BAB IV HASIL DAN ANALISA KAJI BANDING DATA PENGUJIAN
|
|
- Johan Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 58 BAB IV HASIL DAN ANALISA KAJI BANDING DATA PENGUJIAN 4.1 Data Hasil Pengujian Sample pelumas Nissan Forklift engine QD32 milik PT. Kianis Pratama di uji di Laboratorium milik PT. Petrolab Indonesia. Hasil pengujian dikirimkan PT. Petrolab Indonesia minimum 3 hari kerja setelah sample diterima Laboratorium. Dibawah ini adalah informasi mengenai sampel yang diuji di laboratorium: Tabel 4.1 Tabel informasi dari empat type oli dan sebelas sample yang diambil
2 Hasil Uji Karakteristik Utama Hasil uji ini akan menampilkanperubahan karakteristik dari pelumas yang meliputi viskositas, kandungan air atau water content, fuel dilution, total base number dan kandungan soot atau jelaga. Berikut dibawah ini adalah table hasil pengujian dari 11 sample yang diambil: Tabel 4.2 Tabel Karakteristik utama hasil pengujian Hasil Uji Kandungan Logam Tabel dibawah ini menunjukan hasil pengujian dari 11 sample terhadap kandungan logam.
3 60 Tabel 4.3 Tabel Kandungan logam dari 11 sample oli yang diambil 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Nilai Viskositas Grafik 4.1 Grafik Parameter Viskositas Hasil pengujian viscositas (Grafik 4.1) menunjukan bahwa nilai viscositas semua tipe oli pada setiap kenaikan jam kerja oli mengalami penurunan, secara rinci dapat
4 61 dijelaskan sebagai berikut : a. Type oli A ( Sample 1, 2 dan 3) Dapat dilihat bahwasanya penurunan kadar viscositas berbanding lurus dengan jam kerja pemakaian oli, namun masih dalam ambang batas minimum. b. Type Oli B (Sample 4,5 dan 6) Sama dengan oli type Force, viscositas oli FUHCS juga menurun bersamaan dengan bertambahnya jam kerja pemakaian oli atau unit. Namun dari table 4.2 terlihat di sample 6 kadar viscositas terdapat keterangan B = attention yang berarti bahwa kadar viscositas sudah mendekati ambang batas. Dari hal tersebut maka tidak di sarankan untuk melakukan penggantian oli FUCHS di HM 750 dan seterusnya karena viscositas oli sudah sangat rendah. c. Type Oli D ( Sample 7,8 dan 9) Terlihat dari table 4.2 bahwa viscositas agak berbeda dengan polanya, viscositas mengalami kenaikan hal ini mengidikasikan bahwa oli engine yang dipergunakan sesuai dengan negara asal unit Jepang, dimana kondisi cuaca lebih dingin sehingga viscositas awal rendah oleh sebab itu tidak sesuai oli tersebut dengan pemakaian di Indonesia. Dari 3 sample menunjukan bahwa dari sisi viscositas oli genuine bisa dipergunakan sampai 250 atau 300 Jam kerja setelah itu sesuai dengan Operation maintenance manual oli wajib diganti. d. Type Oli C (Sample 11 dan 12) Dari segi viscositas oli mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa jam kerja alat, maka tidak disarankan oli sampai 350 jam. Hanya disarankan sampai HM 200 atau 250 jam hal ini direkomendasikan dari hasil table 4.2
5 Nilai Kandungan Air Berdasarkan table 4.2 kandungan air yang terkandung pada semua sample oli engine jauh dibawah standart pengujian artinya normal, dalam hal ini dapat memberikan informasi bahwa tidak ada kebocoran air pendingin di engine, serta engine selalu bekerja pada suhu normal dan tidak mengalami overheat Nilai Fuel Dilution Pada table 4.2 nilai kandungan fuel yang tercampur bersama oli 0,00 % kecuali pada sample 11, hal ini menunjukan bahwa tidak ada bahan bakar yang terkandung di dalam oli. Kalaupun ada presentasenya kecil sekali, kandungan bahan bakar dalam oli berkaitan erat dengan nilai viskositas. Untuk sampel 11 terkait dengan viscositas hal ini karena kualitas oli Pertamina sendiri yang tidak mampu dipakai dalam jam kerja yang lebih panjang. Sehingga mudah oli tercampur dengan blow by gas yang timbul dari hasil pembakaran walupun hanya sedikit tapi dapat dengan mudah merusak oli Nilai Total Base Number Grafik 4.2 Grafik Parameter TBN
6 63 Nilai Total Base Number pada grafik 4.2 menunjukan beberapa pola yang dapat diberikan analisa sebagai berikut : a. Type oli A ( Sample 1, 2 dan 3) Dapat dilihat ditabel 4.2 nilai Total Base Number sample 1 dan 2 masih berada pada kondisi normal, namun pada sample ke 3 dimana jam kerjanya paling tinggi diantara sample tersebut nilai TBN sudah mendekati ambang batas yang di inginkan bahkan sudah ada keterangan B dimana hal itu menjadi satu catatan agar oli harus diganti agar tidak terjadi hal hal tidak diinginkan di engine. b. Type oli B (Sample 4,5 dan 6) Berbeda dengan oli A pada sample 4,5 dan 6 terdapat sedikit perbedaan dimana sample 4 ke 5 mengalami penurunan signifikan hal ini menunjukan pada waktu jam operasi ke 500 jam forklift mengalami pemaksaan atau overload hal ini yang terkadang menyebabkan kerusakan engine, hal yang sering terjadi forklift digunakan untuk mengangkat di luar batas kemampuan angkat atau dapat juga digunakan untuk mendorong, digunakan diluar fungsi sebenarnya. Untuk sample ke 6 dilihat dari sample ke 4 manunjukan penurunan nilai TBN namun tetap masih dalam ambang batas. Hal ini menenjukan bahwa kondisi engine masih std dan blow by gas top down masih normal. c. Type Oli D ( Sample 7,8 dan 9) Terlihat dari table 4.2 bahwa nilai TBN dari oli genuine oli dibawah ambang batas dan mengalami penurunan berimbang dengan jam kerja alat dan oli. Hal ini menjadi catatan penting bagaimana oli genuine sangat tidak di rekomendasikan, hal ini terkait dengan iklim dan cuaca yang berbeda antara negara produsen dengan negara user. Hal ini yang menjadikan oli lebih cepat rusak walaupun digunakan pada engine yang masih baru dan standart.
7 64 d. Type Oli C (Sample 11 dan 12) Pada oli tipe C sesuai dengan table 4.2 juga mengalami penurunan nilai TBN bahkan pada sample 11 nilai TBN sudah melebihi ambang batas dalam artian oli harus diganti. Penurunan nilai TBN masih berbanding lurus dengan jam operasi unit. Untuk pelumas sendiri sudah tidak mampu menetralkan asam korosif hasil pembakaran yang dianalisa masih sedikit karena engine masih baru dan beroperasi kurang dari 1 tahun serta kondisi std Nilai Jelaga Grafik 4.3 Grafik Parameter Soot Kandungan jelaga atau soot terlihat dari 11 sample secara keseluruhan masih menunjukan nilai yang masih berada dibawah amabang batas. Yaitu 0,80/mm maksimum, hal ini menunjukan bahwa kwlaitas pembakaran engine QD32 dengan STD euro 3 dalam kondisi sempurna. Jelaga atau soot muncul jika pembakaran tidak sempurna dan blow by gas tinggi. Menjadi catatan bahwa oli tipe B di jam kerja 750 tidak dapat menahan kontaminasi sehingga sangat mudah tercampur jelaga. Serta oli
8 65 Genuine karena pengaruh cuaca awal sehingga terlihaat nilai jelaga juga diluar ambang batas. Keduanya murni lebih kepada kwalitas oli sendiri Nilai Kandungan Logam Grafik 4.4 Grafik Parameter Logam Cu, Al, Cr Dari hasil pengujian beberapa kandungan unsur logam Cu, Al dan Cr (Grafik 4.4) terlihat bahwa kadar Cu (Cooper) setiap sample mengalami kenaikan disetiap kenaikan jam kerja oli dipergunakan, namun masih jauh dibawah ambang batasnya yaitu 35 ppm. Begitu pula pada nilai Al (Alumunium) dimana ambang batas maksimal 25 ppm namun semua sample masih dibawah ambang batas, sama dengan Cu ada kenaikan pada masing masing sampel disetiap kenaikan jam kerjanya. Untuk unsur Cr (Chromium) pada sample 5 dimana nilai kandunganya 21 sudah berada diluar ambang batas yaitu 15, hal ini menunjukan engine mengalami overload sehingga terjadi keausan yang signifikan di beberapa komponen engine contohnya ring piston maupun valve, untuk sample yang lain masih masuk dalam ambang batas.
9 66 Grafik 4.5 Grafik Parameter Logam Si, Fe Sedangkan dari grafik 4.5 terlihat kandungan Logam Si dan Fe, untuk kandungan Si sendiri relative stabil dengan pergantian jam kerja oli masing masing tipenya, untuk kandungan Si (Silicon) berasal dari zat aditif anti foam yang terkandung di masing masing oli, termasuk sealant dan debu. Namun dari semua sample masih ada diambang batas yaitu 45 ppm. Untuk kandungan Fe (Iron) terlihat di grafik 4.5 bahwa ada beberapa sample yang diluar ambang batas yaitu 125 ppm, yaitu sample 5 terlihat bahwa engine juga mengalami overload sehingga terjadi keausan yang berlebih di beberapa komponen khususnya cylinder liner dan ring piston, crankshaft. Sedangkan sample 6 juga mengalami kenaikan 67,2% dari ambang batas hal ini menunjukan oli mengalami penambahan kerusakan seiring dengan penambahan jam kerja oli. Demikian juga pada sample oli 8 dan 9 mengalami perubahan yang berimbang dengan kenaikan jam kerja hal ini bisa disebabkan terkait dengan penurunan kadar TBN dari oli tersebut sehingga bisa direkomendasikan bahwa oli sampel 8 dan 9 tidak dapat dipergunakan samapai jam kerja diatas 250 atau 300 jam menjaga titik aman dari oli tersebut.
10 67 Dengan melihat seluruh hasil pengujian, terdapat beberapa hal yang diperoleh mengenai parameter yang diperoleh dari hasil laboratorium. Terkait type dam jemis oli yang dipergunakan di forklift serta jam kerja pemakaiannya. 4.3 Analisa Hasil Penelitian dan Kaji Banding 1. Hasil analisa parameter pada oli merk A menunjukan oli tersebut mampu bertahan sampai 750 Jam operasional, hal ini dapat menjadi rekomendasi bahwa oli tersebut yang dipergunakan. Khususnya untuk lebih menghemat biaya operasional tanpa mengurangi life time engine. Namun untuk lebih dari 750 jam tidak direkomendasikan karena parameter TBN sudah mulai diluar ambang batas. 2. Untuk tipe oli B hasil laboratorium menunjukan bahwa oli tersebut ada beberapa parameter yang menjadi catatan karena lebih dari ambang batas, khususnya jika dipergunakan lebih dari 750 jam. Oleh sebab itu rekomendasi untuk oli type B penggantian di interval 500 Jam. 3. Dari hasil parameter oli pelumas C dari principle diperoleh data bahwa oli tersebut kurang sesuai dengan cuaca dan iklim di Indonesia, terlebih jika dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh sebab itu untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan, agar penggantian oli tersebut inertia di 250 Jam. 4. Hasil uji parameter oli Tipe D SAE 40 hanya direkomendasikan penggantian setiap 200 jam, terlihat dari beberapa parameter yang diluar ambang batas saat dipergunakan di atas 250 Jam. 5. Engine Nissan QD32-Euro 3 dari seluruh uji parameter menunjukan bahwa hasil pembakaran yang sempurna terlihat dari parameter Fuel Dilution, Soot/Jelaga, Water content dan Nilai TBN dengan nilai serta presentase yang sangat kecil sehingga tidak menjadi kontaminasi terhadap pelumasnya. Walaupun masih banyak tipe oli yang ada di pasaran namun dengan adanya hasil parameter uji laboratorium dari 4 tipe oli bisa memberikan contoh juga pedoman dalam
11 68 memilih oli yang tepat serta berapa lama oli tersebut harus diganti dengan aman tanpa merusak engine. Dengan pemilihan oli yang tepat serta interval penggantian yang tepat dapat lebih menghemat cost operasional dan tetap menjaga kinerja serta memaksimalkan usia engine forklift itu sendiri.
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN
46 BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN 4.1 Data Hasil Pengujian Sampel pelumas mesin Hino model RK8JSKA-MHJ milik PT Primajasa Perdana Raya Utama di uji di Laboratorium milik PT Corelab Indonesia.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN 4.1 Data Hasil Pengujian Data hasil pengujian pelumas bekas yang telah dilakukan di laboratorium PT. CORELAB INDONESIA Cilandak Jakarta dengan menggunakan mesin
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN. INDONESIA Cilandak - Jakarta dengan menggunakan mesin Viscosity Kinematic Bath,
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN 4.1 Data Hasil Pengujian Data hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium PT. CORELAB INDONESIA Cilandak - Jakarta dengan menggunakan mesin Viscosity Kinematic
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PEMANTAUAN KONDISI MESIN DIESEL HINO R235 RK8JSKA-MHJ MELALUI ANALISA PELUMAS. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat
TUGAS AKHIR PEMANTAUAN KONDISI MESIN DIESEL HINO R235 RK8JSKA-MHJ MELALUI ANALISA PELUMAS Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Muhamad
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA KAJI BANDING
41 BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA KAJI BANDING 3.1 DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN Mulai Data Sheet Sample Oli Baru 1. Merk Oli A SAE 15W40 2. Merk Oli B SAE 15W40 3. Merk Oli C Principle Oil (X)
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PELUMASAN SILINDER UNTUK MENGETAHUI OSF (OIL STRESS FACTOR) PADA MOTOR DIESEL 2-STROKE
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PELUMASAN SILINDER UNTUK MENGETAHUI OSF (OIL STRESS FACTOR) PADA MOTOR DIESEL 2-STROKE JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciEVALUASI HASIL ROAD TEST 40 ribu Km KENDARAAN BERBAHAN BAKAR B0 & B20. Jakarta, 17 Februari 2015 Oleh: Rizqon Fajar
EVALUASI HASIL ROAD TEST 40 ribu Km KENDARAAN BERBAHAN BAKAR B0 & B20 Jakarta, 17 Februari 2015 Oleh: Rizqon Fajar 1 OUTLINES UJI POWER UJI EMISI UJI KONSUMSI BAHAN BAKAR UJI PELUMAS RATING KOMPONEN Spesifikasi
Lebih terperinciBAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS Daniel Parenden dparenden@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Pelumas merupakan sarana pokok dari mesin untuk
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Viskositas yang ada pada Bab II persamaan (2.3). Prosedur pengambilan. Tabel 4.1 waktu jatuh bola (detik)
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penghitungan Viskositas Oli Untuk mengetahui Viskositas suatu merk oli digunakan rumus Viskositas yang ada pada Bab II persamaan (2.3). Prosedur pengambilan
Lebih terperinciUji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS
Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepeda motor merupakan alat transportasi roda dua yang efisien, efektif dan ekonomis serta terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Saat ini sepeda motor
Lebih terperinciLUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )
LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami
Lebih terperinciBab 4 Data dan Analisis Hasil Pengujian
Bab 4 Data dan Analisis Hasil Pengujian Pembahasan terhadap data hasil pengujian didasarkan pada hasil pengujian sifat bahan bakar yang dalam pelaksanaannya dilakukan di PetroLab Service, Rawamangun, oleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dibawah ini adalah diagram alir metodologi penetilian :
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Berikut dibawah ini adalah diagram alir metodologi penetilian : 35 36 37 3.2 Standar Pengujian Pengujian pelumas dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciCreated by Training Department Edition : April 2007
M-STEP I Created by Training Department Edition : April 2007 Copy right PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors - Jakarta. 1 M-STEP I 2 5-1 Fungsi Oil dan Grease Fungsi oli dan grease yang dipakai pada automobile
Lebih terperinciPemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin A. Fungsi dan Unjuk Kerja Oli Mesin Oli mesin mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Pelumasan: mengurangi gesekan mesin 2. Perapatan: memastikan bahwa ruang pembakaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem transmisi pada kendaraan di bedakan dalam transmisi manual dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda. Oli untuk motor matic dikenal
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC
PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat langkah kompresi dan pembakaran akan dihasilkan tekanan dan temperatur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cylinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang berfungsi sebagai tempat piston dan ruang bakar pada mesin otomotif. Pada saat langkah kompresi
Lebih terperinciPengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika
Pengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika ISSN 1907-0500 Desi Heltina, Yusnimar, Marjuki, Ardian Kurniawan Jurusan Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Riau Pekanbaru 28293 Abstrak Seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinciPERBANDINGAN KINERJA PELUMAS MOTOR SKUTIK MINERAL DAN SINTETIK PADA UJI JALAN SAMPAI 6000 KM
PERBANDINGAN KINERJA PELUMAS MOTOR SKUTIK MINERAL DAN SINTETIK PADA UJI JALAN SAMPAI 6000 KM Rini Siskayanti Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah
Lebih terperinciJurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014
Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 STUDI KOMPARASI DARI ZAT ADITIF SINTETIK DENGAN ZAT ADITIF ALAMI TERHADAP PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN GENSET MOTOR BENSIN 4-LANGKAH
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ADITIF NABATI SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KETAHANAN MESIN DIESEL GENERATOR SET TF55R
PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF NABATI SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KETAHANAN MESIN DIESEL GENERATOR SET TF55R Wilviari Vekky V.R dan Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semakin meningkatnya kebutuhan minyak sedangkan penyediaan minyak semakin terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri Indonesia harus mengimpor
Lebih terperinciPENYEMPURNAAN DESAIN DAN UJI KETAHANAN KONVERTER BIOGAS UNTUK MOTOR BAKAR BENSIN DHIKOTAMA ANDANU
PENYEMPURNAAN DESAIN DAN UJI KETAHANAN KONVERTER BIOGAS UNTUK MOTOR BAKAR BENSIN DHIKOTAMA ANDANU DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Lebih terperinciADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR
KELOMPOK 6: 1. YUNO PRIANDOKO 4210100060 2. ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR 4211100018 3. AYUDHIA PANGESTU GUSTI 4211100089 4. RAHMAD BAYU OKTAVIAN 4211100068 1 TEORI, FUNGSI, KARAKTERISTIK, TIPE, DAN KOMPONEN
Lebih terperinciBAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC
BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses
BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Dalam mesin terdapat siklus pembakaran yang disebut dengan istilah motor bakar. Motor bakar sendiri mempunyai arti yaitu salah satu jenis kalor dalam kinerjanya
Lebih terperinciMesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi
Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)
Widya Teknika Vol.20 No.1; Maret 2012 ISSN 1411 0660 : 44-48 PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL Gatot Soebiyakto 1) ABSTRAK Mesin konversi energi ini dikenal dengan motor
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN ADITIF NABATI PADA MESIN GENERATOR SET BENSIN TYPE EC 2900L
KAJIAN PENAMBAHAN ADITIF NABATI PADA MESIN GENERATOR SET BENSIN TYPE EC 2900L Anton Sukardi, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin, FTI-ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: tpbb@me.its.ac.id,
Lebih terperinciSpark Ignition Engine
Spark Ignition Engine Fiqi Adhyaksa 0400020245 Gatot E. Pramono 0400020261 Gerry Ardian 040002027X Handoko Arimurti 0400020288 S. Ghani R. 0400020539 Transformasi Energi Pembakaran Siklus Termodinamik
Lebih terperinciPEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03
PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah:
33 III. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah: Spesifikasi Genset Untuk spesifikasi genset yang digunakan selama penelitian
Lebih terperinciBAB VII PENDINGINAN MOTOR
BAB VII PENDINGINAN MOTOR Pendinginan adalah suatu media (zat) yang berfungsi untuk menurunkan panas. Panas tersebut didapat dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Sebagaimana diketahui bahwa
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan
Lebih terperinciPENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK
PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN Sailon Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga
Lebih terperinciPERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8
PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin serta mencari refrensi yang memiliki relevansi terhadap judul
Lebih terperinciBAB IV KOROSIFITAS PADA ENGINE AKIBAT PROSES PEMBAKARAN TERHADAP MINYAK PELUMAS
BAB IV KOROSIFITAS PADA ENGINE AKIBAT PROSES PEMBAKARAN TERHADAP MINYAK PELUMAS Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kekorosifan pada minyak pelumas yang diakibatkan oleh peristiwa pembakaran. Kekorosifan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Pengujian Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan data. Data yang dikumpulkan meliputi hasil pengujian dan data tersebut diolah dengan perhitungan
Lebih terperinciSESSION 12 POWER PLANT OPERATION
SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli
Viskositas (mpa.s) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengujian 4.1.1 Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui viskositas sampel oli, dan 3100 perubahan
Lebih terperinciyang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Permintaan (Forecast Demand) Peramalan permintaan atau forecast demand (FD) adalah peramalan kuantitas permintaan sesuatu (barang atau jasa) dimasa yang akan
Lebih terperinciANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL
FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL Sadar Wahjudi 1
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Data Pengujian. 4.1.1. Pengujian Kekerasan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metoda Rockwell C, pengujian kekerasan pada material liner dilakukan dengan cara penekanan
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X
Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X Untung Surya Dharma 1) & Dwi Irawan 2). 1,2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciLAPORAN FIELD PROJECT ANALISA PENGARUH KERUSAKAN FILTER OLI TERHADAP PENURUNAN DAYA PADA MOTOR DISEL FORK LIFT
LAPORAN FIELD PROJECT ANALISA PENGARUH KERUSAKAN FILTER OLI TERHADAP PENURUNAN DAYA PADA MOTOR DISEL FORK LIFT Oleh AHMAD SHOLECHUDIN ANSORI NRP. 6308030060 Dosen Pembimbing Sudiyono, ST, MT PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
44 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang begerak di bidang manufaktur pembuatan sepeda motor di Indonesia dengan kepemilikan saham
Lebih terperinciGambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mesin Dan Transmisi Vespa P150X Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada besi plat yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kelurahan Moodu, Kelurahan Heledulaa Selatan dan kelurahan Heledulaan Utara.
32 3.1 Lokasi dan waktu penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini akan berfokus pada tempat pencucian motor yang berada di wilayah Kec. Kota Timur yaitu Kelurahan Tamalate, Padebuolo,
Lebih terperinciPERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3
PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masih awam akan mesin sepeda motor, sehingga apabila mengalami masalah atau
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor merupakan produk dari teknologi otomotif yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi sebagian besar penggunanya masih awam akan mesin
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan pengujian
Lebih terperinciAKHMAD ABDUL JABAR NGUMBORO L2E
TUGAS SARJANA Pengujian mesin izusu panther ber bahan bakar minyak kelapa sawit dan solar dengan menggunakan alat penghemat BBM di tinjau dari aspek metalcontent dan viskositas minyak pelumas Diajukan
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 RIVIEW GENSET CUMMINS KTA 50, 1500 KVA
23 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 RIVIEW GENSET CUMMINS KTA 50, 1500 KVA 4.1.1 Proses Pekerjaan Pada Kerja Praktek ini, praktikan diberikan tugas sebagai tekniksi general maintenance yang difokuskan
Lebih terperinciANALISA PENINGKATAN SIFAT MEKANIK MATERIAL RING PISTON TOP KOMPRESI YAMAHA JUPITER Z DENGAN PROSES HEAT TREATMENT
Analisa Peningkatan Sifat Mekanik Material Ring Piston (Herawan E. Krisdianto dkk.) ANALISA PENINGKATAN SIFAT MEKANIK MATERIAL RING PISTON TOP KOMPRESI YAMAHA JUPITER Z DENGAN PROSES HEAT TREATMENT Herawan
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X
ANALISA KARAKTERISTIK PELUMAS CALTEX REGAL R&O ISO 32 DAN PERTAMINA TURBOLUBE ISO 32 PADA POMPA INJEKSI AIR SULZER BINGHAM PUMP DI PT CPI MINAS Japri Lukman Prodi Mesin Otomotif Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciAnalisa Teknis Pemilihan Packing set pada Mesin Diesel Reverse Engineering
Analisa Teknis Pemilihan Packing set pada Mesin Diesel Reverse Engineering Bidang Studi : Marine Power Plant(MPP) Nama : Rizky Firmansyah NRP : 4209 100 022 Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2 : Ir.
Lebih terperinciTUGAS SARJANA. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
TUGAS SARJANA Pengujian Alat Penghemat Bahan Bakar Pada Mesin Diesel Dengan Bahan Bakar Campuran Solar dan Minyak Jarak Ditinjau dari Aspek Metal Content dan Viskositas Minyak Pelumas Diajukan Sebagai
Lebih terperinciGerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar
Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP PELUMAS MESIN PADA MESIN DIESEL ISUZU PANTHER 2300 CC TIPE C-223
PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP PELUMAS MESIN PADA MESIN DIESEL ISUZU PANTHER 2300 CC TIPE C-223 Diajukan Untuk Mencapai Gelar Strata Satu (S1) Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Pada pembahasan ini akan diuraikan hubungan antara faktor-faktor input dengan hasil pengukuran produktivitas yang telah dilakukan. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memudahkan
Lebih terperinciPemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga
Pemakaian Pelumas Rekomendasi penggunaan pelumas hingga 2.500 kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga 15 ribu kilometer. Pelumas : campuran base oil (bahan dasar pelumas) p ( p ) dan
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Perawatan Berkala 40 Jam Pembersihan Conveyor Belt pengecekan ketajaman pisau. Mesin Tidak Rusak 8 Jam PengecekanTombo l-tombol Emergency Mesin
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK
BAB III PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI VISKOSITAS, TBN DAN KANDUNGAN LOGAM PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN MESIN SERVICE MESIN UJI KONDISI MESIN DALAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR
BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 4 JUNI ISSN
Analisis Penurunan Unsur Fe Pada Pelumas Final Drive RH dan LH Unit HD 785-7 di PT. Petrosea.Tbk Site Gunung Bayan Kalimantan Timur dengan Proses Kidney loop Randis 1), Sidi Na ali 2) 1, 2) Teknik Mesin
Lebih terperinciDosen Pembimbing: Ir. Arino Anzip, MEng.Sc
Dosen Pembimbing: Ir. Arino Anzip, MEng.Sc WIWIED ROSADHI 2107 030 087 Analisa pelumas bekas adalah salah satu metode dari program perawatan prediktif yang dilakukan untuk mengetahui kondisi pelumas meliputi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi
Lebih terperinciBAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,
BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Teknologi di bidang otomotif saat ini berkembang sangat pesat. Hampir semua inverter menawarkan produk dengan keutamaan dapat menghemat konsumsi bahan bakar. Ada 2 jenis produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton banyak digunakan secara luas sebagai bahan kontruksi. Hal ini dikarenakan beton memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan yang lain, diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan data penjualan mobil di Indonesia tahun 2015 mencapai 1,2 juta unit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di indonesia saat ini mulai berkembang maju ditandai dengan munculnya berbagai kendaraan bermotor atau mobil. Hal ini sesuai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pelumas Pelumas adalah minyak lumas dan gemuk lumas yang berasal dari minyak bumi, bahan sintetik, pelumas bekas dan bahan lainnya yang tujuan utamanya untuk pelumasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian penelitian terdahulu berhubungan dengan pelumas M. Syafwansyah Effendi dan Rabiatul Adawiyah (2014).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian penelitian terdahulu berhubungan dengan pelumas M. Syafwansyah Effendi dan Rabiatul Adawiyah (2014). Penelitiannya bertujuan mengetahui sama atau tidaknya rata-rata
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Mesin Diesel Mesin diesel dengan merk JIANGDONG R180N 4 langkah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Temperatur ( C )
visikositas (mpa.s) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGUJIAN VISKOSITAS Pengujian viskositas adalah suatu pengujian ketahanan fluida yang diubah dengan tekanan maupun tegangan, dimana pengujian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jurnal Penelitian Sebelumnya 1. Nugroho (2013), melakukan penelitian mengenai Tinjauan Kuat Tekan dan Kuat Lentur Balok Tanpa Tulangan Ringan Menggunakan Batu Apung Sebagai Agregat
Lebih terperinciPENGARUH PEMAKAIAN ALAT PEMANAS BAHAN BAKAR TERHADAP PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL MITSUBISHI MODEL 4D34-2A17 Indartono 1 dan Murni 2 ABSTRAK Efisiensi motor diesel dipengaruhi
Lebih terperinciKARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW
KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) 1) Program Studi Magister Rekayasa Energi, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Terhadap Material Penyusun Beton Pemeriksaan terhadap material penyusun beton yang meliputi agregat halus dan agregat kasar dilakukan sebelum pembuatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Tata Cara Pengambilan Data Pengambilan data volatile gas dari sensor sangat menentukan kehandalan diagnose yang akan didapatkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan bakar utama berbasis energi fosil menjadi semakin mahal dan langka. Mengacu pada kebijaksanaan
Lebih terperinciUji Unjuk Kerja dan Durability 5000 Km Mobil Bensin 1497 Cc Berbahan Bakar Campuran Bensin-Bioetanol
B-678 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Uji Unjuk Kerja dan Durability 5000 Km Mobil Bensin 1497 Cc Berbahan Bakar Campuran Bensin-Bioetanol Pasca Hariyadi Winanda
Lebih terperinciKINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN
KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN BAKAR Warsono Rohmat Subodro (UNU Surakarta, rohmadsubodro@yahoo.com) ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENGUJIAN
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai
Lebih terperincibersifat sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan. Dengan demikian
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton adalah komposit yang terbentuk dari beberapa bahan batuan dan direkalkan oleh bahanjkat. Beton dibentuk dari pasir (agregat halus), kerikil (agregat kasar), dan ditambah
Lebih terperinciProduct Conversion Report & Cost Saving
Product Conversion Report & Cost Saving From SC 32 to LE 6722 Monolec Refrigeration Oil ISO 32 Prepared by : Kaston Naibaho PT. Timurraya Kurniamanunggal Jakarta Indonesia Mei 2012 PT. BELFOODS INDONESIA
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Agregat Penelitian ini menggunakan agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya yang berlokasi di Kecamatan Bongomeme. Agregat dari lokasi ini kemudian diuji di Laboratorium Transportasi
Lebih terperinciStudi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid
Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciAnalisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 29 Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas Syafriyudin, ST,MT Jurusan teknik Elektro Institut
Lebih terperinci