Gambar 18: Motif Hias Liris Penganten (Koleksi Casta dan Taruna)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 18: Motif Hias Liris Penganten (Koleksi Casta dan Taruna)"

Transkripsi

1 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Propinsi Jawa Barat adalah tempat tinggal sebagaian besar masyarakat Sunda yang disebut Tatar Sunda atau Pasundan (Rosidi, dalam Soegiarty, 2004:30) yang menjadi pusat dan wilayah kebudayaan Sunda. Di wilayah ini terdapat suku Sunda atau Priangan yang merupakan salah satu etnik yang memiliki karakteristik budaya khas. Keberadaan batik tradisional kini mulai surut sehingga perlu dipertahankan agar tidak punah. Pertimbangannya bukan sekadar dari sisi bisnis tetapi kerajinan tersebut merupakan aset kerajinan tradisional kita yang kian langka akibat terdesak oleh ekonomi kapitalis. Di samping itu adanya keterbatasan pengrajin itu sendiri karena pada umumnya kaum wanita sebagai bagian terbesar perajin batik lebih tertarik menjadi buruh pabrik di kota-kota besar. Penelitian ini terutama bertujuan untuk mendokumentasikan dan pemetaan ornamen batik Sunda yang akan berguna bagi semua pihak yang membutuhkannya. Dimana batik Sunda terdapat di beberapa daerah, seperti Cirebon, Indramayu, Kuningan, Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, dan Garut. a. BATIK CIREBON 1. Batik Pesisiran Cirebon a) Corak Geometris 1) Motif Liris (a) Liris Penganten Gambar 18: Liris Penganten (Koleksi Casta dan Taruna)

2 30 (b) Liris Kembang Gedang Gambar 19: Kembang Gedang (Koleksi Casta dan Taruna) (c) Liris Bangkol Gambar 20: Liris Bangkol (Koleksi Casta dan Taruna) (d) Liris Keris Gambar 21: Liris Keris (Koleksi Casta dan Taruna)

3 31 (e) Liris Dasimah Gambar 22: Liris Dasimah (Koleksi Casta dan Taruna) 2) Motif Kawung (a) Kawung Gendewo Gambar 23: Kawung Gendewo (Koleksi Casta dan Taruna) (b) Kawung Kentang Gambar 24: Kawung Kentang (Koleksi Casta dan Taruna)

4 32 (c) Kawung Rambutan Gambar 25: Kawung Rambutan (Koleksi Casta dan Taruna) 3) Motif Banji Tepak Gambar 26: Banji Tepak (Koleksi Casta dan Taruna) 4) Motif Tambal Sewu Gambar 27: Tambal Sewu (Koleksi Casta dan Taruna)

5 33 5) Motif Lengko-lengko Gambar 28: Lengko-Lengko (Koleksi Casta dan Taruna) 6) Motif Angen-Angen Gambar 29: Angen-Angen (Koleksi Casta dan Taruna) b) Corak Pangkaan (pangka=setangkai daun dan bunga) 1) Pangkaan dengan satu jenis pohon atau bunga (a) Pring Sedapur Gambar 30: Pring Sedapur (Koleksi Casta dan Taruna)

6 34 (b) Pangkaan Anggrek Gambar 31: Pangkaan Anggrek (Koleksi Casta dan Taruna) (c) Klapa Setundun Gambar 32: Klapa Setundun (Koleksi Casta dan Taruna) (d) Sako Cino Gambar 33: Pangkaan Soko Cono (Koleksi Casta dan Taruna)

7 35 (e) Kembang Suru Gambar 34: Kembang Suru (Koleksi Casta dan Taruna) c) Batik Semarangan 1) Piring Selampad Gambar 35: Pring Selampad (Koleksi Casta dan Taruna) 2) Kembang Melati Gambar 36: Kembang Melati (Koleksi Casta dan Taruna)

8 36 3) Kembang Mawar Sepasang Gambar 37: Kembang Mawar Sepasang (Koleksi Casta dan Taruna) 4) Kembang Gempol Gambar 38: Kembang Gempol (Koleksi Casta dan Taruna) 5) Kembang Kantil Gambar 39: Kembang Kantil (Koleksi Casta dan Taruna)

9 37 d) Pola Byur 1) Ganggengan Gambar 40: Ganggengan (Koleksi Casta dan Taruna) 2) Iwak Mungup Gambar 41: Iwak Mungup (Koleksi Casta dan Taruna) 3) Kapal Minggir Gambar 42: Kapal Minggir (Koleksi Casta dan Taruna)

10 38 4) Kapal Kandas Gambar 43: Kapal Kandas (Koleksi Casta dan Taruna) 5) Sawat Garuda Gambar 44: Sawat Garuda (Koleksi Casta dan Taruna) 6) Sawat Oyod Gambar 45: Sawat Oyod (Koleksi Casta dan Taruna)

11 39 7) Sawat Godong Gambar 46: Sawat Godomg (Koleksi Casta dan Taruna) 8) Lokcan Gambar 47: Lokcan (Koleksi Casta dan Taruna) 9) Tokolan Gambar 48: Tokolan (Koleksi Casta dan Taruna)

12 40 10) Karang Jae Gambar 49: Karang Jae (Koleksi Casta dan Taruna) 11) Tikel Balung Gambar 50: Tikel Balung (Koleksi Casta dan Taruna) 12) Pucang Kanginan Gambar 51: PucangKanginan (Koleksi Casta dan Taruna)

13 41 13) Jalak Murai Gambar 52: Jalak Murai (Koleksi Casta dan Taruna) 14) Mawar Segerompol Gambar 53: Mawar Segerombol (Koleksi Casta dan Taruna) 15) Banyak Anggrem Gambar 54: Banyak Anggrem (Koleksi Casta dan Taruna)

14 42 16) Daro Tarung Gambar 55: Daro Tarung (Koleksi Casta dan Taruna) b. BATIK INDRAMAYU 1. Kembang Kapas Gambar 56: Kembang Kapas (Koleksi Didin Jamaluddin) 2. Ganggang Gambar 57: Ganggang (Koleksi Disin Jamaluddin)

15 43 3. Motih Hias Kapal Kandas Gambar 58: Kapal Kandas (Koleksi Didin Jamaluddin) 4. Iwak Entong Gambar 59: Iwak Entong (Koleksi Didin Jamaluddin) 5. Lok Can Gambar 60: Lok Can (Koleksi Didin Jamaluddin)

16 44 6. Slompret Gambar 61: Slompret (Koleksi Didin Jamaluddin) 7. Lengko- Lengko Gambar 62: Lengko-Lengko (Koleksi Didin Jamaluddin) 8. Tambal Seribu Gambar 63: Tambal Seribu (Koleksi Didin Jamaluddin)

17 45 9. Sawat Riwe Gambar 64: Sawat Riwe (Koleksi Didin Jamaluddin) 10. Sawat Biskuitan Gambar 65: Sawat Biskuitan (Koleksi Didin Jamluddin) 11. Perang Solder Gambar 66: Perang Solder (Koleksi Didin Jamaluddin)

18 Banji Tepak Gambar 67: Banji Tepak (Koleksi Didin Jamaluddin) 13. Merak Berunding Gambar 68: Merak Berunding (Koleksi Didin Jamaluddin) 14. Merak Ngibing Gambar 69: Merak Ngibing (Koleksi Didin Jamaluddin)

19 Sawat Penganten Gambar 70: Sawat Penganten (Koleksi Didin Jamaluddin) 16. Jae Serempang Kandang Gambar 71: Jae Sarempang Kandang (Koleksi Didin Jamaluddin) 17. Rama Gambar 72: Rama (Koleksi Didin Jamaluddin)

20 Srintil Gambar 73: Srintil (Koleksi Didin Jamaluddin) 19. Kembang Suket Gambar 74: Kembang Suket (Koleksi Didin Jamaluddin) 20. Kembang Gunda Gambar 75: Kembang Gunda (Koleksi Didin Jamaluddin)

21 Tluki Gambar 76: Tluki (Koleksi Didin Jamaluddin) 22. Kawung Sogok Gambar 77: Kawung Sogok (Koleksi Didin Jamaluddin) 23. Banji Gambar 78: Banji (Koleksi Didin Jamaluddin)

22 Dara Kepuh Gambar 79: Dara Kepuh (Koleksi Didin Jamaluddin) 25. Teratai Gambar 80 Teratai (Koleksi Didin Jamaluddin) 26. Sisik Gambar 81: Sisik (Koleksi Didin Jamaluddin)

23 Cendrawasih Gambar 82: Cendrawasih (Koleksi Didin Jamaluddin) 28. Manuk Drawes Gambar 83: Manuk Drawes (Koleksi Didin Jamaluddin) 29. Jarot Asem Gambar 84: Jarot Asem (Koleksi Didin Jamaluddin)

24 Bunga Pentil Gambar 85: Bunga Pentil (Koleksi Didin Jamaluddin) 31. Burung Bengkuk Gambar 86: Burung Bengkuk (Koleksi Didin Jamaluddin) 32. Gentong Kosong Gambar 87: Gentong Kosong (Koleksi Didin Jamaluddin)

25 Kereta Kencana Gambar 88: Kereta Kencana (Koleksi Didin Jamaluddin) 34. Kembang Betah Gambar 89: Kembang Betah (Koleksi Didin Jamaluddin) 35. Kliran Gambar 90: Kliran (Koleksi Didin Jamaluddin)

26 Daun Suket Gambar 91: Daun Suket (Koleksi Didin Jamaluddin) 37. Petek Gambar 92: Petek (Koleksi Didin Jamaluddin) 38. Tiga Negeri Gambar 93: Tiga Negeri (Koleksi Didin Jamaluddin)

27 Jaya Serempang Kandang Gambar 94: Jaya Sarempang Kandang (Koleksi Didin Jamaluddin) 40. Pacar China Gambar 95: Pacar Cina (Koleksi Didin Jamaluddin) 41. Kentangan Gambar 96: Kentangan (Koleksi Didin Jamaluddin)

28 Sakarniem Gambar 97: Sakarniem (Koleksi Didin Jamaluddin) c. Batik Kuningan 1. Geger Sunten Gambar 98: Geger Sunten (Koleksi Tity S) 2. Adu Manis Gambar 99: Adu Manis (Koleksi Jatikusumah)

29 57 3. Mayang Sagara Gambar 100: Mayang Sagara (Koleksi Jatikusumah) 4. Oyod Mingmang Gambar 101: Oyod Mingmang (Koleksi Jatikusumah) 5. Rereng Kujang Gambar 102: Rereng Kujang (Koleksi Jatikusumah)

30 58 6. Rereng Pwah Aci Gambar 103: Pwah Aci (Koleksi Jatikusumah) 7. Sekar Galuh Gambar 104: Sekar Galuh (Koleksi Jatikusumah) 8. Merak Ngibing Gambar 105: Merak Ngibing (Koleksi Jatikusumah)

31 59 B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN a. Batik Cirebon Tabel I. Analisis Batik Cirebon NO GAMBAR NAMA MOTIF HIAS Liris Penganten Liris Kembang Gedang PEMBAHASAN berstruktur geometris, bentuknya hampir sama dengan bentuk parang dan digunakan sebagai busana penganten. berstruktur geometris, bentuknya merupakan bentuk parang yang digayakan menyerupai bunga pisang. 3. Liris Bangkol berstruktur geometris, dengan ditambah variasi bentuk bongkol (alat untuk mengaitkan). 4. Liris Keris berstruktur geometris, mengambil motif parang dengan pokok hiasan dari bentuk keris. 5. Liris Dasimah berstruktur geometris, dengan mengambil nama dari tokoh film Nyai Dasimah 6. Kawung Gendewo berstruktur geometris bidang persegi yang dibagi empat dengan berbagai kemungkinan bentuk. Motif kawung kemungkinan berasal dari pohon aren (kawung). Dinamakan kawung gendewo, karena bentuk bunga arennya yang besar-besar.

32 Kawung Kentang Kawung Rambutan Motif Banji Tepak Motif tumbal Sewu Motif Lengkolengko berstruktur geometris, menggambarkan buah kawung dengan bentuk kecil-kecil sehingga bentuknya menyerupai kentang berwarna putih atau krem. berstruktur geometris,merupakan perkembangan dari motif hias kawung. Bagian tengahnya diberi isen sawut hingga menyerupai buah rambutan. berstruktur geometris, yang merupakan pengembangan dari pola hias banji. Bagian tengahnya diberi hiasan flora dan fauna. berstruktur geometris, yang terdiri dari bentuk-bentuk persegi atau segitiga yang disambung-sambungkan, sehingga menyerupai bentuk untuk menambal sesuatu yang berlubang/sobek. Pada bidang-bidang tambal tersebut diisi dengan motif hias flora dan fauna serta motif geometris. berstruktur geometris, dengan struktur pola zig zag dan diisi dengan berbagai hiasan. 12. Motif Angen berstruktur geometris, yang diilhami oleh bentuk kerlap kerlip bintang di langit. 13. Pangkaan Pring Sedapur berbentuk pohon atau bunga yang lengkap mulai dari ujung hingga pangkalnya. Motif pring sedapur mengambil stilasi dari buket serumpun bambo.

33 Pangkaan Anggrek mengambil bentuk sebuah buket bunga anggrek. 15. Pangkaan Klapa Setundun mengambil bentuk dari pohon kelapa. 16. Pangkaan Soko Cino yang diambil dari ornamen yang terdapat pada piring Cina. 17. Pangkaan Kembang Suru diambil dari bunga suru Piring Selampad Kembang Melati Batik pesisiran Cirebon dengan motif semarangan, yaitu motif batik yang mempunyai susunan dari kelompok motif yang berukuran kecil. Motif ini terinspirasi dari piring-piring porselen Cina. Motif hias berbentuk piring diterapkan menyerupai ceplokan dan dilengkapi dengan motif hias lain sebagai hiasan pembantu. Batik pesisiran Cirebon dengan motif semarangan, merupakan stilasi bunga melati yang digabung dengan bentuk daun dan beberapa kuncup bunga. 20. Kembang Mawar Sepasang Batik pesisiran Cirebon dengan motif semarangan yang terdiri dari dua bunga mawar yang ditata secara berkelompok dan dilengkapi dengan bentuk lain seperti daun, burung kecil atau kupu-kupu.

34 Kembang Gempol Kembang Kantil Batik pesisiran Cirebon dengan motif semarangan berupa stilasi bunga sejenis jambu air divariasikan dengan bunga-bunga kecil, daun, dan ranting. Batik pesisiran Cirebon dengan motif semarangan, merupakan motif dari stilasi bunga cempaka Ganggenga n Iwak Mungup Kapal Minggir Kapal Kandas Sawat Garuda Sawat Oyod Batik pesisiran Cirebon dengan motif byur, yaitu motif yang padat, tidak tampak mana yang dijadikan pangkal atau ujungnya. Motif ganggengan terdiri dari stilasi tumbuhan ganggeng beserta motif pelengkap yang menyertainya, seperti ikan, dan binatang laut lainnya. Batik pesisiran Cirebon dengan pengaruh alam pesisiran berupa stilasi ikan yang sebagian muncul ke permukaan air. Batik pesisiran Cirebon dengan pengaruh alam pesisiran yang terdiri dari stilasi bentuk kapal yang sedang menepi, dan dilengkapi dengan motif hias tunbuhan dan binatang laut. Batik pesisiran Cirebon dengan pengaruh alam pesisiran memperlihatkan kapal yang kandas di laut atau sungai dan dilengkapi dengan motif flora dan fauna. mendapat pengaruh budaya keraton Cirebon berupa stilasi bentuk sayap yang disusun secara simetris, ditambah dengan bentuk-bentuk lain sebagai hiasan pembantu. mendapat pengaruh budaya keraton Cirebon dengan motif sayap sebagai motif utama ditambah dengan bentuk akar-akaran (oyod).

35 Sawat Godong Lokcan Soko Cino Tokolan Karang Jae Tikel Balung Pucang Kanginan Jalak Murai mendapat pengaruh budaya keraton Cirebon berupa bentuk sayap yang dilengkapi dengan hiasan bentuk daun (godong) talas dan bentuk lainnya yang disusun secara simetris. mendapat pengaruh budaya keraton Cirebon dengan motif lokcan yang merupakan pengaruh dari Cina. mendapat pengaruh budaya keraton Cirebon dengan mengambil motif hias yang terdapat pada piring Cina. mendapat pengaruh alam pertanian, seperti motif hias tokolan merupakan motif batik yang menggunakan tokol (kecambah) sebagai pokok hiasannya. mendapat pengaruh alam pertanian yang mengilustrasikan tentang kebun jahe yang dijadikan sebagai motif hias ini. mendapat pengaruh alam pertanian dengan bentuk tulang yang ditekuk (tikel=lipat/tekuk, balung= tulang). Motif ini dirangkai dengan bentukbentuk lung, daun, dan burung mendapat pengaruh alam pertanian berupa tumbuhan merambat yang tertiup angin. Motif ini dilengkapi dengan stilasi burung yang sedang menghisap madu. Motif hias ini mengambil pokok hiasan dari burung jalak murai dilengkapi dengan hiasan lainnya berupa stilasi tumbuhan.

36 Mawar Segerompol Banyak Anggrem mendapat pengaruh alam pertanian berupa sekelompok bunga mawar yang dijadikan sebagai pokok hiasan dilengkapi dengan motif burung. Motif hias ini menggambarkan angsa yang sedang mengerami telur, dilengkapi dengan motif daun dan lung. 39. Daro Tarung Motif hias yang menampilkan dua ekor burung yang sedang bertarung, sebagai hiasan latar dilengkapi dengan motif tumbuh-tumbuhan. Batik Cirebon merupakan batik pesisiran jika dilihat dari konteks letak geografis. Batik pesisiran Cirebon memiliki keunikan lain jika dibandingkan dengan batik pesisiran dari daerah lain. Karena batik pesisiran Cirebon mendapat pengaruh dari keraton, yakni Keraton Kanoman dan Keraton Kasepuhan. Motif batik keratonan memiliki makna simbolis. Batik Cirebon mendapat pengaruh dari Cina, seperti pada motif Mega Mendung, Wadasan, Burung Phoenix, Piring Selampad, dan motif Banji. Garis-garis cenderung tajam dan kecil. Pengaruh Islam tampak pada motif kaligrafi huruf Arab, bentuk motif dengan gaya dekoratif, dan tilasi motif binatang. b. Batik Indramayu Tabel II. Analisis Batik Indramayu NO GAMBAR NAMA MOTIF HIAS 1. Kembang Kapas PEMBAHASAN Berasal dari bentuk tumbuh-tumbuhan yang distilasi menjadi bentuk geometris berupa motif kembang kapas, yaitu jenis tumbuhan bunga kapas yang banyak terdapat di daerah Indramayu.

37 65 2. Ganggang 3. Motih Hias Kapal Kandas Motif ini berasal dari jenis tumbuhan ganggeng yang banyak terdapat di pesawahan daerah Indramayu Utara. Motif ganggengan terdiri dari stilasi tumbuhan ganggeng beserta motif pelengkap yang menyertainya, seperti ikan, dan binatang lainnya. Motif ini terdiri dari stilasi kapal yang terdampar di pantai ketika peperangan antara Jepang dan Amerika. 4. Iwak Entong Motif ini terdiri dari stilasi ikan dan udang beserta tumbuhan lainnya sebagai pelengkap 5. Lok Can Batik pesisiran yang mendapat pengaruh budaya Cina dengan motif stilasi dari bentuk dasar burung. 6. Slompret 7. LengkoLengko 8. Tambal Seribu 9. Sawat Riwe Motif batik pesisiran dengan bentuk slompret yaitu sebuah alat yang digunakan para raja untuk memanggil prajurit ke pos penjagan. Motif ini dilengkapi dengan bentuk tumbuhan dan bentuk geometris berupa sulursuluran. berstruktur geometris, dengan struktur pola zig zag dan diisi dengan hiasan floran (daun dan bunga), dan fauna (ikan dan Burung). berstruktur geometris, yang terdiri dari berbagai bentuk yang dipadukan dalam sehelai kain, terdiri dari bentuk persegi atau segitiga yang disambungsambungkan, sehingga menyerupai bentuk untuk menambal sesuatu yang berlubang/sobek. mendapat pengaruh budaya Islam, dengan motif sayap sebagai motif utama ditambah dengan bentuk kaligrafi Arab yang distilasi ke dalam bentuk geometris dan serangga.

38 Sawat Biskuitan 11. Perang Solder Motif hias dengan struktur utama sawat dan dilengkapi dengan tanaman berupa daun berbentuk persegi dan termasuk tanaman langka. Batik pesisiran Indramayu dengan motif yang diambil dari penggambaran situasi pada zaman penjajahan, yaitu perang antara para penguasa Jepang dengan Belanda. Bentuk motif hias ini berasal dari bentuk geometris dengan struktur parang. Banji Tepak berstruktur geometris, yang merupakan pengembangan dari pola hias banji dan bentuk tepak (kotak kecil untuk menyimpan perhiasan). Bidang kotak kecil diisi dengan berbagai bentuk floran, fauna dan bentuk geometris. terdiri Merak dari stilasi dua ekor merak yang Berunding berhadapan, dilengkapi dengan motif tumbuhan lain seperti daun-daunan. 14. Merak Ngibing Batik pesisiran Indramayu dengan stilasi burung merang sedang menari, dilengkapi dengan motif tumbuhtumbuhan lain seperti bunga dan daun. 15. Sawat Penganten 16. Jae Serempang Kandang 17. Rama berstruktur geometris dan binatang. Stilasi burung dengan latar belakang bentuk-bentuk geometris dilengkapi dengan stilasi daun dan bunga. mendapat pengaruh alam yang terdiri dari tanaman jahe yang dijadikan sebagai motif hias ini, ditambah dengan motif tumbuhan lainnya. Motif batik ini terdiri dari stilasi flora dan fauna yang banyak tumbuh di laut.

39 Srintil 19. Kembang Suket 20. Kembang Gunda 21. Tluki 22. Kawung Sogok 23. Banji 24. Dara Kepuh 25. Teratai 26. Sisik Batik pesisiran Indramayu dengan struktur stilasi burung yang banyak terdapat di Indramayu. Latar belakang diisi dengan bentuk geometris dan motif tumbuh-tumbuhan. Batik pesisiran Indramayu dengan struktur stilasi flora berupa tumbuhan sejenis rumput yang banyak terdapat di daerah Indramayu. Batik pesisiran Indramayu dengan struktur stilasi flora berupa tumbuhan sejenis bunga rumput (kembang=bunga; gunda=jenis rumput yang tumbuh di laut) yang tumbuh di laut dan banyak terdapat di daerah Indramayu. Batik pesisiran Indramayu dengan struktur stilasi flora berupa tumbuhan sejenis rumput berdaun kecil yang banyak terdapat di daerah Indramayu. Batik pesisiran Indramayu dengan struktur geometris berupa stilasi bentuk kawung yang ditusuk (sogok) sebagai latar belakang. Sedangkan bagian depan didisi dengan bentuk stilasi burung dan tumbuhan bunga dan daun. berstruktur geometris, dan merupakan pengembangan dari pola hias banji yang berasal dari Cina. Bagian tengahnya diberi hiasan flora dan fauna. berstruktur stilasi burung merpati, dilengkapi dengan motif tumbuhan berupa bungan dan daun. berstruktur stilasi bunga teratai, yaitu tumbuhan yang hidup di air. berstruktur geometris dominasi bentuk sisik yang merupakan ciri khas batik Indramayu. Dilengkapi dengan stilasi bentuk burung, daun dan bunga.

40 Cendrawasi h berstruktur stilasi burung cendrawasih. Latar belakang diisi dengan bentuk sulur-suluran yang saling kait, dan stilasi bungan dan daun. 28. Manuk Drawes berstruktur stilasi burung drawes, yairu sejenis burung laut yang memiliki ekor panjang. 29. Jarot Asem 30. Bunga Pentil berstruktur stilasi tumbuhan asam dengan jarotnya (akar-akar yang terdapat di dalam asam). berstruktur stilasi kuncup bunga. 31. Burung Bengkuk berstruktur tilasi burung kecil bungkuk. 32. Gentong Kosong mendapat isnpirasi dari gentong (tempat air/beras) 33. mendapat pengaruh batik Cirebon, berupa stilasi kereta kencara yang dilengkapi dengan bentuk-nemtk tumbuh-tumbuhan dan bentuk geometris berstruktur flora dan banyak tumbuh di daerah Indramayu. Kereta Kencana 34. Kembang Betah 35. Kliran 36. Daun Suket berstruktur geometris, terdiri dari motif lereng dn tumpal yang disusun secara diagonal. mendapat inspirasi dari bentuk tunbuhan sejenis rumput berdaun kecil dan berbunga. Bnetuk ini disusun

41 Petek 38. Tiga Negeri 39. Jaya Serempang Kandang 40. Pacar China 41. Kentangan 42. Sakarniem secara berulang dalam bentuk lingkaran. berasal dari stilasi ikan jenis petek, yaitu ikan kecil berbadan tipis, berwarna putih. berasal dari gabungan tiga motif hias yang digabung menjadi satu, yang terdiri dari motif manuk drawes, sisik, dan kentangan., ditambah dengan isen-isen berukuran besar dan bentuk tumpal yang berderet secara diagonal. Motif batik pesisiran Indramayu yang terdiri dari struktur garis yang membentuk seperti kumparan kawat (sarempang) dengan motif hias burung bengkuk. berasal dari tumbuhan pacar cina yang dapat mengeluarkan warna merah jika ditumbuk yang digunakan untuk mewarnai kuku. berasal dari bentuk-bentuk irisan kentang, dikombinasikan dengan bentuk tumbuhan. Batik pesisiran Indramayu, berasal dari bentuk tumbuhan kecil sejenis rimput. Motif hias batik Indramayu berasal dari ragam hias kelompok tumbuhtumbuhan, binatang laut dan darat, ragam hias geometris, dan ragam hias campuran antara tumbuh-tumbuhan, binatang dan geometris. Semua ragam hias ini diambil dari lingkungan alam sekitar daerah Indramayu. Nama-nama motif hias banyak diambil dari bahasa daerah setempat, seperti iwak entong berati ikan yang tanpa kepala, lengko-lengko (lengak-lengok) yang berarti bengkok, merak ngibing berati merak joged, manuk drawes artinya burung sejenis burung laut, petek berati jenis ikan kecil dan berbadan tipis berwarna putih, dan sebagainya.

42 70 c. Batik Kuningan Tabel III. Analisis Batik Kuningan NO GAMBAR NAMA MOTIF HIAS 1. Geger Sunten PEMBAHASAN Berasal dari stilasi tumbuh-tumbuhan yang disusun secara berderet membentuk segitiga yang kokoh sebagai penanda benteng pertahanan diri dari pengaruh-pengaruh yang berasal dari luar. 2. Adu Manis Batik Kuningan yang berstruktur pola tumbuhan dan diatur saling berhadapan (simetris) hingga membentuk struktur yang indah, selaras (adu manis). Yang melambangkan kesatuan dua insan yang selaras. 3. Mayang Sagara 4. Oyod Mingmang Motif batik mayang sagara mengambil bentuk tumbuh-tumbuhan laut yang merupakan sebuah keindahan di dalam samudra yang dihubungkan dengan simbol refleksi adanya alam raga dan alam raya. Batik Kuningan yang berstruktur flora dari rangkaian akar yang saling berkaitan membentuk kesatuan. Simbol kesatuan dan persatuan. 5. Rereng Kujang 6. Rereng Pwah Aci Batik Kuningan yang berstruktur geometris berbentuk rereng yang berasal dari deretan kujang (senjata khas Jawa Barat). Memiliki arti simbolis sebagai kukuh kana jangji. Batik Kuningan yang berstruktur geometris, bentuknya merupakan bentuk parang yang digayakan, diisi dengan bentuk flora berupa daun dan tangkai padi. Menggambarkan sosok perempuan yang memiliki peranan penting dalam segala aspek, seperti dalam kehidupan pribadi, keluarga dan sosial.

43 71 7. Sekar Galuh Batik kuningan yang berstruktur motif flora berupa daun yang saling kait. Sekar=kembang, galu dari kata galeuh=inti kehidupan. 8. Merak Ngibing Batik kuningan yang berstruktur bentuk burung merak yang sedang menari dengan bentuk ekor yang digayakan menyerupai sulur-suluran yang berhubungan satu dengan lainnya. Bentuk motif batik Kuningan merupakan cerminan dari kehidupan sosial budaya, falsafah hidup, dan adat-istiadat orang Sunda. Beberapa perwujudan batik Kuningan secara visual dapat digambarkan melalui motif dan warnanya. Berdasarkan pemikiran yang melatarbelakangi penciptaan batik Kuningan, maka motif-motif yang dihadirkan berbentuk flora sebagai ciri khas ragam hiasnya. Bentuk-bentuk lain dari motif batik Kuningan adalah geometris dan fauna. Bentuk flora umumnya mengarah ke susunan saling kait, bersambungan satu sama lainnya. Bentuk geometrik umumnya mengarah ke garis diagonal dan bentuk parang atau rereng.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

DOKUMENTASI DAN PEMETAAN ORNAMEN BATIK PESISIRAN DAERAH SUNDA SEBAGAI SEBUAH USAHA PELESTARIAN BUDAYA BANGSA

DOKUMENTASI DAN PEMETAAN ORNAMEN BATIK PESISIRAN DAERAH SUNDA SEBAGAI SEBUAH USAHA PELESTARIAN BUDAYA BANGSA ARTIKEL JURNAL DOKUMENTASI DAN PEMETAAN ORNAMEN BATIK PESISIRAN DAERAH SUNDA SEBAGAI SEBUAH USAHA PELESTARIAN BUDAYA BANGSA Oleh: Dra. Tity Soegiarty, M.Pd. PENDAHULUAN Batik sudah sejak lama dikenal di

Lebih terperinci

ORNAMEN BATIK PESISIRAN DAERAH SUNDA

ORNAMEN BATIK PESISIRAN DAERAH SUNDA Dimensi, Vol.1- No.1, September 2016 ORNAMEN BATIK PESISIRAN DAERAH SUNDA Tity Soegiarty Universitas Pendidikan Indonesia Email: disertasifarid@gmail.com Abstract Batik in the Sunda (West Java) consisted

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5. 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kain batik cap di sentra batik Paoman Art analisis deskriptif ornamen kain batik cap, peneliti memperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE. Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI

BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE. Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI Nama Djawa Hokokai mengikuti nama organisasi propaganda Jepang yaitu organisasi Putera menjadi Organisasi

Lebih terperinci

Pembahasan Hasil Penelitian 6

Pembahasan Hasil Penelitian 6 peranan desain ornamen sangatlah penting, bukanlah batik jika tidak memiliki ornamen. Batik Indonesia dikenal akan kekayaan dan keanekaragaman ornamennya, sehingga banyak tuns asing yang mengaguminyakarena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

Lebih terperinci

diambil dari kata ambatik, yaitu kata amba (bahasa jawa) yang berarti menulis dan tik yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat

diambil dari kata ambatik, yaitu kata amba (bahasa jawa) yang berarti menulis dan tik yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat BAB II Tinjauan Umum Motif Batik Trusmi Cirebon 2.1 Batik Kata batik berasal dari bahasa Jawa. Secara etimologi kata batik diambil dari kata ambatik, yaitu kata amba (bahasa jawa) yang berarti menulis

Lebih terperinci

MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN

MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN BAB II MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN II.1 Batik Batik merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang sudah ada sejak lama. Pengertian batik itu sendiri adalah suatu proses teknik pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki

Lebih terperinci

Ragam Hias Kain Batik

Ragam Hias Kain Batik RAGAM RIAS KAIN BATIK 45 Ragam Hias Kain Batik A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari ragam hias kain batik Nusantara. Batik merupakan cara menghias latar kain melalui teknik celup rintang. Cara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Mata Kuliah Kriya Tekstil dan Batik III Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya Tekstil dan Batik II. Mata kuliah Kriya Tekstil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Nasional yang dilindungi pemerintah, di mana bangunan ini merupakan pusat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Nasional yang dilindungi pemerintah, di mana bangunan ini merupakan pusat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Gedung Paseban Tri Panca Tunggal adalah sebuah bangunan Cagar Budaya Nasional yang dilindungi pemerintah, di mana bangunan ini merupakan pusat kebudayaan Djawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada

Lebih terperinci

Written by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10

Written by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10 Pada awalnya batik dibuat di atas bahan berwarna putih yang dibuat dari kapas (kain mori). Sekarang ini semakin berkembang dengan bahan-bahan semacam sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya.

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016. SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016. Yth. Pimpinan dan Pengurus Yayasan Batik Indonesia; Yth. Pimpinan

Lebih terperinci

Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan. Nur Hayati 1 Sarah Rum Handayani 2 Theresia Widiastuti 3

Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan. Nur Hayati 1 Sarah Rum Handayani 2 Theresia Widiastuti 3 1 Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan Nur Hayati 1 Sarah Rum Handayani 2 Theresia Widiastuti 3 Tegal adalah kota strategis memiliki batik yang berbeda dengan

Lebih terperinci

KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 TEKNIK PEMBUATAN BATIK TULIS ALAT 1. GAWANGAN 2. KUAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Touch of Batik merupakan konsep yang menggabungkan dua latar belakang yang berbeda, yaitu batik hasil karya seni Indonesia pada gayastreetstyle. Batik yang diangkat

Lebih terperinci

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Visual Motif dan Makna Simbolis Batik Majalengka yang telah di uraikan, akhirnya peneliti memperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU 2.1. Kain Batik Basurek Bengkulu Kain Basurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari generasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR GAMBAR... xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

Teknik dasar BATIK TULIS

Teknik dasar BATIK TULIS Teknik dasar BATIK TULIS Bandung, November 2009 Pengertian Batik 1. Batik adalah karya seni rupa pada kain dengan pewarnaan rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang. Menurut konsensus Nasional

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Batik merupakan salah satu ciri khas kebudayaan Indonesia yang telah menjadi warisan peradaban dunia. Jenis corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak

Lebih terperinci

KAJIAN MOTIF BATIK PAGI-SORE PEKALONGAN

KAJIAN MOTIF BATIK PAGI-SORE PEKALONGAN KAJIAN MOTIF BATIK PAGI-SORE PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh

Lebih terperinci

MAKNA FILOSOFI BATIK Sugiyem Jurusan PTBB FT UNY

MAKNA FILOSOFI BATIK Sugiyem Jurusan PTBB FT UNY MAKNA FILOSOFI BATIK Sugiyem Jurusan PTBB FT UNY PENDAHULUAN Kain batik yang diidentikkan sebagai kain Nusantara kini berkembang menjadi industri modern. Konsekuensi dari masuknya batik ke dalam industri

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau Badan Usaha disemua sektor ekonomi (Tambunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman kekayaan alam, kesenian, dan budaya yang masih dipelihara dan dilestarikan oleh masyarakatnya.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MOTIF BATIK PADA INDUSTRI BATIK DI KABUPATEN KUDUS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MOTIF BATIK PADA INDUSTRI BATIK DI KABUPATEN KUDUS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MOTIF BATIK PADA INDUSTRI BATIK DI KABUPATEN KUDUS Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek,

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek, 53 BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek, Kabupaten. Tuban. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa masyarakat sekitar menyebut

Lebih terperinci

BATIK CIREBON. (Tinjauan Ornamen Batik Trusmi Cirebon) Irin Tambrin. Dipublikasikan pada Jurnal Seni Rupa Vol.2 No. 4 Mei 2002.

BATIK CIREBON. (Tinjauan Ornamen Batik Trusmi Cirebon) Irin Tambrin. Dipublikasikan pada Jurnal Seni Rupa Vol.2 No. 4 Mei 2002. BATIK CIREBON (Tinjauan Ornamen Batik Trusmi Cirebon) Irin Tambrin Dipublikasikan pada Jurnal Seni Rupa Vol.2 No. 4 Mei 2002 Abstrak Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan manusia sejak is merubah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keberadaan manusia berupa bukti atau saksi seperti artifact (fakta Benda),

BAB II KAJIAN TEORI. keberadaan manusia berupa bukti atau saksi seperti artifact (fakta Benda), BAB II KAJIAN TEORI A. Sejarah Kebudayaan Ruang lingkup sejarah kebudayaan sangat luas. Sema bentuk manifestasi keberadaan manusia berupa bukti atau saksi seperti artifact (fakta Benda), Mentifact (fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya kerjasama ekonomi ASEAN akan menciptakan peluang dan tantangan baru bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Asean Ekonomic Community

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri atau sifat-sifat yang terdapat didalam citra dan membentuk suatu pola-pola dengan interval

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman budaya yang melimpah. Kebudayaan ini diwariskan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kebudayaan

Lebih terperinci

2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON

2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cirebon termasuk wilayah Pantura, perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah, maka sangat memungkinkan terjadinya persilangan kebudayaan antara kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik, merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah sangat terkenal, baik lokal maupun di dunia internasional. Batik sudah diakui dunia sebagai salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK. i KATA PENGANTAR. ii UCAPAN TERIMA KASIH. iii DAFTAR ISI. viii DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK. i KATA PENGANTAR. ii UCAPAN TERIMA KASIH. iii DAFTAR ISI. viii DAFTAR GAMBAR DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK i KATA PENGANTAR ii UCAPAN TERIMA KASIH iii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. 1 B. Fokus Penelitian... 5 C. Tujuan Penelitian.

Lebih terperinci

KESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau

KESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau 1 KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau penyalinan naskah-naskah Jawa mengalami perkembangan pesat pada

Lebih terperinci

Identifikasi Unsur Visual Bentuk dan Warna yang Menjadi Ciri Khas Ragam Hias Batik Trusmi Cirebon

Identifikasi Unsur Visual Bentuk dan Warna yang Menjadi Ciri Khas Ragam Hias Batik Trusmi Cirebon Identifikasi Unsur Visual Bentuk dan Warna yang Menjadi Ciri Khas Ragam Hias Batik Trusmi Cirebon Pratiwi Kusumowardhani Jurusan Desain Grafis, Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta 12640 E-mail : pratiwi.polimedia@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN MOTIF BATIK MERAK NGIBING GARUT DAN TASIKMALAYA

BAB II TINJAUAN MOTIF BATIK MERAK NGIBING GARUT DAN TASIKMALAYA BAB II TINJAUAN MOTIF BATIK MERAK NGIBING GARUT DAN TASIKMALAYA II.1 Media Informasi II.1.1 Pengertian Media Informasi Perkembangan media berawal dari revolusi industri, dimana media cetak pertama kali

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat

Lebih terperinci

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Klara Puspa Indrawati Tulisan mengenai batik sebagai sebuah produk geometri ini muncul dari ketertarikan saya terhadap keindahan pada detail. Dalam ilmu arsitektur

Lebih terperinci

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alas kaki atau lebih dikenal dengan sebutan sepatu/sandal adalah bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang segala kegiatan, bukan hanya menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. pembahasan Batik Magetan seperti penelitian-penelitian terdahulu dalam bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. pembahasan Batik Magetan seperti penelitian-penelitian terdahulu dalam bentuk BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka ini dipilih beberapa tulisan yang berkaitan dengan pembahasan Batik Magetan seperti penelitian-penelitian terdahulu dalam bentuk skripsi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS VISUAL DAN ESTETIKA SUNDA PADA MOTIF BATIK PRIANGAN KELOM GEULIS SAGITRIA TASIKMALAYA

BAB IV ANALISIS VISUAL DAN ESTETIKA SUNDA PADA MOTIF BATIK PRIANGAN KELOM GEULIS SAGITRIA TASIKMALAYA BAB IV ANALISIS VISUAL DAN ESTETIKA SUNDA PADA MOTIF BATIK PRIANGAN KELOM GEULIS SAGITRIA TASIKMALAYA IV.1 Kajian Estetika Jamaludin Wiartakusumah Untuk mengkaji visual pada motif batik Sagitria ini menggunakan

Lebih terperinci

pembuatannya dengan cara tertentu (mula-mula ditulis atau ditera dengan lilin, laludiwarnakan dengan tarum dansoga).

pembuatannya dengan cara tertentu (mula-mula ditulis atau ditera dengan lilin, laludiwarnakan dengan tarum dansoga). BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL PROYEK TUGAS AKHIR : MUSEUM BATIK PEKALONGAN Merancang Museum Batik dengan mentransformasikan motifbatik JIamprang kedalam karakter bangunan. 1.2. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

BAB II MENGENAL BATIK TULIS TASIKMALAYA. mengenai pengertian batik. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

BAB II MENGENAL BATIK TULIS TASIKMALAYA. mengenai pengertian batik. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia BAB II MENGENAL BATIK TULIS TASIKMALAYA 2.1. Pengertian Batik Tulis Batik merupakan kesenian masyarakat Indonesia yang telah lama menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia. Banyaknya ragam batik di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Potensi Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang berarti keras, kuat. Dalam pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam keunikan dan ciri khas pada setiap daerahnya yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Keunikan tersebut tertuang dalam berbagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MOTIF BATIK DI UD. BATIK SATRIO MANAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENGEMBANGAN MOTIF BATIK DI UD. BATIK SATRIO MANAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PENGEMBANGAN MOTIF BATIK DI UD. BATIK SATRIO MANAH KABUPATEN TULUNGAGUNG Utari Anggita Shanti Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya utarianggita@gmail.com

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

BATIK GARUT KAJIAN BENTUK DAN WARNA

BATIK GARUT KAJIAN BENTUK DAN WARNA BATIK GARUT KAJIAN BENTUK DAN WARNA Nanang Rizali Herman Jusuf dipublikasikan pada Jurnal Wacana Seni Rupa Vol. 3 No.6 Agustus Abstrak Salah satu karya tradisi budaya bangsa Indonesia adalah batik. Hingga

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) KELAS VII Disusun Oleh : BAB I PENGENALAN BATIK 1.1 DEFINISI BATIK Dari segi etimologi (bahasa), Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Cirebon adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada dipesisir utara Jawa Barat dan termasuk ke dalam wilayah III (Cirebon,

Lebih terperinci

FILSAFAT SEBAGAI DASAR KAJIAN DALAM PENERAPAN MOTIF- MOTIF SENI BATIK KLASIK

FILSAFAT SEBAGAI DASAR KAJIAN DALAM PENERAPAN MOTIF- MOTIF SENI BATIK KLASIK FILSAFAT SEBAGAI DASAR KAJIAN DALAM PENERAPAN MOTIF- MOTIF SENI BATIK KLASIK Oleh : Drs. Gde Yosef Tj. Jurusan Seni rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II. Metode Perancangan. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas, timbul permasalahan dalam

BAB II. Metode Perancangan. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas, timbul permasalahan dalam BAB II Metode Perancangan A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas, timbul permasalahan dalam perancangan batik dengan sumber inspirasi cerita rakyat dan flora fauna Indonesia. Ada

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesisir Timur pantai Sumatera Utara sejak abad ke-13, merupakan tempat persinggahan bangsa-bangsa asing dan lintas perdagangan. Bangsa India dan Arab datang dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi 64 BAB V KESIMPULAN Nareh Hilir merupakan satu diantara 17 desa yang berada di kawasan Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi sentra sulaman benang emas di kota Pariaman,

Lebih terperinci

BATIK GARUT KAJIAN BENTUK DAN WARNA

BATIK GARUT KAJIAN BENTUK DAN WARNA BATIK GARUT KAJIAN BENTUK DAN WARNA Nanang Rizali dipublikasikan pada Jurnal Wacana Seni Rupa Vol. 3 No.6 Agustus 2003 Abstrak Salah satu karya tradisi budaya bangsa Indonesia adalah batik. Hingga kini

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis a. Bohemian Style Produk 1 : Baju Blouse Lengan Kalong Gambar 2. 1 Baju Blouse (Sumber: www.pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kerajinan batik itu sendiri yang juga ditopang oleh peningkatan sumber daya

I. PENDAHULUAN. kerajinan batik itu sendiri yang juga ditopang oleh peningkatan sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni kerajinan batik hingga kini tetap berkembang di daerah tertentu di tanah air. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis identitas budaya nasional ini mampu bertahan hidup

Lebih terperinci

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian

Lebih terperinci

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam - Struktur bentuk pada bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 16 batang, tali air dan patah beras, umpak ayam, pucuk rebung kembang jagung, dan tawur sisik nanas. Ombak 16 batang Patah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MOTIF BATIK TULIS JETIS SIDOARJO ( ) Oleh: Desty Qamariah 1. Kata Kunci: Perkembangan, Motif, Batik Tulis, Jetis Sidoarjo.

PERKEMBANGAN MOTIF BATIK TULIS JETIS SIDOARJO ( ) Oleh: Desty Qamariah 1. Kata Kunci: Perkembangan, Motif, Batik Tulis, Jetis Sidoarjo. Abstrak PERKEMBANGAN MOTIF BATIK TULIS JETIS SIDOARJO (2008-2011) Oleh: Desty Qamariah 1 Motif batik merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia yang mengekspresikannya melalui kegiatan membatik.

Lebih terperinci

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun Lampiran 1 Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun No Bentuk Ornamen Keterangan bentuk Tanda-tanda Semiotika Ikon Indeks Simbol 1 Ornamen Geometris ini terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Kue Tapel Kue Tapel adalah salah satu makanan tradisional khas Cirebon yang cukup diminati di Cirebon sendiri dan di daerah sekitarnya ( Kuningan, Majalengka,

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan

Lebih terperinci

Chatarsis: Journal of Arts Education

Chatarsis: Journal of Arts Education Chatarsis 1 (1) (2012) Chatarsis: Journal of Arts Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chatarsis BATIK SARI KENONGO DI DESA KENONGO KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO: KAJIAN MOTIF DAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam hias motif seni kerajinan batik Pacitan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang

Lebih terperinci

2015 BATIK BERMOTIF ANGKLUNG PADA TIRAI PINTU (DOOR CURTAIN PORTIERE)

2015 BATIK BERMOTIF ANGKLUNG PADA TIRAI PINTU (DOOR CURTAIN PORTIERE) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belalang Masalah Motif batik di Indonesia sejauh ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Motif-motif batik yang ada bukan hanya motif batik resmi yang dipakai pada

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cai-rebon dalam bahasa Sunda cai memiliki makna air dan rebon adalah udang

BAB I PENDAHULUAN. cai-rebon dalam bahasa Sunda cai memiliki makna air dan rebon adalah udang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Cirebon merupakan sebuah kota administratif yang termasuk dalam provinsi Jawa Barat. Terletak di bagian utara dari pulau Jawa dan terkenal sebagai jalur pantura

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : MENGGAMBAR ETNIS Semester : I Kode : - SKS : 4 Jurusan : Desain Komunikasi Visual Dosen : Anton Rosanto, Asmoro Nurhadi Panindias Kompetensi : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai unsur yaitu kesenian, sistem

Lebih terperinci

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya BAB 2 Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Pada hari Minggu, Nina dan Siti pergi ke rumah Dimas. Di sana, mereka melihat Dimas sedang bekerja membantu ayah Dimas memindahkan bibit mangga yang dibeli ayahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan baik

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANCANGAN BUKU INTERAKTIF BATIK KUDUS. Oleh Maria Angelia NRP :

ABSTRAK PERANCANGAN BUKU INTERAKTIF BATIK KUDUS. Oleh Maria Angelia NRP : ABSTRAK PERANCANGAN BUKU INTERAKTIF BATIK KUDUS Oleh Maria Angelia NRP : 1064015 Salah satu hasil kebudayaan dari kota Kudus adalah Batik Kudus. Batik Kudus memiliki keunikan pada motifnya yang mendapat

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Logos artinya ilmu atau pengetahuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Logos artinya ilmu atau pengetahuan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENGERTIAN Dalam melakukan penelitian, hendaknya mengetahui atau memahami metode penelitian. Hal ini supaya bisa memperoleh data yang sesuai dengan harapan. Metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang masalah Dalam kehidupan, manusia sebagai makhluk sosial tentu saja memiliki kebutuhan kebutuhan pokok. Dalam bahasa jawa sering disebutkan adalah sandang, pangan, papan.

Lebih terperinci

Hiasan teknis. Bentuk hiasan yang disamping berguna sebagai hiasan juga memiliki fungsi yang lain. (lihat gambar 3)

Hiasan teknis. Bentuk hiasan yang disamping berguna sebagai hiasan juga memiliki fungsi yang lain. (lihat gambar 3) A. Ornamen Ornamen berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ornare yang artinya hiasan atau perhiasan. Yang dimaksud menghias di sini adalah mengisi sesuatu yang semula kosong menjadi terisi hiasan,

Lebih terperinci

Bentuk Corak Senirupa Terapan Nusantara

Bentuk Corak Senirupa Terapan Nusantara Stilasi adalah Definisi Data Lama : 1. Seni : Merubah dari bentuk alamiah menjadi bentuk baru; jenis menggambar yang menyederhanakan bentuk dengan tidak meninggalkan karakter bentuk aslinya. Deformasi

Lebih terperinci

Menata Pola Ragam Hias Tekstil

Menata Pola Ragam Hias Tekstil MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...ix. DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...ix. DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI PERNYATAAN...i ABSTRAK......ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR......ix DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTIF YANG TERINSPIRASI DARI MOTIF BATIK TASIKMALAYA UNTUK REMAJA DENGAN TEKNIK DIGITAL PRINTING ABSTRAK

PERANCANGAN MOTIF YANG TERINSPIRASI DARI MOTIF BATIK TASIKMALAYA UNTUK REMAJA DENGAN TEKNIK DIGITAL PRINTING ABSTRAK ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.3, No.1 April 2016 Page 40 PERANCANGAN MOTIF YANG TERINSPIRASI DARI MOTIF BATIK TASIKMALAYA UNTUK REMAJA DENGAN TEKNIK DIGITAL PRINTING Shara Fathia

Lebih terperinci