-2-2. Ung-Ung Perbendaharaan 1 Tahun (Lembaran 2004 tentang Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4355); 3. Ung-Ung 15

Transkripsi

1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 855, 2016 KEMEN-KP. Dekonsentrasi. Urusan Pemerintah. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PERMEN-KP/2016 TENTANG LINGKUP URUSAN PEMERINTAH BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DALAM RANGKA DEKONSENTRASI DAN DITUGASKAN KEPADA PEMERINTAH PROVINSI ATAU PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DALAM RANGKA TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (5) Pasal 39 ayat (5) Peraturan Pemerintah 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Tugas Pembantuan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan Perikanan tentang Lingkup Urusan Pemerintah Big Kelautan Perikanan Tahun 2016 yang Dilimpahkan kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Dalam Rangka Dekonsentrasi Ditugaskan kepada Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota Dalam Rangka Tugas Pembantuan; Mengingat : 1. Ung-Ung 17 Tahun 2003 tentang Keuangan (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4286);

2 -2-2. Ung-Ung Perbendaharaan 1 Tahun (Lembaran 2004 tentang Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4355); 3. Ung-Ung 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran 66, Republik Tambahan Indonesia Lembaran Tahun 2004 Republik Indonesia 4400); 4. Ung-Ung 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4421); 5. Ung-Ung 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran 118, Indonesia Republik Tambahan 4433), Indonesia Lembaran Tahun sebagaimana 2004 Republik telah diubah dengan Ung-Ung 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Ung-Ung 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 5073); 6. Ung-Ung 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Ung-Ung 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Ung-Ung 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 5679); 7. Ung-Ung 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4438);

3 -3-8. Ung-Ung 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan (Lembaran Pertanian, 92, Perikanan, Republik Tambahan Indonesia Lembaran Kehutanan Tahun 2006 Republik Indonesia 4660); 9. Ung-Ung Pengelolaan Wilayah (Lembaran 84, Indonesia 27 Pesisir Republik Tambahan Tahun tentang Pulau-pulau Indonesia Lembaran 4739) 2007 Tahun sebagaimana Kecil 2007 Republik telah diubah dengan Ung-Ung 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Ung-Ung 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil (Lembar Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 5490); 10. Ung-Ung 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran 294, Republik Tambahan Indonesia Lembaran Tahun 2014 Republik Indonesia 5603); 11. Peraturan Pemerintah 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4405); 12. Peraturan Pemerintah 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik /Daerah (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 5533); 13. Peraturan Pemerintah 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Rencana Pengendalian Pembangunan Evaluasi (Lembaran Pelaksanaan Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4663); 14. Peraturan Pemerintah 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan

4 -4- Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4737); 15. Peraturan Presiden 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Republik Indonesia Tahun ); 16. Peraturan Pemerintah 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Tugas Pembantuan (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 4816); 17. Peraturan Pemerintah 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 5107); 18. Peraturan Pemerintah 90 Tahun 2010 tentang Penyusunana Rencana Kerja Anggaran Kementerian /Lembaga (Lembaran Republik Indonesia Tahun , Tambahan Lembaran Republik Indonesia 5178); 19. Peraturan Organisasi Presiden Kementerian 7 Tahun 2015 tentang (Lembaran Republik Indonesia Tahun ); 20. Peraturan Presiden 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan Perikanan (Lembaran Republik Indonesia Tahun ); 21. Keputusan Presiden 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun , sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden 79/P Tahun 2015 tentang Pengangkatan Beberapa Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun ; 22. Peraturan Menteri Keuangan 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan

5 -5- Dana Dekonsentrasi Tugas Pembantuan (Berita Republik Indonesia Tahun ); 23. Peraturan Menteri Kelautan PER.25/MEN/2012 tentang Perung-ungan Kelautan di Perikanan Pembentukan Lingkungan Perikanan (Berita Peraturan Kementerian Republik Indonesia Tahun ); 24. Peraturan Menteri Kelautan 6/PERMEN-KP/2015 Program tentang Kegiatan Perikanan Pedoman Dekonsentrasi Pelaksanaan Tugas Pembantuan Big Kelautan Perikanan (Berita Republik Indonesia Tahun ); 25. Peraturan Menteri Kelautan Perikanan 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian Kelautan Perikanan (Berita Republik Indonesia Tahun ); 26. Peraturan Menteri Kelautan 25/PERMEN-KP/2015 tentang Perikanan Rencana Strategis Kementerian Kelautan Perikanan (Berita Republik Indonesia Tahun ), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan Perikanan 45/PERMEN-KP/2015 (Berita Republik Indonesia Tahun ); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN TENTANG MENTERI LINGKUP KELAUTAN DAN DILIMPAHKAN KELAUTAN URUSAN PERIKANAN KEPADA PEMERINTAH DALAM DITUGASKAN KEPADA PERIKANAN PEMERINTAH TAHUN GUBERNUR RANGKA DAN BIDANG 2016 YANG SEBAGAI WAKIL DEKONSENTRASI PEMERINTAH PROVINSI DAN ATAU PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DALAM RANGKA TUGAS PEMBANTUAN. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

6 -6-1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah di wilayah tertentu. 2. Dana Dekonsentrasi adalah a yang berasal dari anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua penerimaan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk a yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. 3. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah /atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota pemerintah /atau kabupaten/kota melaksanakan tugas melaporkan kepada tertentu desa, serta desa dengan dari untuk kewajiban mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. 4. Dana Tugas Pembantuan adalah a yang berasal dari anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan oleh daerah desa yang mencakup semua penerimaan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan. 5. Anggaran Pendapatan Belanja, yang selanjutnya disingkat APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, ditetapkan dengan ungung. 6. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Ung-Ung Dasar Republik Indonesia Tahun Kementerian adalah Kementerian Kelautan Perikanan. 8. Menteri adalah menteri yang membigi urusan kelautan perikanan.

7 -7-9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal lingkup Kementerian. 10. Kepala Ba adalah Kepala Ba Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemberdayaan Masyarakat Kelautan Perikanan Kepala Ba Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, Keamanan Hasil Perikanan. 11. Satuan Kerja disingkat Perangkat SKPD, Daerah, adalah yang selanjutnya organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasi tugas pembantuan big kelautan perikanan di daerah provinsi atau kabupaten/kota. Pasal 2 (1) Pelimpahan sebagian urusan big kelautan perikanan dari Kementerian kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah penugasan sebagian urusan big kelautan perikanan dari Kementerian kepada pemerintah daerah dimaksudkan untuk meningkatkan pembangunan big kelautan perikanan berdasarkan asas eksternalitas, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas. (2) Pelimpahan perikanan penugasan sebagian dari urusan Kementerian sebagian big kelautan kepada Gubernur big kelautan urusan perikanan dari Kementerian kepada pemerintah daerah bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja pembangunan kelautan perikanan sesuai Rencana Kerja Pemerintah, Rencana Kerja Kementerian, Rencana Kerja Anggaran Kementerian. Pasal 3 (1) Pelimpahan sebagian urusan pemerintahan di big kelautan perikanan Tahun 2016 kepada Gubernur merupakan kegiatan yang bersifat nonfisik big kelautan perikanan.

8 -8- (2) Pelimpahan sebagian urusan pemerintahan big kelautan perikanan Tahun 2016 yang ditugaskan kepada pemerintah daerah merupakan kegiatan yang bersifat fisik di big kelautan perikanan. (3) Urusan pemerintahan big kelautan perikanan Tahun 2016 yang dilimpahkan kepada Gubernur ditugaskan kepada Pemerintah daerah, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) terdiri atas program yang meliputi: a. pengelolaan perikanan tangkap; b. pengelolaan sumber daya perikanan budi daya; c. pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan perikanan; d. penguatan daya saing produk hasil kelautan perikanan; e. pengelolaan ruang laut; f. pengembangan sumber daya manusia pemberdayaan masyarakat kelautan perikanan; g. dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Kementerian. Pasal 4 Program pengelolaan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf a meliputi kegiatan: a. pengelolaan kapal perikanan, alat penangkapan ikan, sertifikasi awak kapal perikanan; b. pengelolaan pelabuhan perikanan; c. pengendalian penangkapan ikan; d. pengelolaan kenelayanan; e. pengelolaan sumber daya ikan; f. dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap.

9 -9- Pasal 5 Program pengelolaan sumber daya perikanan budi daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b meliputi kegiatan: a. pengelolaan kesehatan ikan lingkungan pembudi daya ikan; b. pengelolaan sistem perbenihan ikan; c. pengelolaan kawasan perikanan budi daya; d. pengelolaan produksi usaha pembudi daya ikan; e. pengelolaan pakan ikan; f. dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Pasal 6 Program pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf c meliputi kegiatan: a. pengoperasian kapal pengawas; b. penanganan pelanggaran big kelautan perikanan; c. pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan; d. pengawasan pengelolaan sumber daya perikanan; e. pemantauan peningkatan infrastruktur; f. dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan. Pasal 7 Program penguatan daya saing produk kelautan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf d meliputi kegiatan: a. penguatan logistik hasil kelautan perikanan; b. akses pasar promosi hasil kelautan perikanan; c. bina mutu diversifikasi produk perikanan; d. bina mutu diversifikasi produk kelautan; e. investasi keberlanjutan usaha hasil kelautan perikanan;

10 -10- f. dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainya Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Perikanan. Pasal 8 Program pengelolaan ruang laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf e meliputi kegiatan: a. perlindungan pemanfaatan kawasan konservasi keanekaragaman hayati laut; b. penataan pemanfatan jasa kelautan; c. pendayagunaan pulau-pulau kecil; d. pendayagunaan pesisir; e. perencanaan ruang laut; f. dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut. Pasal 9 Program pengembangan pemberdayaan sumber masyarakat daya kelautan manusia perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf f meliputi kegiatan penyuluhan pemberdayaan masyarakat kelautan perikanan. Pasal 10 Program dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf g meliputi kegiatan: a. pengelolaan keuangan Kementerian; b. pengelolaan perencanaan, penganggaran, kinerja pelaporan Kementerian; c. pengelolaan data statistik informasi kelautan perikanan. Pasal 11 Rincian urusan pemerintahan big kelautan perikanan Tahun 2016 ditugaskan yang kepada dilimpahkan pemerintah kepada Gubernur daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8,

11 -11- Pasal 9, Pasal 10, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 12 (1) Dekonsentrasi tugas pembantuan big kelautan perikanan di daerah dilaksanakan oleh SKPD. (2) SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang menjadi pelaksana kegiatan dekonsentrasi tugas pembantuan wajib menyusun laporan pertanggungjawaban yang meliputi aspek manajerial aspek akuntabilitas. (3) Aspek manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas: a. perkembangan realisasi penyerapan a; b. pencapaian target keluaran; c. kendala yang dihadapi; d. saran tindak lanjut. (4) Aspek akuntabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas: a. laporan keuangan yang meliputi realisasi anggaran, neraca, serta catatan atas laporan keuangan; b. laporan barang. (5) Bentuk isi laporan manajerial akuntabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4) berpedoman pada ketentuan peraturan perungungan. Pasal 13 (1) Kepala SKPD provinsi /atau kabupaten/kota selaku kuasa pengguna anggaran/barang wajib menyusun serta menyampaikan laporan manajerial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) setiap triwulan setiap berakhirnya tahun anggaran kepada Gubernur Menteri melalui Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, /atau Kepala Ba yang membigi program kegiatan paling lambat tanggal 10 di bulan

12 -12- berikutnya setelah triwulan berakhir setelah berakhirnya tahun anggaran. (2) Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, /atau Kepala Ba sebagaimana merekapitulasi laporan dimaksud manajerial pada ayat (1) melaporkan kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. Pasal 14 (1) Kepala SKPD provinsi /atau kabupaten/kota selaku kuasa penguna anggaran/barang wajib menyelenggarakan akuntansi bertanggung jawab terhadap penyusunan penyampaian laporan akuntabilitas. (2) Tata cara penyusunan laporan akuntabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada ketentuan peraturan perung-ungan yang mengatur mengenai sistem akuntansi pelaporan keuangan pemerintah penatausahaan barang milik negara yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pasal 15 (1) Kepala SKPD provinsi /atau kabupaten/kota wajib menyampaikan laporan akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) kepada Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, /atau Kepala Ba yang membigi program kegiatan melalui Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/BW) yang telah ditetapkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. (2) Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, /atau Kepala Ba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merekapitulasi laporan keuangan barang kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.

13 -13- Pasal 16 Laporan manajerial akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) digunakan sebagai bahan perencanaan, pembinaan, pengendalian, evaluasi. Pasal 17 (1) Pembinaan pengawasan pelaksanaan dekonsentrasi tugas pembantuan dilakukan oleh Menteri. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara administratif dilakukan oleh Sekretaris Jenderal pembinaan teknis dilakukan oleh Direktur Jenderal atau Kepala Ba yang membigi program kegiatan. (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi sinkronisasi fasilitasi, koordinasi, pelatihan, bimbingan pemberian teknis, pedoman, pemantauan, evaluasi, pelaporan. (4) Pengawasan intern atas pelaksanaan urusan big kelautan perikanan yang dilimpahkan ditugaskan reviu atas laporan keuangan a dekonsentrasi tugas pembantuan dilaksanakan oleh Inspektur Jenderal Kementerian. Pasal 18 (1) Kepala SKPD provinsi /atau kabupaten/kota yang tidak menyampaikan laporan a dekonsentrasi /atau tugas pembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Pasal 16 dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perung-ungan berupa: a. penundaan pencairan a dekonsentrasi atau tugas pembantuan untuk bulan berikutnya; b. penghentian alokasi a dekonsentrasi atau tugas pembantuan untuk tahun anggaran berikutnya. (2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak membebaskan Kepala SKPD provinsi /atau kabupaten/kota dari kewajiban menyampaikan laporan a dekonsentrasi a tugas pembantuan.

14 -14- Pasal 19 SKPD yang melaksanakan dekonsentrasi /atau tugas pembantuan dengan kinerja yang tidak baik atau tidak merealisasikan program kegiatan serta tidak menyampaikan laporan manajerial akuntabilitas secara tertib dapat dipertimbangkan sanksi berupa pengurangan/penghentian alokasi a dekonsentrasi atau tugas pembantuan untuk tahun anggaran berikutnya. Pasal 20 (1) Menteri dapat menarik kembali sebagian urusan pemerintahan big kelautan perikanan yang dilimpahkan ditugaskan. (2) Penarikan kembali urusan pemerintahan big kelautan perikanan yang dilimpahkan ditugaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Pasal 21 Pedoman pelaksanaan dalam rangka pelaksanaan program kegiatan dekonsentrasi tugas pembantuan big kelautan perikanan bagi provinsi, kabupaten/kota, Kementerian, serta Gubernur, instansi terkait ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Pasal 22 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diungkan.

15 -15- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengungan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 Maret 2016 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SUSI PUDJIASTUTI Diungkan di Jakarta pada tanggal 8 Juni 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA

16 -16-

17 -17-

18 -18-

19 -19-

20 -20-

21 -21-

22 -22-

23 -23-

24 -24-

25 -25-

26 -26-

27 -27-

28 -28-

29 -29-

30 -30-

31 -31-