BAB VI TINGKAT PENDAPATAN USAHA DAN KERJA PARIWISATA DI PULAU PRAMUKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI TINGKAT PENDAPATAN USAHA DAN KERJA PARIWISATA DI PULAU PRAMUKA"

Transkripsi

1 85 BAB VI TINGKAT PENDAPATAN USAHA DAN KERJA PARIWISATA DI PULAU PRAMUKA 6.1 Tingkat Pendapatan Usaha dan Kerja Pariwisata Semenjak Pulau Pramuka berkembang menjadi pulau wisata pemukiman, telah terjadi beberapa perubahan seperti Pulau Pramuka dikenal oleh masyarakat luas, wawasan orang pulau meningkat, dan munculnya sumber penghasilan tambahan meskipun kegiatan pariwisata masih bersifat siklikal. Kunjungan wisatawan cenderung meningkat pada saat akhir pekan maupun pada hari libur tertentu seperti tahun baru, natal dan lainnya. Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan usaha pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011 Tingkat Pendapatan Jumlah Persen Tinggi ( Pendapatan > Rp ) 3 3,7 Sedang ( Rp < Pendapatan Rp ) 1 1,2 Rendah ( Rp Pendapatan Rp ) 77 95,0 Total ,0 Berdasarkan data pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa hanya terdapat tiga usaha yang tergolong sebagai tingkat pendapatan tinggi dimana pendapatan tersebut lebih dari Rp Usaha yang masuk ke dalam kategori tingkat pendapatan tinggi tersebut adalah biro perjalanan (travel agent) DPN, restoran NRO dan homestay WDG. Selain itu terdapat dua usaha yang masuk ke dalam tingkat pendapatan sedang yaitu homestay VDM. Sebaliknya sebanyak 95 persen usaha termasuk ke dalam tingkat pendapatan rendah. Rata-rata pendapatan di sektor pariwisata yaitu sekitar Rp ,00/bulan dengan pendapatan tertinggi mencapai Rp ,00/bulan dan pendapatan terendah Rp ,00/bulan. Usaha dengan pendapatan tertinggi tersebut merupakan usaha biro perjalanan,

2 86 sedangkan usaha dengan pendapatan terendah adalah usaha penyewaan kapal yang dilakukan oleh nelayan setempat. Persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan dan jenis kegiatan usaha dan kerja pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 25. Dari data tersebut dapat dilihat tingkat pendapatan disetiap jenis kegiatan memang dominan pada tingkat pendapatan rendah, namun pada sektor kegiatan homestay, rumah makan dan jasa terdapat dapat usaha yang masuk pada tingkat pendapatan tinggi dan sedang. Usaha-usaha yang tergolong ke dalam tingkat pendapatan tinggi tersebut dominan dilakukan oleh pendatang yang bermodal besar dan hanya ada satu usaha yang tergolong tingkat pendapatan tinggi yang dilakukan oleh penduduk asli yaitu pada sektor jasa Tingkat Pendapatan Rendah Tingkat Pendapatan Sedang Tingkat Pendapatan Tinggi Gambar 25. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan dan Jenis Kegiatan Usaha dan Kerja Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011 Pemanfaat usaha dan kerja di pariwisata terdiri dari mereka yang berusaha dan kerja hanya di sektor wisata, usaha dan kerja utama di sektor wisata dengan pekerjaan sampingan di sektor lain, serta usaha dan kerja sampingan di sektor wisata dengan pekerjaan utama di sektor lain. Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan rumahtangga bagi mereka yang berusaha dan bekerja hanya di sektor wisata adalah 100 persen. Hal ini karena mereka hanya mengandalkan usaha dan pekerjaan mereka di satu sektor saja. Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan rumahtangga bagi mereka yang menjadikan usaha dan kerja

3 87 di sektor wisata sebagai pekerjaan sampingan dengan pekerjaan utama di sektor lain adalah rata-rata sebesar 49,9 persen. Angka tersebut mencapai 50 persen dikarenakan beberapa pengusaha memiliki pekerjaan atau usaha sampingan ganda di sektor pariwisata sehingga pendapatan sampingan mereka bisa lebih besar daripada pendapatan utama mereka. Akan tetapi, pendapatan pada sektor pariwisata tergolong tidak menentu sehingga para pengusaha maupun pekerja tersebut tetap mengandalkan pendapatan dari pekerjaan utama mereka untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga. Hal ini karena pekerjaan utama mereka memiliki penghasilan yang tetap setiap bulannya. Sebaliknya kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan rumahtangga bagi mereka yang menjadikan usaha dan kerja di sektor wisata sebagai pekerjaan utama dengan pekerjaan sampingan di sektor lain adalah rata-rata sebesar 72,1 persen. 18% 68% 14% Usaha / Kerja Hanya di Sektor Pariwisata Usaha/Pekerjaan Utama di Sektor Pariwisata Usaha/Pekerjaan Sampingan di Sektor Pariwisata Gambar 26. Persentase Responden Berdasarkan Tipe Usaha dan Kerja Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011 Persentase responden berdasarkan tipe usaha dan kerja pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 26, dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 68 persen pemanfaat usaha dan kerja yang bekerja dan berusaha di satu sektor yaitu sektor pariwisata, sedangkan sisanya terdapat sekitar 18 persen pemanfaat usaha dan kerja yang menjadikan sektor pariwisata sebagai pekerjaan utama dan sektor lain sebagai pekerjaan sampingan serta 14 persen pemanfaat usaha dan kerja yang menjadikan sektor pariwisata sebagai pekerjaan sampingan dan sektor lain sebagai pekerjaan utama. Umumnya yang menjadikan usaha atau

4 88 kerja di sektor wisata sebagai pekerjaan sampingan adalah mereka yang bekerja sebagai PNS. Beberapa dari pelaku usaha dan kerja yang menjadikan usaha dan kerja pariwisata sebagai pekerjaan utama dulunya sempat bekerja sebagai nelayan, namun dikarenakan kelimpahan ikan yang saat ini semakin berkurang maka nelayan tersebut beralih ke sektor pariwisata karena dilihat lebih menguntungkan, seperti yang diutarakan salah satu pelaku usaha pariwisata di Pulau Pramuka : Modal usaha saya yang sekarang berasal dari jual kapal saya sendiri. Dulunya saya nelayan, tapi karena ikan susah dicari dan kadang hasilnya ga sampai bisa nutup bayar solar, akhirnya saya berhenti melaut. Daripada dapet hasil engga tapi dapet cape iya. Soalnya kan melaut itu bisa dari pagi sampai sore. Kalau pekerjaan yang sekarang, saya bisa lebih santai, ga perlu cape, tapi pemasukan ada, apalagi kalau hari libur dan banyak wisatawan. ( Syt, 46 tahun). Ada pula para pekerja dan pengusaha di sektor wisata yang dulunya merupakan ABK nelayan, buruh di Jakarta, serta pekerja di resort-resort wisata seperti housekeeper dan pekerja restoran. Beberapa pensiunan PNS juga memanfaatkan usaha di sektor wisata sehingga dapat menjadi tambahan pendapatan bagi keluarga mereka Tingkat Pendapatan Rendah Tingkat Pendapatan Sedang Tingkat Pendapatan Tinggi Formal Informal Gambar 27. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan dan Sifat Kegiatan Usaha dan Kerja Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011 Data persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan dan sifat kegiatan usaha dan kerja pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 27. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa seluruh usaha di sektor informal tergolong ke dalam tingkat pendapatan rendah. Sebaliknya usaha pada sektor formal cukup

5 89 beragam pada tingkat pendapatan tinggi hingga rendah. Namun pada sektor formal juga cukup dominan pada tingkat pendapatan rendah Tingkat Pendapatan Rendah Tingkat Pendapatan Sedang Tingkat Pendapatan Tinggi Setiap Hari Akhir Pekan Gambar 28. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan dan Pola Kegiatan Usaha dan Kerja Pariwisata di Pulau Pramuka Tahun 2011 Data persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan dan pola kegiatan usaha dan kerja pariwisata di Pulau Pramuka disajikan pada Gambar 28. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada pola kegiatan setiap hari, tingkat pendapatan usaha beragam pada tingkat pendapatan tinggi hingga rendah. Sebaliknya pada pola kegiatan akhir pekan seluruhnya termasuk ke dalam tingkat pendapatan rendah. 6.2 Pendapatan Homestay Pendapatan homestay di Pulau Pramuka cukup bervariasi dan tidak menentu. Hal ini karena kunjungan wisatawan yang masih bersifat siklikal. Beberapa homestay (terutama homestay yang bersifat informal) bahkan tidak selalu mendapatkan tamu dalam satu bulan. Rata-rata pendapatan homestay di Pulau Pramuka berkisar Rp ,00/bulan, dimana pendapatan tersebut masih berupa pendapatan kotor. Sebaliknya sebelum pariwisata berkembang, pendapatan homestay rata-rata Rp ,00/bulan bahkan bisa kurang dari ratarata tersebut. Homestay yang tergolong kecil (dengan jumlah bangunan yang dimiliki satu buah dan kisaran luas lahan satu kaveling 12 x 15 m) umumnya memiliki pendapatan antara Rp ,00 Rp ,00/bulan. Homestay yang tergolong besar (dengan jumlah bangunan lebih dari satu buah dan kisaran luas

6 90 lahan dua hingga empat kaveling) umumnya memiliki pendapatan antara Rp ,00 Rp ,00/bulan. Bahkan di bulan-bulan tertentu dimana musim kunjungan wisatawan memuncak (seperti pada tahun baru, Idul Adha, lebaran, hari kemerdekaan Indonesia, dan hari libur lainnya), beberapa homestay besar tersebut mencapai pendapatan diantara Rp ,00 hingga Rp ,00/bulan. Pada homestay formal rata-rata pendapatan per bulan mencapai Rp ,00 Rp ,00/bulan. Di beberapa homestay informal, terdapat sistem bagi hasil bagi para pengelola homestay yang dipercayakan oleh para pemiliknya. Umumnya dari tarif sekitar Rp ,00/kamar atau Rp ,00/kamar, para pengelola mendapat imbalan sebesar Rp ,00 Rp ,00/kamar dan sisanya Rp ,00 Rp ,00 merupakan biaya operasional seperti laundry, pengisian air galon, pembayaran listrik, pembelian pembersih ruangan dan sebagainya. Selain mendapatkan imbalan tersebut, beberapa pengelola juga mendapatkan upah dengan rata-rata sekitar Rp ,00 Rp ,00/bulan. Para pekerja homestay di sektor formal umumnya mendapat upah antara Rp ,00 Rp ,00/bulan. Sejauh ini tidak semua homestay melakukan pembukuan keuangan maupun pencatatan penghuni homestay. Hanya homestay formal yang melakukan pencatatan tersebut, dan beberapa homestay informal juga melakukan pencatatan meskipun masih dengan cara yang sederhana. Pendapatan suatu homestay secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah (1) tipe bangunan, (2) tarif homestay, (3) jarak dari dermaga, (4) kapasitas ruangan, (5) fasilitas, (6) promosi dan kerjasama dengan pihak tertentu. Homestay di Pulau Pramuka terdiri dari dua tipe bangunan yaitu tipe bangunan per kamar dan tipe bangunan rumah, sehingga perbedaan tipe bangunan tersebut turut membedakan tarif yang dipasang. Tipe bangunan per kamar umumnya dipatok dengan tarif Rp ,00/malam sedangkan tipe bangunan rumah berkisar pada harga Rp ,00 Rp ,00/malam, tergantung kapasitas bangunan tersebut. Tipe bangunan per kamar umumnya memiliki kapasitas dua hingga empat orang, meskipun kadang-kadang ada pula yang memperbolehkan hingga enam orang per kamar karena kamar yang disediakan cukup luas. Tipe bangunan rumah umumnya

7 91 memiliki kapasitas tujuh hingga sepuluh orang bahkan lebih tergantung luas bangunan dari rumah tersebut. Beberapa homestay yang sifatnya informal, dapat ditawar dalam hal tarif terutama pada hari-hari biasa (weekday) sehingga harganya bisa berkisar pada Rp ,00 Rp ,00/malam. Berikut adalah kutipan yang disampaikan salah satu pemilik homestay di Pulau Pramuka : yaa, harganya sih sebenernya bisa ditawar, tapi kalau weekday aja, kalau weekend kita pasang tarif standar. Apalagi kan yang biasanya dateng kesini tuh kebanyakan mahasiswa, mereka biasa maunya yang murah-murah, satu kamar aja kadang sampai dipakai melebihi kapasitas, desak-desakan gitu. Biasanya kalau gitu ya kita kasih charge extra bed. Kita tau lah mahasiswa kan sama aja kayak anak sekolahan, kasian juga. Buat kitanya juga daripada ga ada pemasukan sama sekali yang mending kita kasih harga miring aja. Siapa tau ntar mereka bawa tamu ke kita lagi pas balik lagi ke pulau (Hrt, 40 tahun). Namun untuk homestay yang bersifat formal (memiliki SIUK) tarif tersebut tidak dapat ditawar karena biaya per kamar sudah termasuk pajak 10 persen. Pada saat akhir pekan maupun hari libur tertentu tidak jarang beberapa homestay juga turut menaikan tarif homestay mereka yaitu sekitar Rp ,00 hingga Rp ,00 dari harga standar. Jarak dari dermaga juga turut mempengaruhi tingkat pendapatan, semakin dekat jarak homestay dengan dermaga, umumnya semakin sering tamu memilih menginap di homestay tersebut, sehingga pendapatan yang diterima juga cenderung besar. Seperti yang diungkapkan salah satu pengelola homestay sebagai berikut : Mau weekday maupun weekend biasanya yang pasti keisi itu homestay jajaran depan dulu atau yang dipinggir-pinggir dermaga, soalnya letaknya paling strategis dan mudah dicari wisatawan. Orang pasti milihnya yang dekat dengan pantai atau dermaga biar bisa melihat pemandangan. (Tgh, 51 tahun). Lama homestay tersebut berdiri juga turut mempengaruhi tingkat hunian yang berdampak pada tingkat pendapatan. Homestay yang sudah berdiri lebih lama umumnya sudah banyak dikenal para wisatawan ataupun biro perjalanan (travel agent) dari luar, sehingga mereka yang kembali datang ke Pulau Pramuka ada pula yang kembali menggunakan homestay tersebut. Hal ini karena mereka sudah

8 92 merasa nyaman ataupun mengenal pengelola homestay tersebut, seperti yang diungkapkan salah satu pengelola homestay : Beberapa dari tamu kami memang sudah langganan datang ke homestay kami, soalnya mereka menyukai fasilitas yang kami berikan dan beberapa diantaranya memang sudah kenal. Ada juga beberapa travel luar yang suka memakai homestay kami sehingga mereka sering memesan kamar untuk para tamu mereka (Adw, 24 tahun). Kapasitas dari bangunan homestay juga mempengaruhi tingkat pendapatan homestay. Beberapa wisatawan umumnya datang secara berkelompok (rombongan) dan kadang-kadang dengan jumlah yang cukup besar, sehingga mereka mencari homestay yang dapat menampung semua rombongan tersebut. Bila tidak memungkinkan menampung seluruhnya, maka wisatawan tersebut akan memesan homestay yang masih berdekatan dengan homestay tersebut. Data homestay dengan kapasitas besar di Pulau Pramuka ditunjukkan dalam Tabel 13. Berdasarkan data pada Tabel 13 tersebut, dapat dilihat bahwa beberapa homestay dapat menampung wisatawan dalam satu lahan yang dibangun, yaitu homestay VDM, WDG, VIW, WTN dan DPN. Sebaliknya beberapa homestay dapat menginapkan tamu-tamu mereka di beberapa lokasi dimana homestay tersebut dibangun. Fasilitas yang diberikan homestay secara langsung juga turut mempengaruhi wisatawan untuk menginap di tempat tersebut yang nantinya dapat berpengaruh terhadap pendapatan. Udara yang kerap panas membuat wisatawan umumnya mencari fasilitas terutama AC dan kipas angin, juga fasilitas lain yang dapat memberi kenyamanan bagi para wisatawan seperti teras atau tempat duduk dengan pemandangan langsung ke laut. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh pemilik maupun pengelola homestay juga turut mempengaruhi tingkat hunian yang dapat berdampak pada pendapatan mereka. Hanya sedikit homestay yang melakukan promosi melalui media internet, dimana promosi tersebut dibantu oleh situs Pulau Seribu.net. Bahkan salah satu homestay formal yaitu VDM pun hingga saat ini belum memiliki website. Promosi homestay yang dilakukan sejauh ini umumnya dengan menaruh papan nama homestay beserta contact person yang dapat dihubungi. Meskipun ada pula beberapa pemilik homestay yang belum memasang papan

9 93 nama homestay mereka, sehingga tidak semua wisatawan menyadari keberadaan homestay mereka. Biasanya wisatawan mengetahui adanya homestay yang belum dipasang papan nama, melalui penduduk setempat. Tabel 13. Homestay dengan Kapasitas Besar di Pulau Pramuka Tahun 2011 No. Nama Homestay Tipe Bangunan Deskripsi 1. VDM Bangunan Per Kamar 5 Bangunan, 10 Kamar 2. WDG Bangunan Per Kamar 1 Bangunan, 12 Kamar 3. MTR 1 MTR 2 MTR 3 4. TGL 1 TGLl 2 TGL 3 SFR 5. AGL 1 AGL 2 AGL 3 Bangunan Rumah Bangunan Rumah Bangunan Per Kamar Bangunan Per Kamar Bangunan Per Kamar Bangunan Per Kamar Bangunan Per Kamar Bangunan Rumah Bangunan Rumah Bangunan Rumah 1 Bangunan, 1 Pintu, 2 Kamar 1 Bangunan, 2 Kamar 1 Bangunan, 4 Kamar 1 Bangunan, 3 Kamar 2 Bangunan, 4 Kamar 1 Bangunan, 3 Kamar 1 Bangunan, 4 Kamar 1 Bangunan, 1 Pintu 1 Bangunan, 2 Kamar 1 Bangunan, 1 Pintu, 3 Kamar 6. VIW Bangunan Rumah 3 Bangunan, 7 Kamar 7. MGA 1 MGA 2 MGA 3 Bangunan Rumah Bangunan Per Kamar Bangunan Per Kamar 1 Bangunan, 1 Pintu, 3 Kamar 1 Bangunan, 5 Kamar 1 Bangunan, 2 Kamar 8. LLD 1 LLD 2 Bangunan Rumah Bangunan Per Kamar 1 Bangunan, 1 Pintu, 2 Kamar 1 Bangunan, 3 Kamar 9. DPN Bangunan Per Kamar 1 Bangunan, 6 Kamar 10. WTN Bangunan Rumah 3 Bangunan Sumber : Hasil survai lapang penelitian. Promosi juga dilakukan melalui word of mouth yang dilakukan para wisatawan yang pernah menginap di homestay tersebut, termasuk juga dari penduduk pulau yang memberi tahu adanya homestay tersebut. Ada pula mereka yang melakukan promosi melalui media internet seperti facebook dan melakukan kerjasama dengan biro perjalanan (travel agent) ataupun penduduk setempat. Bagi biro perjalanan ataupun penduduk setempat yang dapat membawa tamu ke homestay tersebut umumnya mendapat imbalan Rp ,00/kamar. 6.3 Pendapatan Pedagang Pedagang di Pulau Pramuka dibagi ke dalam jenis pedagang kaki lima, pedagang oleh-oleh dan warung sembako. Rata-rata pendapatan bersih pedagang

10 94 di Pulau Pramuka adalah Rp ,00/bulan. Pedagang kaki lima di Pulau Pramuka umumnya adalah pendatang. Pedagang tersebut biasanya berjualan makanan dan minuman seperti nasi goreng, mie ayam, es buah, batagor, gorengan dan lainnya di pinggir dermaga. Para pedagang ini diperbolehkan berdagang di pinggir dermaga (tanpa iuran apapun) dengan syarat menjaga kebersihan di tempat mereka berjualan. Pada saat hari biasa (ketika kunjungan wisatawan tergolong sepi), pendapatan rata-rata pedagang kaki lima adalah Rp ,00 Rp ,00/hari. Namun pada saat kunjungan wisatawan meningkat, para pedagang kaki lima bisa mendapatkan pendapatan mencapai Rp ,00 Rp ,00/hari. Sebelum pariwisata berkembang, pendapatan pedagang rata-rata Rp ,00 Rp ,00/hari. Pedagang oleh-oleh mencakup pedagang makanan khas pulau dan pedagang souvenir. Makanan khas pulau yang umumnya dijual adalah aneka ikan segar, cumi asin, kerupuk ikan, fillet bandeng, ikan asin, dodol dan manisan rumput laut, serta keripik sukun. Sebaliknya souvenir yang dijual diantaranya seperti kaos, gantungan kunci, gelang, jepitan, hiasan, dan celana pendek yang umumnya bernuansa pantai. Para pedagang oleh-oleh tersebut rata-rata mengambil keuntungan sekitar Rp 2.000,00 Rp 5.000,00 dari barang yang mereka jual. Harga souvenir yang dijual berkisar pada harga Rp 5.000,00 Rp ,00/buah, sedangkan harga makanan khas pulau berkisar pada harga Rp 7.000,00 Rp ,00/kemasan, harga ikan segar juga rata-rata pada harga Rp ,00 Rp ,00/kg. Harga dagangan yang dijual oleh para pedagang oleh-oleh sebelum pariwisata berkembang, umumnya memiliki selisih harga Rp 2.000,00 Rp ,00/produk dari harga saat ini. SMO juga turut menjual souvenir untuk para wisatawan. SMO merupakan suatu lembaga yang didirikan oleh SPKP Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sebagai suatu upaya pemulihan lingkungan melalui kegiatan daur ulang sampah rumahtangga. Tenaga kerja SMO ini meliputi para pengrajin (terutama ibu-ibu) yang mencakup satu Kelurahan Pulau Panggang. SMO memiliki 30 pengrajin dimana 21 orang diantaranya merupakan pengrajin yang aktif. Produk produk yang mereka jual antara lain adalah tas, kotak pensil, tempat tisu, celemek, gantungan kunci, dompet mini, dan hiasan. Semua produk dibuat dengan bahan

11 95 plastik dari sampah rumahtangga seperti bungkus permen, bungkus kopi, bungkus sabun, bungkus pelembut pakaian dan lainnya. Produk tersebut dijual dengan harga antara Rp 5.000,00 Rp ,00/produk tergantung bahan dan tingkat kesulitan dalam membuatnya. Produk kerajinan yang telah dibuat akan ditaruh pada Toko SMO, dimana upah para pengrajin akan sesuai dengan berapa banyak produk yang mereka buat. Rata-rata pendapatan SMO adalah Rp ,00 Rp ,00/ minggu untuk tiap pengrajin. Toko SMO biasanya buka di akhir pekan maupun di hari dimana kunjungan wisatawan meningkat. Selain itu SMO juga menerima pesanan untuk acara-acara tertentu. Di KPP yang baru saja diresmikan Bulan April 2010 juga menjual beraneka produk oleh-oleh (home industry) yang dibuat oleh ibu-ibu PKK di Kelurahan Pulau Panggang. KPP ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian dan pendapatan keluarga di Kelurahan Pulau Panggang. Saat ini terdapat sekitar 25 orang anggota KPP yang turut menyediakan barang dagangan. Produk yang dijual umumnya berupa makanan khas dengan harga Rp 7.000,00 Rp ,00/kemasan. Rata-rata pendapatan KPP ini adalah Rp ,00/minggu, dimana biasanya KPP buka pada akhir pekan dan di saat kunjungan wisatawan meningkat. Keberadaan wisatawan juga cukup membantu penjualan di warung-warung yang dimiliki oleh warga. Tidak jarang warung-warung didirikan tepat disamping homestay sehingga memudahkan wisatawan dalam mencari barang yang akan dibeli. Rata-rata pendapatan warung berkisar pada Rp ,00 - Rp ,00/bulan. 6.4 Pendapatan Rumah Makan dan Warung Nasi Pulau Pramuka merupakan daerah pesisir sehingga menu makanan seafood tidak jarang ditemukan di restoran, rumah makan dan beberapa warung nasi yang ada disana. Meskipun demikian, menu masakan Indonesia juga cukup banyak tersedia di rumah makan dan warung nasi. Menu tersebut seperti menu masakan Padang dan masakan Sunda. Tidak semua rumah makan memiliki tenaga kerja, sehingga beberapa dari rumah makan yang ada hanya mengandalkan bantuan keluarga seperti anak-anak mereka. Tenaga kerja rumah makan ataupun

12 96 restoran umumnya berasal dari penduduk asli dan pendatang. Upah tenaga kerja rumah makan berkisar antara Rp ,00 - Rp ,00/orang. Sejauh ini hanya Rumah Makan Padang dan restoran NRO yang memiliki tenaga kerja. Rumah Makan Padang memiliki dua tenaga kerja (keduanya adalah pendatang) sedangkan restoran NRO memiliki delapan tenaga kerja (umumnya penduduk asli). Menu yang disediakan restoran NRO dominan pada seafood, dimana ikanikannya berasal dari hasil budidaya di keramba yang dimiliki perusahaan tersebut. Harga makanan berkisar dari Rp 6.000,00 Rp ,00/menu. Menu yang disediakan seperti olahan ikan bandeng, bawal bintang, kuwe, kakap putih, kerapu macan, kepiting, cumi, udang dan aneka sayuran. Tersedia juga aneka minuman seperti softdrink, beer, termasuk hot and cold beverage. Restoran ini selalu penuh di saat akhir pekan. Pendapatan restoran NRO berkisar pada Rp ,00 Rp ,00/bulan. Dengan biaya operasional restoran mencapai Rp ,00 Rp ,00/bulan. Dengan kisaran pendapatan dan biaya operasional tersebut, ketika pendapatan NRO tergolong kecil misalnya Rp ,00 maka biaya operasional akan ditekan sekecil mungkin dengan biaya maksimal Rp ,00. Pendapatan rumah makan bervariasi, antara Rp ,00 Rp ,00/hari. Sebelum pariwisata berkembang, pendapatan rumah makan berkisar pada Rp ,00 Rp ,00/hari. Pola belanja rumah makan umumnya adalah mingguan, dengan biaya yang dikeluarkan untuk belanja berkisar pada Rp ,00 Rp ,00/minggu tergantung kebutuhan rumah makan tersebut. Menu yang ditawarkan pada rumah makan yang ada di Pulau Pramuka diantaranya adalah masakan Padang dan masakan Indonesia yang umum dijual seperti soto dan pecel ayam. Sebaliknya pendapatan warung nasi berkisar pada Rp ,00 Rp ,00/hari, dengan menu makanan yang tidak menentu. Pendapatan warung nasi sebelum pariwisata berkembang yaitu antara Rp ,00 Rp ,00. Umumnya menu makanan di warung nasi hampir sama dengan menu-menu di warung Tegal (Warteg).

13 Pendapatan Transportasi Usaha yang turut memanfaatkan kunjungan wisatawan di sektor transportasi adalah ojek Muara Angke, ojek antar pulau dan penyewaan kapal. Ojek Muara Angke menarik penumpang dengan sistem piket yang telah diatur oleh Paguyuban Ojek Muara Angke dan telah disepakati oleh para anggotanya. Dalam satu minggu satu ojek Muara Angke dapat piket antara satu hingga dua kali giliran. Keberangkatan kapal adalah pada jam tujuh pagi dan jam satu siang, lebih dari jam tersebut maka sudah tidak ada lagi keberangkatan kapal, kecuali bila kapal tersebut disewa. Anak Buah Kapal (ABK) ojek Muara Angke berkisar antara empat hingga enam orang termasuk satu nahkoda. Tarif kapal ojek Muara Angke saat ini adalah Rp ,00/penumpang dengan kapasitas kapal mencapai orang tergantung dari ukuran kapal tersebut. Biaya operasional yang umumnya dibutuhkan untuk sekali berlayar (pergi dan pulang) adalah Rp ,00, dimana biaya tersebut sudah termasuk solar cadangan selama di perjalanan laut. Pendapatan ojek Muara Angke berkisar pada Rp ,00 untuk kapal dengan kapasitas 100 orang dan Rp untuk kapal dengan kapasitas 300 orang untuk setiap sekali jalan. Bila kapal tersebut disewa, harga yang ditawar umumnya Rp ,00 - Rp ,00, atau seharga dengan kapasitas maksimal kapal tersebut dan tergantung jarak pulau yang ditempuh. Para wisatawan umumnya menyewa ojek Muara Angke pada akhir pekan. Kadang-kadang di saat penumpang sepi, pendapatan kapal bisa mencapai Rp ,00 Rp ,00/sekali jalan. Dalam hal upah tenaga kerja ojek Muara Angke, umumnya pembagian upah tidak selalu dilakukan satu bulan sekali. Pembagian dapat dilakukan dua bulan atau tiga bulan sekali tergantung kesepakatan dan besarnya pendapatan yang diraih oleh kapal tersebut. Secara umum, sistem bagi hasil kapal ojek Muara Angke umumnya adalah dengan membagi dua pendapatan, sehingga 50 persen untuk operasional kapal (perbaikan dan perawatan kapal) dan 50 persen untuk dibagi sama rata pada ABK kapal. Sebagai contoh bila pendapatan kapal adalah Rp ,00, maka pembagiannya adalah Rp ,00 untuk kapal, dan Rp ,00 untuk ABK. Bila ABK seumpamanya berjumlah lima orang, maka masing-masing orang akan mendapatkan upah Rp ,00. Rata-rata

14 98 pendapatan yang diterima ABK Ojek Muara Angke per bulan adalah Rp ,00. Kehadiran angkutan Kerapu yang dibuat oleh Dinas Perhubungan (dari Dermaga Marina Ancol) belakangan telah menimbulkan persaingan dengan kapal ojek masyarakat. Dibutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk mencapai Pulau Pramuka bila menggunakan kapal ojek Muara Angke, maka dengan menggunakan Kapal Kerapu perjalanan hanya membutuhkan waktu satu setengah jam. Selain itu harga tiket Kerapu adalah Rp ,00/penumpang, dimana harga tersebut tidak berbeda jauh dengan tarif kapal ojek Muara Angke. Kapasitas Kapal Kerapu hanyalah sekitar 20 orang dengan biaya operasional yang disubsidi oleh pemerintah, sehingga meski jumlah penumpang hanya sedikit, kapal tersebut akan tetap berangkat sesuai jadwal. Dermaga untuk berlabuh Kapal Kerapu pun dibuat khusus di dua tempat yaitu Pulau Pramuka serta di Dermaga Marina Ancol, sedangkan kapal ojek Muara Angke sampai saat ini masih menumpang berlabuh di dermaga tempat pelelangan ikan pasar Muara Angke. Melihat kondisi tersebut, tentunya para wisatawan akan cenderung memilih menggunakan Kapal Kerapu. Hal ini karena hanya dengan Rp ,00, perjalanan jauh akan lebih singkat dan tidak harus melewati pasar. Sejauh ini paguyuban ojek Muara Angke sudah menyampaikan keluhan mereka kepada Sudin Perhubungan agar menaikkan harga tarif Kapal Kerapu sehingga kapal ojek Muara Angke tidaklah dirugikan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh salah satu responden ojek Muara Angke sebagai berikut : Ya kita sih sebenernya nerima-nerima aja ada Kapal Kerapu di Pulau Pramuka, asal harga yang dipasang tuh adil. Dengan uang Rp ,00 orang naik Kerapu cuma butuh satu setengah jam buat ke Pulau Pramuka, sedangkan dengan uang Rp ,00 orang naik Ojek Angke butuh waktu tiga jam buat ke Pulau Pramuka. Perbedaan harga cuma selisih Rp 2.000,00, otomatis ya yang wisatawan milih yang lebih enak kayak Kapal Kerapu. Udah mesinnya canggih, cepet, dan berangkat sesuai jadwal mau itu sepi atau rame, soalnya di subsidi pemerintah. Makanya kami dari paguyuban ojek Muara Angke merasa dirugikan dan menyampaikan keluhan tersebut kepada Sudin Perhubungan (Adl, 43 tahun). Ojek antar pulau juga kerap membawa wisatawan. Saat ini tarif ojek Pulau Pramuka - Pulau Panggang - Pulau Karya adalah Rp 3.000,00/penumpang.

15 99 Kapasitas kapal ojek antar pulau adalah 20 hingga 25 orang. Rata-rata pendapatan ojek antar pulau adalah Rp ,00 Rp ,00/hari. Ojek ini juga tidak jarang disewa oleh wisatawan untuk mengantarkan mereka ke pulau tertentu terutama untuk kegiatan snorkeling. Harga sewa kapal tersebut berkisar pada harga Rp ,00 Rp ,00, tergantung jarak dan penawaran yang dilakukan. Kapal ojek antar pulau umumnya dijalankan oleh pemiliknya langsung, namun ada pula yang dijalankan oleh anak buah kapal sang pemilik yang berjumlah satu hingga dua orang. Sistem bagi hasil dilakukan atas kesepakatan antara pemilik dengan pengelola kapal dimana biasanya adalah dengan membagi dua pendapatan sama rata. Rata-rata pendapatan para pengelola kapal adalah Rp50.000,00/hari. Usaha penyewaan kapal untuk kegiatan snorkeling, diving, mancing maupun trip pulau juga mulai bermunculan seiring usaha penyewaan alat snorkeling dan diving tumbuh. Tarif penyewaan kapal berkisar pada Rp ,00 Rp ,00/trip. Tarif untuk kegiatan snorkeling dan diving umumnya adalah Rp ,00, tarif untuk kegiatan mancing umumnya Rp ,00, sedangkan untuk kegiatan trip umumnya antara Rp ,00 Rp ,00 tergantung jarak yang ditempuh. Lokasi yang umumnya dicapai adalah Pulau Air, Pulau Semak Daun, Pulau Kotok dan daerah soft coral. Ratarata pendapatan penyewaan kapal Rp ,00 Rp ,00/bulan. Ketika kunjungan wisatawan tergolong sepi kadang-kadang pendapatan penyewaan kapal hanya Rp ,00/bulan. Terdapat satu kapal yang didesain khusus untuk kegiatan diving yaitu Kapal DMG. Kapal ini dimiliki oleh investor luar yang dikelola oleh penduduk asli Pulau Pramuka dan masih tergolong baru. Kapal tersebut menerima antar jemput (pulang-pergi) Jakarta dengan harga sewa Rp ,00/trip dengan kapasitas 35 orang. Pendapatan kapal ini berkisar Rp /bulan. Sistem bagi hasil dari kapal tersebut tidak beda jauh dengan sistem bagi hasil kapal ojek Muara Angke, yaitu dengan membagi dua pendapatan setelah dikurangi biaya operasional dan pajak 10 persen. Pendapatan yang telah dibagi dua tersebut diberikan untuk pemilik dan untuk dibagi kepada ABK yang berjumlah dua orang.

16 100 Perubahan tarif pada kapal ojek Muara Angke dan ojek antar pulau semenjak pariwisata berkembang di Pulau Pramuka lebih disebabkan oleh meningkatnya harga bahan bakar kapal sehingga peningkatan tarif kapal lebih disesuaikan dengan peningkatan harga solar. Sebaliknya harga penyewaan kapal untuk snorkeling dan diving sebelumnya belum ada patokan harga, sehingga pendapatannya juga tidak menentu. 6.6 Pendapatan Jasa Pendapatan pada sektor jasa cukup bervariasi. Jasa rental sepeda umumnya menyewakan sepeda dengan tarif Rp ,00/jam, namun ada pula yang menyewakan dengan tarif Rp ,00/jam, Rp ,00/2 jam dan Rp ,00/24 jam. Jumlah unit sepeda yang dimiliki para pengusaha rental rata-rata adalah 10 unit dimana beberapa rental sepeda tersebut ada yang menggunakan sepeda bekas (second) yang kemudian direnovasi. Pendapatan rental sepeda cukup tidak menentu, bahkan terdapat rental sepeda yang sempat tidak mendapatkan penyewa sepeda hampir sebulan lebih. Rata-rata pendapatan rental sepeda pada akhir pekan adalah Rp ,00 Rp ,00/hari sehingga pendapatan per bulan berkisar pada Rp ,00 Rp ,00. Mulai banyaknya wisatawan yang menginap di Pulau Pramuka, membuat muncul usaha-usaha catering yang dapat memudahkan wisatawan dalam mencari makan. Beberapa catering memang khusus disediakan untuk melayani tamu homestay (sepaket dengan homestay), namun ada pula rumah makan yang menyediakan catering serta usaha catering yang memang berdiri sendiri. Harga paket catering berkisar pada Rp ,00 Rp ,00/porsi, dengan paket standar umumnya Rp ,00 dan VIP Rp ,00. Jumlah pesanan pada catering tidak menentu, beberapa pesanan umumnya untuk ukuran 5-15 orang, beberapa untuk jumlah besar antara 20 hingga 100 orang lebih (terutama untuk usaha formal). Pesanan juga dapat berupa prasmanan maupun box kemasan. Umumnya usaha catering mengambil keuntungan sekitar Rp 2.000,00 - Rp 5.000,00/porsi. Pendapatan catering untuk ukuran 5-15 orang berkisar pada Rp ,00 - Rp ,00/pesanan, sedangkan untuk ukuran 20 orang hingga

17 orang lebih berkisar Rp ,00 - Rp ,00/pesanan, sehingga pendapatan bersih umumnya antara Rp ,00 - Rp ,00/pesanan. Tenaga kerja catering (kecuali catering pada rumah makan) umumnya masih saudara atau tetangga sendiri dengan sistem upah bagi hasil. Catering dengan ukuran pesanan 5-15 orang (biasanya yang sepaket dengan homestay informal) umumnya tidak menggunakan bantuan tenaga kerja, sehingga pendapatan bersih seluruhnya hanya untuk satu orang. Sebaliknya untuk ukuran pesanan 20 hingga lebih dari 100 orang, umumnya membutuhkan beberapa tenaga kerja (bisa tiga hingga lima orang tergantung jumlah pesanan) dimana pendapatan akan dibagi rata. Bila pesanan mencapai 500 orang maka rata-rata tenaga kerja catering dapat mendapatkan upah sekitar Rp ,00/orang per pesanan. Sebelum pariwisata mulai berkembang, harga paket catering berkisar pada harga paket Rp ,00/porsi, Rp ,00/porsi serta VIP Rp ,00/porsi. Namun harga paket tersebut meningkat dikarenakan oleh meningkatnya harga-harga bahan pangan di pasaran. Peningkatan harga paket disesuaikan dengan harga bahan baku, namun pola keuntungan yang diambil dari harga per porsi masih sama yaitu antara Rp 2.000,00 hingga Rp 5.000,00/porsi. Kehadiran wisatawan telah meningkatkan permintaan pada jasa catering, jika dahulu catering dipesan untuk acara-acara seperti pernikahan maupun acara dari pemerintahan, sekarang jasa catering bisa dipesan untuk para wisatawan dengan pemesanan bisa mencapai lebih dari 100 orang per bulan. Pendapatan jasa gerobak (kuli angkut) umumnya adalah Rp ,00 Rp ,00/hari, namun ketika ada proyek tertentu pendapatan bisa mencapai Rp ,00 - Rp ,00/proyek. Tarif jasa gerobak tidak pernah ditentukan namun umumnya pengguna jasa tersebut membayar mulai dari Rp ,00 hingga Rp ,00/angkut. Beberapa wisatawan cukup membantu penghasilan para jasa gerobak, sebab kadang-kadang ada pula yang membayar hingga Rp ,00/angkut. Jasa gerobak ada yang berkelompok maupun sendiri. Bagi jasa gerobak yang berkelompok, sejauh ini terdapat tiga kelompok gerobak dimana dua diantaranya memiliki dua gerobak dengan tenaga kerja dua hingga tiga orang serta satu kelompok yang memiliki empat gerobak dengan tenaga kerja enam orang. Pembagian pendapatan bagi mereka yang berkelompok

18 102 adalah dengan membagi sama rata pendapatan dengan potongan Rp ,00/gerobak untuk biaya perawatan gerobak. Jasa biro perjalanan (travel agent) di Pulau Pramuka biasanya memiliki kantor di daerah Jakarta, atau bekerjasama dengan biro perjalanan yang ada di daerah Jakarta. Terdapat satu biro perjalanan (travel agent) yang cukup terkenal di pulau ini, yaitu DPN. Biro perjalanan ini berdiri sejak tahun 2006 dan pemiliknya merupakan penduduk asli Pulau Pramuka. Pendapatan biro perjalanan ini berkisar Rp ,00/bulan dengan pendapatan bersih Rp ,00/bulan. Hal ini karena hampir di setiap akhir pekan maupun hari biasa banyak wisatawan yang menggunakan jasa tersebut. Tenaga kerja pada biro perjalanan ini adalah sekitar 30 orang, namun bukan merupakan tenaga kerja tetap. Pemasaran jasa biro perjalanan umumnya dilakukan melalui media internet social network seperti facebook, blog, youtube, kaskus dan sebagainya. Paket wisata terdiri dari paket dua hari satu malam (2D1N) dan tiga hari dua malam (3D2N). Paket tersebut sudah termasuk akomodasi pulang pergi, penginapan AC, peralatan snorkeling, makan, guide, penyewaan kapal jelajah pulau atau snorkeling, tiket penangkaran penyu, dan pesta barbeque (untuk peserta minimal 10 orang). Tambahan pada paket tiga hari dua malam adalah makan di restoran NRO, jelajah pulau dan beberapa menyediakan kegiatan perkenalan diving. Paket yang umumnya digunakan para wisatawan adalah paket dua hari satu malam, dengan harga paket berkisar Rp ,00 - Rp ,00/orang (jumlah minimal 10 orang). Namun ada pula wisatawan yang ingin menghabiskan waktu lebih lama sehingga menggunakan paket tiga hari dua malam dengan harga paket berkisar pada Rp ,00 Rp ,00/orang (jumlah minimal 10 orang). Terdapat pula jasa biro perjalanan (travel agent) skala kecil yang dilakukan beberapa pengusaha wisata yang memiliki homestay, sekaligus memiliki jasa penyewaan kapal, alat snorkeling dan guide tetap. Kepemilikan terhadap beberapa jenis usaha menyebabkan pengusaha tersebut dapat membuat paket wisata sendiri bagi para wisatawan. Keuntungan yang diperoleh berkisar pada Rp , ,00/harga paket, bahkan keuntungan bisa lebih dari Rp ,00 terutama bila pengusaha tersebut memiliki semua jenis usaha pada

19 103 paket wisata yang disediakan. Harga paket wisata yang umum disediakan oleh jasa travel agent disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Harga Paket Wisata Berdasarkan Jumlah Orang di Pulau Pramuka Tahun 2011 No. Jumlah Orang Harga Paket 2D1N/orang Harga Paket 3D2N/orang orang Rp Rp orang Rp Rp orang Rp Rp orang Rp Rp orang Rp Rp orang Rp Rp orang Rp Rp orang Rp Rp orang Rp Rp orang Rp Rp orang Rp Rp Keterangan : 2D1N = 2 day 1 night ; 3D2N = 3 day 1 night Sumber : Data Primer Jasa pemandu wisata di Pulau Pramuka ada yang terikat dengan usaha tertentu dan ada pula yang tidak terikat. Umumnya mereka yang terikat adalah pemandu yang bekerja untuk jasa penyewaan alat snorkeling atau diving maupun penyewaan kapal. Sebaliknya jasa pemandu yang tidak terikat umumnya digunakan ketika beberapa penyewaan alat snorkeling ataupun diving membutuhkan pemandu ekstra untuk memandu para tamunya. Tarif jasa pemandu snorkeling umumnya adalah Rp ,00 Rp ,00/mandu, sedangkan tarif memandu diving Rp ,00 - Rp ,00/mandu. Selain itu terdapat pula jasa pemandu mancing dengan tarif Rp ,00/mandu. Sebelum pariwisata berkembang di Pulau Pramuka, tarif jasa pemandu belum memiliki patokan harga, sehingga para wisatawan memberikan tips yang tidak menentu. Pendapatan pemandu di Pulau Pramuka berkisar Rp ,00 Rp ,00/bulan. Satu pemandu snorkel maksimal memandu sepuluh orang, sedangkan satu pemandu selam maksimal memandu lima orang. Bagi para pemandu yang terikat dengan jasa penyewaan alat snorkeling, beberapa memiliki sistem bagi hasil dari pemasukan yang didapat. Pembagian hasil ini dilakukan sesuai kesepakatan dan umumnya dibagi sama rata.

20 104 Jasa penyewaan alat snorkeling dan diving umumnya memasang tarif Rp , ,00/set alat snorkel dan Rp ,00 - Rp ,00/set alat dive. Peralatan snorkel terdiri dari masker, fin dan life jacket, sedangkan peralatan dive terdiri dari tabung, regulator, skin diving, sabuk pemberat, baju selam, fin, dan masker. Di Pulau Pramuka, lebih banyak para pengusaha jasa penyewaan alat snorkeling dibandingkan jasa penyewaan alat diving. Hal ini karena harga peralatan diving yang terbilang cukup mahal dan juga kecenderungan wisatawan yang lebih memilih kegiatan snorkeling. Pendapatan rata-rata jasa penyewaan alat ini adalah Rp ,00 Rp ,00/bulan, tergantung banyaknya alat yang dimiliki oleh sang pengusaha. Pengusaha jasa snorkel memiliki jumlah alat yang bervariasi antara 10 set hingga 100 set, sedangkan jumlah alat diving antara 5 set hingga 10 set. Saat ini di Pulau Pramuka terdapat satu buah jasa penyewaan kano. Kano ini dimiliki oleh investor luar yang bekerjasama dengan homestay VDM. Usaha kano ini dikelola oleh penduduk asli yang juga pegawai dari VDM. Jumlah kano yang disewakan adalah lima unit dengan harga Rp ,00/jam. Pendapatan jasa kano berkisar pada Rp ,00 Rp ,00/hari. Namun di saat pengunjung tergolong sepi, tidak jarang jasa kano ini juga turut sepi dari pengguna jasa, sehingga dalam satu hari tidak ada satupun yang menyewa (sama seperti kegiatan usaha pariwisata lainnya). Pengelola jasa kano ini diupah Rp ,00/bulan. Baik usaha jasa penyewaan alat snorkeling, diving maupun kano tergolong ke dalam usaha yang baru tumbuh, sehingga sejak awal harga sudah dipatok seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA

BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA 105 BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA 7.1 Supply Bahan Baku Pangan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Munculnya usaha yang diakibatkan oleh adanya kegiatan

Lebih terperinci

BAB VIII ALIH SUMBERDAYA DALAM PEMANFAATAN PELUANG USAHA DAN KERJA

BAB VIII ALIH SUMBERDAYA DALAM PEMANFAATAN PELUANG USAHA DAN KERJA 111 BAB VIII ALIH SUMBERDAYA DALAM PEMANFAATAN PELUANG USAHA DAN KERJA 8.1 Pembelian Lahan Oleh Pendatang Guna menunjang kegiatan usaha pariwisata, tentunya dibutuhkan suatu lokasi yang dapat mempertemukan

Lebih terperinci

BAB V BENTUK DAN KARAKTERISTIK PEMANFAAT PELUANG USAHA DAN KERJA PARIWISATA

BAB V BENTUK DAN KARAKTERISTIK PEMANFAAT PELUANG USAHA DAN KERJA PARIWISATA 52 BAB V BENTUK DAN KARAKTERISTIK PEMANFAAT PELUANG USAHA DAN KERJA PARIWISATA 5.1 Bentuk Pemanfaatan Peluang Usaha dan Kerja 5.1.1 Latar Belakang Usaha dan Kerja Pariwisata di Pulau Pramuka Sejak adanya

Lebih terperinci

EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP MASYARAKAT LOKAL

EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP MASYARAKAT LOKAL VIII. DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP MASYARAKAT LOKAL Potensi wisata bahari yang dimiliki oleh gugusan Pulau Pari telah mengundang perhatian bagi wisatawan dalam negeri maupun luar negeri untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta JUTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi saat ini yaitu masyarakat Indonesia menunjukkan minat yang semakin besar dalam menjelajah sektor pariwisata global. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN

BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN 89 BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN 7.1 Diversifikasi Pekerjaan Nelayan Karimunjawa telah menyadari terjadinya perubahan ekologis di kawasan Karimunjawa. Berbagai macam bentuk perubahan yang terjadi pada

Lebih terperinci

PAKET LUXURY SPEEDBOAT BIRA 2D1N - MARINA ANCOL

PAKET LUXURY SPEEDBOAT BIRA 2D1N - MARINA ANCOL PAKET LUXURY SPEEDBOAT BIRA 2D1N - MARINA ANCOL PRICING (Paket mulai berlaku 1 May - 31 Desember 2016) JUMLAH PESERTA HARGA PUBLISH - > 21 orang - Call Us - - 10-20 orang Rp. 1.050.000,- /orang - 6-9 orang

Lebih terperinci

Jakarta. 1 pulau (dekat P Panggang) 5,123 jiwa * jam Speedboat, 2,15 jam Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NOR Cottages

Jakarta. 1 pulau (dekat P Panggang) 5,123 jiwa * jam Speedboat, 2,15 jam Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NOR Cottages Jakarta 1 pulau (dekat P Panggang) 5,123 jiwa *2010 1 jam Speedboat, 2,15 jam Fery Angke Homestay AC, NO Hotels, NOR Cottages Terletak di Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka memng masih dalam lingkup Kabupaten

Lebih terperinci

EXPERIENCING TIDUNG HOLIDAY PACKAGES

EXPERIENCING TIDUNG HOLIDAY PACKAGES EXPERIENCING TIDUNG HOLIDAY PACKAGES God s Excellent Creatures. Our Excellent Service. Your Excellent Experience PULAU PRAMUKA Point of interest: Penangkaran Penyu Penangkaran Hiu Restoran di tengah laut

Lebih terperinci

PAKET FULL-BOARD PULAU BIRA 2D1N

PAKET FULL-BOARD PULAU BIRA 2D1N PAKET FULL-BOARD PULAU BIRA 2D1N PRICING (Paket mulai berlaku 1 May - 31 Desember 2016) JUMLAH PESERTA HARGA PUBLISH - > 21 orang - Call Us - - 10-20 orang Rp. 550.000,- /pax - 6-9 orang - Call Us - 1

Lebih terperinci

LINGKUNGAN. Jakarta. 2 pulau (Besar dan Kecil) 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai Pulau Tidung

LINGKUNGAN. Jakarta. 2 pulau (Besar dan Kecil) 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai Pulau Tidung Jakarta 2 pulau (Besar dan Kecil) 4,148 jiwa *2010 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai ini sudah didiami penduduk sejak zaman penjajah Belanda. Dalam buku Sejarah

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

Ocean Care Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

Ocean Care Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu Ocean Care 2012 Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu I. Gambaran Kegiatan secara Umum Coral Day merupakan kegiatan pemeliharaan estuari terumbu karang yang diselenggarakan oleh kumpulan LSM di wilayah Jabodetabek

Lebih terperinci

Artikel Liburan ke Pulau Pari

Artikel Liburan ke Pulau Pari Artikel Liburan ke Pulau Pari Liburan yang bakal seru bareng keluarga: kakak, adik dan saudara-saudara sepupu ataupun dengan teman-teman, baik teman sekantor sepermainan, sekuliah ataupun teman sekomplex

Lebih terperinci

EXPERIENCING TIDUNG HOLIDAY PACKAGES

EXPERIENCING TIDUNG HOLIDAY PACKAGES EXPERIENCING TIDUNG HOLIDAY PACKAGES God s Excellent Creatures. Our Excellent Service. Your Excellent Experience PULAU HARAPAN PAKET Paket 2 Hari 1 Malam, termasuk: Transportasi PP dari Muara Angke, menggunakan

Lebih terperinci

PROPOSAL PAKET WISATA PULAU SERIBU

PROPOSAL PAKET WISATA PULAU SERIBU PROPOSAL PAKET WISATA PULAU SERIBU Perihal Lampiran : Permohonan Kerjasama : 1 bundel proposal Kepada Yth. Ketua Panitia Di- Tempat. Dengan Hormat, Perkenankan kami Biro Perjalanan 69 Travel menyampaikan

Lebih terperinci

INTERVIEW GUIDE ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN

INTERVIEW GUIDE ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN INTERVIEW GUIDE ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN Pertanyaan bagi pemilik usaha 1. Barang atau jasa apa yang Anda jual di obyek wisata Tangkahan? Saya menjual barang-barang kerajinan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa komponen pengembangan wisata belanja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada potensi dan kemungkinan pengembangan wisata belanja Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI 8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI Aktivitas-aktivitas perikanan tangkap yang ada di PPI Jayanti dan sekitarnya yang dapat dijadikan sebagai aktivitas wisata bahari

Lebih terperinci

PULAU TIDUNG TAHUN 2017 PROMO PAKET WISATA TERBAIK DAN TERPERCAYA DARI VICKY TOURS

PULAU TIDUNG TAHUN 2017 PROMO PAKET WISATA TERBAIK DAN TERPERCAYA DARI VICKY TOURS PULAU TIDUNG TAHUN 2017 PROMO PAKET WISATA TERBAIK DAN TERPERCAYA DARI VICKY TOURS Pulau Tidung adalah pulau yang berbasis penduduk yang berlokasi disekitar perairan laut jakarta yaitu bagian kepulauan

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM PULAU PARI

V. KONDISI UMUM PULAU PARI V. KONDISI UMUM PULAU PARI 5.1. Lokasi Penelitian Secara geografis Pulau Pari terletak antara 05 0 50 LS hingga 05 0 52 LS dan 106 0 34 BT hingga 106 0 38 BT. Daerah ini terletak di Laut Jawa, tepatnya

Lebih terperinci

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang

Lebih terperinci

HARGA PAKET WISATA MENGGUNAKAN KAPAL FERI Eff. Maret 2015 KEMINDOTOUR JAKARTA. Fasilitas dan Kondisi

HARGA PAKET WISATA MENGGUNAKAN KAPAL FERI Eff. Maret 2015 KEMINDOTOUR JAKARTA. Fasilitas dan Kondisi PILIH : PULAU TIDUNG PULAU PARI PULAU PRAMUKA Hari 1 : JALAN JALAN LINTAS PULAU SERIBU ( Snack, L, D ) Kumpul di Pelabuhan Muara Angke dan Loading Kapal» Meeting Point dan persiapan masuk kapal» Sampai

Lebih terperinci

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG Menjadi salah satu tanaman pangan dunia, jagung yang memiliki nama biologi Zea Mays ini sekarang tak hanya dijadikan sebagai sumber karbohidrat bagi sebagian

Lebih terperinci

wisatapulauseribu.weebly.com

wisatapulauseribu.weebly.com Pulau Tidung itu berada di Kepulauan Seribu. Pulau Tidung dibagi dua, Pulau Tidung besar dan Pulau Tidung kecil yang dihubungkan oleh jembatan yang disebut oleh warga sekitar adalah JEMBATAN CINTA. Perjalanan

Lebih terperinci

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang sangat besar baik bagi negara, bagi wilayah setempat yang bersangkutan, maupun bagi negara asal

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhnratu merupakan daerah pesisir di selatan Kabupaten Sukabumi yang sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi. Palabuhanratu terkenal

Lebih terperinci

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita Menurut Vanhove (2005) dampak ekonomi kegiatan wisata alam dapat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran

Lebih terperinci

PAKET WISATA PULAU PT BIL ITIHAD MANDIRI BUKITTINGGI

PAKET WISATA PULAU PT BIL ITIHAD MANDIRI BUKITTINGGI PAKET WISATA PULAU PT BIL ITIHAD MANDIRI BUKITTINGGI PULAU SIRANDAH Deskripsi Perjalananan : 1. 07.30-08.30 Berkumpul di Bungus Teluk Kabung untuk persiapan keberangkatan menuju Pulau Sirandah / Pulau

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-1 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data dan analisa maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat 6 faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sangat terkenal sebagai destinasi tujuan wisatawan berkunjung ke Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar 563.286 Ha dan memiliki penduduk

Lebih terperinci

Ruhut Mangaradja Lubis. Abstrak

Ruhut Mangaradja Lubis. Abstrak Ruhut Mangaradja Lubis Identifikasi Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Ekonomi Penduduk Pulau Pramuka Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 23 No. 2, Agustus

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan 66 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan dan kebutuhan prasarana dan sarana transportasi perkotaan di empat kelurahan di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini setiap daerah di Indonesia mulai berlomba - lomba untuk mengoptimalkan sumber dayanya baik sumber daya manusia atau sumber daya alam untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan primer manusia adalah sandang, pangan dan papan. Manusia membutuhkan makanan (pangan) agar dapat terus melakukan aktivitas dan bertahan hidup. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan, yang memiliki potensi besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian besar bertempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU Urip Rahmani 1), Riena F Telussa 2), Amirullah 3) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan USNI Email: urip_rahmani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

PANTARA ISLAND. Pulau Pantara dikelilingi oleh corral reef sehingga gelombang laut terasa tenang. Air laut

PANTARA ISLAND. Pulau Pantara dikelilingi oleh corral reef sehingga gelombang laut terasa tenang. Air laut PANTARA ISLAND Pulau Pantara dikenal juga dengan sebutan Pulau Seribu Marine Resort. Berada di Kepulauan Seribu dan merupakan pulau terjauh di Kepulauan Seribu, terletak 40 mil dari dermaga Ancol dan membutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan Otonomi Daerah yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang termaktub pada pasal 117, yang berbunyi : "Ibukota Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

DAMPAK PARIWISATA TERHADAP PELUANG USAHA DAN KERJA LUAR PERTANIAN DI DAERAH PESISIR

DAMPAK PARIWISATA TERHADAP PELUANG USAHA DAN KERJA LUAR PERTANIAN DI DAERAH PESISIR ISSN : 1978-4333, Vol. 05, No. 03 DAMPAK PARIWISATA TERHADAP PELUANG USAHA DAN KERJA LUAR PERTANIAN DI DAERAH PESISIR Impact Tourism on Off Farm Business and Employment Opportunities in Coastal Area ABSTRACT

Lebih terperinci

Tour Itinerary. Program Tour : Hari 1 - Tour Pantai-pantai Belitung: Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang

Tour Itinerary. Program Tour : Hari 1 - Tour Pantai-pantai Belitung: Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang Tour Itinerary 3 hari / 2 Malam Program Tour : Hari 1 - Tour Pantai-pantai Belitung: Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang - Hotel 1 rooms standard class - Rental car 1 avanza/travello, or 1 microbus Ēxperience

Lebih terperinci

Paket camping di pulau (1 malam camping + 2 malam penginapan)

Paket camping di pulau (1 malam camping + 2 malam penginapan) Paket camping di pulau (1 malam camping + 2 malam penginapan) Lamanya: 4 hari, 3 malam Jenis kapal: Ferry (pp), Kapal cepat (pp) atau kombinasi Ferry dan Kapal cepat. Datang hari: Senin, Rabu, Jumat dan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa Negara. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai peluang

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Adanya kegiatan wisata di Hutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

Kapal cepat dari pelabuhan Jepara ke pelabuhan Karimunjawa.

Kapal cepat dari pelabuhan Jepara ke pelabuhan Karimunjawa. Paket Diving Lamanya: 3 hari, 2 malam Jenis kapal: Kapal cepat (pp) atau kombinasi Ferry dan Kapal cepat. Datang hari: Senin, Selasa, Jumat dan Sabtu Selesai hari: Rabu, Kamis, Minggu dan Senin Informasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI NELAYAN

BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI NELAYAN 70 BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI NELAYAN 6.1 Karakteristik Nelayan Non Pariwisata dan Nelayan Pariwisata Perkembangan pariwisata di Desa Karimunjawa telah membuka berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menjadi pemenangnya. Begitu juga di dunia bisnis, seluruh perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menjadi pemenangnya. Begitu juga di dunia bisnis, seluruh perusahaan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan memang ada dimana saja. Dalam setiap perlombaan atau kompetisi kita bersaing untuk menjadi pemenangnya. Begitu juga di dunia bisnis, seluruh perusahaan akan

Lebih terperinci

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati:

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati: Daya tarik wisata alam Ujung Genteng memang membuat banyak orang penasaran karena keragaman objek wisatanya yang bisa kita nikmati dalam sekali perjalanan, mulai dari pantai berpasir putih, melihat penyu

Lebih terperinci

Kunjungan Ke Batam. Tentang Batam Batam dihubungkan dengan pulau-pulau Repang dan Galang, luas

Kunjungan Ke Batam. Tentang Batam Batam dihubungkan dengan pulau-pulau Repang dan Galang, luas Kunjungan Ke Batam Tentang Batam Batam dihubungkan dengan pulau-pulau Repang dan Galang, luas tanahnya 415 kilometer persegi dan sekarang penduduk di sana kira-kira sejuta orang. Orang-orang di sana memakai

Lebih terperinci

Paket Island Hopping dan Snorkeling

Paket Island Hopping dan Snorkeling Paket Island Hopping dan Snorkeling Lamanya: 4 hari, 3 malam Jenis kapal: Ferry (pp), Kapal cepat (pp) atau kombinasi Ferry dan Kapal cepat. Datang hari: Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu Selesai hari: Kamis,

Lebih terperinci

VII. STRATEGI PENGELOLAAN WISATA BOTUBARANI

VII. STRATEGI PENGELOLAAN WISATA BOTUBARANI Photo by : Mahardika Rizqi HIMAWAN BPSPL Makassar VII. STRATEGI PENGELOLAAN WISATA BOTUBARANI Pembentukan kelompok sadar wisata dilakukan melalui pemerintah desa dan kabupaten, yang diharapkan dapat menjadi

Lebih terperinci

No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden yang diwawancarai Jabatan

No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden yang diwawancarai Jabatan LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuisioner pengelola dan instansi terkait Kuisioner untuk pengelola dan Instansi terkait Pantai Pangumbahan No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya. Keindahaan alam yang terdapat di Indonesia sangat berpotensi menjadi obyek wisata yang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki perananan penting bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism Organization (WTO) sektor

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya adalah wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata belanja, dan masih banyak lagi. Dari

Lebih terperinci

Bisnis di sekitar kost

Bisnis di sekitar kost Abstraksi Dalam karya ilmiah ini akan di terangkan tentang peluang-peluang bisnis di area tempat kost, bagaimana memulai usaha di lingkungan kost. Dan dalam karya ilmiah ini diharapkan maha siswa dapat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Waroeng Taman Waroeng Taman berdiri pada tanggal 5 Mei 2001. Waroeng Taman merupakan jenis usaha perorangan dengan nama pemilik Ibu Dwi Jayanti

Lebih terperinci

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Bab 5 Jual Beli Peta Konsep Jual Beli Membahas tentang Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah Meliputi Meliputi Toko Pasar Warung Supermarket

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian - - ra Kota Jakarta dimana terdiri dari 110 pulau. Pulau Tidung sendiri merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keindahan alam Indonesia sudah sangat terkenal dan dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN. Keindahan alam Indonesia sudah sangat terkenal dan dapat menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan alam Indonesia sudah sangat terkenal dan dapat menarik perhatian dunia. Bahkan Indonesia berada di peringkat ke-4 dari negara-negara ASEAN yang sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalanan pariwisata sudah dikenal sejak zaman dahulu. Awal mula penjelajahan dilakukan oleh para pemerintah swasta, pejabat dan orang yang memiliki banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini peran teknologi serta informasi memang tidak dapat dipisahkan dalam berbagai aspek. Perkembangan teknologi informasi sangat berkembang pesat saat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pulau Bali sebagai barometer pariwisata nasional (Bali Post: 2003) dan mendapat penghargaan sebagai pulau terindah di dunia versi Majalah Conde Nast Traveler Rusia

Lebih terperinci

Wisata Kep.Seribu Jakarta

Wisata Kep.Seribu Jakarta 1. WISATA Pulau Tidung Pulau Tidung (Wisata Pulau Tidung ) Merupakan suatu Wilayah di Kab Adm Kepulauan Seribu di Perairan Teluk Jakarta merupakan Wisata Bahari Wisata Unik berbasis Masyarakat, 2 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat dan mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Lebih terperinci

NASI GORENG SEHAT ENAK TENAAANN...

NASI GORENG SEHAT ENAK TENAAANN... Page1 TUGAS PROPOSAL BISNIS E-COMMERCE NASI GORENG SEHAT ENAK TENAAANN... OLEH : DEWI SRI RAHAYU 11120056 4MP S1 Pagi Page2 KATA PENGANTAR Alhamdulillah dan puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan industri pariwisata di Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay, guest house)

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA. Daftar Wawancara untuk Pemilik Usaha. 1) Kapan ibu memulai usaha kue ini?

DAFTAR WAWANCARA. Daftar Wawancara untuk Pemilik Usaha. 1) Kapan ibu memulai usaha kue ini? DAFTAR WAWANCARA I. Identitas Responden Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : II. Daftar Wawancara untuk Pemilik Usaha 1) Kapan ibu memulai usaha kue ini? 2) Apakah alasan ibu memilih untuk menjalankan

Lebih terperinci

DEFINISI- DEFINISI A-1

DEFINISI- DEFINISI A-1 DEFINISI- DEFINISI Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari

Lebih terperinci

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan zaman diberbagai bidang, berdampak pada semakin kompleksnya kebutuhan akan barang dan jasa. Hal inilah yang mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

DATA COLLECTION. : Eko Bagus Setiarso (Pengelola Warung Makan Pak Man)

DATA COLLECTION. : Eko Bagus Setiarso (Pengelola Warung Makan Pak Man) Lampiran 1 DATA COLLECTION HASIL WAWANCARA Nama Responden Alamat : Eko Bagus Setiarso (Pengelola Warung Makan Pak Man) : Gentan, Truko Kec. Bringin Tanggal : 8 Juli 2014 (13.45) Pertanyaan umum a. Sudah

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS CATERING MAKANAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS CATERING MAKANAN KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS CATERING MAKANAN NAMA : ILHAM MUSYAFA AHMAD NIM: 10.12.4902 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA PELUANG BISNIS USAHA CATERING MAKANAN

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang dipakai dalam pembuatan tugas akhir ini dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data Sumatif : Berasal dari beberapa artikel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. 1. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi pengembangan produk wisata bahari dan konservasi penyu di Kabupaten

Lebih terperinci

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan di Indonesia cukup besar, baik sumberdaya perikanan tangkap maupun budidaya. Sumberdaya perikanan tersebut merupakan salah satu aset nasional

Lebih terperinci

09 (SEMBILAN) POKOK KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN PELAYANAN KAMI :

09 (SEMBILAN) POKOK KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN PELAYANAN KAMI : Kepada : Seluruh Mitra Bisnis Expired : 31 Desember 2015 Perihal : Penawaran Paket Harga Wisata Pantai Pangandaran, Jawa Barat ID Number : PAKET/2015/X57901 Salam Pariwisata, Melalui lampiran ini kami

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG 5.1. Pasar Bunga Rawabelong 5.1.1. Sejarah Pasar Bunga Rawabelong Pasar Bunga Rawabelong merupakan salah satu pasar yang dijadikan Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura.

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN 6.1. Strategi Nafkah Sebelum Konversi Lahan Strategi nafkah suatu rumahtangga dibangun dengan mengkombinasikan aset-aset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, yang didapat dari mata uang asing yang dikeluarkan oleh wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, yang didapat dari mata uang asing yang dikeluarkan oleh wisatawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu faktor utama yang menguntungkan bagi negara sebab dapat meningkatkan pendapatan negara yang dapat menunjang usaha pariwisata,

Lebih terperinci