsi mngembalikan pesan ke pesan semua, maka kesamaan berikut harus benar, D(E(P)) = P Kriptografi mengatasi masalah keamanan data dengan menggunakan kunci, yang dalam hal ini algoritma tidak dirahasiakan lagi, tetapi kunci harus tetap dijaga kerahasiaannya. Kunc (key) adalah parameter yang digunakan untuk transformasi enciphering dan deciphering. Kunci biasanya berupa string atau deretan bilangan. Dengan menggunakan K, maka fungsi enkripsi dan dekripsi dapat ditulis sebagai : E k (P)=C dan D k (C)=P Dan kedua fungsi ini memenuhi D k (E k (P))=P Keterangan :
3 P = plainteks C = cipherteks K = kunci E k = Proses enkripsi menggunakan kunci K D k = Proses dekripsi menggunakan kunci K Skema enkripsi dengan menggunakan kunci diperlihatkan pada gambar dibawah ini : Gambar 2.1 Skema enkripsi dan dekripsi dengan menggunakan kunci 5. Sistem kriptografi Kriptografi membentuk sebuah system yang dinamakan system kriptografi. Sistem kriptografi (cryptosystem) adalah kumpulan yang tediri dari algoritma kriptografi, semua plainteks dan cipherteks yang mungkin, dan kunci. Di dalam kriptografi, cipher hanyalah salah satu komponen saja. 6. Penyadap Penyadap (eavesdropper) adalah orang yang mencoba menangkap pesan selama ditransmisi. Tujuan penyadap adalah untuk mendapat informasi sebanyak banyaknya mengenai system kriptografi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan maksud untuk memecahkan cipherteks. Nama lain penyadap: enemy, adversary, intruder, interceptor, bad guy.
4 7. Kriptanalisis dan kriptologi Kriptologi berkembang sedemikian rupa sehingga melahirkan bidang yang berlawanan yaitu kriptanalisis. Kriptanalisis (cryptanalysis) adalah ilmu dan seni untuk memecahkan cipherteks menjadi plainteks tanpa mengetahui kunci yang digunakan. Pelakunya disebut kriptanalis. Jika seorang kriptografer (cryptographer) mentransformasikan plainteks menjadi cipherteks dengan suatu algoritma dan kunci maka sebaliknya seorang kriptanalis berusaha untuk memecahkan cipherteks tersebut untuk menemukan plainteks atau kunci. Kriptologi (cryptology) adalah studi mengenai kriptografi dan kriptanalisis. Baik kriptografi maupun kriptanalisis keduanya saling berkaitan, dapat dilihat seperti gambar dbawah ini: Gambar 2.2 Kriptografi dan kriptanalisis adalah cabang bidang ilmu Tujuan Kriptografi Dari paparan awal dapat dirangkumkan bahwa kriptografi bertujuan untuk memberi layanan keamanan. Yang dinamakan aspek aspek keamanan sebagai berikut:
5 1. Kerahasiaan (confidentiality) Adalah layanan yang ditujukan untuk menjaga agar pesan tidak dapat dibaca oleh pihak-pihak yang tidak berhak. Di dalam kriptografi layanan ini direalisasikan dengan menyandikan plainteks menjadi cipherteks. Misalnya pesan jadwal bimbingan hari selasa disandikan menjadi mdgzdo#elpelqjdq#kdul#vhodvd istilah lain yang senada dengan confidentially adalah secrery dan privacy. 2. Integritas data (data integrity) Adalah layanan yang menjamin bahwa pesan masih asli/utuh atau belum pernah dimanipulasi selama pengiriman. Dengan kata lain, aspek keamanan ini dapat diungkapkan sebagai pernyataan apakah pesan yang diterima masih asli atau tidak mengalami perubahan (modifikasi)?. 3. Otentikasi (authentication) Adalah layanan yang berhubungan dengan identifikasi, baik mengidentifikasi kebenaran pihak-pihak yang berkomunikasi harus dapat mengotentikasi satu sama lain sehingga isa dapat memastikan sumber pesan. 4. Nirpenyangkalan (non-repudiation) Adalah layanan untuk menjaga entitas yang berkomunikasi melakukan penyangkalan, yaitu pengirim pesan menyangkal melakukan pengiriman atau penerima pesan menyangkal telah menerima pesan Serangan terhadap kriptografi Jenis-jenis serangan Serangan kriptanalisis terhadap kriptografi dapat dikelompokkan dengan beberapa cara: 1. Berdasarkan keterlibatan penyerang dalam komunikasi, serangan dapat dibagi atas dua macam, yaitu : a. Serangan pasif (passive attack) Pada serangan ini, penyerang tidak terlibat dalam komunikasi antara pengirim dan penerima, namun penyerang menyadap semua pertukaran pesan antara kedua entitas tersebut. Tujuannaya adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi yang digunakan untuk kriptanalisis. Beberapa metode penyadapan antara lain : 1. Wiretapping : penyadap mencegat data yang ditransmisikan pada saluran kabel komunikasi dengan menggunakan sambunganperangkat keras.
6 2. Electromagnetic eavesdropping : penyadap mencegat data yang ditrasnmisikan melalui saluran wireless, misalnya radio dan microwave. 3. Acoustic eavesdropping : menangkap gelombang suara yang dihasilkan oleh suara manusia. b. Serangan aktif (active attack) Pada jenis serangan ini, penyerang mengintervensi komunikasi dan ikut mempengaruhi sistem untuk keuntungan dirinya. Misalnya penyerang mengubah aliran pesan seperti menghapus sebagian cipherteks, mengubah cipherteks, menyisipkan potongan cipherteks palsu, me-replay pesan lama, mengubah informasi yang tersimpan, dan sebagainya. 2. Berdasarkan banyaknya informasi yang diketahui oleh kriptanalis, maka serangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu: 1. Ciphertext-only attack Ini adalah jenis serangan yang paling umum namun paling sulit, karena informasi yang tersedia hanyalah cipherteks saja. Kriptanalis memiliki beberapa cipherteks dari beberapa pesan, semuanya dienkripsi dengan algoritma yang sama. Untuk itu kriptanalis menggunakan beberapa cara, seperti mencoba semua kemungkinan kunci secara exhaustive search. Menggunkan analis frekuensi, membuat terkaan berdasarkan informasi yang diketahui dan sebagainya. 2. Known-plaintext attack Ini adalah jenis serangan dimana kriptanalis memiliki pasangan plainteks dan cipherteks yang berkoresponden. 3. Chosen-plaintext attack Serangan jenis ini lebih hebat dari pada known-plaintext attack, karena kriptanalis dapat memilih plainteks yang dimilikinya untuk dienkripsikan, yaitu plainteksplainteks yang lebih mengarahkan penemuan kunci. 4. Chosen-ciphertext attack Ini adalah jenis serangan dimana kriptanalis memilihcipherteks untuk didekripsikan dan memiliki akses ke plainteks hasil dekripsi. 5. Chosen-text attack Ini adalah jenis serangan yang merupakan kombinasi chosen-plaintext attack dan chosen-chiphertext attack. 3. Berdasarkan teknik yang digunakan dalam menemukan kunci, maka serangan dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Exhaustive attack atau brute force attack
7 Ini adalah serangan untuk mengungkap plainteks atau kunci dengan menggunakan semua kemungkinan kunci. Diasumsikan kriptanalis mengetahui algoritma kriptografi yang digunakan oleh pengirim pesan. Selain itu kriptanalis memiliki sejumlah cipherteks dan plainteks yang bersesuaian. 2. Analytical attack Pada jenis serangan ini, kriptanalis tidak mencoba-coba semua kemungkinan kunci tetapi menganalisis kelemahan algoirtma kriptografi untuk mengurangi kemungkinan kunci yang tidak ada. Diasumsikan kriptanalis mengetahui algoritma kriptografi yang digunakan oleh pengirim pesan. Analisis dapat menggunakan pendekatan matematik dan statistik dalam rangka menemukan kunci. 3. Related-key attack Kriptanalis memiliki cipherteks yang dienkripsi dengan dua kunci berbeda. Kriptanalis tidak mengetahui kedua kunci tersebut namun ia mengetahui hubungan antara kedua kunci, misalnya mengetahui kedua kunci hanya berbeda 1 bit. 4. Rubber-hose cryptanalysis Ini mungkin jenis serangan yang paling ekstrim dan paling efektif. Penyerang mengancam, mengirim surat gelap, atau melakukan penyiksaan sampai orang yang memegang kunci memberinya kunci untuk mendekripsi pesan Kompleksitas serangan Kompleksitas serangan dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu: 2.2 Caesar Cipher 1. Kompleksitas data (data complexity) Jumlah data (plainteks dan cipherteks) yang dibutuhkan sebagai masukan untuk serangan. Semakin banyak data yang dibutuhkan untuk melakukan serangan, semakin kompleks serangan tersebut, yang berarti semakin bagus sistem kriptografi tersebut. 2. Kompleksitas waktu (time complexity) Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan serangan. Semakin lama waktu yang dibutuhkn untuk melakukan serangan, berarti semakin bagus kriptografi tersebut. 3. Kompleksitas ruang memori (space/storage complexity) Jumlah memori yang dibutuhkan untuk melakukan serangan. Semakin banyak memori yang dibutuhkan untuk melakukan serangan, berarti semakin bagus sistem kriptografi tersebut. Metode penyandian ini dinamakan Caesar cipher, setelah digunakan Julius Caesar untuk berkomunikasi dengan panglimanya. Dalam kriptografi, Caesar cipher dikenal dengan beberapa nama seperti: sandi geser(shift cipher), kode Caesar(Caesar s code) atau Geseran Caesar(Caesar
8 shift). Caesar Cipher merupakan teknik enkripsi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Cipher ini berjenis cipher subtitusi, dimana setiap huruf pada plainteksnya digantikan dengan huruf lain yang tetap pada posisi alfabet. Pada Caesar cipher, tiap huruf disubtitusi dengan huruf ketiga berikutnya dari susunan alfabet yang sama. Dalam hal ini kuncinya adalah jumlah pergeseran huruf. Susunan alfabet setelah digeser sejauh 3 huruf membentuk sebuah table subtitusi, sebagai berikut : Plainteks Cipherteks ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ DEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZABC Jadi, huruf A pada plainteksdisubtitusi dengan D, huruf B disubtitusi dengan E, demikian seterusnya. Gambar 2.3 memperlihatkan Caesar Wheel yang berfungsi sebagai table subtitusi. Caesar wheel terdiri dari dua buah lempeng lingkaran besi. Lingkaran besi paling luar menyatakan huruf-huruf plainteks sedangkan lingkaran besi terdalam menyatakan huruf-huruf cipherteks. Lingkaran besi dapat diputar sejauh pergeseran yang diinginkan. Misalnya jika lingkaran besi terdalam digeser sejauh 3 huruf, maka susunan huruf di dalam kedua lingkaran besi mempresentasikan table subtitusi di atas. Gambar 2.3 Caesar Wheel(Sumber: Contoh 2.3, dengan menggunakan Caesar cipher, maka pesan AWASI ASTERIX DANTEMANNYA OBELIX disandikan dengan Caesar cipher menjadi DZDVL DVWHULA GDQ WHPDQQBA REHOLA.
9 Dengan mengkodekan setiap huruf alfabet dengan integer: A =0, B =1,, Z =25, modulo terhadap plainteks P menjadi cipherteks C dengan persamaan 2.1 C=E(P)=(P+5)mod26 (2.1) Keterangan: C=Cipherteks E=Enkripsi P=Plainteks Mod26 Mod26 artinya jika nilai karakter ditambah kunci kurang dari 26, maka nilai cipher tetap(plain+kunci) Contoh: Plain =AKU, 3 karakter Kunci = 5 Huruf 1= P=A C=(0+5)=5=F Huruf 2 = P=K C=(11+5)=16=P Huruf 3 = P=U C=(20+5)=25=Z Jika ada karakter Y karakter 24 dengan kunci tetap 5 C=(P+5)=(24+5)=29 Maka C= 29mod26 Artinya 29/26 sisanya = 3 Maka huruf Y menjadi Y Z A B C Geser ke angka 1 lagi
10 Contoh : P= AWASI K=5 Karena ada 26 huruf di dalam alfabet maka total huruf dalam tabel saya isikan 26, karena semua nilai yang dibawah modulus itu tidak bisa dibagi, nilainya akan sesuai dengan nilai sebelumnya. Penerima pesan mengembalikan lagi cipherteks dengan operasi kebalikan, yang secara sistematis dapat dinyatakan dengan persamaan 2.2 P=D(P)=(C-5)mod26 (2.2) Keterangan: C=Cipherteks E=Enkripsi P=Plainteks Mod=Sisa Bagi Perhatikan bahwa fungsi E, yaitu D(C)= E 1 (P)
11 Contoh dari table diatas akan kita kembalikan menjadi pesan asli Bila keseluruhan perhitungan diselesaikan, maka diperoleh cipherteksnya adalah DZDVL DVWHULA GDQ WHPDQQBA REHOLA Cipherteks tersebut dapat dikembalikan menjadi plainteks asal dengan persamaan 2.2 menjadi AWASI ASTERIX DAN TEMANNYA OBELIX Secara umum, untuk pergeseran huruf sejauh k (dalam hal ini k adalah kunci enkripsi dan dekripsi), fungsi enkripsi adalah C=E(P)=(P+K)mod26 (2.3) Dan fungsi dekripsi adalah P=D(C)=(C-K)mod26 (2.4) Catatan: 1. Pergeseran 0 sama dengan pergeseran 26(susunan tidak berubah) 2. Pergeseran lain untuk k>25 dapat juga dilakukan namun hasilnya akan kongruen dengan bilangan bulat dalam modulo 26. Misalnya k=37 kongruen dengan 11 dalam modulo 26, atau 37 11(mod26)
12 3. Karena ada operasi penjumlahan dalam persamaan (3) dan (4), maka Caesar cipher kadangkadang dinamakan juga additive cipher. 2.3 Keamanan algoritma kriptografi Lard Knudsen mengelompokkan hasil kriptanalis ke dalam beberapa kategori berdasarkan jumlah dan kualitas informasi yang berhasil ditemukan: 1. Pemecahan total (total break). Kriptanalis menemukan kunci K sedemikian sehingga dekripsi D k (C) = P. 2. Deduksi (penarikan kesimpulan) global (global deducation). Kriptanalis menemukan algoritma alternative, A, yang akivalen dengan D k (C) tetapi tidak mengetahui kunci K. 3. Deduksi lokal (instance/local deduction). Kriptanalis menemukan plainteks dari cipherteks yang disadap. Deduksi informasi (information deduction). Kriptanalis menemukan beberapa informasi perihal kunci atau plainteks. Misalnya kriptanalis mengetahui beberapa kunci, kriptanalis mengetahui bahasa yang digunakan untuk menulis plainteks, kriptanalis mengetahui format plainteks, dan sebagainya. Sebuah algoritma dikatakan aman mutlak tanpa syarat (unconditionally secure) bila chipherteks yang dihasilkan oleh algoritma tersebut tidak mengandung cukup informasi untuk menentukan plainteks. (Munir, Rinaldi, 2006) 2.4 Algoritma kriptografi klasik Sebelum komputer ada, kriptografi dilakukan dengan menggunakan pensil dan kertas. Algoritma kriptografi (cipher) yang digunakan saat itu, dinamakan juga algoritma klasik, adalah berbasis karakter, yaitu enkripsi dan dekripsi dilakukan pada setiap karakter pesan. Semua algoritma klasik termasuk ke dalam sistrm kriptografi simetris dan digunakan jauh sebelum kriptografi kunci publik ditemukan. Kriptogarfi klasik memiliki beberapa ciri: 1. Berbasis Karakter 2. Menggunakan pena dan kertas saja, belum ada komputer 3. Termasuk ke dalam kriptografi kunci simetris. Tiga alasan mempelajari algoritma klasik:
13 1. Memahami konsep dasar kriptografi 2. Dasar algoritma kriptografi modern 3. Memahami kelemahan system kode. (Ariyus, Dony. 2008) yaitu : Pada dasarnya, algoritma kriptografi klasik dapat dikelompokkan ke dalam dua macam cipher, 1. Cipher subtistusi (substitution cipher) Di dalam cipher substitusi setiap unit plainteks diganti dengan satu unit cipherteks. Satu unit di isini berarti satu huruf, pasanga huruf, atau dikelompokkan lebih dari dua huruf. Algoritma substitusi tertua yang diketahui adalah Caesar cipher yang digunakan oleh kaisar Romawi, Julius Caesar (sehingga dinamakan juga casear cipher), untuk mengirimakan pesan yang dikirimkan kepada gubernurnya. 2. Cipher transposisi (transposition cipher) 2.5 Visual Studio Pada cipher transposisi, huruf-huruf di dalam plainteks tetap saja, hanya saja urutannya diubah. Dengan kata lain algoritma ini melakukan transpose terhadap rangkaian karakter di dalam teks. Nama lain untuk metode ini adalah permutasi atau pengacakan (scrambling) karena transpose setiap karakter di dalam teks sama dengan mempermutasikan karakter-karkater tersebut. (Munir, Rinaldi.2006) Microsoft Visual Studio 2010 merupakan sebuah IDE (Integrated Development Environment) yang dikembangkan oleh microsoft. IDE ini mencakup semua bahasa pemrograman berbasis.net framework yang dikembangkan oleh Microsoft. Keunggulan Microsoft Visual Studio 2010 ini antara lain adalah support untuk Windows 8, editor baru dengan WPF (Windows Presentation Foundation), dan banyak peningkatan fitur lainya. Visual Studio 2010 pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer. Dimana pengertian dari bahasa pemrograman itu adalah perintah-perintah atau instruksi yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Visual Studio 2010 (yang sering juga disebut dengan VB.Net 2010) selain disebut dengan bahasa pemrograman, juga sering disebut sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan programprogam aplikasi berbasiskan windows. Beberapa kemampuan atau manfaat dari Visual Studio 2010 diantaranya seperti:
14 1. Untuk membuat program aplikasi berbasiskan windows. 2. Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti, misalnya: kontrol ActiveX, file Help, aplikasi Internet dan sebagainya. 3. Menguji program (debugging) dan menghasilkan program berakhiran EXE yang bersifat executable atau dapat langsung dijalankan. 2.6 Black box Testing Pengertian black box testing: pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Jadi dianalogikan seperti kita melihat suatu kotak hitam, kita hanya bisa melihat penampilan luarnya saja, tanpa tau ada apa dibalik bungus hitam nya. Sama seperti prngujian black box, mengevaluasi hanya dari tampilan luarnya (interface nya), fungsionalitasnya.tanpa mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam proses detilnya (Hanya tau input- dan outputnya) a) Metode Black Box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. b) Black Box dapat menemukan kesalahan dalam kategori berikut : 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang 2. Kesalahan interface 3. Kesalahan dalam strutur data atau akses basisdata eksternal 4. Inisialisasi dan kesalahan terminasi 5. Validitas fungsional 6. Kesensitifan sistem terhadap nilai input tertentu 7. Batasan dari suatu data Gambar 2.5 Sistem Kerja dari Teknik Pengujian Black Box
15 Tipe dari Black Box Testing: 1. Equivalence class partitioning 2. Sample testing 3. Limit testing 4. Robustness testing 5. Behavior testing 6. Requirement testing Equivalence Class Testing a) Bagi domain Input ke dalam beberapa kelas yang nantinya akan dijadikan sebagai kasus uji b) Kelas yang telah terbentuk disajikan sebagai kondisi input dalam kasus uji c) Kelas tersebut merupakan himpunan nilai nilai yang valid dan tidak valid d) Kondisi input bisa merupakan suatu range, harga khusus, suatu himpunan, atau suatu Boolean e) Bila kondisi input berupa suatu range, maka input kasus ujinya satu valid dan dua yang invalid f) Bila kondisi input berupa suatu harga khusus, maka input kasus ujinya satu valid dan dua yang invalid g) Bila kondisi input berupa suatu anggota himpunan, maka input kasus ujinya satu valid dan dua invalid h) Bila kondisi input berupa suatu anggota Boolean, maka input ujinya satu valid dan dua invalid Sample Testing a) Melibatkan sejumlah nilai yang dipilih dari data masukan kelas ekivalensi b) Integrasikan nilai tersebut ke dalam kasus uji c) Nilai yang dipilih dapat berupa konstanta atau variabel Limit Testing
16 d) Kasus uji yang memproses nilai batas (atau titik singular) e) Nilai batas disimpulkan dari kelas ekivalensi dengan mengambil nilai yang sama atau mendekati nilai yang membatasi kelas akivalensi tersebut f) Limit test also juga melibatkan data keluaran dari ekivalensi kelas g) Pada kasus segi tiga, misalnya limit testing mencoba untuk mendeteksi apakah a+b >= c dan bukan a + b > c h) Bila kondisi input menentukan suatu range, maka kasus ujinya harus mencakup pengujian nilai batas dari range dan nilai invalid yang dekat dengan nilai batas. Misal bila rangenya antara [-1.0, +1.0], maka input untuk kasus ujinya adalah -1.0, 1.0, ,1.001 i) Bila kondisi inputnya berupa harga khusus kasaus ujinya harus mencakup nilai minimum dan maksimum. Misal suatu file dapat terdiri dari 1 to 255 record, maka kasus ujinya harus mencakup untuk nilai 0, 1, 255 and 256, atau uji saat keadaan record kosong dan record penuh. Robustness Testing Data dipilih dari luar range yang didefinisikan. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan tidak adanya kejadian yang katastropik yang dihasilkan akibat adanya keabnormalan. Behavior Testing Suatu pengujian yang hasilnya hanya dapat dievaluasi per sub program, tidak bisa dilakukan per modul Requirement Testing a) Menyusun kasus uji untuk tiap kebutuhan yang berkorelasi dengan modul / CSU b) Tiap kasus uji harus dapat dirunut dengan kebutuhan perangkat lunaknya melalui matriks keterunutuan Pengujian White Box a) Metode pengujian dengan menggunakan struktur kontrol program untuk untuk memperoleh kasus uji b) Dengan menggunakan white box akan didapatkan kasus uji yang : Menjamin seluruh jalur independen di dalam modul yang dieksekusi sekurangkurangnya sekali
17 Menguji semua keputusan logical Menguji seluruh Loop yang sesuai dengan batasannya Menguji seluruh struktur data internal yang menjamin validitas Gambar 2.6 Sistem kerja dari Teknik Pengujian White Box Basis Path adalah teknik uji coba white box (Tom Mc Cabe). Basis Path : untuk mendapatkan kompleksitas lojik dari suatu prosedur dan menggunakan ukuran ini sebagai petunjuk untuk mendefinisikan himpunan jalur yang akan diuji Basis Path menggunakan notasi graph untuk menggambarkan aliran kontrolnya.
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, crypto dan graphia. Crypto berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan). Menurut
Lebih terperinciSerangan (Attack) Terhadap Kriptografi
Bahan Kuliah ke-2 IF5054 Kriptografi Serangan (Attack) Terhadap Kriptografi Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 2. Serangan (Attack) Terhadap
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani criptos yang artinya adalah rahasia, sedangkan graphein artinya tulisan. Jadi kriptografi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang perancangan aplikasi keamanan pesan teks dengan algoritma kriptografi vigenere cipher pernah dilakukan dan memuat teori-teori
Lebih terperinciPENGUJIAN PERANGKAT LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHITE BOX DAN BLACK BOX
PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHITE BOX DAN BLACK BOX Abdul Rouf Sistem Informasi STMIK HIMSYA Semarang Email: roufclass@gmail.com Abstrak Pengujian adalah proses untuk menemukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Kriptografi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas kata cryptos yang artinya rahasia, dan graphein yang artinya tulisan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang implementasi Kriptografi dengan algoritma one time pad pernah dilakukan dan memuat teori-teori dari penelitian sejenis. Di bawah ini adalah
Lebih terperinciDASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom
DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom KRIPTOGRAFI Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Para pelaku
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Definisi Kriptografi Ditinjau dari terminologinya, kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani yaitu cryptos yang berarti menyembunyikan, dan graphein yang artinya
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Vigenere Subtitusi dengan Shift Indeks Prima
Implementasi Algoritma Vigenere Subtitusi dengan Shift Indeks Prima Muslim Ramli Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera Utara muslimramli@students.usu.ac.id Rahmadi Asri Magister Teknik Informatika,
Lebih terperinciPERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman)
Media Informatika Vol. 9 No. 2 (2010) PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman) Dahlia Br Ginting Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
Lebih terperinciDASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom
DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi Gentisya Tri Mardiani, S.Kom KRIPTOGRAFI Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Para pelaku atau
Lebih terperinciModifikasi Ceasar Cipher menjadi Cipher Abjad-Majemuk dan Menambahkan Kunci berupa Barisan Bilangan
Modifikasi Ceasar Cipher menjadi Cipher Abjad-Majemuk dan Menambahkan Kunci berupa Barisan Bilangan Ari Wardana / 135 06 065 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10,
Lebih terperinciJenis-Jenis Serangan terhadap Kriptografi
Jenis-Jenis Serangan terhadap Kriptografi Naila Fithria (13506036) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: if16036@students.if.itb.ac.id Abstract Makalah ini membahas serangan-serangan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam dunia teknologi jaringan komputer menyebabkan terkaitnya satu komputer dengan komputer lainnya. Hal ini membuka banyak peluang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian kriptografi Kriptografi (Cryptography) berasal dari Bahasa Yunani. Menurut bahasanya, istilah tersebut terdiri dari kata kripto dan graphia. Kripto
Lebih terperinciPengenalan Kriptografi
Pengenalan Kriptografi (Week 1) Aisyatul Karima www.themegallery.com Standar kompetensi Pada akhir semester, mahasiswa menguasai pengetahuan, pengertian, & pemahaman tentang teknik-teknik kriptografi.
Lebih terperinciReference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014)
KRIPTOGRAFI Reference William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014) Bruce Schneier Applied Cryptography 2 nd Edition (2006) Mengapa Belajar Kriptografi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keamanan Data Keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari sebuah sistem informasi. Masalah keamanan sering kurang mendapat perhatian dari para perancang dan
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Syaukani, (2003) yang berjudul Implementasi Sistem Kriptografi
Lebih terperinciANALISA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA TRIANGLE CHAIN PADA PENYANDIAN RECORD DATABASE
Pelita Informatika Budi Darma, Volume III Nomor : 2, April 2013 ISSN : 2301-9425 ANALISA DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA TRIANGLE CHAIN PADA PENYANDIAN RECORD DATABASE Taronisokhi Zebua Staf Pengajar Program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Kriptografi (cryptographi) berasal dari Bahasa Yunani: cryptos artinya secret
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Definisi dan Terminologi 2.1.1. Kriptografi Kriptografi (cryptographi) berasal dari Bahasa Yunani: cryptos artinya secret (rahasia), sedangkan graphein artinya writing (tulisan).
Lebih terperinciCryptography. Abdul Aziz
Cryptography Abdul Aziz Email : abdulazizprakasa@ymail.com Ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan Pengirim dan Penerima pesan Pesan Plaintext atau Cleartext Pesan dapat berupa data atau informasi
Lebih terperinciBab 2: Kriptografi. Landasan Matematika. Fungsi
Bab 2: Kriptografi Landasan Matematika Fungsi Misalkan A dan B adalah himpunan. Relasi f dari A ke B adalah sebuah fungsi apabila tiap elemen di A dihubungkan dengan tepat satu elemen di B. Fungsi juga
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Algoritma MD5 Untuk Pengamanan Password
Analisis Penerapan Algoritma MD5 Untuk Pengamanan Password Inayatullah STMIK MDP Palembang inayatullah@stmik-mdp.net Abstrak: Data password yang dimiliki oleh pengguna harus dapat dijaga keamanannya. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam bentuknya yang konvensional di atas kertas. Dokumen-dokumen kini sudah disimpan sebagai
Lebih terperinciPengantar Kriptografi
Bahan Kuliah ke-1 IF5054 Kriptografi Pengantar Kriptografi Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 1. Pengantar Kriptografi 1.1 Terminologi (a)
Lebih terperinciSimulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi
JURNAL DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI Vol. 1, No. 1, (2012) 20-27 20 Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi 1 Program Studi
Lebih terperinciMAKALAH KRIPTOGRAFI KLASIK
MAKALAH KRIPTOGRAFI KLASIK Disusun Oleh : Beny Prasetyo ( 092410101045 ) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS JEMBER 2011 BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Kriptografi berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata Crypto dan Graphia. Crypto yang berarti secret (rahasia) dan Graphia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Bilangan Teori bilangan adalah cabang dari matematika murni yang mempelajari sifat-sifat bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti sekalipun
Lebih terperinciGeneral Discussion. Bab 4
Bab 4 General Discussion 4.1 Pengantar Melindungi data maupun informasi dalam berkomunikasi merupakan tujuan seorang kriptografer. Segala bentuk upaya pihak ketiga (kriptanalisis) dalam menginterupsi transmisi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi 2.1.1. Definisi Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu cryto dan graphia. Crypto berarti rahasia dan graphia berarti
Lebih terperinciRancang Bangun Kombinasi Chaisar Cipher dan Vigenere Cipher Dalam Pengembangan Algoritma Kriptografi Klasik
Rancang Bangun Kombinasi Chaisar Cipher dan Vigenere Cipher Dalam Pengembangan Algoritma Kriptografi Klasik Jamaludin Politeknik Ganesha Medan jamaludinmedan@gmail.com Abstrak Kriptografi klasik digunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi. 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa yunani yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang dengan pesat dan memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh perkembangan teknologi jaringan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek penting dari suatu sistem informasi. Dalam hal ini, sangat terkait dengan betapa pentingnya informasi
Lebih terperinciALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA
ABSTRAK ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA Makalah ini membahas tentang pengamanan pesan rahasia dengan menggunakan salah satu algoritma Kryptografi, yaitu algoritma ElGamal. Tingkat keamanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Secara Umum Menurut Richard Mollin (2003), Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto dan graphia. Kripto artinya
Lebih terperinciSTUDI DAN MODIFIKASI ALGORITMA BLOCK CHIPER MODE ECB DALAM PENGAMANAN SISTEM BASIS DATA. Arief Latu Suseno NIM:
STUDI DAN MODIFIKASI ALGORITMA BLOCK CHIPER MODE ECB DALAM PENGAMANAN SISTEM BASIS DATA Arief Latu Suseno NIM: 13505019 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya terkait dengan penelitian ini, Perancangan Kriptografi Kunci Simetris Menggunakan Fungsi Bessel dan Fungsi Legendre membahas penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang File citra sebagai salah satu bentuk data digital saat ini banyak dipakai untuk menyimpan photo, gambar, ataupun hasil karya dalam format digital. Bila file-file tersebut
Lebih terperinciPENGUJIAN KRIPTOGRAFI KLASIK CAESAR CHIPPER MENGGUNAKAN MATLAB
PENGUJIAN KRIPTOGRAFI KLASIK CAESAR CHIPPER MENGGUNAKAN MATLAB Tonni Limbong Dosen Tetap Program Studi S1-Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan Email
Lebih terperinciAplikasi Perkalian dan Invers Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher
Aplikasi Perkalian dan Invers Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher Catherine Pricilla-13514004 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciEnkripsi Pesan pada dengan Menggunakan Chaos Theory
Enkripsi Pesan pada E-Mail dengan Menggunakan Chaos Theory Arifin Luthfi P - 13508050 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10
Lebih terperinciKRIPTOGRAFI MATERI KE-2
KRIPTOGRAFI MATERI KE-2 TERMINOLOGI Cryptography adalah suatu ilmu ataupun seni mengamankan pesan, dan dilakukan oleh cryptographer. Cryptanalysis adalah suatu ilmu dan seni membuka (breaking) ciphertext
Lebih terperinciSKK: ENKRIPSI KLASIK - SUBSTITUSI
SKK: ENKRIPSI KLASIK - SUBSTITUSI Isram Rasal S.T., M.M.S.I, M.Sc. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 1 Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat memahami: Mengetahui
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi. 2.1.1. Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 ANALISIS Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai perancangan keamanan data menggunakan algoritma kriptografi subtitusi
Lebih terperinciBAB III ANALISA SISTEM
BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Analisa Masalah Pada sebuah aplikasi tentu kita akan lebih mudah mengoperasikan atau menggunakan aplikasi tersebut jika ada media antar muka yang memudahkan dalam melakukan proses.
Lebih terperinciAPLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN
APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN Mohamad Ray Rizaldy - 13505073 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung, Jawa Barat e-mail: if15073@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciALGORITMA LOGICAL CIPHER
ALGORITMA LOGICAL CIPHER Latar Belakang Kerahasiaan dan keamanan saat melakukan pertukaran data adalah hal yang sangat penting dalam komunikasi data, baik untuk tujuan keamanan bersama, maupun untuk privasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Kriptografi 2.. Definisi Kriptografi Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi di mana data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca oleh
Lebih terperinciVigènere Chiper dengan Modifikasi Fibonacci
Vigènere Chiper dengan Modifikasi Fibonacci Anggriawan Sugianto / 13504018 Teknik Informatika - STEI - ITB, Bandung 40132, email: if14018@students.if.itb.ac.id Abstrak - Vigènere chiper merupakan salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Data Keamanan telah menjadi aspek yang sangat penting dari suatu sistem informasi. Sebuah informasi umumnya hanya ditujukan bagi segolongan tertentu. Oleh karena itu
Lebih terperinciERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM KEAMANAN INFORMASI
ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM KEAMANAN INFORMASI TEKNIK - TEKNIK PENYANDIAN ENKRIPSI DAN DESKRIPSI DATA (PART - I) TERMINOLOGI Kriptografi (cryptography) adalah merupakan ilmu dan seni untuk menjaga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, penjelasan, dan teorema yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang diberikan diantaranya adalah definisi
Lebih terperinciAPLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE. Abstract
APLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE Muhammad Fikry Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh e-mail: muh.fikry@unimal.ac.id Abstract Data merupakan aset yang paling berharga untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message). Kata cryptography berasal dari kata Yunani yaitu kryptos yang artinya tersembunyi
Lebih terperinci(pencurian, penyadapan) data. Pengamanan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu steganography dan cryptography.
Dasar-dasar keamanan Sistem Informasi Pertemuan II Pengamanan Informasi David Khan dalam bukunya The Code-breakers membagi masalah pengamanan informasi menjadi dua kelompok; security dan intelligence.
Lebih terperinciModifikasi Affine Cipher Dan Vigènere Cipher Dengan Menggunakan N Bit
Modifikasi Affine Cipher Dan Vigènere Cipher Dengan Menggunakan N Bit Nur Fadilah, EntikInsannudin Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jln. A.H.Nasution
Lebih terperinciKRIPTOGRAFI SISTEM KEAMANAN KOMPUTER
KRIPTOGRAFI SISTEM KEAMANAN KOMPUTER Definisi Cryptography adalah suatu ilmu ataupun seni mengamankan pesan, dan dilakukan oleh cryptographer. Cryptanalysis adalah suatu ilmu dan seni membuka (breaking)
Lebih terperinciBAB Kriptografi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata kriptos dan graphia. Kriptos berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan). Kriptografi merupakan
Lebih terperinciSTUDI DAN PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA SIMETRI VIGENERE CHIPPER BINNER DAN HILL CHIPPER BINNER Ivan Nugraha NIM :
STUDI DAN PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA SIMETRI VIGENERE CHIPPER BINNER DAN HILL CHIPPER BINNER Ivan Nugraha NIM : 13506073 Abstrak Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl.
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Pada penelitian sebelumnya, yang berjudul Pembelajaran Berbantu komputer Algoritma Word Auto Key Encryption (WAKE). Didalamnya memuat mengenai langkah-langkah
Lebih terperinciPengantar Kriptografi
Pengantar Kriptografi Muhammad Sholeh Teknik Informatika Institut Sains & Teknologi AKPRIND Kata kriptografi (cryptography) berasal dari 2 buah kata kuno yaitu kripto (cryptic) dan grafi (grafein) yang
Lebih terperinciAplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi
Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi Veren Iliana Kurniadi 13515078 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciAPLIKASI ENKRIPSI DATA PADA FILE TEKS DENGAN ALGORITMA RSA (RIVEST SHAMIR ADLEMAN)
APLIKASI ENKRIPSI DATA PADA FILE TEKS DENGAN ALGORITMA RSA (RIVEST SHAMIR ADLEMAN) Hendri Syaputra 1, Hendrik Fery Herdiyatmoko 2 1,2 Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Musi, Palembang 30113 E-mail
Lebih terperinciMODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SUBSTITUSI BERULANG PADA KUNCINYA
MODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15097@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra terbagi 2 yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra yang bersifat
Lebih terperinciSecurity Sistem Informasi.
Security Sistem Informasi TANTRI HIDAYATI S, M.KOM PROFIL Nama S1 S2 EMAIL BLOG : TANTRI HIDAYATI S, M.KOM : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA : UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA PADANG : tantri.study@yahoo.com :
Lebih terperinciSISTEM KRIPTOGRAFI. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom
SISTEM KRIPTOGRAFI Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom Materi : Kriptografi Kriptografi dan Sistem Informasi Mekanisme Kriptografi Keamanan Sistem Kriptografi Kriptografi Keamanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1991), keamanan adalah bebas dari bahaya dengan demikian keamanan adalah suatu kondisi yang sangat sulit dicapai, dan dapat kita
Lebih terperinciAndi Dwi Riyanto, M.Kom
David Khan dalam bukunya The Code-breakers membagi masalah pengamanan informasi menjadi dua kelompok; security dan intelligence. 1. Security dikaitkan dengan pengamanan data, 2. Intelligence dikaitkan
Lebih terperinciMODIFIKASI VIGÈNERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN MEKANISME CBC PADA PEMBANGKITAN KUNCI
MODIFIKASI VIGÈNERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN MEKANISME CBC PADA PEMBANGKITAN KUNCI Sibghatullah Mujaddid Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciAlgoritma Enkripsi Playfair Cipher
Algoritma Enkripsi Playfair Cipher, 1137050073 Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Asrama Yonzipur 9 egiandriana@student.uinsgd.ac.id Abstrak Kriptografi adalah ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan kemajuan teknologi informasi saat ini, semakin memudahkan para pelaku kejahatan komputer (cyber crime), atau yang sering disebut dengan istilah cracker,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengiriman pesan teks semakin berkembang,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini teknologi pengiriman pesan teks semakin berkembang, tentunya dengan beberapa aplikasi dalam dunia komputer yang mempermudah penyampaian informasi melalui
Lebih terperinciBAB II. Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi
BAB II Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi Pendahuluan Terminologi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. (Cryptography is the art and science of keeping messages
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan manusia, tak terkecuali dalam hal berkomunikasi. Dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keamanan terhadap data yang tersimpan dalam komputer sudah menjadi persyaratan mutlak. Dalam hal ini, sangat terkait dengan betapa pentingnya data tersebut
Lebih terperinciPengantar Kriptografi
Pengantar Kriptografi Bahan Kuliah ke-9 Keamanan Komputer FTSI Unipdu 1 Pesan: data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain: plainteks (plaintext) teks-jelas (cleartext) Rupa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kryptos yang berarti tersembunyi dan graphein yang berarti menulis. Kriptografi adalah bidang ilmu yang mempelajari teknik
Lebih terperinciKriptanalisis Algoritma Vigenere Cipher Untuk Kata Bahasa Jawa
Kriptanalisis Algoritma Vigenere Cipher Untuk Kata Bahasa Jawa SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Laurensius Dhion Pradarto
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Masalah keamanan merupakan masalah yang penting dan utama dalam sistem komputer yang terhubung dalam suatu jaringan. Data maupun informasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya secret (rahasia), sedangkan gráphein artinya writing (tulisan), jadi kriptografi berarti secret
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Keamanan Informasi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Keamanan Informasi Kriptografi sangat berkaitan dengan isu keamanan informasi. Sebelum mengenal kriptografi diperlukan pemahaman tentang isu-isu yang terkait dengan keamanan informasi
Lebih terperinciTeknik Konversi Berbagai Jenis Arsip ke Dalam bentuk Teks Terenkripsi
Teknik Konversi Berbagai Jenis Arsip ke Dalam bentuk Teks Terenkripsi Dadan Ramdan Mangunpraja 1) 1) Jurusan Teknik Informatika, STEI ITB, Bandung, email: if14087@if.itb.ac.id Abstract Konversi berbagai
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya komputer menjadi isu penting pada era teknologi informasi ini. Komputer laptop dan media penyimpan (drives) portabel atau flashdisk yang sering dibawa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengenalan Kriptografi II.1.1 Sejarah Kriptografi Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat di temukan di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era teknologi informasi yang semakin berkembang, pengiriman data
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era teknologi informasi yang semakin berkembang, pengiriman data dan informasi merupakan suatu hal yang sangat penting. Apalagi dengan adanya fasilitas internet
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada proses penelitian ini, dimulai dengan melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu dari beberapa penelitian yang sudah ada sebelumnya, diantaranya jurnal internasional serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa yunani: cryptos yang artinya secret (rahasia) dan graphein yang artinya writing (tulisan). Jadi kriptografi
Lebih terperinciSecret Key Kriptosistem
Secret Key Kriptosistem Muhammad Sholeh Teknik Informatika Institut Sains & Teknologi AKPRIND o Secret key kriptosistem (kriptosistem kunci rahasia) sering juga disebut dengan Sistem kriptografi simetrik,karena
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dibahas landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pikir dan hipotesis yang mendasari penyelesaian permasalahan pengamanan data file dengan kombinasi algoritma
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA CAESAR CIPHER TERHADAP BLOWFISH 128 BIT UNTUK ENKRIPSI SMS BERBASIS JAVA
PERBANDINGAN ALGORITMA CAESAR CIPHER TERHADAP BLOWFISH 128 BIT UNTUK ENKRIPSI SMS BERBASIS JAVA YOYON TARYONO 41515110188 PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu instansi atau organisasi sangat membutuhkan keamanan infrastruktur teknologi informasi yang baik untuk melindungi aset-asetnya terutama informasi-informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia memiliki keinginan untuk saling berkomunikasi atau bertukar informasi dengan manusia lain. Salah satu komunikasi tersebut dilakukan dengan mengirimkan pesan
Lebih terperinciTipe dan Mode Algoritma Simetri (Bagian 2)
Bahan Kuliah ke-10 IF5054 Kriptografi Tipe dan Mode Algoritma Simetri (Bagian 2) Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 Rinaldi Munir IF5054
Lebih terperinci