Bab 2 Landasan Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2 Landasan Teori"

Transkripsi

1 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi ( 品詞 ) atau Kelas Kata Setiap bahasa mempunyai kelas kata. Pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis atau kelas kata, sedangkan bunrui berarti penggolongan, klasifikasi, kategori atau pembagian. Jadi, hinshi bunrui dapat berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara gramatikal. Untuk mengklasifikannya perlu ditentukan kriteria/parameter. Parameter tersebut dapat beragam bergantung pada pemahaman seseorang terhadap kaidah gramatika suatu bahasa atau kesadaran seseorang terhadap rasa bahasanya. Oleh sebab itu, terdapat klasifikasi kata yang bervariatif. Mengenai hinshi, Masuoka dan Takubo (1992:4) dalam buku Kiso Nihongo Bunpou mengemukakan bahwa yang dimaksud hinshi yaitu: 語は文の材料であり ぶんの組み立てる上で一定の働きをする この働きの違いによって語を種類分けしたものが 品詞 である Yang artinya Bahasa meupakan materi dari sebuah kalimat, dan berfungsi membangun membangun kalimat tertentu. Terbaginya jenis jenis kata inilah yang disebut dengan hinshi. Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Doushi 動詞 (Verba) Yaitu salah satu jenis kata yang dapat mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi sebuah predikat. 2. Keiyoushi 形容詞 (Adjektiva) Yaitu kata yang menunjukkan bermacam macam kondisi atau situasi, dapat berperan sebagai predikat dan nomina yang menerangkan sifat. 3. Hanteishi 判定詞 Yaitu kata yang menggabungkan nomina untuk membentuk sebuah predikat. Hanteishi dibagi menjadi tiga, yaitu だ, である dan です 4. Jodoushi 助動詞 (Verba bantu) Yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri, dapat berubah bentuk, dan banyak melekat pada doushi, keiyoushi, juga pada jodoushi lain. 1

2 5. Meishi 名詞 (Nomina) Yaitu kata kata yang menunjukkan nama suatu tempat, benda, orang, peristiwa, keadaan, termasuk ke dalam meishi. Meishi dapat berdiri sendiri dan bisa menjadi subjek. Meishi tidak memiliki perubahan bentuk. 6. Fukushi 副詞 (Adverbia) Yaitu kata kata yang menerangkan verba, adjektiva, dan adverbial yang lainnya, tidak dapat berubah bentuk, dan berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana atau perasaan pembicara. 7. Joshi 助詞 (Partikel) Yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki perubahan. Bila kata ini terpisah dari kata lain, maka kata ini tidak mempunyai arti. Joshi 助詞 hanya berfungsi untuk menyambung kata kata jiritsugo dalam pembentukan kalimat bahasa Jepang dan juga menentukan arti kata tersebut. 8. Rentaishi 連体詞 (Pronomina) Yaitu kata yang secara keseluruhan memiliki fungsi untuk memodifikasi nomina atau pronomina. 9. Setsuzokushi 接続詞 (Konjugasi) Yaitu kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi untuk menyatakan hubungan antar kalimat atau bagian kalimat atau frase dengan frase. Setsuzokushi tidak bisa menjadi subjek, objek, predikat, ataupun kata yang menerangkan kata lain, dan tidak memiliki perubahan bentuk. 10. Kandoushi 感動詞 (Interjeksi) Yaitu kata yang dapat berdiri sendiri, pada umunya, menyatakan ekspresi, perasaan, cara memanggil, cara menjawab dan lain sebagainya. Kandoushi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. 11. Shijishi 指示詞 Yaitu kata yang digunakan untuk menunjukkan tempat atau benda yang berada dalam wilayah pembicara atau pendengar. 2.2 Teori meishi ( 名詞 ) atau Nomina 2

3 Dalam bahasa Jepang nomina dikenal dengan sebutan meishi. Dilihat dari huruf kanjinya kata meishi terdiri dari huruf kanji, yaitu yang pertama adalah huruf kanji 名 yang dibaca mei, dan na yang berarti nama. Sedangkan huruf kanji yang kedua adalah huruf kanji 詞 yang dibaca shi yang berarti kata. Masuoka dan Takubo (1992:33) mengatakan bahwa: 日本の名詞は 人名詞 物名詞 事態名詞 場所名詞 方向名詞 時間名詞 という基本的な意味に分けて考えることができる Artinya : Nomina bahasa Jepang adalah makna yang pada dasarnya dibagi atas kata nama orang, nama benda, nama tempat, hal dan waktu Teori Keishiki Meishi ( 形式名詞 ) Yoshikawa dalam bukunya keishiki meishi ga kore de wakaru (2003:1) mendefinisikan keishiki meishi sebagai berikut ini: 形式名詞というのは 実質的な意味を失っているが 名詞としての形式と働きをもつものである 日本語では この形式名詞が他のことばと組み合わさることにより きわめて重要な文法上の役割を担っている Artinya : Keishiki meishi adalah kata yang kehilangan makna yang sebenarnya dan menjadi kata benda yang hanya memiliki peranan secara formalitas. Dalam bahasa Jepang, jika dipadukan dengan kata lain maka akan memiliki fungsi penting secara tata bahasa. 2.3 Teori Tsumori ( つもり ) Kondou (2012:167) mendefinisikan tsumori adalah sebagai berikut: 通常 つもり は談話がなされる前から決意し固まっている意志を表すため その場でやろうと決めたことには使えないと指摘している なお つもり はその行動が実際に行われるかどうかは問題にしていないため 必ず実現するとは限らない Terjemahannya : Tsumori digunakan untuk menyampaikan keinginan yang benar benar ditetapkan dalam hati. Dalam kondisi ini, kata tsumori yang digunakan tidak mengacu pada menyampaikan suatu keinginan (yarou to) atau sesuatu yang telah ditetapkan sebelumnya (kimeta koto). Namun harus diingat bahwa kata kerja yang ditunjuk oleh tsumori ini belum pasti benar benar terjadi. Sedangkan Yoshikawa (2003:177) mendefiniskan tsumori pada umumnya mengekspresikan keinginan pembicaranya. Sebagai contoh yaitu iku tsumori desu mengekspresikan keinginan pembicaranya untuk pergi. Iku tsumori desu bisa digantikan 3

4 dengan ikou to omoimasu karena memiliki kemiripan dalam fungsi hyougen. Tetapi, jika kata kerja yang muncul sebelum kata tsumori adalah kata kerja bentuk lampau atau bentuk ta ( た形 ), maka fungsinya akan berbeda dengan kata kerja bentuk biasa atau bentuk ru ( ル形 ). Tsumori yang diikuti dengan bentuk biasa (iku tsumori) memiliki arti yang sangat berbeda dengan tsumori yang diikuti dengan bentuk lampau (itta tsumori). Tsumori yang diikuti dengan bentuk lampau mengekspresikan sakugo dan kasou, Yoshikawa (2003:177) contoh: 1) とらの絵を描いたつもりです < 錯誤 > Tora no e wo kaita tsumori desu. 2) 本を買ったつもりで貯金する < 仮想 > Hon o katta tsumori de chokin suru. Namun dalam penelitian berikutnya, sakugo diganti menjadi omoikomi. Omoikomi tidak hanya diikuti dengan bentuk kerja lampau saja, melainkan ada juga yang diikuti dengan bentuk biasa Tsumori da Yoshikawa (2003:178) menjabarkannya sebagai berikut: 現在形 + つもり は < 意志 > を表すとされているが それは意志動詞の場合だけで 形容詞や形容動詞などによる無意志表現の場合は意志を表さない また 意志動詞でも実現困難な動作を表す場合は つもり の特性から特別の意味 ニュアンスを表すことになる Tsumori dalam bentuk biasa mengekspresikan keinginan seseorang, namun hanya untuk kata kerja khusus verba keinginan, sedangkan adjektiva dan adjektiva na tidak mengekspresikan verba keinginan. Ditambah lagi, sekalipun verba keinginan, tsumori akan mengekspresikan nuansa makna khusus perbuatan untuk melakukan sesuatu yang sulit direalisasikan. Sedangkan menurut Kondou dan Himeno (2012:167) menjelaskan tsumori da sebagai berikut: つもりだ は 話し手が事前に決意し 発話時点ですでに 固っている 意志を表すと言われる Artinya : Tsumori da dikatakan mengekspresikan keinginan sebelum pembicara menentukan waktu untuk memulai pembicaraan yang sudah ditekankan Bentuk biasa verba ishi( ( 意志 )+ tsumori da Pada kasus ini, tsumori mengekspresikan keinginan. Seperti yang terdapat pada contoh kalimat berikut. 4

5 Contoh: 東京に行くつもりだ 本を読むつもりだ Tokyo ni iku tsumori da. Hon o yomu tsumori da. (Saya bermaksud pergi ke Tokyo. Saya bermaksud membaca buku.) Cara untuk mengekspresikan keinginan tidak hanya dengan menggunakan tsumori saja. Berikut merupakan cara mengekspresikan keinginan : Verba Contoh a. Dengan verba keinginan saja Iku. Ikimasu b. Dengan ishi kei (bentuk Ikou. Ikou to omoimasu keinginan) c. Menggunakan tsumori Iku tsumori da. Iku tsumori desu Adjektiva Bentuk Kata Sifat + Tsumori Da Yoshikawa (2003:178) berpendapat bahwa pada kasus ini pola kalimat tersebut tidak mengeskpresikan keinginan. Contohnya, watashi wa mada mada wakai tsumori desu. Kalimat tersebut mengekspresikan bahwa pembicara berpikir bahwa dia masih merasa muda. Bisa juga menunjukkan kepercayaan diri yang besar pembicaranya. Hal yang sama juga berlaku bagi adjektiva-na. Contohnya, watashi wa mada mada genki na tsumori desu. Berikut merupakan pendapat dari Yoshikawa (2003:178) mengenai hubungan adjektiva dan adjektiva-na dengan tsumori yaitu sebagai berikut: 形容詞や形容動詞 ( ナ形容詞 ) は状態を表すことばである つまり 状態を表すことばが つもり の前に来ると < 思いこみ > を表す と言えそうである しかし そうではない いる は状態動詞である 同時に意志動詞である したがって いるつもり は < 意志 > の意味になる 形容詞や形容動詞は状態を表すと同時に無意志表現をなすものである 無意志表現 + つもり が < 思いこみ > を表すのである Adjektiva dan adjektiva-na adalah kata yang mengekspresikan suatu keadaan. Dengan kata lain, kata yang mengeskpresikan keadaan yang berada di depan kata tsumori akan mengeskpresikan tekad atau curahan pikiran seseorang terhadap keadaanya. Namun, tidak berarti kemudian. Iru adalah kata kerja keterangan dan di saat yang sama adalah kata kerja keinginan juga. Dengan demikian, iru tsumori mempunyai makna keinginan. Adjektiva dan adjektiva na mengeskpresikan sebuah keadaan dan di saat yang sama berfungsi sebagai hyougen tanpa keinginan bentuk hyougen tanpa keinginan + tsumori mengekspresikan omoikomi (dalam ingatannya) Verba Bermakna Aksi Perbuatan yang Sulit Dilaksanakan 5

6 Verba bermakna aksi perbuatan yang sulit dilaksanakan terdapat pada kalimat berikut: 私は医者になるつもりだ Watashi wa isha ni naru tsumori da. Yang artinya, saya bermaksud untuk menjadi dokter. Isha ni naru sendiri mengeskpresikan keinginan pembicara untuk menjadi dokter. Isha ni naru tsumori da bisa diganti dengan isha ni narou to omou. Namun, menjadi seorang dokter bukanlah hal yang mudah. Orang yang mengucapkan isha ni naru tsumori da mungkin memiliki kepercayaan diri yang besar akan kemampuannya untuk menjadi dokter. Menurut Yoshikawa (2003:179) ketika verba keinginan + tsumori, maka kalimat tersebut akan mengekspresikan kepercayaan diri yang besar. Sehingga pembicara berpikir bahwa dia mampu menjadi dokter adalah suatu bentuk kepercayaan diri yang besar Bentuk biasa + tsumori datta Frase iku tsumori dan frase ikou to omou kurang lebih memiliki makna yang sama. Karena itu, frase iku tsumori datta dan frase ikou to omotta juga memiliki makna yang kurang lebih sama. Contoh: Ryokou ni iku tsumori datta / ryokou ni ikou to omou Hon o kau tsumori datta / hon o kaou to omotta Akan tetapi, terdapat perbedaan pada kalimat berikut: a. Ikou to omotta. Soshite itta b. Ikou to omotta. Shikashi, ikenaku natte shimatta c. Iku tsumori datta. Soshite, itta d. Iku tsumori datta. Shikashi, ikenaku natte shimatta Ikou to omotta bisa disambung dengan soshite dan shikashi. Iku tsumori datta tidak bisa disambung dengan soshite, namun dapat disambung dengan shikashi. Dengan kata lain, kalimat yang mengandung tsumori memiliki makna bahwa ada kemungkinan apa yang menjadi tujuan pembicara bisa saja tidak terjadi. (Yoshikawa 2003:179) Fungsi Makna Tsumori yang Terdapat Dalam Kalimat Dialog Berikut ini penulis akan menjelaskan fungsi makna tsumori yang terdapat dalam dialog. Lihat dua kalimat dibawah ini: 1. Kono hito, keirin senshu ni naru tsumori nan desu. (orang ini bermaksud untuk jadi atlet balapan sepeda) 2. Doushitemo ukeru tsumori? Tokyo no gakkou. 6

7 (apakah kamu bersikeras untuk mengambil ujian masuk seolah di Tokyo) (Yoshikawa 2003:182) Kalimat pertama memiliki nuansa keirin senshu ni no wa muri darou ga yang berarti pembicara menyatakan keraguannya akan kemampuan orang yang dibicarakannya untuk menjadi atlet balapan sepeda. Kalimat kedua mengisyaratkan keraguan pembicara akan kemampuan lawan bicaranya untuk bisa lulus ujian masuk melalui pertanyaannya (doushitemo ukeru tsumori?), bisa dikatakan bahwa tsumori seperti ini memiliki nuansa muri kamoshirenai. Yang artinya tidak mungkin bisa terjadi. Dengan kata lain, tsumori bisa dijadikan kata kunci untuk mengekspresikan sesuatu yang sulit direalisasikan. Tetapi, yang dimaksud sulit untuk direalisasikan bukan berdasarkan dialognya, melainkan subjek dialognya. Pada kalimat pertama objek dialognya adalah keirin senshu pada kalimat kedua adalah tokyo gakkou. Subjek pada kalimat pertama adalah kono hito dan subjek pada kalimat kedua adalah lawan bicaranya, terdapat dalam kalimat berikut ini: a. Fuyu yasumi ni wa ryokou ni ikimasu b. Fuyu yasumi ni wa ryokou iku tsumori desu c. Fuyu yasumi ni wa ryokou ni iku tsumori desu ga, ikenaru kamoshiremasen. (Yoshikawa 2003:182) Ikimasu pada kalimat a mengindikasikan keinginan yang sudah pasti terlaksana. Iku tsumori desu, pada kalimat b mengekspresikan bahwa pembicara memiliki keinginan untuk melakukan hal itu. Kalimat c memiliki nuansa perbuatan itu tidak terealisasi Verba Bentuk Lampau + Tsumori da Verba bentuk lampau + tsumori da terdapat kalimat berikut ini: 1. 確かに火を消したつもりだ Tashika ni hi wo keshita tsumori da. (saya yakin bahwa saya telah memadamkan api) 2. いい本を買ったつもりです Ii hon wo katta tsumori desu. (saya yakin bahwa buku yang saya beli bagus) 3. とらの絵をかいたつもりです Tora no w wo kaita tsumori desu. (saya yakin bahwa saya telah menggambar macam) (Yoshikawa 2003:182) 7

8 Menurut Yoshikawa (2003:182) verba bentuk lampau + tsumori da adalah sebagai berikut: 過去形 +つもり は 現在形 +つもり と全く異なる意味を表す Artinya: Tsumori bentuk lampau dengan tsumori bentuk biasa mengekspresikan arti yang sangat berbeda. Kalimat 1 mengungkapkan pembicara berpikir bahwa dia telah memadamkan api. Pada kalimat 2, kata hon (buku) diikuti oleh kata keterangan ii (bagus), sehingga artinya adalah pembicara berpikir bahwa buku yang telah dia beli itu adalah buku yang bagus. Sedangkan kalimat 3, tanpa menghiraukan bahwa kenyataannya dalam lukisan tersebut terlihat adalah misalnya seekor kucing, pembicara (yang melukis lukisan tersebut) bersikeras bahwa dia bermaksud untuk melukis seekor macan. Ketiga kalimat tersebut sama-sama mengekspresikan omoikomi (dalam ingatannya) Tsumori de Yoshikawa (2003:180) mangatakan bahwa tsumori de apabila digunakan di tengah kalimat, juga dapat ditambahkan pada akhir kalimat. Memiliki fungsi yaitu mengekspresikan perbuatan verba keinginan dan sesuatu yang sulit direalisasikan Verba Ishi + Tsumori de yang Mengekspresikan Keinginan Yoshikawa (2003:180) mengungkapkan bahwa jika dalam bentuk verba keinginan biasa, misalnya iku tsumori artinya sama dengan ikou to omou, maka iku tsumori de artinya sama dengan ikou to omotte. Dengan kata lain, artinya mengekspresikan keinginan. Selain itu, bentuk tsumori ini juga menyatakan perbuatan yang dilakukan untuk merealisasikan maksud atau niat seseorang. Perhatikan dua contoh kalimat berikut ini: 1. 年末に旅行に行くつもりでそのときの日程をあけておいて (saya mengosongkan jadwal pada waktu akhir tahun dengan maksud untuk pergi bertamasya) 2. 優勝するつもりで 懸命に走った (saya berlari dengan bersungguh-sungguh dengan maksud juara) (Yoshikawa 2003:180) Kedua kalimat di atas sama menggunakan kata tsumori de diikuti oleh sebuah frase yang mengandung kata kerja. Kalimat pertama mengandung kata akete oite yang artinya 8

9 membuka atau mengosongkan, dan kalimat kedua mengandung kata hashitta yang artinya berlari. Kata akete oite digunakan untuk oleh pembicaranya untuk menerangkan perbuatannya demi merealisasikan keinginannya, yaitu pergi bertamasya. Sama halnya dengan kata hashitta digunakan oleh pembicaranya untuk menerangkan perbuatannya demi merealisasikan keinginannya, yaitu menjadi juara Verba Ishi + Tsumori de yang Mengekspresikan Sesuatu yang sulit Dilaksanakan 優勝する 1 位になる 合格する (yuushou suru, ichi i ni naru, goukaku suru) bila diterjemahkan menjadi menjadi juara, jadi juara 1, lulus. Ketiga kata tersebut adalah verba keinginan. Dengan demikian, yuushou suru tsumori de yang artinya sama dengan yuushou to omotte yang memiliki arti mengekspresikan keinginan. Kalimat jenis ini bergantung dari kasus masing-masing, maka maknanya yang berbeda seperti: ada tidaknya kalimat jenis ini memiliki arti ganbaru (berjuang) setelahnya. Ada tidaknya kalimat yuushou dekiru to... (bisa menjadi juara) memiliki arti omoikomi (dalam ingatannya). Hal itu tergantung dari kasus masing-masing maka maknanya pun akan berbeda. Bagaimana pun juga, bisa dibilang ada nuansa kepercayaan diri yang besar akan kemampuannya sendiri. Dengan kata lain, pada kasus ini tsumori de mengekspresikan keinginan, namun akan menimbulkan nuansa kepercayaan diri yang besar dan pada akhirnya akan menimbulkan nuansa bahwa pembicara tercurahkan pikirannya pada keyakinannya tersebut Bentuk 名詞の + つもり (meishi no + tsumori) Menurut Yoshikawa (2003:184) mengenai bentuk tsumori ini adalah: つもり の前が名詞だったら の を介してつながれる 名詞は動詞と違って< 意志 >を表さないから < 思い込み>か< 仮想 >の意味になる Apabila di depan kata tsumori adalah kata benda, maka bisa dihubungkan dengan partikel no. Karena kata benda berbeda dengan kata kerja maka tidak mengekspresikan sebuah keinginan, melainkan omoikomi (dalam ingatan si pembicara) atau kasou (kalimat yang mengekspresikan asumsi). Contoh: トレーニングのつもりで腕がふりまわす (saya mengayunkan lengan sebagai latihan) 9

10 Dalam kalimat di atas, トレーニング tidak hanya mengekspresikan omoikomi (pembicaranya tercurahkan pikiran akan sesuatu; bertekad) tetapi juga memiliki makna kasou (kalimat yang mengekspresikan asumsi) Verba Bentuk Lampau + Tsumori de Verba bentuk lampau + tsumori de terdapat dalam kalimat berikut ini: 1. 火を消したつもりで外出した Hi wo keshita tsumori de gaishuttsu shita (saya yakin sudah memadamkan api lalu keluar) 2. 小さい子どもになったつもりで遊ぼう Chiisai kodomo ni natta tsumori de asobou (ayo bermain seperti anak kecil) 3. 死んだつもりでがんばります Shinda tsumori de ganbarimasu (saya akan berjuang seolah seolah sampai mati) 4. 本を買ったつもりで貯金した Hon wo katta tsumori de chokin shita (saya menabung untuk membeli buku) (Yoshikawa 2003:182) Menurut Yoshikawa (2003:182) bentuk lampau + tsumori de adalah sebagai berikut: 過去形 +つもりで は< 思い込み>を表す場合と< 仮想 >を表す場合とがある Artinya: Tsumori bentuk lampau + tsumori de mengekspresikan omoikomi dan Kasou. Kalimat 1 memiliki arti pembicaraanya berpikir bahwa dia sudah memadamkan api (sebelum dia keluar). Kalimat 2 pembicaraannya sadar bahwa dia tidak bisa kembali menjadi anak kecil sehingga dia mengatakan kodomo ni natta tsumori de. Dia berasumsi bahwa dia menjadi anak kecil. Karena itu, pembicara sadar betul bahwa apa yang dia ucapkan sangat berbeda dengan kenyataannya sehingga dia hanya berasumsi <kasou> mengenai hal itu. Kalimat 3 dan 4 adalah contoh mengenai asumsi <kasou>. Pada kalimat 3, pembicara tidak mati. Dia hanya berasumsi mengenai hal itu saja. Pada kalimat 4 pun pembicara tidak membeli buku tersebut. Dia hanya berasumsi membeli buku tersebut. Kalimat-kalimat tersebut adalah contoh tipikal kalimat yang mempunyai dua makna yaitu kasou (berasumsi) dan omoikomi (dalam ingatannya). 10

11 2.4 Bentuk Verba Tsumori wa nai dan Verba nai tsumori Verba tsumori wa nai dan verba nai tsumori dalam kalimat berikut ini: 1. 旅行に行くつもりはありません Ryokou ni iku tsumori wa arimasen (saya tidak bermaksud untuk pergi wisata) 2. 旅行に行かないつもりです Ryokou ni ikanai tsumori desu (saya tidak bermaksud untuk pergi wisata) (Yoshikawa 2003:184) Berikut adalah pendapat Yoshikawa (2003:184) mengenai hal tersebut: V つもりはない は V つもりだ の否定の形で よく使われる それに比べて V つもり はあまり使われない 行くつもりはない は 行くという意志は全くない という意味になる これに対して 行かないつもり は 行かないという意志があることはあるが ひょっとしたら逆の事態 ( 行くこと ) になるかもしれない というニュアンスを含む Verba tsumori wa nai adalah bentuk negatif dari verba tsumori da dan sering digunakan. Apabila dibandingkan dengan bentuk itu, bentuk verba nai tsumori jarang digunakan. Arti dari iku tsumori wa nai adalah sama sekali tidak punya tujuan atau maksud untuk pergi. Terhadap hal tersebut, ikanai tsumori berarti bahwa pembicara punya niat atau tujuan untuk tidak pergi, namun ada nuansa kemungkinan pada akhirnya dia pergi juga (keadaan yang sebaliknya dengan yang dia ucapkan). 2.5 Bentuk V ているつもり と V つもりでいる (verba te iru tsumori) dan (verba tsumori de iru) Bentuk V ているつもり と V つもりでいる (verba te iru tsumori) dan (verba tsumori de iru) dalam kalimat berikut ini: 1. いつまで泊っているつもりか 2. 慣れているつもりです 3. よく知っているつもりです 4. 読むつもりでいる (Yoshikawa 2003:185) Perbedaan antara ke empat kalimat tersebut dijelaskan oleh Yoshikawa (2003:185) adalah sebagai berikut: 11

12 V ているつもり は その V ている の意味によって違ってくる 一般に 意志動詞では動作の継読を表し< 意志 >の意味となり 無意志動詞では結果の状態を表し< 思い込み>の意味になる Verba te iru tsumori akan memiliki makna yang berbeda tergantung dari verba te iru. Pada umumnya, verba keinginan mengekspresikan kelanjutan sebuah perbuatan dan memiliki arti keinginan, sementara dengan verba tanpa keinginan mengekspresikan omoikomi yaitu keadaan hasil sebuah perbuatan. Kalimat 1 mengekspresikan keinginan untuk melanjutkan menginap. Kalimat 2 mengekspresikan pembicaranya yakin dapat terbiasa, dan memiliki kepercayaan diri yang besar pada keterampilannya. Kalimat 3 mengekspresikan keyakinan pembicaranya bahwa dia mengetahui sesuatu. Verba tsumori de iru, seperti halnya pada kalimat 4, yaitu mengekspresikan pembicaranya tetap memiliki keinginan tersebut. 2.6 Bentuk その ( そんな どういう ) つもり [sono (sonna, dou iu) tsumori] Yoshikawa (2003:185) mendefinisikan tsumori ini, adalah sebagai berikut: 次に つもり の前に その そんな どういう ということばが 付いた言い方 つまり そのつもり そんなつもり どういうつもり について 考えてみよう これらは 特に談話機能として重要な役割を果たしていると思われるので それについて重点的に述べることにする Selanjutnya, mari coba pikirkan bentuk tsumori yang di depannya muncul kata sono, sonna, dou iu, dengan kata lain menjadi sono tsumori, sonna tsumori, dou iu tsumori. Di bawah ini merupakan pendapat Yoshikawa (2003:185) mengenai sono tsumori: そのつもり の その は 談話において前の発話者のことばを受ける場合と 当人のことばを受ける場合とがある また 受けることば動詞の場合もあり 名詞の場合もある Sono pada sono tsumori bisa merujuk pada suatu hal yang disebutkan oleh pembicaranya dan juga bisa merujuk pada suatu hal yang disebutkan lawan bicaranya. Selain itu, hal yang disebutkan bisa berupa verba atau bisa berupa nomina. Sono tsumori terdapat dalam kalimat dibawah ini: A. これから美術館へいらっしゃいますか? Korekara bijutsukan e irasshaimasuka? 12

13 Apakah anda sekarang akan pegi ke galeri? B. ええ そのつもりです Ee, sono tsumori desu Ya, saya bermaksud demikian. (Yoshikawa 2003:185) Pada kalimat di atas, kata sono yang diucapkan oleh B terdapat dalam ucapan A (irasshaimasu), dengan kata lain B menerima verba iku. Irassharu adalah bentuk bahasa sopan (sonkeigo) dari iku. Untuk menghindari pengulangan maka digunakan frase sono tsumori desu. Dengan kata lain, sono tsumori berfungsi menyatakan keinginan. Pada kasus ini sono tidak bisa dihilangkan demi penghematan. Jadi ee, tsumori desu tidak bisa digunakan. Pendapat Yoshikawa (2003:187) mengenai dou iu tsumori sebagai berikut: a. どういうつもりであんなばかげたことをしたんだ b....( 何も聞いてない振りをする ) いったいどういうつもりなんだ Pada kalimat a menunjukkan bahwa pembicara hanya menanyakan alasan yang dibuat oleh pendengar pada masa lampau. Sedangkan kalimat b menunjukkan bahwa pembicara lebih menekan pertanyaannya kepada si pemdengar kenapa mengambil sikap seperti itu. Kata dou merupakan sebuah pertanyaan, dan biasanya apabila kalimat terakhirnya merupakan n da atau no da akan menjadi kalimat pertanyaan. 13

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. bisa dipilah lagi antara lain menjadi gramatika zaman Nara dan zaman Heian.

Bab 2. Landasan Teori. bisa dipilah lagi antara lain menjadi gramatika zaman Nara dan zaman Heian. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi ( 品詞 ) atau Kelas Kata Berdasarkan masa atau zaman pemakaian Bahasa Jepang, dikenal istilah koogo bunpo ( 口語文法 ) atau gramatika bahasa Jepang klasik. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang menarik untuk dipelajari karena bahasa sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Agar memperoleh ketepatan dalam penggunaan kata pada sebuah kalimat, maka diperlukan pengetahuan untuk menguasai makna dan konsep dalam kata-kata yang dipilih. Pengetahuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 品詞 Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu kelas

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat dipakai

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Joshi adalah penghubung atau kata bantu didalam kalimat dari satu kata ke kata lain atau dari satu klausa ke klausa lain (Masuoka, 1993, hal:49). Joshi sendiri memiliki beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Danwa ( 談話 ) Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse (wacana), teks atau bunshou (karangan). Danwa adalah ungkapan bahasa berupa suatu

Lebih terperinci

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat,

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat, Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat, arah, dan waktu (Masuoka, 1993: 49). Meishi memiliki jenis-jenis dan fungsi yang berbeda-beda. Pada kesempatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という Bab 2 Landasan Teori 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という Yang disebut dengan Hinshi adalah pengelompokan kata yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Penulis akan membagi teori yang dipakai dalam penelitian ini menjadi 5 bagian, yaitu: 2.1 Teori Pragmatik

BAB 2 LANDASAN TEORI. Penulis akan membagi teori yang dipakai dalam penelitian ini menjadi 5 bagian, yaitu: 2.1 Teori Pragmatik BAB 2 LANDASAN TEORI Penulis akan membagi teori yang dipakai dalam penelitian ini menjadi 5 bagian, yaitu: 2.1 Teori Pragmatik Yule (2006:3-5) menyatakan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus. Begitu pula dalam bahasa Jepang yang memiliki ciri khusus. Salah satu ciri khusus tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang memiliki keunikan-keunikan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu keunikan bahasa Jepang tersebut adalah adanya nomina abstrak

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 品詞 ) 2.1 Teori Kelas Kata ( 品詞 Sama halnya dengan bahasa-bahasa lain, dalam bahasa Jepang juga mengenal kelas kata atau hinshi ( 品詞 ). Pada setiap kelas kata (hinshi) tersebut memiliki

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) mengungkapkan bahwa hinshi ( 品詞 ) atau kelas kata terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya : a) Doushi ( 動詞 ) atau verba Merupakan salah satu

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan Bab 2 Landasan Teori 2.1 Hinshi Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan hinshi. Menurut Masuoka dan Takubo (1993:4) yang dimaksud dengan hinshi adalah: 語は文の材料であり ぶんの組み立てる上で一定の働きをする

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Secara umum pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan hinshi.

Bab 2. Landasan Teori. Secara umum pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan hinshi. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Secara umum pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan hinshi. Mengenai hinshi, Masuoka dan Takubo (1993:4) mengemukakan yang dimaksud dengan hinshi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau komunikasi. Apa yang terdapat pada komunikasi tersebut terdapat

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang perlu berkomunikasi dengan sesama, salah satunya menggunakan media bahasa yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan suatu pesan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hidup dan hubungan antarmanusia. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Bahasa pun bersifat unik, dalam arti setiap bahasa mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak terlepas dari budaya. Salah satu unsur penting dalam budaya adalah bahasa. Manusia tidak mungkin hidup tanpa bahasa karena manusia dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi)

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室 DIKTAT KULIAH Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 中級日本語 New Approach Japanese Intermediate Course 日本語研究者教材開発室 By: 小柳昇 (2002,203,2004) Pengantar Diktat ini disusun untuk memberikan penjelasan dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia adalah kata keterangan yang memerikan keterangan atau informasi tentang suatu keadaan. Adverbia

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BJ システムについて Mengenai BJ System

BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムは日本語の文法 および漢字を基準にして独自に開発したシステム教材です BJ System adalah sistem pembelajaran bahasa Jepang yang berdasarkan tata bahasa dan tulisan KANJI. 文法を基準にしておりますので 汎用性の高い日本語を習得できます

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN 1.1.1 LATAR BELAKANG Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 bagian yaitu doushi (verba), i-keiyoushi (adjektiva),

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Joshi( 助詞 ) Dalam kalimat bahasa Jepang, joshi( 助詞 )memiliki peranan yang sangat vital, baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Untuk berkomunikasi antar sesama, manusia menggunakan bahasa. Menurut Sutedi, bahasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI OLEH HELDA DEWI ARINDAH NIM 105110200111005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Sintaksis Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan.

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI DENNY KUSNO NURRAKHMAN, Herniwati 1, Linna Meilia Rasiban 2 Departemen Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur kalimatnya. Makna kalimat tersebut ditandai dengan hadirnya tanda baca, atau kata-kata

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: LAILA TURROHMAH

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki keunikan tersendiri. Salah satu bahasa yang memiliki keunikan dan karakteristik yaitu bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat yang tidak sesuai dengan maksud si pembicara, sehingga maksud dan keinginan yang dikehendaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Haseigo Menurut Masuoka dan Takubo (2000:10) yang dimaksud dengan haseigo adalah sebagai berikut:

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Haseigo Menurut Masuoka dan Takubo (2000:10) yang dimaksud dengan haseigo adalah sebagai berikut: Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Haseigo Menurut Masuoka dan Takubo (2000:10) yang dimaksud dengan haseigo adalah sebagai berikut: ある語に付加的要素が付いてできる語を派生語という この付加的要素を 接辞 という また 接辞の付加を受ける 派生語の中心要素を 派生語幹

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang baik dengan lisan maupun tulisan. Manusia dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI OLEH DWI YULI HERAWATI NIM 115110600111002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah たび (bisa juga dibaca 度 ど jika menempel dengan morfem lain) merupakan salah satu kata dalam bahasa Jepang yang bisa masuk ke dalam beberapa kategori. Dalam Daijiten

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, atau berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, atau berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat dalam berinteraksi, atau berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian bahasa merupakan alat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA

DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA 0911120097 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BANTU RASHII DAN MITAI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BANTU RASHII DAN MITAI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BANTU RASHII DAN MITAI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI OLEH: APRILYA RENI VERDIANTI 115110600111016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang definisi atau pengertian tentang Hinshi, Joshi, Kakujoshi serta penjelasan fungsi partikel ga dalam bahasa Jepang berdasarkan dengan data

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci