BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Herbisida Glifosat dari NPMIDA dan Hidrogen Peroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun A.
|
|
- Farida Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Seperti yang kita ketahui bersama peran herbisida kini sangat penting dalam mengurangi jumlah populasi gulma yang mengganggu tanaman utama. Penggunaan herbisida dalam produktivitas pertanian dunia masih dominan (49,6%) dibandingkan dengan jenis pestisida lainnya. Tiga bahan aktif herbisida paling luas digunakan adalah glifosat (N-phosnomethyl glycine),paraquat (paraquat dichloride), dan 2,4-D (dichloro phenoxyaceticacid). Herbisida Glifosat adalah herbisida yang dipakai diseluruh dunia. Nilai ekonomi herbisida pada sektor pertanian sangat besar. Glifosat yang pertama ditemukan pada tahun 1970 oleh John E.Franz, yang bekerja untuk Monsanto. Herbisida glifosat sudah populer sejak dipasarkan pertama kali pada tahun 1974 (Cox,2004). Glifosat bekerja menghambat metabolisme tanaman dan beberapa hari setelah penyemprotantumbuhan menjadi layu, kuning dan mati. Herbisida Glifosat juga mengandung bahan kimia yang membuat herbisida untuk menempel pada daun glifosat dapat bergerak dari permukaan tumbuhan ke dalam sel tumbuhan (Lang,2005). Glifosat membunuh gulma dengan menghambat aktivitas dari enzim 5 asam enolpyruvylshikimic - 3- synthase fosfat (EPSPS), yaitu penting bagi sintesa dari asam amino yaitu tyrosine, tryptopan, dan phenylalanine. Diperkirakan kebutuhan senyawa glifosat di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya seperti dalam data impor glifosat pada gambar 1. Siti Nurjanah (10/297173/TK/36257) 1
2 Jumlah impor glifosat, kg Prarancangan Pabrik Herbisida Glifosat dari NPMIDA dan Hidrogen Peroksida Glifosat Tahun Gambar 1.Data Jumlah Impor Glifosat Indonesia per Tahun Dari beberapa sumber yang didapat pabrik dengan produksi herbisida glifosat siap pakai belum ada di indonesia. Di Indonesia senyawa glifosat diformulasikan oleh PT. Nufarm dan PT. Petrosid, formulasi glifosat adalah proses pengenceran herbisida (glifosat) teknis menjadi konsentrasi tertentu yang siap dijual sebagai end product (siap pakai). Dari berbagai pertimbangan dan kecenderungan yang diperlihatkan dalam gambar 2 tersebut maka akan dibuat pabrik herbisida glifosat dengan kapasitas ton/tahun. Pemilihan lokasi pabrik bergantung pada berbagai pertimbangan, diantaranya ketersediaan bahan baku, transportasi (bahan baku maupun produk), kondisi geografis wilayah terkait, faktor gempa, dan faktor-faktor lain. Berikut ini akan diuraikan pertimbangan pemilihan pabrik di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik 1. Bahan Dasar/Baku Bahan baku yang digunakan adalah N-phosponomethyliminodiacetic acid (NPMIDA) dan hidrogen peroksida. NPMIDA diperoleh dengan mengimpor dari China karena belum ada yang memproduksi di Indonesia. Hidrogen peroksida diperoleh dari PT. Samator Inti Peroksida yang berada di Gresik. 2. Transportasi Sebagai salah satu pusat industri, pemerintah kabupaten Gresik sangat memperhatikan kemudahan transportasi bagi pengangkutan bahan baku maupun produk industri. Seperti tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gresik nomor 8 Siti Nurjanah (10/297173/TK/36257) 2
3 tahun 2011 (pasal 70 ayat 2), kawasan industri besar dan menengah peruntukannya meliputi kawasan di sepanjang jalan arteri primer yang masing-masing menghubungkan Kabupaten Gresik dengan Kabupaten Lamongan dan Kota Surabaya. Selain itu, Kabupaten Gresik terletak tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan direncanakan akan dibangun pelabuhan oleh PT. Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) di sekitar Kecamatan Manyar dan Kecamatan Ujung Pangkah. Karena kemudahan dalam akses transportasi darat dan laut itulah yang menjadi pertimbangan lain dalam memilih lokasi pabrik di Gresik. 3. Air Air sangat diperlukan untuk kebutuhan proses reaksi, pendingin, dan lain sebagainya. Pentingnya peranan air dalam kelangsungan proses pada pabrik juga digunakan sebagai pertimbangan memilih lokasi pabrik di Gresik. Di kabupaten Gresik terdapat sumber air yang dapat digunakan, yaitu dari sungai Bengawan Solo. 4. Bahan Bakar dan Listrik Kebutuhan bahan bakar dapat dipenuhi dengan adanya PT. Pertamina yang ada di kawasan industri yang berada di Gresik sedangkan kebutuhan listrik dari PT. PLN area pelayanan dan jaringan Gresik. 5. Tenaga Kerja Penyediaan engineer di wilayah Jawa cukup mudah didapat. Untuk tenaga kerja tidak terlatih dapat diserap dari masyarakat di Gresik. 6. Kondisi Geografis, Iklim, dan Gempa Topografi daerah Gresik cenderung landai. Secara umum daerah ini termasuk dalam zona gempa 3 (skala 1 sampai dengan 5). 7. Kemungkinan Perluasan Pabrik Rencana kementerian perindustrian yaitu ingin membangun kawasan industri baru untuk mengembangkan pusat industri yanng sudah lebih dulu ada di Gresik dengan luas tanah yang disediakan 4285 hektar (Rapat Kerja Kementerian Perindustrian 2013). Rencana pengembangan ini dapat mendukung kegiatan perluasan pabrik di masa depan karena tersedianya tanah. 8. Kebijakan Pemerintah Siti Nurjanah (10/297173/TK/36257) 3
4 Pemerintah kabupaten Gresik mendukung penuh pengembangan industri di Gresik melalui adanya penetapan kawasan industri baru oleh kementerian perindustrian. B. TINJAUAN PUSTAKA Bahan baku utama pembuatan senyawa glifosat ada 2 macam yaitu dibuat dari glycine dan IDA (Iminodiacetic Acid). Perbandingan dari kedua proses pembuatan glifosat tersebut dinyatakan dalam Tabel (Biro Litbang PT Petrosida, 2003) Tabel 1. Perbandingan Proses Pembuatan Senyawa Glifosat Kriteria Rute Glycine IDA Yield Rendah Tinggi Effluent treatment Sangat kompleks Sederhana Tinjauan ekonomi Marginal Profit Peralatan Normal Sederhana Bahan baku Glycine IDA/NPMIDA Berbagai macam proses telah dikembangkan dalam pembuatan glifosat dari NPMIDA (N-phosphonomethylminodiacetic acid) dengan pelarut air, diantaranya: a. Mereaksikan NPMIDA dengan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) menggunakan katalis asam (US Patent No , , ). Katalisator asam yang digunakan bisa asam organik maupun anorganik antara lain asam sulfat, formiat, hidroflorat, fosfat, florosulfat, nitrat, asetat, propionat, para-toluen sulfonat, benzene sulfonat dll. Suhu reaksi yang dipakai adalah C dan tekanan atmosferis atau lebih tinggi. Perbandingan reaktan H 2 O 2 / NPMIDA yang digunakan 4,2-4,5 mol/mol dan jumlah katalisator asam adalah 0,2-0,3 mol per mol produk yang dihasilkan. b. Mereaksikan NPMIDA dengan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) menggunakan katalis logam (Mo, Fe, Zn, V, Pt, Pd, Rho) (US Patent No , , ). Kondisi operasi yang digunakan adalah suhu C. c. Mereaksikan NPMIDA dengan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) menggunakan katalis karbon aktif. Kondisi operasi yang digunakan adalah suhu C dan tekanan atmosferis. Perbandingan reaktan H 2 O 2 /NPMIDA yang digunakan 2-2,5 mol/mol, Siti Nurjanah (10/297173/TK/36257) 4
5 konsentrasi hidrogen peroksida yang digunakan 30-60% dan jumlah katalisator yang digunakan adalah 0,1-0,4 berat NPMIDA yang direaksikan. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: (1) Seperti terlihat pada uraian di atas, terdapat berbagai macam cara untuk membuat glifosat dari NPMIDA. Tentunya setiap teknik memiliki kelebihan dan kelemahannya. Pada proses a digunakan asam sebagai katalis sehingga peralatan proses dapat mengalami korosi dan banyak waktu dibutuhkan untuk membuang asam yang terpakai. Suhu dan tekanan operasi sedikit lebih tinggi dibanding proses c. Pada proses b, dipakai senyawa logam dan suhu operasi yang relatif sama dengan proses c tetapi kisaran suhunya lebih tinggi. Beberapa senyawa logam merupakan zat yang berbahaya, akan terdapat kesulitan dalam pembuangan senyawa logam terpakai karena bahaya yang akan ditimbulkan jika dibuang langsung ke lingkungan. Dari beberapa proses produksi glifosat, proses yang dipilih adalah proses c, karena selain kondisi operasi yang tidak ekstrem (suhu C dan tekanan atmosferis) harga katalis karbon aktif juga lebih murah dibanding katalis lain. Selain itu, keekonomisan penggunaan karbon aktif dapat dilihat dari kemampuannya untuk digunakan berulangulang dalam reaksi tanpa mengalami penurunan aktivitas sebagai katalis (US ). Jumlah hidrogen peroksida yang digunakan sekitar 2-5 mol, paling baik pada kisaran 2-2,5 mol (basis N-PMIDA 1 mol) (US ). Siti Nurjanah (10/297173/TK/36257) 5
I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia saat ini tengah berusaha untuk tumbuh dan berkembang atas kemampuannya sendiri dan mengurangi ketergantungan dari negara lain. Oleh karena itu segala sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian Pabrik Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan katalis asam dengan asetaldehida. Paraldehida digunakan sebagai antioksidan
Lebih terperinciPrarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara berkembang sedang menggalakkan pembangunan di bidang industri. Dengan program alih teknologi, perkembangan industri di Indonesia khususnya industri
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN
LAPORAN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS 31.500 TON PER TAHUN Disusun Oleh: DIDIK PURNOMOSIDI D 500 000 047 Dosen Pembimbing : AKIDA MULYANINGTYAS, ST,MSc HAMID
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor industri di Indonesia. Salah satu industri yang banyak berkembang adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang seiring dengan peningkatan jumlah konsumen suatu barang, mempengaruhi perkembangan pembangunan sektor industri di Indonesia.
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Benzen Sulfonat dari Benzen dan Asam Sulfat dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Benzen sulfonicacid (Asam Benzena Sulfonat) adalah senyawa organik dengan rumus molekul C6H6SO3 yang memiliki berat molekul 158,17 gram/mol. Asam benzen sulfonat dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik Perekonomian bangsa yang belum stabil, banyak disebabkan oleh. tingginya suhu politik dan keamanan yang belum terjamin. Pada masa sulit seperti ini,
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era industrialisasi dan perdagangan bebas ini, perlu adanya pengembangan dalam perindustrian di Indonesia. Oleh karena itu, perlu didirikan suatu industri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak dulu manusia di seluruh dunia tidak pernah lepas dari penggunaan sesuatu yang berbahan kimia dalam kehidupan sehari-hari Hal ini harus diperhatikan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia begitu kaya dengan hasil alam. Potensi ini seharusnya dimanfaatkan dalam proses transformasi Indonesia dari negara agraris menjadi negara
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Seiring dengan berkembangnya globalisasi, produk industri setiap negara dapat keluar masuk dengan lebih mudah yang menyebabkan persaingan antar setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bidang yang dapat menunjang perkembangan negara Indonesia adalah bidang industri, terutama industri kimia. Namun industri kimia dalam negeri masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin majunya teknologi membuat perkembangan industri semakin pesat. Terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Perkembangan tersebut terlihat dari semakin
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Mulai dari industri makanan, tekstil, kimia hingga farmasi. Dalam proses produksinya, beberapa
Lebih terperinciNabila Dyah Anggraini (11/312797/TK/37649) 1 Devi Swasti Prabasiwi (11/319052/TK/38187)
BAB I PENGANTAR I.1. Latar Belakang Aluminium merupakan salah satu elemen logam yang paling melimpah keberadaannya. Secara kuantitas, aluminium menduduki urutan ketiga elemen terbanyak di bumi, di bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan saat ini bidang industri di negara Indonesia mengalami peningkatan salah satunya yaitu industri kimia. Tetapi Indonesia masih banyak mengimpor bahan-bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Dalam era industrialisasi, pertumbuhan industri di indonesia terutama industri kima semakin mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Asetat dari Asetaldehid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Sejak 1998, Industri Purified Terephthalic Acid (PTA) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Di Indonesia, ada lima fasilitas produksi PTA yang beroperasi dengan total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berkembang pula industri industri, khususnya industri kimia. Kehadiran industri
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Industri asam asetat di Indonesia merupakan salah satu industri kimia yang memiliki prospek cukup baik. Produk asam asetat ini memiliki pasar yang
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Seiring dengan berkembangnya industri kimia di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Seiring dengan kemajuan jaman, pembangunan di segala bidang harus semakin diperhatikan. Salah satu jalan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi ketergantungan dari negara lain. Untuk itu dilakukanlah pembangunan di segala sektor,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang dialami Indonesia sejak tahun 1997 telah menaikkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang dialami Indonesia sejak tahun 1997 telah menaikkan harga barang-barang terutama barang-barang impor dan yang berbahan baku impor akibat penurunan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang saat ini sedang giat melaksanakan perkembangan di berbagai bidang. Diantaranya adalah pembangunan di bidang industri yang salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang industri. Salah satu industri yang banyak berkembang adalah industri bahan kimia. Salah satu
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN
Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mengakibatkan semakin
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga kebutuhan bahan baku serta bahan penunjang untuk industri
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia, salah satu caranya dengan pembangunan industri kimia. Salah satu bentuk industri kimia yaitu industri
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN
LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 20.150 TON/TAHUN Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang. Setiap warga negara wajib melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satunya adalah pembangunan di sektor ekonomi. Pembangunan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang dituntut untuk giat melaksanakan pembangunan di segala bidang terutama di bidang industri. Salah satu sub industri yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR I. 1. Latar Belakang Penanganan terhadap hama tanaman merupakan salah satu bentuk usaha peningkatan produksi pangan. Program peningkatan produksi pangan dan perbaikan sistem produksi wajib
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
Kapasitas 5.000 ton/tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan industri di Indonesia mengalami peningkatan secara kualitatif maupun kuantitatif, khususnya industri kimia. Hal ini menyebabkan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Aseton Sianohidrin Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan industri sebagai bagian dari usaha pengembangan jangka panjang diarahkan untuk mencapai struktur ekonomi yang lebih kuat, yaitu struktur ekonomi dengan titik
Lebih terperinciVII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan dimungkinkan
Lebih terperinciVII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendorong berdirinya suatu industri adalah adanya kesempatan pasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian Pabrik Kemajuan pembangunan suatu negara dapat diindikasikan dengan pesatnya perkembangan industri pada negara tersebut. Salah satu hal dasar yang mendorong
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia mengalami peningkatan secara kualitatif maupun kuantitatif, khususnya industri kimia. Hal ini menyebabkan kebutuhan bahan baku dan bahan
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN
LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS 36.000 TON/TAHUN Oleh : SISKAWATI DYAH SULISTYA UTAMI Dosen Pembimbing : Dr. Ir. H. Ahmad M. Fuadi, M.T. Hamid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Industri asam asetat di Indonesia merupakan salah satu industri kimia yang berprospek cukup baik. Produk asam asetat ini memiliki pasar yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan industri di Indonesia, pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan industri kimia yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun memiliki dampak yang sangat besar terhadap berbagai aspek dalam kehidupan. Salah satu dampak yang dapat dirasakan adalah
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi di sektor minyak dan gas bumi, sehingga minyak dan gas bumi dapat dijadikan komoditi penting untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan manfaat dalam perkembangan industri di Indonesia. Salah satu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mendukung bangkitnya pembangunan nasional khususnya dalam sektor industri kimia, maka perlu didirikan pabrik yang dapat memberikan manfaat dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang pembangunan yang paling diharapkan dapat memacu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Salah satu bidang pembangunan yang
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan sector industri menuntut bangsa Indonesia menuju kearah industrialisasi. Sampai saat ini pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tebu merupakan tanaman yang hanya dapat ditanam di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Indonesia memiliki hasil perkebunan yang melimpah, menurut
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan industri kimia di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Salah satu bahan yang banyak digunakan dalam industri
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik N-phenilacetamida (C 6 5 NCOC 3 ) atau yang lebih dikenal dengan nama asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan
Lebih terperinciVII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. LOKASI PABRIK Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan dimungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.
1 Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Dalam era perdagangan bebas, Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dengan negara-negara
Lebih terperinciindustri farmasi dan makanan terutama untuk ekstrasi dan pemurnian pada
DariAsam Asetat dan Butanol BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENDIRIAN PABRIK Pada saat ini sudah cukup banyak pembangunan yang dilakukan. Diharapkan dengan terus digiatkannya pembangunan ini akan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan dunia industri sangat pesat seiring berkembangnya teknologi pada masa kini. Industri kimia merupakan salah satu sektor industri yang berfokus pada bidang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin
I. PENDAHULUAN Memasuki era globalisasi dan persaingan pasar bebas membuat Indonesia harus memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun baik dari
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN
Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan
Lebih terperinciBAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
116 BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik merupakan salah satu pertimbangan penting dalam upaya mendirikan suatu pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan
Lebih terperinciVII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. LOKASI PABRIK Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan dan kelangsungan dari suatu industri. Penentuan lokasi pabrik yang tepat dapat menekan biaya produksi dan dapat
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia di indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan hal itu kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang dalam industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang industri. Salah satu industri yang banyak berkembang adalah industri bahan kimia. Namun ketergantungan
Lebih terperinciPrarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun
Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas 50.000 ton / tahun Oleh : Dhani Priyambodo NIM. I 0502019 Dwi Hantoro NIM. I 0502021 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Produksi gula indonesia dari tahun 2010 2012 terus mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan kebutuhan nasional akan gula, seperti tergambar dalam tabel di bawah
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam- Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
terukur yang melebihi 0,1 mg/l tersebut dikarenakan sifat ortofosfat yang cenderung mengendap dan membentuk sedimen, sehingga pada saat pengambilan sampel air di bagian dasar ada kemungkinan sebagian material
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat. Aluminium sulfat termasuk dalam heavy chemical industy yang memegang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian Pabrik Proses industrialisasi ditandai dengan banyaknya pabrik yang berdiri disuatu tempat. Selain dapat menyerap tenaga kerja juga dapat menambah pendapatan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era pasar bebas sekarang ini, Indonesia dituntut untuk menjadi negara yang dapat bersaing dengan negara asing dalam sektor perdagangan, industri maupun aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Salah satu industri petrokimia yang berkembang pesat dewasa ini adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester akrilat ini ikut
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kebutuhan bahan kimia dalam negeri masih banyak didatangkan
Lebih terperinci1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:
Prarancangan Pabrik Hexamine dari Ammonium Hydroxide dan Formaldehyde 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berkembang
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Asam Suksinat Dari Maleat Anhydride Dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun A.
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Perkembangan ekonomi Indonesia belakangan ini memang bisa dikatakan sangat lambat. Hal ini bisa di identifikasi dari nilai mata uang rupiah yang terus menurun dibanding
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak digunakan di dunia. Glifosat (N-phosphonomethyl-glycine) digunakan untuk mengontrol gulma
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Diamil Phthalat dari Amil Alkohol dan Phtalic Anhidrid dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang menggalakkan pembangunan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang industri. Program alih teknologi memberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia banyak melakukan pengembangan di segala bidang, salah satunya adalah pembangunan di bidang industri,
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK LINEAR ALKYL BENZENE DARI BENZENE DAN OLEFIN KAPASITAS TON/TAHUN
LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK LINEAR ALKYL BENZENE DARI BENZENE DAN OLEFIN KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN Oleh : Doni Purnama 0515041033 M.Harun Al Rasid 0515041048 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas Ton per Tahun
LAPORAN TUGAS AKHIR Prarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas 35.500 Ton per Tahun Disusun Oleh : Aditia Julianto D 500 040 029 Dosen Pembimbing : Dr.
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN
Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang dituntut untuk giat melaksanakan pembangunan di segala bidang terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia
Prarancangan Pabrik Etil Alkohol dari Molase BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Harga minyak dunia yang melambung, sudah lama diprediksi. Logikanya, minyak bumi (fossil fuel) adalah
Lebih terperinci<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN
Lebih terperinci
VII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan dan kelangsungan dari suatu industri. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik
Lebih terperinciOKSIDASI OLEH SRI WAHYU MURNI PRODI TEKNIK KIMIA FTI UPN VETERAN YOGYAKARTA
KSIDASI MKA PRSES KIMIA LEH SRI WAHYU MURNI PRDI TEKNIK KIMIA FTI UPN VETERAN YGYAKARTA Tipe-tipe proses oksidasi: 1. Dehidrogenasi C 2 H 5 H + ½ 2 etanol CH 3 2. Pemasukan Atom ksigen CH 3 C H + ½ 2 C
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Dengan berkembangnya teknologi saat ini dalam berbagai bidang, Indonesia dituntut agar dapat bersaing dengan negara-negara dalam bidang industri. Diperlukan
Lebih terperinciKinetika Reaksi pada Pembuatan Glifosat dari N-PMIDA (Neophosphonomethyl Iminodiacetic Acid) dan H 2 O 2 dengan Katalisator Pd/Al 2 O 3
45 Jurnal Reayasa Proses, ol. 3, No., 009 Kinetia Reasi pada Pembuatan Glifosat dari N-PMIDA (Neophosphonomethyl Iminodiacetic Acid dan H O dengan Katalisator Pd/Al O 3 Irmawaty Sinaga, *, Edia Rahayuningsih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan deterjen semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah keluarga di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, peningkatan jumlah kepala
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Etilena dari Propana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Etilena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia C 2 H 4. Senyawa ini memiliki nama IUPAC ethene, dan dikenal juga dengan nama elayl, acetene, bicarburetted hydrogen, olefiant
Lebih terperinciSulfur dan Asam Sulfat
Pengumpulan 1 Rabu, 17 September 2014 Sulfur dan Asam Sulfat Disusun untuk memenuhi Tugas Proses Industri Kimia Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Chandrawati Cahyani, M.S. Ayu Diarahmawati (135061101111016)
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Tritolyl Phosphate dari Cresol dan POCl3 Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus melakukan pembangunan di berbagai sektor untuk mengurangi ketergantungan dari negara lain. Menurut Prosiding Simposium Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi positif, bahkan di saat krisis dimana pertumbuhan ekonomi kawasan stagnan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi ASEAN khususnya di Indonesia mulai ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional. Pembangungan nasional di berbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah memicu berbagai pertumbuhan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, pembangunan di segala bidang makin diperhatikan. Salah satu jalan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa adalah dengan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dalam bidang industri yang salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia pada saat ini sedang dalam mengalami masa pembangunan, termasuk pembangunan dalam bidang industri yang salah satunya adalah industri polyester.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Senyawa nitrat banyak terdapat di alam dalam bentuk garam-garam nitrat. Asam nitrat (HNO 3 ) diperkirakan berasal dari mineral sodium nitrat (NaNO 3 ). Sejak dahulu,
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Tetrafluoroethylene dari Chlorodifluoromethane dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Tetrafluoroethylene (TFE) merupakan produk intermediate yang juga bahan baku (monomer) dalam pembuatan Polytetrafluoroethylene (PTFE) atau yang lebih dikenal dengan nama
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai bagian dari negara yang mengikuti perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) harus siap berkembang terutama pada bidang ekonominya untuk menghadapi
Lebih terperinci1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri di dunia serta khususnya di Indonesia, semakin banyak diversifikasi usaha yang telah dilakukan. Indonesia sebagai salah satu
Lebih terperinci