PERAN NELAYAN JAWA BARAT DALAM PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN SDI. Oleh: Darsono Ketua Umum Yayasan Wiralodra Indramayu

Transkripsi

1 PERAN NELAYAN JAWA BARAT DALAM PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN SDI Oleh: Darsono Ketua Umum Yayasan Wiralodra Indramayu PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki potensi perikanan tangkap, baik di laut maupun di perairan umum.potensi tersebut selama ini sudah dimanfaatkan oleh nelayan dan secara langsung maupun tidak langsung menjadi mata pencaharian bagi sebagian penduduk Jawa Barat. Selain menjadi sumber bahan pangan yang competitive dan bergizi paripurna, perikanan juga menjadi sumber devisa Negara. Potensi perikanan tangkap tersebar di perairan laut pantura yang berada di WPP NRI 712 dan di perairan laut pansela yang berada di WPPNRI 573. Sedangkan perikanan tangkap perairan umum terdapat di waduk, di rawa dan di sungai. Secara faktual kondisi perikanan tangkap Jawa Barat sudah masuk katagori penangkapan berlebih kecuali di laut selatan, potensinya besar tetapi nelayannya sedikit dengan armada yang umumnya di bawah 10 (sepuluh) GT. Makalah ini membahas Peran Nelayan Jawa Barat Dalam Pengelolaan Dan Pelestarian SDI dibatasi hanya pada perikanan tangkap di laut sebagai masukkan pada nelayan, HNSI dan Pemerintah. KERAGAAN Provinsi Jawa Barat memiliki potensi sumberdaya perikanan tangkap yang cukup besar. Panjang garis pantai Jawa Barat mencapai 805 km yang terdiri dari pantai selatan dan 428 km 2 dan pantai utara 377 km. Luas perairan laut Provinsi Jawa Barat mencapai km 2 dengan perkiraan potensi lestari sumberdaya ikan mencapai ton/tahun.menjadi tanggung jawab pemerintah agar potensi tersebut mampu mensejahterakan masyarakat sesuai amanah Undang-undang dasar 1945 pasal 33. Potensi perikanan tangkap Jawa Barat telah dan akan terus dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber mata pencaharian, baik langsung atau tidak langsung. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah nelayan, jumlah perahu, jumlah alat tangkap dan jumlah produksi selama 5 (lima) tahun terakhir. Tabel 1. Jumlah Nelayan Perikanan Laut di Jawa Barat Wilayah Tahun (Satuan Orang) Total 88, ,721 98, , ,034 PANSELA 21,834 22,140 19,996 22,447 25,388 PANTURA 67,141 81,581 78,114 77,907 78,646 9

2 Tabel 2. Jumlah Unit Penangkapan Berdasarkan Wilayah Penangkapan di Provinsi Jawa Barat Tahun(Satuan ; Unit) No. Wilayah PANSELA 1 7,705 11,170 11,138 7,071 7,689 2 PANTURA 18,391 18,667 19,743 19,743 18,179 Total 25,250 26,080 26,372 30,913 30,881 Tabel 3. Perkembangan Produksi Perikanan Menurut Cabang Usaha Menurut Wilayah NO WILAYAH Tahun (Satuan : ton) Total 180, , , , , PANSELA 13, , , , , PANTURA 166, , , , , Tabel 4. Jumlah Perahu/Kapal Perikanan Laut Menurut Kategori & Ukuran Perahu/Kapal, Rincian Tahun(Satuan ; Unit) *) Total 17,363 17,889 18,548 18,485 Perahu Tanpa Motor Perahu Motor Tempel 12,955 13,450 10,748 11,425 Sub Jumlah 4,317 4,332 7,710 6,766 < 5 GT ,838 3, GT 2,568 2,724 3,050 2, GT GT GT GT GT > 200 GT Kapal Motor Ket : *) Data Sementara KONDISI NELAYAN Pada pembahasan terdahulu terlihat adanya perkembangan aktifitas perikanan tangkap dan hasilnya yang sangat menggembirakan. Semua indikator keberhasilan menunjukan perkembangan positip, misalnya jumlah alat tangkap naik rata-rata 13,11% per tahun, jumlah perahu naik rata-rata 5,44% per tahun dan produksi naik rata-rata 10,59% per tahun selama 5 (lima) tahun terakhir. Disatu sisi peningkatan tersebut memiliki makna positif, yaitu potensi sumberdaya ikan mampu memberikan 10

3 sumber kehidupan bagi anak bangsa.disisi yang lainapakah peningkatan tersebut dibarengi dengan meningkatnya kesejateraan nelayannya. Jawabannya belum tentu, Pertamakarenajumlah nelayan juga meningkat rata-rata 14,14% per tahun dan Kedua adanya tanda-tanda degradasi sumberdaya ikan. Tanda-tanda tersebut meliputi daerah operasi penangkapan makin ketengah, ukuran ikan semakin kecil dan beberapa jenis ikan mulai langka. Perikanan tangkap bagi sebagian pelaku usaha, terutama nelayan kecil merupakan bisnis tradisi dan keterpaksaan. Banyak masalah yang menghadang sehingga nelayan menyerahkan hasilnya kepada nasib semata.metoda menangkap ikan dilakukan dengan cara mencari atau berburu, seperti yang terjadi pada awal adanya peradaban manusia. Nelayan menangkap ikan didaerah yang sedikit sumberdaya ikannya, nelayan tidakbisa operasi menjangkau daerah penangkapan yang masih potensial. Lalu kenapa hal ini bisa terjadi,apa masalahnya? Ekonomi Lemah Berdasarkan data pada table 4, lebih dari 94% (2014) perahu yang beroperasi di Jawa Barat berukuran dibawah 10 GT. Perahu dengan ukuran dibawah 10 GT dimiliki nelayan kecil yang ijinnya dari Pemda Kabupaten/kota yang masuk kelompok golongan ekonomi lemah (golekmah). Daya jelazahnya rendah, dan biasa beroperasi di jalur 1 dan jalur 2 dengan waktu operasinya biasanya 1 (satu) hari (one day fishing).nelayan kecil mencari ikan untuk makan hari ini, dengan cara apapun harus dapat ikan. Sehingga langkahnya terkadang merusak sumberdaya alam dan sumberdaya ikan.banyak yang menangkap ikan dengan alat yang tidak ramah lingkungan, seperti jaring arad/jaring cantrang.nelayan golekmah yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan hasilnya tidak bisamencukupi untuk hidup layak, apalagi hidup sejahtera. Pendidikan Rendah Nelayan merupakan asset sumberdaya manusia Indonesia yang telah memberikan kontribusi dalam pembangunan.karena nelayanlah maka Negara mampu menyediakan bahan pangan yang bergizi bagi penduduknya.karena nelayanlah maka tumbuh industri yang berbasis perikanan.berapa besar multy flier effect ekonomi yang ditimbulkan sehingga Negara mampu memberikan lapangan kerja bagi penduduknya.walaupun peran nelayan begitu besar, sayangnya tidak dibarengi dengan kualitasnya.nelayan Indonesia termasuk Jawa Barat didominasi oleh nelayan kecil, tingkat pendidikan meraka umumnya rendah, bahkan sejak kecil sudah ikut melaut sehingga pendidikan terabaikan. Politik Praktis Setelah bangsa Indonesia memasuki era otonomi daerah, tampak sekali euphoria politik.pemerintah Daerah menerjemahkan laut Kabupaten/kota sebagai milik daerah dan masyarakatnya. Sehingga diawal reformasi terjadi kegaduhan politik, nelayan satu daerah tidak boleh masuk ke wilayah perairan daerah lain. Dampaknya mengerikan, terjadi pembunuhan dan pengrusakan perahu/kapal ikan. Untuk mengatasinya dilakukan kerjasama antara dinas yang membidangi perikanan dan kelautan satu daerah dengan daerah lain. Kejadian seperti itu sekarang sudah berkurang, tetapi politisasi nelayan belum hilang bahkan cenderung meningkat.hal ini dapat dilihat pada setiap kebijakan regulasi penangkapan ikan selalu ditolak dengan mengerahkan nelayan.regulasi tersebut bertujuan agar nelayan dapat menangkap ikan secara berkelanjutan.kebijakan pemerintah tersebut oleh politikus dijadikan alat untuk mendapat dukungan agar terpilih menjadi kepala daerah atau menjadi anggota legislatif. Naluri manusia yang utama adalah bagaimana bisa mempertahankan hidup, setelah itu bagaimana agar dapat hidup berkecukupan. Nelayan dengan pendidikan rendah dan ekonomi lemah apalagi ditunggangi politik praktis dapat membahayakan kelangsungan usaha perikanan tangkap.dalam menangkap ikan falsafahnya adalah bagaimana besok bukan besok bagaimana.sehingga perilaku para nelayan baik nelayan besar apalagi yang kecil tidak terpikirkan untuk kepentingan jangka panjang yaitu melaksanakan usahanya dengan menjaga kelestarian sumber. Sebenarnya kerusakan sumberdaya ikan bukan diakibatkan oleh aktifitas nelayan semata, tetapi kontribusi kegiatan lain seperti industry, pemukiman, pertanian dan perminyakan sangat significant. Sehingga dalam pembahasannya lebih dititik beratkan pada peran nelayan sebagai pelaku usaha sekaligus yang akan kena dampak dari usahanya tersebut. 11

4 PERAN NELAYAN PARIPURNA Nelayan paripurna adalah nelayan yang dalam upayanya menangkap ikan akan selalu memperhatikan kelestarian sumberdaya ikan. Kelestarian sumberdaya ikan dimulai dengan keasrian lingkungan, yaitu lingkungan yang baik untuk tumbuh kembangnya ikan. Bila kualitas lingkungan jelek maka ikan akan migrasi mencari daerah yang masih asri. Rusaknya keasrian lingkungan bisa disebabkan salah satunya oleh aktifitas nelayan.dalam menangkap ikan banyak nelayan menggunakan cara-cara yang merusak lingkungan.oleh karena itu bagaimanasebaiknya peran nelayan agar penangkapan ikan yang menjadi sumber mata pencaharian dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Mainset Selama ini, nelayan menangkap ikan baru untuk dirinya belum untuk kelestariaan lingkungannya.kedepan mainset nelayan harus dirubah yaitu menangkap ikan dengan tidak merusak lingkungan. Caranya sederhana,dengan mengikuti metoda penangkapan yang diatur oleh pemerintah setidaknya ada 5 (lima) yaitu kawasan, waktu, ukuran ikan, alat tangkap dan jenis ikan. Kawasan Ada beberapa kawasan yang tidak boleh dilakukan penangkapan, yaitu kawasan yang menjadi tempat pemijahan, nursery dan kawasan yang sudah over fishing. Kawasan pemijahan menjadi tempatnya ikan berkembang biak. Bila dikawasanini dilakukan penangkapan, sudah dapat dipastikan selanjutnya tidak akan ada kelangsungan hidup ikan.kawasan nursery adalah daerah dimana ikan-ikan kecil tinggal untuk mencari makanan.begitu juga kawasan yang sudah over fishing, penangkapannya harus dikendalikan. Tentu saja akibatnya nelayan tidak akan dapat ikan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Waktu Waktu penangkapan biasanya ada hubungannya dengan waktu pemijahan. Ikan memijah secara alamiah biasanya terjadi dalam waktu tertentu dan bersamaan. Setelah menetas, ada jenis ikan yang sifatnya migrasi dan ada yang tidak.waktu pemijahan dapat diketahui dari hasil riset atau pengalaman empiris. Pada bulan-bulan tertentu yang sudah diketahui, nelayan tidak menangkap ikan yang akan memijah. Secara fisik ikan yang akan mijah kelihatan, apalagi kelas udang-udangan telornya kelihatan. Ukuran Ikan Ikan memiliki sifat pertumbuhan yang berbeda, ada yang dapat tumbuh besar, dan ada yang tidak dapat tumbuh besar. Contoh ikan cucut tumbuh secara alami bisa mencapai bobot ratusan kg, tetapi ikan teri walau hidup dalam rentang waktu yang sama dengan ikan cucut tetapi ukurannya tetap saja kecil. Ikan-ikan kecil yang secara alami akan menjadi besar tidak boleh ditangkap. Begitu pula ikan berukuran besar tidak boleh ditangkap manakala dalam perutnya ada telur.bila nelayan mendapat hasil tangkapan yang demikian seyogianya dilepas kembali.secara jangka pendek seolah nelayan merugi, tetapi jangka panjang itu merupakan investasi yang tidak ternilai. Alat Tangkap Penangkapan dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan sangat mudah dideteksi karena kasat mata, tetapi anehnya sulit dikendalikan. Cara penangkapan yang mestinya tidak dilakukan oleh nelayan diantaranya adalah ; menggunakan racun, menggunakan bom, mata jarring yang tidak selektif dan merusak ekosistem. Alat tangkap seperti itu tidak boleh digunakan. Jenis Ikan Pada pembahasan diatas disebutkan tanda-tanda over fishing, diantaranya jenis ikan tertentu sudah langka. Oleh karena itu jenis ikan yang langka ini bila tertangkap harus dilepas.pertanyaannya apakah nelayan mau melepasnya, sementara nelayan mengharapkan hasil tangkapan yang banyak agar bisa bertahan hidup. 12

5 Melakukan Pengawasan Kegiatan nelayan selain menangkap ikan hendaknya melakukan pengawasan terhadap yang sudah dilakukan dirinya atau nelayan lain. Hal ini dimaksudkan agar apa yang sudah dilakukannya sudah on the track atau belum. Ini tidak mudah karena pada umumnya sukubangsa di Indonesia memiliki falsafah ewuh pakewuh/tenggang rasa dan tidak mau mencampuri urusan orang lain selama yang bersangkutan tidak mengganggu dirinya. Pada kasus penangkapan ikan hal tersebut tidak berlaku, dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh metoda yang salah sangat panjang bahkan bisa permanen. Meningkatkan Daya Dukung Peran nelayan yang lain adalah dengan meningkatkan daya dukung, misalnya menanam mangrove dan transplantasi terumbu karang yang mati. Pada kondisi nelayan yang umumnya belum sejahtera tentu kegiatan tersebut tidaklah mudah, diperlukan semangat juang yang tinggi dan ikhlas.tumbuhan mangrove dan terumbu karang merupakan awal dari rantai makanan diperairan.makin lebat mangrove dan terumbu karangnya, makin banyak kehidupan organismenya. Mendukung Kebijakan Pemerintah Bila nelayan menghendaki hasil tangkapannya optimal dan lestari maka upaya yang sangat sederhana adalah dengan melaksanakan setiap kebijakan pemerintah.dalam hal ini tidak ada pemerintah manapun didunia ini termasuk di Negara dengan paham komunis yang mau membuat rakyatnya sengsara.oleh karena itu regulasi dalam bidang perikanan tangkap hendaknya dipatuhi dan dilaksanakanmn tanpa reserve oleh semua pemangku kepentingan KESIMPULAN DAN SARAN Dari uraian tersebut diatas dibuatlah kesimpulan dan saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan para nelayan bagaimana sebaiknya memanfaatkan sumberdaya ikan dengan prinsip lestari. Bila hal ini terwujud maka kegiatan perikanan tangkap menjadi profesi yang diandalkan dalam rangka membentuk masyarakat yang adil dan makmur. Kesimpulan a) Aktifitas penangkapan ikan dalam 5 (lima) tahun terakhir menunjukan trend pertumbuhan positif. b) Aktifitas penangkapan ikan dibeberapa wilayah (termasuk pantura Jawa) sudah menunjukan gejala over fishing. c) Dalam melaksanakan aktifitas menangkap ikan, nelayan masih menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. d) Dalam pelestarian sumberdaya ikan, peran nelayan masih terbatas. Saran a) Peran nelayan dalam pengelolaan sumberdaya ikan harus memperhatikan aspek lingkungan. b) Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya ikan hendaknya dilaksanakan oleh nelayan. c) Nelayan harus bisa mengawasi kegiatan dirinya/introspeksi maupun kegiatan nelayan lain menuju perikanan tangkap yang lestari. d) Nelayan jangan mau dimanfaatkan oleh oleh politikus demi kepentingan sesaat. 13