Bab V. Metode Pelaksanaan Kerja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab V. Metode Pelaksanaan Kerja"

Transkripsi

1 Bab V Metode Pelaksanaan Kerja 5. 1 Uraian Umum Bangunan adalah suatu lingkungan buatan atau lingkungan binaan yang dibuat oleh manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti sebagai tempat istirahat, berkumpul bersama keluarga, tempat rekreasi, dan juga sebagai tempat mencari nafkah. Berkaitan dengan bangunan sebagai lingkungan buatan maka untuk mempercepat proses pembuatan suatu bangunan dibutuhkan suatu cara/ metoda yang disebut dengan metodakonstruksi. Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau standar yang telah diuji cobakan. Cara atau metoda tersebut tidak terlepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung dan mempercepat proses pembuatan suatu bangunan, agar kegiatan pembangunan dapat berjalan sebagai mana mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan lebih ekonomis Berkaitan dengan bangunan sebagai lingkungan buatan, teknologi dibutuhkan agar berbagai kegiatan pembangunan dapat berjalan secara effisien dan effektif, juga dengan teknologi akan didapat produk yang lebih berkualitas atau lebih sesuai dengan kebutuhan pemakai bangunan dan lebih ekonomis dalam biaya,pemakaian bahan, dan sebagainya. V-1

2 5.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Pembesian Kolom Pelaksanaan pembesian kolom dilakukan pada tempat terpisah dan setelah kolom selesai dirakit kemudian diangkut dengan tower crane untuk dipasang pada tempatnya. Tulangan yang digunakann dalam tulangan kolom adalah: a. Untuk pembesian pokok digunakan tulangan D22 b. Untuk tulangan sengkang digunakan tulangan D & D c. Besi yang digunakan adalah besi ulir Fabrikasi Besi Kolom Proses fabrikasi adalah merupakan tahap pekerjaan pembesian yang pertama kali, dan merupakan proses perakitan tulangan disuatu tempat yang telah ditentukan yang meliputi proses pemotongan, pembengkokan dan penyambungan. Terdapat satu tempat fabrikasi yang terletak di depan kantor. Peralatan yang digunakan pada saat fabrikasi : V-2

3 a. Mesin pembengkok besi (bar bender) Gambar (a) Bar Bender b. Mesin pemotong besi (bar cutter) Gambar (b) Bar Cutter Pemasangan Tulangan Kolom Dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian pada proyek ini, besi-besi tulangan yang telah datang di lokasi proyek, diletakkan di lokasi penyimpanan yang telah ditentukan sebagai lokasi fabrikasi besi. Transportasi besi ke tempat yang diinginkan baik secara vertikal maupun V-3

4 horizontal dapat dipermudah dengan bantuan tower crane yang telah tersedia di lokasi proyek. Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian harus tetap mengacu pada instruksi yang diberikan, diantaranya membuat dan melaksanakan pekerjaan pembesian harus sesuai dengan daftar pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang tidak boleh menyimpang dari gambar kerja yang sesuai dengan bar banding schedule. Gambar (a) Proses Pekerjaan Pembesian Kolom V-4

5 Gambar (b) Pemasangan Tulangan Sengkang Pekerjaan Pengukuran dan Pengecekan Kolom Pekerjaan pengukuran merupakan salah satu proses pengecekan, baik pengecekan dari sisi penulangan, penempatan beton decking, dimensi kolom dan tingkat vertikalisasi kolom. Pengukuraan ini dilakukan kontraktor utama, peralatan yang di gunakan pada pengecekan tersebut meliputi: 1.Lod dan benang 2.Theodolit 3.Meteran. Marking penentuan sepatu kolom. Dimaksudkan untuk mengetahui jarak antara tulangan kolom dengan bekisting kolom sebelum dilakukan pekerjaan bekisting. V-5

6 Gambar Proses Pengecekan Pembesian kolom Pekerjaan Pemasangan Bekisting Kolom Setelah surveyor menyatakan pembesian kolom siap kemudian dilakukan pemasangan bekisting. Pada proyek ini pemasangan bekisting kolom ini tidak di lakukan dengan system konvensional, tetapi dengan system pemasangan langsung dengan menggunakan tower crane yang sebelumnya telah di fabrikasi ditempat yang ditentukan. Setelah itu disetting verticality dengan menggunakan unting unting/ lod, dengan benang yang di kaitkan oleh lod kemudian benang beserta lod tersebut di kaitkan dibekisting yang sudah terpasang menutupi tulangan kolom. Dengan adanya lod dan benang pengukur bisa mengetahui jarak yang tidak sesuai dengan arah x yang sudah di tentukan, pada setiap sisi bekisting dan diperkuat dengan menggunakan bracing. Setelah pengecekan selesai maka kolom siap di cor. Sebelum memulai pekerjaan bekisting, maka dilakukan terlebih dahulu beberapa langkah langkah sebagai berikut : V-6

7 A. Ruang Lingkup Sebelum dilaksanakan pekerjaan pembesian semua pihak agar benar-benar terlebih dahulu mengetahui lingkup pekerjaan yang harus dikerjakan dan spesifikasi material yang digunakan. Adapula lingkup pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bekisting untuk pekerjaan balok 2. Bekisting untuk pekerjaan plat 3. Bekisting untuk pekerjaan kolom dan Shearwall B. Penyiapan Shop Drawing Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, maka harus dibuat gambar yang detail dan lengkap, gambar tersebut disebut gambar pelaksanaan atau shop drawing. Gambar pelaksanaan harus menggambarkan : 1. Gambar tampak, harus dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis material yang dipakai untuk system bekisting yang akan digunakan. 2. Gambar detail, harus dapat memberikan informasi mengenai ukuran ukuran material, jarak pemasangan material tersebut dan detail penempatan sambungan. Semua gambar pelaksanaan harus mengacu pada gambar perencanaan yang berstatus for construction spesifikasi dan risalah lelang. Gambar tersebut harus sudah disetujui pemberi tugas. Sebelum diedarkan ke lapangan serta gambar yang beredar merupakan gambar dengan revisi terakhir. V-7

8 C. Cara Pelaksanaan Sistem penggunaan bekisting typical dapat dilihat pada gambar. Untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan bekisting, areal kerja dibagi dalam zone. D. Sistem Bekisting Kolom Bekisting dinding untuk kolom menggunkan plywood phenolic tebal 18 mm, dengan panjang 2,40m x 1,20m. Gambar Pemasangan Bekisting Pada Kolom V-8

9 Pekerjaan pengecoran Kolom Setelah proses pemasangan bekisting selesai dan telah di nyatakan siap di cor dari pihak surveyor, setelah itu di lakukan pengecoran. Tahap tahapan pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut : 1. Pihak kontraktor akan dapat melaksanakan pengecoran jika telah mendapatkan persetujuan dari pihak manajemen konstruksi, jika pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting, pekerjaan mekanikal dan elektrikal telah selesai. 2. Semua pekerjaan pembesian yang dipasang harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk semua ikatan-ikatan dan sengkang yang telah terpasang dengan baik. 3. Semua lantai pengecoran telah dibersihkan dari segala macam kotoran dengan cara disemprotkan atau disapu dengan udara bertekanan tinggi dari kompressor. 4. Beton jadi yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran setelah tiba di lokasi harus dilakukan pengujian slump test dengan standar uji yang berlaku yakni (12 + 2) cm. V-9

10 Gambar Slump Test Pengambilan sample pada slump test di proyek ini dilakukan dengan mengambil sesuai kedatangan dari truck mixer. 4. Untuk memadatkan beton sebaiknya menggunakan alat penggetar atau vibrator, hal ini untuk menghindari terjadinya keropos beton dikarenakan adanya rongga-rongga pada beton ataupun pemisahan adukan beton yang dapat mengurangi kekuatan beton. jika seandainya pengecoran terlalu dalam dan vibrator tidak mampu menjangkaunya maka di gunakan palu karet untuk mengetuk ngetuk kolom Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran A. Kolom I. BAHAN Concrete Fc 35 MPa II. TENAGA KERJA 1. Juru ukur / Surveyor 2. Pembantu juru ukur 3. Pekerja 4. Pelaksana Pengecoran V-10

11 5. Quality control 6. Tenaga pembersihan 7. Safety & K3 III. PERALATAN 1. Alat Ukur : Waterpass, Theodolite, Benang, Roll meter, Lot. 2. Alat Kerja Tukang: Sekop, Ember,Alat Perata 3. Alat Test Beton : Cetakan Silinder, Kerucut Abrams 4. Alat Pengecoran : Concrete mixer, Concrete pump, Concrete Vibrator, Talang Cor, Compressor 5. Perlengkapan : Lampu, Selang, Palu besi 8 kg dan palu besi 1 kg IV. METODE PELAKSANAAN 1. Pekerjaan persiapan a. Mempelajari shop drawing b. Mempelajari tenaga kerja, alat kerja dan bahan yang akan diperlukan. 2. Pelaksanaan a. Lokasi Pengecoran kemudian dibersihkan kotoran kotoran terlebih dahulu menggunakan air compressor b. Membuat campuran beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan c. Test slump dengan kerucut Abrams oleh tim pengawas lapangan V-11

12 d. Pembuatan silinder beton sebanyak 5 buah dan satu untuk cadangan e. Pengecoran pelat lantai dilakukan menggunakan concret bucket. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi pengecoran dalam posisi lapisan horizontal, kira-kira setinggi 30 cm f. Selama pengecoran dilakukan pemadatan menggunakan vibrator untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan beton yang keropos. g. Setelah beton dituangkan ke lokasi pengecoran, beton disebarkan pada sebagian area pelat lantai dan kemudian permukaan pelar lantai diratakan, setelah diratakan permukaan pelat lantai kemudian dihaluskan. h. Selesai Pengecoran harus diadakan perawatan beton (curing) dengan cara curing compound dengan bahan sika Pembongkaran Bekisting Pada Kolom 1. Pembongkaran Bekisting Kolom : Pembongkaran bekisting pada kolom dilakukan setelah pengecoran berumur 12 jam. V-12

13 Pekerjaan Perawatan Beton (Curing) Setelah pekerjaan pengecoran selesai dilaksanakan dan beton sudah mulai mengeras, maka harus dilakukan perawatan beton atau curing beton.pada proyek ini setelah beton kering, dan bekisting setelah dibongkar pada jam ke 12. Pekerjaan curing dilakukan dengan cara menyeliputi kolom tersebut dengan plastik yang telah dibasahi. Perawatan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mencegah penguapan air pada permukaan beton yang terbuka. 2. Mencegah hilangnya air dari beton yang akan berakibat retak - retak. 3. Mencegah perubahan suhu secara mendadak. 4. Mencegah retak plastis akibat tegangan tarik beton yang terjadi beberapa jam setelah proses pengecoran selesai. 5. Supaya mutu beton tetap terjaga Pekerjaan Pelat dan Balok Pelat dan balok merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Pelat berfungsi menahan gaya vertikal sedangkan balok sebagai penopang dari pelat itu sendiri. V-13

14 Gambar Pelat dan Balok Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan Pelat dan Balok Pekerjaan Pemasangan Bekisiting Pelat dan Balok Pada pekerjaan balok dan pelat pertama di lakukan adalah erection material, pemasangan perancah (scaffolding) yang berguna untuk menahan beban sementara pada bangunan yang akan di cor setelah dicor sampai umur beton sudah mencapai 10 hari. Pada pekerjaan pemasangan perancah dilanjutkan pada pekerjaan pemasangan bekisting, setelah semua selesai dilakukan pekerjaan perkuatan bekisting. V-14

15 Gambar (a) Proses Pekerjaan Pemasangan Perancah Gambar (a) Proses Pekerjaan Pemasangan Bekisting Pekerjaan Pembesian Pelat dan Balok Pembesian merupakan bagian dari suatu struktur dalam bangunan yang berfungsi menahan gaya tarik akibat beban pada beton. Pekerjaan pembesian adalah pekerjaan perakitan besi tulangan untuk mendukung kekuatan pada beton bangunan yang disesuaikan dengan shop drawing yang mengacu pada standarisasi penulangan sehingga didapat kekuatan bangunan yang sesuai dengan yang direncanakan. V-15

16 Tahapan pekerjaan pembesian : 1. Fabrikasi Proses fabrikasi adalah merupakan tahap pekerjaan pembesian yang pertama kali, dan merupakan proses perakitan tulangan di suatu tempat yang telah ditentukan yang meliputi proses memotongan, pembengkokan dan penyambungan. Penentuan tempat fabrikasi ini mengacu pada : a. Jarak jangkauan Tower crane (TC) b. Kapasitas tempat fabrikasi. c. Kemudahan dalam distribusi Peralatan yang digunakan pada saat fabrikasi : a. Mesin pembengkok besi (bar bender) Gambar (a) Bar Bender V-16

17 c. Mesin pemotong besi (bar cutter) Gambar (b) Bar Cutter Pemasangan Tulangan Pelat dan Balok Dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian pada proyek ini, besi - besi tulangan yang telah datang di lokasi proyek, diletakkan di lokasi penyimpanan yang telah ditentukan sebagai lokasi fabrikasi besi. Transportasi besi ke tempat yang diinginkan baik secara vertikal maupun horizontal dapat dipermudah dengan bantuan tower crane yang telah tersedia di lokasi proyek. Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian harus tetap mengacu pada instruksi yang diberikan, diantaranya membuat dan melaksanakan pekerjaan pembesian harus sesuai dengan daftar pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang tidak boleh menyimpang dari gambar kerja yang sesuai dengan bar banding schedule. V-17

18 Gambar (a) Penulangan Balok Gambar (b) Penulangan Pelat Pekerjaan Perkuatan Pelat dan Balok Setelah pekerjaan bekisting selesai dan dirasa sudah kuat maka dilakukan pekerjaan pengukuran dengan cara menggunakan water pass, dengan tujuan memeriksa kembali elevasi pada balok dan plat sesuai dengan perencanaan dan perkuatannya. V-18

19 Gambar Perkuatan Balok Bekisting Pekerjaan Pembersihan Pelat dan Balok Setelah semua pekerjaan telah selesai dan sudah dilakukan pengecekan oleh pengawas segera dilakukan pembersihan dengan alat bantu kompressor udara. Hal ini dilakukan agar saat pengecoran tidak terdapat material atau bahan-bahan yang dapat mengurangi kekuatan beton Pekerjaan Pengecoran Pelat dan Balok Tahapan tahapan pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut : 1. Pihak kontraktor akan dapat melaksanakan pengecoran jika telah mendapatkan persetujuan dari pihak manajemen konstruksi, jika pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting, pekerjaan mekanikal dan elektrikal telah selesai. 2. Semua pekerjaan pembesian yang dipasang harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk semua ikatan-ikatan dan sengkang yang telah terpasang dengan baik. V-19

20 3. Dalam proyek ini agar pengecoran sesuai prosedur dan manejemen yang bagus, maka dalam pengerjaan pengecoran baik plat dan balok menggunakan 2 zona pengecoran, zona 1/ zona awal merupakan pekerjaan awal yang disiapkan untuk para pekerja kayu yang mempersiapkan casing untuk pengecoran serta dudukan untuk para pekerja, setelah tukang kayu selesai dengan pekerjaan pada zona 1, tukang kayu pindah ke zona 2. Kemudian zona 1diisi oleh pekejaan pengukuran dan pembesian, setelah pembesian selesai berlanjut ke zona 2 sampai akhirnya zona 1 siap untuk pengecoran kemudian dilanjutkan ke zona Semua lantai pengecoran telah dibersihkan dari segala macam kotoran dengan cara disemprotkan atau disapu dengan udara bertekanan tinggi dari kompressor. 5. Beton jadi yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran setelah tiba di lokasi harus dilakukan pengujian slump test dengan standar uji yang berlaku yakni (12 + 2) cm. Pengambilan sample pada slump test di proyek ini dilakukan dengan mengambil sesuai kedatangan dari truck mixer. Gambar (a) Peralatan Slump test V-20

21 6. Untuk memadatkan beton sebaiknya menggunakan alat penggetar atau vibrator, hal ini untuk menghindari terjadinya keropos beton akibat timbulnya rongga - rongga pada beton ataupun pemisahan adukan beton yang dapat mengurangi kekuatan beton. 7. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi pengecoran dalam posisi lapisan horisontal, kira-kira setinggi 30 cm. 8. Setelah beton dituangkan ke lokasi pengecoran, beton disebarkan pada sebagian area pelat lantai dan kemudian permukaan pelat lantai diratakan, setelah diratakan permukaan pelat lantai kemudian dihaluskan. Gambar (b) Gambar pengecoran pada pelat dan balok V-21

22 Pembongkaran Bekisting Pelat dan Balok Cetakan beton baru boleh dibuka setelah beton mengeras. Beton biasa dianggap mengeras apabila sudah mencapai kurang 70% dari kekuatan karateristiknya, yaitu umumnya 7 hari setelah pengecoran dilaksanakan. Setelah umur 7 hari tersebut, panel-panel bekisting balok sudah boleh dibuka, namun scaffolding masih harus dipasang, yang berarti bekisting untuk pelat lantai, balok, masih belum dibuka. Baru setelah 21 hari atau 2 lantai berada diatasnya, yang sudah mencapai sekitar 90% dari kekuatan karateristiknya. Bongkar Bekisting Balok 10 Hari setelah pengecoran. Bongkar Bekisting Pelat 5 Hari setelah pengecoran. Gambar Pembongkaran bekisting balok dan pelat V-22

23 Pekerjaan Perawatan Beton (Curing) Selesai pengecoran harus diadakan perawatan beton (curing) dengan cara disiram air selama 3 hari. Perawatan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mencegah penguapan air pada permukaan beton yang terbuka. 2. Mencegah hilangnya air dari beton yang akan berakibat retak - retak. 3. Mencegah perubahan suhu secara mendadak. 4. Mencegah retak plastis akibat tegangan tarik beton yang terjadi beberapa jam setelah proses pengecoran selesai. 5. Agar mutu beton tetap terjaga Pekerjaan Corewall Corewall merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan, khususnya bangunan dengan tinggi lebih dari 10 lantai. Fungsi corewall itu sendiri biasanya digunakan sebagai dinding pada penempatan lift dan tangga kebakaran, Pada tiap lantai berbeda pada penulangannya menurut beban yang diterimanya, makin keatas beban semakin kecil sehingga jarak antara tulangan besi semakin renggang. Pada proyek Hotel Amaris & Ruko Blok G bentuk corewall yang digunakan adalah corewall type shearwall. Sebagaiman dapat di lihat pada gambar V-23

24 Gambar Struktur Corewall Tahapan pekerjaan corewall terdiri perakitan pembesian, pemsangan block out, pemasangan bekisting, dan pengecoran Pekerjaan Pembesian Pekerjaan pembesian merupakan pekerjaan yang terdiri dari pemotongan, pembengkokan, dan pemasangan (perangkaian) besi tulangan. Peralatan yang digunakan pada pekerjaan pembesian adalah : a. Mesin pembengkok besi (bar bender) b. Mesin pemotong besi (bar cutter) c. Alat bantu seperti kakak tua Dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian pada proyek ini, besi - besi tulangan yang telah datang di lokasi proyek, diletakkan di lokasi penyimpanan yang telah ditentukan sebagai lokasi fabrikasi besi. Transportasi besi ke tempat yang diinginkan baik secara vertikal maupun horizontal dapat dipermudah dengan bantuan tower crane yang telah tersedia di lokasi proyek. V-24

25 Tahap - tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian harus tetap mengacu pada instruksi yang diberikan, diantaranya membuat dan melaksanakan pekerjaan pembesian harus sesuai dengan daftar pemotongan dan pembengkokan besi tulangan yang tidak boleh menyimpang dari gambar kerja yang sesuai dengan bar banding schedule. Sebelum dan sesudah dilakukan pemotongan, besi tersebut harus tetap memenuhi persyaratan fisik yang ditetapkan. Pembengkokan besi tidak boleh dengan cara dipanaskan. Sebagaimana dapat di lihat pada gambar (a), proses pekerjaan pembengkokan menggunkan alat bar bander. Setelah pekerjaan pemotongan dan pembengkokan selesai, maka pekerjaan selanjutnya adalah merakit atau merangkai besi sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan sesuai dengan gambar kerja. Untuk perakitan ini ada yang dapat dilakukan di fabrikasi besi dan ada juga yang langsung dirakit di tempat yang akan dipasang. Sebagimana dapat di lihat pada gambar (b). proses pekerjaan pembesian corewall. Gambar (a) Proses Pekerjaan Pembesian dengan Bar Bander V-25

26 Gambar Proses Pekerjaan Pembesian Pekerjaan Pembesian Corewall Pada proyek ini pembesian tulangan corewall dilakukan di dalam area proyek, disesuaikan dengan jumlah, panjang dan diameter, setelah itu dibawa / diangkut dengan menggunakan tower crane (dengan menyesuaikan kapasitas berat). Sebagaimana dapat di lihat pada gambar , proses pekerjaan pembesian corewall. Gambar (a) Pembesian Corewall V-26

27 Pembesian Corewall pada proyek Hotel Amaris & Ruko Blok G : 1. Membuat marking as-as dan dimensi sesuai gambar kerja. Kemudian pasang tulangan utama baik vertikal maupun horisontal sesuai jumlah dan dimensi besi dengan cara disambung pada stek yang ada, sambungan di ikat dengan kawat bendrat serta pasang besi peminggang sesuai jumlah, panjang, dimensi dan jarak, sehingga tulangan terikat dengan kuat dan kokoh. Untuk tulangan utama / pokok yang digunakan rata - rata berdiameter 25 mm dan dengan sengkang atau begel 10 mm dan peminggang 13 mm. 2. Untuk perkuatan posisi opening digunakan caping beam, yaitu merupakan pembesian yang menggunakan besi diameter 25 mm yang bentuknya dibuat seperti huruf x, yang dipasang pada ujung sisi corewall dekat opening.sebagaimana dapat di lihat pada gambar (b) Tulangan pokok dipasang vertikal sesuai dengan gambar kerja (shop drawing), dan penyambungannya dibuat sesuai dengan over lapping yaitu 40D. 3. Untuk menjaga vertikalitas dinding maka dibuat penguat sementara sesuai metode kerja. Pasang sparing atau suling - suling untuk Tie Rod dan Wing Nut, dan embeded rolling atau unting - unting harus lengkap dan terpasang rapi. Alat - alat yang mendukung pekerjaan ini adalah : a. Hammer (Palu) b. Gegep / kakak tua c. Benang d. Waterpass V-27

28 5. Bahan - bahan yang digunakan diantaranya adalah: a. Baja tulangan b. Kawat Beton Gambar (b) Pembesian Corewall 6. Setelah penyambuang selesai maka akan dipasang tahu beton atau beton deckling dan pemasangan pelat denagan las listrik untuk meratakan tebal selimut beton. Setelah beton deckling dan pemasangan pelat denagan las listrik dengan jarak dari penulang corewall 5 cm yang di pasang pada bagian kanan dan kiri pada bagian bawah sudut kolom corewall, berfungsi untuk menahan posisi tulangan sekaligus mejaga jarak antara tulangan dengan bekisting, sehingga tulangan tersebut akan tetap pada posisinya pada saat proses pengecoran berlangsung.terpasang maka akan dilakukan pekerjaan pemasangan bekisting dan selanjutnya pengecoran. Sebagaimana dapat di lihat pada gambar (c). V-28

29 Gambar (c) Beton Deckling Pekerjaan Pemasangan Block Out Pada Corewall Sebelum pemasangan bekisting, ada yang dinamakan pemasangan block out, yaitu teknik pemasangannya dengan sterofoam yang di ikat dengan kawat ke bagian pembesian corewall dengan tenaga manusia yang di pasang setelah pekerjaan pembesian untuk corewall selesai, dan yang di block out pada bagian kolom corewall dan bagian tengah dinding untuk dinding pemisah antar corewall dengan panjang 70 cm dan lebar 35 cm (sesuai dengan ukuran balok). Tujuannya untuk pembesian atau penulangan untuk balok atau sebagai penghubung antara penulangan corewall dengan balok, ketika nanti pada waktu pengecoran bagian kolom pada corewall yang di block out tidak terkena coran karena telah di batasi dengan sterofoam atau yang dinamakan teknik pemasangan block out. Pada saat penulangan / pembesian untuk balok bagian yang di block out dengan sterofoam di bongkar untuk penyambungan pembesian balok dengan kolom corewall. Sebagaimana dapat di lihat pada gambar , proses pemasangan block out pada corewall. V-29

30 Gambar Pemasangan Block Out pada Corewall Pekerjaan Bekisting Corewall Bekisting sangat diperlukan sebagai persiapan untuk pekerjaan pengecoran. Seperti diketahui bahwa beton memerlukan waktu untuk merubah keadaan yang semula cair menjadi keras sepeti batu, bekisting juga diperlukan untuk memberi bentuk pada struktur yang akan dicor. Atau dengan kata lain bekisting adalah suatu susunan konstruksi yang bersifat sementara, yang digunakan untuk mencetak beton yang akan dicor didalamnya. Dalam merencanakan suatu bekisting, kontraktor berpedoman pada bentuk (arsiteksur), jenis beton, dan beban atau gaya yang harus dipikul oleh bekisting tersebut. Bekisting yang baik selain memenuhi kriteria tersebut di atas juga harus memenuhi syarat mudah dibongkar, sehingga selain menghemat waktu juga menghemat bahan. V-30

31 Bahan yang digunakan adalah plywood, setelah itu diadakan pembersihan pada lokasi dinding yang akan dipasang bekisting dinding dan beton decking pada besi dinding. Dan dilanjutkan pada pemasangan block out, sparing ME, sesuai elevasi yang ditentukan pada gambar kerja. Kemudian dilakukan pemasangan bekisting dinding dengan tower crane dan dilakukan perkuatan dengan Bracing dan Tie Rod. Dan memeriksa vertikalitas dinding dengan unting - unting dan alat ukur optik (water pass). Bekisting sistem ini membutuhkan biaya yang cukup mahal. Tetapi memang, model bekisting seperti ini sangat memerlukan perhatian khusus, terutama dalam hal pembesian, pemasangan, pembongkaran, dan pemindahannya setelah digunakan, karena bekisting tersebut dapat digunakan berulang-ulang. Adapun alat yang mendukung pekerjaan ini antara lain : Tower crane Unting - unting Benang Waterpass Dan bahan yang digunakan adalah : Bekisting Sateco Bracing Tie Rod dan Wing Nut Waller V-31

32 Gambar (a) Bracing Gambar (b) Tie Rod dan Wing Nut Gambar (c) Waller Pekerjaan Shearwall Shearwall adalah suatu komponen struktur pada bangunan, biasanya pada bangunan tower atau gedung bertingkat berupa dinding beton yang berfungsi sebagai penahan gaya geser yang terjadi. Pada tiap lantai berbeda pada penulangannya menurut beban yang diterimanya, makin ke atas beban semakin kecil sehingga jarak antara tulangan besi semakin renggang, Gaya - gaya dari pembebanan mati, berat balok sendiri dan plat lantai pada tiap lantai disalurkan ke shearwall yang terletak pada tengah V-32

33 bangunan dan di bagian tepi bangunan. Sebagaimana dapat di lihat pada gambar Gambar Struktur Shearwall Pekerjaan Pembesian Shearwall Pembesian Shearwall pada proyek Hotel Amaris & Ruko Blok G, hampir sama dengan pekerjaan pembesiaan pada corewall tetapi terdapat bermacam - macam ukuran shearwall yang pada pembesiannya berbeda - beda sesuai dengan dimensi shearwall yang akan dibuat. Tulangan utama / pokok yang digunakan rata - rata berdiameter 25 mm dengan sengkang atau begel 10 mm dan peminggang 13 mm. Sebagaimana dapat di lihat pada gambar , proses pekerjaan pembesian shearwall. V-33

34 Gambar Pembesian Shearwall Tahap pelaksanaan pembesian shearwall yaitu sebagai berikut: 1. Menyiapkan tulangan utama atau tulangan pokok, dan sengkang yang dibutuhkan kedalam tulangan tersebut. 2. Seluruh tulangan shearwall dirakit dan dipasang langsung dilapangan diatas bekisting yang telah dibuat. 3. Merakit tulangan shearwall menggunakan tulangan sengkang sebagai pengikat dengan menggunakan kawat beton. 4. Untuk perkuatan posisi opening digunakan caping beam, yaitu merupakan pembesian yang menggunakan besi diameter 25 mm yang bentuknya dibuat seperti huruf x, yang dipasang pada ujung sisi corewall dekat opening. 5. Tulangan pokok dipasang vertikal sesuai dengan gambar kerja (shop drawing), dan penyambungannya dibuat sesuai dengan over lapping yaitu 40D. V-34

35 6. Pemasangan tulangan tumpuan dan tulangan lapangan pada shearwall harus dilakukan dengan cermat, karena kedua tulangan ini sangat penting untuk performa shearwall dalam Manahan beban. 7. Setelah tulangan selesai dirakit kemudian tulangan shearwall diikat dengan tulangan kolom menggunakan kawat beton. Untuk menjaga supaya tulangan yang telah dirakit dan diletakkan diatas bekisting tidak berubah posisinya, dan juga untuk ketebalan selimut beton, maka dipasang beton deckling pada bagian bawah serta sisi kanan dan kiri tulangan yang diikat pada pada tulangan dan pemasangan pelat dengan las listrik pada bagian kiri dan kanan pada bagian sudut bawah shearwall. Beton deckling dan pemasangan pelat dengan las listrik dengan jarak dari penulang shearwall 5 cm berfungsi untuk menahan posisi tulangan sekaligus mejaga jarak antara tulangan dengan bekisting, sehingga tulangan tersebut akan tetap pada posisinya pada saat proses pengecoran berlangsung Pekerjaan Pemasangan Block Out Pada Shearwall Sama teknik pemasangannya dengan block out pada corewall, hanya saja bagian yang di block out hanya bagian kolom sheawall saja, dan ketentuannya sama dengan panjang 70 cm dan lebar 35 cm (sesuai dengan ukuran balok). Tujuannya untuk pembesian / penulangan untuk balok atau sebagai penghubung antara penulangan shearwall dengan balok, ketika nanti pada waktu pengecoran bagian kolom pada shearwall yang di block out tidak terkena coran karean telah di batasi dengan V-35

36 sterofoam atau yang dinamakan teknik pemasangan block out. Pada saat penulangan / pembesian untuk balok bagian yang di block out dengan sterofoam di bongkar untuk penyambungan pembesian balok dengan kolom shearwall. Sebagaimana dapat di lihat pada gambar proses pemasangan block out pada shearwall. Gambar 5.12 Pemasangan Block Out pada Shearwall Pekerjaan Bekisting Shearwall Pada pekerjaan Bekisting shearwall, sama dengan pekerjaan bekisting corewall. Dalam pemasangan posisi bekisting dinding, pastikan posisi as dan tebal sepatu dinding sudah cocok, setelah itu diadakan pembersihan pada lokasi dinding yang akan dipasang bekisting dinding dan beton decking pada besi dinding. Dan dilanjutkan pada pemasangan block out, sparing ME, sesuai elevasi yang ditentukan pada gambar kerja. Kemudian dilakukan pemasangan bekisting dinding dengan tower crane dan dilakukan perkuatan dengan Bracing dan Tie Rod. Dan memeriksa vertikalitas dinding dengan unting - unting dan alat ukur optik V-36

37 (waterpass). Sebagaimana dapat di lihat pada gambar (a) dan (b), proses pemasangan bekisting pada shearwall. Gambar (a) Pemasangan Bekisting Shearwall dengan Tower Crane Gambar (b) Pemasangan Bekisting Shearwall V-37

38 Pekerjaan Pengecoran Corewall dan Shearwall Pelaksanaan pengecoran ini dapat dilakukan secara bersamaan. Sebelum melakukan pengecoran, selimut beton yang akan di cor harus ditentukan terlebih dahulu dengan memasang beton decking dan pemasangan pelat denagan las listrik. Setelah beton deckling dan pemasangan pelat dengan las listrik dengan jarak dari penulang corewall 5 cm yang di pasang pada bagian kanan dan kiri pada bagian bawah sudut kolom corewall dan shearwall. Fungsinya untuk menjaga agar tebal selimut dinding corewall dan shearwall memiliki level yang sama, dikontrol dengan cara membidik permukaan yang akan di cor dengan water pass pada titik - titik yang diinginkan. Sebelum dilakukan pengecoran pada corewall dan shearwall, harus dipastikan bahwa semua sudah terpasang dengan baik. Tahap pelaksanaan pengecoran corewall dan shearwall sebagai berikut: 1. Melakukan pembersihan dari kotoran - kotoran dan menyiapkan concrete bucket yang telah dihubungkan dengan tower crane yang kemudian diisi dengan adukan beton langsung dari truck mixer, atau pun menyiapkan concrete pump. 2. Concrete bucket yang telah diisi dengan adukan beton dibawa dengan tower crane ke tempat pengecoran yang telah ditentukan, kemudian pintu bucket tersebut dibuka, dan adukan tersebut dituang ke dalam bekisting. V-38

39 3. Selama pengecoran berlangsung, dilakukan penggetaran atau pemadatan dengan menggunakan alat vibrator, kemudian melakukan pengaturan tinggi atau tebal pelat yang dikontrol dengan water pass. 4. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan halus maka pada pengecoran plat lantai setelah pengecoran selesai, permukaannya dapat dihaluskan atau diratakan dengan menggunakan alat perata Pembongkaran Bekisting Corewall dan Shearwall Pembongkaran bekisting Corewall dan Shearwall dilakukan 8 jam setelah pengecoran. Sebagaimana dapat di lihat pada tabel 5.3. Untuk pembongkaran bekisting cara yang digunakan yaitu dengan cara membuka pengunci (Tie Rod) formwork dengan hammer 5 kg, setelah agak renggang barulah diangkat per segmen mengggunakan tower crane. Sebagaimana dapat di lihat pada gambar NO JENIS FORMWORK UMUR 1 Bekisting untuk corewall 8 Jam 2 Bekisting untuk shearwall 8 Jam Gambar Pembongkaran Bekisting dengan Tower Crane V-39

40 Pekerjaan Perawatan Beton (Curing) Setelah pekerjaan pengecoran selesai dilaksanakan dan beton sudah mulai mengeras, maka harus dilakukan perawatan beton atau curing beton. Perawatan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mencegah penguapan air pada permukaan beton yang terbuka. 2. Mencegah hilangnya air dari beton yang akan berakibat retak - retak. 3. Mencegah perubahan suhu secara mendadak. 4. Mencegah retak plastis akibat tegangan tarik beton yang terjadi beberapa jam setelah proses pengecoran selesai. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam curing antara lain : 1. Untuk elemen vertikal, seperti kolom, shearwall dan corewall curing harus dilaksanakan dengan curing compund dengan menggunakan bahan sika anti sol, dan untuk pelat dan balok menggunakan air yang semua di kerjakan pada pagi hari segera setelah formwork dibuka. 2. Untuk elemen horizontal, curing dilaksanakan dengan menggunakan air atau karung basah selama 14 hari berturut - turut. Sebagaimana dapat di lihat pada gambar dan 5.23, proses perawatan beton (Curing). V-40

41 Gambar Perawatan Beton (Curing) dengan Compound Bahan pembetonan beton readymix Penggunaan beton readymix memiliki banyak keuntungan karena beton ini lebih praktis tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, cepat dalam pengadaannya, dan mutu yang dihasilkan lebih terjamin. Sebelum dimulainya pekerjaan pihak owner menentukan perusahaan beton readymix yang akan digunakan. Setelah itu pihak konsultan akan mengecek perusahaan mana yang mutu dan kualitasnya dapat memenuhi syarat dan kriteria yang telah ditentukan. Dalam proyek pekerjaan ini beton readymix disediakan oleh PT. Pionirbeton, karena perusahaan inilah yang memenuhi kriteria mutu yang telah ditentukan oleh pihak konsultan. Agregat yang digunakan pada campuran beton readymix harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh PBI Untuk semen yang digunakan juga merupakan Portland Cement jenis 1 yang memenuhi syarat-syarat : V-41

42 1. Peraturan Portland Cement Indonesia ( NI ). 2. Peraturan beton Indonesia ( NI ). 3. Mempunyai sertifikat uji. Air yang digunakan untuk pembuatan beton harus bersumber dari air tanah yang diperoleh dari sumur dewatering. Syarat air yang diperbolehkan adalah apabila hasil adukan dibandingkan dengan adukan yang menggunakan air suling kekuatan betonnya tidak boleh lebih dari 10%. a. Portland Cement Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah berhubungan dengan air. Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda. Semen yang digunakan adalah semen Portland (Portland Cement). Dalam proyek ini terdapat beberapa ketentuan mengenai semen yang digunakan, yaitu: Portland Cement yang digunakan harus dari mutu terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan. b. Agregat halus (pasir) Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % dan tidak mengandung bahan organis yang dibuktikan dengan percobaan warna dari abrems harder dan memenuhi persyaratan gradasi seperti pada PBI V-42

43 c. Agregat kasar (kerikil) Agergat kasar dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Pada umumnya agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm. Agregat kasar tidak boleh mengadung lumpur lebih dari 1% (terhadap berta kering), mengandung butir pipih lebih besar dari 20 % dari seluruh berat agregat, mengandung zat-zat reaktif alkali, kehilangan berat lebih dari 50 % dengan mesin penguas Los Angeles. Semua persyaratan ini mengikuti ketentuan dalam PBI d. Air Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahanbahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan serta ketentuan lain yang tercantum dalam PBI e. Besi tulangan Besi tulangan yang dipakai adalah besi ulir dan besi polos. Batanganbatangan tulangan dari berbagai jenis baja harus diberi tanda yang jelas dan disimpan terpisah supaya tidak tertukar dalam pemakaiannya. f. Kawat pengikat Kawat pengikat yang digunakan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng. V-43

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5. 1 Uraian Umum Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak - pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSAAN STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan

BAB V METODE PELAKSAAN STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan BAB V METODE PELAKSAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan

BAB V METODE PELAKSANAAN. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI PERALATAN DAN MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI ini meliputi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN 4.1 TINJAUAN UMUM Perencanaan yang telah disusun oleh konsultan perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk Bab IV BAB IV PERALATAN dan MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan Proyek pembangunan Apartemen Tower Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Bangunan merupakan suatu bentuk lingkungan yang di buat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang memilioki fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL Suatu proyek agar lancar dan memenuhi target mutu dan waktu harus didukung oleh peralatan yang memadai. Supaya dalam penyediaan alat dapat berfungsi secara optimal perlu adanya

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat. BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek World Trade Center 3 Jakarta dibutuhkannya peralatan peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan proyek Apartement Wang Residence ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT 5.1 Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN 4.1. Pekerjaan Struktur Pekerjaan struktur adalah satu pekerjaan tetapi dalam kenyataannya merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek kontruksi memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan Proyek Aeropolis Lucent Tower BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan ketinggian 8 lantai pada lahan seluas 3500 m 2. Struktur

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus

Lebih terperinci

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM, BALOK, PELAT LANTAI DI LANTAI P1, P2, P3, P4, P5 PADA GEDUNG SATRIO TOWER DI JAKARTA SELATAN Nama : Rika Arba Febriyani NPM : 26312369 Pembimbing : Lia Rosmala Schiffer, ST.,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V Metode Pelaksanaan Struktur Atas BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian umum Dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pada proyek Midtown Residence Summarecon Serpong Tangerang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL 7.1. Uraian umum. Pada setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat alat yang digunakan bisa berupa

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Bahan Bangunan Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi tentu saja diperlukan bahan bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan sebuah proyek konstruksi tentunya digunakan alat alat tertentu yang membantu dan mendukung pelaksanaan proyek ini sendiri. Alat alat yang digunakan berupa

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan yang menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Proyek Apartemen Nine Residence BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Pada bab ini akan dibahas pelaksanaan pekerjaan pada proyek apartemen Nine Residence. Dalam proyek ini pekerjaan yang dilakukan kontraktor dibagi

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB) BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB) 6.1 Uraian Umum Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alatalat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Pengadaan Alat dan Bahan Prosedur dalam pengadaan bahan dan alat adalah : 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data bahan/alat yang di

Lebih terperinci

BAB VII METODE PELAKSANAAN CORE WALL DAN SHEAR WALL BESERTA TUGAS KHUSUS DI LAPANGAN

BAB VII METODE PELAKSANAAN CORE WALL DAN SHEAR WALL BESERTA TUGAS KHUSUS DI LAPANGAN BAB VII METODE PELAKSANAAN CORE WALL DAN SHEAR WALL BESERTA TUGAS KHUSUS DI LAPANGAN 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan

Lebih terperinci

IV Material. Bab. dan peralatan BAB IV BAHAN. diperoleh. pelaksanaan. Pada proyek. Excavator tanah ke. ditempat lain.

IV Material. Bab. dan peralatan BAB IV BAHAN. diperoleh. pelaksanaan. Pada proyek. Excavator tanah ke. ditempat lain. BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN 4..1 Peralatan Di dalam melaksanakan suatu pekerjaan agar diperoleh hasil yang maksimal dalam waktu yang singkat maka diperlukan suatu alat bantu. Alat-alat yang digunakan disesuaikan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL 7.1. Uraian Umum Core Wall merupakan sistem dinding pendukung linear yang cukup sesuai untuk bangunan tinggi yang kebutuhan fungsi dan utilitasnya tetap yang juga berfungsi

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah : BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Core Lift Core Lift/ Shear Wall merupakan unsur yang harus dimiliki oleh gedung bertingkat banyak sebagai struktur yang digunakan untuk pemasangan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Metode konstruksi proyek adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN Bab IV - Tinjauan Bahan Bangunan & Peralatan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 TINJAUAN UMUM Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam sebuah proyek pembangunan, manajemen yang baik sangat diperlukan khususnya Manajemen Konstruksi yang sangat berpengaruh terhadap proses konstruksi. Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN 4.1 Bahan Bahan Bangunan Bahan bangunan merupakan hal penting dalam sebuah pembangunan karena menentukan volume pekerjaan, kekuatan sebuah

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan dibangun dengan ketinggian 25 lantai pada lahan selas 4000 m 2. Struktur gedung Dave Apartment Depok menggunakan konstruksi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT 4.1.1 Material Yang Digunakan Dalam menangani dan menyiapkan material maka perlu metode konstruksi, jadwal pekerjaan, pengetahuan tentang sifat-sifat material dan tata

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN 4.1 Pengadaan Alat dan Material Adapun prosedur yang ditempuh dalam pengadaan bahan dan alat adalah sebagai berikut : 1. Bagian/staff teknik bersama-sama dengan bagian/staff logistik dan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6-1 BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun jenis dan

Lebih terperinci