ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP PEMBENGKAKAN BIAYA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI SURAKARTA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP PEMBENGKAKAN BIAYA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI SURAKARTA SKRIPSI"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP PEMBENGKAKAN BIAYA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI SURAKARTA The Analysis of Project Delay Factors Against The Cost Overruns of Buildings Project in Surakarta SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : BAYU ADI NUGROHO NIM I JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

2 digilib.uns.ac.id ABSTRAK Bayu Adi Nugroho, Analisis Faktor Keterlambatan Proyek Terhadap Pembengkakan Biaya Proyek Bangunan Gedung di Surakarta. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Masalah keterlambatan dalam industri konstruksi merupakan fenomena nasional dan tidak terkecuali di Surakarta. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor keterlambatan proyek dan pengaruhnya terhadap pembengkakan biaya proyek bangunan gedung di Surakarta. Penelitian ini dimulai dengan survei pra analisis yang disebarkan kepada 30 responden. Dari 30 Faktor keterlambatan yang diambil dari penelitian sebelumnya didapat 5 faktor keterlambatan yang paling berpengaruh yaitu (1) Identifikasi, durasi, dan rencana urutan kerja yang tidak lengkap dan tersusun dengan baik, (2) Kesulitan finansial, (3) Kurangnya pengalaman kontraktor, (4) Keterlambatan penyediaan material, (5) Dana dari pemilik yang tidak mencukupi. Kemudian dilakukan survei analisis yang disebarkan kepada 40 responden. Kelima faktor keterlambatan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pembengkakan biaya proyek. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda menggunakan program SPSS. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa: (1) Identifikasi, durasi, dan rencana urutan kerja yang tidak lengkap dan tersusun dengan baik tidak berpengaruh signifikan terhadap pembengkakan biaya proyek. (2) Kesulitan finansial berpengaruh signifikan terhadap pembengkakan biaya proyek. (3) Kurangnya pengalaman kontraktor berpengaruh signifikan terhadap pembengkakan biaya proyek. (4) Keterlambatan penyediaan material berpengaruh signifikan terhadap pembengkakan biaya proyek. (5) Dana dari pemilik yang tidak mencukupi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembengkakan biaya proyek. Kata kunci: Faktor keterlambatan, Pembengkakan biaya, Industri konstruksi, dan Analisis regresi linier berganda. vii

3 digilib.uns.ac.id ABSTRACT Bayu Adi Nugroho, The Analysis of Project Delay Factors Against the Cost Overruns of Buildings Project in Surakarta. Final Task of Civil Engineering. Department of Engineering Faculty of Sebelas Maret University. Surakarta. The problem of delay in the construction industry is a national phenomenon and not the exception in Surakarta. The main objective of this study was to identify the impact of project delay factors against the cost overruns of buildings project in Surakarta. The study begin with a survey of pre-analysis, distributed to 30 respondents. from the 30 factors of delay is taken from a previous study, obtained 5 factors most influential delay: (1) identification, duration, and the bad planing of working order (2) financial trouble, (3) lack of contractor experience, (4) Delays in the supply of materials, (5) budgets from the owner is not sufficient. Then, the survey of analysis distributed to 40 respondents. The five delays factors were analyzed to obtain the effect on project cost overruns. This study use multiple linear regression analysis by using SPSS. From the analysis, the conclusions: (1) Identification, duration, and the bad planing of working order no significant effect on project cost overruns. (2) Financial trouble significant effect on project cost overruns. (3) Lack of contractor experience significant effect on project cost overruns. (4) ) Delays in the supply of materials significantly effect on project cost overruns. (5) Budgets from the owner is not sufficient no significant effect on project cost overruns. Keywords: Delay factor, cost overruns, construction industry, and multiple linear regression analysis. viii

4 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Salam Sejahtera. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan berkat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Analisis Faktor Keterlambatan Proyek Terhadap Pembengkakan Biaya Proyek Bangunan Gedung Di Surakarta guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Meskipun jauh dari kesempurnaan penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang manajemen konstruksi proyek bangunan gedung khususnya pengaruh faktor-faktor keterlambatan terhadap pembengkakan biaya proyek terutama pengembangan penelitian selanjutnya di Jurusan Teknik Sipil UNS. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat sehat selama pelaksanaan skripsi. 2. Widi Hartono, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I. 3. Ir. Sugiyarto, MT, selaku Dosen Pembimbing II. 4. Ir. Suyatno K, MT, selaku Dosen Penguji I. 5. Ir. Delan Soeharto, MT, selaku Dosen Penguji II. 6. Wibowo, ST, DEA, selaku Dosen Pembimbing Akademis. 7. Segenap pimpinan Fakultas Teknik UNS. 8. Segenap Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS. 9. Kedua Orang Tuaku atas semua pengorbanan, doa, kasih sayang dan dukungannya selama ini. 10. Teman terdekatku Yohana, Seto, Fathir, Alfian dan Didit yang telah memberikan dorongan dan dukungannya dalam penulisan skripsi ini. 11. Teman skripsiku Herry dan Hasoloan yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. 12. Teman-teman kost wisma indri Bimo, Chandra, Sheiza, Dewangga, Dinar, Andi, terima kasih atas dukungannya. ix

5 digilib.uns.ac.id 13. Rekan-rekan Sipil 07 Anas, Khairiyah, Dana, Zendra, Puguh, Kurnia, Rulan, Hero, Teguh, dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Tuhan memberkati. Surakarta, Oktober 2012 Penulis x

6 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN HIPOTESIS MANFAAT PENELITIAN... 5 BAB II. LANDASAN TEORI TINJAUAN PUSTAKA DASAR TEORI Penjadwalan Alasan Penyusunan jadwal proyek Tahap tahap Penyusunan Jadwal Proyek Biaya Proyek Estimasi Biaya Proyek Hubungan Waktu dan Biaya xi

7 digilib.uns.ac.id Variabel Keterlambatan Proyek Menurut Beberapa Peneliti Non Excusable Delays Compensable Delays Excusable Delays Pembengkakan Biaya Proyek Penyebab Pembengkakan yang Diakibatkan oleh Kontraktor Penyebab Pembengkakan yang Diakibatkan oleh Pemilik Penyebab Pembengkakan yang Diakibatkan Diluar Kemampuan Kontraktor dan Pemilik Analisis Regresi Linier Berganda Uji Korelasi Uji Hipotesis Uji Ketepatan Model (Uji F dan R 2 ) Uji t Statistik (Uji Parameter Penduga/Estimate) Cara Pemilihan Sampling Probabilty Sampling Non Probaility Sampling Program dan Cara Kerja SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Rancangan Kuesioner Kerangka Pikiran Penelitian Perumusan Hipotesis Penelitian BAB III. METODELOGI PENELITIAN TAHAP PENELITIAN JENIS PENELITIAN POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING Populasi Sampel xii

8 digilib.uns.ac.id Teknik Sampling TEKNIK PENGUMPULAN DATA Data Primer Data Sekunder TEKNIK ANALISIS DATA BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN DATA RESPONDEN ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DESKRIPSI DATA Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jabatan Responden Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Kerja Responden Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden DESKRIPTIF VARIABEL ASUMSI KLASIK Uji Normalitas Uji Heterodkedastisitas Uji Multikolinieritas UJI HIPOTESIS Regresi Linier Berganda Uji Ketepatan Model (Uji F dan dan R 2 ) Uji t (Uji Ketepatan Parameter Penduga/Estimate) Analisis Regresi Linier Berganda Kedua (Trial) Analisis Korelasi PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Identifikasi, durasi, dan perencanaan urutan kerja yang tidak lengkap dan tersusun dengan baik berpengaruh terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek xiii

9 digilib.uns.ac.id Kesulitan finansial berpengaruh terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek Kurangnya pengalaman kontraktor berpengaruh terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek Keterlambatan penyediaan material berpengaruh terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek Dana dari pemilik yang tidak mencukupi berpengaruh terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN SARAN-SARAN Bagi Pihak Pengembang Bagi Peneliti Selanjutnya DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... xvix. xiv

10 digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap proyek konstruksi lazimnya mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan yang tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai, kapan harus diselesaikan dan bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan, serta bagaimana penyediaan sumber dayanya. Pembuatan rencana dan jadwal pelaksanaan proyek selalu mengacu pada kondisi anggapananggapan dan prakiraan yang ada pada saat rencana dan jadwal tersebut dibuat, karena itu masalah akan timbul apabila terjadi ketidaksesuaian antara prakiraan dan anggapan dengan kenyataan yang sebenarnya. Dampak umum yang sering terjadi adalah keterlambatan waktu pelaksanaan proyek, disamping meningkatnya biaya pelaksanaan proyek. Proses pelaksanaan suatu proyek terdiri dari banyak aktivitas yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Keterlambatan yang terjadi pada salah satu atau beberapa aktivitas tersebut dapat menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Keterlambatan proyek pada akhirnya dapat menimbulkan banyak sisi negatif, misalnya perselisihan antara kontraktor dengan pemilik dan menurunnya kredibilitas kontraktor maupun pembengkakan biaya (Alifen, et al, 1999). Pada kenyataannya hal ini sering terjadi, sehingga perlu untuk dilakukan suatu analisis yang lebih mendalam sebagai langkah antisipasi. Sering kali dalam pelaksanaan proyek terjadi keterlambatan yang tidak diinginkan dan tidak di ketahui sebelumnya. Keterlambatan tersebut sangat merugikan pihak-pihak terkait, kontraktor maupun pemilik proyek itu sendiri. Keppres No. 61 tahun 2004 menyebutkan bahwa denda (sanksi finansial) dapat dikenakan penyedia jasa bila tidak dapat melaksanakan proyek sesuai waktu yang tersedia dalam kontrak. Keterlambatan proyek bisa berasal dari penyedia jasa (kontraktor), pengguna jasa maupun pihak commit lain yang to user berdampak penambahan waktu dan 1

11 digilib.uns.ac.id 2 biaya di luar rencana. Bila keterlambatan berasal dari kontraktor, maka kontraktor bisa di kenai denda, begitu juga bila keterlambatan berasal dari pengguna jasa, maka pengguna jasa akan membayar kerugian yang di tanggung penyedia jasa, yang jumlahnya ditetapkan dalam kontrak sesuai perundang-undangan yang berlaku. Banyak penelitian yang sudah di lakukan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek. Kondisi Proyek konstruksi di pemerintah Kota Surakarta tidak jauh berbeda, yang setiap tahun selalu terjadi keterlambatan proyek konstruksi. Dibawah ini contoh proyek yang mengalami keterlambatan. Tabel 1.1 Contoh Proyek yang Mengalami Keterlambatan No Proyek Rencana (Hari) 1 Proyek Hotel Grand Orchid Solo(extension) Realisasi (Hari) (Sumber : Data Proyek Grand Orchid Solo dan DPU Surakarta) Penyebab Keterlambatan Perubahan gambar/detail, keterlambatan material yang didatangkan, cuaca buruk. 2 Proyek Pasar Kleco Bertepatan bulan puasa, waktu minim, pedagang pindah ke pasar darurat setelah Lebaran, proyek dimulai pasca Lebaran. Dalam suatu proyek konstruksi, biaya merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan suatu proyek. Secara garis besar biaya dalam proyek itu sendiri meliputi biaya material, tenaga kerja serta biaya peralatan. Untuk menjaga kelancaran jalannya suatu 2

12 digilib.uns.ac.id 3 proyek maka perlu dilakukan pengendalian terhadap biaya-biaya yang akan dikeluarkan agar tidak melebihi dari anggaran yang telah ditentukan. Dalam kenyataan di lapangan banyak sekali ditemukan proyek yang mengalami keterlambatan. Pada umumnya proyek yang mengalami keterlambatan mengakibatkan biaya yang dikeluarkan semakin meningkat. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka faktor keterlambatan merupakan faktor yang menyebabkan pembengkakan biaya Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang serta batasan masalah, maka dirumuskan rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Identifikasi, durasi, dan perencanaan urutan kerja yang tidak lengkap dan tidak tersusun dengan baik dapat menjadi penyebab pembengkakan biaya pembangunan proyek? 2. Apakah kesulitan finansial dapat menjadi penyebab pembengkakan biaya pembangunan proyek? 3. Apakah kurangnya pengalaman kontraktor dapat menjadi penyebab pembengkakan biaya pembangunan proyek? 4. Apakah keterlambatan penyediaan material dapat menjadi penyebab pembengkakan biaya pembangunan proyek? 5. Apakah dana dari pemilik yang tidak mencukupi dapat menjadi penyebab pembengkakan biaya pembangunan proyek? 3

13 digilib.uns.ac.id Batasan Masalah Untuk membatasi pokok permasalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka akan difokuskan dengan uraian-uraian sebagai berikut: 1. Proyek yang diteliti adalah proyek-proyek konstruksi bangunan gedung di lingkungan Surakarta. 2. Menggunakan 5 faktor keterlambatan sebagai variabel bebas dalam melihat pengaruh terhadap pembengkakan biaya proyek. 3. Penelitian dilakukan pada 40 responden, yaitu individu yang berpengalaman sebagai pelaksana proyek-proyek konstruksi dilingkungan Surakarta, dan pernah memegang jabatan sebagai manajer proyek atau manajer lapangan Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh identifikasi, durasi, dan perencanaan urutan kerja yang tidak lengkap dan tersusun dengan baik terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek. 2. Untuk mengetahui pengaruh kesulitan finansial terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek. 3. Untuk mengetahui pengaruh kurangnya pengalaman kontraktor terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek. 4. Untuk mengetahui pengaruh keterlambatan penyediaan material terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek. 5. Untuk mengetahui pengaruh dana dari pemilik yang tidak mencukupi terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek. 4

14 digilib.uns.ac.id Hipotesis 1. Adanya dugaan pengaruh identifikasi, durasi, dan perencanaan urutan kerja yang tidak lengkap dan tersusun dengan baik terhadap pembengkakan biaya broyek. 2. Adanya dugaan pengaruh kesulitan finansial terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek. 3. Adanya dugaan pengaruh kurangnya pengalaman kontraktor terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek. 4. Adanya dugaan pengaruh keterlambatan penyediaan material terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek. 5. Adanya dugaan pengaruh dana dari pemilik yang tidak mencukupi terhadap pembengkakan biaya pembangunan proyek Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat terutama bagi para pengguna jasa, para penyedia jasa serta pihak-pihak yang terkait langsung dengan pengelolaan proyek konstruksi, agar mengetahui dengan jelas cara pengendalian penyebab keterlambatan penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga waktu penyelesaian proyek tersebut dapat sesuai sesuai dengan biaya yang telah direncanakan. 2. Studi ini diharapkan dapat memberikan metode yang mempunyai keunikan yang berbeda dari studi studi yang terdahulu terkait dengan kespesifikan obyek studi yang dipilih yaitu faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek terhadap pembengkakan biaya proyek bangunan gedung di Surakarta, serta aplikasi Statistical Product and Service Solutions (SPSS) dalam menguji pengaruh dari variabel yang diteliti. Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pada studi mendatang terkait dengan pengukuran variabel yang dikembangkan dan prosedur pengujian yang dilakukan. Dengan demikian studi mendatang diharapkan dapat menggeneralisasi metode riset yang didesain dalam studi ini dan mengembangkannya pada commit konteks to yang user berbeda. 5

15 digilib.uns.ac.id 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh Mezher et al, 2009 mengenai faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi di Libya dari persepsi owner, kontraktor dan perusahaan konsultan/arsitektur menemukan bahwa owner lebih berfokus pada persoalan keuangan sedangakan kontraktor dengan permasalahan kesepakatan kontrak dan konsultan menjadikan manajemen proyek sebagai persoalan yang paling penting. Keterlambatan dari penyelesaian proyek konstruksi berpengaruh terhadap biaya langsung proyek. Dalam kasus proyek pembangunan gedung dan fasilitas, kesulitan meningkat ketika owner berasal dari pihak pemerintah. Dampak keterlambatan dalam kasus ini termasuk dalam kekacauan peraturan rencana pengembangan umun, gangguan terhadap rencana pencairan anggran dana pada pemerintah dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh keterlambatan proyek terhadap masyarakat. Keterlambatan yg terjadi dari sisi kontraktor menyebabkan waktu penyelesaian proyek menjadi lebih lama, meningkatnya biaya overhead dan menyebabkan kontraktor terjebak dalam proyek tersebut. (Al-Kharashi dan Skitmore, 2009) Menurut Alifen et al, 2000 (Dalam I.A.Rai Widhiawati, 2009), keterlambatan proyek seringkali menjadi sumber perselisihan dan tuntutan antara pemiik dan kontraktor, sehingga akan menjadi sangat mahal nilainya baik ditinjau dari sisi kontraktor maupun pemilik. Kontraktor akan terkena denda penalti sesuai dengan kontrak, disamping itu kontraktor juga akan mengalami tambahan biaya overhead selama proyek masih berlangsung. Dari sisi pemilik, keterlambatan proyek akan mambawa dampak pengurangan pemasukan karena penundaan pengopersian fasilitasnya. Beberapa penelitian sejenis yang sudah dilakukan yaitu oleh Budiman Praboyo, 1999 ; I.A. Rai Widhiawati, 2009 ; Suyatno,

16 digilib.uns.ac.id 7 (1) Penelitian yang dilakukan oleh Budiman Praboyo bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang sangat berperan atau mendominasi sebagai penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi di wilayah Surabaya, dengan maksud agar proses perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi dapat dilakuakan dengan lebih lengkap dan cermat, sehingga keterlambatan sedapat mungkin dihindarkan atau dikendalikan. (2) I.A. Rai Widhiawati bertujuan untuk mengetahui penyebab utama dari faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi yang berada di Kotamadya Denpasar. (3) Suyatno bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek yang berada di Kotamadya Surakarta dan untuk mengetahui peringkat (rangking) menurut persepsi penyedia jasa terhadap faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek. 2.2 Dasar Teori Setiap proyek mempunyai rencana pelaksanaan proyek dan anggaran biaya proyek yang dibuat sebelum pelaksanaan proyek. Dengan tujuan agar proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan acuan yang direncanakan oleh kontraktor Pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan rencana dapat mengakibatkan keterlambatan proyek yang pada umumnya akan menyebabkan pembengkakan biaya proyek. "Time is money", hal inilah yang melandasi faktor waktu dan uang merupakan faktor yang penting dalam merencanakan dan melaksanakan suatu proyek. Waktu dan uang mempunyai keterkaitan satu sama lain, yang artinya setiap penambahan waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek mengakibatkan biaya yang dikeluarkan akan semakin meningkat. Keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu dan biaya adalah salah satu tujuan terpenting, baik bagi pemilik maupun kontraktor. Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap commit dan to tepat. user 7

17 digilib.uns.ac.id Penjadwalan Rencana pelaksanaan proyek merupakan tulang punggung keseluruhan proses konstruksi, sehingga harus dibuat berdasarkan pada sasaran dan pencapaian target yang jelas. Penjadwalan bertujuan untuk menetapkan urutan kerja dan estimasi waktu yang dibutuhkan setiap aktivitas dalam pelaksanaan proyek Associated General Contractors (AGC of America, 1994). Tujuan lain dibuatnya jadwal pelaksanaan proyek agar tidak terjadi keterlambatan proyek. Keterlambatan proyek terjadi apabila realisasi pelaksanaan proyek lebih lambat daripada rencana yang telah dibuat Alasan Penyusunan jadwal proyek Empat alasan kontraktor melakukan penyusunan jadwal proyek (AGC of America, 1994): 1) Mengkomunikasikan perencanaan Komunikasi adalah kunci awal bagi keberhasilan kerja tim dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Komunikasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam suatu proyek konstruksi karena komunikasi yang baik sangat dibuluhkan scbagai sarana koordinasi. Koordinasi memerlukan komunikasi yang baik agar masing-masing kelompok tidak terjadi pekerjaan yang tumpang tindih. Tanpa adanya koordinasi yang baik antar masing-masing pihak yang terlibat, suatu proyek konstruksi tidak akan dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya jadwal proyek, kontraktor dapat berkomunikasi dengan sub kontraktor sedangkan manajer proyek dapat berkomunikasi dengan manajer lapangan. 2) Mencapai target produktivitas Pelaksanaan proyek konstruksi haruslah mempnuyai target produktivitas. 8

18 digilib.uns.ac.id 9 Target produktivitas adalah suatu sasaran yang ingin dicapai oleh keseluruhan tim kerja dari proyek yang tujuannya adalah menyelesaikan keseluruhan proyek tepat waktu. 3) Memonitor dan mengukur kemajuan yang telah dicapai Dalam memonitor dan mengukur kcemajuan yang telah dicapai, harus ada suatu batasan atau tolak ukur. Jadwal proyek yang telah dibuat dapat digunakan sebagai batasan/acuan penentuan status proyek, yaitu proyek terlambat, tepat waklu, atau terlalu cepat. 4) Mengantisipasi perubahan Kegiatan proyek mempunyai sifat dinamis, karena dalam pelaksanaannya sering terjadi penyimpangan atau perubahan, sehingga suatu proyek sulit untuk dapat berjalan sesuai dengan jadwal. Selalu ada hal-hal yang tidak diharapkan terjadi dalam tiap tahapan kostruksi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan keterlambatan proyek. Untuk itu perlu dibuat jadwal proyek sebagai acuan waktu. 5) Menghitung eskalasi Eskalasi adalah penyesuaian harga satuan pekerjaan (price adjustment) yang disebabkan kenaikan harga-harga dasar bahan, upah dan peralatan. Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak. Bagian kontrak atau pekerjaan yang terlambat dilaksanakan karena kesalahan rekanan, penyesuaian harga satuan dan nilai kontrak menggunakan indeks harga sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan pada kontrak awal (Keppres 18 Tahun 2000) Tahap tahap Penyusunan Jadwal Proyek Dalam menyusun jadwal proyek haruslah realistis/masuk akal, artinya berdasarkan pada data-data yang ada dan informasi yang akurat sehingga jadwal tersebut dapat diterapkan di proyek. 9

19 digilib.uns.ac.id 10 Enam tahapan dalam proses pembuatan jadwal pelaksanaan proyek (Gambar 2.1), yang meliputi: 1) Tahap identifikasi aktivitas proyek Tahap ini merupakan langkah awal dalam penyusunan jadwal yang bertujuan untuk mendapatkan identifikasi jenis jenis aktivitas yang ada agar proyek dapat dilaksanakan. Langkah ini memerlukan informasi lengkap yang diperoleh dari pemahaman dan analisa yang cermat. 2) Tahap estimasi durasi aktivitas Tahap ini bertujuan untuk mengestimasi durasi yang dibutuhkan dalam penyelesaian masing masing aktivitas. Durasi tersebut harus masuk akal dan dapat menggambarkan keadaan sebenarnya di proyek sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pengalaman-pengalaman yang lalu dapat juga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan durasi masingmasing aktivitas. 3) Tahap penyusunan urutan aktivitas Tujuan tahap ini adalah merencanakan proses pelaksanaan, untuk menunjukkan urutan aktivitas yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum aktivitas lain dapat dimulai dan menentukan aktivitas berikulnya setelah aktivitas pendahulu selesai ataupun aktivitas yang dapat dilakukan secara bersamaan sehingga proyek terlaksana efektif dan efisien. 4) Tahap penyusunan jadwal proyek Penyusunan jadwal proyek harus mencantumkan tanggal dimulai dan selesainya suatu aktivitas, serta urutan aktivitas yang direncanakan. Jadwal yang didapat nantinya akan dipakai scbagai acuan untuk mengontrol dan memonitor pengerjaan aktivitas di proyek. 10

20 digilib.uns.ac.id 11 5) Tahap analisis dan peninjauan ulang jadwal Jadwal yang telah tersusun perlu ditinjau dan dianalisa ulang untuk mengetahui kelengkapannya, Apabila didapati kesalahankesalahan. maka hasil estimasi durasi dan rencana urutan proyek harus ditinjau ulang. 6) Tahap pelaksanaan dan penerapan jadwal Jika masing-masing pihak yang berkepentingan telah yakin bahwa jadwal telah tersusun dengan lengkap dan dapat dilaksanakan, maka langkah selanjutnya adalah menerapkan jadwal tersebut pada proyek. Proses penyusunan jadwal proyek dapat dilihat di bawah ini: 1. Identifikasi Aktivitas Proyek 2. Estimasi Durasi Aktivitas 3. Penyusunan Urutan Aktivitas 4. Analisa dan Peninjauan Ulang 5. Pelaksanaan dan Penerapan Jadwal Gambar 2.1 Proses Penyusunan Jadwal Proyek (Sumber : AGC of America. I994) 11

21 digilib.uns.ac.id Biaya Proyek Biaya merupakan salah satu aspek yang terpenting pada manajemen suatu proyek. dimana biaya yang mungkin timbul harus dikendalikan seminimal mungkin. Pengendalian biaya juga harus disertai dengan pengendalian waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu dan biaya. Hubungan antara waktu dan biaya sangat penting dalam perencanaan suatu proyek konstruksi. Biaya proyek secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yakni: 1. Biaya Langsung (direct cost) Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Biaya langsung meliputi biaya bahan/material, upah buruh, biaya peralatan, biaya sub-kontraktor. 2. Biaya Tidak Langsung (indirect cost) Biaya tidak langsung adalah pengeluaran untuk manajemen, jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak akan menjadi instalasi atau produk permanen, tetapi diperlukan dalam rangka proses pembangunan proyek. Biaya tidak langsung meliputi biaya overhead, biaya tak terduga (contigencies), dan keuntungan/profit. Biaya langsung dan tidak langsung secara keseluruhan membentuk biaya proyek. Baik biaya langsung dan biaya tidak langsung akan berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, makin lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tidak langsung yang diperlukan Estimasi Biaya Proyek Estimasi biaya proyek adalah perkiraan tentang kemungkinan biaya yang akan digunakan pada aktivitas konstruksi. Pembuatan estimasi biaya ini memerlukan pengetahuan mengenai semua tahapan proyek konstruksi. 12

22 digilib.uns.ac.id 13 Kesesuaian antara estimasi biaya dengan biaya sesungguhnya akan sangat bergantung pada keterampilan, penilaian dan pengalaman dari estimator. 1) Unsur-Unsur Estimasi Biaya Ada lima unsur penting yang perlu diperhatikan dalam estimasi biaya proyek, yaitu: 1. Bahan atau material: menghitung banyaknya bahan yang dipakai dan harganya. 2. Tenaga kerja: menghitung jumlah tenaga kerja, jam kerja yang diperlukan, dan jumlah biayanya. Besarnya upah tenaga kerja ini tergantung dari panjangnya jam kerja, keadaan tempat pekerjaan, keterampilan dan keahlian tenaga keja itu sendiri. 3. Peralatan: menghitung jumlah dan waktu pemakaian peralatan serta biayanya. 4. Overhead: menghitung biaya-biaya tidak terduga yang perlu diadakan. 5. Profit: menghitung persentase keuntungan yang akan didapat 2) Kegunaan Estimasi Biaya Proyek. Kegunaan dari estimasi biaya proyek bagi masing-masing professional adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pemilik Untuk mempelajari kelayakan proyek, kelanjutan investasi, mendapatkan nilai ekonomis dari proyek, dan menetapkan arus kas masuk dan keluar. 2. Bagi kontraktor Estimasi biaya ini akan sangat berpengaruh terutama untuk menentukan besarnya nilai tender dan keuntungan yang akan didapat. 13

23 digilib.uns.ac.id Hubungan Waktu dan Biaya Biaya merupakan salah satu aspek yang terpenting pada manajemen suatu proyek, dimana biaya yang mungkin timbul harus dikendalikan seminimal mungkin. Pengendalian biaya juga harus disertai dengan pengendalian waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu dan biaya. Hubungan antara waktu dan biaya sangat penting dalam perencanaan suatu proyek kontruksi. Gambar 2.2. Hubungan Antara Waktu dan Biaya (Sumber : Soeharto, 1995) Variabel Keterlambatan Proyek Menurut Beberapa Peneliti Keterlambatan proyek dapat terjadi apabila terjadi ketidaksesuaian waktu yang dijadwalkan dengan pelaksaaan di lapangan (melebihi waktu yang telah direncanakan). Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, ada banyak hal yang menyebabkan proyek tidak berjalan sesuai rencana sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek. Kraiem dan Dickman (1987) mengatakan keterlambatan dapat dibagi menjadi 3 jenis utama, yaitu: compensable, excusable, dan non excusable Non Excusable Delays Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (non excussble delays) adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh tindakan, 14

24 digilib.uns.ac.id 15 kelalaian, atau kesalahan kontraktor. Penyebab-penyebab yang termasuk dalam jenis keterlambatan ini adalah: 1) Identifikasi, durasi dan rencana urutan kerja yang tidak lengkap dan tidak tersusun dengan baik (Kraiem and Dickman, I987). Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Identifikasi aktivitas proyek merupakan tahap awal dari penyusunan jadwal proyek. Identifikasi yang tidak lengkap akan mempengaruhi durasi proyek secara keseluruhan dan mengganggu urutan kerja aktivitas. Estimasi mengenai identifikasi, durasi, dan rencana urutan kerja setiap jenis pekerjaan harus dibuat dengan jelas dan teliti sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu. 2) Gambar rencana proyek yang tidak jelas (Soeharto, 1995) Gambar rencana proyek memiliki pengaruh yang sangat penting di lapangan karena sebagai pedoman dalam bekerja. Ketidakjelasan gambar rencana dapat menimbulkan kesalahan penjadwalan proyek dan persepsi dari tim proyek yang akan berakibat pada pengulangan pekerjaan Hal ini tentunya akan memerlukan tambahan waktu pengerjaan proyek secara keseluruhan. 3) Ketidaktepatan perencanaan tenaga kerja (Arditi and Patel, 1989). Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam tiap tahapan pelaksanaan proyek berbeda-beda, salah satunya tergantung pada besar dan jenis pekerjaannya. Perencanaan yang tidak sesuai kebutuhan di lapangan dapat menimbulkan persoalan karena tenaga kerja adalah sumber daya yang seringkali tidak mudah didapat dan mahal harganya. 4) Kualitas tenaga kerja yang buruk (Ahuja, 1984). Kegiatan proyek mempunyai sifat dinamis dan kontraktor dituntut menyediakan tenaga kerja yang berkualitas di bidangnya dalam melaksanakan pekerjaan. commit to Kurangnya user keterampilan dan keahlian 15

25 digilib.uns.ac.id 16 pekerja dapat mengakibatkan pengulangan hasil pekerjaan karena cacat produk dan produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan menjadi rendah sehingga diperlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proyek. 5) Keterlambatan penyediaan alat/material (Ardiri and Patel, 1989). Salah satu faktor yang sangat mendukung dalam pelaksanaan proyek secara langsung adalah tersedianya peralatan dan material yang akan digunakan. Keterlambatan penyediaan alat dan material di proyek dapat dikarenakan keterlambatan pengiriman oleh supplier, kesulitan untuk mendapatkannya. Dan kekurangan material itu sendiri. Penyediaan alat dan material yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang direncanakan, akan membuat produktivitas pekerja menurun karena banyaknya jam nganggur sehingga menghambat laju pekerjaan. 6) Penanganan keberadaan dan kualitas dari alat/material yang buruk (Chuette And Liska, 1994). Keberadaan alat/material yang tidak strategis menyebabkan mobilisasi pekerja menjadi lambat. Sedangkan kualitas alat yang buruk dapat menghambat penyelesaian proyek karena rendahnya produktivitas pekerja dan pengulangan pekerjaan karena kualitas material. 7) Jenis peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan proyek (Ahuja, 1984). Peralatan merupakan salah satu sumber daya yang digunakan secara langsung di dalam pengerjaan proyek. Perencanaan jenis peralatan harus disesuaikan dengan karakteristik dan besarya proyek sehingga tujuan dari pengerjaan proyek dapat tercapai. 8) Mobilisasi sumber daya yang lambat (Arditi and Patel, 1989). Lalu lintas merupakan suatu proses mengenai pergerakan dari setiap bagian, khususnya commit to alat user dan material. Mobilisasi yang 16

26 digilib.uns.ac.id 17 dimaksud dalam hal ini adalah pergerakan dari supplier ke lokasi proyek, antar lokasi dalam proyek dan dari dalam lokasi ke luar lokasi proyek. Hal ini sangat dipengaruhi oleh penyediaan jalan proyek dan waktu pengiriman alat/material. 9) Banyak hasil pekerjaan yang harus diulang/diperbaiki karena cacat/salah (Arditi and Patel, l989). Faktor ini lebih mengarah pada masalah mutu/kualitas pelaksanaan pekerjaan, baik secara struktur atau penyelesaian akhir yang dipengaruhi gambar proyek, penjadwalan proyek, dan kualitas tenaga kerja. Pada dasarnya semua pengulangan/perbaikan akibat cacat/salah memerlukan tambahan waktu dan itu berarti pekerjaan tersebut terlambat diselesaikan. 10) Kesulitan finansial (Arditi and Patel, 1989). Perputaran arus uang dalam proyek, baik arus masuk maupun arus keluar harus direncanakan dengan baik pengalokasian dan penggunaannya, agar tidak menimbulkan kesulitan untuk proyek itu sendiri. Kesulitan pembiayaan oleh kontraktor ini, terutama yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran ke pemasok material dan pembayaran upah tenaga kerja. Hal itu akan menyebabkan tersendatnya dukungan sumber daya yang ada dan membuat pelaksanaan pekerjaan menjadi terhambat. 11) Kurangnya pengalaman kontraktor (Nundakumar, 1985). Kontraktor berpengaruh pada penanganan masalah dalam bekerja bisa mengakibatkan keterlambatan proyek, misalnya dalam hal menangani masalah-masalah di dalam proyek. Kontraktor yang sudah berpengalaman dengan mudah mengatasi permasalahan yang timbul, lain halnya dengan kontraktor yang kurang pengalaman, akan membutuhkan waktu yang lebih banyak. 17

27 digilib.uns.ac.id 18 12) Koordinasi dan komunikasi yang buruk dalam organisasi kontraktor (Ahuja, 1984). Komunikasi adalah kunci awal bagi keberhasilan kerja tim. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, koordinasi memerlukan komunikasi yang baik agar masing-masing kelompok tidak teradi pekerjaan yang tumpang tindih. Sebagai contoh pengulangan pekerjaan atau kesalahan dalam spesifikasi material sehingga dapat menyebabkan keterlambatan proyek. 13) Metode konstruksi/teknik pelaksanaan yang salah/tidak tepat (Ahuja, 1984). Kesalahan atau ketidaktepatan memilih metode konstruksi, walaupun mungkin tidak sampai menimbulkan kegagalan penyelesaian struktur, seringkali berdampak lebih lamanya waktu penyelesaian yang diperlukan. Untuk mengatasi hal ini memang diperlukan tidak hanya keperluan teknis dan manajemen yang kuat tetapi juga pengalaman kerja yang baik. 14) Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja/pengunjung (Ritz, 1994). Kurangnya kontrol keselamatan kerja yang ada di dalam proyek dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja baik terhadap pengunjung ataupun pekerja itu sendiri. Hal ini dapat berdampak pada penderita secara fisik, hilangnya semangat kerja, dan trauma akibat kecelakaan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan turunnya produktivitas kerja Compensable Delays Keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi (Compensable delays) adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik. Pada kejadian ini, kontraktor biasanya mendapatkan kompensasi berupa perpanjangan waktu dan tambahan biaya operasional yang perlu selama 18

28 digilib.uns.ac.id 19 keterlambatan pelaksanaan tersebut. Penyebab-penyebab yang termasuk dalam jenis keterlambatan ini adalah: 1) Penetapan pelaksanaan jadwal proyek yang amat ketat (Kraiem and Dickmann, 1987). Jadwal proyek seringkali ditentukan oleh pemilik untuk kepentingan pemakaian yang mendesak. Kesalahan-kesalahan akan timbul karena adanya tekanan waktu, sehingga memerlukan perbaikan-perbaikan. Akibatnya jadwal yang direncanakan akan berubah dan perlu tambahan waktu. 2) Persetujuan ijin kerja yang lama (Kraiem and Dickmann, 1987). Persetujuan ijin kerja merupakan hal yang lazim dalam melaksanakan suatu aktivitas pekerjaan, terutama bagian-bagian pekerjaan yang penting seperti gambar kerja dan contoh bahan. Proses persetujuan ijin kerja ini akan menjadi kendala yang bisa memperlambat proses pelaksanaan pekerjaan, apabila untuk mendapatkan ijin tersebut diperlukan waktu yang lama untuk mengambil keputusan. 3) Perubahan lingkup pekerjaan/detail konstruksi (Arditi and Patel, l989). Permintaan pemilik untuk mengganti lingkup pekerjaan saat proyek sudah terlaksana akan berakibat pembongkaran ulang dan perubahan jadwal yang telah dibuat kontraktor. Secara normal, setiap pembongkaran ulang dalam pelaksanaan proyek memerlukan tambahan waktu penyelesaian. 4) Sering terjadi penundaan pekerjaan (Uchechukwu,1993). Kondisi finansial pemilik yang kurang baik dari pemilik dapat berakibat penundaan/penghentian proyek yang bersifat sementara, yang secara langsung berakibat pada mundurnya jadwal proyek. 5) Keterlambatan penyediaan material (Arditi and Patel, 1989). Dalam pelaksanaan proyek, sering terjadi adanya beberapa material yang disiapkan oleh commit pemilik. to user Masalah akan timbul apabila pemilik 19

29 digilib.uns.ac.id 20 terlambat menyediakan material kepada kontraktor dari waktu yang telah dijadwalkan. Proyek tidak dapat dilanjutkan, produktivitas pekerja rendah karena mengganggur, yang mengakibatkan keterlambatan proyek. 6) Dana dari pemilik yang tidak mencukupi (Clough, 1994). Proyek dapat berhenti dan mengalami keterlambatan karena dana dari pemilik proyek yang tidak cukup. Sebagai contoh pemilik yang sekaligus pengembang beranggapan bahwa dana proyek diperoleh dari pembeli/pemakai rumah kepada pengembang. Tidak adanya pertimbangan dari pengembang bahwa pembayaran dari pembeli rumah sendiri, juga bisa mengalami hambatan sehingga dana ke kontraktor pun ikut berhenti. 7) Sistem pembayaran pemilik ke kontraktor yang tidak sesuai kontrak (Majalah Konstruksi, 1996). Pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi membutuhkan biaya terus menerus sepanjang waktu pelaksanaannya, yang menuntut kontraktor sanggup menyediakan dana secara konsisten agar kelancaran pekerjaan tetap terjaga. Pembayaran termyn dari pemilik yang tidak sesuai kontrak dapat merugikan pihak kontraktor karena akan mengacaukan semua sistem pendanaan proyek tersebut dan mempengaruhi kelancaran pekerjaan kontraktor. Hal ini akan berpengaruh pada penyediaan material dan peralatan proyek tidak dapat didatangkan tepat waktu karena kondisi keuangan kontraktor yang kurang baik. 8) Cara inspeksi/kontrol pekerjaan birokratis oleh pemilik (Kraiem and Dickmann, 1987). Cara inspeksi dan kontrol yang terlalu birokratis dapat membuat keleluasaan kontraktor dalam bekerja menjadi lebih terbatas. Keterbatasan inilah yang pada akhimya akan menyebabkan pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lambat. 20

30 digilib.uns.ac.id Excusable Delays Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable delays) adalah keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian-kejadian diluar kendali baik pemilik maupun kontraktor. Keterlambatan jenis ini dikenal dalam kontrak dengan nama Force Majeur (Arditi and Patel, 1989.) Pada kejadian ini, kontraktor hanya mendapatkan kompensasi berupa perpanjangan waktu saja. Penyebab-penyebab yang termasuk dalam jenis keterlambatan ini adalah: 1) Terjadinya hal-hal yang tak terduga seperti banjir, badai, gempa bumi, tanah Longsor, cuaca buruk (Arditi and Patel, l989). Pada saat bekerja, cuaca sangat mempengaruhi produktivitas pekerja. Cuaca yang sangat buruk menyebabkan turunya stamina para pekerja yang berarti menurunnya produktivitas. Produknvitas pekerja yang rendah dan tidak sesuai yang direncanakan akan mengakibatkan mundurnya jadwal proyek. Selain itu faktor Force Majeur seperti gempa bumi, longsor, kebakaran dapat menyebabkan proyek terhenti sementara dan membutuhkan waktu lebih. 2) Lingkungan sosial politik yang tidak stabil (Vanegas and Alarcon, 1997). Aspek sosial politik seperti huru-hara/kerusuhan, perang, keadaan sosial yang buruk dapat mengakibatkan hambatan dalam pelaksanaan proyek baik bersifat sementara atau permanen. Perbaikan-perbaikan pekerjaan akibat kerusakan yang terjadi memerlukan tambahan waktu yang akan memperpanjang jadwal proyek secara keseluruhan. 3) Respon dari masyarakat sekitar yang kurang mendukung dengan adanya proyek (Soeharto, 1995). Respon masyarakat sekitar proyek yang berbeda-beda, ada yang setuju dan tidak jarang pula ada yang menolak. Dengan adanya respon negatif dari commit masyarakat to user sekitar menyebabkan adanya demo 21

31 digilib.uns.ac.id 22 yang mengakibatkan proyek dapat berhenti sesaat yang berarti mundurnya jadwal pelaksanaan proyek. Tabel 2.1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Keterlambatan Proyek (Sumber : Chandra Indra commit Yono to user dan Riswanto Wahyudi, 2006) 22

32 digilib.uns.ac.id Pembengkakan Biaya Proyek Sama halnya dengan kondisi yang berhubungan dengan durasi, proyek mempunyai beberapa kondisi yang berhubungan dengan biaya, yaitu biaya lebih murah, biaya sesuai rencana, dan adanya pembengkakan biaya. Pembengkakan biaya proyek yang dimaksnd dalam hal ini adalah apabila biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek melebihi jumlah yang diperkirakan. Semakin besar ukuran proyek semakin besar potensi terjadi pembengkakan biaya Penyebab Pembengkakan yang Diakibatkan oleh Kontraktor: 1) Ketidaktepatan estimasi proyek (Sold A Ward, 1992). Dasar dari keuangan proyek adalah estimasi biaya yang meliputi perhitungan biaya untuk tenaga kerja, material, peralatan overhead. dan profil. Hambatan yang dapat terjadi dalam proses estimasi biaya proyek yaitu: ketidaklengkapan gambar, data kontsruksi, dan pengalaman estimator. Ketidaktepatan estimasi ini akan mengakibatkan terjadinya pembengkakan biaya. Sebagai contoh harga beli material atau sewa peralatan yang lebih mahal dari yang direncanakan. 2) Kontrol kualitas material yang buruk (Uchechukwu, 1993). Dalam pelaksanaan proyek, material perlu dikontrol kualitasnya agar sesuai dengan permintaan pemilik ke kontraktor dan kontraktor ke supplier. Tidak adanya kontrol kualitas material dapat menyebabkan peningkatan frekuensi pekerjaan ulang karena tidak sesuai dengan spesifikasi material. Dalam hal ini, pekerjaan ulang yang diakibatkan kesalahan pemakaian material akan rnemerlukan lambahan biaya baik untuk tenaga kerja, material maupun biaya tidak langsung. 3) Informasi proyek yang kurang lengkap (Harrison, 1981). Informasi proyek yang berupa kondisi lapangan, gambar, dan spesifikasi sangat menunjang ketelitian estimasi. Kondisi lapangan dapat berupa keadaan commit dan to user sifat tanah, bangunan dan fasilitas 23

33 digilib.uns.ac.id 24 pendukung, perencanaan desain proyek yang meliputi arsitek, sipil, elektrik, maupun mekanik. Informasi yang kurang lengkap akan menimbulkan ketidaktepatan estimasi biaya proyek sehingga berpeluang menimbulkan pembengkakan biaya proyek. 4) Ketidaktepatan perencanaan tenaga kerja (Arditi and Patel, 1989). Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam tiap tahapan pelaksanaan proyek berbeda-beda, salah satunya tergantung pada besar dan jenis pekerjaannya. Perencanaan yang tidak sesuai dapat menimbulkan persoalan karena tenaga kerja adalah sumber daya yang seringkali tidak mudah didapat dan mahal harganya. 5) Banyak hasil pekerjaan yang harus diulang/diperbaiki karena cacat/salah (Kraiem uml Dickmann, 1987). Faktor ini lebih mengarah pada masalah mutu/kualitas pelaksanaan Pekerjaan, baik secara struktur atau penyelesaian akhir yang dipengaruhi gambar proyek, penjadwalan proyek, dan kualitas tenaga kerja. Pada dasarnya semua pengulangan/perbaikan akibat cacat/salah memerlukan tambahan biaya baik nntuk material maupun tenaga kerja. Itu berarti proyce tersebut mengalami pembengkakan biaya. 6) Koordinasi dan komunikasi yang buruk dalam organisasi kontraktor (Ahuja, 1984). Komunikasi adalah kunci awal bagi keberhasilan kerja tim. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, koordinasi memerlukan komunikasi yang baik agar masing-masing kelompok tidak terjadi pekerjaan yang tumpang tindih. Sebagai contoh pengulangan pekerjaan atau kesalahan dalam spesifikasi material sehingga dapat menyebabkan pembengkakan biaya proyek. 24

34 digilib.uns.ac.id 25 7) Pengendalian/kontrol keuangan yang tidak baik (Uchechukwu, 1993). Perencanaan keuangan untuk tiap-tiap sumber daya proyek seharusnya sudah diatur di awal proyek. Sedangkan pada waktu pelaksanaan tinggal mengontrol berapa perbedaan biaya yang terjadi dibandingkan dengan rencana keuangan awal. Perputaran arus uang dalam proyek baik arus masuk maupun keluar dan pengontrolan penggunaan uang yang digunakan untuk membiayai proyek harus dikendalikan dengan baik agar tidak terjadi pembengkakan biaya proyek 8) Manajer proyek yang tidak kompeten/cakap (Soeharto, 1995). Manajer proyek sangat berpengaruh pada proses perencanaan, organisasi, dan memimpin serta mengendalikan pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu diperlukan manajer yang memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai lingkup proyek yang menjadi tanggung jawabnya dan ditunjang dengan keterampilan tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan. Manajer harus memiliki kecakapan dalam mengatur pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja, yang mempengaruhi produktivitas pekerja. Produktivitas yang rendah rnenyebabkan biaya proyek akan bertambah. 9) Kualitas yang buruk dari personil-personil dalam organisasi kerja kontraktor (Arditi and Patel, 1989). Kontraktor dituntut menyediakan personil-personil yang berkualitas di bidangnya dalam melaksanakan pekerjaan. Personil ini sekiranya berkemampuan teknis, berpengalaman, dan memiliki manajemen yang baik karena berhadapan langsung dengan masalah perencanaan, pengaturan, dan pengendalian sumber daya yang ada. Tanpa dukungan kemampuan ini, maka pemahaman mengenai pekerjaan tidak mungkin dapat diketahui atau dikuasai dengan tepat dan benar. 25

35 digilib.uns.ac.id 26 10) Tidak memperhitungkan biaya tak terduga (Contigencies) (Soeharto, 1995). Contigencies adalah cadangan biaya dari suatu perkiraan biaya/anggaran untuk dialokasikan dalam estimasi biaya untuk menanggulangi adanya kemungkinan kesalahan perhitungan. Sebagai contoh kesalahan perhitungan untuk harga dan kuantitas material. 11) Tidak memperhatikan faktor resiko pada lokasi proyek (Soeharto, l995). Faktor ini bertujuan menutup kemungkinan adanya resiko yang dapat terjadi selama proses konstruksi, seperti terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi selama pelaksanaan proyek yang mengakibatkan cacat secara fisik, hilangnya semangat kerja, dan trauma. Hal ini akan memerlukan tambahan biaya untuk semua yang berhubungan dengan pengobatan. Tidak diperhitungkannya faktor resiko pada estimasi biaya akan mengakibatkan pembengkakan biaya apabila resiko benar-benar terjadi di lapangan. 12) Tidak memperhitungkan pengaruh inflasi dan eskalasi (Soeharto, 1995). Pada estimasi biaya proyek perlu diperhitungkan faktor inflasi dan eskalasi untuk mengantisipasi adanya perubahan harga karena waktu, terutama jika jangka waktu penyelesaian proyek cukup lama. Inflasi dan eskalasi berdampak terhadap biaya proyek yang rnenyangkut harga material, tenaga kerja, dan peralatan Penyebab Pembengkakan yang Diakibatkan oleh Pemilik: 1) Sistem pembayaran pemilik ke kontraktor yang tidak sesuai kontrak (Majalah konstruksi, 1996). Pelaksanaan pembangunan pmyek konstruksi membutuhkan biaya terus menerus sepanjang waktu pelaksanaannya, yang menuntut kontraktor sanggup commit menyediakan to user dana secara konsisten agar 26

36 digilib.uns.ac.id 27 kelancaran pekerjaan tetap terjaga. Pembayaran termyn dari pemilik yang tidak sesuai kontrak dapat merugikan pihak kontraktor karena akan mengacaukan semua sistem pendanaan proyek tersebut dan rnempengaruhi kelancaran pekerjaan kontraktor. Hal ini akan merugikan pihak kontraktor, dimana biaya proyek selanjutnya dapat menjadi tanggungan dari pihak kontraktor. Pembengkakan biaya proyek dapat terjadi apabila kondisi keuangan kontraktor tidak baik, karena perlu peminjaman dana dari luar yang tentunya beserta bunga. Perencanaan finansial rnerupakan cara efektif untuk mengendalikan pengeluaran biaya proyek, seperti untuk material, peralatan, tenaga kerja, overhead kantor, dan lapangan. 2) Penetapan pelaksanaan jadwal proyek yang amat ketat (Kraiem and Dickmann, l987). Jadwal proyek seringkali ditentukan oleh pemilik untuk kepentingan pemakaian yang mendesak. Kesalahan-kesalahan akan timbul karena adanya tekanan waktu, sehingga memerlukan perbaikan-perbaikan. Akibatnya estimasi untuk material dan tenaga kerja akan mernbengkak. Hal itu akan berakibat membengkaknya biaya yang telah direncanakan. 3) Tingginya frekuensi perubahan pelaksanaan (Uchechukwu, l993). Permintaan pemilik untuk mengganti lingkup pekerjaan saat proyek sudah terlaksana akan berakibat pembongkaran ulang dan rusaknya jadwal yang telah dibuat kontraktor. Tingginya frekuensi perubahan pelaksanaan berakibat terjadinya pemborosan material dan tenaga kerja sehingga terjadi pembengkakan biaya proyek. 4) Sering terjadi penundaan pekerjaan (Uchechukwu, 1993). Penundaan proyek yang bersifat sementara karena kondisi finansial pemilik yang kurang baik dapat berakibat pada pembengkakan 27

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Gedung Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan membuat suatu bangunan, yang umumnya mencakup pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil dan teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Kata kunci : Perubahan biaya, Faktor, Regresi, Korelasi

Kata kunci : Perubahan biaya, Faktor, Regresi, Korelasi ABSTRAK Pelaksanaan proyek konstruksi tidak luput dari masalah-masalah yang harus dihadapi, salah satunya adalah perubahan biaya. Perubahan biaya pelaksanaan proyek terhadap perubahan rencana anggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Proyek dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya manusia dalam membangun kehidupannya. Suatu proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap proyek konstruksi mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan yang tertentu. Pembuatan rencana suatu proyek konstruksi selalu mengacu pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jadwal pekerjaan sebelum pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jadwal pekerjaan sebelum pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksudkan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Semua proyek konstruksi pasti memiliki rencana anggaran biaya serta jadwal pekerjaan sebelum pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksudkan dapat berjalan sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian 2.1.1. Klaim Konstruksi Klaim secara umum didefinisikan sebagai sebuah permintaan atau permohonan (Nazarkhan Yasin, 2008), di Indonesia hampir semua batasan yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Sains Terapan. Oleh: TUA M. LBN. TORUAN NIM :

TUGAS AKHIR. Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Sains Terapan. Oleh: TUA M. LBN. TORUAN NIM : TUGAS AKHIR Kajian Faktor Penyebab Keterlambatan pada Proyek Konstruksi di Kota Medan dengan Metode FTA (Fault Tree Analysis) dan MOCUS (Method Obtain Cut Set) Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III...19 RENCANA KEGIATAN...19

BAB III...19 RENCANA KEGIATAN...19 DAFTAR ISI ABSTRAK... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

POLITEKNIK NEGERI MEDAN ANALISIS PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI (BANGUNAN GEDUNG) PEMERINTAH DI KABUPATEN NIAS TUGAS AKHIR Ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA SAINS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi yang baik

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh: ELWI MAULANA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002). Menurut Nurhayati (2010) Proyek

BAB II LANDASAN TEORI. periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002). Menurut Nurhayati (2010) Proyek BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proyek Konstruksi Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya dilakukan dalam periode

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG TUGAS AKHIR Oleh : Ni Kadek Lia Arista 1204105007 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN Disusun sebagai Satu Syarat untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir pada Program

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BMPTTSSI MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL KAJIAN FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Rudi Waluyo 1 Diterima 02 April 2009 ABSTRACT Successfull in executing construction project

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI TUGAS AKHIR Oleh: I Nyoman Gede Mahardika NIM: 1204105121 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT PRESEPSI KONTRAKTOR

FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT PRESEPSI KONTRAKTOR FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT PRESEPSI KONTRAKTOR Abstrack Jambi city is one of the develop cities in Sumatera Island, especially on infrastructure and the economy.construction

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang harus dicapai dengan beberapa spesifikasi tertentu, memiliki awal dan akhir, dengan keterbatasan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI I.A.Rai Widhiawati 1, I G.A.Adnyana Putera 1,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI Elce Misba Bansambua Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

lanjut. Ada enam bagian penting yang harus diperhatikan dalam proyek

lanjut. Ada enam bagian penting yang harus diperhatikan dalam proyek BABIV LANDASAN TEORI 4.1 Cost Control (Pengendalian Biaya) 4.1.1. Pengertian co/rfroz/pengendalian Dalam suatu kegiatan proyek konstruksi harus selalu ada pengontrolan baik pengendalian dalam biaya, waktu

Lebih terperinci

PEMICU DAN PENGARUH SERTA ANTISIPASI KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JAKARTA

PEMICU DAN PENGARUH SERTA ANTISIPASI KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JAKARTA PEMICU DAN PENGARUH SERTA ANTISIPASI KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sajana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan 46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan kerja a. Faktor

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA

ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA Imam Kholiq Universitas Wijaya Putra kholiqimam@gmail.com ABSTRAK Proyek pembuatan Plan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER OLEH PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN JEFRY SUWANDA NIM:

IDENTIFIKASI FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER OLEH PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN JEFRY SUWANDA NIM: IDENTIFIKASI FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER OLEH PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh: JEFRY SUWANDA NIM: 0905141012

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek membutuhkan berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMENUHAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA PROYEK TERHADAP MOTIVASI KERJA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PEMENUHAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA PROYEK TERHADAP MOTIVASI KERJA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH PEMENUHAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA PROYEK TERHADAP MOTIVASI KERJA (Studi Kasus Proyek Pembangunan The Park Solo Baru) ANALYSIS INFLUENCE OF THE FULFILLMENT OF THE NEED FOR EMPLOYEES TOWARD

Lebih terperinci

PRESENTASI UJIAN TESIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

PRESENTASI UJIAN TESIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA PRESENTASI UJIAN TESIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA Nugroho Adi / NIM: 9111202806 Surabaya, 31 Oktober 2014 PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Produktivitas Produktivitas memiliki pengertian yang beraneka ragam berkaitan dengan aspek ekonomi, kesejahteraan, teknologi, dan sumber daya. Pembahasan mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1995), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA Bagus Prasetyo Budi 3108100042 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA TUGAS AKHIR RC 091380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA RENDY KURNIA DEWANTA NRP 3106100038 DOSEN PEMBIMBING M. Arif Rohman, ST., MSc Ir. I Putu Artama Wiguna, MT.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi seringkali ditentukan oleh suatu keputusan penting dalam rangka mengambil peluang (opportunity) yang jarang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

SHELLY ATMA DEVINTA

SHELLY ATMA DEVINTA SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Membicarakan tentang suatu proyek, maka sangatlah diperlukan pengetahuan yang cukup mengenainya. Pengertian mengenai proyek banyak terdapat dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KONTRATOR AKIBAT PENJADWALAN EST

ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KONTRATOR AKIBAT PENJADWALAN EST ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KONTRATOR AKIBAT PENJADWALAN EST DAN LST DENGAN SISTEM MONTHLY PAYMENT DAN PROGRESS PAYMENT PADA PROYEK GEDUNG RAWAT INAP RSUD WANGAYA TUGAS AKHIR OLEH : COK GEDE PRADIPTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan pembangunan di segala bidang yang saat ini masih terus giat dilaksanakan. Kegiatan konstruksi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN.

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN Muhammad Habibie Dalimunthe 1, Nursyamsi 2 dan Indra Jaya 3 1Departemen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 50 responden, penelitian tentang studi mengenai faktor-faktor penghambat pelaksanaan proyek konstruksi di Timor-Leste

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Sumber daya merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Sumber daya merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu tertentu dengan sumber daya yang terbatas dan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006) dalam Findy Kamaruzzaman (2010), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN X BANDUNG SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN X BANDUNG ARIE RAHAYU P. NPM: 2012410017 PEMBIMBING: Theresita Herni Setiawan, Ir., MT. UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.. Kesimpulan Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang berkedudukan sebagai kontraktor dan konsultan yang berada di daerah DKI Jakarta. Sesuai dengan hasil

Lebih terperinci

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis. ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi, salah satunya ketidaksesuaian antara jadwal pelaksanaan (time schedule) dengan realisasi di lapangan. Proyek pembangunan Six Senses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi 3106 100

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara ideal, hal yang paling memuaskan dan dinilai sukses. dari suatu bentuk kegiatan adalah ketika kegiatan tersebut dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara ideal, hal yang paling memuaskan dan dinilai sukses. dari suatu bentuk kegiatan adalah ketika kegiatan tersebut dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengantar Secara ideal, hal yang paling memuaskan dan dinilai sukses dari suatu bentuk kegiatan adalah ketika kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai perencanaan

Lebih terperinci

SURVEI AWAL KESIAPAN KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENERAPKAN TIME IMPACT ANALYSIS

SURVEI AWAL KESIAPAN KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENERAPKAN TIME IMPACT ANALYSIS SURVEI AWAL KESIAPAN KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENERAPKAN TIME IMPACT ANALYSIS Ivan Suryawan W. 1, Kurniawan 2, Paulus Nugraha 3 ABSTRAK: Keterlambatan dalam pelaksanaan proyek adalah hal yang sering

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PENYEBAB KETERLAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

STUDI TENTANG PENYEBAB KETERLAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI STUDI TENTANG PENYEBAB KETERLAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ADRIANUS

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

SKRIPSI Disusun sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta STUDI PERBANDINGAN ESTIMASI KESALAHAN LINEAR MODEL dan INSTANTANEOUS MODEL dalam MENGESTIMASI WAKTU PERJALANAN BERBASIS KECEPATAN SESAAT (Lokasi Studi: Ring Road Utara Surakarta) Comparative Study of Error

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN BATAS KOTA BUKIT TINGGI - LUBUK SIKAPING BATAS SUMUT TESIS.

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN BATAS KOTA BUKIT TINGGI - LUBUK SIKAPING BATAS SUMUT TESIS. IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN BATAS KOTA BUKIT TINGGI - LUBUK SIKAPING BATAS SUMUT TESIS Oleh : IRWAN YURNALIS 1220922010 PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Konstruksi, Aspek Keterlambatan, Penyebab Keterlambatan

ABSTRAK. Kata kunci : Konstruksi, Aspek Keterlambatan, Penyebab Keterlambatan ABSTRAK Pada umumnya setiap proyek konstruksi mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan yang tertentu. Pembuatan rencana suatu proyek konstruksi selalu mengacu pada prakiraan yang ada pada saat

Lebih terperinci

KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD ONLINE) DI FKIP UNS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MANFAAT PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD ONLINE) DI FKIP UNS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MANFAAT PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD ONLINE) DI FKIP UNS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MANFAAT PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN SKRIPSI Disusun oleh : DONA KRISTIAWAN K7408205 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN...

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN... i LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... ii ABSTRAK... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Teknik, 36 (2), 2015, ANALISIS BIAYA TIDAK LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN BEST WESTERN STAR HOTEL & STAR APARTEMENT SEMARANG

Teknik, 36 (2), 2015, ANALISIS BIAYA TIDAK LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN BEST WESTERN STAR HOTEL & STAR APARTEMENT SEMARANG Tersedia online di: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik Teknik, 36 (2), 2015, 105-109 ANALISIS BIAYA TIDAK LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN BEST WESTERN STAR HOTEL & STAR APARTEMENT SEMARANG Asri

Lebih terperinci

PENGARUH KENAIKAN BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI

PENGARUH KENAIKAN BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI PENGARUH KENAIKAN BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI The Effect of Increase in Fuel Oil (BBM) Against Construction Costs SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Membuat Skripsi pada Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI BIAYA DOMINAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN

ANALISIS KOMPOSISI BIAYA DOMINAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN ANALISIS KOMPOSISI BIAYA DOMINAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan oleh: M. IRVAN LUBIS NIM: 0905141015

Lebih terperinci

FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONTRAKTOR DALAM MEMILIH SUPPLIER PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONTRAKTOR DALAM MEMILIH SUPPLIER PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONTRAKTOR DALAM MEMILIH SUPPLIER PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Program Sarjana Sains Terapan Oleh: ANIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya sebuah proyek, mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan yang tertentu dan sudah terjadwal, kapan pelaksanaan proyek harus dimulai, dan kapan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan bagi pihak kontraktor dan owner. Keberhasilan suatu kontruksi pasti

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan bagi pihak kontraktor dan owner. Keberhasilan suatu kontruksi pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi berkembang dengan pesat dengan banyaknya pembangunan infrastruktur yang terus menerus dilakukan. Sebagai Negara berkembang Indonesia juga sibuk dengan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA BANK GARANSI TERHADAP ARUS KAS PROYEK

ANALISIS BIAYA BANK GARANSI TERHADAP ARUS KAS PROYEK SKRIPSI ANALISIS BIAYA BANK GARANSI TERHADAP ARUS KAS PROYEK ELKANA SATRIA NUGROHO NPM: 2013410025 PEMBIMBING : Yohanes Lim Dwi Adianto, Ir., M.T. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab 5 ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan disini merupakan hasil penelitian secara keseluruhan, sedangkan saran yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknik sipil mengalami kemajuan, baik ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur

BAB I PENDAHULUAN. teknik sipil mengalami kemajuan, baik ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur BAB 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini dilakukan untuk melaksanakan analisis factor penyebab terjadinya pembengkakan biaya upah tenaga kerja pada proyek, dalam bab pertama ini akan dibahas

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN TARIKAN PERGERAKAN KE GEDUNG PERKANTORAN ( Studi Kasus Kota Surakarta )

KAJIAN PEMODELAN TARIKAN PERGERAKAN KE GEDUNG PERKANTORAN ( Studi Kasus Kota Surakarta ) KAJIAN PEMODELAN TARIKAN PERGERAKAN KE GEDUNG PERKANTORAN ( Studi Kasus Kota Surakarta ) Modelling Study of Trip Attraction to Office Building ( Case Study Surakarta City ) SKRIPSI Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON Bukhori Fakultas Teknik, Universitas Swadaya Gunung Jati Email Korespondensi : bukhoricrb@gmail.com Abstrak Kota

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di negara berkembang seperti Indonesia ini, khususnya di DKI Jakarta tumbuh sangat pesat. Dengan pertumbuhan yang semakin meningkat, banyak orang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Dajukan oleh: Adhimas Galih Hasmono NIM. F

SKRIPSI. Dajukan oleh: Adhimas Galih Hasmono NIM. F KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi atas Persepsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Keterlambatan Konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Keterlambatan Konstruksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 UMUM Keterlambatan dalam konstruksi menurut Acharya, lee, kim dan lee (2006) dapat disebabkan oleh klien, kontraktor, konsultan, tindakan Tuhan, atau pihak ketiga yang menunda

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK : KLASIFIKASI DAN PERINGKAT DARI PENYEBAB-PENYEBABNYA

KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK : KLASIFIKASI DAN PERINGKAT DARI PENYEBAB-PENYEBABNYA KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK: KLASIFIKASI DAN PERINGKAT DARI PENYEBAB-PENYEBABNYA (Budiman Proboyo) KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK : KLASIFIKASI DAN PERINGKAT DARI PENYEBAB-PENYEBABNYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Klaim Konstruksi Sebelum membahas tentang definisi klaim konstruksi, ada baiknya dibahas definisi klaim itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, klaim berarti

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SKPD DI LINGKUNGAN

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SKPD DI LINGKUNGAN digilib.uns.ac.id 1 PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah satu sektor usaha yang mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 104 BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan 3 faktor risiko dominan yang paling berpengaruh terhadap kinerja kualitas pelaksanaan konstruksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap sejumlah responden di Yogyakarta dan Malang sebanyak 58 responden dengan rincian 31 responden di Yogyakarta dan 27 responden

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana. pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana. pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGENDALIAN BIAYA BAHAN DENGAN METODE ANALISA VARIAN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Rumah Dinas PT. Taspen, Jakarta Pusat) Cost Control Material Analysis Method with Variety Of

Lebih terperinci

PENJADWALAN WAKTU PROYEK CONTRUCTION CIVIL FOUNDATION ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

PENJADWALAN WAKTU PROYEK CONTRUCTION CIVIL FOUNDATION ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PENJADWALAN WAKTU PROYEK CONTRUCTION CIVIL FOUNDATION ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK Deni Permana, Muhammad Kholil Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi khususnya proyek gedung bertingkat bersifat unik, dalam proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah sumber daya

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG TUGAS AKHIR Oleh : I Wayan Tomy Agus Giama NIM : 1004105061 JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci