BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins and Mary Coulter (2012:36), manajemen melibatkan koordinasi pengelolaan dan pengawasan kegiatan kerja sehingga selesai secara efisien dan efektif. Menurut Carter McNamara (2010:17), manajemen mengacu pada kegiatan yang terlibat dalam empat fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan mengkoordinasi sumber daya. Sedangkan menurut Sarah Quinn (2010:12), manajemen adalah aktivitas yang terlibat dalam empat fungsi utama yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kegiatan yang mempunyai empat fungsi utama yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengarahan sumber daya dalam suatu kegiatan kerja untuk hasil yang efektif dan efisien. 2.2 Supply Chain Menurut Russel & Taylor (2009:406), supply chain adalah fasilitas, fungsi, dan aktivitas yang terlibat dalam produksi serta pengiriman produk dari supplier kepada konsumen. Menurut William J. Stevenson (2009:4), supply chain merupakan urutan dari aktivitas dan organisasi yang terlibat dalam suatu kegiatan produksi dan pengiriman suatu produk. Menurut Roger G. Schroeder (2007:189), supply chain adalah urutan proses bisnis dan informasi yang menyediakan produk dari pemasok melalui manufaktur dan distribusi ke konsumen akhir. 13

2 14 Gambar 2.1 A Typical Supply (Sumber: Roger G. Schroeder, 2007:191) Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa supply chain merupakan urutan aktivitas dari produksi sampai pengiriman produk sampai ke konsumen dari aktivitas kegiatan produksi sampai pengiriman produk. 2.3 Supply Chain Management Menurut William J. Stevenson (2009:512), supply chain management adalah stratergi mengkoordinasi di rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan permintaan dan penyediaan manajemen. Menurut Roger G. Schroeder (2007:189), supply chain management adalah perencanaan, mendesain, dan control dari aliran informasi dan material sepanjang rantai pasokan tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam cara yang efisien, sekarang dan masa depan. Menurut Russel & Taylor (2009:410), supply chain management adalah berfokus pada mengintegrasikan dan mengelola aliran produk dan informasi melalui rantai pasokan dalam rangka untuk membuatnya responsive terhadap pelanggan ketika menurunkan total cost. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa supply chain management merupakan stratergi untuk mengkoordinasi rantai pasokan yang

3 15 bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan efisien pada masa sekarang dan masa depan. Supply chain management (SCM) merupakan fisolofi manajemen yang secara terus menerus mencari sumber fungsi bisnis yang kompeten untuk digabungkan baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan. 2.4 Manajemen Distribusi dan Transportasi Transportasi Menurut Copra (2010:380), transportasi merupakan perpindahan produk dari suatu lokasi ke lokasi lainnya yang merupakan awal dari rangkaian supply chain sampai kepada konsumen. Menurut Pujawan (2010) dalam jurnal Rohandi, Imran, dan Prassetiyo (2014:35), secara umum fungsi distribusi dan transportasi pada dasarnya adalah mengantarkan produk dari lokasi di mana produk tersebut diproduksi sampai dimana produk itu digunakan. Manajemen transportasi dan distribusi mencakup baik aktivitas fisik yang secara kasat mata bisa kita saksikan, seperti menyimpan dan mengirim produk, maupun fungsi nonfisik yang berupa aktivitas pengolahan informasi dan pelayanan kepada pelanggan. Russel dan Taylor (2009:441) mengatakan bahwa dalam perusahaan manufaktur, biaya transportasi dapat mencapai 20% dari tingkat total biaya produksi atau dapat mencapai 6% dari tingkat keuntungan suatu perusahaan. Tiga hal yang penting dalam mengukur kinerja transportasi, yaitu: 1. Biaya Biaya transportasi merupakan pengeluaran yang dihasilkan dari proses pengiriman dari suatu tempat ke tempat lainnya. Biaya ini seperti biaya bahan bakar, biaya perawatan mobil, biaya parkir, biaya tol, ataupun biaya pengemudi. 2. Kecepatan Kecepatan dalam transportasi adalah waktu yang dibutuhkan dalam melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Layanan tranportasi yang lebih cepat akan berdampak pada tarif yang tinggi. 3. Konsistensi

4 16 Konsistensi mengacu pada variasi waktu yang dibutuhkan dalam pengiriman suatu produk. Waktu yang dibutuhkan dalam pengiriman hendaknya harus konsisten. Artinya dalam pengiriman produk ke tujuan yang sama seharusnya membutuhkan waktu yang sama dalam waktu pengirimannya. Selain itu lingkungan transportasi berdampak pada serangkaian keputusan yang dapat diimplementasikan dalam sistem logistik. Transportasi berdampak pada serangkaian keputusan yang dapat diimplementasikan dalam sistem logistik. Bowersox (2010: 194) mengatakan terdapat beberapa pihak yang dapat mempengaruhi keputusan pada transportasi yaitu: 1. Shipper dan Consignee Shipper dan Consignee digunakan dalam kepentingan bersama untuk memindahkan barang dari tempat asalnya ke tempat tujuan dengan kurun waktu tertentu dengan harga terendah. 2. Carrier and Agents Carrier and Agents merupakan bisnis yang bergerak dalam penyediaan pelayanan transportasi yang berusaha meningkatkan pendapatannya melalui meminimalkan biaya yang berhubungan dengan transportasi. Sebagai perusahaan jasa, carrier and agents mengenakan biaya setinggitingginya kepada konsumen dengan meminimalkan biaya tenaga kerja, bahan bakar, dan biaya kendaraan dalam memenuhi tugas pengiriman barang. 3. Pemerintah Pemerintah merupakan salah satu pihak yang dapat mempengaruhi keputusan pada transportasi, sebab transportasi merupakan suatu layanan yang mempengaruhi ekonomi dan kesejahteraan social. Pemerintah akan berupaya untuk membuat lingkungan transportas yang efisien dengan tujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Sehingga pemerintah akan membuat regulasi agar perusahaan yang bergerak dalam jasa transportasi memberikan harga yang sesuai kepada pengguna jasa transportasi tersebut.

5 17 4. Internet Internet mempunyai dampak pada sistem transportasi dimana kemampuan carrier untuk memberikan informasi secara real time kepada supplier dan konsumennya. Informasi tersebut dapat mengenai status keberadaan produk yang sedang dikirim. Dengan internet, carrier dapat mengetahui posisi kendaraan yang membawa barang pesanan, rute yang dipakai oleh kendaraan tersebut dan estimasi waktu dan jarak produk itu akan sampai ke konsumen. Semua informasi melalui internet diperoleh dari pemasangan alat tracking pada kendaraan carrier (GPS= Global Posittioning System). 5. Public Pihak terakhir yang mempengaruhi keputusan pada transportasi adalah public atau masyarakat umum. Sarana transportasi yang digunakan dapat mempengaruhi lingkungan umum seperti polusi udara. Sehingga untuk menangani masalah ini, pemerintah membuat regulasi untuk menetapkan standar kendaraan yang digunakan serta faktor-faktor keselamatan dalam berkendara. Hubungan dari pihak-pihak yang berkaitan dengan transportasi dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.2 Hubungan pihak-pihak dalam transportasi (Sumber : Bowersox, 2010:195)

6 18 Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum fungsi dari transportasi adalah untuk mengantarkan produk dari awal lokasi produk tersebut diproduksi sampai kepada konsumen akhir. Biaya transportasi perusahaan manufaktur dapat mencapai 20% dari tingkat total biaya produksi atau dapat mencapai 6% dari tingkat keuntungan perusahaan Jenis-Jenis Mode Transportasi Menurut Roger G. Schroeder (2007:442), terdapat beberapa mode transportasi yang sering digunakan dalam distribusi material dan produk yaitu: 1. Transportasi menggunakan kereta api a. Mampu mengangkut dalam volume besar pada tingkat biaya yang memadai. b. Kertebatasan fasilitas dan akses c. Efisien dalam mengangkut dalam volume besar sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. d. Kualitas pengiriman yang sangat buruk dalam transportasi darat. 2. Transportasi menggunakan kendaraan truk a. Paling fleksibel untuk akses ke segala tempat tujuan. b. Kemampuan yang baik dalam mengangkut produk kecil. c. Kualitas pengiriman truck lebih baik daripada kereta api. 3. Transportasi menggunakan pesawat udara a. Biaya transportasi mahal. b. Waktu pengiriman paling cepat untuk jarak menengah sampai jauh. 4. Transportasi melalui sungai atau air a. Waktu transportasi lambat tetapi biaya sangat murah. b. Keterbatasan lokasi. c. Mampu mengangkut beban yang sangat besar dengan biaya yang efisien. 5. Intermodal transportation Merupakan gabungan beberapa mode transportasi seperti truck-kereta api-truck dan transportasi air-truck/kereta api. 6. Transportasi menggunakan pipa a. Biaya awal tinggi.

7 19 b. Aplikasi terbatas, kebanyakan untuk benda cair dan gas. c. Akses terbatas ke rute tertentu. Gambar 2.3 Transportation Modes Berdasarkan penilitian ahli diatas dapat disimpulkan terdapat banyak macam mode transportasi dengan keunggulan dan kekurangannya pada setiap mode transportasi. Mode transportasi dapat dibagi menjadi tiga jalur pengiriman yaitu darat, air, dan udara Distribusi Distribusi menurut Russel & Taylor (2009:437), adalah meliputi saluran, proses, dan fungsi, termasuk pergudangan dan transportasi, yang melewati produk dalam perjalanannya hingga ke pelanggan akhir (end user). Menurut William J. Stevenson (2009:13), distribusi melibatkan pengiriman barang ke gudang, gerai ritel, atau konsumen akhir. Sedangkan menurut Chopra (2010:86), distribusi adalah kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan produk dari supplier sampai ke konsumen. Distribusi merupakan hal penting untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan karena distribusi secara langsung mempengaruhi biaya dalam supply chain. Menurut Chopra (2010: 87), jaringan distribusi berkaitan dengan pemenuhan dari kebutuhan konsumen dan biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Sehingga, suatu perusahaan harus

8 20 dapat mengestimasi jumlah permintaan konsumen dalam suatu jaringan distribusi karena pemenuhan akan kebutuhan konsumen akan mempengaruhi pendapatan suatu perusahaan melalui biaya yang ditimbulkan dari pengiriman. Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi merupakan proses pengiriman barang dari gudang sampai ke konsumen akhir. Dengan jaringan distribusi yang tepat maka suatu perusahaan dapat meminimalkan biaya produksi. Selain itu distribusi merupakan bagian penting untuk mendapatkan keuntungan karena distribusi secara lansung mempengaruhi biaya dalam supply chain yang akan berdampak secara langsung terhadap biaya total dalam memproduksi suatu barang Fakor Pengaruh dalam Jaringan Distribusi Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jaringan distribusi menurut Chopra (2010:87): 1. Response Time Response time adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan dalam pengiriman produk sampai ke konsumen. Response time dimulai saat konsumen memesan barang sampai produk itu sampai ke tangan konsumen. Perusahaan harus meminimalkan response time agar kepuasaan pelanggan dapat terpuaskan. 2. Product Variety Product Variety adalah jumlah dari diferensiasi produk yang ditawarkan dalam suatu jaringan distribusi. 3. Product Availability Product Availability adalah probabilitas dari ketersediaan produk di inventory saat konsumen memesan produk tersebut ke perusahaan. 4. Customer Experience Customer Experience merupakan kemudahaan konsumen dalam melakukan pemesanan ke perusahaan dan menerima pesanan dari produsen. 5. Time to Market Time to Market adalah waktu yang dipilih dalam meluncurkan suatu produk baru ke pasar.

9 21 6. Order Visibility Order Visibility adalah kemampuan konsumen dalam mengecek pesanan mereka pada ketersediaan di gudang sampai pada pengirman barang oleh perusahaan. 7. Returnability Returnability adalah kemudahaan dalam pengembalian barang yang tidak sesuai dengan pesanan pelanggan. Returnability juga mencakup kemampuan jaringan distribusi dalam menangani pengembalian pesanan tersebut Desain Jaringan Distribusi Menurut Chopra (2010:91) terdapat 6 desain jaringan distribusi, yaitu: 1. Manufacturer Storage with Direct Shipping Pada desain Manufacturer Storage with Direct Shipping, pengiriman produk dikirim secara langsung dari perusahaan kepada konsumen akhir dengan melalui retailer. Keuntungan menggunakan desain ini adalah pemusatan inventori barang di pabrik perusahaan namun kekurangan desain ini adalah biaya transportasi yang tinggi karena jarak dari pabrik ke konsumen akhir sangat jauh. Ilustrasi dari desain ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2.4 Manufacturer Storage with Direct Shipping (Sumber: Chopra, 2010:91)

10 22 2. Manufacturer Storage with Direct Shipping and In-Transit Merge Pada desain Manufacturer Storage with Direct Shipping and In- Transit Merge, konsumen dari berbagai lokasi memesan produk dari pabrik-pabrik yang berbeda-beda. Aliran informasi dari konsumen ke retailer, kemudian retailer menginformasikan pesanan-pesanan konsumen ke pabrik-pabrik yang memproduksi pesanan untuk konsumen. Kemudian, produk tersebut dikirimkan dari pabrik-pabrik ke tempat carrier, selanjutnya produk tersebut akan dikirimkan ke konsumen akhir. Ilustrasi dari desain ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2.5 Manufacturer Storage with Direct Shipping and In- Transit Merge (Sumber: Chopra, 2010:94) 3. Distributor Storage with Package Carrier Delivery Pada desain ini, inventory terletak pada distributor pusat tidak terletak pada pabrik. Produk yang telah dibuat oleh pabrik dikirimkan ke distributor pusat yang kemudian akan disalurkan kepada konsumen. Aliran informasi pada desain ini hanya terjadi dari konsumen ke distributor, kemudian distributor merespons informasi tersebut dena melakukan pengiriman pesanan tersebut kepada konsumen. Ilustrasi dari desain ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

11 23 Gambar 2.6 Distributor Storage with Carrier Delivery (Sumber: Chopra, 2010:96) 4. Distributor Storage with last-mile Delivery Pada desain ini, pabrik mendistribusikan produknya ke distributor yang mempunyai jarak yang dekat para konsumennya. Sehingga pengiriman dari distributor ke konsumen akan lebih cepat tetapi biaya inventori dari distributor tidak kecil yang disebakan harus menyimpan produk dari berbagai pabrik. Aliran informasi mengalir dari pesanan konsumen ke distributor yang terdekat, kemudian distributor akan merespons pesanan mereka dengan mengirimkan produk kepada konsumen. Ilustrasi dari desain penilitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

12 24 Gambar 2.7 Distributor Storage with Customer Pickup (Sumber: Chopra, 2010:98) 5. Manufacturer/Distributor Storage with Customer Pickup Pada desain ini berbeda dengan desain-desain yang dijelaskan sebelumnya. Pada desain ini, konsumen akan melakukan pesanan ke retailer dan konsumen sendiri yang akan mengambil barangnya tersebut di pickup point. Aliran informasi pada desain ini dimulai dari konsumen ke retailer. Setelah itu, retailer akan melanjutkan informasinya kepada pabrik, kemudian pabrik akan merespons permintaan konsumen dengan mengirimkan barangnya ke distributor. Kemudian distributor akan mengirimkan produk dari pabrik ke pickup point dimana pelanggan akan mengambil sendiri barang pesanannya. Ilustrasi dari desain ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

13 25 Gambar 2.8 Manufacturer/Distributor Warehouse Storage with Customer Pickup (Sumber: Chopra, 2010:100) 6. Retail Storage with Customer Pickup Desain ini merupakan desain yang sering orang temukan dimana inventori disimpan oleh retailer. Kemudian konsumen akan dating ke pengecer untuk memilih produk yang diinginkan lalu dibelinya. 2.5 Strategi Distribusi Menurut Chopra (2010) dalam jurnal Rohandi, Imran, dan Prassetiyo (2014:35), terdapat 3 strategi distribusi produk dari pabrik ke pelanggan. Ketiga strategi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pengiriman Langsung (Direct Shipment): pengiriman langsung dari pabrik ke pelanggan tanpa melalui gudang atau fasilitas penyangga. 2. Pengiriman Melalui Warehouse: pengiriman tidak langsung dikirim ke pelanggan, namun melewati satu atau lebih gudang atau fasilitas penyangga. 3. Cross-Docking: pengiriman produk akan mengalir lewat fasilitas cross-dock yang berada antara pabrik dan pelanggan. 2.6 Vehicle Routing Problem (VRP) Vehicle Routing Problem (VRP) pertama kali diperkenalan oleh Ramser dan Dantzig pada tahun 1959 dalam bentuk rute dan penjadwalan truk. Kemudian Clarke dan Wright pada tahun 1964 melanjutkan penelitian ini dan berhasil menciptakan

14 26 sebuah metode yaitu Saving Algorithm. Seiringan dengan perkembangan dunia industri maka sejak saat itu perkembangan mengenai VRP terus berkembang yang disebabkan karena VRP memegang peranan penting dalam proses pendistribusian dalam dunia industri. Menurut Chrystianto, Adianto, dan Rispianda (2013:122), Vehicle Routing Problem (VRP) adalah suatu bentuk permasalahan distribusi yang melibatkan sekumpulan rute kendaraan-kendaraan yang berbasiskan pada depot untuk melayani pelanggan yang tersebar secara geografis dengan permintaannya masing-masing. Tujuan umum dari Vehicle Routing Problem (VRP) yaitu melayani sekumpulan pelanggan dengan ongkos operasi yang minimum. Menurut Miller (1999) pada Kurniawan, Susanty, dan Adianto (2014:126), adalah suatu permasalahan penentuan rute pengiriman/distribusi yang melibatkan sekumpulan rute kendaraan-kendaraan yang berpusat pada satu depot atau lebih untuk melayani pelanggan yang tersebar diberbagai wilayah pengiriman dengan permintaannya masing-masing. Solusi dari sebuah VRP yaitu sejumlah rute pengiriman kebutuhan pelanggan dimana kendaraan berangkat dari depot lalu menuju pelanggan dan kembali lagi ke depot. Vehicle Routing Problem (VRP) memiliki beberapa nama yang berbeda pada literatur seperti Vehicle Routing Scheduling Problem. Routing problem menekankan pada bagaimana membuat urutan mengunjungi pelanggan dengan kendaraan yang berangkat dan berakhir di depot (fasilitas sentral). Pendekatan yang dapat dilakukan dalam penggunaan metode VRP, dapat menggunakan persamaan dibawah ini: S(x,y) = J(G,x)+J(G,y)-J(x,y) Dimana: G : Lokasi gudang x,j : Lokasi pelangan tujuan(x,j) Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan bentuk permasalahan dalam distribusi dalam penentuan rute pengiriman yang melibatkan sekumpulan rute kendaraan yang berpusat pada

15 27 satu depot atau lebih untuk melayani pelanggan yang tersebar luas secara geografis dengan permintaan yang beragam dengan biaya yang seminimal mungkin Klasifikasi VRP Menurut Rohandi, Imran, dan Prassetiyo (2014:36) terdapat beberapa variasi VRP yang sangat bergantung pada jumlah faktor pembatas dan tujuan yang akan dicapai. Pembatas yang umum digunakan adalah jarak dan waktu. Tujuan VRP umumnya untuk meminimalkan jarak tempuh, waktu maupun biaya. Berikut merupakan contoh variasi VRP : 1. VRP with multiple trips: satu kendaraan dapat melakukan lebih dari satu rute untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 2. VRP with time window: setiap konsumen yang dilayani oleh kendaraan mempunyai waktu service. 3. VRP with split deliveries: setiap konsumen boleh dikunjungi lebih dari satu kendaraan. 4. VRP with multiple products: permintaan konsumen lebih dari satu produk. Pada umumnya, VRP bentuk ini juga melibatkan kendaraan dengan multicompartments. 5. Periodic VRP: adanya horison perencanaan yang berlaku untuk satuan waktu tertentu. 6. VRP with delivery dan pick-up: terdapat sejumlah barang yang perlu dipindahkan dari lokasi penjemputan tertentu ke lokasi pengiriman lainnya. 7. VRP with multiple depots: depot awal untuk melayani konsumen lebih dari satu. 8. VRP with heterogeneous fleet of vehicle: kapasitas kendaraan antara kendaraan satu dengan kendaraan lain. Jumlah dan tipe kendaraan diketahui. 9. Stochastic VRP: memiliki unsur random misalnya permintaan pelanggan yang tidak pasti dan waktu perjalanan 10. Dynamic VRP: pelanggan baru dapat disisipkan pada perencanan rute selanjutnya. Berdasarkan penilitian ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Vehicle Routing Problem (VRP) mempunyai banyak macam dalam klarifikasinya. Berbagai macam variasi tersebut dibedakan berdasarkan jumlah depot,

16 28 kapasitas kendaraan, permintaan pelanggan yang berbeda, waktu pelayanan yang berbeda, permintaan produk lebih dari satu macam, terdapat sejumlah barang yang harus dipindahkan dari lokasi penjemputan, pelanggan yang dapat dikunjungi lebih dari satu, dan sebagainya Karakteristik VRP Menurut Rohani, Imran, dan Prassetiyo (2014:39) untuk menyelesaikan persoalan penentuan rute perlu diperhatikan karakteristik VRP. Berikut karakteristik VRP yang diteliti untuk membantu pemecahan masalah : 1. Depot merupakan suatu tempat berawal dan berakhirnya suatu rute/tur atau distributor. 2. Pelanggan merupakan lokasi yang dituju saat pendistribusian produk. 3. Horison Perencanaan (Planning Horison) adalah batas waktu yang disediakan untuk menyelesaikan proses pendistribusian dalam satu tur. 4. Total waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi konsumen dari saat kendaraan berangkat dari depot hingga pulang ke depot. 5. Rute merupakan rangkaian urutan kunjungan kendaraan dalam proses pengiriman permintaan konsumen, dimana kendaraan berangkat dari depot dan pulang ke depot. 6. Tur adalah gabungan dari beberapa rute atau rangkaian urutan kunjungan ke setiap konsumen dalam satu horison perencanaan yang ada. Suatu rute dalam tur terdiri dari beberapa lokasi. Waktu penyelesaian satu tur tidak boleh melebihi planning horison yang telah ditetapkan. 2.7 Metode Clarke & Wright Savings Menurut Kurniawan, Susanty, dan Adianto (2014:128), algoritma Clarke & Wright Saving atau disebut juga Savings Heuristik diperkenalkan pada tahun Metode ini digunakan untuk meminimalkan jarak atau waktu atau biaya pengiriman dengan mempertimbangkan hambatan yang ada. Menurut Octora, Imran, dan Susanty (2014:2) metode ini dipublikasikan sebagai suatu algoritma yang digunakan sebagai solusi untuk permasalahan rute kendaraan dimana sekumpulan rute pada setiap langkah ditukar untuk mendapatkan sekumpulan rute yang lebih baik, dan metode ini digunakan untuk mengatasi permasalahan yang cukup besar, dalam hal ini adalah jumlah rute yang banyak.

17 29 Berikut ini merupakan langkah-langkah dari metode Clarke and Wright Savings Heuristric (Chopra, 2010) adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi matriks jarak Matriks jarak merupakan jarak lokasi satu dengan lokasi lainnya yang akan dikunjungi oleh kendaraan. Jarak yang diketahui akan merngambarkan biaya yang dikeluarkan dalam melakukan transportasi di antara dua lokasi yang berbeda. Cara untuk menghitung jarak dari setiap lokasi dapat dilakukan dengan beberapa cara. Contoh salah satu cara adalah dengan mengetahui waktu tempuh yang dibutuhkan oleh suatu kendaraan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Dengan mengasumsikan rata-rata kecepatan yang digunakan, maka jarak akan diketahui dengan rumus: D = v x t, dimana D = Jarak antara dua lokasi yang berbeda (km) V = Kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam) t = Waktu tempuh kendaraan (jam) 2. Mengidetifikasi saving matriks Saving matriks merupakan penghematan suatu kendaraan mengunjungi beberapa lokasi secara bersamaan dibandingkan dengan mengunjungi satu per satu lokasi. Berikut merupakan gambaran Saving matriks S(x,y) : Pabrik Konsumen x Pabrik dan Pabrik Konsumen y Pabrik Menjadi Pabrik Konsumen x Konsumen y Pabrik Pada gambaran di atas ini, dapat dilhiat rute yang baru akan menghemat waktu dan jarak tempuh dari kendaraan dalam mendistribusikan pesanan konsumen. Nilai dari saving matriks dirumuskan sebagai berikut : S(x,y) = D(DC,x) + D(DC,y) D(x,y) dimana, S(x,y) = Nilai saving matriks dari konsumen x ke konsumen y D(DC,x) = Jarak dari pabrik (distribution center) ke konsumen x

18 30 D(DC,y) = Jarak dari pabrik (distribution center) ke konsumen y D(x,y) = Jarak dari konsumen x ke konsumen y 3. Membagi konsumen dalam rute perjalanan kendaraan Pada bagian ini akan dilakukan pembagian konsumen ke dalam rute perjalanan kendaraan dengan pertimbangan konsumen dan kapasitas kendaraan yang digunakan dalam pengiriman. Rute dikatakan feasible apabila jumlah dari permintaan total dari semua konsumen tidak melebihi kapasitas kendaraan. Cara untuk pengelompakkan konsumen dengan berdasarkan nilai saving matriks terbesar. Sehingga, pertama-tama harus mengurutkan nilai saving matriks dari yang terbesar sampai terkecil. Tahap selanjutnya mengelompokkan konsumen dari nilai saving matriks yang terbesar sampai kapasitas kendaraan yang digunakan dapat menampung semua permintaan. Jika kapasitas kendaraan sudah maksimal, maka cara tersebut akan berulang sampai semua konsumen teralokasi dalam satu rute perjalanan. 4. Mengurutkan konsumen di dalam rute perjalanan Tahap ini adalah tahapan akhir dalam metode Clarke and Wright Savings Heuristic. Dalam tahap ini mempunyai tujuan untuk mengurutkan kunjungan dari kendaraan ke setiap konsumen yang sudah dikelompokkan dalam suatu rute perjalan agar dapat diperoleh jarak yang minimal. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengurutan kunjungan sebagai berikut: a. Nearest Neighbour Pada metode ini, dimulai dengan mencari rute kendaraannya yang mempunyai jarak terdekat dengan depot. Kemudian dalam menentukan rute selanjutnya dengan meletakkan konsumen yang paling dekat dengan konsumen pertama pada rute selanjutnya. Cara ini akan terus berulang sampai semua konsumen masuk ke dalam rute perjalanan. b. Farthest Insert Pada metode ini, dimulai dengan mencari konsumen yang mempunyai jarak terjauh dari depot. Kemudian langkah selanjutnya dengan menyisipkan konsumen yang tersisa satu per satu ke dalam rute

19 31 perjalanan berdasarkan jarak yang terjauh hingga semua konsumen masuk ke dalam rute perjalanan. c. Nearest Insert Metode ini merupakan kebalikan dari Farthest Insert, metode ini dimulai dengan penentuan rute kendaraan ke konsumen yang memiliki jarak yang paling dekat. Kemudian langkah selanjutnya dengan menyisipkan konsumen yang tersisa satu per satu ke dalam rute perjalanan berdasarkan jarak yang terdekat hingga semua konsumen masuk ke dalam rute perjalanan. 2.8 Optimalisasi Optimalisasi adalah cara atau proses untuk menjadikan paling baik, paling tinggi, dan paling menguntungkan (Pusat Bahasa). Hasil dari optimalisasi disebut hasil yang paling optimal. Dalam penelitian ini, optimalisasi yang ingin dicapai adalah optimalisasi rute. Optimalisasi rute adalah proses menentukan rute yang paling baik dengan mempertimbangkan kapasitas kendaraan dan jarak tempuh dari beberapa alternatif yang ada.

20 Kerangka Pemikiran PT. New Inti Furnindo Pengumpulan Data Data Primer - Lokasi konsumen - Demand masing-masing konsumen - Jenis kendaraan - Kapasitas kendaraan - Biaya Operasional - Rute awal Distribusi Data Sekunder - Jarak antara perusahaan dengan konsumen - Jarak antar konsumen Pengolahan Data Tahap 1 Mengidentifikasi matriks jarak Tahap 2 Mengidentifikasi saving matriks Tahap 3 Membagi konsumen ke dalam rute perjalanan Tahap 4 Mengurutkan konsumen dalam rute perjalanan berdasarkan prosedur nearest neighbour, farthest insert, dan nearest insert Tahap 5 Perhitungan biaya Analisis dan Pembahasan - Analisis rute sebelumnya - Analisis alternative rute usulan - Analisis perhitungan biaya distribusi Kesimpulan dan Saran Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier ke pihak konsumen dalan suatu supply chain (Chopra, 2010, p86). Distribusi terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital dalam proses bisnis dunia industri. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk berpindah

Lebih terperinci

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N Manajemen Transportasi dan Distribusi Diadopsi dari Pujawan N Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI MANAJEMEN TRANPRTASI DAN DISTRIBUSI PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan apakah produk

Lebih terperinci

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq Manajemen Tranportasi dan Distribusi Dosen : Moch Mizanul Achlaq Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour (Studi Kasus di PT X)

Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour (Studi Kasus di PT X) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2014 Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Metode (1-0) Insertion Intra Route (Studi Kasus di PT X) *

Penentuan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Metode (1-0) Insertion Intra Route (Studi Kasus di PT X) * Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.0 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 205 Penentuan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Metode (-0) Insertion Intra

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Supply Chain Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab II dalam penelitian ini terdiri atas vehicle routing problem, teori lintasan dan sirkuit, metode saving matriks, matriks jarak, matriks penghematan, dan penentuan urutan konsumen.

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OBAT MENGGUNAKAN METODE SEQUENTIAL INSERTION DAN CLARKE & WRIGHT SAVINGS (Studi Kasus di PT X Bandung)*

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OBAT MENGGUNAKAN METODE SEQUENTIAL INSERTION DAN CLARKE & WRIGHT SAVINGS (Studi Kasus di PT X Bandung)* Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OBAT MENGGUNAKAN METODE SEQUENTIAL INSERTION

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL PADA PT

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL PADA PT PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL PADA PT. SURYA AGUNG KARYA UTAMA UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DENGAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVING HEURISTIC TUGAS AKHIR Oleh Dicky Handes 1100033536 Kishi

Lebih terperinci

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT Mode Distribusi & Transportasi Tita Talitha, MT Pikirkan bagaimana produk-produk berikut sampai ke tangan pelanggan: Gula pasir Sabun cuci Roti kaleng Minyak goreng Air mineral Coca cola Pelanggan Pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pabrik atau distributor tentunya memiliki konsumen-konsumen yang harus dipenuhi kebutuhannya. Dalam pemenuhan kebutuhan dari masing-masing konsumen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Transportasi merupakan bagian dari distribusi. Ong dan Suprayogi (2011) menyebutkan biaya transportasi adalah salah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari dua suku kata, yaitu sistem dan informasi. Kata sistem mengandung arti suatu tatanan yang kompleks yang terdiri dari elemen-elemen

Lebih terperinci

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion *

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 204 Pembentukan Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab 1 pendahuluan ini berisikan tentang apa-apa saja yang menjadi latar belakang permasalahan yang terjadi pada distribusi pengiriman produk pada distributor PT Coca Cola, posisi penelitian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Distribusi 2.1.1 Definisi Transportasi dan Distribusi Menurut Pujawan dan Mahendrawati (2010), transportasi dan distribusi adalah suatu produk yang berpindah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Transportasi Menurut Nasution (2004), Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN TEH KEMASAN BOTOL MENGGUNAKAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR DAN LOCAL SEARCH *

USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN TEH KEMASAN BOTOL MENGGUNAKAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR DAN LOCAL SEARCH * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN TEH KEMASAN BOTOL MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Hall (2009), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang saling berfungsi dengan tujuan yang sama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah kegiatan manusia yang sangat penting dalam menunjang dan mewujudkan interaksi sosial serta ekonomi dari suatu wilayah kajian. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan depot suatu perusahaan, proses tersebut dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah salah satu bagian dari sistem logistik yang sangat penting. Transportasi itu sendiri digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan salah satu permasalahan yang terdapat pada bidang Riset Operasional. Dalam kehidupan nyata, VRP memainkan peranan penting dalam

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour dan Local Search (Studi Kasus di PT. X)*

Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour dan Local Search (Studi Kasus di PT. X)* Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour

Lebih terperinci

Usulan Rute Distribusi Roti Dengan Menggunakan Metode Clarke Wright Algorithm

Usulan Rute Distribusi Roti Dengan Menggunakan Metode Clarke Wright Algorithm Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2013 Usulan Rute Distribusi Roti Dengan Menggunakan Metode Clarke Wright Algorithm Heru Chrystianto,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Suzuki Indomobil Sales (PT. SIS) adalah Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda motor merek Suzuki di Indonesia. PT. SIS selaku ATPM hanya melakukan proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas pemerintahan yang bergerak di bidang lingkungan hidup daerah yang meliputi kegiatan dalam melakukan pengawasan,

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN AIR GALON HANAANG MENGGUNAKAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR DAN LOCAL SEARCH *

USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN AIR GALON HANAANG MENGGUNAKAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR DAN LOCAL SEARCH * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN AIR GALON HANAANG MENGGUNAKAN ALGORITMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semakin tingginya perkembangan industri membuat persaingan setiap pelaku industri semakin ketat dan meningkat tajam. Setiap pelaku industri harus mempunyai strategi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 23 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Supply Chain Management 3.1.1 Definisi Supply Chain Management Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain: 1. Levi, et.al (2000) mendefinisikan Supply

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat

Lebih terperinci

Manajemen Transportasi dan Distribusi

Manajemen Transportasi dan Distribusi Manajemen Transportasi dan Distribusi Pikirkan bagaimana produk-produk berikut sampai ke tangan pelanggan: Gula pasir Sabun cuci Roti kaleng Minyak goreng Air mineral Pelanggan Pelanggan Pabrik Pelanggan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori graf 2.1.1 Defenisi graf Graf G adalah pasangan {,} dengan adalah himpunan terhingga yang tidak kosong dari objek-objek yang disebut titik (vertex) dan adalah himpunan pasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu produk mempunyai peran yang penting dalam suatu mata rantai produksi. Hal yang paling relevan dalam pendistribusian suatu produk adalah transportasi

Lebih terperinci

TRANSPORTASI DALAM RANTAI PASOK DAN LOGISTIK

TRANSPORTASI DALAM RANTAI PASOK DAN LOGISTIK TRANSPORTASI DALAM RANTAI PASOK DAN LOGISTIK Oleh: Dr. Zaroni, CISCP. Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Transportasi berperan penting dalam manajemen rantai pasok. Dalam konteks rantai pasok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga ke luar pulau Jawa. Outlet-outlet inilah yang menjadi channel distribusi

BAB I PENDAHULUAN. hingga ke luar pulau Jawa. Outlet-outlet inilah yang menjadi channel distribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Indoberka Investama merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang kontruksi, pabrikasi, dan distributor rangka atap. Bentuk badan usaha dari PT

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain MANAJEMEN OPERASIONAL BAB VI Supply Chain Pengertian Supply Chain Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN KERTAS KARTON MODEL STUDI KASUS: PT. PAPERTECH INDONESIA UNIT II MAGELANG

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN KERTAS KARTON MODEL STUDI KASUS: PT. PAPERTECH INDONESIA UNIT II MAGELANG PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN KERTAS KARTON MODEL STUDI KASUS: PT. PAPERTECH INDONESIA UNIT II MAGELANG Hafidh Munawir, Agus Narima Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl.

Lebih terperinci

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Transportasi memindahkan produk dari satu tempat ke tempat lain, mendukung suatu rantai pasokan menjalankan fungsi pengiriman barang dari hulu (pemasok)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari hampir semua aktivitas industri adalah menekan biaya produksi dan biaya operasional seminimal mungkin guna mendapatkan keuntungan semaksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN PRODUK KARPET DENGAN MENGGUNAKAN METODE (1-0) INSERTION INTRA ROUTE *

USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN PRODUK KARPET DENGAN MENGGUNAKAN METODE (1-0) INSERTION INTRA ROUTE * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN PRODUK KARPET DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

USULAN RUTE DISTRIBUSI TABUNG GAS 12 KG MENGGUNAKAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR DAN ALGORITMATABU SEARCH DI PT. X BANDUNG *

USULAN RUTE DISTRIBUSI TABUNG GAS 12 KG MENGGUNAKAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR DAN ALGORITMATABU SEARCH DI PT. X BANDUNG * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2015 USULAN RUTE DISTRIBUSI TABUNG GAS 12 KG MENGGUNAKAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah transportasi merupakan aspek penting dalam kehidupan seharihari. Transportasi juga merupakan komponen yang sangat penting dalam manajemen logistik

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP

USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP UNTUK MEMINIMASI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN HETEROGENEOUS FLEET DAN TIME WINDOW MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT.XYZ Muhammad Zuhdi Aiman Anka 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem distribusi pupuk terdapat beberapa masalah yang mucul. Masalah sistem distribusi pupuk antara lain berupa masalah pengadaan pupuk, penentuan stock, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan makanan alami atau yang tidak mengandung bahan pengawet buatan merupakan bahan yang diinginkan oleh konsumen. Selain alasan kesehatan, soal rasa pun bahan makanan

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai tempat, sering menjadi masalah dalam dunia industri sehari-hari. Alokasi produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menentukan rute distribusi secara optimal dapat membantu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menentukan rute distribusi secara optimal dapat membantu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perusahaan yang bergerak di bidang industri harus dapat mengefektifkan penggunaan jalur distribusi dalam menghemat pengeluaran biaya transportasi. Dengan

Lebih terperinci

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015 Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 86 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Dari analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dan melihat kondisi perusahaan sekarang ini, didapatkan beberapa temuan yang dihasilkan dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai transportasi dan aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya studi

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Rute Distribusi Menggunakan Metode Clarke Wright Savings Algorithm (Studi Kasus : PT Pikiran Rakyat Bandung) *

Usulan Perbaikan Rute Distribusi Menggunakan Metode Clarke Wright Savings Algorithm (Studi Kasus : PT Pikiran Rakyat Bandung) * Reka Integra. ISSN; 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Perbaikan Rute Distribusi Menggunakan Metode Clarke Wright Savings

Lebih terperinci

MINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX

MINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX MINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX Supriyadi 1, Kholil Mawardi 2, Ahmad Nalhadi 3 Departemen Teknik Industri Universitas Serang Raya supriyadimti@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, supply chain management (SCM) telah menjadi salah satu alat perbaikan bisnis yang paling kuat. Setiap organisasi harus melakukan transformasi baik dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia

Lebih terperinci

Usulan Rute Distribusi Roti dengan Menggunakan Metode Clarke Wright Algorithm *

Usulan Rute Distribusi Roti dengan Menggunakan Metode Clarke Wright Algorithm * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Usulan Rute Distribusi Roti dengan Menggunakan Metode Clarke Wright Algorithm * Heru Chrystianto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RUTE PENDISTRIBUSIAN ICE TUBE MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR DAN GENETIC ALGORITHM *

USULAN PERBAIKAN RUTE PENDISTRIBUSIAN ICE TUBE MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR DAN GENETIC ALGORITHM * Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 205 USULAN PERBAIKAN RUTE PENDISTRIBUSIAN ICE TUBE MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena penurunan biaya transportasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik oleh pemerintah maupun oleh produsen. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tidak dapat lepas dari persoalan transportasi, baik untuk pengadaan bahan baku ataupun dalam mengalokasikan barang jadinya. Salah satu metode yang

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion *

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas.2 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013 Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, serta manfaat penelitian yang dapat diperoleh. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Pembahasan yang berkaitan tentang Supply Chain Management sudah banyak diangkat dalam penulisan penulisan sebelumnya. Menurut Fortune Megazine (artikel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang saling berhubungan antara teori-teori yang digunakan untuk dijadikan sebagai refrensi dalam penelitian skripsi ini. 2.1 Logistik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Rantai Pasok Menurut Chopra & Meindl (2007) manajemen rantai pasok dikembangkan untuk mempercepat kebutuhan menyatukan pemrosesan bisnis kunci, dari pemasok awal sampai

Lebih terperinci

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP PANDUAN APLIKASI TSP-VRP oleh Dra. Sapti Wahyuningsih, M.Si Darmawan Satyananda, S.T, M.T JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 0 Pengantar Aplikasi ini dikembangkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MULTIPLE DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) MENGGUNAKAN METODE INSERTION HEURISTIC

PENYELESAIAN MULTIPLE DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) MENGGUNAKAN METODE INSERTION HEURISTIC PENYELESAIAN MULTIPLE DEPOT VEHICLE ROUTING PROBLEM (MDVRP) MENGGUNAKAN METODE INSERTION HEURISTIC Dima Prihatinie, Susy Kuspambudi Andaini, Darmawan Satyananda JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing Mix Kotler (Jilid 1, 2005: 17) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu barang memegang peranan penting pada perusahaan ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk mendapatkan suatu produk kapan

Lebih terperinci

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion *

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Penentuan Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh masukan mengenai objek yang akan diteliti. Pada penelitian perlu adanya rangkaian langkah-langkah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, pengusaha akan dihadapkan pada resiko

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem logistik yang bertanggungjawab akan perpindahan material antar fasilitas. Distribusi berperan dalam membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK...

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GRAFIK... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG)

MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG) Seminar Nasional IENACO 213 ISSN: 23374349 MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG) Putri Mety Zalynda Dosen

Lebih terperinci

Cross Docking 2/4/2010. Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla ( ) Dibimbing oleh: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng. PhD Arief Rahman, ST, MSc

Cross Docking 2/4/2010. Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla ( ) Dibimbing oleh: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng. PhD Arief Rahman, ST, MSc Tesis Pengembangan Model Matematis untuk Penjadwalan Rute Kendaraan Cross Docking dalam Rantai Pasok dengan Mempertimbangkan Batasan Kelas Jalan dan Kendaraan yang Heterogen Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Rantai Pasokan 1 Rantai Pasok(Supply Chain) Suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Distribusi Distribusi (distribution) termasuk terminologi dalam ilmu ekonomi dan dalam kalangan perindustrian. Menurut Frank H. Woodward (2002) dijelaskan

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI UNTUK MINIMASI BIAYA DISTRIBUSI TEH WALINI READY TO DRINK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII (PERSERO) *

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI UNTUK MINIMASI BIAYA DISTRIBUSI TEH WALINI READY TO DRINK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII (PERSERO) * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI UNTUK MINIMASI BIAYA DISTRIBUSI TEH WALINI READY

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI TRIPLEK/PLYWOOD KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI TRIPLEK/PLYWOOD KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI TRIPLEK/PLYWOOD KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. ARIA DUTA PANEL SURABAYA SKRIPSI Oleh : STEFANUS FREDDY KRISTIANTO

Lebih terperinci

MINIMALISASI BIAYA DISTRIBUSI KAYU DENGAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVING HEURISTIC (DI CV. SUMBER JAYA GRESIK)

MINIMALISASI BIAYA DISTRIBUSI KAYU DENGAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVING HEURISTIC (DI CV. SUMBER JAYA GRESIK) MINIMALISASI BIAYA DISTRIBUSI KAYU DENGAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVING HEURISTIC (DI CV. SUMBER JAYA GRESIK) Hantono Raharjo, Enny Aryani, Dira Ernawati Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR Dian Kurniawati Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta dian_kurniawati83@yahoo.com Agus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, maka pelaku bisnis perlu menerapkan suatu strategi yang tepat agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, maka pelaku bisnis perlu menerapkan suatu strategi yang tepat agar dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini perkembangan dunia bisnis sangat pesat, hal ini ditandai dengan adanya tingkat persaingan yang semakin meningkat. Mengingat hal ini, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan operasional pendistribusian suatu produk dilakukan menyusun jadual dan menentukan rute. Penentuan rute merupakan keputusan pemilihan jalur terbaik sebagai upaya

Lebih terperinci