BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
|
|
- Yenny Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai langkah langkah perbaikan sistem penilaian kinerja karyawan dan perbaikan implementasi balanced scorecard yang penulis lakukan selaku Training & System Development Manager di PT XYZ. Dalam melakukan langkah langkah perbaikan tersebut penulis mengacu pada materi materi yang diterima penulis selama kuliah dan mengacu pada pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis sebelumnya. 4.1 Desain Ulang dan Implementasi Pengukuran Kinerja Karyawan yang Efektif Performa perusahaan sangat terkait dengan performa tiap karyawan. Salah satu cara untuk memotivasi / meningkatkan performa karyawan adalah dengan menerapkan sistem penilaian yang adil. Penilaian yang adil ini akan berapengaruh pada pemberian penghargaan reward yang sesuai. Disamping sebagai dasar pemberian reward, penilaian yang adil juga bisa digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan terhadap karyawan tersebut. 56
2 Unsur unsur yang mendukung terciptanya sistem penilaian kinerja karyawan yang efektif bisa terlihat pada skema berikut ini : Sumber : Tumenggung Eddy, Ir. MM, Modul MSDM 2009: 6 Gambar 4.1 : Bagan elemen penting dalam penilaian karyawan Metode Penilaian Kinerja Karyawan Sebelum 2010 Sebelum tahun 2010, metode penilaian karyawan di PT XYZ menggunakan metode Rating Scale, yaitu metode penilaian kinerja individual dinilai dalam kisaran skala rendah sampai tinggi semata mata berdasarkan opini si penilai, sehingga sangat bersifat subyektif. Penilaian model ini sangat sederhana dan mudah untuk diterapkan, karena setiap karyawan akan dinilai dengan kriteria (form) yang sama. Akan tetapi kelemahannya adalah tidak efektif untuk memberikan masukan pengembangan terhadap karyawan, karena kriteria kriteria yang dinilai tidak secara langsung berkaitan dengan kinerja / beban kerja karyawan yang dinilai. Kriteria yang dipakai PT XYZ untuk menilai karyawan adalah : 57
3 Semangat Kerja Loyalitas Penguasaan Pekerjaan Ketrampilan Dalam Bekerja Tanggung Jawab Daya Tangkap Pemecahan Masalah Kemandirian Inisiatif Kerjasama Disiplin Pemenuhan Target (khusus untuk Sales) Dalam form penilaian tersebut juga diuraikan Kelebihan dan Kekurangan Karyawan. Pada setiap kriteria, nilai yang diberikan berkisar pada skala A s/d E, dimana : Nilai A artinya Baik Sekali Nilai B artinya Baik Nilai C artinya Cukup Nilai D artinya Kurang Nilai E artinya Kurang Sekali Metode Penilaian Kinerja Karyawan Tahun
4 Penilaian karyawan pada tahun 2010 akan diberlakukan sistem yang baru, yaitu penggabungan metode MBO (Measurement By Objective) dan metode Rating Scale. Penilaian model MBO menekankan pada pencapaian target berdasarkan karakteristik tiap jabatan atau berdasarkan key performance indicator (KPI), sedangkan untuk menghindarkan dampak negatif dari metode MBO yang memungkinkan terjadinya demotivasi atas penetapan target yang terlalu tinggi maka digabungkanlah metode Rating Scale sebagai pengimbang. Penilaian model MBO mengandung tingkat kerumitan yang tinggi, karena form yang digunakan berbeda beda tergantung dari jabatan / posisinya. Akan tetapi bisa berpengaruh lebih besar terhadap peningkatan performa kerja tiap individu, yang pada akhirnya akan meningkatkan performa perusahaan secara keseluruhan. Berikut ini adalah contoh dari format penilaian yang digunakan, dimana ada dua format yang akan digunakan, yaitu format penilaian karyawan berdasarkan KPI (key personal indicator) dan format penilaian terhadap attitude : 59
5 Sumber : Dokumen PT XYZ Gambar 4.2 : Contoh format penilaian karyawan berdasarkan KPI 60
6 Bobot penilaian untuk posisi Service Advisor (SA) adalah 15% untuk penilaian kedisiplinan (attitude), 70% untuk penilaian pencapaian performa pribadi, dan 15% untuk pencapaian kolektif depatemen service. Khusus untuk bobot 70% penilaian pencapaian performa pribadi, penulis menggunakan metode pembobotan dengan cara small group discussion. Dari 8 parameter ukur yang ada, semuanya dibandingkan bobotnya dengan jumlah antar kedua bobotnya adalah 5. Misalnya parameter 1 dibandingkan dengan parameter 2. Jika parameter 1 diberi nilai 3 maka parameter 2 diberi nilai 2, atau jika parameter 1 diberi nilai 4 maka parameter 2 diberi nilai 1, begitu seterusnya hingga semua parameter telah dibandingkan bobotnya. Akhirnya setiap parameter nilai bobot dijumlahkan untuk mengetahui bobot totalnya. Berikut ini ilustrasi cara pembobotan tersebut : Tabel 4.1 : Contoh tabel cara penentuan bobot penilaian Sumber : Dokumen PT XYZ 61
7 Seperti sudah disampaikan sebelumnya bahwa metode penilaian yang akan dipakai adalah penggabungan dari metode MBO / KPI dan metode Rating Scale. Maka setelah penilaian dengan menggunakan metode MBO / KPI selesai maka dilakukan lagi penilaian khusus terhadap attitude karyawan dengan menggunakan metode Rating Scale. Karyawan akan dinilai atas kriteria : tanggung jawab, kerjasama, komunikasi dengan atasan, kemauan dalam memberikan kritik membangun, manajerial, inisiatif untuk perbaikan, disiplin, kerapihan dan keramahan. Berikut ini adalah contoh dari format penilaian yang akan digunakan dalam menilai attitude karyawan : 62
8 Sumber : Dokumen PT XYZ Gambar 4.3 : Contoh format penilaian karyawan berdasarkan attitude Selanjutnya hasil penilaian berdasarkan KPI (Key Performance Indicator) dan penilaian berdasarkan attitude dirangkum dan ditotal. Bobot yang digunakan adalah 40% untuk penilaian berdasarkan attitude dan 60% untuk penilaian berdasarkan KPI. Berdasarkan total hasil tersebut maka ditentukanlah bonus atau kenaikan gaji yang akan diterima oleh karyawan yang bersangkutan. Berikut ini adalah contoh dari format rangkuman penilaian yang akan digunakan sebagai dasar untuk kenaikan gaji, penetapan bonus, penentuan training, pengembangan dan kemungkinan peningkatan karir : 63
9 Sumber : Dokumen PT XYZ Gambar 4.4 : Contoh format rangkuman dan kesimpulan penilaian karyawan Catatan Harian Tiap Karyawan Penilaian terhadap kinerja karyawan adalah hak atasan atau manajemen untuk melaksanakannya. Akan tetapi karyawan semestinya punya catatan pribadi untuk mengontrol diri dan untuk cross check terhadap penilaian dari atasan. Oleh karena itu diperlukan untuk dibuat format catatan harian setiap karyawan yang berisi aktifitas dan pencapaian yang dilakukan setiap harinya. Berikut ini adalah beberapa contoh pelaksanaan pengisian catatan harian oleh karyawan : 64
10 Sumber : Dokumen PT XYZ Gambar 4.5 : Contoh format catatan harian karyawan Hasil dari pencatatan aktifitas harian ini akan diserahkan ke atasan masing masing dan selanjutnya dikumpulkan ke HRD untuk direkap. Hasil rekapan tersebut akan didistribusikan setiap bulan ke atasan masing masing sebagai dasar untuk melakukan evaluasi bulanan terhadap karyawan. Jika diperlukan atasan bisa melakukan pengarahan (coaching) atau pembicaraan tertutup (close supervision) terhadap karyawan yang dianggap memiliki performa yang kurang memuaskan. Sehingga diharapkan pada bulan bulan berikutnya performa karyawan tersebut bisa mengalami peningkatan. Berikut ini adalah contoh hasil rekapan performa dari tiap karyawan yang memiliki posisi dan tanggung jawab yang sama : 65
11 Sumber : Dokumen PT XYZ Gambar 4.6 : Contoh format rekapan catatan harian tiap bulan Manfaat yang ingin diambil dari pembuatan catatan harian oleh karyawan adalah : 1. Menjadi alat kontrol diri (self-control) bagi karyawan yang bersangkutan untuk menilai diri sendiri sudah sejauh mana yang bersangkutan memenuhi harapan / target yang dibebankan. 66
12 2. Sebagai data penyeimbang yang dimiliki oleh karyawan yang bersangkutan. Hal ini bisa berfungsi jika suatu saat terjadi perselisihan pada saat diskusi pada penilaian oleh atasan. 3. Membantu atasan untuk bisa mendapatkan data performa, yang walaupun validitas datanya rendah tapi setidaknya bisa sedikit memberikan gambaran mengenai performa karyawan yang bersangkutan maupun performa perusahaan Kendala dan Penanggulangan James Gwee menuliskan di bukunya Setiap Manager Harus Baca Buku Ini, Tips & kiat melakukan perubahan yang pas di tengan ketidakpastian bahwa setiap perubahan yang terjadi pasti akan disikapi oleh manusia menjadi 3 kelompok yaitu : 1. Kelompok yang selalu siap sedia menjalankan inisiatif perubahan yang diperintahkan / dibebankan pada mereka. Biasanya kelompok ini berjumlah 20% dari total karyawan. James Gwee menyembut kelompok ini dengan nama kelompok Guang Ho 2. Kelompok berikutnya adalah kelompok yang cenderung melihat & menunggu (wait & see). Mereka akan melakukan atau tidak melakukan perubahan jika mereka sudah melihat hasil yang dirasakan oleh kelompok Guang Ho. Kelompok Wait & See ini biasanya berjumlah banyak, yaitu sekitar 60% dari total karyawan. 67
13 3. Kelompok terakhir adalah kelompok yang tidak peduli dengan perubahan. Mereka sudah merasa sangat nyaman dengan kondisi saat ini. Apapun yang terjadi dengan Guang Ho, apakah itu sukses atau gagal, kelompok ini tidak akan bergeming untuk melakukan perubahan. Kelompok yang diberi nama Die Hard oleh James Gwee ini biasanya berjumlah sekitar 20% dari jumlah total karyawan. Ilustrasi diatas sangat sesuai dengan kondisi di PT XYZ ketika program desain ulang sistem penilaian kinerja karyawan ini disosialisasikan. Banyak dari mereka yang memberikan respon datar dan wait & see. Ada pula yang sangat menolak dengan berbagai alasan (ribet, kondisi yang sekarang sudah bagus dll). Akan tetapi tetap saja ada yang menyambutnya dengan positif. Beruntungnya yang menyambut positif ide ini termasuk didalamnya adalah General Manager. Sehingga dukungan dari beliau setidaknya dapat memberikan pengaruh kuat bagi karyawan untuk melaksanakannya. Pada dasarnya mereka sepakat untuk model penilaian kinerja karyawan dirubah menjadi berdasarkan Key Performance Indicator. Namun yang masih menjadi berat adalah dilibatkannya mereka untuk menuliskan data performa mereka pada catatan harian karyawan. Berikut ini akan penulis kemukakan beberapa alasan mengapa mereka merasa enggan untuk melakukan pencatatan performa harian : 1. Sebagian dari mereka beralasan bahwa hal ini tidak efektif untuk mengukur kinerja. Mereka menyarankan agar langsung melihat saja dari data hasil kerja mereka. 68
14 2. Sebagian lagi merasa kurang yakin dengan konsistensi karyawan untuk dapat mengisinya. 3. Ada pula yang beralasan pemborosan kertas. Menghadapi kondisi seperti ini penulis berusaha menjelaskan kembali tujuan dari pencatatan performa harian yang dilakukan oleh mereka itu, justru sangat bermanfaan bagi mereka sendiri, yaitu sebagai alat untuk kontrol diri dan sebagai data pembanding bagi atasan jika suatu saat terjadi penilaian yang kurang sesuai dari atasan. Untuk tahap awal pemberlakuan sistem ini, penulis hanya mentargetkan untuk menerapkan sistem ini pada bagian yang memiliki input kerja yang riil dan bisa diukur, yaitu departemen sales dan service. Departemen lainnya, yang merupakan departemen pendukung seperti HRGA, Finance & Accounting, Spare Part, Facility dan TSD, untuk sementara masih menggunakan metode penilaian check list. 4.2 Penyempurnaan Implementasi Balanced Scorecard PT XYZ Tahun 2010 Implementasi balanced scorecard tahap awal yaitu tahun 2008 hingga 2009 telah memberikan dampak yang positif bagi kinerja perusahaan. Hal ini terlihat dari data data berikut ini : Penjualan mobil MB naik 113% dari 10,2 unit/bulan menjadi 21,7 unit/bulan Jumlah kendaraan yang service naik 38% dari 14 unit/hari menjadi 19,4 unit/hari 69
15 Nilai penjualan spare part naik 55% dari 55,5 juta/ hari menjadi 86,2 juta/hari Jumlah komplain turun 77% dari 43 menjadi 10 Ketepatan waktu service naik 11,4% dari 88,7% menjadi 92,2% Market share meningkat dari ±10% tahun 2007 menjadi 10.9% tahun 2008 dan 11.2% tahun Peringkat penguasaan pasar juga meningkat, yaitu peringkat 7 tahun 2007 menjadi peringkat 4 tahun 2008 dan sedikit turun menjadi peringkat 5 tahun Akan tetapi dari matriks yang tertampil pada Tabel 2.5, maka bisa dilihat bahwa masih ada beberapa poin yang harus diperbaiki dan disempurnakan implementasinya. Poin poin tersebut adalah sebagai berikut : 1. Dari tahun 2008 ke tahun 2009 belum dilakukan perbaikan yang signifikan terhadap kelemahan - kelemahan yang ada (50%) 2. Tapi terkadang manajemen tidak memberikan perhatian terhadap performa - performa yang masih kurang (70%) 3. Evaluasi sudah dilakukan tapi masih belum rutin, status implementasi hanya diupdate oleh QMR tapi belum mendapatkan perhatian dari kepala departemen yang bersangkutan (60%) 4. Evaluasi terhadap pencapaian performa masih terpusat oleh QMR, dan belum mendapat perhatian yang cukup dari kepala departemen (50%) 5. Ada beberapa parameter ukur yang tidak mewakili performa departemen yang bersangkutan, sehingga tidak bisa memotivasi terjadinya perbaikan (70%) 70
16 6. Ada beberapa parameter ukur yang belum dilakukan sama sekali sehingga tidak ada data yang bisa tersaji (80%) 7. Sasaran tiap personal / posisi belum diterapkan sehingga penilaian karyawan masih menggunakan metode check list (penilaian attribute / pengamatan attitude saja) (50%) 8. Activity plan ada sebagian yang masih merupakan aktivitas rutin, bukan merupakan aktifitas yang baru / improve (70%) Dari 8 poin yang perlu perbaikan diatas akan dilakukan 5 kelompok perbaikan. Uraian perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Poin 1 dan 2. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan mengadakan RAKER (Rapat Kerja) yang melibatkan seluruh jajaran Manajemen PT XYZ pada bulan Desember Raker yang baru pertama kali dilakukan di PT XYZ ini secara langsung dan tidak langsung bisa mengikat komitmen dari Manajemen agar terjadi perbaikan implementasi BSC. Didalam Raker juga dibahas analisa SWOT, analisa kompetitor, penetapan strategi bersaing target performa tiap departemen dan arahan untuk membuat target performa tiap personal. Poin 3, 4 dan 5. Dilaksanakannya Evaluasi Rutin terhadap performa tiap departemen dalam forum Managers Meeting setiap bulan. Dan presentasi dilakukan oleh tiap tiap Kepala Departemen. Sehingga kepedulian dari tiap kepala departemen terhadap pencapaian performa departemennya menjadi lebih tinggi. Akibatnya semua performa bisa dikontrol, dan termasuk implementasi dari rencana aktifitasnya (activity plan). 71
17 Poin 6. Dilakukan diskusi terbatas (Small Group Discussion) dengan departemen yang penetapan parameter ukurnya tidak mewakili performa departemennya. Poin 7. Secara bertahap dilakukan diskusi dengan kepala departemen untuk menetapkan KPI (Key Personal Indicator) dari tiap posisi (jabatan). Dan disosialisasikan ke seluruh karyawan. Penilaian tahunan biasanya dilakukan hanya terhadap sikap kerja (attitude) saja, dan item yang diukur seragam diterapkan ke seluruh karyawan apapun jabatannya. Poin 8. Activity plan (rencana aktifitas) dibuat oleh masing masing departemen dan dipresentasikan di forum Raker. Sehingga kekurangan yang ada dapat langsung dikoreksi oleh jajaran manajemen yang lain. Dari hasil Raker yang dilaksanakan bulan Desember 2009, dihasilkan beberapa analisa dan keputusan yang bisa membuat implementasi balance scorecard di PT XYZ bisa berjalan lebih efektif Penegasan Ikhtisar Pencapaian Visi PT XYZ 2010 Visi PT XYZ masih tetap, yaitu : To be the best MB Dealer in providing quality service & sales in Indonesia. Pada saat visi ini ditetapkan tahun 2007, visi ini akan dicapai pada tahun Dan tahun ini adalah tahun krusial dimana PT XYZ harus dapat mewujudkan visi perusahaannya. Oleh karena itu penting untuk 72
18 menegaskan kembali tentang parameter yang lebih jelas untuk mengatakan apakah visi PT XYZ sudah tercapai atau belum. Berikut ini adalah ikhtisar pencapaian visi PT XYZ : Tabel 4.2 : Tabel ikhtisar pencapaian visi PT XYZ tahun 2010 Sumber : Dokumen PT XYZ Analisa SWOT PT XYZ 2010 Analisa terhadap kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (oportunities) dan ancaman (threat) PT XYZ masih tetap harus dilakukan setiap tahun, karena terjadi banyak perubahan setiap tahunnya. Berikut ini adalah bagan analisa SWOT PT XYZ untuk tahun 2010 : 73
19 Gambar 4.7 : Bagan analisa SWOT PT XYZ tahun 2010 Sumber : Dokumen PT XYZ Dari analisa SWOT yang dilakukan tahun ini poin penting yang harus ditindaklanjuti adalah : Masih tetap terjadinya banting harga oleh dealer lain, bahkan adanya salah satu dealer yang membuat kerjasama eksklusif paket bunga 0% dengan BCA Akibat dari image PT XYZ yang tinggi karena menang DOY 4 tahun berturut turut maka banyak customer baru yang datang untuk mencoba pelayanan PT XYZ, karenanya terjadi peningkatan troughput yang tinggi Analisa Competitor Benchmarking PT XYZ
20 Analisa terhadap kompetitor (pesaing) juga harus dilakukan setiap tahun karena kekuatan dan kelemahan PT XYZ dan para pesaingnya juga mengalami perubahan. Analisa competitor benchmarking tahun ini lebih difokuskan pada tiga hal penting yang menjadi parameter keberhasilan pencapaian visi, yaitu kompetisi Dealer Of The Year, kompetisi RSEA (Regional Service Excellence Award) dan pemenangan market share penjualan mobil MB di Indonesia. Tabel 4.3 : Tabel analisa Competitor Benchmarking untuk DOY 2010 Sumber : Dokumen PT XYZ Tabel 4.4 : Tabel analisa competitor benchmarking untuk RSEA
21 Sumber : Dokumen PT XYZ Tabel 4.5 : Tabel analisa competitor benchmarking penjualan mobil baru 2010 Sumber : Dokumen PT XYZ 76
22 4.2.4 Penetapan Strategi Bersaing PT XYZ 2010 Sebagai tindak lanjut dari analisa SWOT dan analisa competitor benchmarking maka selanjutnya ditetapkan fokus bisnis dan strategi bersaing dari PT XYZ. Untuk fokus bisnis, PT XYZ masih memfokuskan pada departemen sales dan service. Sedangkan untuk strategi bersaing, terjadi perubahan strategi bersaing untuk departemen sales yang tadinya menggunakan strategi differensiasi berubah menjadi strategi best price. Sedangkan untuk departemen service tetap menggunakan strategi differensiasi. Sumber : Dokumen PT XYZ Gambar 4.8 : Bagan penetapan strategi bersaing dan fokus bisnis PT XYZ Penetapan Parameter Ukur Tiap Perspektif BSC 77
23 Untuk meningkatkan perhatian manajemen dan tiap kepala departemen terhadap pencapaian performa dari tiap departemen, maka ditetapkan pembagian parameter ukur menjadi 2 kelompok, yaitu Parameter Ukur Utama dan Parameter Ukur Pendukung. Pembagian ini didasarkan pada prioritas evaluasi. Hal ini mengingat pada saat meeting pembahasan evaluasi, terkadang waktunya sangat terbatas. Maka perlu dibuat prioritas pembahasan. Parameter Ukur Utama. Perspektif Keuangan / Finansial 1. ROI rate 2. Jumlah penjualan unit mobil baru 3. Jumlah penjualan unit mobil bekas 4. Tingkat kunjungan pelanggan (troughput) bengkel 5. Tingkat penjualan (troughput) spare part Perspektif Pelanggan / Customer 6. Jumlah Komplain Perspektif Internal Bisnis 7. Ketepatan waktu penyelesaian service 8. Downtime peralatan kerja 9. Pemenuhan Dealer Standard 10. Pemenuhan key competencies saat rakrutmen Perspektif Pembelajaran & Pengembangan 78
24 11. Peningkatan training efektif 12. Jumlah improvement Parameter Ukur Pendukung. Parameter pendukung ini adalah parameter ukur sisanya, sebagai contoh adalah sebagai berikut : Perspektif Keuangan / Finansial 1. Jumlah pendapatan dari Labour Cost 2. Penjualan dead stock spare part 3. Produktifitas mekanik labour cost per manday 4. Tingkat kunjungan pelanggan (troughput) cash bengkel 5. Menahan peningkatan pengeluaran (ekspenses) Perspektif Pelanggan / Customer 6. Tingkat reminding STNK dan Asuransi 7. Ontime pengiriman kartu ulang tahun ke customer Perspektif Internal Bisnis 8. Tingkat ketersediaan spare part 9. Target waktu maksimal downtime facility 10. Ontime pelaksanaan audit internal 11. % Waktu pembayaran yang tidak lebih dari 5 menit Perspektif Pembelajaran & Pengembangan 12. Ontime pelaksanaan training sesuai rencana 13. Efektifitas pelaksanaan training orientasi karyawan baru 79
BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH Setelah dilakukan implementasi selama 6 bulan terhadap penggunaan sistem baru penilaian kinerja karyawan dan perbaikan implementasi balanced scorecard, banyak kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Untuk dapat menjamin suatu organisasi berlangsung dengan baik, maka organisasi perlu mengadakan evaluasi. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara mengukur
Lebih terperinciBAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja
BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Keselarasan Kinerja dengan Strategi Perusahaan
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Keselarasan Kinerja dengan Strategi Perusahaan Pada dasarnya Bank adalah lembaga keuangan yang mendapatkan keuntungannya dari mengoperasikan financial assets
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan Hotel Santika Premiere Semarang dimiliki dan dikelola oleh PT. Grahawita Santika yang berkantor pusat di Jl. Melawai VII / 7 Kebayoran Baru Jakarta. PT. Grahawita
Lebih terperinciFramework Strategic- Opera2onal- Performance Management
Framework Strategic- Opera2onal- Performance Strategic (Growth) Panjang (>5 tahun) Breakthrough (0 menjadi 1) Menengah (3-5 tahun) Opera2onal (Profitability) Pendek (1-3 tahun) Improvement (1 menjadi ~)
Lebih terperinciKeterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan
Keterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan Sistem Manajemen Mutu Perusahaan PROSES MANAGEMENT New produk Bisnis Plan Regular production REALISASI PRODUK Recruitmen Perencanaan Mutu Contract
Lebih terperinciSlide 0 dari 22. BRANCH MANAGER DEVELOPMENT PROGRAM Sesi 11 : Marketing and Sales Management : Operation
Slide 0 dari 22 BRANCH MANAGER DEVELOPMENT PROGRAM Sesi 11 : Marketing and Sales Management : Operation Slide 1 dari 22 Sales Management Mencapai target penjualan dan Market share TUJUAN PERANAN UTAMA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang
Lebih terperinciStrategi Untuk Mencapai Target
Strategi Untuk Mencapai Target Pada saat kampanye, banyak partai yang menjanjikan suatu perubahan. Mereka menjanjikan target yang akan dicapai jika berhasil menjadi pemenang, misalnya target untuk mengurangi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan LabSosio PUSKA Sosiologi telah menetapkan visinya, yaitu menjadi sebuah pusat kajian yang dapat memberi sumbangan secara berarti untuk pengembangan sosiologi
Lebih terperinciStrategi E-Commerce. Fauziah mayasari
Strategi E-Commerce 1. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Yaitu metode yang meninjau peluang dan ancaman dari luar dan menghubungkannya dengan kekuatan dan kelemahan internal. Analisis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menetapkan visi dan misinya yaitu Menjadi Bank terpercaya di Indonesia, bagian dari jaringan universal banking terkemuka
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dari penulisan tesis ini dan juga akan dipaparkan beberapa saran yang berkaitan dengan kesuksesan penerapan Group Field Project ini di masa
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Berikut sistem pelayanan yang diolah ada beberapa tahap :
digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo Baru merupakan salah satu perusahaan otomotif swasta cabang dari Nasmoco Group yang memberikan pelayanan penjualan, servis, dan part
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management dengan siklus PDCA (Plan Do Check Action)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dan organisasi pada umumnya menginginkan kualitas terbaik bagi pelanggannya, baik itu dalam bisnis manufaktur ataupun jasa. Berbagai macam alat atau metode
Lebih terperinciSTRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan
BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilaksanakan pada Bab 5, maka diperoleh kesimpulan : 1. Pada pengolahan data awal, diperoleh total nilai untuk
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo berawal pada tahun 1974 dengan nama CV. Sumber Jaya Motor yang bergerak dalam bidang usaha jual beli kendaraan bermotor di
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk
BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut organisasi maupun perusahaan untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan. Setiap perusahaan harus mampu
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH
STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN : PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PERENCANAAN STRATEGI SDM SDM adalah faktor
Lebih terperinciBAB III ANALISIS. 3.1 Kerangka Kerja
BAB III ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan analisis dari tugas akhir dengan mengacu pada metode balanced scorecard yang meliputi kerangka kerja, identifikasi lingkungan industri, pemahaman komprehensif
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah Sasaran Strategis dan KPI Departemen yang telah ada. Jumlah Sasaran Strategis
BAB V PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi Key Performance Indicator (KPI) perusahaan 2. Merancang Peta Startegi dan KPI berdasarkan kerangka pengukuran kinerja Balanced Scorecard.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini ada 3 tahap yang dilewati yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap pengembangan, dan (3) tahap akhir. Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. XYZ. Disusun Oleh : ANGELA CLARA BERNADIA S
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. XYZ Disusun Oleh : ANGELA CLARA BERNADIA S. 5303012016 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan peluang bisnis yang cepat berkembang. Keadaan ini menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan kini sudah menjadi salah satu jenis usaha yang mulai banyak diperhitungkan dalam perkembangan bisnis. Pembiayaan mobil
Lebih terperinciJakarta,Desember (Penulis) Andy P. Patty dan Anung Waskito
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan-nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Tesis dengan judul Perancangan Tolak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan perubahan iklim bisnis yang sangat cepat, mengharuskan perusahaan untuk mampu menyesuaikan segala perubahan yang terjadi. Kondisi pasar
Lebih terperinciPENERAPAN FUZZY SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN (Studi Kasus Bengkel Mobil PT.
PENERAPAN FUZZY SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN (Studi Kasus Bengkel Mobil PT.X) Oleh: Evelyn Darmawan (9108.201.315) PENDAHULUAN Latar Belakang
Lebih terperinci17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur
Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD
MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya
Lebih terperinci4.3.2 Penelitian Lapangan Observasi Wawancara Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Analisis data...
v DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i HALAMAN PERNYATAAN... ii yuprakata... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR SINGKATAN... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB 1 PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan balanced scorecard ini, diharapkan dapat membantu perusahan untuk menilai kinerjanya terhadap inisiatif dan strategi perusahaan dengan target-target
Lebih terperinciApakah ISO 9001 bermanfaat??
Apakah ISO 9001 bermanfaat?? Hasil Survey: Survey yang dilakukan oleh Engineering Quality Forum, di Inggris, menyatakan bahwa 68 % perusahaan yang sudah ISO 9001, tidak merasakan manfaatnya Survey lain
Lebih terperinciAkuntansi Biaya. Tenaga Kerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:
Akuntansi Biaya Modul ke: Tenaga Kerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id Pendahuluan
Lebih terperinciPengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu
Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Milestone Pencapaian Visi-Misi UB VISI UB Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang didapat dari analisis adalah :
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang didapat dari analisis adalah : Dari segi politik terdapat perundang-undangan yang mengatur mengenai pemenuhan bahan baku Industri pulp dan paper terdapat
Lebih terperinciAPAKAH ISO 9001 BERMANFAAT?
APAKAH ISO 9001 BERMANFAAT? Session 1 Survey yang dilakukan oleh Engineering Quality Forum di UK menyatakan bahwa lebih dari 68% perusahaan yang telah ISO 9001 kurang merasakan manfaat dari penerapan ISO
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...
DAFTAR ISI Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... Daftar lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv vi x xii xiii
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Profil
Lebih terperinciE : Bagaimana menurut anda atas hasil yang dicapai para karyawan di. P : kami tidak hanya mengukur keberhasilan berdasarkan hasil yang dicapai,
KEY INFORMAN Nama Jabatan : Peryh : Pimpinan Waktu : Rabu, 13 Juli 2016 Lama Bekerja Usia : 21 Tahun : 42 Tahun Pendidikan Terakhir : S1 Agama : Kristen E : Bagaimana menurut anda atas hasil yang dicapai
Lebih terperinciBab IV ANALISIS DAN HASIL
Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian
Lebih terperinciBAB IV RENCANA IMPLEMENTASI
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Aktivitas Yang Perlu Dilakukan Sebelum usulan perbaikan diajukan ke Manajemen, maka agar dapat lebih mudah dimengerti dan berpeluang besar disetujui maka langkah-langkah
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang
Lebih terperinciMetode Training Sentral-Sistem
Metode Training Sentral-Sistem TIDAK MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO 9001 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO 9001 DAN MEMBERIKAN CONTOH PENERAPAN YANG BAIK ISO 9001 based Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika pembahasan pelaksanaan tugas akhir ini. 1.1 Latar Belakang Kinerja merupakan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG
Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 161-167 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Abstract
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD
MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
Lebih terperinciPENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA
Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Produktifitas dan biaya tenaga kerja
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2%
BAB V ANALISA DATA 5.1 Perspektif Keuangan Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2% yang diperoleh dari kuesioner perbandingan berpasangan untuk mencari tingkat kepentingan dari perspektif
Lebih terperinciKUISIONER TAHAP KETIGA. Mohon memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan
KUISIONER TAHAP KETIGA A. Petunjuk pengisian I (untuk soal no. 1 sampai no. 2) Mohon memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda rumput ( ) pada tempat yang telah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja perusahaan khususnya PT. Telkom Indonesia,Tbk divisi cis. Dengan adanya pengukuran kinerja, perusahaan dapat melihat
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PT. RIAU JAYA CEMERLANG CABANG NANGKA PEKANBARU
BAB IV GAMBARAN UMUM PT. RIAU JAYA CEMERLANG CABANG NANGKA PEKANBARU 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Riau Jaya Cemerlang pertama kali didirikan oleh bapak wiyogo salim, Tepatnya pada tanggal 11 Oktober
Lebih terperinciPeluang Usaha Buka Bengkel Untuk Penghasilan
Peluang Usaha Buka Bengkel Untuk Penghasilan Membuka usaha bengkel biasanya memerlukan tempat dan lokasi yang strategis dan dan butuh tempat yang luas untuk menampung kendaraan yang akan anda service,
Lebih terperinciBalanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja
Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja Balanced Scorecard: Konsep, Evolusi Perkembangan dan Dampaknya Terhadap Dunia
Lebih terperinciBAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya
BAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya 4.1. Rencana Implementasi Setelah rancangan sistem manajemen kinerja dibuat berikut dengan program strategis agar tolok ukur yang telah ditetapkan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI HASIL PENELITIAN
BAB 4 EVALUASI HASIL PENELITIAN 4.1 Evaluasi Kinerja Internal Audit 4.1.1 Pendekatan Balanced Scorecard Fungsi internal audit secara keseluruhan telah dapat memberikan manfaat bagi APP. Rincian dari hasil
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V Kesimpulan dan Saran 133 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Hotel X selama ini masih menggunakan
Lebih terperinciBAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS. Balai Besar laboratorium Kesehatan Makassar sebagai salah satu
BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS A. Rumusan Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai Balai Besar laboratorium Kesehatan Makassar sebagai salah satu penyelenggara pembangunan kesehatan telah menetapkan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT
124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini Teknologi Informasi (TI) telah digunakan secara luas dalam berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan manfaat yang diperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan memasuki era perdagangan bebas saat ini, tantangan dalam bidang industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang bermunculan, sehingga
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap
LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangsa pasar dan memenangkan persaingan. lingkungan bisnis yang kompleks dalam rangka mewujudkan visi perusahaan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya persaingan dan kemajuan teknologi, menghadapkan perusahaan pada lingkungan bisnis yang kompleks dan dinamis. Persaingan industri yang semakin meningkat
Lebih terperinciBUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW
WHITEPAPER JANUARY 2017 BUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW Membangun Budaya Kepemimpinan yang lebih mengutamakan sudut pandang pelanggan sebagai dasar pengambilan keputusan di
Lebih terperinciManajemen Kinerja dan Kompensasi
Penempatan School of Communication Pegawai & Business Manajemen Kinerja dan Kompensasi Proses Manajemen Kinerja Hari Keempat Bagian 1 Proses dan Rancangan Manajemen Kinerja Materi Kuliah 1. Konseptual
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN. 1. Nama : Umur :. 3. Alamat :. 5. Jabatan :. KUISIONER TAHAP KEDUA
DAFTAR PERTANYAAN A. Identitas Responden 1. Nama :... 2. Umur :. 3. Alamat :. 4. Jenis Kelamin : L / P (Lingkari salah satu) 5. Jabatan :. KUISIONER TAHAP KEDUA B. Petunjuk pengisian I (untuk soal no.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL
BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis penerapan sistem pengukuran kinerja menggunakan Metode Prism dan pengembangan model pengukuran kinerja tersebut pada unit
Lebih terperinciJAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC
TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Gambar flow diagram pemecahan masalah dapat dilihat pada gambar III-1 dan gambar III-2. Gambar III-1 menunjukkan gambar dari flow diagram penentuan dan analisa masalah
Lebih terperinciPEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ
PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ Khakim Ghozali, Achmad Holil Noor Ali Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember khakim@its-sby.edu, holil@its-sby.edu ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unit sosial yang terkoordinasi secara berkesinambungan, gabungan dari dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri adalah organisasi yang menghasilkan barang atau memberikan pelayanan jasa. Perusahaan sebagai suatu organisasi merupakan suatu sistem dinamis yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dan persaingan global di bidang industri manufaktur otomotif khususnya di seksi Die Design, adalah suatu analisa manajemen
Lebih terperinciContoh Dokumen Penilaian Kinerja Karyawan L.39
Contoh Dokumen Penilaian Kinerja Karyawan L.39 L.40 L.41 Lampiran 12 Contoh Dokumen Evaluasi Pemasok L.42 Lampiran 13 Wawancara dengan Pihak Manajemen Terkait P: Untuk tujuan strategis kapabilitas SI pada
Lebih terperinciPendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis
Pendahuluan Metode Pengerjaan Hasil Analisis Unit Otonom ABC merupakan unit otonom yang khusus mengelola gedung perkantoran dari perusahaan induk PT. Krakatau Steel Dalam membantu kegiatan proses bisnisnya,
Lebih terperinciKesuksesan Penerapan CRM pada KLM Royal Dutch Airlines
Kesuksesan Penerapan CRM pada KLM Royal Dutch Airlines Berdasarkan CRM EXCELLENCE AT KLM ROYAL DUTCH AIRLINES (Communications of the Association for Information Systems (Volume 16,2005) 539-558) OLEH :
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kontribusi komitmen organisasi terhadap loyalitas karyawan dan dampaknya pada produktvitas kerja sales group di
Lebih terperinciANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD
ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD Nilla Mega P 1, Hari Susanta N 2 & Sendhang Nurseto 3 nilla.permata@gmail.com Abstract A method of measuring the performance
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PADA PT XYZ DENGAN METODE BALANCED SCORECARD
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI Volume 4 No 1 Agustus 2017 PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PADA PT XYZ DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Ghea Okta Audina 1, Christanto Triwibisono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam industri pupuk, produk kimia dan jasa-jasa teknik melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam upaya untuk mewujudkan sebuah perusahaan kelas dunia dalam industri pupuk, produk kimia dan jasa-jasa teknik melalui maksimalisasi nilai perusahaan dan pelanggan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, untuk mencapai tujuan perusahaan menciptakan kinerja yang unggul dan mencapai laba
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa data-data yang diperoleh melalui wawancara,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data-data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi penulis mengambil kesimpulan tentang faktorfaktor yang ikut
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kinerja bursa saham secara tidak langsung mempengaruhi kemajuan perekonomian nasional. Pasar modal kini memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,
Lebih terperinciAKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward
Lebih terperinciLAMPIRAN. L-1 Perhitungan dari pendapatan bersih BCG PT. Alam Indomegah
LAMPIRAN L-1 Perhitungan dari pendapatan bersih BCG PT. Alam Indomegah Tahun 2007 = Rp. 191.550.000 Tahun 2008 = Rp. 232.626.000 Tahun 2009 = Rp. 244.025.000 250,000 200,000 150,000 100,000 Pendapatan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinciTaryana Suryana. M.Kom
Performance Management Taryana Suryana. M.Kom taryana@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Scorecard, Merupakan sebuah metrik kinerja yang digunakan dalam manajemen strategis untuk
Lebih terperinci