BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Yandi Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pelatihan Pelatihan adalah untuk meningkatkan kompetensi (pengetahuan,ketrampilan,dan perilaku) karyawan agar mampu mengerjakan pekerjaan yang sekarang atau karyawan mampu melaksanakan pekerjaan yang lebih besar tanggung jawabnya dalam posisi yang lebih tinggi dengan baik. Harjana (2002) Training atau Pelatihan adalah kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja pekerja dalam pekerjaan yang diserahkan kepada mereka.gomes (2003) mengatakan bahwa Pelatihan lebih sebagai sarana yang ditujukan pada upaya untuk lebih mengaktifkan kerja para anggota organisasi yang kurang aktif sebelumnya, mengurangi dampak negative yang dikarenakan kurangnya pendidikan, pengalaman yang terbatas, atau kurangnya kepercayaan diri dari anggota atau kelompok anggota tertentu. Dessler (2006) mengatakan bahwa Pelatihan adalah proses terintegrasi yang digunakan oleh pengusaha untuk memastikan agar para karyawan bekerja untuk mencapai tujuan organisasi". Pernyataan tersebut memiliki makna bahwa pendekatan terintegrasi dan berorientasi pada tujuan untuk menugaskan,melatih,menilai dan memberikan penghargaan pada kinerja karyawan. Menurut Hamalik (2007), pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga professional ke pelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan kemampuan efektivitas dan kinerja dalam suatu organisasi.
2 2.2 Evaluasi Pelatihan Widoyoko (2012), evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan penilaian, pengukuran maupun tes. Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (1985) menyatakan bahwa : Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing descriptive and judgmental information about the worth and merit of some object s goals, design, implementation, and inpact in order to guide decision making, serve needs for accountability, and promote understanding of the involved phenomena. Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Komite Studi Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas, 1994), menyatakan bahwa : Evaluation is the process of as certaining the decision of concern, selecting appropriate information, and collecting and analyzing information in order to report summary data useful to decision makers in selecting among alternatives. Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya. Selanjutnya Griffin & Nix (1991) menyatakan : Measurement, assessment and evaluation with the criteria is a measurement, the interpretation and description of the evidence is an assessment and the judgement of the value or implication of the behavior is an evaluation.
3 Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment), sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, penilaian (assessment) merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan nilai atau implikasi perilaku. Brikerhoff (1986) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Menurut Brikerhoff (1986), dalam pelaksanaan evaluasi ada tujuh elemen yang harus dilakukan, yaitu : 1) penentuan focus yang akan dievaluasi (focusing the evaluation),2) penyusunan desain evaluasi (designing the evaluation), 3) pengumpulan informasi (collecting information), 4) analisis dan intepretasi informasi (analyzing and interpreting), 5) pembuatan laporan (reporting information), 6) pengelolaan informasi (managing evaluation), 7) evaluasi untuk evaluasi (evaluating evaluation). Dalam pengertian tersebut menunjukan bahwa dalam melakukan evaluasi, evaluator pada tahap awal harus menentukan focus yang akan dievaluasi dan desain yang akan digunakan. Hal ini berarti harus ada kejelasan apa yang akan dievaluasi yang secara implicit menentukan adanya tujuan evaluasi, serta adanya perencanaan bagaimana melaksanakan evaluasi. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data, menganilisis dan membuat interpretasi terhadap data yang terkumpul serta membuat laporan. Selain itu, evaluator juga harus melakukan pengaturan terhadap evaluasi dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam melaksanakan evaluasi secara keseluruhan. Weiss (1972) menyatakan bahwa tujuan evaluasi adalah : The purpose of evaluation research is to measure the effect of program against the goals it set out accomplish as a means of contributing to subsuquest decision making about the program and improving future programming. Ada empat hal yang ditekankan pada rumusan tersebut, yaitu : 1) menunjuk pada penggunaan metode penelitian, 2) menekankan pada hasil suatu
4 program, 3) penggunaan kriteria untuk menilai, dan 4) kontribusi terhadap pengambilan keputusan dan perbaikan program di masa mendatang. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, mengintepretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak/hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program. 2.3 Tujuan Evaluasi Pelatihan Sudjana (2008) menyatakan berbagai macam tujuan evaluasi,yaitu : 1. Memberikan masukan untuk perencanaan program 2. Memberikan masukan untuk kelanjutan,perluasan dan penghentian program 3. Memberikan masukan untuk memodifikasi program 4. Memperoleh Informasi tentang factor pendukung dan penghambat program 5. Memberi masukan untuk memahami landasan ke ilmuan bagi evaluasi program Kirkpatrick(1998)mengatakan bahwa evaluasi suatu pelatihan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggara pelatihan itu sendiri dan bahwa evaluasi itu merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar pelatihan secara keseluruhan dapat berlangsung dengan efektif. Model evaluasi pelatihan yang dikembangkan oleh Kirkpartick (1998), meliputi empat tingkatan dalam mengembangkan evaluasi pelatihan,yaitu :
5 1. Reaksi Dalam hal ini, yang diukur atau dievaluasi adalah reaksi peserta terhadap pelatihan. Reaksi peserta terhadap pelatihan mencakup atensi peserta terhadap totalitas pelatihan, persepsi peserta terhadap komponen pelatihan seperti pengajar/instruktur, topik, jadwal, peralatan yang digunakan, dan sebagainya. Pada level reaksi ini, evaluasi ditujukan pada kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan dan sikap positif yang ditunjukkan peserta. 2. Pembelajaran Evaluasi terhadap pembelajaran bertujuan untuk mengetahui hasil yang telah diperoleh peserta selama proses pembelajaran. Hasil pembelajaran dapat berbentuk penambahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap atau perilaku. Perilaku dalam hal ini adalah sikap terhadap pengetahuan dan keterampilan baru yang diperolehnya. 3. Perilaku Evaluasi terhadap perilaku ditujukan untuk mengetahui dampak dari pelatihan terhadap perilaku dalam bekerja. Dalam konteks ini, juga dievaluasi proses transfer pengetahuan, keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan di lingkungan kerjanya. Tentu saja, proses transfer ini juga dipengaruhi oleh kondisi dalam lingkungan pekerjaan. 4. Hasil Evaluasi hasil pelatihan ditujukan untuk mengetahui dampak dari pelatihan terhadap kinerja perusahaan. Salah satu perangkat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil ini adalah Return on Training Investment (ROTI). 2.4 Return On Training Investment (ROTI) ROTI adalah perhitungan yang membandingkan biaya terhadap manfaat dan memberikan gambaran yang akurat dengan berfokus pada tingkat pengembalian yang dapat diukur dan di konversi ke nilai mata uang. Analisis ROTI adalah untuk menjawab pertanyaan: setiap rupiah yang dihabiskan untuk pelatihan dan berapa nilai yang di kembalikan kepada perusahaan?. Dengan ROTI dapat mengidentifikasi pengembalian Investasi Pelatihan dan memberikan jawaban konkret pertanyaan diatas. Hal ini jelas pentingbagi perusahaan untuk
6 memiliki langkah-langkah yang akurat daritingkat pengembalian investasi(roi) dalam pelatihan karyawan, sehingga memudahkan perusahaan membuat keputusan terkait dengan investasi modal manusia (Bartel, 2000). Shelton dan Alliger(1993),Goldwasser(2001),serta Philips dan Stone (2002) adalah beberapa peneliti yang meyakini bahwa perusahaan harus menghitung secara cermat setiap uang yang dikeluarkan untuk membiayai penyelenggaraan pelatihan,dan bahwa perhitungan tersebut haruslah dalam konteks business result dan return on investment. Untuk mengetahui sejauh mana manfaat pelatihan yang telah dilakukan dan kaitannya dengan peningkatan kinerja dan produktivitas perlu dilakukan evaluasi. Salah satu alat evaluasi yang dapat digunakan adalah dengan mengukur Return On Training Investment (ROTI).ROTI merupakan metode berbasis akuntansi membandingkan biaya dengan manfaat dari pelatihan,dengan mengkonversi semua biaya yang nyata dan kembali untuk nilai rupiahnya. Tidak semua pelatihan dapat diukur dengan menunjukkan ROTI. Tidak semua manfaat yang nyata atau mudah di ukur, tetapi mereka mungkin menjadi sangat penting. Perhitungan ROTI didasarkan pada lima langkah(barker, 2002): 1. Mengidentifikasi & menganalisa Pelatihan 2. Daftar Alasan Pelatihan 3. Hitung Biaya Pelatihan 4. Hitung Manfaat dari Pelatihan 5. Hitung Return On Invesment Training 2.5 Menghitung ROTI Tahap ini sering disebut sebagai analisis biaya manfaat (Cost-benefit analysis). Analysis biaya manfaat dalam perhitungan ROTI adalah proses menentukan nilai ekonomis dari suatu program pelatihan dengan menggunakan metode Akuntansi. Menentukan nilai Ekonomis dari suatu program pelatihan meliputi perhitungan biaya pelatihan (cost) dan hasil (benefits) yang didapat setelah mengikuti program pelatihan ( Noe,2002).
7 Perhitungan Return on Training Invesment(ROTI) dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut : Dimana Net benefits Of Pelatihan merupakan keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil penerapan pelatihan setelah memperhitungkan faktor isolasi yang telah diperhitungkan pada tahap sebelumnya dikurangi dengan realiasasi biaya pelatihan yang dikeluarkan. KriteriapengukuranROTI : ROTI < 0 : Perusahaan Rugi menanamkan Investasi dalam bentuk pelatihan ROTI = 0 : Perusahaan Balik Modal menanamkan Investasi dalam bentuk pelatihan ROTI > 0 : Perusahaan Untung menanamkan Investasi dalam bentuk Pelatihan 2.6Manfaat Analisis ROTI Secara Umum, Analisis ROTI dapat digunakan untuk : a. Menunjukkan bahwa pelatihan merupakan Investasi b. Memaksimalkan Pengembalian Aggaran Pelatihan c. Dokumen Perubahan Positif dalam Kinerja Individu atau Organisasi d. Menetapkan tolok Ukur bagi keberhasilan pelatihan e. Mendorong pengusaha dan Staf untuk mengikuti Pelatihan lebih serius
8 f. Mengukur Efektivitas Pelatihan g. Menunjukkan Akuntabilitas Pengeluaran dan kebijakan Pelatihan 2.7- Mengkonversi Pengaruh-pengaruh pelatihan kedalam nilai Moneter. Sunardi (2012), menyatakan pengaruh atau nilai tambah yang diperoleh sebagai hasil dari program pelatihan harus selalu di identifikasi,dipilah,dan dikonversikan kedalam bentuk moneter. Perubahan terhadap kinerja karyawan sebaiknya dinilai dengan melibatkan berbagai pihak seperti supervisor,direktur, dan pihak lain dalam organisasi. Keputusan dengan melibatkan berbagai pihak akan jauh lebih Objektif ketimbang menyerahkan semua penilaian kepada Manajer Sumber Daya Manusia. Pengaruh dapat bersifat terlihat(tangible) atau tak terlihat (intangible) dan biasanya disebut sebagai hard data dan soft data. Hard data bersifat kuantitatif, statistikal, berorientasi angka dan dengan mudah dapat dikonversikan dalam bentuk moneter. Soft data lebih bersifat kualitatif dan lebih sulit diukur dan dikonversikan kedalam bentuk uang. Contoh soft data dapat berupa peningkatan kepuasan kerja, peningkatan komitmen organisasi, peningkatan komunikasi antar karyawan berbeda lini dan sebagainya. 2.8-Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Lynch, Akridge, Schaffer dan Gray (2006) terhadap kegiatan Agribusiness Management Program (AMP) yang dilaksanakan pada Tahun 2002 dan 2003 dan diikuti sebanyak 30 peserta didapat beberapa kesimpulan yaitu: metode evaluasiroiyang merupakan indikator yang baik didalam menilai program pelatihan dan dapat dijadikan sebagai evaluasi untuk kegiatan pelatihan dan pengembangan kegiatan pelatihan. Dari hasil penelitian mereka juga menemukan bahwa program pelatihan yang dilakukan memberikan laba atas investasi sebesar 398 %. Selain itu dari hasil penelitian juga didapat bahwa program AMP dapat dan diterapkan dalam tempat kerja dan memiliki dampak keuangan yang positif bagi perusahaan.
9 Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Almeida (2008), terhadap perusahaan manufaktur besar di Portugal antara 1995 dan 1999 terkait tentang investasi dalam pelatihan, biaya, dan beberapa karakteristik perusahaan. Parameter yang digunakan dalam mengukur manfaat pelatihan adalah manfaat terhadap pengusaha dan karyawan secara keseluruhan, terlepas dari bagaimana pengembalian ini dibagi antara kedua belah pihak tersebut. Berdasarkan hasil penelitian tersebut perusahaan yang melakukan investasi pelatihan akan mendapat tingkat pengembalian diantara 6,7% sampai dengan 8,6 % lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan investasi pelatihan. Pengembalian yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa pelatihan kerja yang dilakukan perusahaan adalah investasi yang sehat bagi perusahaanperusahaan yang menghasilkan keuntungan yang sebanding dengan baik investasi dalam modal fisik.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI
MAKALAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI OLEH: MUHAMMAD NURSA BAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 5 OKTOBER, 2011 Makalah disampaikan
Lebih terperinciOPTIMALISASI PERAN GURU DALAM EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN
OPTIMALISASI PERAN GURU DALAM EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN Oleh : Dr. S. Eko Putro Widoyoko. Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan 29 Maret 2009 di Universitas Muh. Purworejo A. Pendahuluan Undang
Lebih terperinciSchool of Communication Inspiring Creative Innovation. Kedelapan: Evaluasi Training
Penempatan School of Communication Pegawai & Business Kedelapan: Evaluasi Training Pengertian Test, Pengukuran, Assessment dan Evaluasi Djemari Mardapi 1999:2 Definisi Tes Tes (Test) merupakan salah satu
Lebih terperinciSchool of Communication Inspiring Creative Innovation. Kedelapan: Evaluasi Pembelajaran
Penempatan School of Communication Pegawai & Business Kedelapan: Evaluasi Pembelajaran 1. Pengantar Pengembangan SDM 2. Prinsip dan Proses Pembelajaran 3. Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan
Lebih terperinciEVALUASI KURIKULUM. Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI
EVALUASI KURIKULUM IDE HASIL PROGRAM PENGALAMAN SILABUS E V A L U A S I PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI Definisi Evaluasi Kurikulum Daniel Stufflebeam (1971) Stake (1976) Evaluation is the process of
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN Imam Gunawan FIP IKIP PGRI MADIUN Abstract One of the important factors for instruction effectiveness is of Instructional Programs. pushes teacher to increase instruction
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM PELATIHAN (Training Program Evaluation) Abstrak
EVALUASI PROGRAM PELATIHAN (Training Program Evaluation) Oleh :Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. Abstrak Kegiatan evaluasi program pelatihan tidak hanya dilaksanakan pada akhir kegiatan program, tetapi
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN (Instructional Program Evaluation) Abstrak
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN (Instructional Program Evaluation) Oleh : Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. Abstrak Untuk mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran tidak cukup hanya berdasarkan pada
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERHOTELAN BERBASIS WEB PADA PT XYZ
EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERHOTELAN BERBASIS WEB PADA PT XYZ Suryanto Program Information System Audit, School of Information System, BINUS University, Jakarta Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebun
Lebih terperinciHasil tidak sesuai yang diharapkan. Hasil melebihi harapan
Kelompok 9 Pembuatan program Hasil tidak sesuai yang diharapkan Hasil melebihi harapan Evaluasi program evaluasi digunakan untuk menjawab atau mengetes hipotesis evaluasi digunakan untuk bercermin Stufflebeam
Lebih terperinciEVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN-M1. Oleh : yayan heryana
EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN-M1 Oleh : yayan heryana PENGERTIAN-1 Evaluasi menurut Stufflebeam dan Shinkfield (1985:159) merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijaikan sebagai pertimbangan
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM OLEH : DRS.ZAINAL ARIFIN, M.PD. NIP
EVALUASI PROGRAM OLEH : DRS.ZAINAL ARIFIN, M.PD. NIP.19610501.1986011003 JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA B A N D U N G 2010 DEFINISI
Lebih terperinciEvaluasi Pendidikan dan Pelatihan Revoldi H Siringoringo Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP
Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Revoldi H Siringoringo Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP A. Latar Belakang Program Pendidikan dan Pelatihan(Diklat) tidak serta merta berakhir dengan berahirnya kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis saat ini, banyak sekali terjadi persaingan yang sangat ketat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis saat ini, banyak sekali terjadi persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Untuk dapat bertahan dalam persaingan, maka perusahaan diwajibkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelatihan 2.1.1 Pengertian Pelatihan Training atau pelatihan adalah kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam melakukan pekerjaan, baik pekerjaan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN INSTRUKTUR DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR GANESHA OPERATION
EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN INSTRUKTUR DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR GANESHA OPERATION Nyoman Nova Satriawan, I Wayan Bagia, Gede Putu Agus Jana Susila Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinciPada akhirnya, lokasi ekonomi baru bukan di dalam teknologi, microchip, atau jaringan telekomunikasi global, tetapi di dalam pikiran manusia.
Pada akhirnya, lokasi ekonomi baru bukan di dalam teknologi, microchip, atau jaringan telekomunikasi global, tetapi di dalam pikiran manusia. (Alan Webber) Memeriksa hasil suatu program membantu dalam
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. persaingan global (lintas batas antar negara) dan dengan besaran skala usaha yang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian pada saat ini sudah sampai pada tingkat persaingan global (lintas batas antar negara) dan dengan besaran skala usaha yang sangat besar. Hal
Lebih terperinciPeran & Karakteristik AKUNTANSI MANAJEMEN. Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak
Peran & Karakteristik AKUNTANSI MANAJEMEN Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak Tipe Akuntansi Akuntansi Keuangan Tipe Akuntansi Akuntansi Manajemen Suatu tipe Informasi Suatu tipe akuntansi Akuntansi Manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diidentifikasi, hal ini karena pengembangan teknologi informasi yang biasanya menyita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efektifitas penggunaan teknologi informasi secara umum memang sangat sulit diidentifikasi, hal ini karena pengembangan teknologi informasi yang biasanya menyita banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai sekarang belum bisa terselesaikan. Hal ini membuat banyak perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian negara Indonesia saat ini dalam keadaan yang kurang menguntungkan, dimana terjadinya krisis moneter yang berkepanjangan yang sampai sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi tersebut sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran,
Lebih terperinciPERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN
PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Konsep Evaluasi Program a. Pengertian Evaluasi Program Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa inggris), dalam bahasa Indonesia berarti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memiliki informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan. Sekarang ini banyak perusahaan yang merencanakan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Informasi berbasis komputer kini menjadi suatu hal yang primer bagi pemenuhan kebutuhan informasi. Terutama dengan adanya tuntutan-tuntutan dari aktivitas bisnis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi-teknologi baru yang muncul kian pesat belakangan ini menunjukkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi-teknologi baru yang muncul kian pesat belakangan ini menunjukkan semakin bertambahnya kecerdasan dari manusia sejalan dengan berkembangnya waktu. Dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sehari hari. Teknologi Informasi (TI) menjadi sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi informasi yang semakin berkembang dan kian mendominasi kehidupan sehari hari. Teknologi Informasi (TI) menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tujuan (uneffective, tidak efektif) dan tidak hemat (inefficient, tidak efisien)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) menjadi faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga diterapkan hampir pada segala aspek kehidupan, terutama dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kinerja Guru BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dilihat dari arti kata, kinerja berasal dari kata performance. Kata performance memberikan tiga arti, yaitu: (1) prestasi seperti dalam konteks atau kalimat high
Lebih terperinciPELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.
Lebih terperinciINFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge
Lebih terperinciDr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd. Model Evaluasi PEMBELAJARAN
Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd Model Evaluasi PROGRAM PEMBELAJARAN Hak cipta pada penulis Hak penerbitan pada penerbit Tidak boleh diproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun Tanpa izin tertulis
Lebih terperinciSchool of Communication Inspiring Creative Innovation. Keempat : Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan
Penempatan School of Communication Pegawai & Business Keempat : Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan Pelatihan Materi Kuliah Fakultas Komunikasi dan Bisnis 1. Pengantar Pengembangan SDM 2. Prinsip dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management
13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pemasaran produk dalam era globalisasi yang diawali pada abad 19 atau awal abad 20 merupakan tantangan bagi setiap pengusaha untuk memikirkan langkah-langkah
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Return on Investment (ROI) 4.1.1 Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA) Teknik traditional cost benefit analysis merupakan sarana mengukur keuangan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. antara perusahaan perusahaan yang ada di Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian di Indonesia dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan yang bersifat positif secara signifikan. Perkembangan tersebut dialami oleh berbagai aspek di
Lebih terperinciNatalia Berdhi Santoso. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. dan. Irene Cahyani. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
STUDI KELAYAKAN INVESTASI TI / SI UNTUK PUSAT LAYANAN INTERNET KECAMATAN (PLIK) PADA PT. INSAN SARANA TELEMATIKA (ISATNET) DENGAN METODE COST/BENEFIT ANALYSIS Natalia Berdhi Santoso Binus University, Jakarta,
Lebih terperinciACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)
ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,
Lebih terperinciA Model for TQM in the School
A Model for TQM in the School Total Quality Management and the School by. S. Murgatroyd & C. Morgan (1993) JUHANAINI 131627885 1 Pendahuluan Bab dimuka telah membahas tentang pentingnya Total Quality Management
Lebih terperinciTUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN
TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana
Lebih terperinciPELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Modul ke: 11 Fakultas PSIKOLOGI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN BAB XI EVALUASI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN (1) Program Studi PSIKOLOGI Dr. Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi Evaluasi Tingkat Makro dan Mikro
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perusahaan perikanan merupakan salah satu pelaku dalam. pembangunan perekonomian nasional. Walaupun didukung oleh sumberdaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan perikanan merupakan salah satu pelaku dalam pembangunan perekonomian nasional. Walaupun didukung oleh sumberdaya perikanan yang melimpah, namun apabila pengelolaan
Lebih terperinciDesain dan Pengembangan Pelatihan
Modul ke: 10 eyeka13@gmail.com Fakultas PSIKOLOGI Desain dan Pengembangan Pelatihan Evaluasi Proses dan Tujuan Pelatihan & Pengembangan EY Eka Kurniawan, M. Psi Program Studi Psikologi Evaluasi Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, kesuksesan suatu perusahaan ditentukan oleh keberhasilan dalam memanfaatkan skala ekonomis
Lebih terperinciMODUL SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN UNIVERSITAS GARUT. Dosen Pengampu: Dini Turipanam Youtube: dosen cilik
MODUL SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN UNIVERSITAS GARUT Dosen Pengampu: IG: @turipanam, @sharingaddicted Youtube: dosen cilik manda.sharingaddicted.com BAB 1 PENGANTAR SISTEM MANAJEMEN PENGENDALIAN Definisi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu
Lebih terperinciFidyah Purnamasari, Masinah, Arief Rachman Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya
ANALISIS DOLLARIZED ATTITUDE MODEL SEBAGAI DASAR KAPITALISASI NILAI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP DISCLOSURE LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS Pada PT. Matahari Putra Prima Store, Tbk di SURABAYA)
Lebih terperinciKONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto
KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Manajemen Strategi Bisnis Saat ini sebagian besar organisasi menyadari bahwa strategi sistem informasi harus dikembangkan dalam konteks
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi Teknologi Informasi menjadi suatu yang sangat penting bagi perusahaan. Kemajuan teknologi informasi di perusahaan akan mendukung perusahaan dalam pengambilan
Lebih terperinciTraining Effectiveness Program Towards Training Effectiveness Improvement
Training Effectiveness Program Towards Training Effectiveness Improvement The illiterate of the future will not be the person who cannot read. It will be the person who does not know how to learn Alvin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini, persaingan negara- negara maju dan berkembang tak terkecuali pada bidang bisnis manufakturnya semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan investor, disisi lain kebijakan tersebut mengharuskan perusahaan mempertimbangkan kelangsungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan jasa profesional atau biasa disebut Professional Services berkemban g menjadi pasar yang menjanjikan pada era sekarang ini. Bidang usaha ini berkembang karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang merosot tajam. Ditambah dengan semakin melemahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 lalu membuat dunia bisnis Indonesia menjadi lesu, hal ini ditandai dengan pertumbuhan
Lebih terperinciA. Pengertian Evaluasi Program
A. Pengertian Evaluasi Program Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perusahaan-perusahaan dituntut tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi juga berusaha memberikan nilai tambah (value added)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan (memiliki keunggulan bersaing/competitive advantage). Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan antara perusahaan dalam industri sangat ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics
BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi dengan menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan metode
Lebih terperinciPengelolaan program pelatihan tidak jauh berbeda dengan pengelolaan
MANAJEMEN PELATIHAN (Pengelolaan Anggaran Diklat) Pengelolaan program pelatihan tidak jauh berbeda dengan pengelolaan sebuah proyek atau program tertentu. Akan tetapi, seringkali pengelolaan program pelatihan
Lebih terperinciEvaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis
Jurnal Telematika, vol. 9 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Evaluasi Pelatihan dengan Metode Kirkpatrick Analysis Anggoro Prasetyo Utomo #1 Karinka Priskila Tehupeiory #2
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi informasi membawa dampak yang besar dalam dunia bisnis. Perusahaan kini berlomba menerapkan teknologi informasi dalam keseluruhan proses
Lebih terperinciJURNAL PROFESI PENDIDIK
JURNAL PROFESI PENDIDIK Ikatan Sarjana Pendidikan Nasional (ISPI) Jawa Tengah ISSN 22-6350 Volume 2 Nomor 2 November 2015 Terbit dua kali setahun pada bulan November dan Mei. Berisi artikel-artikel yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, faktor yang berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan tidak hanya tentang pengaturan keuangan, pengelolaan product
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN 5. 1 Kesimpulan 5.2 Implikasi Implikasi Teoritis
BAB V KESIMPULAN 5. 1 Kesimpulan Penelitian ini membahas tentang pengaruh penerapan HRIS (Human Resources Information System) terhadap time management, cost managemen, quality of information effect dan
Lebih terperinciAbstract. INFLUENCE OF INTERNAL AUDIT ON THE REALIZATION OF A GOOD CORPORATE GOVERNANCE AT PT. KAI (Persero) BANDUNG
Abstract INFLUENCE OF INTERNAL AUDIT ON THE REALIZATION OF A GOOD CORPORATE GOVERNANCE AT PT. KAI (Persero) BANDUNG Accountants play an important role on the implementation of a good corporate governance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Masyarakat akan semakin kritis memilih barang dan jasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibatnya persaingan pun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya
Lebih terperinciPengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran
Penempatan School of Communication Pegawai & Business Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran (Ulasan Pelajaran Sebelumnya) Prinsip-Prinsip Belajar Para Pakar Pelatihan dan Pengembangan telah
Lebih terperinciMengapa Evaluasi Program?
PAPARAN 1 Topik Bahasan Mengapa Evaluasi Program? Tantangan masyarakat kian besar Upaya pemecahan Keterbatasan sumber daya Siapa yang bisa menjawab: Apakah program berjalan baik? Program mana yang berjalan
Lebih terperinciBab 9: PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN. Hak cipta 2005 South-Western. Semua hak dilindungi undangundang.
Bab 9: PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN Western. Semua hak dilindungi undangundang. Pengembangan dan pelatihan Pengembangan dan pelatihan Mewakili investasi berkelanjutan dalam karyawan & menyadari karyawan
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM PEMBIAYAAN BERBASIS AKTIVITAS PADA PEMBUATAN SEGMEN PRECAST JEMBATAN DAN JALAN LAYANG PASUPATI
PENERAPAN SISTEM PEMBIAYAAN BERBASIS AKTIVITAS PADA PEMBUATAN SEGMEN PRECAST JEMBATAN DAN JALAN LAYANG PASUPATI ABSTRAK Penerapan Sistem Pembiayaan Berbasis Aktivitas pada Pembuatan Segmen Precast Jembatan
Lebih terperinciEVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) SEKOLAH DASAR DI GUGUS SE KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) SEKOLAH DASAR DI GUGUS SE KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO OLEH : FITRIANI MAMONTO NIM : 131 411 043 EVALUASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu investasi ditinjau dari sudut pandang manajemen keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM PELATIHAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) BAGI GURU MATEMATIKA SUMATERA SELATAN
EVALUASI PROGRAM PELATIHAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) BAGI GURU MATEMATIKA SUMATERA SELATAN Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si. FKIP UNSRI Jalan Raya Palembang Indralaya, KM 32 Ogan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting di dalam suatu instansi pemerintah. Implementasi sistem informasi pada suatu instansi pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen, dimana mereka sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam memasuki era perdagangan bebas dunia banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam meminta
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Capital budgeting, investment decision making, productivity. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT The condition of old production machine caused productivity reduction to textile companies in Bandung for the last years. The risk of business shutting and severance of work relation in large
Lebih terperinciBAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN
Pemahaman mengenai cara merancang sistem pelatihan, orientasi dan pengembangan yang dikaitkan dengan strategi bisnis organisasi Pemahaman mengenai metode-metode dalam pelatihan Pemahaman mengenai sosialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Petumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat, terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian Petumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat, terutama dengan adanya prioritas pembangunan pada sektor industri dan perdagangan, telah mendorong berkembangnya
Lebih terperinciBAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja
BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah
Lebih terperinciMateri 03. Sistem Kantor
Materi 03 Sistem Kantor Materi 03 Sistem Kantor 1. Urgensi Sistem Kantor 2. Pengertian Sistem Kantor 3. Karakteristik Sistem Kantor 4. Tujuan Sistem Kantor 5. Kelebihan Sistem Kantor 6. Keterbatasan Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan
BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat, perusahaan tidak hanya bersaing
Lebih terperinciPeranan Akuntan dala l m m s uat a u P e P rusahaan
Peranan Akuntan dalam suatu Perusahaan Tipe-tipe akuntansi: 1. akuntansi keuangan menyajikan informasi yang lebih dititikberatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak external organisasi 2. akuntansi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagian keuangan merupakan bagian yang memegang peranan sangat penting dalam suatu perusahaan, bagian ini merupakan suatu garis hidup dari suatu bisnis atau usaha.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan Seperti telah dijelaskan bahwa topik penulisan laporan hasil penelitian studi kelayakan tentang investasi sistem informasi / teknologi
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI INVESTASI SISTEM MESIN BAGIAN PRODUKSI PT. INTERWORLDSTEELMILLSDENGAN MENGGUNAKAN METODE CBA (COST BENEFIT ANALYSIS)
BAB 4 EVALUASI INVESTASI SISTEM MESIN BAGIAN PRODUKSI PT. INTERWORLDSTEELMILLSDENGAN MENGGUNAKAN METODE CBA (COST BENEFIT ANALYSIS) 4.1 Langkah Langkah Analisis Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada situasi perekonomian yang sedang diwarnai oleh persaingan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada situasi perekonomian yang sedang diwarnai oleh persaingan yang ketat perusahaan membutuhkan informasi yang semakin cepat dan semakin akurat untuk dapat
Lebih terperinciMakalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik
Makalah Akuntasi Sektor Publik Akuntansi Manajemen Sektor Publik Disusun oleh: Sinta Okta Irma (14043022) Suci Ardiryanti (14043024) UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS EKONOMI 2015 BAB I PENDAHULUAN A.
Lebih terperinciPENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGEDALIAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KERTA RAJASA RAYA SIDOARJO
PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGEDALIAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KERTA RAJASA RAYA SIDOARJO ARTIKEL Oleh : Teguh Primantoro 0513010135/FE/EA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. positif atau negative atau merupakan gabungan dari keduanya. Menurut Webster s
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Evaluasi 1. Definisi Evaluasi Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Evaluasi adalah proses penilaian, penilaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan adalah pihak internal yang terdiri dari pemilik,
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihakpihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.
Lebih terperinciHal ini terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang melakukan go public. tahun 1985 hingga sejumlah 506 emiten terdaftar di tahun 2014.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang melakukan go public dengan mendaftarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan secara keseluruhan baik skala kecil, menengah maupun skala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan secara keseluruhan baik skala kecil, menengah maupun skala besar, sesungguhnya memiliki tujuan primer yang sama yaitu untuk meghasilkan laba, meningkatkan
Lebih terperinci