BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan politik (Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007). Aspek penting dalam Pemilu adalah Partai Politik yang merupakan organisasi bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila (UU N o 2 Tentang Partai Politik, 2008). Di Indonesia telah banyak berdiri partai politik dengan berbagai azas dan ideologi, sebagai contoh adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang merupakan Partai Islam, karena menjadikan Islam sebagai azas atau ideologi partai dan juga basis massanya adalah umat muslim. Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukanlah Partai Islam melainkan partai yang berbasis massa Islam. Untuk PDIP dan Partai Golkar merupakan cerminan partai yang mengusung platform Nasionalis, Pancasila menjadi ideologi gerakan partai ini. Geografi politik memiliki tiga pokok bahasan, yaitu 1) Environmental Relationship, yang menekankan kepada hubungan antara kehidupan manusia dan lingkungan alamnya akibat dorongan kehidupan dan keanekaragaman wilayah negara. 2) National Power, menekankan pada pengaruh lingkungan alam terhadap ketahanan dan kekuatan nasional. 3) Political Region, menitikberatkan pada hal hal yang bersifat teoritis seperti dasar, tujuan dan ruang lingkup geografi politik serta pengorganisasian keruangan. Kajian geografi politik tidak lepas dari prinsip demokrasi, sedangkan prinsip demokrasi sangat berhubungan dengan aspek Pemilihan Umum (Pemilu). Menurut teori demokrasi klasik Pemilihan Umum 1

2 merupakan Transmission of Belt, sehingga kekuasaaan yang berasal dari rakyat dapat beralih menjadi kekuasaan negara yang kemudian menjelma dalam bentuk wewenang pemerintah untuk memerintah dan mengatur rakyat. Di dalam demokrasi itu sendiri terdapat tiga ciri khusus yaitu 1) adanya kompetisi dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan, 2) adanya jaminan hak hak sipil dan politik, 3) partisipasi masyarakat. Manifestasi demokrasi dalam bentuk Pemilu Legislatif juga terselenggara di Kabupaten Grobogan. Dalam Pemilihan Umum Legislatif di Kabupaten Grobogan pada tahun 2009 tercatat pemilih, sedangkan pada tahun 2014 sejumlah pemilih. Tabel I.1 Jumlah Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan No Kecamatan Toroh Geyer Purwodadi Karangrayung Penawangan Brati Klambu Godong Kedungjati Gubug Tegowanu Tanggungharjo Ngaringan Wirosari Tawangharjo Grobogan Pulokulon Kradenan Gabus Jumlah Sumber: KPUD Kab. Grobogan Jumlah pemilih pada tiap kecamatan di Kabupaten Grobogan mempengaruhi pembagian Daerah Pemilihan (Dapil). Pembagian Daerah Pemilihan ini ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat atas usulan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Grobogan. Hal tersebut mempengaruhi Partai Politik peserta Pemilu Legislatif 2009 dan

3 merumuskan geostrategi untuk memperoleh sebanyak mungkin suara dari para konstituen ataupun basis massa pada Daerah Pemilihan yang telah ditetapkan. Tabel I.2 Pembagian Wilayah Berdasarkan Dapil Di Kabupaten Grobogan No Kecamatan Daerah Pemilihan 1 Toroh 2 Geyer 3 Purwodadi 4 Karangrayung 5 Penawangan 6 Brati 7 Klambu 8 Godong 9 Kedungjati 10 Gubug 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan 19 Gabus Sumber: KPUD Kab. Grobogan Partai Politik peserta Pemilu Legislatif tahun 2009 sebanyak 44 partai. Sedangkan pada Pemilu Legislatif tahun 2014 sebanyak 15 partai. Partai Politik tersebut memiliki azas atau ideologi yang berbeda antara satu dengan yang lain, akan tetapi yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah Partai yang memiliki ideologi Islam, Basis Massa Islam dan Partai Nasionalis. Ideologi partai tersebut kemudian akan diwakili oleh lima Partai Politik, diantaranya adalah 1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi partai yang mengususng ideologi islam, 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasionalis (PAN) sebagai perwakilan partai Basis Massa Islam, 3) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai representasi partai dengan platform Nasionalis. Terpilihnya kelima Partai dengan berbeda ideologi tersebut karena memiliki basis massa (grass root) yang kuat. PKB dan PAN masing masing memiliki kedekatan emosional maupun I II III IV V 3

4 kultural dengan basis massa warga Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. PDIP dan Golkar memiliki konstituen masing masing adalah wong cilik (kaum tani dan buruh) serta kaum birokrat teknokrat (Clifford Geertz, 1983). Partai yang terakhir adalah PPP, partai ini memiliki akar sejarah dan ideologis yang kuat dalam masyarakat santri, hal ini tidak lepas karena pengaruh kader eks Partai Masyumi. Tabel I.3 Lima Partai Politik Sebagai Fokus Kajian No Partai Politik Ideologi 1 Partai Persatuan Pembangunan Islam 2 Partai Kebangkitan Bangsa Basis Massa Islam 3 Partai Amanat Nasional Basis Massa Islam 4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Nasionalis 5 Partai Golongan Karya Nasionalis Sumber: Komisi Pemilihan Umum Geertz (1983 ) dalam penelitiannya di Mojokuto Jawa Timur menyimpulkan bahwa Masyarakat Jawa terbagi kedalam tiga kelompok politik, yaitu 1) Santri, merupakan kelompok masyarakat muslim yang taat dalam menjalankan ibadah dan identik dengan saudagar atau pedagang sebagai pekerjaannya, kemudian memiliki preferensi pilihan politik kepada Partai Islam atau Basis Massa Islam. 2) Abangan, merupakan kelompok masyarakat muslim yang tidak taat dalam hal beribadah dan diidentikkan dengan kaum tani maupun kaum buruh sebagai mata pencahariannya, memiliki preferensi pilihan politik kepada Partai Nasionalis Indonesia (PNI), pada konteks kekinian kultur dan ideologi PNI ada pada tubuh PDIP. 3) Priyayi, merupakan kelompok masyarakat birokrat, teknokrat ataupun Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai profesinya, memiliki preferensi pilihan politik kepada Partai Nasionalis, khususnya Golkar. Tabel I.4 Kelompok Politik Masyarakat Jawa, Profesi dan Pilihan Politiknya No Kelompok Politik Jenis Profesi Pilihan Parpol 1 Santri Saudagar, pedagang Partai Islam/basis massa islam 2 Abangan Petani, Buruh PNI/PDIP 3 Priyayi Birokrat, PNS Partai Golkar Sumber:Geertz,1983 4

5 55 Gambar I.1 Peta Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan 5

6 Tabel I.5 Perolehan Suara 5 Partai Politik Pada Pemilu Legislatif2009 dan 2014 Kab. Grobogan Kec PDI % PG % PPP % PKB % PAN % PDI % PG % PPP % PKB % PAN % Toroh , , , , , , , , , ,1 Geyer , , , , , , , , , ,5 Pwd , , , , , , , , , ,2 Kryg , , , , , , , , , ,9 Pnwg , , , , , , , , , ,4 Brati , , , , , , , , , ,3 Klambu , , , ,6 94 0, , , , , ,3 Godong , , , , , , , , , ,2 Kd jati , , , , , , , , , ,6 Gubug , , , , , , , , , ,0 Tgwanu , , , , , , , , , ,2 Tg harjo , , , , , , , , , ,4 Ngringn , , , , , , , , , ,1 Wirosari , , , , , , , , , ,9 Tw harjo , , , , , , , , , ,4 Gbogan , , , , , , , , , ,6 Pkulon , , , , , , , , , ,4 Krdenan , , , , , , , , , ,5 Gabus , , , ,3 55 0, , , , , ,7 Jumlah , , , , , , , , , ,1 Sumber: KPUD Kab. Grobogan 6

7 Perolehan suara pada lima partai politik diatas mengalami peningkatan maupun penurunan di setiap Kecamatan. Dinamisasi peningkatan maupun penurunan perolehan suara partai politik pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 terlihat dengan persentase perolehan suara oleh masing masing partai, baik Partai yang berideologi Islam, Basis Massa Islam ataupun Partai dengan ideologi Nasionalis. Data pada tabel 1.5 menunjukkan terjadinya perubahan perolehan suara di masing masing kecamatan, namun yang menarik dan perlu dicermati lebih dalam adalah terjadi pergeseran terhadap daerah basis massa atau kantung suara masing masing Partai Politik pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 disemua Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan. Perolehan suara terbanyak atau mayoritas di satu daerah pemilihan secara berturut turut dapat dimaknai daerah tersebut sebagai daerah basis massa atau kantung suara partai politik tertentu. Seperti hasil yang diperoleh Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) maupun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan Tabel I.6 Daerah Basis Massa Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan No Daerah Pemilihan (Dapil) I Golkar PDIP 2 II PDIP PDIP 3 III PDIP PKB 4 IV PDIP PDIP 5 V PKB PDIP Sumber: KPUD Kab. Grobogan Merujuk pada teori sosial Cliffoerd Geertz (1983 ) tentang kondisi sosioreligi masyarakat, seperti masyarakat santri dan abangan serta kondisi sosioekonomi seperti pekerjaan sebagai petani, buruh ataupun PNS pada kelompok politik mempengaruhi preferensi pilihan pada partai politik tertentu. Bagaimanakah korelasi Teori Sosial Clifford Geertz tersebut terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam maupun Partai Nasionalis pada Daerah Pemilihan (Dapil) I, II, III, IV dan V Kabupaten Grobogan dalam 7

8 Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014?. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka penulis mengangkat penelitian ini dengan judul Analisis Sebaran Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan Jawa Tengah (Korelasi Teori Clifford Geertz). Diharapkan dengan penelitian ini penulis dapat menganalisis korelasi Teori Sosial Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik yang berideologi Islam, Basis Massa Islam maupun Partai dengan ideologi Nasionalis pada penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah korelasi Teori Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pemaparan masalah diatas maka ditetapkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Menganalisis korelasi Teori Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini ialah untuk memberikan informasi korelasi Teori Sosial Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Bassa Islam maupun Partai Politik Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. 8

9 1.5 Telaah Pustaka dan Penelitian Terdahulu Telaah Pustaka a. Geografi Politik Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan politik (Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007). Peneliti memberikan analisis terhadap fenomena sosial yang terjadi diatas muka bumi, seperti halnya dalam Pemilu Kabupaten Grobogan dapat mempengaruhi geostrategi pada partai politik untuk memperoleh sebanyak mungkin suara dari konstituen mereka. b. Partai Politik Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila (UU No 2 T entang Partai Politik, 2008). Sebuah partai tentunya memiliki tujuan, secara umum tujuan Partai Politik adalah untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan dan mewujudkan program program yang telah mereka susun sesuai dengan ideologi tertentu. Sedangkan fungsi partai politik itu sendiri setidaknya ada empat, yakni 1) sebagai sarana komunikasi politik, 2) sebagai sarana sosialisasi politik, 3) sebagai sarana rekruitmen politik, 4) sebagai sarana manajemen konflik. Dari masa ke masa Partai Politik selalu berkembang, baik dari sisi jumlah maupun kekuatan dan ideologi. Namun sekarang, jika diklasifikasikan hanya terdapat dua partai yang memiliki basis ideologi kuat, yakni Nasionalis dan Islam. c. Partai Politik Islam Partai Politik Islam ialah Partai yang menggunakan identitas formalnya memakai azas dan simbol simbol islam dengan basis konstituen khusus umat islam (Haedar Nashir, 2004). Pelaksanaan Pemilu perdana di Indonesia, Partai Islam mendominasi perolehan suara. Namun dinamika politik yang terjadi di Indonesia, partai partai ini terpaksa membubarkan diri. Meskipun demikian kader 9

10 kader yang merasa butuh wadah sebagai aspirasi politik, mereka mendirikan partai partai Islam seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), ataupun Partai Bulan Bintang (PBB). Perolehan suara Partai Islam ini pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan memiliki trend positif alias mengalami kenaikan, kecuali perolehan suara Partai Bulan Bintang (PBB) yang justru mengalami penurunan pada Pemilu Legislatif tahun Tabel I.7 Suara Partai Islam Pada Pemilu Leg dan 2014 Kab. Grobogan No Partai PBB PKS PPP Sumber: KPUD Kab. Grobogan d. Partai Politik Basis Massa Islam Partai politik yang tidak memiliki identitas formal islam bahkan bersifat inklusif tetapi basis utama kontituennya adalam umat islam (Haedar Nashir, 2004). Sebagai contoh adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN), partai ini mampu eksis dalam percaturan politik nasional berkat didukung konstituen dan loyalis yang kuat, sebagai contoh ialah PKB yang memiliki konstituen atau basis massa warga Nahdlatul Ulama (NU), sedangkan PAN memiliki basis massa warga Muhammadiyah. Partai Basis Massa Islam (PKB dan PAN) juga memiliki kecenderungan kenaikan perolehan suara pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan. Tabel I.8 Perolehan Suara Partai Politik Basis Massa Islam Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan No Partai PKB PAN Sumber: KPUD Kab. Grobogan e. Partai Nasionalis S. Kirbiantoro dan Dody Rudianto (2009) mengatakan bahwa Partai Nasionalis adalah Partai yang menggunakan ideologi Nasionalis-Pancasila sebagai landasan geraknya. Partai yang mengusung platform Nasionalis cenderung berhaluan sekuler, memiliki basis massa yang heterogen, baik dari kalangan umum bahkan kalangan umat islam. Pancasila diinternalisasi secara kuat 10

11 kepada seluruh kader dan konstituennya sebagai way of life. Partai Nasionalis yang memiliki grass root paling kuat di Kabupaten Grobogan ialah PDIP dan Golkar, sehingga perolehan suara dua partai pada Pemilun Legislatif tahun 2009 dan 2014 melampaui perolehan suara Partai Islam. Namun keunggulan ini tidak terjadi pada Partai Golkar, yang justru mengalami penurunan perolehan suara pada Pemilu Legislatif tahun Tabel I.9 Suara Partai Nasionalis Pada Pemilu Leg dan 2014 Kab Grobogan No Partai PDIP P. Golkar Sumber: KPUD Kab. Grobogan f. Pemilihan Umum Pemilihan Umum merupakan sebuah bentuk manifestasi dari sistim demokrasi di Indonesia, yang kemudian menjadi momentum memilih para wakil rakyat. Dalam RUU Penyelenggaraan Pemilu dikatakan bahwa Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD Republik Indonesia Tahun Pada awalnya Pemilu hanya untuk memilih DPR RI, DPRD Tingkat 1 dan 2, serta DPD RI. Namun peraturan tersebut diamandemen pada tahun 2002, maka kemudian Pemilu juga dilakukan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, untuk pertama kalinya dilakukan pada Pemilu tahun Sesuai UU no 2 tahun 2007 dikemukakan pula peraturan mengenai pemilihan kepala daerah (Gubernur, Walikota/Bupati). Penyelengara pemilu adalah lembaga yang menyelengarakan Pemilu, terdiri atas Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu. KPU dan BPP sebagai satu kesatuan fungsi penyelengaraan pemilu untuk memilih anggota DPR RI, DPD, dan DPRD, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat serta untuk memilih Gubernur, Bupati, dan Walikota secara demokratis (BAB I Kententuan Umum Pasal I ayat 5 RUU Penyelengaraan Pemilu). Bagian bagian yang merupakan sistem pemilu ialah 1) sistem hak pilih, 2) sistem pembagian daerah pemilihan, 3) sistem pemilihan, 4) sistem pencalonan. 11

12 1.5.2 Penelitian Terdahulu Rayuna Hendawati (2006 ) dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Perspektif Geografi) hasil penelitian ini memberi simpulan bahwa kajian perilaku pemilih kepala daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi demografis, sosiologis maupun psikologis masyarakat. Ciri khas analisis yang bersifat keruangan dan kewilayahan dapat menjawab penelitian penelitian sosial. Yani, Hayati, Eridiana (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Geografi Politik Terhadap Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2008 hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa daerah kemenangan Hade, Aman dan Da i tidak menunjukkan pola keruangan yang jelas, yang berarti Jawa Barat adalah daerah yang relatif homogen. Faktor yang menunjukkan segregasi wilayah seperti petani, nelayan, dipegunungan, dipantai, bahasa Sunda maupun bahasa Jawa Cirebon tidak nampak berpengaruh terhadap pilihan politik. Afief Bagus Wicaksana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 dan 2009 di Kabupaten Magelang mengemukakan bahwa distribusi perolehan suara Partai Politik tersebar merata. Partai Politik Basis Massa Islam Tradisional memperoleh sumbangan suara terbanyak di wilayah pesantren dan pedesaan dengan corak masyarakat NU, sedangkan Partai Politik Basis Massa Islam Modern terjadi dinamika. Sebaran dan distribusi kantong suara tidak hanya berasal dari sumbangan warga Muhammadiyah dan Tarbiyah, melainkan juga dari wilayah basis warga NU. Hasil yang diperoleh untuk Partai Politik Nasionalis memiliki sebaran suara yang merata diwilayah pedesaan maupun di perkotaan. 12

13 Tabel I.10 Perbandingan Penelitian Sebelumnya Penulis Rayuna Hendawati Yani, Hayati, Eridiana Afief Bagus Wicaksono Tahun Judul Kajian Perilaku Pemilih Dalam Pelaksanaan Pemilukada (Perspektif Geografi) Kajian Geografi Politik Terhadap Hasil Pemilihan Gubernur Jawa Barat Tahun 2008 Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004 dan 2009 di Kabupaten Magelang Tujuan Mengetahui sebaran basis massa calon kepala daerah Mengetahui kondisi geografis kantong pemenangan pasangan Cagub Jabar Mengetahui faktor faktor berpengaruh terhadap hasil Pilkada Jabar tahun Mengetahui apakah tiap Dapil memiliki alasan alasan yang sama untuk memilih Cagub Jabar Mengetahui distribusi keruangan perolehan suara partai politik berbasis massa islam dan nasionalis pada saat pemilu 2004 dan Mengetahui pengaruh faktor sosiologis dan demografis masyarakat terhadap hasil pemilu 2004 dan Metode Deskrisi Kuantitatif Pendekatan Deskriptif Deskripsi Kuantitatif dan Kualitatif Hasil Kajian perilaku pemilih dalam pemilihan kepala daerah sangat berhubungan dengan keadaan masyarakat secara demografis, sosiologis dan psikologis untuk lebih holistik mengetahui kepala daerah pilihan masyarakat harus dilakukan melalui kajian geografi. Daerah kemenangan Hade, Aman dan Dai tidak menunjukkan pola yang jelas, sehingga dapat disimpulkan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah politik yang relatif homogen. Kajian geografi dengan ciri khas analisisnya yang bersifat keruangan dan kewilayahan dapat menjawab penelitian penelitian sosial. Faktor faktor yang menunjukkan segregasi wilayah seperti petani, nelayan, di pegunungan, di pantai, atau berbahasa sunda, atau berbahasa jawa Cirebon tidak nampak berpengaruh terhadap pilihan politik. Distribusi perolehan suara parpol basis massa islam tradisional memperoleh sumbangan suara terbanyak di wilayah pesantren dan pedesaan dengan corak masyarakat NU, sedangkan pada parpol basis massa islam modern terjadi dinamia, sebaran dan distribusi kantong suara tidak hanya mendapatkan sumbangan dari kantong warga Muhammadiyah dan Tarbiyah melainkan juga dari wilayah basis warga NU, sedangkan parpol basis massa nasionalis memiliki sebaran suara yang merata diwilayah pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Magelang. 13

14 1.6 Kerangka Penelitian Pemilihan Umum Legislatif merupakan media untuk memilih wakil wakil rakyat agar dapat duduk diparlemen dan menjalankan roda pemerintahan. Pada penyelenggaraan Pemilu Legislatif tahun 2009 diikuti oleh 44 partai politik, dan 15 partai politik pada Pemilu Legislatif tahun Partai Politik tersebut memiliki azas dan ideologi yang berbeda satu sama lain, mulai dari ideologi Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis. Dari sekian banyaknya partai politik peserta Pemilu Legislatif ditahun 2009 dan 2014, penulis memfokuskan pada lima Partai Politik yaitu, 1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi Partai Islam, 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai perwakilan Partai Basis Massa Islam, 3) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai representasi Partai Nasionalis. Dari perolehan suara masing masing partai tersebut menunjukkan diferensiasi dan dinamisasi, baik peningkatan maupun penurunan perolehan suara. Akan tetapi yang menarik adalah tidak terjadi pergeseran Basis Massa Partai Politik disetiap Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan Merujuk pada teori Geertz (1983) yang menyatakan bahwa Masyarakat Jawa terbagi menjadi tiga kelompok politik, yakni Santri yang diasosiasikan dengan saudagar atau pedagang, Abangan identik dengan kaum tani dan buruh, Priyayi identik dengan birokrat, teknokrat dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kondisi sosioreligi masyarakat seperti masyarakat santri dan abangan serta kondisi sosioekonomi seperti profesi sebagai petani, buruh ataupun PNS pada kelompok politik tersebut mempengaruhi preferensi pilihan pada partai tertentu. Dari teori sosial Clifford Geertz tersebut akan dianalisis korelasinya terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam maupun Partai Nasionalis pada Daerah Pemilihan (Dapil) I, II, III, IV dan V Kabupaten Grobogan dalam Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan

15 Gambar I.2 Diagram Alir Penelitian Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan Daerah Pemilihan Kab. Grobogan Teori Sosial Geertz Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu Sumber: Penulis Legislatif 2009 Peta Administrasi Kab. Grobogan Peta Dapil Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2014 Peta Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2009 Peta Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu Legislatif 2014 Analsis Sebaran Dan Perubahan Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam, Nasionalis Sumber: Penulis 15

16 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku dari orang-orang yang dapat diamati (Moleong, 1990). Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Grobogan yang memiliki jumlah Pemilih pada Pemilu Legislatif 2009 dan pada Pemilu Legislatif Penelitian ini memiliki fokus kajian pada lima Partai Politik, yaitu 1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi Partai Islam, 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai perwakilan Partai Basis Massa Islam, 3) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai representasi Partai Nasionalis. Hasil perolehan suara Partai Politik tersebut pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dan 2014 menunjukkan diferensiasi dan dinamisasi, baik peningkatan maupun penurunan perolehan suara, akan tetapi yang menarik adalah tidak terjadi pergeseran Basis Massa Partai Politik disetiap Daerah Pemilihan. b. Pengumpulan Data dan Jenis Data Data data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu 1) Data perolehan suara Partai Politik pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 yang didapat dari KPUD Kabupaten Grobogan. 2) Data Jenis Pekerjaan masyarakat yang diambil dari BPS Kabupaten Grobogan. c. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan untuk memberikan analisis atas data perolehan suara dan Teori Sosial Clifford Geertz. Data yang dianalisis adalah data perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis, yang diwakili oleh PPP (Partai Islam), PKB dan PAN (Partai Basis Massa Islam), PDIP dan Golkar (Partai Nasionalis) pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan, kemudian dikomparasikan dengan Teori Sosial 16

17 Clifford Geertz tentang Kelompok Politik Masyarakat Jawa. Diharapkan dengan menggunakan teknik penelitian ini penulis dapat memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual dan akurat mengenai fakta fakta seputar perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan. 1.8 Batasan Operasional Analisis adalah penelitian secara menyeluruh terhadap suatu hal atau peristiwa (Wahya, et all, 2013) Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan politik (Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007) Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesai berdasarkan Pancasila (UU No 2 Tentang Partai Politik, 2008). Partai Politik Basis Massa Islam merupakan Partai Politik yang tidak memiliki identitas formal islam bahkan bersifat inklusif tetapi basis utama kontituennya adalam umat islam (Haedar Nashir, 2004). Partai Politik Islam adalah Partai Politik yang menggunakan identitas formalnya memakai azas dan simbol simbol islam dengan basis konstituen khusus umat islam (Haedar Nashir, 2004). Partai Nasionalis adalah Partai yang menggunakan ideologi Nasionalis- Pancasila sebagai landasan geraknya (S. Kirbiantoro dan Dody Rudianto, 2009) Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (UU No 3 tahun 2009 Tentang Pemilu) 17

ANALISIS SEBARAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 DAN 2014 KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH (KORELASI TEORI CLIFFORD GEERTZ)

ANALISIS SEBARAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 DAN 2014 KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH (KORELASI TEORI CLIFFORD GEERTZ) ANALISIS SEBARAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 DAN 2014 KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH (KORELASI TEORI CLIFFORD GEERTZ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang berkaitan kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya

Lebih terperinci

BAB III TEORI SOSIAL CLIFFORD GEERTZ DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA

BAB III TEORI SOSIAL CLIFFORD GEERTZ DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA BAB III TEORI SOSIAL CLIFFORD GEERTZ DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA 3.1 Teori Sosial Clifford Geertz Geertz adalah seorang Guru Besar di Universitas Chicago Amerika Serikat, ia melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka tampak lebih independen, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam menanggapi berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta

Lebih terperinci

ANALISIS SEBARAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 DAN 2014 KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH (KORELASI TEORI CLIFFORD GEERTZ)

ANALISIS SEBARAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 DAN 2014 KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH (KORELASI TEORI CLIFFORD GEERTZ) ANALISIS SEBARAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 DAN 2014 KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH (KORELASI TEORI CLIFFORD GEERTZ) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demokrasi mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh bagi laki-laki, maupun perempuan atas dasar perinsip persamaan derajat, dalam semua wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat, BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai politik dengan basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang unik. Bali dipandang sebagai daerah yang multikultur dan multibudaya. Kota dari provinsi Bali adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah,

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004 DI KECAMATAN PUNUNG DAN KECAMATAN ARJOSARI KABUPATEN PACITAN (STUDI KASUS PARTAI KEBANGKITAN BANGSA)

ANALISIS HASIL PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004 DI KECAMATAN PUNUNG DAN KECAMATAN ARJOSARI KABUPATEN PACITAN (STUDI KASUS PARTAI KEBANGKITAN BANGSA) ANALISIS HASIL PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004 DI KECAMATAN PUNUNG DAN KECAMATAN ARJOSARI KABUPATEN PACITAN (STUDI KASUS PARTAI KEBANGKITAN BANGSA) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at SEJARAH PEMILU DI INDONESIA Muchamad Ali Safa at Awal Kemerdekaan Anggota KNIP 200 orang berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 1946 tentang Pembaharuan KNIP (100 orang wakil daerah, 60 orang wakil organisasi politik,

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Partai politik sebagai kekuatan politik mempunyai hak dan bagian dalam setiap pemilihan umum. Pada setiap partai politik menganut ideologinya masing-masing

Lebih terperinci

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA Drs. ZAKARIA Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Kehidupan Kepartaian selama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan kepala daerah secara langsung (pilkada langsung) merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep demokrasi di wilayah

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI... Lampiran 2 Model F6-Parpol REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI 1 PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) 2 PARTAI BULAN BINTANG (PBB) TAHAP I TAHAP II TAHAP I TAHAP II TAHAP I TAHAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orde Baru telah mengalami keruntuhan seiring jatuhnya Soeharto sebagai presiden yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun, setelah sebelumnya krisis ekonomi menghancurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi,salah satu ciri negara yang menerapkan sistem demokrasi adalah melaksanakan kegiatan pemilihan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek

BAB I PENDAHULUAN. penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v i DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar Tabel....... iv Daftar Gambar... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Kegunaan Penelitian... 12 II.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

ANALISIS KERUANGAN BASIS PEMILIH PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004 DAN 2009 DI KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

ANALISIS KERUANGAN BASIS PEMILIH PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004 DAN 2009 DI KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI ANALISIS KERUANGAN BASIS PEMILIH PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2004 DAN 2009 DI KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1 PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL Muryanto Amin 1 Pendahuluan Konstitusi Negara Republik Indonesia menuliskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca reformasi bangsa kita sudah berhasil melaksanakan pemilihan umum presiden yang di pilih langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses pengambilan hak suara

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik BAB 1 PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah institusi yang mutlak diperlukan dalam dunia demokrasi, apabila sudah memilih sistem demokrasi dalam mengatur kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai

BAB VII PENUTUP. Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai kompetisi politik kepartaian untuk meraih kekuasaan. Pada awal kemerdekaan, politik aliran sangat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN ATAS PENDAFTARAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi sebagai pilar penting dalam sistem politik sebuah Negara, termasuk Indonesia yang sudah diterapkan dalam pemilihan secara langsung seperti legislatif, Presiden

Lebih terperinci

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? Jakarta, 29 Januari 2014 Q: Apakah Ibu/Bapak/Saudara tahu atau tidak tahu bahwa Tahun 2014 akan dilaksanakan Pemilihan Legislatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibuktikan dengan bunyi pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kedaulatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibuktikan dengan bunyi pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kedaulatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia salah satu negara yang menganut sistem demokrasi, hal ini dibuktikan dengan bunyi pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kedaulatan berada ditangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di banyak negara demokrasi pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V, penulis memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Simpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap analisis hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi dan Kabupaten/ Kota berdasarakan Pancasila dan

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) BPS KABUPATEN GROBOGAN BADAN PUSAT STATISTIK No. 78/12/ Th. I, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 209.271 RUMAH TANGGA, TURUN 18,38

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251). BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1482, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Partisipasi Politik. Perempuan. Legislatif. Peningkatan. Panduan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik Koalisi Pemantauan Dana Kampanye Transparansi Internasional Indonesia dan Indonesia Corruption Watch Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DI INDONESIA

PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DI INDONESIA PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DI INDONESIA Prinsip-Prinsip Demokrasi 1. Pemisahan kekuasaan; 2. Pemerintahan konstitusional; 3. Pemerintahan berdasarkan hukum; 4. Pemerintahan mayoritas; 5. Pemilihan umum

Lebih terperinci

Parpol Islam dan yang berbasis massa Islam, tak lagi terlihat menyuarakan Islam, bahkan seakan menghindar untuk diidentikkan dengan Islam.

Parpol Islam dan yang berbasis massa Islam, tak lagi terlihat menyuarakan Islam, bahkan seakan menghindar untuk diidentikkan dengan Islam. Pengantar: Partai politik Islam selalu berkiprah dalam pesta demokrasi di Indonesia. Meski sudah 10 kali ikut pemilu, alih-alih menang, parpol Islam sepertinya hanya menjadi penggembira. Mengapa sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik

I. PENDAHULUAN. Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik lokal untuk menjalankan peran di tengah masyarakat yang selama diperankan pemerintah, elit

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Dilihat dari peta Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan terletak diantara dua pegunungan kendeng yang membujur dari arah ke timur dan berada

Lebih terperinci

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada oleh AA Gde Putra, SH.MH Demokrasi (pengertian Umum) Bentuk sistem pemerintahan yang setiap warganya memiliki kesetaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan adalah dimensi penting dari usaha United Nations Development Programme (UNDP) untuk mengurangi separuh kemiskinan dunia

Lebih terperinci

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke IV. GAMBARAN UMUM A. Jurusan Ilmu Pemerintahan Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke governance pada dekade 90-an memberi andil dalam perubahan domain Ilmu Pemerintahan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat, hal tersebut sebagaimana dicantumkan dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pola perilaku yang berkenaan dengan proses internal individu atau kelompok

I. PENDAHULUAN. pola perilaku yang berkenaan dengan proses internal individu atau kelompok 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengkajian Perilaku pemilih di Indonesia secara spesifik memberi perhatian mendalam tentang pemungutan suara, khususnya mengenai dukungan dan pola perilaku yang berkenaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) (KAK) SOSIALISASI UU PEMILU NO. 07 TAHUN 2017 DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN ANGGARAN 2018 BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2018

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan 136 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pilkada di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang merupakan salah satu instrument penting penyelenggaraan pemerintah setelah digulirkan otonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Peran Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah adanya UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,

BAB I PENDAHULUAN. Setelah adanya UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah adanya UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, Gubernur, Bupati, dan Walikota yang sebelumnya dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

BAB I PENDAHULUAN. Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pemilihan kepala daerah (pilkada) berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan

Lebih terperinci

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang BAB IV Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang Tahapan Pilkada menurut Peraturan KPU No.13 Th 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan

Lebih terperinci

DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH

DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH Heri Wahyudi UPBJJ-UT Denpasar heriw@ut.ac.id Abstrak Pasca Putusan Makamah Konstitusi (MK) tentang calon perseorangan, telah memberikan kesempatan kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan pilar demokrasi dalam suatu negara seperti di Indonesia. Kehadiran partai politik telah mengubah sirkulasi elit yang sebelumnya tertutup bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 66 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Grobogan terletak pada posisi 68 ºLU dan & 7 ºLS dengan ketinggian rata-rata 41 meter dpl dan terletak antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya, berbagai partai politik

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. PEMBAHASAN Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses Pencalonan Non Partai Pemilihan Kepala Daerah (Tanggapan Partai Politik Khusus DIY) dapat dijabarkan

Lebih terperinci

BAB III SETTING PENELITIAN. Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah Kabupaten

BAB III SETTING PENELITIAN. Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah Kabupaten BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu Kabupaten di provinsi Jawa Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai dan cita-cita

Lebih terperinci

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati, PANDANGAN FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR RI TERHADAP PENJELASAN PEMERINTAH ATAS RUU TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD, DAN RUU TENTANG PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN Disampaikan Oleh : Pastor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara demokrasi akan selalu ditandai dengan adanya partai politik

BAB I PENDAHULUAN. Negara demokrasi akan selalu ditandai dengan adanya partai politik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara demokrasi akan selalu ditandai dengan adanya partai politik sebagai barometer dari sebuah demokrasi yang berjalan di negara tersebut. Di dalam suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntabilitas (accountability) merupakan salah satu prinsip atau asas dari paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain

Lebih terperinci

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah) PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah) R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 21 Mei 2008 Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU SEKILAS PEMILU 2004 Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan x 2.2.2. Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis... 224 3. Ringkasan... 226 BAB IV. ELECTORAL VOLATILITY NASIONAL DAN LOKAL: SEBUAH PERBANDINGAN... 228 A. Membandingkan Electoral Volatility

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, secara otomatis merubah sistem politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, secara otomatis merubah sistem politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, secara otomatis merubah sistem politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan salah satu materi

Lebih terperinci

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 Disampaikan pada acara Round Table Discussion (RTD) Lemhannas, Jakarta, Rabu 12 Oktober

Lebih terperinci

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin Jakarta, 14 Desember 2010 Mengapa Keterwakilan Perempuan di bidang politik harus ditingkatkan? 1. Perempuan perlu ikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena partai politik merupakan prasyarat utama di dalam sebuah Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Karena partai politik merupakan prasyarat utama di dalam sebuah Negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik adalah suatu keniscayaan dalam sebuah Negara demokrasi. Karena partai politik merupakan prasyarat utama di dalam sebuah Negara yang mengaku menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diberitakan kemungkinan bakal menjadi calon tunggal dalam pemilihan presiden tahun 2009. Kemungkinan calon tunggal dalam pilpres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis. Ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis. Ini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis. Ini dapat ditunjukkan oleh partisipasi masyarakat yang menyalurkan aspirasinya dengan cara masuk menjadi

Lebih terperinci

d. Mendeskripsikan perkembangan politik sejak proklamasi kemerdekaan.

d. Mendeskripsikan perkembangan politik sejak proklamasi kemerdekaan. Kedaulatan Rakyat dan Sistem Untuk Kelas VII Kompetensi Kompetensi Dasar : Kemampuan menganalisis kedaulatan rakyat dan sistem politik Indikator : a. Menjelaskan makna kedaulatan rakyat b. Menguraikan

Lebih terperinci

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1 Disampaikan pada Seminar Menghadirkan Kepentingan Perempuan: Peta Jalan Representasi Politik Perempuan Pasca 2014 Hotel Haris, 10 Maret 2016 Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa)

Lebih terperinci

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG Oleh : Nurul Huda, SH Mhum Abstrak Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, yang tidak lagi menjadi kewenangan

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik Kuliah ke-11 suranto@uny.ac.id 1 Latar Belakang Merajalelanya praktik KKN pada hampir semua instansi dan lembaga pemerintahan DPR dan MPR mandul, tidak mampu

Lebih terperinci