Kata kunci: discharge planning, rencana pemulangan pasien, perawat, rawat ulang, readmisi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci: discharge planning, rencana pemulangan pasien, perawat, rawat ulang, readmisi."

Transkripsi

1 EVALUASI PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING YOGYAKARTA Cynthia Hardivianty Program Studi Manajemen Rumah Sakit Fakultas Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Yogyakarta ABSTRACT Latar belakang: Discharge Planning merupakan suatu proses dalam mempersiapkan pasien untuk mendapatkan kontinuitas perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatan sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungan dan harus dibuat sejak awal pasien datang ke pelayanan kesehatan. Meningkatkan perawatan terhadap pasien dan mengurangi pasien readmission atau rawat ulang dalam kurun waktu kurang dari 30 hari adalah prioritas nasional bagi rumah sakit. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Data yang terkumpul berupa data primer dan sekunder. input; SDM (Perawat kurang memahami tentang discharge planning dan sikap serta pengendalian emosi perawat dalam memberikan pelayanan didapatkan 36,4% masih menyatakan kurang baik). Rumah sakit tidak memiliki SOP khusus pelaksanaan dan form discharge planning yang belum sesuai. Proses; Perawat belum membuat discharge planning sesuai waktunya, Pemberi dan penerima pelayanan discharge planning sudah sesuai. Dan proses pelaksanaan discharge planning belum dilakukan secara maksimal. Output; faktor readmisinya yaitu dari 11 pasien readmisi didapatkan 6 pasien readmisi (54,5%) terkait proses dari penyakit sebelumnya dan 5 pasien readmisi yang bukan dari proses penyakit sebelumnya. pemahaman pasien dan keluarga dalam perawatan lanjutan pasien masih kurang baik. Kelengkapan form discharge planning pasien readmisi pada form bagian depan kurang lengkap dalam pengisiannya (15,7%) namun pada lembar bagian belakang terisi dengan lengkap (90,5%), dan hambatan pelaksanan berasal dari faktor personil; pemberi dan penerima pelayanan discharge planning. Kesimpulan: Penerapan pelaksanaan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta belum berjalan secara maksimal. Kata kunci: discharge planning, rencana pemulangan pasien, perawat, rawat ulang, readmisi Proceeding Health Architecture. All rights reserved PENDAHULUAN Discharge Planning atau perencanaan pemulangan merupakan suatu proses dalam mempersiapkan pasien untuk mendapatkan kontinuitas perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatan sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungan dan harus dibuat sejak awal pasien datang ke pelayanan kesehatan 1. Pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan penyembuhan, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup yang lebih optimum sebelum dipulangkan 2. Disscharge planning yang berhasil dilaksanakan dengan baik maka kepulangan pasien dari rumah sakit tidak akan mengalami hambatan serta dapat mengurangi hari atau lama perawatan dan mencegah kekambuhan, namun sebaliknya bila discharge planning yang tidak dilaksanakan dengan baik dapat menjadi salah satu faktor yang memperlama proses penyembuhan yang akan mengalami kekambuhan dan dilakukan perawatan ulang 3. Keberhasilan discharge planning dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: keterlibatan dan partisipasi, komunikasi, waktu, perjanjian dan konsensus serta personil discharge planning 4. Tipe rumah sakit (pendidikan atau umum), kompleksitas pasien, dan kompetensi perawat ikut mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan discharge planning 5. Discharge planning yang belum optimal menimbulkan dampak bagi pasien. Dampak tersebut adalah meningkatnya angka rawat ulang dan pada akhirnya pasien akan menanggung pembiayaan untuk biaya rawat inap di rumah sakit 6. Kondisi kekambuhan pasien atau rawat ulang pasien tentunya sangat merugikan pasien beserta keluarga dan juga rumah sakit 7. Beberapa penelitian dilakukan untuk meneliti dampak pelaksanaan discharge planning yang kurang optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Moore, et al (2003) 8 menunjukkan 49% pasien kembali ke klinik atau rumah sakit setelah dinyatakan pulang karena Page 21

2 mempunyai masalah dengan kesehatan. Penelitian senada juga diungkapkan oleh Fox, et al (2013) 9, yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara discharge planning dengan penurunan angka rawat ulang pasien dalam satu sampai 12 bulan indeks pemulangan pasien di pelayanan kesehatan. Rawat ulang/ readmisi pasien telah mendapatkan perhatian yang lebih karena rawat ulang pasien mencerminkan efektivitas kinerja dari suatu pelayanan kesehatan dan kualitas perawatan pasien tersebut di rumah. Efektivitas suatu discharge planning salah satunya ditandai dengan angka pasien rawat ulang menurun. Sejumlah penelitian menyoroti bahwa discharge planning yang efektif sangat penting untuk meningkatkan kesehatan pasien dan mengurangi rawat ulang. Salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan Philips, et al (2004) 10 bahwa discharge planning secara signifikan mengurangi kunjungan ulang atau rawat ulang pasien di rumah sakit. Readmisi merupakan salah satu indikator mutu pelayanan di rumah sakit, oleh karena itu penguatan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga melalui perencanaan discharge planning dapat menurunkan angka readmisi dirumah sakit. Meningkatkan perawatan terhadap pasien dan mengurangi pasien readmission atau rawat ulang dalam kurun waktu kurang dari 30 hari adalah prioritas nasional bagi rumah sakit 11. Sedangkan Indikator kejadian pasien jiwa readmisi tidak kembali dalam perawatan pada kurun waktu 1 bulan adalah 100% 12. Rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta telah melakukan discharge planning atau perencanaan pemulangan pasien. Dari survey yang dilakukan oleh peneliti pemberian health education kepada keluarga di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta masih belum optimal diberikannya. Pemberian perencanaan pulang kebanyakan diberikan hanya pada saat pasien pulang saja yang berupa petunjuk perawatan dirumah dan waktu kontrol serta jika ada pertanyaan dari pasien dan keluarga saja. Setelah dilakukan studi pendahuluan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta didapatkan jumlah kunjungan pasien rawat inap tahun 2015 sebanyak pasien dan jumlah pasien rawat inap dari tanggal 1 januari 2016 sampai dengan 30 september 2016 sebanyak pasien. Dari data diatas di dapatkan angka kejadian pasien rawat ulang (readmission) dalam waktu tiga bulan (mei - juli 2016) sebanyak 108 pasien selanjutnya jumlah pasien rawat ulang bulan agustus september sebanyak 61 pasien dan jumlah pasien rawat ulang bulan oktober sebanyak 19 pasien, selanjutnya dilakukan penelusuran dokumen lembar discharge planning pasien rawat ulang pada bulan oktober sebanyak 18 rekam medis pasien yang tidak memiliki lembar discharge planning dan dari 18 rekam medis pasien tersebut didapatkan 12 rekam medis yang tidak diisi pada bagian skrining discharge planning pada lembar asesmen awal keperawatan. Hasil wawancara dari salah satu petugas rekam medik menyatakan bahwa pengisian lembar sejak tahun 2014, sehingga kebanyakan lembar discharge planning pasien tidak terisi. Dari uraian diatas peneliti ingin mengetahui penerapan pelaksanaan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. discharge planning tidak begitu ditekankan METODE Studi kasus merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even atau proses) serta mengumpulkan informasi secara terperinci dan mendalam dengan berberapa prosedur pengumpulan data selama priode tertentu 13. Penelitian ini dipilih karena untuk menggali secara mendalam mengenai permasalahan pada aspek input, process dan output dalam penerapan pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Metode pengolahan data tersebut dengan menggunakan analisis deskriptif. Data yang terkumpul berupa data primer dan sekunder. Datadata primer diperoleh dengan wawancara mendalam dan observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil telaah dokumen yang telah dibuat di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Informan penelitian ini adalah pasien rawat ulang pada bulan desember yang berjumlah 19 pasien namun sampel dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa yang dipilih merupakan para pembuat discharge planning dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan yang didapatkan 11 informan perawat dan 11 informan dari pasien rawat ulang atau keluarga pasien berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. HASIL 1. Kondisi input pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. a. SDM Page 22

3 Ratio antara jumlah perawat dan jumlah tempat tidur sebagai berikut: Tabel 1.1. Data ratio jumlah pasien rawat inap dan perawat No Ruang rawat inap Jumlah perawat Jumlah tempat tidur Ratio 1 Firdaus 14 orang 27 1 : 0,52 2 Na im 15 orang 19 1 : 0,79 3 Wardah 17 orang 19 1 : 0,89 4 Zaitun 16 orang 19 1 : 0,84 5 Ar-royan 21 orang 31 1 : 0,67 6 Al-kausar 20 orang 23 1 : 0,87 Jumlah : 0,75 Hasil dari perbandingan antara jumlah perawat dengan jumlah tempat tidur secara keseluruhan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta adalah 103 : 138 atau (1 : 0,75). Ruang rawat inap yang perbandingan paling rendah adalah ruang rawat inap firdaus yaitu 1 : 0,52. Perawat yang menjalankan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta memiliki latar belakang pendidikan D3 keperawatan S1 keperawatan atau sarjana profesi sebagai berikut: Tabel 1.2. Data terakhir perawat No Pendidikan Jumlah Jumlah informan 1. D3 73 orang 8 orang 2. S1 profesi 30 orang 3 orang Jumlah 103 orang 11 orang Pengetahuan perawat tentang discharge planning sebagai berikut: Tabel 1.3. Perbandingan hasil penelitian dan teori tentang Pengetahuan Perawat Subtema Manfaat : 1. Memberikan informasi kepada pasien maupun keluarga tentang perawatan lanjutan pasien dirumah 2. Kelengkapan dokumentasi 3. Kelengkapan dokumen akre-ditasi 4. Legalitas bila terjadi tuntutan maupun komplain Kerugian: 1. Pasien maupun keluarga tidak mengerti dan tidak paham tentang perawatan lanjutan dirumah 2. Dokumentasi yang tidak lengkap sehingga tidak memiliki bukti jika ada tuntutan dari pasien/keluarga, 3. Ketidakpuasan pasien 4. Advice dokter tidak tercapai 5. Terjadi pasien rawat ulang 6. Ketidakpuasan pasien Tema Perawat kurang memahami tentang discharge planning. Berdasarkan teori : Manfaat: 1. Mengurangi pelayanan yang tidak terencana (unplanned admission). 2. Mengantisipasi terjadinya kegawatdaruratan setelah kembali kerumah. 3. Mengurangi LOS (Length Of Stay) pasien di rumah sakit. 4. Meningkatkan kepuasan individu dan pemberi layanan. 5. Menghemat biaya selama proses perawatan. 6. Menghemat biaya ketika pelaksanaan perawatan di luar rumah sakit atau di masyarakat karena perencanaan yang matang. 7. Hasil kesehatan yang dicapai menjadi optimal. Kerugian : 1. Adanya pasien rawat ulang < 30 hari 2. Meningkatnya jumlah kekambuhan 3. Meningkatnya length of stay pasien dirumah sakit. 4. Penambahan cost bagi pasien maupun rumah sakit. (Kozier, 2004) 14 Berdasarkan hasil penelitian diatas tentang pengetahuan perawat yang dilihat dari manfaat serta kerugian dari discharge planning didapatkan secara keseluruhan informan perawat kurang memahami tentang discharge planning Sikap dan pengendalian emosi perawat dalam memberikan pelayanan kurang baik (36,4%) dilihat dari masih ada perawat yang bersikap judes dan ketus dan menampakan ekspresi yang berbeda bila pasien atau keluarga terlalu banyak tetapi agar pasien dan keluarga pasien merasa lebih puas terhadap pelayanan yang diberikan. Tabel 1.4. Perbandingan Hasil Penelitian Sikap dan Pengendalian Emosi Perawat Subtema 1. Dari 11 pasien rawat ulang, 4 pasien (36,4%)menyatakan sikap dan pengendalian emosi yang diberikan oleh perawat masih kurang baik, dilihat dari masih ada pera-wat yang bersikap judes dan ketus. 2. Dari 11 pasien rawat ulang, 7 pasien (63,6%) menyatakan bahwa sikap dan pengendalian emosi perawat sudah baik yang dilihat dari sopan santunnya, keramahannya, telaten, penanganan segera, dan mengguna-kan bahasa yang mudah dimengerti serta pasien merasa puas terhadap pelayanan yang telah diberikan. Tema Sikap & pengendalian emosi perawat kurang baik. Berdasarkan teori: Sikap dan pengendalian emosi yang baik akan mengarahkan perawat untuk lebih bersikap sabar, sopan, hati-hati dan juga telaten Sebaliknya sikap yang tidak baik yang dimiliki oleh perawat dalam menyampaikan segala bentuk informasi akan mempengaruhi penerimaan informasi yang diberikan kepada pasien maupun keluarga serta berpengaruh terhadap kepuasan pasien. (Notoatmojo, 2012) 15 b. Petunjuk teknis (SOP) Berdasarkan hasil telaah dokumen yang telah dilakukan petunjuk teknis atau dapat juga disebut sebagai SOP pelaksanaan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta masih berpedoman kepada Surat Keputusan direktur rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Nomor: 0444/PS.1.2/IV/2015. SOP khusus pelaksanaan discharge planning tidak dimiliki oleh rumah sakit ini. Panduan rencana pemulangan pasien ini telah dibuat sejak bulan april 2015, namun pada pelaksanaanya belum maksimal. Selain pelaksanaanya yang belum maksimal, panduan Page 23

4 rencana pemulangan pasien hanya bersifat himbauan agar para perawat atau tim kesehatan yang bertugas untuk membaca dan mempelajari berupa soft file yang terdapat didalam komputer pada setiap bangsal dan belum berbentuk hard copy. Selain itu pihak menejemen rumah sakit juga belum melakukan sosialisasi khususnya tentang pelaksanaan discharge planning, akibatnya membuat pegawai mengalami kesulitan dalam pelaksanaan discharge planning maupun pendokumentasian pada lembar discharge planning. hal ini diungkapkan oleh seluruh informan perawat dengan simpulan hasil penelitian sebagai berikut: Tabel 1.5. Hasil Penelitian petunjuk teknis (SOP) Subtema Tema 1. Rumah sakit ini memiliki SOP discharge Perawat planning beranggapan 2. Seluruh informan perawat belum pernah panduan rencana membacanya pemu-langan 3. SOP tersebut berupa softfile yang ada di pasien adalah komputer setiap ruang rawat inap. SOP. 4. SOP dapat diakses oleh petugas 5. Tidak pernah ada sosialisasi tentang pentingnya discharge planning dan cara pengisian lembar discharge planning 6. Hanya ada himbauan bahwa lembar discharge planning kembali diisi sejak bulan november lalu Berdasarkan teori: Standar operasional prosedur (SOP) merupakan panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional yang berupa dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal. (Seilendra, 2015) 16 Berdasarkan hasil penelitian diatas didapatkan petunjuk teknis atau dapat juga disebut sebagai SOP pelaksanaan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta tidak memiliki SOP khusus pelaksanaan discharge planning. Menurut hasil penelitian perawat beranggapan panduan rencana pemulangan pasien adalah SOP dan sebagian besar informan perawat belum pernah membaca panduan rencana pemulangan pasien tersebut. c. Form discharge planning Hasil dari telaah dokumen didapatkan berberapa unsur-unsur yang sudah sesuai dan ada berberapa unsur yang tidak sesuai atau tidak ada di lembar form discharge planning yang dimiliki rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Hal tersebut sesuai dengan hasil telaah dokumen yang telah dilakukan sebagai berikut: Tabel 1.6. Hasil Penelitian form discharge planning Hasil penelitian Berdasarkan teori Hasil telaah Unsur-unsur yang harus ada pada sebuah dokumen: form perencanaan pemulangan antara lain: 1. Unsur-unsur yang tidak ada pada form discharge planning di rumah sakit pada poin nomor 1, 2, 3, 6 dan Ada dan sesuai unsur yang ada pada form discharge plann-ing pada poin nomor 4 dan 7 3. Ada, tetapi kurang lengkap pada poin nomor 5 (hanya ada perawatan luka dan pemakaian alat kesehatan). 1. Pengobatan di rumah, mencakup resep baru, pengobatan yang sangat dibutuhkan, dan pengobatan yang harus dihentikan. 2. Daftar nama obat harus mencakup nama, dosis, frekuensi, dan efek samping yang umum terjadi. 3. Kebutuhan akan hasil test laboratorium yang dianjurkan, dan pemeriksaan lain, dengan petunjuk bagaimana untuk memperoleh pelayanan dan waktu pelaksanaannya. 4. Bagaimana melakukan pilihan gaya hidup dan tentang perubahan aktivitas, latihan, diet makanan yang dianjurkan dan pembatasannya. 5. Petunjuk perawatan diri (perawatan luka, perawatan kolostomi, ketentuan insulin, dan lain-lain). 6. Kapan dan bagaimana perawatan atau pengobatan selanjutnya yang akan dihadapi setelah dipulangkan, nama pemberi layanan, waktu, tanggal, dan lokasi setiap janji untuk control. 7. Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk melakukan peninjauan ulang petunjuk pemulangan. 8. Bagaimana mengatur perawatan lanjutan (jadwal pelayanan di rumah, perawat yang menjenguk, penolong, pembantu jalan/ walker, kanul, oksigen, dan lain-lain) beserta dengan nama dan nomor telepon setiap institusi yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan. (Discharge Planning Association, 2008) 17 Berdasarkan hasil telaah dokumen diatas unsur yang tidak ada pada form discharge planning yang dimiliki rumah sakit adalah 5 unsur (62,5%) dan hanya 3 unsur yang ada pada form discharge planning namun setelah melakukan telaah dokumen lainnya pada lembar resume pasien didapatkan ketiga unsur diatas yang tidak ada di form discharge planning. hal ini senada dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan dari perawat dengan simpulan sebagai berikut: Daftar nama obat, dosis serta frekuensi pemberan sudah ada diresume pasien yang nanti lembar resume pasien ini dibawa pulang oleh pasien sehingga di lembar discharge planning tidak ada daftar nama obat-obatan. Selain itu jadwal kontrol pasien secara lengkap juga di lembar resume pasien serta data petugas atau perawat yang akan melakukan perawatan dirumah juga sudah ada di rsume pulang pasien Selain ke tiga unsur diatas, unsur lain yang tidak ada pada form discharge planning yang dimiliki oleh rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta adalah Pengobatan di rumah, mencakup resep baru, pengobatan yang sangat dibutuhkan, dan pengobatan yang harus dihentikan; dan kebutuhan test yang dianjurkan (laboraturium, rongen, CT scan, dll; petunjuk pelaksana; waktu Page 24

5 pelaksana), hal ini dapat dilihat tidak ada poin yang menjelaskan tentang hal tersebut pada lembar form discharge planning yang dimiliki rumah sakit. Selain hasil telaah dokumen form discharge planning didapatkan hasil wawancara dengan salah satu informan bagian manajemen yang menyatakan bahwa formulir discharge planning saat ini belum ada pembaharuan dan tidak memiliki sumber dan form ini masih mencontoh form discharge planning yang dimiliki rumah sakit lain. Hal ini disampaikan pada simpulan hasil wawancara dengan bagian manajemen yaitu: Untuk formulirnya belum memiliki sumber, dan belum mengacu pada teori-teori karena form ini juga masih menyontek dari form perencanaan pulang rumah sakit lain 2. Kondisi prosess pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta a. Waktu pembuatan rencana pemulangan pasien Pada prinsipnya discharge planning atau perencanaan pemulangan pasien dibuat pada saat pasien masuk untuk mengidentifikasi kebutuhan perencanaan pulang pasien. Berdasarkan hasil penelitian pada dasarnya perawat sudah mengetahui waktu pembuatan rencana pemulangan pasien adalah pertama kali ketika pasien masuk ke ruang rawat inap, tetapi pada pelaksanaanya perawat masih melakukan pengisian rencana kepulangan pasien pada saat pasien akan dipulangkan atau setelah pasien pulang. Bukan hanya itu saja, perawat juga meminta tanda-tangan kepada pasien atau keluarga pada lembar penerimaan discharge planning tanpa memberikan pelayanan discharge planning yang dibutuhkan b. Pemberi dan penerima Proses pelaksanaan discharge planning melibatkan dua belah pihak yaitu pemberi pelayanan discharge planning dan penerima pelayanan, hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebagai berikut: Tabel 1.7. Perbandingan Hasil Penelitian dengan Teori tentang pemberi dan Penerima Subtema Tema Hasil observasi Pemberi dan Pemberi: penerima 1. Perawat pelayanan 2. Bagian gizi discharge 3. Fisioterapi planning sudah hanya sesuai. Pemberi: 1. Dokter 2. Ahli gizi 3. Fisioterapi 4. Seluruh perawat (tidak Perawat primer/ppjp) Penerima: 1. Pasien Penerima: 1. Pasien 2. Keluarga pasien 2. Keluarga pasien Berdasarkan teori: Pemberi: Proses discharge planning harus dilakukan secara komperhensif dan melibatkan staf medis rumah sakit yang berfungsi sebagai konsultan. Perawat menempatkan posisi yang penting dalam proses perawatan pasien dan proses keperawatan sangat berpengaruh dalam memberikan pelayanan kontiniutas melalui discharge planning. Penerima: Discharge planning atau rencana pemulangan pasien tidak hanya melibatkan pasiennya saja, tetapi keluarga juga turut andil dalam pelaksanaannya. (Potter & Perry, 2005) 6. Berdasarkan hasil penelitian diatas pemberi pelayanan rencana pemulangan pasien di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta adalah staf medis rumah sakit yang meliputi perawat, ahli gizi, dokter dan fisioterapi. Sedangkan yang menerima pelayanan tersebut adalah pasien maupun keluarga pasien. c. Proses pelaksanaan Pada saat pasien pertama kali masuk ruang rawat inap berberapa proses pelaksanaan discharge planning yang harus dilakukan adalah pengkajian tentang kebutuhan pelayanan kesehatan untuk pasien dilakukan sejak waktu penerimaan pasien di ruang rawat inap, pengkajian kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga, dan pengkajian faktor-faktor lingkungan di rumah yang dapat mengganggu perawatan diri. Namun Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan discharge planning pada saat pasien pertama kali masuk ruang rawat inap belum dilaksanakan secara maksimal (20,2%). Hal yang dilakukan perawat ketika pasien baru masuk ruang rawat inap, perawat hanya memberikan penjelasan tentang bagaimana jika memerlukan bantuan, orientasi ruangan, memberikan bag mandi (jika ada), memberikan kartu tunggu, dan meminta tanda-tangan kepada pasien atau keluarga tanpa melakukan pengkajian yang diperlukan untuk proses discharge planning dan tidak melakukan pemberian informasi terkait perawatan apa saja yang akan dilakukan untuk pasien. maka kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian diatas didapatkan pelaksanaan discharge planning pada saat pasien pertama kali masuk ruang rawat inap belum dilakukan sesuai dengan yang seharusnya. Page 25

6 Persiapan sebelum hari kepulangan pasien ada tiga tahapan yang biasanya dilakukan oleh perawat kepada pasiennya yaitu memberikan informasi tentang sumber pelayanan kesehatan, melakukan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin setelah pasien di rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi, informasi tentang obat-obatan yg diberikan, dll) dan memberikan leaflet atau buku saku. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan discharge planning pada saat persiapan sebelum hari kepulangan pasien belum berjalan secara maksimal (19,2%). Pemberian pendidikan kesehatan hanya kepada sebagian pasien (24,7%) tentang tanda-gejala penyakit, komplikasi penyakit, informasi obat-obatan yang diberikan, penggunaan perawatan medis dan lanjutan, diet makanan, latihan fisik, dan hal-hal yang dihindari atau pantangan kepada pasien. Perawat tidak memberikan leaflet atau buku saku kepada pasien setelah memberikan pendidikan kesehatan. Dalam proses pelaksanan discharge planning di hari kepulangan pasien ada sembilan tahapan yang harus dilakukan oleh perawat yaitu: Memeriksa order dokter tentang resep, perubahan tindakan pengobatan atau alat-alat khusus yang di butuhkan; Menanyakan transportasi pasien ketika pulang; menawarkan kepada pasien dan keluarga untuk mempersiapkan seluruh barangbarang pribadi untuk dibawa pulang; Memeriksa seluruh ruang rawat inap termasuk kamar mandi dan carilah salinan daftar-daftar barang berharga yang dimiliki pasien; Memberikan pasien resep atau obat-obat sesuai dengan pesan dokter; Menghubungi bagian keuangan untuk menentukan apakah pasien atau keluarga sudah bisa mengurus administrasi; Memberi tawaran kepada pasien untuk menggunakan kursi roda sampai kendaraan yang akan membawa pasien pulang; Mencatat format ringkasan pulang pasien (dibeberapa institusi, pasien juga mendapat salinan format ringkasan pemulangan tersebut); Dokumentasi status masalah kesehatan pasien pulang. Berdasarkah hasil penelitian pelaksanaan discharge planning hari kepulangan pasien sudah dilaksanakan secara keseluruhan (90,5%) oleh perawat walaupun pelaksanaanya tidak berurutan. Namun pada tahapan melakukan penawaran kepada pasien dan keluarga untuk mempersiakan seluruh barangbarang pribadi hanya dilakukan kepada 1 pasien dan tahapan memeriksa seluruh ruang rawat inap termasuk kamar mandi dan mencari salinan daftar-daftar barang berharga yang dimiliki pasien tidak dilaksanakan kepada seluruh pasien, pemeriksaan itu biasaya dilakukan oleh cleaning service setelah pasien pulang dan ruangan akan dibersihkan sehingga jika ada barang-barang pasien ada yang tertinggal cleaning service memberikan barang-barang tersebut kepada perawat bangsal agar suatu saat nanti apabila pasien atau keluarga balik lagi kerumah sakit dan menanyakan hal tersebut bisa dikembalikan. 3. Kondisi output pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. a. Faktor readmisi Pasien rawat ulang (readmisi) adalah pasien rawat inap yang sebelumnya telah dirawat di rumah sakit tetapi pasien tersebut kembali dirawat sebelum 30 hari masa perawatan sebelumnya. Pasien yang mendapatkan perawatan ulang kembali sebelum 30 hari masa memiliki dua penyebab yaitu proses penyakitnya dan bukan dari proses penyakitnya. Kedua faktor readmisi ini dilihat dari diagnosa pasien yang dirangkum dalam hasil penelitian melalui telaah dokumen sebagai berikut: Tabel 1.8. Hasil Telaah Dokumen Faktor Readmisi Faktor readmisi Jumlah pasien Proses penyakit 6 pasien Bukan dari proses penyakit 5 pasien Jumlah 11 pasien Dari hasil telaah dokumen yang telah dilakukan didapatkan 11 pasien rawat ulang (54,5%) yang memiliki berberapa diagnosa. 6 pasien rawat ulang terkait proses dari penyakit sebelumnya dan 5 pasien bukan dari proses penyakit sebelumnya. Dari data yang didapatkan tersebut serupa dengan simpulan hasil wawancara dengan perawat yang bertugas dan pasien ataupun keluarga pasien, sebagai berikut Tabel 1.9. Perbandingan Hasil Penelitian dengan Teori tentang Faktor Readmisi Page 26

7 Subtema Proses penyakitnya Menurut perawat: Pasien rawat ulang biasanya dikarenakan proses penyakitnya, pasien tidak patuh, dan juga karena faktor lainnya Menurut pasien/keluarga: Pasien dirawat ulang karena karena penyakit dari pasien itu sendiri seperti sesak nafas/sulit bernafas, drop, panas berkepanjangan Bukan karena proses penyakitnya Menurut perawat: pasien di rawat lagi karena pasiennya ngeyel tidak mau di operasi dan hanya mau minum obat herbal; pasien terjadi infeksi; pasien jatuh; pasien drop; gds pasien tinggi Menurut pasien/keluarga: karena sakitnya kambuh, obat herbalnya tidak berpengaruh dan harus operasi, pasien jatuh dan luka operasi sebelumnya terbuka, pasien ngedrop, dan luka pasien tidak kering Tema Faktor readmisi pasien terdiri dari 2 yaitu dikarenakan proses penyakitnya dan bukan karena proses penyakit-nya. Berdasarkan teori: Discharge planning yang belum optimal menimbulkan dampak bagi pasien. Dampak tersebut adalah meningkatnya angka rawat ulang dan pada akhirnya pasien akan menanggung pembiayaan untuk biaya rawat inap di rumah sakit, jika pasien dirawat ulang kembali dengan masalah yang sama atau akibat dari penyakit sebelumnya itu akan mengakibatkan penambahan biaya bagi pasien (Perry & Potter, 2005) 6. Berdasarkan hasil penelitian diatas ini, Faktor readmisi pasien rawat ulang < 30 hari yang terjadi karena dari proses perjalanan penyakitnya dan bukan dari proses penyakitnya. Faktor readmisi yang bukan dari proses penyakitnya dapat disebabkan berbagai faktor yaitu: kurangnya pengetahuan, pasien yang tidak patuh, tidak terpajan informasi dan faktor lainnya. b. Pemahaman pasien atau keluarga Pemahaman pasien atau keluarga pasien yang menerima pelayanan kesehatan terkait informasi kesehatan pasien maupun informasi tentang perawatan selanjutnya setelah pasien dipulangkan adalah salah satu tujuan dari pelaksanaan discharge planning. dibawah ini simpulan hasil wawancara dengan informan dari pasien: Tabel Hasil Penelitian Pemahaman Pasien Subtema Hasil observasi Edukasi yang diberikan: 1. Dokter dan petugas gizi tentang diet makanan 2. Latihan fisik diberikan oleh fisioterapi 3. Perawat hanya menjelaskan jadwal kontrol dan obat-obatan 1. Melakukan edukasi ketika pasien akan pulang. 2. Penjelasan yang diberikan yaitu jadwal kontrol dan obatobatan yang harus dikonsumsi. 4. Bila pasien butuh informasi pasien/keluarga inisiatif sendiri untuk bertanya 3. Tidak melakukan penkes lainnya. Tema : Pemahaman pasi-en dan keluarga dalam perawatan lanjutan setelah pasien dipulang-kan masih kurang baik Berdasarkan teori : Pendidikan kesehatan harus diberikan secara dini agar pasien dan keluarga mendapatkan pemahaman terkait informasi kesehatan dan cara perawatan pasien setelah dipulangkan, selain itu agar pasien maupun keluarga mengetahui terkait obat-obatan yang dikonsumsi, dan mengetahui tentang tanda-tanda komplikasi. (Kleinpell, 2014) 18 Berdasarkan hasil penelitian diatas Informasi-informasi yang didapatkan oleh pasien maupun keluarga pasien biasanya didapatkan dari dokter, perawat maupun tenaga kesehatan lainnya yang bertugas dirumah sakit. Pemahaman pasien dan keluarga dalam perawatan lanjutan setelah pasien dipulangkan masih kurang baik, hal ini dapat dilihat dari kurangnya pemberian edukasi kepada pasien dalam perawatan lanjutan setelah pasien dipulangkan, edukasi yang diberikan oleh perawat ketika pasien akan pulang saja dan itu tentang jadwal kontrol pasien dan obatobatan yang dikonsumsi pasien. dan berdasarkan hasil dari observasi yang telah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan tentang tanda-gejala, komplikasi, latihan fisik, dan hal-hal yang harus dihindari jarang dilakukan oleh perawat. c. Kelengkapan form Form discharge planning yang dimiliki oleh rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta mempunyai berberapa poin kegiatan pada bagian depan yang dalam pengisiannya pemberi pelayanan dapat menuliskan tanggal dan jam pada setiap pelaksanaan kegiatan yang telah diberikan dan juga terdapat kolom untuk nama dan tandatangan pemberi maupun penerima pelayanan pelaksanaan discharge planning tersebut. Selanjutnya pada kolom terakhir samping kanan terdapat tabel tidak dilakukan (alasan), tabel ini untuk pengisian jika tidak melakukan kegiantan yang berupa poin-poin tersebut serta harus mencantumkan alasannya. Kemudian pada bagian belakang lembar ini yang diisinya saat pasien menjelang pulang terdapat berberapa poin yang harus diisi, cara mengisinya hanya dengan mencontreng salah satu pilihan yang ada, Page 27

8 dan bagian paling bawah pada lembar belakang form discharge planning terdapat kolom untuk tanda tangan perawat dan pasien/keluarga yang telah mendapatkan pelayanan discharge planning. Berdasarkan hasil penelitian yan telah dilakukan form discharge planning yang dimiliki rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pada pasien rawat ulang didapatkan semua form discharge planning pasien readmisi kurang lengkap dalam pengisiannya. Bagian yang hampir tidak terisi adalah diskusi tentang pengawasan pada pasien setelah pulang tentang obat, diet, aktivitas dan peningkatan status fungsional; diskusi tentang kondisi kegawatan, tanda dan gejala yang perlu diwaspadai, penanganan sebelum ke rumah sakit, dan nomer telpon yang bisa dihubungi saat pasien membutuhkan bantuan; dan diskusi tentang support system keluaarga, finansial dan alat transportasi yang digunakan. Bagian yang selalu terisi tetapi sesuai dengan kebutuhan pasien adalah penkes modifikasi gaya hidup (pengaturan diet, aktifitas fisik, dan merokok); diskusi tentang modifikasi lingkungan setelah pulang dari rumah sakit; dan diskusi tentang rencana perawatan lanjutan pasien (bantuan adl, perawatan luka, pemakaian alat kesehatan, jadwal kontrol). Serta hasil telaah dokumen lainnya tentang kelengkapan form pada lembar bagian belakang yang hasilnya semua form discharge planning pasien rawat ulang terisi cukup baik dan ditandatangai oleh perawat sebagai pemberi dan pasien/keluarga sebagai peneria pelayanan. d. Hambatan pelaksanaan Hambatan dalam pelaksanaan discharge planning dapat dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya dan juga bisa dari pasien atau kondisi pasiennya. Hal ini senada disampaikan oleh berberapa informan yang telah disimpulkan pada hasil penelitian dibawah ini yaitu (tabel 1.9 ): Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hambatan tidak hanya dari personal seorang perawat tetapi hambatan juga bisa berasal dari pasiennya, sehingga hambatan pelaksanaan discharge planning berasal dari faktor personil yaitu pemberi dan penerima pelayanan Tabel Hasil Penelitian Hambatan Pelaksanaan Subtema Tema 1. Terbatasnya waktu 2. Kurangnya pengetahuan Hambatan pelaksanan 3. Tergantung dari kesadaran berasal dari individu perawatnya: faktor personil; - Kepatuhan pemberi dan - Lupa 4. Tergantung dari pasien yaitu: penerima pelayanan. - Pasien kurang kooperatif - Pasien belum tenang - Kepercayaan pasien - Kepatuhan pasien Berdasarkan teori: Keberhasilan discharge planning dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keterlibatan dan partisipasi, komunikasi, waktu, personil pelaksanaan planning dan perjanjian dan konsensus. (Poglitsch, et al, 2011) 4 discharge Keberhasilan pelaksanaan discharge planning dipengaruhi oleh tipe rumah sakit (pendidikan atau umum), kompetensi perawat, dan kompleksitas pasien. (Coleman dan Chalmers, 2006) 5 PEMBAHASAN 1. Kondisi input pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil yang kurang baik pada komponen input dikarenakan banyak kekurangan pada komponen input: a. SDM (sumber daya manusia) SDM yang didalamnya ada ratio antara jumlah perawat dan jumlah tempat tidur, tingkat pendidikan perawat yang melaksanakan discharge planning, pengetahuan perawat terhadap discharge planning, dan sikap dan pengendalian emosi. Ratio antara jumlah perawat dan jumlah tempat tidur didapatkan perawat di seluruh ruang rawat inap di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta berjumlah 103 orang perawat dan jumlah tempat tidur diseluruh ruang rawat inap berjumlah 138 tempat tidur. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 262/Men.Kes/VII/ bahwa perbandingan antara tenaga keperawatan dan tempat tidur pada sebuah rumah sakit tipe C adalah 1 : 1 yang artinya 1 tenaga keperawatan berbanding 1 tempat tidur. Tetapi hasil dari perbandingan antara jumlah perawat dengan jumlah tempat tidur di rumah sakit Page 28

9 PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta adalah 103 : 138 atau 1 : 0,75 yang kebutuhannya belum sesuai dengan peraturan tersebut. Hasil lain ditemukan bahwa ruang rawat inap yang memiliki perbandingan paling rendah adalah ruang rawat inap firdaus. Jumlah perawat 14 orang dan jumlah tempat tidur 27 orang sehingga perbandingan antara perawat dan jumlah tempat tidur berbanding 1 : 0,52 dan jumlah kebutuhan belum sesuai dengan peraturan diatas. Selanjutnya, hasil penelitian yang melihat tingkat pendidikan perawat di dapatkan perawat-perawat yang melaksanakan perencanaan pemulang-an pasien sudah sesuai dengan tenaga profesional dan kompetensinya masingmasing. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/Menkes/per/XI/ kom-petensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang pegawai yang berupa pengetahuan, skill atau keterampilan, dan sikap perilaku sesuai dengan bidangnya agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efesien. Pengetahuan perawat dalam pelaksanaan discharge planning didapatkan seluruh informan perawat kurang memahami terkait discharge planning. Hal ini dapat dilihat dari paham tidaknya perawat tentang manfaat dan kerugian pelaksanaan discharge planning. Dari 7 poin manfaat dari pelaksanaan discharge planning hanya 1 poin yang sesuai dari jawaban seluruh informan perawat dan dari 4 poin kerugian pelaksanaan discharge planning hanya 1 poin yang sesuai dari jawaban seluruh responden. Pengetahuan merupakan kunci ke-berhasilan dalam pendidikan keseha-tan 20. Perawat harus memiliki pengetahuan yang baik untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien maupun keluarga. Pengetahuan yang baik akan mengarahkan perawat pada kegiatan pembelajaran pasien dan pasien maupun keluarga akan banyak menerima informasi sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga sangat diperlukan perawat lebih memahami tentang pelaksanaan discharge planning. Selanjutnya penilaian sikap dan pengendalian emosi dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien maupun keluarga pasien didapatkan sikap yang ditunjukan kurang baik dan menimbulkan ketidakpuasan kepada pasien dalam menerima pelayanan. Walaupun hanya 4 orang dari 11 orang pasien (36,4%) tetapi masih ditemukan hal yang kurang baik sehingga perlu ditingkatkan cara komunikasi perawat agar pasien maupun keluarga merasa lebih puas terhadap pelayanan. Sikap yang baik mempengaruhi penerimaan informasi yang disampaikan, semakin baik sikap dan pengendalian emosi yang dimunculkan maka semakin baik pula penjelasan yang disajikan sehingga semakin mudah penerimaan informasi yang diberikan 21. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh sikap, komunikasi dan attitude para pemberi pelayanan. Para pemberi pelayanan tersebut yaitu para tim kesehatan maupun staf yang ada dirumah sakit 22. b. Petunjuk teknis (SOP) Petunjuk teknis atau standar oprasional prosedur (SOP) adalah salah satu dari kondisi input yang dilihat dari penelitian ini. Hasil penelitian yang didapatkan untuk petunjuk teknis/sop di rumah sakit ini mengacu pada SK direktur rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Nomor: 0444/PS.1.2/IV/2015. Rumah sakit ini tidak memiliki Petunjuk teknis/ SOP khusus tentang pelaksanaan discharge planning. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir 23. Berdasarkan hasil penelitian terdapat ketidaksesuaian jawaban yang disampaikan informan perawat dan informan bagian manajemen. Hal ini dapat dilihat dari perawat tidak mengetahui rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta tidak memiliki SOP melainkan adalah SK panduan rencana pemulangan pasien. Berberapa faktor penyebab hal tersebut dapat terjadi yaitu: perawat tidak pernah membaca SOP; perawat tidak paham antara SOP dan panduan; tidak ada sosialisasi sebelumnya; hanya berbentuk softfile; Page 29

10 kesadaran dari perawat dan faktor-faktor lainnya. c. Form discharge planning Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada 5 unsur yang tidak ada di form discharge planning yang dimiliki oleh rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakar-ta, sehingga harus dilengkapi sesuai dengan unsur-unsur yang harusnya ada disebuah lembar discharge planning. Selain itu berdasarkan hasil penelitian lainnya, form discharge planning yang dimiliki oleh rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta tidak memiliki sumber dan masih mengadop form discharge planning yang dimiliki oleh rumah sakit lain. Setiap penulisan yang baik harus memiliki bukti atau sumber terbaik yang bertujuan sebagai landasan teori, sebagai penjelasan dan sebagai penguat pendapat atau tulisan yang kita miliki Kondisi prosess pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta a. Waktu pembuatan rencana pemulangan Hasil penelitian yang didapatkan terkait waktu pembuatan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta adalah ketika pasien sudah akan pulang atau ketika pasien sudah pulang, tetapi perawat mengetahui waktu pelaksanaannya atau pembuatan rencana kepulangan pasien yaitu ketika pasien pertama kali dirawat di ruang rawat inap namun pada kenyataanya berbanding terbalik. Discharge planning dibuat pada awal pasien masuk dan pada saat itu dilakukan diskusi untuk tindakan yang akan dilakukan dan perawatan lanjutan 25. b. Pemberi dan penerima pelayanan discharge planning. Pemberi pelayanan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta adalah perawat dan paramedis lainnya seperti ahli gizi, farmasi, dan fisioterapi. Discharge planning dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu yaitu dari bidang keperawatan, kedokteran, farmasi, ahli terapi fisik, kerja sosial, gizi yang memiliki tugas sesuai kompetensinya 26. Selain itu berdasarkan hasil penelitian, perawat adalah salah satu yang memiliki peranan penting dalam pembuatan rencana kepulangan pasien dan juga memiliki tugas memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien. Namun dari hasil penelitian tidak hanya perawat yang memiliki jabatan perawat primer (PP) atau PPJP tetapi perawat pelaksana (PA) juga melakukan hal yang sama dalam pelaksanaan discharge planning. Tugas dan tanggung jawab perawat primer (PP) dalam pelaksanaan discharge planning adalah menerima pasien baru rawat inap diruangan tersebut, membuat perencanaan discharge planning dan melakukan pelaksanaan discharge planning yang dimulai dari pengkajian kepada pasien tentang kebutuhan pelayanan kesehatan dan kebutuhan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan penyakitnya sampai dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien, sedangkan tugas dari perawat pelaksana (PA) adalah membantu melaksanakan agenda perencanaan discharge planning yang telah dibuat 32. Penerima pelayanan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta adalah pasien dan melibatkan keluarga pasien. Semua pasien yang di rawat inap di rumah sakit memerlukan discharge planning 17. Namun terdapat berberapa kondisi dimana pasien beresiko tidak mendapatkan kebutuhan yang berkelanjutan setelah apsien dipulangkan, seperti pasien yang menderita penyakit terminal atau pasien dengan kecacatan permanen 6. Perencanaan pulang tidak berfokus pada kebutuhan perawat atau tenaga kesehatan atau hanya pada kebutuhan fisik pasien, namun perencanaan pulang berfokus pada kebutuhan pasien dan keluarga secara komprehensif sebagai penerima pelayanan 12. c. Proses pelaksanaan discharge planning 1) Pada saat pasien pertama kali masuk ruang rawat inap Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan yang dilakukan pada saat pasien pertama kali masuk Page 30

11 ruang rawat inap adalah peneliti tidak menemukan adanya pelaksanaan pengkajian-pengkaji-an terhadap pasien yang baru masuk ruang rawat inap dan perawat juga tidak membuat perencanaan pulang terhadap pasien 6. Pengkajian terhadap pasien dilakukan sejak awal pasien dan keluarga datang ketempat pelayanan kesehatan, pengkajian yang dilakukan adalah mengkajian tentang kebutuhan pelayanan kesehatan untuk pasien pulang dengan menggunakan riwayat keperawatan, rencana keperawatan dan pengkajian kemampuan fisik dan fungsi kognitif, mengkaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga, dan mengkaji faktor-faktor lingkung-an dirumah yang dapat mengganggu perawatan diri, serta mengkaji persepsi kesehatan pasien dan keluarga terhadap perawatan yang berkelanjutan setelah keluar dari rumah sakit. Discharge planning yang efektif seharusnya mencakup pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang komperehensif tentang kebutuhan pasien yang berubah-ubah, pernyataan diagnosa keperawatan, perencanaan untuk memastikan kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan 14. 2) Persiapan sebelum hari kepulangan pasien Berdasarkan hasil penelitian diatas tentang persiapan sebelum hari kepulangan pasien adalah perawat tidak memberikan informasi tentang sumber pelayanan kesehatan di masyarakat kepada pasien dan keluarga, Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga, dan memberikan leaflet atau buku saku. Program perencanaan pulang (discharge planning) pada dasarnya merupakan program pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien maupun keluarga, sehingga pendidikan kesehatan atau edukasi tentang 15.kebutuhan pasien itu sangat diperlukan untuk persiapan perawatan pasien setelah pulang dari rumah sakit. pendidikan kesehatan yang ditujukan ke pasien atau keluarga pasien pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada pasien dengan harapan pasien atau keluarga memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Materi pendidikan yang disampaikan harus sedikit dan mudah dipahami dan agar pasien atau keluarga mudah mengingatnya serta menggunakan alat bantu berupa leaflet dengan tujuan dapat dibaca sewaktu-waktu pasien atau keluarga pasien lupa 20. 3) Pada hari kepulangan pasien Berdasarkan hasil hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil pelaksanaan discharge planning pada hari kepulangan pasien sudah dilaksanakan secara keseluruhan oleh perawat walaupun pelaksanaanya tidak berurutan akan tetapi ada tahapan yang tidak dilakukan yaitu tahapan memeriksa seluruh ruang rawat inap termasuk kamar mandi dan mencari salinan daftar-daftar barang berharga yang dimiliki pasien. Proses pelaksanaan discharge planning pada tahap pelaksanaan atau pada hari kepulangan pasien perawat harus memastikan kembali barang-barang pasien agar tidak ada yang tertinggal melalui salinan daftar-daftar barang yang dimiliki oleh pasien Kondisi output pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta a. Faktor readmisi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan faktor readmisi didapatkan 2 faktor yaitu faktor pertama adalah proses dari penyakitnya.keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel yaitu: 1) proses penyakit, 2) hasil yang diharapkan dari perawatan, 3) durasi perawatan yang dibutuhkan, 4) jenis-jenis pelayanan yang diperlukan, 5) komplikasi tambahan dan 6) ketersediaan sumber-sumber 27. Selanjutnya faktor readmisi kedua adalah rawat ulang yang Page 31

12 bukan dari proses penyakit yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan baik penerima maupun pemberi, pasien yang tidak patuh, tidak terpajan informasi dan faktor lainnya. Pasien rawat ulang yang bukan dari proses penyakitnya memiliki berberapa penyebab diantaranya: dampak dari penyakit; kurang pengetahuan; dan faktor lainnya 22. Discharge planning yang belum optimal menimbulkan dampak bagi pasien 6. Dampak tersebut adalah meningkatnya angka rawat ulang dan pada akhirnya pasien akan menanggung pembiayaan untuk biaya rawat inap di rumah sakit, jika pasien dirawat ulang kembali dengan masalah yang sama atau akibat dari penyakit sebelumnya itu akan mengakibatkan penambahan biaya bagi pasien 6. b. Pemahaman pasien dan keluarga Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan pemahaman pasien dan keluarga pasien readmisi kurang paham dengan informasi-informasi yang harusnya didapatkan. Pasien atau keluarga pasien rawat ulang kebanyakan tidak mendapatkan pelayanan pendidikan kesehatan yang harusnya diberikan oleh perawat yang telah merencanakan pemulangan pasien sehingga pengetahuan pasien maupun keluarga pasien kurang paham terhadap perawatan pasien setelah pasien dipulangkan. Perencanaan perawatan pasien yang bertujuan untuk memberdayakan dan memaksimalkan potensi pasien untuk hidup secara mandiri melalui dukungandukungan yang ada dalam keluarga sehingga pemahaman dari pasien maupun keluarga sangat diperlukan 28. c. Kelengkapan formulir Berdasarkan hasil penelitian tentang kelengkapan formulir discharge planning didapatkan form discharge planning tidak terisi dengan lengkap. Pada dasarnya kelengkapan selembar formulir sangat penting karena dapat menilai pelaksanaan apa saja yang telah dilakukan melalui hasil dokumentasi 26. Kelengkapan isi dari berkas rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan sarana kesehatan 29. d. Hambatan Pelaksanaan Berdasarkan hasil penelitian hambatan dalam pelaksanaan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta berasal dari faktor personil yaitu pemberi dan penerima pelayanan. Faktor personil pelaksanaan dari pemberi pelayanan yaitu perawat yang telah memiliki peranan penting dalam pelaksanaan discharge planning. Hal tersebut tidak akan terjadi bila perawat dapat mengatur waktu dengan baik dan bekerja sama dengan perawat lainnya sesuai dengan tugas nya masing-masing serta berkerja sesuai dengan prosedur 30. Salah satu faktor resiko pasien readmisi adalah keterampilan dari seorang perawat dalam melaksanakan discharge planning. selanjutnya faktor personil lainnya berasal dari penerima pelayanan yaitu pasien yang memiliki wewenang terhadap dirinya sendiri dalam mendapatkan pelayanan yang diberikan 31. Keberhasilan discharge planning dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keterlibatan dan partisipasi, komunikasi, waktu, perjanjian dan konsensus dan personil pelaksanaan discharge planning 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Penerapan pelaksanaan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta belum berjalan secara maksimal dikarenakan hal-hal sebagai berikut: a. Sumber daya manusia yang melaksanakan discharge planning kurang memahami tentang pentingnya discharge planning. b. Belum tersedianya SOP dan panduan rencana pemulangan yang sesuai. c. Belum tersedianya form discharge planning yang sesuai. 2. Hambatan dalam pelaksanaan discharge planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta berasal dari faktor personil yaitu pemberi dan penerima pelayanan. SARAN 1. Bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta Page 32

BAB I PENDAHULUAN. sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungan dan harus. 2005). Menurut Almborg, et al (2010), pemberian discharge

BAB I PENDAHULUAN. sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungan dan harus. 2005). Menurut Almborg, et al (2010), pemberian discharge BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge Planning atau perencanaan pemulangan merupakan suatu proses dalam mempersiapkan pasien untuk mendapatkan kontinuitas perawatan baik dalam proses penyembuhan

Lebih terperinci

mempersiapkan pasien untuk mendapatkan kontinuitas perawatan baik dalam proses

mempersiapkan pasien untuk mendapatkan kontinuitas perawatan baik dalam proses EVALUASI PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING YOGYAKARTA Cynthia Hardivianty Program Studi Manajemen Rumah Sakit Fakultas Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN/INFORMAN PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN/INFORMAN PENELITIAN LAMPIRAN 126 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN/INFORMAN PENELITIAN Kepada Yth: Responden/informan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning : BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi karakteristik dan struktur suatu fenomena serta

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi karakteristik dan struktur suatu fenomena serta BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Inti dari penelitian kualitatif adalah untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa partisipan memahami discharge planning sebagai sarana untuk memberikan informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN 1. SOP Penerimaan Pasien PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN Nomor Revisi : Halaman 1 s/d 2 Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh : PENGERTIAN Penerimaan pasien adalah kegiatan pada TP2RJ yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh manusia, karena kesehatan menentukan segala aktivitas dan kinerja manusia. Pengertian sehat

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan pasien sebagai salah satu indikator pelayanan berkualitas harus menjadi perhatian karena berhubungan langsung dengan pengguna pelayanan kesehatan ( Lusa, 2007).

Lebih terperinci

dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang akan melaksanakan penelitian dengan judul Gambaran Pelaksanaan Discharge

dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang akan melaksanakan penelitian dengan judul Gambaran Pelaksanaan Discharge Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN KepadaYth. Sdra/i Responden Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Pathimatuz Zuhra NIM : 20120320135 Adalah mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dan

Lebih terperinci

POA (PLAN OF ACTION) PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG TAHUN 2013

POA (PLAN OF ACTION) PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG TAHUN 2013 POA (PLAN OF ACTION) PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG TAHUN 2013 I. Pendahuluan Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit atau yang lebih terkenal dengan

Lebih terperinci

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert A. Model Dokumentasi Keperawatan Ada 6 model dokumentasi yang dapat digunakan di dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia yaitu sebagai berikut : 1) SOR (Source Oriented Record), 2) POR (Problem Oriented

Lebih terperinci

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 EMAN SULAEMAN, SKM DPP PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) TUJUAN AKREDITASI (PMK NO.12/2012 TENTANG

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan LAMPIRAN 57 Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan 58 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Tengah 59 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian RSUD Depati Hamzah 60 Lampiran 4. Surat Ijin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan

Lebih terperinci

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang simpulan. yang menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskan,

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang simpulan. yang menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskan, BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang simpulan yang menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskan, kemudian akan disampaikan saran praktisi yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN Lampiran 6 No. No. RM IDENTITAS PASIEN Nama TTL JK Pekerjaan SP Agama Ayah Ibu Alamat anamnesis diagnosis Tindakan/ Pengobatan Dokter/

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012 RS Ibnu Sina PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : 1 Desember 2012 Ditetapkan oleh : Direktur Rumah Sakit IBNU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawat adalah melaksanakan pendidikan kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawat adalah melaksanakan pendidikan kesehatan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat dalam peran dan fungsinya memiliki banyak kewajiban terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. Salah satu peran yang dilakukan perawat adalah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP

URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP A. IDENTITAS 1. Nama : 2. Unit Kerja : 3. Jabatan : 4. Kualifikasi : B. PENGERTIAN Seorang tenaga perawat yang diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana

Lebih terperinci

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA PENTING Formulir ini harus dilengkapi oleh Pemegang Polis, diisi dengan jelas dan dikembalikan kepada Penanggung, disertai Surat Keterangan Dokter untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif di sini bertujuan menggambarkan

Lebih terperinci

APK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1.

APK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1. APK.1 Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan rawat jalan berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah di identifikasi dan pada misi serta sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian dari rantai pelayanan kesehatan tidak terlepas dari tanggung jawab memberikan pelayanan gawat darurat. Di dalam PERMENKES RI Nomor:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini perkembangan ilmu dan teknologi sangatlah pesat termasuk ilmu dan teknologi kedokteran. Peralatan kedokteran baru banyak diketemukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 LAPORAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA INDIKATOR AREA KLINIS 1. Assesmen awal medis lengkap dalam 24

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

LAPORAN EVALUASI PROGRAM LAPORAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN S.D 217 KOMITE PMKP RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROVINSI MALUKU PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN PERIODE S.D 217 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM) BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM) GAMBARAN UMUM Informasi diperlukan untuk memberikan, mengordinasikan, dan juga mengintegrasikan pelayanan rumah sakit. Hal ini meliputi ilmu pengasuhan

Lebih terperinci

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS = kejadian tidak diinginkan KTC= kejadian tanpa cedera = kejadian potensi cedera KNC= kejadian nyaris cedera CONTOH CONTOH INSIDEN No. INSTALASI INDIKATOR JENIS 1. Instalasi Gawat darurat Insiden kesalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. REKAM MEDIS Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan dikemukakan arti dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis disini di artikan sebagai keterangan baik

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS DIREKTUR UTAMA RS. xxx Menimbang : a. bahwa salah satu pilar pelayanan rumah sakit adalah pelayanan medis yang dilakukan

Lebih terperinci

A. Kriteria Discharge Planning Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri dilakukan kepada :

A. Kriteria Discharge Planning Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri dilakukan kepada : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta bermutu dan berkelanjutan di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri maka perlu dilakukan discharge planning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut pendapat Rachmadi, Waluyo (2010) menjelaskan bahwa rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan, yang dilayani oleh dokter, perawat dan tenaga ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit dr. Raden Soedjati Soemodiardjo merupakan rumah sakit umum milik pemerintah daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit dr. Raden Soedjati Soemodiardjo merupakan rumah sakit umum milik pemerintah daerah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit dr. Raden Soedjati Soemodiardjo merupakan rumah sakit umum milik pemerintah daerah Kabupaten Grobogan. Nama tersebut merupakan nama seorang dokter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan pemulangan pasien adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksananan teknik dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI JL. Raya Narogong KM 16 Limus Nunggal Cileungsi Bogor Telp. (021) 8235052 Fax. (021) 82491331 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS I. PENDAHULUAN Rekam medis berdasarkan sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN DIREKTUR KOMITE RUMAH SAKIT SATUAN PENGAWASAN INTERN WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemerintah dalam pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan

Lebih terperinci

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1 AP (ASESMEN PASIEN) AP.1 Acuan: PMK 269/Menkes/Per/III/2008 EP.1 Kebijakan asesmen pasien rawat inap (memuat informasi minimal yang harus tersedia untuk pasien rawat inap) Panduan/Pedoman asesmen pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan keperawatan. Discharge planning adalah proses mempersiapkan pasien yang dirawat di rumah sakit

Lebih terperinci

DOKUMEN DAN REKAMAN BAB. VII.

DOKUMEN DAN REKAMAN BAB. VII. DOKUMEN DAN REKAMAN BAB. VII. Kriteria.7.1.1. EP 1. SOP Pendaftaran Bagan Alur Pendaftaran Bukti petugas mengetahui dan mengikuti prosedur Bukti pelanggan mengetahui dan mengikuti alur yang ditetapkan

Lebih terperinci

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS JENIS FORMULIR REKAM MEDIS Formulir kertas Formulir elektronik Formulir elektronik merupakan ruang yang ditayangkan dalam layar komputer yang digunakan untuk mencatat data yang akan diolah dalam pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sistem pemberi pelayanan kesehatan dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin. Kolaborasi multidisiplin yang

Lebih terperinci

BAB 7 PENUTUP. belum semuanya mengikuti pelatihan kegawatdaruratan. Untuk staf. administrasi IGD, rekam medik dan brankar man belum bertugas 24 jam.

BAB 7 PENUTUP. belum semuanya mengikuti pelatihan kegawatdaruratan. Untuk staf. administrasi IGD, rekam medik dan brankar man belum bertugas 24 jam. BAB 7 PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Komponen Input Kebijakan waktu pelayanan IGD sudah sesuai dengan standar Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar IGD Rumah Sakit, Standar

Lebih terperinci

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015 Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015 Menimbang : TENTANG KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI a. Bahwa

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK RUMAH SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 A LATAR BELAKANG... 3 B TUJUAN BAB II LANDASAN TEORI

Lebih terperinci

Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan

Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan POKJA PETUGAS SUB KRITERIA DOK 7.. Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan 5 6 7.. Informasi tentang pendaftaran tersedia dan terdokumentasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Salah satu sarana untuk penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN 53 BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1. Analisis Kuantitatif Kelengkapan Rekam Medis Rawat Jalan 6.1.1. Hasil Analisis Kuantitatif Kelengkapan Rekam Medis Rawat Jalan No. Tabel 6.1 Hasil Analisis Kuantitatif Kelengkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tinggi tingkat kecerdasan dan sosial ekonomi masyarakat, maka pengetahuan mereka terhadap penyakit, biaya, administrasi maupun upaya penyembuhan semakin baik.

Lebih terperinci

DAFTAR DOKUMEN APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN

DAFTAR DOKUMEN APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN DAFTAR APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN APK.1 APK.1.1 APK.1.1.1 APK.1.1.2 APK.1.1.3 KEBIJAKAN SKRINING PASIEN PANDUAN SKRINING PASIEN RAWAT JALAN SPO SKRINING RAWAT JALAN SPO ALUR SKRINING RAWAT JALAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari berbagai pihak di kalangan masyarakat. Tuntutan masyarakat semakin tinggi sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Discharge planning atau perencanaan pulang adalah suatu. lingkungannya Kozier (2004). Sedangkan menurut Carpenito

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Discharge planning atau perencanaan pulang adalah suatu. lingkungannya Kozier (2004). Sedangkan menurut Carpenito BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Definisi discharge planning Discharge planning atau perencanaan pulang adalah suatu proses dimulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pelaksanaan Farmasi Klinik di Rumah Sakit. Penelitian ini dilakukan di beberapa rumah sakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pelaksanaan Farmasi Klinik di Rumah Sakit. Penelitian ini dilakukan di beberapa rumah sakit BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Farmasi Klinik di Rumah Sakit. Penelitian ini dilakukan di beberapa rumah sakit Amal Usaha Milik Muhammadiyah di Daerah Istimewa

Lebih terperinci

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES Isi RK pada Acute care berbeda dengan asuhan jangka panjang ( Long term care dan Rehabilitation care). Pemeliharrannya tidak berbeda Asuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Rekam Medis a. Definisi Rekam Medis Definisi Rekam Medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan dalam berbagai pengertian: 1) M.Jusuf Hanafiah dan Amri Amir

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN I. Latar Belakang Rekam medis berdasarkan sejarahnya sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan, rumah sakit di Indonesia sudah

Lebih terperinci

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana 126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen

Lebih terperinci

PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X

PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN I. DEFINISI 1. Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, untuk mewujudkan peningkatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo 2 Regulasi Nasional/ Referensi Regulasi RS: Kebijakan Pedoman/ Panduan SPO 3 Regulasi Nasional/ Referensi Regulasi RS: Kebijakan Pedoman/ Panduan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan tercapainya derajat kesehatan yang bermutu tinggi dan merata, melalui upaya-upaya dalam tatanan tersebut

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG Menimbang : a. Bahwa semua pasien yang dilayani di RSIA Kemang harus diidentifikasi

Lebih terperinci

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 Jl. Jend. A. Yani No.52 Telp. (0725) 49200, Fax. (0725) 41928 Kota Metro, Kode Pos 34111 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, dokter, dan kualitas keperawatan yang dirasakan. Pengalaman pasien

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, dokter, dan kualitas keperawatan yang dirasakan. Pengalaman pasien BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para konsumen atau pasien pengguna layanan kesehatan semakin lama semakin mempunyai pengetahuan tentang berbagai isu dalam pelayanan kesehatan dan memberi perhatian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan BAB TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik (Le

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas adalah kesediaan pelanggan untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang sama secata berkelanjutan dalam waktu yang panjang, menggunakan jasa yang sama secara

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU SURAT KEPUTUSAN No. 91/11/XII/SK_DIR_KEB/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu, maka

Lebih terperinci

INDIKATOR KETERANGA ELEMEN PENCAPAIAN

INDIKATOR KETERANGA ELEMEN PENCAPAIAN PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS RUMAH SAKIT Tk. II Dr. R. HARDJANTO BALIKPAPAN NO STANDAR/ LANGKAH METODE INDIKATOR WAKTU PENANGGUN KETERANGA ELEMEN PEMENUHAN EP PERBAIKAN PENCAPAIAN G N. PP. EP.. PP.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kerja terbesar di rumah sakit yang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien selama 24 jam melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal

Lebih terperinci

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA MEDAN Jln. Ayahanda No. 68A Telp.061-80013181 Website : www.royalprima.com Email : contact@royalprima.com Medan Sumatera Utara

Lebih terperinci

JENIS DOKUMENTASI MR 1

JENIS DOKUMENTASI MR 1 JENIS DOKUMENTASI General consent informed consent pembedahan/tindakan invasif informed consent anestesi/sedasi sedang- berat informed consent transfusi darah/produk darah informed consent tindakan/prosedur

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban LAMPIRAN 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum 1. Bagaimana prosedur pelayanan rumah sakit dimulai dari pasien datang? Untuk pasien

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8. 1 Kesimpulan 1. Angka ketidaklengkapan rekam medis rawat inap bulan April tahun 2008 berdasarkan ruangan rawat inap telah ditemukan yaitu: identitas pasien 0%, resume medis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dan diambil melalui

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup penelitian A.1. Tempat Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. A.2. Waktu Waktu pelaksanaan bulan September Oktober 2011. A.3. Disiplin Ilmu Disiplin ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan, persaingan antar rumah sakit semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Ilyas

Lebih terperinci

UKP (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN)

UKP (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN) UKP (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN) Bab VII Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) Bab VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis Bab IX Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) Bab VII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi menjadi sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Rekam medis dalam bentuk manual ataupun elektronik menjadi sumber dari informasi medis yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015. 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik menyangkut kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya adalah

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG 2013 DAFTAR ISI

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG 2013 DAFTAR ISI PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i I. Pendahuluan...1 1 II. Latar Belakang...1 III. Tujuan...1 IV. Kegiatan pokok...2 V. Cara melaksanakan kegiatan...2

Lebih terperinci