PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB SHANTY YOGA KLATEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB SHANTY YOGA KLATEN"

Transkripsi

1 PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB SHANTY YOGA KLATEN Sri Handayani*, Esri Rusminingsih, Diah Kartika Sari INTISARI Latar belakang; Senam otak adalah metode stimulasi otak yang dapat mengaktifkan otak pada tiga dimensi yaitu lateralis, komunikasi,pemfokusan, pemahaman. dan pemusatan pengaturan otak. Gerakan dalam senam otak dapat meningkatkan kemampuan kognitif (waspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah dan kreatifitas). Menyelaraskan kemampuan berfikir dan beraktifitas pada saat bersamaan serta dapat meningkatkan keseimbangan control emosi dan logika. SEnam otak dapat meningkatakan daya ingat (memori anak) dan pengulangan kembali terhadap huruf atau angk, meningkatkan ketajaman pendengaran, penglihatan, mengurangi kesalahan membaca,ketajaman memori dan kemampuan komprehensif pada kelompok dengan gangguan bahasa, hingga mampu meningkatkan respon terhadap rangsangan visual. Senam otak dapat digunalkan pada anak retardasi mental. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui apakah ada pengaruh senam otak terhadap memori jangka pendek anak dengan retardasi mental. Metode Penelitian : penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan quasi eksperiment time series design rancangan yang digunakan adalah one group pretest postest dimana responden dilakukan pretest sebelum diberikan diperlukan perlakuan kemudian setelah diberi perlakuan responden diberikan posttest. Hasil : hasil t test diperileh hasil besarnya nilai t hitung sebesar 8,772 dan besarnya t table sebesar 1,691 sehingga t hitung > t table ( 8,772< 1,691) dan besarnya signifikan 0,000 ( p value < 0,05). Kesimpulan : ada pengaruh senam otak pada anak dengan retardasi mental terhadap memori jangka : Kata kunci : retardasi mental,memori jangka pendek, senam otak *Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten

2 PENDAHULUAN Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak berumur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal serta dapat memberikan perkembangan yang baik terhadap pertumbuhan otak anak. Stimulasi dini secara berulang dapat membantu mengaktifkan dan memperkuat fungsi jaringan otak. Stimulasi yang baik untuk tumbuh kembang otak anak yaitu senam otak. Senam otak merupakan stimulasi otak untuk anak yang saat ini telah dikembangkan. (As adi,2010) Senam otak adalah metode stimulasi otak yang dapat mengaktifkan otak pada tiga dimensi yaitu lateralitas, komunikasi, pemfokusan, pemahaman, dan pemusatan pengaturan otak. Gerakan dalam senam otak dapat meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah, dan kreativitas). Dan menyelaraskan kemampuan berfikir dan beraktifitas pada saat bersamaan serta dapat meningkatkan keseimbangan kontrol emosi dan logika.(braingym,2005) Senam otak dapat meningkatkan daya ingat (memori anak) dan pengulangan kembali terhadap huruf atau angka, meningkatkan ketajaman pendengaran, penglihatan, mengurangi kesalahan membaca, ketajaman memori dan kemampuan komprehensif pada kelompok dengan gangguan bahasa, hingga mampu meningkatkan respon terhadap rangsangan visual. Senam otak dapat digunakan pada anak retardasi mental. (BrainGym,2005) Anak RM mengalami kesulitan dalam mengingat seperti berhitung, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Hal ini dikarenakan anak RM mengalami disfungsi otak atau kerusakan otak sehinga terjadi gangguan dalam keseimbangan biokimiawi atau gangguan aktifitas listrik dalam otak. Pada anak RM moderat dengan kemampuan IQ (36 51) akan mengalami keterlambatan dalam berbicara dan tingkat perkembangan lainnya. Dengan latihan dan dukungan dari lingkungan, anak RM dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu. Kemampuan anak RM berat IQ (20 35) lebih susah dilatih dibanding RM moderat. Sedangkan RM berat IQ (19 atau kurang) biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara, atau memahami permasalahan. Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0,3 % dari seluruh populasi dan hampir 3 % mempunyai IQ dibawah 70,

3 dan prevalensi RM sekitar 1% dalam satu populasi. Di Indonesia 1-3% penduduknya mengalami gangguan ini dan RM mengenai 1,5 kali lebih banyak pada anak laki-laki dibanding dengan perempuan.( Swainman,2003) Populasi penyandang retardasi mental tahun 2004 mencapai jumlah orang, dari jumlah tersebut populasinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Fenomena tersebut membuat para ilmuwan mengembangkan metode baru dalam pembelajaran yaitu dengan cara belajar Kinestetik Brain gym seperti yang diutarakan diatas, yang mana diharapkan metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan belajar anak.(ayinosa, 2009) Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Shanty Yoga C Klaten pada hari Jumat, 13 februari 2012 pada populasi sebanyak 75 siswa dan memiliki kriteria IQ > 55 skala binnet. Pada 75 siswa tersebut dilakukan pengkajian menggunakan tes rentang memori huruf alphabet. Hasil dari tes, 75 siswa hanya bisa mengulang dan menyebutkan kembali huruf sampai 2 seri huruf alphabet. METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Quasi eksperiment Time Series Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa retardasi mental ringan (C) di SD SLB C/CI Shanti Yoga Klaten tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah seluruhnya ada 75 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling yaitu peneliti mengambil siswa retardasi mental ringan (C) SLB Shanti Yoga Klaten dengan jumlah 35 siswa. Kriteria inklusi sampel dari peneliltian ini adalah : (a) IQ > 55 skala binnet; (b) Bisa berkomunikasi dengan baik; (c) Bisa mengikuti perintah yang diberikan peneliti; (d) Mengalami gangguan memori jangka pendek; (e) Anak dengan gizi baik dengan IMT 18 24,5; (f) Saat dilakukan tes rentang memori huruf alphabet anak hanya mampu mengulang sampai 2 seri huruf alfabet. Kriteria Eksklusi: (a) Anak sakit, cemas yang tidak dapat diredakan atau anak tidak masuk saat dilakukan pengukuran fungsi memori; (b) IQ anak > 55 skala binet, tetapi saat dilakukan pengukuran testrentang memori jangka pendek bisa brlanjut sampai 9 seri huruf konsonan; (c) Anak mengalami gangguan penglihatan, pendengaran atau gangguan motorik pada ekstremitas sehingga mengganggu saat pengukuran. Tempat penelitian ini dilakuakan di SLB Shanty Yoga C Klaten. Penelitian ini dilaksanakan pada 9 juni sampai dengan 22 juni Instrumen yang digunakan meliputi (a) Senam otak yang terdiri dari serangkaian gerakan dimensi lateralis antara lain

4 : gerakan air, peregangan leher atas dan bawah, peregangan pinggul pompa beris, saklar otak, burung hantu, pasang kuda- kuda, gerakan silang, delapan tidur, menguap berenergi, kait relaks, Pernafasan yg digunakan untuk stimulasi otak. Senam otak dilakukan 3 x dalam seminggu selama 1 bulan; (b) Instrumen yang digunakan untuk mengukur memori jangka pendek menggunakan tes rentang memori huruf alfabet ( Puji Laksono,2009). Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariate menggunakan uji paired t test. penelitin ini menggunakan taraf kesalahan 10% dan harga t tabel adalah 1,345. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Responden a. Umur Responden Distribusi karakteristik responden berdasarkan kelompok umur disajikan dalam tabel 1. Tabel 1 Distribusi Karakteristik Berdasarkan Usia Responden di SLB Shanty Yoga Klaten C (n=35) Usia (th) n Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi Umur siswi , Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa usia responden paling muda 6 tahun dan paling tua 8 tahun, rata-rata usia antara 7,17 ± 0,785. b. Jenis Kelamin Distribusi karakteristik responden berdasarkan kelompok jenis kelamin disajikan dalam tabel 2. Tabel 2 Distribusi Karakteristik Berdasarkan distribusi frekuensi Responden di SLB Shanty Yoga Klaten C 2012 (n=35) Jenis kelamin frekuensi persentase Laki- laki perempuan ,0

5 Tabel 2 menunjukkan jumlah responden mayoritas laki- laki sebanyak 60,0 %. c. Memori jangka pendek Tabel 3 Distribusi tingkat memori jangka pendek di SLB Shanty Yoga Klaten kelas C tahun 2012 (n=35) Memori jangka pendek Pengukuran n Std. Minimum Maksimum Mean Deviasi Pretest Postest ,342 3,685 0,683 1,105 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa tingkat memori jangka pendek pada pengukuran pre test nilai mínimum 1, nilai maksimum 4, ratarata tingkat memori jangka pendek 2,342 ± 0,683. Sedangkan pada pengukuran post test tingkat memori mínimum 2, nilai maksimum 6, dengan rata-rata memori jangka pendek 3,685 ± 1,105. Hasil menunjukan adanya peningkatan rata- rata memori jangka pendek dari 2,342±0, Distribusi frekuensi memori jangka pendek sebelum dan sesudah Tabel 4 Distribusi frekuensi memori jangka pendek Sebelum dan Sesudah senam otak di SLB Shanty Yoga Klaten C (n= 35) Sebelum Sesudah Memori Jangka Pendek Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Gangguan Memori 25 71,4% 4 11,4% total Gangguan Sebagian Memori 10 28,6% 31 88,6% TOTAL % % Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa tingkat memori jangka pendek sebelum diberikan senam otak sebanyak 25 orang (71,4%) adalah gangguan memori total (berat) dan 10 orang (28,6%) adalah gangguan memori sebagian (sedang). Tingkat memori jangka pendek sesudah diberi senam otak sebanyak 4 orang (11,4%) tingkat gangguan memori berat dan 31 orang (88,6%) adalah gangguan memori sedang.

6 3. Hasil Analisa Pengaruh Senam Otak Terhadap Peningkatan Memori Jangka Pendek pada anak Retardasi Mental Tabel 5 Analisis pengaruh senam otak untuk meningkatkan memori jangka pendek anak di SLB Shanty Yoga Klaten C 1 (n=35) Senam otak CI 95% N Mean SD t Df P value lower upper pre 35 2,342 0,683-8, ,000-1,653-1,031 post 35 3,685 1,105 Berdasarkan tabel 4.5 hasil dari -t hitung <-t tabel (-8,772 < -1,691) dan signifikansi< 0,05 (0,000< 0,05), maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata antara nilai tes antara sebelum dan setelah diberikan senam otak. B. Pembahasan Hasil analisis pengaruh senam otak terhadap memori jangka pendek anak RM didapatkan nilai signifikan p 0,00 (p<0,05), dengan demikian latihan senam otak berpengaruh terhadap peningkatan memori jangka pendek pada anak RM. Pada penelitian ini dilakukan senam otak selama 2 minggu diulang setiap hari salama 15 menit. Hasilnya ada perbedaan bermakna sebelum dan sesudah dilakukan senam otak. Sebelum dilakukan senam otak nilai minimum 1, nilai maksimum 4, responden dengan gangguan memori total (berat) sebanyak 71,4% dan yang mengalami gangguan memori sebagian 28,6% dengan rata- rata memori jangka pendek 2,342 ± 0,683. Setelah dilakukan senam otak didapatkan hasil nilai minimum2, nilai maksimum 6, responden yang mengalami gangguan memori total (berat) 11,4% dan gangguan memori sebagian 88,6% dengan rata- rata memori jangka pendek 3,685 ± 1,105. hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan ratarata memori jangka pendek dari 2,342 ± 0,683 menjadi 3,685 ± 1,105. Peningkatan bermakna memori jangka pendek dipengaruhi oleh faktor- faktor yang diantaranya adalah usia. Menurut Desmina (2005) menyatakan bahwa rentang memori meningkat bersamaan dengan tumbuhnya anak menjadi lebih besar. Rentang memori anak meningkat dari 2 digit pada usia 2 hingga 3 tahun, dan sekitar

7 5 digit pada usia 7 tahun. Tetapi antara usia 7 hingga 13 tahun rentang memori hanya meningkat sekitar 1,5 digit. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden paling muda berusia 6 tahun dan yang paling tua berusia 8 tahun dengan rata - rata usia antara 7,17 ± 0,785. Puji laksono (2007) melakukan penelitian tentang Efektifitas senam otak terhadap memori jangka pendek anak dengan sosial ekonomi rendah. Penelitian ini dilakukan 1 bulan diulang 3 seminggu. Hasil dari penelitian ini didapatkan peningkatan bermakna memori jangka pendek dari 6,45 ± 0,98 menjadi 8,49 ± 1,32. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kelompok umur (6-16) dan jumlah subyek penelitian jauh lebih banyak. Selain dipengaruh faktor usia, rentang memori dipengaruhi oleh jenis kelamin. Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan anak laki laki mengalami retardasi mental lebih banyak dari pada perempuan yaitu sebanyak 21 responden atau sebesar 60 %. Hal ini dikarenakan gen- gen pada proses biologis dapat mempengaruhi fungsi kognitif pada manusia. Gen tunggal atau abnormalitas kromosom menghasilkan abnormalitas kognitif dan varian genetic yang mempengaruhi kemampuan intelektual yang dapat mengakibatkan retardasi mental.(flint,2001) faktor lain yang mempengaruhi memori jangka pendek adalah stimulasi. Menurut As adi (2010) menyatakan bahwa stimulasi terhadap seluruh pancaindra akan membuat anak kaya pengalaman sensoris, seperti mendengar, melihat, meraba, menghirup, dan mengecap. Hal ini akan menjadi bekal bagi perkembangan sel sel otak. Semakin banyak dan sering dilakukan stimulasi, semakin besar peluang untuk menjadikan anak cerdas. Stimulus yang saat ini dikembangkan adalah senam otak. Senam otak adalah serangkaian gerakan sederhana yang dapat mengoptimalkan fungsi otak.(dennison,2008). Pada penelitian ini menggunakan senam otak dengan menggunakan gerakan - gerakan dimensi lateralis berguna untuk menstimulasi kedua belahan otak Gerakan tersebut dapat mengatur kembali aliran energi ke otak dan keseluruh bagian tubuh sehingga kedua belahan otak kanan dan kiri dapat terkoordinasi dan dapat meningkatkan plastisitas antar kedua belahan lateralis kanan dan kiri. Beredarnya energi ke otak dan keseluruh tubuh dapat menyebabkan pikiran menjadi jernih, menjadikan semangat dalam belajar dan dapat meningkatkan memori jangka pendek. Trahan (2004) menemukan peningkatan kemampuan membaca dengan star reading test. Ghonerrage (2004) menemukan peningkatan kemampuan menulis pada

8 anak kelas 1 SD. Fungsi memori jangka pendek Kemampuam membaca dan menulis sangat membutuhkan peran memori jangka pendek sehingga peningkatan memori jangka akan membantu peningkatan kedua kemampuan tersebut. Moyong (2005) menyatakan bahwa kemampuan membaca dan menulis pada anak sangat dibutuhkan peran memori jangka pendek, sehingga peningkatan fungsi memori jangka pendek akan membantu kedua kemampuan tersebut. senam otak dapat dilakukan dengan porsi 10 sampai 15 menit per hari. Apabila rutin melakukan senam otak, pada anak efek dari senam otak dapat terlihat 1 minggu kemudian. Sindiarto (2003) melakukan penelitian tentang memori jangka pendek pada lansia berusia th. Penelitian ini dilakukan dengan menggunaan senam otak 2 x dalam waktu satu bulan. Menemukan bahwa ada peningkatan bermakna pada tes digit backward. Peningkatan bermakna dari 3,99 ± 1,07 menjadi 4,80 ± 0,99. Sindiarto juga menemukan peningkatan memori jangka pendek pada pemeriksaan delayed recall. Dian Anggraini (2010) mempraktekkan senam otak pada abnak SD 3 Surakarta. Penelitian dilakukan selama 3 minggu, diulang setiap hari dalam waktu 10 menit. Di dapatkan ada peningkatan keterampilan seperti membaca, berhitung, dibandingkan pada sebelum dilakukan senam otak. Pada anak RM mengalami beberapa perubahan pada sistem memori jangka pendeknya. Perubahan tersebut karena adanya disfungsi otak atau kerusakan otak sehhingga terjadi gangguan dalam keseimbangan biokimiawi dan gangguan aktifitas listrikn dalam otak. Kerusakan dan keterbatasan pada otak menjadikan anak RM mengalami keterbatasan dalam mintelektual dan fungsi adaptifnya. Anak RM mengalami kerusakan dalam mengingat seperti berhitung, menulis, dan membaca. Hal ini dikarenakan anak RM mengalami gangguan dalam memori jangka pendek. Memori jangka pendek sangat dibutuhkan untuk kemampuan membaca, berhitung,dan menulis, oleh karena itu stimulasi sangat diperlukan untuk untuk meningkatkan memori jangka pendek. Denzezsi (2003) menemukan ada peningkatan bermakna kemampuan membaca pada anak- anak disleksia. Denzezsi juga mengungkapkan ada peningkatan memori jangka pendek dengan tes digit span. Peningkatan memori jangka pendek selain dipengaruhi faktor ; usia, jenis kelamin dan stimulasi, juga bisa disebabkan karena adanya ketahanan anak terhadap stres. Apabila pikiran jernih maka dapat dengan mudah menerima berbagai informasi baru dalam pembelajaran.

9 Pada penelitian untuk mengukur memori jangka pendek menggunakan tes rentang memori huruf alfabet.tes ini mengharuskan subyek menyimpan memori ingatan lebih lama dan merubahnya sebelum menyatakan ke luar. Pada tes ini anak dalam kondisi cemas, takut, ataupun stres tidak akan dapat mengingat dengan baik. Tes rentang memori huruf alfabet tidak hanya mengukur memori jangka pendek tetapi juga mengukur kecepatan koordinasi visual motorik, kapasitas mempelajari materi dan merespon materi visual baru dalam belajar dan meningkatkan kemampuan menirukan materi visual yang baru dipelajari. Skor yang tinggi pada tes disebabkan adanya kecepatan psikomotor pada anak. Visual motorik tampak disini, maka tidak mengherankan bila anak yang biasa membaca dan menulis akan mendapatkan skor tinggi.selisih perbedaan bermakna memori jangka pendek sebelum dan sesudah senam otak adalah dari 2,342 ± 0,683 menjadi 3,685 ± 1,105. Bourne (2004) dengan pemeriksaan alberta diagnostik reading test menemukan peningkatan yang bermakna pada kemampuan membaca anak kelas 2-3 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pemberian senam otak pada anak dengan retardasi mental di SLB Shanty Yoga C Klaten berpengaruh secara signifikan terhadap memori jangka pendek dengan p=0,000 ( P value < 0,05 ). 2. Ada perbedaan memori jangka penden anak di SLB Shanty Yoga C Klaten pengukuran pre test (sebelum senam otak) nilai mínimum 1, nilai maksimum 4, rata-rata tingkat memori jangka pendek 2,342 ± 0,683. Sedangkan pada pengukuran post test (sesudah diberi senam otak) tingkat memori mínimum 2, nilai maksimum 6, dengan rata-rata memori jangka pendek 3,685 ± 1,105. Hasil menunjukan adanya peningkatan rata- rata memori jangka pendek dari 2,342 ± 0,683 menjadi 3,685 ± 1,105. B. Saran 1. Bagi ilmu keperawatan Senam otak dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perawat untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, khususnya pada anak dengan gangguan tumbuh kembang atau anak dengan keterbatasan mental.

10 2. Bagi institusi kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan mengenai pentingnya terapi otak untuk meningkatkan memori jangka pendek pada anak. 3. Bagi anak Bagi anak yang mengalami retardasi mental dapat melakukan senam otak secara rutin setiap hari 4. Bagi masyarakat Senam otak dapat dipelajari dan dilaksanakan untuk anak-anak dalam meningkatkan memori jangka pendek. 5. Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan memperkaya wawasan serta bahan kepustakaan untuk melakukan penelitian tingkat lanjut, tentunya dengan memperhatikan kelemahan dan keterbatasan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA As adimuhamad stimulasianak. Jakarta :RinekaCipta Arikunto, Suharsimi ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta: RinekaCipta Dasar-DasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: BumiAksara. Atkinson KeajaibanOtak. Bandung:alfabeta Ayinosa PengantarPsikologi.Jakarta :Erlangga Azwar TesPrestasiFungsiPerkembanganPengukuranPrestasiBelajar.Edisi II. Yogyakarta: PustakaBelajar Azwar.2001.Dasar-dasar psikometri.yogyakarta :PustakaBelajar Azwar, Saifuddin Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:PustakaPelajar Dennison.P. E Brain Gym.Jakarta :Grasindo Dennison. P. E Edu-K for Kids.PedomanDasarKinestologiPendidikan Orang Tuadan Guru.Jakarta : PT. Grasido Desmita, Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset Gammon, D dan Bragdon. A Cara baru Mengasah Otak Dengan asyik. Bandung: Kaifa Kusumo Perbedaan Fungsi Memori Lanjut Usia Pensiunan yang melakukan Aktifitas dan Non Aktifitas. Yogyakarta : UGM

11 Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam Konsep dan Penerapan Petodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Riwidikdo, Handoko Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknis Analisis Data Dalam Penelitian Kesehata. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. Sugiyono MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih MetodePenelitianPendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya. Sunaryo Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

PENGARUH PENERAPAN SENAM HOOK UPS TERHADAP TINGKAT PERCAYA DIRI ANAK KELAS DUA MIN GUWA KIDUL

PENGARUH PENERAPAN SENAM HOOK UPS TERHADAP TINGKAT PERCAYA DIRI ANAK KELAS DUA MIN GUWA KIDUL Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 12 Desember 2017 PENGARUH PENERAPAN SENAM HOOK UPS TERHADAP TINGKAT PERCAYA DIRI ANAK KELAS DUA MIN GUWA KIDUL Sutiati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya (Djamarah, 2008). Slameto (2003) mengungkapkan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SD, tukang bengkel, dsb. Hal ini memudahkan mobilitas dan efektivitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SD, tukang bengkel, dsb. Hal ini memudahkan mobilitas dan efektivitas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Lokasi TK ABA Sidoharjo berada di wilayah strategis karena berada sekitar 20 meter dari perempatan Ngablak tepatnya di Jalan Turi Tempel Km 3,

Lebih terperinci

SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN

SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN Retno Yuli Hastuti, Esri Rusminingsih, Riya Dewi Wulansari Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan seseorang dengan usia lanjut yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh terhadap seluruh aspek

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 57,23 dan kelompok

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PUCANGAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PUCANGAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PUCANGAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih derajat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan quasi eksperiment. Quasi eksperiment adalah penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 %

BAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 % BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari angka harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (expressive) sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru, dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. (expressive) sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru, dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senam otak merupakan serangkaian gerakan yang digunakan untuk meningkatkan daya ingat dan konsentrasi seseorang. Senam otak memiliki beberapa manfaat yaitu, dapat mengasah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasy experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang lansia dengan usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ARYATI NURYANA F 100060066 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otak atau encephalon adalah pusat sistem saraf/ CNS (Central Nervous System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan mengkoordinir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi experimental design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa kali pretest sebelum dilakukan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENGARUH GAME ASAH OTAK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI TPM SMK NEGERI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN

ARTIKEL PENGARUH GAME ASAH OTAK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI TPM SMK NEGERI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN ARTIKEL PENGARUH GAME ASAH OTAK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI TPM SMK NEGERI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016-2017 THE EFFECT OF A BRAIN TEASER GAME AGAINST THE INCREASED CONCENTRATION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental. Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental. Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre eksperimental. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre eksperimental. Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre eksperimental. Desain yang digunakan berbentuk one group pretest-posttest desaign. One group pretestposttest

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SENAM OTAK PADA TUNAGRAHITA RINGAN. Di SDLB C Pertiwi Ponorogo

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SENAM OTAK PADA TUNAGRAHITA RINGAN. Di SDLB C Pertiwi Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SENAM OTAK PADA TUNAGRAHITA RINGAN Di SDLB C Pertiwi Ponorogo Oleh: ZURISKA KUMALASARI NIM 13612536 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : FAJAR RAHAYUNINGTYAS 201310104159

Lebih terperinci

Ambar Winarti, Ema Kurniawati ABSTRAK

Ambar Winarti, Ema Kurniawati ABSTRAK HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN USIA 7-18 TAHUN DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN Ambar Winarti, Ema Kurniawati ABSTRAK Latar Belakang : Retardasi mental

Lebih terperinci

HUBUNGAN MODEL KOMUNIKASI INTERAKSIONIS ANTARA ORANGTUA DAN ANAK TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK B PAUD SAYMARA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014

HUBUNGAN MODEL KOMUNIKASI INTERAKSIONIS ANTARA ORANGTUA DAN ANAK TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK B PAUD SAYMARA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 HUBUNGAN MODEL KOMUNIKASI INTERAKSIONIS ANTARA ORANGTUA DAN ANAK TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK B PAUD SAYMARA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar S-1

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA

PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 47 PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA Sarifah Dwi Wulan Septianti¹, Suyamto², Teguh Santoso³ 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tunagrahita didefinisikan sebagai anak yang memiliki kemmapuan intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta terjadi pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber daya manusia yang penting sebagai penerus bangsa yang akan datang dan memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh (Putri, 2009).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT JANGKA PENDEK PADA ANAK SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT JANGKA PENDEK PADA ANAK SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan 1 EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT JANGKA PENDEK PADA ANAK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : UNTARI RETNO WULAN F 100060052

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Konteks penelitian mencakup situasi dan kondisi obyektif yang terjadi di lapangan. Lokasi penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 12 24 BULAN DI POSYANDU TLOGOWATU KEMALANG KLATEN Anna Uswatun Q.S 1), Annisa Wulandari 2) Abstrak : Berdasarkan hasil pelayanan Stimulasi Deteksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu: 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu: 1. Variabel Bebas ( Independen Variabel) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen (Preeksperiments design). Penelitian ini menggunakan rancangan one group pre test dan post test design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilakukan di SLB Negeri Purwakarta yang berlokasi di Jl. Veteran Gg. Beringin No 2 Purwakarta. Peneliti mengambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh mendengarkan Al-Qur an surat Ar-Rahman dan terjemahnya terhadap peningkatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN Nur Aini Rahmawati ABSTRAK Perkembangan anak usia dini di Jawa Tengah masih sangat belum optimal

Lebih terperinci

HARIO WIJAYANTO A

HARIO WIJAYANTO A DAMPAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 POLANHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Lebih terperinci

MEDIA AUDIO VISUAL BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN KINESTETIK ANAK KELOMPOK B RA ANAK SHOLEH COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014

MEDIA AUDIO VISUAL BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN KINESTETIK ANAK KELOMPOK B RA ANAK SHOLEH COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014 MEDIA AUDIO VISUAL BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN KINESTETIK ANAK KELOMPOK B RA ANAK SHOLEH COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga tahun pertama kehidupan merupakan masa emas karena pesatnya perkembangan otak. Neuron berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5 3 tahun), anakanak

BAB 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5 3 tahun), anakanak BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN LEAFLET Survey TENTANG terakhir di PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) tiap TERHADAP 3 menit PENGETAHUAN MU ALLIMAAT MUHAMMADIYAH

PENGARUH PEMBERIAN LEAFLET Survey TENTANG terakhir di PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) tiap TERHADAP 3 menit PENGETAHUAN MU ALLIMAAT MUHAMMADIYAH PENGARUH PEMBERIAN LEAFLET Survey TENTANG terakhir di PEMERIKSAAN dunia menunjukkan PAYUDARA SENDIRI (SADARI) tiap TERHADAP 3 menit PENGETAHUAN ditemukan penderita SADARI PADA SISWI KELAS kanker XI payudara

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, dan berkesinambungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi ada dua, yaitu faktor genetik

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling. PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI TERHADAP KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM SISWA KELAS X SMA KATOLIK WIJAYA KUSUMA BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 50 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metodologi penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Dani Agus Triana Putriningtyas 201510104379

Lebih terperinci

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Email: nerserwin.08@gmail.com ABSTRAK Retardasi mental merupakan salah satu gangguan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : media visual, pembelajaran ips, peta, hasil belajar

ABSTRAK. Kata kunci : media visual, pembelajaran ips, peta, hasil belajar PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PETA Ayi Badruzaman, Sadjaruddin Nurdin, Seni Apriliya. Program Studi S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yang meneliti tentang sebab-akibat dengan menggunakan satu

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yang meneliti tentang sebab-akibat dengan menggunakan satu 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Jarimatika terhadap kemampuan berhitung anak TK. Jenis penelitian ini termasuk pada penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 46 HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 Oleh : Siti Dewi Rahmayanti dan Septiarini Pujiastuti STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Pola asuh orang

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG Heni Dwi Windarwati*, Asti Melani A*, Rika Yustita*

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG 4 ABSTRAK Gangguan jiwa tidak dianggap

Lebih terperinci

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KOGNITIF LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2013

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KOGNITIF LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2013 PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KOGNITIF LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 213 Oleh Ria Verany, Budi Santoso, Mery Fanada Abstrak Kemunduran fisik maupun mental selalu

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id Abstrak Periode penting dalam tumbuh

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 157 KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 157 KOTA PALEMBANG TAHUN 2014 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 157 KOTA PALEMBANG TAHUN 2014 NIKSON SITORUS, LUCI FRANSISCA POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan merawat diri merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu kebutuhan yang ditujukan pada

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh: PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MANFAAT POSYANDU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG POSYANDU PADA IBU BALITA DI DESA AMBARKETAWANG GAMPING TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TRI NURIKA 201110104288

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

BAB III KERANGKA KONSEP. Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KECAKAPAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KECAKAPAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KECAKAPAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : EVELIN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG TUMBUH KEMBANG DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Lebih terperinci

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan.

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Sulasmini Sutriyono Inawati Budiono Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dan jenis penelitiannya Quasi Ekperimen. Dimana peneliti ingin

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN SKRINING PERKEMBANGAN BALITA DENGAN KPSP TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN UNTUK DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA DI RW 06 KELURAHAN TANDANG Manuscript Oleh : Elisa Andreana

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN 12 EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Engla Devitawati 1) 1 Universitas Negeri Padang email: engladevitawati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Usia lanjut atau lanjut usia merupakan kelompok usia yang mengalami peningkatan paling cepat dibanding kelompok usia lainnya. Dalam bidang kesehatan, hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan BAB IV METODE PENELITIAN 4. 1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan rancangan penelitian two group pre and post test control group design (Pocock, 2008)

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK PADA MAHASISWA IKOR FIK UNIMED

PENGARUH PEMBERIAN SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK PADA MAHASISWA IKOR FIK UNIMED PENGARUH PEMBERIAN SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK PADA MAHASISWA IKOR FIK UNIMED Oleh Zulaini Deni Rahman Marpaung Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Email: lennyalkaff@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperiment karena berupa penelitian lapangan yang memberikan perlakuan berupa penyuluhan dengan metode ceramah

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP GANGGUAN FUNGSI KOGNITIFPADA LANSIA DENGAN DEMENSIADI UPT PSLU JOMBANG. Lexy Oktora Wilda, Lica Ayu Kusuma

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP GANGGUAN FUNGSI KOGNITIFPADA LANSIA DENGAN DEMENSIADI UPT PSLU JOMBANG. Lexy Oktora Wilda, Lica Ayu Kusuma PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP GANGGUAN FUNGSI KOGNITIFPADA LANSIA DENGAN DEMENSIADI UPT PSLU JOMBANG Lexy Oktora Wilda, Lica Ayu Kusuma Program Studi Pendidikan Ners STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa, memilliki kriteria inklusi, yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa, memilliki kriteria inklusi, yaitu A. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Subjek penelitian berjumlah 32 siswa, memilliki kriteria inklusi, yaitu siswa yang menduduki kelas IV SDN Kebalandono Babat Lamongan, siswa yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang A. Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 04 dan 07 yang terletak di Jalan Tentara Pelajar No. 7,

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN. PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN Ika Indrawati *) Abstrak Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimen

Lebih terperinci

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Psikometri Analisis Item 2 Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Analisis Data 2 Menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows dengan

Lebih terperinci

PENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI

PENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI PENGARUH STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI BOYOLALI Dyah Ayu Wulandari 1), Indri Yuana 2) 1 DIV Bidan Pendidik, STIKes Karya Husada Semarang email:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang sangat penting karena metode dapat menentukan salah benarnya proses suatu penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTELEGENSI, STABILITAS EMOSI, DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA N 7 PURWOREJO

HUBUNGAN INTELEGENSI, STABILITAS EMOSI, DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA N 7 PURWOREJO HUBUNGAN INTELEGENSI, STABILITAS EMOSI, DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA N 7 PURWOREJO Rahmat Hidayat Mulyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and

BAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demensia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kerusakan fungsi kognitif pada seseorang yang bersifat progresif dan biasanya dapat memngganggu aktivitas

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016 Pengaruh Metode Senam Otak Melalui Gerakan Arm Activation Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Anak Cerebral Palsy Spastic Di SLB D YPAC Bandung Nera Insan N, Nia Sutisna Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan tipe atau jenis penelitian quasi eksperimen kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang masih ada di Indonesia adalah Hipotiroid.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang masih ada di Indonesia adalah Hipotiroid. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pembangunan sosial dan budaya yang menjadi perhatian utama antara lain adalah masih rendahnya derajat kesehatan dan status gizi serta kesejahteraan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai peran penting dalam suatu tatanan kelompok masyarakat mulai dari yang kompleks sampai pada tingkatan yang lebih

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH ABSTRAK

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH ABSTRAK ISSN : 2477 0604 Vol. 2 No. 2 Oktober-Desember 2016 11-19 EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH 1

Lebih terperinci

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi Disusun oleh: DENY SETIAWAN J

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. siswa kelas 2 dengan jumlah siswa 157. Pada saat pre-test 8 siswa tidak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. siswa kelas 2 dengan jumlah siswa 157. Pada saat pre-test 8 siswa tidak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian tentang perubahan tingkat kecemasan dengan metode SEFT telah dilakukan di SMP Negeri 1 Kasihan Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk stimulasi potensi-potensi anak, sehingga secara nature dan nurture anak

BAB I PENDAHULUAN. untuk stimulasi potensi-potensi anak, sehingga secara nature dan nurture anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak - anak adalah aset bangsa. Pada fase pertumbuhan dan perkembangannya anak memerlukan dukungan yang bersifat jasmani dan rohani untuk stimulasi potensi-potensi

Lebih terperinci