SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Transkripsi

1 SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh : MARLIN MALI NGARA NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 i

2 SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR MENGETAHUI Pembimbing I Pembimbing II Dra.IGA.Pt.Tuti. Indrawati, M. Hum Dra. A.A.Rai Laksmi, M.Hum NIP NIP ii

3 TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Penguji Utama Drs. I Nym. Diarta, M.Pd NIP: Penguji I Penguji II Dra.IGA.Pt.Tuti. Indrawati, M. Hum Dra. A.A.Rai Laksmi, M.Hum NIP NIP iii

4 PENGESAHAN DITERIMA OLEH UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDKIAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS UNIVERSITAS MAHASARASWATI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Hari : Tanggal : MENGESAHKAN Ketua Sekretaris Prof. Dr Wayan Maba Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum NIP NIP iv

5 KATA PERSEMBAHAN Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karya-nya yang luar biasa saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Oleh sebab itu skipsi ini kupersembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus, karena kasih, berkat dan anugerah-nya yang selalu menyertaiku sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik. 2. Kedua orang tuaku, Sairo Beili dan Lali Wudha (almarhumah) yang melahirkan dan yang selalu mendoakan sepanjang masa hidupku dalam meraih cita-cita. 3. Kepada nenekku, Tuwa Ringngu (almarhumah) yang mengasihi, menyayangi, dan mendoakanku dalam meraih cita-cita. 4. Suamiku, Danial Dubbu Baiya, yang selalu menyemangati, memotivasi, dan atas dukungannya baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik. 5. Kepada bibiku, Yublina Louru Dawa yang selalu mendukung, menyemangati dan mendoakanku dalam meraih cita-cita. 6. Pamanku, Ganna Wudji dan Seingu Bhaga (almarhum) yang selalu membantu dan mendidikku baik moril maupun materil dan selalu mendoakanku agar di masa depanku menjadi sukses. 7. Kedua tanteku, Tuwa Moto dan Lobba Moto yang membantu, mendukung, memotivasi, dan mendoakanku dalam meraih cita-cita. 8. Serta saudara-saudaraku, yang menyemangati dalam meraih cita-cita. v

6 MOTTO JANGAN PERNAH MERASA BODOH KARENA SATU KESALAHAN YANG PERNAH KAMU PERBUAT TETAPI JADIKANLAH KESALAHANMU ITU SEBAGAI TAMENG EMAS DALAM HIDUPMU UNTUK MERAIH KESUKSESAN vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Peningkatan Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Pada Siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014, tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mahasaraswati Denpasar. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi, pemikiran, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Drs. I Made Sukamerta M.Pd, selaku Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar, yang sudah banyak meluangkan waktu dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Dekan Prof. Dr. Wayan Maba, beserta staf FKIP UNMAS Denpasar, yang telah meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi hingga selesai. 3. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M. Hum, selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, yang sudah banyak meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi hingga selesai. 4. Ibu Dra. I.G.A Putu Tuti Indrawati, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing pertama, yang telah banyak meluangkan waktu dalam menuntun, vii

8 membimbing, dan mengarahkan selama penyusunan skripsi sampai selesai. 5. Ibu Dra. A. A. Rai Laksmi, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Kedua, yang telah membimbing saya sampai skripsi selesai. 6. Kedua orang tuaku yang selalu kucintai dan menyayangiku atas doa dan kerja keras mereka kuliah dan skripsi ini dapat selesai. 7. Suamiku makasih banyak atas dukungannya baik moril maupun materil dan doa yang tak terhenti-hentinya. 8. Teman-teman Peneliti Senete Wola dan Jemi Hidu Karanandu yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam penulisan skripsi ini. 9. Rekan-rekan mahasiswa yang dengan sukarela memberikan masukanmasukan dan informasi yang sangat berguna bagi penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam susunan skripsi ini. oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan kualitas dari penyusunan skripsi ini. Semoga apa yang penulis susun dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Denpasar, Agustus 2014 penulis viii

9 DAFTAR ISI Isi Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii TIM PENGUJI... iii PENGESAHAHAN PANITIA SKRIPSI... iv KATA PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GRAFIK... xiii ABSTRAK... xiv BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Ruang lingkup Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan umum Tujuan khusus Manfaat penelitian Manfaat teoritis Manfaat praktis Asumsi... 8 BAB II. LANDASAN TEORI Pengertian Puisi Bahasa Puisi Anatomi Puisi Unsur Intrinsik Unsur Ekstrinsik Hakikat Puisi Tujuan Pengajaran Puisi Langkah- Langkah Dalam Memahami Puisi Pengertian Memparafrase Puisi Teknik Memparafrase Puisi Pengajaran Pemahaman Puisi Melalui Parafrase Keunggulan dan Kelemahan Parafrase BAB III. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Subjek, Objek dan Tempat Penelitian Rancangan Penelitian Prosedur Penelitian ix

10 Isi Halaman Refleksi Awal Siklus I Observasi dan Evaluasi Refleksi Metode Pengumpulan Data Metode Tes Metode Observasi mengubah skor mentah menjadi skor standar Analisis Data BAB IV. HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Refleksi Awal Hasil Observasi Awal Hasil Tes Awal Analisis Data Hasil Tes Awal Hasil Refleksi Awal Deskripsi siklus I Observasi / Evaluasi Hasil Observasi Hasil Tes siklus I Analisis Data Hasil Siklus I Refleksi Siklus I Deskripsi Siklus II Perencanaan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Observasi / Evaluasi Hasil Observasi Hasil Tes Siklus II Analisis Data Hasil Siklus II Refleksi Siklus II Deskripsi Siklus III Perencanaan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Observasi / Evaluasi Hasil Observasi Hasil Tes Analisis Data Hasil Siklus III Refleksi Siklus III Rekapitulasi Hasil Pra Siklus, Siklus I, II, dan III Pembahasan x

11 Isi Halaman BAB V. PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Skenario Pembelajaran yang Digunakan dalam Penelitian Siklus Kriteria Penilaian Pedoman Konversi Norma Absolut Skala Sebelas Hasil Tes Awal Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam memahami Puisi melalui teknik parafrase Analisis Tes Awal Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/ Hasil Tes siklus I kemampuan memahami Puisi melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/ Analisis Siklus 1 Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dalam siklus II Hasil Tes Siklus II Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 memahami Puisi melalui teknik Parafrase Analisis siklus II memahami puisi melalui teknik paraphrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/ Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dalam siklus III Hasil Tes Siklus III Peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/ Analisis Siklus III memahami puisi melalui teknik paraphrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/ Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Memahami puisi melalui teknik parafrase pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/ xii

13 DAFTAR GRAFIK Grafik Halaman 1. Peningkatan Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Pada Siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/ xiii

14 ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VIIl-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELA JARAN 2013/2014 Nama : Marlin Mali Ngara NMP : Tebal : xv, 76 halaman Tahun : 2014 Dalam memahami karya sastra khusus puisi dapat dilakukan dengan teknik parafrase. Teknik parafrase adalah suatu kegiatan mengubah bentuk puisi kedalam bentuk prosa dengan kata-kata sendiri. Tes diikuti oleh 48 orang siswa di SMP Negeri 10 Denpasar. Kriteria yang ditetapkan yaitu siswa dikatakan berhasil, jika nilai rata-rata kelas mencapai 70 ke atas pada tingkat penguasaan materi memparafrase puisi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini yaitu (1) apakah dengan teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar dan (2) bagaimanakah langkah-langkah parafrase yang tepat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami puisi? Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah (1) meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. (2) menerapkan langkahlangkah parafrase yang tepat dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata, bahwa teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami puisi siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar 2013/2014. Adapun manfaat yang diambil dari penelitian ini yaitu (1) manfaat teoritis, bagi dunia pendidikan digunakan sebagai sumber informasi dalam memperbaiki dan mengembangkan pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. (2) manfaat praktis, sangat bermanfaat bagi guru,siswa dan sekolah. Teori yang mendukung tersusunnya skripsi ini adalah sebagai berikut : (1) pengertian puisi, (2) bahasa puisi, (3) antonomi puisi, (4) tujuan pengajaran puisi, (5) langkah-langkah dalam memahami puisi, (6) pengertian memparafrase puisi, (7) teknik parafrase puisi, (8) pengajaran pemahaman puisi melalui parafrase, dan (9) keunggulan dan kelemahan parafrase. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus, sedangkan rancangan penelitian ini meliputi empat komponen yaitu : (1) perencanaan, (2) tindakan, (pengamatan dan penilaian, dan (4) refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam memahami puisi melalui teknik parafrase adalah : (1) metode observasi, dan (2) metode tes. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar yang berjumlah 48 orang siswa. Hasil tes yang diperoleh dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 mengalami peningkatan dari hasil tes awal, siklus I, siklus II, dan xiv

15 siklus III. Pada tes awal dengan rata-rata 4,7, pada siklus I meningkat menjadi 5,79, pada siklus II meningkat menjadi 6,87 dan siklus III mengalami peningkatan sebesar 8, Ini berarti aktivitas siswa dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase sudah mencapai kategori baik dan sudah memenuhi SKBM yang diharapkan yaitu 7,0. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka guru diharapkan agar dapat merancang program pengajaran sesuai dengan model pembelajaran yang terbaru agar ada ketertarikan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru juga perlu megupayakan siswa agar meningkatkan prestasinya. Guru juga perlu memotivasi siswa agar gemar membaca, karena dengan banyak membaca dapat menambah pengetahuan serta memperluas wawasan berpikirnya. Kata Kunci : Puisi, Teknik Parafrase. xv

16 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibicarakan: (1) latar bekalang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian, dan (6) asumsi Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu wadah penuangan ide-ide dari pengarang yang terdapat berbagai jenis kritik, saran, nasihat, pengetahuan yang berharga dari pengarang itu sendiri. Kegiatan membaca dan mengapresiasikan karya sastra merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia karena itu dengan membaca karya sastra pembaca mendapatkan nilai seni, pelajaran tentang kehidupan, dan cara berpikir yang lebih sempurna. Untuk memperkenalkan lebih jauh karya sastra pada generasi muda, berbagai usaha dilakukan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa agar masyarakat lebih mudah memahami bahasa karya sastra. Seperti diketahui bentuk karya sastra ada 3 macam yaitu prosa, puisi dan drama. Pengajaran sastra dalam dunia pendidikan dimasukkan ke dalam pelajaran bahasa. Sastra merupakan bagian dari kesenian yang memiliki unsur keindahan atau estetis yang diwujudkan dengan media bahasa. Pembinaan dan pengembangan pengajaran sastra Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pengajaran sastra diharapkan mampu menyembatani kalangan siswa atau individu yang memiliki ketertarikan terhadap karya sastra serta mampu menjadi sarana dan prasarana yang efektif dan efisien dalam 1

17 membina murid dengan tujuan (1) memiliki kecakapan memahami, menghayati karya sastra Indonesia, (2) memiliki kepekaan emosional, imajinasi dan estetis yang diwujudkan dalam karya sastra, (3) memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memahami isi karya sastra dalam hal ini puisi, dan (4) berusaha memperhatikan dan mengembangkan serta memelihara rasa bangga terhadap warisan sastra Indonesia sebagai salah satu karya kreatif budaya nasional (Budiasa, 2011:2) Manfaat karya sastra, khususnya puisi sebagai salah satu karya seni yang dapat memberikan nuansa yang indah dan santai, membangkitkan daya kreasi dan memberikan keindahan estetis yang digambarkan melalui penciptanya dengan segala unsur budaya. Di samping itu, sastra merupakan sarana untuk memanusiakan diri dan lingkungan guna melahirkan kreatifitas dan percaya diri dalam membentuk kepribadian (Suyitno, 1985:1). Di samping karya sastra mengandung suatu yang amat berguna bagi manusia, dapat juga memberikan kesantaian dan memberikan keindahan estetis, Semua karya sastra pada umumnya dan puisi pada khususnya memiliki struktur di dalam karya sastra. Sastra adalah suatu peristiwa seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya, diciptakan pengarang sebagai kegiatan estetis dan dipersembahkan kepada masyarakat untuk dinikmati, karena isinya mengungkapkan kehidupan yang menyeluruh secara lahir batin (Aftarudin, 1984:23). Dewasa ini kesusastraan diartikan orang ciptaan manusia dengan bahasa yang baik atau indah. Kesusastraan itu dapat juga dikatakan ciptaan yang sanggup mengemukakan rasa haru dan halus pada pembaca dan pendengar. Rasa itu 2

18 mencakup rasa bagus, sayang, benci, rindu, dan seterusnya yang timbul dalam hati si pendengar atau pembaca. Sastra telah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang memanfaatkannya sebagai pengalaman hidupnya atau dari aspek penciptanya. Dalam karya sastra dituliskan keadaan dan kehidupan suatu masyarakat, peristiwa-peristiwa, ide dan gagasan serta nilai yang dimanfaatkan pencipta lewat tokoh-tokoh serta cara pengarangnya melukiskan karangannya dalam karya itu tidak sama, ada yang berkelompok-kelompok dengan bahasa yang jelas, tetapi ada yang terdiri atas lirik yang sambung menyambung. Telah kita ketahui bersama bahwa salah satu dari karya sastra Indonesia adalah puisi. Puisi merupakan kreasi indah. Tiap-tiap penyair mempunyai cara tersendiri dalam menuangkan ide-idenya kedalam sebuah puisi, sehingga dapat melahirkan kehidupan dengan jelas bagi pembaca yang menikmatinya. Pendapat lain mengatakan, bahwa puisi merupakan penghayatan kehidupan manusia totalis yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala kepribadiannya, perasaan, kemauannya dan lain-lain (Jassin, 1977:54). Banyak nilai tersimpan dalam puisi dan hanya dapat dipahami oleh pembaca yang bersungguh-sungguh menghayati dan mencermati sastra. Untuk dapat menikmati dan memahami isi sebuah puisi yang akan dibaca bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah karena pembicara harus dapat memahami bahan yang digunakan penyair. Bahasa yang digunakan dalam puisi bukanlah bahasa yang digunakan secara umum sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat, melainkan bahasa yang singkat, padat dan kaya akan makna. 3

19 Biasanya pembaca dalam menikmati puisi cenderung hanya mencari arti yang terkandung di dalamnya. Hal ini karena keterkaitan erat dengan sifat yang ada dalam puisi, yang antara lain makna ganda (Ambiguity), mengekspresikan sesuatu secara tidak langsung banyak menggunakan kata kias.berangkat dari kenyataan, bahwa memahami puisi (juga jenis karya sastra yang lain) tidak selalu mudah maka perlu dipelajari metode yang dapat membantu untuk memahami karya sastra, khususnya puisi. Bahasa Indonesia merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas bahkan perguruan tingggi. Hal yang penting yang harus diperhatikan adalah cara seorang guru merancang suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat secara aktif mengkomunikasikan gagasan-gagasan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Namun, kenyataannya pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya di sekolah selama ini lebih menekankan belajar membaca puisi yang mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa hanya bersifat hafalan. Parafrase adalah perubahan bentuk puisi menjadi bentuk prosa yang terdiri atas sebuah atau lebih paragraf, dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan menggunakan teknik prafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi dan lebih mempertajam daya pikir kreatifitas siswa itu sendiri (Antara,1985:11) Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas tersebut diperoleh hasil yang diidentifikasi penentuan identitas sebagai faktor penyebab rendahnya prestasi bahasa Indonesia, khususnya puisi yaitu (1) sistem pembelajaran kurang memperhatikan pengetahuan 4

20 awal siswa. Berdasarkan observasi dalam pembelajaran, guru langsung menuju pada inti topik yang akan dibahas, tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada siswa batas pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini terjadi karena sering tidak disadari bahwa siswa telah membuat pemahaman sendiri terhadap materi dalam hal ini puisi, sebelum materi dikaji, (2) pembelajaran masih terpusat pada guru, hal ini disebabkan siswa tidak siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga mengakibatkan guru cenderung mengambil metode ceramah untuk menjelaskan kepada siswa. Ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran disebabkan tidak adanya keinginan dari siswa untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas, (3) motivasi belajar siswa rendah sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa hanya menerima yang diberikan oleh guru, sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh siswa hanya sebatas pada yang di berikan oleh gurunya, dan (4) 80% siswa di kelas tersebut menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah pelajaran yang gampang, membosankan, dan tidak menarik. Selain itu, sebagian besar siswa menganggap bahwa pelajaran bahasa Indonesia sudah tumbuh secara alami dalam diri mereka. Dalam hal ini, sangat penting bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, yaitu cara guru dapat merancang suatu pelajaran sehingga memberikan tanggapan, bahwa belajar bahasa Indonesia adalah mudah dan menyenangkan. Sesuai dengan pernyataan di atas, maka untuk meningkatkan pemahaman terhadap puisi pada siswa dapat dilakukan dengan teknik parafrase. Teknik parafrasa ini dilakukan dengan cara mengubah suatu puisi menjadi bentuk prosa yang terdiri atas sebuah atau lebih paragraf sebagai pengganti bait-baitnya, 5

21 menggunakan kata-kata yang lugas sebagai pengganti. kata-kata yang bermakna penanda pertalian (Antara, 1985:1 1). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian mengenai peningkatan kemampuan memahami puisi dengan teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/ Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar 2013/2014? Bagaimanakah langkah-langkah parafrase yang tepat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami puisi? 1.3. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah : Meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/ Menerapkan langkah-langkah parafrase yang tepat dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permasalahan diatas, maka dalam penelitian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu: 6

22 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan belajar siswa SMP, khususnya, dan masyarakat umumnya untuk ikut berperan serta memberikan sumbangan pikiran dan kritik mengenai perlu atau tidaknya mengadakan pembinaan yang lebih intensif terhadap apresiasi karya sastra, khususnya dalam dunia pengajaran yang menyangkut masalah memahami puisi Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata, bahwa teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami puisi siswa VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar 2013/ Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan menambah wawasan kepada siswa, guru bahasa Indonesia kelas VIII-1 dan juga sekolah dalam memberikan pelajaran-pelajaran yang di nilai sulit di pahami oleh siswa dalam menerima pelajaran khususnya tentang memahami puisi melalui teknik parafrase Manfaat Praktis 1. Manfaat bagi sekolah 7

23 Dari hasil penelitian ini, di harapkan dapat memberikan sumbangan yang baik dan bermanfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan pada proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Manfaat bagi guru Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam mencari dan menemukan strategi pembelajaran yang menarik dan efektif. 3. Manfaat bagi siswa Penelitian ini di harapkan dapat mengetahui tolak ukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Dalam penelitian ini secara tidak langsung siswa akan menemukan kekurangan atau hambatan yang dimiliki. 4. Manfaat bagi peneliti Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi pedoman untuk mengkaji permasalahan dalam melaksanakan program pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrasa, sehingga pada pembelajaran ini siswa menjadi lebih antusias dan menjadi pembelajaran yang menarik serta di minati oleh siswa. 1.6 Asumsi Asumsi adalah anggapan dasar tentang masalah yang sudah mengandung kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Asumsi itu merupakan faktor-faktor yang bersifat konstan (Aminuddin, 1987:82). Sehubungan dengan hal di atas, ada beberapa asumsi yang diajukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 8

24 1. Seluruh siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar telah dibina dalam mengapresiasikan karya sastra khususnya puisi oleh guru-guru mereka secara aktif 2. Siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar mempunyai kemampuan membaca puisi. 3. Semua guru yang mengajar bahasa Indonesia sudah memiliki kewenangan untuk mengajar. 4. Situasi dan kondisi serta faktor ekonomi yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dianggap sama. 5. Sarana dan prasarana fasilitas di SMP Negeri 10 Denpasar. 9

25 BAB II LANDASAN TEORI Pada umumnya setiap penelitian memerlukan teori yang akan dipakai sebagai landasan dalam hal ini teori merupakan sesuatu yang sangat mendasar. Di samping itu, teori pada hakikatnya adalah penunjang sebuah penelitian. Adapun teori yang digunakan sebagai penjelas wawasan.dan kerangka berfikir yang mengarah seluruh penelitian ini, berkenaan dengan beberapa hal yaitu (1) pengertian puisi, (2) bahasa puisi, (3) anatomi puisi, (4) tujuan pengajaran puisi, (5) langkah-langkah dalam memahami puisi, (6) pengertian memparafrasa puisi, (7) teknik memparafrasa puisi, (8) pengajaran pemahaman puisi melalui parafrase, dan (9) keunggulan dan kelemahan parafrase. Berikut akan diuraikan lebih rinci di bawah ini. 2.1 Pengertian Puisi Puisi memiliki makna yang luas, beragam dan tidak dapat dipungkiri. Sejauh ini belum ada pengertian puisi yang berlaku secara universal, tidak ada seorang yang bisa memberikan jawaban yang tepat dan lengkap tentang pengertian dari puisi itu sendiri. Ciri khas dari puisi adalah pengucapan ide dengan bahasa yang padat dan hal ini yang membedakan puisi dan prosa sehingga dapat dikatakan bahwa puisi adalah perasaan dan pikiran dalam bentuk percakapan dengan bahasa yang padat. Sehubungan dengan hal tersebut berikut akan dikemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian puisi. Puisi itu karangan yang terikat, terikat oleh baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, rima dan irama 10

26 (Wirjosoedarmo, 1984:51). Pendapat lain juga mengatakan puisi adalah pernyataan dari kualitas kehidupan manusia (Aftarudin, 1984:19). Puisi juga merupakan sintetis dari berbagai peristiwa bahasa yang telah tersaring semurni-murninya dan berbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya tersusun dengan sistem korespondensi dalam salah satu bentuk (Antara, 1986:79). Puisi merupakan ekspresi yang konkrit dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama (Tarigan, 1984:7). Sesungguhnya perkataan puisi berasal dari bahasa Yunani pioetes yang mulamula artinya pembangun, pembuat, pembentuk. Dikatakan juga bahwa kata puisi poleo atau polo artinya membangun, membuat, menimbulkan, menyair (Mulyana dalam Situmorang, 1980:1 ). Puisi adalah karangan yang ditulis berbaitbait, bersajak dan berirama dengan kata lain yang dinamakan puisi ialah karangan terikat ( Surana dkk, 1986:17 ). Puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias ( Waluyo, 1987:1 ). Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh aturan-aturan tertentu dan disusun atas dasar ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. 2.2 Bahasa Puisi Puisi merupakan salah satu kajian sastra, sebagai karya sastra maka puisi menggunakan bahasa sebagai medianya. Bahasa yang digunakan dalam puisi bukanlah bahasa yang digunakan secara umum sebagai alat komunikasi antara 11

27 anggota masyarakat, akan tetapi bahasa yang digunakan puisi yaitu bahasa yang singkat, padat dan kaya akan makna (Tarigan, 1987 : 7). Bahasa puisi bersifat khas, berbeda dengan bahasa prosa. Dalam puisi, penyair kadang menggunakan bahasa yang lain dari bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Penggunaan bahasa seseorang merupakan penerapan sistem bahasa yang ada dan penggunaan bahasa penyair sekaligus penerapan konvensi puisi yang ada (Pradopo, 1998: 27). Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat dikatakan puisi mempunyai sifatsifat yang khas sehingga berbeda dengan bentuk karya sastra. Di dalam puisi sesuatu itu dinyatakan lebih indah, lebih gagah dan lebih agung sehingga tidak mustahil jika puisi semakin populer. Unsur kata-kata yang singkat dan padat serta perpaduan bunyi yang harmonis merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan sebuah puisi. 2.3 Anatomi Puisi Unsur yang ikut membangun puisi yaitu (1) unsur intrinsik dan (2) unsur ekstrinsik (Antara, 1985). Kedua unsur pembangun puisi tersebut terdiri atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut Unsur Intrinsik Unsur intrinsik ialah pemahaman unsur-unsur yang membangun puisi dari dalam. Unsur-unsur intrinsik tersebut meliputi (1) bunyi persajakan, (2) kosa kata, (3) kata kias dan kata lugas, (4) imaji, (5) suasana, (6) amanat, (7) makna, dan (8) teknik penyajian tulisan (Antara, 1985:20). 12

28 1. Bunyi Persajakan (Rima) Unsur bunyi sangat menentukan suasana sebuah puisi, walaupun bunyi - bunyi itu bukan merupakan persajakan (Rima) sedangkan pemakaian rima, seperti aliterasi, asonansi, atau rima baris atau larik juga sangat menghidupkan nada dan suasana puisi itu. Oleh karena itulah, pemakaian unsur bunyi (konsonan atau vokal) dan rima sangat menunjang nada dan kemanisan sebuah puisi, baik kemanisan rima maupun kemanisan ritma. Contoh : Aku ini binatang jalang (Aku). 2. Kosa Kata (Diksi) Pemakaian dan pemilihan sebuah atau beberapa kata menentukan keberhasilan, pemantapan karya puisi itu. Penyair dalam menyusun karya sastra puisi, umumnya sangat teliti dalam memilih kata-kata yang digunakan (Waluyo, 1991:72). Perbendaharaan kata atau kosa kata penyair ikut menentukan warna puisinya. Pemakaian kosakata ini sangat menentukan dalam menyusun karya sastra puisi, sehingga karena pemakaiannya ini lahirlah ragam puisi. Bertitik tolak dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pemakaian kosakata dalam menyusun karya sastra puisi akan dapat memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia, pembaca dan pengarang puisi itu sendiri. 3. Kata Kias dan Kata Lugas Pemakaian kata kias (figura bahasa) membantu penyair untuk mengungkapkan suatu ide atau konsep yang singkat, karena pemakaian gaya bahasa merupakan sesuatu yang sangat kompleks (Antara, 1985:19). 13

29 Pemakaian kata-kata yang bermakna lugas menunjukkan kepolosan, kewajaran, dan bahkan pemakaian bahasa keseharian sudah mewarnai puisi Indonesia sekarang ini. 4. Imaji Lewat proses kreatif penciptaan puisi, seharusnya penyair ingin pengalaman batinnya dapat ditangkap dan dihayati oleh pembaca. Untuk maksud itu penyair menggunakan daya pengimajinasiannya. Jadi, imaji adalah gambaran angan (abstrak) yang dihadirkan menjadi sesuatu yang kongkret dalam tatanan kata-kata puisi (Pradopo, 1998:81). Dalam puisi imajinasi dapat dibedakan menjadi lima bagian sesuai dengan kemampuan indra seperti imajinasi pandang lihat (visual), imajinasi dengar atau suara (auditif), imajinasi rasa, imajinasi raba atau sentuh (taktil), imajinasi bau atau cium (Pradopo, 1998:82). Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan imajinasi merupakan pembayangan yang timbul sebagai akibat dari membaca atau mendengar sebuah puisi. Imaji terkait dengan istilah pencitraan yaitu tanggapan indera manusia terhadap hal-hal seperti sinar, suara, benda, bau dan rasa. Keadaan perasaan pembaca ketika mendengar hasil pengungkap melalui nada, lingkungan dan makna yang tersirat itulah yang dinyatakan dengan situasi Suasana akan lebih terasa jika dinyatakan pula dengan pemakaian kata kias, lugas, rima dan ritma karena mengkongkretkan suasana yang digambarkan oleh si penyair (Antara, 1985:21). 14

30 Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan, bahwa suasana merupakan gambaran atau keadaan yang lahir dari perasaan seseorang ketika menikmati karya puisi yang digambarkan oleh penyair. 5. Suasana Keadaan perasaan pembaca ketika mendengar hasil pengungkap melalui nada lingkungan dan makna yang tersirat itulah yang dinyatakan dengan situasi. Suasana akan lebih terasa bila dinyatakan pula dengan pemakaian kata kias, lugas, rima dan ritma karena mengkomplitkan suasana yang digambarkan oleh penyair (Antara, 1985:21). 6. Amanat (Pesan Penyair) Puisi mengandung sebuah amanat si penyair. Dalam hal ini ada penyair yang secara sederhana menggambarkan idenya tetapi ada pula yang agak tersembunyi sehingga memerlukan pengkajian dan penganalisaan khusus dan tepat. Oleh karena itu, ada puisi yang amanatnya tidak sampai kepada peminatnya karena pembahasan dan penalarannya kurang tepat. Amanat adalah sebuah pesan (yang mengandung pemecahan masalah persoalan) yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Untuk dapat menyimak pesan-pesan penyair di dalam puisinya maka pembaca mestilah dapat menangkap dan memahami makna lugas dan makna utuh. Amanat itu tersirat dalam kata-kata yang tersusun di balik tema yang diungkapkan. Amanat akan dapat diinterpretasikan setelah pembaca memahami tema dan nada sebuah puisi (Waluyo, 1987: ). Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh penyair secara sederhana tentang ide-idenya agak 15

31 tersembunyi sehingga memerlukan pengkajian dan penganalisisan khusus dan tepat ( Antara, 1985:21 ). Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa makna utuh dapat ditemukan dengan bantuan makna lugas, menafsirkan atau mengasosiasikan ungkapan (kata-kata lambang idiom atau kiasan) serta menyimak nada dan suasana puisi. Dengan memahami makna lugas dan makna utuh, pembaca akan dapat menangkap pesan yang disampaikan penyair di dalam puisinya. 7. Makna (Tema) Sebagai sastra fiksi, puisi memiliki tema dan amanat. Tema merupakan ide pokok yang menjiwai keseluruhan isi puisi yang mencerminkan persoalan kehidupan manusia, alam sekitar dan dunia metafisis, yang diangkat penyair dari objek seninya. Di dalam isi puisi yang disajikan penyair dalam teks puisinya tersirat ataupun tersurat pesan, ide atau gagasan yang ingin dikomunikasikan penyair pada pembaca. Makna yang tersirat dari sebuah puisi ada dua macam yaitu makna kias (makna konotatif) dan makna keseluruhan (makna utuh). Dalam sebuah puisi yang paling penting ialah makna utuh apa yang dimaksudkan oleh keseluruhan puisi itu (Antara, 1985:22). Hal ini didasarkan atas prinsip bahwa sebuah puisi itu mengandung keseluruhan yang bulat (an unified whole). Tema ini merupakan sumber dari gagasan Teknik pokok (utama) puisi. 8. Penyajian Tulisan Setiap penyair mempunyai watak, selera, konsep, perilaku yang saling berbeda satu dengan penyair lainnya. Oleh karena itulah, teknik penyajian 16

32 tulisan puisi pun beragam pula.teknik penulisan sebuah puisi akan selalu menggunakan baris (larik), frase, kalimat, kuplet, atau bait, selain bentuk keseluruhan perwajahan puisi itu. Teknik penyajian sebuah puisi dapat dibedakan atas dua macam, yakni yang mengatur bentuk penulisan puisi dalam satu bait secara terarah dan yang bebas memotong kalimat atau frase dalam suatu larik-larik tertentu untuk satu kuplet atau satu bait puisi (Antara, 1985:23) Unsur Ekstrinsik Unsur-unsur esktrinsik ialah unsur-unsur luar yang ikut membangun sebuah puisi (Antara, 1985:24). Objek pembicaraan ekstrinsik ialah hal-hal yang berhubungan dengan karya puisi tersebut. Sebuah puisi adalah sebuah struktur yang terdiri atas unsur-unsur pembangun. Sebagai sebuah struktur, puisi dibangun oleh dua unsur pokok yaitu struktur fisik dan struktur batin puisi. Yang dapat dilihat melalui bahasanya yang tampak disebut struktur fisik puisi, sedangkan makna yang terkandung di dalam puisi disebut struktur batin puisi (Waluyo, 1987:26-27) Hakikat Puisi Ada dua unsur pokok dalam puisi yaitu hakikat puisi dan metode puisi. Adapun hakikat puisi itu terdiri atas unsur-unsur berikut: 1. Tema (sense) Tema ialah makna yang dikandung oleh subject matter (pokok persoalan) dalam puisi. 2. Rasa (Feeling) 17

33 Rasa ialah sikap penyair terhadap subject matter yang terdapat dalam puisi (Situmorang, 1980:13). 3. Nada (Tone) Nada dalam dunia perpuisian adalah sikap sang penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya (Tarigan, 1984: 18). 4. Tujuan (Intention) Tujuan dalam puisi ialah tujuan yang akan dikemukakan oleh penyair dalam karyanya. Adapun metode puisi terdiri atas bagian-bagian berikut ini: 1) Diksi (diction) Diksi berarti pilihan kata yang biasanya digunakan oleh penyair dengan secermat dan seteliti mungkin (Situmorang, 1980 : 10). 2) Imaji (Imagery) Imaji adalah kejelasan daya lukis atau penggambaran penyair mengenai suasana, watak dan perilaku berdasarkan penggunaan kata-kata yang konkret. 3) Kata-kata nyata Kata-kata nyata adalah kata-kata yang dilihat secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama menurut situasi dan kondisi pemakaiannya (Situmorang, 1980:21). 4) Majas Majas merupakan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katanya atau rangkaian katanya digunakan dengan tujuan mencapai efek tertentu (Abdul dan Muliastuti, 1997/1998 : 61). 18

34 5) Ritme dan rima Ritme yaitu totalitas dari tinggi rendahnya suara, panjang pendeknya cepat lambat suara waktu membaca puisi (Situmorang, 1980 : 220). Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan, bahwa unsur-unsur puisi yaitu hakikat dan metode puisi merupakan dua aspek yang membentuk satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain dalam membangun sebuah puisi. 2.4 Tujuan Pengajaran Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra, pada dasarnya tujuan pengajaran puisi tidak terlepas dari tujuan pokok pengajaran sastra itu sendiri. Sesuai dengan hakikat ada dua tujuan pokok yang harus diusahakan dapat dicapai dengan pengajaran sastra yaitu dihasilkan subjek didik yang memiliki apresiasi dan pengetahuan sastra yang memadai. Secara umum pengajaran sastra bertujuan agar siswa mampu menikmati, memahami, memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Ini berarti pengajaran sastra itu tidak hanya memberi aspek teori dan praktek, tetapi mempunyai nilai yang lebih penting yaitu pembentukan watak dan sikap, di samping mempunyai unsur-unsur kesenangan dan kenikmatan yang bersifat artistik (Pradopo, 1997 : 122). Jadi pengajaran sastra mempunyai tujuan membina apresiasi puisi dan mengembangkan kearifan untuk menangkap isyarat-isyarat kehidupan yang tercermin dalam karya sastra puisi (Antara, 1985 :12). Pengajaran puisi mencakup empat manfaat yaitu: 19

35 1. Menunjang keterampilan siswa tentang hal bahasa; 2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang hal budaya bangsa; 3. Mengembangkan rasa percaya diri siswa secara tanggap; dan 4. Membentuk watak siswa. Dari tujuan di atas dapat disimpulkan, bahwa tujuan pengajaran puisi adalah untuk meningkatkan daya apresiasi siswa terhadap suatu karya sastra. Oleh karena itu, pengajaran sastra berobjek puisi diusahakan dapat memberikan kepuasan sastra kepada para siswa untuk mampu mengapresiasi puisi. 2.5 Langkah-langkah dalam Memahami Puisi Dalam memahami karya sastra, haruslah mengacu ke berbagai hal yang erat hubungannya dengan karya sastra itu. Dalam pemahaman puisi ini, hal yang dipandang erat hubungannya dengan puisi-puisi itu adalah penyair dan kenyataan sejarah (Waluyo, 1987 : 145). Dalam pemahaman puisi, selain memperhatikan faktor genetik dari puisi yaitu pengarang dan kenyataan sejarah, juga perlu diketahui adalah tentang puisi sebagai suatu totalitas atau sebagai sebuah struktur. Di mana puisi itu dibangun oleh struktur fisik (metode pengucapan makna) dan struktur batin (makna puisi), yang tidak kalah pentingnya adalah tentang macam-macam puisi. Langkah-langkah memahami puisi dapat melalui tahap-tahap berikut: 1. Struktur karya sastra Pada tahap pertama yang dilakukan adalah pemahaman struktur puisi secara umum. Apakah puisi itu sebagai puisi lama, baru, angkatan 45, ataukah puisi kontemporer. Apakah bentuk puisi itu konvensional ataukah 20

36 nonkonvensional. Apakah pesan setiap baitnya, apa temanya (Pradopo, 1998 : 218). Dari penjabaran di atas dapat dikatakakn bahwa untuk dapat memahami puisi melalui tahap struktur karya sastra terlebih dahulu diusahakan untuk memahami bait-bait dan larik-larik yang terdapat dalam puisi serta memahami secara global tema apakah yang dikemukan oleh penyair. 2. Penyair dan kenyataan sejarah Untuk melengkapi pemahaman secara global puisi yang ditelaah, maka perlu juga dijelaskan beberapa hal antara lain siapa penyairnya itu berkarya, kata-kata dan ungkapan-ungkapan khusus yang berhubungan dengan penyair, aliran filsafat dan zaman saat puisi itu diciptakan. Dengan kelengkapan informasi-informasi tersebut, maka pemahaman terhadap puisi, penyairan sejarah penciptaan puisi itu lebih jelas (Pradopo, 1997 : 219). Dengan dilengkapi data tentang penyair dan kenyataan sejarah itu, totalitas puisi akan lebih mudah diinterpretasikan. 3. Telaah unsur-unsur Penelaahan terhadap unsur-unsur puisi, mencakup struktur fisik dan juga struktur batinnya. Struktur fisik dan struktur batin dalam puisi merupakan suatu kepaduan dan mendukung totalitas puisi. Kedua unsur tersebut harus ditelaah secara keseluruhan. Penelaahan tersebut juga untuk mengetahui bagaimana struktur fisik digunakan untuk mengungkapkan struktur batin dan bagaimana struktur batin diungkapkan (Pradopo, 1997:219). Di atas sudah diuraikan bahwa kedua unsur dalam puisi, yakni struktur fisik dan struktur batin merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan 21

37 keberadaannya. Pemahaman terhadap satu unsur akan berpengaruh terhadap pemahaman unsur lainnya. Adanya jalinan antara struktur fisik dan struktur batin yang begitu kuat menyebabkan perlunya pembaca memahami kedua struktur ini secara bersama-sama. Hal itulah yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan pengajaran. 4. Sintesis dan Interpretasi Setelah menelaah secara mendalam struktur puisi hingga ke unsurunsurnya, tahapan selanjutnya adalah upaya menyimpulkan atau sintesis. Sintesis tersebut berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan (1) apakah amanat (pesan) yang hendak disampaikan oleh penyair; (2) mengapa penyair menggunakan bahasa yang demikian, hal ini berhubungan dengan perasaan dan nada yang disampaikan; (3) apakah arti karya tersebut bagi kita (pembaca); (4) bagaimana sikap pembaca terhadap apa yang dikemukakan penyair dan (5) bagaimana penyair menciptakan puisi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disesuaikan kepentingan pelaksanaan pengajaran (Pradopo, 1997: 220). Dari hal-hal yang telah dijabarkan di atas, dapat dilihat bahwa memahami puisi haruslah mengacu pada sesuatu yang erat hubungannya dengan puisi sendiri. 2.6 Pengertian Memparafrase Puisi Dalam pelajaran puisi di sekolah, pada taraf pemahaman dapat ditempuh dengan jalan menjawab pertanyaan pemahaman yang diberikan oleh guru atau dengan menceritakan sendiri puisi dengan kata-kata sendiri (parafrase). 22

38 Kata parafrase berasal dari bahasa Inggris "paraphrase", yang berarti uraian dengan kata-kata sendiri. Dengan demikian parafrase merupakan strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta sastra (baca : puisi) dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang berbeda dengan kata-kata dan kalimat yang digunakan pengarangnya (Aminuddin, 1987:30). Parafrase adalah perubahan bentuk puisi menjadi bentuk prosa yang terdiri atas sebuah atau lebih paragraf sebagai pengganti bait-baitnya menggunakan katakata bermakna lugas sebagai pengganti makna bermakna puitis pada puisi semula dan menggunakan kata penanda pertalian (Antara, 1985 : 11). Parafrase adalah menceritakan kembali suatu karya suatu puisi dengan katakata sendiri, hampir tidak mungkinlah kiranya menceritakan isi (maksud) sebuah sajak tanpa mengurangi atau menambah disana-sini. Jadi paragraf itu selalu diikuti dengan penafsiran; sehingga kita tepat mengatakan maksud sajak itu dengan bahasa kita sendiri dalam bentuk bahasa yang lebih sederhana, bebas dan prosais (B.P Situmorang 1980:34). Manfaat sebuah puisi haruslah didahului dengan pembacaan puisi itu secara keseluruhan hingga menimbulkan kesan yang bulat atau utuh terhadap pembacanya. Penggunaan metode ini di maksudkan untuk menyederhanakan katakata puisi yang dapat sublimatif kedalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Bertitik tolak dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian memparafrase adalah suatu kegiatan mengubah puisi kedalam bentuk prosa atau frase-frase dengan menambahkan atau menafsirkan makna puisi 23

39 tersebut dengan kata-kata sendiri. Adapun langkah-langkah parafrase yang tepat adalah sebagai berikut: 2.7 Teknik Memparafrase Puisi Dalam memahami makna puisi kesulitannya sering berasal dari bahasanya, maka salah satu langkah yang membantu untuk memahami makna suatu puisi adalah dengan mencoba memparafrase terlebih dahulu puisi tersebut kedalam bahasa sehari-hari. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memparafrase puisi di antaranya sebagai berikut: 1. Dengan menambahkan imbuhan, banyak kata-kata dalam puisi yang kadang-kadang tidak lengkap sebagai kata berimbuhan. Padahal seharusnya kata tersebut berimbuhan, oleh karena itu untuk memudahkan memahami perlu ditambahkan imbuhan tertentu yang sesuai dengan konteks. 2. Dengan menyisipkan kata-kata tertentu pada kalimat yang kata-katanya dilepaskan. 3. Dengan mengubah susunan atau pola kalimatnya ke pola umum. 4. Dengan mengganti tafsiran kalimat-kalimat yang sulit dimengerti. 5. Dengan mengganti atau menjelaskan kata-kata ganjil yang sulit dipahami maknanya dengan sinonim dari kata-kata tersebut (Budiasa, 2009:22) Menurut Antara (1985:12) teknik memparafrase puisi menjadi bentuk prosa juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 24

40 1. Teknik keseluruhan puisi (global) Pada teknik global ini perubahan bentuk prosa yang dibentuk dari parafrase puisi didasarkan pada keseluruhan yang membentuk puisi itu. Makna yang tercermin itu dituangkan ke dalam bentuk prosa yang tercermin dalam paragraf demi paragraf. 2. Teknik bait demi bait Pada teknik ini perubahan bentuk prosa sebagai hasil parafrase puisi didasarkan pada susunan bait dari beberapa bait yang menyusun puisi itu. 3. Teknik kalimat Pada teknik kalimat perubahan bentuk prosa berdasarkan pada kata kalimat demi kalimat yang terdapat dalam puisi itu. Dalam hal ini harus diperhatikan korespondensi kesatuan sintaksis yang menyusun puisi. 2.8 Pengajaran Pemahaman Puisi Melalui Parafrase Banyak keluhan yang muncul di tengah-tengah masyarakat mengenai pengajaran sastra, baik dari kalangan sastrawan, para ahli pendidikan dan pengajar maupun para guru sastra sendiri karena dirasakan belum dapat memenuhi harapan, salah satunya tentang pengajaran puisi. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang dalam pengungkapan ide atau gagasannya dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat dan kaya akan makna. Penyair sengaja menggunakan bahasa yang demikian untuk menimbulkan daya estetisnya. Telah di ketahui bersama untuk memahami makna suatu karya sastra dalam hal ini puisi tidak selalu mudah, maka untuk memahami makna suatu puisi dapat dilakukan dengan mengubah bentuk puisi ke dalam bentuk lain (frase atau prosa) dengan menambahkan beberapa tanda yang bertalian dengan puisi tersebut. 25

41 Pengajaran pemahaman puisi melalui teknik parafrase ini tentu sangat membantu para siswa khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama yang masih sangat awam dengan bahasa puisi yang singkat, padat serta banyak penyimpangannya dari bahasa umum. Pengajaran sastra berobjek puisi ini diusahakan memberikan kepuasan sastra kepada pembacanya dan memberikan pegangan pokok kepada siswa untuk mampu memberikan penghargaan tinggi sehingga siswa bisa peka menafsir dan menilai secara kritis, mandiri dan ikut merasakan puisi itu sebagai miliknya juga (Antara, 1985 : 3). Pengajaran puisi dengan teknik parafrase ini juga harus memperhatikan pemilihan bahan pengajaran yaitu bahan yang dipilih hendaknya sesuai dengan taraf perkembangan siswa SMP. Pengajaran pemahaman puisi dengan teknik parafrase dapat juga menyadarkan siswa tentang penggunaan bahasa untuk menciptakan keindahan sastra sehingga siswa tahu bahasa sastra dengan bahasa sehari-hari. Ditinjau dari perkembangan kejiwaannya, siswa SMP termasuk ke dalam perkembangan jiwa tahap romantik dan tahap realistik. Pada tahap romantik anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah ke realitas. Pada tahap ini anak telah menyenangi cerita-cerita kepahlawanan, petualangan dan bahkan kejahatan. Pada tahap realistik, anak sudah benar-benar terlepas dari dunia fantasi dan sangat berminat pada realitas atau apa-apa yang benar terjadi. Mereka terus berusaha mengetahui dan siap mengikuti dengan teliti fakta-fakta untuk memahami masalah -masalah dalam kehidupan yang nyata (Pradopo, 1997/1998:125). 26

42 Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa pengajaran pemahaman puisi melalui parafrase harus memperhatikan pemilihan bahan pengajaran. Puisi yang dipilih hendaknya sesuai dengan tahap perkembangan, psikologis pada umumnya dalam suatu kelas. Penyajian puisi, setidak-tidaknya secara psikologis dapat menarik minat sebagian besar siswa dalam kelas itu. Dengan demikian, siswa akan merasa terangsang dan tertantang untuk belajar dan menyenangi puisi yang diajarkan dan lebih jauh lagi menyenangi semua bentuk puisi sehingga siswa mau menecoba untuk memparafrasekan puisi yang diajarkan. 2.9 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Parafrase Menurut Marzano dalam Widdiharto (2004:11) teknik parafrase memiliki keunggulan dan kelemahan. Kelebihan dari parafrase adalah sebagai berikut: 1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan 2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap pembelajaran yang disajikan. 3. Memberikan interaksi antar siswa dengan guru, dengan demikian siswa terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sedangkan kelemahan dari parafrase yaitu: 1. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. 2. Beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah. Materi yang disajikan dapat mencari tingkat kemampuan yang lebih tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukan. 27

43 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting serta menentukan dalam kegiatan penelitian. Agar suatu penelitian dapat berjalan dengan lancar terarah sesuai dengan tujuan, maka diperlukan suatu metode yang tepat. Tanpa metode tujuan penelitian tidak akan tercapai. Dengan metode yang tepat mutu hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian tindakan pada penelitian terfokus pada rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami puisi melalui teknik parafrase yang terjadi pada situasi kelas yang kongkret. Di samping itu, diharapkan dapat menghasilkan interprestasi dan penilaian terhadap praktik yang dilakukan dengan proses belajarmengajar membaca pemahaman terhadap teknik memparafrase puisi. Dalam penelitian ini, ingin di ketahui dalam peningkatan memahami puisi melalui teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar, maka diperlukan suatu metode yang tepat sehingga siswa mampu lebih aktif dalam proses pembelajaran. Adapun urutan pembahasan dalam metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) jenis penelitian, 2) subjek, objek, dan penelitian, 3) rancangan penelitian, 4) prosedur penelitian, 5) metode pengumpulan data, 6) mengubah skor mentah menjadi skor standar, dan 7) analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) karena penelitian ini dilakukan di dalam kelas (1 kelas) dan juga dilakukan melalui survei 28

44 langsung ke lapangan. Karakteristik dan penilaian tindakan kelas adalah Self Evaluatif yaitu modifikasi praktis yang dilakukan secara kontinu, kemudian hasil yang diperolehkan terus dievaluasi sejalan dengan situasi yang terus berjalan sehingga mencapai suatu tujuan yaitu perbaikan terhadap sistem pembelajaran sesuai dengan kenyataan agar diperoleh suatu peningkatan mutu pembelajaran. (Depdikbud, 2008 : 8). 3.2 Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian Subjek penelitian ini adalah setiap individu yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini meliputi siswa-siswi kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 48 orang siswa yang terdiri atas 24 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah penelitian kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Tempat penelitian ini dilaksanakan disekolah SMP Negeri 10 Denpasar. 3.3 Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara bertahap atau multisiklus. Penelitian tindakan kelas menggunakan prosedur yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan (tindakan), evaluasi (observasi), dan refleksi. Hasil evaluasi rnengarahkan peneliti untuk merevisi sebagai upaya perbaikan terhadap hambatan pada perencanaan ketika melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya sampai ditemukan tindakan terbaik untuk memperoleh kevalidannya sampai pada siklus ke-n. Berdasarkan penelitian ini rancangan penelitian tindakan kelas penerapan teknik parafrase untuk meningkatkan kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar, tahun pelajaran 2013/

45 Penelitian ini dapat berlangsung tiga siklus. Dalam tiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu: 1. Merencanakan yaitu apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau merubah prilaku dan sikap siswa sebagai solusi; 2. Tindakan atau pelaksanaan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan; 3. Observasi yaitu suatu tindakan untuk mengetahui hambatan atau kendala yang dialami selama proses belajar mengajar berlangsung; dan 4. Refleksi yaitu meneliti, mengkaji, melihat dan mempertimbangkan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap siswa sehingga peneliti melakukan revisi atau perbaikan terhadap rencana awal. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut: Refleksi Rencana tindakan I Pelaksanaan tindakan I Observasi dan tes Reflekasi Rencana tindakan II Pelaksanaan tindakan II Observasi dan tes Refleksi Rencana tindakan III Pelaksanaan tindakan III Observasi dan tes Refleksi revisi N dan seterusnya Meneruskan tindakan terbaik. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, maka dilaksanakan observasi dan free test atau tes awal, Berdasarkan hasil tes awal ini akan ditentukan rencana dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus I. Penjelasan: Penelitian tindakan dilaksanakan secara multi siklus, setiap siklus selalu diawali dengan refleksi yang merupakan perenungan terhadap pelaksanaan tindakan sebelumnya. Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah nilai 30

46 rata-rata kelas 70 ke atas. Setelah refleksi awal, dilakukan rencana tindakan. Apabila rencana tindakan sudah tersusun dengan baik, barulah dilaksanakan tindakan I, dalam waktu bersamaan dilakukan observasi terhadap tindakan. Apabila tindakan I telah dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah evaluasi dan refleksi tindakan I. Apabila tindakan I belum mencapai target maka perlu dibuat rencana tindakan II dengan modifikasi tindakan tertentu, kemudian barulah dilaksanakan tindakan II. Tindakan II merupakan revisi tindakan I, revisi dilakukan pada perbaikan. Tindakan III merupakan revisi dari tindakan I dan II. Pada tindakan III ini sudah ditemukan cara pembelajaran memahami puisi yang efektif, sampai ditemukan target yang telah ditentukan sebelumnya. 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri atas beberapa siklus yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Adapun penjelasan dari siklus tersebut adalah sebagai berikut Refleksi Awal Refleksi awal dilakukan dengan observasi untuk mengamati siswa dan kelemahan-kelemahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran memahami teknik parafrase dan melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa, hasil free tes ini dipakai titik tolak untuk menentukan kemajuan yang dicapai pada penelitian Siklus I 1. Rencana Pelaksanaan Tindakan I 31

47 Sebelum melaksanakan tindakan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar penelitian dapat berlangsung dengan lancar. Hal-hal yang perlu dipersiapkan, antara lain sebagai berikut. a. Peneliti bersama guru mata pelajaran mencermati materi pelajaran dalam kurikulum pada semester pelaksanaan penelitian yang dapat dipilih untuk melaksanakan penelitian; b. Peneliti bersama guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada sekolah bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah guru dalam mengimplementasikan tindakan di kelas; c. Peneliti bersama guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia menyiapkan media pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan I Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pembelajaran meningkatkan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII- 1SMP Negeri 10 Denpasar adalah sebagai berikut. 32

48 Tabel 01. Skenario Pembelajaran yang Digunakan dalam Penelitian Siklus KEGIATAN AWAL No. Guru (Peneliti) Siswa (1) (2) (3) 01. Membuka pelajaran dan mengabsen kehadiran siswa 02. Memberikan apersepsi terkait dengan pelajaran yang dilaksanakan Memberitahukan teman-temannya yang tidak hadir Mendengarkan apersepsi yang disampaikan oleh guru (peneliti) 03. Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran KEGIATAN INTI No. Guru (Peneliti) Siswa 04. Memberikan orientasi metode pelajaran beserta pembelajaran yang akan diterapkan 05. Mengarahkan siswa untuk siap menerima pembelajaran 06. Membagikan puisi yang sudah di parafrasa dengan benar untuk dipelajari. 07. Memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajran KEGIATAN AKHIR Mendengarkan orientasi materi pelajaran yang diterapkan oleh guru (peneliti) Mempersiapkan buku yang berkaitan Menerima puisi dan mempelajari dengan seksama. Bertanya (bagi yang mengalami kesulitan atau kendala dalam memparafrasa puisi. No. Guru (Peneliti) Siswa 08. Bersama-sama menyimpulkan dan merefleksi hasil. Ikut menyimpulkakn dan merefleksi hasil serta pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. 09. Penutup pelajaran Memperhatikan guru (peneliti) dalam menutup pelajaran Observasi dan evaluasi Observasi dilaksanakan pada saat proses belajar-mengajar berlangsung. Observasi dilakukan untuk menilai tingkah laku siswa di dalam kelas. Adapun hal-hal yang diamati antara lain : 33

49 1. Perhatian terhadap penjelasan guru (peneliti); 2. Keantusiasan dalam mengerjakan tugas; 3. Hubungan kerja sama antarpasangan; dan 4. Keberanian bertanya Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Peneliti bersama siswa melakukan refleksi hasil observasi dari tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I untuk menyusun rencana berikutnya. 3.5 Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penilaian. Adapun metode yang digunakan dalam pengambilan data dari penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tes Metode Tes Metode tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang dapat menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau potensi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang diperoleh siswa lain dengan suatu standar yang ditetapkan (Nurkencana dan Sunarta, 1986:25). Penerapan metode ini dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase untuk memahami puisi dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca puisi dengan waktu yang telah ditentukan kemudian memberikan tes. Bentuk tes adalah tes tertulis yang sesuai dengan indikator yang ditentukan, Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut. 34

50 Tabel 02. Kriteria Penilaian No. Aspek yang dinilai Skor (1) (2) (3) 01. Pemahaman terhadap puisi Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi Kesesuian paragraf terhadap kuplet puisi Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi 1-20 Dengan demikian didapat skor maksimal ideal yaitu menjumlahkan hasil yang diperoleh masing-masing aspek dalam memparafrase. Karena unsur yang dinilai dalam mempararafrase lima butir dan masing-masing diberi rentangan skor 1-20, maka dapat dicari skor maksimal ideal apabila siswa dapat memparafrase puisi dengan benar yaitu = Metode Observasi Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis (Narbuko dan Achmadi. 2001: 70). Pengamatan yang dimaksud adalah pengamatan langsung perilaku siswa dalam proses belajar-mengajar untuk memperoleh data tentang peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrasa pada siswa VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar tahun pelajaran 2013/ Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar Untuk mengubah skor mentah menjadi skor standar, maka peneliti menggunakan rumus norma absolute skala sebelas, sehingga peneliti dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Adapun prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut. 35

51 Mencari skor maksimal ideal (SMI) dari tes yang diberikan. Skor maksimal ideal adalah skor yang memungkinkan dicapai apabila semuanya dapat diselesaikan dengan benar. Skor maksimal ideal ini, dicari dengan jalan menghitung masing-masing item. Adapun rumus dari SMI tersebut adalah sebagai berikut: SMI= Jumlah Butir Soal x Bobot Masing-Masing Item Dengan demikian SMI=5 x 20=100 Berdasarkan skor maksimal ideal (SMI), maka dapat dihitung besar tiap-tiap proses penguasaan seperti di bawah ini. Penguasaan 95% = 95/l00 x l00 = 95 Penguasaan 85% = 85/100 x l00 = 85 Penguasaan 75% = 75/100 x l00 = 75 Penguasaan 65% = 65/100 x 100 = 65 Penguasaan 55% = 55/l00 x l00 = 55 Penguasaan 45% = 45/100 x l00 = 45 Penguasaan 35% = 35/l00 x l00 = 35 Penguasaan 25% = 25/l00 x l00 = 25 Penguasaan 15% = 15/100 x l00 = 15 Penguasaan 5 % = 5/100 x 100 = 5 Penguasaan 0% = 0/100 x 100 = 0 Berdasarkan penghitungan di atas, maka pedoman konversi dapat dilihat pada tabel berikut ini. 36

52 Tabel 03. Pedoman Konversi Norma Absolut Skala Sebelas No Tingkat penguasaan Skor standar Predikat (1) (2) (3) (4) Istimewa Baik sekali Baik Lebih dari Cukup Hampir Kurang Kurang sekali Buruk Buruk sekali Gagal (Nurkencana, 1992:97) Berdasarkan tabel di atas, maka ditentukan skor standar dari masingmasing siswa, yaitu yang mendapat skor mentah akan memperoleh skor standar 10, siswa yang mendapat skor mentah akan memperoleh skor standar 9, siswa yang mendapat skor mentah akan memperoleh skor standar 8, yang mendapat skor mentah akan memperoleh skor standar 7. Demikian selanjutnya sampai siswa mendapat skor mentah 0-4 akan memperoleh skor standar Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu analisis data yang dilakukan terus-menerus atau menggunakan angka-angka maksudnya adalah data yang diperoleh pada soal pelaksanaan siklus I diperoleh dan diteruskan pada pengolaan data hingga siklus 37

53 Ke-N. Untuk menentukan tindakan yang paling baik agar penggunaan teknik parafrase mampu meningkatkan kemampuan memahami puisi. Untuk memperoleh atau mencari nilai rata-rata digunakan rumus: Mean = N x Keterangan: Mean : Nilai rata-rata x : Jumlah skor N : Jumlah individu yang diteliti (Nurkancana, 1986 : 152). 38

54 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam bab ini disajikan hasil-hasil yang diperoleh selama peneliti melakukan penelitian di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian tindakan kelas ini telah disesuaikan dengan tahaptahap dan prosedur yang telah ditentukan dalam rencana tindakan. Dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini, telah diperoleh data yang diperlukan untuk dievaluasi. Data yang diperoleh adalah berupa hasil observasi terhadap guru dan siswa selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dan data hasil tes kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 setiap akhir tindakan Refleksi Awal Pada tahap refleksi awal pelaksanaan dilakukan dengan cara memberi tugas kepada siswa yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Tugas tersebut dibuat oleh peneliti berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia di kelas VIII-1. Dalam refleksi awal ini siswa diberi puisi untuk diparafrasekan dengan kata-kata sendiri. Siswa terlebih dulu diberikan materi mengenai parafrase dan memberikan gambaran sekilas tentang memparafrase puisi Hasil Observasi Awal Observasi terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan oleh peneliti. Dari observasi inilah dapat diketahui baik tidaknya perilaku siswa. Adapun yang diamati adalah : (1) siswa kurang aktif mengikuti proses belajar mengajar dengan 39

55 tekun, (2) siswa kurang aktif mendengarkan penjelasan guru (peneliti), (3) siswa tidak ada bertanya, jika ada hal yang belum dimengerti, dan (4) siswa tidak berani berargumentasi Hasil Tes Awal Pada tes awal, peneliti memberikan contoh puisi bertema bebas yang belum diparafrase, tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Tabel 04. Hasil Tes Awal Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 Dalam Memahami Puisi Melalui Teknik parafrase No. Nama Siswa Aspek Penilaian A B C D E skor mentah skor standar Predikat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 01. A.A Ngr. Mayun Paramadhyaksa kurang 02. Arya Damar Kamajaya kurang 03. Azizul Hermawan Bagas Alif Rizkianto kurang 05. Calvin Agustin kurang 06. Dewa Gd.A. Artha Swikara P Jtra Hampir 07. Gst.Ayu M. Febriary Adhyaksa Hampir 08. I G A Made Dirga Pradnyana Hampir 09. I Gst Ag. Ngr. Divya Baswara kurang 10. I Kadek Asya Sahadewa kurang 11. I Made Ferry Amanda Putra kurang 12. I Made Prama Aditya kurang 13. I Made Arya Kresna K P Hampir 14. I Nyoman Adi Swarna Hampir 40

56 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 15. I Pt. Maheswara Dharma Sanjaya Hampir 16. I Pt. Pramayasa Anesa Putra kurang 17. I Putu Riska Aribawa Hampir 18. Ida Ayu Viony Adnia Sari Hampir 19. Ida Bagus Ananta Wijaya Hampir 20. Kadek Adistya P. W. Putri kurang 21. Kadek Agus Riski Sabrina kurang 22. Kadek Dwi Giovanni kurang 23. Kadek Shri Yogi Savitri Hampir 24. Kadek Yulinda Dewi Hampir 25. Komang Darmawan kurang 26. Luh Pt. Divani Anggarani M kurang 27. Made Ayu Mas Anggarani Hampir 28. Made Bhaga Prabhasa Made Indira Pamita kurang 30. Ni Luh Pt. Ayu Masa Adi Sawitri kurang 31. NI Made Ayuning Dyah Gayatri Hampir 32. Ni Nyoman Tri Jayanti kurang 33. Ni Putu Megayani Puspita Dewi kurang 34. Ni Pt Puspita Indah Pratama kurang 35. Ni Putu Srita Mariska Suandi Ni Putu Widyaningsih Hampir 37. Ni Pt. Wina P. Eprilina Yudita kurang 38. Pande Gede Darma Wisnu Hampir 39. Putu Ayu Safira Paramitha T Hampir 41

57 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 40. Putu Adelia Chintya Devi Hampir 41. Putu Ariestha Ayu Priscita Dewi Hampir 42. Putu Ayu Pradnyanita Hampir 43. Putu Dedi Ananta Putra Wijaya Hampir 44. Putu Dellon Septiyasa Sujana Hampir 45. Putu Deva Ananta Adistanaya Hampir 46. Putu Maharani Puspita Ningrum Hampir 47. Sang Ayu Putu Candra Pebriyani Hampir 48. Yoga Wira Pranata Hampir Jumlah Nilai Rata-rata Kurang Keterangan : A. Pemahaman terhadap puisi. B. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain. C. Ketepatan bahasa paragraf dengan bahasa puisi. D. Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi. E. Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi Analisis Data Hasil Tes Awal Berdasarkan tabel di atas hasil tes awal ini dimana nilai rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan tes awal ini adalah 4,7 dari 48 orang siswa dengan rincian sebagai berikut: 42

58 1. Nilai 6 kategori sebanyak 3 orang, persentasenya adalah 3 48 x 100 = 6,25 % 2. Nilai 5 kategori hampir sebanyak 25 orang, persentasenya adalah x 100 = 52,08 % 3. Nilai 4 kategori kurang sebanyak 20 orang, persentasenya adalah x 100 = 41,67%. Tabel 05. Analisis Tes Awal Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Kategori Rentangan skor X F FX Persen (%) Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa Baik sekali Baik Lebih dari Cukup Hampir Kurang Kurang sekali ,25% 52,08% 41,67% = 4.7 (kurang) 09. Buruk Buruk sekali Gagal Jumlah % 43

59 Keterangan: X = Skor Standar F = Frekuensi Fx = Jumlah Nilai Dari rincian di atas kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dapat dikelompokkan kurang. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase Hasil Refleksi Awal Berdasarkan tabel 05 di atas menunjukkan, bahwa kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dari 48 siswa mencapai nilai rata-rata 4,7 dengan rincian nilai 6 kategori sebanyak 3 orang, nilai 5 kategori hampir sebanyak 25 orang, nilai 4 kategori kurang sebanyak 20 orang, sehingga kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dapat dikelompokkan dalam kategori kurang Deskripsi Siklus I Observasi / Evaluasi Hasil Observasi Selama proses belajar-mengajar berlangsung, peneliti mengadakan observasi kepada siswa. Aspek-aspek yang dinilai dalam observasi siswa dalam kelas, seperti: (a) masih ada siswa yang kurang memperhatikan dan ribut dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, dan (b) siswa belum berani bertanya hal 44

60 yang belum mereka pahami, mereka kurang antusias mengikuti pembelajaran di kelas Hasil Tes Siklus I Tes diikuti oleh 48 siswa. Kriteria yang ditetapkan yaitu siswa dikatakan berhasil, jika nilai rata-rata kelas mencapai 70 ke atas pada tingkat penguasaan materi memparafrase puisi. Hasil tes pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Table 06. Tes Siklus I kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Nama Siswa Aspek Penilaian A B C D E Skor mentah Skor Standar Predikat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 01. A.A Ngr.Mayun Paramadyaksa Arya Damar Kamajaya Hampir 03. Azizul Hermawan Hampir 04. Bagas Alif Rizkianto Calvin Agustin Hampir 06. Dewa Gd.A.Artha Swikara P Jtra Gst. Ayu.M Febriary Adhyaksa Lebih dari 08. I G A Made Dirga Pradnyana Hampir 09. I Gst A.Ngr Divya Baswara Lebih dari 10. I Kadek Asya Sahadewa I Made Ferry Amanda Putra Hampir 12. I Made Prama Aditya

61 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 13. I Made Arya Kresna K P I Nyoman Adi Swarna Hampir 15. I Pt.Maheswara Dharma Sanjaya I Pt. Pramayasa Anesa Putra I Putu Riska Aribawa Lebih dari 18. Ida Ayu Viony Adnia Sari Hampir 19. Ida Bagus Ananta Wijaya Kadek Aditya P. W. Putri Hampir 21. Kadek Agus Riski Sabrina Hampir 22. Kadek Dwi Giovanni Kadek Shri Yogi Safitri Kadek Yulinda Dewi Lebih dari 25. Komang Darmawan Hampir 26. Luh Pt Divanni Anggarani M Hampir 27. Made Ayu Mas Anggarani Hampir 28. Made Bhaga Prabasa Made Indira Paramita Lebih dari 30. Ni Luh Pt.Ayu Mas Adi Sawitri Hampir 31. Ni Made Ayuning Diah Gayatri Hampir 32. Ni Nyoman Trijayanti Hampir 33. Ni Pt. Megayani Puspita Dewi Hampir 34. Ni Pt Puspita Indah Pratama Ni Pt. Srita Mariska Suandi Ni Putu Widyaningsih

62 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 37. Ni Pt W.P Eprilina Yudita Hampir 38. Pande Gede Darma Wisnu Pt Ayu Safira Paramitha T Putu Adelia Chintya Devi Putu Ariestha Ayu P. Dewi Putu Ayu Pradnyanita Putu Dedi Ananta P. Wijaya Hampir 44. Putu Dellon septiyasa Sujana Lebih dari 45. Putu Deva Ananta Adistanaya Lebih dari 46. Putu Maharani puspita Ningrum Hampir 47. Sang Ayu Pt. Candra Pebriyani Yoga Wira Pranata Jumlah Rata-rata kurang Keterangan : A. Pemahaman terhadap puisi. B. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain. C. Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi. D. Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi. E. ketepatan makna parafrase dengan makna puisi Analisis Data Hasil Siklus I Berdasarkan tabel di atas, maka nilai rata-rata pada siklus 1 yang dicapai siswa 5.79 dari 48 siswa dengan rincian sebagai berikut: 47

63 1. Nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 8 0rang siswa, persentasenya adalah 8 48 x 100 = 16,67 % 2. Nilai 6 kategori sebanyak 22 orang, persentasenya adalah x 100 = 45,8 3% 3. Nilai 5 kategori hampir sebanyak 18 orang, persentsenya adalah x100 = 37,5 %. Tabel 07. Analisis Siklus 1 Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No Kategori Rentangan skor X F FX Persen (%) Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa Baik sekali Baik Lebih dari Cukup Hampir Kurang ,67% 45,83% 37,5% = 4,75 (kurang) 08. Kurang sekali Buruk Buruk sekali Gagal Jumlah % 48

64 Keterangan: X = Skor Standar F = Frekuensi Fx = Jumlah Nilai Berdasarkan tabel di atas, maka nilai rata-rata yang dicapai siswa 4,75 dari 48 orang siswa dengan rincian nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 8 orang, nilai 6 kategori sebanyak 22 orang, nilai 5 kategori hampir sebanyak 18 orang, sehingga kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siklus I dapat dikelompokkan dalam kategori hampir Refleksi siklus I Dari hasil yang diperoleh pada siklus I, baik berdasarkan hasil tes kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase maupun observasi, maka perlu dilakukan refleksi. Hasil refleksi ini merupakan kesimpulan dari pembelajaran siklus I, yang nantinya berguna sebagai tolak ukur pada siklus II. Dengan melakukan pembenahan tindakan berdasarkan hasil refleksi, didapatkan beberapa temuan yang perlu pembenahan. Pada siklus I masih terdapat kekurangan yang belum terselesaikan/terpecahkan sehingga belum tercapai SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Mengajar) yaitu 7,0. Temuan pertama, peneliti menemukan banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami kata-kata dalam puisi, sehingga siswa merasa kesulitan mengerjakan tugasnya. Temuan kedua, peneliti menemukan adanya beberapa siswa yang kurang serius mendengarkan penjelasan guru, ada beberapa siswa yang masih bercanda sehingga mengganggu konsentrasi siswa yang lain. 49

65 Temuan ketiga, dalam menyimpulkan materi siswa tidak terlibat dan belum mendapatkan bimbingan secara maksimal sehingga banyak siswa yang bergantung sama siswa yang pandai. Berdasarkan hal yang diperoleh pada siklus I masih kurang, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II adalah dengan mengadakan (1) revisi pada penyajian materi pembelajaran, dan (2) pengalokasian waktu Deskripsi Siklus II Perencanaan penelitian Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu,11 Juni Tahap pertama yaitu tahap perencanaan, pada tahap ini peneliti merencanakan langkah-langkah yang diambil, seperti : 1. Mempersiapkan materi tentang bagaimana menemukan makna yang terkandung dalam puisi sehingga parafrasenya tepat; 2. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai acuan pembelajaran; 3. Mengadakan revisi pada penyajian materi pembelajaran khususnya memahami puisi melalui teknik parafrase; 4. Menambahkan alokasi waktu, sehingga siswa mendapat bimbingan secara maksimal tentang pemahaman puisi; 5. Mengarahkan siswa agar lebih berkonsentrasi dalam memahami kata-kata puisi; 6. Mengarahkan dan membimbing siswa agar lebih memperhatikan guru/peneliti di dalam menjelaskan pelajaran; 50

66 7. Peneliti akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang memahami puisi melalui teknik parafrase dan mengadakan evaluasi secara lisan tentang memparafrase; 8. Menyiapkan lembar tes yang akan digunakan oleh siswa dalam memparafrase puisi; dan 9. Menyiapkan instrumen penelitian Pelaksanaan Penelitian Tabel 08. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dalam siklus II No. Guru (Peneliti) Siswa (1) (2) (3) Kegiatan Awal 01. Peneliti/guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mengabsensi siswa. 02. Memberikan apersepsi puisi untuk menarik perhatian siswa tentang materi pembelajaran yang akan diberikan. Membalas salam dan mengkonfirmasi kehadiran, lalu memberitahukan teman yang tidak hadir. Mendengarkan dengan baik apersepsi yang di sampaikan. 03. Menginformasikan rencana pembelajaran dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Kegiatan Inti Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran. No. Guru Peneliti Siswa 01. Eksplorasi : Menjelaskan orientasi materi pembelajaran yang akan diterapkan. Mendengarkan dan perhatikan penjelasan guru. 51

67 02. Menjelaskan cara menemukan makna yang terkandung dalam puisi sehingga parafrasenya tepat dan menyusun katakata dalam kalimat parafrase. Mendengarkan dan memperhatikan sambil mencatat penjelasan dari guru, siswa bertanya apabila ada yang belum jelas. 03. Elaborasi : Memberikan tugas kepada siswa yaitu puisi yang berjudul "Aku" karya Charily Anwar untuk di parafrase. 04. Menyuruh siswa membacakan hasil parafrase. Siswa memparafrase puisi yang dibagikan. Siswa membacakan hasil parafrase. 05. Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, masalah atau kesulitan yang ditemui dalam pembelajaran. 06. Konfirmasi: Memberikan solusi kepada siswa untuk masalah atau kesulitan yang masih ditemukan. Bertanya (bagi siswa yang mengalami masalah dalam memparafrase puisi). Siswa mendengarkan penjelasan guru terhadap masalah atau kesulitan yang masih ditemukan. 07. Guru memberikan penekanan terhadap materi yang diberikan. Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru/peneliti. Kegiatan Akhir 08. Menyimpulkan materi yang diajarkan, mengenai memahami puisi. Bersama guru ikut menyimpulkan materi yang telah diberikan. 09. Memberikan salam penutup. Membalas mengucap salam Observasi / Evaluasi Hasil Observasi Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti mengadakan observasi kepada siswa. Aspek-aspek yang dinilai dalam observasi siswa dalam kelas seperti: (a) siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan antusias meskipun ada aspek pembelajaran puisi yang sulit dipahami, (b) beberapa siswa 52

68 hanya sebagai pendengar, dan (c) ada beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya Hasil Tes Siklus II Tes yang diikuti oleh 48 siswa, kriteria yang ditetapkan yaitu siswa dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata kelas mencapai 70 ke atas pada saat memparafrase puisi. Tabel 09. Hasil Tes Siklus II Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. No. Nama Siswa AspekPenilaian A B C D E Skor Mentah Skor Standar Predikat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 01. A.A.Ngr. Mayun paramadhyaksa Lebih dari 02. Arya Damar Kamajaya Baik 03. Azizul Hermawan Cukup 04. Bagas Alif Rizkianto Baik 05. Calvin Agustin Cukup 06. Dewa Gd.A. Artha Swikara P Jtra Lebih dari 07. Gst. Ayu Mirah Febriary Adhyaksa Lebih dari 08. I G A Made Dirga Pradnyana Lebih dari 09. I Gst. Ag. Ngurah Divya Baswara Cukup 10. I Kadek Asya Sahadewa Cukup 11. I Made Ferry Amanda Putra Cukup 12. I Made Prama Aditya Lebih dari 13. I Made Arya Kresna K P Cukup 14. I Nyoman Adi Swarna Baik 53

69 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 15. I Pt.Maheswara Dharma Sanjaya Lebih dari 16. I Putu Pramayasa Anesa Putra Lebih dari 17. I Putu Riska Aribawa Cukup 18. Ida Ayu Viony Adnia Sari Lebih dari 19. Ida Bagus Ananta Wijaya Lebih dari 20. Kadek Adistya P.W Putri Cukup 21. Kadek Agus Riski Sabrina Lebih dari 22. Kadek Dwi Giovanni Baik 23. Kadek Shri Yogi Safitri Baik 24. Kadek Yulinda Dewi Baik 25. Komang Darmawan Lebih dari 26. Luh Pt. Divanni Anggarani M Cukup 27. Made Ayu Mas Anggarani Lebih dari 28. Made Bhaga Prabasa Cukup 29. Made Indira Paramita Lebih dari 30. Ni Luh Pt Ayu Mas Adi Sawitri Lebih dari 31. Ni Made Ayuning Diah Gayatri Baik 32. Ni Nyoman Trijayanti Cukup 33. Ni Pt Megayani Puspita Dewi Baik 34. Ni Puspita Indah Pratama Cukup 35. Ni Pt. Srita Mariska Suandi Baik 36. Ni Putu Widyaningsih Lebih dari 37. Ni Pt.Wina P. Eprilina Yudita Cukup 38. Pande Gede Darma Wisnu Lebih dari 39. Putu Ayu Safira Paramitha T Lebih dari 54

70 40. Putu Adelia Chintya Devi Cukup 41. Putu Ariestha Ayu P. Dewi Lebih dari 42. Putu Ayu Pradnyanita Cukup 43. Putu Dedi Ananta P. Wijaya Cukup 44. Putu Dellon Septiasa Sujana Baik 45. Putu Deva Ananta Adistanaya Baik 46. Putu Maharani Puspita Ningrum Lebih dari 47. Sang Ayu Pt. Candra Pebriyani Cukup 48. Yoga Wira Pranata Lebih dari Jumlah Nilai Rata-rata Cukup Keterangan: A. Pemahaman terhadap puisi B. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain C. Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi D. Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi E. Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi Analisis Data Hasil Siklus II Berdasarkan tabel di atas nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 6,87 dari 48 orang siswa dengan rincian sebagai berikut: 1. Nilai 8 kategori baik sebanyak 11 orang, persentasenya adalah x 100 = 22,9 % 55

71 2. Nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 20 orang, persentasenya adalah x 100 = 41,6% 3. Nilai 6 kategori sebanyak 17 orang, persentasenya adalah x 100 = 35,5 % Berdasarkan rata-rata pada tes siklus II tersebut secara klasikal kemampuan siswa memahami puisi melalui teknik parafrase sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I, tapi jika dilihat dari individu siswa masih kurang, karena belum tercapai SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Mengajar) yaitu 7,0. Analisis data hasil tes siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10. Analisis siklus II memahami puisi melalui teknik parafrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Kategori Rentangan skor X F FX Persen (%) Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa Baik sekali Baik Lebih dari Cukup Hampir ,9% 41,6% 35,5% = 6,87 (Cukup) 07. Kurang Kurang sekali Buruk Buruk sekali Gagal

72 Jumlah % Keterangan: X = Skor Standar F = Frekuensi Fx = Jumlah Nilai Berdasarkan rumus yang digunakan maka nilai rata-rata yang dicapai siswa 6,87 dari 48 siswa dengan rincian nilai 8 kategori baik sebanyak 11 orang, nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 20 orang, nilai 6 kategori sebanyak 17 orang. Oleh karena itu, siswa kelas VIII-1 yang berjumlah 48 orang, kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pasa siklus II dapat dikelompokkan dalam kategori Refleksi Siklus II Dari tabel hasil obsservasi di atas, tes yang diperoleh dari siklus II dapat diketahui, bahwa melalui teknik parafrase pendekatan pembelajaran kemampuan memahami puisi dapat ditingkatkan meskipun belum memenuhi target. Tentunya hal ini bisa tercapai apa bila guru memperhatikan cara penyajian materi dalam teknik parafrase. Peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siklus II masih ada beberapa masalah yang ditemukan peneliti pada saat proses pembelajaran siklus II, yaitu masih ada beberapa siswa melakukan kesalahan dalam pemakaian tanda baca, sehingga apabila dilihat secara individu masih ada siswa yang mendapat nilai kurang. Jadi perlu dijadikan revisi untuk perbaikan siklus selanjutnya. 57

73 4.1.4 Deskripsi Siklus III Perencanaan penelitian Mengingat hasil tindakan siklus II belum sesuai dengan harapan peneliti, maka perlu diadakan tindakan siklus III. Pada siklus ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih sempurna. Siklus III dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Juni 20l4. Adapun perencanaan untuk siklus III adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan materi tentang pemakaian tanda baca yang membedakan antara baris yang satu dengan yang lainnya dalam bait puisi; 2. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai acuan pembelajaran; 3. Mengadakan revisi pembelajaran untuk perbaikan dan penekanan materi pembelajaran; 4. Peneliti akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang memahami puisi melalui teknik parafrase dan mengadakan evaluasi secara lisan tentang parafrase puisi; 5. Menyiapkan lembar tes yaitu puisi yang digunakan oleh siswa untuk memparafrase; dan 6. Menyiapkan instrumen yang berupa tes memahami puisi melalui teknik parafrase Pelaksanaan Penelitian siklus II yaitu: Dalam pelaksanaan pada siklus III ini hampir sama dengan tindakan pada 58

74 Tabel 11. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dalam siklus III. No. Guru (Peneliti) Siswa (1) (2) (3) Kegiatan Awal 01. Peneliti/guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan mengabsensi siswa. Membalas salam dan mengkonfirmasi kehadiran, lalu memberitahukan teman yang tidak hadir. 02. Memberikan apersepsi puisi untuk menarik perhatian siswa tentang materi pembelajaran yang akan diberikan. 03. Menginformasikan rencana pembelajaran dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Mendengarkan dengan baik apersepsi yang di sampaikan. Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti No. Guru (Peneliti) Siswa 01. Eksplorasi : Menjelaskan orientasi materi pembelajaran yang akan diterapkan. 02. Memberikan waktu yang lebih kepada siswa untuk fokus pada pembelajaran memahami puisi. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Mempersiapkan buku yang berkaitan dengan pembelajaran. 03. Menjelaskan tentang pemakaian tanda baca yang membedakan antara baris yang satu dengan yang lainnya dalam bait puisi. Mendengarkan dan memperhatikan sambil mencatat penjelasan dari guru. 04. Elaborasi: Memberikan tugas kepada siswa yaitu puisi berjudul "Aku" karya Chiral Anwar untuk parafrase. 05. Menyuruh siswa membacakan hasil parafrase di tempat duduk masingmasing secara individu. Siswa memparafrase puisi yang dibagikan. Siswa membaca tugas hasil puisi yang diparafrase. 59

75 06. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya seputar pembelajaran memahami puisi. Bertanya (bagi siswa yang ingin bertanya). 07. Konfirmasi: Memberikan solusi pada siswa untuk pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase. Siswa mendengarkan penjelasan guru/peneliti. 08. Guru memberikan penekanan terhadap materi yang diberikan. Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru/peneliti. Kegitan Akhir 09. Menyimpulkan materi yang diajarkan, mengenai memahami puisi. 10. Guru/peneliti mengucapkan terima kasih pada siswa karena telah mengikuti pembelajaran dengan baik. Bersama guru ikut menyimpulkan materi yang telah diberikan. Siswa ikut mengucapkan terima kasih. 11. Memberikan salam penutup. Membalas mengucap salam Observasi / Evaluasi Hasil Observasi Pada tahap ini, kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan siswa yaitu, (a) pada siklus III ini siswa sangat tertib dan selalu bertanya sesuai dengan pembelajaran, (b) Siswa dengan tertib mempersiapkan buku berkaitan dengan pembelajaran, dan (c) Suasana kelas tenang dan siswa tertib dalam menerima pembelajaran. Selanjutnya siswa melakukan perbaikan pada tugas berdasarkan pengetahuan dan penjelasan peneliti. Peneliti juga memberikan penjelasan dan penambahan materi yang disesuaikan dengan pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase. 60

76 Hasil Tes Tabel 12. Hasil Tes Siklus III Peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Nama Siswa Aspek Penilaian A B C D E Skor Mentah Skor Standar Predikat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 01. A.A.Ngr. Mayun paramadhyaksa Baik 02. Arya Damar Kamajaya Baik sekali 03. Azizul Hermawan Baik 04. Bagas Alif Rizkianto Baik 05. Calvin Agustin Lebih dari 06. Dewa Gd.A. Artha Swikara P Jtra Baik 07. Gst. Ayu Mirah Febriary Adhyaksa Baik 08. I G A Made Dirga Pradnyana Baik 09. I Gst. Ag. Ngurah Divya Baswara Lebih dari 10. I Kadek Asya Sahadewa Lebih dari 11. I Made Ferry Amanda Putra Baik 12. I Made Prama Aditya Baik 13. I Made Arya Kresna K P Lebih dari 14. I Nyoman Adi Swarna Baik sekali 15. I Pt.Maheswara Dharma Sanjaya Baik 16. I Putu Pramayasa Anesa Putra Baik 17. I Putu Riska Aribawa Baik 18. Ida Ayu Viony Adnia Sari Baik 19. Ida Bagus Ananta Wijaya Baik 20. Kadek Adistya P.W Putri Baik 21. Kadek Agus Riski Sabrina Baik 22 Kadek Dwi Giovanni Baik sekali 61

77 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 23. Kadek Shri Yogi Safitri Baik 24. Kadek Yulinda Dewi Baik 25. Komang Darmawan Baik 26. Luh Pt. Divanni Anggarani M Baik 27. Made Ayu Mas Anggarani Baik 28. Made Bhaga Prabasa Baik 29. Made Indira Paramita Lebih dari 30. Ni Luh Pt Ayu Mas Adi Sawitri Baik 31. Ni Made Ayuning Diah Gayatri Baik 32. Ni Nyoman Trijayanti Baik sekali 33. Ni Pt. Megayani Puspita Dewi Baik 34. Ni Pt Puspita Indah Pratama Baik 35. Ni Pt. Srita Mariska Suandi Baik sekali 36. Ni Putu Widyaningsih Lebih dari 37. Ni Pt W.P Eprilina Yudita Baik 38. Pande Gede Darma Wisnu Baik 39. Pt Ayu Safira Paramitha T Baik 40. Putu Adelia Chintya Devi Baik sekali 41. Putu Ariestha Ayu P. Dewi Baik 42. Putu Ayu Pradnyanita Baik 43. Putu Dedi Ananta P. Wijaya Baik 44. Putu Dellon septiyasa Sujana Baik 45. Putu Deva Ananta Adistanaya Baik sekali 46. Putu Maharani puspita Ningrum Lebih dari 47. Sang Ayu Pt. Candra Pebriyani Baik 48. Yoga Wira Pranata Baik Jumlah Nilai Rata-rata Baik 62

78 Keterangan: A. Pemahaman terhadap puisi B. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain C. Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi D. Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi. E. Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi Analisis Data Hasil Siklus III Berdasarkan tabel di atas, maka nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 8 dengan kategori baik dari 48 orang siswa, dengan rincian nilai sebagai berikut: 1. Nilai 9 kategori baik sekali sebanyak 7 orang, persentasenya adalah 7 48 x 100 = 14,6% 2. Nilai 8 kategori baik sebanyak 34 orang, persentasenya adalah x 100 = 70,8% 3. Nilai 7 kategori sebanyak 7 orang, persentasenya adalah 7 48 x 100 = 14,6%. 63

79 Tabel 13. Analisis Siklus III memahami puisi melalui teknik parafrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Kategori Rentangan skor X F FX Persen (%) Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa Baik sekali Baik Lebih dari ,6% 70,8% 14,6% = 8 (baik) 05. Cukup Hampir Kurang Kurang sekali Buruk Buruk sekali Gagal Jumlah % Keterangan: X = Skor Standar F = Frekuensi Fx = Jumlah Nilai Berdasarkan rumus untuk menghitung nilai, maka nilai rata-rata yang dicapai siswa 8 dari 48 siswa dengan rincian nilai 9 kategori baik sekali sebanyak 7 orang, nilai 8 kategori baik sebanyak 34 orang, nilai 7 kategori lebih dari 64

80 sebanyak 7 orang, sehingga kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siklus III dapat dikelompokkan dalam kategori baik sekali Refleksi Siklus III Peningkatan yang diperoleh siswa dapat dilihat dari hasil perbaikan yang dilakukan peneliti, selama memberikan bimbingan disesuaikan dengan jam pelajaran bahasa Indonesia oleh peneliti kepada siswa. Dilihat dari tes siklus III dari tabel di atas, diketahui bahwa kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase sudah mengalami peningkatan yang baik dan juga yang dilihat secara individu banyak siswa yang memperoleh nilai baik serta pemahaman siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase terjadi perubahan dengan mengalami peningkatan. Secara umum tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada tindakan siklus III ini dapat dikatakan berhasil dengan adanya peningkatan nilai serta menunjukan peningkatan seperti: 1. Semua siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan tekun. 2. Seluruh siswa mendengarkan penjelasan peneliti dengan seksama. 3. Seluruh siswa terlibat dalam pembelajaran. 4. Keaktifan siswa menyalurkan pendapat berupa komentar, saran atau pertanyaan 5. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran memahami puisi sangat baik. Berdasarkan hasil yang dicapai, maka peneliti merasa tidak perlu melanjutkan tindakan selanjutnya, karena kemampuan siswa kelas VIII-1 dalam memahami puisi melalui teknik parafrase dikatakan mengalami peringkatan sesuai dengan yang diharapkan dan sesudah memenuhi SKBM yaitu 7,0. 65

81 4.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus, Siklus I, II, dan III Tabel I4. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Memahami puisi melalui teknik parafrasa pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Nama Siswa Nilai TA S1 S2 S3 Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. A.A.Ngr. Mayun paramadhyaksa Tuntas 02. Arya Damar Kamajaya Tuntas 03. Azizul Hermawan Tuntas 04. Bagas Alif Rizkianto Tuntas 05. Calvin Agustin Tuntas 06. Dewa Gd.A. Artha Swikara P Jtra Tuntas 07. Gst. Ayu Mirah Febriary Adhyaksa Tuntas 08. I G A Made Dirga Pradnyana Tuntas 09. I Gst. Ag. Ngurah Divya Baswara Tuntas 10. I Kadek Asya Sahadewa Tuntas 11. I Made Ferry Amanda Putra Tuntas 12. I Made Prama Aditya Tuntas 13. I Made Arya Kresna K P Tuntas 14. I Nyoman Adi Swarna Tuntas 15. I Pt.Maheswara Dharma Sanjaya Tuntas 16. I Putu Pramayasa Anesa Putra Tuntas 17. I Putu Riska Aribawa Tuntas 18. Ida Ayu Viony Adnia Sari Tuntas 19. Ida Bagus Ananta Wijaya Tuntas 20. Kadek Adistya P.W Putri Tuntas 21. Kadek Agus Riski Sabrina Tuntas 22. Kadek Dwi Giovanni Tuntas 23. Kadek Shri Yogi Safitri Tuntas 24. Kadek Yulinda Dewi Tuntas 66

82 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 25. Komang Darmawan Tuntas 26. Luh Pt. Divanni Anggarani M Tuntas 27. Made Ayu Mas Anggarani Tuntas 28. Made Bhaga Prabasa Tuntas 29. Made Indira Paramita Tuntas 30. Ni Luh Pt Ayu Mas Adi Sawitri Tuntas 31. Ni Made Ayuning Diah Gayatri Tuntas 32. Ni Nyoman Trijayanti Tuntas 33. Ni Pt. Megayani Puspita Dewi Tuntas 34. Ni Pt Puspita Indah Pratama Tuntas 35. Ni Pt. Srita Mariska Suandi Tuntas 36. Ni Putu Widyaningsih Tuntas 37. Ni Pt W.P Eprilina Yudita Tuntas 38. Pande Gede Darma Wisnu Tuntas 39. Pt Ayu Safira Paramitha T Tuntas 40. Putu Adelia Chintya Devi Tuntas 41. Putu Ariestha Ayu P. Dewi Tuntas 42. Putu Ayu Pradnyanita Tuntas 43. Putu Dedi Ananta P. Wijaya Tuntas 44. Putu Dellon septiyasa Sujana Tuntas 45. Putu Deva Ananta Adistanaya Tuntas 46. Putu Maharani puspita Ningrum Tuntas 47. Sang Ayu Pt. Candra Pebriyani Tuntas 48. Yoga Wira Pranata Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata Tuntas 67

83 Grafik Peningkatan Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 4,7% 5,79% 6,87% Tes Awal Siklus I Siklus II Siklus III 8% Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat dijelaskan hasil pelaksanaan siklus awal, I, II, dan III menunjukkan ada peningkatan, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa dengan teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 Mengalami peningkatan. 4.3 Pembahasan Hasil penelitian dapat ditemukan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan hasil evaluasi tes kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase siswa. Ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa setiap siklus, yang mana siklus III lebih baik dengan rata-rata 8 dari pada siklus II dengan rata-rata 6,87 dan siklus I dengan rata-rata 5,79 sedangkan tes awal dengan rata-rata 4,7. Pada penilaian hasil tes awal didapatkan hasil sebagai berikut: 68

84 1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 3 orang siswa, dengan persentase 6,25 % 2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 5 sebanyak 25 orang siswa, dengan persentase 52,08 % dan 3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 sebanyak 20 orang siswa, dengan persentase 41,67 %. Melihat dari hasil tes awal dari 48 orang siswa mendapat nilai rata-rata 4,7 sedangkan SKBM yang sudah ditentukan yaitu 7,0 sehingga kemampuan siswa memahami puisi dikategorikan kurang. Hasil pada tes awal tersebut kemudian dijadikan bahan acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus I. Adapun hasil dari kegiatan/ evaluasi siklus I dengan rata-rata kelas VIII-1 meningkat dibandingkan dengan hasil tes awal yaitu 5,79 dengan rincin sebagai berikut. 1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 8 orang siswa, dengan persentase 16,67 %. 2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 22 orang siswa, dengan persentase 45,83%; dan 3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 5 sebanyak 18 orang siswa, dengan persentase 37,5 %. Upaya perbaikan selalu dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil sesuai target yang diharapkan. Kegiatan penilai siklus II dengan hasil rata-rata siswa dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase adalah 6,87 Hasil ini mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut. 69

85 1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 8 sebanyak 11 orang siswa, dengan persentase 22,9%; 2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 20 orang siswa, dengan persentase 41,6%; dan 3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 17 orang siswa, dengan persentase 35,5%. Berdasarkan hasil penilaian dari siklus II ternyata belum memenuhi SKBM yaitu 7,0. Upaya meningkatkan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar terus dilakukan. Perbaikan-perbaikan tindakan dan sistem dalam pembelajaran menjadi prioritas utama peneliti. Hal-hal yang menjadi sumber penghambat dalam kegiatan belajar mengajar seminimal mungkin tidak terjadi di siklus III. Upaya tersebut menghasilkan nilai rata-rata siswa kelas VIII-1 dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase mengalami peningkatan sebesar 8 dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Adanya kenaikan dapat dilihat pada tabel rekapitulasi nilai dari tes awal sampai siklus III. Ini dibuktikan beberapa siswa mendapat nilai 9 dan 8 pada siklus III. Nilai siswa pada siklus III dengan rincian sebagai berikut: 1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 9 sebanyak 7 orang siswa, dengan persentase 14,6%; 2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 8 sebanyak 34 orang siswa, dengan persentase 70,8%; dan 70

86 3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 7 orang siswa, dengan persentase 14,6%. Dengan hasil ini penelitian yang berjudul peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 berakhir pada siklus III, karena telah mencapai SKBM 7,0 yaitu nilai yang diperoleh adalah 8 dengan kategori lebih dari. Adapun temuan-temuan yang dianggap menonjol pada kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa memahami puisi melalui teknik parafrase, yaitu sebagai berikut. 1. Memahami puisi melalui teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan siswa. Dalam situasi belajar seperti ini siswa menemukan cara memparafrase puisi yang baik dan benar, itulah yang menjadi ampuhnya menggunakan teknik memparafrase dalam memahami puisi. 2. Memahami puisi melalui teknik parafrase dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap keaktifan dan keantusiasian siswa untuk mengikuti pembelajaran memahami puisi, hal ini terjadi karena memahami puisi melalui teknik parafrase dapat memberikan variasi baru dalam proses belajar mengajar sekaligus mengatasi situasi yang menonton. 3. Semua siswa mengatakan senang dan tertarik mengikuti pelajaran model ini. Hal ini terjadi karena : (1) mereka mendapat situasi baru, (2) mereka dapat belajar dengan tenang dan santai, (3) mereka mempunyai kesempatan lebih banyak untuk memahami pelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase. 71

87 Terjadinya temuan-temuan di atas dilatar belakangi oleh usia siswa SMP kelas VIII-1 yang berkisar tahun, dimana seusia mereka masih senangsenangnya bermain dengan mengenal hal baru. Sementara itu memahami puisi melalui teknik parafrase dapat memenuhi hasrat mereka dalam belajar dan memberikan situasi baru yang tidak membuat mereka bosan. Hal ini seperti tentu dapat memotivasi mereka untuk bersemangat menerima pelajaran. Kesenangan itu akan dirasakan apabila siswa mampu memahami puisi denagan baik, sehingga mereka merasa tertarik mengikuti pelajaran memahami puisi. 72

88 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa: 1) Teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini terbukti dari hasil masing-masing siklus adalah sebagai berikut: a. Pada hasil tes awal nilai rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan tes awal adalah 4,7 dari 48 siswa dengan rincian nilai 6 kategori sebanyak 3 orang (6,25%), nilai 5 kategori hampir sebanyak 25 orang (52,08%), nilai 4 kategori kurang sebanyak 20 orang (41,67%). Berdasarkan rata-rata tersebut secara klasikal kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dikatakan kurang. b. Pada siklus I nilai rata-rata yang dicapai siswa 5,79 dari 48 siswa dengan rincian nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 8 orang(16,67%), nilai 6 kategori sebanyak 22 orang (45,83%), nilai 5 kategori hampir sebanyak 18 orang (37,5%). Berdasarkan hal yang diperoleh dari siklus I sudah mengalami peningkatan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. c. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 6,87 dari 48 siswa dengan rincian nilai 8 kategori baik sebanyak 11 orang (22,9%), nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 20 orang (41,6%), nilai 6 kategori sebanyak 17 orang (35,5%). Berdasarkan rata-rata pada tes siklus II 73

89 tersebut secara klasikal kemampuan siswa memahami puisi melalui teknik parafrase sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I tapi jika dilihat dari individu siswa juga masih kurang, karena belum tercapai SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Mengajar) yaitu 70. d. Pada siklus III nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 8 dengan kategori baik dari 48 siswa, dengan rincian nilai 9 kategori baik sekali sebanyak 7 orang (14,6%), nilai 8 kategori baik sebanyak 34 orang (70,8%), nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 7 orang (14,6%). Dilihat dari tes siklus III dari tabel di atas, diketahui bahwa kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase sudah mengalami peningkatan. Peningkatan yang dicapai siswa dari tes pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III sebagai berikut. Peningkatan nilai rata-rata pada prasiklus 4,9 dengan kategori kurang, pada siklus I menjadi 5,79 dengan kategori hampir, pada siklus II menjadi 6,87 dengan kategori dan pada tes akhir siklus III meningkat menjadi 8 dengan kategori baik. 2) Langkah-langkah memahami puisi melaui teknik parafrase a. Menemukan kata kunci dalam setiap baris atau larik karena kata-kata tersebut merupakan inti baris tersebut, b. Menguraikan bait puisi ke dalam bentuk prosa atau parafrase. c. Menafsirkan makna kata d. Mengaitkan isi puisi dengan kehidupan nyata. 74

90 5.2 Saran Hasil penelitian telah membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase dapat ditingkatkan. Walaupun demikian perlu diberikan saran sebagai berikut: 1. Dalam kegiatan belajar mengajar tentang peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase, perlu ditanamkan konsep dalam memecahkan masalah atau mengerjakan tugasnya. 2. Faktor guru berperanan penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, hendaknya guru senantiasa meningkatkan diri, baik dalam pemilihan metode pengajaran maupun ketrampilan mengajar. 3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakam salah satu teknik penelitian yang dapat memperoleh data secara akurat, karena orang yang meneliti dapat mengetahui langsung permasalahan yang dihadapi serta bagaimana pemecahannya, untuk itu PTK sangat sesuai untuk penelitian pembelajaran di sekolah. 4. Dalam melaksanakan penelitian seorang peneliti harus pintar dalam memilih dan menyiapkan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dan disesuaikan denagan karakteristik dan kebutuhan siswa. 5. Siswa harus lebih berani dan aktif dalam pembelajaran, sehingga mampu bersaing secara sehat dengan temannya untuk memperoleh nilai terbaik dalam pembelajaran. 6. Guru menggunakan teknik parafrase dalam pembelajaran ini agar dikembangkan guna meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa mampu mencapai kompetensi yang diharapkan. Oleh karena 75

91 itu, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sekaligus lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. Siswa harus lebih diarahkan untuk dapat menemukan dan memecahkan masalah sendiri, sampai akhirnya mereka memperoleh ilmu dari pengalaman sendiri dengan guru sebagai fasilitasnya. 7. Pihak sekolah harus menyimak kembali kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran, agar mempermudah dalam merancang pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif untuk menarik minat belajar siswa. 8. Kepala sekolah disarankan agar terus mengadakan pembinaan kepada guru khususnya guru Bahasa Indonesia sehingga kualitas pendidikan di sekolah tersebut ditingkatkan. 9. Oleh karena tanggung jawab pendidikan bukan hanya guru dan pemerintah, melalui orang tua sebagai pendidik pertama dan utama, maka orang tua harus berperan aktif mendorong anak-anak untuk lebih tekun belajar di rumah. Akhirnya dengan rendah hati penulis mengharapkan, semoga saran tersebut mendapatkan perhatian dari para guru pengajar bahasa Indonesia pada khususnya, atau dari peneliti lain pada umumnya, untuk meneliti kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrasa, sehingga dapat dimanfaatkan bagi dunia pendidikan pada masa yang akan datang. 76

92 DAFTAR PUSTAKA Abdul dan Muliastuti, Semantik Bahasa Indonesia. Depdikbud: Universitas Terbuka. Aftarudin, Pesu Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa. Amunuddin, Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung. Angkasa. Antara, 1GP Peribahasa Indonesia. Denpasar. Setiawan. Antara, IGP Apresiasi Puisi. Denpasar : CV Kayu Mas. Antara, Pengantar Apresiasi Puisi, Bandung : Angkasa. Budiasa, Melkianus Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Siswa Kelas VIIB SMP Wisata Sanur Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Denpasar: Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. Budiasa, Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak. Depdikbud Kurikulum Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (SMP). Jakarta. Haymawan, l98s.dramatugi. Bandung; Rosda. Jassin, H.B Pujangga Baru: Prosa dan Puisi Get. ke-2. Jakarta : Haji Masagung. Narbuco dan Achmadi Apresiasi Puisi. Nurkencana, Sunarta Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Evaluasi Hasil Pelajar. Surabaya: Usaha Nasional. Nurkencana, Wayang Evaluasi Pendidikan. Surabaya; UsahaNasional. Pradopo, Osoko Rachmat. terbuka Materi Pokok Puisi : Jakarta, Universitas Pradopo, Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada. Suyitno, Teknik pengajaran Apresiasi Sastra dan Kemampuan Bahasa. Yogyakarta : PT. Hanindita. 77

93 Situmorang, B.P Puisi dan metodologi. Pengajaran. Ende Flores; Nusa Indah. Surana dkk,1986. Himpunan Materi Tata Bahasa Solo: Tiga Serangkai. Tarigan Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Wirjosoedarmo, Tata Bahasa Indonesia Pengajaran Menyimak. Bandung: Angkasa. 12 Universitas Negeri Malang FKIP. Waluyo, H.J Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Widdiharto, Rahmadi Apresiasi Puisi. 78

94 LAMPIRAN-LAMPIRAN 79

95 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Dengan ini saya : Nama : Marlin Mali Ngara NPM : Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia Judul Skripsi : Peningkatan kemampuan memahami Puisi melalui teknik Parafrase pada siswa kelas VIII-1 tahun pelajaran 2013/2014 Menyatakan bahwa laporan atau karya tulis ini, dengan seluruh isi dan pengungkapannya memang benar tulisan asli saya sendiri tanpa melakukan penjiblakan dan bebas plagiat. Apa bila di kemudian hari ternyata terbukti terdapat plagiat dalam skripsi atau karya tulis ini maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan aturan perundang-undangan yang berlaku. Denpasar, Yang membuat pernyataan Marlin Mali Ngara NPM :

96 81

97 PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMP NEGERI 10 DENPASAR Tastu Wruhing Sastra Jln. Jenderal Gatot Subroto Denpasar (0361) SURAT KETERANGAN Nomor:421.3/459/SMPN.10/2014 Yang bertanda tangan di bawah ini kepala SMP Negeri 10 Denpasar, dengan ini menerangkan bahwa : Nama : Marlin Mali Ngara NPM : Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia Alamat : Jln. Mertasari no. 158 Sidakarya Pekerjaan : Mahasiswa Memang benar mahasiswa tersebut kuliah di universitas Mahasaraswati Denpasar Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul penelitian Peningkatan Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya, agar dapat di pergunakan sebagaimana mestinya. Denpasar, 14 Juni 2014 Kepala SMP Negeri 10 Denpasar (Drs. I Ketut Sukartha,M.si) NIP :

98 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu : SMP Negeri 10 Denpasar : Bahasa Indonesia : VIII-1 : Menggunakan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk formulir, ringkasan dan parafrase. : Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dengan tetap memperhatikan puisi. : Mampu memahami isi puisi, mengubah puisi menjadi prosa serta mampu menyebutkan tema dan amanat puisi. : 4 x 40 menit (dua pertemuan) 1. Tujuan Pembelajaran a. Melalui penjelasan guru siswa dapat memahami puisi yang dibaca. b. Melalui penjelasan guru siswa dapat mengubah puisi menjadi prosa. c. Melalui penjelasan guru siswa dapat menyebutkan tema dan amanat puisi. 2. Materi Pembelajaran a. Buku Pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII b. Puisi yang berjudul Aku 3. Metode Pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab c. Penugasan d. Teknik parafrase 83

99 4. Langkab-langkah Kcgiatan Pembelajaran Pertemuan pertama a. Kegiatan Awal Apersepsi : 1. Guru mengabsensi siswa 2. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa 3. Guru menyampaikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran 4. Siswa dan guru bertanya jawab tentang puisi dan teknik parafrase. b. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : 1. Guru memancing pengetahuan awal siswa tentang puisi dan teknik memparafrase puisi. 2. Siswa menyampaikan pengetahuan awal tentang puisi dan teknik memparafrase puisi. 3. Guru melengkapi pengetahuan siswa tentang puisi dan teknik memparafrase puisi. 4. Guru menjelaskan tentang langkah-langkah memparafrase puisi. Elaborasi Dalam kegiatan Elaborasi : 1. Guru membagikan sebuah teks puisi yang sama kepada semua siswa. 2. Guru menjelaskan tahap-tahap yang harus dikerjakan siswa dalam memparafrase puisi. 3. Siswa mulai memparafrasekan puisi yang telah dibagikan oleh guru. Konfirmasi Dalam kegiatan Konfirmasi : 1. Guru memberikan komentar terhadap hasil parafrase puisi siswa. 2. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum di ketahui siswa. 84

100 c. Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup : 1. Guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru membagikan teks puisi kepada siswa untuk dibaca di rumah. 3. Guru menutup kegiatan belajar-mengajar dan mengucapkan salam. Pertemuan kedua a. Kegiatan Awal Apersepsi : 1. Guru mengabsensi siswa 2. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa 3. Guru menyampaikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : 1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan diberikan sekarang 2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi sebelumnya. Elaborasi Dalam kegiatan Elaborasi: 1. Guru menanyakan tentang teks puisi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. 2. Guru menyuruh siswa memparafrasekan puisi yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya. 3. Guru menyuruh siswa lain untuk mengomentari hasil kerja siswa yang dibacakan di depan kelas. Konfirmasi Dalam kegiatan Konfirmasi: 1. Guru memberikan evaluasi secara umum tentang hasil latihan siswa. 85

101 c. Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup : 1. Guru memberikan tes tertulis kepada siswa. 2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. 3. Guru menutup pelajaran dan menyampaikan salam. 5. Sumber Belajar a. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia, b. Teks puisi " Aku " 6. Penilaian a. Teknik : Tes tertulis b. Bentuk Instrument : Teks c. Pedoman Penelitian : Menggunakan Nomor Relatif Skala 11 d. Soal Instrument : - Parafrasekan puisi sesuai dengan aspek-aspek yang sudah ditentukan sebelumnya. Kriteria Penilaian ASPEK o Pemahaman terhadap puisi o Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain o Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi o Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi o Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi SKOR MAKSIMAL Jumlah 50 86

102 Denpasar, Juni 2014 Guru Pamong Nama Mahasiswa (I Gst.A.A. Budhawati, Spd) NIP : (Marlin Mali Ngara) NPM : Mengetahui, Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Denpasar ( Drs. Ketut Sukartha, M.Si ) NIP:

103 TES PENGUMPULAN DATA TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Petunjuk : 1. Tulislah namamu di sudut kanan atas pada kertas lembar jawaban yang tersedia. 2. Sebelum mengerjakan tugas, periksalah kembali hasil kerjamu. 3. Pahami puisi dibawah ini dengan baik, parafrase puisi tersebut. AKU Kalau sampai waktuku Ku tak mau seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku binatang jalang Dari kumpulan yang terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa ku bawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi. ( Chairil Anwar ) 88

104 Gambar 1. Guru mata pelajaran dan peneliti memperhatikan siswa- siswi SMP Negeri 10 Denpasar kelas VIII-1 yang sedang memparafrase puisi. Gambar 2. Peneliti mengamati dan mengarahkan salah satu siswa SMP Negeri 10 Denpasar kelas VIII-1 dalam memparafrase puisi. 89

105 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Togo Letena Kecamatan Loli pada tanggal 17 Maret 1988 dari pasangan Bapak Sairo Beili dan Lali Wudda (Almarhuma) anak ke Empat dari Empat bersaudara. Menempuh pendidikan dasar di SDK Waikabubak, dan pada tahun 2002 melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP N 2 dan lulus pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 1 Waikabubak dan lulus pada tahun Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi di Universitas Mahasaraswati di Kota Denpasar jenjang Strata satu (S- 1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. 90

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi puisi perlu dibuat sebuah bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan tentang sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Yayu M.Binol, Ali Karim, Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, berhubungan, berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA Oleh Icha Meyrinda Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : ichameyrinda@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN 1 DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER Vivien Fidiawati 6 Abstrak. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI PUISI MELALUI KEGIATAN MEMBACA DAN MENDENGARKAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEBAKWANGI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa memudahkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain, dalam bermasyarakat. Dasar yang sangat penting bagi seseorang untuk berkomunikasi adalah bahasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Bagi peserta didik yang sedang menuntut ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V DINI NURSARI nursaridini@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS Oleh Indah Mayasari Ni Nyoman Wetty S. Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : indahmayasari10@yahoo.com Abstract The problem

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Seorang penulis berkomunikasi melalui tulisan mereka untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGAJARAN PUISI BAHASA JERMAN DENGAN METODE JIGSAW. Bungaran Butarbutar Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

PENGAJARAN PUISI BAHASA JERMAN DENGAN METODE JIGSAW. Bungaran Butarbutar Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan. 1 PENGAJARAN PUISI BAHASA JERMAN DENGAN METODE JIGSAW Bungaran Butarbutar Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan Abstrak Salah satu metode pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran bahasa Jerman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum yang ada dalam setiap jenjang pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan yang wajib

Lebih terperinci

The Students Ability In Reading Poetry By Using Paraphrase Technique The Students At Seventh Grade SMPN 20 Padang

The Students Ability In Reading Poetry By Using Paraphrase Technique The Students At Seventh Grade SMPN 20 Padang The Students Ability In Reading Poetry By Using Paraphrase Technique The Students At Seventh Grade SMPN 20 Padang By Tri Yusnoni¹, Aruna Laila², Adrias³ 1) The Student Of STKIP PGRI West Sumatera 2) The

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON Dwi Novita Ariyaningtyas 1 Heri Suwignyo 2 Karkono 3 Universitas Negeri Malang, Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan peserta didik melalui proses pelatihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang mengandung konsep atau gagasan tertentu. Dalam kegiatan komunikasi, katakata dijalin satukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1. Puisi Pengertian puisi Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta,

Lebih terperinci

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI M. Syirojudin A malina Wijaya S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana

Lebih terperinci

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Miswanto Guru SMP Negeri 1 Ponorogo Email : smpn1_pon@yahoo.co.id ABSTRAK Penguasaan keterampilan berbahasa khususnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah menulis puisi yang dilaksanakan di kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang, yaitu

Lebih terperinci