PEMBUATAN FILM PENDEK MAS PAY MENGGUNAKAN ADOBE PREMIERE PRO CS3 DAN MEDIA ALTERNATIF HANDYCAM NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN FILM PENDEK MAS PAY MENGGUNAKAN ADOBE PREMIERE PRO CS3 DAN MEDIA ALTERNATIF HANDYCAM NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 PEMBUATAN FILM PENDEK MAS PAY MENGGUNAKAN ADOBE PREMIERE PRO CS3 DAN MEDIA ALTERNATIF HANDYCAM NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh IKRAR PANUNGGUL ANTONI kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013

2

3 MAKING SHORT FILMS MAS PAY USING ADOBE PREMIERE PRO CS3 AND ALTERNATIVE MEDIA HANDYCAM PEMBUATAN FILM PENDEK MAS PAY MENGGUNAKAN ADOBE PREMIERE PRO CS3 DAN MEDIA ALTERNATIF HANDYCAM Ikrar Panunggul Antoni Mei P. Kurniawan Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT The development of technology today has an effect on the development of entertainment world, one in the field of movie. Production of movie is currently better supported by new technologies that can make a movie look good. In addition there are other supporting factors such as shooting techniques or methods. Many people assume that in making movie must use professional equipment. But it is not absolutely guarantee quality of film itself. To present an entertaining film that there are several factors to consider such as theme, concept, story, and shooting techniques should also be considered. In the making of short movie "Mas Pay" is divided into three phases, namely preproduction, post-production stage and stage production. Pre-production stage is the initial stage in foundation stage of the filmmaking process is determine themes, ideas, concepts and preparation of equipment to be used. Production stage is process of filmmaking such as making plot, story board, and shooting. And post-production editing will be done from a captured image. Making a short movie is that the author uses simple equipment handycam for shooting. In the editing process using Adobe Premiere Pro CS3 software. Keywords: Short Film, Mas Pay, alternative media, handycam

4 1. Pendahuluan Pada era globalisasi ini pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan menghasilkan inovasi-inovasi baru yang harus diimbangi dengan kemampuan beradaptasi terhadap teknologi informasi. Salah satu dari bidang teknologi yang berkembang pesat adalah teknologi berbasis multimedia seperti film yang nantinya dapat untuk membuat konten pada youtube. YouTube merupakan sebuah situs web youtube.com yang dibuat oleh tiga mantan karyawan paypal pada februari Situs ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. Saat ini perkembangan semakin pesat pada youtube, bahkan seseorang dapat membuat konten sendiri yang dapat menghasilkan rupiah seperti akun milik layaria tv pada film series ciprut s ways. Media alternatif handycam kini sudah bukan menjadi barang mewah lagi. Namun tidak banyak orang meliriknya sebagai perangkat yang dapat digunakan dalam proses pembuatan film khususnya film pendek. Sehingga banyak ide kreatif seseorang yang tidak dapat terealisasikan ke sebuah karya film. Kurangnya rasa keingintahuan mengenai proses pembuatan film yang lebih mudah, membuat seseorang hanya berpikir mengenai biaya produksi. Disamping itu juga kebelum tahuan seseorang mengenai konten pada youtube yang dapat diisi dengan karya film yang terbuat. Untuk memberikan gambaran kepada masyarakat umum, penulis akan membuat film pendek series dengan judul mas pay yang kali ini bertemakan liburan yang nantinya dapat digunakan untuk membuat konten pada youtube. Dengan demikian diharapkan masyarakat umum akan lebih terbuka dan ada keinginan untuk mencoba membuat sebuah karya film khususnya film pendek yang nantinya dapat digunakan sebagai konten pada youtube. Dan ide kreatifitas tidak akan terbatasi lagi dengan peralatan yang sangat mahal dalam pengambilan gambar, proses editing yang sulit, dan biaya produksi yang relatif sangat besar. 2. Landasan Teori Dan Tinjauan Umum 2.1 Dasar Multimedia Sejarah Singkat Multimedia Istilah multimedia berawal dari teater, bukan komputer. Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut pertunjukan multimedia. Pertunjukkan multimedia mencakup monitor video, synthesized band, dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukkan. Sistem multimedia dimulai pada akhir an dengan diperkenalkannya Hypercard oleh Apple pada tahun 1987, dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan video adhapter card bagi PS/2. Citra visual dapat dimasukkan ke dalam sistem dari paket perangkat lunak yang menyatukan digital, dan dari kamera video, pita dan piringan 1

5 video, dan scanner optik. Input audio dapat dimasukkan melalui mikrofon, pita kaset, dan compact disk Pengertian Multimedia Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafis, animasi, audio, dan gambar video. Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi Elemen-Elemen Multimedia Multimedia terbagi dalam beberapa elemen-elemen yaitu teks (text), Gambar, animasi (animation), suara (audio), video (video) Tinjauan Umum Sejarah dan Pengertian Film Penciptaan gambar hidup yang selama ini dikenal sebagai film sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari fotografi. Pada tahun 1887 Thomas Alva Edison telah berhasil menciptakan mekanisme film dengan merancang suatu alat untuk merekam dan memproduksi gambar, namun penemuan Edison masih bermasalah karena belum menemukan bahan dasar untuk membuatnya, hingga datang bantuan dari George Eastman yang telah menawarkan pita seluloid. Para pengagum Edison muncul Auguste dan Louis Lumtere dari Perancis yang merancang piranti kombinasi dari kamera, alat untuk memproses film dan proyektor menjadi satu. Piranti tersebut diberi nama sinematograf yang kemudian dipatenkan pada Maret Menurut Marcel Danesi (2010, h.134), film adalah teks yang memuat serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan nyata. Sedangkan menurut Himawan Pratista (2008, h.10), sebuah film terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Menurut Michael Rabiger (Rabiger, 2009, h.8), menggambarkan hal yang serupa tentang film. Setiap film bersifat menarik dan menghibur, serta membuat para audiens berpikir. Setiap hasil karya yang ada bersifat unik dan menarik sehingga ada banyak cara yang dapat digunakan dalam suatu film dokumenter untuk menyampaikan ide-ide tentang dunia nyata. 1 M Suyanto Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. hal Amir Fatah Sofyan. Purwanto Agus, 2008, DIGITAL MULTIMEDIA : Animasi, Sound Editing, & Video Editing, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, hal Tay Vaughan, 2006, Multimedia making it work edisi 6, Penerbit Andi offset, Yogyakarta, hal

6 2.2.2 Jenis - Jenis Film (Genre Film) Jenis atau genre film antara lain yaitu dari segi isi ceritanya, dari segi penonton yang ditargetkan, dari segi pemerannya, dari segi cerita Sekilas Tentang Film Pendek (Short Film) Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan juga Indonesia, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang atau kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi Live Shot Dalam Pembuatan Film Live Shoot dapat diartikan yaitu pengambilan gambar bergerak secara langsung. Live Shoot juga dapat dikatakan sebagai video shooting di mana dalam pengerjaannya diperlukan editing untuk menyempurnakan hasil shooting. Pengertian live shot itu sendiri adalah serentetan perekaman tentang orang - orang, atau makhluk hidup lainnya, paling tidak ada satu atau lebih karakter yang diperankan oleh seseorang atau beberapa orang yang kemudian menciptakan suatu adegan yang dramatik, yang dipadu dengan kejadian dramatik lainnya dan disusun pada saat proses editing, dan semuanya ini apabila disatukan dapat menciptakan sebuah alur cerita yang bisa membuat penontonnya terhanyut. 2.3 Standard Rekaman Video Secara umum ada empat standard rekaman video, yaitu NTSC (Nasional Televisions System Committee), PAL (Phase Alternating Line), SECAM, HDTV (High Definition Television) Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Human Resource Requirement) Adapun sumber daya manusia dalam memproduksi suatu film yaitu Produser, Sutradara, Scriptwriter / Sreenwriter, Storyboard Artist, Editor, Sound Editor, Talent Peralatan Dasar Dalam Pembuatan Film Adapun peralatan dasar yang dibutuhkan dalam proses pembuatan sebuah film yaitu kamera (camera), lampu (light), penyangga kamera (tripod), microphone / headset, komputer (personal computer), kamera digital (digital camera), kabel (cabel). 4 Yoga Atmaja, Abdul aziz, Roem Topatimasang, 2007, Video Komunitas, Penerbit Insispress, Denpasar, hal M Suyanto, Aryanto Yuniswan, 2006, Merancang Film Kartun Kelas Dunia, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, hal

7 2.6 Komponen - Komponen Dalam Film Adapun komponen-komponen atau bagian-bagian dalam sebuah film yaitu bidikan / rekaman (Shot), adegan (scene), kejadian berurutan (sequence). 2.7 Langkah - Langka Dalam Pembuatan Film Terdapat tiga tahapan dalam memproduksi sebuah film, yaitu : Tahap Pra Produksi Adapun dalam tahap pra produksi yaitu ide cerita, menyiapkan naskah, penyusunan jadwal dan anggaran biaya, pencarian lokasi, penyiapan kostum dan properti, casting pemain Tahap Produksi Adapun dalam tahap produksi yaitu tata setting, tata suara, tata cahaya, tata kostum (Wardrobe), tata rias Tahap Pasca Produksi Adapun dalam tahap pasca produksi yaitu editing, review editing, evaluasi dan presentasi. 2.5 Perangkat Lunak Yang Digunakan Dalam proses editing film ini mengunakan perangakat lunak yaitu adobe premiere dan adobe photoshop sebagai pendukungnya. 3. Analisis Dan Perancangan 3.1 Definisi Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya Identifikasi Masalah Permasalahan yang terjadi adalah kurangnya pemahaman mengenai pembuatan suatu karya film terutama film pendek yang nantinya dpat digunakan untuk membuat konten pada youtube. Sehingga yang ada dipikiran seseorang bahwa dalam pembuatan film pendek membutuhkan peralatan yang lebih mahal, biaya produksi yang relatif mahal dan arah dalam pemasarannya. Padahal dengan membuat film pendek membutuhkan biaya produksi relatif rendah dan seseorang mampu merealisasikan ide-ide kreatif dalam pembuatan film pendek. Disamping itu juga dapat untuk mengisi konten pada youtube yang nantinya ada penghasilan finansial (royalti) yang bisa didapat oleh seseorang. 6 M Suyanto, 2004, Analisis Dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, hal Jogiyanto, HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi : pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, Andi Offset, Yogyakarta, 1995, Hal

8 3.3 Analisis SWOT Analisis kekuatan (Strengths) Analisis kekuatan (Strengths) dari film pendek berjudul Mas Pay sebagai berikut, yaitu : 1. Tidak terikat pada suatu perusahaan produksi perfilman. 2. Pesan dalam film ini mengenai mengenalkan pariwisata negara sendiri dan tangungjawab dalam hal beribadah. 3. Disajikan dan dibubuhkan humor (comedy) dan berkelanjutan. 4. Film pendek berjudul Mas Pay dibuat sesuai dengan perencanaan yang cukup atau hampir sama dengan pembuatan film panjang pada umumnya. 5. Menggunakan shooting script dalam proses produksinya, sehingga saat dalam produksi juru kamera dan kru sudah mengetahui gambar yang akan di ambil, dan waktu produksi akan sesuai dengan yang di jadwalkan Analisis kelemahan (Weakness) Analisis kelemahan (Weakness) dari film pendek berjudul Mas Pay sebagai berikut, yaitu : 1. Hanya menggunakan media handycam dalam proses pengambilan gambar. 2. Pemerintah kurang memberikan perhatian yang lebih terhadap seni karya dibidang film. 3. Wadah, sarana, atau tempat-tempat untuk pemutaran film pendek masih sangat kurang. 4. Sedikitnya naskah dan lebih banyak gerakkan sehingga jika penonton kurang memahami bahasa tubuh maka sulit mengerti maksud dari agedan dalam film pendek tersebut. 5. Backsound masih menggunakan lagu atau instrument dari milik orang lain Analisis peluang (Opportunities) Analisis peluang (Opportunities) dari film pendek berjudul Mas Pay sebagai berikut, yaitu : 1. Banyaknya film yang mengandung unsur pornografi. 2. Kurangnya tontonan yang positif terhadap anak muda agar lebih kreatif. 3. Kurangnya pemahaman seseorang mengenai pembuatan film pendek yang nantinya dapat untuk membuat konten pada youtube. 4. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman seseorang bahwa biaya produksi film pendek relatif rendah. 5. Dalam proses produksinya setiap kru mengetahui proses demi prosesnya, sehingga bertambahnya pengetahuan dalam dunia broadcasting. 5

9 3.3.4 Analisis Ancaman (Threats) Analisis Ancaman (Threats) dari film pendek berjudul Mas Pay sebagai berikut, yaitu : 1. Maraknya festival film pendek atau jenis-jenis film lainnya. 2. Sebagai alternatif tontonan untuk masyarakat. 3. Perkembangan teknologi yang semakin murah dan mudah didapatkan dalam hal multimedia videografi. 4. Semakin berkembangnya production house (PH) film yang mampu memproduksi film skala professional. 3.4 Tahap Pra Produksi Adapun pada tahap pra produksi meliputi, yaitu : Ide Cerita Ide cerita dalam film ini, penulis awal mulanya mendengarkan cerita dari teman satu kostan yang sedang bercerita lelucon seperti halnya stand up komedi dan membuat penulis berimajinasi membayangkan adegan-adegan tersebut lucu yang membuat penulis sendiri tertawa. Dan kemudian penulis berpikiran jika dibuat film pendek akan mengundang tawa dan lelucon yang lebih menghibur. Dengan beberapa adegan dikembangkan oleh penulis Tema Cerita Adapun tema dari film pendek berjudul Mas Pay adalah liburan Sinopsis Diagram Adegan Naskah (Skenario) Pada perancangan film pendek berjudul Mas Pay ini, tidak ada dialog yang harus dihafalkan oleh para talent atau pemeran, semua adegan lebih banyak disajikan dengan gerakan anggota tubuh saja dan kebanyakan dilakukan seperti halnya pantomin Storyboard Storyboard memberikan kehidupan bagi script mengenai bagaimana sebuah cerita akan berjalan dan mudah dipahami. Di dalam storyboard juga akan memperlihatkan setiap adegan/scene secara mendetail dalam beberapa angel kamera kepada semua orang (pekerja film) Penyusunan Jadwal Pada film pendek berjudul Mas Pay ini, penulis menggunakan Jadwal produksi harian, karena proses pembuatan film pendek tidak memerlukan waktu yang lama. Dalam pembuatan film pendek May Pay ini hanya memerlukan dua hari pengambilan gambar atau shooting dengan beberapa lokasi yang telah diperhitungkan waktu dan jarak tempuh sebelumnya. 6

10 3.4.7 Pencarian dan Penentuan Lokasi Dalam pembuatan film pendek dengan judul Mas Pay ini, lokasi yang dipilih dan akan digunakan sebagai tempat pengambilan gambar atau shooting, yaitu kost panjang maguwoharjo, jalan menuju pantai parangtritis yogyakarta, tempat ibadah berupa masjid, warung makan dan pantai parangtritis yogyakarta Penyiapan Properti Proses pembuatan film pendek ini membutuhkan properti, sedangkan properti itu sendiri berarti sesuatu yang mendukung agar dalam proses pembuatan film pendek ini mendapatkan hasil yang baik dalam proses penokohannya atau mendukung setting tempat sehingga terlihat lebih nyata. Adapun properti yang dibutuhkan antara lain handycamp, alat pancing, make up artis, kostum artis, dan beberapa perangkat lainnya Casting Pemain Casting adalah proses pencarian tokoh dalam naskah melalui seleksi dengan ketentuan pada kemampuan seseorang memerankan tokoh seperti naskah. Hal ini dilakukan sebelum melakukan pengambilan gambar. Penulis melakukan pemilihan pemain dalam film pendek ini dengan bertujuan agar dalam proses pengambilan gambar atau shooting peran dan pemain sesuai dengan ide cerita. Dan peran yang diharapkan oleh penulis yaitu konyol, lucu serta memiliki kreatifitas memerankan tokoh yang baik. 4. Implementasi Dan Pembahasan 4.1. Tahapan Produksi Pembuatan film pendek Mas Pay menggunakan tiga tahapan yaitu proses pra produksi, proses produksi dan proses pasca produksi Pengambilan Gambar (Shooting) Pada proses shooting merupakan proses pengambilan gambar dari adegan yang diperankan oleh aktor atau aktris sesuai dengan naskah. Dalam shooting film pendek Mas Pay. Dalam film pendek ini menggunakan beberapa teknik pengambilan gambar, yaitu sebagai berikut : 1. Close up Merupakan teknik pengambilan gambar dimana obyek menjadi titik perhatian utama di dalam shot ini, latar belakang nampak sedikit sekali. 2. Medium Close up Merupakan teknik pengambilan gambar dimana obyek manusia diperlihatkan dari bagian dada sampai atas kepala. 3. Medium Shot Merupakan teknik pengambilan gambar dimana obyek menjadi lebih besar dan dominan. 7

11 4. Medium Long Shot Merupakan teknik pengambilan gambar yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long shot. 5. Long Shot Merupakan teknik pengambilan gambar dimana obyek masih didominasi oleh latar belakang yang lebih luas. 6. Zoom in Merupakan teknik pengambilan gambar dengan mendekatkan obyek dari long shot ke close up. 7. Panning Merupakan teknik pengambilan gambar dimana kamera digerakan secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya. 8. Crab Merupakan teknik pengambilan gambar dimana gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan obyek yang sedang berjalan Tata Suara (Sound) Pada film pendek Mas Pay semua pemeran tidak melakukan dialog menggunakan suara sehingga suara yang ada pada film ini hanya bersifat sebagai backsound Tata Cahaya (Lighting) Tata cahaya yang digunakan pada film pendek Mas Pay menggunakan lampu penerangan saat adegan di dalam ruangan dan pada adegan di luar ruangan mengandalkan penerangan sinar matahari Acting Pemain (Talent Acting) Sebelum pengambilan gambar, dilakukan latihan oleh para pemain penulis memberikan waktu 1 (satu) minggu agar pemain bisa mengenal pemain lain dan menghayati peran dalam film Tata Kostum dan Tata Rias Pakaian yang dikenakan oleh pemain harus disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar tidak harus sesuai urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lainnya Tahapan Pasca Produksi Capturing Dan Editing Capturing merupakan proses memindahkan hasil pengambilan gambar yang disimpan didalam kamera ke dalam komputer. Sedangkan editing merupakan proses pengolahan gambar yang telah diambil untuk disusun, dimanipulasi, penambahan efek dan penambahan audio. 8

12 Review Editing Review Editing adalah tahapan dimana semua video dan audio yang sudah disusun dan diedit kemudian diputar pada program box dengan mengklik tombol play Finishing 1.Rendering Pada proses finishing adalah proses dimana keseluruhan hasil dari editing film dirender menjadi sebuah file video bertipe.mpg. 3. Burning To Dvd Setelah proses rendering selesai akan dihasilkan sebuah file video bertipe.mpg yang siap di burning kedalam dvd. Adapun proses burning file video menggunakan dvd drive writer dan software Nero Menggunakan Sistem Menggunakan system merupakan bagaimana cara memutar film yang sudah melewati tahap finishing menggunakan dvd player Memelihara Sistem Cara memelihara system adalah dengan menyimpan dvd film pada tempat penyimpanan dvd pada tempatnya dengan baik. 5. Penutup 5.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan sebagai berikut, yaitu : 1. Dengan terbuatnya film pendek yang berjudul mas pay dengan tema liburan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat umum dalam berkarya di perfilman. Disamping itu juga dapat digunakan untuk membuat konten pada youtube. 2. Pembuatan film pendek ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu tahapan pra produksi, tahapan produksi, dan tahapan pasca produksi. Dalam proses pengerjaan ketiga tahap tersebut, diperlukan suatu perencanaan alur kerja terlebih dahulu, agar tidak terjadi kesalahan ketika melakukan proses pembuatan. 3. Tahap yang dilakukan dalam proses produksi film adalah membuat perancangan konsep dan ide. Lalu dituangkan dalam bentuk sinopsis yang kemudian dikembangkan menjadi skenario dan storyboard Saran Adapun saran sebagai berikut, yaitu : 1. Menggunakan talent yang berasal dari dunia teater akan lebih mengeksplor cerita lewat mimik dan gesture tubuh. 2. Musik latar belakang (backsound) dapat diarrange sendiri, sehingga tidak perlu mengambil dari musik orang lain, walaupun free. 9

13 3. Perhatikan dalam pembentukan kru saat pembuatan film. Agar dapat sesuai dengan apa yang kita inginkan. 10

14 Daftar Pustaka Atmaja, Yoga dkk Video Komunitas. Denpasar: Penerbit Insispress. Sofyan, Amir Fatah, Agus Purwanto Digital Multimedia: Animasi, Sound Editing, & Video Editing. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Suyanto, M Analisis Dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Suyanto, M Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Vaughan, Tay Multimedia making it work edisi 6. Yogyakarta: Penerbit Andi offset. 11

ANALISIS DAN PEMBUATAN VIDEO KLIP BAND INDIE LAFFA SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN TEKNIK CAMERA SLIDER NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PEMBUATAN VIDEO KLIP BAND INDIE LAFFA SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN TEKNIK CAMERA SLIDER NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN PEMBUATAN VIDEO KLIP BAND INDIE LAFFA SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN TEKNIK CAMERA SLIDER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Baskoroaji Alfandhani 09.11.2568 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PEMBUATAN IKLAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK CV. CHOCOLATE FOREST. Naskah Publikasi. disusun oleh Muhamad Fauzan

PEMBUATAN IKLAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK CV. CHOCOLATE FOREST. Naskah Publikasi. disusun oleh Muhamad Fauzan PEMBUATAN IKLAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK CV. CHOCOLATE FOREST Naskah Publikasi disusun oleh Muhamad Fauzan 06.02.6355 kepada JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIDEO MUSIK SATU CERITA SATU HARAPAN DENGAN TEKNIK STOP MOTION ANIMATION. Naskah Publikasi

PEMBUATAN VIDEO MUSIK SATU CERITA SATU HARAPAN DENGAN TEKNIK STOP MOTION ANIMATION. Naskah Publikasi PEMBUATAN VIDEO MUSIK SATU CERITA SATU HARAPAN DENGAN TEKNIK STOP MOTION ANIMATION Naskah Publikasi diajukan oleh Kholis Fathoni Avrianto 05.12.1114 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

Rancang Bangun Multimedia Animasi E-Love Menggunakan Adobe Flash Cs3

Rancang Bangun Multimedia Animasi E-Love Menggunakan Adobe Flash Cs3 Rancang Bangun Multimedia Animasi E-Love Menggunakan Adobe Flash Cs3 Tito Sugiharto Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Kuningan Kuningan, Indonesia Email : tito@uniku.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA Herdika Melia Putra, Agus Purwanto AMIK Cipta Darma Jl. Ahmad Yani No. 181 Kartasura 57164 Abstract This

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM PENDEK 14 JUNI YANG TERLUPAKAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALTERNATIF HANDYCAM. Naskah Publikasi

PEMBUATAN FILM PENDEK 14 JUNI YANG TERLUPAKAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALTERNATIF HANDYCAM. Naskah Publikasi PEMBUATAN FILM PENDEK 14 JUNI YANG TERLUPAKAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALTERNATIF HANDYCAM Naskah Publikasi diajukan oleh Desky Wahyu Ramadhan 08.12.3474 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

Produksi Iklan Audio _ Visual

Produksi Iklan Audio _ Visual Modul ke: Produksi Iklan Audio _ Visual Membuat Storyline Perancangan Produksi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id STORYLINE

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK STOP MOTION PAPER CRAFT DAN LIVE SHOT DALAM PEMBUATAN FILM PENDEK "MITA" NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Sigit Prayitno

PENERAPAN TEKNIK STOP MOTION PAPER CRAFT DAN LIVE SHOT DALAM PEMBUATAN FILM PENDEK MITA NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Sigit Prayitno PENERAPAN TEKNIK STOP MOTION PAPER CRAFT DAN LIVE SHOT DALAM PEMBUATAN FILM PENDEK "MITA" NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Sigit Prayitno 10.01.2674 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 23 BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRA PRODUKSI Proses produksi adalah proses pelaksanaan dan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam hal ini adalah pembuatan script

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRODUKSI Proses produksi video tutorial ini diawali dengan persiapan produksi yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan yang meliputi alat, konten video

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan industri musik, maka persaingan pun menjadi semakin lebih ketat dan jauh lebih sulit. Berbicara mengenai musik tak lepas dari dunia entertainment

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid 2.1 Definisi Film BAB II LANDASAN TEORI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid yang digunakan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Budaya Lokal Betawi Ondel-ondel Sejarah Ondel-ondel Bentuk Ondel-ondel Ornamen pada ondel-ondel dan pakaiannya. Data Ondel-ondel Boneka besar Topeng Rambut (kembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang populer lewat sistem operasi Android dan Apple, aplikasi dekstop. Multimedia sendiri berada didalam lingkungan komputer dan

BAB I PENDAHULUAN. yang populer lewat sistem operasi Android dan Apple, aplikasi dekstop. Multimedia sendiri berada didalam lingkungan komputer dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Multimedia kini benar-benar hampir menguasai semua media komunikasi yang sering kita gunakan. Bisa dilihat, mulai dari telepon genggam yang sekarang sudah menjadi smartphone

Lebih terperinci

PERANCANGAN IKLAN TELEVISI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PRODUK JENIFFER COLLECTION DI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN IKLAN TELEVISI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PRODUK JENIFFER COLLECTION DI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN IKLAN TELEVISI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PRODUK JENIFFER COLLECTION DI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Alitta Mariana Cahyani 10.12.4798 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIDEOGRAFI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN VIDEOGRAFI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN VIDEOGRAFI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Fajar Aprilianto Putra 11.12.5360 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro Winastwan Gora S. redaksi@belajarsendiri.com BAB I. SEKILAS TENTANG PROSES PRODUKSI VIDEO Lisensi Dokumen : Hak Cipta 2006 BelajarSendiri.Com Seluruh dokumen

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI FILM PENDEK 2D BAHUREKSO DENGAN PENGGABUNGAN OBYEK NYATA DAN ILUSTRASI GAMBAR MENGGUNAKAN TEKNIK STOP MOTION

PERANCANGAN ANIMASI FILM PENDEK 2D BAHUREKSO DENGAN PENGGABUNGAN OBYEK NYATA DAN ILUSTRASI GAMBAR MENGGUNAKAN TEKNIK STOP MOTION PERANCANGAN ANIMASI FILM PENDEK 2D BAHUREKSO DENGAN PENGGABUNGAN OBYEK NYATA DAN ILUSTRASI GAMBAR MENGGUNAKAN TEKNIK STOP MOTION Eka Muhamad Nur Rosid 1), Dhani Ariatmanto 2), 1) Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Penggabungan live shot dan animasi pada film pendek yang berjudul ABIMANYU ini berfungsi sebagai alat media komunikasi visual tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipadukan dengan adanya perkembangan bidang multimedia

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipadukan dengan adanya perkembangan bidang multimedia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi multimedia sekarang ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia sekarang ini menjadi

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK SD KELAS VI PADA SD MINOMARTANI 1 SLEMAN. Naskah Publikasi

MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK SD KELAS VI PADA SD MINOMARTANI 1 SLEMAN. Naskah Publikasi MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK SD KELAS VI PADA SD MINOMARTANI 1 SLEMAN Naskah Publikasi Disusun oleh : DEDY SURYANTO 07.02.6964 NION CAHYONO 07.02.6979 AYUK FITRI RAHMAWATI 07.02.7007

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIDEO KLIP BAND LANTERN. Naskah Publikasi. Diajukan oleh: Andi Ardiles Masela

PEMBUATAN VIDEO KLIP BAND LANTERN. Naskah Publikasi. Diajukan oleh: Andi Ardiles Masela PEMBUATAN VIDEO KLIP BAND LANTERN Naskah Publikasi Diajukan oleh: Andi Ardiles Masela 06.22.0568 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010 i THE MAKING OF VIDEO CLIP

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIDEO PROFIL UNTUK SOSIALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DI PUSKESMAS PIYUNGAN NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN VIDEO PROFIL UNTUK SOSIALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DI PUSKESMAS PIYUNGAN NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN VIDEO PROFIL UNTUK SOSIALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DI PUSKESMAS PIYUNGAN NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Yoannes Trias Martono 12.01.3025 Inovani Pramudita 12.01.3058 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK BROADCASTING KOMPETENSI KEAHLIAN :

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBUATAN COMPANY PROFILE SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GAMBUT BERBASIS FLASH NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PEMBUATAN COMPANY PROFILE SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GAMBUT BERBASIS FLASH NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN PEMBUATAN COMPANY PROFILE SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GAMBUT BERBASIS FLASH NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Ardhi Fadli Adi 10.11.4331 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUK BERBASIS MULTIMEDIA DINAMIS. Tristanto Ari Aji Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUK BERBASIS MULTIMEDIA DINAMIS. Tristanto Ari Aji Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUK BERBASIS MULTIMEDIA DINAMIS Tristanto Ari Aji Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Aplikasi Sistem Informasi Produk Berbasis Multimedia Dinamis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan resolusi tinggi serta reproduksi suara maupun video dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan resolusi tinggi serta reproduksi suara maupun video dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Teknologi multimedia adalah hasil dari perpaduan kemajuan teknologi elektronik, teknik komputer dan perangkat lunak. Kemampuan penyimpanan dan pengolahan gambar

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN PRODUKSI VIDEO KLIP BERBUAT BAIKLAH KITA SEBAGAI SARANA PROMOSI PADA ALENIA BAND NASKAH PUBLIKASI

ANALISA DAN PERANCANGAN PRODUKSI VIDEO KLIP BERBUAT BAIKLAH KITA SEBAGAI SARANA PROMOSI PADA ALENIA BAND NASKAH PUBLIKASI ANALISA DAN PERANCANGAN PRODUKSI VIDEO KLIP BERBUAT BAIKLAH KITA SEBAGAI SARANA PROMOSI PADA ALENIA BAND NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Rizky Deby Vissatria 09.11.2909 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM KARTUN 2D SPORTIF MENGGUNAKAN TEKNIK ANIMASI TERBATAS NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN FILM KARTUN 2D SPORTIF MENGGUNAKAN TEKNIK ANIMASI TERBATAS NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN FILM KARTUN 2D SPORTIF MENGGUNAKAN TEKNIK ANIMASI TERBATAS NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Yudhin Purba Tanjung 10.21.0524 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN DAN TEKNIS PRODUKSI. cerita dan konsep yang dipadukan dengan elemen audio visual dan

BAB IV KONSEP DESAIN DAN TEKNIS PRODUKSI. cerita dan konsep yang dipadukan dengan elemen audio visual dan BAB IV KONSEP DESAIN DAN TEKNIS PRODUKSI 4.1 Konsep Desain Desain iklan layanan masyarakat yang berupa media utama yang berbasis media elektronik sebagai sarana untuk mensosialisasikan iklan layanan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Dalam Bab IV ini akan dibahas mengenai deskripsi pekerjaan selama melakukan kerja praktik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya. Pada

Lebih terperinci

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting. Modul ke: Divisi Produksi Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Departemen Operasional Produksi Stasiun televisi sekaligus menjadi provider content merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBUATAN SIMULASI MEKANIKA FLUIDA PADA RUMUS FISIKA. Naskah Publikasi

ANALISIS DAN PEMBUATAN SIMULASI MEKANIKA FLUIDA PADA RUMUS FISIKA. Naskah Publikasi ANALISIS DAN PEMBUATAN SIMULASI MEKANIKA FLUIDA PADA RUMUS FISIKA Naskah Publikasi diajukan oleh Didik Susanto 06.11.1130 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI)

SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI) SILABUS: Kode Mata Kuliah MI09KB54 Mata Kuliah Sistem Multimedia Prasyarat - Cosyarat - TIU Mahasiswa mampu mengembangkan sistem multimedia satu arah sesuai dengan kasus khusus yang diberikan. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

PRODUKSI FILM PENDEK BAKAT TERPENDAM NASKAH PUBLIKASI

PRODUKSI FILM PENDEK BAKAT TERPENDAM NASKAH PUBLIKASI PRODUKSI FILM PENDEK BAKAT TERPENDAM NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Jenjang Strata PadaProgram Study Teknik Informatika Universitas Surakarta Disusun oleh : Angga

Lebih terperinci

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. KONSEP DASAR MULTIMEDIA 1.1.1. PENGERTIAN MULTIMEDIA Menurut Chrisna Atmadji. M. Arief Soeleman yang berjunal Multimedia Pembelajaran Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Dalam Bab IV ini akan dibahas mengenai deskripsi pekerjaan selama melakukan kerja praktik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pada pelaksanaan kerja praktik, diberikan tugas yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF AUTODESK 3DSTUDIO MAX MENGGUNAKAN METODOLOGI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA VERSI LUTHER-SUTOPO

RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF AUTODESK 3DSTUDIO MAX MENGGUNAKAN METODOLOGI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA VERSI LUTHER-SUTOPO RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF AUTODESK 3DSTUDIO MAX MENGGUNAKAN METODOLOGI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA VERSI LUTHER-SUTOPO Diki Setiadi 1, Dewi Tresnawati 2, Asep Deddy Supriatna 3 Jurnal Algoritma

Lebih terperinci

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program

Lebih terperinci

PEMBUATAN ANIMASI 2D MATERI PENGLIHATAN PADA MANUSIA SEBAGAI MEDIA BANTU GURU DALAM MENGAJAR DI SD NEGERI TIMBULHARJO NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN ANIMASI 2D MATERI PENGLIHATAN PADA MANUSIA SEBAGAI MEDIA BANTU GURU DALAM MENGAJAR DI SD NEGERI TIMBULHARJO NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN ANIMASI 2D MATERI PENGLIHATAN PADA MANUSIA SEBAGAI MEDIA BANTU GURU DALAM MENGAJAR DI SD NEGERI TIMBULHARJO NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Fembri Satria P 11.02.7940 Andi Norianto 11.02.7964

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIDEO PROMOSI KLINIK KOPI SEBAGAI PUBLIKASI PADA MEDIA SOSIAL NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Dimas Aditya Suryanto

PERANCANGAN VIDEO PROMOSI KLINIK KOPI SEBAGAI PUBLIKASI PADA MEDIA SOSIAL NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Dimas Aditya Suryanto PERANCANGAN VIDEO PROMOSI KLINIK KOPI SEBAGAI PUBLIKASI PADA MEDIA SOSIAL NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Dimas Aditya Suryanto 13.22.1463 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Film Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid yang digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana 10.12.4890 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Rubinson menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi intrusional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, vidio dan audio, serta dapat menyediakan interaktifitas.

Lebih terperinci

PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh El Johan Kristama

PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh El Johan Kristama PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh El Johan Kristama 09.11.2906 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu. 19 BAB III PERANCANGAN KARYA Berdasarkan BAB II proses membuat Video dibagi menjadi 3, yaitu Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi. 3.1 Pra Produksi Dalam tahap ini meliputi : 3.1.2 Ide Ide dasar pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. dari beberapa tahapan hingga menjadi sebuah karya film animasi 3 dimensi.

BAB IV IMPLEMENTASI. dari beberapa tahapan hingga menjadi sebuah karya film animasi 3 dimensi. BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab implementasi ini peneliti akan menjelaskan tentang penerapan semua rancangan yang telah dibuat dalam proses perancangan karya yang terdiri dari beberapa tahapan hingga menjadi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Pendek Tentang

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM FEATURE DINOYO HERITAGE ARTIKEL. Oleh : Wendy Goerid Ernanta NIM

PERANCANGAN FILM FEATURE DINOYO HERITAGE ARTIKEL. Oleh : Wendy Goerid Ernanta NIM PERANCANGAN FILM FEATURE DINOYO HERITAGE ARTIKEL Oleh : Wendy Goerid Ernanta NIM. 309253423054 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL JANUARI 2013 Lembar persetujuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI STOP MOTION SEBAGAI MEDIA PROMOSI PADA TK KEMALA BHAYANGKARI 83 PURWOREJO NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI STOP MOTION SEBAGAI MEDIA PROMOSI PADA TK KEMALA BHAYANGKARI 83 PURWOREJO NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI STOP MOTION SEBAGAI MEDIA PROMOSI PADA TK KEMALA BHAYANGKARI 83 PURWOREJO NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Surya Ade Candra Prabowo 11.11.5595 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Animasi Pipeline A. Pengertian Tahapan proses animasi (Animation pipeline) Adalah prosedur atau langkah langkah yang harus dijalani seorang animator ketika membuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Materi 5 STORYBOARD Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Storyboard Proses membuat storyboard, awalnya dikembangkan oleh studio Walt Disney pada awal 1930 Menurut John

Lebih terperinci

SMK MUHAMMADIYAH SALAMAN

SMK MUHAMMADIYAH SALAMAN SOAL KKMM-06 PENGAJAR : JULHAM AFANDI.,S.KOM SMK MUHAMMADIYAH SALAMAN www.smksalaman.blogspot.com 1. Setting ukuran video Mpg untuk PAL DVD mempunyai ukuram frame sebesar? a.352 x 288 b.720 x 576 c.720

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

Mengenal Dunia Video Editing

Mengenal Dunia Video Editing Mengenal Dunia Video Editing www.sitimustiani.com Tujuan Pembelajaran Siswa diharapkan dapat mengenal dunia Video Editing secara umum sebagai pedoman untuk melakukan editing video. Apa itu Video? Video/Film

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang untuk menjadi lebih baik baik dari segi pengetahuan dan segi moral atau tingkah laku.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi hingga proses pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan

Lebih terperinci

PERANCANGAN GAME BENAR ATAU SALAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KOMPUTER BERBASIS ANDROID (Studi Kasus : SMK Miftahul Huda Rawalo)

PERANCANGAN GAME BENAR ATAU SALAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KOMPUTER BERBASIS ANDROID (Studi Kasus : SMK Miftahul Huda Rawalo) PERANCANGAN GAME BENAR ATAU SALAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KOMPUTER BERBASIS ANDROID (Studi Kasus : SMK Miftahul Huda Rawalo) Oleh: Ade Setiawan Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Amikom Purwokerto

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PENGENALAN SENI RUPA MURNI DAN TERAPAN SELURUH PROVINSI INDONESIA UNTUK KELAS XII SMA N 1 KARANGANYAR

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PENGENALAN SENI RUPA MURNI DAN TERAPAN SELURUH PROVINSI INDONESIA UNTUK KELAS XII SMA N 1 KARANGANYAR PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PENGENALAN SENI RUPA MURNI DAN TERAPAN SELURUH PROVINSI INDONESIA UNTUK KELAS XII SMA N 1 KARANGANYAR Studi Kasus: SMAN 1 Karanganyar NASKAH PUBLIKASI diajukan

Lebih terperinci

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan gambar, kecuali... A. Teknik memegang kamera video B. Zoom C. keseimbangan putih, fokus, eksposure D. peraturan 5 detik E. editing Tujuan dari peraturan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Game Pertempuran Lakon Wayang Sebagai Sarana Pengenalan Tokoh Pewayangan Indonesia

Rancang Bangun Game Pertempuran Lakon Wayang Sebagai Sarana Pengenalan Tokoh Pewayangan Indonesia RANCANG BANGUN GAME PERTEMPURAN LAKON WAYANG SEBAGAI SARANA PENGENALAN TOKOH PEWAYANGAN INDONESIA Oleh: Aditya Yoga Prahara 1, Taqwa Hariguna 2 Mahasiswa 1, dosen 2 Teknik Informatika, STMIK Amikom Purwokereto

Lebih terperinci

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Modul ke: Program Dokumenter Drama Fakultas 12FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Program Dokumenter Drama Dokumentasi drama (drama dokumenter), yakni suatu film atau drama televisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu pra produksi yang meliputi kegiatan-kegiatan penentuan ide dan konsep video yang

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin 48 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin menunjukan mengaplikasikan teori yang sudah penulis pelajari sebelumnya. Melalui produksi

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : Film Animasi Revisi ke : 1 Satuan Kredit Semester : 4 SKS Tgl revisi : 1 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu : 2 x 100

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN

II. METODE PERANCANGAN II. METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS (State of Art) Para kreator film 8 detik saat ini sudah mulai banyak memproduksi karya nya. Durasi yang singkat membuat siapapun bias membuat film 8 detik. Namun

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI 2D MEDIA PEMBELAJARAN TATA SURYA PADA SD NEGERI KELING I KEPUNG KEDIRI NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN ANIMASI 2D MEDIA PEMBELAJARAN TATA SURYA PADA SD NEGERI KELING I KEPUNG KEDIRI NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN ANIMASI 2D MEDIA PEMBELAJARAN TATA SURYA PADA SD NEGERI KELING I KEPUNG KEDIRI NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Agus Tri Pranata 11.11.5643 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. produksi. Proses tersebut akan digambarkan pada gambar 4.1. lokasi akan ditata seperti yang digambarkan pada storyboard.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. produksi. Proses tersebut akan digambarkan pada gambar 4.1. lokasi akan ditata seperti yang digambarkan pada storyboard. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Secara keseluruhan bab ini akan membahas tentang produksi hingga pasca produksi. Proses tersebut akan digambarkan pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Gambar proses produksi dan pasca

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI CARA MERAWAT GIGI YANG BAIK DI TK KARTINI KARANGGAYAM DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI CARA MERAWAT GIGI YANG BAIK DI TK KARTINI KARANGGAYAM DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI CARA MERAWAT GIGI YANG BAIK DI TK KARTINI KARANGGAYAM DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Rachmad Ardianes 07.12.2493 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Apa yang akan dibuat oleh penulis disini adalah sesuatu yang berhubungan dengan sebuah promosi bersifat komersial. Sebuah video promosi sebuah universitas di

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

( Word to PDF - Unregistered ) Ujian KKMM-06 JULHAM AFANDI.,S.KOM

( Word to PDF - Unregistered )  Ujian KKMM-06 JULHAM AFANDI.,S.KOM Word to PDF - UnRegistered http://www.word-to-pdf.abdio.com/ ( Word to PDF - Unregistered ) http://www.word-to-pdf.abdio.com/ Ujian KKMM-06 JULHAM AFANDI.,S.KOM Soal objektif : 1. Setting ukuran video

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti ingin menunjukan karya dari Daniel Alamsjah kepada masyarakat bahwa Bukit Rhema

Lebih terperinci

Disusun oleh : Anita Iskhayati, S.Kom

Disusun oleh : Anita Iskhayati, S.Kom Komp Dasar: Mendefinisikan dan mengkategorikan Multimedia Disusun oleh : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 19831129 201001 2 034 SEJARAH MULTIMEDIA MANFAAT MULTIMEDIA SISTEM MULTIMEDIA SOFTWARE MULTIMEDIA KURIKULUM

Lebih terperinci

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI 4. 1. Teknis Produksi Teknis Produksi adalah laporan proses dalam pembuatan karya audio visual yang didalamnya mencakup proses pra produksi, produksi dan pasca produksi

Lebih terperinci

PETA DIGITAL RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA LEMPUYANGWANGI BERBASIS MULTIMEDIA SKRIPSI

PETA DIGITAL RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA LEMPUYANGWANGI BERBASIS MULTIMEDIA SKRIPSI PETA DIGITAL RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA LEMPUYANGWANGI BERBASIS MULTIMEDIA SKRIPSI disusun oleh Corina Seflivana Satigi 09.22.1120 JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi ini dilakukan tahap editing dan mixing. Hasil shooting yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari, disortir dan dibuat list yang setelah itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyebarkan sebuah motivasi, ide gagasan dan juga penawaran sebuah sudut pandang dibutuhkan sebuah media yang cukup efektif. Menurut Javandalasta (2011:1), dijelaskan

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIDEO PROFILE HOME RECORDING REINZ RECORDS SEBAGAI MEDIA PROMOSI NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Febriano Alqarana Reza Saputra

PEMBUATAN VIDEO PROFILE HOME RECORDING REINZ RECORDS SEBAGAI MEDIA PROMOSI NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Febriano Alqarana Reza Saputra PEMBUATAN VIDEO PROFILE HOME RECORDING REINZ RECORDS SEBAGAI MEDIA PROMOSI NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Febriano Alqarana Reza Saputra 11.12.5543 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia (Jarot s & Shenia, 2009) Multimedia, ditinjau dari bahasanya, terdiri dari 2 kata, yaitu multi dan media. Multi memiliki arti banyak atau lebih dari satu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam pembuatan konsep animasi dan pembuatan konsep visual (environment) POPO KUNTI kerja praktik pada PT. Digital Global Maxinema didasari oleh beberapa kajian pustaka agar dalam

Lebih terperinci