BAB IV GAMBARAN UMUM. merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM. merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta"

Transkripsi

1 BAB IV GAMBARAN UMUM A. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( Sampoerna ) merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. Sampoerna memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta Raja Kretek yang legendaris Dji Sam Soe. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna adalah afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia dan bagian dari Philip Morris International, produsen rokok terkemuka di dunia. Misi Sampoerna sendiri adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan mereka. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna bangga atas reputasi yang diraih dalam hal kualitas, inovasi dan keunggulan. Pada tahun 2012, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 35,6% di pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full Year Pada akhir 2012, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaannya mencapai sekitar orang.

2 Selain itu, perseroan juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang berada di berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek Tangan, dan secara keseluruhan memiliki lebih dari orang karyawan. Perseroan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 73 kantor penjualan di seluruh Indonesia. Tahun 2012 merupakan tahun yang cemerlang bagi perusahaan dimana Sampoerna mencapai rekor penjualan melebihi 100 miliar batang, ditambah berbagai pencapaian lain di banyak bidang. Tahun 2012 juga merupakan tahun yang istimewa bagi Sampoerna, ditandai dengan HUT kami ke-99 angka 9 memiliki makna khusus dalam sejarah Sampoerna dan beberapa tonggak penting tercapai, antara lain pembukaan dua pabrik sigaret kretek tangan baru di Jawa Timur dan pendirian pusat pelatihan search and rescue di Pasuruan sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial Sampoerna. Sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, Sampoerna bangga pada tradisi dan filosofi yang menjadi dasar kesuksesan perusahaan yang didukung dengan merek-merek yang kuat serta karyawan-karyawan terbaik, sambil terus berinovasi untuk masa depan yang lebih gemilang. Sampoerna juga menjadi urutan pertama dalam pangsa pasar Indonesia dari enam perusahaaan rokok terkemuka di Indonesia. Keenam perusahaan rokok tersebut adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan pangsa pasar sebesar 31,1% pada 2012, diikuti oleh PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan pangsa 20,7%, PT Djarum dengan pangsa 20,2%, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) 38

3 dengan pangsa 8,0%, PT Nojorono dengan pangsa sebesar 5,8%, dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) memegang pangsa 1%. Bagan 3. Diagram Pie Keterangan: PT. HM Sampoerna Tbk. PT. Gudang Garam Tbk. PT. Djarum Tbk. Lainnya B. Sejarah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna 1913 Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya 39

4 tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti kesempurnaan. Setelah usahanya berkembang, beliau memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi dan dinamai Taman Sampoerna Kepemimpinan Sampoerna beralih ke generasi kedua di bawah pimpinan Aga Sampoerna, yang berfokus pada produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) premium Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi perusahaan, dan pertumbuhan Sampoerna kian melaju Sampoerna meluncurkan merek A Mild di Indonesia. 40

5 1990 Sampoerna menjadi perseroan terbatas terbuka dengan struktur usaha modern dan memulai masa investasi dan ekspansi. Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc.(PMI), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna Sampoerna meresmikan pabrik Sigaret Kretek Mesin (SKM) di Karawang, Jawa Barat, dengan investasi senilai USD 250 juta Sampoerna memperingati 100 tahun berdirinya perusahaan. C. Cara Pengoperasian PT. Hanjaya Mandala Sampoerna PT. H.M. Sampoerna adalah perusahaan global yang mempekerjakan lebih dari orang di berbagai fasilitas pabrik dan kantor penjualan di seluruh dunia. Di mana pun Sampoerna melakukan proses manufaktur, Sampoerna selalu 41

6 menerapkan standar yang sama persis untuk memastikan kualitas prima yang diharapkan para perokok merek Sampoerna. Operasional Sampoerna sehari-hari tidak hanya meliputi produksi rokok, tetapi juga mencakup cara berbisnis dan berinteraksi dengan dunia di luar kantor Sampoerna, baik secara lokal ataupun global. Salah satu tujuan utama Sampoerna adalah menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, di tingkat lokal maupun global. Di setiap negara tempat produk Sampoerna dijual, Sampoerna dipandu oleh prinsip dasar yang sama: 1. Sampoerna menyampaikan dampak serius merokok terhadap kesehatan. 2. Sampoerna menganjurkan regulasi tembakau yang efektif, berdasarkan bukti serta berlandaskan pada prinsip pengurangan bahaya. 3. Sampoerna mendukung pelaksanaan dan pemberlakuan tegas ketentuan yang mengatur usia minimum pembelian produk tembakau. Sampoerna juga bekerjasama erat bersama pengecer dan mitra lain untuk menerapkan program pencegahan merokok di kalangan anak dan remaja. 4. Sampoerna bekerja sama dengan pembuat kebijakan, lembaga penegak hukum, dan pihak pengecer untuk memerangi perdagangan ilegal rokok palsu dan selundupan. 5. Sampoerna menerapkan kebijakan dan program untuk menjalankan operasi yang mendukung keberlanjutan, termasuk mengurangi penggunaan sumber daya alam, menurunkan emisi karbon, mendaur ulang serta mengurangi limbah. 42

7 6. Sampoerna bekerja sama dengan petani dan pemasok untuk mengembangkan pertanian tembakau yang berkelanjutan. 7. Melalui program Agricultural Labor Practices (ALP/Praktik Tenaga Kerja Pertanian), Sampoerna bekerjasama dengan pemasok dan petani, lembaga masyarakat, dan pemerintah untuk mengatasi masalah pekerja anak dan pelanggaran lainnya tentang ketenagakerjaan terkait dengan mata rantai pasokan Sampoerna. 8. Sampoerna berkontribusi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat lokal di mana Sampoerna beroperasi dan menghasilkan tembakau dengan membantu masyarakat melalui kegiatan sosial, kegiatan sukarela, dan dukungan terhadap berbagai lembaga nirlaba. D. Tata Kelola Perusahaan Salah satu kunci sukses perseroan adalah ketaatan terhadap prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Sebagai perusahaan publik, sekaligus salah satu afiliasi PMI, penerapan tata kelola perusahaan yang baik menjadi suatu keharusan bagi perseroan. Perseroan menetapkan standar kepatuhan dan integritas yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku (code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afiliasi PMI, termasuk Sampoerna, dikomunikasikan kepada karyawan 43

8 Perseroan pada seluruh tingkatan organisasi. Program pelatihan diadakan secara berkala dan partisipasi karyawan dimonitor dengan ketat. Pelaksanaan tata kelola perusahaan di Sampoerna merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, dibantu dengan tim yang terdiri dari para ahli di bidang hukum (legal counsel) dan pengendalian internal. Tim tersebut secara rutin memantau kepatuhan terhadap semua kebijakan. E. Tahapan Kegiatan Personal Selling PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Salesmanship atau ilmu untuk mempengaruhi seseorang supaya melakukan tindakan yang dikehendakinya dengan dasar suka sama suka dan saling menguntungkan untuk mencapai kepuasan pelanggan merupakan bagian penting dari proses penjualan secara keseluruhan. Dalam hal ini diharapkan Brand Presenter sampoerna mampu melakukan proses penjualan seperti ini sehingga bisa dikatakan sebagai penjual yang profesional. Sebelum memulai kegiatan menjual, Brand Presenter memiliki tahap-tahap yang biasa dilakukan sebelum proses penjualan. Adapun tahap-tahap tersebut adalah: a. Tahap persiapan Tahap persiapan merupakan tahap pertama yang dilakukan Brand Presenter sebelum memulai kegiatan menjual. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Brand Presenter sebelum pada tahap ini adalah kegiatan mencari dan mengelompokan calon konsumen kemudian dilanjutkan 44

9 dengan analisis konsumen. Hal ini sangat diperlukan agar proses penjualan dapat berjalan lebih efektif dan brand presenter tidak bekerja menyimpang dari tugasnya. b. Tahap analisis konsumen Sebelum mengunjungi calon konsumen, Brand Presenter mengajari datadata yang didapat tentang calon konsumen (apa kebutuhannya, siapa yang terlibat dalam keputusan pembelian) dan para pembelinya. Brand Presenter harus menetapkan sasaran kunjungan dan menentukan pendekatan terbaik. Untuk mempermudah Brand Presenter dalam melakukan penjualan kepada konsumen, Brand Presenter diberi pengetahuan tentang produk (product knowledge) yang akan dijual ketika training. c. Tahap pelaksanaan kegiatan personal selling PT. Hanjaya Mandala Sampoerna tidak hanya melakukan kegiatan promosi atau penjualan didalam toko atau warung-warung saja, tetapi benar-benar memanfaatkan sales force yang ada sebagai bagian dari kegiatan personal selling. Biasanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan Sampoerna berupa event-event dan penyebaran brosur. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan promosi dan personal selling PT. Hanjaya Mandala Sampoerna : 1. Event Event merupakan kegiatan yang biasa dilakukan Sampoerna untuk memperkenalkan produk-produk yang ditawarkan langsung ke calon konsumen. Didalam event ini juga biasanya Sampoerna memberikan 45

10 marchendise yang digunakan untuk menarik perhatian dari konsumen sehingga membeli produk. Terdapat beberapa jenis event pada Sampoerna yaitu soundsations, soundrenaline, dan asyik festival. 2. Penyebaran brosur (direct mail) Penyebaran brosur merupakan suatu pendekatan yang dilakukan dengan cara penyebaran atau menyampaikan brosur langsung ke calon konsumen. Brosur biasanya disebarkan langsung atau ditempel di lokasi-lokasi yang strategis, didalam toko/warung atau disebarkan pada saat event atau pameran outlet. Brosur biasanya berisi informasiinformasi mengenai jenis dan tipe produk, harga jual, dan isi. d. Strategi personal selling pada PT. H.M. Sampoerna Program strategi personal selling yang dilakukan oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna untuk meningkatkan volume penjualan ada bebrapa tahap, yaitu: 1. Perhatian (attention) Pada tahap ini tujuan tenaga penjual adalah menempatkan prospek pada tahap penerimaan dari benaknya dimana bagian utama dari penjualan sudah dimulai. Beberapa tindakan dalam tahap attention: a. Tersenyum b. Jadilah pendengar yang baik c. Jadilah pembicara yang baik d. Gunakan panggilan formal, misalnya kakak atau bapak e. Kendalikan emosi diri yang negatif 46

11 2. Minat (interest) Tujuan kedua dari proses penjualan adalah untuk menarik perhatian dari prospek sehingga prospek dapat memiliki minat yang kuat pada produk yang ditawarkan. Beberapa tindakan dalam tahap interest: a. Kenali mereka, apakah mereka mulai tertarik b. Kaitkan subyek pembicaraan dengan masalah yang mereka hadapi c. Amati terus keadaan jiwa/suasana hati mereka d. Presentasekan perusahaan dengan baik, tenaga penjual adalah duta perusahaan e. Presentasekan produk dengan baik, jangan menjelekan produk pesaing 3. Keinginan (desire) Pada tahap ini, keberatan-keberatan pelanggan akan diutarakan. Jadi tugas utama tenaga penjual adalah mampu menjawab setiap pertanyaan yang pada akhirnya menjadikan pelanggan merasa yakin dan merasa bahwa pilihan untuk membeli produk adalah pilihan yang paling tepat. Untuk itulah pengetahuan tentang produk sangat esensial. 4. Tindakan (action) Jika proses presentasi telah berjalan secara sempurna, maka prospek siap untuk memesan. Bagaimana juga tindakan ini biasanya tidak berlangsung secara otomatis. Proses ini sering juga disebut sebagai proses menutup order. Sebagai tenaga penjual yang profesional, anda harus dapat menciptakan keadaan sampai prospek mengambil tindakan. Tenaga penjual yang berpengalamanakan menciptakan 47

12 situasi sampai mereka yakin bahwa prospek benar-benar percaya akan manfaat dari usulan yang diberikannya. 5. Kepuasan (satisfication) Setelah pelanggan melakukan pembelian maka tenaga penjual harus kembali meyakinkan pelanggan bahwa keputusan yang mereka buat adalah tepat. Pelanggan harus dapat melepaskan anggapan bahwa brand presenter hanya membantu dalam membuat keputusan untuk membeli yang hanya menguntungkan dua belah pihak. Setiap perusahaan selalu menerima keluhan pelanggan, perbedaannya terletak pada keseringan dan intensitasnya. Jadi, walaupun penjualan sudah terjadi tetaplah berhubungan baik. F. Lokasi Perusahaan Pemilihan lokasi untuk perusahaan merupakan faktor yang penting dan tidak mudah, karena salah dalam penempatan lokasi dapat menyebabkan hal yang fatal bagi kelangsungan hidup perusahaan khususnya dalam pemasarannya. Karena dalam menempatkan suatu lokasi ada keterkaitan dengan sumber daya jangka panjang maupun fasilitas-fasilitas yang biasa mendukung suatu usaha, agar dapat mencapai efisiensi yang tinggi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Disamping itu, dalam penelitian lokasi, perusahaan harus memperhatikan faktorfaktor lain seperti faktor geografis dan faktor sosial. Sebab kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi terhadap penentuan suatu perusahaan. 48

13 Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan persediaan tenaga kerja disekitar perusahaan, sikap para pejabat/aparat setempat, penduduk disekitar perusahaan, transportasi dan unsur pendukung lainnya. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna berdiri pada tahun 1913 di Surabaya, dan terletak di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18 Surabaya Indonesia. G. Merek-Merek Sampoerna Sampoerna dan afiliasinya memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan rokok di Indonesia, yang meliputi Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Sampoerna juga mendistribusikan produk PT Philip Morris Indonesia (PMID), Marlboro, di Indonesia. Rokok kretek menguasai sekitar 92% pasar rokok di Indonesia. Di antara merek rokok kretek Sampoerna adalah Dji Sam Soe, A mild, Sampoerna Kretek, dan U Mild. Berkat fokus dan investasi pada portofolio merek, pada tahun 2013, kelompok merek inti perusahaan berhasil mempertahankan posisi pada 10 merek rokok teratas di Indonesia, dan kami berhasil mendongkrak pangsa pasar hingga mencapai 36,1%. Kelompok merek inti tersebut adalah A Mild, Dji Sam Soe, Marlboro, Sampoerna Kretek dan U Mild. 49

14 Sampoerna A Mild Keluarga Sampoerna A Mild terdiri dari varian-varian SKM, yang meliputi merek A Mild. A Mild diluncurkan oleh Sampoerna pada tahun 1989 dan merupakan pionir produk rokok kategori LTLN (rendah tar rendah nikotin) di Indonesia. Pada tahun 2013, A Mild tetap mempertahankan posisi sebagai merek rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. Dji Sam Soe Dji Sam Soe merupakan SKT pertama yang diproduksi oleh Handel Maatstchapijj Liem Seeng Tee, yang kemudian menjadi Hajaya Mandala Sampoerna. Dji Sam Soe hingga saat ini diproduksi dengan tangan di 5 fasilitas produksi Sampoerna dan 38 fasilitas produksi milik Mitra Produksi Sigaret (MPS) di sekitar pulau Jawa. Bentuk dan desain kemasan Dji Sam Soe tidak pernah berubah sejak tahun 1913 atau selama lebih dari 100 tahun. Dji Sam Soe diposisikan sebagai kretek premium di Indonesia dan sampai saat ini tetap menjadi pemimpin di segmen SKT. 50

15 Varian Dji Sam Soe meliputi segmen SKT dan SKM. Dji Sam Soe Filter, Dji Sam Soe Magnum Filter, dan Dji Sam Soe Magnum Blue yang baru diluncurkan pada awal tahun 2014, merupakan bagian dari segmen SKM. Sedangkan Dji Sam Soe Kretek dan Dji Sam Soe Super Premium merupakan bagian dari segmen SKT. Sampoerna Kretek Sampoerna Kretek adalah sigaret kretek tangan yang diproduksi pertama kali pada tahun 1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna, generasi kedua keluarga Sampoerna. Dengan menggabungkan tembakau dan cengkeh berkualitas, Sampoerna Kretek berhasil menjadi sigaret kretek tangan terbaik di kelasnya. U Mild 51

16 U Mild diluncurkan pada tahun 2005 sebagai bagian dari portofolio produk LTLN Sampoerna bersama dengan A Mild. Pertumbuhan volume penjualan U Mild terus meningkat sejak diluncurkannya, mencapai 35,6% pada tahun Marlboro Marlboro diluncurkan di Indonesia pada tahun 1984 oleh PMID dan merupakan salah satu merek internasional terbesar di pasaran. Sampoerna mendistribusikan Marlboro di Indonesia. Saat ini terdapat lima varian Marlboro yang terdiri dari Marlboro Red, Marlboro Lights, Marlboro Black Menthol, dan Marlboro Lights Menthol, dan Marlboro Ice Blast. H. Brand Presenter Brand Presenter merupakan orang yang memperkenalkan sebuah merek produk kepada orang lain dengan tujuan terjadinya penjualan sebanyak mungkin. Dalam memperkenalkan sebuah merek produk diperlukan kemampuan menjual yang baik agar konsumen mengerti dan memahami keunggulan dan manfaat serta pentingnya menggunakan produk tersebut. Brand presenter juga ditujukan untuk menarik konsumen baru untuk melakukan uji coba terhadap suatu produk serta 52

17 memperkuat brand image dan memperkuat brand relationship, karena melalui promosi penjualan yang diadakan akan mampu untuk terus-menerus mengingatkan konsumen akan merk suatu produk sehingga dapat membentuk image produk tersebut dan secara tidak langsung membangun hubungan dengan pelanggan. Memang tidak seperti perusahaan rokok lainnya yang menyebut personal selling nya dengan menggunakan kata Sales Promotion Girl atau lebih dikenal dengan SPG. Disini PT. H.M. Sampoerna menggunakan kata Brand Presenter (BP) karena untuk membedakan jabatan antara sales yang jobdesk nya menawarkan dan droping produk ke toko atau warung dalam jumlah yang signifikan. Sedangkan brand presenter tidak diukur tingkat kesuksesan pekerjaannya dengan penjualan yang signifikan melainkan melakukan aktifitas marketing dengan mempresentasikan produk secara langsung kepada konsumen dengan tujuan agar konsumen membeli salah satu dari produk yang ada. I. Role Play Role play merupakan suatu aturan komunikasi yang dibuat oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna untuk Brand Presenter yang disusun secara rapi terstruktur untuk disampaikan kepada konsumen saat terjadi aktifitas penjualan. Di dalam role play terdapat KBM (key brand message) yang merupakan tahapan-tahapan komunikasi yang dilakukan Brand Presenter saat terjadi aktivitas penjualan. KBM yang dilakukan untuk rokok A mild adalah: 1. Selamat pagi/siang/sore/malam bapak/kakak? 53

18 2. Apakah bapak/kakak seorang perokok? 3. Jika iya, kalau boleh saya tau bapak/kakak merokok apa? (lanjut ke step selanjutnya). Jika tidak, terima kasih bapak/kakak. (selesai melakukan aktivitas penjualan) 4. Jika konsumen sudah merokok sampoerna, terima kasih bapak/kakak telah merokok sampoerna, semoga bapak/kakak selalu setia dengan sampoerna. (selesai melakukan aktivitas penjualan) Jika konsumen tidak merokok sampoerna, saya dari PT. HM. sampoerna ingin menawarkan rokok A mild kepada bapak, bagaimana bapak ingin beli satu atau dua? 5. Jika konsumen membeli, baik terima kasih bapak/kakak, jika ingin beralih ingat selalu sampoerna. Jika konsumen tidak mau membeli, brand presenter harus menyampaikan inti brand yang pertama dari A mild, A mild ini merupakan rokok mild pertama di indonesia pak/kak. 6. Jika konsumen membeli, baik terima kasih bapak/kakak, jika ingin beralih ingat selalu sampoerna. Jika konsumen tidak mau membeli juga, brand presenter harus menyampaikan inti brand yang kedua, A mild merupakan rokok kretek yang dibuat dari tembakau dan cengkeh yang berkualitas pak/kak. 7. Jika konsumen membeli, baik terima kasih bapak/kakak, jika ingin beralih ingat selalu sampoerna. 54

19 Jika konsumen tidak mau membeli juga, baik terima kasih bapak/kakak, jika ingin beralih ingat selalu sampoerna. KBM yang dilakukan untuk rokok Dji Sam Soe: 1. Selamat pagi/siang/sore/malam bapak/kakak? 2. Apakah bapak/kakak seorang perokok? 3. Jika iya, kalau boleh saya tau bapak/kakak merokok apa? (lanjut ke step selanjutnya) Jika tidak, terima kasih bapak/kakak. (selesai melakukan aktivitas penjualan) 4. Jika konsumen sudah merokok sampoerna, terima kasih bapak/kakak telah merokok sampoerna, semoga bapak/kakak selalu setia dengan sampoerna. (selesai melakukan aktivitas penjualan) Jika konsumen tidak merokok sampoerna, saya dari PT. HM. sampoerna ingin menawarkan rokok Dji Sam Soe kepada bapak, bagaimana bapak ingin beli satu atau dua? 5. Jika konsumen membeli, baik terima kasih bapak/kakak, jika ingin beralih ingat selalu sampoerna. Jika konsumen tidak mau membeli, brand presenter harus menyampaikan inti brand yang pertama dari Dji Sam Soe, Dji Sam Soe memiliki aroma dan cita rasa yang unik pak/kak. 6. Jika konsumen membeli, baik terima kasih bapak/kakak, jika ingin beralih ingat selalu sampoerna. 55

20 Jika konsumen tidak mau membeli juga, brand presenter harus menyampaikan inti brand yang kedua, Dji Sam Soe merupakan rokok kretek yang dibuat dari tembakau dan cengkeh yang berkualitas sehingga memberikan kenikmatan merokok yang mantap pak/kak. 7. Jika konsumen membeli, baik terima kasih bapak/kakak, jika ingin beralih ingat selalu sampoerna. Jika konsumen tidak mau membeli juga, baik terima kasih bapak/kakak, jika ingin beralih ingat selalu sampoerna. J. Duta Media Indonesia Duta Media Indonesia adalah badan promosi (Below The Jalur Activity) khusus dalam memberikan layanan dan eksekusi untuk brand activation. Duta Media Indonesia memiliki infrastuctutre dan manajemen tim yang kuat. Duta Media Indonesia didukung oleh keahlian dan jaringan besar di Indonesia. Duta Media Indonesia memiliki sistem yang handal dan akurat untuk administrasi dan data dasar. Lebih singkatnya adalah DMI merupakan agency untuk Brand Presenter sampoerna. Jadi, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna bekerja sama dengan DMI untuk soal personal selling dan pengerjaan Brand Presenter. K. Profil Manajemen Ketua 56

21 1. Joni Jauri, adalah seorang ahli entrepreneur di atas kegiatan baris untuk Timur Indonesia. Spesialisasi nya untuk persediaan cetak dan billboard. 2. Robby Hidayat, adalah seorang ahli entrepreneur di bawah kegiatan line. Dia memiliki pengalaman yang luas di perusahaan-perusahaan multi nasional (Guinness, Johnny Walker dan Philip Morris Indonesia). Field 1. Dudung Abdurachman, merupakan perencana dengan keahlian dalam bidang dan kehidupan malam. Dia adalah pengalaman dalam menangani material promosi di Philip Morris Indonesia. 2. Ariesta MS, adalah keahlian dalam acara dan jasa. Dia bekerja di perusahaan multinasional (Korea Airlines dan Jakarta International School). Keuangan Jamie Suroso, adalah keahlian keuangan. Dia bekerja di Bank Buana. L. Visi Duta Media Indonesia Memberikan solusi media yang tepat guna untuk klien, dimulai dari konsep yang sesuai dengan keinginan klien sampai dengan bahan media yang beragam yang disesuaikan dengan media penyampaiannya. Memimpin itu profesional pasokan tenaga kerja untuk eksekusi yang sangat baik program MDS. 57

22 M. Misi Duta Media Indonesia Mempunyai lokasi strategis (billboard, bando, baliho, dll) di berbagai kota di Indonesia, yang memiliki dan sesuai standar Internasional. N. Tujuan Dirct Selling Team 1. Untuk meningkatkan volume penjualan 2. Untuk menarik target pelanggan baru 3. Untuk mendorong loyalitas pelanggan 4. Untuk mendorong trail produk 5. Untuk mendorong kontak pelanggan 6. Untuk mendorong peralihan merek 7. Untuk memperbaiki posisi merek di pasar 8. Untuk memperkenalkan produk baru 9. Untuk menghargai pelanggan setia dengan meningkatkan waktu pelanggan kontak dengan produk 10. Untuk mendapatkan kembali mantan pelanggan 11. Untuk mempertahankan daya saing 12. Untuk memperpanjang perusahaan database pelanggan 13. Untuk menantang pesaing 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( Sampoerna ) merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia dengan memproduksi sejumlah merek rokok

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perjalanan sejarah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (PT. H.M. Sampoerna Tbk) berawal dari tahun 1913 ketika imigran dari Surabaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri rokok di dunia usaha dewasa ini diwarnai dengan persaingan yang ketat. Apalagi dengan adanya beberapa perusahaan industri rokok yang ada

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH AKUISISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada PT. Sampoerna TBK di Bursa Efek Indonesia)

ANALISIS PENGARUH AKUISISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada PT. Sampoerna TBK di Bursa Efek Indonesia) ANALISIS PENGARUH AKUISISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada PT. Sampoerna TBK di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP LABA BERSIH PT. SAMPOERNA. TBK. Zulyanto Ariwibowo

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP LABA BERSIH PT. SAMPOERNA. TBK. Zulyanto Ariwibowo PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP LABA BERSIH PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA. TBK Zulyanto Ariwibowo 11209855 Latar Belakang Bersamaan dengan berkembangnya peradaban, ilmu pengetahuan dan kehidupan sosial

Lebih terperinci

TUGAS LAPORAN. Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

TUGAS LAPORAN. Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah TUGAS LAPORAN Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Proses Bisnis (APB) Disusun Oleh : Nama : Andrian Ramadhan

Lebih terperinci

MUSLIKAH SUCIATI B

MUSLIKAH SUCIATI B ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN AKUISISI PADA PT. SAMPOERNA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Diakuisisi di BEI) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA. TBK. Danial Farhan

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA. TBK. Danial Farhan PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA. TBK Danial Farhan 11210668 Latar Belakang Bersamaan dengan berkembangnya peradaban, ilmu pengetahuan dan kehidupan sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memungkinkan munculnya perusahaan untuk membuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sampoerna A Mild adalah perintis rokok mild di Indonesia sejak awal tahun 90-an. Perusahaan ini telah bekerja keras untuk mempromosikan dan mengedukasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 PT. Gudang Garam Tbk. PT Gudang Garam Tbk yang selanjutnya disebut Gudang Garam adalah sebuah perusahaan rokok populer asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika

BAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara penghasil tembakau terbesar didunia. Berdasarkan data tahun 2004, Indonesia merupakan negara ke-6 penghasil

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA KUARTAL PERTAMA April 2015

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA KUARTAL PERTAMA April 2015 PAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA KUARTAL PERTAMA 2015 27 April 2015 Agenda IKHTISAR PENTING KUARTAL PERTAMA 2015 IKHTISAR BISNIS IKHTISAR KEUANGAN PT HM SAMPOERNA Tbk. KOMITMEN UNTUK INDONESIA 2 Ikhtisar

Lebih terperinci

Paparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018

Paparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018 Paparan Publik Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( HMS )

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Gudang Garam Tbk. dengan menganalisis kinerja perusahaan melalui analisis strategi bisnis serta menggunakan rasio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi ini mengakibatkan kemajuan pada teknologi dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu memperbaiki

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA April 2013

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA April 2013 PAPARAN PUBLIK TAHUNAN KINERJA 2012 18 April 2013 Agenda IKHTISAR PENTING DI TAHUN 2012 IKHTISAR BISNIS IKHTISAR KEUANGAN PT HM SAMPOERNA Tbk. SUKSES KAMI, KOMITMEN KAMI UNTUK INDONESIA 2 Ikhtisar Penting

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 44 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Tentang PT. Djarum PT. Djarum berawal saat Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek yang bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dan mengubah namanya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logistik yang pekerjaan hariannya menyatukan data-data persediaan bahan baku,

BAB I PENDAHULUAN. logistik yang pekerjaan hariannya menyatukan data-data persediaan bahan baku, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. HM Sampoerna dalam perkembangan operasional hariannya mengalami banyak kesulitan. Salah satu departemen yang mengalaminya adalah departemen logistik yang pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek penelitian Penelitian ini menggunakan obyek penelitian perusahaan-perusahaan rokok yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat persaingan didunia industri juga semakin ketat, termasuk di industri rokok. Agar bisa bertahan di pasar,

Lebih terperinci

Paparan Publik. Mindaugas Trumpaitis. Bursa Efek Jakarta April 27, 2018

Paparan Publik. Mindaugas Trumpaitis. Bursa Efek Jakarta April 27, 2018 Paparan Publik Mindaugas Trumpaitis Bursa Efek Jakarta April 27, 2018 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( HMS ) semata-mata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia, dengan total produksi nasional rata-rata mencapai 220 milyar batang per tahun dan nilai penjualan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 milimeter (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 milimeter yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia usaha tidak lepas dari persaingan bisnis antar perusahaan. Untuk mempertahankan kredibilitas perusahaan yang telah lama berdiri dari munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini persaingan usaha diantara

BAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini persaingan usaha diantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini persaingan usaha diantara perusahaan semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. International yaitu produsen rokok terkemuka di dunia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. International yaitu produsen rokok terkemuka di dunia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah PT. HM Sampoerna PT. Hanjaya Mandala Sampoerna salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, PT. HM Sampoerna

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Mengenai Aktivitas Penjualan. No Daftar Pertanyaan Ya Tidak Penjelasan

Daftar Pertanyaan. Mengenai Aktivitas Penjualan. No Daftar Pertanyaan Ya Tidak Penjelasan Daftar Pertanyaan Mengenai Aktivitas Penjualan No Daftar Pertanyaan Ya Tidak Penjelasan 1 Apakah fungsi penjualan dilakukan oleh bagian penjualan? 2 Apakah bagian penjualan tersebut dibagi lagi kedalam

Lebih terperinci

An affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Soehanna Hall - The Energy Building Jakarta 27 April 2016

An affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Soehanna Hall - The Energy Building Jakarta 27 April 2016 An affiliate of Philip Morris International Paparan Publik Soehanna Hall - The Energy Building Jakarta 27 April 2016 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri rokok di Indonesia saat ini terbagi menjadi beberapa jenis kategori produk, antara lain Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin (SKM)

Lebih terperinci

An affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Glass House, The Ritz-Carlton - Pacific Place, Jakarta

An affiliate of Philip Morris International. Paparan Publik. Glass House, The Ritz-Carlton - Pacific Place, Jakarta An affiliate of Philip Morris International Paparan Publik Glass House, The Ritz-Carlton - Pacific Place, Jakarta 27 April 2017 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada fakultas ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Gudang Garam Tbk PT. Gudang Garam Tbk berdiri pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie yang berganti nama menjadi Surya Wonowidjojo. Pada awal berdirinya, PT.

Lebih terperinci

PR. MUSTIKA TOBACCO INDONESIA

PR. MUSTIKA TOBACCO INDONESIA PR. MUSTIKA TOBACCO INDONESIA Desa Gempolsari No. 15 RT 04 RW 01 Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Indonesia Telp. (031) 8958566 SEKILAS MUSTIKA PR. Mustika Tobacco Indonesia (MTI) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat persaingan didunia industri juga semakin ketat, termasuk di industri rokok. Agar bisa bertahan di pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki perdagangan bebas, dimana Indonesia semakin dituntut untuk semakin siap dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek menurut UU No.8 Th. 1995 adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli

Lebih terperinci

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK UPDATE BISNIS, KEUANGAN DAN INDUSTRI

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK UPDATE BISNIS, KEUANGAN DAN INDUSTRI PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK UPDATE BISNIS, KEUANGAN DAN INDUSTRI 28 Agustus 2015 GAMBARAN Hasil Kinerja Keuangan untuk Semester Pertama Tahun Buku 2015 Pada tanggal 7 Agustus 2015, PT Hanjaya Mandala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Penelitian 4.1.1 Sekilas SAMPOERNA PT Hanjaya Mandala SAMPOERNA Tbk. ( SAMPOERNA ) merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. SAMPOERNA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk dapat tetap hidup dan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Liem Seeng Tee secara resmi mendirikan perusahaan bernama

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Liem Seeng Tee secara resmi mendirikan perusahaan bernama BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5. 1. Gambaran Singkat Perusahaan 5. 1. 1. Garis Besar Sejarah Perusahaan 1913 Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, memulai usahanya di Surabaya yang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA, Tbk (PT. HMS)

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA, Tbk (PT. HMS) BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA, Tbk (PT. HMS) III.1 Sejarah PT. HMS Sejarah perusahaan ini diawali dengan didirikannya perusahaan bernama Handel Maastchapij Liem Seeng

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sudah menjadi kebiasaan, dan gaya hidup masyarakat, sehingga meskipun telah

I. PENDAHULUAN. sudah menjadi kebiasaan, dan gaya hidup masyarakat, sehingga meskipun telah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan industri rokok di Indonesia tidak terlepas dari dukungan berbagai faktor yang ada di dalamnya, salah satunya adalah kondisi sosial budaya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan penjualan produk. Pengertian SPG dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan penjualan produk. Pengertian SPG dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sales Promotion Girls (SPG) merupakan salah satu strategi perusahaan dalam meningkatkan penjualan produk. Pengertian SPG dapat dilihat dari berbagai aspek. Secara penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang kita telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya teknologi. Perkembangan teknologi ini juga membawa dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

bidang bisnis. Situasi ini mengharuskan pihak manajemen tertinggi sebuah

bidang bisnis. Situasi ini mengharuskan pihak manajemen tertinggi sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia secara garis besar memang belum benar-benar pulih sejak terjadi krisis moneter sekitar tujuh tahun yang lalu, hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemasaran global saat ini, apabila kita mengunjungi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemasaran global saat ini, apabila kita mengunjungi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pemasaran global saat ini, apabila kita mengunjungi pasar tradisional, supermarket, minimarket ataupun warung-warung yang ada di pinggir jalan,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan berikut diambil berdasarkan pemaparan uji deskriptif dan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan berikut diambil berdasarkan pemaparan uji deskriptif dan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Kesimpulan berikut diambil berdasarkan pemaparan uji deskriptif dan analisa dua jalur : 4.1.1. Komposisi Responden Antara Segmen Mahasiswa Dan Pekerja Dari komposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula

BABI PENDAHULUAN. alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula BAB 1 PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste), produknya unik, konsumen loyal, bersifat konsumtif, segmen pasar usia produktif dan maskulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen. Perusahaan berusaha membuat suatu produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sejak rokok mild diperkenalkan oleh PT HM Sampoerna dengan merek dagang Sampoerna A Mild pada tahun 1989, pangsa pasar rokok jenis ini berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance saat ini merupakan kebutuhan vital bagi seluruh pelaku bisnis dan menjadi tuntutan bagi masyarakat dengan adanya corporate governance ini diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik

BAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perusahaan atau bentuk kegiatan usaha apapun mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga keberlangsungan perusahaan serta mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini masyarakat, khususnya para pengusaha telah dikejutkan dengan adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Gudang Garam, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Gudang Garam, Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah PT. Gudang Garam, Tbk PT Gudang Garam Tbk. (IDX: GGRM) adalah sebuah perusahaan produsen rokok populer asal Indonesia. Didirikan pada 26 Juni

Lebih terperinci

ANALISA MANAGEMENT STRATEGY PT.GUDANG GARAM, TBK. Oleh : Iyan Gustiana Staf Dosen Sistem Informasi UNIKOM

ANALISA MANAGEMENT STRATEGY PT.GUDANG GARAM, TBK. Oleh : Iyan Gustiana Staf Dosen Sistem Informasi UNIKOM ANALISA MANAGEMENT STRATEGY PT.GUDANG GARAM, TBK Oleh : Iyan Gustiana Staf Dosen Sistem Informasi UNIKOM Likmis2@gmail.com ABSTRAK PT. Gudang Garam merupakan produser rokok kretek terbesar di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dalam rangka Undang - Undang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dalam rangka Undang - Undang 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Perseroan merupakan suatu perseroan terbatas terbuka yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang sangat luar biasa, dalam era globalisasi ini bisnis di Indonesia memiliki kemajuan yang cukup

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PENJUALAN ROKOK DENGAN CARA PROMOSI OLEH SALES PROMOTION GIRLS (SPG)

BAB III PRAKTEK PENJUALAN ROKOK DENGAN CARA PROMOSI OLEH SALES PROMOTION GIRLS (SPG) 36 BAB III PRAKTEK PENJUALAN ROKOK DENGAN CARA PROMOSI OLEH SALES PROMOTION GIRLS (SPG) A. Sejarah Berdirinya Pabrik Rokok Di Negara Indonesia ini banyak terdapat perusahaan besar yang terkemuka, dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus mengeluarkan ide-ide baru untuk memasarkan produknya. Tingginya tingkat persaingan di dunia bisnis

Lebih terperinci

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan. Namun dengan semakin menipisnya sumber devisa migas yang secara

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan. Namun dengan semakin menipisnya sumber devisa migas yang secara 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan perolehan devisa, baik dari sektor migas maupun dari sektor non migas. Namun dengan semakin menipisnya sumber

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Kesuksesan diawali dari perintisan bisnis oleh Liem Seeng Tee, dilanjutkan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Kesuksesan diawali dari perintisan bisnis oleh Liem Seeng Tee, dilanjutkan 65 BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT. HM Sampoerna Tbk, adalah salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, masuk dalam jajaran perusahaan keluarga terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen yang semakin teliti untuk memilih produk yang akan dibeli, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Konsumen yang semakin teliti untuk memilih produk yang akan dibeli, membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kondisi persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan dituntut melakukan berbagai upaya untuk meraih pangsa pasar konsumen. Konsumen yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya berbagai produk sejenis maupun tidak sejenis yang ditawarkan dengan berbagai merek, menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan sejenis. Salah satu cara perusahaan dalam mengangkat brand

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan sejenis. Salah satu cara perusahaan dalam mengangkat brand Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi dan inovasi pemasaran perusahaan telah memberikan pengaruh pada perubahan persaingan yang ada, dengan adanya perubahan ini perusahaan perlu

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PT. HM. Sampoerna,Tbk. di masa yang akan datang akan tetap fokus pada bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu Dji Sam Soe dan

Lebih terperinci

Setelah mempelajari Bab ini

Setelah mempelajari Bab ini IKLAN (ADVERTISING) Setelah mempelajari Bab ini 1. Dapat memahami unsur-unsur marketing mix, khususnya promotion. 2. Menjelaskan definisi dari Promotion serta unsur komunikasinya. 3. Menerangkan manfaat

Lebih terperinci

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Pertemuan 9&10 MODUL Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani POKOK BAHASAN Periklanan DESKRIPSI Dalam pokok bahasan ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran modern menuntut lebih dari sekedar membuat produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran modern menuntut lebih dari sekedar membuat produk yang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Pemasaran modern menuntut lebih dari sekedar membuat produk yang baik, memberikan harga yang menarik, serta menyalurkan produk bagi konsumen yang dituju,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Melihat kondisi tersebut menyebabkan pebisnis semakin dituntut untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan pasar potensial bagi para

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan pasar potensial bagi para I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan pasar potensial bagi para pengusaha untuk memasarkan produknya. Setiap pengusaha berusaha mengembangkan usaha mereka dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini dunia telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini dunia telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya teknologi. Perkembangan teknologi ini juga membawa dampak

Lebih terperinci

Hubungan Terpaan Bauran Promosi Rokok Apache dengan Minat Membeli. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1

Hubungan Terpaan Bauran Promosi Rokok Apache dengan Minat Membeli. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1 Hubungan Terpaan Bauran Promosi Rokok Apache dengan Minat Membeli Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kegiatan perekonomian saat ini, jumlah produk serta layanan jasa baru bermunculan cukup signifikan. Di zaman di mana perkembangan dan kemajuan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH. Analisis Proses Bisnis. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah. Analisis Proses Bisnis (APB)

TUGAS MAKALAH. Analisis Proses Bisnis. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah. Analisis Proses Bisnis (APB) TUGAS MAKALAH Analisis Proses Bisnis (Value Chain Porter Perusahaan Manufaktur) PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Proses Bisnis (APB) Disusun Oleh : Andrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemunduran industri rokok di negara barat memberikan dorongan kepada industri tembakau untuk mencari konsumen baru di negara-negara termiskin di dunia. Fakta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indomarco Prismatama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam jaringan ritel waralaba minimarket dengan merek dagang Indomaret. Perusahaan

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Pada pertemuan ini, pembahasan focus kepada materi-materi komunikasi untuk pemasaran terpadu, yang antara lain meliputi : 1. Advertising ( Periklanan ) 2. Sales promotion

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mencapai kesinambungan keuntungan dan bertahan dalam kompetisi yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan akhir meningkatkan

Lebih terperinci

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat BAB III Solusi Bisnis Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat disimpulkan bahwa persaingan yang terjadi sangat

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA KUNJUNGAN KERJA DI PT. GUDANG GARAM TBK Kediri, 27 Maret 2015

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA KUNJUNGAN KERJA DI PT. GUDANG GARAM TBK Kediri, 27 Maret 2015 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA KUNJUNGAN KERJA DI PT. GUDANG GARAM TBK Kediri, 27 Maret 2015 Assalamu alaikum Wr Wb. Yth. Direktur Utama PT. Gudang Garam Tbk dan Jajarannya Yth. Para hadirin sekalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis produk yang di tawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. jenis produk yang di tawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis pada saat ini telah banyak kita jumpai berbagai jenis produk yang di tawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis. Hal ini mempengaruhi minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Perkembangan Cukai Rokok di Indonesia Tahun Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Perkembangan Cukai Rokok di Indonesia Tahun Pendapatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana pemerintah mempercepat pembangunan ekonomi dengan melakukan pembangunan dalam dunia bisnis sebagai tolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat di dunia khususnya di Indonesia menyebabkan banyaknya penguna rokok mulai

BAB I PENDAHULUAN. pesat di dunia khususnya di Indonesia menyebabkan banyaknya penguna rokok mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi di perusahaan rokok yang semakin pesat di dunia khususnya di Indonesia menyebabkan banyaknya penguna rokok mulai dari kalangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN & STRATEGI PERIKLANAN

PERENCANAAN & STRATEGI PERIKLANAN PERENCANAAN & STRATEGI PERIKLANAN PERENCANAAN PERIKLANAN Proses perencanaan periklanan dalam suatu komunikasi bisnis meliputi enam langkah utama secara umum yang dirinci sebagai berikut: 1. Mengulas rencana

Lebih terperinci

Analisis Strategi Manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Untuk Memenangkan Persaingan Menjadi Market Leader dalam Industri Rokok

Analisis Strategi Manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Untuk Memenangkan Persaingan Menjadi Market Leader dalam Industri Rokok UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA FAKULTAS EKONOMI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA Study Case Paper Assignment Analisis Strategi Manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Untuk Memenangkan Persaingan Menjadi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. SEJARAH BURSA EFEK INDONESIA Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lokal tetapi juga dengan perusahaan multinasional.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lokal tetapi juga dengan perusahaan multinasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kita sedang menghadapi suatu era baru yang di tandai oleh adanya kecendrungan globalisasi dunia, perkembangan teknologi dan reformasi ekonomi dilakukan negara-negara

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. memproduksi barang yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan konsumen,

BAB I P E N D A H U L U A N. memproduksi barang yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan konsumen, BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Aspek pemasaran adalah bagian yang sangat penting dalam kelangsungan suatu perusahaan, baik yang memproduksi barang maupun jasa. Setelah suatu perusahaan memproduksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahun 1913 di Surabaya, almarhum Liem Seng Tee

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahun 1913 di Surabaya, almarhum Liem Seng Tee BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tahun 1913 di Surabaya, almarhum Liem Seng Tee memprakarsai berdirinya suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh bidang kehidupan, terutama di bidang bisnis. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dilakukan oleh perushaan dalam mempublikasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dilakukan oleh perushaan dalam mempublikasikan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat, banyak perusahaan melakukan berbagai macam inovasi sehingga dapat menarik perhatian konsumen dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang yang telah ditemukan peneliti dalam beberapa tahapan yang

BAB IV ANALISIS DATA. yang yang telah ditemukan peneliti dalam beberapa tahapan yang 73 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Pada bab ini peneliti akan memberikan deskripsi tentang temuantemuan yang yang telah ditemukan peneliti dalam beberapa tahapan yang telah dilakukan oleh peneliti

Lebih terperinci