MODUL AJAR KODE: A PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL AJAR KODE: A PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER"

Transkripsi

1 MODUL AJAR PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER KODE: A Penyusun: Lilik Subiyanto, ST. MT. (NIP ) Ryan Yudha Adhitya, S.ST., M.T. Noorman Rinanto, S.T., M.T. (NIP ) PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMASI JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2015

2 PENDAHULUAN PLC ( Programmable Logic Controller) merupakan perangkat pengendali yang umum digunakan di dunia industri, PLC bekerja berdasarkan urutan atau tahapan proses yang diberikan (sequential programming). Bahasa pemrograman PLC diantaranya STL (Statement List) sama seperti bahasa C, LAD (Ladder Diagram) dan FBD (Function Block Diagram). Arsitektur PLC dibedakan menjadi dua jenis yaitu tipe compact dan tipe modular. tipe compact seringkali diaplikasikan untuk mesin mesin skala kecil sedangkan tipe modular umumnya digunakan untuk industri proses dimana jumlah sensor dan aktuator yang dikendalikan dalam jumlah yang besar. PLC yang tersedia di laboratorium otomasi dan robotika adalan PLC tipe modular, dengan struktur sebagai berikut : PS CPU Expansion I/O Gambar 1. Struktur PLC tipe modular Secara berturut turut dari kiri adalah PS (Power Supply), CPU (Central Processing Unit) PLC dan expansion I/O. PS berfungsi untuk mengkonversi tegangan bolak balik menjadi tegangan searah, didalamnya terdapat rectifier atau penyearah dan kapasitor. PS berperan penting untuk mendistribusikan supply internal untuk CPU dan expansion I/O. CPU (Central Processing Unit) merupakan otak dari PLC didalamnya terdapat mikroprosessor dengan clock speed rata rata lebih dari 500 MHz berfungsi untuk mengeksekusi program. CPU untuk masing masing vendor atau produsen PLC memiliki berbagai macam tipe dengan kelebihan bawaannya. Seperti omron ; untuk PLC tipe CJ1M CPU 21 dan 22 mempunyai fasilitas HSC (High Speed Counter) untuk pembacaan sensor dengan counter speed yang cepat 1

3 seperti rotary encoder, PWM (Pulse Width Modulation) yang mampu mengeluarkan sinyal berupa pulsa dimana jumlah pulsa dan kecepatan frekuensi keluaran pulsa dapat diatur contoh aplikasinya untuk pengaturan posisi motor servo. Sedangkan untuk CJ1M CPU 11 tidak support untuk fasilitas HSC dan PWM tetapi CPU ini dilengkapi dengan fasilitas komunikasi ethernet yang berfungsi mengirimkan dan menerima data dari dan menuju kontroller PLC yang lain. Untuk mendownload maupun uploading program dari PC disediakan port komunikasi serial RS-232 dan mini/micro USB (untuk tipe terbaru). I/O expansion adalah modul tambahan yang dapat disertakan setelah modul CPU, modul ini dapat berupa modul input digital, output digital, modul analog dan modul komunikasi. Pada pertemuan 1 9 fokus modul pembelajaran adalah memahami algoritma, pemrograman dan aplikasi pada PLC Omron, untuk minggu fokus modul pembelajaran adalah PLC Siemens. Berikut adalah rincian pertemuan minggu 1 sampai dengan minggu 16 : 1. Algoritma pemrograman. 2. Pengalamatan (addressing) dan memori. 3. Pengenalan software PLC Omron (CX-One) dan Instruksi dasar (NO, NC, Holding Circuit, Timer dan Counter). 4. Instruksi Menengah (Move, Compare, Aritmatik, Shift Register). 5. Wiring kabel komunikasi serial PC - PLC 6. Kontrol digital dan contoh aplikasi. 7. Pemrograman analog dan contoh aplikasi. 8. Pemrograman HMI dan contoh aplikasi. 9. Evalusi Tengah Semester. 10. Pengenalan software siemens (TIA Portal Step 7 Professional 2011). 11. Simulator PLC Siemens. 2

4 12. instruksi dasar. 13. instruksi menengah. 14. aplikasi kontrol digital. 15. pemrograman dengan modul digital to analog converter. 16. evaluasi akhir semester 3

5 PERTEMUAN 1 Algoritma Pemrograman Sebelum memulai pemrograman, programmer harus terlebih dahulu memahami urutan proses dari sistem yang akan dibangun. Untuk memudahkan pemahaman aliran proses dari sebuah sistem dapat menggunakan bantuan flowchart atau diagram alir. Contoh : aliran proses pembuatan teh panas, berikut adalah flowchart pembuatan teh panas. Gambar 2. Flowchart proses pembuatan teh panas Melalui flowchart si programmer, engineer, atau pihak manajemen dapat mengetahui urutan proses dari sebuah sistem. 4

6 Untuk contoh kasus pada gambar 2 pembuatan teh panas diawali dengan memasukkan air pada wadah, karena proses ini memberikan masukan variabel berupa air ke dalam sistem oleh karena itu blok diagramnya berupa jajar genjang. Langkah selanjutnya adalah menyalakan api dan memasak air selama 5 menit, karena proses tersebut berupa kata kerja tanpa ada masukan variabel maka simbol blok diagramnya berupa persegi. Langkah berikutnya adalah pengambilan keputusan berupa simbol belah ketupat, simbol ini digunakan apabila terdapat pengambilan keputusan yang menghasilkan dua atau lebih alternatif, pada contoh gambar 2 adalah berupa kalimat tanya yang berisi apakah sudah 5 menit? maka muncul 2 alternatif jawaban yaitu ya dan tidak, jika tidak maka proses kembali menuju blok memasak air dan menunggu air dimasak selama 5 menit dan jika iya, dapat diasumsikan bahwa air sudah matang dan siap untuk dituangkan ke dalam cangkir untuk kemudian ditambahkan gula dan teh dan dihidangkan. Soal 1 : siapkan selembar kertas, gambarkan sebuah flowchart sistem yang sederhana dan didalamnya terdapat minimal dua pengambilan keputusan! Jelaskan flowchart tersebut (tugas kelompok untuk 2 anak) 5

7 PERTEMUAN 2 Pengalamatan (Addressing) dan memori (OMRON) Setelah mengetahui aliran proses yang akan dibangun maka si programmer harus mengetahui alokasi atau jumlah sensor dan aktuator yang digunakan. Karena jumlah tersebut menentukan berapa banyak modul ekspansi (expansion I/O) dan pengalamatan (addressing). Masing masing modul memiliki kapasitas maksimum, untuk modul ID211 (input digital) misalnya, mempunyai kapasitas 16 channel masukan atau dapat diartikan modul tersebut dapat membaca 16 sensor digital sekaligus seperti proximity, limit switch atau push button. Sama halnya dengan modul ID, modul OC 211 (output digital) mempunyai 16 channel keluaran yang dapat mengaktifkan aktuator digital berupa relay, motor DC, selenoid valve maupun lampu. Sehingga dari kapasitas masing masing modul tersebut dapat kita tentukan berapa banyak modul berdasarkan kebutuhan sensor dan aktuator. Tipe atau jenis memori PLC untuk omron terbagi menjadi beberapa memori diantaranya : CIO (Common Input Output) : alamat memori yang digunakan untuk special I/O dan expansion I/O DM (Data Memory) : alamat memori untuk menyimpan nilai hasil perhitungan aritmatik, bersifat retentive (menyimpan nilai bilangan terakhir saat PLC dalam keadaan mati berbeda dengan CIO dimana nilai bilangan secara otomatis terhapus saat PLC dalam keadaan mati). W (Work Area Memory) : alamat memori bantu. Memori pada PLC menggunakan satuan bit, dimana untuk satu alamat word memiliki resolusi 16 bit atau setara dengan desimal atau FFFF dalam hexadesimal. 6

8 PS CPU 21 ID211 OC211 CJ1M 0.00 s/d s/d 1.15 Gambar 3. Pengalamatan Modul digital Misalkan PLC disusun seperti gambar 3, urutan dari kiri ke kanan PS, CPU, ID211, dan OC211, karena modul tersebut memiliki kapasitas 16 channel atau setara dengan 16 bit maka berdasarkan urutan dapat ditentukan alamat word untuk modul ID dimulai dari 0.xx, karena 16 bit sehingga pengalamatan bit dimulai dari 0.00 sampai dengan modul OC dimulai dari alamat word 1.xx dengan alamat bit dari 1.00 sampai dengan Alamat word untuk modul digital dihitung setelah CPU PLC, modul ke 1 setelah CPU dimulai dari 0.xx, modul ke 2 dimulai dari 1.xx, modul ke 3 dimulai dari 2.xx begitu seterusnya sampai kemampuan maksimum CPU. Untuk CPU 21/22/11 mampu mengendalikan ± 10 modul digital sekaligus dengan clock speed optimum. Soal 2 : apabila sebuah mesin packaging membutuhkan 10 buah proximity, 5 buah push button, 12 lampu, 20 relay, 3 selenoid valve dan 6 motor DC berapa banyak modul input dan output digital yang dibutuhkan? Gambarkan struktur modul dan bagaimana pengalamatannya? (tugas individu). 7

9 PERTEMUAN 3 Pengenalan software CX one dan instruksi dasar Dalam paket pembelian software CX One ada berbagai macam sub software dengan fungsi dan kegunaan masing masing, diantaranya : CX Programmer : berfungsi untuk merancang, mendownload dan mengupload program PLC dengan bahasa pemrograman menggunakan ladder, statement list dan function block diagram. CX Designer : berfungsi untuk mendesain Human Machine Interface. CX Integrator : berfungsi untuk setting komunikasi antar PLC. Gambar 4. Software CX Programmer Modul ini akan membahas terlebih dahulu penggunaan software CX Programmer. 8

10 Gambar 5. Membuat project baru Untuk membuat project baru dapat dilakukan dengan memilih menu file kemudian new project, anda akan diminta untuk memilih tipe PLC dan jenis komunikasi untuk mengkases PLC tersebut. Misalkan PLC yang akan digunakan adalah PLC CJ1M CPU 21, untuk setting sistem komunikasi serial menggunakan RS 232 ada dua pilihan disini yaitu menggunakan jenis komunikasi SYSMAY WAY dan TOOLBUS. Keduanya merupakan sistem komunikasi serial sinkron, untuk PLC tipe lama seperti CS1G, CQM, dan CPM menggunakan komunikasi SYSMAC WAY, sedangkan TOOLBUS untuk PLC tipe terbaru seperti CJ1M dan CJ2M. Perbedaannya hanya pada setting dip switch pada unit CPU. Apabila dip switch no.5 pada posisi ON default setting pada PLC adalah TOOLBUS, sedangkan apabila keseluruhan dip switch pada posisi OFF setting pada PLC adalah SYSMAC WAY. 9

11 Gambar 6. Setting dip switch unit CPU Setelah menentukan tipe CPU dan setting komunikasi, selanjutnya akan tampil window utama, pada menu sebelah kiri window merupakan keterangan project. Program berupa ladder diagram dapat kita letakkan pada section yang ada didalam project. Jumlah section dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan programmer. Tidak ada batasan rung atau jumlah baris di setiap section tetapi umumnya programmer merancang ladder diagram ke dalam beberapa section untuk memudahkan pada saat troubleshooting program, sehingga ketika terjadi kesalahan pemrograman atau troubleshooting lapangan dapat dilihat pada masing masing section. Gambar 7. Main window and section 10

12 Software cx programmer sudah terintegrasi dengan simulator ladder diagram, untuk menggunakan simulator tersebut pertama rancang terlebih dahulu program ladder diagram sederhana, misalkan hubungkan penggunaan kontaktor normally open (NO) secara seri dengan coil seperti pada gambar 8. Gambar 8. Contoh ladder diagram Untuk meletakkan kontaktor, coil maupun instruksi tertentu dapat dipilih pada simbol simbol yang tersedia pada menu bagian atas (lingkaran warna merah gambar 8). Saat menggunakan kontaktor maupun coil anda akan diminta untuk memasukkan alamat bit terlebih dahulu dan keterangan / comment pada kolom selanjutnya, sesuaikan alamat bit dan keterangan seperti gambar 8. Setelah program selesai dirancang pada umumnya programmer mencoba atau menguji ladder diagram yang telah dirancang menggunakan simulator sebelum pada akhirnya ladder diagram tersebut didownload kedalam PLC. Untuk merubah mode offline ladder diagram menjadi mode online (work online simulator) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu shortcut (ctrl+shift+w) atau melalui menu yang tersedia pada gambar 9. Gambar 9. Work online simulator 11

13 Pilih menu simulation kemudian work online simulator. Tunggu sampai jendela ladder diagram berubah warna dari mode offline menjadi mode online. Gambar 10. mode online Alamat bit pada kontaktor dapat dimodifikasi dengan nilai 1 logika high atau nilai 0 logika low dengan klik kanan pada kontaktor kemudian pilih set on atau off. Untuk lebih praktis arahkan kursor ke kontaktor tekan enter, ubah value 1 untuk set bit on dan value 0 untuk set bit off, Gambar 11. set bit Berikut adalah hasil simulasi untuk kondisi set on dan off Gambar 12. Set bit on (atas), set bit off (bawah) 12

14 3.1 Holding Circuit / Interlock Contoh kasus 1 : apabila push button 1 ditekan kemudian dilepas lampu 1 aktif, dan lampu 1 mati ketika push button 2 ditekan, bagaimana program laddernya? Langkah pertama adalah addressing, menentukan alamat dari sensor dan aktuator. Jumlah push button = 2 dan lampu =1, modul input diletakkan pada slot ke 1 dan modul output slot ke 2. Sehingga alamat untuk input dan output pada kasus tersebut adalah : Push button 1 : 0.00 Push button 2 : 0.01 Lampu 1 : 1.00 Pertama gunakan kontaktor NO (Normally Open) dengan alamat 0.00 (push button 1), coil dengan alamat 1.00 (lampu 1) dan kontaktor NO dengan alamat yang sama dengan output yaitu 1.00 sebagai fungsi or yang diletakkan persis dibawah alamat Rangkaian seperti ini disebut holding circuit atau interlock, sehingga lampu 1 akan aktif ketika pertama kali mendapatkan sinyal atau pulsa high dari push button 1, dan tidak akan mati walaupun push button 1 dilepas kembali. Hal ini dikarenakan coil mendapatkan arus dari kontaktor NO yang berada dibawah sebagai fungsi or. Untuk mematikan lampu tersebut dapat digunakan kontaktor NC (Normally Closed) dengan alamat 0.01 (push button 2) yang diletakaan setelah 0.00 untuk memutus arus dari kontaktor NO yang berada di bawah. 13

15 Gambar 13. Ladder diagram contoh kasus Instruksi Timer Timer pada PLC dipakai untuk menggantikan fungsi timer eksternal, timer pada omron bersifat on delay timer dapat diartikan timer akan bekerja atau mulai menghitung apabila sinyal yang masuk ke instruksi timer bersifat kontinyu. Untuk menggunakan instruksi timer pilih simbol instruction block atau ketikkan i. kemudian anda akan diminta untuk memasukkan instruksi yang akan dipakai. Format penulisan instruksi timer adalah : TIM 0000 #10, dengan keterangan : TIM : instruksi timer 0000 : initial value ( ) #10 : timer value (#10 = 1000ms = 1s) Rancanglah ladder diagram seperti pada gambar

16 Gambar 14. Instruksi Timer T0000 merupakan kontaktor yang akan aktif ketika timer value bernilai = 0 (timer selesai menghitung). T0000 bisa digunakan untuk mengaktifkan aktuator. 3.3 Instruksi Counter Instruksi counter ini bersifat dikrit, nilai counter value akan berkurang apabila menerima masukan berupa sinyal diskrit. Berikut adalah format penulisan untuk instruksi counter : CNT 0000 #5, dengan keterangan : CNT : instruksi counter 0000 : initial value ( ) #5 : counter value Gambar 15. Instruksi Counter 15

17 Sama halnya seperti timer, kontaktor C0000 akan aktif hanya ketika counter value bernilai = 0 (instruksi counter menerima sinyal diskrit sebanyak lima kali). Counter value dapat dikembalikan atau reset dengan memberikan sinyal high pada line counter ke 2. Gambar 16. Shortir botol Soal 3 : gambar 16 adalah contoh sistem shortir botol, sistem akan berjalan ketika PB 1 ditekan. Konveyor 1 aktif dan apabila proximity 1 mendeteksi adanya botol konveyor 1 berhenti kemudian botol akan diisi dengan air mineral selama 5 detik. setelah 5 detik konveyor 1 kembali berjalan. Jika proximity 2 mendeteksi 5 botol telah berlalu maka konveyor 1 kembali non aktif dan operator memasukkan botol botol tersebut kedalam kardus, konveyor 1 berjalan kembali setelah opertor menekan tombol PB 1. Rancanglah ladder diagram beserta penjelasan masing masing sub program (tugas kelompok). 16

18 PERTEMUAN 4 Instruksi menengah (move, compare, aritmatik dan shift register) Setelah memahami instruksi dasar selanjutnya adalah instruksi menengah (intermediate). 4.1 instruksi move Instruksi move digunakan untuk menggandakan atau copy nilai bilangan dari satu alamat memori ke alamat memori yang lain. Penggunaannya cukup mudah berikut format penggunaan instruksi move : MOV D0 D1 Misalkan D0 telah terisi nilai &100 (100 desimal, simbol & adalah penanda bahwa nilai yang dimasukkan berupa bilangan desimal sedangkan # adalah penanda bilangan heksadesimal), dengan demikian nilai tersebut akan digandakan atau copy ke alamat D1. Gambar 17 adalah contoh ladder diagram penggunaan instruksi MOV. Gambar 17. Instruksi MOV 4.2 Instruksi compare Sesuai dengan namanya compare, instruksi ini digunakan untuk membandingkan dua atau lebih variabel. Pemakaian instruksi ini secara umum digunakan bersamaan dengan coil atau mov. Ada dua tipe instruksi compare disini yaitu CMP dan dengan memasukkan operator kondisi secara langsung. Untuk pemakaian masing masing instruksi, apabila yang akan dibandingkan hanya dua 17

19 variabel saja maka kita dapat menggunakan instruksi CMP. sedangkan jika membandingkan lebih dari dua variabel, pemrograman akan lebih efisien dengan memasukkan operator kondisi secara langsung. Berikut format penggunaan instruksi CMP : CMP D0 D1 Format tersebut membandingkan nilai yang ada di dalam memori D0 dengan nilai di dalam alamat D1. Karena berkaitan dengan perbandingan, tentu ada beberapa kondisi yang dipakai, untuk itu pemakaian instruksi CMP tidak dapat berdiri sendiri. Instruksi ini dibantu dengan kontaktor sesuai tujuan perbandingan itu sendiri. Ada berbagai kontaktor bantu yang dapat digunakan diantaranya : P_EQ = Equal Flag, merupakan kondisi sama dengan P_NE = Not Equal Flag, merupakan kondisi tidak sama dengan P_LE = Less Equal Flag, merupakan kondisi kurang dari sama dengan P_LT = Less Than Flag, merupakan kondisi kurang dari P_GE = Greater Equal Flag, merupakan kondisi lebih dari sama dengan P_GT = Greater Than Flag, merupakan kondisi lebih dari Contoh penggunaan instruksi CMP terdapat pada gambar 18. Jika membandingkan lebih dari dua variabel maka dapat kita gunakan operator kondisi secara langsung berikut adalah beberapa contoh format penggunaan dan cara pembacaannya : = D0 D1 (apakah nilai D0 sama dengan nilai D1?) >< D0 D2 (apakah nilai D0 tidak sama dengan D2?) <= D1 D2 (apakah nilai D1 kurang dari sama dengan D2?) < D2 D3 (apakah nilai D2 kurang dari D3?) >= D3 D1 (apakah nilai D3 lebih dari sama dengan D1?) 18

20 > D1 D3 ( apakah nilai D1 lebih dari D3?) Dari ke enam contoh penggunaan operator kondisi tersebut, dapat diamati bahwa akan lebih efisien membandingkan lebih dari dua variabel dengan berbagai kondisi menggunakan operator kondisi secara langsung, gambar 19. Gambar 18. Instruksi CMP Gambar 19. Operator Kondisi 19

21 Soal 4 : gambar 20 adalah sistem pengepakan dengan 1 konveyor utama dan tiga sub konveyor yaitu konveyor A konveyor B dan konveyor C. Konveyor utama aktif apabila PB 1 ditekan dan nonaktif apabila PB 2 ditekan. Apabila berat kardus hasil pembacaan sensor load cell berada di kisaran kg maka kardus diarahkan ke konveyor A (selector bernilai 100), jika dikisaran kg maka kardus diarahkan ke konveyor B (selector bernilai 010), diluar kisaran tersebut kardus di reject dan diarahkan ke konveyor C (selector bernilai 001). Rancanglah ladder diagram beserta masing masing sub programnya (tugas kelompok). Gambar 20. Sistem pengepakan 4.3 Instruksi aritmatik Instruksi aritmatik dasar disini terbagi menjadi 4 yaitu perkalian, pembagian, pengurangan dan penjumlahan. Format penggunaannya cukup dengan menggunakan operator aritmatik yang dibutuhkan, berikut format penggunaannya : + D0 D1 D2 Untuk simbol operator dapat diganti sesuai kebutuhan (+, -, / dan *), instruksi aritmatik membutuhkan 3 slot alamat sekaligus. Contoh format tersebut menunjukkan hasil penjumlahan memori D0 dan D1 ditampung ke alamat D2, misalkan D0 diisi &100 dan D1 diisi &200 maka seharusnya memori D2 bernilai &300. Apa yang terjadi apabila hasil penjumlahan melebihi kapasitas memori atau overflow? Jawabannya maka kelebihan nilainya akan ditampung ke alamat selanjutnya yaitu n + 1 atau D3. Khusus untuk operator pembagian, apabila 20

22 hasilnya berupa angka dibelakang koma atau floating point, maka nilai sisa bagi masuk ke alamat memori selanjutnya, contoh : / &10 &3 D0 Dari contoh tersebut seharusnya hasil pembagian dari 10 / 3 = 3,33... khusus untuk permasalahan ini nilai 3 masuk kedalam memori D0 sedangkan sisa bagi 10 / 3 = 3 sisa 1, nilai 1 masuk ke memori selanjutnya n + 1 atau D1. Gambar 21 adalah contoh pemrograman operator aritmatik. Gambar 21. operator aritmatik 4.4 Instruksi shift register Shift register berfungsi sebagai penggeser bit (bit shifting). Aplikasi didunia industri adalah untuk mengaktifkan motor atau pompa dalam jumlah yang banyak secara berurutan dengan interval waktu yang sama. Instruksi SFT atau shift register memiliki tiga line utama, line yang pertama untuk aktivasi atau memasukkan logika 1, line yang kedua berfungsi sebagai shifter atau penggeser penggunaannya dapat digabungkan dengan kontaktor timer, line yang ketiga berfungsi sebagai master reset. Perhatikan gambar

23 Gambar 22. Instruksi SFT Format instruksi SFT adalah sebagai berikut : SFT Instruksi SFT meminta 2 alamat word, alamat word yang pertama adalah alamat awal dan yang kedua adalah alamat akhir. Karena instruksi ini digunakan untuk menggeser bit, maka tidak cocok untuk alamat DM atau data memory, lebih tepat untuk alamat memori bantu W atau CIO dengan catatan selama alamat CIO tidak digunakan sebagai alamat modul expansion I/O maupun special I/O. Nilai 100 pada format yang dimaksud adalah alamat CIO, dapat diartikan penggeseran bit dilakukan mulai dari alamat 100 sampai dengan 100 (alamat word CIO 100 saja) karena 1 word = 16 bit sehingga penggeseran bit dilakukan sejauh 16 bit dimulai dari bit hingga saja. Jika penggeseran dilakukan sejauh 32 bit (16x2 bit) sehingga membutuhkan 2 alamat word yaitu , bit digeser mulai dari hingga dan diteruskan dari hingga

24 PERTEMUAN 5 Wiring kabel komunikasi serial PC PLC Bahan : Alat : DB 9 male + socket 1 buah DB 9 female + socket 1 buah Kabel isi 3 1 meter Kabel timah secukupnya Tang potong 1 buah Solder 1 buah Obeng minus 1 buah PC 1 unit Usb to serial (RS232) 1 unit PLC CJ1M 1 unit Tujuan : mahasiswa mampu membuat kabel komunikasi serial, memahami koneksi PC - PLC beserta langkah langkah download program dan troubleshooting koneksi serial PC - PLC. Downloading dan uploading program dari PC ke PLC pada modul ini menggunakan komunikasi serial RS232, karena pada CPU 21/22/11 hanya terdapat terminal DB 9 (9 pin) dan peripheral port. Berikut adalah wiring kabel komunikasi PC - PLC (a) 23

25 (b) Gambar 23 (a). bentuk fisik kabel data, (b). Pin connection PC-PLC Apabila kebel komunikasi tersebut sudah selesai dibuat langkah selanjutnya adalah pengujian, pengujian dilakukan dengan mendownload program ke dalam PLC. Berikut adalah langkah langkah pengujian komunikasi PC PLC : 1. Hubungkan kedua ujung kabel pada PC dan PLC, gunakan usb to serial converter apabila menggunakan laptop (pastikan driver converter sudah terinstall di laptop) 2. Buat project baru pada software cx programmer, sesuaikan tipe PLC dan komunikasi berdasarkan setting dip switch pada CPU PLC (toolbus atau sysmac way). 3. Aktifkan supply PLC, ubah mode pada ladder diagram (work online) dengan jalan ctrl+w. 4. Apabila mode online berhasil selanjutnya adalah konfigurasi I/O Table, jika belum cek kembali wiring komunikasi kabel. 5. Konfigurasi I/O table berfungsi untuk update otomatis modul ekspansi apa saja yang terhubung dengan CPU PLC. 6. Ubah mode monitor menjadi mode program (ctrl + 1) atau pilih menu PLC pada bagian atas lalu pilih operating mode, dan pilih mode program. 7. Arahkan kursor ke I/O table and unit setup pada bagian kiri window lalu klik 2x 24

26 8. Pilih menu edit clear, kemudian menu option create untuk update otomatis informasi modul dari PLC. Tunggu sampai proses transfer / uploading selesai. 9. Modul yang terhubung dengan cpu PLC akan muncul pada list table setelah proses uploading selesai. 10. Tutup jendela I/O table and unit setup, kemudian coba untuk mendownload program ladder dengan memilih menu PLC transfer to PLC (download), transfer all program tunggu sampai progress bar penuh. 11. Program anda telah berhasil didownload ke dalam CPU PLC. 25

27 PERTEMUAN 6 Kontrol digital dan contoh aplikasi Bahan : Alat : push button 2 buah Relay 24VDC 3 buah Kabel secukupnya PLC CJ1M 1 unit Modul ID211 1 unit Modul OC211 1 unit Tang kupas 1 buah Obeng 1 buah AVO meter 1 buah Tujuan : mahasiswa mampu memahami konsep kontrol digital, wiring sinking dan sourcing serta troubleshooting PLC. Gambar 24. Common terminal 26

28 Kontrol digital yang dimaksud disini adalah pengendalian sistem apabila didalamnya hanya terdiri dari sensor dan aktuator yang bersifat digital atau diskrit. Salah satu contohnya adalah traffic light. Sebelum memulai pemrograman, hal yang perlu dipahami adalah prinsip kerja dari modul ID dan OC beserta dasar wiring rangkaian. Modul ID memiliki prinsip kerja yang sama dengan relay 24 VDC. Apabila pada bagian common terminal (terminal paling bawah pada modul lihat gambar 24) diterminasikan dengan polaritas negatif supply atau GND maka untuk mengaktifkan relay yang ada dildalamnya dapat dilakukan dengan memberikan polaritas positif supply +24 VDC pada masing masing channel, hal ini berlaku kebalikannya. Untuk modul OC memiliki prinsip kerja yang sama sepeti kontaktor normally open (NO), aktif tidaknya kontaktor ini bergantung kepada alamat coil pada saat pemrograman. Jika common terminal modul OC diterminasikan dengan polaritas negatif maka masing masing channel akan mengeluarkan polaritas tersebut. Sehingga pada saat channel tersebut aktif dan tehubung dengan beban yang sebelumnya sudah terhubung dengan polaritas positif maka beban tersebut aktif. Beban yang dimaksud disini adalah aktuator digital seperti lampu, relay maupun motor DC. Maksud wiring sinking yaitu keadaan ketika modul menerima arus atau dengan kata lain common terminal terhubung dengan polaritas negatif gambar

29 Gambar 25. Wiring sinking Dan dikatakan wiring sourcing apabila modul memberikan arus atau common terminal terhubung dengan polaritas positif supply, lihat gambar 26. Gambar 26. Wiring sourcing 28

30 Soal 5 : 1. Pada sebuah traffic light memiliki urutan proses sebagai berikut; lampu merah aktif selama 5 detik, lampu hijau 10 detik, lampu kuning 3 detik dan kembali lagi ke lampu merah. Traffic light hanya akan aktif ketika PB 1 ditekan dan mati ketika PB2 ditekan. (gunakan instruksi timer untuk menyelesaikan permasalahan tersebut) 2. urutan proses sama seperti soal nomor satu, tetapi interval waktu ke tiga lampu adalah sama yaitu 5 detik. (gunakan instruksi shift register dan 1 timer untuk menyelesaikan permasalah soal no. 2) 29

31 PERTEMUAN 7 Pemrograman analog dan contoh aplikasi Pemrograman analog adalah dasar pemrograman tingkat lanjut yang berkaitan dengan metode kontrol seperti PID (Proportional, Integral, Derrivative), FLC (Fuzzy Logic Controller) dan berbagai metode kontrol lainnya baik cascade, robust, maupun adaptive controller. Pemrograman analog disini menggunakan modul ekspansi tambahan, modul MAD 42. MAD 42 atau Modul Analog to Digital dengan 4 masukan analog dan 2 keluaran analog, sehingga modul ini mampu membaca 4 sensor analog dan mengendalikan 2 aktuator analog secara bersamaan. Sensor analog tergantung kepada variabel apa yang akan dikendalikan, seperti contoh temperatur dapat menggunakan thermocouple, RTD PT 100 (kondisi 100 ohm saat temperatur 0oC) dan RTD PT1000. Udara bertekanan menggunakan differential pressure sensor, level zat cair menggunakan level transmitter. Aktuator analog dapat berupa control valve, dimana bukaan katupnya dapat diatur dari 0 % sampai dengan 100 %, VFD (Variable Frequency Drive) atau VSD (Varible Speed Drive) yang digunakan untuk mengatur frekuensi sumber motor AC maupun DC, karena perubahan tegangan, arus dan kecepatan motor yang berbanding lurus atau bersifat linear sehingga kecepatan motor dapat diatur melalui frekuensi sumbernya. Programmer wajib mengetahui karekteristik sensor dan aktuator yang digunakan. Ada dua parameter yang harus diperhatikan yaitu kapasitas pembacaan sensor dan sinyal keluaran analog yang dihasilkan (untuk sensor) dan sinyal masukan analog yang dibutuhkan (untuk aktuator). Perlu diketahui range atau kisaran sinyal analog standar industri untuk kebutuhan kontroller dibagi menjadi dua yaitu dalam bentuk tegangan dan arus. Tegangan memiliki kisaran antara -10 s/d 10 VDC sedangkan arus antara 4 s/d 20 ma. Apabila terdapat sensor dengan kisaran lebih rendah maka sebelum diterminasikan ke modul, sinyal keluaran 30

32 sensor dikuatkan terlebih dahulu dengan bantuan rangkaian Op-Amp (Operational Amplifier). Ada dua langkah pada pemrograman analog : 7.1 Langkah pertama (setting hardware) Berbeda dengan modul digital dimana addressing bergantung pada penempatan modul setelah CPU, pengalamatan modul analog didasarkan pada posisi selector switch pada modul MAD. Ada dua selector utama selector yang mengindikasikan nilai puluhan dan selector untuk nilai satuan. Kedua duanya dapat diputar dari kisaran 0 hingga 9, contoh : Selector 101=0 dan 100=1, dapat dibaca modul ini adalah modul MAD ke - 1 Selector 101=1 dan 100=5, dapat dibaca modul ini adalah modul MAD ke - 15 Selector 101=8 dan 100=9, dapat dibaca modul ini adalah modul MAD ke - 89 Di dalam satu sistem PLC tidak boleh ada dua atau lebih MAD dengan setting selector switch yang sama, karena hal ini akan berpengaruh pada alokasi memori pengalamatan atau addressing pada PLC. Setting switch menentukan alamat CIO yang digunakan untuk pembacaan sensor dan pengendalian aktuator. Contoh : Setting switch = 00, alokasi memori yang digunakan adalah CIO 2000 s/d 2009 Setting switch = 01, alokasi memori yang digunakan adalah CIO 2010 s/d 2019 Setting switch = 02, alokasi memori yang digunakan adalah CIO 2020 s/d Setting switch = 99, alokasi memori yang digunakan adalah CIO 2990 s/d 2999 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

33 Gambar 27. Alokasi memori Dari alokasi memori tersebut dapat kita lihat nilai pembacaan sensor, misalkan setting switch adalah 00 sehingga alokasinya di kisaran CIO 2000 s/d 2009 dengan rincian : 2001 (n+1) = alamat analog output channel 1 (terminal A1 s/d A3) 2002 (n+2) = alamat analog output channel 2 (terminal B1 s/d B3) 2005 (n+5) = alamat analog input channel 1 (terminal A5 dan A6) 2006 (n+6) = alamat analog input channel 2 (terminal A8 dan A9) 2007 (n+7) = alamat analog input channel 3 (termial B5 dan B6) 2008 (n+8) = alamat analog input channel 4 (terminal B8 dan B9) Sesuai dengan rincian tersebut, apabila sensor analog diterminasikan melalui channel analog input 1 (terminal A5 dan A6 lihat alokasi terminal gambar 28) sehingga nilai pembacaan sensor dalam bentuk bilangan desimal dapat dilihat pada alamat memori CIO (Perhatikan : pada saat setting selector switch atau setting hardware pastikan PLC dalam keadaan mati) 32

34 Gambar 28. Alokasi terminal 7.2 Langkah kedua (setting software) 1. pastikan nilai sinyal keluaran atau sinyal masukan analog yang dibutuhkan masing masing sensor dan aktuator. 2. buka software cx programmer, sesuaikan tipe dan setting komunikasi PLC, dan hubungkan kabel komunikasi serial DB9 dari PC ke PLC. 3. mode online PLC (ctrl + w) 4. mode program (ctrl + 1) 5. pilih I/O table, clear atau hapus tabel. Kemudian option create (creating table) tunggu sampai proses transfer atau upload informasi tabel selesai sehingga dapat diketahui modul apa saja yang ada atau terhubung dengan modul CPU PLC. 6. pilih modul MAD 42 (klik 2x) untuk melanjutkan ke menu properties 7. ada 3 parameter yang harus disetting diantaranya : 7.1 input / output use setting = ubah nilai disable menjadi enable semua untuk mengaktifkan penggunaan keseluruhan channel analog. 7.2 input / output signal range setting = atur sesuai spesifikasi sinyal analog sensor maupun aktuator. 33

35 7.3 resolution setting = 1ms/4000 atau 0.5us/8000, nilai resolusi sinyal. Pilih 8000 untuk mendapatkan ketelitian yang terbaik. 8. transfer setting parameter (transfer to modul) dan tunggu sampai proses transfer selesai. 9. pilih yes/ok apabila ada pertanyaan reset module? dan tunggu indikator led pada MAD blinking (mati kemudian nyala). apabila indikator berwarna hijau dan muncul notifikasi reset successful, modul sudah siap untuk diprogram. 7.3 Cara pemrograman Perhatikan gambar 29, pada baris pertama terdapat instruksi mov #3 ke alamat Diasumsikan setting selector switch pada posisi 00. Memasukkan nilai 3 heksa desimal atau 3 desimal berfungsi untuk mengaktifkan output channel pertama bit ke 0 atau 20 = 1 atau alamat dan output channel kedua bit ke 1 atau 21 = 2 atau alamat untuk mengaktifkan bit tersebut cukup memasukkan nilai &3 desimal atau &3 heksadesimal = 3. Gambar 29. Program ladder analog 34

36 Pada baris kedua terdapat instruksi mov 2005 ke alamat D0, sehingga hasil pembacaan sensor yang masuk ke channel 1 selain dapat dilihat pada alamat 2005 juga dapat dibaca pada alamat D0 (mov ke memori DM bertujuan apabila nilai pembacaan desimal diproses lebih lanjut menggunakan instruksi yang lain seperti compare maupun instruksi aritmatik). Nilai yang keluar pada alamat D0 adalah berupa bilangan desimal 0 s/d 8000 sesuai setting resolusi. Misalkan sensor tersebut berupa thermocouple dengan kapasitas pembacaan antara 0 s/d 100 oc sehingga perubahan besaran temperatur sebanding dengan perubahan resolusi, gambar 30. Gambar 30. Grafik temperatur vs resolusi Di baris ketiga terdapat instruksi mov D2 ke alamat 2001, nilai D2 dapat diisi dengan bilangan desimal dikisaran 0 s/d 8000 sesuai setting resolusi. Jika output signal range setting dikisaran 0-10 VDC, dengan memasukkan nilai &8000 secara linear keluaran yang dihasilkan seharusnya adalah 10 VDC lihat grafik hubungan antara resolusi dan sinyal keluaran pada gambar 31. Gambar 31. Grafik hubungan resolusi dan sinyal keluaran 35

37 Bahan : Alat : Tujuan : potensio meter 1 buah kabel secukupnya PLC CJ1M 1 unit Modul analog MAD 42 1 unit Inverter 1 unit Tang kupas 1 buah Obeng 1 buah AVO meter 1 buah mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan konsep pemrograman analog dan troubleshooting pada PLC. Soal 6 : Sebuah differential pressure memiliki kapasitas pembacaan 0 s/d 50 bar dengan sinyal keluaran 0 5 VDC. Dan sebuah VSD mampu mengatur kecepatan motor AC 3 phase dengan spesifikasi teknis kecepatan motor dapat diatur antara rpm, sinyal masukan analog yang dibutuhkan adalah 0 10 VDC. Apabila sensor mendeteksi tekanan sebuah bejana tertutup dikisaran 0 25 bar maka motor pompa berputar 100% x rpm, dan ketika tekanan dikisaran bar maka motor berputar 50% x rpm. (gunakan instruksi mov, compare dan aritmatika untuk menyelesaikan permasalahan tersebut). 36

38 PERTEMUAN 8 Pemrograman HMI dan contoh aplikasi HMI atau Human Machine Interface merupakan media pertukaran data atau informasi yang direpresentasikan dalam bentuk grafik atau simbol simbol tertentu yang berfungsi untuk memudahkan user pada saat proses pengendalian sebuah plant maupun monitoring kondisi plant secara real time. HMI dapat berupa monitor LCD, touch screen panel, dan media visual lainnya. Pada pembahasan ini akan dipelajari bagaimana mendesain sebuah HMI beserta bagaimana downloading program HMI tersebut ke dalam media visual berupa panel touchscreen. Ada dua tipe panel touchscreen yang tersedia di laboratorium otomasi dan robotika, yaitu HMI touch screen dengan lebar layar 5 inch bernomor seri NS5 SQ0 V2 dan HMI touch screen dengan lebar layar 10 inch bernomor seri NS10 TV0 V2. Gambar 32. Membuat project baru Untuk mendesain sebuah HMI disini digunakan software CX Designer, sama seperti CX Programmer untuk membuat project baru dapat dilakukan dengan memilih menu file kemudian new project. Masukkan nama project, no seri HMI yang digunakan dan system version. System version disini adalah firmware bawaan HMI, pilih system version 6.3. kemudian akan tampil project workspace pada menu sebelah kiri dan layar warna hitam yang merupakan media untuk 37

39 meletakkan berbagai simbol, button maupun grafik. Jumlah screenpage dapat kita tambahkan sesuai kebutuhan (klik kanan pada screen category kemudian pilih new screen). Sebagai contoh kita akan merancang HMI untuk contoh kasus 1 materi holding circuit. Pilih simbol on/off button dan letakkan dua buah button pada layar hitam serta simbol bit lamp satu buah. Beri nama masing masing button dengan cara klik 2x objek yang akan diberi nama pilih opsi label dan beri nama PB 1 dan PB 2 untuk kedua tombol dan lampu 1 untuk bit lamp. Gambar 33 object properties. Gambar 33. Object properties Desain masing masing object dapat diubah dengan memilih button type pada opsi general. Setelah memberi nama dan memilih bentuk objek kemudian tetap pada opsi general masukkan alamat bit pada kolom wirte address dan sesuaikan alamat tersebut dengan alamat yang ada pada ladder diagram gambar 34 sinkronisasi alamat. Jika alamat bit pada objek telah disesuaikan dengan alamat bit yang dipakai pada ladder diagram kemudian kita dapat mensimulasikan desain HMI bersamaan dengan simulator cx programmer menggunakan menu test gambar 35. Save all program kemudian pilih connect to cx simulator dan pilih start button untuk memulai simulasi. 38

40 Gambar 34. Sinkronisasi alamat Gambar 35. Tes program Simulasi disini bertujuan untuk mengetahui apakah desain yang dirancang sesuai dengan alur proses pada ladder diagram. Selanjutnya adalah downlading program, panel touchscreen memiliki 2 jalur komunikasi utama yaitu miniusb atau kabel printer dan via RS232 (DB9). Master untuk driver mini USB dapat kita temukan pada direktori tempat CX-One diinstal pada folder drivers. Apabila driver sudah diinstal maka proses downloading menggunakan mini usb dapat diproses. Sebelum mentransfer atur communication setting pada menu PT yang 39

41 dapat ditemukan di window sebelah atas. Ubah protocol NT link pada serial A menjadi host link dan pilih OK button. Tetap pada menu PT pilih transfer kemudian transfer program (ctrl + i). Save all program dan tekan communication method dan pilih media USB lalu OK. Pilih connect button tunggu sampai simbol download dan upload visible dan pilih project yang akan ditransfer (select all) dan tekan tombol download tunggu progress bar hingga 100%. Reset HMI dan secara otomatis desain HMI sudah berhasil didownload pada panel touchscreen, untuk memastikan desain sudah terdownload pilih menu data check pada panel touchscreen properties (tekan dua ujung diagonal panel secara bersamaan untuk mengeluarkan properties). Soal 7 : Ulangi langkah langkah tersebut dengan menambahkan level meter, analog meter, beserta command button dan jelaskan masing masing fungsi simbol tersebut. (tugas kelompok). 40

42 PERTEMUAN 9 Evaluasi Tengah Semester Evaluasi Tengah Semester Evaluasi individu materi soal meliput kontrol digital, kontrol analog dan Human Machine Interface. 1 kloter = 7 anak, waktu pengerjaan 45 menit. Closed book. Wiring (25 %), ladder (35 %) dan troubleshooting + kompetensi (40%). 41

43 PERTEMUAN 10 Pengenalan software TIA portal (SIEMENS) Berbeda vendor tentu akan berbeda juga software yang digunakan, untuk PLC siemens menggunakan software TIA portal. Jika dibandingkan dengan CX-One memang software ini sedikit lebih kompleks. Akan tetapi pada intinya memiliki langkah langkah yang sama. Mulai dari deklarasi tipe CPU, pengalamatan dan alokasi memori. Perbedaan yang mendasar pertama adalah sistem memori, 1 alamat word pada PLC siemens hanya terdiri dari 8 bit atau setara dengan 255 desimal atau FF dalam heksadesimal. Kedua adalah istilah dalam sistem komunikasi, seperti contoh komunikasi ethernet yang dinamakan profinet oleh pihak siemes, kemudian modbus yang dinamakan profibus serta komunikasi serial RS485 yang dinamakan MPI (Multi Point Interface). Gambar 36. TIA Portal V11. Untuk membuat project baru pilih create new project kemudia isi kolom kolom yang sudah disediakan seperti nama project, direktori penyimpanan project, dan nama programmer kemudian pilih create button untuk melanjutkan ke tahap berikutnya. 42

44 Gambar 37. create new project. Tentukan jenis PLC yang akan digunakan, siemens memiliki beberapa jenis PLC diantaranya S7-300, S7-400 dan S Untuk mendeklarasikan jenis PLC tersebut, pilih menu configure a device. Gambar 38. configure a device Karena disini kita akan mendeklarasikan PLC baru, pilih add new device. Beri nama device semisal PLC1 kemudian kita tentukan jenis PLC yang akan digunakan. Karena di laboratorium tersedia tipe S7-300, untuk itu kita pilih tipe tersebut. 43

45 Gambar 39. pemilihan tipe PLC Untuk tipe S7-300 terdiri dari berbagai macam CPU, sama seperti Omron pada CJ1M yang terdiri dari CPU 21, 22, 11 dan 12. Berbeda tipe CPU berbeda juga tambahan fasilitas bawaannya, ada yang support untuk komunikasi profinet dan MPI sekaligus ada juga yang hanya support komunikasi MPI. Semua tipe CPU PLC siemens S7-300 di laboratorium otomasi dan robotika adalah CPU DP dengan nomor seri 315-2AH14-0AB0 yang mendukung untuk komunikasi MPI. Gambar 40. CPU DP support MPI + DP Interface Pilih tipe cpu dan nomor seri yang sesuai kemudian tambahkan (add). Pada window selanjutnya kita tambahkan modul modul ekspansi dengan cara drag and drop, library modul ada pada menu sebelah kanan window. Berikut adalah urutan modul mulai dari slot 1, slot 4 dan seterusnya. 44

46 1. PS 307 2A no seri 307-1BA01-0AA0 2. CPU DP no seri 315-2AH14-0AB0 3. Dikosongkan 4. DI 16 x 24 VDC n seri 321-1BH02-0AA0 5. DI 16 x 24 VDC n seri 321-1BH02-0AA0 6. DO 16 x REL 120/230 VAC no seri 322-1HH01-0AA0 7. DO 16 x REL 120/230 VAC no seri 322-1HH01-0AA0 Gambar 41. susunan modul dan pengalamatan (addressing) Setelah proses penyusunan modul dapat dilihat pada gambar 34, bagian bawah window terdapat address atau alamat word. Pada slot ke empat karena modul digital atau DI tersebut memiliki 16 channel sedangkan 1 alamat word pada sistem memori PLC siemens hanya terdiri dari 8 bit, maka membutuhkan 2 alamat word sekaligus dimulai dari dilanjutkan dengan sehingga total 16 bit. Hal yang sama berlaku untuk slot ke lima, enam dan tujuh karena sama sama memiliki 16 channel. Penyusunan modul atau konfigurasi hardware memang dilakukan secara manual berbeda dengan omron dimana konfigurasi hardware dapat diupdate secara otomatis melalui I/O table pada saat mode online. Apabila konfigurasi hardware sudah sesuai selanjutnya adalah transfer konfigurasi tersebut 45

47 ke dalam hardware CPU PLC atau simulator jika masih dalam tahap pengujian program. Pertama ubah mode menjadi online gambar 35. Gambar 42. Go online Pilih interface yang akan digunakan gambar 36, jika kabel MPI sudah terhubung dengan hardware PLC maka ubah interface menjadi MPI adapter. Sedangkan jika belum terhubung maka pilih interface simulator kemudian go online dan lanjutkan dengan proses downloading ( tekan simbol pada window konfigurasi hardware sebelah atas dan lanjutkan sampai proses download selesai). Gambar 43. PG/PC Interface 46

48 Konfigurasi hardware telah selesai dilakukan langkah selanjutnya adalah pemrograman dengan ladder diagram. Perhatikan gambar 37, menu sebelah kiri adalah project properties dimana sebelumnya telah kita lakukan konfigurasi hardware (device configuration), untuk memulai pemrograman pilih menu program blocks kemudian arahkan kursor ke main (OB1) klik 2x untuk menampilkan ladder diagram. Pada window ladder diagram sama halnya dengan omron untuk meletakkan kontaktor maupun koil tersedia simbol simbol tersebut pada bagian atas window ladder atau pada menu sebelah kanan. Istilah rung atau baris pada TIA Portal disebut network, cara menambah network atau baris dapat dilakukan dengan memilih menu insert network. Gambar 44. ladder diagram Agar lebih mudah pada saat pemrograman, deklarasikan terlebih dahulu alamat bit input maupun output, alamat bantu (MB / memory bit) dan alamat word (MW / memory word) jika dalam pemrograman kita menggunakan instruksi menengah seperti compare dan aritmatik. Deklarasi simbol untuk masing masing alamat terdapat pada menu sebelah kiri (PLC tags default tag table). 47

49 Gambar 45. PLC tags Kembali lagi ke ladder diagram, dengan mendeklarasikan tag name untuk masing masing alamat bit akan memudahkan kita pada saat proses pemrograman. Setelah meletakkan kontaktor NO misalnya, untuk mendeklarasikan alamat bit, cukup dengan memasukkan tag name maka secara otomatis keluar listbox yang menunjukkan tag name apa saja yang sudah di deklarasikan. Gambar 46. tag name yang sudah dideklarasi pada default tag table Proses online dan download ladder diagram sama seperti proses download pada saat konfigurasi hardware atau penyusunan modul. Soal : (Tugas Individu) 1. Menurut pendapat anda apa kelebihan dan kelemahan dari kedua software PLC (CX-One dan TIA Portal) yang telah dijelaskan di modul ini? Baik dari segi kemudahan untuk user maupun kelengkapan software? 48

50 2. Apa perbedaan serial komunikasi pada PLC Omron yang menggunakan RS232 dengan PLC Siemens yang menggunakan komunikasi berbasis RS 485 yang disebut MPI (Multi Point Interface)? 49

51 PERTEMUAN 11 S7-PLCSIM Simulating Modules Berbeda dengan omron untuk software TIA portal menyediakan sub software tersendiri untuk simulasi program ladder diagram yang telah dirancang. Gambar 47. S7-PLCSIM Simulating Modules Yaitu S7-PLCSIM, simulator ini dapat digunakan untuk merubah kondisi atau logika pada alamat bit tertentu maupun memodifikasi nilai pada alamat word yang dituju. Tampilan S7-PLCSIM dirancang menyerupai hardware PLC gambar

52 Gambar 48. tampilan utama simulator Kenapa dikatakan mirip karena sama halnya dengan modul siemens pada umumnya terdapat interface untuk merubah mode PLC diantaranya mode stop, mode Run Program, mode Run dan master reset yang seringkali digunakan setiap kali kita mendownload setting PLC via TIA Portal. Misalkan sebuah modul input 16 channel dengan alamat 4.00 s/d 4.07 dan 5.00 s/d dan modul output 16 channel dimulai dati 8.00 s/d 8.07 dan 9.0 s/d 9.7. kita buat rangkaian holding circuit seperti gambar 42. Gambar 49. holding circuit Terdapat dua buah push button yaitu push button start dan push button stop serta lampu masing masing dialamatkan seperti gambar 42 untuk mensimulasikan ladder yang telah kita rancang buka S7-PLCSIM biarkan program ladder tetap terbuka. Kemudian pada simulator tambahkan variabel input dan output gambar

53 Gambar 50. menambahkan variabel input dan output Sesuai dengan pilihan menu yang ada pada menu insert, ada berbagai pilihan variabel yang dapat kita monitor maupun modifikasi diantaranya input dan output variable (alamat modul ekspansi), bit memory jika kita menggunakan alamat bit bantu dalam ladder diagram, dan timer serta counter apabila kita ingin memonitoring status value dari instruksi timer dan counter. Karena disini kita ingin memodifikasi bit variabel input dan memonitoring bit variabel output, kita masukkan variabel input dan output seperti pada gambar 51. Gambar 51. tampilan variabel input (IB) dan output (QB) Untuk memodifikasi bit pada alamat IB, ubah format memori kedalam bentuk bit 52

54 Gambar 52. pemilihan format memori Dengan mengatur alamat memori kedalam format bit, pada satu alamat memori word terdapat total 8 bit secara keseluruhan dari bit ke 0 hingga bit ke 7. Karena alamat word yang digunakan sesuai gambar 42 adalah alamat word 4.x dan 8.x, ubah nilai IB menjadi 4 dan QB menjadi 8. Gambar 53. sinkronisasi alamat word sesuai ladder diagram Langkah terakhir adalah downloading and testing. Untuk mendownload ladder kedalam simulator S7PLCSIM. Sebelum mendownload pastikan setting interface yang digunakan sama dengan simulator, karena CPU DP menggunakan komunikasi via MPI atau RS485 pastikan set PG/PC interface pada menu option jendela manager menggunakan MPI simulator gambar

55 Gambar 54. parameter assignment Download setting hardware yang telah dideklarasikan terlebih dahulu setelah selesai download ladder diagram yang telah dirancang, cara mendownload program ladder diagram yaitu dengan merubah mode CPU pada jendela simulator menjadi RUN-P (Running Program) kemudian pada jendela ladder diagram ubah mode program offline menjadi online melalui simbol mode keluar simbol sampai indikator online, kemudian download program ladder menggunakan dan pilih simbol untuk memonitor kondisi ladder. Berikut adalah hasil simulasi menggunakan bantuan S7-PLCSIM Gambar 55. PB start ditekan 54

56 Gambar 56. holding circuit bekerja Gambar 57. PB stop ditekan 55

57 PERTEMUAN 12 Instruksi dasar 12.1 instruksi timer Karena contoh holding circuit sudah diberikan pada pembahasan sebelumnya, dua instruksi selanjutnya adalah timer dan counter. Berbeda dengan omron yang hanya mempunyai satu jenis timer dan satu jenis counter, pada PLC siemens untuk instruksi timer terdapat 5 jenis timer berdasarkan teknik penggunaannya. Jenis instruksi timer yang sama dengan instruksi timer pada omron adalah on delay timer, gambar 58 adalah contoh penggunaan instruksi timer pada PLC siemens. Gambar 58. instruksi timer Instruksi timer disini mempunyai beberapa terminal yang wajib digunakan. Berikut adalah keterangan untuk masing masing terminal : S = aktifasi instruksi timer TV = timer value (format pengisian timer value : S5T#5s, S5T# adalah format awal penggunaan instruksi timer sedangkan untuk timer value dapat diisi sesuai kebutuhan. Contoh apabila kita memasukkan 10 detik maka formatnya S5T#10s (second), memasukkan 0.5 detik karena 0,5 detik setara dengan 500ms sehingga formatnya S5T#500ms) 56

58 R = untuk mengembalikan ti mer value ke kondisi awal Q = adalah keluaran instruksi timer, keluaran ini bernilai high ketika timer value bernilai 0 atau mencapai setting point. Sesuai dengan jenisnya, karena instruksi ini bersifat on delay sehingga supaya instruksi timer ini bekerja, sinyal yang masuk ke terminal S harus bersifat kontinyu. Soal : bandingkan penggunaan on delay timer (ODT) dengan, PULSE, PEXT, ODTS dan OFFDT, apa perbedaannya dan jelaskan dengan bantuan simulator! (tugas insdividu) Gambar 59. jenis jenis instruksi timer berdasarkan penggunaannya 12.2 Instruksi counter Instruksi counter memiliki 3 macam instruksi yang berbeda berdasarkan teknik penggunaannya, CU (counter up, CD counter down dan CUD counter up down). Penggunaan yang hampir sama dengan instruksi counter pada omron adalah CD atau counter down, gambar... menunjukkan penggunaan instruksi CD. 57

59 Gambar 60. Penggunan instruksi counter down Instruksi counter harus diaktifkan terlebih dahulu melalui terminal S, oleh karena itu kenapa pada baris pertama terdapat rangkain holding untuk mengaktifkan counter. Terminal CD berfungsi sebagai penerima sinyal diskrit, umumnya terhubung langsung dengan alamat sensor. PV adalah counter value, format penggunaannya yaitu C# (format awal) kemudian berapa counter value yang diinginkan misalkan 5, sehingga formatnya C#5. Nilai PV akan berkurang apabila terminal CD menerima masukan sinyal diskrit. Keluaran instruksi counter down ini pada terminal Q bernilai high saat terminal S pertama kali diaktifkan dan bernilai low saat counter value atau PV bernilai nol. Terminal R berfungsi untuk mengembalikan counter value ke nilai awal. Jika menginginkan keluaran Q bernilai high saat counter value mencapai setting point maka keluaran sinyal terminal Q dapat dimodifikasi dengan memanfaatkan instruksi up down beserta set reset seperti pada gambar

60 Gambar 61. modifikasi keluaran sinyal instruksi counter (n) atau instruksi down yang dapat ditemukan pada sub instruksi bit logic, merupakan instruksi yang menerima perubahan sinyal dari rising edge atau batas atas atau kondisi high = 1 yang berubah ke falling edge atau batas bawah atau kondisi low = 0, sinyal keluaran yang dihasilkan oleh instruksi ini tidak bersifat kontinyu hanya 1x cycle time. Oleh sebab itu kenapa coil yang dipakai bukan coil biasa akan tetapi instruksi set yang berfungsi sama seperti holding circuit. Berkebalikan dengan instruksi down, instruksi up (p) merupakan instruksi yang mampu menerima perubahan dari falling edge ke rising edge, karena keluaran sinyal yang dihasilkan juga 1 x cycle time maka penggunaannya dapat digabung menggunakan instruksi set maupun reset. Soal : bandingkan penggunaan counter down CD dengan CU dan CUD, apa perbedaannya dan jelaskan dengan bantuan simulator! (tugas individu). 59

61 PERTEMUAN 13 Instruksi menengah 13.1 Instruksi move Penggunaan instruksi move pada plc siemens sedikit berbeda, gunakan memori MW apabila dalam pemrograman ladder diagram memakai instruksi menengah seperti instruksi move, campare dan aritmatik. Pengalamatan memori mw menggunakan pola bilangan cacah genap dimulai dari 0,2,4,6,8,10,12 dan seterusnya.karena alamat bilangan ganjil disini digunakan sebagai work area memory sehingga tidak untuk diakses atau dipakai (hal ini berlaku untuk memori MW). Contoh penggunaan instruksi move pada gambar 62. Gambar 62. penggunaan instruksi move Untuk membuktikan apakah nilai dari alamat awal (IN) sudah digandakan ke alamat tujuan (OUT) gunakan bantuan simulator, tambahkah variabel bit memory kemudian ganti alamat MB menjadi MW dan format memori menjadi desimal. Kemudian ubah alamat MW sesuai dengan ladder diagram (MW2 dan MW4). Ubah nilai pada MW2 kemudian aktifkan bit I4.0 (start), dan perhatikan apakah nilai pada MW2 sama dengan MW4, jika sama penggunaan instruksi move berhasil. 60

62 soal : apakah perbedaan MW dan MB, apakah alamat MB 4.0 dapat dikatakan sebagai bagian dari alamat MW 4? ( tugas individu) 13.2 instruksi compare Sama halnya seperti instruksi move gunakan alamat memori MW dengan pola bilangan cacah genap untuk menggunakan instruksi compare. Perhatikan gambar instruksi compare berikut. Gambar 63. instruksi compare Instruksi compare disini lebih bersifat fleksibel karena penggunaanya dapat digunakan untuk membandingkan lebih dari dua variabel dan dapat dipakai sesuai kebutuhan atau operator kondisi yang dibutuhkan saja Instruksi aritmatik instruksi dasar aritmatik seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian juga tersedia pada PLC siemens dengan format berbagai macam mulai dari integer sampai dengan double integer, double integer digunakan apabila pemakaian instruksi aritmatik memakai lebih dari 2 alamat word 2x8bit = 16 bit = 61

63 65535 desimal. Gambar berikut adalah contoh penggunaan instruksi aritmatir pada ladder diagram. Gambar 64. instruksi aritmatik single integer Urut dari atas ke bawah pada gambar... adalah instruksi penjumlahaan (ADD_Integer), pengurangan (SUB_Integer), perkalian (MUL_Integer) dan pembagian (DIV_Integer). Soal : sebuah sistem pengisian zat cair mempunyai dua storage tank masing masing berkapasitas 400 liter, storage tank yang pertama berisi zat cair tipe A dan storage tank yang kedua berisi zat cair tipe B. agitator berkapasitas 400 liter berfungsi sebagai tempat pencampuran zat cair A dan zat cair B. Kompisisi pencampuran kedua zat cair diatur berdasarkan pemilihan aktifasi push button oleh operator, dengan keterangan : 62

64 Push button 1 ditekan, komposisi zat cair A adalah 20% dan zat cair B 80% dari total kapasitas agitator. Push button 2 ditekan, komposisi zat cair A adalah 40% dan zat cair B 60% dari total kapasitas agitator. Push button 3 ditekan, komposisi zat cair A adalah 75% dan zat cair B 25% dari total kapasitas agitator. jika kondisi agitator berada pada kapasitas maksimum maka valve A dan valve B tertutup dan motor pengaduk mulai bekerja selama 20 detik. Setelah 20 detik maka valve outlet terbuka hingga volume agitator bernilai 0 dan valve outlet tertutup. Gambar 65. soal instruksi menengah 63

65 PERTEMUAN 14 Kontrol digital Bahan : Alat : kabel 50cm + banana plug 25 buah Relay 24 VDC 2 buah Push button 2 buah obeng 1 buah AVO meter 1 unit MPI adapter 1 unit PLC siemens + exp. Modul 1 unit Tujuan : mahasiswa memahami konsep wiring digital pada modul PLC siemens, mampu merancang program ladder kontrol digital dan troubelshooting Karena modul PLC siemens sudah terhubung dengan terminal utama dan wiring common terminal pada masing masing modul ekspansi baik untuk modul digital input maupun digital output terhubung dengan polaritas negatif sehingga wiring modul ekspansi secara kesuluruhan adalah sinking. Pada pertemuan ini terdapat 3 modul yang harus diselesaikan permasalahannya oleh masing masing kelompok modul tersebut diantaranya modul motor DC, modul pneumatic dan modul traffic light, berikut penjelasan soal tiap modul : 14.1 modul motor DC Gambar 66. Modul motor DC 64

66 soal : gunakan modul dc motor dan position control, jika push button 1 ditekan maka posisi balok akan bergeser ke sebelah kiri hingga mengenai limit switch, saat limit switch dikenai oleh balok tersebut mengakibatkan motor dc berputar berlawanan arah jarum jam (ccw). Sebaliknya saat push button 2 ditekan maka posisi balok bergeser ke sebelah kanan, dan saat mengenai limit switch sebelah kanan maka motor DC bergerak searah jarum jam (cm). Tips : gunakan relay 24VDC untuk merubah arah putar / membalik polaritas motor DC modul pneumatik Gambar 67. Modul pneumatik soal : silinder 1 + : posisi piston keluar silinder 1 - : posisi piston masuk silinder 2 + : posisi piston keluar sinder 2 - : posisi piston masuk push button 1 ditekan silinder 1 + dan silinder 2 -, push button 2 ditekan silinder 1 - dan silinder 2 +, kedua push button ditekan silinder 1 + dan silinder 2 +, kedua push button dilepas silinder 1 - dan silinder

67 14.3 modul traffic light Gambar 68. Modul traffic light soal : urutan arah traffic light berturut turut dari atas, kiri, bawah, kanan kemudian kembali lagi ke atas (berlawanan arah jarum jam). Urutan lampu yaitu merah, hijau, kuning dan kembali lagi ke merah. Interval waktu hijau dan kuning untuk keempat traffic light adalah sama, 4 detik untuk lampu hijau dan 3 detik (blinking) untuk lampu kuning, sedangkan lampu merah menyesuaikan berdasarkan urutan arah. Sistem aktif saat push button 1 ditekan dan mati saat push button 2 ditekan. 66

68 PERTEMUAN 15 Pemrograman dengan konverter digital to analog Bahan : Alat : push button 3 buah Kabel connector konverter 1 unit Kabel 50cm + banana plug 2 buah AVO meter 1 buah MPI adapter 1 unit PLC siemens + exp. Modul 1 unit Inverter 1 unit DA converter 1 unit Tujuan : mahasiswa mampu memahami pemrograman dengan konverter digital to analog, mampu menguasai pemrograman tingkat menengan dan aplikasinya untuk kontrol analog. Gambar 69. DA converter 67

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) Tujuan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta mampu : Memahami fungsi PLC Mampu membuat program PLC Mampu menerapkan PLC untuk menyelesaikan permasalahan kontrol

Lebih terperinci

Industrial Informatics and Automation laboratory Electrical Engineering Department Industrial Technology Faculty Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Industrial Informatics and Automation laboratory Electrical Engineering Department Industrial Technology Faculty Institut Teknologi Sepuluh Nopember MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SIEMENS TIA PORTAL TUJUAN Mengenalkan intruksi-intruksi dasar yang digunakan pada pemroggraman PLC Siemens S7-1500. Memahami penggunaan PLC di industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diterangkan secara detail mengenai perancangan trainer simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu perancangan hardware

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar pemrograman pada PLC 2. Mahasiswa mampu membuat dan menganalisa suatu program PLC 3. Mahasiswa memahami fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

BAB VI MENGENAL TRAINER  BATO - 05 BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 " Perangkat PLC ini telah di set sedemikian rupa sehingga mudah dalam penginstalan dan pengoperasian program control system dari suatu rangkaian. Adapun modul trainer

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Sistem Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah melakukan perancangan dengan memahami cara kerja alat atau sistem tersebut serta sifat dan

Lebih terperinci

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PRODI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC BAB III FUNGSI BAGIAN PLC Programming Devices Processor Modul Input Modul Output Catu Daya Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC Dari gambar diatas, bagian bagian tersebut mempunyai fungsi yang saling

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder 8000 Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk perancangan kendali mesin feeder ini adalah HMI Weintek Type 6070iH dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia Medan. Penelitian ini adalah penelitian dengan membuat simulasi proses pemasakan

Lebih terperinci

Bab 3 PLC s Hardware

Bab 3 PLC s Hardware Bab 3 PLC s Hardware Sasaran Mahasiswa mampu : o Memahami definisi PLC o Menyebutkan jenis jenis PLC o Menyebutkan bagian bagian hardware PLC o Menjelaskan prinsip kerja bagian bagian hardware PLC 3.1

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PERANCANGAN BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

Control Engineering Laboratory Electrical Engineering Department Faculty of Electrical Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Control Engineering Laboratory Electrical Engineering Department Faculty of Electrical Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember PRAKTIKUM 2 SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR TUJUAN 1. Memahami tipe pengaturan ON-OFF dan PID pada sistem pengaturan temperatur 2. Memahami data logging menggunakan DAQ Master REFERENSI TK4 SERIES Introduction

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang email : assaffat@yahoo.com Abstrak : Air sebagai unsur utama

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC

BAB IV INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC BAB IV INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC Instruksi instruksi Dasar PLC Semua instruksi(perintah program) yang ada di bawah ini merupakan instruksi paling dasar pada PLC Omron Sysmac C-series. Menurut aturan

Lebih terperinci

Pertemuan PLC Addressing & Basic Instruction (Omron, Siemens, Schneider) Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra

Pertemuan PLC Addressing & Basic Instruction (Omron, Siemens, Schneider) Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Pertemuan 7 7. PLC Addressing & Basic Instruction (Omron, Siemens, Schneider) Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Sasaran Mahasiswa mampu : Memahami bermacam macam sistem bilangan

Lebih terperinci

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2 PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.

Lebih terperinci

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX 6.1 Darminto 1, M. Facta, ST, MT 2, Iwan Setiawan, ST, MT 3 Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis. BAB III TEORI DASAR 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem control elektrik berbasis relai yang mulai

Lebih terperinci

Teknik Otomasi [PengenalanPLC]

Teknik Otomasi [PengenalanPLC] Teknik Otomasi [PengenalanPLC] Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya RuanglingkupAplikasiPLC PLC Programmable Logic Controller diperkenalkan pertamakali pada1969 olehrichard

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5 1 BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5.1 Pengantar Pada aplikasi industri, banyak dibutuhkan implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state, perubahan

Lebih terperinci

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1 Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA TRAFFIC LIGHT DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Susdarminasari Taini (L2F009034)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, dengan software yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan di ujikan.

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

WORKSHOP PLC & PNEUMATIK MODUL PRAKTIKUM WORKSOP PLC & PNEUMATIK

WORKSHOP PLC & PNEUMATIK MODUL PRAKTIKUM WORKSOP PLC & PNEUMATIK WORKSHOP PLC & PNEUMATIK MODUL PRAKTIKUM WORKSOP PLC & PNEUMATIK 2017 A N A S A s s i s t e n s 2 0 1 7 A. Sistem Kendali dengan PLC 1. Sistem Kendali Istilah sistem kendali dalam teknik listrik mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA PEMROGRAMAN PADA PLC DAN SOFTWARE WONDERWARE. 4.1 Membuat Program Dalam Bentuk Ladder Pada PLC LS Glofa

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA PEMROGRAMAN PADA PLC DAN SOFTWARE WONDERWARE. 4.1 Membuat Program Dalam Bentuk Ladder Pada PLC LS Glofa BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA PEMROGRAMAN PADA PLC DAN SOFTWARE WONDERWARE 4.1 Membuat Program Dalam Bentuk Ladder Pada PLC LS Glofa a. Buka program GMWIN 4.0 dengan cara klik Start Windows All Programs

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah PLC Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Coorporation. PLC pertama yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan sistem PLC web server sebagai sistem kontrol coal crushing plant merupakan sistem yang mampu mengontrol dan memberikan informasi keadaan plant secara real-time,

Lebih terperinci

BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN

BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN A. PERSIAPAN DASAR Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu sistem atau proses, ada beberapa hal yang perlu diketahui dan persiapan dasar

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH

BAB IV ANALISA MASALAH BAB IV ANALISA MASALAH Analisa masalah digunakan sebagai sarana untuk melakukan modifikasi atau pembuatan system control baru menggantikan system control lama agar mendapatkan tujuan akhir yaitu peningkatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PROSES PADA MESIN FILLER Proses kerja pada mesin filler ini, mula mula Botol di bawa oleh Conveyor masuk ke Infeed Starwheel yang disesuaikan oleh Timing Screw,untuk ditempatkan pada

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk

Lebih terperinci

Gambar 3.20 Konfigurasi Hardware Gambar 3.21 Pngalamatan I/O Gambar 3.22 Pemrograman Ladder (simulasi) Gambar 3.

Gambar 3.20 Konfigurasi Hardware Gambar 3.21 Pngalamatan I/O Gambar 3.22 Pemrograman Ladder (simulasi) Gambar 3. xi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Lembar Pernyataan Keaslian... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3 RANCANG BANGUN MINIATUR PENGATURAN DAN MONITORING PENGISIAN MINK PELUMAS MENUJU MULTI-BANKER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Sub judul : Pemrograman PLC Omron CS1W) Ir. Sutedjo.MT 1, Rusiana. S.T

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

Otomasi Sistem dengan PLC

Otomasi Sistem dengan PLC Otomasi Sistem dengan PLC Pemrograman Programmable Logic Controller Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: jos@elect-eng.its.ac.id Otomasi Sistem dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu :

Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu : III. PETUNJUK PENGOPERASIAN ALAT Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu : 1. Prosedur Data Logging, yaitu langkah-langkah

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

Pemrograman Programmable Logic Controller

Pemrograman Programmable Logic Controller Aplikasi Proggrammable Logic Controller Pemrograman Programmable Logic Controller Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Aplikasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Tabel Konversi Temperatur Termokopel Tipe K

LAMPIRAN A. Tabel Konversi Temperatur Termokopel Tipe K LAMPIRAN A Tabel Konversi Temperatur Termokopel Tipe K 58 LAMPIRAN B Tabel Konversi Penguat Termokopel AD595A 59 LAMPIRAN C Panduan Penggunaan Wonderware InTouch [3] Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

Yudha Bhara P

Yudha Bhara P Yudha Bhara P. 2208 039 004 1. Pertanian merupakan pondasi utama dalam menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. 2. Pertanian yang baik, harus didukung dengan sistem pengairan yang baik

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY. PLC Praktek TOOLBARS CX-PROGRAMMER 4x50 menit

Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY. PLC Praktek TOOLBARS CX-PROGRAMMER 4x50 menit Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY PLC Praktek TOOLBARS CX-PROGRAMMER 4x50 menit Tujuan : Dapat mengoperasikan CX-Programmer melalui Tool Bar Alat dan Bahan : 1. Software CX-Programmer V2.1 2. Komputer

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200 PC-Link PC-Link Application Note AN200 GUI Digital Input dan Output Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Digital Input dan Output pada.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON 162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru

Lebih terperinci

TE SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Petunjuk Praktikum

TE SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Petunjuk Praktikum TE145462 SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Petunjuk Praktikum Ver. 3. Laboratorium PLC Departemen Teknik Elektro Otomasi Pelaksanaan Praktikum: 1. Harap hadir 5 menit sebelum dimulai. Terlambat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MIKROPOSESOR & INTERFACING

MODUL PRAKTIKUM MIKROPOSESOR & INTERFACING MODUL PRAKTIKUM MIKROPOSESOR & INTERFACING Oleh Fitri Adi Iskandarianto, ST, MT Andi Rahmadiansah, ST. MT Lab ab.. Workshop Instrumentasi D3-Teknik Instrumentasi Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CP1L UNTUK OTOMASI PROSES PENGISIAN DAN PENYEGELAN AIR MINUM DALAM KEMASAN PT. PURA BARUTAMA KUDUS

PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CP1L UNTUK OTOMASI PROSES PENGISIAN DAN PENYEGELAN AIR MINUM DALAM KEMASAN PT. PURA BARUTAMA KUDUS Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CP1L UNTUK OTOMASI PROSES PENGISIAN DAN PENYEGELAN AIR MINUM DALAM KEMASAN PT. PURA BARUTAMA KUDUS Tegar Mahardika 1, Ir. Bambang Winardi

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR I. Tujuan : 1. Mengenal generator 2. Memahami cara kerja generator dan pengaturannya II. Peralatan yang Dibutuhkan : Peralatan keselamatan Modul percobaan Kebel jumper

Lebih terperinci

9. Instruksi Lanjut pada PLC Omron

9. Instruksi Lanjut pada PLC Omron Pertemuan 9 9. Instruksi Lanjut pada PLC Omron Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Sasaran Mahasiswa mampu : Menerapkan instruksi lanjut dalam pengendalian suatu sistem Memahami

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. a. SILO 1 Tujuannya untuk pengisian awal material dan mengalirkan material menuju silo 2 secara auto / manual.

BAB III TEORI PENUNJANG. a. SILO 1 Tujuannya untuk pengisian awal material dan mengalirkan material menuju silo 2 secara auto / manual. BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin Automatic mixing berguna untuk proses pencampuran bahan mentah menjadi bahan jadi yang di gunakan untuk membuat pipa paralon atau pipa PVC. adapun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN.. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Pertemuan PLC s Hardware. Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra

Pertemuan PLC s Hardware. Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Pertemuan 3 3. PLC s Hardware Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Sasaran Mahasiswa mampu : Memahami definisi PLC Menyebutkan jenis jenis PLC Menyebutkan bagian bagian hardware

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah

Lebih terperinci

Praktikum 2 Pembuatan Program PLC

Praktikum 2 Pembuatan Program PLC Praktikum 2 Pembuatan Program PLC A. Tujuan : 1. Mahasiswa mampu memahami prosedur baku dalam pembuatan program PLC 2. Mahasiswa mengerti mengenai pemilihan modul input output dan alokasinya dalam program

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Melakukan perancangan dalam penelitian untuk membuat suatu alat merupakan langkah pertama yang harus dibuat agar dalam proses menuju realisasi pembuatan

Lebih terperinci