PRODUK MANUAL-BOOK. Made in Indonesia. MixMaster. MixMaster. The Master of Premix Mortar. The Master of Premix Mortar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRODUK MANUAL-BOOK. Made in Indonesia. MixMaster. MixMaster. The Master of Premix Mortar. The Master of Premix Mortar"

Transkripsi

1 ML-B Made in ndonesia

2 FT P Produk inding... Thinbed B (MM-100 & MM-110)... Thinbed Super (MM-120)... Plester Green (MM-001)... ender B (MM-002)... cian (MM-011)... Skimcoat bu (MM-014)... Skimcoat Putih (MM-015)... Produk Lantai... Floor Screed (MM-050)... Tile dhesive Eco (MM-081)... Tile dhesive Premium (MM-080)... Tile dhesive W (MM-082)... Tile Grout (MM-090)... Produk Pendukung... Con ller (MM-020)... Concrete Paint (MM-030)... Semen Formula (MM-050)... Produk Beton nstan... Beton (MM-200)... Bantuan

3 G

4 G THBE B ETT 40 G Made in ndonesia THBE B (MM-100 & MM-110) EFS EG Thinbed B merupakan produk thinbed kemasan yang terdiri dari campuran semen, pengisi, pasir silika dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai perekat bata ringan dengan ketebalan aplikasi 2 3 mm. SPESFS SFT TES : bu-abu terang ebutuhan air : MM-100: 8 9 liter / 40 kg Thinbed B : MM-110: 8 9 liter / 50 kg Thinbed B Compressive strength : ± 200 kg/cm 2 Coverage per sak : MM-100: ± 10,5 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 3 mm pada bata ringan ukuran 20cm x 60cm x 10cm) : MM-110: ± 8,5 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 3 mm pada bata ringan ukuran 20cm x 60cm x 10cm) ensitas kering : 1,5 1,7 g/ml ensitas basah : 1,8 1,9 g/ml C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan bata ringan yang akan diaplikasikan thinbed. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : etebalan yang disarankan untuk aplikasi Thinbed B adalah maksimum 3 mm (rata-rata 2 mm). Thinbed diaplikasikan secara merata pada sisi atas bata ringan, kemudian dipukul secara perlahan dengan menggunakan palu karet hingga ketebalan yang ditentukan. Jangan sampai terdapat celah kosong yang belum terisi thinbed khususnya pada celah antara spesi bata ringan tersebut. PEYMP PEGEP Thinbed B wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 40kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

5 P G THBE SPE MM-120 ETT 10 / 20 G Made in ndonesia THBE SPE (MM-120) EFS EG Thinbed Super merupakan produk perekat bata ringan kemasan yang terdiri dari campuran semen, pasir silika, pengisi, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai perekat bata ringan (LC/C) dengan ketebalan 2 3 mm. Thinbed Super memiliki sifat tidak susut (non-shrink). SPESFS SFT TES : bu-abu terang ebutuhan air : 4 5 liter / 20 kg empol Compressive strength : ±200 kg/cm 2 aya sebar : ± m 2 / 20 kg empol (ketebalan 2 3 mm) ensitas kering : 1,5 1,7 g/ml ensitas basah : 1,8 1,9 g/ml aya lekat : 0,7 /mm 2 C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja (LC/C) dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan area kerja yang akan diaplikasi thinbed. Pencampuran : apat dilakukan pencampuran dengan menggunakan mixer tangan atau apabila tidak tersedia, dapat juga dilakukan pencampuran secara manual. Pencampuran yang benar sangat penting untuk memperoleh hasil terbaik dari produk plikasi : plikasikan Thinbed Super dengan ketebalan yang sesuai sekitar 2 3 mm sebagai perekat bata ringan (LC/C). PEYMP PEGEP Thinbed Super wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan polietilen dan memiliki ukuran 20 kg nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

6 G PLESTE GEE ETT 50 G Made in ndonesia PLESTE GEE (MM-001) EFS Plester Green merupakan plester kemasan dimana komponen pasir dan semen yang terpisah dalam saknya. omponen semen dan bahan aditif terkemas dalam sebuah kantong khusus. EG Plester Green direkomendasikan pada aplikasi plesteran dinding ataupun pasangan bata, dengan ketebalan 10mm. EGGL Plester Green memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut: - Waktu penyimpanan yang lebih lama karena kondisi semen dan pasir yang terpisah sehingga dapat mencegah terjadinya penggumpalan. - Lebih ramah lingkungan karena tidak melalui proses pengeringan pasir. SPESFS SFT TES : bu-abu Bahan pengikat : Semen Bahan pengisi : apur gregat : Pasir silika, partikel 2,4mm ebutuhan air : 8 9 liter / 50kg Plester Green Compressive strength : > 100kg/cm 2 eal coverage per sak : ± 2,5 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 10mm) Potential coverage per sak : ± 3,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 10mm) ensitas kering : 1,9 g/ml ensitas basah : 2,0 g/ml C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada benda yang akan diplester. homogenitas campuran. Buka kemasan dan pisahkan kantong kecil yang berisi semen dan aditif. Tuangkan pasir ke dalam wadah, tambahkan semen, dan diaduk hingga rata. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : etebalan yang disarankan untuk aplikasi Plester Green adalah 10mm. ntuk aplikasi dengan ketebalan >10mm harus dilakukan dalam 2 tahap. Lakukan curing untuk mendapatkan hasil terbaik. Curing dilakukan dengan melembabkan permukaan substrat dengan air sebelum plesteran diaplikasikan. Sebelum melakukan pekerjaan finishing permukaan plester (lazimnya menggunakan produk acian) permukaan substrat juga harus dicuring kembali. PEYMP PEGEP Plester Green wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dalam ukuran 50kg.

7 G EE B ETT 50 G Made in ndonesia EE B (MM-002) EFS EG enderb merupakan produk one coat system kemasan yang terdiri dari campuran semen, pengisi, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai finishing pada bata ringan dengan ketebalan aplikasi 5 8 mm. Produk ini sekaligus berfungsi sebagai plesteran dan acian SPESFS SFT TES : bu-abu terang ebutuhan air : liter / 50 kg enderb Compressive strength : kg/cm 2 Potential Coverage per sak : ± 5,5 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 5 mm) eal Coverage per sak : ± 4,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 5 mm) ensitas kering : 1,6 g/ml ensitas basah : 1,7 g/ml C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan dinding bata ringan yang akan diaplikasikan ender B. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : inding bata ringan yang hendak diaplikasikan dengan ender B harus dilembabkan terlebih dahulu. ender B diaplikasikan dengan menggunakan roskam dan diratakan dengan jidar seperti pada aplikasi plester konvensional. Setelah setengah kering dihaluskan dengan roskam besi seperti pada aplikasi acian konvensional etebalan yang disarankan untuk aplikasi ender B adalah maksimum 8 mm (rata-rata 6 mm). PEYMP PEGEP enderb wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 50kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

8 G C ETT 30 G Made in ndonesia C (MM-011) EFS EG cian merupakan produk acian kemasan yang terdiri dari campuran semen, pengisi, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai acian dinding dengan ketebalan 2 3 mm pada dinding yang sudah diplester. EGGL cian memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut: - memiliki daya lekat yang baik - meminimalisir retak rambut yang terjadi akibat muai-susut - warna lebih terang - tidak memerlukan plamir - menghemat penggunaan cat - konsistensi campuran tetap terjaga SPESFS SFT TES : bu-abu terang Bahan pengikat : Semen Bahan pengisi : Serbuk kapur ditif : Polimer ebutuhan air : 9 10 liter / 30 kg cian Compressive strength : > kg/cm 2 eal coverage per sak : ± 10 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 2 mm) Potential coverage per sak : ± 11 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 2 mm) ensitas kering : 1,2 g/ml ensitas basah : 1,8 g/ml C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada benda yang akan diaci. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : etebalan yang disarankan untuk aplikasi cian adalah maksimum 3 mm (rata-rata 2 mm). Lembabkan permukaan substrat dengan air sebelum acian diaplikasikan. cian diaplikasikan secara merata di atas plesteran kemudian dihaluskan dengan menggunakan raskam logam (bukan menggunakan kertas semen). PEYMP PEGEP cian wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 30kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

9 G SMCT B ETT 30 G Made in ndonesia SMCT B (MM-014) EFS EG Skimcoat Putih merupakan produk acian beton kemasan yang terdiri dari campuran semen, pengisi, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai acian langsung pada permukaan beton dengan ketebalan aplikasi 2 3 mm. Produk ini dapat digunakan untuk permukaan beton yang tidak diketrik, ataupun acian langsung pada beton untuk eksterior. SPESFS SFT TES : Putih ebutuhan air : 9 10 liter / 30 kg Skimcoat bu Compressive strength : ± 150 kg/cm 2 aya lekat : 0,3 /mm 2 Potential Coverage per sak : ± 11,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 2 mm) eal Coverage per sak : ± 10,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 2 mm) ensitas kering : 1,2 g/ml ensitas basah : 1,9 g/ml C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan beton yang akan diaplikasikan skimcoat. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : etebalan yang disarankan untuk aplikasi Skimcoat bu adalah maksimum 3 mm (rata-rata 2 mm). PEYMP PEGEP Skimcoat bu wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 30kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

10 G SMCT PTH ETT 20 G Made in ndonesia SMCT PTH (MM-015) EFS EG Skimcoat Putih merupakan produk acian beton kemasan yang terdiri dari campuran semen putih, pengisi, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai acian langsung pada permukaan beton dengan ketebalan aplikasi 2 3 mm. Produk ini dapat digunakan untuk permukaan beton yang tidak diketrik, ataupun acian langsung pada beton untuk eksterior. SPESFS SFT TES : Putih ebutuhan air : 9 10 liter / 30 kg Skimcoat Putih Compressive strength : ± 150 kg/cm 2 aya lekat : 0,3 /mm 2 Potential Coverage per sak : ± 11,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 2 mm) eal Coverage per sak : ± 10,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 2 mm) ensitas kering : 1,2 g/ml ensitas basah : 1,9 g/ml C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan beton yang akan diaplikasikan skimcoat. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : etebalan yang disarankan untuk aplikasi Skimcoat Putih adalah maksimum 3 mm (rata-rata 2 mm). PEYMP PEGEP Skimcoat Putih wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 30kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

11 LT

12 L T FL SCEE ETT 50 G Made in ndonesia FL SCEE (MM-050) EFS EG Floor Screed merupakan produk perata lantai kemasan yang terdiri dari campuran semen, pengisi, pasir silika, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai perata lantai (screed). SPESFS SFT TES : bu-abu terang ebutuhan air : 8 9 liter / 50 kg Floor Screed Compressive strength : kg/cm 2 Potential Coverage per sak : ± 3,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 10 mm) eal Coverage per sak : ± 2,5 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 10 mm) ensitas kering : 1,9 g/ml ensitas basah : 2,0 g/ml C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan beton yang akan diaplikasikan screed. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : plikasikan sesuai dengan ketebalan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Setelah diaplikasi, diratakan dengan menggunakan jidar. Setalah 24 jam, curing dilakukan dengan menyiramkan air selama 3 hari. Jika tebal di atas 3 cm, ketika mengaplikasikan screed, hindari terjadinya genangan air pada substrat betonnya. PEYMP PEGEP Floor Screed wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 50kg nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

13 L T TLE HESVE EC ETT 40 G Made in ndonesia TLE HESVE EC (MM-081) EFS EG Tile dhesive EC merupakan produk perekat keramik kemasan yang terdiri dari campuran semen, pengisi, pasir silika, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai perekat keramik, batu alam, marmer, granit, dan homogenous tiles (hanya untuk lantai, dinding tidak bisa). SPESFS SFT TES : bu-abu terang ebutuhan air : 8,5 9 liter / 40 kg Tile dhesive EC Water etention : % Tensile pull-off strength : > 0,59 /mm 2 Compressive strength : ± 200 kg/cm 2 Potential Coverage per sak : ± 9,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 3 mm) eal Coverage per sak : ± 8,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 3 mm) ensitas kering : 1,5 g/ml ensitas basah : 1,7 g/ml pen time : 15 menit Pot life : 120 menit C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan lantai yang akan diaplikasikan perekat keramik. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : plikasikan Tile dhesive EC dengan menggunakan trowel bergigi pada permukaan substrat, kemudian diletakan keramik di atas permukaan substrat dan dipukul hingga rata dengan menggunakan palu karet. Waktu pengerjaan tidak boleh lebih dari 15 menit. pabila areal kerja luas, maka harus dibagi menjadi beberapa bagian pekerjaan agar adonan perekat keramik tidak kering sebelum tertutup keramik. PEYMP PEGEP Tile dhesive EC wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 40kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

14 L T TLE HESVE ST ETT 40 G Made in ndonesia TLE HESVE PEMM (MM-080) EFS EG Tile dhesive Premium merupakan produk perekat keramik kemasan yang terdiri dari campuran semen, pengisi, pasir silika, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai perekat keramik, batu alam, marmer, granit, homogenous tiles, dan tile-on-tile (keramik pada dinding pun bisa dilakukan). SPESFS SFT TES : bu-abu terang ebutuhan air : 8,5 9 liter / 40 kg Tile dhesive Premium Water etention : % Tensile pull-off strength : > 0,5 /mm 2 Compressive strength : ± 200 kg/cm 2 Potential Coverage per sak : ± 8,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 3 mm) eal Coverage per sak : ± 7,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 3 mm) ensitas kering : 1,6 g/ml ensitas basah : 1,9 g/ml pen time : 15 menit Pot life : 120 menit C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan lantai yang akan diaplikasikan perekat keramik. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : plikasikan Tile dhesive Premium dengan menggunakan trowel bergigi pada permukaan substrat, kemudian diletakan keramik di atas permukaan substrat dan dipukul hingga rata dengan menggunakan palu karet. Waktu pengerjaan tidak boleh lebih dari 15 menit. pabila areal kerja luas, maka harus dibagi menjadi beberapa bagian pekerjaan agar adonan perekat keramik tidak kering sebelum tertutup keramik. PEYMP PEGEP Tile dhesive Premium wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 40kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

15 L T TLE HESVE W ETT 40 G Made in ndonesia TLE HESVE W (MM-082) EFS EG Tile dhesive W merupakan produk perekat keramik kemasan yang terdiri dari campuran semen, pengisi, pasir silika, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai perekat keramik, batu alam, marmer, granit, dan homogenous tiles (bersifat water repellent sehingga sesuai untuk pemasangan pada tempat lembab atau terendam air seperti kamar mandi, kolam renang, kolam ikan, dan sebagainya). SPESFS SFT TES : bu-abu terang ebutuhan air : 8,5 9 liter / 40 kg Tile dhesive W Water ingress value : 0,047 ml/menit/cm 2 Tensile pull-off strength : > 0,59 /mm 2 Compressive strength : ± 200 kg/cm 2 Potential Coverage per sak : ± 8,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 3 mm) eal Coverage per sak : ± 7,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 3 mm) ensitas kering : 1,6 g/ml ensitas basah : 1,9 g/ml pen time : 15 menit Pot life : 120 menit C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan lantai yang akan diaplikasikan perekat keramik. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : plikasikan Tile dhesive W dengan menggunakan trowel bergigi pada permukaan substrat, kemudian diletakan keramik di atas permukaan substrat dan dipukul hingga rata dengan menggunakan palu karet. Waktu pengerjaan tidak boleh lebih dari 15 menit. pabila areal kerja luas, maka harus dibagi menjadi beberapa bagian pekerjaan agar adonan perekat keramik tidak kering sebelum tertutup keramik. PEYMP PEGEP Tile dhesive W wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 40kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

16 L T TLE GT ETT 25 G Made in ndonesia TLE GT (MM-090) EFS EG Tile Grout merupakan produk pengisi nat keramik kemasan yang terdiri dari campuran semen, pengisi, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai pengisi nat keramik, batu alam, marmer, granit, dan homogenous tiles (bisa untuk lantai dan dinding). SPESFS SFT TES : Beraneka ragam ebutuhan air : ±0,35 liter / 1 kg dan 7 liter / 25 kg Coverage per sak : ± 1,0 kg/ 5 m 2 (untuk pemakaian dengan lebar nat 2 mm) ensitas kering : 1,6 g/ml ensitas basah : 1,9 g/ml C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan keramik yang akan diaplikasikan pengisi nat. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : plikasikan Tile Grout dengan menggunakan trowel karet pada permukaan keramik hingga celah-celah nat keramik terisi penuh. emudian, sisa-sisa adonan grout yang menempel pada keramik dibersihkan sebelum mengering dan menempel pada permukaan keramik. ntuk aplikasi di daerah lembab atau basah gunakan bonding agent sebagai pengganti air dalam adukan adonan. PEYMP PEGEP Tile dhesive Grout wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 1 kg dan 25kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

17 PEG

18 P E L E G P G CFLLE ETT 40 G Made in ndonesia CFLLE (MM-020) EFS EG Confiller merupakan produk pengisi beton kemasan yang terdiri dari campuran semen, pengisi, pasir silika, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai acian langsung pada permukaan beton dengan ketebalan aplikasi 3 15 mm. Produk ini dapat digunakan untuk mengisi retak pada permukaan beton ataupun celah panel beton, ataupun sebagai pengikat (penempel) pada penebalan permukaan beton. SPESFS SFT TES : bu-abu Terang ebutuhan air : 7 8 liter / 40 kg Confiller Compressive strength : ± 200 kg/cm 2 aya lekat : ± 0,85 /mm 2 ensitas kering : 1,6 g/ml ensitas basah : 1,9 g/ml C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan beton yang akan diaplikasikan concrete filler. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : plikasi Confiller pada permukaan beton dengan ketebalan 2 3 mm dan dikasarkan dengan roskam. pabila digunakan sebagai bahan pengisi beton (filler) ketebalan dianjurkan ±10 20 mm. ntuk ketebalan di atas 20 mm aplikasi dilakukan 2 kali secara bertahap (per 20 mm) PEYMP PEGEP Confiller wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 40kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

19 P E L E G P G CCETE PT ETT 5 G Made in ndonesia CCETE PT (MM-030) EFS EG Concrete Paint merupakan produk pengisi beton kemasan yang terdiri dari campuran semen, pengisi, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai pelapis beton expose dengan ketebalan aplikasi kurang dari 2 mm. Produk ini dapat digunakan untuk menciptakan lapian beton dengan warna yang natural sekaligus menambah kekuatan beton yang dilapisinya. SPESFS SFT TES : bu-abu Terang ebutuhan air : 1,5 2 liter / 5 kg Conrete Paint Compressive strength : ± 100 kg/cm 2 Coverage per sak : ± 9,0 m 2 (untuk pemakaian dengan ketebalan 1 mm) ensitas kering : 1,2 g/ml ensitas basah : 1,9 g/ml C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan beton yang akan diaplikasikan concrete paint. homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Tambahkan air secara bertahap, aduk rata selama 3 hingga 4 menit. plikasi : plikasi Concrete Paint pada permukaan beton dengan ketebalan 1 2 mm dengan menggunakan kuas atau rol seperti pekerjaan pengecatan, atau dapat juga dilakukan dengan menggunakan kape seperti pada pekerjaan pelamir. PEYMP PEGEP Concrete Paint wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 5kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

20 P E L E G P SEME FML ETT 40 G Made in ndonesia SEME FML (MM-040) EFS EG Semen Formula merupakan produk kemasan siap pakai yang terdiri dari campuran semen, aditif, dan pengisi. Semen Formula dapan diaplikasikan bersamaan dengan campuran pasir bersih dengan gradasi yang sesuai untuk menjadi produk aplikasi plesteran, pasangan bata, dan screed. EGGL - Praktis, sudah berupa campuran formula khusus - Memberikan mutu yang lebih baik dibandingkan adukan semen mentah - Menghasilkan kualitas adukan semen pasir yang lebih memadai SPESFS SFT TES Bentuk : bubuk tepung (powder) emasan : 40 g/sak : bu-abu Bahan Pengikat : Semen Portland * Bahan Pengisi : Filler Pilihan Pasir terekomendasi : Pasir Silika bersih dengan gradasi yang sesuai ensitas ering : ± 1,2 g/ml C PEGG Semen Formula adalah produk pengganti semen mentah dalam pekerjaan finishing bangunan (masonry) seperti pasangan bata, plesteran, dan screed lantai. Semen Formula tidak digunakan untuk pekerjaan struktur. PEYMP PEGEP Semen Formula wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 40kg. *ntuk kebutuhan produk pe V (ketahanan terhadap sulfat dan asam), semen yang digunakan adalah semen portland Tipe V nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

21 BET ST 19

22 B E T S T BET ETT 50 G Made in ndonesia BET (MM-200) EFS EG Beton merupakan produk beton instan kemasan yang terdiri dari campuran semen, pasir, agregat, dan aditif, sehingga hanya perlu ditambah air dan diaduk untuk dipergunakan sebagai pengganti beton konvensional yang kekuatannya disesuaikan dengan kebutuhan. SPESFS SFT TES Compressive strength : Sesuai kebutuhan (-175, -225, -300, -500, dsb) Slump : 10 ± 2 cm gregat halus : Pasir silika gregat kasar : Screen 5 10 mm emasan : 50 kg / sak Volume per sak : 0,024 m 3 ebutuhan air : ± 4,0 6,0 liter / 50 kg ebutuhan per m 3 beton : 43 sak ensitas : 2,350 kg/m 3 C PEGG Persiapan : Bersihkan permukaan area kerja (bekisting, lantai, dsb) dari kotoran, debu, minyak, lemak, lilin, cat, dan partikel-partikel pengotor yang menempel pada permukaan area kerja yang akan dicor beton. Pencampuran : Penggunaan mesin mixing (molen) sangat direkomendasikan untuk menjamin homogenitas campuran. pabila tidak ada dapat dilakukan pencampuran secara manual. Takaran air sangat penting dalam membuat campuran adonan beton yang baik. Pencampuran yang benar sangat penting untuk memperoleh hasil terbaik dari produk plikasi : plikasikan Beton seperti perlakukan aplikasi beton konvensional. ekuatan beton akan mencapai karakteristiknya setelah umur beton 28 hari. Curing dilakukan setelah 24 jam waktu pengecoran selama 7 hari ke depan. PEYMP PEGEP Beton wajib disimpan pada tempat yang kering, jauh dari genangan air, dan udara lembab. Produk ini dikemas dalam sak berbahan polipropilen dengan lapisan dalam polietilen dan memiliki ukuran 50kg. nformasi ini adalah petunjuk umum mengenai produk. Produk ini terbuat dari bahan semen yang dapat menyebabkan iritasi. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata.

23 Handbook, Company profile dan informasi teknis lainnya dapat juga diunduh dari: www. mixmasterindonesia.com

24 JT PT Trimadu tmas Mortar ompleks perkantoran Golden Fatmawa (d,best) Blok E31, Jalan S.Fatmawa o. 15 Jakarta Selatan Telepon : Fax : sales@mixmasterindonesia.com Website : www. mixmasterindonesia.com

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED DESKRIPSI Semen Instan sebagai perekat untuk pemasangan Bata Ringan (AAC Block) dengan bahan dasar semen, pasir silika, filler dan adi>f yang dcampur secara

Lebih terperinci

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PENGGUNAAN MDU Plasteran digunakan sebagai material penutup dinding bata konvensional ataupun bata

Lebih terperinci

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout): FAQ Pengisi Nat (Tile Grout): Q: Apa kelebihan pengisi nat AM dengan pengisi nat semen konvensional? A: Kelebihan pengisi nat AM dibandingkan dengan pengisi nat semen konvensional adalah mengandung bahan

Lebih terperinci

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding,

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, TOP 5 PRODUCTS WELDPRIME WELDPAINT WELDNAT WELDGROUT Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, mencegah bocor dan lembab WELDCRETE COATING Waterproof Coating untuk mencegah

Lebih terperinci

MIZU SEAL 102 PELAPIS KEDAP AIR (2 KOMPONEN)

MIZU SEAL 102 PELAPIS KEDAP AIR (2 KOMPONEN) MIZU SEAL 102 PELAPIS KEDAP AIR (2 KOMPONEN) DESKRIPSI ATA%TEKNIS% Cairan acrylic modified polymer yang dirancang untuk digunakan dalam cemen4ous water proofing (lapisan kedap air 2 komponen). Produk cemen4ous

Lebih terperinci

PT. CIPTA MORTAR UTAMA

PT. CIPTA MORTAR UTAMA MU-100 Plester Spray Kegunaan Adukan semen instan untuk pekerjaan plesteran dinding dengan mesin semprot (sprayer) atau secara manual. Deskripsi MU-100 adalah bahan plesteran instan yang diformulasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pekerjaan Lantai Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada didalam ruang. Fungsi

Lebih terperinci

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU.

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. NAMA : Ratna Handayani NPM : 26312045 JURUSAN : S1 TEKNIK ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING : Sumaiyah Fitriandini,

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

KATALOG PRODUK. Eksterior. Interior. Lantai. Konstruksi Beton

KATALOG PRODUK. Eksterior. Interior. Lantai. Konstruksi Beton KATALOG PRODUK Eksterior TM Interior Lantai Konstruksi Beton APAKAH MORTAR ITU? Mortar adalah bahan bangunan berbahan dasar semen yang digunakan sebagai perekat dalam membuat struktur bangunan. Mortar

Lebih terperinci

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 2.1. Pengenalan Produk Semen White Mortar TR30 merupakan salah satu semen mortar yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa tbk. White Mortar TR30 diproduksi dan

Lebih terperinci

International Quality Waterproofing

International Quality Waterproofing International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi

Lebih terperinci

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika FINISHING Merupakan suatu cara / teknik yang digunakan untuk memberikan suatu sentuhan akhir/finishing dalam suatu bangunan yang di aplikasikan untuk semua elemen bangunan supaya tampilan fisik suatu bangunan

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik

Lebih terperinci

6 a) Kelebihan 1) Merupakan bahan tahan panas dan dapat menjadi perlindungan terhadap api/kebakaran. 2) Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasan

6 a) Kelebihan 1) Merupakan bahan tahan panas dan dapat menjadi perlindungan terhadap api/kebakaran. 2) Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bata Merah Bata merah yang disini disebut juga dengan bata konvensional, memiliki bahan dasar berupa tanah liat (lempung), yang digunakan sebagai salah satu bahan bangunan

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus. Seorang Pelaksana Pekerjaan Gedung memiliki : keahlian dan ketrampilan sebagaimana diterapkan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020 BENGKEL KERJA BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang BAB 3 METODOLOGI 3.1 Langkah Penelitian Penelitian dimulai dengan mengumpulkan referensi tentang penelitian terhadap beton ringan yang menggunakan sebagai bahan campuran. Referensi yang didapat lebih banyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di Laboraturium Bahan Konstruksi Teknik Universitas Mercu Buana, kemudian menguji kuat tekan pada umur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan melakukan pembuatan benda uji di laboratorium dengan berbagai variasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari Cisauk, Malingping, Banten, dan untuk Agregat kasar (kerikil) diambil dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Umum Menurut SNI-03-2834-993, pengertian beton adalah campuran antara semen Portland atau bahan pengikat hidrolis lain yang sejenis, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil),

Lebih terperinci

: MUHAMMAD IQBAL NPM : DOSEN PEMBIMBING : DIMYATI, ST., MT

: MUHAMMAD IQBAL NPM : DOSEN PEMBIMBING : DIMYATI, ST., MT PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING PENTHOUSE APARTEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN LA MAISON PADA LANTAI 28 DAN 29 BARITO DI JAKARTA SELATAN NAMA : MUHAMMAD IQBAL NPM : 24312983 DOSEN PEMBIMBING : DIMYATI,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan mencari hubungan antara faktor air semen dengan kuat tekan menggunakan bahan lokal. Disini akan dipelajari karakteristik agregat baik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 16 ISSN : 89-8592 PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING Heri Sujatmiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian 23 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini, Bahan-bahan tersebut antara lain : 1. Agregat kasar kerikil yang berasal

Lebih terperinci

BAB IV METODE ANALISIS

BAB IV METODE ANALISIS BAB IV METODE ANALISIS 4.1 PEMERIKSAAN AGREGAT Tujuan Percobaan Menentukan berat isi agregat sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volumenya. 4.1.1 Analisis Agregat Halus Peralatan a.

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract: STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL Endra Pramana Asmita 1) Crisna Djaya Mungok 2) Cek Putra Handalan 2) Email: job_sipil@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA Leonardo Krisnanto Wijono 1, Gerry Febrian Ongko 2, Prasetio Sudjarwo 3, Januar Buntoro 4 ABSTRAK : Perkembangan bangunan industri membutuhkan permukaan lantai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hidrolis yang jika dicampur dengan air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang peneliti lakukan adalah dengan cara membuat benda uji di laboratorium Teknik Bahan Konstruksi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dimana penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paving block merupakan salah satu bahan bangunan yang dimanfaatkan sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari bahan campuran

Lebih terperinci

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE For EXPOSE Concrete Products www.exposeconcrete.com CONTENTS General Instructions 2 Preparations 3 Adhesives & Fixing 4 Cement base 5 Polymer base 8 After Fixing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alur Penelitian Mulai Hipotesis Survei Bahan Studi Literatur Penentuan Bahan Material Pengujian Bahan Material Sesuai Mix Desain Sesuai Pembuatan Benda Uji Perawatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metoda Pelaksanaan Penelitian Mulai Studi literatur Persiapan alat dan bahan Pengujian material pembentuk mortar (uji pendahuluan) : - Uji berat jenis semen - Uji berat

Lebih terperinci

ANALISA KUAT LENTUR PADA BETON K-300 YANG DICAMPUR DENGAN TANAH KOHESIF

ANALISA KUAT LENTUR PADA BETON K-300 YANG DICAMPUR DENGAN TANAH KOHESIF bidang REKAYASA ANALISA KUAT LENTUR PADA BETON K-300 YANG DICAMPUR DENGAN TANAH KOHESIF YATNA SUPRIYATNA Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk mencari kuat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di Laboraturium Bahan Konstruksi Teknik Universitas Mercu Buana, kemudian menguji kuat tekan pada umur

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN BAB III PERENCANAAN PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Pada studi eksperimental ini, akan diteliti mengenai perilaku mekanis panel sandwich beton terutama fenomena yang terjadi antara dua permukaan beton. Seperti

Lebih terperinci

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis

Lebih terperinci

JUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Agregat kasar ringan dari limbah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pembuatan benda uji batako sekam padi dilakakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pembuatan benda uji batako sekam padi dilakakukan di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Pelaksanaan pembuatan benda uji batako sekam padi dilakakukan di Laboratorium Beton Universitas Medan Are. Pengujian Daya Serap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, dimana percobaan dilakukan untuk mendapatkan kumpulan data, yang kemudian akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Beton Beton dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil), udara dan kadang-kadang campuran tambahan lainnya. Campuran yang

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL Hardiyanto Eka Putra 1)., Dharma Sardjana 2)., Eddy Samsurizal 2) ABSTRACT In the manufacture

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 PERENCANAAN BETON PERSIAPAN PEMBUATAN BENDA UJI Pengukuran Berat Pencampuran Beton 1 :3:5 Pencampuran Waterproofing BENDA UJI 0 % 0.5 % 1.0 1.5 2.0 UJI TEKAN DATA HASIL UJI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk 51 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

TATA CARA PENGADUKAN PENGECORAN BETON BAB I DESKRIPSI

TATA CARA PENGADUKAN PENGECORAN BETON BAB I DESKRIPSI TATA CARA PENGADUKAN PENGECORAN BETON SNI 03-3976-1995 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup 1.1.1 Maksud Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan dan pegangan

Lebih terperinci

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air, 22 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Bahan-bahan tersebut antara lain: 1. Agregat

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1 BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Indonesia merupakan negara berkembang (PBB, 2015) yang sedang melakukan banyak pembangunan. Pembangunan yang dilakukan baik itu pembangunan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan yang meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sampel, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Tahapan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN I. LEMBAR INFORMASI Pekerjaan mengaci pada plesteran tembok merupakan pekerjaan menutup pori-pori yang terdapat

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH. PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK PEREKAT BATA RINGAN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK PEREKAT BATA RINGAN PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK PEREKAT BATA RINGAN Michael Aditya Karijanto 1, Andre Rachman Wijaya 2, Ir. Handoko Sugiharto, M.T. 3 ABSTRAK : Perekat bata ringan adalah hasil

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada

Lebih terperinci

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Rudolvo Wenno Steenie E. Wallah, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun

Lebih terperinci

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukan adalah membuat benda uji balok dengan tiga variasi. Pembuatan adukan beton untuk benda uji direncanakan dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON

BAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON BAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON Umum Analisa data dilakukan dengan melakukan pengujian material di laboratorium. Dengan melakukan pekerjaan ini, akan didapatkan karakteristik bahan yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN Aulia Zastavia Putri*, Imastuti** *Mahasiswi Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

penelitian yang diuraikan secara sistematis termasuk metode yang dipakai.

penelitian yang diuraikan secara sistematis termasuk metode yang dipakai. 29 BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan prosedur atau tata cara pelaksanaan penelitian yang diuraikan secara sistematis termasuk metode yang dipakai. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK ( Studi Kasus Bentuk Segitiga, Persegi dan Segi Delapan ) Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB V RETAK BETON BERTULANG

BAB V RETAK BETON BERTULANG BAB V RETAK BETON BERTULANG 5.1 KERUSAKAN BETON BERTULANG PADA STRUKTUR Seringkali dalam pekerjaan struktur mengalami sebuah permasalahan seusai pekerjaan tersebut telah menjadi bentuk bangunan struktur.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%) BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Standar Nasional Indonesia ICS 93.010 Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi persentase limbah

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kuat tekan awal beton ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. PENDAHULUAN Berdasarkan penjelasan tentang metode penelitian pada Bab I, akan dijelaskan lebih rinci mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN berikut. BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada uraian 1. Agregat halus yang berupa pasir Merapi, 2. Agregat kasar yang

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Air Air yang digunakan dalam penelitian ini mempergunakan air yang tersedia di Sub Laboratorium Bahan Bangunan, Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar Lampung dan pengujian sampel dilaksanakan di laboratorium Analisis Bahan dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan material harus dilakukan sebelum direncanakannya perhitungan campuran beton (mix design). Adapun hasil pemeriksaanpemeriksaan agregat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Persen Lolos Agregat (%) A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode penelitian adalah langkah-langkah atau metode yang dilakukan dalam penelitian suatu masalah, kasus, gejala, issue atau lainnya dengan jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TAHAP DAN PROSEDUR PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan kerja seperti yang tercantum dalam bagan alir di bawah ini : T Persiapan Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

SNI SNI Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran dengan bahan dasar semen. Standar Nasional Indonesia

SNI SNI Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran dengan bahan dasar semen. Standar Nasional Indonesia SNI SNI 3-682-22 Standar Nasional Indonesia Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran dengan bahan dasar semen ICS 91..1 Badan Standarisasi Nasional BSN Daftar isi Daftarf Isi... i

Lebih terperinci

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN BAB V HASIL PEMBAHASAN A. Umum Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, dalam pelaksanaan eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Sedangkan

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo Intisari Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 12.00

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi

Lebih terperinci

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating PT. PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL OXYFLOOR Epoxy Floor Coating AGUSTUS 2011 VOLUME 8 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi epoxy dan amine. Epoxy mempunyai keunggulan

Lebih terperinci