UJI EFEK STIMULANSIA INFUSA RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS NASKAH PUBLIKASI
|
|
- Harjanti Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UJI EFEK STIMULANSIA INFUSA RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS NASKAH PUBLIKASI Oleh: NENI LUGKI NIAN TARY K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA
2 2
3 UJI EFEK STIMULANSIA INFUSA RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS EFFECT TEST STIMULANT OF CURCUMA RHIZOME INFUSION (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) ON MALE MICE SWISS STRAIN Neni Lugki Nian Tary dan Tanti Azizah Sujono Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta ABSTRAK Penggunaan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam penanggulangan masalah kesehatan telah dikenal masyarakat Indonesia sejak lama diwariskan secara turun temurun. Famili zingiberaceaesecara secara empiris digunakan sebagai stimulansia, salah satunya adalah temulawak, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap rimpang temulawak mengenai efeknya sebagai stimulansia. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan rancangan pre-test and post-test with control design. Dua puluh lima ekor mencit jantan galur Swiss digunakan sebagai hewan percobaan, yang terbagi dalam 5 kelompok berturut-turut yaitu, kontrol positif (kafein 100 mg/kgbb), kontrol negatif (aquadest 0,5 ml/kgbb), infusa temulawak dosis I (2,5 g/kgbb), dosis II (5 g/kgbb), dan dosis III (10 g/kgbb). Hewan percobaan diuji dengan menggunakan metode Natatory Exhaustion dan diberi perlakuan dengan rute per oral. Efek stimulansia yang dihasilkan dihitung selisih waktu lelah sebelum dan setelah perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik non parametrik menggunakan metode Kruskal Wallis dan Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Infusa rimpang temulawak memilki efek stimulansia, efek yang diperoleh semakin bertambah seiring dengan peningkatan dosis. Pada dosis 2,5 g/kgbb, 5 g/kgbb, dan 10 g/kgbb mampu memberikan efek stimulan secara berturut-turut sebesar 2,82 ± 1,02 menit, 3,71 ± 0,09 menit dan 4,94 ± 2,06 menit. Efek stimulan dosis II dan III lebih besar dibanding kontrol positif (p<0,05) sedangkan dosis I memiliki efek yang setara dengan kontrol positif. Kata kunci: Infusa rimpang temulawak, efek stimulansia, Natatory Exhaustion, mencit jantan ABSTRACT The use of plants that efficacious as a medicine in the prevention of health problems known to Indonesian people long since passed down from generation to generation. Zingiberaceae family empirically used as a stimulant, one of which is ginger, therefore it is necessary to do research on the effects of curcuma rhizome as a stimulant. Research conducted using experimental methods pre-test and post-test with control design. Twentyfive male mice Swiss strain used as experimental animals, which are divided into five groups, positive control (caffeine 100 mg/kgbw), negative control (distilled water 0,5 ml/20 gbw), infusion of curcuma dose I (2.5 g/kgbw), dose II (5 g/kgbw), and dose III (10 g/kgbw) respectively. Animal experiments tested using methods Natatory Exhaustion and treated with oral route. The resulting effects of stimulant tired calculated the time difference before and after treatment. The data obtained were analyzed using non-parametric statistical tests using Kruskal Wallis and Mann Whitney with a 95% confidence level. Infuse curcuma rhizome have the stimulant effect, the effect obtained by increasing along with the increase in dose. At doses of 2.5 g/kgbw, 5 g/kgbw, and 10 g/kgbw be able to provide a stimulant effect respectively by 2.82 ± 1,02 minutes, 3.71 minutes and 4.94 minutes. Stimulant effect dose II and III have a greater effect than the positive control (p<0,05), the dose I had similar effect compare with control positive (p>0,05). Keywords: infusion of curcuma rhizome, stimulant effect, Natatory Exhaustion, male mice 1
4 PENDAHULUAN Penggunaan tanaman yang berkhasiat sebagai obat untuk penanggulangan berbagai masalah kesehatan telah dikenal bangsa Indonesia sejak lama. Pemanfaatan tanaman yang berkhasiat sebagai obat didasarkan pada pengalaman yang diwariskan secara turun temurun. Penggunaan obat tradisional relatif digemari oleh masyarakat, karena obat tradisonal memiliki efek samping lebih sedikit jika dibandingkan obat modern apabila digunakan secara tepat (Sari, 2006). Harga obat-obatan modern yang mahal juga menjadi alasan dipilihnya obat tradisional, sehingga daya beli masyarakat terhadap obat modern melemah. Industri farmasi mulai berupaya mencari alternatif yang paling efektif dengan cara menoleh kembali ke alam sekitar (back to nature) seperti yang telah dilakukan negara-negara maju yang lebih dulu menerapkan konsep tersebut (Kartikasari et al., 2011). WHO telah merekomendasikan pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan serta pengobatan penyakit dengan menggunakan obat tradisional. Perbaharuan strategi global obat tradisional terus dilakukan agar dapat dimanfaatkan dengan aman dan efektif (WHO, 2008). Stimulansia merupakan suatu zat yang dapat merangsang sistem saraf pusat yang dapat mempercepat proses-proses dalam tubuh, dapat meningkatkan kemampuan fisik dan mental, meningkatkan konsentrasi, dapat membuat seseorang lebih siaga serta dapat meminimalisasi kelelahan (Sujatno, 2001). Stimulansia merupakan senyawa aktif yang berpengaruh terhadap organ tubuh secara keseluruhan (Katzung, 2002). Masyarakat banyak menggunakan stimulan dalam bentuk minuman suplemen dengan tujuan untuk menambah tenaga serta mengurangi kelelahan akibat kerja fisik (Setiabudy, 2005). Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia yang berkhasiat sebagai obat belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dikarenakan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tanaman obat (Kartikasari et al, 2011). Salah satunya pemanfaatan temulawak sebagai stimulansia. Dalam penelitian ini simplisia temulawak dibuat dalam bentuk sediaan infusa, secara empiris sediaan temulawak digunakan oleh masyarakat dalam bentuk infusa (Badan POM RI, 2005). Namun sejauh ini khasiat temulawak sebagai stimulansia hanya didasarkan pada pengalaman empiris, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mendapat data ilmiah mengenai efeknya sebagai stimulansia. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan tergolong dalam kategori penelitian eksperimental dengan rancangan pre-test and post-test with control design. 2
5 A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain infusa rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), hewan uji mencit jantan galur Swiss dengan berat gram, berumur 2-3 bulan. Pelarut yang digunakan adalah aquadest, serta kafein 0,4% b/v sebagai kontrol positif. Alat yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah kompor listrik, panci infusa, timbangan analitik (Ohaus), kertas saring, batang pengaduk, serta alat-alat gelas digunakan untuk membuat infusa. Uji stimulant digunakan alat-alat berupa, spuit injeksi, jarum per oral, stopwatch, termometer, reservoir, timbangan hewan uji dan hair dryer. B. Jalannya Penelitian 1. Pembuatan Simplisia Rimpang temulawak dicuci bersih dibawah air yang mengalir, lalu dirajang-rajang menjadi bagian yang lebih kecil, selanjutnya dikeringkan dengan cara dimasukkan kedalam almari pengaring dengan suhu 47º C. 2. Pembuatan Infusa Rimpang Temulawak Infusa rimpang temulawak dibuat dalam beberapa konsentrasi yaitu 10%, 20%, 40%. Infusa dibuat dengan cara menimbang simplisia kering sesuai dengan konsentrasi yang akan dibuat. Penimbangannya masing-masing 10 gram, 20 gram, dan 40 gram, selanjutnya hasil penimbangan simplisia direbus dengan aquadest sebanyak 100 ml dengan menggunakan panci infus. Air ekstra yang digunakan sebanyak dua kali berat masing-masing penimbangan bahan, jadi air ekstra yang digunakan adalah 20 ml untuk bobot 10 gram, 40 ml untuk bobot 20 gram, dan 80 ml untuk bobot 40 gram. Perebusan dilakukan selama 15 menit dimulai ketika suhu mencapai 90 C sambil sekali-sekali diaduk. Temulawak mengandung minyak atsiri, sehingga diserkai setelah dingin (Depkes RI, 1979). 3. Pembuatan Larutan Kafein Kafein ditimbang secara seksama sebanyak 40 mg, kemudian dilarutkan menggunakan aquadest dalam labu takar sampai 10 ml. Dosis yang digunakan adalah 100 mg/kgbb untuk hewan uji mencit (Turner, 1965). 4. Pengujian Efek Stimulansia Infusa Rimpang Temulawak Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 25 ekor mencit jantan galur Swiss. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Masing-masing perlakuan terdiri dari 5 ekor mencit. Perlakuan terdiri dari kontrol positif menggunakan kafein 100 mg/kgbb dan kontrol negatif menggunakan aquadest 0,5ml/20mgBB, serta infusa rimpang temulawak 3
6 yang terdiri dari 3 tingkatan dosis yaitu dosis rendah, dosis sedang dan dosis tinggi. Pengelompokannya adalah sebagai berikut: Kelompok I : kontrol positif dengan pemberian larutan kafein 0,4 % b/v, dosis 100 mg/kgbb secara per oral (Turner, 1965). Kelompok II : kontrol negatif, dengan pemberian aquadest 0,5 ml/20 gbb secara per oral (Depkes RI, 1993). Kelompok III : infusa rimpang temulawak dengan dosis 2,5 g/kgbb, secara per oral. Kelompok IV : infusa rimpang temulawak dengan dosis 5 g/kgbb, secara per oral. Kelompok V : infusa rimpang temulawak dengan dosis 10 g/kgbb, secara per oral. Mencit satu per satu dimasukkan dalam reservoir sebelum diberi perlakuan. Mencit akan menunjukkan rasa lelah dengan cara membiarkan kepalanya di bawah permukaan air selama lebih dari 7 detik (Turner, 1965). Mencit diangkat dan dicatat waktu lelahnya (t1). Mencit diistirahatkan selama 24 jam dan dikeringkan sebelum diberi perlakuan. Sediaan diberikan secara per oral, dengan batas maksimal volume pemberian adalah 1,0 ml (Depkes RI, 1993), dan ditunggu selama 30 menit yang merupakan waktu orientasi agar sediaan obat terabsorbsi terlebih dahulu (Aznam, 2009). Mencit direnangkan kembali dan dicatat waktu lelahnya (t2). Selisih waktu lelah dihitung sebelum dan setelah diberi perlakuan (t2-t1). Selisih waktu lelah sebelum dan setelah diberi perlakuan merupakan data uji efek stimulansia. C. Analisis Data Data kuantitatif yang diperoleh merupakan hasil dari selisih waktu lelah sebelum mencit mendapat perlakuan dan waktu lelah setelah mencit diberi perlakuan. Data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya dengan bantuan SPSS versi 17,0. Uji normalitas data menggunakan metode Saphiro Wilk karena mencit berjumlah kurang dari 50, sedangkan uji homogenitas menggunakan metode Levene-test, dengan syarat apabila data yang didapat normal dan homogen maka diuji dengan ANAVA. Apabila salah satu data yang didapat tidak terdistibusi normal dan atau tidak homogen maka data diolah denga uji statistik non parametrik menggunakan metode Kruskal Wallis dan Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. 4
7 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyarian Rimpang Temulawak Metode penyarian yang digunakan pada penelitian ini adalah infundasi, merupakan salah satu metode penyarian yang dilakukan dengan cara menyari senyawa aktif simplisia nabati dengan menggunakan pelarut air. Kelebihan yang didapat dengan metode ini antara lain, peralatan yang digunakan cukup sederhana dan mudah digunakan, selain dalam proses penyariannya tidak membutuhkan biaya yang tinggi. B. Uji Orientasi Dosis Temulawak Uji orientasi dosis infusa rimpang temulawak bertujuan untuk memperoleh dosis yang paling efektif yang dapat memberikan efek stimulansia. Penelitian ini menggunakan infusa rimpang temulawak dengan tiga tingkatan konsentrasi yang berbeda yaitu, kosentrasi 10%, 20% dan 40%. Pengamatan dilakukan terhadap peningkatan aktivitas daya tahan hewan uji pada masing-masing kelompok, dimulai dari timbulnya waktu lelah pertama (t1) yang menandakan aktivitas hewan uji sebelum adanya perlakuan. Waktu lelah kedua (t2) menunjukkan adanya penambahan waktu lelah hewan uji dari waktu lelah sebelumnya (t1). Hasil yang diperoleh tertera pada tabel 1. Tabel 1. Hasil data orientasi dosis peningkatan waktu lelah pada masing-masing konsentrasi No. Konsentrasi 10% Konsentrasi 20% Konsentrasi 40% Hewan uji t 1 t 2 t t 1 t 2 t t 1 t 2 t (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) 1 3,85 6,65 2,80 3,00 10,00 7,00 3,23 9,33 6,10 2 4,81 7,93 3,12 7,78 9,03 1,25 3,56 10, 56 7,00 3 7,67 10,78 3,11 5,15 9,08 3,93 5,88 11, 93 6,05 Rerata 3,01 4,06 6,38 SD 0,18 2,87 0,53 Hasil orientasi dari ketiga konsentrasi menunjukkan peningkatan dosis pada tiap konsentrasi. Peningkatan dosis yang paling tinggi yaitu infusa rimpang temulawak dengan konsentrasi 40%. Hasil ketiga konsentrasi tersebut membuktikan bahwa pada masing-masing konsentrasi terjadi penambahan waktu lelah setelah adanya pemberian sediaan terhadap hewan uji. C. Uji Orientasi Ketahanan Hewan Uji Pengujian orientasi ketahanan hewan uji bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh hewan uji untuk mengembalikan staminanya seperti pertama kali sebelum hewan uji tersebut direnangkan. Waktu istirahat yang digunakan untuk meminimalisasi bias dalam baseline adalah 24 jam. Pengujian ini menggunakan hewan uji sebanyak 3 ekor yang direnangkan selama 3 hari secara berurutan. Hasil uji orientasi waktu istirahat diperoleh data seperti pada tabel 2. 5
8 Tabel 2. Hasil uji orientasi ketahanan hewan uji selama 24 jam pada rentang waktu 3 hari Nomor hewan uji t 1 (menit) t 2 (menit) t 3 (menit) 1 4,37 3,96 4,18 2 4,80 5,28 4,18 3 3,12 4,95 4,03 Rerata 4,09 4,73 4,13 SD 0,87 0,68 0,08 Data yang diperoleh dilanjutkan uji statistik menggunakan metode uji t secara berpasangan dengan taraf kepercayaan 95%, dihasilkan nilai (p>0,05) hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan dari ketiga pengujian waktu lelah dengan waktu istirahat 24 jam. Dapat disimpulkan bahwa stamina hewan uji telah kembali sama seperti pada saat hewan uji sebelum direnangkan dengan waktu istirahat selama 24 jam. D. Hasil Uji Efek Stimulansia Infusa Rimpang Temulawak Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Natatory Exhaustion. Metode tersebut merupakan metode skrining farmakologi yang dapat digunakan untuk mengetahui efek stimulansia suatu obat atau sediaan yang dapat mengaktifasi koordinasi gerak tubuh dan memberikan efek peningkatan kapasitas kerja serta dapat meminimalisasi kelelahan. Hasil yang diperoleh dari metode ini merupakan data penambahan waktu lelah pada masing-masing kelompok perlakuan. Waktu lelah pertama (t1) merupakan waktu lelah sebelum dilakukan perlakuan, sedangkan waktu lelah yang kedua (t2) merupakan waktu lelah setelah hewan uji diberi perlakuan. Hasil penambahan waktu lelah ( t) merupakan data yang diperoleh dari selisih antara waktu lelah pertama (t1) serta waktu lelah kedua (t2). Data hasil penambahan waktu lelah hewan uji tersaji pada tabel 3. Tabel 3. Data waktu lelah sebelum & setelah perlakuan Kelompok No t1 (menit) t2 (menit) Selisih t1 & t2 SD Kontrol positif (kafein 100 mg/kgbb) Kontrol negatif (Aquadest 0,5 ml/20 gbb) Infusa rimpang temulawak 2,5 g/kgbb Infusa rimpang temulawak 5 g/kgbb Infusa rimpang temulawak 10 g/kgbb 1 11,38 12,62 1,24 1,85 ± 0,83 2 7,58 9,15 1,57 3 8,35 9,75 1,40 4 6,38 8,12 1,74 5 4,53 7,82 3,29 1 4,22 5,58 1, ,18 5,58-0,60 3 6,05 4,15-1,90 4 6,68 4,40-2,28 5 6,50 3,78-2,72 1 5,37 8,97 3,60 2,82 ± 1,02 2 5,65 7,02 1,37 3 6,50 8,65 2,15 4 5,67 9,38 3,71 5 4,07 7,32 3,25 1 5,70 8,63 2,93 3,71 ± 0,99 2 5,50 9,73 4,23 3 4,42 9,38 4,96 4 7,13 9,65 2,52 5 3,95 7,85 3,90 1 3,43 6,18 2,75 4,94 ± 2,06 2 3,60 7,35 3,75 3 3,23 7,18 3,95 4 2,93 10,42 7,49 5 3,43 10,18 6,75 6
9 Data hasil pengujian efek stimulansia kontrol positif, kontrol negatif, serta pemberian infusa rimpang temulawak dengan 3 tingkatan dosis yang berbeda yang dapat dilihat pada tabel 3. Sesuai dengan data yang tertera pada tabel 3 menunjukkan adanya penambahan waktu lelah pada setiap kelompok perlakuan, kecuali pada kelompok kontrol negatif. Perpanjangan waktu lelah ditunjukkan dengan adanya perbedaan waktu lelah hewan uji saat sebelum perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Waktu lelah yang diperoleh setelah perlakuan lebih besar dibandingkan dengan waktu lelah sebelum perlakuan, terkecuali pada kontrol negatif tidak ada penambahan waktu lelah. Kontrol negatif yang berisi akuades tidak menunjukkan adanya penambahan waktu lelah, hal tersebut menandakan bahwa akuades tidak memiliki aktifitas stimulansia untuk memperpanjang waktu lelah hewan uji, sehingga pada pengujian terhadap hewan uji tidak diperoleh adanya perpanjangan waktu lelah, selain itu dimungkinkan karena kondisi hewan uji yang kelelahan akibat perenangan pertama, sehingga stamina hewan uji belum kembali seperti semula. Kontrol positif yang menggunakan kafein, pada data yang diperoleh menunjukkan adanya perpanjangan waktu lelah setelah adanya perlakuan, karena kafein itu sendiri memiliki aktifitas dalam peningkatan metabolisme dan dapat mengurangi rasa lelah. Mekanisme kafein dalam hal stimulansia adalah menghambat pengikatan reseptor adenosin yang merupakan zat kimia dalam otak. Adenosin bekerja secara berlawanan dengan kafein, adenosin sangat berpengaruh terhadap aktifitas sel saraf (Katzung 2002), dengan adanya mekanisme penghambatan tersebut maka, kafein dapat meningkatkan kewaspadaan, menimbulkan adanya penambahan energi, meningkatkan konsentrasi, serta dapat meminimalisasi kelelahan dan menstimulasi waktu untuk bereaksi. Efek yang sama juga ditunjukkan pada kelompok perlakuan dengan menggunakan infusa rimpang temulawak dengan 3 tingkatan dosis yang berbeda. Data yang telah diperoleh selanjutnya diuji dengan metode statistik. Pengujian dilakukan dengan metode statistik parametrik menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan alasan jumlah data yang diolah kurang dari 30. Dari uji Shapiro-Wilk didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,275 sehingga diperoleh hasil (p>0,05) yang artinya hasil pengolahan data diperoleh hasil yang terdistribusi normal, tetapi pada pengolahan data dengan uji Levene test untuk menguji homogenitasnya diperoleh hasil sebesar 0,034 (p<0,05), sehingga hasil pengolahan data menunjukkan hasil yang tidak homogen. Akibat tidak homogennya data yang diperoleh maka data kemudian diuji dengan metode statistik non parametrik menggunakan uji Mann- Whitney. Hasil dari uji Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel 4. 7
10 Tabel 4. Data uji statistik dengan metode Mann-Whitney Kelompok I II III IV V I 0,016 0,175 0,028 0,016 II 0,009 0,009 0,009 III 0,175 0,047 IV 0,465 V Keterangan: Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok III Kelompok IV : Kontrol positif (kafein 100 mg/kgbb) : Kontrol negatif (aquadest 0,5 ml/20g BB) : Infusa rimpang temulawak 2,5 g/kgbb : infusa rimpang temulawak 5 g/kgbb : Infusa rimpang temulawak 10 g/kg BB Dari data yang tersaji pada tabel 4 menandakan bahwa masing-masing kelompok perlakuan menggunakan infusa rimpang temulawak memiliki perbedaan signifikan terhadap kelompok kontrol negatif dengan nilai (p<0,05), yang artinya infusa rimpang temulawak dosis 2,5 g/kgbb; 5 g/kgbb dan 10 g/kgbb mampu meningkatkan waktu lelah, sedangkan perlakuan menggunakan infusa rimpang temulawak pada 3 tingkatan dosis yang berbeda juga memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kontrol positif karena diperoleh nilai (p<0,05) yang berarti infusa dosis 5 g/kgbb dan 10 g/kgbb mampu meningkatkan waktu lelah lebih besar dibandingkan kontrol positif, kecuali pada dosis 2,5 g/kgbb diperoleh nilai (p>0,05) yang berarti efeknya setara dengan kontrol positif. Rata-rata selisih waktu lelah seluruh hewan uji yang telah diberi perlakuan infusa rimpang temulawak terlihat pada gambar 1. Gambar 1. Histogram efek stimulansia infusa rimpang temulawak Gambar 1 menunjukkan infusa rimpang temulawak memiliki efek stimulansia, kecuali pada kontrol negatif hal tersebut dikarenakan aquadest sebagai tidak mengandung senyawa 8
11 yang dapat memberikan efek stimulansia, sehingga hasilnya tidak ada penambahan waktu lelah terhadap hewan uji yang direnangkan. Histogram tersebut menunjukkan bahwa efek stimulansia semakin meningkat dengan adanya peningkatan dosis. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa analisis secara kualitatif rimpang temulawak memiliki kandungan senyawa alkaloid, triterpennoid (terpenoid), dan flavonoid yang dominan (Hayani, 2006). Anas et al. (2013) menyatakan bahwa bunga dan daun cengkeh terbukti memiliki aktivitas stimulansia disebabkan adanya kandungan alkaloid dan terpenoid, yang menurut penelitian sebelumnya alkaloid dan terpenoid memiliki aktifitas stimulansia. Menurut Aprilia dan Siregar (2013) biji pinang juga dapat memberikan aktivitas stimulan sistem saraf pusat (SSP) pada hewan uji, diduga karena dalam biji pinang terkandung senyawa alkaloid dan fenolik. Mory (2013) mengungkapkan bahwa infusa lada hitam secara fisiologis dapat memberikan efek stimulansia dengan meningkatkan sirkulasi darah dan memperbaiki aktivitas tubuh secara tidak langsung. Hal tersebut dapat meningkatkan aktivitas lokomotorik pada hewan uji mencit yang diduga adanya senyawa alkaloid dan flavonoid dalam lada hitam. Tanaman dari suku zingiberaceae dalam rimpangnya secara umum mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai stimulan (Fadilah, 2010). Menurut Ayustaningwarno (2014) senyawa alkaloid keluarga zingiberaceae dapat digunakan sebagai stimulan salah satunya terkandung dalam rimpang kencur. Mory (2013) mengungkapkan bahwa kandungan kimia alkaloid dan flavonoid yang terkandung dalam infusa lada hitam secara fisiologis dapat memberikan efek stimulansia dengan meningkatkan sirkulasi darah dan memperbaiki aktivitas tubuh, maka secara tidak langsung dapat meningkatkan aktivitas lokomotorik pada hewan uji mencit, selain itu menurut Aprilia dan Siregar (2013) kandungan kimia flavonoid dan fenolik dalam biji pinang juga dapat memberikan aktivitas stimulan sistem saraf pusat (SSP) pada hewan uji. Secara empiris tanaman dari suku zingiberaceae dalam rimpangnya mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai stimulan (Fadilah, 2010), sedangkan menurut Ayustaningwarno (2014) alkaloid pada suku zingiberaceae yang secara empiris dapat digunakan sebagai stimulan salah satunya yaitu rimpang kencur. Berdasarkan pada beberapa penelitian mengenai penggunaan stimulansia secara empiris, dapat disimpulkan bahwa kandungan alkaloid, terpenoid (triterpenoid), flavonoid, serta fenolik dalam temulawak diduga kuat memberikan efek stimulansia pada mencit jantan galur Swiss. 9
12 KESIMPULAN Infusa rimpang temulawak dosis 2,5g/kgBB; 5g/kgBB; 10g/kgBB memiliki efek stimulansia pada mencit jantan galur Swiss. SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa apa saja yang terkandung dalam rimpang temulawak yang bertanggung jawab memberikan efek stimulansia. DAFTAR PUSTAKA Anas, Y., Puspitasari, N., Nuria, M. C., 2013, Aktivitas StimulansiaEkstrak Etanol Bunga dan Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry.) pada Mencit Jantan Galur Swiss Beserta Identifikasi Golongan Senyawa Aktifnya, Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik, 10 (1), Aprilia, F., dan Siregar, T., 2013, Uji Aktifitas Stimulan Sistem Syaraf Pusat Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) terhadap Mencit Putih (Mus musculus L.) dan Penentuan ED 50 yang Diberikan Secara Oral, Prosiding Seminar Nasional Matematika, Sains, dan Teknologi, (4), Ayustaningwarno, F., 2014, Aplikasi Pengolahan Pangan, 84, Yogyakarta, Deepublish Aznam, N., 2009, Stimulant Effect of Pasak Bumi (Eurycoma longifolia. Jack) Root Powder by Natatory Exhaustion at Male Mice, Isstec, 1-11, ISBN Badan POM RI, 2005, Info POM, 3, Jakarta, Badan POM Republik Indonesia Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, 63-67, Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Depkes RI, 1993, Penampisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 19-21, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Fadilah., 2010, Penapisan Senyawa Bioaktif Dari Suku Zingiberaceae Sebagai Penghambat Neuraminidase Virus Influenza A (H1N1) Melalui pendekatan Docking, Tesis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia Hayani, E., 2006, Analisis Kandungan Kimia Rimpang Temulawak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Kartikasari, R., Hikmat, A., Zuhud, E. A. M., Siswoyo., & Sandra, E., 2011, Revitalisasi Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) Guna Meningkatkan Kesehatan dan Ekonomi Keluarga Mandiri di Desa Contoh Lingkar Kampus IPB Darmaga Bogor, Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 16 (2), Katzung, B., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik,, Edisi VIII, Jilid II, , diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Salemba Medika, Jakarta 10
13 Mory, L., Sumarny, R., Rahayu, L., Sandhiutami, N., 2013, Efek Stimulansia Infus Lada Hitam (Piperis nigri fructus) pada Mencit, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 11 (2), Sari, L. O. R. K., 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya, Majalah Ilmu Kefarmasian, 3 (1), Sujatno, M., 2001, Pengaruh Penggunaan Doping Terhadap Penampilan Atlet pada Pekan Olah Raga Nasional XIV/1996 dan South East Asian Games XIX/1997 di Jakarta, JKM, 1 (1), Setiabudy, R., Herwana, E., Pudjiadi, L., Wahab, R., Nugroho, D., Hendrata, T., 2005, Efek Pemberian Minuman Stimulan terhadap Kelelahan pada Tikus, Universa Medicina, 24 (1), 8-14 Turner, R. A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, Volume, Hal 76-77, New York and London, Academic Press WHO, 2008, Tradisional Medicine, 11-12, Geneva, World Health Organization 11
BAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori dan Rancangan Penelitian Penelitian uji efek tonikum infusa daun landep pada mencit putih jantan ini dapat dikategorikan sebagai penelitian eksperimental dengan rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan tanaman yang berkhasiat sebagai obat untuk penanggulangan berbagai masalah kesehatan telah dikenal bangsa Indonesia sejak lama. Pemanfaatan tanaman
Lebih terperinciUji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi ( Roxb.) terhadap Mencit dengan Metode
Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi ( Roxb.) terhadap Mencit dengan Metode 1 2 Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia aparmadi@yahoo.com to research on the use of natural ingredients which had
Lebih terperinciPengaruh Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring ( ) Terhadap Mencit
Pengaruh Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring ( ) Terhadap Mencit Wiwik Rosi Wiyanti 1 2 Prodi Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Susiendrawati5@gmail.com : tested on mice. Analysis of the results
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap kelompok eksperimental
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi pada mencit
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN DEKLARASI... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN DEKLARASI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI...
Lebih terperinciijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No
Uji Efek Tonikum Etanol Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet SM.) Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss The Tonic Effects Test of Ethanolic Extract of Rhizome Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet SM.)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorik dengan metode post-test only with control group design. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Kategori Penelitian dan Rancangan Percobaan 1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen eksploratif dengan rancangan acak lengkap pola searah.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciSEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE. Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT
SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT Catharanthus roseus (L.) G. Don leaves was used by society as a
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS STIMULAN SISTEM SYARAF PUSAT EKSTRAK BIJI PINANG (Areca catechu L.) TERHADAP MENCIT PUTIH (Mus Musculus L.) DAN PENENTUAN ED 50 YANG DIBERIKAN SECARA ORAL Fitri Aprilia 1, Tahoma Siregar
Lebih terperinciUJI STIMULANSIA EKSTRAK KULIT UMBI BAWANG PUTIH
UJI STIMULANSIA EKSTRAK KULIT UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) PADA MENCIT GALUR SWISS/ STIMULANTIA TEST OF GARLIC BULB (Allium sativum L.) EXTRACT ON SWISS WEBSTER MICE Nisa Febrinasari 1, Rina Wijayanti
Lebih terperinciIJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No ijmsbm.org
Perbandingan Efek Tonikum Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.Rubrum) Dan Jahe Putih (Zingiber Officinale Var.Album) Pada Mencit Jantan (Mus Musculus L.) Ras Swiss Yunita Dyah Retnani 1,
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN Tia Afelita 1, Indah Permata Sari 1, Rizki Chairani Zulkarnain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani berbagai aktivitas untuk memenuhi segala kebutuhan manusia guna memperoleh kehidupan yang lebih
Lebih terperinciAKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)
AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus) Novita Sari, Islamudin Ahmad, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS
Lebih terperinciGiving Effect Tomato Fruit Juicer ( Solanum lycopersicum L) To Sedation Effect In Male Mice Strain BALB/C
Giving Effect Tomato Fruit Juicer ( Solanum lycopersicum L) To Sedation Effect In Male Mice Strain BALB/C Richa Yuswantina, Sikni Retno K, Yudi Hari Endar Purwana ABSTRACT Tomato fruit (Solanum lycopersicum
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode post test group only design. Menggunakan tikus putih jantan galur Sprague dawley berumur
Lebih terperinciEFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Angga Permana, EM Sutrisna, Tanti Azizah S Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) TERHADAP JUMLAH GELIATAN MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT THE EFFECT OF ETANOL RHIZOME EXTRACT (Kaempferia galanga Linn) TO THE
Lebih terperinciEfek Tonik Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Pada Mencit Jantan
Prosiding Konferensi Nasional Sains dan Aplikasinya Tahun 2011 Efek Tonik Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Pada Mencit Jantan Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung
Lebih terperinciBiji kola secara empiris telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
EFEK TONIK EKSTRAK AIR BIJI COLA (Cola nitida Schott & Endl.) PADA MENCIT JANTAN TONIC EFFECT OF WATER EXTRACT OF COLA NUT (Cola nitida Schott & Endl) Arifah Sri Wahyuni dan Fitriyah Kusumawati Fakultas
Lebih terperinciANTIPYRETIC EFFECT TEST OF Syzygium polyanthum [Wight.] Walp. LEAVES INFUSION ON MALE WHITE RATES OF WISTAR STRAIN
ANTIPYRETIC EFFECT TEST OF Syzygium polyanthum [Wight.] Walp. LEAVES INFUSION ON MALE WHITE RATES OF WISTAR STRAIN S.Joko Purnomo, Sikni Retno K, Anita Dwi J ABSTRACT Utilization of plants as traditional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian mencit (Mus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan beberapa
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK INFUSA RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ROXB) DALAM MENGURANGI MOTILITAS USUS PADA MENCIT GALUR SWISS WEBSTER
ABSTRAK EFEK INFUSA RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ROXB) DALAM MENGURANGI MOTILITAS USUS PADA MENCIT GALUR SWISS WEBSTER Miekael Saptadinata, 2009 Pembimbing I Pembimbing II : Sugiarto Puradisastra,
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANALGESIK INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI RANGSANG TERMIK
ABSTRAK EFEK ANALGESIK INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI RANGSANG TERMIK Imelda Christiana, 2012, Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra.,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri dari 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, manusia cenderung untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, manusia cenderung untuk bekerja lebih keras, menguras tenaga dan fikiran tanpa memperhatikan kemampuan tubuhnya
Lebih terperinciDIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR
30 DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Ni Wayan Rusmiati retnoyas@yahoo.co.id
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Revisi Desk Evaluasi
Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Revisi Desk Evaluasi 34 Lampiran 2. Surat Keterangan Mencit Putih Jantan Galur Swiss 35 36 Lampiran 3. Gambar Alat dan Bahan yang digunakan Madu dan Pollen
Lebih terperinciThe Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice
28 The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Parida Risanti agityaresti@yahoo.com
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA
ABSTRAK EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA Rijallul Fiqhri, 2011; Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt Pembimbing II:
Lebih terperinciEFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY
EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria sp.) PADA KERUSAKAN OKSIDATIF HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DENGAN INDIKATOR KADAR SGPT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciDiterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :
SCIENTIA SCIENTIA Jurnal Farmasi dan Kesehatan Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia 7 (2) ; 83 88, 2017 UJI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dalam menguji aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. B. Tempat
Lebih terperinciUJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) SECARA ORAL TERHADAP MENCIT (Mus musculus).
UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) SECARA ORAL TERHADAP MENCIT (Mus musculus). Viani*, Hijratul Laboratorium Fitokimia- Farmakognosi Penelitian dan Pengembangan Akademi Farmasi
Lebih terperinciUJI PENGARUH BEE POLLEN TERHADAP EFEK TONIK MADU DARI SPESIES LEBAH (Apis mellifera) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER SKRIPSI
UJI PENGARUH BEE POLLEN TERHADAP EFEK TONIK MADU DARI SPESIES LEBAH (Apis mellifera) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER SKRIPSI Oleh : NUR RAHMAN K 100 090 157 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi
Lebih terperinciTHE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei
of THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Leni Puspitasari
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200
62 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil uji pendahuluan Uji pendahuluan pada penelitian ini ada 2 macam, meliputi penentuan waktu yang diperlukan untuk hewan uji mencapai DM setelah diinduksi STZ ip dosis 40 mg/kgbb,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan mengamati kemungkinan diantara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian dan pengembangan tumbuhan obat saat ini berkembang pesat. Oleh karena bahannya yang mudah diperoleh dan diolah sehingga obat tradisional lebih banyak digunakan.
Lebih terperinciPENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)
PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) Mery A. R. Sinaga, Widdhi Bodhi, Paulina V. Y. Yamlean Program studi Farmasi FMIPA UNSRAT
Lebih terperinciTim Pengajar Praktek Farmakologi, 2011, Penuntun Praktikum Farmakologi, Poltekkes KemenkesMakassar
Tim Pengajar Praktek Farmakologi, 2011, Penuntun Praktikum Farmakologi, Poltekkes KemenkesMakassar Rahardja, K.,dan,Tjay, T.H., 2007, Obat-obat Penting dan Khasiatnya, PT. Elex Media Kompetindo, Jakarta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian pre and post test with control group
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO (Andrographis paniculata, (Burm f) Nees) PADA MENCIT BETINA GALUR Swiss-Webster
ABSTRAK EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO (Andrographis paniculata, (Burm f) Nees) PADA MENCIT BETINA GALUR Swiss-Webster Fitriyani Yunita, 2007, Pembimbing I Pembimbing II : Sugiarto Puradisastra,
Lebih terperinciThe Effect of Ethanol Extract of Leuchaena glauca Benth Leaves Toward the Sedative Effect on Mice BALB/C
The Effect of Ethanol Extract of Leuchaena glauca Benth Leaves Toward the Sedative Effect on Mice BALB/C Richa Yuswantina, Oni Yulianta Wilisa, Gatot Budihandoko ABSTRACT Leuchaena glauca Benth, has ben
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu ciri budaya masyarakat di negara berkembang adalah masih dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan ini didukung
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)
UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus) Ayu Indah Cahyani*, Mukti Priastomo, Adam M. Ramadhan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciGambar 6. Desain Penelitian
19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dipilih mencit dengan kriteria: - Berat badan 20-30 gram - Jantan - Sehat - Berusia 2-3 bulan Mencit diaklimatisasi selama 7 hari Dari 25 mencit kemudian
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UJI AFRODISIAKA MINYAK ATSIRI KUNCUP BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) TERHADAP LIBIDO TIKUS JANTAN. Oleh : Arifah Sri Wahyuni., M.Sc., Apt FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan galur Sprague
Lebih terperinciUJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciMaria Caroline Wojtyla P., Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt 2. Hartini Tiono, dr.
ABSTRAK EFEK EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIK MUKOSA LAMBUNG MENCIT MODEL GASTRITIS YANG DI INDUKSI ASETOSAL Maria Caroline Wojtyla P., 0710110. Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP AKTIVITAS MOTORIK MENCIT Swiss Webster JANTAN
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP AKTIVITAS MOTORIK MENCIT Swiss Webster JANTAN Kristoforus Kevin, 2012, Pembimbing 1: Dr. Sugiarto Puradisastra,
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH (Caryophylli flos) PADA MENCIT BETINA GALUR Swiss-Webster
ABSTRAK EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH (Caryophylli flos) PADA MENCIT BETINA GALUR Swiss-Webster Fanny Rusaydimanto, 2006, Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing II :
Lebih terperinciUJI EFEK ANALGETIK REBUSAN DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) Hilda Wiryanthi Suprio *) ABSTRAK
UJI EFEK ANALGETIK REBUSAN DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) Hilda Wiryanthi Suprio *) *) Program Studi DIII STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Telah dilakukan penelitian
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK LAKSANSIA JAMU EKSTRAK AKAR KELEMBAK (Rheum officinale Baill) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN Swiss Webster DEWASA
ABSTRAK EFEK LAKSANSIA JAMU EKSTRAK AKAR KELEMBAK (Rheum officinale Baill) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN Swiss Webster DEWASA Muhammad Ahmad Syammakh, 2011, Pembimbing I : Rosnaeni, Dra.,Apt. Pembimbing
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Laboratorium Penelitian
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN
ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN Sylvia Sari Dewi, 2012. Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II: Sylvia Soeng, dr.,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi
Lebih terperinciERVINA TANABARA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI (APIUM GRAVEOLENS LINN.) TERHADAP KADAR ASAM URAT SERUM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR HIPERURISEMIA ERVINA TANABARA 2443008107
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Ethical Clearance
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance 117 Lampiran 2. Surat Identifikasi Tumbuhan 118 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Rimpang Temu Mangga 119 Lampiran
Lebih terperinciEFEK ANALGETIK EKSTRAK AIR TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) PADA MENCIT DENGAN METODE GELIAT SKRIPSI
EFEK ANALGETIK EKSTRAK AIR TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) PADA MENCIT DENGAN METODE GELIAT SKRIPSI Oleh : INDAH PARAMITHA KASIM K 100 080 075 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA
Lebih terperinciEfek Ekstrak Etanol Daun Cacao Theobroma Cacao L. terhadap Aktifitas Sistem Saraf Pusat
Efek Ekstrak Etanol Daun Cacao Theobroma Cacao L. terhadap Aktifitas Sistem Saraf Pusat Zet Rizal, Harto, H. dan Helmi Arifin Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang Abstract The research about stimulant
Lebih terperinciTHE TONIC EFFECT OF DECOCTA OF TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val &Zijp) RHIZOME IN MALE MICES SWISS WEBSTER
THE TONIC EFFECT OF DECOCTA OF TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val &Zijp) RHIZOME IN MALE MICES SWISS WEBSTER Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Wahyu imani ABSTRACT The rhizome of temu giring contains
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental
Lebih terperinci(Stimulant effect of infusion of black pepper (Piperis nigri fructus) in mice)
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, September 2013, hlm. 142-146 ISSN 1693-1831 Vol. 11, No. 2 Efek Stimulansia Infus Lada Hitam (Piperis nigri fructus) Pada Mencit (Stimulant effect of infusion of black
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004).
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004). B. Lokasi
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN
ABSTRAK EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN Elfira Teresa Anugrah, 2011; Pembimbing Utama : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Pembimbing
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, serta bidang Ilmu Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian
Lebih terperinciEfek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet 1 Melvina Afika, 2 Herri S. Sastramihardja,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control group
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS INFUSA AKAR SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus).
UJI EFEKTIVITAS INFUSA AKAR SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus). Aprillia Carolina Jayadi 1), Widdhi Bodhi 1), Nancy Pelealu 1) Prodi
Lebih terperinciAKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Pengujian aktivitas analgetika infusa daun alpukat
Lebih terperinciABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN
ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN Florentina Wulandari, 2012 Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt. Pembimbing II : Sylvia Soeng,
Lebih terperinciIndonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dan tidak dapat dipungkiri bahwa banyak masalah kesehatan yang sering terjadi salah satunya adalah diare. Angka kesakitan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian
31 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian Post Test Controlled Group Design. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciPenetapan Kadar Sari
I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut air dari simplisia. 2. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut etanol dari simplisia. II. Prinsip Percobaan Penentuan kadar sari berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap. a. Kelompok I (kontrol normal) : 0 ± 0
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Perhitungan Frekuensi Diare Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap kelompok perlakuan sebagai berikut: a. Kelompok I (kontrol normal) :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control group
Lebih terperinciUJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BATANG POHON SALAM
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BATANG POHON SALAM (Eugenia polyantha) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan
Lebih terperinciADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel
57 RINGKASAN Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel Piramid Cerebrum pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Galur Wistar Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Model penelitian ini adalah eksperimental murni yang dilakukan dengan rancangan post test controlled group design terhadap hewan uji. B. Populasi dan Sampel
Lebih terperinciSri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani Furdiyanti ABSTRACT
The Effectiveness Test Of Giving Infusa Of Cincau Leaves (Cyclea barbata (L.) Miers) Toward SGPT and SGOT Enzyme Levels On The Mice Infected By Salmonella Typhi Sri Juniati, Dian Oktianti, Nova Hasani
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing II: Lusiana Darsono, dr., M.Kes
ABSTRAK EFEK ANTIPIRETIK INFUSA CACING TANAH (Lumbrofebrin Lumbricus terrestris) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI VAKSIN CAMPAK Daniel Saputra, 2007; Pembimbing I : Meilinah Hidayat,
Lebih terperinciLAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia
LAMPIRAN A 75 LAMPIRAN B 76 LAMPIRAN C Skrining Kandungan Kimia Alkaloid : Ekstrak dibasahi dengan sedikit alkohol, lalu digerus, kemudian tambahkan sedikit pasir, gerus. Tambahkan 10 ml kloform amoniak
Lebih terperinci