Alat Pengatur Temperatur Melalui Saluran Jala-jala Listrik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Alat Pengatur Temperatur Melalui Saluran Jala-jala Listrik"

Transkripsi

1 120 ISSN (print) Electrical Engineering Journal Vol. 5 (2015) No. 2, pp Alat Pengatur Temperatur Melalui Saluran Jala-jala Listrik Ricky Gunawan dan Yohana Susanthi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Jl. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia yohana_susanthi@yahoo.com Abstrak: Perangkat pengatur temperatur melalui saluran jala-jala listrik dapat digunakan pada suatu sistem pengaturan temperatur jarak jauh untuk mengatur temperatur suatu ruangan (misalnya ruangan untuk tanaman). Dalam artikel ini dibahas perancangan dan realisasi dari suatu perangkat pengatur temperatur melalui saluran jala-jala listrik. Perangkat tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu rangkaian bagian master dan rangkaian bagian slave. Rangkaian master meliputi mikrokontroler sebagai pengatur, LCD untuk menampilkan data temperatur, keypad untuk mensetting temperatur yang diinginkan serta rangkaian komunikasi melalui jala-jala. Rangkaian slave meliputi mikrokontroler sebagai pengatur, rangkaian komunikasi melalui jalajala, rangkaian penggerak relay untuk menjalankan maupun mematikan pemanas dan pendingin, rangkaian sensor temperatur, dan ADC untuk mengubah tegangan analog menjadi digital. Dari hasil pengujian terlihat bahwa perangkat pengatur temperatur tersebut dapat berfungsi sesuai dengan perancangan. Perangkat pengatur temperatur dapat berkomunikasi melalui saluran jala-jala listrik, perubahan temperatur dapat dilihat pada LCD. Pemanas maupun pendingin dapat bekerja dengan baik, yaitu akan ON atau OFF sesuai dengan setting temperatur yang diinginkan. Perbedaan temperatur 3 o C terhadap temperatur referensi dapat tercapai dalam waktu sekitar 50 detik, sedangkan perbedaan temperatur 7 o C terhadap temperatur referensi dapat tercapai dalam waktu sekitar detik. Kata kunci: pengatur temperatur, saluran jala-jala listrik, mikrokontroler Abstract: Temperature controller device through power line can be used in a long distance temperature control system for controlling the room temperature (for example room for plants). In this article discussed the design and realization of a temperature controller device through power line. The device consists of two parts, namely master and slave circuit. The master circuit includes a microcontroller as controller, LCD for displaying the temperature, keypad for setting the desired temperature and communication circuit through power line. The slave circuit includes a microcontroller as controller, communication circuit through power line, relay driver circuit to turn on or turn off the heater and cooler, temperature sensor circuit, and ADC for converting analog voltage to digital. The experiment results show that the temperature controller device can be function according to the design. The temperature controller device can communicate through power line, and the temperature changes can be seen on the LCD. Heater and cooler can work properly, it will be ON or OFF in accordance with the desired temperature setting. The difference in temperature of 3 o C to the reference temperature can be reached in about 50 seconds, while the difference of 7 o C to the reference

2 ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK 121 temperature can be reached in about 110 to 120 seconds. Keywords: temperature controller, power line, microcontroller I. PENDAHULUAN Pada umumnya penerapan suatu sistem dalam kehidupan manusia memerlukan banyak saluran ataupun kabel-kabel sehingga terkesan kurang praktis dan kurang rapih. Sebagai contoh misalnya pada sistem pengaturan temperatur untuk tanaman dalan suatu ruangan, dengan banyaknya saluran atau kabel pada ruang tanaman akan terlihat kurang rapih maupun kurang praktis, dan juga akan merepotkan pemasangannya. Sehingga jika akan mengontrol temperatur suatu ruangan dari ruangan yang berbeda yang berjarak cukup jauh dan supaya tidak perlu memasang saluran yang baru serta untuk mempermudah pemasangan dan menghemat biaya, maka pada artikel ini dibahas perancangan dan realisasi suatu sistem pengatur temperatur dengan memanfaatkan saluran jala-jala listrik yang telah tersedia. Dengan demikian akan menjadi lebih praktis dan juga lebih efisien. Alat pengatur temperatur tersebut menggunakan mikrokontroler AT89C51 [1]. Informasi data dikirim dan/atau diterima oleh mikrokontroler melalui modem jala-jala listrik. Saluran jalajala listrik yang dipergunakan hanya satu fasa saja. Pemakai dapat men setting temperatur yang diinginkan melalui keypad. Temperatur akan naik atau turun dengan cara menyalakan pemanas atau pendingin, dan setiap perubahan temperatur dapat terlihat pada layar LCD. II. PERANCANGAN SISTEM Diagram blok dari sistem pengatur temperatur melalui jala-jala listrik yang dirancang terlihat pada Gambar 1. Secara garis besar, sistem tersebut terdiri dari 2 bagian yaitu bagian master dan bagian slave Jala-jala Modem Jala-jala Mikrokontroler Keypad LCD (a) Sensor Temperatur ADC Mikrokontroler Modem Jala-jala Rangkaian Penggerak Relay Rangkaian Penggerak Relay Jala-jala Pemanas (b) Pendingin Gambar 1. Diagram Blok Sistem (a) Bagian Master (b) Bagian Slave

3 122 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015 Pada bagian master, pemakai dapat mengatur temperatur yang diinginkan. Hasil setting akan dikirimkan lewat jala-jala listrik ke bagian rangkaian slave. Rangkaian slave akan menerima data tersebut sebagai temperatur referensi dan membandingkannya dengan temperatur yang sebenarnya. Sensor temperatur pada bagian slave memberi informasi ke mikrokontroler, kemudian mikrokontroler memeriksa temperatur tersebut dan mengirimkannya ke bagian master untuk ditampilkan pada layar LCD. Rangkaian bagian slave akan mengatur temperatur ruangan dengan cara menyalakan pemanas atau pendingin. II.1. Rangkaian Mikrokontroler Bagian Master Rangkaian Mikrokontroler AT89C51 pada bagian master terlihat pada Gambar 2. Untuk hubungan dengan modem jala-jala digunakan pin RXD dan TXD. Pada rangkaian bagian master ini juga terhubung LCD sebagai penampil data temperatur yaitu pada port 1. Sebagai sumber clock digunakan kristal 12MHz yang banyak tersedia di pasaran dengan harga murah, dan juga kecepatan proses data yang lebih tinggi. R1 dan C3 sebagai rangkaian power on reset yang akan mereset rangkaian secara otomatis saat rangkaian dinyalakan. Gambar 2. Rangkaian Mikrokontroler Bagian Master II.2. Rangkaian Mikrokontroler Bagian Slave Pada dasarnya rangkaian ini identik dengan rangkaian mikrokontroler pada bagian master, namun mempunyai cara kerja yang berbeda sesuai dengan perangkat lunak yang diprogramkannya. Rangkaian mikrokontroler bagian slave terlihat pada Gambar 3. Rangkaian tersebut akan menerima data dan kemudian akan diolah oleh mikrokontroler sehingga dapat menggerakkan 2 buah relay sebagai pengendali beban untuk menjalankan pemanas atau pendingin. Hubungan dengan modem jala-jala listrik digunakan pin TXD dan RXD, sedangkan untuk penggerak relay digunakan port 1 yaitu P10 dan P11. Untuk menerima data atau sinyal dari sensor temperatur setelah melewati ADC digunakan port 0 yaitu P00-P07.

4 ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK 123 II.3. Modem Jala-jala Gambar 3. Rangkaian Mikrokontroler Bagian Slave Modem ini berfungsi sebagai antar muka antara perangkat dengan jala-jala listrik. Prinsip dasar kerja dari modem ini adalah menggunakan teknik modulasi yaitu dengan menumpangkan data pada suatu frekuensi pembawa (carrier). Frekuensi pembawa tidak boleh terlalu tinggi supaya tidak mengganggu peralatan elektronika lain seperti TV atau Radio. Pada perangkat ini digunakan IC NE5050 sebagai modem jala-jala listrik, dengan frekuensi pembawa adalah 100kHz. Diagram blok dari IC NE5050 ditunjukkan pada Gambar 4. Prinsip kerja dari IC NE5050 [2] ini adalah dengan menggunakan teknik Amplitude Shift Keying (ASK), yaitu setiap data yang masuk akan diwakili oleh suatu amplituda dengan frekuensi 100kHz seperti terlihat pada Gambar 5. Gambar 4. Diagram Blok IC NE5050

5 124 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015 Gambar 5. Pengiriman Data lewat ASK Pin 12 dan pin 13 pada IC tersebut dipasang rangkaian LC sebagai osilator untuk frekuensi acuan dasar dalam menentukan frekuensi pembawa, sedangkan sebagai detektor atau untuk menerima data ASK yang diubah kembali ke dalam format digital pada bagian penerima, maka dipasang Band Pass Filter (BPF) [3] yang dapat melewatkan frekuensi pembawa tersebut yaitu 100kHz. BPF dipasang pada pin 3-4 dan pin 5-6 dengan menggunakan rangkaian LC, dan Bandwidth dapat dihitung menggunakan rumus BW=1/(2CR )[2]. Dengan nilai C dan R yang terdapat pada rangkaian yaitu C = 4,7 nf dan R = 5,6K, maka BW sekitar 19 khz. Sedangkan untuk memperkuat sinyal dari frekuensi pembawa dapat dilakukan dengan menambah transistor pada pin 17 dan pin 15 (PNP dan NPN), sehingga frekuensi pembawa mempunyai amplituda yang cukup kuat untuk ditransmisikan pada jala-jala listrik. Antara modem dengan jala-jala dipasang suatu isolator agar tidak merusak modem yaitu dengan menggunakan transformator dan sebuah kapasitor membentuk filter yang akan menahan frekuensi jala-jala (50Hz) agar tidak masuk ke modem namun dapat meloloskan frekuensi pembawa (100kHz). Data yang akan ditransmisikan berasal dari pin 17 dan pin 15, sementara untuk menerima data dari modem jalajala yang lain lewat pin 20. II.4. Rangkaian Sensor Temperatur +15V IC1 LM335 V+ V- 2 R1 10K ADJ VR1 10K V 4 U2A + - TL V R U2B TL J K VR3 10K R3 10K C1 1uF/16V R5 3K3 +15V R K VR2 2K Rangkaian Offset Gambar 6. Rangkaian Sensor Temperatur

6 ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK 125 Sensor temperatur yang digunakan pada perangkat pengatur temperatur adalah sebuah sensor temperatur dengan tipe LM335 [4]. Sensor ini akan mengubah besaran temperatur menjadi besaran listrik. Karena keluaran dari sensor ini masih terlalu kecil, maka perlu dikuatkan terlebih dahulu sebelum ke ADC dan ke mikrokontroler. Pada perancangan dibuat penguatannya sebesar 2x. Penjelasan dari penguatan keluaran sensor temperatur dapat dilihat pada Gambar 6. Pada Gambar 6 VR1 berfungsi sebagai setting untuk pengkalibrasian temperatur, yaitu untuk setiap 1 o C akan sama dengan 10 mvolt. Sedangkan operational amplifier (op-amp) TL074 berfungsi sebagai penguat yang dapat diatur. Untuk operational amplifier non-inverting seperti terlihat pada Gambar 7, penguatannya adalah A = 1 + R4/R3. Vin + - Vo R4 R3 Gambar 7. Operational Amplifier non-inverting Sedangkan pada perancangan rangkaian sensor temperatur, terdapat rangkaian offset, dengan rangkaian pengganti Theveninnya [7] seperti pada Gambar 8. Jika nilai VR2 << R2, maka R TH mendekati nilai VR2. Sehingga tegangan: Vo = Vin (1+R4/(R3+R TH ))-V TH (R4/(R3+R TH )). Jika diasumsikan nilai VR2 << R3, maka R TH dapat diabaikan. Dengan demikian didapatkan: Vo = Vin (1+R4/R3)-V TH (R4/R3). Penguatan operational amplifier non inverting tersebut masih A = 1+ R4/R3, namun ada tegangan offsetnya. Vin + - Vo R4 R3 R TH + - V TH Gambar 8. Op-amp non-inverting dengan Rangkaian Pengganti Thevenin Tegangan Offset

7 126 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015 Untuk mendapatkan penguatan A = 2, maka dipilih nilai R4 = R3 = 10 k. Kapasitor C1 sebagai kompensasi arus yang masuk ke penguat, sedangkan VR3 berfungsi sebagai pengkalibrasian tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian penguat sebelum dimasukkan ke mikrokontroler. II.5. Rangkaian ADC Program Data temperatur dari sensor LM335 yang berupa sinyal analog diubah menjadi sinyal digital oleh rangkaian ADC sebelum ke mikrokontroler. Rangkaian ADC0809 [5][6] 8 bit yang dirancang terlihat pada Gambar 9. Gambar 9. Rangkaian ADC0809 Data analog tegangan 0-5 Vdc akan diubah menjadi 256 format data digital. Data analog akan masuk pada saluran IN1 (pin 26). Untuk memilih saluran dapat dilakukan melalui pin pemilih saluran A0-A2 dengan format masukan pemilih saluran seperti pada Tabel 1. J1 dihubungkan ke mikrokontroler pada port P20, J2 ke port P00-P07 dan J3 ke port P21, P22, P23. TABEL 1. PEMILIH SALURAN ADC0809 Saluran Pin A2 A1 A0 0 L L L 1 L L H 2 L H L 3 L H H 4 H L L 5 H L H 6 H H L 7 H H H Data hasil konversi akan keluar melalui pin D0-D7, selanjutnya dikirim ke

8 ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK 127 mikrokontroler. ADC0809 memerlukan suatu clock yang masuk pada pin 10 (CLK) dari suatu rangkaian osilator dengan frekuensi 500kHz yang dihasilkan oleh gerbang NOT IC2A IC2C. II.6. Rangkaian Penggerak Relay Rangkaian penggerak relay merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk menjalankan atau mematikan pemanas maupun pendingin. Pada perangkat tersebut digunakan 2 buah rangkaian penggerak relay masing-masing untuk pemanas dan pendingin. Rangkaian ini terdiri dari sebuah transistor serta sebuah relay. Transistor berfungsi sebagai pengerak relay yang memerlukan arus sekitar 140mA. Rangkaian penggerak relay terlihat pada Gambar 10. Penggerak relay 1 dihubungkan ke port P10, sedangkan untuk penggerak relay 2 dihubungkan ke port P11. 12V K1 5 4 PORT P RELAY SPDT Gambar 10. Penggerak Relay 1 II.7. Perangkat Lunak Start Inisialisasi Mikrokontroler Tombol Keypad di tekan? Y Setting Temperatur Kirim Data ke Slave T Terima Data Temperatur dari Slave Tampilan Data Temperatur pada LCD T Power Off? Y End Gambar 11. Diagram Alir Program Rangkaian Master Diagram alir program pada rangkaian bagian master terlihat pada Gambar 11, sedangkan

9 128 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015 diagram alir program pada rangkaian bagian slave terlihat pada Gambar 12. Pada bagian master, tombol keypad digunakan untuk mensetting temperatur yang kemudian dikirim ke bagian slave. Rangkaian pada bagian slave akan menjadikannya sebagai temperatur acuan/temperatur referensi, dan membandingkannya dengan temperatur yang sebenarnya. Jika temperatur yang sebenarnya lebih kecil/rendah dari temperatur referensi, maka mikrokontroler akan menginstruksikan untuk menjalankan pemanas. Dan jika temperatur yang sebenarnya lebih besar/tinggi dari temperatur referensi, maka mikrokontroler akan menginstruksikan untuk menjalankan pendingin. II.8. Realisasi Perangkat Gambar 13 berikut adalah realisasi dari alat pengatur temperatur yang telah dirancang. Gambar 14 merupakan skema rangkaian master dan Gambar 15 adalah skema rangkaian slave. Start Inisialisasi Mikrokontroler Ada data dari Master? Y Data referensi diubah sesuai data dari Master T Periksa Temperatur Y Temperatur = Temperatur Referensi? T Temperatur < Temperatur Referensi? T Y Jalankan Pemanas Jalankan Pendingin Kirim Data Temperatur ke Master T Power Off? Y End Gambar 12. Diagram Alir Program Rangkaian Slave

10 ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK 129 Gambar 13. Realisasi Perangkat

11 130 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015 Gambar 14. Skema Rangkaian Master

12 ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK 131 Gambar 15. Skema Rangkaian Slave

13 132 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015 III. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Pengukuran dan pengujian dilakukan untuk mendapatkan data sehingga dapat mengetahui sejauh mana berfungsinya alat pengatur temperatur melalui saluran jala-jala listrik yang telah dirancang tersebut. Pengujian dilakukan terhadap beberapa setting temperatur dan mengamati perubahan temperatur yang terjadi. Pengujian alat tersebut juga dilakukan pada ruangan yang kosong (tidak ada tanaman) dan pada ruangan yang berisi tanaman. Masing-masing dilakukan terhadap temperatur referensi tertentu yang diubah-ubah, kemudian mengamati ON atau OFF nya pemanas dan pendingin. Berikut adalah data hasil pengujiannya : Mula-mula dilakukan pengujian pada ruangan yang kosong, tidak ada tanaman. Pada rangkaian master di setting temperatur yang diinginkan sebesar 20 o C. Rangkaian slave menerima data tersebut sebagai temperatur referensi. Sensor temperatur menghasilkan tegangan, kemudian dikuatkan dan diterima oleh mikrokontroler slave setelah sebelumnya diubah melalui ADC. Temperatur ruangan yang terukur 27 o C. Rangkaian mikrokontroler slave menyalakan relay yang dihubungkan ke pendingin, setelah itu mengirimkan data tersebut ke bagian master. Pada bagian master, mikrokontroler menerima data tersebut dan menampilkannya pada LCD. Sensor temperatur mengukur kembali dan mengirimkan data tersebut ke mikrokontroler slave, data selengkapnya terlihat pada Tabel 4. Terlihat bahwa sebelum temperatur mencapai 20 o C, maka pendingin akan ON sementara pemanasnya OFF. Dan keadaan sebaliknya terjadi ketika telah mencapai temperatur yang diinginkan yaitu 20 o C. Waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur tersebut adalah 120 detik. Data hasil pengujian untuk setting temperatur 24 o C terlihat pada Tabel 5. Waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur yang diinginkan adalah 50 detik. Pendingin akan OFF pada saat temperatur telah mencapai 24 o C. Data hasil pengujian untuk setting temperatur 30 o C ditunjukkan pada Tabel 6. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jika diinginkan temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (dalam hal ini di setting pada temperatur 30 o C, sementara temperatur ruangan adalah 27 o C), maka pemanas akan ON sementara pendingin dalam keadaan OFF. Pemanas akan OFF setelah temparatur mencapai 30 o C. Waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur 30 o C dari temperatur 27 o C adalah 50 detik. TABEL 4. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 20 O C Proses ke Waktu (detik) Temperatur ( o C) Pendingin Pemanas ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF OFF OFF

14 ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK 133 TABEL 5. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 24 O C Proses ke Waktu (detik) Temperatur ( o C) Pendingin Pemanas ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF OFF OFF TABEL 6. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 30 O C Proses ke Waktu (detik) Temperatur ( o C) Pendingin Pemanas OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF OFF Data pengamatan untuk pengujian dengan setting temperatur di atas temperatur ruangan yaitu 34 o C ditunjukkan pada Tabel 7. Terlihat bahwa pemanas dalam keadaan ON selama pencapaian temperatur ke 34 o C, dan akan OFF setelah mencapai temperatur 34 o C, sementara pendingin dalam keadaan sebaliknya. Waktu yang diperlukan untuk pencapaian temperatur tersebut adalah 110 detik. TABEL 7. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 34 O C Proses ke Waktu (detik) Temperatur ( o C) Pendingin Pemanas OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF OFF Pengujian selanjutnya dilakukan pada ruangan yang berisi tanaman. Setting temperatur yang diinginkan 20 o C pada rangkaian bagian master dengan proses yang sama seperti pada pengujian di ruangan kosong didapatkan data seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8. Temperatur 20 o C tersebut tercapai dalam waktu 120 detik, yaitu setelah pendingin dalaam keadaan OFF

15 134 ELECTRICAL ENGINEERING JOURNAL, VOL. 5, NO. 2, APRIL 2015 TABEL 8. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 20 O C PADA RUANGAN BERISI TANAMAN Proses ke Waktu (detik) Temperatur ( o C) Pendingin Pemanas ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF OFF OFF Data pengamatan hasil pengujian pada ruangan yang berisi tanaman dengan setting temperatur 24 o C terlihat pada Tabel 9. Waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur 24 o C tersebut dari temperatur ruangan 27 o C adalah 50 detik yang ditunjukkan dengan keadaan OFF nya pendingin. TABEL 9. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 24 O C PADA RUANGAN BERISI TANAMAN Proses ke Waktu (detik) Temperatur ( o C) Pendingin Pemanas ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF OFF OFF Pengujian selanjutnya dilakukan dengan men setting temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan yaitu 30 o C. Langkah ini dilakukan untuk mengamati ON/OFF nya pemanas dan pendingin. Pada awalnya pendingin dalam keadaan OFF, sementara pemanas dalam keadaan ON. Setelah tercapai temparatur yang diinginkan yaitu 30 o C, maka pemanas menjadi OFF. Data pengamatannya ditunjukkan pada Tabel 10. Terlihat bahwa waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur 30 o C dari temperatur ruangan 27 o C adalah 50 detik. TABEL 10. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 30 O C PADA RUANGAN BERISI TANAMAN Proses ke Waktu (detik) Temperatur ( o C) Pendingin Pemanas OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF OFF Pengujian berikut adalah dengan men setting temperatur 34 o C yang dilakukan untuk

16 ALAT PENGATUR TEMPERATUR MELALUI SALURAN JALA-JALA LISTRIK 135 ruangan berisi tanaman. Data hasil pengamatan ditunjukkan pada Tabel 11. Pemanas dalam keadaan ON selama mencapai temperatur tersebut, dan akan OFF setelah tercapai temperatur yang diinginkan yaitu 34 o C. Proses ini memerlukan waktu sekitar 110 detik. TABEL 11. DATA PENGAMATAN UNTUK SETTING TEMPERATUR 34 O C PADA RUANGAN BERISI TANAMAN Proses ke Waktu (detik) Temperatur ( o C) Pendingin Pemanas OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF ON OFF OFF IV. KESIMPULAN Sistem pengatur temperatur melalui jala-jala listrik telah berhasil direalisasikan, dan dari hasil pengujian dapat terlihat bahwa perangkat dapat berfungsi sesuai dengan perancangannya. Pemanas maupun pendingin dapat bekerja dengan baik, yaitu akan ON atau OFF sesuai dengan setting temperatur yang diinginkan, baik untuk ruangan yang kosong maupun untuk ruangan yang berisi tanaman. Untuk temperatur yang diinginkan lebih rendah 3 o C dan lebih tinggi 3 o C dari temperatur 27 o C dapat tercapai dalam waktu 50 detik. Sedangkan untuk temparatur yang diinginkan lebih rendah 7 o C dan lebih tinggi 7 o C dari temparatur 27 o C terdapat sedikit perbedaan, yaitu jika temperatur yang diinginkan lebih tinggi 7 o C dari 27 o C diperlukan waktu pencapaian 110 detik, lebih cepat 10 detik dibandingkan dengan temperatur yang diinginkan lebih rendah 7 o C. Pada pengujian alat dalam ruangan (kecil) yang berisi beberapa tanaman, pencapaian waktu yang dihasilkan relatif sama. Sedikit perbedaan terjadi pada saat perubahan temperatur mula-mula, hal ini disebabkan oleh penyesuaian tanaman terhadap perubahan temperatur awal. DAFTAR REFERENSI [1] A. E. Putra, Belajar Mikrokontroler AT89C51, Teori dan Aplikasi, Gava media, 2002 [2] NE5050 Power Line Modem Data Sheets, Phillips Semiconductors Linear Products. [3] G. B. Clayton, Operational Amplifier, London: Butterworths [4] LM335 Precision Temperature Sensors Data Sheets, National Semiconductor, 2000 [5] ADC Bit μp Compatible A/D Converters with 8-Channel Multiplexer Data Sheets, National Semiconductor [6] [7]

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER Disusun oleh : Andre Yosef M 0722080 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

DESAIN DAN REALISASI OSILOSKOP LCD PIXELS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DAN ATMEGA 16

DESAIN DAN REALISASI OSILOSKOP LCD PIXELS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DAN ATMEGA 16 DESAIN DAN REALISASI OSILOSKOP LCD 128 64 PIXELS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DAN ATMEGA 16 Anggi Marsetio Halim/0422129 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI PERALATAN ELEKTRONIK SERTA PEMANTAUAN SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN MEDIA KOMUNIKASI JALA-JALA

SISTEM PENGENDALI PERALATAN ELEKTRONIK SERTA PEMANTAUAN SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN MEDIA KOMUNIKASI JALA-JALA SISTEM PENGENDALI PERALATAN ELEKTRONIK SERTA PEMANTAUAN SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN MEDIA KOMUNIKASI JALA- JALA Vinsensius Rahmat Setyo Purnomo, Budihardja Murtianta, Darmawan Utomo SISTEM

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Gambaran Umum Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate 64 Kbps untuk melakukan proses modulasi terhadap sinyal data digital. Dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang... ABSTRAK Kemajuan teknologi sudah berkembang dengan pesat terutama dengan banyak terciptanya berbagai macam peralatan dalam bidang telekomunikasi yang salah satunya yaitu modem sebagai alat modulasi dan

Lebih terperinci

SISTEM REMOTE MONITORING GEDUNG BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI RADIO FREKUENSI HT

SISTEM REMOTE MONITORING GEDUNG BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI RADIO FREKUENSI HT SISTEM REMOTE MONITORING GEDUNG BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI RADIO FREKUENSI HT Disusun Oleh : Nama : Hendrianto Nrp : 0522012 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penalitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 yang dilaksanakan di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI PEMANAS AIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

PERANCANGAN DAN REALISASI PEMANAS AIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PERANCANGAN DAN REALISASI PEMANAS AIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Edo Safrenta Pratama¹, Joko Haryatno², Iswahyudi Hidayat³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Dewasa ini,

Lebih terperinci

Transmisi Suara dan Pengendalian Penyuara melalui Jala-Jala berbasis IC LM1893

Transmisi Suara dan Pengendalian Penyuara melalui Jala-Jala berbasis IC LM1893 Transmisi Suara dan Pengendalian Penyuara melalui Jala-Jala berbasis IC LM1893 Budihardja Murtianta 1, Hendry Yuwono Ariowibowo 2, F.D. Setiaji 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: USB, RS485, Inverter, ATMega8

Abstrak. Kata Kunci: USB, RS485, Inverter, ATMega8 Perancangan dan Pembuatan Konverter USB ke RS485 Untuk Mengatur Inverter Nama : Arif Dharma NRP : 9622031 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. ABSTRAKSI... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. ABSTRAKSI... DAFTAR ISI... Xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vii ABSTRAKSI..... viii DAFTAR ISI.... x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI ABSTRAK Transceiver (transmitter receiver) tidak hanya digunakan untuk komunikasi suara saja tetapi dapat digunakan untuk komunikasi data dengan menggunakan sebuah modem. Untuk komunikasi jarak jauh biasa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Yudhi Gunardi 1,Firmansyah 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari BAB III PERANCANGAN ALAT Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari beberapa perangkat keras (Hardware) yang akan dibentuk menjadi satu rangkaian pemodulasi sinyal digital

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERALATAN LISTRIK MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL TV. Disusun Oleh : Nama : Jimmy Susanto Nrp :

PENGENDALIAN PERALATAN LISTRIK MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL TV. Disusun Oleh : Nama : Jimmy Susanto Nrp : PENGENDALIAN PERALATAN LISTRIK MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL TV Disusun Oleh : Nama : Jimmy Susanto Nrp : 0422119 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkat keras dari tugas akhir yang berjudul Penelitian Sistem Audio Stereo dengan Media Transmisi Jala-jala Listrik. 3.1.

Lebih terperinci

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN BAB III BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN 3.1 Blok Diagram SWITCH BUZZER MIKROKONTROLLER AT89S52 DTMF DECODER KUNCI ELEKTRONIK POWER SUPPLY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 0 # KEYPAD 43 3.2 Gambar Rangkaian 44 3.3

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi MIDI Drum Pad Menggunakan Mikrokontroler ATMega16. Design and Realization MIDI Drum Pad Using ATMega16 Microcontroller

Perancangan dan Realisasi MIDI Drum Pad Menggunakan Mikrokontroler ATMega16. Design and Realization MIDI Drum Pad Using ATMega16 Microcontroller Perancangan dan Realisasi MIDI Drum Pad Menggunakan Mikrokontroler ATMega16 Design and Realization MIDI Drum Pad Using ATMega16 Microcontroller Molly Sitompul/0722071 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

REMOTE CONTROL INFRARED DENGAN KODE KEAMANAN YANG BEROTASI. Disusun Oleh : Nama : Yoshua Wibawa Chahyadi Nrp : ABSTRAK

REMOTE CONTROL INFRARED DENGAN KODE KEAMANAN YANG BEROTASI. Disusun Oleh : Nama : Yoshua Wibawa Chahyadi Nrp : ABSTRAK REMOTE CONTROL INFRARED DENGAN KODE KEAMANAN YANG BEROTASI Disusun Oleh : Nama : Yoshua Wibawa Chahyadi Nrp : 0222051 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

Sistem Remote Kontrol Peralatan Listrik Melalui Jala-Jala Listrik Pada Frekuensi 455 khz Dengan Modulasi ASK

Sistem Remote Kontrol Peralatan Listrik Melalui Jala-Jala Listrik Pada Frekuensi 455 khz Dengan Modulasi ASK Sistem Remote Kontrol Peralatan Listrik Melalui Jala-Jala Listrik Pada Frekuensi 455 khz Dengan Modulasi ASK Rana Zaini Fathiyana 1, Devi Mayang Sari 2, Eril Mozef 3 1,2,3 Politeknik Negeri Bandung Jalan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

Perancangan Remote Control Terpadu untuk Pengaturan Fasilitas Kamar Hotel

Perancangan Remote Control Terpadu untuk Pengaturan Fasilitas Kamar Hotel Perancangan Remote Control Terpadu untuk Pengaturan Nama Fasilitas Kamar Hotel Disusun oleh: : Indra Ardian NRP : 1022037 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah dengan metode eksperimen murni. Pada penelitian ini dilakukan perancangan alat ukur untuk mengukur

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

ABSTRACT. data. signal sensitivity, and noise resistant up to 200 mv.

ABSTRACT. data. signal sensitivity, and noise resistant up to 200 mv. ABSTRAK Dengan meningkatnya kebutuhan jalur komunikasi data, khususnya pada komunikasi dengan bandwidth rendah, PLC menjadi metode alternatif untuk komunikasi sinyal kendali. Sistem PLC dalam Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sekarang ini terus melaju dan berkembang dengan pesat. khususnya teknologi di bidang instrumentasi. Teknologi instrumentasi sangat memegang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: Menggunakan rumus-rumus dalam rangkaian elektronika untuk menganalisis rangkaian pengkondisi sinyal pasif Menggunakan kaidah, hukum, dan rumus

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI SUHU RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

SISTEM KENDALI SUHU RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 YOGYAKARTA, 8 NOVEMBER 00 ISSN 978-076 SISTEM KENDALI SUHU RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S5 Masruchin, Widayanti, Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Jl Marsda Adisucipto,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODULATOR QPSK DENGAN METODA DDS (DIRECT DIGITAL SYNTHESIS) BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 ABSTRAK

PERANCANGAN MODULATOR QPSK DENGAN METODA DDS (DIRECT DIGITAL SYNTHESIS) BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 ABSTRAK PERANCANGAN MODULATOR QPSK DENGAN METODA DDS (DIRECT DIGITAL SYNTHESIS) BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 Disusun Oleh: Jhon Presley 0322094 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universita Kristen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok Diagram Blok diagram ini dimaksudkan untuk dapat memudahkan penulis dalam melakukan perancangan dari karya ilmiah yang dibuat. Secara umum blok diagram dari

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK Disusun Oleh : Muhammad Nur Fuadi D 400 090 007 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 KWH METER

Lebih terperinci

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 5-60, Salatiga 50 Email: budihardja@yahoo.com Intisari Dalam tulisan ini akan dirancang dan direalisasikan

Lebih terperinci

TERMOMETER BADAN DENGAN OUTPUT SUARA UNTUK ORANG BUTA BERBASIS MIKROKONTROLER MCS-51

TERMOMETER BADAN DENGAN OUTPUT SUARA UNTUK ORANG BUTA BERBASIS MIKROKONTROLER MCS-51 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 00 (SNATI 00) ISBN: --0- TERMOMETER BADAN DENGAN OUTPUT SUARA UNTUK ORANG BUTA BERBASIS MIKROKONTROLER MCS- A. Sofwan, M. Amir, Yulhendri Electrical Engineering

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

TERMOMETER 8 KANAL. Kata-kata kunci: LM35, ADC0808, mikrokontroler AT89S51.

TERMOMETER 8 KANAL. Kata-kata kunci: LM35, ADC0808, mikrokontroler AT89S51. TERMOMETER 8 KANAL Muhammad Andang Novianta Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Kampus ISTA Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan Yogyakarta Telp 02-563029, Fax 02-5638,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI PROTOTIPE KURSI RODA DENGAN MOTOR LISTRIK. Novan Susilo/

PERANCANGAN DAN REALISASI PROTOTIPE KURSI RODA DENGAN MOTOR LISTRIK. Novan Susilo/ PERANCANGAN DAN REALISASI PROTOTIPE KURSI RODA DENGAN MOTOR LISTRIK Novan Susilo/0322125 Email: ns_petra@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem LM35 sc Heater Driver

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

PENGONTROLAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO

PENGONTROLAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO PENGONTROLAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO Disusun Oleh : Nama : Rianto Abing M. N. NRP : 0522136 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

Perancangan Remote Control Terpadu untuk Pengaturan Penggunaan Fasilitas Kamar Hotel

Perancangan Remote Control Terpadu untuk Pengaturan Penggunaan Fasilitas Kamar Hotel 155 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 4 (2014) No. 2, pp. 155-167 Perancangan Remote Control Terpadu untuk Pengaturan Penggunaan Fasilitas Kamar Hotel Indra Ardian dan Aan Darmawan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan alat Kompor Listrik Digital IoT dengan menggunakan Microcontroller Open Source Wemos. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah

Lebih terperinci

Sistem Monitor Dan Kendali Ruang Server Dengan Embedded Ethernet

Sistem Monitor Dan Kendali Ruang Server Dengan Embedded Ethernet Sistem Monitor Dan Kendali Ruang Server Dengan Embedded Ethernet A.A. Ketut Agung Cahyawan W Staf pengajar Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana E-mail:agung.cahyawan@ee.unud.ac.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C2051

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C2051 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C2051 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PENGONTROLAN SUHU DAN CAHAYA BAGI TANAMAN HIDROPONIK

SISTEM OTOMATISASI PENGONTROLAN SUHU DAN CAHAYA BAGI TANAMAN HIDROPONIK SISTEM OTOMATISASI PENGONTROLAN SUHU DAN CAHAYA BAGI TANAMAN HIDROPONIK Insan Indrapermana / 0727006 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Bandung 40164, Indonesia

Lebih terperinci

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) Ery Safrianti 1, Rahyul Amri 2, Setiadi 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan Subrantas

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DASAR ADJUSTABLE FUSE

BAB II SISTEM DASAR ADJUSTABLE FUSE BAB II SISTEM DASAR ADJUSTABLE FUSE 2.1 Gambaran Alat Adjustable Fuse yang dirancang merupakan smart device yang berperan sebagai pengganti sekering konvensional. Sekering konvensional yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Kiki Prawiroredjo, Kuat Rahardjo TS & Stevanus* Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract A telecommunication

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, akan dilakukan beberapa langkah untuk membuat alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan alat pendeteksi frekuensi detak

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis dalam merancang alat ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN ANALISIS PERANGKAT TELEMETRI SUHU DAN CAHAYA MENGGUNAKAN AMPLITUDE SHIFT KEYING (ASK) BERBASIS PC

RANCANG BANGUN DAN ANALISIS PERANGKAT TELEMETRI SUHU DAN CAHAYA MENGGUNAKAN AMPLITUDE SHIFT KEYING (ASK) BERBASIS PC YOGYAKARTA, - AGUSTUS 00 ISSN -0 RANCANG BANGUN DAN ANALISIS PERANGKAT TELEMETRI SUHU DAN CAHAYA MENGGUNAKAN AMPLITUDE SHIFT KEYING (ASK) BERBASIS PC SUYAMTO*, YUSUF AZIZ AMRULLAH**, RUSDANI ADE SAPUTRA**

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram blok sistem secara umum Pada sub bab ini dibahas tentang uraian keseluruhan dari diagram blok sistem. Diagram blok sistem ini diperlihatkan pada gambar 3.1. Sensor

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENGATUR SUHU AIR DAN PENGISIAN BAK AIR SECARA OTOMATIS MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN ALAT PENGATUR SUHU AIR DAN PENGISIAN BAK AIR SECARA OTOMATIS MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE BERBASIS MIKROKONTROLER TESLA Vol. o., (Maret 00) Jurnal Teknik Elektro PERACAGA ALAT PEGATUR SUHU AIR DA PEGISIA BAK AIR SECARA OTOMATIS MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE BERBASIS MIKROKOTROLER Eko Syamsuddin ), FX. Sigit Wijono

Lebih terperinci