ISSN OUTLOOK KOPI 2016 OUTLOOK KOPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ISSN OUTLOOK KOPI 2016 OUTLOOK KOPI"

Transkripsi

1

2

3 ISSN OUTLOOK KOPI 2016 OUTLOOK KOPI Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i

4 2016 OUTLOOK KOPI ii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

5 OUTLOOK KOPI 2016 OUTLOOK KOPI ISSN : Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 93 halaman Penasehat : Dr.Ir. Suwandi, MSi. Penyunting : Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc. Drh. Akbar Yasin, MP. Naskah : Ir. Dyah Riniarsi Triyanti, MSi. Design Sampul : Diah Indarti, SE Diterbitkan oleh : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian iii

6 2016 OUTLOOK KOPI iv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

7 OUTLOOK KOPI 2016 KATA PENGANTAR Guna mengemban visi dan misi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya. Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook Komoditi Perkebunan. Publikasi Outlook Kopi Tahun 2016 menyajikan keragaan data series komoditi kopi secara nasional dan internasional selama 3 dekade ( ) serta dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan domestik dari tahun 2016 sampai dengan tahun Publikasi ini disajikan tidak hanya dalam bentuk hard copy namun dapat dengan mudah diperoleh atau diakses melalui portal e-publikasi Kementerian Pertanian di alamat Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi kopi secara lebih lengkap dan menyeluruh. Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya. Jakarta,Desember 2016 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Dr. Ir. Suwandi, MSi. NIP Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian v

8 2016 OUTLOOK KOPI vi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

9 OUTLOOK KOPI 2016 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xv RINGKASAN EKSEKUTIF... xix BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN RUANG LINGKUP... 3 BAB II. METODOLOGI SUMBER DATA DAN INFORMASI METODE ANALISIS... 6 BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Sentra Produksi Kopi di Indonesia PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia Neraca Perdagangan Kopi Indonesia Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian vii

10 2016 OUTLOOK KOPI 3.5. RATA-RATA NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN DARI USAHA KOPI TAHUN BAB IV. KERAGAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPIASEAN DAN DUNIA Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Negara-negara ASEAN Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN Perkembangan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia Perkembangan Produksi Kopi Dunia Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPIASEAN DAN DUNIA Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI KOPI PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KOPI DI INDONESIA TAHUN PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI ASEAN TAHUN PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI DUNIA TAHUN BAB VI. KESIMPULAN KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN viii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

11 OUTLOOK KOPI 2016 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi yang Digunakan... 5 Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun Tabel 5.3. Proyeksi Surplus Kopi di Indonesia, Tahun Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun Tabel 5.5. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian ix

12 2016 OUTLOOK KOPI x Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

13 OUTLOOK KOPI 2016 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status Pengusahaan di Indonesia, Tahun Gambar 3.2. Perkembangan Luas Areal Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun Gambar 3.4. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun Gambar 3.5. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun Gambar 3.6. Provinsi Sentra Produksi Kopi Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun Gambar 3.7. Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan,Tahun Gambar 3.9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di ProvinsiLampung, Tahun Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Bengkulu, Tahun Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Timur, Tahun Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat, Tahun Gambar Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xi

14 2016 OUTLOOK KOPI Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat, Tahun Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun Gambar Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun Gambar Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun Gambar Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia, Tahun Gambar Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia, Tahun Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi Indonesia, Tahun Gambar Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun Gambar Asal Impor Kopi Indonesia Tahun Gambar Persentase Biaya Terhadap Produksi Kopi per 100 Pohon Tahun Gambar Persentase Biaya Terhadap Jumlah Pengeluaran Kopi per 100 Pohon Tahun Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun Gambar 4.2. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun Gambar 4.4. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun xii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

15 OUTLOOK KOPI 2016 Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun Gambar 4.6. Produktivitas Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun Gambar 4.7. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun Gambar 4.8. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Rata-rata Tahun Gambar 4.9. Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun Gambar Sentra Produksi Kopi Dunia, Rata-rata Tahun Gambar Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun Gambar Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun Gambar Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun Gambar Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun Gambar Negara-negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun Gambar Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN, Tahun Gambar Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia, Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xiii

16 2016 OUTLOOK KOPI xiv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

17 OUTLOOK KOPI 2016 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan Tahun Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung Tahun Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Bengkulu Tahun Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Jawa Timur, Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat Tahun Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xv

18 2016 OUTLOOK KOPI Tahun Lampiran 14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara Tahun Lampiran 15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh Tahun Lampiran 16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sulawesi Selatan Tahun Lampiran 17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat Tahun Lampiran 18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Nusa Tenggara Timur Tahun Lampiran 19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun Lampiran 20. Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun Lampiran 21. Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun Lampiran 22. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun Lampiran 23. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun Lampiran 24. Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari Usaha Perkebunan Tanaman Kopi Tahun Lampiran 25a. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN, Tahun Lampiran 25b. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN dan Dunia, Tahun Lampiran 26. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun Lampiran 27. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun Lampiran 28. Negara-negara dengan Produktivitas Kopi Terbesar di ASEAN, Tahun xvi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

19 OUTLOOK KOPI 2016 Lampiran 29. Lampiran 30. Lampiran 31. Lampiran 32a. Lampiran 32b. Lampiran 33. Lampiran 34. Lampiran 35a. Lampiran 35b. Lampiran 36. Lampiran 37. Lampiran 38. Lampiran 39. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun Negara-negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Terbesar di Dunia, Tahun Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun Perkembangan Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xvii

20 2016 OUTLOOK KOPI xviii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

21 OUTLOOK KOPI 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Angka Tetap Statistik Perkebunan Indonesia (Ditjen Perkebunan, 2015), produksi kopi Indonesia tahun 2014 tercatat sebesar ton. Produksi ini berasal dari ha luas areal perkebunan kopi dimana 96,19% diantaranya diusahakan oleh rakyat (PR) sementara sisanya diusahakan oleh perkebunan besar milik swasta (PBS) sebesar 1,99% dan perkebunan besar milik negara (PBN) sebesar 1,82%. Jika dilihat dari jenis kopi yang diusahakan, maka kopi robusta mendominasi produksi kopi Indonesia di tahun Dari ton produksi kopi Indonesia, sebanyak 73,57% atau ton adalah kopi robusta sementara sisanya sebanyak 26,43% atau ton adalah kopi arabika. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia pada tahun 2014 adalah Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur, dan Sumatera Barat. Adapun sentra produksi kopi arabika di tahun yang sama terdapat di Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Harga kopi tahun 2015 di pasar domestik Indonesia rata-rata adalah Rp per kg, sedangkan tingkat konsumsi kopi pada tahun 2015 berdasarkan hasil SUSENAS yang dilakukan oleh BPS mencapai 0,896 kg/kapita/tahun. Berdasarkan data USDA, di antara negara-negara kawasan ASEAN, Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi terbesar kedua setelah Vietnam. Namun demikian, Indonesia adalah importir kopi terbesar keempat di ASEAN setelah Filipina,Malaysia,dan Thailand. Di dunia, Indonesia tercatat sebagai penghasil kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam,dan Kolombia. Tetapi dalam hal ekspor kopi, Indonesia adalah eksportir kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Hasil proyeksi produksi kopi di tahun 2020 mencapai ton. Sementara proyeksi konsumsi langsung kopi di tahun yang sama mencapai ton. Proyeksi konsumsi ini belum menggambarkan permintaan kopi dikarenakan proyeksi disusun menggunakan data konsumsi dari SUSENAS. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xix

22 2016 OUTLOOK KOPI xx Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

23 OUTLOOK KOPI 2016 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kopi merupakan komoditas tropis utama yang diperdagangkan di seluruh dunia dengan kontribusi setengah dari total ekspor komoditas tropis. Popularitas dan daya tarik dunia terhadap kopi, utamanya dikarenakan rasanya yang unik serta didukung oleh faktor sejarah, tradisi, sosial dan kepentingan ekonomi (Ayelign et al, 2013).Selain itu, kopi adalah salah satu sumber alami kafein (Nawrot et al, 2003) zat yang dapat menyebabkan peningkatan kewaspadaan dan mengurangi kelelahan (Smith, 2002). Minuman kopi, minuman dengan bahan dasar ekstrak biji kopi, dikonsumsi sekitar 2,25 milyar gelas setiap hari diseluruh dunia (Ponte, 2002). Pada tahun 2013, International Coffee Organization (ICO) memperkirakan bahwa kebutuhan bubuk kopi dunia sekitar 8,77 juta ton (ICO, 2015). Tanaman kopi (Coffea spp.) termasuk kelompok tanaman semak belukar dengan genus Coffea. Linnaeus merupakan orang pertama yang mendeskripsikan spesies kopi arabika (Coffea arabica) pada tahun 1753 (Panggabean, 2011). Kini lebih dari 120 spesies kopi telah diidentifikasi namun hanya satu spesies yaitu Coffea canephora atau kopi robusta yang dibudidayakan mendekati kuantitas kopi arabika di seluruh dunia (Hoffman, 2014). Mekuria et al (2004) menyatakan bahwa 66% produksi kopi dunia merupakan jenis kopi arabika dan sisanya berasal dari kopi robusta. Dalam the Coffee Book: Anatomy of an Industry from Crop to the Last Drop disebutkan bahwa kopi pertama kali ditemukan antara tahun M oleh suku Galla di Ethiopia yang memanfaatkan kopi sebagai sejenis makanan penambah energi energy bar. Pada masa kejayaan Islam, para pedagang Islam menyebarkan kopi, minuman yang dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan dan penahan rasa kantuk, ke negara-negara di bawah kekaisaran Ottoman. Tahun 1650, Kedai kopi (coffee house) pertama dibuka di London menandakan penyebaran kopi secara luas di dunia, termasuk Indonesia. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 1

24 2016 OUTLOOK KOPI Kopi di Indonesia pertama kali dibawa oleh pria berkebangsaan Belanda sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji arabika mocca dari Arab (Prastowo et al, 2010). Tanaman kopi kemudian ditanam hingga tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Namun setelah timbul serangan penyakit karat daun (coffee leaf rust), maka Pemerintah Hindia Belanda saat itu mendatangkan jenis kopi robusta yang berasal dari Kongo, Afrika pada tahun Kopi jenis ini lebih tahan penyakit dan memerlukan syarat tumbuh serta pemeliharaan yang ringan, dengan hasil produksi yang jauh lebih tinggi. Hal inilah yang menyebabkan kopi jenis ini lebih cepat berkembang di Indonesia (Panggabean, 2011). Lebih dari 80% dari luas areal pertanaman kopi Indonesia saat ini merupakan jenis kopi Robusta (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014). Berdasarkan data dari FAO, pada tahun 2013, Indonesia tercatat sebagai produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Meskipun demikian, ekspor kopi dari Indonesia diperkirakan tidak lebih banyak daripada ekspor kopi Brazil, Vietnam dan Kolombia. Di dunia, Indonesia dikenal dengan dengan specialty coffee melalui berbagai varian kopi dan kopi luwak. Kopi arabika yang dikenal dari Indonesia diantaranya kopi lintong dan kopi toraja. Dengan keunikan cita rasa dan aroma kopi asal Indonesia, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan perdagangan kopinya di dunia. Outlook komoditas kopi ini, menyajikan keragaan komoditas kopi di Indonesia dan dunia, serta hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan kopi di Indonesia pada periode , yang diharapkan dapat berguna sebagai data mentah maupun bagian dari pengawasan terhadap kebijakan yang telah ada TUJUAN Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditi Kopi yang berisi keragaan data series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi dengan hasil proyeksi penawaran dan permintaan nasional. 2 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

25 OUTLOOK KOPI RUANG LINGKUP Ruang lingkup yang dicakup dalam Buku Outlook Komoditi Kopi adalah: Keragaan luas tanaman menghasilkan, produksi, produktivitas, konsumsi, ekspor, impor, harga, situasi komoditas kopi di dalam dan di luar negeri. Analisis komoditi kopi pada situasi nasional dan internasional serta penyusunan proyeksi komoditi kopi tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3

26 2016 OUTLOOK KOPI 4 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

27 OUTLOOK KOPI 2016 BAB II. METODOLOGI 2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI Outlook Komoditi Kopi tahun 2016 disusun berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari data primer yang bersumber dari daerah, instansi terkait di lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Food and Agriculture Organization (FAO), dan United States Department of Agriculture (USDA). Data-data yang digunakan dalam outlook ini dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi yang Digunakan No. Variabel Periode Sumber Data Keterangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produktivitas dan Produksi Kopi Indonesia Sentra Produksi Kopi Robusta dan Arabika di Indonesia Konsumsi Kopidi Indonesia Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan Produktivitas Kopi Ditjen Perkebunan Ditjen Perkebunan BPS BPS Ditjen Perkebunan FAO & USDA - Produksi dalam wujud kopi berasan - Produksi dalam wujud kopi berasan - Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Kode HS : ; ; ; ; ; ; ; ; ; Produksi dalam wujud biji kopi mentah Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5

28 2016 OUTLOOK KOPI 7. ASEAN dan Dunia Volume Ekspor dan Volume Impor Kopi ASEAN dan Dunia USDA - Negara Anggota ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam - Produksi dalam wujud biji kopi mentah - Negara Anggota ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam 2.2. METODE ANALISIS Analisis Deskriptif Analisis deskriptif atau perkembangan komoditas kopi dilakukan berdasarkan ketersediaan data series yang yang mencakup indikator luas areal dan luas tanaman menghasilkan, produktivitas, produksi, konsumsi, ekspor-impor serta harga domestik dengan analisis deskriptif sederhana. Analisis keragaan dilakukan baik untuk data series nasional maupun dunia Kelayakan Model Ketepatan sebuah model regresi dapat dilihat dari Uji-F, Uji-t, dan koefisien determinasi (R 2 ). Koefisien determinasi diartikan sebagai besarnya keragaman dari peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubah peubah tak bebas (X). Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan persamaan: 6 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

29 OUTLOOK KOPI 2016 R 2 SS Regresi SSTotal dimana : SS Regresi adalah jumlah kuadrat regresi SS Total adalah jumlah kuadrat total Analisis Penawaran Analisis model penawaran daging ayam dilakukan berdasarkan analisis fungsi produksi. Model analisis yang digunakan adalah model Regresi Berganda (Multivariate Regression). Secara teoritis bentuk umum dari model ini adalah: Y b0 b1 X 1 b2 X 2... bn X b 0 n j 1 b j X j n dimana: Y = peubah respons/tak bebas X n = peubah penjelas/bebas n = 1, 2, b 0 = nilai konstanta b n = koefisien arah regresi atau parameter model regresi untuk peubah x n = sisaan Produksi pada periode ke-t merupakan fungsi dari produksi pada periode sebelumnya, luas areal periode sebelumnya, dan harga di tingkat produsen periode sebelumnya. Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis penawaran dilakukan berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk peubahpeubah bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu yang bersesuaian maka dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 7

30 2016 OUTLOOK KOPI menggunakan model analisis trend (Trend Analysis) atau model pemulusan eksponensial berganda (Double Exponential Smoothing) Analisis Permintaan Analisis permintaan komoditas perkebunan merupakan analisis permintaan langsung masyarakat terhadap komoditas perkebunan yang dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen dalam bentuk tanpa diolah dan telah diolah. Oleh karena adanya keterbatasan data, maka analisis permintaan dilakukan dengan menggunakan model analisis trend (Trend Analysis) pada data konsumsi per kapita tahunan. 8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

31 OUTLOOK KOPI 2016 BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL 3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Sistem Pengusahaan kopi di Indonesia 96,19% merupakan perkebunan yang diusahakan oleh rakyat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.1, dimana luas areal untuk kopi PR (Perkebunan Rakyat) dari tahun 1980 hingga 2016, berimpit dengan luas areal kopi Indonesia. Luas areal kopi di Indonesia pada periode cenderung mengalami peningkatan. Jika pada tahun 1980 luas areal kopi Indonesia hanya mencapai ha, maka pada tahun 2016, luas areal kopi Indonesia meningkat menjadi ha atau meningkat sebesar 74,33%. Meskipun demikian, rata-rata laju pertumbuhan luas areal kopi di Indonesia periode tidak terlalu tinggi, rata-rata hanya meningkat sebesar 1,61% per tahun atau bertambah ha per tahun. Data perkembangan luas areal kopi di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 1. Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 9

32 2016 OUTLOOK KOPI Jika dilihat dari jenis kopi yang diusahakan, pada Gambar 3.2 terlihat bahwa mayoritas pekebun kopi di Indonesia menanam kopi jenis robusta. Meskipun demikian terlihat bahwa luas areal kopi robusta cenderung menurun sementara luas areal kopi arabika cenderung meningkat. Pada tahun 2001, luas areal kopi robusta di Indonesia mencapai ha dan tahun 2016 menjadi ha atau terjadi penurunan sebesar 26,00% dibandingkan luas areal pada tahun Sementara luas areal kopi arabika pada tahun 2001 hanya mencapai ha, kemudian luasan ini meningkat sebesar 287,84% pada tahun 2016 menjadi ha. Data luas areal kopi di Indonesia berdasarkan jenis kopi yang diusahakan secara rinci disajikan pada Lampiran 2. Gambar 3.2. Perkembangan Luas Areal Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Sejalan dengan pola perkembangan luas areal kopi di Indonesia, produksi kopi Indonesia juga mengalami kecenderungan peningkatan produksi pada periode (Gambar 3.3) dengan rata-rata pertumbuhan produksi kopi mencapai 2,44%. Peningkatan produksi kopi tertinggi pada periode tersebut terjadi pada tahun 1998 sebesar 20,08%, produksi kopi menjadi ton dibandingkan produksi kopi 10 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

33 *) 2016**) OUTLOOK KOPI 2016 pada tahun sebelumnya yang mencapai ton. Secara lengkap, perkembangan produksi kopi menurut status pengusahaan dapat dilihat pada Lampiran 3. (Ton) 800, , , , , , , ,000 - PR PBN PBS INDONESIA Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun Sama halnya dengan pola luas areal kopi, produksi kopi menurut jenis kopi yang diusahakan didominasi oleh kopi dari jenis robusta. Terlihat pada Gambar 3.4, produksi kopi robusta lebih tinggi setiap tahunnya dibandingkan kopi arabika. Secara rata-rata pada tahun , kontribusi kopi robusta terhadap produksi kopi nasional mencapai 82,49% setiap tahunnya. Namun demikian, jika diperhatikan Gambar 3.4, maka produksi kopi robusta di Indonesia periode memiliki kecenderungan menurun. Adapun untuk kopi arabika menunjukkan adanya trend peningkatan produksi dalam periode yang sama. Hal ini sesuai dengan perkembangan luas areal kopi berdasarkan jenis kopi yang diusahakan. Secara lengkap, produksi kopi Indonesia berdasarkan jenis kopi yang diusahakan dapat dilihat pada Lampiran 4. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 11

34 2016 OUTLOOK KOPI (Ton) 700, , , , , , ,000 - Robusta Arabika Gambar 3.4. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Jenis Kopi yang Diusahakan, Tahun Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Produktivitas kopi di Indonesia terlihat berfluktuasi pada periode , namun selanjutnya cenderung mengalami stagnasi (Gambar 3.5). Fluktuasi sangat kelihatan terutama pada perkebunan besar swasta dan perkebunan besar negara. Meskipun demikian, pertumbuhan produktivitas kopi di Indonesia pada periode tidak mengalami perubahan signifikan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya luas tanaman menghasilkan yang berakibat pada peningkatan produksi kopi. Pada tahun 2003, produktivitas kopi di Indonesia mencapai 725 kg/ha dan menurun 0,41% di tahun 2016 menjadi 722 kg/ha. Data perkembangan produktivitas kopi di Indonesia pada tahun disajikan secara lengkap pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

35 OUTLOOK KOPI 2016 (Kg/Ha) 1,100 1, **) 2015*) PR PBN PBS INDONESIA Gambar 3.5. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun Sentra Produksi Kopi di Indonesia Berdasarkan data rata-rata selama 5 tahun ( ), produksi kopi perkebunan rakyat tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 21,20% atau rata-rata produksi sebesar ton (Gambar 3.6). Kedua Provinsi Lampung dengan kontribusi 18,35% atau secara rata-rata mampu menghasilkan ton kopi setiap tahunnya. Data provinsi sentra produksi kopi rakyat tahun dapat dilihat pada Lampiran 6. Lampung; 18,35% Sumatera Utara; 9,23% Bengkulu; 8,78% Aceh; 7,86% Sumatera Selatan; 21,20% Jawa Timur; 5,13% Prov. Lainnya; 29% Gambar 3.6. Provinsi Sentra Produksi Kopi Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 13

36 2016 OUTLOOK KOPI Berdasarkan jenis kopi yang dibudidayakan, maka sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat di Indonesia pada periode tahun dapat dilihat pada Gambar 3.7 dan Lampiran 7. Sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat di Indonesia secara rata-rata tahun terpusat di 5 provinsi dengan kontribusi sebesar 74,13% terhadap produksi kopi robusta Indonesia. Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi sentra dengan kontribusi tertinggi yaitu sebesar 28,40%, dengan kata lain setiap tahun Provinsi Sumatera Selatan ratarata menghasilkan kopi robusta sebesar ton. Provinsi Lampung di urutan kedua dengan kontribusi sebesar 23,55% atau rata-rata produksi per tahun sebesar ton. Produksi kedua provinsi ini secara total menyumbang 51,95% dari produsi kopi robusta di Indonesia. Provinsi penghasil kopi robusta terbesar lainnya adalah Bengkulu berkontribusi sebesar 11,26% dengan rata-rata produksi mencapai ton setiap tahun, Jawa Timur berkontribusi sebesar 7,38% dengan rata-rata produksi ton per tahun, dan Sumatera Barat berkontribusi sebesar 3,54% dengan rata-rata produksi ton per tahun. Gambar 3.7. Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

37 OUTLOOK KOPI 2016 Sebagai provinsi sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat tertinggi di Indonesia, produksi kopi robusta Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014 mencapai ton dan tersebar di 5 kabupaten. Kelima kabupaten tersebut adalah Kabupaten OKU Selatan berkontribusi sebesar 24,76% ( ton), Kabupaten Empat Lawang 19,42% ( ton), Kabupaten Muara Enim 18,59% ( ton), Kabupaten Lahat 15,33% ( ton), dan Kabupaten OKU 11,82% ( ton). Kelima kabupaten ini menyumbang 89,91% produksi kopi robusta di Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 3.8 dan Lampiran 8). Kab. Lahat; 15.33% Kab. OKU ; 11.82% Lainnya; 10.09% Kab. Muara Enim; 18.59% Kab. OKU Selatan; 24.76% Kab. Empat Lawang; 19.42% Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2014 Provinsi Lampung sebagai sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat terbesar kedua, produksi pada tahun 2014 sebesar ton. Produksi kopi robusta di Provinsi Lampung terkonsentrasi di 5 kabupaten dengan total kontribusi mencapai 92%. Kelimanya meliputi Kabupaten Lampung Barat dengan produksi mencapai ton atau 46,50% dari total produksi kopi robusta di Provinsi Lampung. Selanjutnya Kabupaten Tanggamus berkontribusi 19,06% ( ton), Kabupaten Lampung Utara berkontribusi 12,38% ( ton), Kabupaten Way Kanan berkontribusi 9,93% (9.126 ton), dan Kabupaten Pringsewu berkontribusi 4,13% atau produksi sebesar ton (Gambar 3.9 dan Lampiran 9). Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 15

38 2016 OUTLOOK KOPI Kab. Lampung Utara; 12.38% Kab. Way Kanan; 9.93% Kab. Pringsewu; 4.13% Lainnya; 8.00% Kab. Tanggamus; 19.06% Kab. Lampung Barat; 46.50% Gambar 3.9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Lampung, Tahun 2014 Sebagai penghasil kopi robusta perkebunan rakyat terbesar ketiga di Indonesia sejak tahun 2012 hingga 2016, produksi kopi robusta di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 tercatat sebesar ton. Sebagian besar dihasilkan dari Kabupaten Kepahiyang dan Kabupaten Rejang Lebong dengan kontribusi produksi kopi robusta dari keduanya mencapai 57,91% dari total produksi kopi robusta di Provinsi Bengkulu (Gambar 3.10). Produksi kopi robusta perkebunan rakyat dari Kabupaten Kepahiyang pada tahun 2014 mencapai ton atau 33,45% dari total produksi kopi robusta perkebunan rakyat di Provinsi Bengkulu. Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2014 tercatat sebagai kabupaten dengan produksi kopi robusta terbesar kedua di Provinsi Bengkulu dengan produksi mencapai ton atau 24,46% dari total produksi kopi robusta Provinsi Bengkulu. Tiga kabupaten penghasil kopi robusta terbesar lainnya yaitu Kabupaten Kaur, Kabupaten Lebong dan Kabupaten Seluma menyumbang tidak lebih dari 10%, masing-masing sebesar 9,84% (5.390 ton), 9,13% (4.915 ton) dan 8,96% (4.908 ton). Lebih rinci dapat dilihat di Gambar 3.10 dan Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

39 OUTLOOK KOPI 2016 Kab. Lebong; 9.13% Kab. Seluma; 8.96% Lainnya; 14.16% Kab. Kaur; 9.84% Kab. Kepahiyang; 33.45% Kab. Rejang Lebong; 24.46% Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Bengkulu, Tahun 2014 Produksi kopi robusta dengan wujud produksi kopi berasan dari perkebunan rakyat di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 sebagian besar berasal dari Kabupaten Malang, berkontribusi mencapai 30,60% atau produksi kopi sebesar ton (Gambar 3.11 dan Lampiran 11). Sentra produksi lainnya di Provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Banyuwangi dengan kontribusi sebesar 13,58% atau ton, Kabupaten Bondowoso berkontribusi 10,88% (2.985 ton), Kabupaten Lumajang sebesar 9,50% (2.605%), dan Kabupaten Jember sebesar 9,23% (2.532 ton). Secara lengkap data kabupaten sentra produksi kopi robusta di Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada Lampiran 11. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 17

40 2016 OUTLOOK KOPI Kab. Jember; 9.23% Lainnya; 26.21% Kab. Lumajang; 9.50% Kab. Malang; 30.60% Kab. Bondowoso; 10.88% Kab. Banyuwangi; 13.58% Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Timur, Tahun 2014 Sentra kopi robusta di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2014 terkonsentrasi di 5 kabupaten (Gambar 3.12). Dengan wujud produksi kopi berasan, kabupaten produsen kopi robusta terbesar di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2014 adalah Kab. Solok. Kontribusi kabupaten ini terhadap produksi kopi Provinsi Sumatera Barat mencapai 37,33% dengan produksi sebesar ton. Kabupaten sentra lainnya berturut-turut adalah Kabupaten Solok Selatan berkontribusi sebesar 16,99% atau produksi ton, Kabupaten Agam berkontribusi 11,08% (1.991 ton), Kabupaten Pasaman Barat berkontribusi 11,03% (1.982 ton), dan Kabupaten Tanah Datar berkontribusi 9,07% (1.630 ton). Data lengkap sentra produksi kopi robusta pada tahun 2014 di Provinsi Sumatera Barat disajikan pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

41 OUTLOOK KOPI 2016 Kab. Pasaman Barat; 11.03% Kab. Agam; 11.08% Kab. Tanah Datar; 9.07% Lainnya; 14.49% Kab. Solok Selatan; 16.99% Kab. Solok; 37.33% Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2014 Untuk kopi arabika, pada tahun , Provinsi Sumatera Utara tercatat sebagai produsen kopi arabika terbesar di Indonesia (Gambar 3.13). Dengan rata-rata produksi kopi arabika sebesar ton setiap tahunnya, Provinsi Sumatera Utara berkontribusi 29,99% dari produksi kopi arabika nasional. Provinsi penghasil kopi arabika terbesar lainnya adalah Provinsi Aceh dengan rata-rata produksi sebesar ton per tahun dan Provinsi Sulawesi Selatan dengan rata-rata produksi sebesar ton per tahun. Secara total, ketiga provinsi ini berkontribusi hingga 69,24% terhadap produksi kopi arabika di Indonesia yang mencapai ton setiap tahunnya. Secara lengkap data produksi kopi arabika di 5 provinsi produsen terbesar di Indonesia pada tahun disajikan pada Lampiran 13. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 19

42 2016 OUTLOOK KOPI Aceh; 26.96% Sumatera Utara; 29.99% Sulawesi Selatan; 12.29% Prov. Lainnya; 17.30% Nusa Tenggara Timur; 4.19% Sumatera Barat; 9.27% Gambar Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Tahun Pada tahun 2014, Kabupaten Tapanuli Utara tercatat sebagai kabupaten penghasil kopi arabika terbesar di Provinsi Sumatera Utara (Gambar 3.14). Produksi kopi robusta dari kabupaten ini di tahun 2014 mencapai ton dan menyumbang 20,61% dari total produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara. Selain Kabupaten Tapanuli Utara, kabupaten sentra penghasil kopi arabika pada tahun 2014 di Provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, dan Kabupaten Hunbang Hasundutan, dengan produksi masing-masing adalah ton, ton, ton, dan ton. Produksi kopi arabika dari kelima kabupaten ini menyumbang 83,38% produksi kopi arabika Provinsi Sumatera Utara di tahun Secara lengkap data produksi kopi arabika tahun 2014 di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

43 OUTLOOK KOPI 2016 Kab. Hunbang Hasundutan; 12.03% Lainnya; 16.62% Kab. Karo; 13.96% Kab. Simalungun; 17.27% Kab. Dairi; 19.52% Kab. Tapanuli Utara; 20.61% Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2014 Provinsi Aceh sebagai penghasil kopi arabika terbesar kedua di ndonesia, sentra produksi kopi arabika tahun 2014 terdapat di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues (Gambar 3.15). Pada tahun 2014, produksi kopi arabika di Kabupaten Aceh Tengah mencapai ton atau berkontribusi 60,44% terhadap total produksi kopi arabika di Provinsi Aceh. Sedangkan produksi kopi arabika dari Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues, masing-masing sebesar ton dan ton. Secara lengkap data produksi kopi arabika di Provinsi Aceh tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 15. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 21

44 2016 OUTLOOK KOPI Kab. Bener Meriah; 37.16% Kab. Gayo Lues; 2.39% Kab. Aceh Tengah; 60.44% Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2014 Selama tahun , perkebunan rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan rata-rata memproduksi 12,29% kopi arabika Indonesia atau setara dengan ton per tahun. Untuk tahun 2014 saja, kopi arabika hasil produksi perkebunan rakyat di provinsi ini mencapai ton. Produksi ini tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, namun lima kebupaten dengan produksi kopi arabika terbesar adalah Kabupaten Enrekang, Tana Toraja, Gowa, Toraja Utara, dan Luwu dengan total kontribusi terhadap produksi kopi arabika Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 83,18% (Gambar 3.16). Kabupaten Enrekang pada tahun 2014 memproduksi ton kopi berasan arabika atau 40,52% produksi kopi arabika Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten penghasil kopi arabika terbesar lainnya adalah Kabupaten Tana Toraja dengan produksi ton (atau 13,67% dari produksi kopi rabika Provinsi Sulawesi Selatan), Kabupaten Gowa dengan produksi ton (11,92%), Kabupaten Toraja Utara sebesar ton (10,58%), dan Kabupaten Luwu dengan produksi sebesar ton (6,50%). Data produksi kopi arabika di 5 kabupaten sentra Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

45 OUTLOOK KOPI 2016 Kab. Toraja Utara; 10.58% Kab. Luwu; 6.50% Lainnya; 16.82% Kab. Gowa; 11.92% Kab. Tana Toraja; 13.67% Kab. Enrekang; 40.52% Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan,Tahun 2014 Sentra produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 3.17 dengan data di Lampiran 17. Kabupaten dengan produksi kopi terbesar adalah Kabupaten Solok Selatan sebesar ton kopi berasan atau 28,89% dari total produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat. Diikuti oleh Kabupaten Pasaman dengan produksi sebesar ton (15,45%), Kabupaten Pesisir Selatan sebesar ton (12,80%), Kabupaten Solok sebesar ton (11,43%), dan Kabupaten Lima Puluh Koto sebesar ton (9,36%). Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat,Tahun 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 23

46 2016 OUTLOOK KOPI Perkebunan rakyat di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2014 memproduksi kopi arabika sebesar ton. Seperti terlihat pada Gambar 3.18 dan Lampiran 18, produksi kopi arabika hanya berasal dari 5 (lima) kabupaten yaitu Kabupaten Ngada dengan produksi mencapai ton kopi berasan (atau 51,35% dari total produksi kopi arabika di provinsi NTT), Kabupaten Ende dengan produksi sebesar ton (25,50%), Kabupaten Manggarai Timur dengan produksi ton (17,68%), Kabupaten Manggarai dengan produksi 614 ton (8,53%), dan Kabupaten Nagekeo dengan produksi hanya 128 ton (1,80%). Gambar Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Nusa Tenggara Timur,Tahun PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA Perkembangan harga kopi pada beberapa pasar dalam negeri di Indonesia berdasarkan data BPS tahun disajikan pada Lampiran 19 dengan grafik seperti pada Gambar Secara umum, harga kopi di Indonesia cenderung meningkat, dengan rata-rata peningkatan sebesar 4,98% per tahun. Dua tahun terakhir harga kopi per kilogramnya terus meningkat, meningkat sebesar 10,24% di tahun 2014 (harga tahun 2013 sebesar Rp ,- menjadi Rp ,- di tahun 2014), dan meningkat 9,28% di tahun 2015 menjadi Rp ,- (Gambar 3.19 dan Lampiran 19). 24 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

47 OUTLOOK KOPI 2016 Gambar Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) oleh BPS, permintaan kopi untuk konsumsi rumah tangga pada umumnya berupa kopi bubuk/kopi biji. Selama tahun , konsumsi kopi per kapita cenderung mengalami penurunan 1,66 per tahun (Gambar 3.20). Pada tahun 2002, konsumsi kopi per kapita per tahun sebesar 1,298 kg/kapita/tahun dan menurun 31,00% atau menjadi 0,896 kg/kapita/tahun pada tahun Selama periode tersebut, penurunan konsumsi kopi tertinggi terjadi di tahun 2015 sebesar 34,67%, dari 1,347 kg/kapita/tahun di tahun 2014 menjadi 0,896 kg/kapita/tahun di tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 25

48 2016 OUTLOOK KOPI Gambar Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Perkembangan volume ekspor kopi Indonesia pada tahun fluktuatif namun cenderung meningkat dengan pertumbuhan ratarata sebesar 4,39% per tahun (Gambar 3.21). Jika pada tahun 1980 volume ekspor kopi Indonesia sebesar ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 656 juta, maka tahun 2015 volume ekspor meningkat menjadi ton atau senilai US$ juta. Gambar Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia, Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

49 OUTLOOK KOPI Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia Gambar 3.22 menyajikan keragaan perkembangan volume impor kopi Indonesia tahun Dari Gambar 3.22 terlihat bahwa impor kopi Indonesia cenderung meningkat per tahunnya. Pada periode , impor kopi Indonesia meningkat rata-rata 162,40% per tahun atau ton per tahun. Impor kopi Indonesia pada tahun 1980 hanya sebesar 46 ton dan meningkat menjadi sebesar ton pada tahun Adapun volume impor kopi tertinggi Indonesia terjadi tahun 2012 mencapai ton atau senilai US$ ribu. Data volume dan nilai impor kopi Indonesia disajikan pada Lampiran 21. Gambar Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia, Tahun Neraca Perdagangan Kopi Indonesia Perbedaan volume ekspor dan impor yang besar menjadikan Indonesia selalu mengalami surplus pada neraca perdagangan, yang berarti dapat menyumbang devisa negara. Neraca perdagangan kopi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 27

50 2016 OUTLOOK KOPI Indonesia dari tahun mengalami peningkatan, rata-rata per tahun meningkat sebesar 7,85% (Gambar 3.23). Surplus kopi terbesar terjadi pada tahun 2013 sebesar US$ 1.135,2 juta, sedangkan surplus terendah terjadi pada tahun 2001 sebesar US$ 183,41 juta. Perkembangan volume, nilai dan neraca perdagangan kopi Indonesia tahun secara rinci disajikan pada Lampiran 21. Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi Indonesia, Tahun Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2015 Negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan bentuk total segar dan olahan dengan volume ekspor terbesar pada tahun 2015 adalah USA sebesar ton (13,05%). Negara tujuan ekspor berikutnya yang berkontribusi cukup signifikan adalah Jerman sebesar ton (9,49%), Itali ton (8,58%), Jepang ton (8,21%), Malaysia ton (7,85%), Thailand ton (5,84%), dan Rusia ton (5,37%). Rincian negara tujuan ekspor kopi Indonesia disajikan secara rinci pada Gambar 3.24 dan Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

51 OUTLOOK KOPI 2016 Gambar Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun NEGARA ASAL IMPOR KOPI INDONESIA Kopi impor dari Vietnam dalam bentuk segar dan olahan pada tahun 2015 mendominasi pasar kopi Impor di Indonesia sebesar 62,83% atau volume impor mencapai ton. Negara lain yang berkontribusi di atas 1% adalah Brazil sebesar 7,99% (965 ton), Malaysia 1,56% (188 ton), dan United States 1,34% (162 ton). Negara asal impor kopi Indonesia disajikan secara rinci pada Gambar 3.25 dan Lampiran 23. Gambar Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 29

52 2016 OUTLOOK KOPI 3.5. RATA-RATA NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN DARI USAHA KOPI TAHUN 2014 Hasil survei rumah tangga usaha perkebunan untuk komoditas kopi pada Tahun 2014 menunjukkan bahwa nilai produksi per 100 pohon kopi sebesar Rp dengan rata-rata pengeluaran Rp , dengan kata lain persentase pengeluaran terhadap produksi sebesar 68,90%. Pengeluaran untuk usaha kopi terdiri dari pengeluaran untuk bibit, tanaman pelindung, pupuk, stimulan, pestisida, pekerja, dan pengeluaran lain. Pengeluaran untuk pekerja merupakan biaya terbesar dalam mengusahakan tanaman kopi dibandingkan biaya lain, yaitu sebesar 45,76% atau Rp dari total pengeluaran sebesar Rp Rata-rata nilai produksi dan pengeluaran per 100 pohon dari usaha perkebunan tanaman kopi Tahun 2014 disajikan secara rinci pada Gambar 3.26, Gambar 3.27 dan Lampiran 24. Gambar Persentase Biaya Terhadap Produksi Kopi per 100 Pohon Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

53 OUTLOOK KOPI 2016 Gambar Persentase Biaya Terhadap Jumlah Pengeluaran Kopi per 100 Pohon Tahun 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 31

54 2016 OUTLOOK KOPI 32 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

55 OUTLOOK KOPI 2016 BAB IV. KERAGAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI ASEAN DAN DUNIA Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Negara-negara ASEAN Berdasarkan data yang bersumber dari FAO, secara umum perkembangan luas tanaman menghasilkan (harvested area) kopi di antara negara-negara anggota ASEAN (Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) selama periode tahun cenderung meningkat (Gambar 4.1). Tahun 1980 total luas tanaman menghasilkan kopi di negara-negara anggota ASEAN hanya sebesar ha dan meningkat menjadi ha di tahun 2013 atau meningkat sebesar 218,59% dibandingkan dengan tahun Secara rata-rata laju pertumbuhan luas tanaman menghasilkan kopi di kawasan ASEAN adalah 3,96% per tahun. Data luas tanaman menghasilkan kopi di antara negara-negara anggota ASEAN dapat dilihat pada Lampiran 25a. (Ha) Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 33

56 2016 OUTLOOK KOPI Jika dilihat dari data rata-rata luas tanaman menghasilkan kopi tahun yang bersumber dari FAO, diantara negara-negara anggota ASEAN, Indonesia tercatat sebagai negara dengan luas tanaman menghasilkan kopi terbesar di kawasan ASEAN dengan rata-rata luas sebesar ha atau berkontribusi sebesar 44,39% dari rata-rata total luas tanaman menghasilkan kopi di ASEAN (Gambar 4.2). Posisi Indonesia ini lebih baik dibandingkan dengan Vietnam yang dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kopi dunia. Vietnam secara rata-rata dari tahun hanya memiliki luas tanaman menghasilkan kopi sebesar ha atau lebih rendah 40,37% dibandingkan luas tanaman menghasilkan kopi Indonesia. Luas tanaman menghasilkan kopi Vietnam berkontribusi sebesar 26,47% terhadap total luas tanaman menghasilkan kopi di ASEAN. Negara-negara dengan luasan tanaman menghasilkan kopi terbesar selanjutnya adalah Filipina, Laos, dan Thailand dengan kontribusi masing-masing negara hanya 5,84%, 2,65% dan 2,60%. Secara rinci, data negara-negara anggota ASEAN dengan luas tanaman menghasilkan kopi terbesar dapat dilihat pada Lampiran 26. Gambar 4.2. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

57 OUTLOOK KOPI Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN Perkembangan produksi kopi (wujud produksi biji kopi mentah) negara-negara di kawasan ASEAN sepanjang tahun menunjukkan pola yang hampir sama dengan perkembangan luas tanaman menghasilkan. Selama periode ini telah terjadi peningkatan produksi kopi diantara negara-negara anggota ASEAN dengan rata-rata peningkatan sebesar 6,16% per tahun (Gambar 4.3 dan Lampiran 25b.). Jika pada tahun 1980 produksi kopi di kawasan ASEAN hanya sebesar ton, maka pada tahun 2015 tercatat meningkat menjadi sebesar ton. Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun Diantara negara-negara ASEAN, Vietnam menempati urutan pertama sebagai negara dengan produksi kopi terbesar di kawasan ASEAN dengan rata-rata produksi sebesar ton atau berkontribusi sebesar 68,26% terhadap total produksi kopi di kawasan ASEAN (Gambar 4.4). Indonesia secara rata-rata memproduksi sebesar ton kopi pada tahun Kontribusi produksi kopi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 35

58 2016 OUTLOOK KOPI Indonesia di kawasan ASEAN hanya mencapai 23,42%. Negara penghasil kopi terbesar di ASEAN selanjutnya adalah Malaysia dengan rata-rata produksi kopi sebesar ton dan berkontribusi sebesar 3,88%. Selanjutnya diikuti oleh Thailand, Laos, dan Filipina dengan produksi masing-masing mencapai ton, ton, dan ton atau berkontribusi sebesar 2,14%, 1,16%, dan 1,13% dari total produksi kopi di kawasan ASEAN. Rata-rata produksi kopi di kawasan ini pada periode mencapai ton. Secara rinci, data produksi kopi dari negara-negara di kawasan ASEAN dapat dilihat pada Lampiran 27. Gambar 4.4. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun Perkembangan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN Jika ditinjau dari sisi produktivitasnya, tingkat produktivitas kopi di kawasan ASEAN periode tahun , memiliki pola yang berfluktuasi setiap tahunnya (Gambar 4.5) namun cenderung meningkat. Pada periode tersebut, laju pertumbuhan produktivitas kopi hanya sebesar 2,21% per tahun (Lampiran 25a) dengan produktivitas tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar kg/ha. 36 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

59 OUTLOOK KOPI 2016 Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun Produktivitas tanaman kopi tertinggi di kawasan ASEAN berdasarkan rata-rata tahun disajikan pada Gambar 4.6 dan Lampiran 28. Terlihat dari Gambar 4.6, produktivitas kopi tertinggi di kawasan ini terdapat di negara Vietnam dengan produktivitas mencapai kg/ha. Indonesia sendiri pada periode yang sama tercatat sebagai negara dengan produktivitas terendah kedua setelah negara Myanmar. Produktivitas kopi Indonesia hanya sebesar 740 kg/ha. Gambar 4.6. Produktivitas Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 37

60 2016 OUTLOOK KOPI Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia Perkembangan luas tanaman menghasilkan kopi dunia pada periode tahun mengalami fluktuasi setiap tahunnya dan terlihat tidak terdapat tren peningkatan yang signifikan (Gambar 4.7). Rata-rata laju pertumbuhan luas tanaman menghasilkan kopi dunia sejak tahun hanya sebesar 0,05% pertahun. Berdasarkan data dari FAO, total luas tanaman menghasilkan kopi dunia pada tahun 2013 mencapai angka ha. Luasan ini tidak banyak berubah dari sejak tahun 1999 dengan luas tanaman menghasilkan kopi mencapai (Lampiran 29). Gambar 4.7. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun Luas tanaman menghasilkan kopi dunia berdasarkan data FAO selama periode , rata-rata terpusat di negara Brazil dengan kontribusi sebesar 21,34% dari luas tanaman menghasilkan kopi dunia atau mencapai ha (Gambar 4.8). Luas tanaman menghasilkan kopi dunia secara rata-rata tahun mencapai ha. Indonesia tercatat sebagai negara dengan luas tanaman menghasilkan kopi terbesar selanjutnya dengan luasan mencapai ha atau sekitar setengah dari luas tanaman menghasilkan kopi Brazil. Vietnam, negara anggota ASEAN lainnya, tercatat sebagai sentra luas tanaman menghasilkan kopi terbesar kelima di dunia dengan rata-rata luas 38 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

61 OUTLOOK KOPI 2016 tanaman menghasilkan mencapai ha pada periode yang sama. Secara kumulatif, kelima negara dalam daftar negara-negara dengan luas tanaman menghasilkan kopi terbesar dunia mencakup 50,61% luas tanaman menghasilkan kopi dunia. Data luas tanaman menghasilkan kopi dari negara-negara sentra penanaman kopi dunia dapat dilihat pada Lampiran 30. Gambar 4.8. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Rata-rata Tahun Perkembangan Produksi Kopi Dunia Perkembangan produksi kopi dunia (wujud produksi biji kopi mentah) dari tahun 1980 hingga 2015 terlihat berfluktuasi namun terus mengalami peningkatan pada setiap tahunnya (Gambar 4.9). Pada tahun 1980, produksi kopi di dunia mencapai ton dan meningkat di tahun 2015 menjadi ton. Rata-rata pertumbuhan produksi selama periode tersebut adalah sebesar 2,09%. Menurut data dari USDA, produksi kopi dunia tertinggi pada tahun 2013 yang mencapai ton (Lampiran 25.b). Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 39

62 2016 OUTLOOK KOPI Gambar 4.9. Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun Produksi kopi dunia sebagian besar dihasilkan oleh negara Brazil dengan rata-rata produksi selama periode mencapai ton atau berkontribusi sebesar 35,51% terhadap rata-rata produksi kopi dunia di periode yang sama (Gambar 4.10). Negara-negara penghasil kopi terbesar selanjutnya adalah Vietnam dengan kontribusi 18,44% atau rata-rata menghasilkan ton, disusul oleh Kolombia dengan rata-rata produksi sebesar ton (7,47%), Indonesia dengan rata-rata produksi mencapai ton (6,33%), dan Ethiopia dengan rata-rata produksi ton (4,24%). Data negaranegara penghasil kopi terbesar dunia dapat dilihat pada Lampiran 31. Gambar Sentra Produksi Kopi Dunia, Rata-rata Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

63 OUTLOOK KOPI Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia Laju pertumbuhan produktivitas kopi dunia dari tahun 1980 hingga 2013 terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,99% (Gambar 4.11). Menurut data dari FAO, produktivitas tertinggi kopi dunia tercapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 912 kg/ha. Sementara pada tahun 2013, produktivitas kopi dunia mencapai 880 kg/ha atau lebih rendah 3,52% dibandingkan tahun Data perkembangan produktivitas kopi dunia periode dapat dilihat pada Lampiran 29. Gambar Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI ASEAN DAN DUNIA Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN Berdasarkan data USDA, volume ekspor dan impor kopi dari negara-negara anggota ASEAN pada periode tahun terlihat sangat berbeda dari tahun ke tahun (Gambar 4.12). Volume ekspor kopi dari kawasan ini terlihat selalu lebih tinggi dibandingkan dengan volume impor kopi ke negara-negara kawasan ini. Sejak tahun 1980 hingga 2003 volume impor kopi ke negara-negara anggota ASEAN sangat rendah jika dibandingkan volume ekspornya. Namun demikian volume impor ke Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 41

64 2016 OUTLOOK KOPI negara-negara ini meningkat setelah tahun 2003 meskipun tetap jauh dibawah volume ekspornya. Hal ini cukup beralasan mengingat dua negara sentra produksi kopi dunia adalah anggota ASEAN yaitu Vietnam dan Indonesia. Secara rata-rata pertumbuhan volume ekspor kopi dari negara-negara ASEAN pada tahun mencapai 7,37% per tahunnya. Laju pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan volume impor kopi pada periode yang sama. Rata-rata pertumbuhan volume impor kopi ke negara-negara ASEAN pada tahun mencapai 17,57% per tahunnya. Data volume ekspor dan volume impor kopi dari dan ke negara-negara anggota ASEAN dapat dilihat pada Lampiran 32a. Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun Jika dilihat berdasarkan rata-rata volume ekspor kopi diantara negara-negara anggota ASEAN, pada tahun terdapat hanya dua negara yang mampu melakukan ekspor kopi dengan kontribusi di atas 20% terhadap volume ekspor kopi kawasan ASEAN. Kedua negara tersebut adalah Vietnam dan Indonesia (Gambar 4.13). Pada tahun 42 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

65 OUTLOOK KOPI , menurut USDA, Vietnam telah mengekspor kopi per tahun rata-rata mencapai ton atau 69,43% terhadap volume ekspor kopi dari kawasan ASEAN. Di tahun yang sama, Indonesia tercatat mampu mengekspor rata-rata sebesar ton per tahun atau 21,26% dari volume ekspor kopi negara-negara anggota ASEAN. Kedua negara tersebut secara rata-rata pada periode tahun berkontribusi 90,69% dari total volume ekspor kopi di kawasan ini. Secara lengkap data negara-negara eksportir kopi terbesar di kawasan ASEAN disajikan pada Lampiran 33. Gambar Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun Adapun untuk negara importir kopi terbesar di kawasan ASEAN pada periode tahun dapat dilihat pada Gambar 4.14 dan Lampiran 34. Berdasarkan data USDA, selama periode , Filipina tercatat sebagai negara terbesar dalam melakukan impor kopi dibandingkan negara-negara lain dikawasan ini. Filipina pada tahun 2015 melakukan impor kopi hingga mencapai ton. Secara rata-rata, selama tahun 2011 sampai 2015 Filipina telah melakukan impor kopi sebesar ton atau 43.43% dari total impor kopi di ASEAN. Negara ASEAN lain yang melakukan impor kopi dengan kontribusi di atas 10% pada periode yang sama adalah Malaysia dengan jumlah impor kopi rata- Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 43

66 2016 OUTLOOK KOPI rata mencapai ton (16,57%), Thailand rata-rata mengimpor sebesar ton (15,92%), Indonesia meski tercatat sebagai salah satu eksportir kopi terbesar di kawasan ini, namun disisi lain juga tercatat sebagai negara importir kopi terbesar keempat di ASEAN. Rata-rata volume impor kopi Indonesia mencapai ton (14,86%). Vietnam dan Singapore juga melakukan impor kopi, namun tidak sampai 10%, yakni rata-rata sebesar ton (7,71%) dan ton (1,51%). Secara lengkap negara-negara importir kopi di ASEAN disajikan pada Lampiran 34. Gambar Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN Gambar 4.15 menunjukkan perkembangan nilai ekspor dan impor kopi di kawasan ASEAN pada periode Sejalan dengan keragaan volume ekspor dan impor kopi dikawasan ASEAN sebelumnya, terlihat bahwa nilai ekspor kopi dikawasan ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impornya. Surplus neraca perdagangan kopi tertinggi dari negara-negara anggota ASEAN terjadi pada tahun 2012 mencapai US$ 4.521,5 juta. Data nilai ekspor dan impor kopi negara-negara anggota ASEAN disajikan secara lengkap pada Lampiran 32b. 44 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

67 OUTLOOK KOPI 2016 Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia Perkembangan volume ekspor kopi dunia sepanjang tahun terlihat tidak terlalu berfluktuasi dari tahun ke tahun, sedangkan tren volume impor terlihat mengalami lonjakan cukup tajam meskipun kemudian peningkatannya melandai (Gambar 4.16). Dari Gambar 4.16 terlihat volume ekspor dan impor kopi dunia memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Kecenderungan peningkatan volume ekspor dan impor kopi dunia ini menunjukkan bahwa kopi merupakan komoditi yang relatif aktif diperdagangkan oleh dunia. Lebih jauh, Lampiran 35a menyajikan data perkembangan volume ekspor dan impor kopi dunia. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 45

68 2016 OUTLOOK KOPI Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun Jika dilihat volume ekspor kopi per negara di dunia, secara ratarata pada periode tahun , Brazil tercatat sebagai negara eksportir kopi terbesar di dunia dengan rata-rata volume ekspor mencapai 1,97 juta ton per tahun atau berkontribusi sebear 27,27% terhadap total volume ekspor kopi dunia (Gambar 4.17). Negara lainnya yang tercatat sebagai negara eksportir terbesar kopi di dunia adalah Vietnam dengan rata-rata volume ekspor mencapai 1,54 juta ton per tahun atau 21,25% dari total volume ekspor kopi dunia. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara eksportir terbesar keempat di dunia dengan rata-rata volume ekspor kopi pada periode tahun mencapai 471,24 ribu ton per tahun atau 6,51% dari total volume ekspor kopi dunia. Secara lengkap, negara-negara dengan volume ekspor terbesar di dunia disajikan pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

69 OUTLOOK KOPI 2016 Gambar Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun Adapun negara-negara dengan volume impor kopi terbesar di dunia pada tahun disajikan pada Gambar Dari Gambar 4.18 terlihat bahwa Amerika Serikat adalah negara importir kopi terbesar di dunia dengan rata-rata volume impor kopi sebesar 1,45 juta ton per tahun atau 20,91% dari total volume impor kopi dunia sebesar 6,94 juta ton. Negara lainnya adalah Jepang dengan rata-rata volume impor kopi sebesar 467,34 ribu ton per tahun atau 6,73% dari total volume impor kopi dunia. Indonesia sendiri dalam daftar negara-negara dengan volume impor kopi terbesar dunia menempati posisi 14 dengan volume impor kopi mencapai 71,28 ribu ton kopi per tahun atau hanya berkontribusi sebesar 1,03% dari total volume impor kopi dunia. Secara lengkap negara-negara dengan volume impor kopi terbesar di dunia disajikan pada Lampiran 37. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 47

70 2016 OUTLOOK KOPI Gambar Negara-negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia Berbeda dengan keragaan nilai ekspor dan impor kopi dari negaranegara anggota ASEAN, nilai impor kopi dunia umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ekspor kopi dunia. Hal ini terlihat pada Gambar 4.19 yang menunjukkan perkembangan nilai ekspor dan impor kopi dunia pada periode Terlihat dari gambar tersebut bahwa dunia dalam periode tahun secara umum mencatatkan defisit perdagangan kopi hampir di setiap tahunnya. Nilai impor kopi tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan nilai perdagangan mencapai US$ 28,31 miliar. Data nilai ekspor dan impor kopi dunia disajikan secara lengkap pada Lampiran 35b. 48 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

71 OUTLOOK KOPI 2016 Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN Ketersediaan kopi di antara negara-negara anggota ASEAN diperoleh dari produksi dikurangi ekspor dan ditambah impor kopi ASEAN. Perkembangan ketersediaan kopi di antara negara-negara anggota ASEAN tahun disajikan dalam Gambar 4.20 dan Lampiran 38. Dari Gambar 4.20 terlihat bahwa diantara negara-negara ASEAN ketersediaan kopi cenderung meningkat meskipun di tahun-tahun tertentu terjadi penurunan ketersediaan. Jika dilihat kembali volume ekspor, volume impor dan produksi kopi di antara negara-negara ASEAN terlihat bahwa sumber utama penurunan ini adalah adanya peningkatan volume ekspor kopi dari negara-negara ASEAN. Sebagai contoh pada tahun 2014 terjadi penurunan ketersediaan kopi sebesar 12,98% atau ton dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dilihat dari volume ekspor kopi ASEAN pada tahun tersebut, terlihat bahwa volume ekspor kopi dari ASEAN pada tahun tersebut meningkat 14,58% ( ton) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 49

72 2016 OUTLOOK KOPI dibandingkan pada tahun sebelumnya. Peningkatan volume ekspor tersebut justru diikuti penurunan produksi kopi sebesar 6,57% ( ton), dan peningkatan volume impor yang relatif kecil sebesar 18,15% ( ton) dari volume ekspor. Gambar Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN, Tahun Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia Sama halnya dengan ketersediaan kopi di ASEAN, ketersediaan kopi di dunia selama periode tahun cenderung mengalami kenaikan meskipun pada beberapa tahun ketersediaan kopi dunia mengalami penurunan (Gambar 4.21). Jika diperhatikan Gambar 4.21 dan Lampiran 39 yang menyajikan keragaan dan data ketersediaan kopi di dunia, terdapat kemiripan pola perkembangan ketersediaan kopi. Pada tahun 2014, ketersediaan kopi di dunia mengalami penurunan sebagaimana ketersediaan kopi di ASEAN. 50 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

73 OUTLOOK KOPI 2016 Gambar Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia, Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 51

74 2016 OUTLOOK KOPI 52 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

75 OUTLOOK KOPI 2016 BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI KOPI 5.1. PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN Proyeksi produksi kopi akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan produksi kopi total (dalam wujud kopi berasan) dengan metode analisis regresi linier berganda. Peubah yang digunakan adalah produksi itu sendiri, luas areal,dan harga domestik kopi. Adapun data yang digunakan pada proyeksi ini adalah data Angka Tetap produksi dan luas areal kopi tahun , dan data tahun adalah data Angka Sementara dan Angka Proyeksi bersumber dari Direktorat Jenderal Perkebunan. Data harga domestik diperoleh dari BPS. Hasil analisis data produksi kopi tahun mendapatkan model analisis yang selanjutnya digunakan sebagai proyeksi produksi kopi tahun , hasil proyeksi produksi kopi dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun Keterangan: *) Angka Estimasi **)Angka Proyeksi Pusdatin Dari Tabel 5.1 terlihat bahwa hingga tahun 2020 diperkirakan produksi kopi Indonesia akan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,25% per tahun. Jika dibandingkan dengan produksi kopi tahun 2016 (angka perkiraan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 53

76 2016 OUTLOOK KOPI Ditjen Perkebunan) yang mencapai ton, maka produksi kopi di tahun 2020 diperkirakan akan meningkat sebesar 9,21% atau menjadi ton PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN Proyeksi konsumsi kopi diperoleh dengan melakukan analisis deret waktu metode Exponential Growth Trend Analysis terhadap data konsumsi langsung rumah tangga. Data yang digunakan dalam proyeksi ini adalah data konsumsi kopi tahun yang bersumber dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS seperti terdapat dalam Buletin Konsumsi terbitan Pusdatin. Pemilihan analisis deret waktu Trend Analysis Exponential Growth dikarenakan analisis ini mampu memberikan nilai akurasi terbaik. Permintaan kopi tahun diperoleh dengan mengalikan proyeksi konsumsi langsung kopi rumah tangga dengan proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun Proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun diperoleh dari BPS. Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun Tahun Konsumsi (Kg/kap/thn) Jumlah Penduduk (000 orang) Konsumsi Nasional (Ton) Pertumbuhan (%) 2016**) 1, **) 1, , **) 1, , **) 1, , **) 1, ,60 Rata-rata Pertumbuhan Keterangan : - **) Angka Proyeksi Pusdatin - Konsumsi hasil proyeksi Pusdatin - Penduduk hasil proyeksi BPS 2,49 Hasil analisis deret waktu Exponential Growth Trend Analysis untuk konsumsi kopi tahun diperoleh nilai MAPE sebesar 8,66. Proyeksi konsumsi kopi tahun disajikan pada Tabel 5.2. Dari tabel tersebut terlihat bahwa konsumsi langsung rumah tangga untuk kopi diperkirakan akan 54 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

77 OUTLOOK KOPI 2016 meningkat di tahun 2016, namun selanjutnya mengalami penurunan hingga tahun Pada Tabel 5.2 juga disajikan proyeksi jumlah penduduk dengan data yang bersumber dari BPS. Dalam proyeksi ini, jumlah penduduk pada tahun diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya. Dengan demikian permintaan rumah tangga di Indonesia akan kopi akan meningkat setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KOPI DI INDONESIA TAHUN Dalam menerjemahkan hasil proyeksi konsumsi dalam outlook ini, perlu diingatkan kembali bahwa data konsumsi yang digunakan adalah data konsumsi kopi hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Dimana dari survei tersebut, data yang diperoleh hanyalah data konsumsi langsung rumah tangga di Indonesia sementara data permintaan dari sektor industri dan pariwisata belum termasuk dalam data ini. Untuk mengetahui permintaan dari sektor industri dan yang lainnya disarankan untuk menggunakan informasi persentase penggunaan kopi di setiap sektor terkait yang terdapat pada Tabel Input Output tahun 2005 untuk komoditas kopi. Tabel 5.3. Proyeksi Surplus Kopi di Indonesia, Tahun Tahun Produksi Proyeksi (Ton) Konsumsi Surplus (Ton) 2016*) **) **) **) **) Rata-rata Keterangan: *) Angka Estimasi **)Angka Proyeksi Pusdatin Tabel 5.3 menyajikan hasil proyeksi produksi dan permintaan serta kondisi surplus atau defisit pasokan kopi Indonesia. Dari hasil proyeksi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 55

78 2016 OUTLOOK KOPI produksi dan permintaan kopi di Indonesia pada tahun , diketahui bahwa pada periode tersebut Indonesia akan mengalami surplus kopi rata-rata sebesar ton per tahunnya. Pada tahun 2016 surplus kopi di Indonesia diperkirakan sebesar ton meningkat terus hingga tahun 2020 diproyeksikan surplus menjadi ton PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI ASEAN TAHUN Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas dan free trade agreement di antara negara-negara ASEAN, maka diperlukan gambaran mengenai ketersediaan suatu komoditas di masa akan datang. Proyeksi ketersediaan ini akan membantu pegiat ekspor komoditas bersangkutan di dalam negeri untuk ambil bagian dalam perdagangan domestik dan/atau global. Pada outlook ini disediakan proyeksi ketersediaan komoditas kopi di kawasan domestik (Asia Tenggara) dan dunia. Data yang digunakan dalam proyeksi ini adalah data yang bersumber dari USDA dimana negara-negara Asia Tenggara yang dimaksud dalam outlook ini adalah negara-negara anggota ASEAN seperti tercantum dalam Tabel 2.1 pada awal buku outlook ini. Untuk mengetahui proyeksi ketersediaan kopi di negara-negara ASEAN, dalam outlook ini digunakan analisis deret waktu dengan metode Quadratic Trend Analysis. Hasil proyeksi ketersediaan kopi di negara-negara ASEAN dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun Tahun Proyeksi Ketersediaan Pertumbuhan (Ton) (%) , , , ,03 Rata-rata Pertumbuhan 7,44 56 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

79 OUTLOOK KOPI 2016 Hasil proyeksi menunjukkan bahwa ketersediaan kopi di antara negaranegara ASEAN pada tahun 2020 diperkirakan meningkat sebesar 33,22% dibandingkan tahun Pada tahun 2016 ketersediaan kopi diantara negaranegara ASEAN mencapai ton dan meningkat menjadi ton di tahun PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI DUNIA TAHUN Tidak berbeda dengan proyeksi ketersediaan kopi ASEAN, dalam melakukan proyeksi ketersediaan kopi di dunia, penulis kembali menggunakan analisis deret waktu dengan metode Linear Trend Analysis. Hasil proyeksi ketersediaan kopi dunia dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun Tahun Proyeksi Ketersediaan Pertumbuhan (Ton) (%) , , , ,79 Rata-rata Pertumbuhan 2,91 Ketersediaan kopi dunia pada periode tahun secara ratarata diproyeksikan akan meningkat sebesar 2,91% pada setiap tahunnya. Ketersediaan kopi dunia pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 9,97 juta ton atau meningkat 2,79% dibandingkan ketersediaan tahun 2019 sebesar 9,70 juta ton. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 57

80 2016 OUTLOOK KOPI 58 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

81 OUTLOOK KOPI 2016 BAB VI. KESIMPULAN 6.1. KESIMPULAN Di Indonesia, kopi dibudidayakan sebagian besar oleh perkebunan rakyat dimana jenis kopi yang banyak dibudidayakan adalah jenis kopi robusta. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia terdapat di Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa TImur, dan Sumatera Barat,. Adapun sentra produksi kopi arabika adalah Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Harga kopi di pasar domestik di Indonesia tahun 2015 rata-rata adalah Rp per kg. Konsumsi kopi pada tahun 2015 berdasarkan hasil SUSENAS yang dilakukan oleh BPS mencapai 0,90 kg/kapita. Konsumsi ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,35 kg/kapita. Berdasarkan data USDA, di antara negara-negara kawasan ASEAN, Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi terbesar kedua setelah Vietnam. Namun demikian, Indonesia adalah importir kopi terbesar keempat di ASEAN setelah Filipina, Malaysia, dan Thailand. Di dunia, Indonesia tercatat sebagai penghasil kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Namun demikian dalam hal ekspor kopi, Indonesia adalah eksportir kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Hasil proyeksi produksi kopi menunjukkan bahwa produksi kopi Indonesia tahun 2020 akan meningkat sebesar 3,78% atau menjadi ton dibandingkan produksi kopi tahun 2016 yang hanya mencapai ton. Proyeksi produksi ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan permintaan kopi di tahun yang sama. Permintaan kopi Indonesia tahun 2020 diperkirakan mencapai ton sehingga diperkirakan akan terjadi surplus pasokan kopi sebesar ton. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 59

82 2016 OUTLOOK KOPI 60 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

83 OUTLOOK KOPI 2016 DAFTAR PUSTAKA Ayelign, A., K. Sabally Determination of Chlorogenic Acids (CGA) in Coffee Beans Using HPLC. American Journal of Research Communication. Vol 1 (2), halaman Dicum, G., Nina Luttinger The Coffee Book: Anatomy of an Industry from Crop to the Last Drop. New Press. New York. Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi Kementerian Pertanian. Jakarta. Ellis, Markman The Coffee-House: a Cultural History. Hachette. United Kingdom. Food and Agriculture Organization of United Nation (FAO) [terhubung berkala] United States Department of Agriculture (USDA) [terhubung berkala] Hoffman, James The World Atlas of Coffee: From Beans to Brewing Coffees Explored, Explained and Enjoyed. Octopus Publishing Group Limited. London. International Coffee Organization (ICO) ICO Annual Review International Coffee Organization. London. Listyati, Dewi., Bedy Sudjarmoko, Abdul Muis Hasibuan Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Adopsi Benih Unggul Kopi di Lampung. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 61

84 2016 OUTLOOK KOPI Buletin Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Ristri). Vol. 4 No. 2, halaman Makridakis, Spyros., Steven C. Wheelwright, dan Victor E. McGee Metode dan Aplikasi Peramalan. Erlangga. Jakarta. Mekuria, T., Neuhoff, D., Kopke, U The Status of Coffee Production and The Potential For Organic Conversion in Ethiopia. Conference on International Agricultural Research for Development. Berlin. Nawrot, P., S. Jordan., J. Eastwood., J. Rotstein., A. Hugenholtz., M. Feeley Effects of Caffeine on Human Health. Food Additives and Contaminants. Vol. 20, No. 1, halaman Smith, A Effects of Caffeine on Human Behavior. Food and Chemical Toxicology. Vol. 40, halaman Pandergrast, Mark Uncommon Grounds: The History of Coffee and How it Transformed Our World. Basic Books. New York. Panggabean, Edy Buku Pintar Kopi. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Ponte, Stefano The Latte Revolution? Rekopition, Markets and Consumption in the Global Coffee Chain. World Development. Vol. 30, No. 7, halaman Prastowo, Bambang., Elna Karmawati., Rubijo., Siswanto., Chandra Indrawanto., S. Joni Munarso Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Outlook Komoditi Kopi. Kementerian Pertanian. Jakarta. 62 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

85 OUTLOOK KOPI 2016 LAMPIRAN-LAMPIRAN Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 63

86 2016 OUTLOOK KOPI 64 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

87 OUTLOOK KOPI 2016 Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun Luas Areal (Ha) Tahun PR Pertumb. (%) PBN Pertumb. (%) PBS Pertumb. (%) INDONESIA Pertumb. (%) ,601-20,925-22, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,025, , , , ,036, ,014, , , ,069, ,063, , , ,119, ,076, , , ,133, ,090, , , ,147, ,080, , , ,140, ,109, , , ,167, ,103, , , ,159, ,105, , , ,170, ,068, , , ,153, ,059, , , ,127, ,192, , , ,260, ,258, , , ,313, ,318, , , ,372, ,240, , , ,291, ,251, , , ,303, ,202, , , ,255, ,255, , , ,308, ,243, , , ,295, ,236, , , ,295, ,217, , , ,266, ,162, , , ,210, ,184, , , ,233, ,187, , , ,235, ,194, , , ,241, ,183, , , ,230, *) 1,185, , , ,233, **) 1,185, , , ,233, Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) **) **) Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Ket : PR : Perkebunan Rakyat PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *) : Tahun 2015 Angka Sementara **) : Tahun 2016 Angka Estimasi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 65

88 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 2. Tahun Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun Luas Areal Kopi Robusta (Ha) PR PBN PBS Robusta PR PBN PBS Arabika ,182,693 26,928 22,930 1,232,551 75, ,846 82, ,232,857 26,928 21,106 1,280,891 85, ,104 91, ,241,932 26,928 21,106 1,289,966 85, ,149 91, ,135,114 19,925 21,705 1,176, ,212 6,672 4, , ,112,597 19,969 21,393 1,153,959 89,795 6,672 4, , ,089,951 19,972 21,699 1,131, ,154 6,672 5, , ,018,573 16,549 23,355 1,058, ,884 6,500 2, , ,677 15,270 23,266 1,009, ,165 7,172 12, , ,791 15,622 22, , ,715 7,172 3, , ,790 15,509 22, , ,021 7,172 2, , ,341 15,400 22, , ,626 7,172 3, , ,548 15,404 22, , ,691 7,174 3, , ,117 15,384 21, , ,963 7,172 3, , ,731 15,197 20, , ,932 7,172 3, , *) 869,866 15,337 21, , ,500 7,172 3, , **) 875,006 15,353 21, , ,363 7,172 3, ,158 Rata-rata 1,009,037 18,480 22,020 1,049, ,044 5,697 4, ,504 Share (%) Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Luas Areal Kopi Arabika (Ha) 66 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

89 OUTLOOK KOPI 2016 Lampiran 3. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun Produksi (Ton) Tahun PR Pertumb. (%) PBN Pertumb. (%) PBS Pertumb. (%) INDONESIA Pertumb. (%) ,295-13,212-5, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , *) 632, , , , **) 634, , , , Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) **) **) Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Ket : PR : Perkebunan Rakyat PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *) : Tahun 2015 Angka Sementara **) : Tahun 2016 Angka Estimasi Wujud Produksi : Kopi berasan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 67

90 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 4. Tahun Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun PR PBN PBS Robusta PR PBN PBS Arabika ,262 26,928 22, ,120 22, , ,962 18,128 8, ,903 24, , ,386 12,549 8, ,899 38,271 4, , ,104 12,564 10, ,160 49,123 4,460 1,642 55, ,979 12,574 6, ,110 54,576 4,460 1,218 60, ,234 12,559 9, ,385 88,027 4,458 2,288 94, ,010 8,974 8, , ,326 4,668 2, , ,794 12,617 8, , ,148 4,715 2, , ,211 9,634 13, , ,707 4,753 1, , ,397 9,262 13, , ,512 4,803 1, , ,022 5,741 12, , ,407 3,358 1, , ,689 5,907 12, , ,588 3,455 1, , ,421 8,796 14, , ,925 5,149 2, , ,051 9,069 14, , ,826 5,224 2, , *) 467,458 9,062 15, , ,002 5,500 2, , **) 467,381 9,145 15, , ,096 6,000 2, ,322 Rata-rata 523,210 11,469 12, , ,379 4,091 1, ,066 Share (%) Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan Produksi Kopi Robusta (Ton) Produksi Kopi Arabika (Ton) 68 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

91 OUTLOOK KOPI 2016 Lampiran 5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun Produktivitas (Kg/Ha) Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. PR PBN PBS INDONESIA Pertumb. (%) (%) (%) (%) *) **) Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) **) **) Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Ket : PR : Perkebunan Rakyat PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *) : Tahun 2014 Angka Sementara **) : Tahun 2015 Angka Estimasi Wujud Produksi : Kopi berasan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 69

92 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 6. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun No. Provinsi Rata-rata Share (%) Kumulatif Share (%) 1 Sumatera Selatan 131, , , , , , Lampung 148, ,073 92, , , , Sumatera Utara 58,479 57,604 58,175 60,179 60,310 58, Bengkulu 55,376 56,142 56,316 56,233 56,227 56, Aceh 53,795 48,282 49,823 49,540 49,498 50, Jawa Timur 38,479 30,022 31,387 31,693 32,278 32, Prov. Lainnya 171, , , , , , Indonesia 657, , , , , , Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi berasan Lampiran 7. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun No. Provinsi Tahun Rata-rata Share (%) Kumulatif Share (%) 1 Sumatera Selatan 143, , , , , , Lampung 134, ,057 91, , , , Bengkulu 54,228 54,664 54,800 54,796 54,751 54, Jawa Timur 24,422 26,677 27,427 49,786 50,759 35, Sumatera Barat 15,259 16,697 17,966 17,974 17,978 17, Prov. Lainnya 133, , , , , , Indonesia 505, , , , , , Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi berasan 70 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

93 OUTLOOK KOPI 2016 Lampiran 8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan, Tahun 2014 No. Kab/Kota Produksi (ton) Share (%) Share Kumulatif (%) 1 Kab. OKU Selatan 33, Kab. Empat Lawang 26, Kab. Muara Enim 25, Kab. Lahat 20, Kab. OKU 15, Lainnya 13, Sumatera Selatan 135, Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan Lampiran 9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung, Tahun 2014 No. Kab/Kota Produksi (ton) Share (%) Share Kumulatif (%) 1 Kab. Lampung Barat 42, Kab. Tanggamus 17, Kab. Lampung Utara 11, Kab. Way Kanan 9, Kab. Pringsewu 3, Lainnya 7, Lampung 91, Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 71

94 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Bengkulu, Tahun 2014 Sumatera Selatan No. Kab/Kota Produksi (ton) Share (%) Share Kumulatif (%) 1 Kab. Kepahiyang ,45 33,45 2 Kab. Rejang Lebong ,46 57,91 3 Kab. Kaur ,84 67,74 4 Kab. Lebong ,13 76,88 5 Kab. Seluma ,96 85,84 Lainnya ,16 100,00 Bengkulu ,00 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan Lampiran 11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Jawa Timur, Tahun 2014 Kalimantan Timur No. Kab/Kota Produksi Share Share (ton) (%) Kumulatif (%) 1 Kab. Malang ,60 30,60 2 Kab. Banyuwangi ,58 44,18 3 Kab. Bondowoso ,88 55,06 4 Kab. Lumajang ,50 64,56 5 Kab. Jember ,23 73,79 Lainnya ,21 100,00 Jawa Timur ,00 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan 72 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

95 OUTLOOK KOPI 2016 Lampiran 12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat, Tahun 2014 Sulawesi Selatan No. Kab/Kota Produksi (ton) Share (%) Share Kumulatif (%) 1 Kab. Solok ,33 37,33 2 Kab. Solok Selatan ,99 54,32 3 Kab. Agam ,08 65,41 4 Kab. Pasaman Barat ,03 76,44 5 Kab. Tanah Datar ,07 85,51 Lainnya ,49 100,00 Sumatera Barat ,00 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Lampiran 13. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun No. Provinsi Tahun Rata-rata Share (%) Kumulatif Share (%) 1 Sumatera Utara 48,813 49,052 49,143 50,315 50,405 49, Aceh 47,784 42,079 44,423 44,209 44,206 44, Sulawesi Selatan 20,270 19,333 19,534 20,606 21,802 20, Sumatera Barat 14,877 15,068 15,111 15,591 15,930 15, Nusa Tenggara Timur 6,255 6,422 7,115 7,329 7,496 6, Prov. Lainnya 18,318 26,971 27,500 34,633 35,483 28, Indonesia 156, , , , , , Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi berasan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 73

96 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara, Tahun 2014 No Kab/Kota Share Produksi Share Kumulatif (ton) (%) (%) 1 Kab. Tapanuli Utara 10, Kab. Dairi 9, Kab. Simalungun 8, Kab. Karo 6, Kab. Hunbang Hasundutan 5, Lainnya 8, Sumatera Utara 49, Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan Lampiran 15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh, Tahun 2014 No Kab/Kota Share Produksi Share Kumulatif (ton) (%) (%) 1 Kab. Aceh Tengah 26, Kab. Bener Meriah 16, Kab. Gayo Lues 1, Aceh 44, Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan 74 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

97 OUTLOOK KOPI 2016 Lampiran 16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sulawesi Selatan, Tahun 2014 No Kab/Kota Share Produksi Share Kumulatif (ton) (%) (%) 1 Kab. Enrekang 7, Kab. Tana Toraja 2, Kab. Gowa 2, Kab. Toraja Utara 2, Kab. Luwu 1, Lainnya 3, Sulawesi Selatan 19, Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan Lampiran 17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat, Tahun 2014 No Kab/Kota Produksi (ton) Share (%) Share Kumulatif (%) 1 Kab. Solok Selatan 4, Kab. Pasaman 2, Kab. Pesisir Selatan 1, Kab. Solok 1, Kab. Lima Puluh Koto 1, Lainnya 3, Sumatera Barat 15, Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 75

98 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Nusa Tenggara Timur, Tahun 2014 No Kab/Kota Produksi (ton) Share (%) Share Kumulatif (%) 1 Kab. Ngada 3, Kab. Ende 1, Kab. Manggarai Timur 1, Kab. Manggarai Kab. Nagekeo Nusa Tenggara Timur 7, Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan Lampiran 19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun Tahun Harga Kopi Pertumbuhan (Rp/kg) (%) , , , , , , , , Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) Sumber : BPS 76 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

99 OUTLOOK KOPI 2016 Lampiran 20. Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun Tahun Konsumsi Pertumbuhan (ons/kapita/minggu) (kg/kapita/tahun) (%) Rata-rata Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), Badan Pusat Statistik Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 77

100 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 21. Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun Ekspor Impor Neraca Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Nilai Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) (000 US$) (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,50 Rata-rata Laju 4,39 7, ,04 162,40 101,93 7,85 Pertumbuhan (%) Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Kode HS : ; ; ; ; ; ; ; ; ; Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

101 OUTLOOK KOPI 2015 Lampiran 22. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun No. Negara Tujuan Volume Ekspor Nilai Ekspor (Ton) (000 US$) Share Volume Ekspor (%) 1 United States ,05 2 Germany ,49 3 Italy ,58 4 Japan ,21 5 Malaysia ,85 6 Thailand ,84 7 Russia Federation ,37 8 Lainnya ,62 Total ,00 Sumber: BPS diolah Pusdatin Lampiran 23. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun No. Negara Asal Volume Impor Nilai Impor (Ton) (000 US$) Share Volume Impor (%) 1 Viet Nam ,83 2 Brazil ,99 3 Malaysia ,56 4 United States ,34 5 Lainnya ,27 Total ,00 Sumber: BPS diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 79

102 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 24. Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari Usaha Perkebunan Tanaman Kopi Tahun 2014 Rincian Persentase Biaya Persentase Biaya thd. thd. Produksi Jumlah Pengeluaran (000 Rp) (%) (%) Produksi 689,56 100,00 Jumlah Pengeluaran 474,99 56,90 100,00 1. Bibit 7,17 1,04 1,51 2. Tanaman Pelindung 4,53 0,66 0,95 3. Pupuk 41,37 6,00 8,71 a. Urea 15,21 2,21 3,20 b. TSP/SP36 3,91 0,57 0,82 c. ZA 3,26 0,47 0,69 d. KCL 1,77 0,26 0,37 e. NPK 7,81 1,13 1,65 f. Pupuk Organik (Kandang/Kompos) 8,14 1,18 1,71 g. Lainnya 1,27 0,18 0,27 4. Stimulan 0,09 0,01 0,02 a. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Padat 0, b. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Cair 0,07 0,01 0,02 5. Pestisida 8,83 1,28 1,86 a. Pestisida Padat 0,10 0,01 0,02 b. Pestisida Cair 8,73 1,27 1,84 6. Pekerja 217,34 31,53 45,76 a. Pengolahan Lahan 9,76 1,42 2,06 b. Penanaman Pohon Pelindung 0,95 0,14 0,20 c. Penanaman Tanaman Perkebunan 3,24 0,47 0,68 d. Pemeliharaan (Pemangkasan, Penyiangan, dll 54,10 7,85 11,39 e. Pemupukan 11,78 1,71 2,48 f. Pengendalian Hama/OPT 7,19 1,04 1,51 g. Pemanenan 102,20 14,82 21,52 h. Pengeringan 28,12 4,08 5,92 7. Pengeluaran Lain 195,66 28,38 41,19 a. Sewa Lahan 5,91 0,66 1,24 b. Perkiraan Sewa Lahan Bebas Sewa/Milik Send 130,30 18,90 27,43 c. Sewa Alat/Sarana Usaha 0,49 0,07 0,10 d. Perkiraan Sewa Alat/Sarana Usaha 6,09 0,88 1,28 e. Bunga Kredit 1,61 0,23 0,34 f. Pajak Tidak Langsung 3,42 0,50 0,72 g. Retribusi/Pungutan/Iuran (Pengairan, dll) 3,14 0,46 0,66 h. Penyusutan Barang Modal 6,65 0,96 1,40 i. Bahan Bakar Minyak 7,61 1,10 1,60 j.biaya Transportasi 12,24 1,78 2,58 k. Jasa Pertanian 12,33 1,79 2,60 l. Lainnya (Wadah, dll) 5,87 0,85 1,24 Sumber: BPS Nilai 80 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

103 OUTLOOK KOPI 2015 Lampiran 25a. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN, Tahun Tahun Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) Pertumb. Produktivitas Pertumb. (%) (Kg/Ha) (%) , (1,04) , , , (1,77) , (3,62) , (4,91) , (5,36) , , , , , (3,36) , , , , , (2,92) , , , (0,14) , , , , , , , , , , , , , (10,91) , , , (7,16) (0,03) 782 4, (3,69) , (2,01) 837 (2,83) , , (1,07) , , (8,25) (1,33) 963 0, , , , , (1,47) , (0,50) ,84 Rata-rata Pertumbuhan (%) ,96 2,21 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 81

104 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 25b. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN dan DUNIA, Tahun DUNIA ASEAN Tahun Produksi Pertumb. Produksi Pertumb. (Ton) (%) (Ton) (%) ,144, , ,851, , ,887, , ,301, , ,393, , ,717, , ,735, , ,167, , ,630, , ,799, , ,994, , ,227, , ,561, , ,531, , ,810, , ,325, , ,221, , ,859, , ,535, , ,848, ,211, ,030, ,519, ,695, ,298, ,616, ,253, ,652, ,512, ,293, ,553, ,049, ,708, ,015, ,767, ,437, ,709, ,171, ,767, ,716, ,892, ,425, ,899, ,632, ,250, ,295, ,409, ,340, ,556, ,972, ,388, ,007, ,614, Rata-rata Pertumb Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar. 82 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

105 OUTLOOK KOPI 2015 Lampiran 26. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun No Negara Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) Share Kumulatif Rata-rata (%) Share (%) 1 Indonesia 929, , , , , , Vietnam 507, , , , , , Filipina 122, , , , , , Laos 52,430 50,595 54,775 56,875 57,500 54, Thailand 58,454 57,518 51,663 48,978 51,000 53, Lainnya 367, , , , , , ASEAN 2,038,044 2,041,254 2,079,640 2,049,059 2,069,144 2,055, Sumber : FAO, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar. Lampiran 27. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun No Rata-rata 1 Vietnam 1,560,000 1,590,000 1,789,980 1,644,000 1,758,000 1,668, Indonesia 498, , , , , , Malaysia 87,000 84,000 90, , ,000 94, Thailand 51,000 51,000 51,000 54,000 54,000 52, Laos 27,000 27,600 28,500 29,100 30,000 28, Filipina 27,300 27,300 27,000 28,500 28,500 27, ASEAN Negara Sumber : USDA, diolah Pusdatin 2,250,300 2,409,900 2,556,480 2,388,600 2,614,800 2,444, Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Produksi (Ton) Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar. Kumulatif Share (%) Share (%) Lampiran 28. Negara-negara dengan Produktivitas Kopi Terbesar di ASEAN, Tahun No Negara Rata-rata 1 Vietnam 2,085 2,160 2,347 2,734 2,499 2,365 2 Malaysia ,930 2,438 2,925 1,979 3 Laos ,535 1,548 1,165 4 Thailand Kamboja Filipina Indonesia Myanmar ASEAN Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk ,020 1,217 1,161 1,068 Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar. Produktivitas (Kg/Ha) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 83

106 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 29. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun Tahun Luas Tanaman Pertumb. Produktivitas Pertumb. Menghasilkan (Ha) (%) (Kg/Ha) (%) ,070, ,402, ,818, ,142, ,163, ,350, ,515, ,741, ,037, ,131, ,157, ,876, ,432, ,093, ,857, ,675, ,716, ,744, ,942, ,209, ,696, ,643, ,409, ,310, ,878, ,680, ,764, ,773, ,622, ,537, ,561, ,143, ,102, ,142, Rata-rata Pertumbuhan Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk 84 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

107 OUTLOOK KOPI 2015 Lampiran 30. Negara-negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Terbesar di Dunia, Tahun No Negara Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) Share Kumulatif Rata-rata (%) Share (%) 1 Brazil ,34 21,34 2 Indonesia ,14 30,48 3 Kolombia ,48 37,96 4 Meksiko ,19 45,16 5 Vietnam ,45 50,61 Lainnya ,39 100,00 Total ,00 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 31. Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun No. Negara Produksi (Ton) Kumulatif Share (%) Rata-rata Share (%) 1 Brazil ,51 35,51 2 Vietnam ,44 53,95 3 Kolombia ,47 61,42 4 Indonesia ,33 67,75 5 Ethiopia ,24 71,99 Lainnya ,01 100,00 Dunia ,00 Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 85

108 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 32a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun Ekspor Impor Tahun Volume Pertumb. Volume Pertumb. (Ton) (%) (Ton) (%) ,600 8, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,139, , ,374, , ,123, , ,105, , ,304, , ,411, , ,549, , ,637, , ,439, , ,515, , ,791, , ,898, , ,099, , ,212, , ,360, , ,986, , ,422, , Rata-rata Pertumb Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar. 86 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

109 OUTLOOK KOPI 2015 Lampiran 32b. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Nilai Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) (000 US$) (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,332, , , ,114, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,479, , , ,278, , ,663, , , ,508, , ,211, , , ,152, , ,169, , , ,079, , ,331, , , ,253, , ,132, , , ,072, ,159, , , , , ,273, , , , , ,074, , , , , ,099, , , , , ,259, , , , , ,375, ,281, , , ,191, ,436, ,860, , , ,747, ,588, ,612, , , ,372, ,551, ,161, , , ,943, ,699, ,581, , , ,408, ,674, ,726, , , ,500, ,636, ,902, , , ,517, ,206, ,008, , , ,521, Rata-rata Pertumb Sumber : FAO, diolah Pusdatin Ekspor Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar. Impor Neraca Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 87

110 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 33. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun Ekspor (Ton) Share Kumulatif No. Negara Rata-rata (%) Share (%) 1 Vietnam ,43 69,43 2 Indonesia ,26 90,69 3 Malaysia ,14 96,83 4 Thailand ,16 98,99 5 Laos ,01 100,00 Total ,00 Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar. Lampiran 34. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun No. Negara Impor (Ton) Share Kumulatif Rata-rata (%) Share (%) 1 Philippines ,43 14,86 2 Malaysia ,57 31,43 3 Thailand ,92 74,86 4 Indonesia ,86 76,37 5 Vietnam ,71 92,29 6 Singapore ,51 100,00 Total ,00 Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar. 88 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

111 OUTLOOK KOPI 2015 Lampiran 35a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun Ekspor Impor Tahun Volume Pertumb. Volume Pertumb. (Ton) (%) (Ton) (%) ,657,300 40, ,921, , ,963, , ,091, , ,339, , ,228, , ,018, , ,050, , ,282, , ,004, , ,569, , ,853, , ,672, , ,577, , ,120, , ,446, , ,070, , ,676, , ,107, , ,607, , ,450, , ,297, , ,686, ,395,320 1, ,465, ,391, ,691, ,502, ,702, ,599, ,383, ,963, ,006, ,012, ,175, ,006, ,288, ,210, ,919, ,545, ,984, ,707, ,144, ,961, ,413, ,979, ,157, ,013, ,506, ,045, Rata-rata Pertumb Sumber : USDA, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 89

112 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 35b. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun Tahun Nilai Pertumb. Nilai Pertumb. Nilai Pertumb. (000 US$) (%) (000 US$) (%) (000 US$) (%) ,081, ,650, ,569, ,193, ,865, ,671, ,961, ,964, ,002, ,018, ,159, ,141, ,502, ,146, , ,822, ,412, , ,563, ,095, ,531, ,799, ,583, ,783, ,942, ,960, ,017, ,034, ,525, ,490, ,004, ,081, ,077, ,627, ,790, ,162, ,359, ,766, ,407, ,786, ,570, , ,782, ,211, , ,286, ,465, ,178, ,408, ,592, ,183, ,208, ,352, ,143, ,959, ,105, ,145, ,786, ,283, , ,460, ,142, , ,435, ,271, , ,086, ,629, , ,710, ,465, , ,162, ,549, , ,733, ,276, , ,439, ,870, , ,596, ,876, , ,587, ,031, , ,366, ,187, , ,929, ,157, , ,145, ,311, ,166, ,198, ,800, , Rata-rata Pertumb Ekspor Sumber : FAO, diolah Pusdatin Impor Neraca Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

113 OUTLOOK KOPI 2015 Lampiran 36. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun No. Negara Ekspor (Ton) Share Kumulatif Rata-rata (%) Share (%) 1 Brazil 1,790,580 1,839,600 2,048,760 2,194,200 1,999,800 1,974, Vietnam 1,469,700 1,478,580 1,697,340 1,324,320 1,723,020 1,538, Kolombia 441, , , , , , Indonesia 447, , , , , , India 313, , , , , , Honduras 317, , , , , , Guatemala 230, , , , , , Ethiopia 188, , , , , , Mexico 201, , , , , , Malaysia 117, , , , , , Lainnya 1,466,760 1,431,720 1,323,600 1,212,240 1,249,080 1,336, Total 6,984,120 7,144,440 7,413,180 7,157,760 7,506,900 7,241, Sumber : USDA, diolah Pusdatin Lampiran 37. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun No Negara Impor (Ton) Share Kumulatif Rata-rata (%) Share (%) 1 Amerika Serikat 1,429,500 1,422,000 1,494,900 1,440,600 1,470,000 1,451, Jepang 400, , , , , , Kanada 250, , , , , , Rusia 231, , , , , , Filipina 196, , , , , , Swiss 128, , , , , , Algeria 136, , , , , , Korea Selatan 107, , , , , , Australia 96,000 99,600 96, , , , China 63,600 93, , , ,500 98, Lainnya 3,667,080 3,746,340 3,686,340 3,712,320 3,671,280 3,696, Total 6,707,580 6,961,440 6,979,440 7,013,820 7,045,080 6,941, Sumber : USDA, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 91

114 2016 OUTLOOK KOPI Lampiran 38. Perkembangan Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun Tahun Produksi Pertumb. Vol. Ekspor Pertumb. Vol. Impor Pertumb. Keter. Pertumb. (Ton) (%) (Ton) (%) (Ton) (%) (Ton) (%) , ,493 8,820 93, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,211, , , , ,519, ,159, , , ,298, ,273, , , ,253, ,074, , , ,512, ,099, , , ,553, ,259, , , ,708, ,375, , , ,767, ,436, , , ,709, ,588, , , ,767, ,551, , , ,892, ,699, , , ,899, ,674, , , ,250, ,636, , ,063, ,409, ,206, , , ,556, ,099, , ,903, ,388, ,259, , ,656, ,614, ,375, , ,684, Rata-rata Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar. 92 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

115 OUTLOOK KOPI 2015 Lampiran 39. Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun Tahun Produksi Pertumb. Vol. Ekspor Pertumb. Vol. Impor Pertumb. Keter. Pertumb. (Ton) (%) (Ton) (%) (Ton) (%) (Ton) (%) ,144,280 3,657,300 40,500 1,527, ,851, ,921, , ,975, ,887, ,963, , , ,301, ,091, , ,246, ,393, ,339, , ,081, ,717, ,228, , ,512, ,735, ,018, , , ,167, ,050, , ,135, ,630, ,282, , ,372, ,799, ,004, , , ,994, ,569, , ,444, ,227, ,853, , ,391, ,561, ,672, , , ,531, ,577, , , ,810, ,120, , ,754, ,325, ,446, , , ,221, ,070, , ,216, ,859, ,676, , ,255, ,535, ,107, , ,513, ,848, ,607, , ,318, ,030, ,450, , ,669, ,695, ,297, , ,823, ,616, ,686, ,395,320 1, ,325, ,652, ,465, ,391, ,577, ,293, ,691, ,502, ,104, ,049, ,702, ,599, ,946, ,015, ,383, ,963, ,596, ,437, ,006, ,012, ,443, ,171, ,175, ,006, ,002, ,716, ,288, ,210, ,637, ,425, ,919, ,545, ,050, ,632, ,984, ,707, ,356, ,295, ,144, ,961, ,112, ,340, ,413, ,979, ,906, ,972, ,157, ,013, ,828, ,007, ,506, ,045, ,545, Rata-rata Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 93

116

ISSN OUTLOOK KOPI 2015 OUTLOOK KOPI

ISSN OUTLOOK KOPI 2015 OUTLOOK KOPI ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOPI 2015 OUTLOOK KOPI Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK KOPI ii

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS

ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS ISSN 1907-1507 OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK KAPAS

Lebih terperinci

ISS N OUTLOOK TEH Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2015

ISS N OUTLOOK TEH Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2015 OUTLOOK TEH ISSN 1907-1507 2015 OUTLOOK TEH Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK TEH ii Pusat

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK JERUK 2016 OUTLOOK JERUK. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

ISSN OUTLOOK JERUK 2016 OUTLOOK JERUK. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian ISSN 1907-1507 OUTLOOK JERUK 2016 OUTLOOK JERUK Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2016 OUTLOOK JERUK

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI TEBU

OUTLOOK KOMODITI TEBU ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI TEBU 2014 OUTLOOK KOMODITI TEBU Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2014

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK LADA 2015 OUTLOOK LADA

ISSN OUTLOOK LADA 2015 OUTLOOK LADA ISSN 1907-1507 OUTLOOK LADA 2015 OUTLOOK LADA Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK LADA ii

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI TOMAT

OUTLOOK KOMODITI TOMAT ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI TOMAT 2014 OUTLOOK KOMODITI TOMAT Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2014

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN PERKEBUNAN

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN PERKEBUNAN Outlook Komoditas Perkebunan 2007 «OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN PERKEBUNAN Pusat Data Dan Informasi Pertanian Departemen Pertanian 2007 Pusat Data dan Informasi Pertanian i » Outlook Komoditas Perkebunan

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI KAKAO

OUTLOOK KOMODITI KAKAO ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI KAKAO 2014 OUTLOOK KOMODITI KAKAO Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI KELAPA SAWIT

OUTLOOK KOMODITI KELAPA SAWIT OUTLOOK KOMODITI KELAPA SAWIT ISSN 1907-1507 2014 OUTLOOK KOMODITI KELAPA SAWIT Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI CENGKEH

OUTLOOK KOMODITI CENGKEH ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI CENGKEH 2014 OUTLOOK KOMODITI CENGKEH Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI JAHE

OUTLOOK KOMODITI JAHE ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI JAHE 2014 OUTLOOK KOMODITI JAHE Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2014

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK BAWANG MERAH 2015 OUTLOOK BAWANG MERAH. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

ISSN OUTLOOK BAWANG MERAH 2015 OUTLOOK BAWANG MERAH. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian ISSN 1907-1507 OUTLOOK BAWANG MERAH 2015 OUTLOOK BAWANG MERAH Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK CABAI 2016 OUTLOOK CABAI

ISSN OUTLOOK CABAI 2016 OUTLOOK CABAI ISSN 1907-1507 Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian i ii ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 89 halaman Penasehat : Dr. Ir. Suwandi, M.Si. Penyunting : Dr.

Lebih terperinci

OUTLOOK KELAPA SAWIT Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016

OUTLOOK KELAPA SAWIT Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 OUTLOOK KELAPA ISSN SAWIT 1907-15072016 OUTLOOK KELAPA SAWIT Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2016

Lebih terperinci

OUTLOOK KAKAO. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

OUTLOOK KAKAO. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian OUTLOOK ISSN 1907-1507 KAKAO 2016 OUTLOOK KAKAO Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2016 OUTLOOK KAKAO

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU ISSN:

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI TEMBAKAU

OUTLOOK KOMODITI TEMBAKAU ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI TEBU 2014 OUTLOOK KOMODITI TEMBAKAU Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN DAGING AYAM

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN DAGING AYAM OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN DAGING AYAM Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DAGING AYAM ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK NENAS 2015 OUTLOOK NENAS

ISSN OUTLOOK NENAS 2015 OUTLOOK NENAS ISSN 1907-1507 OUTLOOK NENAS 2015 OUTLOOK NENAS Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK NENAS

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI PISANG

OUTLOOK KOMODITI PISANG ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas

Lebih terperinci

OUTLOOK Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016

OUTLOOK  Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016 OUTLOOK SUSU Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU ISSN: 1907-1507 Ukuran Buku Jumlah Halaman

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK NENAS 2016 OUTLOOK NENAS

ISSN OUTLOOK NENAS 2016 OUTLOOK NENAS ISSN 197-157 216 Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 216 i 216 ii 216 ISSN : 197-157 Ukuran Buku : 1,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 85 halaman Penasehat : Dr. Ir. Suwandi, MSi. Penyunting

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DAGING SAPI

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DAGING SAPI OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DAGING SAPI Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 Outlook Komoditas Daging Sapi 2015 «OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DAGING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK KARET 2015 OUTLOOK KARET. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

ISSN OUTLOOK KARET 2015 OUTLOOK KARET. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian ISSN 1907-1507 OUTLOOK KARET 2015 OUTLOOK KARET Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK KARET

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari seluruh luas lahan yang ada di Indonesia, 82,71

Lebih terperinci

OUTLOOK TELUR Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016

OUTLOOK TELUR Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016 OUTLOOK TELUR Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016 OUTLOOK TELUR ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 58 halaman Penasehat : Dr. Ir. Suwandi, MSi Penyunting

Lebih terperinci

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Ubi Kayu

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Ubi Kayu Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Kayu PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN UBI KAYU ISSN : 1907 1507 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa negara, salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa adalah komoditas kopi. Kopi merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai penghasil devisa, sumber pendapatan petani,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berbasis pada sektor pertanian, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

OUTLOOK KARET. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

OUTLOOK KARET. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian OUTLOOK ISSN KARET 1907-1507 2016 OUTLOOK KARET Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2016 OUTLOOK KARET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dalam perdagangan dan investasi menawarkan banyak peluang dan tantangan bagi agribisnis perkebunan di Indonesia. Kopi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Dari seluruh luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dalam subsektor perkebunan di Indonesia karena memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sebagian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab V. GAMBARAN UMUM 5.1. Prospek Kakao Indonesia Indonesia telah mampu berkontribusi dan menempati posisi ketiga dalam perolehan devisa senilai 668 juta dolar AS dari ekspor kakao sebesar ± 480 272 ton pada

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI MANGGA

OUTLOOK KOMODITI MANGGA ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI MANGGA 2014 OUTLOOK KOMODITI MANGGA Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor ke pasar dunia. Dari total produksi kopi yang dihasilkan oleh Indonesia, sekitar 67% kopinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia merupakan negara produsen

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI DURIAN

OUTLOOK KOMODITI DURIAN OUTLOOK KOMODITI ISSN DURIAN 1907-1507 2014 OUTLOOK KOMODITI DURIAN Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN TELUR

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN TELUR OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN TELUR Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN TELUR ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu tanaman keras perkebunan. Kopi adalah jenis tanaman tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia adalah komoditas kopi. Disamping memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan

Lebih terperinci

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula. V. EKONOMI GULA 5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia Komoditi perkebunan Indonesia rata-rata masuk kedalam lima besar sebagai produsen dengan produksi tertinggi di dunia menurut Food and agriculture organization (FAO)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan 13 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perdagangan dan perekonomian negara. Kopi berkontribusi cukup

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN 5.1 Komoditas Perkebunan Komoditi perkebunan merupakan salah satu dari tanaman pertanian yang menyumbang besar pada pendapatan nasional karena nilai ekspor yang tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu

Lebih terperinci

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Jalar

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Jalar Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Jalar PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN UBI JALAR ISSN : 1907 1507 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG » Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Volume 1 No. 1, 2009 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Kacang Tanah

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Kacang Tanah Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Kacang Tanah PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KACANG TANAH ISSN : 1907 1507 Ukuran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian. Pertumbuhan sektor pertanian

Lebih terperinci

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Kayu

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Kayu Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Kayu PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN UBI KAYU ISSN : 1907 1507 Ukuran Buku

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL Dwi Nugroho Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember, 26 Maret 2018 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 83 V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 5.1. Luas Areal Perkebunan Tebu dan Produktivitas Gula Hablur Indonesia Tebu merupakan tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tujuan penanaman tebu adalah untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan penyokong utama perekonomian rakyat. Sebagian besar masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di Indonesia, meskipun telah terjadi transformasi struktur ekonomi, dimana perekonomian negara lebih ditopang

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi strategis di Indonesia. Indonesia adalah produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET

ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET Desi Ratna Sari 1, Ermi Tety 2, Eliza 2 Department of Agribussiness, Faculty of Agriculture,

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK ANGGREK

ISSN OUTLOOK ANGGREK ISSN 1907-1507 OUTLOOK ANGGREK Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 OUTLOOK ANGGREK ISSN: 1907-1507 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 10,12 inci x 7,17

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan potensial untuk dikembangkan menjadi andalan ekspor. Menurut ICCO (2012) pada tahun 2011, Indonesia merupakan produsen biji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan jenis kopi Robusta pada masa awal abad XX menjurus ke arah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan jenis kopi Robusta pada masa awal abad XX menjurus ke arah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan jenis kopi Robusta pada masa awal abad XX menjurus ke arah suatu kebangkitan kembali nasib-nasib industri. Jenis yang baru ini tahan penyakit, keras dan

Lebih terperinci

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dan beraneka ragam. Hal ini tampak pada sektor pertanian yang meliputi komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang tepat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih menjadi salah satu primadona Indonesia untuk jenis ekspor non-migas. Indonesia tidak bisa menggantungkan ekspornya kepada sektor migas saja sebab

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT UMUM ANGGOTA (RUA) IX ASOSIASI EKSPORTIR DAN INDUSTRI KOPI INDONESIA (AEKI) Jakarta, 10 Maret 2016 Yth. Saudara Ketua Umum dan Pengurus Asosiasi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia 41 V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT 5.1. Perkembangan Produksi dan Ekspor Rumput Laut Dunia 5.1.1. Produksi Rumput Laut Dunia Indonesia dengan potensi rumput laut yang sangat besar berpeluang menjadi salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun mengatasi ketimpangan ekonomi dan pengembangan industri. Pada kondisi rawan pangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kopi adalah komoditas perkebunan yang penting bagi perekonomian Indonesia. Komoditas kopi merupakan sumber pendapatan utama bagi tidak kurang dari 1,84 juta keluarga yang

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT 27 5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit yang menjadi salah satu tanaman unggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena pengusahaannya dimulai dari kebun sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian akan lebih fokus pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak

I. PENDAHULUAN. dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Kopi merupakan bahan minuman tidak saja terkenal di Indonesia

Lebih terperinci

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Kacang Tanah

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Kacang Tanah Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Kacang Tanah PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KACANG TANAH ISSN : 1907 1507 Ukuran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilakan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Secara sempit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka 2. 1. Tinjauan Agronomis Secara umum terdapat dua jenis biji kopi, yaitu Arabika dan Robusta. Sejarah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kopi (Coffea sp.) sebagai salah satu komoditi non migas. Kopi memiliki

PENDAHULUAN. Kopi (Coffea sp.) sebagai salah satu komoditi non migas. Kopi memiliki PENDAHULUAN Latar Belakang Kopi (Coffea sp.) sebagai salah satu komoditi non migas. Kopi memiliki pasaran yang cukup di pasar dunia. Hal ini disebabkan dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi

I. PENDAHULUAN. bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi 1 I. PENDAHULUAN A Latar Belakang dan Masalah Negara Indonesia memiliki salah satu tanaman perkebunan yang mampu bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi di dunia, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang. melimpah dan dikenal dengan sebutan negara agraris, sehingga pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang. melimpah dan dikenal dengan sebutan negara agraris, sehingga pertanian 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan dikenal dengan sebutan negara agraris, sehingga pertanian merupakan sektor yang penting dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya sebagian besar adalah petani. Sektor pertanian adalah salah satu pilar dalam pembangunan nasional Indonesia. Dengan

Lebih terperinci