BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. SEJARAH PRAMUKA 1.1 SEJARAH GERAKAN PRAMUKA Berbicara tentang Gerakan Pramuka, maka tidak akan terlepas dari pada sejarah pendiri dari Gerakan Kepanduan itu sendiri. Adalah Lord Robert Stephenson Smyth Baden Powell Of Gilwell yang pertama kali memperkenalkan Gerakan Kepanduan. Dia adalah seorang tentara Inggris, lahir di London tanggal 22 Februari tahun Sejak dibentuknya organisasi kepanduan oleh Baden Powell di Inggris, banyak sekali Negara-negara lain yang mendirikan organisasi kepanduan di negaranya masing-masing seperti di negara Netherland, Amerika Serikat pada tahun 1910, dll. Dan sampai saat ini organisasi kepanduan sudah berkembang dilebih dari 140 negara di seluruh Dunia, termasuk salah satunya adalah Indonesia. Kemudian gagasan yang dicetuskan oleh Boden Powell itu dibawa oleh orang Belanda dan diajarkan juga di negeri jajahannya, Indonesia. Nama organisasinya adalah Netherland Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) yang artinya Persatuan Pandu-Pandu Hindia belanda (Sunardi, dalam Darmawan : 2011). Setelah didirikan organisasi yang bernama Netherland Indische Padvinders Vereeniging (NIPV), maka oleh pemimpin-pemimpin di dalam pergerakan nasional Indonesia gagasan Boden Powell itu diambil alih dan disesuaikan dengan sistem pembinaan pemuda Indonesia yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang baik untuk menjadi kader-kader pergerakan nasional. 34

2 Maka dibentuklah bermacam-macam organisasi kepanduan yang ada di Indonesia. Ketika itu organisasi kepanduan yang ada antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie), NATIPIJ (Nationale Islamitische Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon), dan masih banyak lagi organisasi lainnya. Kemudian dengan adanya sumpah pemuda yang dicetuskan dalam kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, ternyata benarbenar menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk lebih bergerak maju lagi. Pemerintah Hindia Belanda melarang adanya organisasi kepanduan di luar NIPV yang menggunakan istilah Padvinder dan Padvindery, maka K.H. Agus Salim menggunakan istilah Pandu dan Kepanduan untuk menggantikan istilah asing tersebut, yang pada hakikatnya merupakan gambaran sikap dan tindakan nasionalistik. Dengan meningkatnya kesadaran nasional bangsa Indonesia, maka timbulah niat untuk mempererat persatuan antara organisasi-organisasi kepanduan. Maka pada tahun 1930 berdiri gerakan-gerakan kepanduan yang diberi nama INPO (Indonesische Padvinders Organizitie), PK (Pandu Kesultanan), dan PPS (Pandu Pemuda Sumatra), berdiri menjadi satu organisasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian pada tahun 1931, terbentuklah suatu federasi yang dinamakan Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia (PAPI), dan kemudian berubah lagi menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938 (Darmawan : 2011). Pada masa pendudukan Jepang, semua organisasi kepanduan yang ada di Indonesia dilarang adanya. Tapi setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan. Pada tanggal 28 Desember 1945 dibentuklah PRI (Pandu Rakyat Indonesia) sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ada di wilayah Negara Republik Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, maka terbukalah bagi siapa pun untuk membentuk kembali organisasi kepanduan. Dengan demikian, berdirilah kembali organisasi kepanduan seperti HW (Hisbul Wathon), SIAP (Sarekat Islam Angkatan Pandu), PII (Pandu Islam Indonesia), pandu Kristen, pandu Katholik, KBI dan lain-lain. Akan tetapi menjelang 1961 organisasi kepanduan commit Indonesia to user telah terpecah-pecah menjadi 35

3 lebih dari 100 organisasi kepanduan, keadaan ini terasa sangat lemah meskipun sebagian daripada organisasi itu terhimpun di dalam tiga federasi organisasi kepanduan yaitu satu federasi kepanduan putra dan dua federasi kepanduan putri yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia), dan PKPI (Persrikatan Kepanduan Putri Indonesia). Lemahnya gerakan kepanduan Indonesia itu disebabkan karena pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia itu belum disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, maka ketika itu gerakan kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia. Akhirnya dalam situasi yang demikian dipergunakan oleh pihak komunis untuk menjadikan gerakan kepanduan di Indonesia menjadi gerakan Pioner Muda Komunis. Akan tetapi usaha PKI tersebut tidak berhasil, karena adanya amanat dari Bung Karno, selaku Presiden Republik Indonesia pada tanggal 6 Maret 1961 yang kemudian ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Presiden Republlik Indonesia tanggal 20 Mei 1961 Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang menyatakan bahwa gerakan pramuka sebagai satu-satunya badan di wilayah Republik Indonesia yang diperbolehkan menyelenggrakan pendidikan kepramukaaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, organisasi lain yang menyerupai yang sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang adanya (Darmawan : 2011) Pada perkembangan selanjutnya, gerakan pramuka telah diterima dan memperoleh tanggapan dari masyarakat luas, baik masyrakat kota maupun masyarakat desa. Selain itu gerakan pramuka juga berkembang di lembagalembaga pendidikan seperti di sekolah umum atau agama dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, baik negri maupun swasta. 1.2 LANDASAN DASAR PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN Berdasarkan Resolusi Konferensi Kepramukaan sedunia yang diselenggarakan di Konpenhagen, Denmark pada bulan Agustus tahun 1924 dinyatakan bahwa kepramukaan itu commit bersifat to Nasional user (Sunardi, dalam Darmawan : 36

4 2011). Hal ini menandakan bahwa Gerakan Pramuka dan kegiatannya di Indonesia harus ditujukan demi kepentingan Bangsa Indonesia, sebagaimana tersurat dan tersirat dalam Pancasila dan UUD 1945 maupun yang dimaksud GBHN sebagai hasil ketetapan MPR. Untuk itu yang menjadi landasan dasar dari Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut: a. Landasan Idiil Landasan Idiil dari pendidikan kepramukaan adalah Pancasila. Hal ini sesuai dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pada Bab II pasal 3 yang berbunyi: Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila. Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan kepramukaan mendasarkan diri pada Pancasila sebagai Dasar Negara dan falsafah bangsa Indonesia. b. Landasan Konstitusional Landasan Konstitusional dari Gerakan Pramuka adalah : 1. Undang undang Dasar 1945, khususnya pasal 31 ayat 1 yang berbunyi Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Dari sini dapat diambil sebuah pengertian bahwa semua warga Negara Republik Indonesia mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan, baik itu pendidikan formal, informal ataupun non formal. Dan juga pendidikan yang lainnya termasuk salah satunya adalah pendidikan kepramukaan. 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.238 Tahun 1961 tentang Pramuka, yang memutuskan bahwa: Pertama, penyelenggaraan Pendidikan Kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia ditugaskan kepada perkumpulan Gerakan Pramuka. 37

5 Kedua, diseluruh wilayah Republik Indonesia, perkumpulan Gerakan Pramuka dengan Anggaran Dasar sebagaimana tertera dalam lampiran keputusan ini adalah satu-satunya badan yang diperbolehkan meyelenggarakan pendidikan kepanduan itu. Ketiga, badan-badan lain yang sama sifatnya atau yang meyerupai perkumpulan Gerakan Pramuka dilarang adanya (AD/ART PRAMUKA 2013). c. Landasan Operasional Landasan operasional dari pendidikan kepramukaan adalah : 1. Peraturan perundang-undangan tentang pendidikan 2. Keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) Gerakan Pramuka 3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 1.3 HAKIKAT DAN SIFAT GERAKAN PRAMUKA A. Hakikat Pendidikan Kepramukaan Hakekat Pendidikan Kepramukaan adalah: (1) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda dibawah tanggung jawab orang dewasa (2) Suatu proses pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan lingkungan pendidikan keluarga (3) Dengan menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Jadi, kepramukaan sebagai suatu proses pendidikan, harus merupakan kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan dan bernilai pendidikan. Sehingga kegiatannya harus terencana, 38

6 dipersiapkan, dilaksanakan dan dapat bernilai dai segi pendidikan dan kejiwaan. B. Sifat Pendidikan Kepramukaan Sifat pendidikan kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu: (1) Nasional Memiliki arti, bahwa suatu organisasi yang meyelenggarakan pendidikan kepramukaan disuatu Negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan, kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara. Hal inilah yang membedakan pelaksanaan pendidikan kepramukaan di Indonesia dengan Negara-negara lain. (2) Internasional Yang berarti, bahwa organisasi kepramukaan di Negara manapun di dunia ini harus mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama anggota pramuka dan sesama manusia tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa. (3) Universal Yang berarti, bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja,. Dimana dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Selain itu juga, dalam Anggaran Dasar Gerakan Pamuka Bab III Pasal 7 ayat 2 dijelaskan bahwa Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama (AD/ART PRAMUKA 2013). 39

7 Atas dasar ini, kaum muda dan orang dewasa berhak dan bebas memilih untuk menjadi atau tidak sebagai anggota Gerakan Pramuka Bagi mereka tidak ada paksaan atau tekanan dari orang lain yang menuntut mereka harus masuk menjadi anggota Gerakan Pramuka. Akan tetapi mereka menjadi anggota pramuka atas dasar kehendak dan kemauan mereka sendiri. Jadi, sifat kesukarelaan ini merupakan ketentuan konstitusional keanggotaan oganisasi Gerakan Pramuka yang ada diseluruh dunia. Gerakan Pramuka yang keanggotaannya tidak berdasarkan atas kesukarelaan, bukanlah termasuk organisasi kepramukaan dan tidak bisa menjadi anggota atau bagian dari World Organization Of Scout Movement (WOSM) (Sunardi, dalam Darmawan : 2011) 1.4 TUGAS POKOK GERAKAN PRAMUKA Dalam melaksanakan kegiatannya, Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat perserta didiknya. Untuk itu, tugas pokok Gerakan Pramuka yang termaktub dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 5 adalah: Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa, agar menjadi generasi yang lebih baik yang sanggup bertanggung jawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan. Jadi, dengan demikian Gerakan Pramuka dalam melaksanakan kegiatannya harus selalu mengacu pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang meupakan ciri khas untuk memberdakan kepramukaan dengan pendidikan lainnya. 1.5 TUJUAN DAN FUNGSI GERAKAN PRAMUKA TUJUAN GERAKAN PRAMUKA Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 238 tahu 1961 yang menetapkan bahwa gerakan pramuka sebagai satu-satunya badan yang 40

8 diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Pendidikan kepramukaan ini dilaksankan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga, yang tujuannya sebagaimana dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, bahwa: Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan menggunakan prinsip-prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia. Pembinaan dan pendidikan yang diselenggarakan dalam kegiatan Pramuka yang bertujuan untuk mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia agar mereka menjadi: 1. Manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral, tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya. 2. Warga negara republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara. Dengan demikian Gerakan Pramuka merupakan wadah pembinaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia agar menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti, dan kuat keyakinan beraggamanya, sehat jasmani dan rohaninya serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 41

9 1.5.2 FUNGSI GERAKAN PRAMUKA Dari uraian di atas tentang hakekat dan sifat pendidikan kepramukaan tersebut di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai beikut: 1. Kegiatan yang menarik bagi anak dan pemuda Kegiatan menarik (game) yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan serta mempunyai tujuan dan aturan permainan yang jelas dan bukan sekedar permainan yang hanya bersifat hiburan saja. Kegiatan yang menarik ini harus ditujukan dari pencapaian tujuan pendidikan kepramukaan. Dengan model pendidikan yang seperti ini, diharapkan akan lebih mudah dalam mencapai tujuan. Karena anak didik diberikan keleluasaan bergerak dengan menghindari hal-hal yang merugikan diri sendiri dan masyarakat dengan tetap ada pengawasan dari pihak Pembina atau Orang Dewasa. 2. Pengabdian bagi Orang Dewasa Pengabdian (job) bagi orang dewasa. Bagi orang dewasa Pramuka bukan lagi bermain, melainkan suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Kewajibannya adalah dengan suka rela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh Pramuka usia Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka usia Pandega (21-25 tahun) akan lebih cocok jika kegiatannya langsung diabdikan kepada masyarakat seperti: pengumpulan dan untuk membantu korban bencana, menjadi sukarelawan di daerah bencana dan lain sebagainya. 42

10 3. Alat bagi Masyarakat dan Organisasi Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi. Kepramukaan merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisainya. Dengan demikian, kepramukaan sebagai proses pendidikan harus merupakan kegiatan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bernilai pendidikan. Sedangkan menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 6, dinyatakan bahwa: Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia. Masyarakat pada dasarnya menginginkan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Untuk menciptakan kehidupan yang demikian diperlukan insan-insan yang tangguh secara lahir dan batin. Namun untuk menciptakan insan yang di harapkan tidak hanya cukup dengan pendidikan formal saja. Masyarakat masih membutuhkan peran lain di luar pendidikan formal. Salah satunya adalah dengan kegiatan kepramukaan. Karena dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 4 dijelaskan tujuan gerakan Pramuka yang salah satunya adalah membina dan mendidik kaum muda Indonesia agar dapat membangun dirinya secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan Pramuka itu sekedar alat saja dan bukan tujuan pendidikannya. (Sunardi, 2006: hal 4). Sedangkan menurut Pasal 3 UU Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan Pramuka melalui. a) commit pendidikan to user dan pelatihan Pramuka, b) 43

11 pengembangan Pramuka, c) pengabdian masyarakat dan orang tua, dan d) yang berorientasi pada pendidikan PRINSIP-PRINSIP DASAR DAN METODE KEPRAMUKAAN Prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya. Boden Powell telah meyusun prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan dan menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepramukaan. Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa prinsip-prinsip yang ada dalam PDMPK adalah: 1. PRINSIP KESUKARELAAN Prinsip kesukarelaan merupakan sikap atau perbuatan yang bukan karena paksaan atau tekanan, melainkan karena kesenangan yang kemudian menumbuhkan kerelaan dalam hati mereka. Sikap laku itu dilandaskan pada sifat-sifat ketulusan hati, tanpa pamrih, mengutamakan kewajiban dari pada hak, pengabdian dan tanggung jawab. 2. PRINSIP KODE KEHORMATAN Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran kesadaran mengenai akhlak (perbuatan baik) yang tersimpan di dalam hati orang sebagai akibat karena orang tersebut tahu akan harga dirinya. Kode kehormatan Gerakan Pramuka merupakan suatu norma dalam kehidupan dan penghidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran, norma atau standar tingkah laku kepramukaan Indonesia. 44

12 Gerakan Pramuka sebagai oraganisasi pendidikan nonformal, menyelenggarakan pendidikan kepramukaan yang sasaran utamanya adalah pembinaan watak. Dalam melaksanakan pendidikan kepada peserta didik hanya digunakan suatu norma yang diperlukan dan praktis berguna untuk kehidupan dan penghidupannya. Kode kehormatan sebagai cara untuk pendidikan dan pembinaan budi yang luhur. Setiap anggota Gerakan Pramuka adalah anggota masyarakat, oleh karena itu, sebagai anggota masyarakat maka seorang pramuka harus merupakan anggota masyarakat yang berharga dan dihargai masyarakat. Pandangan masyarakat itu negatif atau positif tergantung pada sikap. perbuatan dan tingkah laku pramuka itu. Dengan adanya kode kehormatan, maka diharapkan seorang pramuka memiliki pegangan yang baik dalam kehidupannya di tengah masyarakat, sehingga memperoleh pandangan yang positif dari masyarakat. Bagi masyarakat kode kehormatan pramuka merupakan standar ukuran tingkah laku seorang pramuka. Maka dengan kode kehormatan itu masyarakat melakukan kontrol sosial terhadap pramuka dan Gerakan Pramuka. Kode kehormatan bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan atau tingkatannya serta perkembangan jasmani dan rohaninya, yaitu: 1. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga (usia 7 s/d 10 Tahun) yaitu: a. DWI SATYA : 1. Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguhsungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Menurut aturan keluarga 45

13 2. Setiap hari berbuat kebaikan. b. DWI DARMA 1. Siaga itu menurut ayah ibundanya. 2. Siaga itu berani dan tidak putus asa. 2. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang (usia 11 s/d 15 tahun) yaitu Tri Satya dan Dasa Darma. a. TRI SATYA 1. Demi Kehormatanku aku berjanji akan bersungguhsungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila; 2. Menolong sesama hidup dan mempesiapkan diri membangun masyarakat; 3. Menepati Dasa Darma. b. DASA DARMA Pramuka itu: 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; 3. Patriot yang sopan dan ksatria; 4. Patuh dan suka bermusyawarah; 5. Rela Menolong dan Tabah; 6. Rajin, Trampil dan Gembira; 7. Hemat, cermat dan bersahaja; 8. Didplin, berani dan setia; 46

14 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya; 10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan. 3. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penegak (usia 16 s/d 20 tahun) dan Pramuka Pandega (usia 21 s/d 25 tahun) yaitu sama dengan kode kehormatan pada pramuka penggalang, namun ada sedikit perbedaan dalam Tri Satya butir ke-1, yakni jika kode kehormatan pramuka penggalang masih dalam tahap mengamalkan Pancasila dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. Maka pada kode kehormatan bagi pramuka penegak dan pramuka pandega sudah dalam tahap menjalankan Pancasila dan sudah dalam tahap ikut serta membangun masyarakat. 4. Kode Kehormatan bagi anggota Pramuka Dewasa (usia diatas 25 tahun) itu juga sama yaitu terdiri atas Tri Satya dan Dasa Darma (AD/ART PRAMUKA 2013). Penerapan dari prinsip Kode kehormatan ini haruslah dirasakan oleh setiap anggota pramuka. Bahwa ia menerima Kode Kehormatan bukan sebagai tanggung jawab yang berat akan tetapi terhormat. Karena itu, proses kegiatan penerimaan kode kehormatan ini haruslah dinyatakan dihadapan para saksi dalam suasana yang penuh kehormatan sebagai landasan gerak dan tingkah lakunya di tengah-tengah masyarakat. 3. SISTEM BEREGU Gerakan Pramuka adalah gerakan anak-anak dan pemuda-pemuda, dipimpin oleh anak dan pemuda itu sendiri, dengan bimbingan dan tanggung jawab orang dewasa. Salah satu sifat anak atau pemuda adalah kesenangan untuk mencari teman dan kelompok, kemudian bersama melakukan kegiatan sesuai dengan aspirasi dan keinginan mereka. Kegiatan-kegiatan itu dapat commit berbentuk to user kegiatan yang negatif atau positif. 47

15 Penerapan sistem beregu ini merupakan usaha untuk mengarahkan sifat anak atau pemuda tersebut kearah kegiatan positif dan sebagai alat proses pendidikan untuk mencapai tujuan gerakan pramuka. Sistem beregu harus dilaksanakan dalam gerakan pramuka dengan tujuan agar peserta didik memperoleh kesempatan untuk belajar memimpin dan belajar dipimpin, belajar berorganisasi, belajar memikul tanggung jawab, belajar mengatur diri, belajar menyesuaikan dan menempatkan diri, belajar bekerja dan bekerjasama serta belajar kerukunan (Sunardi, 2006). 4. SISTEM SATUAN TERPISAH Prinsip-prinsip satuan terpisah adalah memisahkan satuan-satuan untuk anggota putra dan anggota putri. Pelaksanaan sistem satuan ini disesuaikan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga gerakan pramuka, yakni: satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan pramuka putra dibina oleh pembina putra, tidak dibenarkan jika satuan pramuka putri dibina oleh pembina putra, dan begitu pula sebaliknya, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri. Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan bagi anak remaja, pemuda baik putra maupun putri, oleh karena itu semua kegiatan harus dilaksanakan sesuai dengan jenis peserta didik. Dengan satuan terpisah antara satuan putra dan satuan putri, maka proses pendidikan bagi masing-masing jenis peserta didik menjadi lebih intensif dan efektif. Jika kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan maka harus dijaga agar tempat perkemahan putra dan perkemahan putri terpisah dan berjauhan letaknya. 5. SISTEM TANDA KECAKAPAN 48

16 Tanda kecakapan merupakan tanda yang menunjukkan keterampilan dan kecakapan tertentu yang dimiliki seorang peserta didik anggota Gerakan Pramuka. Dalam Gerakan Pramuka keinginan atau kesukaan yang wajar itu dimanfaatkan untuk mendorong peserta didik, supaya ia berinisiatif mengembangkan dirinya dalam berbagai macam kecakapan dan kepandaian baik dibidang teknis maupun mental spiritual. Setiap pramuka harus berusaha untuk memperoleh kecakapan yang berguna bagi kehidupannya dan bagi kebaktiannya kepada masyarakat. Tanda kecakapan adalah alat untuk mendorong dan merangsang para pramuka supaya berusaha memperoleh kecakapan itu. Tanda-tanda kecakapan diberikan kepada peserta didik setelah yang bersangkutan melakukan suatu usaha untuk memperoleh tanda kecakapan itu. Usaha tersebut harus timbul dari swakarsa peserta didik itu sendiri, tidak diatur oleh pembina pramuka. Tanda kecakapan yang dimiliki peserta didik karena suatu kecakapan sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik yang bersangkutan haruslah terjamin bahwa kecakapan itu cukup dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu perlu adanya proses penilaian dalam bentuk ujian, namun demikian harus diperhatikan bahwa ujian itu sangat informal dan dirasakan menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. 6. KEGIATAN MENARIK YANG MENGANDUNG PENDIDIKAN Setiap orang, baik muda ataupun tua suka dan tertarik akan kegiatan yang menggembirakan dan mengasyikkan. Kegiatan itu dapat dalam bentuk permainan, pekerjaan atau perlombaan. Kegiatan yang menarik itu mempunyai tujuan yang bermacammacam. Ada yang dapat digunakan untuk mengisi waktu, untuk rekreasi, untuk menyalurkan tekanan-tekanan jiwa, dan dapat juga digunakan 49

17 untuk melatih persiapan hidup seperti berkemah (Boenakin, dalam Darmawan 1981:89) Para ahli pendidikan berpendapat bahwa pelajaran atau pendidikan akan lebih berhasil dan cepat dimasukkan dalam diri anak didik jika diselenggrakan dalam bentuk permainan. Oleh karena itu permainanpermainan yang diberikan harus mengandung pendidikan yang mudah dipahami dan mudah meresap dalam jiwa anak didik. 7. PENYESUAIAN DENGAN PERKEMBANGAN ROHANI DAN JASMANI Kegiatan yang dilaksanakan dalam Gerakan Pramuka disesuaikan dengan usia dan perkembangan jasmani peserta didik, karena tiap orang tentu berbeda-beda dengan yang lain. Perbedaan itu dapat dalam hal berpikir, tingkah laku, bentuk tubuh dan sebagainya. Dalam usaha pendidikannya, Gerakan Pramuka menggunakan prinsip penyesuaian dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan kepramukaan dapat diterima dengan mudah dan pasti oleh peserta didik. Penyesuaian ini dilakukan dengan menyesuaikan umur peserta didik. Dalam Gerakan Pramuka peserta didik digolongkan ke dalam empat golongan, yaitu: golongan siaga, golongan penggalang, golongan penegak dan golongan pandega. 8. KEPRASAHAJAAN HIDUP Dengan adanya prinsip keprasahajaan hidup, maka para pemuda harus dididik untuk sederhana baik dalam hal kesederhanaan sikap maupun kesederhanaan hidup. Hal ini dimaksudkan agar mereka sanggup dan mampu menghadapi segala macam keadaan hidup. 50

18 Kesederhanaan hidup atau hidup sederhana ini dilaksanakan berdasar metodik pendidikan kepramukaan, yaitu cara-cara hidup yang berunsurkan pandai menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tidak boros, tidak berlebih-lebihan serta tinggi rasa kesetiaan. Keprasahajaan hidup atau kesederhanaan hidup ini harus dititik beratkan kepada moral, akhlak atau sikap mental seseorang. 9. SWADAYA Gerakan Pramuka menyelenggrakan pendidikan kepramukaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan rasa percaya diri sendiri, rasa berkewajiban, rasa tanggung jawab dan rasa disiplin. Rasa percaya pada diri sendiri itu berkembang kalau praamuka itu bisa dan berhasil melaksanakan berbagai kegiatan dengan berdiri di atas kaki sendiri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain. Prinsip swadaya yang diterapkan dalam berbagai kegiatan baik perorangan maupun kelompok merupakan cara membina dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri. Pendidikan kepramukaan anak atau pemuda adalah untuk menyiapkan mereka hidup dalam dunia yang penuh tantangan dan memerlukan keuletan serta ketabahan mental dan fisik. Dengan adanya prinsip swadaya ini diharapkan setiap anggota pramuka agar tidak hidup menggantungkan diri pada orang lain yang dengan sendirinya akan tumbuh rasa kepercayaan pada diri sendiri (Sunardi, 2006). 2. PRAMUKA DALAM KURIKULUM 2013 Dalam kurikulum 2013 telah terjadi perubahan posisi dan kedudukan Pramuka dalam dunia pendidikan. Pramuka dan kegiatan kepramukaan dinilai sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional. Sehingga pramuka mendapat perhatian yang serius dan posisi yang commit sangat to user penting dalam mendidik anak-anak. 51

19 Walaupun pramuka diposisikan sebagai ekstrakurikuler namun diberikan penekanan wajib bagi seluruh siswa dan lembaga pendidikan di tiap jenjang. Peraturan wajibnya pramuka di tiap jenjang pendidikan dinilai dapat membantu dalam mewujudkan pendidikan Nasional. Sehingga setiap sekolah berbondong-bondong mendirikan Gugus Depan dan mewajibkan kegiatan kepramukaan pada peserta didiknya. Dan pemerintah tidak tanggung-tanggung dalam mendanai kegiatan tersebut, mulai kegiatan pada tingkat daerah bahkan nasional. Lebih dari itu, bersedia mencetak pembina-pembina pramuka yang berasal dari guru-guru yang bukan berlatar belakang pramuka yang diikut sertakan dalam Kursus Mahir Dasar dan Lanjutan (KMD/KML) untuk mengantisipasi kekurangan pembina pramuka pada lembaga pendidikan. Gerakan Pramuka mendapatkan pengakuan yang sah sebagai satu-satunya organisasi yang menyelenggarakan kegiatan kepanduan di Indonesia melalui Undang-Undang No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. terbitnya UU tersebut sebagai pengganti daripada Keputusan Presiden No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Di sisi lain, kebijakan pemerintah dalam melaksanakan kurikulum 2013 terutama dengan menetapkan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib banyak menuai kontroversial dilihat dari sisi regulasi. UU Gerakan Pramuka dan AD/ART Gerakan Pramuka dengan terpaksa dihadapkan berlawanan dengan aturan Kurikulum Dan kurikulum 2013 saling berkontradiksi dengan UU Sistem Pendidikan Nasional. Berikut akan dijelaskan lebih rinci adanya kontradiksi regulasi tersebut, yakni: a. UU Gerakan Pramuka versus Kurikulum 2013 (sukarela vs wajib) Dalam UU No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Pasal 20 disebutkan bahwa Gerakan Pramuka bersifat mandiri, sukarela, dan non politis, sukarela dijelaskan dalam UU tersebut organisasi yang keanggotaannya atas kemauan sendiri, tidak commit karena to user diwajibkan. Lebih lanjut Anggaran 52

20 Rumah Tangga Gerakan Pramuka tahun 2009 pasal 9 lebih lanjut disebutkan Gerakan Pramuka bersifat sukarela, artinya tidak ada unsur paksaan, kewajiban dan keharusan untuk menjadi anggota Gerakan Pramuka. Namun, kebijakan pemerintah dalam kurikulum 2013 justru malah mewajibkan kepramukaan kepada setiap jenjang pendidikan. b. UU Sistem Pendidikan Nasional versus Kurikulum 2013 (tidak dipaksa vs wajib) UU No. 12 Tahun 2010 Gerakan Pramuka pasal 11 menggolongkan Pramuka sebagai pendidikan non formal dalam sistem pendidikan nasional. Sedangkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 menjelaskan bahwa pendidikan non formal diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam. UU sisdiknas tersebut menjelaskan pendidikan non formal diperuntukan bagi masyarakat yang memerlukan, sementara kebijakan kurikulum 2013 dengan sangat arogansinya mewajibkan pramuka di tiap jenjang pendidikan. Dimasukannya pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013 pada tiap jenjang pendidikan mempunyai efek positif maupun negatif, terlepas daripada kontroversial kebijakan tersebut. Berikut merupakan efek yang muncul yakni: 1. Efek Positif Adanya nilai positif yang ditimbulkan dari digandengnya pramuka dalam kurikulum baru tersebut yakni: a) Mengokohkan posisi pramuka di Indonesia sebagai satu-satunya organisasi yang menyelenggarakan kepanduan dan diakui oleh pemerintah melalui regulasi dan kebijakan. b) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Gerakan pramuka sebagai bagian dari pada sistem pendidikan nasional dan pelaksana pola pembinaan Gerakan Pramuka di satuan pendidikan. 53

21 c) Mempermudah dalam pembiayaan setiap kegiatan kepramukaan baik di luar maupun di dalam lingkungan sekolah baik di level daerah dan nasional maupun internasional. d) Mengembangkan metode-metode pendidikan dan pelatihan bagi kepramukaan. 2. Efek Negatif a) Terjadinya kekakuan dalam sistem pendidikan dan pelatihan kepramukaan, membuat kegiatan menjadi terkekang oleh ruangan kelas, dan mengurangi kegiatan-kegiatan di luar ruangan yang merupakan kegiatan sesungguhnya dari kepramukaan. b) Perubahan arah orientasi menjadi hanya sekedar menuntaskan kewajiban belaka, bukan lagi membimbing karakter siswa melalui pola hubungan kakak-adik. c) Penurunan kualitas kepramukaan, hal ini dalam praktek dilapangan sudah terjadi yakni dengan munculnya kebijakan mengikutsertakan guru-guru kelas yang notabene bukan berlatar belakang pramuka ikut serta dalam Kursus Mahir Dasar. Sehingga dapat mencetak pembina pramuka yang bukan dari pramuka dan belum memahami pramuka. d) Rawan terjadinya penyalahgunaan nama pramuka, baik dalam pengajuan anggaran maupun dalam kampanye politik yang saat ini terjadi. 54

22 3. NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM KEGIATAN PRAMUKA Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut. Hal tersebut terlihat pada cara kerja regu dan kelompok penggalang,dimana mereka diajak untuk bekerja sama dalam satu tim dalam mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut dapat terlihat latihan dalam berdemokrasi, bahkan itu adalah demokrasi pancasila dalam praktiknya. Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas (materi OPP 34,UM), yaitu : a. Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. b. Internasional, yang berarti bahwa organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/ agama, golongan, tingkat, suku, dan bangsa. c. Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja. Jika kita mengacu pada arti kiasan lambang gerakan pramuka yakni nyiur, ia dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekeliling dimanapun ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga. commit Pramuka to user adalah wadah pelatihan dan 55

23 pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang mampu hidup berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apapun yang tidak hanya bisa bergantung kepada orang lain. Ada 23 karakter peserta didik yang tercantum dalam Dasa Darma Pramuka, yaitu: 1. Religius, 12. Gembira, 2. Cinta alam, 13. Hemat, 3. Kasih sayang sesama 14. Cermat, manusia, 15. Bersahaja, 4. Patriot yang sopar, 16. Disiplin, 5. Ksatria, 17. Berani, 6. Patuh, 18. Setia, 7. Suka bermusyawarah, 19. Bertanggung jawab, 8. Rela menolong, 20. Dapat dipercaya, 9. Tabah, 21. Suci dalam pikiran, 10. Rajin, 22. suci dalam perkataan, 11. Terampil, 23. Suci dalam perbuatan 56

24 Dari paparan di atas, secara tersirat maupun tersurat pendidikan karakter sudah ada dalam pramuka. Pramuka telah mengajarkan pendidikan karakter sejak berdirinya kepanduan ini, jauh sebelum isu pendidikan karakter marak di Indonesia. Dengan adanya pramuka di satuan pendidikan dan keberadaanya tidak hanya sebatas papan nomor gudep, tetapi di dalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan, maka disadari/tidak dan secara langsung/tidak langsung penanaman pendidikan karakter dengan indikator 23 karakter di atas sudah berjalan seiring dengan berjalannya proses kepramukaan tersebut. Gerakan pramuka dalam melaksanakan fungsinya sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda Indonesia mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu mengisi kemerdekaan nasional dan membangun dunia yang lebih baik. Dalam melaksanakan tugas pokoknya tentu memerlukan suatu perencanaan dan program yang strategik dan berkesinambungan berupa kebijakan dan prioritas program yang dituangkan dalam Rencana Strategik (Renstra) Gerakan Pramuka. Kepanduan atau pramuka merupakan wadah gerak bagi peserta didik dibawah pimpinan mereka sendiri dalam rangka melakukan kegiatan kegiatan yang positif, inovatif dan produktif yang akan membantu mereka dalam mengembangkan fungsi kewarganegaraan dengan daya tarik dalam lingkungan. Dewasa ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga sebuah cobaan dan tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah remaja penyandang masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang menyimpang dan telah larut menghambakan dirinya kepada tata nilai asing. Mereka berpotensi untuk menimbulkan berbagai problema sosial di masyarakat. Di samping itu secara internal, terdapat pula ketidaksiapan mental dan rohani pada sebagian remaja, sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh negatif yang menyesatkan. 57

25 Dari sini Pramuka berperan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara melaksanakan semua prinsip dasar yang sudah tertuang pada AD/ART. Sehingga, dengan begitu problema di masyarakat yang sebagian besar dialami, dan disebabkan oleh kaum muda dapat diminimalisir ataupun dimusnahkan agar tercipta masyarakat yang makmur dan terorganisir dengan baik. Serta terjaganya generasi muda dari ancaman-ancaman era globalisasi yang semakin besar memiliki ancaman untuk menjerumuskan generasi muda. Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan untuk mendidik pelajar dan generasi muda dalam upaya mencapai tujuan nasional sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke IV. Dengan demikian pendidikan kepramukaan yang merupakan lembaga pendidikan luar sekolah bersifat non formal yang merupakan bagian dari pendidikan nasional yang tidak terpisahkan. Pendidikan kepramukaan sebagai lembaga pendidikan luar sekolah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan bagi anak anak dan pemuda guna menumbuhkan mereka agar menjadi generasi yang lebih baik. Generasi muda diharapkan sanggup bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya juga mampu membina dan mengisi kemerdekaan bangsa dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang demi terwujudnya cita cita perjuangan para pahlawan bangsa. 4. EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA 4.1 PROFIL INFORMAN Informan merupakan komponen penting dalam penelitian. Dengan adanya informan maka penelitian dapat menghasilkan suatu temuan yang dapat menjawab 58

26 suatu rumusan masalah. informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, 6 orang merupakan siswa-siswi SMA Negeri 1 Surakarta, dan 1 orang guru pembina ekstrakurikuler pramuka, yaitu: 1. T.W. merupakan siswa kelas XI yang juga merupaka anggota Dewan Ambalan Ekstrakurikuler Pramuka SMA Negeri 1 Surakarta. 2. D.D. merupakan siswi SMA Negeri 1 Surakarta kelas XII yang saat kelas XI mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. 3. Q.A.K merupakan siswi SMA Negeri 1 Surakarta kelas XII yang saat kelas XI tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, tetapi mengikuti ekstrakurikuler lain. 4. A.I merupakan siswa kelas X yang menyukai kegiatan kepramukaan. 5. I.O.D.H merupakan siswa kelas XII yang saat kelas XI tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. 6. D.P.W merupakan siswi kelas XII yang saat kelas XI tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. 7. Bapak R yang juga merupakan guru mata pelajaran matimatika sekaligus guru pembina pramuka. MATRIKS 4.1 Profil Informan no Nama Pekerjaan/Jabatan Ikut dalam ekskul pramuka 1. T.W. Siswa kelas XI ya 2. D.D. Siswa kelas XII ya 3. Q.A.K. Siswa kelas XII tidak 4. A.I. Siswa kelas X 5. I.O.D.H. Siswa kelas XII tidak 6. D.P.W. Siswa kelas XII tidak 7. R Guru matematika dan pembina pramuka Sumber Data Primer, diolah Maret

27 4.2 MODEL KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta tidak diketahui secara pasti mulai ada sejak kapan. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak R selaku pembina pramuka di SMA Negeri 1. Berikut penuturannya:...wah. Pasnya tahun berapa saya kurang tau, mas. Saya ngajar disini baru sekitar 6 tahun. Dulu sebelum ekstrakurikuler belum diwajibkan kaya sekarang, yang ikut itu Cuma sedikit, mas. Hanya sekitar 20-an anak yang ikut. Tapi sekarang setelah kurikulumnya berubah sudah beda, mas... Mulai tahun ajaran 2013 ekskul kepramukaan di SMA Negeri 1 Surakarta merupakan ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti setiap peserta didik kelas X, kecuali kelas XII tidak diwajibkan karena dipersiapkan untuk fokus menghadapi Ujian Nasional. Hal tersebut sehubungan dengan ditetapkannya kurikulum 2013 dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dalam kurikulum 2013 telah terjadi perubahan posisi dan kedudukan Organisasi Pramuka dalam dunia pendidikan. Organisasi Pramuka dan kegiatan kepramukaan dinilai sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional. Sehingga kepramukaan mendapat perhatian yang serius dan posisi yang sangat penting dalam mendidik anak-anak. Walaupun kepramukaan diposisikan sebagai ekstrakurikuler namun diberikan penekanan wajib bagi seluruh siswa dan lembaga pendidikan di tiap jenjang. Peraturan wajibnya pramuka di tiap jenjang pendidikan dinilai dapat membantu dalam mewujudkan pendidikan Nasional. 60

28 Matriks 4.2 Model pelaksanaan kegiatan ekskul pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Model pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka PESERTA KEGIATAN TUJUAN Model Blok Seluruh siswa-siswi kelas X pada awal masuk sekolah Training Orientasi Kepramukaan a. Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik pada awal masuk lembaga pendidikan. b. Meningkatkan kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui: Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan, Darma ke-2 bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak. Model Aktualisasi Wajib bagi Seluruh siswa-siswi kelas X a. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali b. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit. c. Kegiatan sistem Aktualisasi merupakan kegiatan Latihan Ekstrakurikuler Pramuka. d. Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka) a. Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik. b. Media Aktualisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan. c. Meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang, dan Penegak. Model Reguler Hanya kelas XI dan tidak diwajibkan 1. Bersifat sukarela sesuai dengan bakat dan minat peserta didik 2. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. 3. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali. 4. Sepenuhnya dikelola oleh Gugus Depan Pramuka pada satuan atau gugus satuan pendidikan. 5. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka) yang telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD). meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memiliki minat dan ketertarikan sebagai anggota pramuka, melalui: aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak. Sumber: data primer, diolah maret 2015 Hal tersebut dikuatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Dalam Permen ini salah satunya mengatur tentang pengorganisasian model pelaksanaan ekstrakurikuler kepramukaan pada kurikulum 2013, yang salah satu isinya membahas model-model dalam pendidikan kepramukaan, adalah sebagai berikut : 61

29 1. MODEL BLOK Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dengan menerapkan sistem blok adalah bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada awal peserta didik masuk di satuan pendidikan. Sistem blok ini dilakukan dengan alokasi waktu 36 jam pelajaran karena sifatnya baru pengenalan. Sistem blok ini merupakan Training Orientasi Kepramukaan bagi peserta didik sesuai tingkatan dan usianya. Sistem penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sistem blok dilakukan dengan menggunakan modul, sehingga setiap pendidik dapat mengajarkan pendidikan kepramukaan. Pendidik yang menyampaikan materi pada sistem ini, sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK), dan satuan pendidikan telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan. Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem blok adalah: a. Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik pada awal masuk lembaga pendidikan. b. Meningkatkan kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui: Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan Darma ke-2 bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak. 1.1 KEMAH SEBAGAI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA MODEL BLOK DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA Penerapan kegiatan model blok dalam ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta dilakukan commit to pada user awal tahun ajaran baru saat setelah 62

30 siswa kelas X melakukan kegiatan masa orientasi dengan kegiatan kemah yang diikuti oleh seluruh siswa-siswi kelas X, guru, anggota ekstrakurikuler pramuka. Selain untuk mengenalkan pendidikan kepramukaan kepada siswa-siswi baru, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengakrabkan diri antar siswa. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak R selaku guru dan pembina pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta, berikut penuturannya:..kemarin saat awal tahun ajaran baru sekolah kita mengadakan camping yang tujuannya mengenalkan ke siswai-siswi baru tentang kegiatan dan pendidikan kepramukaan, mas. Kemarin kegiatannya kita adakan di Sekipan selama 3 hari 2 malam, seluruh siswa kelas X wajib ikut, mas... Kegiatan perkemahan tersebut merupakan implementasi kegiatan ekstrakurikuler model blok yang diselenggarakan SMA Negeri 1 Surakarta kepada seluruh siswa-siswi kelas X tahun ajaran baru yang bertujuan untuk mengenalkan pendidikan kepramukaan melalui kegiatan yang mendidik dan menantang. Kegiatan kemah juga dimaksudkan sebagai ajang siswa kelas X untuk beradaptasi dengan siswa-siswi lain. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak R, berikut kutipannya:...kemah itu juga dimaksudkan untuk ajang mengakrabkan diri siswasiswi baru dengan teman-teman baru, selain itu kegiatan kemah juga mengandung nilai-nilai pendidikan contohnya belajar mandiri, hidup sederhana, dan masih banyak lagi, mas... Kegiatan di alam terbuka, sebagai salah satu unsur metode kepramukaan, merupakan cara yang efektif dalam proses pembentukan watak dan kepribadian, pemantapan mental / moral / spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial peserta didik sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Karena itu kegiatan di alam terbuka dalam kepramukaan merupakan suatu commit kegiatan to user yang penting. 63

31 Berkemah merupakan salah satu bentuk kegiatan penerapan metode kepramukaan yang mendorong peserta didik untuk introspeksi sehingga menyadari tentang diri pribadinya yang berkaitan dengan Pinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka. Hidup dalam perkemahan di Alam Terbuka yang jauh dati tempat tinggal dan kota yang penuh kemudahan, kemewahan, ketergantungan, mendorong peserta didik/ kaum muda untuk menyadari tentang apa yang perlu dan nyata dalam hidup ini. Dewasa ini kaum muda dihadapkan pada dunia yang sukar untuk membedakan antara apa yang penting dan apa yang berkelebihan, apa yang perlu dan apa yang dapat ditunda, apa yang asli dan apa yang palsu, apa yang riil dan apa yang ilusi. Dengan berkemah atau hidup dalam perkemahan peserta didik dapat menghargai kesederhanaan hidup dialam. Dengan cara ini mereka mampu menghindari hidup yang konsumtif, dapat memahami pentingnya hidup harmonis dengan alam dan memeliharanya. Dengan demikian berkemah adalah alat pendidikan. Berkemah, sebagai proses pendidikan di Alam Terbuka, perlu dilakukan secara reguler / periodik, karena dengan berkemah proses pemantapan mental / moral / spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial terbina dan terkembang secara efisien dan efektif. Acara berkemah sedikitnya diadakan 2 ( dua ) bulan sekali. Berkemah itu efektif sebagai alat pendidikan kalau : 1. Mudah, manfaat, murah ( 3M ) 2. Dilaksanakan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. 3. Dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. 4. Dilaksanakan dengan memperhatikan Keselamatan dan kemananan 5. Disiplin dan menjaga serta memelihara lingkungan 64

32 Berkemah dalam kepramukaan adalah suatu rekreasi yang bersifat edukatif yang dilaksanakan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, dimana terjadi proses pendidikan dalam bentuk pembelajaran interaktif, untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Berkemah, sebagai bagian yang sangat esensial / sangat perlu dalam proses pendidikan seorang Pramuka, merupakan titik kulminasi / puncak semua yang dipelajari peserta didik dalam pertemuan pelantikan yang diikutinya. Kepramukaan adalah kegiatan di alam terbuka, Pramuka bukanlah sekedar nama, tidaklah patut menamakan dirinya Pramuka kalau dia tidak pernah berkemah. Satuan Pramuka yang baik dan efektif bukanlah Satuan Pramuka yang bergerak dilokasi pelatihan rutin yang kegiatanya agar anggotanya memperoleh Tanda Kecakapan, tetapi Satuan Pramuka yang dinamis dan bergerak dialam terbuka ( hutan, pegunungan, laut ) dan membina, mengembangkan serta menerapkan keterampilan kepramukaan di lingkungan yang tepat. Indikator Satuan pramuka yang efisien dan efektif dinilai antar dasar pengalaman dan keberhasilan satuan tersebut mengadakan kegiatan berkemah. Tujuan dan Sasaran Berkemah dalam Kepramukaan a. Tujuan berkemah adalah membina dan mengembangkan, melalui kepramukaan, ketahanan mental / moral / spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial peserta didik sebagai individu dan anggota masyarakat. b. Sasaran berkemah dan kepramukaan adalah peserta didik mampu : 1. meningkatkan keyakinan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. membina mental dan kepercayaan kepada diri sendiri 65

33 3. meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh 4. meningkatkan daya kreasi, ketangkasan dan keterampilan 5. membina kerjasama, gotong royong dan kerukunan 6. melatih hidup prasahaja dan berswadaya (mandiri) 7. menambah pengetahuan dan pengalaman 8. meningkatkan rasa kecintaan pada tanah air 9. menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan pengabdian dan baktinya pada tanah air dan bangsa Berkemahan adalah kegiatan untuk Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega bahkan dapat juga dilakukan oleh anggota dewasa (Pembina, Pelatih, Pamong dan Instruktur Saka). Pramuka Siaga Perindukan dapat melakukan kegiatan berkemah, dengan ketentuan, sebagai berikut : 1. Berkemah dilaksanakan pada siang hari saja (tidak bermalam), biasanya disebut PERSARI (perkemahan satu hari). 2. Tenda sudah didirikan oleh Pembina dan Pembantu Pembina Siaga dapat menerima bantuan Pramuka Penggalang, Penegak, Pandega sebaiknya melibatkan dan mengikut sertakan para orang tua Pramuka Siaga yang bersangkutan. 3. Tidak memasak, makanan mereka bawa dari rumah. 4. Acara kegiatan disusun sedemikian rupa oleh Pembina Pramuka Siaga sehingga menjadi kegiatan bermain yang menggembirakan dan mengesankan. 5. Setelah Persari selesai tenda dan peralatan perkemahan lainnya dibongkar dan disimpan oleh Regu Kerja / Sangga Kerja. Pemilihan tempat berkemah : 66

34 1. tanahnya rata atau sedikit miring dan berumput 2. terdapat pohon pelindung 3. terdapat saluran pembuangan air 4. dekat dengan sumber air 5. pemandangan alam yang menarik 6. terdapat arena untuk bertualang 7. keamanan terjamin 8. tidak terlalu dekat dengan perkampungan dan jalan raya 9. tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan dan pos keamanan Pelaksanaan perkemahan a. Persiapan kegiatan berkemah harus merupakan putusan dewan satuan (perindukan, pasukan, ambalan, racana). 1. penentuan waktu, tempat, tujuan dan biaya 2. pengadaan peralatan dan perbekalan 3. peninjauan tempat berkemah 4. izin orang tua peserta didik dan izin pada penguasa setempat 5. pembentukan panitia pelaksana 6. penyusunan acara perkemahan b. Pelaksanaan 1. kegiatan hendaknya diusahakan menurut rencana yang telah disiapkan sesuai dengan tujuan perkemahan 2. pelaksanaan acara harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik 3. acara dimungkinkan untuk diubah sesuai dengan perkembangan keadaan. 4. tersedianya acara pengganti dan tambahan untuk memberi kesibukan pada waktu luang 5. setiap kegiatan yang dilakukan hendaknya selalu memperhatikan faktor pengamanan dan keselamatan peserta 67

35 6. setelah perkemahan usai, lokasi perkemahan harus bersih dan tidak terkesan baru saja digunakan perkemahan. 7. Perlengkapan Pribadi regu, sangga, reka supaya sesuai dengan situasi dan kondisi perkemahan khususnya, waktu, lokasi, musim, tujuan dan sasaran, lingkungan acara dll. c. Kegiatan berkemah untuk Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat dilakukan oleh seorang atau oleh sangga atau reka, namun harus tetap memperhatikan ketentuan dan prosedur yang berlaku. d. Evaluasi Evaluasi pelaksanaan perkemahan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun perencanaan perkemahan di masa mendatang. Yang perlu dievaluasi : 1. prestasi peserta didik selama berkemah 2. apakah terjadi adanya perubahan sikap pada peserta perkemahan 3. tentang kesehatan peserta 4. tentang kemungkinan kekurangan yang dapat ditemukan selama berkemah 1.2 PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA DALAM KEGIATAN KEMAH Berkemah dalam kepramukaan adalah sesuatu rekreasi yang bersifat edukatif yang dilaksanakan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, dimana terjadi proses pendidikan dalam bentuk pembelajaran interaktif untuk mencapai sasaran dan tujuan pendidikan. Tujuan berkemah adalah Membina dan mengembangkan ketahanan mental/ moral/ spiritual, fisik, intelektual, emosional, dan sosial sebagai individu dan anggota masyarakat. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 89) 68

36 Selanjutnya menurut Tim (2005: 31) menyebutkan bahwa tujuan berkemah adalah : 1. Memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga lingkungan, dan mengembangkan sikap bertanggung jawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam. 2. Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, membina kerja sama dan rasa memiliki. Jadi, tujuan berkemah adalah agar peserta didik dapat belajar hidup bersosialisasi dengan alam dan masyarakat. Manfaat berkemah adalah sebagai berikut : a. Mengagumi alam ciptaan Tuhan. b. Mempercakap diri dalam melaksanakan ajaran-ajaran pramuka. c. Mempraktekkan sistem kerukunan. d. Dapat mengenal alam dan kawan dari dekat. e. Kita akan menemukan hal-hal yang baru yang akan mempertebal percaya pada diri pribadi. (Lemdikacab, 2001: 89) Sasaran berkemah dalam kepramukaan adalah peserta didik mampu : a. Meningkatkan keyakinan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Membina mental dan kepercayaan kepada diri sendiri. c. Meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh. d. Meningkatkan daya kreasi, ketangkasan, dan keterampilan. e. Membina kerja sama, gotong royong, dan kerukunan. f. Melatih hidup prasahaja dan berswadaya. g. Manambah pengetahuan dan pengalaman. 69

37 h. Meningkatkan rasa kecintaan pada tanah air. i. Menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan pengabdian dan bakti pada tanah air dan bangsa. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 89) Jadi, berkemah merupakan kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dengan tetap memperhatikan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar peserta didik dapat mandiri dengan tetap menyadari sebagai makhluk sosial. Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikar, ungkapan kata hati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan. Apa yang tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedangkan yang ada di dalam Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongkret dalam tingkah laku ataupun sikapnya, atau dengan kata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekanan. Berdasarkan model kegiatan pramuka yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 63 Tahun 2014 tujuan kegiatan ekstrakurikuler pramuka penegak model blok adalah aplikasi dasadarma pramuka khususnya darma ke-1 dan darma ke-2. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Surakarta, penerapan nilai Dasadharma dalam Kegiatan kemah adalah sebagai berikut. 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa a. Pengertian 70

38 Sebagai pribadi yang lemah, kita harus beribadah kepada Tuhan YME. Dia adalah pencipta yang ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat maupun tidak terlihat. Sebagai pribadi lemah dan ciptaan-nya, kita wajib menjalankan perintah-nya dan menjauhi larangan-nya. Contohnya, sebagai muslim mengerjakan shalat lima kali sehari semalam, membaca Alquran, puasa, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan penuturan T.W. siswa kelas XI, berikut penuturannya:...dasadarma yang pertama adalah takwa kepada Tuhan, yang artinya pramuka itu harus taat beribadah kepada tuhan, dan tidak melakukan larangan dalam agamanya.. Hal senanda juga seperti apa yang diungkapkan Bapak R selaku guru dan pembina ekstrakurikuler pramuka, berikut penuturannya:...dasadarma yang pertama itu takwa kepada tuhan, artinya seorang pramuka harus selalu taat beribadah dan menjahi larangan-nya... b. Penerapan dalam Kegiatan Kemah Pada saat kegiatan kemah seluruh peserta siswa-siswi yang beragama islam diwajibkan melakukan ibadah solat 5 waktu tepat waktu dan dilakukan secara berjamaah. Selain itu para peserta yang beragama non-muslim juga harus menghormati saat sedang melakukan solat berjamaah dengan tidak berisik dan mengganggu kekhusyukan ibadah solat. Hal ini sesuai dengan penuturan T.W. siswa kelas XI, berikut penuturannya:...pada saat kegiatan kemah dulu setiap memasuki waktu solat wajib seluruh siswa peserta diberikan waktu untuk istirahat, mas. Kemudian seorang siswa muslim bertugas azan, setelah itu baru solat berjamaan, mas. Itu dilakukan setiap udah waktu solat, mas... 71

39 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia a. Pengertian Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-nya. Wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya. Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang. Hal ini sesuai dengan penuturan D.D. siswa kelas XII, berikut penuturannya:...dasadarma yang kedua adalah cinta alam dan kasih sayang sesama manusia artinya adalah pramuka harus mencintai alam, maksudnya adalah tidak boleh merusak alam, contoh membuang sampah tidak sembarangan dan pada tempatnya. Kasih sayang sesama manusia adalah seorang pramuka harus mengahargai, dan menghormati sesama manusia. Contohnya tidak membeda-bedakan suku bangsa manusia... b. Penerapan dalam kegiatan kemah Pada saat kegiatan kemah seluruh siswa-siswi peserta diwajibkan selalu membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan untuk menjaga kebersihan area perkemahan dan tidak diperbolehkan mencabut tanaman-tanaman yang tumbuh disekitar area perkemahan. Selain itu juga seluruh peserta melakukan kegiatan bersih-bersih dan memungut sampah di sekitar areal perkemahan. Hal 72

40 ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh D.D, berikut kutipannya:...dulu waktu saya mengikuti kegiatan kemah, seluruh siswa diwajibkan membuang sampah di tempat yang udah disediakan, mas. Selain itu juga ada kegiatan bersih pada saat hari pertama dan hari terkahir kemah, mas. Kegiatan ini bagus buat memupuk rasa cinta alam menurut saya, mas NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM KEGIATAN KEMAH Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam kegiatan kemah yang dilakukan pada saat awal masuk keleas X menurut Bapak R adalah siswa dapat belajr mandiri, hidup sederhana, bakti sosial, mencintai alam, kerja sama, taat beribadah. Hal ini sesuai dengan penuturan bapak R, berikut penuturannya:...dalam kegiatan perkemahan selain diajarkan untuk mandiri, gotong royong, gotong royong contohnya siswa bersama-sama dan bergotong royong dalam mendirikan tenda, kemah juga mengajarkan siswa hidup sederhan, mas. Saat kemah siswa disediakan makanan yang sederhana, kemah juga mendidik siswa untuk belajar mencintai alam, contohnya kemarin siswa bersama-sama memberishkan sampah yang ada di tempat persaminya, mas. Hidup mandiri, contohnya siswa harus belajar mencuci pakaiannya sendiri. Hidup sederhana, kemarin juga kita mengadakan bakti sosial kepada warga sekitar tempat kemah, mas. Seluruh siswa harus membawa beras, makanan, pakaian layak pakai, alat tulis yang kemudian disumbangkan ke warga sekitar. Kegiatan ini untuk bertujuan untuk mendidik jiwa sosial siswa, mas. Selain itu dalam kegiatan sosial seluruh siswa turun langsung untuk memberikan bantuannya, mas. Ini dimaksudkan agar siswa dapat terlibat langsung dengan kegiatan-kegiatan sosial. Bagi yang muslim kegiatan persami juga mengajarkan agar menjalankan ibadah solat tepat waktu, dan mengajarkan toleransi antar pemeluk agama juga, mas. Dalam kemah juga Mengajarkan kepemimpinan dan musyawarah juga, mas. Contohnya setiap siswa dibagi menjadi beberpa kelompok dan setiap kelompoknya dipimpin oleh seorang ketua kelompok yang commit pilih to oleh user anggota kelompoknya. Dalam kegiatan kemah selalu ada kegiatan api unggun yang dijadikan waktu 73

41 setiap kelompok mempertunjukkan bakat, seperti menyanyi, bermain alat musik, membaca puisi, kegiatan ini mengajarkan siswa agar percaya diri dan tidak malu tampil di depan publik, mas... Kegiatan kemah dalam prosesnya terdapat berbagai kagiatan menggembirakan sekaligus mendidik baik keterampilan, sikap dan budipekerti peserta yang mengikutinya. Kegemaran akan berkemah tidak pernah menurun, dalam prosesnya banyak kegiatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan yang diajarkan kepada siwa. Perubahan sikap menjadi lebih baik akan terlihat ketika kegiatan-kegiatan tersebut di laksanakan, mulai dari mandiri, kedisiplinan, hingga mereka dapat memahami arti dan makna mengapa mereka harus melakukan hal tersebut. Pendidikan dalam bentuk kemah perlu di tingkatkan dan di kembangkan lagi baik dari sumber daya pengajar serta tuntunan pelaksanaan yang lebih baik dan menarik, hal tersebut di dasari akan perlunya teknik serta cara melatih anakanak yang hidup di masa moderen agar tetap memahami serta dapat melaksanakan suatu cara hidup dengan mengandalkan cara-cara tradisional yang selain dapat membina fisik juga dapat melatih pola fikir yang kretif tanpa merusak lingkungan di sekitar mereka. Terlebih dalam kegiatan ini mereka dapat berkreatifitas dalam bidang seni lewat pertunjukan budaya Api unggun. Apabila kegiatan ini rutin di laksanakan maka tak ayal tujuan dari bangsa Indonesia menciptakan generasi emas yang memiliki budi pekerti, rasa tenggungjawab dan pengabdian penuh terhadap bangsa Indonesia di tahun 2045 akan terwujud. 74

42 Matrik 4.3 Matriks nilai-nilai pendidikan dalam kegiatan kemah Nilai pendidikan dalam kegiatan Penerapannya dalam kegiatan kemah kemah mandiri Siswa selama berkemah 3 hari 2 malam tinggal tidak bersama orang tua, mencuci baju sendiri. Gotong royong Bekerja bersama dalam mendirikan tenda, memasak untuk makan pagi, siang, malam Bakti sosial Memberikan bantuan berupa pakaian layak pakai, bahan pokok kepad warga sekitar perkemahan Taqwa kepada tuhan YME Bagi umat muslim menjalankan ibadah solat berjamaah dan tepat waktu, saling menghormati pemeluk agama lain Mencintai alam Selama berkemah siswa tidak boleh mengotori tempat perkemahan, memungut sampah yang berserakan di sekitar area perkemahan, menanam pohon Kerja sama Melauli permainan Hidup sederhana kepemimpinan Mengelola dan mengatur kelompok toleransi Tidak berisik saat siswa muslim melakukan ibadah solat berjamaah Tanggung jawab Siswa bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, contoh mencari kayu bakar, mengambil air, Percaya diri Pertunjukkan seni saat acara api unggun Sumber: wawncara dengan Bapak R, diolah maret 2015 Matrik 4.4 kegiatan ekstrakurikuler pramuka Model blok di SMA Negeri 1 Surakarta Nama kelas Kegiatan ekskul pramuka saat kelas X (Model Blok) T.W. XI Wajib ikut D.D. XII Wajib ikut Q.A.K. XII Wajib ikut A.I. X Wajib ikut I.O.D.H. XII Wajib ikut D.P.W. XII Wajib ikut Sumber Data Primer, commit diolah to Maret user

43 2. MODEL AKTUALISASI Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dengan menerapkan sistem Aktualisasi adalah bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan. Sistem penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sistem Aktualisasi dilakukan dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan. Oleh karena itu pendidik harus terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan pendidikan kepramukaan. Pendidik yang menyampaikan materi pada sistem ini, sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK), dan satuan pendidikan telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan. Aktivitas Sistem Aktualisasi : 1. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali. 2. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit. 3. Kegiatan sistem Aktualisasi merupakan kegiatan Latihan Ekstrakurikuler Pramuka. 4. Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka) Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem Aktualisasi adalah: 1. Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik. 76

44 2. Media Aktualisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan. 3. Meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang, dan Penegak. 2.1 KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA MODEL AKTUALIASASI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA Dalam kegiatan pramuka, banyak sekali kegiatan yang bermanfaat bagi siswa. Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, berisikan kegiatan yang dapat membuat anak belajar tentang kepribadian yang luhur, disiplin. Salah satu kegiatan model aktualisasi ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta adalah kegiatan pelatihan pengetahuan umum kepramukaan, kegiatan tersebut sangat penting bagi seluruh siswa untuk memahami hakikat Pramuka. Hal ini dijelaskan dengan panjang lebar oleh Pembina Pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta (Bapak Rusbandi) sebagai berikut:...pengetahuan umum tentang kepramukaan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang kegiatan Pramuka. Pengetahuan dalam Pramuka itu sangat banyak sehingga siswa diwajibkan mengikuti kegiatan ini secara rutin. Berbagai jenis pengetahuan kepramukaan misalnya sejarah Pramuka, tingkatantingkatan dalam Pramuka seperti Siaga, Penggalang dan Pandega. Serta usia yang tepat sesuai tingkatan tersebut. Di samping itu siswa diajarkan karakter-karakter moral dalam pramuka sehingga kelak siswa memiliki karakter yang baik dalam kehidupannya... Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dinyatakan bahwa pengetahuan umum tentang kepramukaan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Melalui kegiatan ini siswa dapat memiliki pengetahuan kepramukaan commit to sebagai user modal awal dalam mengikuti 77

45 kegiatan Pramuka. Dalam kegiatan ini siswa akan dapat memiliki karakter moral sesuai yang diharapkan sehingga kelak dapat digunakan dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan pengetahuan umum tentang pramuka tersebut dilaksanakan di dalam kelas, dan dilaksanakan setiap hari Jum at pukul Karena kegiatan ekstrakurikuler pramuka model aktualisasi lebih sering dilakukan di dalam kelas dengan metode persentasti, ada beberapa informan mengeluhkan bosan mengikuti kegiatan pramuka di sekolahnya karena sangat jarang kegiatan diluar lapangan atau alam terbuka, Hal ini seperti yang diungkapkan oleh D.P.W:...Ekskul pramuka identik dengan kegiatan diluar kelas, di alam, jadi jangan persentasi terus isinya... Pernyataan tersebut juga senada dengan penuturan I.O.D.H siswi kelas XII, berikut penuturannya :...kegiatan pramuka setiap hari Jum at harusnya lebih variasi, jangan hanya persentasi di dalam kelas terus... Pernyataan senada juga diungkapan oleh Q.A.K siswi kelas XII, dia menuturkan :...ekskul pramuka tiap Jum at jangan di kelas terus, bosen... Berikut matriks hasil wawancara tentang bentuk kegiatan model aktualisasi dalam ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta. 78

46 Matrik 4.5 bentuk kegiatan ekskul pramuka model aktualisasi di SMA Negeri 1 Surakarta Nama kelas Alasan tidak mengikuti ekstrakurikuler pramuka D.P.W XII Kegiatannya kurang variasi, hanya persentasi I.O.D.H XII Kegiatannya kurang variasi, hanya persentasi Q.A. K. XII Kegiatannya kurang variasi, hanya persentasi, merasa bosan Sumber Data Primer, Diolah Maret 2015 Karena kurangnya variasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka model aktualisasi di SMA Negeri 1 Surakarta meneyebabkan siswa mengeluhkan merasa bosan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Namun hal itu tidak membuat siswa bolos mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut karena siswa merasa kegiatan itu wajib diikuti. Hal ini sesuai dengan penuturan D.P.W. siswa kelas XII, berikut penuturannya:...ya memang sih, mas. Kegiatannya kan dikelas gitu-gitu aja. Cuma ngedengerin persentasi aja. Bosen sih aslinya, tapi wajib kegiatannya. Jadi mau gak mau ya harus ikut. Padahal saya ga suka pramuka. Ekskul saya dulu waktu kelas X paskibra. Alesannya karena ingin belajar disiplin, dan juga dari ekskul paskibra saya jadi menambah teman... Penuturan tersebut juga senada dengan apa yang dituturkan oleh I.O.D.H. siswa kelas XII, berikut penuturannya:..kegiatan yang itu diwajibkan ikut, mas. Kegiataanya sih cuma persentasi di kelas aja. Ga suka saya, mas. Ngebosenin, mas. Tapi pramuka waktu kelas X harus ikut... Hal senada juga seperti apa yang disampaikan Q.A.K siswi kelas XII, berikut penuturannya:...kegiatannya lebih banyak persentasinya, mas. Jarang kegiatan outdoornya. Aslinya ga tertarik, mas. Saya dulu pengen ikut ekstrakurikuler OASE, ekskul OASE itu ekskul majalah sekolah, 79

47 karena saya lebih tertarik ke dunia jurnalistik. Ga pengen ikut pramuka juga. Tap diwajibkan ikut pula setiap jumat jam setengah 2 siang... Sangat berbeda dengan keterngan informan diatas, beberapa informan lainnya mengungkapkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka model aktualisasi dianggap menyenangkan dan tidak membosankan, karena dalam kegiatannya membahas nilai-nilai yang diajarkan dalam pramuka dan manfaatnya dalam hidup bermasyarakat. Hal tersebut sesuai dengan penuturan T.W. siswa kelas XI, berikut adalah penuturannya:...saya tertarik mengikuti kegiatan ekskul pramuka model aktualisasi ini, mas. Karena saya ingin mengisi waktu luang saya sepulang sekolah, mas. Dan karena saya memang senang dengan pramuka. Menurut saya, dalam pramuka mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan. Contohnya kemah. Menurut saya dalam kemah itu mengajarkan kemandirian, kebersamaan... Pernyataan senada juga seperti yang diungkapkan oleh A.I. siswi kelas XII, berikut penuturannya:...saya tertarik ikut kegiatan ekskul pramuka yang wajib (model aktualisasi), soalnya dalam kegiatan itu dijelaskan oleh pramuka mengajarkan nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat. Contohnya dalam Dasa Darma pramuka itu mengajarkan nilai-nilai yang harus dilaksanakan seorang pramuka... Senada dengan pernyataan tersebut juga seperti apa yang diungkapkan oleh D.D. siswa kelas XII, berikut kutipannya:...dulu waktu saya kelas X saya selalu mengikuti kegiatan ekskul pramuka model aktualisasi karena selain mengisi waktu luang saat pulang sekolah, juga sekalian belajar dan akhirnya tau hal-hal apa saja yang ada dalam eksku pramuka. Kemudian saya tertarik ikut pramuka, dan pada kelas XI saya ikut ekskul yang model regulernya juga... 80

48 Kegiatan ekstrakurikuler diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu dari tiap peserta didik serta ditujukan agar peserta didik mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat. Dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka model aktualisasi juga memberi pengetahuan kepada siswa tentang nilai-nilai yang diajarkan dalam pramuka. Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dijadikan suatu wadah bagi peserta didik untuk berkumpul sehingga mampu menghilangkan rasa lelah setelah mengikuti kegiatan pada jam pelajaran sekolah. Namun pada pelaksanaanya masih ada siswa yang hanya karena diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta. Berikut peneliti sajikan hasil lengkap wawancara dalam bentuk matriks. Matrik 4.6 Alasan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka model aktualisasi di SMA Negeri 1 Surakarta nama kelas Ekskul pramuka kelas X Model Blok Minat terhadap ekskul pramuka Ekskul pramuka kelas X model aktualisasi Tyan Widotomo XI Wajib ikut berminat Selalu hadir karena tertarik Deasy Dirgantari XII Wajib ikut berminat Selalu hadir karena tertarik Qisty Aulia XII Wajib ikut Tidak Selalu hadir karena diwajibkan Khoiry berminat Dewita Putri W XII Wajib ikut Tidak Selalu hadir karena diwajibkan berminat Ika Oktaviani Dewi Hanifah XII Wajib ikut tidak berminat Selalu hadir karena diwajibkan Agra Ignatius X Wajib ikut berminat Selalu hadir karena tertarik Sumber Data Primer, diolah maret NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA MODEL AKTUALISASI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA Makna aktualisasi nilai karakter pada Tri Satya dan Dasa Darma bagi pramuka Penggalang, penegak, commit dan to user pandega melalui permainan adalah 81

49 seperti dijelaskan dalam penjelasan berikut. Untuk memahami makna nilai karakter pada tri satya dan dasa darma, Tri Satya merupakan janji seorang Pramuka penggalang, penegak, pandega, dan orang dewasa. yang harus dtepat. Sebagai sebuah janji maka membawa konskwensi harus ditepati. Pramuka berjanji dengan Tri Satya, dengan sepenuh kehormatannya dan ia selalu berusaha memenuhi janjinya itu demi kehormatannya semata. Kewajiban kepada Tuhan, jelas ia harus memeluk suatu agama yang dinyakini. Segala ajarannya dilakukan dan segala larangannya dihindarkannya. Kewajiban kepada negara, seorang Pramuka akan selalu berusaha menjunjung tinggi kehormatan dan kewibawaan negaranya (Indonesia) dengan jalan tunduk kepada undang-undang yang berlaku, menghormati benderanya, melaksanakan dasar negaranya menghayati lambang negaranya, mengakui pemerintahannya, dan menghayati lagu kebangsaannya. Mengamalkan Pancasila, dengan jalan melaksanakan dan menjalankan tuntunan tingkah laku. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat, sudah dijelaskan dalam uraian Dasa Darma. Sedang mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat, seorang penggalang harus mencari ilmu di sekolah dan pengetahuan di masyarakat agar kelak setelah dewasa ia menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara. Oleh karena itulah dalam hidupnya haruslah dapat melakukan bina diri, bina satuan dan bina masyarakat. Selanjutnya makna nilai karakter yang ada pada dasa darma bagi pramuka penggalang, penegak dan pandega yang berisi 10 ketentuan moral yang dapat dijelaskan secara rinci. 1. Takwa kepada Tuhan Yang maha Esa. Makna nilai karakter yang terkandung adalah: a. Bersikap cinta dan kasih sayang, setia, patuh, adil, jujur dan suci. b. Melaksanakan ibadah menurut agamanya. 82

50 c. Memperingati hari-hari besar agama, d. Menghormati orang yang beragama lain, e. Mengikuti ceramah-ceramah keagamaan, f. Menghormati orang tua. 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Makna nilai karakter yang terkandung adalah: a. Mencintai segala macam tumbuh-tumbuhan dan hewan. Mengenal berbagai jenisnya, sifat-sifatnya dan manfaatnya, b. Tidak mementingkan diri sendiri, c. Menghargai orang lain, d. Mengaku saudara kepada Pramuka lain (sedunia). 3. Patriot yang sopan dan kesatria. makna nilai karakternya: a. Menjadi putra tanah air yang siap berbakti dan Siaga membela ibu pertiwi, b. Menghormati dan memahami lambang negara, bendera Sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya, c. Memahami nilai-nilai luhur bangsa Indonesia (kekeluargaan, gotong royong, ramah tamah, dan religius), d. Mengenal adat istiadat suku-suku bangsa di Indonesia, e. Selalu membela yang lemah dan yang benar, f. Membiasakan diri mengakui kesalahan dan membenarkan yang benar, g. Hormat kepada orang tua, guru dan pemimpin, 83

51 4. Patuh dan suka bermusyawarah. Makna nilai karakternya: a. Menepati janji, b. Mematuhi peraturan, c. Menghargai pendapat orang lain, d. Merumuskan kesepakatan dengan memperhatikan kepentingan orang banyak, e. Membiasakan bermusyawarah sebelum melakukan kegiatan. 5. Rela menolong dan rabah. Makna nilai karakternya: a. Cepat menolong kecelakaan tanpa diminta, b. Member tempat di tempat umum kepada wanita dan orang tua, c. Membiasakan diri mengatasi masalah-masalah, d. Pantang mundur menghadapi kesulitan. 6. Rajin trampil dan gembira. Makna nilai karakternya: a. Membiasakan membaca buku-buku yang bermanfaat, b. Membiasakan untuk menyusun dan menepati jadwal yang di buat, c. Bekerja menurut manfaat, d. Tidak terlalu cepat menegur, mengkritik dan menyalahkan, e. Bergembira dalam setiap usaha, f. Tidak menunda-nunda commit pekerjaan to user sampai besok., 84

52 g. Memilih jenis keahlian yang sesuai dengan bakat, h. Tidak cepat puas dalam menyelesaikan pekerjaan i. Tidak menolak segala tugas yang diberikan kepadanya. 7. Hemat, cermat dan bersahaja. Makna nilai karakternya: a. Menggunakan waktu dengan tepat, b. Tidak ceroboh, c. Berpakaian sederhana dan tidak berlebih-lebihan, d. Menghemat listrik, air, uang sehingga tidak terbuang percuma, e. Membiasakan untuk menabung. 8. Disiplin, berani dan setia. Makna nilai karakternya: a. Berusaha untuk mengendalikan diri, b. Mentaati peraturan, c. Menjalani ajaran dan ibadah agama, d. Belajar untuk menilai kenyataan, bukti dan keberanian informasi, e. Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan. 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya, Makna nilai karakternya: 85

53 a. Segala yang diperintahkan, dilakukan dengan tanggung jawab penuh, b. Berani bertanggung jawab atas sesuatu tindakan yang diambil dalam hal tugas yang tidak dapat atau sulit dikerjakan, c. Tidak akan mengelakkan tanggung jawab dengan alasan yang dicaricari, d. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain terutama yang menyangkut uang, materi, dan lain-lain, e. Apa yang dikatakan bukan suatu karangan yang dibuat-buat, f. Dalam menerima tugas, pasti dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, g. Dalam kehidupannya sehari-hari, ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya, h. Selalu menepati waktu yang telah ditentukan. 10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan. Makna nilai karakternya: a. Selalu melihat dan memikirkan sesuatu pada segi baiknya atau hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah tidak baik, b. Setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur serta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan orang lain, c. Sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, seorang Pramuka harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan negara, bangsa, agama dan keluarga, dan benar untuk kepentingan negara, bangsa, agama dan keluarga, d. Dengan selalu melakukan pikiran, perkataan, dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut sesuai jiwa Pramuka. 86

54 Matrik 4.7 NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM DWI SATYA No DWI SATYA MAKNA YANG TERKANDUNG 1. Bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa. anggota Pramuka Siaga harus mengikrarkan diri untuk benarbenar berjanji selalu melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan YME. Sebagai contoh tidak pernah meninggalkan peribadatan Agama, semisal Sholat Lima waktu (untuk Agama islam), Pergi ke gereja, ke phura, ke kuil dan lain-lain untuk menghadap sang khaliq. Yang itu merupakan penguatan spiritual bagi anggota pramuka. Bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap NKRI. 2 Bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku menurut aturan keluarga. Setiap hari berbuat kebajikan. Pramuka Siaga sudah sejak dini dilatih untuk menjalankan kewajiban terhadap NKRI. Sebagai contoh dalam berpakaian, seorang anggota pramuka selalu membawa lambang bendera Merah putih yang dikenakan di leher. Ini diartikan bahwa seorang anggota pramuka yang selalu cinta akan tanah air, hingga setiap kegiatan kepramukaan lambang bendera merah putih atau kita kenal kacu leher selalu dipakai. Usia Pramuka Siaga yaitu kisaran 7-10 tahun, dimana usia ini adalah masa anak-anak. Pendidikan pertama seorang anak adalah keluarga, dimana ada aturan-aturan keluarga yang harus dijalani oleh anak. Suatu contoh, bangun pagi, Sekolah, patuh pada orang tua, dan lain sebagainya. Di dalam pramuka satuan pendidikan pramuka dibentuk seperti layaknya keluarga dirumah, pembina putra sebagai ayahnya (yanda), dan pembina putri sebagai ibunya (bunda), dan ada makcik dan pakcik sebagai kerabat keluarga. Seorang pramuka harus berikrar, berjanji, untuk setiap hari berbuat kebajikan. Berbuat baik kepada sesama teman, lingkungan, terlebih kepada orang tua. Sumber: JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 23, NOMOR 1, MARET 2014 JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 23, NOMOR 1, MARET

55 3. Model Reguler Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dengan menerapkan sistem reguler adalah bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada Gugus depan (Gudep) yang ada di satuan pendidikan dan merupakan kegiatan pendidikan kepramukaan secara utuh. Oleh karena itu apabila satuan pendidikan memilih sistem reguler dan belum memiliki Gudep, maka harus terlebih dahulu menyiapkan sistem pengelolaan pendidikan kepramukaan melalui Gudep. Aktivitas Sistem Reguler: 1. Bersifat sukarela sesuai dengan bakat dan minat peserta didik 2. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. 3. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali. 4. Sepenuhnya dikelola oleh Gugus Depan Pramuka pada satuan atau gugus satuan pendidikan. 5. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka) yang telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan, Sebagai Ekstrakurikuler WAJIB, Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem reguler adalah meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memiliki minat dan ketertarikan sebagai anggota pramuka, melalui: aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan 88

56 aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak. Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa: 1. Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda 2. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda 3. Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan. Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut: 1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam 3. Peduli terhadap dirinya pribadi 4. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka Metode kepramukaan merupakan cara memberikan pendidikan watak kepada anggota muda,yaitu dengan: 1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka 2. Belajar sambil melakukan kegiatan yang menyenangkan atau menghibur 3. Sistem berkelompok 4. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik 89

57 5. Kegiatan di alam terbuka 6. Sistem tanda kecakapan 7. Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri 8. Kiasan Dasar 3.1 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA-SISWI SMA NEGERI 1 SURAKARTA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA MODEL REGULER Kegiatan ekstrakurikuler pramuka model reguler di SMA Negeri 1 Surakarta merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sukarela boleh diikuti oleh siswa-siwi kelas XI. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam model ini dilaksanakan setiap hari sabtu sepulang sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam model ini hanya diikuti oleh sebanyak 24 siswa. Hal ini sesuai dengan penuturan T.W. siswa kelas XI yang mengikuti ekstrakurikuler model reguler, berikut penuturannya:...jumlah siswa-siswi kelas XI yang mengikuti ekskul pramuka sekarang 26, mas. Lebih banyak dibanding tahun lalu yang hanya 24 siswa, mas. Biasanya peserta ekskul kelas X itu dijadikan dewan ambalan, mas. Kalo kegiatannya biasanya setiap hari sabtu, mas.. Dari penuturan tersebut terungkap bahwa jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler model reguler masih relativ sedikit. Adapun salah satu alasan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta adalah karena ingin...saya ikut pramuka karena dalam pramuka diajarkan nilai-nilai yang bermanfaat untuk pendidikan moral dan untuk kehidupan bermasyarakat. Contohnya dalam dasa darma pramuka banyak mengandung nilai-nilai yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya dalam darma ke-tujuh yang berbunyi hemat, cermat, dan bersahaja. Itu mengandung makna contohnya kita harus tepat dalam menggunakan waktu, commit tidak boros, to user dan masih banyak lagi kegiatan dalam pramuka... 90

58 Berbeda dengan penuturan diatas, penuturan lain juga disampaikan oleh D.D. siswa kelas XII, berikut penuturannya:...saya ikut ekskul pramuka karena dulu waktu kelas X saya selalu menigkuti kegiatan pramuka yang model blok kemudian tertarik, kemudian ikut saat kelas XI. Selain itu juga saya mengikuti ekskul pramuka karena ingin menambah pengalaman dengan mengikuti lomba yang setiap tahunnya diadakan di UNS dan pesertanya dari banyak sekolah se-jawa Tengah... Berbeda dengan penuturan diatas juga seperti yang diungkapkan oleh I.O.D.H siswa kelas XII, berikut penuturannya:...saya ga ikut ekskul pramuka model reguler karena sejak kelas X saya ga tertarik dengan ekskul pramuka karena ingin ikut ekskul lain yitu PMR. Karena saya ingin belajar merawat memberikan pertolongan kesehatan karena cita-cita saya ingin jadi dokter, mas... Tidak mengikuti ekskul pramuka karena lebih menyukai ekskul lain juga seperti yang diungkapkan oleh Q.A.K siswa kelas XII, berikut penuturannya:...saya tidak mengikuti ekskul pramuka waktu kelas X karena saya ga suka, mas. Saya lebih suka ekskul mading sekolah. Karena saya ingin belajar menulis dan senang dengan jurnalistik, mas... Penuturan serupa juga seperti yang diungkapkan oleh D.P.W siswa kelas XII, berikut penuturannya:...saya tidak dulu tidak ikut pramuka karena tidak tertarik ikut, mas. Alasannya saya lebih memilih untuk mengikuti ekskul paskibra karena teman-teman saya banyak yang mengikuti kegiatan paskibra, mas... Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan ada beragam alasan siswa-siswa SMA Negeri 2 Surakarta dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Beberapa siswa menyatakan tertarik karena nilainilai yang diajarkan dalam kepramukaan, beberapa siswa juga mengungkapkan tidak tertarik karena lebih tertarik kepada ekstrakurikuler lainnya. 91

59 Kegiatan ekstrakurikuler menjadi wadah yang tepat dalam pembentukan dan pengembangan karakter. Meskipun sebenarnya beberapa kurikulum telah mempersiapkan peserta didik untuk memiliki karakter yang dipersyaratkan dalam tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan serta Pendidikan Seni dan Olahraga merupakan beberapa kurikulum yang menghendaki peserta didik memiliki kompetensi spiritual, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi emosional secara seimbang. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan dimensi pembentukan karakter. Pendidikan karakter di sekolah memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik dan bermanfaat, warga masyarakat yang baik dan sebagai warga negara yang mempunyai tanggung jawab terhadap negaranya. Karakter tersebut tidak bisa diwariskan, karakter juga tidak bisa dibeli dan ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan. Karakter bukanlah suatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus dimulai sejak dini agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal. Namun saat ini pengetahuan siswa tentang ekstrakurikuler pramuka sebagai pendidikan karakter masih kurang, sehingga menyebabkan siswa kurang tertarik dan berminat dalam mengikuti ekstrakurikuler pramuka. 92

60 Matriks 4.8 Alasan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka model reguler di SMA Negeri 1 Surakarta Nama kelas kegiatan ekskul pramuka saat kelas XI alasan (Model Reguler) T.W. XI megikuti Karena nilai-nlai yang terkandung dalam kegiatan pramuka D.D. XII mengikuti Karena tertarik saat mengikuti kegiatan ekskul pramuka kelas X, dan ingin mengikuti lomba. Q.A.K. XII Tidak mengikuti Karena lebih tertarik mengikuti ekskul lain. A.I. X I.O.D.H. XII Tidak mengikuti Karena terlalu disiplin, dan tertarik pada ekskul lain D.P.W. XII Tidak mengikuti Karena lebih tertarik megikuti ekskul lain Sumber: wawancara informan, diolah maret KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA MODEL REGULER DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA Organisasi pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta diberi nama PASPRAMA, yang merupakan singkatan dari Pasukan Pramuka SMA Neegeri 1 Surakarta. Organisasi pramuka ini selain wadah siswa dalam ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta juga, selalu mewakili sekolah dan kota Surakarta dalam mengikuti kegiatan perlombaan pramuka. Hal tersesbut seperti apa yang ditutrkan oleh Bapak R guru dan pembina pramuka, berikut penuturannya:...pasprama itu nama oraganisasi pramuka di sma 1 ini, mas. Pesertanya dari kelas XI, sekarang berjumlah 26 orang yang ikut. Diketuai oleh dua orang, 1 ketua putra dan 1 ketua putri. Pasprama biasanya dikirimkan sekolah untuk mengikuti lomba pramuka, mas. Pernah juga ditunjuk mewakili sekolah SMA negeri di Solo yang ikut lomba pramuka... Penuturan serupa juga seperti apa yang diungkapkan oleh D.D. siswa kelas XII, berikut penuturannya: 93

61 ...ekskul pramuka PASPRAMA adalah ekskul pramuka yang boleh diikuti kelas X, mas. Di dalam pasprama ada keanggotaannya, namanya dewan ambalan, dewan ambalan dipimpin sama dan 2 ketua atau pradana, 1 ketua kelompok pria atau kita nyebutnya manggala, dan 1 ketua untuk kelompok wanita disebutnya kusuma... Penuturan senada juga seperti apa yang diungkapkan oleh A.I. siswa kelas X, berikut penuturannya:...pasprama itu ekskul pramuka sma 1 surakarta yang khusus untuk ikut lomba, mas. Jadi selain ekskul bisa ikut lomba juga. Biasanya kita ikut lomba pramuka RRSC setiap tahun di UNS, lombanya biasanya diikuti peserta dari sekolah-sekolah SMA se-jawa Tengah, mas... PASRAMA adalah singkatan dari Pasukan Pramuka SMA Negeri 1 Surakarta. Selain sebagai organisasi ekstrakurikuler pramuka disekolah, PASPRAMA juga sebagai perwakilan SMA Negeri 1 Surakarta dalam mengikuti lomba kepramukaan. Menurut Dimas Rahmat PSAP (2010: 87), Peraturan Baris-Berbaris (PBB) adalah suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu. Sedangkan menurut Samingan,dkk (2000: 29), Peraturan Baris Berbaris ialah peraturan untuk mengatur sekelompok orang dalam suatu barisan untuk melakukan gerakan bersama-sama secara tertib dan serempak baik gerakan di tempat maupun gerakan berjalan. Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI. 94

62 Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak lepas dari aspek tujuan. Kerena suatu kegiatan yang diakukan tanpa jelas tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan PBB memiliki tujuan tertentu diantaranya adalah sebagai berikut (Dimas Rahmat PSAP, 2010: 87): 1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab. 2. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna. 3. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. 4. Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri. 5. Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan Kegiatan baris berbaris diikuti oleh seluruh siswa karena bertujuan dalam membina karakter siswa untuk menanamkan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan pada terbentuknya perwatakan. Dengan demikian baris-berbaris bukan sekedar tahu tata cara tetapi memiliki makna dalam pembentukan karakter anggota Pramuka dan membentuk karakter konsekuensi, ketegasan dan berperilaku disiplin. Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang siswa peserta Pramuka T.W sebagai berikut: 95

63 ...Dalam latihan baris berbaris kami dapat menerima materi berupa latihan baris berbaris dan aba-aba. Dalam latihan tersebut karaketr yang dikembangkan adalah disiplin dan konsekuensi diri. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa akan dapat membenahi diri dan membentuk watak serta kepribadian yang baik dalam meningkatkan dispilin sekolah... Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa dalam latihan baris berbaris siswa dapat menerima matari berupa latihan baris berbaris dan aba-aba. Dalam latihan tersebut karaketr yang dikembangkan adalah disiplin dan konsekuensi diri. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa akan dapat membenahi diri dan mebentuk watak serta keperibadian yanbg baik dalam meningkatkan dispilin sekolah. Materi PBB diberikan kepada siswa (anggota pramuka) saat kegiatan pramuka rutin berlangsung dalam beberapa kali pertemuan selama kurang lebih setengan jam. Siswa (anggota pramuka) saat latihan PBB berlangsung diberi kesempatan menjadi pemimpin barisan di depan. Ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan kepada siswa. Mereka dibagi dalam empat kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10 sampai 14 orang. Masing-masing siswa (anggota pramuka) diberi kesempatan untuk memimpin kelompoknya dengan memberikan aba-aba di depan secara bergantian. Baris-berbaris termasuk latihan gerak yang mewujudkan penanaman jiwa kepemimpinan, disiplin, rasa persatuan, dan kerjasama. Materi yang dipelajari dalam baris-berbaris adalah materi memberi dan menerima perintah atau abaaba. Aba-aba dalam baris-berbaris ada tiga macam, yaitu aba-aba petunjuk, aba-aba pelaksanaan, dan aba-aba peringatan. Dalam baris-berbaris juga dipelajari macam-macam bentuk barisan antara lain: bentuk barisan berbanjar, bersap, lingkaran besar/kecil, angkare, setengah lingkaran serta cara-cara berjalan dan lain-lain. Adanya latihan PBB guna memberikan kecakapan kepada siswa agar mereka bisa menjadi petugas/pelaksana dalam upacara pembukaan maupun upacara penutupan. Keterlibatan commit siswa to user sebagai petugas upacara pembukaan 96

64 maupun penutupan dapat membentuk sikap kepemimpinan dan disiplin dalam diri siswa. B. PEMBAHASAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA Untuk menganalisa temuan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma fakta sosial, dalam paradigma fakta sosial, struktur sosial dan pranata ini adalah bahasan utama dan dijadikan sebagai sesuatu yang nyata, sebaliknya struktur sosial dan pranata hanya dapat dijelaskan oleh fakta sosial. Fakta Sosial merupakan konsep yang menyatakan bahwa manusia tidak hidup hanya berdasarkan keinginannya saja, tapi ada kekuatan duluar manusia yang memaksa dia untuk bertindak dan menlakukan sesuatu. Dalam karyanya (eksemplar) yang berjudul Sucide (1897/1951 dalam Ritzer 2011:21), Durkheim mengemukakan tiga karakteristik fakta sosial yang berbeda. Pertama, gejala sosial bersifat eksternal terhadap individu. Misalnya bahasa, nilai-nilai, norma norma profesionalitas dan lain sebagainya, dan merupakan sesuatu yang harus dipahami dan dilihat sebagai hal yang berada diluar individu. Kedua, bahwa fakta sosial itu memaksa individu. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa individu dipaksa, dibimbing, diyakinkan, didorong, bisa dipengaruhi oleh berbagai fakta sosial dalam lingkungan sosialnya. Fakta sosial ini disadari maupun tidak memaksa individu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tidakan tatapi tidak berarti bahwa hal ini merupakan paksaan yang bersifat negatif, commit maksudnya to user adalah bahwa tidak berarti 97

65 paksaan ini harus dilakukan meskipun bertentangan dengan dirinya, semuanya kembali kedalam individu itu sendiri. ketiga, adalah bahwa fakta itu bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam satu masyarakat. Dapat disebutkan bahwa fakta sosial adalah sesuatu yang dimiliki oleh banyak individu dan bukan milik perorangan, sehingga fakta sosial selalu melibatkan banyak pihak. Pada penelitian ini ditemukan adanya peraturan yang mewajibkan siswa kelas X untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Aturan yang mewajibkan siswa kelas X untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka sesuai dengan Kurikulum 2013 yang dianut sebagai sistem pendidikan di SMA Negeri 1 Surakarta, pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib dikuatkan oleh PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER WAJIB PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan dua faktor yang menjadi motivasi siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta. Faktor yang pertama adalah faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu sangat mempengaruhi minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka, yaitu karena siswa merasa diwajibkan untuk mengikutinya. Selain itu faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta adalah karena siswa ingin mengikuti lomba pramuka yang selalu diikuti oleh ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Berdasarkan temuan hasil penelitian faktor internal yang membuat siswa-siswi mengikuti pramuka adalah tertarik untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam pramuka yang 98

66 dirasa sangat berguna dan bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Matrik 4.9 Faktor yang memepengaruhi minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta 1. Faktor eksternal - Karena aturan yang mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta. - Karena siswa ingin mengikuti lomba pramuka yang diikuti oleh kegiatan ekstrakurikuler pramuka sma negeri 1 Surakarta 2. Faktor internal - Karena ingin mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Selain itu adanya aturan yang mewajibkan siswa kelas XII tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dikarenakan siswa kelas XII dipersiapkan untuk menmpuh ujian nasional dan ujian masuk universitas. Aturan tersebut kemudian mempengaruhi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstraskurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta. Hal tersebut kemudian mengakibatkan siswa merasa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Surakarta karena diwajibkan oleh pihak sekolah, namun juga ada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena dirasakan banyak nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam ekstrakurikuler pramuka. Penerapan teori fungsionalisme struktural dalam penelitian berdasarkan temuan adanya aturan yang diterapkan oleh kurikulum 2013 yang mewajibkan siswa kelas X mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka model blok dan model aktualisasi. Pembahasan teori fungsionalisme structural Parson dilakukan dengan empat skema penting mengenai fungsi untuk semua system tindakan, skema tersebut dikenal dengan sebutan skema AGIL. Dalam paradigma AGIL, fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan system. Menurut Parson ada empat fungsi penting yang mutlak dibutuhkan bagi semua system social, meliputi commit adaptasi to user (A), pencapaian tujuan atau goal 99

67 attainment (G), integrasi (I), dan Latensi (L). Pertama adaptasi dilaksanakan oleh organisme prilaku dengan cara melaksanakan fungsi adaptasi dengan cara menyesuaikan diri dan mengubah lingkungan eksternal. Sedangkan fungsi pencapaian tujuan atau Goal attainment difungsikan oleh system kepribadian dengan menetapkan tujuan system dan memolbilisai sumber daya untuk mencapainya. Fungsi integrasi di lakukan oleh system social, dan laten difungsikan system cultural. Bagaimana system cultural bekerja Jawabannhya adalah dengan menyediakan actor seperangkat norma dan nilai yang memotivasi actor untuk bertindak. Tingkat integrasi terjadi dengan dua cara, pertama : masing-masing tingkat yang paling bawah menyediakan kebutuhan kondisi maupun kekuatan yang dibutuhkan untuk tingkat atas. Sedangkan tingkat yang diatasnya berfungsi mengawasi dan mengendalikan tingkat yang ada dibawahnya. Empat fungsi tersebut wajib dimiliki oleh semua system agar tetap bertahan (survive), penjelasannya sebagai berikut: 1. Adaptation: fungsi yang amat penting disini system harus dapat beradaptasi dengan cara menanggulangi situasi eksternal yang gawat, dan system harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan juga dapat menyesuaikan lingkungan untuk kebutuhannnya. Dalam penelitian ini fungsi Adaptation terlihat dari kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 beradaptasi untuk menyiapkan materi ajar yang akan dijarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka model blok, aktualisasi, dan reguler, karena sesuai dengan kurikulum yang dianut yaitu kurikulum Goal Attainment: pencapaian tujuan sangat penting, dimana system harus bisa mendifinisikan dan mencapai tujuan utamanya. Berdasarkan temuan di lapangan, goal attainment adalah tujuan diwajibkannya ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum Mengacu pada permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum commit 2013, to user lampiran III dijelaskan bahwa fungsi 100

68 kegiatan ekstrakurikuler pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan yang memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir. 3. Integration : artinya sebuah system harus mampu mengatur dan menjaga antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya, selain itu mengatur dan mengelola ketiga fungsi (AGL). Berdasarkan temuan di lapangan fungsi integrasi ditemuka dalam kurikulum 2013 yang mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler pramuka kepada siswasiswi kelas X di SMA Negeri 1 Surakarta. 4. Latency : laten berarti system harus mampu berfungsi sebagai pemelihara pola, sebuah system harus memelihara dan memperbaiki motivasi pola-pola individu dan cultural. Berdasarkan hasil temuan di lapangan fungsi latency ini terlihat dari tujuan lain kegiatan elstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta yaitu sebagai ekstrakurikuler pramuka yang juga khusus mengikuti lomba. Ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 setiap tahunnya mengikuti lomba pramuka yang diadakan di UNS, selain itu juga ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta selalu mewakili sekolah kota Surakarta dalam mengikuti ajang lomba pramuka baik di tingkat kota, provinsi, maupun nasional. 101

69 Bagan 4 : Fungsi AGIL dalam ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta Matrik 4.10 Matrik temuan Fungsi AGIL Temuan Adaptation 1. Peraturan dalam kurikulum 2013 yang mewajibkan siswa kelas X mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka model blok dan model aktualisasi. 2. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 beradaptasi dengan peraturan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib dengan cara menyiapkan materi yang akan diajarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka model blok, aktualisasi, dan reguler. Goal attainment Tujuan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum Fungsi pengembangan, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melaluii perluasan minat, pengembangan potensi, pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan. 4. Fungsi sosial yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensisi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial. 5. Fungsi rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik. 6. Fungsi persiapan karir, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengambangan kapasitas. Integration Kurikulum 2013 yang mengintegrasikan sekolah dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka Latency Tujuan lain kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu sebagai ekstrakurikuler yang khusus untuk mengikuti lomba mewakili SMA Negeri 1 Surakarta. 102

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komunikasi) dewasa ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila generasi muda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya penting yang dapat menunjang pembentukan watak, karakter dan akhlak manusia adalah melalui pendidikan secara terus menerus. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA A. Sejarah Gerakan Pramuka Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik mengenai konsep

Lebih terperinci

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli Desember 2014: 16-21 PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH Saipul Ambri Damanik Abstrak: Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk

Lebih terperinci

Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka Kode Kehormatan Pramuka (1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang disebut Darma adalah salah satu unsur yang terdapat dalam Metode Kepramukaan. (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan rakyat Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan

Lebih terperinci

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER

ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER ISSN: 2407-2095 PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER Yatik Septi Wulandari Mahasiswa prodi PGMI Semester V yatikwulandari@yahoo.co.id Abstrak Pendidikan karakter merupakan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, khususnya siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis (Renstra) Depdiknas

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya gerakan kepanduan dunia dipelopori oleh Robert Stephenson Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia (22 Februari 1857-8

Lebih terperinci

POTRET EKSISTENSI TUNAS MUDA BHINEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI ASPIRASI PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT

POTRET EKSISTENSI TUNAS MUDA BHINEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI ASPIRASI PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT Generasi muda adalah generasi harapan bangsa. Pernyataan ini akan sangat membanggakan bagi masyarakat Indonesia apabila dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya membuktikan bahwa generasi muda di

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 34 Tahun 1999 TANGGAL : 3 Mei 1999 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai kolektivitas, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma, dan moral. Kehidupan

Lebih terperinci

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA - 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA I. UMUM Salah satu tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA Menimbang Ketua, : a. bahwa untuk keseragaman dan keselarasan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada masa sekarang ini pergaulan bebas sangatlah berbahaya apalagi yang banyak terjadi pada kalangan pemuda calon penerus generasi bangsa diantaranya yang paling meresahkan

Lebih terperinci

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia, Kata "Pramuka" merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang : 1. bahwa dalam rangka usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah satunya adalah pembangunan di bidang pendidikan yang di kenal dengan sebutan pendidikan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan di MAN Tulungagung 1, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode yang

Lebih terperinci

Pramuka Sebagai Wadah Pendidikan Berkarakter Bagi Generasi Muda Bangsa ABSTRAK

Pramuka Sebagai Wadah Pendidikan Berkarakter Bagi Generasi Muda Bangsa ABSTRAK 7 Pramuka Sebagai Wadah Pendidikan Berkarakter Bagi Generasi Muda Bangsa 1 Saidi Mukti, M.Si ABSTRAK Memasukkan kegiatan pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib disekolah merupakan hal yang sangat

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI PRAMUKA KE-53 DI LAPANGAN BUMI PERKEMAHAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai propinsi dengan jumlah penduduk tiga

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai propinsi dengan jumlah penduduk tiga 230 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Propinsi Jawa Barat sebagai propinsi dengan jumlah penduduk tiga terbesar di Pulau Jawa memiliki isu sentral kepadatan penduduk dengan segala permasalahannya.

Lebih terperinci

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H. REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU Oleh : H. Muhammad Syafrudin, ST, MM (Anggota DPR RI Fraksi PAN Dapil NTB Andalan Nasional Kwarnas Pramuka Urusan Komunikasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Gerakan Pramuka mempunyai tugas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA KELUARGA BERENCANA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN KURIKULUM 2013

BAB III DESKRIPSI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN KURIKULUM 2013 BAB III DESKRIPSI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN KURIKULUM 2013 A. UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA 1. Pendidikan Kepramukaan Pendidikan Kepramukaan

Lebih terperinci

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT Azrul Azwar Disampaikan pada Mukernas &Simposium Nasional IAKM, Pontianak 9 Juli 2012 1 GERAKAN PRAMUKA Gerakan Pramuka adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang sangat penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK oleh : Lani Widia Astuti & Eka Jayadiputra Program Studi PPKn Universitas Islam Nusantara, Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 57 TAHUN 1988 (57/1988) TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 57 TAHUN 1988 (57/1988) TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 57 TAHUN 1988 (57/1988) TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.bahwa dalam rangka membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara faktual, data realistik menunjukkan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Runtuhnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk membentuk kepribadian peserta didik seperti yang dimaksud dalam tujuan gerakan pramuka tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat secara sekaligus,

Lebih terperinci

BAB II NILAI-NILAI DALAM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB II NILAI-NILAI DALAM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA BAB II NILAI-NILAI DALAM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA A. Sejarah Gerakan Pramuka Sejarah merupakan suatu hal yang tidak bisa dipandang sebelah mata, banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya adalah pembangunan di bidang pendidikan yang dikenal dengan sebutan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Negara Indonesia pada zaman sekarang ini cukup pesat sekali karena dipengaruhi oleh era globalisasi yang hampir merata di seluruh dunia terutama

Lebih terperinci

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13 AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13 2. Usul perubahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika disetujui oleh sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah suara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pendidikan tidak pernah lepas dari unsur manusia. Para ahli pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan di Negara Indonesia dilakukan secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran Gerakan Pramuka Dunia dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan William Alexander

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 BAB I NAMA DAN TEMPAT Pasal 1 Nama (1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

Lembar Observasi Karakter Disiplin. KRITERIA No Nama Siswa

Lembar Observasi Karakter Disiplin. KRITERIA No Nama Siswa 68 Lampiran 1. Lembar Observasi Karakter Disiplin Hari : Sabtu Tanggal : 18 September 2016 KRITERIA No Nama Siswa 1 2 3 YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK 1 Sheva 2 Juan 3 Dimas 4 Nando 5 Alpin 6 Andika 7 Pandu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 BAB I NAMA DAN TEMPAT Pasal 1 Nama (1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan. BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Data Temuan 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek Untuk penerapan kegiatan ektra kurikuler gerakan pramuka dalam meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 11/Munas/2013 KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA JAWA TENGAH TAHUN 2014 GERAKAN PRAMUKA ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh : Rini Rahmawati NIM K 7402135 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UNESCO (DEPAG RI, 2004: 8) mencanangkan pilar-pilar penting dalam pendidikan, yakni bahwa pendidikan hendaknya mengembangkan kemampuan belajar untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan

Lebih terperinci

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 05 TAHUN 1984 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA WANABAKTI Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAANDI SMK PGRI BATANG

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAANDI SMK PGRI BATANG BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAANDI SMK PGRI BATANG Pada bab ini peneliti akan melakukan analisis dari survey baik pustaka maupun lapangan. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ; Menimbang : 1. bahwa untuk kesejahteraan

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Jambore Nasional IX Gerakan Pramuka th 2011, Kab. OKI, 2 Juli 2011 Sabtu, 02 Juli 2011

Sambutan Presiden RI pada Jambore Nasional IX Gerakan Pramuka th 2011, Kab. OKI, 2 Juli 2011 Sabtu, 02 Juli 2011 Sambutan Presiden RI pada Jambore Nasional IX Gerakan Pramuka th 2011, Kab. OKI, 2 Juli 2011 Sabtu, 02 Juli 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA JAMBORE NASIONAL IX GERAKAN PRAMUKA TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi yang bermakna dalam kehidupan.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

Mengapa Pramuka Menjadi Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib. di Kurikulum 2013

Mengapa Pramuka Menjadi Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib. di Kurikulum 2013 Mengapa Pramuka Menjadi Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib di Kurikulum 2013 A. Pendahuluan Dalam acara sosialisasi Kurikulum 2013 yang bertema 'Kreatif Inovatif Karakter' di Aula Dinas Pendidikan Jabar, Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang sangat strategis untuk membawa masyarakat dan bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan dan kualitas

Lebih terperinci

POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PANDEGA

POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PANDEGA POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PANDEGA NOMOR: 176 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi

Lebih terperinci

PANCASILA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

PANCASILA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 PANCASILA 1. KETUHANA YANG MAHA ESA 2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAP 3. PERSATUAN INDONESIA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN 5. KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

PERANAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MA DAARUL ULUUM LIDO BOGOR. Skripsi

PERANAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MA DAARUL ULUUM LIDO BOGOR. Skripsi PERANAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MA DAARUL ULUUM LIDO BOGOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan pramuka sebagai satu-satunya wadah kegiatan kepanduan di sekolah merupakan tempat pendidikan bagi anak-anak yang dilaksanakan dengan penuh kegembiraaan, penuh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini sangatlah kompleks, salah satunya memudarnya semangat nasionalisme. Para pemuda pada zaman kolonialisme

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat mengembangkan potensi diri, sehingga dapat didayagunakan dalam kehidupan baik sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A NASKAH PUBLIKASI PERANAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DALAM MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI I SAWAHAN, NGEMPLAK, BOYOLALI TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang semakin baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan pemerintahan sampai kalangan rakyat jelata merupakan dampak dari merosotnya moral bangsa saat ini.

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG SELAKU KAMABICAB PADA ACARA PEMBUKAAN LOMBA ORIENTEERING KEPRAMUKAKAAN TAHUN 2015 TANGGAL 1 PEBRUARI 2015

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG SELAKU KAMABICAB PADA ACARA PEMBUKAAN LOMBA ORIENTEERING KEPRAMUKAKAAN TAHUN 2015 TANGGAL 1 PEBRUARI 2015 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG SELAKU KAMABICAB PADA ACARA PEMBUKAAN LOMBA ORIENTEERING KEPRAMUKAKAAN TAHUN 2015 TANGGAL 1 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu

Lebih terperinci