PAGUYUBAN WARGA KELURAHAN (UPK BKM PWK) MUGARSARI KOTA TASIKMALAYA DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW).

Transkripsi

1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PINJAMAN BERGULIR UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT PAGUYUBAN WARGA KELURAHAN (UPK BKN PWK) MUGASARI KOTA TASIKMALAYA DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Dadang Haryanto 1, Zeni Muhamad Noer 2 1) Prodi Sistem Informasi STMIK DCI Jl. Letjen Mashudi No. 6 Kota Tasikmalaya masterlumut@gmail.com 2) Prodi Sistem Informasi STMIK DCI Perum Cisalak Blok V No. 54/11 Kel. Nagarasari Kec. Cipedes Kota Tasikmalaya zenisunil@yahoo.com ABSTRAK Penentuan kelayakan pemberian pinjaman bergulir sering kali kurang tepat sehingga mengakibatkan risiko kredit macet yang dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Untuk itu diperlukan suatu metode sistem pendukung keputusan (Simple Additive Weighting) yang bertujuan menganalisa KSM yang layak mendapatkan pinjaman. Adapun manfaat dengan adanya sistem ini yaitu membantu pihak UPK (Unit Pengelola Keuangan) dalam menentukan kelayakan pemberian pinjaman. SAW merupakan metode sistem pendukung keputusan yang dipilih dalam sistem ini. KSM yang mengajukan pinjaman akan dinilai berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, dimana kriteriakriteria tersebut memiliki bobot tersendiri. Bobot yang telah diberikan berfungsi untuk memprioritaskan kriteria mana yang lebih diunggulkan. Setelah nilai yang telah ada dimasukkan ke dalam rumus SAW akan menghasilkan output nilai prioritas tertinggi pada semua KSM. Kata Kunci: Sistem pendukung keputusan, Simple Additive Weighting, penentuan kelayakan pemberian pinjaman bergulir 1. PENDAHULUAN Pinjaman Bergulir adalah salah satu kegitan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat untuk membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Dalam konteks PNPM, pengertian Pinjaman Bergulir adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Badan/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM) melalui Unit Pengelola Keuangan (UPK) untuk memberikan modal kepada warga miskin melalui mekanisme kelompok dan dikembalikan dengan cara angsuran. Dalam istilah PNPM kelompok tersebut dinamakan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Salah satu unsur pokok keberhasilan program yaitu dapat dilihat dari tingkat pengembaliannya. Karena dari pengembalian pinjamanlah program pinjaman bergulir dapat dikembangkan dan dipertahankan pergulirannya. Selain dari pada itu, dari tingkat pengembalian inilah nantinya BKM bisa mendapatkan 21

2 pendapatan jasa yang ada untuk menutupi biaya operasionalnya. BKM PWK Mugarsari adalah salah satu lembaga yang masih aktif menjalankan program pinjaman bergulir melalui UPKnya. Dalam perjalanannya, kredit macet dan ketidaktepatan KSM dalam mengangsur dengan tertib bisa dikatakan sebagai masalah pokok di UPK BKM PWK Mugarsari dalam melaksanakan pinjaman bergulir. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk membantu UPK BKM PWK Mugarsari dalam penilaian KSM calon peminjam yang dituangkan dalam pembuatan Tugas Akhir dengan judul SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PINJAMAN BERGULIR UNIT PENGELOLA KEUANGAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT PAGUYUBAN WARGA KELURAHAN (UPK BKM PWK) MUGARSARI KOTA TASIKMALAYA DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW). II. LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan yang selanjutnya kita singkat dalam skripsi ini menjadi SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semiterstruktur. Secara khusus, Sistem Pendukung Keputusan (SPK) didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semiterstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu. Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang manajer dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan manajer dalam pembuatan keputusan diharapkan dapat ditingkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, dan hal ini tentu akan meningkatkan efisiensi kerja manajer yang bersangkutan (Hermawan, 2005 : 70 ) 2.2 Konsep Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah memiliki fungsi sebagai pangkal atau permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah secara individual dan secara kelompok baik secara institusional maupun secra organisasional. a. Keputusan Beberapa definisi keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan sebagai berikut (Hasan, 2004): 1. Menurut Ralph C. Davis Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. 22

3 2. Menurut Mary Follet Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi. 3. Menurut James A.F.Stoner Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: a. Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan. b. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik. c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tertentu. 4. Prajudi Atmosudirjo Keputusan adalah suatu pengakhiran dari pada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif. Dari pengertian - pengertian keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif. b. Pengambilan Keputusan Beberapa definisi pengambilan keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan sebagai berikut: 1. Menurut George R. Terry. Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. 2. Menurut S.P. Siagian Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat (Hasan : 2004 : 97). c. Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan Beberapa keusntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut: 1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks 2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah 3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat 4. Pandangan dan pembelajaran baru 5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi 6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja 7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM) 8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat 9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha (Kusrini, 2007 : 65). d. Kelamahan Sistem Pendukung Keputusan Adapun kelemahan yang dimiliki sistem pendukung keputusan adalah: 23

4 1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya. 2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar s erta model dasar). 3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan. 4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. 5. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya Pinjaman Bergulir Pinjaman dana bergulir adalah salah satu program pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat miskin di bawah naungan PNPM Mandiri. Pinjaman dana bergulir yang selanjutnya disebut sebagai pinjaman bergulir ini, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh Badan/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM) melalui Unit Pengelola Keuangan (UPK) untuk memberikan modal kepada warga miskin melalui mekanisme kelompok dan dikembalikan dengan cara angsuran. Dalam istilah PNPM kelompok tersebut dinamakan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) (Armen Effendy: 2014). a. Sasaran Pinjaman Bergulir Sasaran utama pelaksanaan kegitan pinjaman bergulir adalah rumah tangga miskin (berpendapatan rendah) di wilayah kelurahan UPK berada, khususnya masyarakat miskin yang sudah diidentifikasi dalam daftar masyarakat miskin PS2. Indikator tercapainya sasaran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Peminjam berasal dari masyarakat miskin yang telah diidentifikasi dalam PJM pronangkis dan telah masuk dalam daftar PS2. 2. Minimal 30% peminjam adalah perempuan. 3. Para peminjam dari rumah tangga miskin tersebut telah bergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), khusus untuk kegiatan ini berjumlah minimal 5 orang. 4. Akses pinjaman bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya baik terjamin keberlanjutannya baik melalui dana BLM maupun melalui dana hasil channeling dengan kebijakan pinjaman yang jelas. b. Kelayakan Peminjam Berikut adalah kriteria kelayakan KSM yang harus dipenuhi calon peminjam: 1. KSM peminjam telah terbentuk dan anggotanya adalah warga miskin yang tercantum dalam PS2. 2. KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat miskin. 3. KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota-anggotanya secara sukarela, demokratis, partisipatif, tranparan, dan kesetaraan. 4. Anggota KSM termasuk kategori keluarga miskin sesuai kriteria yang ditetapkan sendiri oleh LKM/BKM/Masyarakat. 5. Jumlah anggota minimal 5 orang. 6. Jumlah anggota KSM minimal 30% perempuan. 7. Mempunyai pembukuan yang memadai sesuai kebutuhan. 24

5 8. Semua anggota KSM menyetujui sistem tanggung renteng dan dituangkan secara tertulis dalam Pernyataan Kesanggupan Tanggung Renteng. 9. Semua anggota KSM telah memperoleh pelatihan tentang pinjaman bergulir, Rencana Usaha, Kewirausahaan dan Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (PERT) dari fasiatator dan BKM/UPK. 10. KSM dapat mengakses pinjaman bergulir apabila membentuk kelompok dan minimal 3 bulan berturut-turut memiliki kegitan untuk menggalang tabungan kelompok. Proses pembentukan KSM peminjam mengacu kepada proses pembentukan KSM pada umumnya, tidak semata-mata hanya tujuan pemanfaatan BLM melalui pinjaman bergulir tetapi tujuan lebih jauh yakni kesamaan visi, misi dalam rangka peningkatan pendapatan dan penghidupan keluarga. 2.4 BKM PWK Mugarsari BKM PWK Mugarsari merupakan akronim dari Badan Keswadayaan Masyarakat Paguyuban Warga Kelurahan Mugarsari, adalah salah satu lembaga yang menjembatani aspirasi masyarakat kepada pemerintah, khusunya PNPM Mandiri Perkotaan. Bidang-bidang yang ditangani oleh BKM PWK Mugarsari adalah bidang ekonomi yang dibantu oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK), bidang sosial yang dibantu oleh Unit Pengelola Sosial (UPS), dan bidang lingkungan yang dibantu oleh Unit Pengelola Lingkungan (UPL). 2.5 Simple Additive Weighting (SAW) Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan salah satu metode yang sering dipakai untuk membantu pengambilan keputusan dalam suatu kasus. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Pahlevy: 2010). Proses perhitungan yang menghasilkan nilai terbesarlah yang akan terpilih sebagai alternatif terbaik, dan perhitungan akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode SAW atau yang sering dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot ini, memerlukan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (Kusumadewi, Harjoko, dan Wardoyo: 2006). Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai bobot pada setiap kriteria 2. Melakukan normalisasi / merubah matriks M ke R dengan persamaan sebagai berikut: r ij = ( X ij / Max{X ij}) r ij = (Min{X ij} /X ij) Keterangan: r ij = nilai rating kinerja ternormalisasi X ij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria Max X ij = nilai terbesar dari setiap kriteria i Min X ij = nilai terkecil dari setiap kriteria i Dimana R ij adalah nilai rating kinerja ternormalisasi dari alternatif A i pada atribut C j; i = 1, 2, 3,..., m dan j = 1, 2, 3,, n. 3. Menentukan perankingan Rumus: 25

6 Keterangan: V i = rangking untuk setiap alternatif w j = nilai bobot dari setiap kriteria r ij = nilai rating kinerja ternormalisasi Nilai V i yang lebih besar mengindikasikan alternatif A i yang terpilih. Kelebihan dari metode simple additive weighting dibanding dengan model pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, selain itu SAW juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada karena adanya proses perangkingan setelah menentukan bobot untuk setiap atribut (Kusumadewi, Harjoko, dan Wardoyo: 2006). III. ANALISA MASALAH Untuk mendapatkan pinjaman bergulir, KSM harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Dan KSM yang terpilih harus sesuai kriteria yang berlaku. Adapun kriteria-kriterianya adalah Purpose (C1), Character (C2), Capacity (C3), dan Continuitas (C4). Dari kriteria tersebut maka dibuat suatu prioritas kriteria berdasarkan nilai bobot yang telah ditentukan ke dalam bilangan fuzzy. Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria adalah sebagai berikut, range bobot subkriteria dari 1-5: Tabel 3.1 Tabel Kriteria Pinjaman Bergulir No Kriteria Bobot 1 Purpose 3 2 Character 2 3 Capasitas 2 4 Continuitas 4 26

7 Tabel 3.2 Tabel Subkriteria Pinjaman Bergulir No Kriteria Subkriteria 1 Purpose Purpose termasuk kriteria benefit. Purpose dimaksudkan untuk mengetahui tujuan KSM mengajukan pinjaman. Berikut penjabaran interval Purpose: Purpose Bobot Modal mulai usaha Tambah modal usaha 2 3 Modal usaha baru 5 2 Character Character termasuk kriteria benefit. Character dimaksudkan untuk mengetahui jumlah dan komposisi anggota KSM. Berikut penjabaran interval Character: Character Bobot 5-6 orang, minimal 30% 3 perempuan 7 orang, minimal 30% 2 perempuan 8-9 orang, minimal 30% 1 perempuan 3 Capacity Capacity merupakan kriteria benefit. Capacity dimaksudkan untuk mengetahui seberapa lama kemampuan KSM dalam melunasi pinjaman. Berikut penjabaran interval Capacity: Capacity Bobot 10 bulan 4 12 bulan 3 18 bulan 1 4 Continuitas Continuitas merupakan kriteria cost. Continuitas dimaksudkan untuk mengetahui riwayat pinjaman. Berikut penjabaran interval Continuitas: Continuitas Bobot 1 kali pinjaman 5 2 kali pinjaman 4 3 kali pinjaman 3 4 kali pinjaman 2 5 kali pinjaman 1 27

8 Flowchart Cara Menentukan Kelayakan Pemberian Pinjaman Bergulir dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Di bawah ini merupakan flowchart metode Simple Additive Weighting (SAW): Gambar 3.1 Flowchart IV. PERANCANGAN SISTEM Diagram Konteks Gambar 4.1 Diagram Konteks 28

9 Gambar 4.10 ERD (Entity Realitionship Diagram) V. IMPLEMENTASI PROGRAM 5.1 Implementasi Program yang dirancang oleh penulis merupakan sebuah program Sistem Pendukung Keputusan Pinjaman Bergulir UPK BKM PWK Mugarsari Kota Tasikmalaya dengan Metode SAW. Sebelum pada tahapan implementasi program, penulis mengajukan beberapa tahapan yang harus dipersiapkan agar program aplikasi ini dapat berfungsi dengan maksimal dan sebagai mana mestinya. Adapun tahapan yang harus dilakukan adalah : Perangkat yang Digunakan Dalam mengimplementasikan program, penulis menggunakan beberapa perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), diantaranya : a. Perangkat Keras (hardware) yang digunakan : 1. Processor AMD E1-2100/1.0 GHz 2. Memory 2048 MB 3. Harddisk 500 GB 4. Monitor 11.6" WXGA High Definition Display b. Perangkat Lunak (software) yang digunakan : 1. Sistem Operasi Microsoft Windows 7 Professional 2. Borland Delphie 7 3. Database MYSQL 4. Microsoft Visio Tampilan Form Tampilan form pada program Sistem Pendung Keputusan Pinjaman Bergulir UPK BKM PWK Mugarsari Kota Tasikmalaya dengan Metode SAW adalah sebagai berikut : 29

10 1. Form Utama Gambar 5.1 Tampilan Form Menu Utama VI. KESIMPULAN Berdasarkan pembahsan dari babbab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kelayakan KSM calon peminjam pinjaman bergulir yang dilakukan secara manual memungkinkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kelalaian, kesalahan atau bisa juga melanggar peraturan, sehingga dibutuhkan sebuah istem pendukung keputusan sehingga dapat meminimalisir permasalahan tersebut. Sistem Pendukung Keputusan ini menampilkan ranking dari KSM calon peminjam sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kelayakan pinjaman bergulir. Proses yang dilakukan sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode Simple Additive Weighting yaitu dengan mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Maka dari itu, penulis merancang sebuah sistem pendukung keputusan untuk kelayakan pinjaman bergulir dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). VII. DAFTAR PUSTAKA Angkasa, SE, M.Kom, Seradi Penerapan Metode Profile Matching Untuk Menentukan Kelayakan Pemberian Kredit Pada PNPM Mandiri Kota Banjarmasin. Jurnal Teknologi Informasi. ISSN: STMIK Indonesia Banjarmasin: Banjarmasin. Effendi Bakar, H. Armen Kiat Sukses Pengelolaan Pinjaman Bergulir di PNPM Perkotaan. Bukittinggi: PNPM Mandiri. (Online) &catid=2&. Diakses Tanggal: [18 Maret 2016] PNPM Petunjuk Teknik Pinjaman Bergulir. Jakarta: Direktorat Jendral Cipta Karya - Kementrian Pekerjaan Umum. 30