BAB II PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN STAD PADA KONSEP SISTEM KOORDINASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN STAD PADA KONSEP SISTEM KOORDINASI"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN STAD PADA KONSEP SISTEM KOORDINASI A. Pemahaman Konsep Menurut Thorpe (Sa jidah 2006) belajar merupakan suatu perubahan nilai, kecakapan, sikap dan perilaku yang terjadi dengan usaha yang disengaja melalui suatu stimulus. Perubahan yang terjadi pada diri peserta didik dilihat dalam bentuk tanggapan atau respon terhadap stimulus tersebut. Gagne dan Trafers (Sa jidah: 2006) mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan kecakapan baru yang terjadi karena adanya usaha yang disengaja. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan (Dahar, 1996: 79). Belajar akan sangat terhambat tanpa konsep. Pendidikan formal dapat dijalankan hanya dengan bantuan konsep (Nasution, 1988: 164). Konsep diperlukan untuk memperoleh dan mengkomunikasikan pengetahuan. Menurut Ausubel (Dahar, 1996: 164) konsep-konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu pembentukan konsep dan asimilasi konsep. Pembentukan konsep mengikuti aturan. Suatu aturan diterapkan untuk menentukan kriteria dari konsep tersebut. Pembentukan konsep terutama merupakan bentuk perolehan konsepkonsep sebelum anak masuk sekolah. Setelah masuk sekolah, anak-anak diharapkan belajar banyak konsep melalui proses asimilasi konsep. Siswa harus 8

2 9 sudah memperoleh definisi formal dari suatu konsep untuk memperoleh konsepkonsep dari proses asimilasi. Dalam proses ini, anak-anak diberi nama konsep dan atribut dari konsep itu. Ini berarti bahwa mereka akan belajar arti konseptual baru dengan memperoleh penyajian atribut-atribut ini dengan gagasan relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif mereka (Ausubel dalam Dahar, 1996: 82). Banyak atribut yang dipelajari dengan definisinya atau disebut juga konsep abstrak. Konsep yang berdasarkan definisi menyatakan hubungan yang sudah merupakan aturan (Nasution, 1988: 165). Syarat untuk memahami aturan konsep adalah memahami setiap konsep yang terdapat dalam aturan itu dan siswa dapat membedakannya dari konsep-konsep lain (Nasution, 1988: 167). Ada tiga aspek pembelajaran yang dipaparkan oleh Bloom (Suhendri: 2008), yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual. Aspek afektif berhubungan dengan perkembangan emosi. Sedangkan aspek psikomotor berhubungan dengan keterampilan. Guru hendaknya menentukan tingkat-tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dari siswa (Dahar, 1996: 96). Jenis penilaian pemahaman konsep dapat berupa soal-soal yang mengacu pada taksonomi Bloom aspek kognitif berupa prosedur tertulis. Terdapat enam jenjang aspek kognitif, yaitu mengetahui (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6) (Anderson, 2001: 31). Pada jenjang C1 (mengetahui) siswa dituntut untuk menyatakan kembali fakta atau konsep yang telah dipelajari. Pada jenjang C2 (memahami) siswa dituntut untuk mampu menangkap arti dari informasi yang diterima. Pada jenjang C3

3 10 (menerapkan), siswa mampu menggunakan prinsip atau metode pada situasi baru. Siswa dituntut mampu menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya pada jenjang C4 (menganalisis). Pada jenjang C5 (mengevaluasi) siswa dituntut mampu untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan. Dan pada jenjang C6 (mencipta) siswa dituntut untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu (Rustaman et al., 2003: 185). Penilaian pemahaman konsep sangat diperlukan karena dari penilaian tersebut dapat diketahui penerimaan dan pemahaman konsep siswa (Sa jidah, 2006). Hasil belajar dapat digunakan untuk menilai pemahaman konsep karena konsep terbentuk selama proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, terjadi perilaku belajar pada pihak siswa dan pihak guru. Hal ini dikuatkan oleh pendapat yang dikemukakan para penganut Ilmu Jiwa Gestalt bahwa belajar merupakan perubahan perilaku dan pribadi secara keseluruhan (Makmun, 2005: 160). Dollar dan Miller (dalam Makmun, 2005: 160) menyatakan bahwa ada empat hal yang mempengaruhi perilaku belajar, yaitu: 1. Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learness must want something); 2. Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus memperhatikan sesuatu (the learness must notice something); 3. Adanya usaha (respone), siswa harus melakukan sesuatu (the learness must do something). 4. Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement), siswa harus memperoleh sesuatu (the learness must get something).

4 11 B. Pembelajaran Kooperatif Berbagai macam strategi belajar dapat diterapkan saat pembelajaran untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Selama pembelajaran, terjadi interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Interaksi siswa dengan siswa akan lebih banyak ketika seorang guru menerapkan strategi belajar yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran kooperatif, siswa berada dalam kelompok kecil yang didalamnya terjadi interaksi antar anggota kelompok. Keberhasilan kelompok ditunjang oleh setiap individu didalamnya, oleh karena itu setiap anggota harus berperan aktif. Walaupun melibatkan kelompok, namun belajar kooperatif berbeda dengan belajar kelompok. Menurut Lie (2007: 31) untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Setiap orang dalam satu kelompok memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan penghargaan. Anggota kelompok akan berbagi informasi agar semua memahami materi sehingga dapat meraih hasil yang maksimal. Setiap anggota kelompok berkontribusi untuk mendapatkan penghargaan. Pada akhirnya, terwujudlah saling ketergantungan positif antara setiap orang dalam satu kelompok. Tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari unsur pertama. Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Tatap muka diterapkan agar siswa dapat saling berinteraksi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan kesempatan para siswa untuk membentuk kerja sama yang

5 12 menguntungkan semua anggota. Komunikasi antara anggota harus terjalin dengan baik karena keberhasilan kelompok juga tergantung kepada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Evaluasi proses kelompok diperlukan agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan efektif. Selain kelima unsur tersebut, menurut Mifflin (1998) ada unsur lain yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif, yaitu keheterogenan anggota kelompok, tujuan bersama, adanya interaksi, kontribusi perseorangan, kemampuan setiap orang, kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan, dan kompetisi antar tim. Kelompok yang dibentuk saat pembelajaran kooperatif adalah kelompok yang heterogen. Keheterogenan ini akan mendukung siswa lebih baik karena siswa yang memiliki kemampuan akademik yang rendah akan dibantu oleh siswa yang memiliki kemampuan akademik yang lebih tinggi. Seperti yang dikemukakan Dryden dan Vos (2000: 149) untuk menuju proses belajar yang lebih baik seseorang harus mendapatkan pemandu yang antusias. 1. Teams Games Tournament (TGT) Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan. TGT memiliki beberapa keunggulan, diantaranya melibatkan aktivitas seluruh siswa, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Setiap pertemuan pada pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri atas empat tahapan, yaitu presentasi kelas, belajar kelompok, turnamen akademik, dan penghargaan

6 13 kelompok (Slavin, 2009: 170). Keempat tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut. a. Presentasi kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dengan pengajaran langsung, ceramah, atau dengan cara audio visual. Saat presentasi kelas, siswa harus memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat bekerja kelompok dan saat turnamen akademik. Pada saat ini pula diterangkan kepada siswa mengenai permainan berupa turnamen akademik yang akan diadakan setelah presentasi kelas dan belajar kelompok selesai. b. Kelompok Kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, atau etnik. Belajar secara berkelompok berfungsi untuk lebih mendalami materi dan untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat turnamen akademik. c. Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur permainan. Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Pada turnamen pertama, siswa dikelompokkan ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa yang tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya. Pembagian meja berdasarkan

7 14 prestasi ini tidak diketahui oleh siswa. Adapun skema pengaturan meja saat turnamen terdapat pada gambar 2.1. A-1 A-2 A-3 A-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah Meja Turnamen 1 Meja Turnamen 2 Meja Turnamen 3 Meja Turnamen 4 B-1 B-2 B-3 B-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah C-1 C-2 C-3 C-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah Gambar 2.1 Penempatan Meja Turnamen (Slavin, 2009: 168) Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada skor yang didapat siswa pada turnamen sebelumnya. Pemenang tiap meja akan naik satu tingkat ke meja yang lebih tinggi, dan begitu pula sebaliknya. Siswa yang mendapatkan skor terendah pada tiap meja akan turun satu tingkat ke meja yang lebih rendah. Hal ini disebut bergeser tempat. Pergeseran tempat ini ditentukan oleh guru. Skema bergeser tempat ditunjukkan oleh Gambar 2.2.

8 15 Tim 1 Tim 2 Tim 3 Tim 4 Tim 5 Gambar 2.2 Bergeser Tempat (Slavin, 2009: 179) Keterangan gambar: = siswa yang mendapat skor tertinggi = siswa yang mendapat skor sedang = siswa yang mendapat skor terendah d. Penghargaan Kelompok Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Kelompok mendapat julukan Super Team jika rata-rata skor 45 atau lebih, Great Team apabila rata-rata mencapai dan Good Team apabila rata-ratanya Student-Team-Achievement-Divisions (STAD) Tipe STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Pembelajaran kooperatif tipe STAD, pada setiap pertemuan terdiri atas empat

9 16 tahapan, yaitu pengajaran, belajar kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok (Slavin, 2009: 151). Keempat tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut. a. Presentasi kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dengan pengajaran langsung, ceramah, atau dengan cara audio visual. Saat presentasi kelas, siswa harus memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru karena akan membantu siswa bekerja kelompok dan mengerjakan kuis dengan baik. b. Kelompok Kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik. Kelompok berfungsi untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat kuis. c. Kuis Setelah melaksanakan presentasi kelas dan belajar kelompok, masing-masing siswa akan mengerjakan kuis. Setiap siswa tidak diperkenankan membantu siswa lainnya. Nilai kuis tersebut akan menentukan skor setiap siswa dan nantinya akan dikumpulkan menjadi skor kelompok dan dirata-ratakan. Rata-rata skor kelompok inilah yang menentukan jenis penghargaan untuk kelompok tersebut. d. Penghargaan kelompok Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang. Masing-masing kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan oleh guru.

10 17 C. Alat Indera 1. Indera Penglihatan (Mata) Mata berfungsi sebagai indera penglihatan. Berikut ini diuraikan mengenai lapisan bola mata dan kelainan yang dapat terjadi pada penglihatan. a. Lapisan Bola Mata Ada tiga lapisan yang membentuk bola mata, yaitu tunica fibrosa, tunica faskulosa, dan tunica nervosa. Ketiga lapisan tersebut diuraikan berikut ini. 1) Tunica Fibrosa Tunica fibrosa terdiri dari sklera. Lapisan sklera berwarna putih dan tidak tembus cahaya. Lapisan sklera berfungsi melindungi mata dari lingkungan luar. Dipermukaan luar sklera dilapisi oleh konjungtiva yang membantu mempertahankan mata tetap lembab (Campbell, 2004: 239). Lapisan sklera bagian depan yang transparan disebut kornea. Kornea mengandung banyak serabut syaraf dan tidak mengandung pembuluh darah (Kurnadi, 2001: 192). Kornea berfungsi melewatkan cahaya kedalam mata dan bertindak sebagai lensa yang tetap yang dapat merefraksi cahaya. 2) Tunica Vaskulosa Tunica vaskulosa merupakan lapisan tengah bola mata yang terdiri dari koroid, iris, dan badan siliaris. Bagian-bagian tunica vasculosa diuraikan berikut ini. a) Koroid Lapisan koroid dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen. Lapisan koroid terletak disebelah dalam sklera.

11 18 b) Iris Di bagian depan mata, lapisan koroid memisahkan diri dari sklera membentuk iris yang berfungsi sebagai diafragma. Bagian tengah iris yang berlubang disebut pupil. Melebar atau menyempitnya pupil diakibatkan kontraksi otot yang mengelilingi iris (Syamsuri, 2003: 75). c) Badan siliaris Dibelakang iris terdapat otot siliaris yang menentukan tebal tipisnya lensa. Menebal dan menipisnya lensa disebut akomodasi lensa mata. Didalam badan siliaris terdapat plexus choroideus yang menghasilkan aquous humor. Aquous humor berada diantara kornea dengan lensa. Sedangkan cairan yang berada di belakang lensa adalah vitreous humor. Vitreous humor ini berfungsi untuk mempertahankan tekanan di dalam bola mata agar bola tetap bundar (Kurnadi, 2001: 193). 3) Tunica Nervosa (Retina) Lapisan ini sangat sensitif terhadap cahaya karena terdapat fotoreseptor. Fotoreseptor berupa sel batang dan sel kerucut. Sel kerucut jumlahnya sekitar 6 juta sel. Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan dalam membedakan warna. Sel batang tidak mampu membedakan warna dan lebih sensitif terhadap cahaya daripada sel kerucut. Jumlahnya sekitar 125 juta. Sel batang berperan untuk melihat pada intensitas cahaya rendah, dan itu pun hanya dalam warna hitam putih (Campbell, 2004: 240). Fotoreseptor berhubungan dengan badan-badan sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai otak. Pada lapisan retina

12 19 yang dilewati urat saraf tidak terdapat fotoreseptor sehingga tidak peka terhadap cahaya. Daerah tersebut dinamakan bintik buta (Syamsuri, 2003: 76). Untuk memperjelas mengenai bagian-bagian mata, pada gambar 2.3 ditunjukkan struktur mata. Gambar 2.3 Struktur Indera Penglihatan ( Keterangan gambar: 1.kornea 2. aqueous humor 3. pupil 4. iris 5. lensa 6. sklera 7. badan siliaris 8. vitreous humor 9. retina 10. fovea centralis 11. bintik buta 12. saraf penglihatan 13. arteri 14. vena b. Kelainan pada Mata Hipermetrop disebabkan lensa mata tidak dapat mencembung atau bola mata terlalu pendek sehingga benda jatuh dibelakang retina. Penderita hipermetrop ditolong dengan lensa cembung. Miop disebabkan lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Penderita miop ditolong dengan lensa cekung. Presbiop disebabkan elastisitas

13 20 lensa mata berkurang karena usia tua. Penderita presbiop ditolong dengan lensa rangkap. Astigmatisma disebabkan permukaan lensa tidak sama. Penderita ditolong dengan lensa silindris (Syamsuri, 2003: 75-77). 2. Indera Pendengaran (Telinga) Telinga berperan sebagai indera pendengaran. Berikut ini diuraikan mengenai bagian-bagian telinga, proses mendengar, dan kelainan yang dapat terjadi pada indera pendengaran. a. Bagian telinga Telinga terdiri dari telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Ketiga bagian tersebut akan diuraikan berikut ini. 1) Telinga Luar Telinga luar terdiri atas daun telinga dan saluran auditoris. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk (Syamsuri, 2003: 79). Saluran auditoris berfungsi untuk menyalurkan suara ke membran timpani (Campbell, 2004: 245). 2) Telinga tengah Pada telinga tengah terdapat membran timpani yang berfungsi untuk meneruskan getaran ke tulang-tulang pendengaran. Tulang-tulang telinga tengah terdiri atas tiga macam, yaitu tulang martil, landasan, dan sanggurdi. Rangkaian tulang pendengaran ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari membran timpani menuju ke rongga telinga dalam (Syamsuri, 2003: 80).

14 21 Telinga tengah merupakan rongga yang berhubungan dengan faring melalui saluran eustachius. Saluran eustachius berfungsi menjaga keseimbangan tekanan udara pada telinga tengah dan atmosfer. 3) Telinga dalam Bagian telinga dalam yang terlibat dalam pendengaran adalah koklea. Koklea terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Sedangkan skala media mengandung cairan yang disebut endolimfe. (Syamsuri, 2003: 80) Pada telinga dalam terdapat organ keseimbangan yang terdiri atas utrikulus, sakulus, dan saluran semisirkuler. Utrikulus dan sakulus berperan dalam keseimbangan statis. Sedangkan saluran semisikularis berperan dalam keseimbangan dinamis (Latifah, 1996: 220). Pada Gambar 2.4 ditunjukkan struktur telinga untuk memperjelas bagian-bagian telinga. Gambar 2.4 Struktur Indera Pendengaran (

15 22 Keterangan gambar: 1. Daun telinga 2. Saluran telinga 3. membran timpani 4. tulang martil 5. tulang landasan 6 tulang sanggurdi 7. saluran eustachius 8. koklea 9. saluran semisirkuler 10. saraf pendengaran b. Proses mendengar Gelombang bunyi dikumpulkan oleh daun telinga dan masuk ke dalam saluran auditoris dan akhirnya menggetarkan membran timpani. Getaran ini diteruskan ke dalam telinga tengah melalui tulang-tulang pendengaran. Getaran diteruskan ke telinga dalam melalui jendela oval dan menggetarkan cairan perilimfe yang terdapat di skala vestibuli. Getaran itu akan menggetarkan cairan endolimfe dalam skala media. Sehingga sel rambut yang terdapat pada organ korti menggosok membran tektorial, lalu terjadilah rangsangan yang akan dikirim kepusat pendengaran didalam otak melalui saraf sensori. c. Kelainan pada Telinga Tuli merupakan salah satu bentuk kelainan pada telinga. Terdapat dua macam tuli, yaitu tuli konduktif dan tuli syaraf. Tuli konduktif disebabkan karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea, misalnya karena menumpuknya kotoran telinga atau karena nanah yang memenuhi telinga tengah. Tuli syaraf disebabkan adanya kerusakan pada koklea, organ korti, ataupun syaraf ke VIII.( Kurnadi, 2001: 201)

16 23 3. Indera Peraba (Kulit) Kulit memiliki reseptor untuk sentuhan (Meissner), tekanan (Paccini), dingin (Krause), panas (Ruffini), sakit (serabut saraf telanjang) (Pratiwi, 2006: 208). Letak reseptor-reseptor tersebut kebanyakan di lapisan dermis, hanya serabut saraf telanjang yang terdapat di epidermis. Disebut serabut saraf telanjang karena tidak memiliki korpuskula. Struktur kulit digambarkan pada gambar 2.5 berikut ini. Gambar 2.5 Struktur Indera Peraba (Pratiwi, 2006: 209) Keterangan gambar: 1. Ruffini 2. Meissner 4. Serabut saraf telanjang 5. Krause 6. Pacini 4. Indera Pengecap (Lidah) Di permukaan lidah banyak terdapat tonjolan kecil disebut papilla. Pada lidah terdapat tiga papilla pengecap, yaitu papilla filiformis (berbentuk benang) yang tersebar diseluruh permukaan lidah, papilla circum valata (berbentuk V terbalik) yang terdapat di belakang lidah, dan papilla fungiformis (berbentuk seperti jamur) yang terdapat pada bagian sisi lidah dan ujung lidah (Kurnadi, 2001: 181). Pada papilla-papilla tersebut, terdapat kuncup pengecap, yaitu sel-sel epithelium yang telah termodifikasi yang diorganisasikan menjadi kuncup

17 24 pengecap (Campbell, 2004: 250). Kuncup pengecap dapat membedakan empat macam rasa, yaitu rasa manis, asin, asam, dan pahit. Kuncup yang peka terhadap manis banyak terdapat di ujung lidah, kuncup yang peka terhadap rasa asin banyak berkumpul di tepi depan kanan kiri lidah, kuncup yang peka terhadap rasa asam banyak berkumpul ditepi belakang kanan lidah, dan kuncup yang peka terhadap rasa pahit banyak terdapat di pangkal lidah (Syamsuri, 2003: 83). Rasa-rasa lain, seperti teh dan pedas, disebabkan campuran dari rasa pengecap dan rasa pembau pada hidung. Sehingga jika terjadi gangguan fungsi pembau, seseorang sering mengeluh kehilangan rasa makanan. 5. Indera Pembau (Hidung) Struktur indera pembau terdiri dari sel sel penyokong berupa sel-sel epitel dan sel-sel pembau yang berfungsi sebagai reseptor. Pada sel pembau terdapat tonjolan ujung dendrit yang berupa rambut (Kurnadi, 2001: 183). Untuk memperjelas struktur organ hidung, pada Gambar 2.6 ditunjukkan bagianbagiannya. Gambar 2.6 Struktur Indera Pembau (Pratiwi, 2006: 210)

18 25 Keterangan Gambar: 1. Hidung 2. Tulang rawan 3. Tulang nasal 4. Sinus frontal 5. Saraf olfaktori 6. Sinus sfenoidal 7. Nasofaring 8. Tonjolan olfaktori 9. Akson 10. Sel pembau 11. Silia 12. Lendir 13. Sel penyangga Molekul yang larut dalam air dan lemak akan larut dalam selaput lendir yang melapisi rongga hidung. Kemudian terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit dan timbul impuls yang dijalarkan ke saraf olfaktorius yang akhirnya ditafsirkan sebagai bau (Latifah, 1996: 225). D. Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai pembelajaran kooperatif tipe TGT atau pun STAD telah dilakukan oleh peneliti lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christini (2005: 65) pembelajaran tipe TGT mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Christini menerapkan pembelajaran tipe TGT pada konsep alat optik. Damanik mengemukakan (2007: 58) bahwa TGT dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan larutan elektrolit. Peneliti Pendidikan Biologi yang meneliti pembelajaran kooperatif tipe TGT atau STAD menemukan beberapa keunggulan dari pembelajaran kooperatif ini. Menurut Pujiastuti (2007: 68), pembelajaran TGT meningkatkan penguasaan konsep siswa. Pujiastuti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada konsep sistem indera. Hartin (2008: 78) menyatakan pembelajaran STAD meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep peredaran darah. Menurut Yuartini (2005: 87), setelah siswa mendapat perlakuan dengan pembelajaran kooperatif

19 26 tipe STAD, terdapat perbedaan signifikan terhadap hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa pada konsep gerak tumbuhan.

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 1. Perhatikan gambar mata berikut! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/alat%20indrpng SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 Bagian

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 1. Bagian mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah... Pupil

Lebih terperinci

Mekanisme Sensoris dan Motoris

Mekanisme Sensoris dan Motoris Mekanisme Sensoris dan Motoris Indera Indera mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indera yang kita kenal ada lima, yaitu: 1. Indera penglihat (mata) 2. Indera pendengar

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat Optik merupakan salah satu alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan, dan hukum pembiasan cahaya untuk membuat suatu bayangan suatu benda.

Lebih terperinci

ALAT INDERA MANUSIA INDERA PENGLIHATAN / PENGLIHAT (MATA)

ALAT INDERA MANUSIA INDERA PENGLIHATAN / PENGLIHAT (MATA) ALAT INDERA MANUSIA Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS MENGENAI HASIL BELAJAR, MODEL PEMBELAJARAN, COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN SISTEM INDERA

BAB II KAJIAN TEORETIS MENGENAI HASIL BELAJAR, MODEL PEMBELAJARAN, COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN SISTEM INDERA BAB II KAJIAN TEORETIS MENGENAI HASIL BELAJAR, MODEL PEMBELAJARAN, COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN SISTEM INDERA 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

Lebih terperinci

INDERA PENGLIHATAN (MATA)

INDERA PENGLIHATAN (MATA) M INDERA PENGLIHATAN (MATA) ata manusia secara keseluruhan berbentuk seperti bola sehingga sering disebut bola mata. Media penglihatan terdiri dari kornea, aquous humor (terletak antara kornea dan lensa),

Lebih terperinci

Alat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga

Alat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga Alat Indera Manusia 1. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun

Lebih terperinci

Telinga. Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga. Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya

Lebih terperinci

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi Oleh Diar Arsyianti ( 406112402734) Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3 1. Kelainan pada mata yang menurun dan dikarenakan terjadinya kerusakan pada sel kerucut akan menyebabkan... Buta warna Rabun

Lebih terperinci

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

KESEHATAN MATA DAN TELINGA KESEHATAN MATA DAN TELINGA Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MATA DAN TELINGA INDERA PENGLIHAT ( MATA ) Mata adalah indera penglihatan,

Lebih terperinci

Sensasi dan Persepsi

Sensasi dan Persepsi SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM INDERA MANUSIA (FISIOLOGI) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1. Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo, M.Pd.

MAKALAH SISTEM INDERA MANUSIA (FISIOLOGI) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1. Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo, M.Pd. MAKALAH SISTEM INDERA MANUSIA (FISIOLOGI) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo, M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 7 Tutut Widiyanti (14144600184)

Lebih terperinci

biologi SET 18 SISTEM HORMON DAN PANCA INDRA DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. SISTEM HORMON

biologi SET 18 SISTEM HORMON DAN PANCA INDRA DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. SISTEM HORMON 18 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 18 SISTEM HORMON DAN PANCA INDRA A. SISTEM HORMON Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (buntu) yang berfungsi

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan : SDN Rowosari

LAMPIRAN 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan : SDN Rowosari LAMPIRAN 53 LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan : SDN Rowosari Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : IV (empat) /

Lebih terperinci

FISIOLOGI INDERA PENGECAP

FISIOLOGI INDERA PENGECAP FISIOLOGI INDERA PENGECAP Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak

Lebih terperinci

Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda

Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda Alat optik Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda lain dengan lebih jelas. Beberapa jenis yang termasuk

Lebih terperinci

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. 1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. menegakkan tubuh 2. Tulang anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah disebut.

Lebih terperinci

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi SENSASI PERSEPSI Biopsikologi UNITA WERDI RAHAJENG www.unita.lecture.ub.ac.id Sensasi: Sensasi dan Persepsi Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh bendabenda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU

11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU BEBERAPA KESAN TIMBUL DARI LUAR YANG MENCAKUP PENGLIHATAN, PENDENGARAN,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni

Lebih terperinci

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita.

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita. MATA Indra pertama yang dapat penting yaitu indra penglihatan yaitu mata. Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda

Lebih terperinci

- - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - sbl3indra

- - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - sbl3indra - - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl3indra Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq ALAT ALAT wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui OPTIK Sri Cahyaningsih

Lebih terperinci

Tahun : Sistem Sensoris Pendengaran dan Keseimbangan Pertemuan 23

Tahun : Sistem Sensoris Pendengaran dan Keseimbangan Pertemuan 23 Matakuliah Tahun : 2009 : L0044/Psikologi Faal Sistem Sensoris Pendengaran dan Keseimbangan Pertemuan 23 TELINGA saraf kranial VIII (n. auditorius) terdiri dari 3 bagian : telinga luar, tengah dan dalam

Lebih terperinci

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung)

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung) INDERA PENCIUMAN Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar melalui aroma yang dihasilkan. Seseorang mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. questioning all things (mempertanyakan semua hal), searching for. data and their meaning (mencari data dan maknanya), demanding

BAB II KAJIAN TEORI. questioning all things (mempertanyakan semua hal), searching for. data and their meaning (mencari data dan maknanya), demanding BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat pembelajaran biologi Menurut Suhardi (2012: 1) proses pembelajaran biologi merupakan suatu sistem yang terdiri atas empat komponen atau raw input (peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lansia 1. Pengertian Lanjut usia adalah individu yang berada dalam tahapan usia dewasa akhir, dengan usia diatas 60 tahun (Widyanto, 2014). Lanjut usia didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Perut terisi makanan lambung diperintah untuk mencerna

PENDAHULUAN. Perut terisi makanan lambung diperintah untuk mencerna SISTEM SENSORIK PENDAHULUAN Sistem sensorik memungkinkan kita merasakan dunia Bertindak sebagai sistem peringatan Nyeri indikasi menghindari rangsangan yang membahayakan Mengetahui apa yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada saat lahir mata bayi normal cukup bulan berukuran kira-kira 2/3 ukuran mata orang dewasa. Pertumbuhan

Lebih terperinci

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3 Latihan 7.3 1. Bagaimanakah bunyi hukum pemantulan cahaya? 2. Bagaimanakah bunyi hukum pembiasan cahaya? 3. Apa hubungan pembiasan dengan peristiwa terebntuknya pelangi setelah hujan? Jelaskan! 4. Suatu

Lebih terperinci

ENTROPION PADA KUCING

ENTROPION PADA KUCING ENTROPION PADA KUCING (16 Nov 2017) ENTROPION PADA KUCING Apa yang Dimaksud Dengan Entropion Entropion adalah kondisi dimana kelopak mata (palpebra) bagian bawah berbalik ke dalam. Entropion juga dapat

Lebih terperinci

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik ALAT - ALAT OPTIK 1. Pendahuluan Alat optik banyak digunakan, baik untuk keperluan praktis dalam kehidupan seharihari maupun untuk keperluan keilmuan. Beberapa contoh alat optik antara lain: Kaca Pembesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup, khususnya

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna BAB IV SISTEM INDERA A. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna Dasar teori Mata merupakan organ sensorik yang kompleks, yang

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Halaman

DAFTAR GAMBAR Halaman DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (SCIENCE EDUCATION DEVELOPMENT CENTRE) JL. DIPONEGORO NO.12, TELP. (022) 4231191,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Anatomi bola mata Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi, 2011). Bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut.

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut. BAHAN AJAR 1. Mata Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1. Diagram bagian-bagian mata manusia dan pembentukan Mata merupakan alat optik yang mempunyai cara kerja seperti kamera.

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong ALAT-ALAT OPTIK UNTUK SMk KELAS XII SEMESTER 1 OLEH : MUJIYONO,S.Pd SMK GAJAH TUNGGAL METRO MATERI : ALAT-ALAT OPTIK TUJUAN PEMBELAJARAN : Standar Kompetensi: 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik

Lebih terperinci

ALAT INDERA. Ana Ratna Wulan UPI

ALAT INDERA. Ana Ratna Wulan UPI ALAT INDERA Ana Ratna Wulan UPI Rangsang Reseptor (organ indera) Sistem Saraf ORGAN INDERA: Mampu mengubah energi panas, kimia, cahaya, mekanis, dll menjadi energi listrik/ impuls saraf Indera Pembau/

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

Bab SISTEM SARAF DAN INDERA MANUSIA

Bab SISTEM SARAF DAN INDERA MANUSIA Bab 3 SISTEM SARAF DAN INDERA MANUSIA (Sumber: Dok. Penerbit) Coba kamu ingat-ingat kejadian hari ini. Informasi apa saja yang kamu dapat? Ketika kamu bermain bola voli dan bola bergerak kearahmu, bagaimana

Lebih terperinci

10/6/2011 INDERA MATA. Paryono

10/6/2011 INDERA MATA. Paryono INDERA MATA Paryono 1 INDERA PENGLIHATAN BOLA MATA TDD: 3 LAPISAN YAKNI, LAPISAN TERLUAR SKLERA, KERUH YG SEMAKIN KE DEPAN SE-MAKIN TEMBUS PANDANG KORNEA LAPISAN KEDUA KHOROID, HITAM (GELAP), KE DEPAN

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi

Lebih terperinci

Alat Optik dalam Kehidupan

Alat Optik dalam Kehidupan Mata merupakan alat optik yang terpenting bagi manusia, tetapi daya penglihatan mata manusia sangatlah terbatas. Oleh karena itu, dibuatlah alatalat optik lain untuk membantu manusia, misalnya untuk melihat

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu. OPTIK A. OPTIKA GEOMETRI Optika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. 1. Pemantulan Cahaya Cahaya adalah kelompok sinar yang kita lihat.

Lebih terperinci

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut.

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut. 1. PENGERTIAN ALAT OPTIK Alat optik adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan manusia. Alat optik alamiah adalah mata dan alat optik buatan adalah alat bantu penglihatan manusia untuk

Lebih terperinci

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu.

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu. Bab 18 Alat-Alat Optik Sumber: www.google.com Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop Coba kamu perhatikan orang yang sedang melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Orang tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

BAB II KAJIAN TEORI Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dalam model pembelajaran kooperatif TSTS ini memiliki tujuan dimana Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan

Lebih terperinci

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb ERGONOMI - PENCAHAYAAN - Ajeng Yeni Setianingrum Universitas Mercu Buana 2011 Sistem Penglihatan Manusia KORNEA IRIS PUPIL LENSA RETINA SARAF OPTIK dsb http://www.google.co.id/imgres?q=mata&hl=id&biw=1024&bih=437&gb

Lebih terperinci

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara Fisiologi pendengaran Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara mencapai membran tympani, membran tympani bergetar menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar. Tulang

Lebih terperinci

ALAT - ALAT OPTIK MATA

ALAT - ALAT OPTIK MATA ALAT - ALAT OPTIK MATA Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia. Bagian-bagian mata menurut kegunaan isis sebagai alat optik : A.

Lebih terperinci

SOAL IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 1

SOAL IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 1 SOAL IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 1 Standar Kompetensi : 1 Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH 2012 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mata 1. Definisi Mata Mata merupakan organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain) sinar

Lebih terperinci

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pandangan tradisional selama beberapa dekade dipahami sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun demikian pendidikan

Lebih terperinci

BAB II PEER ASSESSMENT UNTUK MENGUNGKAP KECAKAPAN BERKOMUNIKASI LISAN SISWA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATERI ALAT INDERA

BAB II PEER ASSESSMENT UNTUK MENGUNGKAP KECAKAPAN BERKOMUNIKASI LISAN SISWA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATERI ALAT INDERA 8 BAB II PEER ASSESSMENT UNTUK MENGUNGKAP KECAKAPAN BERKOMUNIKASI LISAN SISWA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATERI ALAT INDERA A. Peer Assessment 1. Peer Assessment Sebagai Inovasi dalam Bidang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kognitif, afektif, dan psikomotorik (Rusman, 2013: 123). Lebih lanjut Rusman mengungkapkan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kognitif, afektif, dan psikomotorik (Rusman, 2013: 123). Lebih lanjut Rusman mengungkapkan BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Hasil Belajar siswa Materi Alat Indera Manusia (Mata) 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Materi Alat Indera Manusia (Mata) Hasil belajar adalah sejumlah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

Pengantar Psikologi Fungsi-Fungsi Psikis. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Pengantar Psikologi Fungsi-Fungsi Psikis. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Pengantar Psikologi Fungsi-Fungsi Psikis Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Persepsi Objek-objek sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sistem Koordinasi dan Alat Indra pada Manusia.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sistem Koordinasi dan Alat Indra pada Manusia. Bab 3 Sistem Koordinasi dan Alat Indra pada Manusia Apakah yang akan kalian lakukan bila tiba-tiba ada cahaya matahari yang memantul melalui kaca spion dan mengenai mata kalian? Tentu kalian akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anatomi Mata Gambar 1. Penampang bola mata Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berpendapat bahwa benda-benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan. Anggapan ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Belajar Pengertian Belajar menurut beberapa ahli dirumuskan sebagai berikut: a. Menurut Fajar (2004) belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa

Lebih terperinci

BAB II ANATOMI. Sebelum memahami lebih dalam tentang jenis-jenis trauma yang dapat terjadi pada mata,

BAB II ANATOMI. Sebelum memahami lebih dalam tentang jenis-jenis trauma yang dapat terjadi pada mata, BAB II ANATOMI Sebelum memahami lebih dalam tentang jenis-jenis trauma yang dapat terjadi pada mata, sebaiknya terlebih dahulu dipahami tentang anatomi mata dan anatomi operasinya. Dibawah ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi. gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan.

Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi. gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan. _Bio Akustik_01 Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan. Apa sih yang dimaksud gelombang itu? dan apa hubungannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran koperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran

Lebih terperinci

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Bab 15 Sumber: www.pemed.com Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Apersepsi Kegiatan Siswa menarik napas kemudian menghembuskan napas Pertanyaan Melalui kegiatan bernapas yang telah kamu lakukan, dapatkah kamu memprediksikan organ apa

Lebih terperinci

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan

Lebih terperinci

IPA Salingtemas 4 untuk SD/MI Kelas IV

IPA Salingtemas 4 untuk SD/MI Kelas IV Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang IPA Salingtemas 4 untuk SD/MI Kelas IV Penulis : Choiril Azmiyawati Wigati Hadi Omegawati Rohana Kusumawati Editor : Khori Arianti

Lebih terperinci

Skor Evaluasi pada Observasi Awal

Skor Evaluasi pada Observasi Awal LAMPIRAN I 79 Skor Evaluasi pada Observasi Awal No No. Induk Skor Awal Keterangan 1 7474 73 Tuntas 2 7475 75 Tuntas 3 7501 72 Tuntas 4 7477 43 Tidak Tuntas 5 7502 55 Tidak Tuntas 6 7504 40 Tidak Tuntas

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

BAB VII. Fungsi Indera Pengecap

BAB VII. Fungsi Indera Pengecap BAB VII Fungsi Indera Pengecap A. PENDAHULUAN Indera pengecap sangat erhubungan erat dengan indera penciuman. Jika indera penciuman mengalami gangguan, misalnya karena menderita influenza, maka indera

Lebih terperinci

sistem regulasi Sistem syaraf

sistem regulasi Sistem syaraf sistem regulasi Sistem regulasi manusia terdiri atas sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormone. Ketiganya tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, contohnya sistem saraf dan fungsi hormone akan memelihara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan 1. Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem (Embrional) Kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan

Lebih terperinci

TEORI FENOMENA ORGAN

TEORI FENOMENA ORGAN TEORI FENOMENA ORGAN By: Syariffudin Definisi Teori Fenomena Organ Yaitu sebuah teori untuk menilai fungsi organ organ dalam secara fisiologi maupun secara patalogis dengan didasarkan pada apa yang terlihat

Lebih terperinci

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 01FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN GENERIK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA SUBPOKOK BAHASAN SISTEM INDERA KELAS XI DI MAN KARANGAMPEL

PROFIL KEMAMPUAN GENERIK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA SUBPOKOK BAHASAN SISTEM INDERA KELAS XI DI MAN KARANGAMPEL PROFIL KEMAMPUAN GENERIK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA SUBPOKOK BAHASAN SISTEM INDERA KELAS XI DI MAN KARANGAMPEL Irchin Suprihatin, Djohar Maknun, Ina Rosdiana Lesmanawati ABSTRAK

Lebih terperinci