BABl PENDAHULUAN. Laporan Keuangan merupakan salah satu media yang menghubungkan
|
|
- Deddy Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan Keuangan merupakan salah satu media yang menghubungkan pihak;.pihak yang berkepentingan seperti investor dan para pemilik dari perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan memberikan infonnasi tentang kondisi keuangan perusahaan kepada pembaca laporan keuangan, sedangkan bagi pemilik perusahaan merupakan sarana pertanggungjawaban man~emen atas pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Komponen-komponen yang terdapat dalam laporan keuangan beserta penjelasan atas laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan input tersendiri bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Salah satu yang terpenting dan menjadi fokus para pembaca laporan keuangan tentang hasil kinerja operasional perusahaan yang tercennin dari laba yang dilaporkan. Perhatian yang besar terhadap pelaporan laba sering kali membuat pembaca laporan keuangan tidak memperhatikan prosedur atau proses yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan. Sistem pelaporan keuangan khususnya di Indonesia pada saat ini rnasih kurang baik dan perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan itu sendiri. Salah satu faktor penting untuk rnemperbaiki dan meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah rnenyangkut perilaku dan sikap positif dari manajer keuangan itu sendiri dan juga para akuntan. 1
2 2 Di dalam penyusunan laporan keuangan, manajer keuangan selalu dituntut untuk bertindak sesuai dengan etika yang telah ditetapkan. dalam jurnal Shantanu eta!. (2014) menyebutkan terdapat 4 (empat) unsur perilaku yang sesuai dalam penyusunan laporan keuangan, diantaranya: (1) kemungkinan slaah saji didalam proses penyusunan laporan keuangan, yang dalam penyusunannya kondisi dan perllaku menentuka kualitas yang akan disajikan dalam laporan keuangan; (2) pengungkapan laporan keuangan, dalam hal ini informasi yang disediakan harus sesuai dengan kebutuhan dan dapat digunakan sebagai informasi dalam pengambilan kebijakan; (3) dalam resiko pengeluaran biaya dapat sebanding dengan manfaat yang akan diterima oleh perusahaan, dalam hal ini manfaat yang diterima dapat mampu memperpanjang kelangsungan hidup perusahaan kedepannya; (4) tanggung jawab kepadda pengguna informasimdari laporan keuangan yang disajikan, dalam penyajiannya harus sesuai dengan realita dilapangan sehingga dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan yang memadai kepada para pengguna informasi. Pada dasarnya suatu etika akan lahir dan mampu diaplikasikan oleh individu-individu karena individu mampu merefleksikan beberapa hal yang terkait dengan perilaku dan ucapan yang spontanitas sesuai dengan keadaaan yang kita terima. Etika merupakan suatu batasan yang didalamnya terdapat norma dan nilai mengenai perilaku individu terhadap individu lainnya. Sesuai dengan dibentuknya etika sebagai suatu ilmu, individu-individu di tuntut untuk selalu berperilaku yang tidak merugikan orang lain dan dirinya sendiri, serta tidak melakukan perilaku yang menyimpang dari etika yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi
3 3 lingkungan dimana individu itu berada. Di era globalisasi ini etika dituntut dimiliki oleh semua individu baik dalam menjalankan profesi sebagai pekerja yang dituntut untuk selalu mampu beretika yang baik sehingga tidak merugikan lingkungan dan tempat individu tersebut bekerja sesuai dengan profesinya. (Shantanu et al. 2014). Persepsi menurut Robbins (2008) dalam Rukmawati (2011) adalah proses dimana individu mengatur dan menginterprestasikan kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Namun, apa yang diterima seseorang pada dasarnya dapat berbeda dari realitas objektif. Penelitian Shantanu et al dimaksudkan untuk mengetahui persepsi Mahasiswa mengenai penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan. Sementara itu perkembangan teknologi komputer telah memicu lembaga bisnis untuk menerapkan sistem infonnasi disegala bidang, tennasuk bidang akuntansi. penerapan komputer dibidang akuntansi ini semakin luas berkembang dikarenakan banyaknya software aplikasi komputer akuntansi yang tersedia di masyarakat. Justru pennasalahan pokok yang dihadapi oleh lembaga bisnis adalah kurang tersedianya tenaga kerja yang kompeten dalam mengoperasian komputerisasi akuntansi. Tidak jarang lembaga bisnis harus mengeluarkan biaya pelatihan yang cukup besar untuk menyiapkan tenaga operator komputer akuntansi. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah saatu lembaga penyedia calon lembaga kerja tingkat menengah tanggap terhadap tuntutan industri.
4 4 Dalam kurikulum 2013 khususnya untuk paket keahlian akuntansi peserta didik dituntut memiliki kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang konsistenndari waktu ke waktu dalam pengoperasian aplikasi komputer akuntansi. Sebagian kompetensi dasar dalam mata pelajaran komputer akuntansi menuntut peserta diklat untuk menguasai kompetensi secara utuh mengoperasikan aplikasi komputer akuntansi pada perusahaan jasa. Apakah perusahaan jasa itu? Perusahaan jasa adalah perusahaan yang usaha pokoknya ditujukan untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan melalui pelayanan jasa tertentu (Suyono, 2013). Aktivitas komputer akuntansi peerusahaan jasa mengarah pada data entri transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan jasa sejak awal periode sampai dengan proses penyiapan laporan keuangan pada akhir periode akuntansi. Aktivitas ini secara keseluruhan meliputi: 1. Menyiapkan data awal 2. Membuat daftar akun 3. Menyesuaikan pajak 4. Meng-entry saldo awal 5. Mencatat Kas Keluar 6. Mencatat Kas Masuk 7. Mencatat entry penyesuaian 8. Menampilkan laporan keuangan 9. Membuat backup file
5 5 Salah satu upaya penyelesaian permasalahan pendidikan nasional yang hingga kini masih dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya tingkat relevansi, disamping masalah mutu, pemerataan, efisiensi dan efektivitas pendidikan. Setiap lulusan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal akan terjun dalam masyarakat atau dunia kerja dan menghadapi dunia nyata dengan segala tuntutan dan prasyarat yang diperlukan agar dapat memainkan perannya dengan baik. Tuntutan dan prasyarat tersebut terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya tuntutan kemajuan. Oleh karena itu, pendidikan dalam perencanaan, pengelolaan dan pelaksanaannya harus senantiasa berorientasi pda lingkungan hidup yang selalu berubah. Menurut Joseph Schumpeter Entrepreneur (dalam Alam, 2001) wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Jadi sikap wirausaha adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran seseorang terhadap aspek wirausaha, utamanya bisnis (Purnomo, 2005). Istilah motivasi, dalam kehidupan sehari-hari memiliki pengertian yang beragam baik yang berhubungan dengan perilaku individu maupun perilaku organisasi. Namun, apapun pengertiannya motivasi merupakan unsur penting dalam diri manusia, yang berperan mewujudkan keberhasilan dalam usaha atau pekeijaan manusia. Dasar utama pelaksanaan motivasi oleh seorang pimpinan adalah pengetahuan dan perhatian terhadap perilaku manusia yang dipimpinnya sebagai suatu faktor penentu keberhasilan organisasi (Lubis, 2008).
6 6 Motivasi menurut Hasibuan. (2001) adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Pengertian motivasi menurut Handoko (1992), yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan globalisasi secara bersama-sama telah mengakibatkan persingan yang semakin ketat dalam penyediaan sumber daya manusia yang unggul. Untuk dapat terns mempertahankan daya saingnya, sumber daya manusia yang ada dituntut untuk terns meningkatkan pengetahuan, ketermpilan, sikap dan nilai-nilai atau kompetensinya, sehingga setiap orang hams mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dengan tingkat kompetensi yang tinggi, seseorang akan memiliki fleksibilitas yang tinggi pula dalam menyikapi pernbahan ynga ada di sekitarnya, termasuk dalam pergaulan, dalam pekerjaan, maupun dalam organisasi (Dirwanto, 2008). Penyediaan sumber daya manusia yang unggul dapat dimulai sejak seseorang belajar di sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran penting dalam penyiapan lulusan sebagai tenaga kerja yang siap pakai sesuai dengan bidang dan jenjang pendidikannya. Disamping itu, sekolah juga berperan dalam mempersiapkan peserta didik untuk mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Harapan tersebut temyata belum dapat terpenuhi
7 7 sebagaimana mestinya, tingkat keterampilan dan kepribadian yang dimiliki para lulusan temyata masih lemah dalam menghadapi tantangan kehidupan yang ada. Tingginya jumlah angka pengangguran dalam beberapa tahun terakhir merupakan implikasi dari kondisi tersebut diatas, sebagaimana terlihat dalam tabel dibawah ini : Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan di Kota Surabaya Pendidikan 2013 Tahun < SD SMTP SMTA Diploma/ Akademi Universitas Jumlah Sumber: httq://
8 8 Angkatan Kerja Menurut Pendidikan di Kota Surabaya Pendidikan 2013 Tahun <SD SMTP SMTA Diploma/ Akademi Universitas Jumlah Sumber : Dari tabel 1 dan 2, tampak bahwa tingkat pengangguran pada berbagai jenjang pendidikan masih menunjukk:an angka yang cukup tinggi, yaitu rata-rata 10% dari jumlah angkatan kerja. Jumlah pengangguran tenaga terdidik tertinggi terjadi pada angkatan kerja dengan jenjang pendidikan SMTA dengan tingkat penganggguran rata-rata 18%, sedangkan terendah terjadi pada jenkang pendidikan SD dengan tingkat pengangguran rata-rata 6%. Dari tabel tersebut dapat pula disimpulkan bahwa tidak sedikit lulusan lembaga pendidikan formal baik dari jenjang sekolah dasar, sekolah menegnga, bahkan lulusan perguruan tinggi yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan karena rendahnya
9 9 kualitas dan relevansi lulu~an, disamping disebabkan oleh faktor-faktor lain, seperti terbatasnya kesempatan kerja yang ada. Tetjadi mismatch antara lulusan dengan dunia ketja yang terlihat dengan trus meningkatnya jumlah pengangguran tenaga terdidik tersebut merupakan cermin bahwa strategi dalam pembangunan sumber daya manusia masih perlu diperbaiki dan disempurnakan, tetapi tidak boleh terjebak pada kebijakan bahwa pendidikan semata-mata hanya untuk memenuhi tuntuta dunia ketja. Fullan & Stiegelbauer dalam Soetamo Joyoatmojo (2003) menyatakan bahwa, "Tidak akan ada kemajuan pendidikan tanpa inovasi, pembaharuan pendidikan yang membawa ke arah kesuksesan memerlukan inovasi". Berdasaarkan pendaapat terse but, untuk dapat menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat diperlukan inovasi-inovasi pendidikan, sehingga diperoleh cara-cara belajar yang baru, cara-cara belajar yang baik, cara-cara mengelola sumbersumber belajar, dan sebagainya. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu institusi pendidikan yang secara khusus bertujuan mempersiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri maupun mengisi lowongan peketjaan yang ada. Sebagaimana dinyatakan dalam Penjelasan atas UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15 bahwa, "Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengahyang mempersiapkan peserta didik untuk beketja dalam bidang tertentu". (Hasbullah, 1997). Oleh karena itu SMK dituntut mampu menghasilkan lulusan dengan kompetensi standar yang diharapkan oleh dunia ketja. Tenaga ketja yang dibutuhkan adalah sumter daya manusia yang
10 10 memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya daptasi dan daya saing tinggi. Atas dasar itulah penyelenggaraan pendidikan di SMK senantiasa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja. Inovasi/pembaharuan pola penyelenggaraan pendidikan di SMK dimulai sejak diterapkannya prinsip link and match (keterkaitan dan kesepadanan) dalam bentuk pelaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Tujuan dari konsep tersebut adalah untuk mendekatkan antara supply dan demand mutu SDM, terutama yang berhubungan dengan kualitas ketenagakerjaan, dimana dunia pendidikan (SMK) sebagai penyedia SDM dan dunia kera serta masyarakat sebagai pihak yang membutuhkan (Badeni, 2009). Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan model penyelenggraan pendidikan kejuruan dengan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan diwujudkan melalui kemitraan antara sekolah dan dunia kerja. Proses pembelajaran di sekolah dimaksudkan untuk mengembangkan potensi akademis dan kepribadian siswa, meguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebuttuhan dan perkembangan dunia kerja. Sedangkan proses pembelejaran/pelatihan di dunia kerja dimaksudkan agar siswa menguasai kompetensi terstandar, mengembangkan dan menginternalisasi sikap dan nilai profesional sebagai tenaga kerja yang berkualitas unggul, baik bekerja pada pihak lain maupun bekerja sebagai pekerja mandiri. Idealnya seetelah mengalami proses pembelajaran di sekolah dan proses pelatihan di dunia kerja lulusan SMK akan mampu menjadi tenaga kerja dengan tingkat kompetensi atau tingkat kesiapan kerja yang tinggi. Kesiapan kerja siswa
11 11 merupakan suatu kondisi yang memungkinkan para siswa dapat langsung bekerja setamat sekolah tanpa memerlukan masa penyesuaian diri yang memakan waktu. Tinggi rendahnya tingkat kesiapan kerja SMK secara umum dapat dilihat dari masa tunggu untuk memperoleh pekerjaan dan kemampuannya untuk bekerja sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan dunia kerja yang dihadapinya. Untuk melengkapi pengetahuan yang telah di peroleh selama belajar di sekolah, sebelum lulus siswa SMK diwajibkan untuk melakukan praktik kerja dengan tujuan agar siswa megenal dunia kerja dengan segala karakteristiknya serta mendapatkan pengalaman bagaimana bekerja dalam bidang yang ditekuninya. Dalam realitanya, untuk memperoleh tempat praktek siswaa dihadapkan pada persoalan terbatasnya jumlah dan jenis dunia usaaha/industri yang mau menerimanya sebagai siswa praktikan. Persoalan tersebut seringkali membuka peluang bagi siswa untuk hanya sekedar melewatinya sebagai bagian dari proses pendidikannya. Banyak siswa yang tidak peduli bahwa praktik kerja yang dijalani sesuai atau tidak dengan program keahlian, bahkan praktik kerja yang dilakukan ada yang hanya terkesan formalitas saja. Adanya perbedaan tingkat kesiapan dan tingkat kemajuan SMK juga menjadi salah saatu penyebab tidak optimalnya tingkat kesiapan kerja lulusan SMK, dalam pengertian tingkat kesiapan kerja lulusaan tidak merata. Secara umum SMK yang secara gografis berada di kota-kota besar akan relatif lebih mudah untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja karena didukung oleh fasilitas (sarana dan prasaarana) yang memadai dan luasnya jaringan dengan dunia
12 12 usaha/industri yang 9imilikinya. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan SMK yang berada di daerah-daerah pelosok. Tinggi rendahnya tingkat kesiapan kerja yang dimiliki oleh siswaa sebenamya ditentukan oleh diri siswa itu sendiri. Faktor-faktor yang ada di luar diri siswa hanyalah bersifat sebagai pendukung. Meskipun hanya sebagai pendukung tetap harus diperhatikan. Siswa sebagai calon tenaga kerja yang dinyatakan siap untuk bekerja biasanya sudah mengalamilmelalui berbagai proses, baik secara teoritis maupun secara praktis. Banyak faktor atau variabel-variabel yang bisa mempengaruhi kesiapan kerja, baik yang berasal dari dalam diri siswa sendiri maupun luar (Dirwanto, 2008). Usaha sekolah dalam menyampaikan materi-materi dalam bentuk saatuan mata pelajaran baik yang tercakup dalam kelompok program normatif, adaptif maupun produktif merupakan usaha sekolah dalam mempersiapkan siswa untuk siap kerja ditinjau dari segi teori. Teori dalam hal ini adalah sebagai bekal dasar bagi siswa sebelum melaksanakan praktek di dunia kelja. Kemudian usaha-usaaha sekolah dalam menempatkan para siswanya di dunia usaha/industri dalam kegiatan praktek kelja lapangan merupakan riil sekolah dalam menciptakan siswa siap kelja ditinjau dari segi prakteknya Usaha-usaha sekolah tersebut adalah suatu upaya dalam menciptakan tenaga kelja yang memiliki kompetensi berupa pengetahuan, keterampikan dan sikap kelja sesuai dengan kebutuhan dunia kelja atau masyarakat SMK Ma'arif NU Kesesi Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu SMK Swasta Bidang Bisnis Manajemen yang ada di Kabupaten Pekalongan.
13 13 SMK Ma'arif NU kesesi Kabupaten Pekalongan salah satunya dipengaruhi oleh kurang optimalnya proses pembelajaran. Sangat terbatasnya jumlah dunia usaha I industri di Kabupaten Pekalongan menyulitkan pihak sekolah dalam menempatkan siswanya untuk praktik kerja. Banyak dari siswa yang melakuk:an praktek kerja di tempat yang tidak sesuai dengan program keahliannya, sehingga tingkat kesiapan kezja/kompetensi siswa cenderung rendah. Selain itu, rendahnya tingkat kesiapan kerja siswa SMK juga dipengaruhi oleh kualitas masukan/input siswa SMK yang merupakan lulusan SMP/MTs yang secara umum berkualitas rendah. Lulusan SMP/MTs yang memiliki prestasi tinggi cenderung lebih memilih untk masuk SMA dari pada SMK, sehingga dapat dikatakan bahwa masukan/input siswa SMK merupakan kualitas kelas dua (Dirwanto, 2008). Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Shantanu et al. Oleh karena banyaknya variabel-variabel yang bisa mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK, khususnya siswa SMK Ma' arif NU kesesi Kabupaten Pekalongan, maka perlu adanya pembahasan dan analisis yang mendalam tentang permasalahan tersebut, sehingga akan diperoleh beberapa faktor yang benar = benar mempengaruhi kesiapan keija. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penelitian ini diajukan dengan judul "Pengaruh Kompetensi Keahlian Penyusunan Laporan Keuangan, Kompetensi Keahlian Komputer Akuntansi, Sikap Kewirausahaan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMKN Surabaya".
14 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang dijelaskan diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah kompetensi keahlian penyusunan laporan keuangan berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa akuntansi SMKN Kota Surabaya? 2. Apakah kompetensi keahlian komputer akuntansi berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa akuntansi SMKN Kota Surabaya? 3. Apakah sikap kewirausahaan berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa akuntansi SMKN Kota Surabaya? 4. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa akuntansi SMKN Kota Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mendapatkan bukti empirik sebagai berikut : 1. Pengaruh kompetensi keahlian penyusunan laporan keuangan terhadap kesiapan ke:tja siswa akuntansi SMKN Kota Surabaya. 2. Pengaruh kompetensi keahlian komputer ak:untansi terhadap kesiapan ketja siswa akuntansi SMKN Kota Surabaya 3. Pengaruh sikap kewirausahaan terhadap kesiapan ke:tja s1swa akuntansi SMKN Kota Surabaya? 4. Pengaruh motivasi kerja terhadap kesiapan kerja siswa akuntansi SMKN Kota Surabaya?
15 Manfaat Penelitian Secara garis besar, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMKN jurusan akuntansi, sehingga diharapkan siswa SMKN siap untuk bekerja setelah menyelesaikan sekolahnya. 2. Manfaat Praktek Bagi akuntan pengajar, penelitian ini dapat mengembangkan materi yang dapat menambah kompetensi siswa SMKN jurusan akuntansi. 1.5 Ruang Lingkup Berdasarkan uraian tersebut diatas, penelitian ini mencakup beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMKN Akuntansi di kota Surabaya.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 MUARO JAMBI SYAFRI RRA1A111036
ARTIKEL ILMIAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 MUARO JAMBI SYAFRI RRA1A111036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini pembangunan sumber daya manusia memiliki arti yang sangat penting. Dalam era tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat ditambah dengan arus globalisasi menimbulkan perubahan-perubahan di segala bidang kehidupan. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja yang semakin ketat dan kompetitif. Melalui kesepakatan global ini, tenaga kerja dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebijakan pembangunan dibidang pendidikan diarahkan untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan zaman dimana kebudayaan, moral maupun tingkat ketergantungan manusia meningkat. Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja di era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan mempertahankan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan berkembang kearah perekonomian global. Industrinya dituntut untuk mampu bersaing dipasar regional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap
Lebih terperinci2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan dalam bidang kerjasama berbagai produk. Barang jadi di pasaran merupakan produk dari hasil kerjasama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sebagai suatu wadah dalam menyiapkan generasi bangsa yang mempunyai kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai salah satu lembaga pendidikan juga perlu diupayakan peningkatan kualitasnya agar mampu berkontribusi melahirkan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan dunia kerja erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia selalu mendapat perhatian mutlak bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membawa dampak bagi segala aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan membawa persaingan yang semakin
Lebih terperinci, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini bangsa Indonesia diharapkan mampu mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, dikarenakan persaingan di dunia kerja semakin ketat. Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, para calon tenaga kerja dituntut untuk memiliki mental kuat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan sesuai
Lebih terperincimenyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pembangunan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas, nantinya akan menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan berkesinambungan membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal, baik aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia telah diarahkan pada tujuan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pengangguran di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan upaya yang utama bagi siswa dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuannya di sekolah. PBM yang berkualitas dan efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun
Lebih terperinciKUANTITAS PROPORSI SMK : SMA
Tugas Individu : Tugas 7 Filsafat Pendidikan Kejuruan Dosen : Dr. Hj. Hasanah Nur. MT. KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA Oleh ; Muhammad Riska Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggalarakan pada semua jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu Negara yang sedang berkembang, peran para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tegnologi yang terus berkembang pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan globalisasi ekonomi dimana negaranegara didunia menjadi satu kekuatan pasar. Indonesia sebagai negara yang menempati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan dasar. Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan sekolah didirikan, kurikulum disusun dan guru diangkat serta sarana dan prasarana pendidikan diadakan semuanya untuk kepentingan siswa atau anak didik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik yang berlangsung sepanjang masa. Melalui pendidikan,
Lebih terperinci2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa banyak perubahan dalam berbagai kehidupan manusia dan lingkungan bisnis, tidak terkecuali
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. kompetensi, mulai dari kurikulum tahun 1994, tahun 1999, tahun 2004 dengan
BABI PENDAHULUAN A. Latar Beiakang Masalah Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) telah disusun berdasarkan kompetensi, mulai dari kurikulum tahun 1994, tahun 1999, tahun 2004 dengan kurikulum berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk
Lebih terperinciANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL
ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL (Studi Kasus Pada Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008) SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting yang memberikan kemungkinan hidup, perkembangan dan memperlancar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan informasi dalam suatu organisasi merupakan salah satu unsur penting yang memberikan kemungkinan hidup, perkembangan dan memperlancar kegiatan di dalamnya,
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan formal, yang mempunyai tujuan mempersiapkan para siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era globalisasi ini. Selain itu, dengan adanya pasar bebas AFTA dan AFLA serta APEC tentu saja telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN KERJA PADA SISWA SMK MA ARIF NU KESESI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2007/2008.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN KERJA PADA SISWA SMK MA ARIF NU KESESI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional dalam menjalankan perannya. Peran akuntan sebagai penyedia informasi keuangan sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan di masa sekarang dan masa mendatang adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan pendidikan di masa sekarang dan masa mendatang adalah menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini arus globalisasi berkembang sangat pesat, hal ini ditunjukkan dengan semakin berkembang dalam hal bisnis, ekonomi, transportasi maupun pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga Pendidikan tingkat menengah, diselenggarakan untuk menghasilkan tamatan calon tenaga kelas kerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing serta mempertahankan diri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan pada perguruan tinggi yang selalu berhasil memenuhi kuota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan pendidikan semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan pada perguruan tinggi yang selalu berhasil memenuhi kuota mahasiswa baru disetiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Perkembangan dunia pendidikan sejalan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap manusia pasti mempunyai berbagai kebutuhan hidup yang harus dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah manusia membutuhkan biaya atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam. Semua usaha bisnis tersebut berusaha untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 Depdiknas (2006: 8) menyebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
Lebih terperinciBAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di
BAB I PENDABULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di dalam pelaksanaannya sejak disahkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,
Lebih terperinciKUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono
KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono 1. MASIH BANYAK YANG BELUM MELIHAT PENTINGNYA REVITALISASI SMK DALAM PENINGKATAN SEKTOR EKONOMI. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, salah satu masalah yang menarik untuk dikaji yaitu berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan adalah mengenai kesiapan kerja siswa. Saat ini, banyak
Lebih terperincipeningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi, menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek, termasuk dalam Sumberdaya Manusia (SDM). Sehubungan dengan itu, upaya peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era globalisasi dewasa ini menuntut adanya kualitas sumber daya manusia yang berkualitas baik. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran menjadi permasalahan di Indonesia. Pengangguran terjadi karena perbandingan antara jumlah penawaran kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam perkembangannya saat ini lebih dituntut untuk menunjukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dalam perkembangannya saat ini lebih dituntut untuk menunjukan perannya sebagai institusi yang mampu menghasilkan individu-individu yang berkualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMK Otomotif merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu yaitu bidang otomotif. Pada prinsipnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang setiap tahunnya bertambah. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tersebut
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Praktek Kerja Industri (Prakerin) a. Pengertian Praktik Kerja Industri Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang muncul dalam era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini di Indonesia adalah menyempitnya lapangan pekerjaan. Orang yang mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan suatu bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan Sistem Ganda Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan departemen pendidikan nasional tentang pendekatan pendidikan sistem ganda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) guna mendukung proses pembangunan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam membentuk dan mengembangkan pribadi bangsa yang berkualitas. Pendidikan diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Minat Berwisata Siswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi zaman globalisasi, dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin tinggi seperti sekarang ini, suatu negara harus mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sedang mengalami perkembangan perekonomian, yaitu dari era pertanian menuju ke era industri dan jasa.
Lebih terperinciBAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan mengutamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Perubahan merupakan proses sosial dimana orang dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan kehidupan manusia baik secara individu atau kelompok, merupakan fenomena sosial yang berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk menyiapkan siswa untuk melanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas mempersiapkan Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas serta berdaya saing guna menghadapi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter, sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan perdagangan bebas asean (asean free trade area/afta) sejak tahun 2003 dan pasar bebas dunia tahun
Lebih terperinci