Permohonan Sebagai Peserta Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Permohonan Sebagai Peserta Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)"

Transkripsi

1 Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Penyelesaian Transaksi Pasar Uang Gedung B Lantai 11 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Lampiran 1a Contoh Format : PERMOHONAN BAGI PESERTA SISTEM BI-RTGS Perihal : Permohonan Sebagai Peserta Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk dapat dipertimbangkan menjadi Peserta BI-SSSS. Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/1/DPM tanggal 16 Februari 2004 perihal Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System, bersama ini kami lampirkan pula data pendukung sebagai berikut: a. Informasi Peserta BI-SSSS; b. Fotokopi Penunjukan sebagai Peserta Lelang Surat Utang Negara (SUN) 1. Surat permohonan beserta lampiran tersebut di atas kami buat dengan sebenarbenarnya dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil Bank Indonesia. Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih Jakarta,.. Nama Bank Tandatangan Pejabat berwenang dan Stempel Perusahaan 1 Dilengkapi hanya oleh Peserta Lelang SUN

2 Lampiran 1b Contoh format : PERMOHONAN BAGI SUB-REGISTRY Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Penyelesaian Transaksi Pasar Uang Gedung B Lantai 11 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Perihal : Permohonan Sebagai Peserta Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk dapat dipertimbangkan menjadi Peserta BI-SSSS. Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/1/DPM tanggal 16 Februari 2004 perihal Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System, bersama ini kami lampirkan pula data pendukung sebagai berikut: a. Informasi Peserta BI-SSSS; b. Fotokopi Surat Persetujuan sebagai Sub-Registry dari Bank Indonesia; c. Surat Konfirmasi Bank Pembayar. Surat permohonan beserta lampiran tersebut di atas kami buat dengan sebenarbenarnya dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil Bank Indonesia. Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih. Jakarta,.. Nama Sub-Registry Tandatangan Pejabat berwenang dan Stempel Perusahaan

3 Lampiran 1c Contoh Format : PERMOHONAN BAGI BROKER/DEALER Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Penyelesaian Transaksi Pasar Uang Gedung B Lantai 11 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Perihal : Permohonan Sebagai Peserta Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk dapat dipertimbangkan menjadi Peserta BI-SSSS. Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/1/DPM tanggal 16 Februari 2004 perihal Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System, bersama ini kami lampirkan pula data pendukung sebagai berikut: a. Informasi Peserta BI-SSSS; b. Fotokopi Penunjukan sebagai Peserta Lelang Surat Utang Negara (SUN); c. Surat Konfirmasi Bank mengenai Broker Bidding Limit; d. Surat Konfirmasi Sub-Registry. Surat permohonan beserta lampiran tersebut di atas kami buat dengan sebenarbenarnya dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil Bank Indonesia. Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih. Jakarta,.. Nama Perusahaan Tandatangan Pejabat berwenang dan Stempel Perusahaan

4 Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/ 1 / DPM tanggal 16 Februari 2004 BI-SSSS Informasi Peserta Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) Lampiran 2a Nomor :. Informasi Baru Perubahan/Tambahan Informasi Nama Peserta : ALAMAT SURAT MENYURAT Alamat Lama (atau alamat semula jika merupakan rekening baru) Alamat Baru (Diisi alamat sekarang) (Diisi apabila ada perubahan alamat) Pejabat yang dapat dihubungi : Nomor Telepon : Nomor Fax : Tanggal Permohonan Efektif sebagai Peserta : TIPE PESERTA Bank (Konvensional/ Syariah) 1) Sub Registry (Principal Member / Subsidiary Member) 1) Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing (Broker) Perusahaan Efek (Broker / Dealer) 1) STATUS PESERTA SISTEM BI-RTGS Peserta Sistem BI-RTGS Bukan Peserta Sistem BI- RTGS Lainnya, sebutkan.. 1) Coret yang tidak sesuai

5 Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/ 1 / DPM tanggal 16 Februari 2004 BI-SSSS Lanj. Lampiran 2a Kode Peserta (Member Code) : (Diisi apabila Peserta adalah peserta Sistem BI-RTGS, untuk Peserta yang bukan peserta Sistem BI-RTGS member code akan ditetapkan oleh Penyelenggara)e DATA BANK PEMBAYAR (Diisi hanya oleh Peserta yang bukan peserta Sistem BI-RTGS) 2) Nama Bank yang Ditunjuk untuk Pelaksanaan Setelmen Dana Melalui Sistem BI-RTGS dalam Rangka Setelmen Transaksi Surat Berharga di Pasar Sekunder (SSTS) dan Setelmen Pembelian Surat Berharga di pasar perdana (Allotment) NO DAFTAR NAMA BANK PEMBAYAR NO. ACCOUNT PESERTA DI BANK PEMBAYAR dst 10 2) Wajib dilampirkan surat konfirmasi dari bank pembayar 3) Wajib pilih salah satu atau all apabila berlaku untuk semua. FUNGSI TAMBAHAN 3) (Allotment private placement, Coupon/ Bonus, Redemption, Charges) DATA BROKER BIDDING LIMIT (Diisi hanya oleh Peserta Broker) 4) NO DAFTAR NAMA BANK BIDDING LIMIT / HARI (Rp) dst 4) Dilampirkan surat konfirmasi broker bidding limit dari Bank DATA SUB-REGISTRY DALAM PELAKSANAAN SETELMEN PEMBELIAN SURAT BERHARGA NASABAH DI PASAR PERDANA (Diisi hanya oleh Peserta Broker) 5) NO DAFTAR NAMA SUB-REGISTRY dst 5) Dilampirkan surat konfirmasi dari Sub-Registry

6 Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/ 1 / DPM tanggal 16 Februari 2004 BI-SSSS Lanj. Lampiran 2a CONTOH TANDA TANGAN PEJABAT BERWENANG DAN STEMPEL PERUSAHAAN (digunakan saat Contingency Plan) Contoh tanda tangan pejabat yang berwenang Perubahan/Tambahan contoh tanda tangan pejabat yang berwenang Nama Peserta : Member Code : Daftar pejabat yang berwenang melakukan perintah atas transaksi dan atau setelmen transaksi Surat Berharga pada saat menggunakan fasilitas guest bank di Bank Indonesia Nama Jabatan Resmi Contoh Tanda Tangan Penandatanganan dilakukan oleh minimal. orang dari pejabat yang berwenang di atas (jumlah orang diisi sesuai dengan kebijakan perusahaan). Tanda Tangan Pejabat yang Berwenang dan Stempel Perusahaan Tanggal Pengajuan Permohonan 6) : 6) 1. Bagi Peserta Sistem BI-RTGS permohonan diajukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal efektif menjadi Peserta BI-SSSS 2. Bagi Bukan Peserta Sistem BI-RTGS permohonan diajukan selambat-lambatnya 90 (sembilanpuluh) hari kerja sebelum tanggal efektif menjadi Peserta BI-SSSS

7 Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/ 1 /DPM tanggal 16 Februari 2004 Lampiran 2b Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BANK PEMBAYAR Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Penyelesaian Transaksi Pasar Uang Gedung B Lantai 11 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Perihal : Surat Konfirmasi sebagai Bank Pembayar Dengan ini kami menyatakan setuju untuk ditunjuk sebagai Bank Pembayar sehubungan dengan setelmen dana dan atau pembayaran kewajiban lainnya yang akan dilakukan melalui sarana Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) oleh nasabah kami sebagai berikut: Nama :. Nomor Account :. Alamat :. Berkaitan dengan penunjukan sebagai Bank Pembayar untuk pelaksanaan setelmen dana, kami akan melakukan pengelolaan data limit setelmen dana pada BI-SSSS bagi nasabah yang bersangkutan. Surat konfirmasi ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil Bank Indonesia. Demikian dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jakarta,.. Nama Bank Meterai Tandatangan Pejabat berwenang dan Stempel Perusahaan

8 Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/ 1 /DPM tanggal 16 Februari 2004 Lampiran 2c Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BROKER BIDDING LIMIT Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Operasi Pasar Uang Gedung B Lantai 10 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Perihal : Surat Konfirmasi Broker Bidding Limit Dengan ini kami menyatakan setuju untuk menunjuk PT.. (nama broker) sebagai perantara dalam pengajuan penawaran lelang yang diselenggarakan Bank Indonesia untuk dan atas nama kami. Sehubungan dengan pelaksanaan tersebut di atas berdasarkan perjanjian No... tanggal perihal., kami memberikan limit pengajuan penawaran (Broker Bidding Limit) kepada PT.. (nama broker) total per hari sejumlah Rp. (dalam huruf ) untuk dapat melakukan pengajuan penawaran lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI), lelang Surat Utang Negara (SUN) dan atau penempatan FASBI atas nama kami melalui sarana Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). Dalam hal PT. (nama broker) memenangkan lelang SBI, SUN dan atau penempatan FASBI yang setelmen dananya dilakukan atas beban rekening giro Rupiah kami di Bank Indonesia, kami memberikan kuasa kepada Bank Indonesia untuk mendebet rekening giro rupiah kami di Bank Indonesia sebesar kewajiban setelmen dana yang timbul. Surat konfirmasi ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil Bank Indonesia. Demikian dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jakarta,.. Nama Bank Meterai Tandatangan Pejabat berwenang dan Stempel Perusahaan

9 Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/ 1 /DPM tanggal 16 Februari 2004 Lampiran 2d Contoh Format : SURAT KONFIRMASI SUB-REGISTRY Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Operasi Pasar Uang Gedung B Lantai 10 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Perihal : Surat Konfirmasi Pelaksanaan Setelmen Pembelian Surat Berharga di Pasar Perdana untuk dan atas nama Nasabah Sub-Registry Sehubungan dengan kegiatan nasabah kami melakukan pembelian Surat Berharga di pasar perdana yang pengajuan penawarannya dilakukan melalui PT.. (nama broker) sebagai perantara dalam pengajuan penawaran lelang yang diselenggarakan Bank Indonesia, dengan ini kami menyatakan setuju untuk melakukan setelmen Surat Berharga dimaksud atas beban Bank Pembayar yang telah kami tunjuk sesuai dengan surat konfirmasi Bank Pembayar yang telah kami sampaikan kepada Bank Indonesia, Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Penyelesaian Transaksi Pasar Uang. Surat konfirmasi ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil Bank Indonesia. Demikian dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jakarta,.. Nama Sub-Registry Meterai Tandatangan Pejabat berwenang dan Stempel Perusahaan

10 Lampiran 3 PERJANJIAN PENGGUNAAN BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM ANTARA BANK INDONESIA DAN. No. / /DPM Pada hari ini,. tanggal..bulan.. tahun, bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini : I. nama : Jabatan dan satuan kerja Bank Indonesia bertempat tinggal di Jakarta, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia berdasarkan Peraturan Dewan Gubernur Bank Indonesia No. 1/11/PDG/1999 tanggal 30 November 1999, dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 Undangundang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA; Khusus untuk komparisi PIHAK KEDUA maka perlu tidaknya surat kuasa tergantung kepada Anggaran Dasar masing-masing PT. Dalam hal berdasarkan Anggaran Dasar PT tersebut tidak diperlukan surat kuasa maka komparisi sebagai berikut :

11 II.. : Jabatan, bertempat tinggal di, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian berdasarkan Pasal Anggaran Dasar perseroan terbatas PT berkedudukan di, dan Anggaran Dasar dimaksud (beserta perubahannya) (jika telah ada perubahan Anggaran Dasar) (berturutturut) telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal.. Nomor, Tambahan Berita Negara Nomor.., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Jika PIHAK KEDUA, berdasarkan Anggaran Dasarnya diperlukan surat kuasa dari komisaris/pengurus maka komparisi sebagai berikut : II... : Jabatan, bertempat tinggal di.., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian berdasarkan Pasal Anggaran Dasar perseroan terbatas PT.., berkedudukan di., yang Anggaran Dasarnya (beserta perubahannya) (jika telah ada perubahan Anggaran Dasar)(berturutturut) telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal Nomor Tambahan Berita Negara Nomor., dan untuk 2

12 melaksanakan tindakan hukum yang tercantum dalam perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan tertulis dari Komisaris/Pengurus tersebut, sebagaimana ternyata dalam surat persetujuan tertulis tanggal.. yang bermeterai cukup, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Kata-kata surat persetujuan dapat diganti dengan surat kuasa, hal ini tergantung kepada Anggaran Dasar masing-masing perusahaan yaitu apakah penunjukan wakil perusahaan cukup dengan menggunakan surat persetujuan dari komisaris/pengurus atau harus menggunakan surat kuasa. Jika PIHAK KEDUA adalah Bank Asing maka komparisi sebagai berikut : II... : Jabatan, bertempat tinggal di.., dalam hal ini bertindak berdasarkan kekuatan Akta Power of Attorney tertanggal nomor.. dibuat di hadapan., Notaris di Jakarta, demikian bertindak untuk dan atas nama.., cabang Indonesia, suatu bank yang didirikan berdasarkan hukum (negara kantor pusat bank asing), dan dalam hal ini bertindak melalui kantor cabangnya di Indonesia, berkedudukan di Jakarta, alamat.., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. dengan terlebih dahulu menerangkan : 3

13 a. bahwa PIHAK PERTAMA akan menyediakan Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System yang selanjutnya disebut BI-SSSS, yang terhubung langsung dengan Sistem Peserta BI-SSSS dan Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement yang selanjutnya disebut Sistem BI- RTGS, guna meningkatkan kelancaran dan keamanan serta mempercepat pelaksanaan transaksi dengan Bank Indonesia dan penatausahaannya serta penatausahaan Surat Berharga; b. bahwa dalam rangka implementasi BI-SSSS tersebut, PIHAK PERTAMA telah memberikan pelatihan operasional aplikasi BI-SSSS dan melakukan instalasi program BI-SSSS kepada PIHAK KEDUA; c. bahwa sesuai kegiatan usaha PIHAK KEDUA maka PIHAK KEDUA memiliki 3 (tiga) kepesertaan BI-SSSS 1 dengan SSSS Terminal yang terpisah untuk kegiatan Bank, kegiatan Unit Usaha Syariah (UUS) dan kegiatan Sub-Registry. Maka berhubung dengan itu, kedua belah pihak menyatakan setuju dan mufakat untuk mengadakan Perjanjian Penggunaan Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System, yang selanjutnya disebut Perjanjian dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut : KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan : 1. Peserta BI-SSSS adalah Departemen Keuangan dan pihak-pihak yang melakukan Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi Surat Berharga melalui sarana BI-SSSS. 2. Transaksi Dengan Bank Indonesia adalah transaksi yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dalam rangka kegiatan Operasi Pasar Terbuka yang selanjutnya disebut OPT, pemberian fasilitas pendanaan dari PIHAK 1 Disesuaikan dengan jenis kepesertaan berdasarkan fungsi pada BI-SSSS 4

14 PERTAMA kepada PIHAK KEDUA 2 dan transaksi Surat Utang Negara yang selanjutnya disebut SUN untuk dan atas nama Pemerintah. 3. Surat Berharga adalah Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI dan SUN yang ditatausahakan dalam BI-SSSS. 4. Penatausahaan Surat Berharga adalah kegiatan yang mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen serta agen pembayar bunga (kupon) dan pokok Surat Berharga. 5. Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System yang selanjutnya disebut BI-SSSS adalah sarana Transaksi Dengan Bank Indonesia termasuk penatausahaannya dan Penatausahaan Surat Berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA dan Sistem BI-RTGS. 6. SSSS Central Computer yang selanjutnya disebut SCC adalah sistem komputer yang berada di lokasi PIHAK PERTAMA, yang digunakan untuk melakukan pengendalian sistem terhadap semua penatausahaan Transaksi Dengan Bank Indonesia dan penatausahaan Surat Berharga serta fungsi BI- SSSS lainnya, yang terdiri dari SCC Utama dan SCC Back-up. 7. SCC Utama adalah SCC yang dipergunakan dalam kondisi normal. 8. SCC Back-up adalah SCC yang digunakan sebagai back-up apabila terjadi Keadaan Darurat yang menyebabkan PIHAK PERTAMA tidak dapat menggunakan SCC Utama. 9. Keadaan Darurat (force majeur) adalah situasi atau kondisi di luar normal sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tugas PIHAK KEDUA dan atau PIHAK PERTAMA dan terjadi di luar kekuasaan dan kemampuan PIHAK KEDUA dan atau PIHAK PERTAMA sehingga satuan kerja operasional tidak dapat melaksanakan tugasnya. 2 Berlaku hanya dalam hal PIHAK KEDUA adalah Bank 5

15 10. Automatic Bidding System Central Computer yang selanjutnya disebut BidCC, adalah bagian dari SCC yang digunakan PIHAK PERTAMA untuk melakukan pengendalian sistem terhadap semua Transaksi Dengan Bank Indonesia. 11. SSSS Terminal yang selanjutnya disebut ST adalah sistem komputer yang berada di Lokasi Produksi PIHAK KEDUA yang terhubung dengan SCC secara on-line yang digunakan PIHAK KEDUA untuk melakukan Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi Surat Berharga serta fungsi BI-SSSS lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)b, yang terdiri dari ST Server Utama, ST Server Back-up dan ST Workstation. 12. Lokasi Produksi adalah lokasi kantor PIHAK KEDUA dimana PIHAK KEDUA dapat melakukan Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi Surat Berharga serta fungsi BI-SSSS lainnya. 13. Aplikasi ST adalah program aplikasi kepesertaan BI-SSSS yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA, yang dipasang (installed) pada ST PIHAK KEDUA untuk memproses Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi Surat Berharga serta fungsi BI-SSSS lainnya. 14. ST Server Utama adalah perangkat komputer yang telah dipasang (installed) Aplikasi ST dan database BI-SSSS yang digunakan oleh PIHAK KEDUA untuk memproses Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi Surat Berharga serta fungsi BI-SSSS lainnya dalam kondisi normal. 15. ST Server Back-up adalah perangkat komputer yang telah dipasang (installed) Aplikasi ST dan database BI-SSSS yang digunakan oleh PIHAK KEDUA untuk memproses Transaksi Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi Surat Berharga serta fungsi BI-SSSS lainnya dalam Keadaan Darurat yang menyebabkan PIHAK KEDUA tidak dapat menggunakan ST Server Utama. 16. ST Workstation adalah perangkat komputer yang telah dipasang (installed) Aplikasi ST dan terhubung dengan ST Server Utama dan atau ST Server Back-up, yang digunakan PIHAK KEDUA untuk melakukan Transaksi 6

16 Dengan Bank Indonesia dan atau setelmen transaksi Surat Berharga serta fungsi BI-SSSS lainnya. 17. Authenticator Text adalah suatu sarana pengaman (security) dengan masa berlaku selama periode tertentu yang menghubungkan antara ST dengan SCC dan berfungsi sebagai test key. 18. User ID Administrator adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang harus digunakan oleh pengguna (user) PIHAK KEDUA untuk masuk dan mengoperasikan ST khususnya untuk menatausahakan sistem dan database. 19. User ID ST Super adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang harus digunakan oleh pengguna (user) PIHAK KEDUA untuk masuk dan mengoperasikan ST khususnya untuk menatausahakan sistem; 20. User ID ST User adalah suatu identitas diri yang digunakan bagi pengamanan sistem yang harus digunakan oleh pengguna (user) PIHAK KEDUA untuk masuk dan mengoperasikan ST khususnya untuk mengoperasikan Aplikasi ST. OBYEK PERJANJIAN Pasal 2 (1) PIHAK PERTAMA setuju untuk menyediakan BI-SSSS dan PIHAK KEDUA setuju untuk menggunakan BI-SSSS yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA. (2) BI-SSSS digunakan untuk Transaksi Dengan Bank Indonesia termasuk penatausahaannya dan penatausahaan Surat Berharga yang dilakukan oleh : a. PIHAK PERTAMA, untuk melakukan kegiatan : 1. Transaksi Dengan Bank Indonesia dan penatausahaannya yang meliputi: a) Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (OPT) oleh PIHAK PERTAMA yang mencakup kegiatan: 7

17 i) penerbitan dan penjualan SBI secara lelang dan bukan lelang di pasar perdana; dan atau ii) penjualan dan pembelian SBI dan SUN secara lelang dan bukan lelang di pasar sekunder; dan atau iii) penyediaan Fasilitas Bank Indonesia (FASBI) dalam Rupiah; dan atau iv) penyediaan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI); dan atau v) OPT lainnya. b) Pemberian fasilitas pendanaan Bank Indonesia dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yang mencakup Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI), Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP), Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek Bagi Bank Syariah (FPJPS) dan fasilitas pendanaan lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. c) Pelaksanaan transaksi SUN oleh PIHAK PERTAMA untuk dan atas nama Pemerintah yang mencakup kegiatan : i) penjualan SUN secara lelang di pasar perdana; dan atau ii) penjualan dan pembelian SUN secara lelang dan bukan lelang di pasar sekunder. 2. Penatausahaan Surat Berharga yang mencakup: a) pencatatan kepemilikan Surat Berharga; b) kliring dan setelmen Surat Berharga di pasar perdana dan di pasar sekunder yang meliputi setelmen Surat Berharga dan atau setelmen dana yang mempengaruhi (mendebet atau mengkredit) saldo rekening Surat Berharga dan atau rekening giro Rupiah PIHAK KEDUA atau Bank pembayar PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA; c) pembayaran bunga (kupon) dan pokok Surat Berharga. 8

18 b. PIHAK KEDUA, baik untuk dan atas nama PIHAK KEDUA sendiri maupun untuk dan atas nama nasabah, untuk melakukan kegiatan 3 : 1. Pengajuan Transaksi Dengan Bank Indonesia yang dilakukan dalam rangka : a) Pelaksanaan OPT oleh Bank Indonesia yang mencakup : i) Penawaran pembelian dalam lelang SBI di pasar perdana; dan atau ii) Penawaran pembelian/penjualan dalam lelang SBI dan SUN secara outright/repo di pasar sekunder; dan atau iii) Pengajuan FASBI dalam Rupiah; dan atau iv) Pengajuan SWBI oleh Bank Syariah/Unit Usaha Syariah (UUS) b) Pelaksanaan transaksi SUN dengan Pemerintah yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang mencakup: i) Penawaran pembelian dalam lelang SUN di Pasar Perdana; ii) Penawaran pembelian/penjualan SUN secara outright/repo di pasar sekunder secara lelang dan bukan lelang. 2. Pengajuan Transaksi Dengan Bank Indonesia yang dilakukan dalam rangka pengajuan fasilitas pendanaan dari PIHAK PERTAMA 4 yang mencakup : a) Pengajuan FLI; dan atau b) Pengajuan FPJP; atau c) Pengajuan FPJPS untuk Bank Syariah/UUS. 3. Setelmen transaksi Surat Berharga antara PIHAK KEDUA dengan Peserta BI-SSSS lainnya di pasar sekunder yang mencakup: a) Transaksi outright, repo dan transfer kepemilikan Surat Berharga lainnya; dan atau 3 Disesuaikan dengan kegiatan berdasarkan jenis kepesertaan PIHAK KEDUA dalam BI-SSSS 4 Fasilitas pendanaan Bank Indonesia hanya berlaku bagi peserta Bank 9

19 b) Transaksi inhouse transfer yang meliputi pledge/unpledge, transfer dari sub-rekening investasi ke sub-rekening perdagangan (aktif). 4. Penatausahaan Surat Berharga untuk dan atas nama nasabah dalam kegiatan PIHAK KEDUA sebagai Sub-Registry, yang mencakup : a) pencatatan kepemilikan Surat Berharga; b) setelmen Surat Berharga di pasar perdana dan di pasar sekunder yang meliputi setelmen Surat Berharga dan atau setelmen dana yang mempengaruhi (mendebet atau mengkredit) saldo rekening Surat Berharga Sub-Registry dan atau rekening giro Rupiah PIHAK KEDUA atau Bank pembayar PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA; c) pembayaran bunga (kupon) dan pokok Surat Berharga pada saat jatuh waktu kepada nasabah yang tercatat sebagai pemilik Surat Berharga di Sub-Registry. 5. Permintaan dan pengiriman informasi dari dan ke PIHAK PERTAMA dan atau antar Peserta BI-SSSS. (3) Jenis transaksi dan setelmen sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat berubah sesuai kebijakan PIHAK PERTAMA dan perubahan dimaksud akan ditetapkan dengan Surat Edaran Bank Indonesia. KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK Pasal 3 (1) PIHAK PERTAMA wajib menyediakan satu copy Aplikasi ST untuk dapat digunakan pada ST PIHAK KEDUA. (2) PIHAK KEDUA wajib menggunakan Aplikasi ST sesuai dengan petunjuk PIHAK PERTAMA yang tertuang dalam berbagai dokumen yang terkait dengan BI-SSSS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan atau dokumen lainnya yang dikeluarkan PIHAK PERTAMA. 10

20 Pasal 4 Bagi Peserta Sistem BI-RTGS dan Sub-Registry Bank berlaku ketentuan Pasal 4 sebagai berikut : PIHAK KEDUA wajib menggunakan saluran komunikasi leased line atau dial- up yang sama dengan yang digunakan untuk Sistem BI-RTGS yang menghubungkan antara Lokasi Produksi PIHAK KEDUA dengan SCC, BidCC dan SCC Back-up. Bagi Bukan Peserta Sistem BI-RTGS lainnya berlaku ketentuan Pasal 4 sebagai berikut: (1) PIHAK PERTAMA wajib menyediakan saluran komunikasi leased line yang menghubungkan antara Lokasi Produksi PIHAK KEDUA dengan SCC, BidCC dan SCC Back-up dan untuk itu PIHAK KEDUA wajib menyediakan nomor telepon langsung sesuai spesifikasi PIHAK PERTAMA. (2) PIHAK KEDUA wajib menyediakan saluran komunikasi dial up yang digunakan PIHAK KEDUA dalam hal saluran komunikasi leased line sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mengalami gangguan. Pasal 5 Dalam menggunakan BI-SSSS, PIHAK KEDUA wajib tunduk pada : a. Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan PIHAK PERTAMA baik yang telah ada maupun yang akan ada termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan-ketentuan Bank Indonesia yang berkaitan dengan penggunaan BI-SSSS beserta seluruh lampirannya. b. Kesepakatan antara PIHAK KEDUA dengan seluruh Peserta BI-SSSS lainnya yang tercakup dalam By-Laws BI-SSSS termasuk namun tidak terbatas pada perubahannya yang disepakati dikemudian hari. 11

21 Pasal 6 PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kerahasiaan data BI-SSSS yang ada dalam penguasaan PIHAK KEDUA dengan tunduk pada ketentuan yang berlaku mengenai kerahasiaan perbankan, serta atas keamanan, pemeliharaan, dan kebenaran penggunaan BI-SSSS termasuk seluruh peralatan yang terkait. Pasal 7 (1) Untuk keamanan penggunaan BI-SSSS, PIHAK KEDUA dilarang menggunakan seluruh perangkat ST untuk aplikasi lain di luar Aplikasi ST dan Aplikasi Sistem BI-RTGS, kecuali aplikasi internal terkait PIHAK KEDUA yang telah dilaporkan kepada dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA. (2) PIHAK KEDUA wajib menjamin bahwa Aplikasi ST aman dari segala gangguan dan atau kerusakan baik fisik maupun non fisik yang disebabkan oleh hal-hal antara lain tetapi tidak terbatas pada: a. Penggunaan BI-SSSS oleh pihak-pihak yang tidak berwenang, termasuk pegawai dan pejabat PIHAK KEDUA yang tidak diberi wewenang untuk menggunakan fungsi-fungsi yang ada pada BI-SSSS, dan atau pihak ketiga yang berada baik secara sah maupun secara melawan hukum pada Lokasi Produksi PIHAK KEDUA, termasuk pihak ketiga yang dapat melakukan akses ke dalam sistem komputer yang ada pada PIHAK KEDUA baik secara sah maupun secara melawan hukum. b. Adanya akses oleh pegawai atau pejabat PIHAK KEDUA untuk melakukan berbagai kegiatan operasional BI-SSSS, termasuk pengajuan Transaksi Dengan Bank Indonesia, setelmen transaksi Surat Berharga, pengiriman pesan administratif, enquiry, dan lain-lain ke dalam ST PIHAK KEDUA, baik secara langsung ke ST maupun melalui sistem komputer PIHAK KEDUA yang mendapatkan maupun yang tidak mendapatkan otorisasi secara sah dari PIHAK KEDUA. 12

22 Pasal 8 (1) PIHAK KEDUA termasuk seluruh pegawai, pejabat dari PIHAK KEDUA, afiliasi dan atau pihak terkait yang mempunyai hubungan dengan PIHAK KEDUA dilarang baik dengan sengaja atau tidak sengaja mengubah, menggandakan, memindahtangankan, menghilangkan, dan atau merusak copy Aplikasi ST yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1). (2) PIHAK KEDUA wajib: a. Menyimpan dengan baik copy Aplikasi ST yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA di tempat yang aman dan bebas dari berbagai sumber yang dapat merusak Aplikasi ST; b. Melakukan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan sehingga perangkat keras dan perangkat lunak aplikasi (system software) yang digunakan dalam BI-SSSS dan atau dalam kaitannya dengan BI-SSSS bebas dari segala jenis virus yang dapat merusak sistem. Pasal 9 (1) PIHAK KEDUA wajib menjamin keamanan jaringan komunikasi yang digunakan PIHAK KEDUA untuk menghubungkan ST Server Utama dan atau ST Server Back-up dengan ST Workstation, sehingga bebas dari segala kemungkinan sumber perusak BI-SSSS termasuk tetapi tidak terbatas pada kemungkinan pemalsuan (fraud), pembobolan data elektronis (hacking), serta kesengajaan perusakan sistem dengan cara memenuhi (overload) sistem dengan pesan serta data transaksi dan setelmen transaksi Surat Berharga. (2) Dalam hal PIHAK KEDUA menghubungkan ST dengan sistem komputerisasi internal lainnya yang telah atau yang akan ada pada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib menjamin bahwa sistem komputerisasi PIHAK KEDUA tersebut terutama dalam hubungannya dengan ST aman dan bebas dari segala kemungkinan sumber perusak BI-SSSS termasuk tetapi tidak 13

23 terbatas pada kemungkinan pemalsuan (fraud), pembobolan data elektronis (hacking), serta kesengajaan perusakan sistem dengan cara memenuhi (overload) sistem dengan pesan serta data transaksi dan setelmen transaksi Surat Berharga. Pasal 10 (1) PIHAK KEDUA dilarang menyalahgunakan password yang meliputi User ID Administrator, User ID ST Super dan User ID ST User yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. (2) PIHAK KEDUA wajib memelihara dan menyimpan dengan baik Authenticator Text dan password Structured Query Language (SQL) database yang ditetapkan oleh PIHAK KEDUA untuk database SQL pada ST Server Utama dan atau ST Server Back-up PIHAK KEDUA. (3) PIHAK KEDUA wajib menjamin integritas database BI-SSSS yang ada pada ST Server Utama dan ST Server Back-up PIHAK KEDUA termasuk yang disimpan untuk back-up dalam bentuk Compact Disk (CD), tape, cartridge, disket dan lain-lain. Pasal 11 (1) PIHAK KEDUA wajib melapor secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dalam hal PIHAK KEDUA akan menghubungkan ST dengan sistem komputerisasi internal lainnya yang ada atau yang akan ada pada PIHAK KEDUA. (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat informasi yang menggambarkan konfigurasi hubungan ST dengan sistem komputerisasi PIHAK KEDUA secara lengkap dan menggambarkan metode pengamanan (security features) yang digunakan. 14

24 BIAYA PENGGUNAAN BI-SSSS Pasal 12 (1) PIHAK PERTAMA mengenakan biaya penggunaan BI-SSSS kepada PIHAK KEDUA yang jenis dan besarnya diatur dengan Surat Edaran Bank Indonesia. (2) PIHAK KEDUA wajib membayar biaya penggunaan BI-SSSS kepada PIHAK PERTAMA dalam jumlah dan pada waktu serta cara yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA dalam Surat Edaran Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). KUASA PENDEBETAN REKENING Pasal 13 (1) PIHAK KEDUA dengan ini memberikan kuasa kepada PIHAK PERTAMA untuk melakukan pendebetan rekening Surat Berharga dan atau pendebetan rekening giro Rupiah PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA untuk keperluan penyelesaian seluruh kewajiban dan biaya yang timbul dalam rangka transaksi dan setelmen dengan menggunakan BI-SSSS, baik untuk dan atas nama PIHAK KEDUA maupun untuk dan atas nama pihak lain atau nasabah yang sudah mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK KEDUA. (2) Dalam hal PIHAK KEDUA adalah Bank Peserta Sistem BI-RTGS, ayat (2) berbunyi sebagai berikut : Persetujuan tertulis PIHAK KEDUA sebagai Bank pembayar untuk dan atas nama pihak lain atau nasabah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam surat konfirmasi sebagai Bank pembayar, yang wajib diserahkan kepada PIHAK PERTAMA. Dalam hal PIHAK KEDUA adalah bukan Peserta Sistem BI-RTGS, ayat (2) berbunyi sebagai berikut : Dalam hal PIHAK KEDUA tidak memiliki rekening giro Rupiah pada PIHAK PERTAMA, pembebanan seluruh kewajiban dana dan biaya yang 15

25 timbul sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dengan mendebet rekening giro Rupiah milik Bank pembayar yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA dan telah memberikan persetujuan tertulis kepada PIHAK PERTAMA (3) Penyelesaian seluruh kewajiban dan biaya yang timbul dalam rangka transaksi dan setelmen dengan menggunakan BI-SSSS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Pengiriman transaksi dalam rangka Transaksi Dengan Bank Indonesia ke BidCC; b. Setelmen transaksi dalam rangka Transaksi Dengan Bank Indonesia oleh SCC; c. Pelunasan kewajiban fasilitas pendanaan Bank Indonesia termasuk pelunasan pinjaman dan pembayaran bunga atas penggunaan fasilitas pendanaan termasuk sanksi keterlambatan dalam pelunasan kewajiban; d. Sanksi akibat pelanggaran ketentuan setelmen OPT sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku; e. Setelmen transaksi di pasar sekunder yang dilakukan dengan Peserta BI- SSSS lainnya; f. Permohonan informasi (Enquiry) dari SCC dan pengiriman administrative messages melalui BI-SSSS; g. Biaya lainnya yang akan ditetapkan kemudian oleh PIHAK PERTAMA dengan Surat Edaran Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12. ALAT BUKTI TRANSAKSI Pasal 14 (1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menggunakan Hasil Olahan Komputer (HOK) yang dihasilkan oleh BidCC, SCC dan ST sebagai alat bukti yang sah dan otentik atas Transaksi Dengan Bank Indonesia termasuk penatausahaannya dan setelmen transaksi Surat Berharga. 16

26 (2) Dalam hal terdapat perbedaan antara instruksi transaksi dan atau instruksi setelmen yang berada pada PIHAK KEDUA dengan HOK yang ada pada PIHAK PERTAMA yang juga tercetak dan ditatausahakan di PIHAK KEDUA maka yang digunakan sebagai bukti yang sah dan otentik adalah HOK. (3) Dalam hal HOK yang berada pada PIHAK PERTAMA berbeda dengan HOK yang berada pada PIHAK KEDUA maka yang digunakan sebagai bukti yang sah dan otentik adalah HOK yang berada pada PIHAK PERTAMA. PENGAWASAN DAN PENINJAUAN LANGSUNG Pasal 15 (1) PIHAK PERTAMA berwenang melakukan pengawasan secara langsung atau tidak langsung terhadap PIHAK KEDUA atas penggunaan BI-SSSS. (2) PIHAK PERTAMA atau pihak lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA sewaktu-waktu dapat melakukan peninjauan langsung terhadap ST, Aplikasi ST serta sistem komputerisasi PIHAK KEDUA yang terhubung dengan ST yang berada di Lokasi Produksi. (3) PIHAK KEDUA wajib memberikan izin untuk melihat secara langsung ST, Aplikasi ST serta sistem komputerisasi PIHAK KEDUA yang terhubung dengan ST yang berada di Lokasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada PIHAK PERTAMA atau pihak lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA dan memberikan segala keterangan dan atau data yang diminta oleh PIHAK PERTAMA. SANKSI Pasal 16 Apabila PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran atas ketentuan dan atau tidak memenuhi kewajiban PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini maka PIHAK PERTAMA dapat mengenakan sanksi kepada PIHAK KEDUA 17

27 berupa teguran tertulis atau diberhentikan sementara (suspend) atau diberhentikan permanen (close) dari kepesertaan PIHAK KEDUA dalam BI-SSSS. PEMBATASAN TANGGUNG JAWAB Pasal 17 (1) PIHAK PERTAMA tidak bertanggungjawab atas segala akibat yang timbul dari pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA. (2) Apabila PIHAK KEDUA dan atau pihak lainnya yang terkait dengan PIHAK KEDUA, termasuk pihak-pihak lain yang secara sah maupun secara melawan hukum berada di Lokasi Produksi dan atau terkait dengan PIHAK KEDUA, melakukan penyalahgunaan baik secara langsung atau tidak langsung terhadap BI-SSSS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8, maka PIHAK KEDUA bertanggungjawab atas seluruh kerugian yang diderita PIHAK PERTAMA dan atau pihak yang terkait dengan PIHAK PERTAMA sebagai akibat dari penyalahgunaan tersebut. (3) PIHAK PERTAMA tidak bertanggungjawab atas segala kerugian PIHAK KEDUA dan atau pihak-pihak lain yang terkait dengan PIHAK KEDUA yang timbul apabila PIHAK KEDUA menyalahgunakan penggunaan password dan atau Authenticator Text yang diserahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2). Pasal 18 (1) Dalam hal PIHAK KEDUA bertindak sebagai perantara (broker) Peserta BI-SSSS lainnya dalam pengajuan penawaran lelang yang diselenggarkan oleh PIHAK PERTAMA maka ayat (1) berbunyi sebagai berikut : Dalam hal terjadi kesalahan dalam pengajuan Transaksi Dengan Bank Indonesia yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA untuk dan atas nama peserta BI-SSSS lain sebagai nasabahnya, maka kesalahan tersebut diselesaikan 18

28 antara PIHAK KEDUA dengan Peserta BI-SSSS lainnya yang terlibat dalam kesalahan tersebut dengan mengacu kepada kesepakatan antara keduabelah pihak atau kesepakatan antar peserta BI-SSSS (By-Laws). Dalam hal PIHAK KEDUA adalah Peserta BI-SSSS selain broker maka ayat (1) berbunyi sebagai berikut : Dalam hal terjadi kesalahan dalam transfer Surat Berharga dan atau transfer dana antar peserta BI-SSSS yang melibatkan PIHAK KEDUA, maka kesalahan tersebut diselesaikan antara PIHAK KEDUA dengan peserta BI- SSSS lainnya yang terlibat dalam kesalahan transfer Surat Berharga dan atau transfer dana tersebut dengan mengacu kepada kesepakatan antar peserta BI- SSSS (By-Laws). (2) PIHAK KEDUA dengan ini membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala macam tuntutan dan gugatan yang dapat timbul sebagai akibat dari adanya kesalahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). (3) PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas tidak diterimanya pengajuan Transaksi Dengan Bank Indonesia dan terlaksananya setelmen transaksi Surat Berharga atau kerugian yang disebabkan antara lain namun tidak terbatas pada: a. Keterlambatan informasi atau ketidakakuratan data yang diterima oleh PIHAK PERTAMA; b. Keadaan Darurat. PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 19 (1) Dalam hal timbul perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan Perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat. 19

29 (2) Dalam hal tidak tercapai musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), para pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan dimaksud melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). (3) Para pihak dalam Perjanjian ini sepakat bahwa keputusan BANI bersifat final dan mengikat para pihak dan dengan dikeluarkannya keputusan dari BANI maka para pihak tidak akan mencari penyelesaian melalui cara lainnya termasuk namun tidak terbatas dengan menggunakan sistem peradilan. LAIN-LAIN Pasal 20 Kesepakatan dalam Perjanjian ini akan berakhir dalam hal status kepesertaan PIHAK KEDUA berubah menjadi ditutup (close) dan atau para pihak sepakat untuk membatalkan Perjanjian. Pasal 21 Dalam hal Perjanjian berakhir sebagaimana dimaksud pada pasal 20, para pihak sepakat bahwa : a. pembatalan Perjanjian akan berlaku secara otomatis; b. pembatalan Perjanjian tidak mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 1266 KUHPerdata dan Pasal 1267 KUHPerdata. Pasal 22 (1) Semua pemberitahuan dan atau surat menyurat antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PIHAK PERTAMA dan atau PIHAK KEDUA. (2) Pemberitahuan dan atau surat menyurat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dialamatkan kepada : 20

30 a. PIHAK PERTAMA : BANK INDONESIA Direktorat Pengelolaan Moneter Up. Bagian Penyelesaian Transaksi Pasar Uang Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta b. PIHAK KEDUA :. PENUTUP Pasal 23 Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini dan segala perubahan atas kesepakatan dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian dalam bentuk addendum atau surat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. Pasal 24 Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan bermeterai cukup untuk kepentingan masingmasing pihak. PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA ( ) ( ) 21

31 Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Penyelesaian Transaksi Pasar Uang Gedung B Lantai 11 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Lampiran 4 Perihal : Surat Kuasa untuk Penyerahan dan Pengambilan Authenticator Text Dengan ini kami memberikan kuasa kepada: Nama :. Nomor KTP :. Alamat :. Untuk menyerahkan Authenticator Text kami dan mengambil Authenticator Text Penyelenggara ke dan dari Bank Indonesia. Demikian surat kuasa ini kami buat agar dapat dipergunakan sesuai dengan keperluannya. Jakarta,.. Nama Perusahaan Meterai Tandatangan dan Nama yang diberi kuasa Tandatangan Pejabat berwenang yang memberikan kuasa

32 Lampiran 5 S A N G A T R A H A S I A Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Penyelesaian Transaksi Pasar Uang Gedung B Lantai 11 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Perihal : Penyampaian Authenticator Text (AT) Dengan hormat, Dalam rangka kebutuhan prosedur pengamanan sistem (security) kami dalam keanggotaan BI-SSSS, dengan ini kami sampaikan Authenticator Text (AT) untuk Saudara gunakan sesuai ketentuan yang berlaku, RESERVE Authenticator Text Satu AT-1. RESERVE Authenticator Text Satu AT-2. RESERVE Authenticator Text Satu AT-3. Effective Date Expired Date *) : (tanggal/bulan/tahun) : (tanggal/bulan/tahun) Demikian agar Saudara maklum. Jakarta,.. Nama Perusahaan *) expired date 1 (satu) tahun setelah effective date TTD pejabat berwenang dan stempel Perusahaan

33

34 Lampiran 6 Contoh Format : SURAT PERMOHONAN DALAM KONDISI CONTINGENCY PLAN Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Penyelesaian Transaksi Pasar Uang Gedung B Lantai 11 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Perihal : Permohonan Menggunakan Fasilitas Guest Bank di Bank Indonesia dalam Kondisi Contingency Plan Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk menggunakan fasilitas Guest Bank di Bank Indonesia mengingat sarana ST dan Back-up kami baik sistem dan atau komunikasi, tidak dapat berfungsi karena mengalami kerusakan sebagai berikut : (sebutkan alasan rinci kerusakan sehingga ST dan Back-up tidak dapat berfungsi) Demikian permohonan kami dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jakarta,.. Nama Perusahaan Tandatangan Pejabat berwenang dan Stempel Perusahaan

Informasi Peserta Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)

Informasi Peserta Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/ 29 / DPM tanggal 12 Juli 2004 BI-SSSS Lampiran 2a Informasi Peserta Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) Nomor :. Informasi Baru Perubahan/Tambahan

Lebih terperinci

No. 6/1/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System

No. 6/1/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System No. 6/1/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN Perihal: Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/2/PBI/2004 tanggal 16

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/2/PBI/2004 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM (BI-SSSS) GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/2/PBI/2004 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM (BI-SSSS) GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/2/PBI/2004 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM (BI-SSSS) GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka membantu Pemerintah melakukan

Lebih terperinci

Contoh PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No...

Contoh PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No... Contoh PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No... Lampiran 1 Pada hari ini,., tanggal bulan... tahun, yang bertandatangan dibawah ini : -----------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank

Lebih terperinci

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERJANJIAN PENGGUNAAN DAN PENGAGUNAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No...

PERJANJIAN PENGGUNAAN DAN PENGAGUNAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No... Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/ 36/DPM tanggal 3 Agustus 2005 - Lampiran-1 PERJANJIAN PENGGUNAAN DAN PENGAGUNAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No... Pada hari ini,., tanggal bulan tahun (tanggal

Lebih terperinci

PERJANJIAN PENGGUNAAN DAN PENGAGUNAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No...

PERJANJIAN PENGGUNAAN DAN PENGAGUNAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No... ----- Lampiran-1 PERJANJIAN PENGGUNAAN DAN PENGAGUNAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI No... Pada hari ini,., tanggal bulan... tahun, yang bertandatangan dibawah ini : --------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

No. 12/ 28 /DASP Jakarta, 10 November 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA

No. 12/ 28 /DASP Jakarta, 10 November 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA No. 12/ 28 /DASP Jakarta, 10 November 2010 SURAT EDARAN Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA Perihal : Penyelenggaraan Bank Indonesia - Scripless Securities

Lebih terperinci

CONTOH. PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH No...

CONTOH. PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH No... ---- CONTOH Lampiran 1 PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH No... Pada hari ini,., tanggal bulan... tahun, yang bertandatangan dibawah ini : -----------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum No.12/ 29 /DASP Jakarta, 10 November 2010 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum Sehubungan dengan penerbitan Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

No. 10/21/DPM Jakarta, 23 Mei 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA

No. 10/21/DPM Jakarta, 23 Mei 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA No. 10/21/DPM Jakarta, 23 Mei 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA Perihal : Penyelenggaraan Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement

Lebih terperinci

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN Perihal : Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA No. 7/31/DPM Jakarta, 25 Juli 2005 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA Perihal: Tata Cara Persetujuan dan Pencabutan

Lebih terperinci

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April 2013 SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN Perihal : Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

No. 6/ 2 /DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA

No. 6/ 2 /DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA No. 6/ 2 /DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA Perihal: Biaya Penggunaan Bank Indonesia-Scripless Securities

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/2/PBI/2008 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/2/PBI/2008 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/2/PBI/2008 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

No.6/8/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Fasilitas Likuiditas Intrahari bagi Bank Umum

No.6/8/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Fasilitas Likuiditas Intrahari bagi Bank Umum No.6/8/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Likuiditas Intrahari bagi Bank Umum Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/6 /PBI/2004

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/6/PBI/2004 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/6/PBI/2004 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/6/PBI/2004 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meminimalkan risiko dalam sistem pembayaran di Indonesia,

Lebih terperinci

No. 14/ 32 /DPM Jakarta, 7 November 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 14/ 32 /DPM Jakarta, 7 November 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA No. 14/ 32 /DPM Jakarta, 7 November 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Transaksi Repurchase Agreement (Repo)

Lebih terperinci

No.11/ 17 /DPM Jakarta, 7 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No.11/ 17 /DPM Jakarta, 7 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH No.11/ 17 /DPM Jakarta, 7 Juli 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah Sehubungan

Lebih terperinci

No. 6/ 29 /DPM Jakarta, 12 Juli 2004 SURAT EDARAN

No. 6/ 29 /DPM Jakarta, 12 Juli 2004 SURAT EDARAN No. 6/ 29 /DPM Jakarta, 12 Juli 2004 SURAT EDARAN Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/1/DPM Tanggal 16 Februari 2004 Perihal Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System

Lebih terperinci

No. 2/27/DPM Jakarta, 13 Desember 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 2/27/DPM Jakarta, 13 Desember 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 2/27/DPM Jakarta, 13 Desember 2000 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum. Sehubungan dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/22/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/22/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/22/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung kelancaran sistem pembayaran di Indonesia,

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA No.8/5/DPM Jakarta, 7 Februari 2006 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA Perihal : Transaksi Reverse Repo Surat Utang Negara Dengan Bank Indonesia Dalam Rangka Operasi Pasar Terbuka

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana No. 6/10/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN Perihal: Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/3/PBI/2004 tanggal 16

Lebih terperinci

No. 6/17/DPM Jakarta, 6 April 2004 NoAAve SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 6/17/DPM Jakarta, 6 April 2004 NoAAve SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM No. 6/17/DPM Jakarta, 6 April 2004 NoAAve SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Transaksi Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia Secara Repurchase Agreement (Repo) Dengan Bank Indonesia Di Pasar

Lebih terperinci

No. 14 / 28 /DPM Jakarta, 27 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 14 / 28 /DPM Jakarta, 27 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No. 14 / 28 /DPM Jakarta, 27 September 2012 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Transaksi Repurchase Agreement (Repo) Surat Berharga Syariah

Lebih terperinci

Yang dimaksud dalam Surat Edaran ini dengan:

Yang dimaksud dalam Surat Edaran ini dengan: No. 8/4/DPM Jakarta, 7 Februari 2006 NoAAve SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Transaksi Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia Secara Repurchase Agreement (Repo) Dengan Bank Indonesia Di Pasar

Lebih terperinci

No.3/21/DPM Jakarta, 3 September 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.3/21/DPM Jakarta, 3 September 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.3/21/DPM Jakarta, 3 September 2001 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Perubahan Atas Surat Edaran Bank Indonesia No.2/27/DPM Tanggal 13 Desember 2000 Perihal Tata Cara

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING No.6/5/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING Perihal : Pelaksanaan dan Penyelesaian Fasilitas Simpanan

Lebih terperinci

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK Perihal : Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Melalui Lelang Dalam rangka

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA No.7/36/DPM Jakarta, 3 Agustus 2005 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari

Lebih terperinci

No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Transaksi Repurchase Agreement Sertifikat Bank Indonesia

Lebih terperinci

No. 10/28/DPM Jakarta, 1 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

No. 10/28/DPM Jakarta, 1 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK No. 10/28/DPM Jakarta, 1 September 2008 SURAT EDARAN Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA Perihal : Transaksi Reverse Repo Surat Utang Negara Dengan Bank Indonesia Dalam Rangka Operasi Pasar

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 29 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 29 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 29 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung kelancaran

Lebih terperinci

No. 2/ 24 /DASP Jakarta, 17 November 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Bank Indonesia Real Time Gross Settlement

No. 2/ 24 /DASP Jakarta, 17 November 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Bank Indonesia Real Time Gross Settlement No. 2/ 24 /DASP Jakarta, 17 November 2000 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Bank Indonesia Real Time Gross Settlement Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/2/DPM tanggal 31 Januari 2008 perihal Transaksi Repurchase Agreement

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tercapainya sistem pembayaran

Lebih terperinci

No. 17/36/DPM Jakarta, 16 November SURAT EDARAN Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA - ELECTRONIC TRADING PLATFORM DI INDONESIA

No. 17/36/DPM Jakarta, 16 November SURAT EDARAN Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA - ELECTRONIC TRADING PLATFORM DI INDONESIA No. 17/36/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA - ELECTRONIC TRADING PLATFORM DI INDONESIA Perihal : Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia - Electronic Trading

Lebih terperinci

No. 17/42/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 17/42/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No. 17/42/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Transaksi Repurchase Agreement Surat Berharga Syariah

Lebih terperinci

No. 17/41 /DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH,UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/41 /DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH,UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA No. 17/41 /DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH,UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Transaksi Repurchase Agreement Surat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 13 /PBI/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/29/PBI/2008 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Transaksi Repurchase Agreement Dengan Bank Indonesia di Pasar Sekunder. Dalam rangka memperluas jenis surat berharga

Lebih terperinci

No.7/34/DPM Jakarta, 3 Agustus 2005 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum

No.7/34/DPM Jakarta, 3 Agustus 2005 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum No.7/34/DPM Jakarta, 3 Agustus 2005 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum Dalam rangka pemberian fasilitas likuiditas intrahari untuk kelancaran transaksi

Lebih terperinci

No. 10/ 27 /DPM Jakarta, 21 Agustus 2008 SURAT EDARAN. Perihal : Tata Cara Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara

No. 10/ 27 /DPM Jakarta, 21 Agustus 2008 SURAT EDARAN. Perihal : Tata Cara Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara No. 10/ 27 /DPM Jakarta, 21 Agustus 2008 SURAT EDARAN Perihal : Tata Cara Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/13/PBI/2008

Lebih terperinci

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN Perihal: Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

No. 13/ 27/DPM Jakarta, 1 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 13/ 27/DPM Jakarta, 1 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA No. 13/ 27/DPM Jakarta, 1 Desember 2011 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Tata Cara Transaksi Reverse Repo Surat Berharga Syariah

Lebih terperinci

No.6/4/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No.6/4/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING No.6/4/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING Perihal : Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank

Lebih terperinci

No.6/3/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA

No.6/3/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA No.6/3/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA Perihal : Persyaratan dan Tata Cara Penunjukan Sub-Registry Untuk Penatausahaan Surat Berharga

Lebih terperinci

No. 10/17/DPM Jakarta, 31 Maret Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No. 10/17/DPM Jakarta, 31 Maret Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH No. 10/17/DPM Jakarta, 31 Maret 200831 Maret 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH Perihal : Tata Cara Transaksi Repo Sertifikat Bank Indonesia Syariah dengan Bank Indonesia.

Lebih terperinci

No. 17/40/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/40/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA No. 17/40/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Transaksi Reverse Repurchase Agreement Surat

Lebih terperinci

No.7/37/DPM Jakarta, 8 Agustus S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No.7/37/DPM Jakarta, 8 Agustus S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No.7/37/DPM Jakarta, 8 Agustus 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Pelaksanaan dan Penyelesaian Sertifikat Wadiah Bank Indonesia.

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 11 /PBI/2008 TENTANG SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 11 /PBI/2008 TENTANG SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 11 /PBI/2008 TENTANG SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi tujuan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana No. 7/30/DPM Jakarta, 25 Juli 2005 SURAT EDARAN Perihal: Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/19/PBI/2005 tanggal 25 Juli

Lebih terperinci

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Perubahan Keenam atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 perihal

Lebih terperinci

: Pengajuan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) Meterai dan ttd

: Pengajuan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) Meterai dan ttd Lampiran-1 Nomor: Kepada *) Bagian Operasi Pasar Uang Direktorat Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10010 Perihal : Pengajuan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) --------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember 2015 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Penerbitan, Tata Cara Lelang, dan Penatausahaan Surat Berharga Bank Indonesia dalam Valuta Asing Sehubungan

Lebih terperinci

No. 13/ 13 /DPM Jakarta, 9 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 13/ 13 /DPM Jakarta, 9 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA No. 13/ 13 /DPM Jakarta, 9 Mei 2011 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 perihal Operasi

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. No.7/ 1 /DPM Jakarta, 3 Januari Kepada BANK UMUM DAN PIALANG

SURAT EDARAN. No.7/ 1 /DPM Jakarta, 3 Januari Kepada BANK UMUM DAN PIALANG No.7/ 1 /DPM Jakarta, 3 Januari 2005 SURAT EDARAN Kepada BANK UMUM DAN PIALANG Perihal : Pelaksanaan Transaksi Fine Tune Operations Dalam Rangka Operasi Pasar Terbuka Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/7/PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/7/PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/7/PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi tujuan

Lebih terperinci

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Penerbitan

Lebih terperinci

PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DAN PENGAGUNAN NO...

PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DAN PENGAGUNAN NO... PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DAN PENGAGUNAN NO... Pada hari ini,., tanggal bulan tahun (tanggal dalam angka), yang bertandatangan dibawah ini : -----------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara Ritel

Lebih terperinci

No. 7/55/DPM Jakarta, 6 Desember 2005 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

No. 7/55/DPM Jakarta, 6 Desember 2005 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA No. 7/55/DPM Jakarta, 6 Desember 2005 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Penunjukan dan Pengawasan Sub-Registry Sebagaimana ditetapkan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/24/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/24/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/24/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung kelancaran

Lebih terperinci

No. 6/11/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN

No. 6/11/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN No. 6/11/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA Perihal: Kriteria dan Persyaratan serta

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum No.10/38/DPM Jakarta, 14 November 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum Dalam rangka pemberian fasilitas likuiditas intrahari untuk kelancaran

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Bank Indonesia telah ditunjuk oleh Pemerintah sebagai agen

Lebih terperinci

BAB III KEPESERTAAN SISTEM BI-RTGS

BAB III KEPESERTAAN SISTEM BI-RTGS III. 1 Lampiran SE No.4/10/DASP tgl. 26 Juni 2002 BAB III KEPESERTAAN SISTEM BI-RTGS Peserta dalam Sistem BI-RTGS terdiri dari Bank Umum, Pihak selain Bank serta Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI) dan

Lebih terperinci

No. 10/16/DPM Jakarta, 31 Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No. 10/16/DPM Jakarta, 31 Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH No. 10/16/DPM Jakarta, 31 Maret 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH Perihal : Tata Cara Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Melalui Lelang. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities) No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities) Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/12/PBI/2016

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 12 /PBI/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/2/PBI/2008 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK, PIALANG PASAR UANG DAN PIALANG PASAR MODAL DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK, PIALANG PASAR UANG DAN PIALANG PASAR MODAL DI INDONESIA No. 6/21/DPM Jakarta, 26 April 2004 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK, PIALANG PASAR UANG DAN PIALANG PASAR MODAL DI INDONESIA Perihal: Tata Cara Pembelian dan atau Penjualan Surat Utang Negara oleh Bank

Lebih terperinci

No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010

Lebih terperinci

Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG

Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG No. 10/23/DPM 2008 SURAT EDARAN Jakarta, 14 Juli 2008Juli Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/1/DPM tanggal 3 Januari 2005 perihal Pelaksanaan

Lebih terperinci

No.6/9/DPM Jakarta, 16 Februari S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No.6/9/DPM Jakarta, 16 Februari S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No.6/9/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek Bagi Bank Syariah

Lebih terperinci

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/DPM tanggal 16 Februari Lampiran 1 Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BROKER BIDDING LIMIT

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/DPM tanggal 16 Februari Lampiran 1 Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BROKER BIDDING LIMIT Lampiran 1 Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BROKER BIDDING LIMIT Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Operasi Pasar Uang Gedung B Lantai 10 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10010

Lebih terperinci

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal: Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/23/DPM tanggal

Lebih terperinci

No.10/29/DPM Jakarta, 2 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

No.10/29/DPM Jakarta, 2 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA No.10/29/DPM Jakarta, 2 September 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Pengajuan Permohonan, Pelaporan, dan Pengawasan Sub-Registry

Lebih terperinci

No.3/ 24 /DPM Jakarta, 16 November 2001 SURAT EDARAN. Perihal: Tata Cara Penatausahaan Obligasi Pemerintah

No.3/ 24 /DPM Jakarta, 16 November 2001 SURAT EDARAN. Perihal: Tata Cara Penatausahaan Obligasi Pemerintah No.3/ 24 /DPM Jakarta, 16 November 2001 SURAT EDARAN Perihal: Tata Cara Penatausahaan Obligasi Pemerintah Menunjuk Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/2/PBI/2000 tanggal 21 Januari 2000 tentang Penatausahaan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. SBI Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4835)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. SBI Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4835) No. 50, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. SBI Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4835) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 11

Lebih terperinci

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Kriteria dan Persyaratan Surat Berharga, Peserta dan Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter Sehubungan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tujuan Bank Indonesia guna

Lebih terperinci

No. 11/8/DPM Jakarta, 27 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

No. 11/8/DPM Jakarta, 27 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA No. 11/8/DPM Jakarta, 27 Maret 2009 November 2003 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Transaksi

Lebih terperinci

Contoh Surat Pengajuan FPJP

Contoh Surat Pengajuan FPJP Lampiran-1 Nomor: Kepada *) Biro Operasi Moneter Direktorat Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Contoh Surat Pengajuan FPJP Perihal : Permohonan Fasilitas Pendanaan Jangka

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/26/PBI/2000 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/26/PBI/2000 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/26/PBI/2000 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA Menimbang : a. bahwa untuk meminimalkan risiko dalam sistem pembayaran di Indonesia,

Lebih terperinci

No. 17/31/DPSP Jakarta, 13 November 2015 SURAT EDARAN

No. 17/31/DPSP Jakarta, 13 November 2015 SURAT EDARAN No. 17/31/DPSP Jakarta, 13 November 2015 SURAT EDARAN Perihal : Penyelenggaraan Penatausahaan Surat Berharga Melalui Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

No.11/ 14 /DPM Jakarta, 18 Mei 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

No.11/ 14 /DPM Jakarta, 18 Mei 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA No.11/ 14 /DPM Jakarta, 18 Mei 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Perubahan Atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/29/DPM tanggal 2 September

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.84, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. Bank Indonesia. Bank Umum. Operasi Moneter. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5141) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Perubahan Kelima atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 perihal

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA No.5/ 7 /DPM Jakarta, 21 Maret 2003 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA Perihal : Persyaratan dan Tata Cara Penunjukan Sub-Registry Untuk Penatausahaan Surat Utang Negara

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum No. 10/ 39 /DPM Jakarta, 14 November 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal : Kriteria dan Persyaratan Surat, Peserta, dan Lembaga Perantara, dalam Operasi

Lebih terperinci

No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/17/DPM tanggal 6 Juli 2010 Perihal Koridor Suku Bunga (Standing

Lebih terperinci

No. 17/37/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/37/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA No. 17/37/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal: Operasi Pasar Terbuka Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010

Lebih terperinci

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal : Kriteria dan Persyaratan Surat Berharga, Peserta, dan Lembaga Perantara,

Lebih terperinci