PENGELOLAAN PEMANGKASAN PAPRIKA DAN KARAKTERISASI KUANTITATIF BUAH TOMAT DI PT JORO, BANDUNG BARAT, JAWA BARAT DEDI KUSMAYADI A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN PEMANGKASAN PAPRIKA DAN KARAKTERISASI KUANTITATIF BUAH TOMAT DI PT JORO, BANDUNG BARAT, JAWA BARAT DEDI KUSMAYADI A"

Transkripsi

1 i PENGELOLAAN PEMANGKASAN PAPRIKA DAN KARAKTERISASI KUANTITATIF BUAH TOMAT DI PT JORO, BANDUNG BARAT, JAWA BARAT DEDI KUSMAYADI A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 PENGELOLAAN PEMANGKASAN PAPRIKA DAN KARAKTERISASI KUANTITATIF BUAH TOMAT DI PT JORO, BANDUNG BARAT, JAWA BARAT Sweet Pepper Pruning Management and Tomato Quantitative Characterization at PT JORO, Bandung, West Java Abstract The apprentice was conducted at PT JORO, Bandung, West Java from February until June The main objective of this apprentice is to know the effect of pruning branches (branch number) in the cultivation of sweet pepper on plant growth. Another objective is to determine the quantitative character of tomato. All the existing plant in greenhouse, 363 plants are observed. The result of these observation were averaged to determine the ratio of two group of plant. While the observation of tomato, tomato picked 10 pieces each time of harvest for 10 times from three greenhouses. The result showed that the plant with three branches per plant (one plant per polybag) faster growth than plant with two branches per plant (two plant per polybag). Level of resistance to pests an plant disease in plant with three branches per plant was much better. While the result of tomato, it has characteristics quantitative fruit with average weight of g, an average long of 6.28 cm, and the average diameter of 5.5 cm. this quantitative caharacteristics has not been optimal if compared with the real potential of these varieties Key words: pruning management, branch number, quantitative characterization

3 ii RINGKASAN DEDI KUSMAYADI. Pengelolaan Pemangkasan Paprika dan Karakterisasi Kuantitatif Buah Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat. (Dibimbing oleh KETTY SUKETI). Tujuan umum kegiatan magang di PT JORO adalah untuk menambah pengalaman dan kemampuan teknis serta kemampuan manajerial, melatih dan menguji penulis dalam menganalisis masalah yang biasa terjadi dalam pengelolaan perusahaan pertanian baik itu aspek teknis maupun manajerialnya serta menganalisis usaha tani paprika dan tomat. Pengelolaan budidaya paprika dan tomat yang dilakukan penulis mulai dari kegiatan penyemaian hingga pemanenan. Prestasi kerja penulis dalam aspek budidaya sama baiknya dengan pekerja karena selama magang penulis melakukan kegiatan sebagai pekerja. Kemampuan penulis dalam aspek manajerial meliputi: kemampuan berkomunikasi dengan pegawai, mencari solusi dalam setiap permasalahan budidaya dan dalam perhitunganperhitungan yang berhubungan dengan aspek budidaya. Masalah teknis yang timbul dalam pengelolaan budidaya paprika dan tomat adalah kegiatan pemeliharaan tanaman serta sarana budidayanya yang belum optimal sehingga produksi yang dicapai tidak optimal. Masalah manajerial perusahaan meliputi tidak adanya standar kerja yang diterapkan oleh perusahaan, pengawasan terhadap pekerja yang kurang serta jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan pekerjaan yang ada. Analisis usaha tani paprika di PT JORO berdasarkan data yang diperoleh selama magang memperoleh keuntungan sebesar Rp tiap periode tanamnya (enam bulan) dengan total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp Analisis usaha tani tomat di PT JORO memperoleh keuntungan sebesar Rp tiap periode tanamnya (lima bulan) dengan total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp Keuntungan usaha tani tomat tiap periode tanam belum bisa mengembalikan modal infestasi yang dikeluarkan sebesar Rp pada akhir periode usaha (tujuh periode tanam) sementara keuntungan usaha tani paprika tiap periode tanam sudah bisa mengembalikan modal infestasi pada akhir periode usaha (enam periode tanam). Usaha budidaya

4 iii tomat varietas Marta yang dilakukan PT JORO belum memberikan keuntungan yang optimal bila dihitung dengan analisis usaha tani karena karakteristik kuantitatif tomat yang digunakan tidak sesuai dari segi ekonomi. Tujuan khusus dari magang ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemangkasan cabang dalam budidaya paprika terhadap pertumbuhan dan ketahanan tanaman tehadap penyakit serta untuk mengetahui karakteristik kuantitatif buah tomat varietas Marta. Pengamatan pada tanaman paprika dilakukan secara langsung. Jumlah tanaman paprika dalam satu greenhouse adalah 363 tanaman. Pengamatan tanaman tomat dilakukan sebanyak 10 kali panen dengan mengambil 10 contoh buah tomat tiap panen dari tiga greenhouse. Tanaman paprika dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pemangkasannya. Kelompok pertama dipangkas hingga menyisakan dua cabang utama per tanaman (dua tanaman per polybag), sedangkan kelompok kedua dipangkas hingga menyisakan tiga cabang per tanaman (satu tanaman per polybag). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman paprika yang dipangkas hingga menyisakan tiga cabang per tanaman lebih cepat pertumbuhannya dilihat dari diameter dan tinggi tanaman serta lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman khususnya tungau merah (Tetranychus sp.). Tingkat ketahanan tanaman terhadap serangan tungau terlihat dari persentase pengurangan serangan tungau pada tanaman paprika yang dipangkas menjadi tiga cabang per tanaman sebesar 91.36% bila dibandingkan dengan tanaman paprika dengan dua cabang per tanaman. Bobot buah tomat/tanaman di PT JORO adalah g dengan jumlah buah yang dapat dipanen buah/tanaman, maka produktivitas ratarata tanaman tomat di PT JORO selama lima bulan sebesar 3.26 kg/tanaman dengan panjang dan diameter buah tomat sebesar 6.28 cm dan 5.5 cm. Karakteristik kuantitatif buah tomat di PT JORO masih belum optimal bila dibandingkan dengan potensi sebenarnya.

5 iv PENGELOLAAN PEMANGKASAN PAPRIKA DAN KARAKTERISASI KUANTITATIF BUAH TOMAT DI PT JORO, BANDUNG BARAT, JAWA BARAT Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor DEDI KUSMAYADI A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

6 v Judul : PENGELOLAAN PEMANGKASAN PAPRIKA DAN KARAKTERISASI KUANTITATIF BUAH TOMAT DI PT JORO, BANDUNG BARAT, JAWA BARAT Nama : DEDI KUSMAYADI NRP : A Menyetujui: Pembimbing Ir. Ketty Suketi, MSi NIP: Mengetahui: Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB Dr. Ir. Agus Purwito, MSc, Agr. NIP: Tanggal lulus :

7 vi RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada tanggal 6 Maret Penulis merupakan anak pertama dari Bapak Nana Rukmana dan Ibu Sutarti. Penulis lulus dari SDN Gunung Rahayu 1 Cimahi pada tahun 2000, kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SMPN 1 Bandung. Penulis lulus dari SMAN 9 Bandung pada tahun 2006, selanjutnya pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui jalur SPMB. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian pada tahun Penulis terpilih sebagai wakil ketua organisasi mahasiswa daerah Bandung pada tahun Penulis bergabung dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian dan menjabat sebagai staf finnance and bussines pada tahun 2009.

8 vii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya pelaksanaan magang dapat berjalan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Magang yang berjudul Pengelolaan Pemangkasan Paprika dan Karakterisasi Buah Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat terinspirasi dari masih sedikitnya produksi paprika di Indonesia dan semakin berkurangnya petani paprika khususnya di Cisarua Kabupaten Bandung Barat, selain itu juga terinspirasi dari tidak terjaminnya ketersediaan benih paprika di Indonesia. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. Ketty Suketi, MSi yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang sangat bermanfaat, sehingga penulisan skripsi magang ini dapat diselesaikan dengan baik dan kepada Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS dan Ani Kurniawati, SP. MSi penulis ucapakan terima kasih atas kesediaannya sebagai dosen penguji. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Dr. Ir. Edi Santosa, MS atas bimbingan akademiknya selama di Departemen Agronomi dan Hortikultura. Kepada kedua orang tua yang telah memberi dorongan yang tulus baik moril maupun materil, penulis ucapkan terima kasih. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada manajer dan karyawan PT JORO yang telah memberikan izin dan bantuan selama magang serta kepada Fitria Febrianti, Tina Maretina, Oktadya Handayani, Armaya Sevtian, Nita Winanti, Febriani Ai, Novita Rizky, Novrian Raharja, Donny Arzie, Muhammad Ramdhani dan Derry Kurniansyah yang telah memberi bantuan dan dukungan. Bogor, Juni 2011 Penulis

9 viii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 TINJAUAN PUSTAKA... 4 Botani Paprika... 4 Syarat Tumbuh... 4 Pemeliharaan... 5 Pemanenan... 6 Botani Tomat... 6 Syarat Tumbuh... 7 Pemeliharaan... 8 Pemanenan... 8 METODE MAGANG... 9 Tempat dan Waktu... 9 Metode Pelaksanaan... 9 Pengamatan dan Pengumpulan Data KEADAAN UMUM Sejarah PT JORO Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah Keadaan Tanaman dan Produksi Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Penyemaian Penanaman Penyiraman dan Pemupukkan Pemeliharaan Tanaman Panen dan Pasca Panen HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Usaha Tani Karakterisasi Buah Tomat Varietas Marta Pengaruh Jumlah Cabang Serangan Tungau Merah (Tetranychus sp.) Pertumbuhan Tanaman Paprika x xi xii

10 ix KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 38

11 x DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Produksi dan Produktivitas Paprika dan Tomat di PT JORO Selama Kegiatan Magang Ukuran Konduktivitas Elektrik (EC) Larutan Hara Berdasarkan Umur Tanaman Paprika Taksasi Produksi Paprika dan Tomat di PT JORO Analisis Kelayakan Usaha Tani Paprika pada Lahan 500 m² di PT JORO Analisis Kelayakan Usaha Tani Tomat pada Lahan 500 m² di PT JORO Rekapitulasi Analisis Usaha Tani Paprika dan Tomat di PT JORO Karakter Kuantitatif Buah Tomat Varietas Marta di PT JORO... 29

12 xi DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Persemaian Paprika dan Tomat Kegiatan Penanaman di PT JORO Pemupukan dan Penyiraman dengan Sistem Drip Irrigation Pemeliharaan Tanaman Paprika dan Tomat Hama dan Penyakit pada Daun Paprika Tahap Pertumbuhan Tanaman Paprika dan Tomat di PT JORO dalam Satu Periode Tanam Hasil Pemanenan Paprika di PT JORO Tomat yang Baru Dipanen Gejala Serangan Tungau Jumlah Tanaman Paprika yang Terserang Tungau Kondisi Cuaca Selama Magang di PT JORO Pengaruh Jumlah Cabang per Tanaman terhadap Diameter Batang Tanaman Pengaruh Jumlah Cabang per Tanaman terhadap Tinggi... 33

13 xii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Peta Lokasi PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Denah PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Struktur Organisasi PT JORO Keadaan Tanaman di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Biaya Investasi Paprika di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Biaya Operasional Paprika di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Analisis Usaha Tani Paprika di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Biaya Investasi Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Biaya Operasional Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Analisis Usaha Tani Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat... 61

14 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Tanaman paprika telah menyebar ke beberapa negara, diantaranya Belanda dan Indonesia. Belanda merupakan negara pengekspor utama paprika karena pertanaman paprika telah didukung dengan teknologi yang modern (Alberta, 2004). Buah paprika mengandung sedikit protein, lemak dan gula namun mengandung banyak karoten. Puslitbanghort (2006) melaporkan kandungan vitamin C pada paprika jauh lebih tinggi (sekitar 340 mg/100 g buah segar) daripada buah jeruk (sekitar 146 mg/100 g buah segar). Di Indonesia tanaman paprika dibudidayakan di beberapa wilayah seperti Cianjur, Bandung Barat dan Brastagi yang cenderung bersuhu dingin. Salah satu daerah pusat budidaya paprika di Bandung Barat adalah daerah Pasirlangu. Permintaan paprika dari luar negeri khususnya Singapura dan Taiwan ke petani Pasirlangu cukup tinggi. Permintaan dari Singapura mencapai 4 ton per hari, namun para petani di Pasirlangu belum bisa memenuhinya. Kemampuan produksi para petani paprika hanya mencapai 8 ton per bulan dengan produktivitas 35 kg/tanaman. Rincian tersebut yaitu 4 ton untuk ekspor ke Singapura dan 4 ton lainnya untuk pemasaran dalam negeri. Omzet yang didapat petani di Pasirlangu per bulan sekitar Rp. 80 juta. 1 Luas panen tanaman paprika di Indonesia pada tahun 2009 yaitu ha, dengan produktivitas sekitar 2.56 ton/ha. Produktivitas tanaman paprika di Indonesia masih jauh dari optimum bila dibandingkan dengan Belanda. Hasil tanaman paprika di Indonesia yang dapat dicapai Balai Penelitian Tanaman Sayuran adalah 89 kg/m 2 dengan periode pertumbuhan selama tujuh bulan (Puslitbanghort, 2005). Hasil tanaman paprika di Negara Belanda dapat mencapai 2530 kg/m 2 dengan periode pertumbuhan selama 12 bulan (Puslitbanghort, 1 Hasil wawancara dengan ketua koperasi petani paprika Pasirlangu Cisarua Bandung Barat 25 Agustus 2010.

15 2 2006). Data Puslitbanghort menunjukkan produksi paprika di Belanda hampir tiga sampai empat kali lipat dari produksi di Indonesia. Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi produktivitas tanaman paprika adalah teknik budidayanya sehingga perlu penerapan teknik budidaya yang tepat untuk meningkatkan produktivitas tanaman paprika di Indonesia. Teknik budidaya yang tepat diharapkan dapat mengoptimalkan produktivitas tanaman paprika. Teknik budidaya tanaman paprika meliputi persemaian, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit tanaman serta penanganan pasca panen. Salah satu aspek dalam pemeliharaan tanaman paprika adalah pemangkasan cabang (penentuan jumlah cabang yang dipelihara). Puslitbanghort (2006) menyatakan bahwa penentuan jumlah cabang yang akan dipelihara pada tanaman paprika akan berpengaruh pada tinggi tanaman, diameter cabang, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit tanaman. Tanaman tomat banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena tanaman ini cukup adaptif dengan iklim Indonesia yang tropis. Luas panen total tanaman tomat di Indonesia tahun 2009 yaitu ha dengan produktivitas sekitar ton/ha (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008). Provinsi yang menjadi produsen tomat terbesar adalah Jawa Barat dengan produksi ton, diikuti Sumatera Utara ton dan Jawa Timur ton (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008b). Di Indonesia tomat umumnya dibudidayakan secara konvensional tanpa menggunakan bangunan greenhouse, namun sekarang beberapa petani mulai membudidayakan tomat di dalam bangunan greenhouse. Beberapa keunggulan membudidayakan tomat di dalam greenhouse diantaranya adalah memperpanjang waktu budidaya, mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman serta mempercepat pematangan buah. Keunggulan lain dari budidaya di dalam greenhouse adalah dapat mengatasi masalah yang disebabkan faktor lingkungan seperti hujan. Tomat yang dibudidayakan di dalam greenhouse biasanya menggunakan sistem hidroponik dengan media bukan tanah, contohnya arang sekam. Sistem pengairan hidroponik umumnya menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).

16 3 Keuntungan sistem hidroponik diantaranya mengurangi resiko penyakit tular tanah (soil borne disease) dan lebih efisien dalam penggunaan air dan pupuk. PT JORO membudidayakan tanaman tomat sebagai tanaman alternatif pengganti paprika, karena ketersediaan benih paprika di Indonesia tidak selalu terjamin. Varietas paprika yang biasa ditanam petani di Indonesia, khususnya di Pasirlangu, Cisarua, serta di PT JORO Bandung Barat adalah varietas yang diproduksi di Belanda. PT JORO merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis hortikultura yang meliputi budidaya, sarana budidaya, distributor benih, produsen pupuk dan konsultan. Kegiatan magang di PT JORO dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengetahui secara langsung pengelolaan tanaman paprika dan tomat khususnya pada aspek pemangkasan. Pemilihan paprika karena permintaan paprika khususnya dari luar negeri terus meningkat, sementara penelitian tentang paprika masih sedikit dibandingkan dengan jenis cabai lainnya. Pengelolaan pemangkasan yang baik adalah pemangkasan yang dapat meningkatkan produktivitas namun tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga diperoleh hasil yang maksimal baik kualitas, kuantitas maupun kontinuitas. Tujuan Tujuan umum magang adalah: 1. Menambah pengalaman dan kemampuan teknis serta kemampuan manajerial penulis dalam pengelolaan perusahaan pertanian. 2. Melatih dan menguji penulis dalam menganalisis masalahmasalah yang biasa terjadi dalam pengelolaan perusahaan pertanian baik itu aspek teknis maupun manajerial. 3. Menganalisis usaha tani paprika dan tomat. Tujuan khusus magang adalah : Mengetahui pengaruh pemangkasan cabang dalam budidaya paprika terhadap pertumbuhan dan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, selain itu juga bertujuan untuk mengetahui karakter kuantitatif buah tomat varietas Marta.

17 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Tanaman paprika yang dibudidayakan di Indonesia, khususnya di Cisarua Kabupaten Bandung Barat benihnya berasal dari Belanda. Varietas yang biasa ditanam oleh petani di Cisarua diantaranya adalah Spartacus, Edison, dan Athena. Tanaman paprika tumbuh sebagai perdu atau semak dengan tinggi mencapai empat meter. Batang tanaman paprika keras dan berkayu, berbentuk bulat, halus, berwarna hijau gelap dan memiliki percabangan dalam jumlah yang banyak. Buah paprika memiliki keanekaragaman bentuk, ukuran, warna dan rasa. Buah paprika umumnya berbentuk seperti tomat, tetapi lebih bulat dan pendek, atau seperti genta dengan permukaan bergelombang besar atau bersegisegi (Poulos, 1994). Varietas paprika yang ditanam akan menentukan produktivitas paprika yang diperoleh (Poulos, 1994). Ada sebelas varietas yang dibudidayakan di Indonesia. Varietas paprika yang paling dominan yaitu Spartacus, Athena dan Edison. Ketiga varietas paprika tersebut banyak dibudidayakan karena pertumbuhan dan hasilnya yang baik, serta bentuk dan ukuran buah dari ketiga varietas tersebut mudah untuk dijual di pasar lokal maupun luar negeri. Warna dari ketiga varietas paprika tersebut ialah merah yang banyak disenangi konsumen (Puslitbanghort, 2006). Syarat Tumbuh Keadaan iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman paprika meliputi temperatur, kelembaban udara, curah hujan dan cahaya matahari. Tanaman paprika memerlukan temperatur 21º27 ºC pada siang hari dan 13º16 ºC pada malam hari agar dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Kondisi

18 5 tersebut dapat tercapai pada daerahdaerah dataran tinggi, namun tidak menutup kemungkinan untuk membudidayakan paprika pada dataran rendah asal kondisinya sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan paprika (Puslitbanghort, 2006). Kelembaban udara yang cukup ideal untuk budidaya paprika yakni 80 %. Kelembaban yang terlalu rendah atau tinggi menyebabkan bunga dan buah muda gugur. Kelembaban yang tinggi khususnya pada media akan menyebabkan tanaman terserang penyakit Elephant s foot atau lebih dikenal layu fusarium yang disebabkan fungi Fusarium oxysporum (Jovicich dan Cantlife, 1999). Curah hujan yang sesuai untuk tanaman paprika adalah sekitar 250 mm per bulan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit yang disebabkan cendawan ataupun bakteri. Curah hujan berkaitan dengan intensitas penyinaran matahari. Untuk memperoleh pertumbuhan dan pembentukan buah yang maksimal, intensitas sinar matahari yang diperlukan berkisar antara 2230 % dari intensitas sinar matahari total yang diterima tanaman (Poulos, 1994). Tingkat aborsi bunga paprika meningkat secara linear ketika cahaya matahari berkurang dengan naungan, kerapatan tanaman yang tinggi atau pemangkasan (Marcelis et al., 2004). Pemeliharaan Tanaman paprika yang banyak dibudidayakan oleh petani di Desa Pasirlangu merupakan tanaman indeterminate yang akan tumbuh terus membentuk cabang dan daun baru. Menurut hasil wawancara dengan Pak Sutardi, Kepala Koperasi Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat, paprika pada umur satu bulan setelah tanam dilakukan penjarangan 23 cabang per tanaman. Nederhoff (2002) menyatakan kerapatan batang yang optimal adalah 56 batang per m² dalam kondisi cahaya yang kurang menguntungkan dan sekitar tujuh atau delapan batang per m² dalam kondisi cahaya yang baik. Petani di Desa Pasirlangu juga melakukan kegiatan pemangkasan tunas air atau sering disebut pewiwilan, penjarangan buah dan perompesan daun bagian bawah. Kegiatan pemeliharaan dilakukan diantaranya untuk mengurangi

19 6 kelembaban yang dapat mengundang hama dan penyakit tanaman, menaikkan bobot buah per tanaman dan mengurangi beban tanaman. Buah merupakan bagian tanaman yang paling banyak menyimpan hasil fotosintesis. Buah yang terlalu banyak pada satu tanaman menyebabkan bagian tanaman yang lain seperti daun dan batang menjadi kekurangan hasil fotosintesis tersebut, sehingga pucuk tanaman menjadi kurus, pertumbuhan vegetatif tanaman lambat, ukuran buah kecil dan gugurnya bunga (Puslitbanghort, 2008). Pemangkasan pada paprika juga dapat mengurangi serangan organisme pengganggu tanaman. Menurut Zrubecz dan Toth (2008) teknologi pemangkasan sangat berpengaruh dalam memproteksi tanaman paprika yang tumbuh di daerah yang telah terinfeksi serangga Frankliniella occidentalis. Pemanenan Paprika dapat dipanen dalam keadaan buah masih hijau maupun buah matang sempurna (merah, oranye atau kuning) tergantung varietasnya. Buah paprika mulai matang pada 45 minggu setelah pembungaan, dan dapat dipetik 57 hari kemudian. Puncak dari periode panen terjadi pada 47 bulan setelah benih disemai (Poulos, 1994). Paprika sebaiknya dipanen pada pagi hari ketika suhu udara di dalam greenhouse masih rendah dan kelembaban udara masih cukup tinggi. Pemanenan pada pagi hari dimaksudkan untuk mengurangi penguapan agar buah tidak layu atau keriput. Pemanenan yang dilakukan saat buah berwarna hijau, tingkat kekerasannya harus sudah cukup. Buah umumnya dipanen ketika persentase warnanya sudah mencapai 8090 % (Puslitbanghort, 2008). Proses pemanenan dilakukan menggunakan pisau yang steril kemudian bekas luka akibat potongan diolesi pestisida. Pengolesan pestisida pada bekas luka bertujuan agar tanaman paprika terhindar dari serangan penyakit yang dapat masuk lewat luka tersebut. Botani Tomat Tanaman tomat termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Solanum. Tanaman tomat (Lycopersicon esculentum)

20 7 merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan (Opena dan Van Der Vossen, 1994). Tanaman tomat yang dibudidayakan di Indonesia, khususnya di PT JORO benihnya dihasilkan di Indonesia. Varietas yang biasa digunakan oleh PT JORO diantaranya ialah Marta dan Warani. Tanaman tomat merupakan tanaman herbaceous semusim dengan tinggi hingga 2 m atau lebih. Akar tomat sangat kuat dapat menembus tanah hingga 0.5 m atau lebih sehingga akar sering rusak saat di tempat persemaian. Tanaman tomat memiliki batang padat dan diselimuti bulu kasar. Buah tomat memiliki keanekaragaman bentuk, ukuran, warna dan rasa. Bentuk buah tomat ada yang bulat, bulat telur, lonjong dan rata. Buah tomat memiliki diameter 215 cm, berwarna hijau dan berambut halus ketika muda dan licin serta mengkilat dengan warna merah, oranye dan kuning ketika matang (Opena dan Van Der Vossen, 1994). Varietas yang ditanam dan teknologi yang digunakan pada budidaya tanaman tomat mempengaruhi tingkat produktivitas tomat yang dihasilkan (Opena dan Van Der Vossen, 1994). Klasifikasi yang digunakan untuk membedakan tomat diantaranya berdasarkan kebiasaan tumbuh (indeterminate, semiindeterminate dan determinate), berdasarkan ukuran buah (bulat kecil (cherry 30 g; moneymaker 80 g), bulat sedang hingga besar ( g), beefstek dan ribbed ( diatas 200 g)), berdasarkan bentuk buah (bulat, bulat telur, lonjong ( san marzano) atau rata ( marmande )), berdasarkan warna (merah, merah muda, oranye dan kuning) dan berdasarkan penggunaan (konsumsi langsung dan prosesing) (Opena dan Van Der Vossen, 1994). Syarat Tumbuh Tomat membutuhkan iklim yang dingin dan kering untuk hasil panen yang tinggi dan kualitas yang baik, akan tetapi tanaman ini cukup adaptif pada berbagai kondisi iklim. Temperatur yang optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat adalah pada suhu 2124 ºC, jika ditanam dibawah suhu 12 ºC dapat menyebabkan chilling injury. Tanaman tomat jika ditanam diatas 27 ºC menyebabkan pertumbuhan tanaman dan buah terhambat. Kerusakan serbuk sari dan sel telur terjadi ketika temperatur harian mencapai 38 ºC. Tomat dapat

21 8 tumbuh pada banyak tipe tanah dari lempung berpasir hingga tanah liat berlempung yang kaya akan bahan organik. Tingkat keasaman yang ideal pada rentang 66.5 (Opena dan Van Der Vossen, 1994). Pemeliharaan Tanaman tomat yang banyak dibudidayakan di dalam greenhouse adalah tipe tanaman indeterminate yang akan tumbuh terus membentuk cabang dan daun baru. Tanaman tomat dipelihara dengan hanya menyisakan satu cabang utama dengan jarak dalam barisan 50 cm (dua tanaman per polybag). Pemangkasan tunas autotrof pada ketiak daun dilakukan untuk tetap menjaga jumlah batang per tanaman tetap satu. Penjarangan buah 24 buah per tangkai dilakukan pada saat buah baru terbentuk. Penjarangan buah tomat dilakukan untuk mengurangi kelembaban yang dapat mengundang hama dan penyakit tanaman, menaikkan bobot buah per tanaman dan mengurangi beban tanaman. Buah merupakan bagian tanaman yang paling banyak menyimpan hasil fotosintesis. Jumlah buah yang terlalu banyak menyebabkan bagian tanaman yang lain (daun dan batang) kekurangan hasil fotosintesis sehingga pucuk tanaman menjadi kurus, pertumbuhan vegetatif tanaman lambat, ukuran buah kecil serta gugurnya bunga (Puslitbanghort, 2008). Pemanenan Tomat untuk konsumsi umumnya dipanen saat buah masih hijau dan matang dalam perjalanan atau dalam penyimpanan sebelum dipasarkan. Tomat yang dipanen pada saat buah masih hijau cenderung memiliki kualitas yang rendah dibandingkan dengan tomat yang matang sempurna di pohon. Tomat prosesing dipanen pada saat buah hampir matang sempurna yaitu sekitar 85 % tingkat kematangannya. Di beberapa negara berkembang proses pemanenan tomat dilakukan menggunakan mesin. Hanya sekitar 65 % saja dari populasi tanaman tomat yang dapat dipanen tiap panen. Beberapa petani menyemprotkan ethepon untuk mempercepat laju kematangan tomat (Opena dan Van Der Vossen, 1994).

22 9 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Perusahaan paprika PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat. Magang berlangsung selama empat bulan dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Juni Metode Pelaksanaan Kegiatan pada saat magang meliputi persiapan pembibitan, pembibitan, persiapan greenhouse, pemindahan bibit ke greenhouse (dalam polybag), pemasangan irigasi tetes (drip irrigation), pemasangan tali sulur, penjarangan, pemangkasan, pemeliharaan, panen dan pasca panen, membantu menghitung kebutuhan bahan tanam (bibit) serta melakukan diskusi dengan manajer (Lampiran 1). Pemangkasan pada tanaman paprika dilakukan pada saat tanaman berumur satu bulan setelah tanam. Tanaman paprika dikelompokan menjadi dua. Kelompok yang pertama, tanaman dipangkas hingga menyisakan dua cabang utama (dua tanaman per polybag), sedangkan kelompok yang kedua tanaman dipangkas hingga menyisakan tiga cabang utama (satu tanaman per polybag). Varietas paprika yang digunakan adalah Spartacus. Menurut Puslitbanghort (2006) warna dari varietas paprika ini adalah merah yang banyak disenangi konsumen, sedangkan buahnya berbentuk blok (blocky) atau lonceng (bell) dengan diameter mm dan bobot lebih dari 200 g. Pengamatan pada tanaman paprika dilakukan secara langsung. Jumlah tanaman paprika satu greenhouse adalah 363 tanaman. Pengamatan paprika dilakukan pada semua tanaman, kemudian hasilnya dijumlahkan dan dirataratakan. Pengamatan tanaman tomat dilakukan sebanyak 10 kali panen dengan mengambil 10 contoh buah tomat tiap panen dari tiga greenhouse.

23 10 Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengamatan yang dilakukan berkaitan dengan tujuan khusus magang. Peubah yang diamati meliputi intensitas serangan hama dan penyakit tanaman khususnya tungau merah (Tetranychus sp.), diameter batang dan tinggi tanaman, sedangkan pengamatan tomat, peubah yang diamati meliputi bobot, diameter, panjang dan bentuk buah. Data dan informasi yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif menggunakan perhitungan matematika sederhana dengan mencari nilai ratarata setiap pengamatan.

24 11 KEADAAN UMUM Sejarah PT JORO PT JORO didirikan pada tahun 1992 di Bandung oleh Ronald Serhalawan yang merupakan warga negara Belanda. Status kepemilikan perusahaan menggunakan nama istrinya yaitu Gwenny T. Rumawas karena peraturan di Indonesia yang melarang warga negara asing memiliki sebuah perusahaan. PT JORO bergerak dibidang jasa konsultasi pertanian khususnya tanaman di dalam greenhouse seperti paprika sekaligus menjual alatalat budidayanya termasuk greenhouse beserta peralatan penunjangnya. PT JORO kemudian membuka pusat pelatihan budidaya di dalam greenhouse secara gratis untuk meningkatkan minat para petani. Tujuan dari pelatihan adalah meningkatkan penjualan greenhouse, benih paprika dan alat penunjangnya. Pusat pelatihan dipimpin oleh tim manajemen yang terdiri dari beberapa tenaga teknis dari Indonesia dan Belanda. PT JORO pusat pada tahun 1993 dipindahkan ke Ciawi Bogor untuk mengembangkan dan memperluas pemasaran, sementara PT JORO Bandung dijadikan kantor cabang. PT JORO Bandung mendirikan anak perusahaan yang bergerak di bidang budidaya tanaman di dalam greenhouse, khususnya paprika tahun Perusahaan budidaya PT JORO diberi nama Sumber Tani Mukti (STM). PT JORO meminta bantuan Saung Mirwan untuk menangani masalah penjualan. Beberapa tahun berjalan muncul masalah antara Saung Mirwan dan petani penjual paprika sehingga banyak petani merugi. Harga benih dan pupuk semakin naik, sedangkan dari penjualan tidak ada pemasukan maka banyak petani bangkrut dan berhenti membudidayakan paprika. Sumber Tani Mukti mengalami kebangkrutan pada tahun 2004 dan dua tahun kemudian PT JORO pun mengalami hal yang sama akibat dari semakin sedikitnya orang atau instansi yang menggunakan jasa konsultasi serta membeli produk mereka. Tahun 2006 akhir PT JORO baru yang bergerak dibidang yang sama yaitu bisnis hortikultura didirikan untuk menggantikan PT JORO dan STM.

25 12 Letak Wilayah Administratif Lokasi kebun produksi PT JORO terletak di Jalan Cigugur Girang Km 1 Kampung Panyairan, Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Batas lokasi kebun yaitu sebelah barat berbatasan dengan Desa Karyawangi, sebelah utara dan timur dengan Desa Cihideung dan sebelah selatan dengan Desa Ciwaruga. Desa Cigugur Girang berjarak 5 km dari kecamatan dan 43 km dari kabupaten (Lampiran 2). Keadaan Iklim dan Tanah Keadaan topografi PT JORO Bandung relatif bergelombang dengan ketinggian m di atas permukaan laut. Kisaran suhu antara ºC dengan curah hujan ratarata mm per tahun. Keadaan tanah tidak terlalu berpengaruh, karena dalam proses budidayanya PT JORO menggunakan sistem hidroponik irigasi tetes dengan media tanam berupa arang sekam. Luas Areal dan Tata Guna Lahan PT JORO Bandung didirikan pada tahun 1992 dengan luas awal keseluruhan kebun produksi berikut fasilitas pendukungnya adalah 2.5 ha. Luas greenhouse produksi adalah 1.5 ha. Fasilitas pendukung yang dimiliki adalah kantor, toko sarana produksi, gudang, mess dan ruang instalasi sarana irigasi tetes. Tahun 2006 dilakukan perubahan pada PT JORO Bandung khususnya pada sistem manajerialnya. Perubahan dilakukan karena PT JORO mengalami kebangkrutan dan tanah yang digunakan sebagian tidak disewakan lagi oleh pemiliknya. Saat ini luas lahan yang digunakan PT JORO sekitar m², dengan jumlah greenhouse tersisa enam buah dan beberapa meter lahan luar, sedangkan bangunan yang tersisa hanya toko dan kantor saja. Denah PT JORO lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. PT JORO selain memiliki cabang di Bandung Barat, juga memiliki cabang di Nongkojajar dan Bali (Lampiran 4).

26 13 Keadaan Tanaman dan Produksi Tanaman utama yang diusahakan oleh PT JORO adalah paprika dan tomat. Tanaman di PT JORO kurang baik terlihat dari banyak tanaman yang mati akibat hama dan penyakit tanaman. Produksi mengalami penurunan bila dibandingkan dengan masa sebelum terjadinya kebangkrutan, salah satu sebabnya karena peraturan yang biasa digunakan dalam budidaya paprika dan tomat sudah jarang digunakan. Faktor lain yang mempengaruhi penurunan produksi PT JORO adalah kondisi bangunan greenhouse dan fasilitas pendukungnya sudah tidak sebaik dulu. Faktor luar atau lingkungan yang mempengaruhi adalah karena di sekeliling kebun PT JORO terdapat kebunkebun krisan milik petani yang hama dan penyakitnya sama dengan paprika dan tomat. Salah satu hama yang sama antara krisan dan paprika serta tomat adalah thrips (Thrips parvisipnus) dan lalat pengorok daun (Liriomyza sp). Produksi dan produktivitas paprika dan tomat di PT JORO selama kegiatan magang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Produksi dan Produktivitas Paprika dan Tomat di PT JORO Selama Kegiatan Magang Gh Tan Var Luas Gh (m²) Jumlah Tan Produksi (kg) Produktivitas /tan(kg) Perkiraan Produktivitas/ Ha(ton) 1 Tomat Marta Tomat Marta Paprika Athena Sumber : PT JORO, 2010 Keterangan : Gh: Greenhouse Var: Varietas Tan:Tanaman Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PT JORO Bandung dikelola oleh dua orang manajer. Manajer yang pertama bertugas menangani dan mengatur masalah keuangan, sementara manajer yang kedua bertugas menangani masalah kebun mulai dari budidaya hingga panen. Upah yang diterima kedua manajer tersebut selama sebulan sebesar Rp Rp Manajer di PT JORO selain mendapatkan upah pokok juga mendapatkan upah penunjang seperti uang pulsa, uang bensin dan

27 14 uang kesehatan. Kedudukan manajer tersebut sama dengan pimpinan langsung dari PT JORO pusat, namun manajer budidaya lebih aktif mengurus toko dibandingkan masalah budidaya. Manajer yang bekerja tidak sesuai tugasnya menyebabkan timbul beberapa masalah. Beberapa masalah yang terjadi seperti kurang seriusnya pekerja dalam melaksanakan tugasnya dan keterlambatan dalam mengambil keputusan setiap ada masalah. Pekerja yang dimiliki PT JORO sebanyak tiga orang terdiri dari dua pria dan satu wanita yang bertugas melaksanakan kegiatan budidaya. Ketiga pekerja tersebut bertanggung jawab atas enam buah greenhouse. Upah pokok yang diterima oleh pekerja PT JORO selama sebulan adalah Rp Rp Upah pokok tersebut ditambah uang makan sebesar Rp /hari, sehingga gaji total karyawan selama sebulan sebesar Rp Rp Jumlah pekerja di PT JORO sebenarnya tidak sebanding dengan pekerjaan yang ada, terlihat dari banyaknya pekerjaan yang tidak selesai pada waktunya serta minimalnya pemeliharaan pada beberapa tanaman.

28 15 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANGG Penyemaian Penyemaian tanaman paprika dann tomat dilakukan minimal 40 hari sebelum tanam (Lampiran 5). Arang sekam dan benih paprika atau tomat t direndam menggunakan larutan pestisida Previcur atauu air hangat selama 15 menit m sebelum menyemai. Benih disemai dan diletakan d di dalam lemari persemaian selama 710 hari. Benih yang telah berusia 710 hari atau sudah memiliki minimal dua daun,, kemudiann dipindahkan ke dalam polybagg ukuran 15 cm x 15 cm (Gambar 1). Proses penyemaian dilakukan oleh pekerja wanita dan penulis. Waktu yang diperlukan untuk menyemai benihh paprika atau tomat adalah a empat jam, sedangkan waktu yang diperlukan untuk memindahkan benih b dari lemari persemaian ke polybag kecil adalah satu hari dengann dikerjakann dua orang. a b Gambar 1. Persemaian Paprika dann Tomat; ( a) Benih di Dalam Lemari Persemaian, (b) Bibit yang telah Dipindahkan ke Polybag Persiapan yang dilakukan sebelumm penanaman ke greenhouse adalah a membongkar tanamann periode tanam sebelumnya menggunakan golok atau kored, k kemudian membersihkan gulmaa di dalam dan yang menempel di dindingg luar greenhouse. Proses membongkar tanaman membutuhkan waktu satu hari penuh p dengan jumlah pekerja dua orang. Penyemprotann menggunakan pestisida dilakukan untuk membasmi hama dan penyakit yangg ada di dalam greenhouse.

29 16 Tahap selanjutnya ialah pengisian polybagg ukuran 40 cm x 40 cm dengan sekam dann meletakannya dengann jarak tanamm 100 cm x 50 cm (Gambar 2a). arang Penanaman Tanaman paprika dapat dipindahkann ke dalam greenhousee setelah tanaman minimal berusia 40 hari setelah semai (Gambar 2b). Saat memindahkan tanaman ke dalam polybag besar, arang sekam dari polybag p kecil diusahakan terbawaa agar akar tanaman tidak perlu adaptasi lagi dengan lingkungan baru (arang sekam s baru). Arang sekam yang digunakan adalahh arang sekam baru untuk penanaman paprika dan arang sekam bekas paprika untuk u penanaman tomat. Penggunaan arang sekam bekas untuk penanaman tomatt di PT JORO kurang baik karena dapat menyebabkan penyakit pada tanaman sebelumnya menular padaa tanaman tomat. Tanaman tomat yangg tertular penyakit pertumbuhannya akan terganggu bahkan mati dan menyebabkan produksii tomat di PT JORO berkurang. a b Gambar 2. Kegiatan Penanaman di d PT JORO; (a) Persiapan Media M Tanam, (b) Pemindahan Bibit ke Dalam Greenhouse Penyiraman secara konvensional dilakukan setelah bibit tertanam semua. Proses pemindahan tanaman paprika atau tomat ke dalam greenhouse membutuhkan pekerja sekitar 3 4 orang, untuk proses pemindahan tanaman ke dalam greenhouse PT JORO terkadang membayar pekerja honorer. Upah tenaga kerja honorer adalah Rp Rp per orang. Tanamann dirambatkan ke benang sulur setelahh berumur satu bulan setelah tanam. Penggunaan tali sulur dilakukan karena tanaman paprika dan tomat yang digunakan adalahh tipe indeterminate dan agar tanaman kuat dalamm menahan bobot buah.

30 17 Penyiraman dan Pemupukan Sistem penyiraman dan pemupukann yang diterapkan di PT JORO adalah a sistem drip irrigation (Gambar 3). Pupuk P diberikan bersamaan dengan penyiraman pada sistem drip irrigation. Penyiraman P dan pemupukan dilakukan satu kali sehari untuk tanamann muda sebanyak 300 cc, tiga kali sehari untuk u tanaman yang baru berbunga dan 45 kali sehari untuk tanaman yang sudah s berbuah masingmasing sebanyak 500 cc. PenyiramanP n dan pemupukan juga dapat diberikan kurang atau lebih dari biasanya tergantung cuaca. Pupuk yang digunakann di PT JORO adalahh JORO AB Mix yangg terdiri dari pupuk A dan pupuk B. Satu kemasan pupuk A dan B masingmasing diencerkan dengan 200 l air menjadi larutan A dan B. Satu tangki air a dengan kapasitas l dicampur dengan 4 l larutan pupuk A dan 4 l larutan pupuk B menjadi larutan pupuk untuk u penyiraman dan pemupukan. Waktu penyiraman dan pemupukan yaitu pada pukul p 07.00, , 12.00, dan WIB. Sistem penyiraman dan pemupukan yang baik, nilai konduktivitas elektrik (EC) larutan pupuknya perlu dipertimbangkan agar dosis pupuk yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Jumlah EC yang dianjurkan dann umur tanaman paprika selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 2. Gambar 3. Penyiraman dann Pemupukan dengan Sistem Dripp Irrigation

31 Tabel 2. Ukuran Konduktivitas Elektrik (EC) Larutan Hara Berdasarkan Umur Tanaman Paprika Umur Tanaman ( HST)* Nilai EC (ms/cm)** Sumber : PT. ABBAS Agri Keterangan : * Hari setelah tanam ** Ukuran kepekatan larutan hara Sistem penyiraman dan pemupukan di PT JORO masih memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan yang pertama yaitu air yang digunakan berasal dari kolam penampungan yang tidak memiliki penutup. Hal ini mendukung berkembang biaknya jamur atau bakteri dalam kolam penampungan air. Kekurangan yang kedua yaitu air yang diberikan untuk setiap tanaman tidak tergantung dari ukuran yang seharusnya, jika air sudah mulai keluar dari polybag dan media tanam sudah terlihat lembab maka kegiatan penyiraman dan pemupukan dihentikan. 18 Pemeliharaan Tanaman Tanaman paprika dan tomat yang banyak dibudidayakan di greenhouse saat ini merupakan tipe indeterminate yang akan tumbuh terus membentuk cabang dan daun baru. Tanaman perlu dipangkas untuk mendapatkan hasil yang optimal (Gambar 4). Umur tanaman 13 MST (minggu setelah tanam) dipilih 23 batang utama untuk paprika dan satu batang utama untuk tomat. Pemangkasan tunas air atau sering disebut pewiwilan juga dilakukan. Pembuangan mahkota bunga, penjarangan buah dan perompesan daun bagian bawah dilakukan untuk menjaga kualitas dan kuantitas produksi. Satu polybag terdapat dua tanaman sehingga dalam satu baris terdapat dua tanaman yang memanjang dengan arah timurbarat. Proses pemangkasan dilakukan penulis bersama dengan pekerja wanita dengan posisi saling berhadapan, sehingga pekerjaan lebih cepat selesai, karena bagian kiri dan kanan selesai secara bersamaan. Proses pemangkasan sebanyak tanaman dapat diselesaikan penulis dan pekerja selama satu hari, sementara

32 19 untuk proses perompesan daunn bagian bawah pada tomat dapat menghabiskan waktu 344 hari, karena proses perompesann dilakukann bersamaann dengan proses p menggeser tali sulur. a b Gambar 4. Pemeliharaann Tanaman Paprika dan Tomat; (a) Pemangkasan Cabang padaa Paprika, (b) Perompesan Daunn Bagian Bawah B pada Tomat Serangan hama dan penyakit masih tetap banyak walaupun budidaya tanaman paprika dann tomat dilakukan di greenhousee yang menggunakan kasa pada setiap sisinya. Serangan hama dan penyakit disebabkan kondisi greenhouse di PT JORO kurang baik. Umur greenhouse di PT JORO sebagian besar sudah s diatas tigaa tahun. Kondisi greenhouse yang kurang baik terlihatt dari banyaknya lubang pada dinding dan atap bangunan, banyaknya b gulma di dalam maupun di sekitar greenhouse, tanah yang tergenang dan d kendalaa utama adalah di sekeliling kebun PT JORO banyak petani yang menanam bunga krisan yangg memiliki hama dan penyakit yang sama dengann paprika dan tomat. Bangunan greenhouse bambu yang sudah berumur diatas tiga tahun perlu direnovasi kembali dengan melakukan beberapa pergantiann komponen. Pergantian komponen greenhouse yang diperlukann meliputi pergantian plastik atapp dan samping, pergantian rak tanaman dan pergantian bambuu yang sudah rusak. Penyemprotann dengan pestisida dengan d interval satu minggu sekali s dilakukan untuk mengatasi masalah hamaa dan penyakit tanaman di PT JORO. Penyemprotan pestisida yang rutin tidakk baik karena selain dapat meracuni tanaman itu sendiri juga dapat meracuni konsumen yang memakan buah tersebut.

33 20 Perhatian manajer budidaya terhadap keselamatan pekerja sangatlah kurang, hal ini terlihat dari tidakk disediakannya peralatan keselamatan untukk pekerja selama proses penyemprotan. Beberapa hama dan penyakit tanaman yang menyerang tanaman paprika dan tomat diantaranya; thrips (Thrips parvispinus), lalat pengorok daun (Liriomyzaa sp.), tungau (Tetranychus sp.) ), penyakit tepung atau mildew, layu fusarium dan penyakit mosaik. Hama dan penyakit p yang paling banyak ditemukan saat penulis magang ialah thrips,, tungau, penyakit tepung dan layuu fusarium. Serangan thrips (Thrips parvispinus) ditandai dengan gejala daun bagian b bawah yang terserangg berwarna keperakan, daun tampak keriput, mengeriting dan melengkung ke atass (Gambarr 5a). Penanggulangan serangann thrips dengan penyemprotan insektisida (Tracer, Bulduk dan d Dithane) dengan dosis 1 cc/liter air untuk Tracer, 0.5 cc/ /liter air untuk Bulduk dan 1 g/liter air untukk Dithane, untuk u bahan perekat dicampurkan Prostik dengann dosis 1 cc/liter air. Bahan aktif yang terkandung dalam insektisida tersebut yaitu Spinosadd 120 g/l pada Tracer, Beta Siflutrin 25 g/l pada Bulduk, dann Mankozebb 80 % padaa Dithane. Penyakit mildew yang disebabkann oleh cendawan Oidiopsis capsici (Gambar 5b) gejalanya ditandai dengan adanya a lapisan tepung berwarna putih terutama menempel pada sisi bagian bawah daun. Daun yang terkena penyakit mildew kemudian menjadi pucat dan gugur. Penanggulangan penyakit mildew dengan penyemprotan fungisida (Rubigan, Score dan Anvil) dengan dosis 1 cc/liter untuk Rubigan dan Score serta 0.55 cc/liter airr untuk Anvil, untuk bahan b perekat dicampurkann Prostik dengan dosis 1 cc/liter air. Bahan aktif yang terkandung dalam fungisida tersebut yaitu Fenarimol 120 g/ll pada Rubigan, Difenokonazol 25 g/ll pada Score, dan Heksakonazol 50 g/l pada Anvil. a b Gambar 5. Hama dan Penyakit pada Daun Paprika; (a)) Thrips (Thrips parvispinus),, (b) mildeww

34 21 Panen dan Pasca Panen Paprika dapatt dipanen dalam keadaan buah masih hijau maupun buah matang (merah, oranye atau kuning) tergantung varietasnya. Buah paprika mulai m matang pada 45 minggu setelah pembungaan dan dapat dipetik 57 hari kemudian. Puncak dari periode panen terjadi pada 47 bulan setelah benih disemai (Gambar 6). minggu ke semai tanam inisiasi bunga bunga mekar 13 buah kecil panenn bongkar paprika tomat Gambar 6. Tahap Pertumbuhan Tanaman Paprika dan Tomat di PT JORO J dalam Satu Periode Tanam Pemanenan buah paprikaa di PT JORO dilakukan saat buahh masih berwarna hijau (Gambar 7). Paprika dipanen pada pagi hari agar buah tidak layuu atau keriput. Pemanenan paprika dilakukan bergantung pada pesanan. Paprika yang akan dipanen hijau harus memiliki tingkat kekerasan yang cukup. Tingkat kekerasann buah yang cukup ditandai dengan suara yang nyaring ketika kulit paprika disentil menggunakan kuku dan permukaann buah kembali ke bentuk semula setelah ditekan menggunakan tangan. Gambar 7. Hasill Pemanenan Paprika di PT JOROO

35 22 Pemanenan paprika seharusnya dilakukan menggunakan pisau yang steril, kemudian bekas luka akibat potongan diolesi pestisida agar tanaman paprika terhindar dari serangan penyakit yang dapat masuk lewatt luka tersebut. Pemanenan paprika di PT JORO dilakukan secara konvensional dengann cara dipetik dan bekas luka tidak diolesi pestisida. Cara pemanenan yang tidak sesuai s dengan aturan tersebut menyebabkan tangkai pada beberapa buah menjadi rusak dan busuk. Tangkai buah yang rusak tidak baik untuk ketahanan buah paprika karena penyakit mudah menyerang. Tomat di PT JORO umumnya dipanen pada saat buah masih hijau. Buah tomat yang dikirim ke pengepul supermarket seperti PT Momenta adalah buah yang masih hijau dengan sedikitt warna merah (Gambar 8), sedangkan buah tomat t yang dikirim ke pengepul pasar lokal adalah buah panen hijauu yang disimpan sampai warna kulitnya hampir merah penuh. Buah tomat di PT JORO lebih banyak dijual ke PT Momenta dibandingkan ke pasar lokal karena harganya lebih tinggi. Gambar 8. Tomatt yang Baruu Dipanen.

36 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Usaha Tani PT JORO merupakan sebuah perusahaan agribisnis hortikultura yang meliputi budidaya, sarana budidaya, distributor benih, produsen pupuk dan konsultan pertanian.. Analisis usaha tani dihitung selama tiga tahun, karena sewa lahan di Kampung Panyairan (lokasi PT JORO) ratarata sampai umur tiga tahun. Analisis usaha tani paprika secara hidroponik adalah hasil analisis usaha tani paprika di PT JORO dengan luas lahan 500 m 2 dan populasi maksimal tanaman sebanyak tanaman. Ratarata bobot buah sebesar g dan jumlah terpanen buah/tanaman maka produktivitas ratarata tanaman paprika selama enam bulan di PT JORO sebesar 1.82 kg, sementara dengan ratarata bobot buah g dan jumlah terpanen buah (Tabel 3) maka produktivitas ratarata tanaman tomat selama enam bulan di PT JORO sebesar 3.26 kg. Tabel 3. Taksasi Produksi Paprika dan Tomat di PT JORO Komponen Paprika Tomat Buah/Pohon ± ± 1.56 Total Buah Terpanen ± ± 1.08 Panen Contoh Buah/Panen Bobot/Buah (g) ± ± 4.43 Diameter Buah (cm) 6.64 ± ± 0.24 Panjang Buah (cm) 8.30 ± ± 0.22 Sumber: Hasil pengamatan di lapang, 2010 Biaya yang dikeluarkan untuk saha tani paprika terdiri dari biaya infestasi dan biaya operasional. Biaya infestasi terdiri dari sewa lahan, greenhouse, peralatan irigasi tetes dan peralatan budidaya (Lampiran 6). Biaya operasional terdiri dari biaya tidak tetap seperti benih, pupuk dan pestisida serta biaya tetap seperti gaji manajer dan pekerja (Lampiran 7). Biaya infestasi dikeluarkan hanya pada awal usaha, sementara biaya operasional dikeluarkan selama usaha tani berjalan.

37 Berdasarkan hasil analisis usaha tani paprika selama tiga tahun (enam periode tanam), PT JORO memperoleh penerimaan sebesar Rp dengan total biaya produksi yang dikeluarkan Rp (Tabel 4) atau memperoleh penerimaan sebesar Rp tiap periode tanamnya dengan biaya produksi tiap periode tanam sebesar Rp (Lampiran 8). Return of cost ratio (R/C) dan payback period (PP) yang dihasilkan dari usaha tani paprika berturutturut sebesar 1.12 dan Nilai R/C 1.12 artinya setiap pengeluaran biaya sebesar Rp. 100 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 112, sementara nilai payback period 3.28 menandakan biaya infestasi yang dikeluarkan untuk usaha tani paprika di PT JORO akan kembali setelah tahun ketiga. Periode usaha tani paprika yang dilakukan adalah selama tiga tahun, maka biaya infestasi akan kembali minimal pada akhir periode usaha. Tabel 4. Analisis Kelayakan Usaha Tani Paprika pada Lahan 500 m² di PT JORO Uraian Komponen Total Biaya Selama 3Tahun (6 Musim Tanam) 24 %Biaya atas Total Pengeluaran A. Pengeluaran 1. Biaya Investasi 1.1. Sewa Lahan Greenhouse Peralatan Irigasi Tetes Peralatan Budidaya Total Biaya Investasi Biaya Operasional 2.1. Biaya Tidak Tetap Biaya Tetap Total Biaya Operasional Total Pengeluaran (Total Biaya Investasi+Total Biaya Operasional) B. Penerimaan Jumlah Tanaman tanaman Jumlah Buah Terpanen Satu Periode Tanam buah/tan RataRata Bobot Buah Selama 3 Bulan g/buah

38 Tabel 4. Lanjutan Uraian Komponen Total Biaya Selama 3Tahun (6 Musim Tanam) 25 %Biaya atas Total Pengeluaran Harga Buah Paprika per kg Rp Produksi Buah Paprika Satu Periode Tanam : 800 tanaman (daya hidup 80%) x buah x g/tanaman = g = kg Total Produksi Selama 3 Tahun (6 Periode Tanam) : 1816 kg x 6 = kg Paprika Bagus (87 %) = 87 % x kg x Rp = Rp Paprika Apkir (13 %) = 13 % x kg x Rp = Rp Total Penjualan = Rp Rp = Rp Total Penerimaan = Total Penjualan Total Pengeluaran = Rp Rp = Rp Return Of Cost ratio (R/C) 1.12 Payback period (PP) 3.28 Analisis usaha tani tomat secara hidroponik adalah hasil hasil analisis usaha tani tomat di PT JORO dengan luas lahan 500 m 2 dan populasi maksimal tanaman sebanyak tanaman. Bobot buah/tanaman tomat di PT JORO mencapai g/tanaman dengan jumlah buah/tanaman sebanyak buah. Produksi buah yang dihasilkan adalah 3.26 kg/tanaman/periode tanam. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani tomat terdiri dari biaya infestasi dan biaya operasional. Biaya infestasi terdiri dari sewa lahan, greenhouse, peralatan irigasi tetes dan peralatan budidaya (Lampiran 9). Biaya operasional terdiri dari biaya tidak tetap seperti benih, pupuk dan pestisida serta biaya tetap seperti gaji manajer dan pekerja (Lampiran 10). Biaya infestasi dikeluarkan hanya pada awal usaha, sementara biaya operasional dikeluarkan selama usaha tani berjalan. Berdasarkan hasil analisis usaha tani tomat selama tiga tahun (tujuh periode tanam), PT JORO memperoleh defisit sebesar Rp dengan total biaya produksi yang dikeluarkan Rp (Tabel 5) namun PT JORO memperoleh keuntungan sebesar Rp tiap periode tanam dari budidaya tomat dengan biaya produksi tiap periode tanam sebesar Rp (Lampiran 11). Return of cost ratio (R/C) dan payback period (PP) yang

39 dihasilkan dari usaha tani tomat berturutturut sebesar 0.85 dan Nilai R/C 0.85 artinya setiap pengeluaran biaya sebesar Rp 100 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 85, sementara nilai payback period menandakan biaya infestasi yang dikeluarkan untuk usaha tani tomat di PT JORO akan kembali setelah tahun ke Tabel 5. Analisis Kelayakan Usaha Tani Tomat pada Lahan 500 m² di PT JORO Uraian Komponen Total Biaya Selama 3Tahun (7 Musim Tanam) 26 % Biaya Atas Total Pengeluaran A. Pengeluaran 1. Biaya Investasi 1.1. Sewa Lahan Greenhouse Peralatan Irigasi Tetes Peralatan Budidaya Total Biaya Investasi Biaya Operasional 2.1. Biaya Tidak Tetap Biaya Tetap Total Biaya Operasional Total Pengeluaran (Total Biaya Investasi+Total Biaya Operasional) B. Penerimaan Jumlah Tanaman tanaman Jumlah Buah Terpanen Satu Periode Tanam buah/tan RataRata Bobot Buah g/buah Harga Buah Tomat per kg Rp Produksi Buah Tomat Satu Periode Tanam : 800 tanaman (daya hidup 80%)x buah x g/tanaman = g = kg Total Produksi Selama 3 Tahun (7 Periode Tanam) : kg x 7 = kg Total Penjualan = kg x Rp = Rp Total Penerimaan = Total Penjualan Total Pengeluaran = Rp Rp = Rp Return Of Cost ratio (R/C) 0.85 Payback period (PP)

40 Menurut Soekartawi (2008) suatu usaha tani dikatakan layak dan menguntungkan jika nilai R/C lebih dari satu dan sebaliknya usaha tani dikatakan belum menguntungkan atau tidak layak jika nilai R/C kurang dari satu. Kriteria R/C penting dilakukan untuk penilaian keputusan usaha tani suatu komoditi dan kemungkinan pengembangannya. Payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk kembali modal. Semakin cepat jangka waktu yang diperlukan untuk kembali modal maka semakin baik usaha tani yang dilakukan. Usaha tani tomat di PT JORO masih belum bisa dijadikan usaha tani alternatif pengganti usaha tani paprika. Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani tomat belum bisa mengembalikan biaya infestasi yang dikeluarkan pada awal usaha tani. Biaya infestasi yang dikeluarkan pada awal usaha tani tomat sebesar Rp , sementara keuntungan yang diperoleh tiap periode tanamnya hanya Rp Biaya infestasi yang dikeluarkan pada awal usaha tani paprika sebesar Rp , sementara keuntungan yang diperoleh tiap periode tanamnya sebesar Rp (Tabel 6). Tabel 6. Rekapitulasi Analisis Usaha Tani Paprika dan Tomat di PT JORO Uraian Komponen Satuan Paprika Tomat Total Biaya Infestasi Rp Biaya Operasional Satu Periode Tanam Rp Total Biaya Operasional Rp Pengeluaran Satu Periode Tanam Rp Total Pengeluaran Rp Produksi Satu Periode Tanam Kg Total Produksi Kg Penjualan Satu Periode Tanam Rp Total Penjualan Rp Penerimaan Satu Periode Tanam Rp Total Penerimaan Rp ( ) Return Of Cost ratio (R/C) Satu Periode Tanam Total Return Of Cost ratio (R/C) Payback Period (PP) tahun Karakterisasi Buah Tomat Varietas Marta Beberapa varietas tomat pernah dicoba untuk dibudidayakan di PT JORO. Hal ini dilakukan untuk menemukan tanaman tomat yang mampu menghasilkan buah yang berkualitas, bobotnya besar dan kuantitasnya banyak. Tujuan penanaman varietas yang tidak tetap setiap periode tanam adalah untuk 27

41 28 mendapatkan tanaman yang dari segi ekonomi dapat menjadi tanaman alternatif selain tanaman paprika. Salah satu yang dapat mempengaruhi produktivitas tanaman tomat ialah dalam hal pemilihan varietasnya. Produktivitas dan kualitas tanaman tomat yang ditanam diketahui berdasarkan karakteristik varietas yang ditanam. Beberapa klasifikasi yang digunakan untuk membedakan tomat diantaranya berdasarkan kebiasaan tumbuh (indeterminate, semiindeterminate dan determinate), ukuran buah (bulat kecil (cherry, 30 g; money maker, 80 g), bulat sedang hingga besar ( g), beefstek dan ribbed (>200 g)), bentuk buah (bulat, bulat telur, lonjong ( san marzano ) atau rata ( marmande )) (Opena dan Van Der Vossen, 1994). Tomat varietas Marta produksi PT EAST WEST memiliki ciriciri sebagai berikut: tomat hibrida tipe indeterminate, untuk dataran tinggi, mempunyai warna buah matang merah tua dengan bobot mencapai g/buah. Bentuk buah tomat varietas ini bulat telor memanjang. Buah keras dan cocok untuk transportasi jarak jauh serta mempunyai daya simpan yang lama. Varietas Marta dapat dipanen pada umur 80 HST (hari setelah tanam) dengan potensi hasil panen 6080 ton/ha. Karakteristik kuantitatif buah tomat varietas Marta yang dibudidayakan oleh PT JORO tidak sesuai dengan deskripsi dari PT EAST WEST selaku produsen benihnya. Hasil pengamatan menunjukkan ratarata bobot buah g/buah (Tabel 7) sementara potensi sebenarnya yaitu g/buah. Perbedaan potensi antara deskripsi dari PT EAST WEST dan hasil panen tomat di PT JORO menandakan ada kesalahan dalam proses budidayanya ataupun pemeliharaannya sehingga karakteristik tomat yang ditanam belum mencapai potensi sebenarnya. Pengamatan lain juga menunjukkan tomat yang dihasilkan pada awal panen dengan panen seterusnya sangat berbeda. Ketika awal panen tomat yang didapat baik dari bobot, diameter dan panjangnya cukup besar, sementara pada panen berikutnya cenderung kecil dengan masa panen ratarata tiga bulan.

42 29 Tabel 7. Karakter Kuantitatif Buah Tomat Varietas Marta di PT JORO GH Panen Contoh Buah/ Panen Bobot/Buah (g) Diameter Buah (cm) Panjang Buah (cm) ± ± ± ± ± ± ± ± ± 0.3 RataRata Sumber: Hasil pengamatan di lapang, 2010 Pengaruh Jumlah Cabang Serangan Tungau Merah (Tetranychus sp.) Serangan hama thrips (Thrips parvispinus) dan tungau merah (Tetranychus sp.) sudah nampak pada minggu pertama pengamatan pada beberapa tanaman paprika kelompok dua cabang utama (ditanam dua tanaman per polybag). Gejala awal serangan tungau ditandai dengan melengkungnya daun pada bagian atas tanaman yang terserang. Bentuk dari daun yang terserang tungau menyerupai sendok yang terbalik dan jika gejala sudah parah warna daun berubah menjadi seperti warna tembaga (Gambar 9). Gejala awal serangan thrips ditandai dengan melengkungnya daun pada bagian atas tanaman yang terserang. Bentuk dari daun yang terserang thrips bergelombang dan cenderung melengkung keatas. Serangan thrips yang masih dalam skala kecil dapat ditanggulangi dengan cara konvensional, karena thrips dapat terlihat secara langsung (makroskopis). Serangan tungau sulit untuk ditanggulangi secara konvensional, karena serangga ini tidak terlihat jika tidak menggunakan bantuan alat seperti mikroskop. Serangan tungau selain pada daun juga pada tunas apikal dan buah paprika, khususnya buah yang masih kecil. Dampak serangan tungau lebih parah dari thrips, jika serangan thrips hanya merusak permukaan buah maka serangan tungau merusak hingga ke dalam buah. Buah yang terserang tungau warna kulitnya berubah menjadi seperti warna tembaga dan buahnya menjadi keras, sehingga buah tidak dapat dipanen, sedangkan buah yang terserang thrips masih bisa dipanen walaupun harganya rendah.

43 30 a b c d Gambar 9. Gejala Serangan Tungau; (a) Daun Berbentuk Sendok, (b) Bunga dan Tunas Apikal Rontok, (c) Kulit Buah Keras K dan Berwarna Tembaga, (d) Permukaan Daun Berwarna Tembaga Serangan tungau pada minggu 13 pengamatanp masih sedikit, pada minggu tersebut tanaman paprika masih pada fase vegetatif. v Minggu keempat pengamatan serangan tungau melonjak naik pada tanaman paprika yang dipangkas hingga dua cabang per tanaman (dua tanaman per polybag), sementara pada tanaman paprika yang dipangkas hingga tiga cabang per tanaman (satu tanaman per polybag) serangan tungau masih sedikit, yaitu hanya satu tanaman yangg terserang pada baris 1 (Gambar 10). Serangan tungau melonjak pada minggu keempat disebabkan pada saat ini tanamann paprika mulai berbuah. Tungauu biasanya menyerang buah paprika yang masih kecil dan lunak, oleh karena itu banyak buah paprika kecil yang terserang tungauu pada pengamatan. Serangan tungau pada buah paprikaa yang masih kecil menyebabkan buah tidak dapatt berkembang dan otomatis tidak dapat dipanen.

44 31 Jumlah Tanaman Minggu Pengamatan baris1(satu tanaman per polybag/tiga cabang) baris2(satu tanaman per polybag/tiga cabang) baris3(dua tanaman per polybag/dua cabang) baris4(dua tanaman per polybag/dua cabang) baris5(dua tanaman per polybag/dua cabang) Gambar 10. Jumlah Tanaman Paprika yang Terserang Tungau Kelembaban udara yang cukup ideal untuk paprika yaitu 80 %, sementara kelembaban di lokasi magang ratarata 86.6 %. Kelembaban yang terlalu rendah atau tinggi menyebabkan bunga dan buah muda gugur. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman paprika adalah sekitar 250 mm per bulan, sementara selama magang curah hujan ratarata mm per bulan (Gambar 11). Curah hujan berkaitan dengan intensitas penyinaran matahari. Menurut Poulos (1994) untuk memperoleh pertumbuhan dan pembentukan hasil buah yang maksimal intensitas sinar matahari yang diperlukan berkisar antara 2230 % dari intensitas sinar matahari total yang diterima tanaman. Marcelis et al. (2004) menyatakan bahwa tingkat aborsi bunga paprika meningkat secara linear ketika cahaya matahari berkurang dengan naungan, kerapatan tanaman yang tinggi atau pemangkasan. Kelembaban yang tinggi menurut Jovicich and Cantlife (1999) khususnya pada media tanam akan menyebabkan tanaman terserang penyakit Elephant s foot atau lebih dikenal layu fusarium yang disebabkan fungi Fusarium oxysporum.

45 32 Tingkat ,9 435,9 331, , ,8 86 Curah Hujan (mm) Nisbi (%) Bulan Gambar 11. Kondisi Cuaca Selama Magang di PT JORO Pertumbuhan Tanaman Paprika Buah merupakan bagian tanaman yang paling banyak menyimpan hasil fotosintesis. Jika jumlah buah terlalu banyak, bagian tanaman yang lain seperti daun dan batang menjadi kekurangan hasil fotosintesis, sehingga pucuk tanaman menjadi kurus, pertumbuhan vegetatif tanaman lambat, ukuran buah kecilkecil serta gugurnya bunga (Puslitbanghort, 2008). Pernyataan ini sesuai dengan yang terlihat pada pengamatan diameter batang. Pertumbuhan diameter batang tanaman paprika yang ditanam satu tanaman per polybag dengan tiga cabang lebih cepat bila dibandingkan dengan tanaman yang ditanam dua tanaman per polybag dengan dua cabang per tanaman tiap tanamannya (Gambar 12). 2,50 Diameter Batang (cm) 2,00 1,50 1,00 0,50 0, cabang 3 cabang 2 Minggu pengamatan Gambar 12. Pengaruh Jumlah Cabang per Tanaman terhadap Diameter Batang Tanaman

46 33 Saat dilakukan pengamatan pertama tanaman paprika sudah berumur satu bulan setelah tanam. Ratarata tinggi tanaman pada pengamatan awal tidak berbeda jauh karena tanaman belum berbuah, masih dalam tahap munculnya bunga, sehingga energi dan nutrisi yang dibutuhkan belum terlalu banyak dan hasil fotosintesis sebagian besar masih digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman. 140,00 Tinggi Tanaman (cm) 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 cabang 3 cabang 2 0, Minggu Pengamatan Gambar 13. Pengaruh Jumlah Cabang per Tanaman Terhadap Tinggi Tanaman Minggu keempat pengamatan (Gambar 13) muncul perbedaan tinggi batang tanaman paprika. Buah paprika mulai muncul pada minggu ini sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman melambat. Walaupun berbeda jumlah tanaman per polybag, namun nutrisi yang diberikan kepada tanaman paprika jumlahnya sama. Bagi tanaman cabang tiga yang ditanam hanya satu tanaman per polybag hal ini tentu saja menguntungkan karena nutrisi hanya digunakan sendiri. Nutrisi pada tanaman paprika cabang dua yang ditanam dua tanaman per polybag digunakan oleh dua tanaman sehingga terjadi kompetisi dalam mendapatkan nutrisi tersebut. Terjadinya kompetisi dalam mendapatkan nutrisi pada tanaman cabang dua yang ditanam dua tanaman per polybag terlihat pada beberapa polybag dimana satu tanaman ukurannya besar, sementara yang satunya lagi kecil.

47 34 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan magang yang telah dilakukan penulis memberikan pengalaman, kemampuan teknis serta manajerial dalam pengelolaan perusahaan pertanian, khususnya pengelolaan paprika dan tomat. Kegiatan magang juga telah meningkatkan kemampuan penulis dalam menghadapi masalahmasalah yang biasa terjadi dalam pengelolaan perusahaan pertanian baik itu aspek teknis dan manajerial. Pengelolaan budidaya paprika dan tomat yang dilakukan penulis di PT JORO mulai dari kegiatan penyemaian hingga pemanenan. Prestasi kerja penulis dalam aspek budidaya sama baiknya dengan pekerja karena selama magang penulis melakukan kegiatan sebagai pekerja. Kemampuan penulis dalam aspek manajerial meliputi: kemampuan berkomunikasi dengan pegawai, mencari solusi dalam setiap permasalahan budidaya dan dalam perhitunganperhitungan yang berhubungan dengan aspek budidaya. Masalah teknis yang timbul dalam pengelolaan budidaya paprika dan tomat adalah kegiatan pemeliharaan tanaman serta sarana budidayanya yang belum optimal sehingga produksi yang dicapai tidak optimal. Masalah manajerial perusahaan meliputi tidak adanya standar kerja yang diterapkan oleh perusahaan, pengawasan terhadap pekerja yang kurang serta jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan pekerjaan yang ada. Analisis usaha tani paprika di PT JORO berdasarkan data yang diperoleh selama magang memberikan keuntungan setiap periode tanamnya (enam bulan). Analisis usaha tani tomat di PT JORO memberikan keuntungan setiap periode tanamnya (lima bulan), namun keuntungan yang diperoleh belum bisa mengembalikan modal infestasi yang dikeluarkan pada akhir periode usaha (tujuh periode tanam). Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani paprika setiap periode tanamnya sudah bisa mengembalikan modal infestasi pada akhir periode usaha (enam periode tanam). Usaha budidaya tomat varietas Marta yang dilakukan PT JORO belum memberikan keuntungan yang optimal bila dihitung dengan analisis usaha tani karena karakteristik kuantitatif tomat yang digunakan tidak sesuai dari segi ekonomi.

48 35 Pemangkasan cabang pada paprika menjadi tiga cabang per tanaman dapat mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman khususnya serangga jenis tungau seperti tungau merah (Tetranychus sp.) sebesar 91.36%. Bobot buah tomat di PT JORO adalah g dan jumlah buah yang dapat dipanen buah/tanaman maka produktivitas ratarata tanaman tomat di PT JORO selama lima bulan adalah 3.26 kg/tanaman, sementara panjang dan diameter buah tomat sebesar 6.28 dan 5.5 cm. Karakteristik kuantitatif buah tomat di PT JORO masih belum optimal bila dibandingkan dengan potensi sebenarnya. Saran Perbaikan dari aspek manajerial dan budidaya di PT JORO yang perlu dilakukan meliputi pembuatan jadwal yang terstruktur dan sesuai dengan tugas masingmasing, serta bangunan greenhouse dan instalasinya yang sebagian sudah rusak.

49 36 DAFTAR PUSTAKA Alberta Guide to commercial greenhouse sweet bell pepper production in Alberta. 3[13 Oktober 2009] Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008a. Luas Panen Tanaman Sayuran Di Indonesia Periode hortikultura. go.id /index.php? option = com_wrapper & Itemid = 237. [1 Maret 2010] b. Produksi Tanaman Sayuran Di Indonesia Periode http: //hortikultura. go.id /index.php? option = com_wrapper & Itemid=236. [1 Maret 2010] c. RataRata Hasil Tanaman Sayuran Di Indonesia Periode http: //hortikultura. go.id /index. Php? Option = com_wrapper & Itemid=238. [1 Maret 2010]. Jovicich, E and D. J. Cantlife Elephant s foot, a plant disorder in hydroponic greenhouse sweet pepper. Proc. Fla. State Hort. Soc. 112: Marcelis, L. F. M., E. Heuvelink, L. R. Baan HofmanEijer, J. Den Bakker and L. B. Xue Flower and fruit abortion in sweet pepper in relation to source and sink strength. Experimental Botany 55: Nederhoff, E Getting started with sweet peppers. Fruit danveg Tech 2:79. Opena, R.T. and H.A.M. Van Der Vossen Lycopersicon esculentum Miller., p In J. S. Siemonsma, and P. Kasem (Eds.). Prosea, Plant Resources Of SouthEast Asia No 8, Vegetables. Prosea Foundation. Bogor. Poulos, J. M Capsicum L., p In J. S. Siemonsma, and P. Kasem (Eds.). Prosea, Plant Resources Of SouthEast Asia No 8, Vegetables. Prosea Foundation. Bogor. Puslitbanghort Pengaruh Populasi Tanaman dan Teknik Seleksi Buah dan Pucuk Samping Tanaman Paprika Yang Ditanam Pada Dua Tipe Konstruksi Rumah Plastik Berbeda. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. 60 hal Budidaya Tanaman Paprika (Capsicum annum var. grossum) di Dalam Rumah Plastik. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. 61 hal Budidaya Paprika di Dalam Rumah Kasa Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. 65 hal.

50 Soekartawi Teori Ekonomi Produksi. Rajawali Press. Jakarta. 257 hal. Sumarna, A dan Y Kusandriani Pengaruh kombinasi dosis urea dan KCl serta pemangkasan cabang terhadap pertumbuhan dan hasil paprika kultivar California Wonder. Bul. Penl. Hort 27:1218. Zrubecz, P and F. Toth The effect of pruning on fruit quality composition and on the economic loss caused by Frankliniella occidentalis (Pergande) in greenhouse sweet pepper (Capsicum annuum L.). J. Zoology 4:

51 LAMPIRAN 38

52 39 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Bln Tgl Kegiatan Lokasi Feb 15 Memperkenalkan diri kepada manajer dan karyawan PT JORO Melakukan observasi lapangan Memasang tali sulur pada tomat Memupuk menggunakan urea pada tomat Menyortir tomat Melakukan diskusi dengan karyawan Melakukan penyemprotan pestisida 16 Melaksanakan diskusi pagi bersama manajer kebun dan karyawan Melakukan pengepakan bibit paprika Mengirim bibit paprika ke konsumen Memasang tali sulur pada tomat R. diskusi Seluruh area PT JORO R. diskusi, 5 dan 6 R. diskusi Prestasi kerja Penulis Karyawan (1HOK) (1HOK) 86 plb 196 plb 58.5 kg 164 kg 1537 plb 506 plb 162 plb 86 plb 196 plb 58 kg 1537 plb 162 plb 17 Mewiwil dan memasang sulur pada tomat Melakukan penyiraman konvensional Mewiwil tomat yang sudah berproduksi Mengirim tomat ke suplier supermarket(pt MOMENTA HORTIKULTURA) 170 plb 196 plb 494 plb 170 plb 196 plb 494 plb 18 Melakukan penyiraman konvensional Melakukan penyiraman drip irrigation Merundukkan dan memangkas tomat plb 2836 plb 251 plb 196 plb 251 plb 20 Menghitung populasi tanaman paprika Menyortir tomat Melilitkan paprika pada tali sulur GH 5 R. diskusi GH 2 dan 3 40 kg 74 kg 250 plb 34 kg 295 plb

53 40 Lampiran 1. Lanjutan Bln Tgl Kegiatan Lokasi Feb 22 Melakukan penyiraman drip irrigation 6 Prestasi kerja Penulis Karyawan (1HOK) (1HOK) 2836 plb 48 kg 40 kg 23 Mengepak bibit paprika Melakukan penyiraman drip irrigation Merundukkan tanaman tomat plb 2836 plb 381 plb 381 plb 24 Melakukan penyiraman drip irrigation Membantu penyerbukkan pada tomat plb 494 plb 46 kg 38 kg 25 Melakukan penyiraman drip irrigation Merundukkan tanaman tomat plb 373 plb 373 plb 26 Melakukan penyiraman drip irrigation Mewiwil tomat plb 75 plb 75 plb 27 Melakukan pengamatan pada paprika GH 3 50 kg 38 kg Mar 1 Mewiwil tomat Memanen paprika 158 plb 37 kg 158 plb 2 Mewiwil tomat Membuang tanaman paprika yang sakit GH plb 12 tan 168 plb 3 Melakukan penyiraman drip irrigation plb 50 kg 39 kg 4 Merundukkan tomat Memanen paprika GH plb 29 kg 38 kg 219 plb 38 kg 44 kg

54 41 Lampiran 1. Lanjutan Bln Tgl Kegiatan Lokasi Mar 5 Mewiwil tomat Melakukan penyiraman drip irrigation Merundukkan tomat 6 Prestasi kerja Penulis Karyawan (1HOK) (1HOK) 168 plb 168 plb 2836 plb 216 plb 43 kg 216 plb 6 Melakukan pengamatan Melakukan penyiraman drip irrigation Merundukkan tomat GH plb 220 plb 220 plb 8 Melakukan penyiraman drip irrigation Mewiwil tomat Merundukkan tomat plb 162 kg 99 plb 162 kg 99 plb 9 Melakukan penyiraman drip irrigation Merundukkan tomat Mewiwil tomat plb 158 plb 171 plb 158 plb 171 plb 10 Melakukan penyiraman drip irrigation Mewiwil tomat plb 169 plb 169 plb 11 Mewiwil tomat Melakukan penyiraman drip irigation 6 86 plb 2836 plb 86 plb 12 Melakukan penyemprotan pestisida Mewiwil paprika 6 GH plb 167 plb 2836 plb 167 plb 13 Melakukan pengamatan GH 3 15 Melakukan penyiraman drip irrigation Memanen paprika Melakukan penyemaian tahap 2 6 GH plb 43.5 kg 267 plb 5 kg 233 plb 16 Mewiwil tomat Membersihkan gulma GH plb 23 kg 219 plb

55 42 Lampiran 1. Lanjutan Bln Tgl Kegiatan Lokasi Mar 17 Membuat larutan nutirisi Joro ABmix Mewiwil tomat Melakukan penyiraman drip irrigation dan 6 6 Prestasi kerja Penulis Karyawan (1HOK) (1HOK) 153 plb 153 plb 2836 plb 18 Mengunjungi kebun konsumen PT JORO Kebun JO FARM 19 Melayat nenek yang meninggal 20 Melayat nenek yang meninggal 22 Menyemai paprika Melakukan pengamatan Membuang tanaman paprika yang sakit Mewiwil tomat GH 3 GH 5 GH 750 biji 7 tan 167 plb 750 biji 167 plb 23 Mengontrol kondisi benih di lemari persemaian Melakukan penyiraman drip irigation plb 24 Memanen paprika Mengisi polybag dengan arang sekam GH 2 16 kg 173 plb 154 plb 25 Mengontrol kondisi benih di lemari persemaian Mengisi polybag dengan arang sekam 90 plb 87 plb 26 Mengontrol kondisi benih di lemari persemaian Mengisi polybag dengan arang sekam 113 plb 120 plb 27 Memanen paprika Mengontrol kondisi benih di lemari persemaian GH 2 2 kg 29 Menyemai tomat varietas Marta Mengontrol kondisi benih di lemari persemaian 600 biji 600 biji

56 43 Lampiran 1. Lanjutan Bln Tgl Kegiatan Lokasi Mar 30 Mengisi polybag dengan arang sekam Memanen paprika Mengontrol kondisi benih di lemari persemaian GH 2 Prestasi kerja Penulis Karyawan (1HOK) (1HOK) 187 plb 200 plb 20 kg 31 Mengisi polybag dengan arang sekam Memindahkan benih paprika dari lemari persemaian ke polybag kecil (persemaian tahap 2) 202 plb 512 bibit 179 plb 450 bibit Apr 1 Menyiram persemaian Mengontrol kondisi benih di lemari persemaian 750 plb 2 Menyiram persemaian Mengontrol kondisi benih di lemari persemaian 750 plb 3 Menyiram persemaian Mengisi polybag dengan arang sekam Mengontrol kondisi benih di lemari persemaian 750 plb 50 plb 87 plb 5 Mengisi polybag dengan arang sekam Melakukan penjenuhan media Memindahkan benih tomat dari lemari persemaian ke polybag kecil Menyiram persemaian Mewiwil tomat 117 plb 500 plb 1011bibit 1256 plb 86 plb 122 plb 500 plb 1011 bibit 7 kg 86 plb 6 Mengisi polybag dengan arang sekam Melakukan penyiraman drip irrigation Menyiram persemaian plb 2836 plb 220 plb 2836 plb 7 Menyiram persemaian Mengisi polybag dengan arang sekam Memanen paprika GH plb 59 plb 14 kg 44 kg 183 plb

57 44 Lampiran 1. Lanjutan Bln Tgl Kegiatan Lokasi Apr 8 Menyiram persemaian Mengisi polybag dengan arang sekam Prestasi kerja Penulis Karyawan (1HOK) (1HOK) 1256 plb 97 plb 203 plb 9 Menyiram persemaian Mengisi polybag dengan arang sekam 29 kg 1256 plb 43 plb 211 plb 10 Memindahkan benih seledri ke persemaian tahap 2 Menyiram persemaian Mengisi polybag dengan arang sekam 1256 plb 104 plb 176 plb 12 Memindahkan seledri ke persemaian tahap 2 Menyiram persemaian 1256 plb 13 Memangkas daun tomat Supervisi dosen Menyiram persemaian 115 plb 41 kg 1256 plb 115 plb 37 kg 14 Memangkas daun tomat Memanen paprika Menyiram persemaian GH plb 34 kg 56 kg 1256 plb 167 plb 38 kg 15 Mengisi polybag dengan arang sekam Memindahkan benih tomat dan paprika dari lemari persemaian ke polybag kecil Mewiwil tomat Menyiram persemaian 75 plb 348 biji 169 plb 1256 plb 86 plb 432 biji 169 plb 16 Menyiram persemaian Mewiwil tomat 1256 plb 49 kg 168 plb 40.5 kg 168 plb 17 Menyiram dan mengontrol kondisi persemaian Mewiwil tomat 1256 plb 126 plb 126 plb

58 45 Lampiran 1. Lanjutan Bln Tgl Kegiatan Lokasi Apr 19 Menyiram dan mengontrol kondisi persemaian Mewiwil tomat Prestasi kerja Penulis Karyawan (1HOK) (1HOK) 1256 plb 220 plb 220 plb 20 Menyiram dan mengontrol kondisi persemaian Mewiwil tomat 1256 plb 220 plb 220 plb 21 Menyiram persemaian Memanen paprika GH plb 58 kg 21 kg 22 Menyiram persemaian Memanen paprika GH plb 35 kg 20 kg 23 Menyiram persemaian Memanen paprika GH plb 21 kg 24 Memindahkan tomat ke greenhouse Memanen paprika Menyiram persemaian GH 5 GH plb 37 kg 6 kg 1256 plb 477 plb 41 kg 26 Menyiram persemaian Memanen paprika GH plb 56 kg 20 kg 47 kg 27 Menyiram persemaian Memanen paprika GH plb 11 kg 28 Menyiram persemaian 1256 plb 40 kg 38 kg 29 Menyiram persemaian 1256 plb 30 Memindahkan paprika ke greenhouse 350 plb 298 plb Mei 1 Menyiram manual paprika 47 kg 6 kg 50 kg

59 46 Lampiran 1. Lanjutan Bln Tgl Kegiatan Lokasi Mei 3 Melakukan penyiraman konvensional Prestasi kerja Penulis Karyawan (1HOK) (1HOK) 15 kg 4 Melakukan penyiraman konvensional 39 kg 48 kg 40 kg 5 Melakukan penyiraman konvensional 40 kg 6 Melakukan penyiraman konvensional 63 kg 45 kg 55 kg 7 Melakukan penyiraman konvensional Memasang tali sulur pada tomat 85 plb 85 plb 8 Melakukan penyiraman konvensional 42 kg 40 kg 40 kg 31 kg 10 Memasang tali sulur Melakukan penyiraman konvensional 30 kg 115 plb 35 kg 115 plb 11 Melakukan penyiraman konvensional Memasang tali sulur 125 plb 125 plb 12 Melakukan penyiraman konvensional 40 kg 60 kg 32 kg 40 kg 13 Mewiwil tomat Memasang tali sulur pada tomat Melakukan penyiraman konvensional 78 plb 120 plb 120 plb 14 Menebang tanaman paprika Melakukan penyiraman konvensional GH plb 56 kg 30 kg 110 plb 42 kg

60 47 Lampiran 1. Lanjutan Bln Tgl Kegiatan Lokasi Mei 15 Memasang tali sulur Melakukan penyiraman konvensional dan 6 Prestasi kerja Penulis (1HOK) Karyawan (1HOK) 44 kg 56kg 54 plb 54 plb 17 Melakukan penyiraman konvensional 20 kg 63 kg 18 Membasmi Thrips parvispinus secara konvensional Melakukan penyiraman konvensional dan plb 57 kg 109 plb 50 kg 19 Membasmi Thrips parvispinus secara konvensional Melakukan penyiraman konvensional dan plb 62 kg 127 plb 60 kg 20 Membasmi Thrips parvispinus secara konvensional Melakukan penyiraman konvensional dan plb 55 kg 162 plb 23 kg 21 Membasmi Thrips parvispinus secara konvensional Melakukan penyiraman konvensional 108 plb 28 kg 36 kg 162 plb 22 Membasmi Thrips parvispinus secara konvensional Memasang tali sulur pada paprika Melakukan penyiraman konvensional dan plb 33 kg 54 plb 153 plb 49 kg 100 plb 24 Membasmi Thrips parvispinus secara konvensional Memasang tali sulur pada tomat Melakukan penyiraman konvensional dan 6 56 plb 55 kg 55 plb 56 plb 50 kg 55 plb

61 48 Lampiran 1. Lanjutan Bln Tgl Kegiatan Lokasi Mei 25 Menyemai paprika Melakukan penyiraman konvensional Prestasi kerja Penulis (1HOK) Karyawan (1HOK) 250 biji 250 biji 13 kg 25 kg 35 kg 26 Memasang tali sulur pada tomat Mewiwil paprika Mewiwil tomat Melakukan penyiraman konvensional GH 5 GH plb 55 plb 40 kg 82 plb 110 plb 55 plb 38 kg 82 plb 27 Mewiwil paprika Memasang tali sulur pada tomat Memanen selada Mengontrol benih paprika persemaian Melakukan penyiraman konvensional GH 5 Lahan luar 56 plb 85 plb 200 kg 56 plb 85 plb 200 kg 28 Memasang tali sulur pada tomat Melakukan penyiraman konvensional GH 5 87 plb 18 kg 31 kg 87 plb 37 kg 29 Memasang tali sulur pada tomat Melakukan penyiraman konvensional GH 5 88 plb 18 kg 42 kg 88 plb 31 Mengontrol benih paprika di lemari semai Memasang tali sulur pada tomat Melakukan penyiraman konvensional GH 5 37 plb 166 Plb 42 kg 41 kg 37 plb 48 kg Jun 1 Melakukan penjenuhan polybag dengan air Memindahkan benih dari lemari persemaian ke polybag Melakukan penyiraman konvensional 133 plb 265 bibit 133 plb 265 bibit

62 49 Lampiran 1. Lanjutan Bln Tgl Kegiatan Lokasi Jun 2 Mengisi polybag dengan arang sekam Melakukan penjenuhan polybag dengan air Memindahkan benih dari lemari persemaian ke polybag Menyiram polybag dengan larutan pestisida Previcur Menaburi polybag dengan pestisida Siputok Prestasi kerja Penulis Karyawan (1HOK) (1HOK) 81 plb 36 plb 117 plb 117 plb 235 bibit 500 plb 47 kg 254 plb 235 plb 246 plb 3 Melakukan penyiraman konvensional 32 kg 40 kg 28 kg 20 kg 4 Mewiwil tomat Memindahkan selada dari semai 1 ke semai 2 Melakukan penyiraman konvensional 75 plb 56 kg 20 kg 75 plb 30 kg 5 Memindahkan selada dari semai 1 ke semai 2 Menyiram manual paprika 39 kg 35 kg 30 kg 34 kg 6 Memindahkan selada dari semai 1 ke semai 2 Menyulam tali sulur Melakukan penyiraman konvensional 32 kg 29 kg 7 Mewiwil paprika Memindahkan selada dari semai 1 ke semai Melakukan penyiraman konvensional 164 plb 17 kg 27 kg 164 plb

63 50 Lampiran 1. Lanjutan Bln Tgl Kegiatan Lokasi Jun 8 Melakukan penyiraman konvensional Mewiwil paprika Prestasi kerja Penulis (1HOK) Karyawan (1HOK) 109 plb 109 plb 50 kg 48 kg 9 Melakukan penyiraman konvensional Mewiwil paprika 162 plb 39 kg 59 kg 162 plb 23 kg 10 Melakukan penyiraman konvensional Mewiwil paprika 155 plb 26 kg 30 kg 155 plb 11 Melakukan penyiraman konvensional Mewiwil paprika 164 plb 23 kg 27 kg 164 plb 12 Melakukan penyiraman konvensional Mewiwil paprika 162 plb 29 kg 31 kg 162 plb 14 Mewiwil tomat Mengisi polybag dengan arang sekam dan 6 GH plb 30 kg 120 plb 162 plb 24 kg 113 plb 15 Mewiwil tomat Melaksanakan perpisahan dengan karyawan dan manajer PT JORO Mengisi polybag R. diskusi GH plb 169 plb 170 plb 143 plb Keterangan : GH : Greenhouse Plb : Polybag

64 51 PT JORO Lampiran 2. Peta Lokasi PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat

65 Lampiran 3. Denah PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat 52

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 15 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANGG Penyemaian Penyemaian tanaman paprika dann tomat dilakukan minimal 40 hari sebelum tanam (Lampiran 5). Arang sekam dan benih paprika atau tomat t direndam menggunakan larutan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Usaha Tani PT JORO merupakan sebuah perusahaan agribisnis hortikultura yang meliputi budidaya, sarana budidaya, distributor benih, produsen pupuk dan konsultan pertanian..

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat LAMPIRAN 38 39 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat Bln Tgl Kegiatan Lokasi Feb 15 Memperkenalkan diri kepada manajer dan karyawan PT JORO Melakukan observasi

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi 16 PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi Tanaman stroberi mampu berproduksi dengan baik sampai dengan dua tahun apabila dipelihara dengan baik. Tanaman stroberi di Vin s Berry Park umurnya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr PERSEMAIAN CABAI Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai Djoko Sumianto, SP, M.Agr BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN 2017 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A24051966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK Analisis pendapatan usahatani paprika hidroponik meliputi analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan, dan analisis R/C. Perhitungan usahatani

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Pasirlangu Gambaran umum Desa Pasirlangu meliputi keadaan geografi dan administratif, kependudukan, serta sarana dan prasarana. 5.1.1. Keadaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim 10 KEADAAN UMUM Letak Geografis dan Iklim Vin s Berry Park adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis hortikultura khususnya budidaya, pengolahan dan agrowisata stroberi. Vin s Berry Park

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tomat Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang mempunyai prospek cukup cerah untuk dibudidayakan. Buah tomat

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 0 PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 10712017 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah NAMA : HERRY WICOYO NIM : 11.12.5939 KELAS : 11-SI-SI-08 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tomat 1) Botani dan morfologi tanaman tomat Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae (berkeping dua). Secara lengkap ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi Stroberi merupakan tanaman herba tahunan. Batang utama tanaman ini sangat pendek. Daun stroberi merupakan daun majemuk beranak daun tiga (trifoliate) dengan tepi daunnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan Stroberi mulai berbuah pada umur 4 5 bulan setelah tanam. Buah stroberi yang bisa dipanen ditandai dengan kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan, hingga kuning

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Diskripsi Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu anggota famili Cucurbitaceae genus Cucumis. Melon berasal dari Afrika Timur dan Afrika Timur-Laut. Melon

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

Welcome! Seminar Praktek Lapangan Bogor, 07 Desember 2006

Welcome! Seminar Praktek Lapangan Bogor, 07 Desember 2006 Welcome! Seminar Praktek Lapangan Bogor, 07 Desember 2006 MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN PERTANIAN PADA BUDIDAYA BUNGA HEBRAS DALAM GREENHOUSE ROHMAT FARM, CISARUA KAB. BANDUNG Disusun oleh: Anne Noor Inayah

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di 12 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di Laboraturium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

Pengembangan Pertanian Dengan Berbisnis. Tanaman Cabe untuk di Pasarkan dan meningkatkan Kualitas

Pengembangan Pertanian Dengan Berbisnis. Tanaman Cabe untuk di Pasarkan dan meningkatkan Kualitas Lingkungan Bisnis Peluang Usaha Pengembangan Pertanian Dengan Berbisnis Tanaman Cabe untuk di Pasarkan dan meningkatkan Kualitas Nama : Januareza Satria Nim : 10.11.3800 Kelas Study : S1 - TI 2 D : Lingkungan

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Metode Pelaksanaan Metode yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 16 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan penulis meliputi : penyiraman, pemupukan, pemangkasan, pembersihan gulma, penanaman ulang dan penggantian media tanam, pengendalian hama

Lebih terperinci

Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru

Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru. Gambas dalam bahasa latin Gambas memiliki nama Luffa acutangula di malaysia dikenal dengan nama Ketola sedangkan di filipina dikenal dengan nama Patola. Gambas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas hortikultura terutama jenis sayur-sayuran dan buah-buahan sangat diminati oleh konsumen. Sayuran diminati konsumen karena kandungan gizinya baik dan dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT MAKALAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT Disusun oleh: WIDYA ALMAIDA (0910440215) JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat Tanaman tomat diduga berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan terutama Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke Italia, Jerman dan negaranegara Eropa lainnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

BUDIDAYA GREEN BUTTERHEAD (Lactuca sativa var. capitata L.) SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT DENGAN MEDIA TANAM ROCKWOOL

BUDIDAYA GREEN BUTTERHEAD (Lactuca sativa var. capitata L.) SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT DENGAN MEDIA TANAM ROCKWOOL LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA GREEN BUTTERHEAD (Lactuca sativa var. capitata L.) SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT DENGAN MEDIA TANAM ROCKWOOL Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Percobaan 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Perkecambahan benih-benih purwoceng terjadi pada waktu yang berbedabeda karena tidak dilakukan persemaian serempak. Tanaman dikelompokkan sesuai umur untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci