BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH"

Transkripsi

1 B A B 2 G a m b a r a n U m u m D a e r a h BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2. Wilayah Kabupaten Polewali Mandar terletak di wilayah Propinsi Sulawesi Barat, posisinya berada di sisi Selat Makassar dan diapit oleh Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Provinsi Sulawesi Barat terbentuk pada Tahun 2004 UndangUndang Republik Indonesia Nomor26 Tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat, merupakan pecahan dari provinsi Sulawesi Selatan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2005 Tanggal 27 Desember 2005Tentang Perubahan Nama dari Kabupaten Polewali Mamasa menjadi Polewali Mandar. Kabupaten Polewali Mandar terletak antara Lintang Selatan dan Bujur Timur. Adapun wilayah batasan dengan kabupatenkabupaten antara lain: ) Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Mamasa 2) Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Pinrang 3) Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selat Makassar 4) Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Majene Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah 2.022,30 km 2 terdiri atas 6 kecamatan dengan 44 desa, 23 kelurahan, dan 706 dusun/lingkungan. Dari 6 kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, kecamatan yang memiliki desa/kelurahan terbanyak terdapat di Campalagian yakni 8 desa/kelurahan dan kecamatan dengan desa/kelurahan paling sedikit adalah kecamatan Anreapi yakni sebanyak 5 desa/kel. Diantara 6 kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, ibukota kecamatan yang letaknya terjauh dari ibukota kabupaten adalah ibukota Tubbi Taramannu yaitu sejauh 72 km sementara Polewali adalah Ibukota BAB II Gambaran Umum Daerah

2 Kabupaten Polewali Mandar. Data wilayah Kabupaten Polewali Mandar dap at dilihat pada Tabel berikut. Tabel Jumlah Desa, Kelurahan, Dusun/Lingkungan Dirinci Per di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 200 Jumlah Desa Kelurahan Dusun/Lingkungan. Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Alu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli 44 0.Tapango 3 48.Matakali Polewali Binuang Anreapi Matangnga Bulo 9 38 Jumlah Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 200 Kondisi iklim Kabupaten Polewali Mandar berdasarkan data tahun tercatat bahwa suhu udara maksimum rata rata pada siang hari mencapai 32 0 C dan suhu minimum ratarata pada malam hari berkisar 25 0 C. Jumlah curah hujan sepanjang tahun 2008 adalah.8 mm atau sebanyak 69 hari, curah hujan terbesar terjadi dari bulan D esember hingga Juni. 2.2 Penduduk Pada tahun 200, jumlah penduduk Kabupaten Polewali Mandar sebesar jiwa (berdasarkan hasil sementara Sensus Penduduk Tahun 200). Penduduk Polewali Mandar ini tersebar di 6 kecamatan. Penduduk ini terdiri dari lakilaki dan perempuan. Rasio jenis kelamin pada tahun 20 0 sebesar 95, yang artinya bahwa dari 00 perempuan terdapat 95 laki laki. Kepadatan penduduk sebesar 96 jiwa/km 2. BAB II Gambaran Umum Daerah 2

3 Jumlah rumah tangga di Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 20 0 (berdasarkan hasil sementara Sensus Penduduk Tahun 200) sebanyak rumah tangga. Sementara itu, rata rata jumlah anggota rumah tangga pada tahun 200 diperkirakan sebesar 4 sampai 5 jiwa per rumah tangga. Tabel 2 Karakteristik Penduduk di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 200 Keadaan 200 Jumlah Penduduk Total Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin: a. Lakilaki b. Perempuan Jumlah Penduduk Menurut Tipe Daerah: a. Perkotaan b. Perdesaan Rasio Jenis Kelamin 95 Jumlah Rumah Tangga Ratarata Jumlah Anggota Rumah Tangga 4 sampai 5 Kepadatan Penduduk/km² 96 Untuk mengetahui struktur atau susunan penduduk di Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Berdasarkan piramida penduduk pada Grafik 2, struktur penduduk Kabupaten Polewali Mandar tergolong penduduk muda. Persentase penduduk umur muda relatif lebih banyak daripada penduduk umur tua. Grafik Piramida Penduduk Kabupaten Polewali Ma ndar Tahun Perempuan Lakilaki Sumber : Badan Pusat Statistik, 200 BAB II Gambaran Umum Daerah 3

4 Dari piramida penduduk di atas terlihat bahwa kelompok umur terbesar berada pada kelompok umur 59 tahun yaitu sebanyak jiwa, yang terdiri dari lakilaki dan perempuan. Sedangkan kelompok umur terkecil berada pada kelompok umur 7074 tahun yaitu sebanyak jiwa, yang terdiri dari lakilaki dan perempuan. 2.3 Ketenagakerjaan Ketenaga kerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan. Salahsatu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya lapangan k e r j a baru dalam jumlah d a n kualitas yang memadai sehingga dapat menyerap tambahan angkatan kerja setiap tahun Angkatan Kerja Setiap pembicaraan mengenai angkatan kerja pasti tidak terlepas dari penduduk, karena angkatan kerja merupakan bagian dari pendudukdan tenagakerja yang terusmenerus bertambah sejalan dengan perkembangan penduduk. Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 5 tahun keatas yang melakukan kegiatan bekerja dan mencari pekerjaan. Tabel 3 Persentase Penduduk 5 Tahun Keatas Menurut Golongan Angkatan Kerja dan Jenis Kelamin di Kabupaten Polewali Mandar Tahun Golongan Angkatan Kerja Lakilaki Perempuan Lakilaki + Perempuan () (2) (3) (4) (5) (6) (7) Angkatan kerja 84,07 84,48 46,05 53,05 64,03 68,32 Bekerja 80,05 8,7 42,9 48,49 60,09 64,63 Pengangguran 4,03 2,76 3,86 4,56 3,94 3,69 Bukan Angkatan Kerja 5,93 5,52 53,95 46,95 35,97 3,68 Sekolah 8,80 8,20 8,85 6,84 8,83 7,50 Mengurus Rumah Tangga 0,4,8 4,04 36,85 2,83 9,53 Lainnya 6,7 6,4 4,06 3,26 5,3 4,66 Sumber: Sakernas, BPS BAB II Gambaran Umum Daerah 4

5 Persentase angkatan kerja dari tahun ke tahun semakin meni ngkat. Hal ini tercermin dalam Tabel 3. Demikian pula persentase penduduk yang bekerja mengalami peningkatan. Kondisi ini berdampak pada penurunan angka pengangguran. Pada tahun 2008 persentase penggangguran menurun yaitu dari 3,94% menjadi 3,69%. Ditinjau dari sisi gender, persentase perempuan yang menganggur lebih banyak daripada laki laki. Seperti halnya pada tahun 2007, pen duduk yang termasuk bukan angkatan kerja mayoritas mengisi waktunya dengan melakukan kegiatan mengurus rumah tangga yakni sebanyak 9,53 % dengan didominasi kaum perempuan. 2.4 Sumber Daya Daerah 2.4. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sarana meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan SDM adalah melalui pendidikan dengan mencanangkan program wajib belajar 2 tahun, dan membuka akses yang semakin luas agar pemerataan pendidikan dapat diwujudkan. Program ini diharapkan akan mempercepat terciptanya kualitas sumber daya manusia yang si ap bersaing dalam era globalisasi. Keadaan pendidikan di Kabupaten Polewali Mandar meliputi jumlah sekolah, murid dan guru, mulai dari tingkat Ta man KanakKanak (TK), sampai Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) adalah sebagai berikut; sebanyak 28 sekolah TK/sederajat menampung murid, dengan jumlah guru sebanyak 493 orang, dan kelompok bermain sebanyak 204 kelompok tersebar di 6 kecamatan dengan total siswa yang tertampung di dalam kelompok adalah siswa. Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) terdapat 35 sekolah, dan MI sebanyak 64 sekolah yang menampung murid, dan diasuh oleh guru. Jumlah Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) sebanyak 56 sekolah, dan 27 Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang menampung sebanyak siswa dan diasuh oleh.503 guru. Jumlah SMA/sederajat adalah sebagai berikut; Sekolah SMA Negeri, SMK sebanyak 8 BAB II Gambaran Umum Daerah 5

6 sekolah, Madrasah Aliyah (MA) 7 sekolah yang menampung sebanyak siswa dan diasuh oleh.089 guru, serta terdapat 4 perguruan tinggi swasta yakni Unasman, STAI DDI, STIKES Bina Generasi, dan STIKES YPPP Wonomulyo. Keadaan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut: Tingkat Tabel 4 Tingkat Pendidikan dan Guru di Polewali Mandar 200 Sarana Pendidikan Jumlah Siswa Tenaga Pendidik L P L + P L P L + P Kelompok Bermain 204* 3,290 3,48 6, Tempat Penitipan Anak Pos PAUD Satuan PAUD Sejenis Jumlah 204 3,503 3,665 7, Taman Kanakkanak (TK) 88 2,338 2,326 4, Raudatul Atfal (RA) , Pendidikan Luar Biasa (PLB) Jumlah 28 3,266 3,262 6, Sekolah Dasar (SD) 35 27,276 25,707 52,983,82 2,33 3,495 Madrasah Ibtidaiyah (MI) 64 3,479 3,257 6, Jumlah ,755 28,964 59,79,485 2,743 4,228 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 56 7,537 8,435 5, ,062 Madrasah Tsanawiyah (MTs) 27 2,08,662 3, Jumlah 83 9,555 0,097 9, ,503 Sekolah Menengag Atas (SMA) 2,656 3,582 6, Madrasah Aliyah (MA) , Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 8 3,40 3,246 6, Jumlah 36 6,937 7,633 4, ,089 Perguruan Tinggi (PT) 4* Sumber: Dinas Pendidikan Polewali Mandar 200 (Ket. * = Data Tahun 2009) Dari Tabel 4 dijelaskan bahwa tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang mempunyai peserta didik terbanyak, di mana tingkat pendidikan yang memerlukan perhatian dan pembinaan maksimal, sehingga dapat mencapai pada tingkat pendidikan dengan kematangan berpikir dan usia produktif untuk bekerja. BAB II Gambaran Umum Daerah 6

7 2.4.2 Kesehatan Tujuan dari Pembangunan kesehatan adalah pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya yaitu terwujudnya keadaan sehat fisikjasmani, rohanispritual dan social, yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara social dan ekonomis. Untuk mencapai derajat kesehatan ini, pembangunan kesehatan harus menyangkut seluruh kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka akan berdampak langsung dengan kesejahteraan rakyat. Upaya pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas kesehatan puskesmas, puskesmas pembantu, poskes des termasuk RSUD terus mengalami peningkatan. Tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan serta tenaga kesehatan lainnya merupakan sumber daya manusia kesehatan (SDMKes) yang sangat dibutuhkan. Berdasarkan data kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 200 ada dokter spesialis, 57 orang dokter umum, 22 orang dokter gigi, 208 orang bidan, 328 perawat, 9 petugas gizi, 20 sanitarian, 23 a nalisis laboratorium dan bebarapa petugas kesehatan lainnya Sampai tahun 200 Kabupaten Polewali Mandar memiliki 2 rumah sakit, yakni Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit ABRI. Sedangkan jumlah puskesmas sebanyak 20 unit, 59 Pustu dan 58 poskesdes Perlindungan Anak Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hakhaknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat serta mendapat perlindungan dari segalah bentuk kekerasan dan diskriminasi. Menyadari akan hal itu, Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar menyusun kebijakan yang memperhatikan kebutuhan dasar anak melalui Peraturan Daerah BAB II Gambaran Umum Daerah 7

8 No. 5 Tahun 2004 Tentang Pembebasan Biaya Penertiban Akte Kelahiran Un tuk Anak 08 tahun tanpa terkecuali, sehingga kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi seperti hak mendapatkan warisan, hak mendapatkan pendidikan, dan hak mendapatkan status sosial Keluarga Berencana (KB) Pada tahun 200 di Kabupaten Polewali Mandar tercatat peserta Keluarga Berencana (KB) yang baru. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar akseptor. Peningkatan jumlah akseptor terjadi pada perserta KB perempuan yang peningkatannya cukup drastis, dari 3,42% pada tahun 2009 menjadi 88,42% tahun 200. Sedangkan tahun 2009 peserta KB lakilaki terjadi penurunan dari 96,58% menjadi,58% pada tahun Anggaran 2.5. Anggaran yang bersumber dari APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan oleh peraturan daerah. APBD tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, artinya bahwa rancangan peraturan daerah tentang APBD harus diarah kan agar mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan dan kepentingan masyarakat (publik) dan bukan membebani masyarakat. APBD Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar Tahun Anggaran 20 sejumlah Rp.256,606,843,572, dengan mengalokasikan sebagian pada Dinas Pendidikan sebesar Rp , pada Dinas Kesehatan sebesar Rp , pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Rp , pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi sebesar Rp , Selanjutnya untuk lebih jelas alokasi Dana APBD Kabupaten Polewali Mandar 200 dapat dilihat dalam Tabel 5 be rikut. BAB II Gambaran Umum Daerah 8

9 Tabel 5 Alokasi Dana APBD Kabupaten Polewali Mandar Tahun Persentase Persen Total APBD (%) Dinas Pendidikan ,025,530,000 6,058,070,000 35,032,540, No SKPD Selisih (Rp.) 2 Dinas Kesehatan ,299,860,263,303,274,000 2,003,40, a Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Pemberdayaan Perempuan dan KB Bid. Pemberdayaan Perempuan Bidang Keluarga Berencana b Badan Koordinasi KB dan PP,435,32, Dinas Sosial Tenaga Kerja ,084,77,500,247,080,000 62,902, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ,000,000,866,000,000,000,000, Rumah Sakit Umum Daerah ,606,33,250 8,652,72, Total APBDKab. Polewali Mandar 490,394,92,723 52,990,53, ,606,843,572 (256,383,309,985) Sumber data: Bappeda Kab. Polewali Mandar Tahun Anggaran yang bersumber dari Non APBD Selain dana dari APBD, Pemerintah Daerah Kabupaten Polewali Mandar dalam mendukung program dan kegiatan terkait ibu dan anak, juga mendapat bantuan dana bersumber dari dana Non APBD. Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dengan UNICEF. Pada tahun 20, Pemerintah Kabupten Polewali Mandar didukung oleh dana hibah dari UNICEF untuk Dinas Pendidikan dengan total alokasi dana sebesar Rp , Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebesar Rp , Dinas Kesehatan dengan total alokasi dana sebesar Rp , dan LK2BS dengan alokasi dana sebesar Rp , Pemkab. Polewali Mandar didukung oleh dana hibah dari UNICEF dapat dilihat pada rincian Tabel 6 berikut. Tabel 6 Allokasi Dana Non APBD Kabupaten Polewali Mandar dan Unicef, 20 Alokasi Tahun 200 Tahun 20 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dinas Kesehatan LK2BS Jumlah Sumber data: Bappeda Kab. Polman Tahun 20 BAB II Gambaran Umum Daerah 9

10 2.6 Kebijakan atau Peraturan Berbagai kebijakan dan peraturan yang telah dikeluarkan dan diimplementasikan di Kabupaten Polewali Mandar sebagai upaya untuk pemenuhan hak khususnya bagi ibu dan anak. Adapun kebijakan dan peraturan:. Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2004 Tentang Pembebasan Biaya Penertiban Akta Kelahiran merupakan kebijakan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar agar semua anak usia 08 tahun dapat memperoleh akta kelahiran tanpa terkecuali. 2. Peraturan Bupati Nomor 6 tahun 2008 Tentang Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Rujukan Rawat Jalan Bagi Masyarakat yang Dijamin Pemerintah Kabupaten. 3. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2009 Ten tang Penyelenggaraan dan Retribusi Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Perda ini terkait dengan kepemilikan KTP, Kartu Keluarga dan Akta Catatan Sipil antara lain Akta Kematian, Akta Perceraian. 4. Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Gratis merupakan kebijakan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dimaksudkan agar kebutuhan anak terhadap pendidikan dapat terpenuhi, sehingga mengurangi buta aksara dan kebodohan dan menciptakan generasi bangsa yang mempunyai harkat, martabat, berakhlak mulia dan mempunyai daya saing di era globalisasi. 5. Keputusan Bupati Polewali Mandar No. 39 Tahun 20 Tentang Penetapan Jumlah Subsidi Sekolah Mengelola Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah Kabupaten Polewali Mandar Tahun Anggaran 20. BAB II Gambaran Umum Daerah 20

11 2.7 Profil Ibu dan Anak 2.7. Pendidikan Untuk mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, maka fokus perhatian pengelolaan pendidikan ke depan sudah saatnya beralih dari pembangunan fisik ke pengembangan sumber daya manusia yakni pengetahuan, keterampilan, moral dan etika, sehingga pembentukan karakter bangsa dapat terwujud. Pembangunan pendidikan berbasis pada kepentingan anak harus menjadi prioritas karena anak adalah masa depan bangsa. Kondisi pendidikan yang ada di Kabupaten Polewali Mandar dapat digambarkan pada tabel dibawah ini. Tabel 7 APM Pendidikan Pra Sekolah Usia 46 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun APM Prasekolah 46 th (TKRA/BA) Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 200 Capaian Capaian Capaian Tinambung ,57 Balanipa ,84 Limboro ,55 Tubbi taram ,74 Allu ,90 Campalagian ,03 Luyo ,96 Wonomulyo ,4 Mapilli ,25 Tapango ,08 Matakali ,40 Bulo ,33 Polewali ,38 Binuang ,53 Anreapi ,79 Matangnga.74.74,28 Kab. Polman ,55 Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor Berdasarkan hasil pengumpulan data sektor pada tahun 2008 dan 2009, Tabel 7 di atas menunjukkan APM Pendidikan Prasekolah di Kab. Polewali BAB II Gambaran Umum Daerah 2

12 Mandar masih sangat rendah walaupun terdapat kenaikan dari.33% tahun 2008 menjadi 23.82% di tahun 2009 dan pada tahun 200 menjadi 8.55%hal ini menunjukkan bahwa data ini menunjukkan penurunan walau hanya sedikit dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya keinginan sebahagian orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke pendidikan prasekolah. Pada tahun 200, APM Pendidikan Prasekolah usia 46 tahun tertinggi di Tinambung mencapai 36.57%, sedangkan nilai terendah terdapat pada Tutar sebesar 5.90%. Tabel 8 Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar Usia 72 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun APM SD 72 Th (SD/MI/PAKET A/ULA) Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 200 Capaian Capaian Capaian L P Total L P Total L P Total Tinambung ,70 Balanipa , ,78 Limboro ,56 Tubbi Taramanu ,33 Allu ,9 Campalagian ,89 Luyo ,05 Wonomulyo ,77 Mapilli ,83 Tapango ,78 Matakali ,42 Bulo ,48 Polewali ,67 Binuang ,82 Anreapi ,98 Matangnga ,5 Kab. Polman ,20 Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor Dari tabel 8 di atas, Persentase partisipasi sekolah dasar usia 7 2 tahun di Kab. Polewali Mandar adalah 94.63% tahun 2009 dan 00.20% (data ini belum dilakukan factor koreksi) sehingga capaian lebih dari 00 p ersen di tahun 200. Berdasarkan tabel di atas, APM SD 72 tahun sudah melampaui target nasional sebesar 95%, ini BAB II Gambaran Umum Daerah 22

13 menunjukkan bahwa penduduk usia 7 2 tahun hampir semuanya sudah bersekolah di jenjang sekolah dasar tapi pada tahun 2009 sebesar 95,75% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya tapi tidak mengalami perbedaan yang sangat menjolok hanya sedikit mengalami penurunan. Pada tahun 20 0, APM Sekolah Dasar usia 72 tahun tertinggi di Luyo mencapai 63.05%, sedangkan nilai terendah terdapat pada Mapilli sebesar 84.83%. Tabel 9 Angka Partisipasi Murni SMP Usia 3 5 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun APM SMP 35 Th (SMP/MTs/PAKET B/WUSTHA) Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 200 Capaian Capaian Capaian L P Total L P Total L P Total Tinambung ,36 Balanipa ,65 Limboro ,52 Tubbi taram ,96 Allu ,95 Campalagian ,07 Luyo ,95 Wonomulyo ,9 Mapilli ,86 Tapango ,05 Matakali ,86 Bulo ,09 Polewali ,54 Binuang ,7 Anreapi ,80 Matangnga ,65 Kab. Polman ,7 Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor Dari tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa APM SMP Usia 3 5 Tahun 2009 sebesar 6.34% dan 52.7% pada tahun 200. Sampai akhir ta hun 200 masih terdapat 47.38% anak usia 35 tahun yang tidak bersekolah dijenjang SMP sederajat, hal ini antara lain disebabkan adanya anak lulus SD/MI sederajat tetapi tidak melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs sederajat. Dan tahun 200 sebesar 52.7% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 20 0, APM SMP usia 35 tahun BAB II Gambaran Umum Daerah 23

14 tertinggi di Tinambung mencapai 90.36%, sedangkan nilai terendah terdapat pada Anreapi sebesar 2.80%. Tabel 0 Angka Melek Huruf Penduduk Usia 5 24 tahun dirinci Per dan Jenis Kelamin di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2008 No KECAMATAN PENDUDUK USIA 5 24 THN PENDUDUK BUTA AKSARA USIA 5 24 THN PENDUDUK MELEK AKSARA USIA 5 24 THN % PENDUDUK MELEK AKSARA USIA 5 24 THN L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P = = =36 0=47 =58 2=(9/3) x00% 3=(0/4)x 00% 4=(/5) x00% Tinambung 2,06 2,4 4, ,927 2,059 3, Balanipa 2,358 2,360 4, ,22 2,256 4, Limboro,42,485 2, ,329,409 2, Tutar,309,42 2, ,34,56 2, Allu , , Campalagian 4,555 4,86 9, ,89 4,498 8, Luyo 2,306 2,422 4, ,074 2,84 4, Wonomulyo 3,37 3,457 6, ,208 3,353 6, Mapilli 2,337 2,59 4, ,70 2,372 4, Tapango,83,886 3, ,606,722 3, Matakali,644,740 3, ,52,634 3, Bulo 72 88, , Polewali 4,004 4,8 8, ,825 4,038 7, Binuang 2,605 2,666 5, ,409 2,52 4, Anreapi , , Matangnga Ratarata 2,036 2,32 4, ,886,993 3, Minimum Maksimal 4,555 4,86 9, ,89 4,498 8, Data Primer PDKBM. Polman 2008 Tabel 0 menunjukkan angka melek huruf 5 24 tahun dirinci Per, seseuai data PDKBM Tahun 2008 angka melek huruf tertinggi terdapat di Wonomulyo yaitu sebesar orang atau 96.86% sedangkan angka terendah terdapat di Bulo sebesar.530 orang atau 80.92%. Selanjutnya angka melek huruf penduduk usia 4 44 tahun dapat dilihat pada Tabel berikut. BAB II Gambaran Umum Daerah 24

15 Tabel Angka Melek Huruf Penduduk Usia 4 44 tahun dirinci Per dan Jenis Kelamin di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 200 No Penduduk usia 444 tahun buta aksara Jumlah Penduduk usia 444 tahun Jumlah Pria Wanita Pria Wanita Tinambung Balanipa Limboro Tubbitaramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Total % buta aksara 8,77 9,82 9,3 Sumber : Data primer PDKBMMDGs tahun 2009 Dari data tersebut di atas, pada tahun 200 telah dilaksanak an intervensi penuntasan buta aksara tingkat kecamatan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat sebanyak orang, yang tersebar di 4 yaitu Wonomulyo, Matakali, Bulo dan Matangnga. Dengan intervensi tersebut maka angka buta aksara mengalami penurunan. Selanjutnya angka putus sekolah dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. BAB II Gambaran Umum Daerah 25

16 Tabel 2 Angka Putus Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun Angka Putus Sekolah Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 200 Capaian Capaian Capaian L P Total L P Total L P Total Tinambung ,60 Balanipa ,39 Limboro ,55 Tubbi taramanu ,6 Allu ,60 Campalagian ,6 Luyo ,26 Wonomulyo ,33 Mapilli ,9 Tapango ,03 Matakali ,22 Bulo ,98 Polewali ,08 Binuang ,0 Anreapi ,89 Matangnga ,42 Kab. Polman ,84 Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor Tabel 2 di atas menunjukkan capaian bahwa tidak sampai % dari total siswa yang putus sekolah, dilihat dari persentase sangatlah kecil, namun dari angka absolutnya ini juga memprihatinkan. Proses belajar mengajar di sekolah serta faktor lingkungan sangatlah mendukung agar siswa dapat terus bersekolah. Pada tahun 200, angka putus sekolah di Kabupaten Polewali Mandar tertinggi di Bulo mencapai 3.98%, sedangkan terendah terdapat pada Tapango sebesar 0.03%. BAB II Gambaran Umum Daerah 26

17 2.7.2 Kesehatan Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran status kelangsungan hidup di suatu wilayah. AKI diperoleh dari Jumlah Kematian Ibu per kelahiran hidup. Angka Kematian ibu di Kab. Polewali Mandar dinyatakan dalam bentuk jumlah karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai Di tahun 2007 ada sekitar kelahiran hidup dan pada tahun 2008 ada kelahiran hidup. Pada tahun 2009 sebanyak 7.72 kelahiran hidup. Dan pada t ahun 200 ada 7.93 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 3 Jumlah Kematian Ibu (AKI) Dirinci Per di Kabupaten Polewali Mandar Tahun Jumlah Kematian Ibu Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Polewali Binuang Anreapi Matangnga Bulo Polewali Mandar Sumber : Hasil Pengolahan n Data Sektor Berdasarkan tabel 3 di atas, jumlah Kematian ibu di Kab. Polewali Mandar tahun 2007 sebanyak 5 kematian dan pada tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 7 kematian, tahun 2009 turun menjadi 2 kematian dan tahun 200 naik menajdi 3 kematian. Bila dibandingkan dengan standar BAB II Gambaran Umum Daerah 27

18 Nasional (MDGs) yaitu 250 per kelahiran hidup dikali dengan kelahiran hidup tahun 2007 di Polewali Mandar sebesar maka diperoleh jumlah batasan sebesar 7, Namun demikian target ini harus diturunkan sampai 3/4nya ditahun 205, jadi posisi normalnya adalah hanya sekiatr 5 kematian ibu posisi kematian di Polewali Mandar sebanyak yang hanya 5 kematian masih terlalu tinggi, demikian juga kematian ditahun 2008 dan 2009 masih terlalu tinggi, bila dibandingkan dengan batasan Target MDGs Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi adalah Angka Kematian bayi per.000 kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah. Angka Kematian Bayi di Kab. Polewali Mandar per kelahiran hidup ditahun 2007 dan per kelahiran hidup di tahun 2008 serta 7.72 kelahiran hidup ditahun Dan tahun 200 ada 7.93 kelahiran hidup, berdasarkan pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4 Jumlah Kematian Bayi (AKB) Dirinci Per di Kabupaten Polewali Mandar Tahun Jumlah Kematian Bayi Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli 4 7 Tapango Matakali Polewali Binuang Anreapi Matangnga Bulo 2 Polewali Mandar Sumber: Hasil Pengolahan Data Sektor BAB II Gambaran Umum Daerah 28

19 Berdasarkan batasan Capaian Indikator MDGs Angka Kematian Bayi diharapkan berada dibawah 35 per 000 kelahiran hidup. Dengan jumlah kematian di Kab. Polewali Mandar ditahun 200 sebanyak 96 dibagi dengan jumlah kelahiran hidup 7.93 di kali 000 ribu maka diperoleh 3 kematian, masih berada dibawah standar MDGs Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Angka Kematian Anak Balita (AKABA) adalah Angka Kematian anak balita per.000 kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah. Angka Kematian anak balita di Kab. Polewali Mandar per kelahiran hidup ditahun berdasarkan pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel5 Jumlah Kematian Anak Balita (AKABA) Dirinci Per di Kabupaten Polewali Mandar Tahun Jumlah Kematian Anak Balita Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu 0 0 Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Polewali Binuang Anreapi Matangnga Bulo 0 3 Polewali Mandar Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor BAB II Gambaran Umum Daerah 29

20 Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) Tabel 6 Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Balita BGM Tinambung,7 3, Balanipa 4,2, Limboro 2,2, Tubbi Taramanu 0,5 6, Allu 4,4 3, Campalagian 4,6 5, Luyo,2 6, Wonomulyo 0,7, Mapilli 4,7, Tapango, 5, Matakali 0,4, Polewali 2,9 0,8 6,4.27 Binuang 3,6 3, Anreapi 3, 7, Matangnga 2,7 6, Bulo Polewali Mandar 3, Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor Persentase balita dengan berat badan BGM pada KMS di Kab. Polewali Mandar tahun 2007 adalah 3,2%, dan naik menjadi 3,6% ditahun 2008 dan pada tahun 2009 naik lagi menjadi 3.8%. Serta tahun 200 turun menjadi 3.7%. atau secara absolute terdapat 780 bali ta BGM dari balita ditimbang. Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten untuk BGM yakni kurang dari 5%. Berkaitan dengan hal tersebut, Kabupaten Polewali Mandar pada tahun masih dibawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM). BAB II Gambaran Umum Daerah 30

21 Anak di Imunisasi Campak Sebelum Usia Tahun Tabel7 Proporsi Anak di Imunisasi Campak Sebelum Usia Tahun di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Imunisasi Campak Tinambung 73,7 74, Balanipa 79,6 89, Limboro 94,8 3, Tubbi Taramanu 36,6 86, Allu 00,0 99, Campalagian 00,0 60, Luyo 62,2 83, Wonomulyo 00,0 00, Mapilli 43,0 00, Tapango 79,6 00, Matakali 00,0 00, Polewali 00,0 99, Binuang 84,2 84, Anreapi 00,0 54, Matangnga 22,7 85, Bulo Polewali Mandar 73,5 85, Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor Persentase anak usia tahun yang diimunisasi Campak di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 adalah 73,5 % dan pada tahun 2008 adalah 85, 2%, telah berada diatas target SPM yaitu 80 %, namun pada tahun 2009 turun dibawah standar SPM yaitu hanya tercapai 75,3%, Di tahun 200 mengalami kenaikan menjadi 92.44%, atau tercampak bayi dari bayi nyang ditargetkan. Pencapaian tersebut dapat juga menunjukkan pencapaian target imunisasi lengkap, karena sebelum usia 9 bulan bayi biasanya sudah mendapatkan di imunisasi lainnya yaitu BCG, Polio, DPT dan hepatitis. BAB II Gambaran Umum Daerah 3

22 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Tabel8 Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Polewali Mandar tahun % BBLR Tinambung 3,48 0, ,6 Balanipa 0,97 2, Limboro 0,95 0, Tubbi Taramanu 3,9 4, Allu 0,93, Campalagian 2,42 0, Luyo,28 2, Wonomulyo 3,5 4, Mapilli,08 0, Tapango,48 3, Matakali,63 2, Polewali 2,58 2, Binuang 6,72, Anreapi 0,00, Matangnga,22, Bulo Polewali Mandar 2,09 2, Sumber:Hasil Pengolahan Data Sektor Persentase Bayi menurut berat badan sewaktu lahir di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 sebesar 2,09 %, tahun 2008 sebes ar 2,2 %, ditahun 2009 ditemukan sebesar 2.5%. Dan tahun 200 terdapat 2.95%, Atau kalau diasumsikan bahwa dalam setiap 00 Kelahiran terdapat 2 3 bayi yang lahir dengan BBLR. Atau juga secara absolut dari 7.93 bayi lahir hidup pada tahun 200 terdapat 22 bayi yang lahir dengan BBLR. Oleh karena itu harus ditangani seluruhnya sesuai dengan target SPM. BAB II Gambaran Umum Daerah 32

23 Status Gizi Balita Status gizi balita di Kabupaten Polewali Mandar terbagi atas 4 kategori, yakni; status gizi buruk, kurang, baik, dan stat us gizi lebih baik. Tabel 9 Status Gizi Balita Kabupaten Polewali Mandar Tahun 200 Status Gizi Jumlah No Puskesmas Balita Gizi Gizi Gizi % % Gizi Baik % % Buruk Kurang Lebih Binuang, , Polewali Massenga, , Pekkabata 2, , Anreapi Matakali 2, , Wonomulyo 3, , Kebunsari Pelitakan, , Mapilli 2, , Campalagian 2, , Batupanga 2, , Pambusuang 2, , Tinambung 2, , Tutallu, , Limboro, , Matangnga Tutar Bulo Katumbangan, , Jumlah 34, , Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Polman 200 Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa gizi buruk pada tahun 200 tertinggi di Puskesmas Mapilli (Kec. Mapilli) sebesar 24 balita atau 0.98% dan jumlah terendah terdapat pada Puskesmas Kebunsari (Kec. Wonomulyo) sebesar 0 balita. Sedangkan status gizi lebih, jumlah tertinggi terdapat di Puskesmas Matangnga (Kec. Matangnga) sebesar 2 balita atau 2.4% dan terendah di Puskesmas Katumbangan (Kec. Campalagian) sebanyak 2 balita atau 0.5% dan Puskesmas Pambusuang (Ke c. Balanipa) sebanyak 2 balita atau 0.07%. (tambah keterangan perbandingan 2009) BAB II Gambaran Umum Daerah 33

24 Balita yang Naik Berat Badannya Sesuai Garis Pertumbuhan Tabel20 Persentase Balita yang Naik Berat Badannya Sesuai Garis Pertumbuhan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Naik Sesuai Garis Pertumbuhan Tinambung 56,96 85, Balanipa 88,67 77, Limboro 49,53 56, Tubbi Taramanu 59,90 77, Allu 58,55 58, Campalagian 48,94 54, Luyo 86,72 87, Wonomulyo 67,7 66, Mapilli 50,98 62, Tapango 82,95 80, Matakali 65,9 72, Polewali 75,77 74, Binuang 66,29 65, Anreapi 88,63 7, Matangnga 59,84 73, Bulo Polewali Mandar 68,7 7, Sumber:Hasil Pengolahan Data Sektor Persentase balita yang naik berat badannya sesuai garis pertumbuhan dari seluruh balita yang ditim bang di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 adalah 68,7%, pada tahun 2008 naik menjadi 70,59% dan pada tahun 2009 berat badan balita mengalami penurunan sebanyak 47,2%, tetapi di tahun 200 mengalami kenaikan menjadi 73.85%, namun demikian capaian kenaikan ini belum juga mencapai target SPM 80%. BAB II Gambaran Umum Daerah 34

25 Cakupan Kunjungan Bayi Tabel2 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Kunjungan Bayi Tinambung 00,0 97, Balanipa 00,0 93, Limboro 00,0 94, Tubbi Taramanu 85,7 62, Allu 84,2 88, Campalagian 00,0 98, Luyo 80,6 92, Wonomulyo 00,0 98, Mapilli 00,0 93, Tapango 00,0 97, Matakali 98,5 8, Polewali 95,4 93, Binuang 00,0 99, Anreapi 00,0 95, Matangnga 00,0 95, Bulo Polewali Mandar 96,6 93, Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor Persentase Cakupan kunjungan bayi di kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 sebesar 96,6% dan pada tahun 2008 sedikit turun menjadi 94,60%, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 79.9%. Dan naik ditahun 200 yaitu menjadi 84.55%. Hal ini bila diasumsikan bahwa dalam setiap 00 bayi usia dibawah tahun hanya terdapat 0 20 bayi yang belum mendapatkan kunjungan untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar. Cakupan tersebut sudah mencapai Target SPM yakni 90 %. BAB II Gambaran Umum Daerah 35

26 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita Tabel22 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Pemberian Vitamin A Tinambung 97, 9, Balanipa 95,7 95, Limboro 00,0 97, Tubbi Taramanu 95,7 88, Allu 99,2 98, Campalagian 8,6 87, Luyo 97, 95, Wonomulyo 96,9 98, Mapilli 83,3 8, Tapango 99,3 97, Matakali 00,0 93, Polewali 00,0 97, Binuang 95,5 92, Anreapi 00,0 90, Matangnga 90,0 88, Bulo Polewali Mandar 93,0 92, Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor Tabel 22 di atas memberikan gambaran persentase pemberian vitami n A pada tiap kecamatan, dari 6 sudah mencapai target lebih dari 80%. Dari hasil pengumpulan data sektoral MDGs diatas, menunjukkan bahwa pemberian vitamin A dosis tinggi telah mencapai target dalam pelaksanaan program pemerintah yakni pemberian kapsul vitami n A secara periodik pada bulan Pebruari dan Agustus. BAB II Gambaran Umum Daerah 36

27 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Tabel 23 Persentase Cakupan Pemberian ASI Eksl usif di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Pemberian ASI Ekslusif Tinambung 0,0 38, Balanipa 0,0 7, Limboro 43,2 5, Tubbi Taramanu 29, 3, Allu 39, 38, Campalagian 80,8 28, Luyo 0,0 26, Wonomulyo 50,3 59, Mapilli 42,2 0, Tapango 9,6 23, Matakali 7,8 3, Polewali 46,2 56, Binuang 57,3 44, Anreapi,9 23, Matangnga 58,9 53, Bulo Polewali Mandar 4,0 32, Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor Dari hasil pengumpulan data sektoral MDGs di atas menunjukkan bahwa masih kurangnya ibu yang melakukan pemberian ASI ekslusif pada bayinya selama 6 Bulan. Persentase cakupan pemberian ASI ekslusif di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 sebesar 4% dan tahun 2008 sebesar 32% serta tahun 2009 sedikit mengalami kenaikan menjadi 39.7%, Ditahun 20 0 terus naik menjadi 55,22%. Walaupun demikian presentasi pemberian ASI ekslusif masih jauh dari target SPM yakni 80 %. BAB II Gambaran Umum Daerah 37

28 Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Tabel 24 Jumlah Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kabupaten Polewali Mandar Tahun Jumlah Desa UCI Jumlah Desa % Desa UCI 200 Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Polewali Binuang Anreapi Matangnga Bulo Polewali Mandar Sumber:Hasil Pengolahan Data Sektor Sampai dengan tahun 200, hanya ada 4 kecamatan yang mencapai target SPM diatas 80%, yaitu Kec. Polewali, Matakali, Wonomulyo, Allu. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya: Ketersediaan vaksin dan tempat penyimpanan vaksin, kondisi geografis yang sulit dijangkau serta, penyebaran tenaga yang belum merata. Disamping itu kepercayaan orang tua bayi bahwa bayi sampai usia sekitar 36 bulan tidak boleh turun dari rumah karena masyarakat menganggap bayi masih terlalu lemah dan akan cepat sakit kalau bertemu dengan orang lain dalam lingkungannya. BAB II Gambaran Umum Daerah 38

29 Pertolongan Persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan Tabel 25 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Pertolongan Persalinan oleh Nakes Tinambung 9,3 79, Balanipa 64,5 67, Limboro 87,3 86, Tubbi Taramanu 44,8 38, Allu 60,4 97, Campalagian 50,5 62, Luyo 54,4 57, Wonomulyo 90,4 94, Mapilli 57,7 50, Tapango 57,8 54, Matakali 82,0 80, Polewali 74,2 85, Binuang 77,0 74, Anreapi 78,4 76, Matangnga 43,6 44, Bulo Polewali Mandar 68,7 7, Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektoral Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 sebesar 68,7%, dan pada tahun 2008 naik menjadi 72% serta naik lagi ditahun 2009 menjadi 77.7% dan naik lagi ditahun 200 menajdi 8.94% dari Target 90%. Salah satu faktor terjadinya peningkatan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah bertambah jumlah bidan yang ditempatkan di desa. BAB II Gambaran Umum Daerah 39

30 Kunjungan K4 Tabel 26 Cakupan Kunjungan K4 di Kababupaten Polewali Mandar Tahun % Kunjungan K Tinambung 90,5 76, Balanipa 6,0 83, Limboro 9,2 92, Tubbi Taramanu 49,5 52, Allu 78,3 79, Campalagian 57,8 65, Luyo 67,6 63, Wonomulyo 83,9 84, Mapilli 5,6 54, Tapango 89,7 75, Matakali 69,6 70, Polewali 77,0 78, Binuang 70, 77, Anreapi 83,4 89, Matangnga 75,6 5, Bulo Polewali Mandar 7,5 73, Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Persentase ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan yang memenuhi K4 di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 sebesar 7,5% dan tahun 2008 sedikit naik yaitu sebesar 73,9 %, serta naik lagi ditahun 2009 menjadi 80.3%, ditahun 200 hanya mencapa i 8.34% dari target 95 %. atau dengan kata lain belum semua ibu hamil memeriksakan ke hamilannya secara lengkap. BAB II Gambaran Umum Daerah 40

31 Pelayanan Nifas Tabel 27 Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Pelayanan Nifas Tinambung 64,6 75, Balanipa 32,2 64, Limboro 92,2 84, Tubbi Taramanu 5,8 40, Allu 54,0 60, Campalagian 49,5 63, Luyo 78,7 77, Wonomulyo 85,0 89, Mapilli 52,5 63, Tapango 6, 57, Matakali 78,8 69, Polewali 68,7 72, Binuang 8,9 79, Anreapi 86,7 8, Matangnga 56,4 62, Bulo Polewali Mandar 65,8 70, Sumber: Hasil Pengolahan Data Sektor Pasa tahun 200 Persentase pelayanan nifas kunjungan yang kedua kali pmeriksaaan untuk cakupan Kabupaten Polewali Mandar telah berada telah tercapai 77.6%, Kalau dilihat per kecamatan, hampir keseluruhan kecamatan capaiannya tekah berada diatas 70%, kecu ali kecamatan Matanganga dan Bulo berada dibawah 70% yaitu masingmasing 69.65% dan 67.65%. BAB II Gambaran Umum Daerah 4

32 Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Tabel 28 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Komplikasi Kebidanan yang ditangani Tinambung 74,0 8, Balanipa 43,6 82, Limboro 9, 48, Tubbi Taramanu 7,3 50, Allu 63,9 66, Campalagian 35,3 47, Luyo 47,2 73, Wonomulyo 32,6 8, Mapilli 2, 60, Tapango 23,3 4, Matakali 38,0 8, Polewali 25,2 00, Binuang 67, 94, Anreapi 54,6 93, Matangnga 20,3 58, Bulo Polewali Mandar 37,5 72, Sumber: Hasil Pengolahan Data Sektor Persentase komplikasi kebidanan yang ditangani di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 sebesar 37,5 % dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 72.25%, serta pada tahun 2009 hanya tercapai sekitar 69.45% ditahun 200 mengalami peningkatan menjadi 93,03% melebih targetnya adalah 80%. BAB II Gambaran Umum Daerah 42

33 Prevalensi Malaria Tabel 29 Prevalensi Malaria di Kabupaten Polewali Mandar Tahun Prevalensi Malaria Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Polewali Binuang Anreapi Matangnga Bulo 5 0 Polewali Mandar Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Dari tabel 29 di atas menunjukkan bahwa di Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2007 prevalensi malaria mencapai 2 kasus per penduduk dan pada tahun 2008 terjadi penurunan prevalensi malaria yaitu 2 kasus per penduduk. Dan pada tahun 2009 terjadi lagi penurunan menjadi 5 per penduduk. Dan tur un lagi ditahun 200 yaitu menjadi.4, keberhasilan ini tidak terlepas dari program pencegahan dan penanggungalan malaria yang dicanangkan pemerintah kabupaten polewali Mandar melalu foggingisasi kasus kasus malaria yang ditemukan. BAB II Gambaran Umum Daerah 43

34 Penderita Malaria yang Mendapat Pengobatan efektif Tabel 30 Penderita Malaria yang Mendapat Pengobatan efektif di Kabupaten Polewali Mandar tahun Penderita Malaria yang mendapat pengobatan efektif Tinambung 59,4 2, Balanipa 6,0 0,00 00 Limboro 0,0 0,0 00 Tubbi Taramanu 0,0 0,00 0 Allu 0,0 0,0 00 Campalagian 0,0 0, Luyo 20,8 0,00 00 Wonomulyo 70,5 60, Mapilli 0,0 0,0 0 Tapango 0,0 0,0 0 Matakali 38, 0,00 00 Polewali 5,7 8, Binuang 9,2 0, Anreapi 0,0 0,0 0 Matangnga 0,0 0,0 0 Bulo Polewali Mandar 46,3, Sumber: Hasil Pengolahan Data Sektor Jumlah penderita malaria positif yang diobati secara efektiftahun 2007 sebesar 46,3% dan pada tahun 2008 turun menjadi,82% serta pada tahun 2009 semua penderita malaria positif dapat diobati seluruhnya (00%). Sementara itu ditahun 200 hanya %. Capaian ini menunjukkan jumlah penderita malaria yang mendapat pengobatan secara efektif telah dapat dilakukan dengan baik oleh Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya. BAB II Gambaran Umum Daerah 44

35 Prevalensi TB Tabel 3 Prevalensi TB di Kabupaten Polewali Mandar Tahun Prevalensi TB Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Polewali Binuang Anreapi Matangnga Bulo 3.42 Polewali Mandar Sumber: Hasil Pengolahan Data Sektor Pada tabel 3 di atas, prevalensi TBC tahun 2007 sebanyak 0,4 per penduduk, dan naik di tahun 2008 menjadi sebesar 4,6 per penduduk, serta pada tahun 2009 turun menjadi 0,2 per penduduk. Dan ditahun 200 naik menjadi.56 per penduduk. Angka ini masih cukup rendah bila dibandingkan dengan angka perkiraan kasus pertahunnya sebesar 20 per penduduk BAB II Gambaran Umum Daerah 45

36 Angka Kematian TB Tabel 32 Angka Kematian TB di Kabupaten Polewali Mandar Tahun Angka Kematian TB Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Polewali Binuang Anreapi Matangnga Polewali Mandar Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Pada tabel 32 di atas, menunjukkan Angka Kematian TB pada tahun 2007 sebesar 0,45 per penduduk. Sedangkan pada tahun 2008 Angka Kematian TB terjadi penurunan sebesar 0,03 per penduduk. Ditahun 2009 dan 200 angka kematian penderita TB per 0 penduduk masingmasing 0.6 dan BAB II Gambaran Umum Daerah 46

37 Angka Penemuan Pasien TBBTA+ Tabel 33 Persentase Angka Penemuan Pasien TB BTA+ di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Angka Penemuan Pasien TBBTA Tinambung 52,3 99, Balanipa 2,7 84, Limboro 8,9 5, Tubbi Taramanu 0,0 23, Allu 46,0 53, Campalagian,3 40, Luyo 2,5 34, Wonomulyo 27,2 58, Mapilli 29,7 9, Tapango 8,6 6, Matakali 40,8 45, Polewali 55,6 72, Binuang 84,9 72, Anreapi 57,7 88, Matangnga 29,3 87, Bulo Polewali Mandar 33,9 53, Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Persentase angka penemuan pasien tuberkolosis BTA positif baru di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 adalah sebanyak 33,9 % dan pada tahun 2008 adalah 53,85% serta tahun 2009 turun menjadi,63% dan turun lagi ditahun 200 yaitu hanya 5.49% dari 8.39 jumlah kasus yang diperkirakan di tahun 200. BAB II Gambaran Umum Daerah 47

38 Angka Kesembuahan Pasien Baru Tuberkolosis (AKPTB) Tabel34 Angka Kesembuahan Pasien Baru Tuberkolosis (AKP TB) di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Angka Kesembuhan Pasien TB Tinambung 87, Balanipa 00, Limboro 7, Tubbi Taramanu Allu 00, Campalagian 00, Luyo 90, Wonomulyo 9, Mapilli 80, Tapango 37, Matakali 76, Polewali 80, Binuang 95, Anreapi 90, Matangnga 00, Bulo Polewali Mandar 86, Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Angka kesembuhan pasien baru TB pada tahun 2007 adalah sebanyak 86,7% dari target 80% sedangkan pada tahun 2008 sebesar 88,24% dan tahun 2009 sedikit turun menjadi 82,98% dan ditahun 200 angka penyembuhan dapat mencapai 90.05% dari 42 pasien yang diobati. BAB II Gambaran Umum Daerah 48

39 Angka Kesakitan Penyakit Kusta Tabel35 Angka Kesakitan Penyakit Kusta di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Angka Kesakitan Kusta Tinambung 7,2 6, Balanipa 3,3, Limboro 6,2 8, Tubbi Taramanu 0,6 0, Allu 6,4 3, Campalagian 2,6 2, Luyo 2,5 8, Wonomulyo,2, Mapilli 3,, Tapango 2,4 6, Matakali 0,5 3, Polewali,9 3, Binuang 2,6, Anreapi, 3, Matangnga 0,0 0, Bulo Polewali Mandar 2,7 3, Sumber: Hasil Pengolahan Data Sektor Dari tabel 35 di atas menunjukkan bahwa di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 angka kesakitan kusta 2,7 kasus per penduduk dan pada tahun 2008 angka kesakitan kusta 3,45 kasus per penduduk, serta tahun 2009 terjadi peningkatan kasus menjadi 8.4 kasus per penduduk. Jadi pada tahun 2009 di Kab. Polewali Mandar dengan jumlah penduduk jiwa terdapat 28 penderita kusta. Jika dibandingkan pada tahun 2007 angka kesakitan kusta 2,7 kasus per penduduk. Dan pada Tahun 2009 meningkat menjadi 35 kasus. Ditahun 200 angka kesakitan mengalami penurunan menjadi 2.88 per penduduk (4 kasus kusta). BAB II Gambaran Umum Daerah 49

40 Angka Kesakitan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Tabel36 Angka Kesakitan (PR) Penyakit Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Polewali Mandar Tahun % Angka Kesakitan DBD Tinambung 0,000 4, Balanipa 0,000 0, Limboro 0,000 0, Tubbi Taramanu 0,000 0, Allu 0,000 0, Campalagian 0,000 0, Luyo 0,000 0, Wonomulyo 0,024, Mapilli 0,000 0, Tapango 0,000 0, Matakali 0,000 0, Polewali 0,04 2, Binuang 0,074 0, Anreapi 0,000 0, Matangnga 0,000 0, Polewali Mandar 0,022, Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Jumlah penderita DBD pada tahun 2007 terdapat 8 kasus (PR= 0,022 kasus per penduduk) dan pada tahun 2008 terdapat 7 kasus (PR=,88 kasus per penduduk), tahun 2009 tidak ditemukan kasus yang terlaporkan. Dan ditahun 200 ditemukan 20 kasus (PR= 5.05 per penduduk). Angka kesak itan (PR) DBD ini sangat dipengaruhi mobilisasi masyarakat dari daerah endemic DBD dari daerah daerah kabupaten sekitar Polewali Mandar, misalnya Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. BAB II Gambaran Umum Daerah 50

41 Case Fatality Rate pada Saat KLB Tabel 37 Case Fatality Rate pada Saat KLB di Kabupaten Polewali Mandar Tahun CFR Diare pada saat KLB Tinambung 0, Balanipa Limboro 0, Tubbi Taramanu 0, Allu 0, Campalagian 23.4,99.46 Luyo Wonomulyo 0, Mapilli Tapango 0, Matakali 0, Polewali Binuang 0, Anreapi Matangnga 0, Bulo Polewali Mandar Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Pada tahun 2007 tidak ditemukan kasus kematian akibat diare. Namun ditemukan kasus kematian diare ditahun merupakan kasus KLB dengan jumlah kasus kematian sebanyak 23 orang dari penderita (CFR =,3 per 00 penderita). Ditahun 2009 kembali ditemukan sebanyak 0 kematian dari penderita (CFR = 0.75 per 000 penderita) di kecamatan campalgian, Luyo dan Mapilli. Ditahun 200 hanya ditemukan kasus kematian diare dari penderita diare. (CFR =0.6 per 000 penderita) BAB II Gambaran Umum Daerah 5

42 2.7.3 Kependudukan Catatan Sipil Salah satu tugas pokok dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah pelayanan di bidang pencatatan sipil yang meliputi pelayanan akta kelahiran, akta pengakuan anak, akta pengangkatan anak, akta kematian, akta nikah dan akta perceraian bagi non muslim. Akte kelahiran merupakan hak setiap anak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti mendapatkan warisan, pengakuan sosial, dan memperoleh pendidikan. Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dalam memenuhi kebutuhan anak untuk memiliki akte kelahiran, telah mengeluarkan suatu kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) No. 5 Tahun 2004 tentang Pembebasan Biaya Penertiban Akte Kelahiran. Kemudian pada tahun 2009 berdasarkan inisiatif Anggota DPRD menerbitkan Perda Nomor 4 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Administrasi Kependudukan. Dalam rentang tersebut Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar juga telah mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbub) Nomor Tahun 2009 tentang dispensasi akta kelahiran kepada anak yang ingin mengurus a kta kelahiran sebelum UndangUndang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terbit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 37 di bawah ini: Tabel 38 Jumlah Penduduk yang Memiliki dan Tidak Memiliki Akta Kelahiran Tahun 2009 Kepemilikan Tidak % Punya % Jumlah Tinambung , ,00 2,894 Campalagian , ,37 49,507 Wonomulyo , ,92 Polewali , ,22 4,390 Tubbitaramanu , ,24 4,80 Binuang , , 27,923 Tapango.872 6, ,64 9,348 Mapilli , ,44 25,690 Matangnga 3,628 69,6,60 30,84 5,246 Luyo , ,0 26,45 Limboro , , 7,435 Balanipa , ,22 24,48 Anreapi 5,527 66,98 2,724 33,0 8,25 Matakali , ,54 6,735 Allu 8,77 72,83 3,252 27,7,969 Bulo 6,420 76,28,996 23,72 8,46 Jumlah , ,22 356,522 Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil BAB II Gambaran Umum Daerah 52

43 Berdasarkan uraian pada Tabel 38 di atas menunjukkan bahwa perkembangan pembuatan akta kelahiran dalam setahun hanya dapat diselesaikan sebanyak 6% atau sekitar lembar, data tersebut menunjukkan capaian persentase yang dapat diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil masih rendah. Selanjutnya untuk melihat data persentase anak usia 08 tahun memiliki dan tidak memilki akata kelahiran dapat dilihat pada Tabel 39. Tabel 39 Jumlah Penduduk yang Memiliki dan Tid ak Memiliki Akta Kelahiran Tahun 200 Kepemilikan Tidak % Punya % Jumlah Tinambung, , ,660 Campalagian 35, , ,507 Wonomulyo 9, , ,92 Polewali 4, , ,390 Tubbitaramanu 9, , ,80 Binuang 5, , ,923 Tapango 0, , ,348 Mapilli 5, , ,690 Matangnga 2,3.05, ,630 Luyo 6, , ,45 Limboro 0, , ,435 Balanipa 5, , ,48 Anreapi 4, , ,25 Matakali 8, , ,735 Allu 7, , ,969 Bulo 5, ,599 Jumlah 202, , ,855 Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Berdasarkan uraian pada Tabel 39 di atas menunjukkan bahwa perkembangan penduduk yang memiliki akta kelahiran sebanyak 40.96% sedangkan pada tahun sebelumnya (Tahun 2009) sebanyak 37.22%, data tersebut menunjukkanpeningkatan capaian persentase yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Selanjutnya untuk melihat data persentase anak usia 08 tahun memiliki dan tidak memilki akta kelahiran dapat dilihat pada Tabel 40. BAB II Gambaran Umum Daerah 53

44 Tabel 40 Persentase Anak Usia 08 Tahun Menurut dan Kepemilikan Akte Kelahiran di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2007 Ya, dapat ditunjukan Apakah Memiliki Akte Kelahiran Ya, tidak Tidak/ belum dapat punya ditunjukkan Tidak tahu harus punya Total % Tinambung 43,2 2,20 44, 0,57 00,00 Balanipa 2,38 6,5 7,3 0,80 00,00 Limboro 33,04 8,59 58,37 0,00 00,00 Tutallu 23,2 4,57 64,25 8,06 00,00 Allu 35,95 4,9 58,46,40 00,00 Campalagian 27,63 7,9 65,8 0,00 00,00 Luyo 2,88 3,09 74,55 0,48 00,00 Wonomulyo 64,8 3,86 2,2 0,2 00,00 Mapilli 36,75 7,06 56,9 0,00 00,00 Tapango 42,29 2,22 36,35 0,4 00,00 Matakali 27,47 26,90 45,64 0,00 00,00 Bulo 20,6 5,39 72,6,38 00,00 Polewali 46,47 9,6 33,82 0,0 00,00 Binuang 36,2 0,23 53,65 0,00 00,00 Anreapi 32,94 6,9 59,03,84 00,00 Matangnga 32,25 2,25 55,50 0,00 00,00 Polewali Mandar 34,52 0,63 53,97 0,88 00,00 Sumber: Survei MDGs 2007 Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 40 di atas dapat dilihat bahwa usia 0 8 tahun yang belum memiliki akta kelahiran masih sangat tinggi mencapai 53,97% pada tahun 2007, dan berkembang mencapai 43,97% di tahun 2009, dengan rata rata hanya bisa menerbitkan sekitar 5 6% pertahun. Ini menunjukkan masih banyak usia anak 0 8 tahun yang tidak memiliki akta kelahiran dan ini tentu masih sangat diperlukan kerja keras oleh Dinas Kependudukan & Capil khusus bidang catatan sipil untuk dapat meningkatkan persentase penerbitan akta kelahiran usia 08 tahun. Sedangkan Trend Realisasi Akta Kelahiran dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. BAB II Gambaran Umum Daerah 54

45 Tinambung Campalagian Wonomulyo Polewali Binuang Mapilli Tutar Luyo Limboro Balanipa Tapango Anreapi Matakali Matangnga Alu Bulo Tabel 4 Trend Realisasi Penerbitan Akta Kelahiran Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 200 Realisasi Penerbitan Akta Kelahiran Usia 0 8 Tahun (Gratis) Jumlah Jumlah Sumber Data: Data Olahan Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Berdasarkan uraian Tabel 4 menunjukkankan bahwa trend perkembangan realisasi akta kelahiran usia 0 8 tahun pada setiap kecamatan mengalami perkembangan yang dinamis setiap tahun dimana tahun 2009 sebanyak dan tahun 200 mengalami peningkatan sebesar Salah satu tugas pokok Dinas Kependudukan & Catatan Sipil adalah bidang pendaftaran penduduk yang meliputi pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK). Untuk lebih jela snya dapat dilihat pada Tabel 42 sebagai berikut: BAB II Gambaran Umum Daerah 55

46 Tabel 42 Jumlah Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kabupaten Polewali Mandar Kepemilikan Tidak % Punya % Jumlah Tinambung Campalagian Wonomulyo Polewali Tubbitaramanu Binuang Tapango Mapilli Matangnga Luyo Limboro Balanipa Anreapi Matakali Allu Bulo Jumlah Sumber: Hasil olah data PDKBM Kabupaten Polman 2009 Berdasarkan data tabel 42 menunjukkan bahwa kecamatan yang paling sedikit kepemilikan KTP adalah Bulo sebesar 55,24% atau jiwa, hal ini disebabkan oleh Bulo merupakan kecamatan termuda s ehingga masih membutuhkan pembenahan identitas kendudukan, dan yang memeiliki KTP sebesar 44,76%. yang mempunyai tingkat kepemilikan KTP yang tinggi adalah Matangnga sebesar 69,44% dan yang tidak memiliki sebesar 30,56 Kabupaten Polman Sedangkan jumlah kepemilikan Kartu Keluarga (KK) dapat dilihat pada Tabel 43 berikut. BAB II Gambaran Umum Daerah 56

47 Tabel 43 Jumlah Kepemilikan Kartu Keluarga (KK) Penduduk Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2009 Kepemilikan Tidak % Punya % Jumlah Tinambung 3, , ,679 Campalagian 7, , ,25 Wonomulyo 5, , ,467 Polewali 3, , ,62 Tubbitaramanu 3, , ,780 Binuang 3, , ,6 Tapango 2, , ,23 Mapilli 3, , ,594 Matangnga ,392 Luyo 4, , ,856 Limboro 3, , ,89 Balanipa 3, , ,054 Anreapi, ,095 Matakali 2, , ,84 Allu 2, ,200 Bulo, ,26 Jumlah 5, , ,59 Sumber : Hasil olah data PDKBM Kab. Polman 2009 Berdasarkan data pada Tabel 43 menggambarkan bahwa di Kabupaten Polewali Mandar, kecamatan yang persentase tingkat kepemilikan Kartu Keluarga (KK) rendah adalah Tutar sebesar 67,05% dan yang memiliki (KK) sekitar 32,95%, Sedangkan yang persentase tingkat kepemilikan Kartu Keluarga yang tinggi adalah Polewali sebesar 7,63%, dan penduduk yang belum memiliki sekitar 28,37%. BAB II Gambaran Umum Daerah 57

48 2.7.4 Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak Pemberdayaan Perempuan Di Kabupaten Polewali Mandar persentase perempuan yang terlibat dalam pengambilan keputusan masih sangat jauh dari semangat keterwakilan yakni 30 persen perempuan dalam lembaga publik. Dalam uraian ini nampak bahwa di Kabupaten Polewali Mandar keterwakilan perempuan baik pada bidang eksekutif maupun pada bidang legislatif maupun dalam keanggotaan pen gurus pada organisasi sosial dari tahun ketahun atau dari periode ke periode belum menampakkan perubahan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel tabel berikut ini: Tabel 44 Jumlah Anggota Dewan Kabupaten Polewali Mandar Menurut Jenis kelamin Tahun Anggota DPRD Lakilaki Perempuan 5,7 5 5 Sumber: Hasil Pengolahan data Sektoral MDGs Tabel 45 Jumlah Anggota Camat Kabupaten Polewali Mandar Menurut Jenis kelamin Tahun C a m a t Lakilaki 00 8,25 8,25 Perempuan 0 8,75 8,75 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektoral MDGs Pada tabel 45 tersebut di atas terlihat bahwa pada pada tahun 2008 di Kab. Polewali Mandar keterwakilan perempuan sebagai camat mengalami penurunan, c amat perempuan menjadi 0 persen dan didominasi oleh kaum laki laki sebanyak 6 orang atau 00 persen dari 6 wilayah kecamatan hal ini terjadi karena camat yang diduduki oleh seorang perempuan termutasi ke jabatan yang lain, kemudian pada tahun 2009 dan jumlah camat yang diduduki oleh perempuan mengalami perubahan yakni BAB II Gambaran Umum Daerah 58

49 sebanyak 3 orang camat perempuan atau 8,75% dari total camat sebanyak 6 orang yang selebihnya diduduki oleh kaum lakilaki sebanyak 3 orang atau 8,25%. Walupun demikian belumlah terpenuhi sesuai kesepakatan bersama yakni 30% perempuan dalam pengambilan keputusan dalam se ktor publik.namun pada tahun 200 keterwakilan perempuan pada sektor pemerintahan di tingkat kecamatan tidak mengalami perubahan dari tahun 2009 yakni jumlah camat perempua n sebanyak 3 (tiga) orang atau 8,75 % dan camat lakilaki sebanyak 3 orang atau 8,25 %. Demikian pula pada tingkat Kelurahan/Desa keterwakilan perempuan sebagai kepala desa atau sebagai lurah disuatu kelurahan masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat pada tabel 46 berikut. Tabel 46 Persentase Lurah /Desa di Kabupaten Menurut Jenis Kelamin Tahun Ka.Desa/Lurah Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 200 Perempuan 3,59 2,5 2,99 LakiLaki 96,4 87,5 97,0 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektoral MDGs Pada tabel 46 di atas menunjukkan pada tahun 2008 di Kab. Polewali Mandar seiring dengan adanya pemekaran beberapa wilayah desa, maka jumlah pejabat kepala desa mengalami peningkatan. Jumlah wilayah desa/kelurahan seba nyak 32 buah menjadi 67 desa/kelurahan. Namun demikian yang menjadi penambahan kepala desa semuanya adalah dari kaum lakilaki sehingga persentase laki laki sebagai kepala desa/kelurahan mengalami peningkatan menjadi 96,4%, sedangkan perempuan mengalami penurunan sebesar 3,59%. Kemudian pada tahun 200 dimana jumlah kepala desa/lurah keseluruhan sebanyak 67 desa/lurah sementara perempuan yang menjadi lurah/kepala desa hanya 5 orang perempuan atau 2,99 persen, sedangkan laki laki sebanyak 62 orang atau 97,0 persen. BAB II Gambaran Umum Daerah 59

50 Tabel 47 Persentase Pejabat Sturuktural Dirinci menurut Eselon dan Jenis Kelamin Tahun Jenis Kelamin Eselon II Eselon III Eselon IV.a Perempuan 0 3,03 3,03 6,53 4,89 8,87 20,65 33,33 25,6 Lakilaki 00 99,97 96,97 83,47 85, 8,3 79,35 66,67 74,84 Total Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektoral MDGs Pada tabel 47 di atas pada tahun 2008 jumlah jabatan eselon II sebanyaki 23 orang dan kesemuanya diduduki oleh kaum l akilaki, namun pada tahun 2009 mengalami peningkatan jumlah jabatan eselon II seiring dengan penambahan kelembagaan pemerintah menjadi 33 jabatan di eselon II dan jumlah perempuan yang menduduki jabatan strategis tersebut hanya orang saja atau 3,03%. Sedangkan Dan pada jabatan eselon III pada tahun 2008 rasio pejabat perempuan sebesar 6,53% sedangkan lakilaki sebesar 83,47%, kemudian tahun 2009 jumlah pejabat eselon III perempuan sebanyak 2 orang atau 4,89% sedangkan laki laki jauh lebih banyak sebanyak 20 orang atau 85,% dari total jumlah eselon III sebanyak 4 kursi. Kemudian pada eselon IV dari total 525 kursi, jumlah yang diduduki oleh perempuan hanya 75 atau 33,33%, laki laki sebanyak 355 atau 66,67% yang ada pada eselon IV. Pada tahun 200 jabatan eselon II hanya diduduki oleh ( satu) orang perempuan atau 3.03% dari total eselon II yakni sebanyak 33 orang. Dan untuk pejabat eselon III jumlah perempuan sebanyak 30 orang atau 8,87% sedang lakilaki sebanyak 29 orang atau 8,3%. Dari data ini menunjukkan ada peningkatan jumlah perempuan yang menduduki jabatan eselon III pada pemerintahan wilayah kabupaten Polewali Mandar pada tahun 200 yakni dari 4,89% (2 orang) menjadi 8,87% (30 orang). Selanjutnya pada eselon IV terdapat 94 orang perempuan yang duduk pada jabatan tersebut atau 25,6% sedangkan lakilaki sebanyak 577 orang atau 74,84 % dari 77 eselon IV yang terisi baik eselon IV.a maupun eselon IV.b. Berdasarkan output data tersebut diatas pada tahun 200 dapat diketahui bahwa jumlah pejabat perempuan pada pemerintah Kabupaten Polewali Mandar mulai dari BAB II Gambaran Umum Daerah 60

51 eselon II sampai eselon IV ada sebanyak 225 orang atau 22,57 % dari total jabatan yang terisi sebanyak 997 orang. Jabatan yang terbanyak diduduki perempuan ada pada jabatan eselon IV yakni sebanyak 94 orang. Tabel 48 Tabel Persentase Pengurus Organisasi Politik Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Polewali Mandar Tahun Pengurus Partai Politik LakiLaki 65,97 80,03 80,03 Perempuan 24,03 9,98 9,98 Total Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektoral MDGs Berdasarkan tabel 48 tersebut di atas terlihat bahwa persentase keterwakilan perempuan pada tahun 2009 mengalami penurunan yakni pada tahun 2008 keterwakilan perempuan sebagai pengurus partai p olitik sebanyak 24,03%, sedangkan pada tahun 2009 keterwakilan perempuan pada pengurus partai politik sebanyak 9,98%. Kepengurusan pada organisasi politik pada tahun 200 tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya tahun 2009 yakni perempuan sebagai pengurus partai pilitik hanya 9,98 % atau 6 orang dari total pengurus partai yang ada, sedangkan lakilaki sebanyak 80,03 persen atau 649 orang. Demikian pula dengan kepengurusan pada organisasi sosial persentase perempuan jauh lebih kecil dibanding p ersentase lakilaki dapat dilihat pada tabel 49 berikut: Tabel 49 Persentase Perempuan sebagai Pengurus Organisasi Sosial di Kabupaten Polewali Mandar Tahun Pengurus Organisasi Sosial Total LakiLaki 72,73 69,83 69,83 00 Perempuan 27,27 30,7 30,7 00 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektoral MDGs BAB II Gambaran Umum Daerah 6

52 Demikian pula dengan kepengurusan pada organisasi sosial persentase perempuan jauh lebih kecil dibanding persentase laki laki hal ini terjadi disetiap kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel 50 berikut: Tabel 50 Persentase Perempuan sebagai Pengurus Organisasi Sosial di Kabupaten Polewali Mandar Tahun No Lakilaki Perempuan Total Biuang 98,46, Polewali 99,33 0, Anreapi 92,43 7, Matakali 99,87 0, Wonomulyo 98,94, Tapango 98,58, Mapilli 97,24 2, B u l o Campalagian L u y o Balanipa 98,88, Tinambung 95,55 4, Limboro Tutar 9,83 8, A l l u 96,99 3, Matangnga J u m l a h.368, 3,85.399,95 Persentase 97,72 2,27 00 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektoral MDGs Dari tabel 50 tersebut di atas yang dirinci menurut k ecamatan dan jenis kelamin terlihat bahwa kecamatan yang yang tertinggi persentase keterwakilan perempuan sebagai pengurus organisasi sosial adalah kecamatan Tutar yakni 8,7 persen, selanjutnya kecamatan Tinambung 4,45 persen, kecamatn Allu 3,0 persen, d an seterusnya. Bahkan ada 5 kecamatan yang 0 persen keterwakilan perempuan sebagai pengurus organisasi sosial yakni kecamatan Campalagian, Luyo, dan Bulo, dan Limboro, serta kecamatan Matangnga. BAB II Gambaran Umum Daerah 62

53 Perlindungan Anak Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat serta mendapat perlindungan dari segalah bentuk kekerasan dan diskriminasi Kasuskasus kekerasan di Kabupaten Polewali Mandar mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 200 baik itu Kekerasan Terhadap Perempuan (KTA) maupun Kekerasan Terhadap Anak (KTA) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Data Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan (KDRT/KTP) Dan Kekerasan Terhadap Anak (KTA) Tahun 2007 No KECAMATAN Polewali Tinambung Matakali Wonomulyo Anreapi Campalagian J E N I S K E K E R A S A N KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (KTP) KEKERASAN TERHADAP ANAK Pengania Yaan Pengancaman Jumlah Pengania Yaan Pemerko Saan Pencabu lan Orang Hilang Perenc. Pembunuhan L P L P L P L P L P L P L P Jumlah J u m l a h Sumber: Kepolisian Kab. Polman Berdasarkan tabel 5 tersebut di atas, tahun2007 kekerasan terhadap anak (KTA)sebesar 5 kasus dari lima (5) jenis kasus ke jahatan, sedangkan kekerasa terhadap perempuan (KTP) sebanyak 7 kasus dari dua (2) jenis kasus kejahatan. BAB II Gambaran Umum Daerah 63

54 Tabel 52 Data Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan ( KDRT/KTP) dan Kekerasan Terhadap Anak (KTA) Tahun 2008 J E N I S K E K E R A S A N Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) Kekerasan Terhadap Anak No Penganiayaan Pemerkosaan Penganiayaan Pemerkosaan Pencabulan L P L P Jumlah L P L P L P Jumlah Polewali Binuang 2 3 Wonomulyo 4 Campalagian J u m l a h Sumber : Kepolisian Kab. Polman Bedasarkan tabel 52 di atas, kekerasan di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2008 kasus KTA sebanyak 0 kasus dari tiga (3) jenis kasus kejahatan sedangkan KTA terdapat 4 kasus dari dua (2) jenis kasus kejahatan. Tabel 53 Data Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan (KDRT/KTP) dan Kekerasan Terhadap Anak (KTA) Tahun 2009 J E N I S K E K E R A S A N Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) Kekerasan Terhadap Anak (KTA) No Penganiayaan Pemerkosaan Penganiayaan Pemerkosaan PencabuLan L P L P Jumlah L P L P L P Polewali Jumlah 2 2 Luyo 3 Matakali Wonomulyo Anreapi 2 6 Campalagian Tutar 2 8 Tapango 9 Mapilli J u m l a h Sumber: Kepolisian Kab. Polman 3 BAB II Gambaran Umum Daerah 64

55 Dari tabel 53 tersebut menunjukkan bahwa kasus kekerasan baik kekerasan terhadap perempuan maupun kekerasan terhadap anak di Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2009 mengalami peningkatan yang cukup tinggi dimana kasus KTP yan g terjadi sebanyak 7 (tujuh) kasus sedangkan kasus KTA sebanyak 38 kasus. Selain meningkatnya jumlah kasus kekerasan yang terjadi juga jumlah wilayah terjadinya kasus juga semakin meluas yang mana tahun 2008 jumlah kecamatan tempat terjadinya kasus sebanyak 4 (empat) kecamatan, sedangkan pada tahun 2009 bertambah menjadi 9 (sembilan) kecamatan dan kecamatan yang terbanyak kasus kekerasan yang terjadi adalah Polewali yakni kasus KTP/KDRT sebanyak 4 (empat) kasus dan kasus KTA sebanyak 2 kasus. Tabel 54 Data Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan ( KDRT/KTP) Dan Kekerasan Terhadap Anak (KTA) Tahun 200 No Polewali J E N I S K E K E R A S A N Kekerasan Terhadap PEREMPUAN (KTP) Kekerasan Terhadap Anak Penganiayaan Pemerkosaan Kekerasan Penganiayaan Pemerkosaan Pencabulan Jumlah Seksual Pengeroyokan L P L P L P L P L P L P L P Jumlah 48 2 Binuang Matakali 2 4 Wonomulyo Mapilli Campalagian 7 Luyo 8 Tinambung 9 Matanga J u m l a h Sumber: Kepolisian Kab. Polman Dari tabel 54 di atas terlihat bahwa tahun 20 0 tingkat kekerasan terhadap anak dan kekerasan terhadap perempuan sangat meningkat dari tahun sebelumnya yang mana jumlah kekerasan terhadap anak tahun 2009 sebanyak 38 kasus sedangkan pada tahun 200 mencapai 8 kasus dan kasus kekerasan terhadap perempu an sebanyak 5 kasus. BAB II Gambaran Umum Daerah 65

56 Dari tabel 54 tersebut dapat pula dilihat bahwa kasus yang terbanyak baik kekerasan terhadap perempuan maupun kekerasan terhadap anak adalah kasus penganiayaan, yakni pada kasus KTP terdapat sebanyak 4 kasus penganiayaan dan pada kasus KTA terdapat sebanyak 56 kasus penyaniayaan. Selanjutnya pada Kasus kekerasan seksual yakni sebanyak 7 kasus, pencabulan 5 kasus pada KTA. Selain dari meningkatnya jumlah kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Polewali Mandar juga jenis kejahatan yang terjadi semakin bertambah yang mana jenis kasus yang terjadi pada tahuntahun sebelumnya hanya tiga (3) jenis, pada tahun 200 menjadi lima (5) jenis kasus kejahatan Keluarga Berencana (KB) Persentase Peserta KB Perempuan dan Lakilaki Binuang Polewali Anreapi Matakali Wonomulyo Tapango Mapilli Bulo Campalagian Luyo Balanipa Tinambung Limboro Tutar Alu Matangnga Berdasarkan data dari sektoral, dalam rangka mendorong kesetaraan gender dalam hal ber KB, sangat nampak adanya kesenjangan gender antara akseptor KB perempuan dan akseptor lakilaki. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 55 berikut. Tabel 55 Persentase Peserta KB Perempuan dan Lakilaki Di Kabupaten Polewali Mandar tahun Perempuan Lakilaki ,5 90,40 2,5 9,59 97,62 97,82 2,38 2,8 86,77 93,49 3,32 6,50 98,35 93,79,65 6,2 98,97 93,59 0,80 6,4 96,57 97,52 3,40 2,48 99,0 77,7 0,89 22, ,7 0,29 9,43 64,69 8,57 35,3 92,59 99,54 7,40 0,46 99,53 90,28 0,47 9,72 90,92 84,39 9,08 5,60 99,3 63,69 0,87 36,30 90,34 87,59 9,66 2,4 98,83 6,42,7 38, Total Jumlah 96,24 89,37 3,76 0,63 00 Sumber: Hasil Pengolahan Data sektor Tahun BAB II Gambaran Umum Daerah 66

57 Di Kabupaten Polewali Mandar mayoritas pemakai alat kontrasepsi adalah perempuan, pada Tabel 55 tersebut di atas menunjukkan setiap kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar jumlah akseptor KB perempuan jauh lebih banyak dibandingkan akseptor KB lakilaki. Pada tahun 2009 apabila dilihat secara keseluruhan untuk Kabupaten Polewali Mandar maka terdapat orang atau 96,24% akseptor KB perempuan sedangkan lakilakinya menjadi.236 orang atau 3,76% dari total jumlah akseptor Kabupaten Polewali Mandar sejumlah akseptor. Sedangkan pada tahun 20 0 mengalami penurunan pada akseptor KB perempuan yaitu 3.47 orang atau 89,37% pada akseptor lakilaki mengalami peningkatan menjadi 3744 orang 0,63%, jadi peserta KB aktif pada tahun 200 secara keseluruhan sebanyak orang atau % Angka Pemakaian Alat Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) Angka Pemakaian Alat Kontrasepsi pada PUS Di Kab. Polewali Mandar dari hasil pengumpulan data sektoral MDGs tahun dapat dilihat pada Tabel 56 berikut: Tabel 56 Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Per di Kab. Polewali Mandar Tahun Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada PUS 2009 % 200 % 0 39, , , , , , , , , , , , , , , , ,47 43,5 48,70 6,42 55,07 54,30 74,26 59,54 62,69 63,53 7,46 54,27 63,33 58,64 55,27 79,76 Kab. Polewali Mandar , ,88 Sumber: Hasil Pengolahan Data Sektor BAB II Gambaran Umum Daerah 67

58 Angka Penggunaan Kondom Angka Penggunaan Kondom di Kab. Polewali Mandar dari hasil pengumpulan data sektoral MDGs tahun dapat dilihat pada Tabel 57 berikut: Tabel 57 Angka Penggunaan Kondom Dirinci Perkecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Angka Penggunaan Kondom 2009 % 200 % 98 3,55 4 6,09 9 0,27 7 0,46 5 0,25 6 5,60 6 4, ,72 3 0,64 8 2, , , , , ,80 62,45 8 0,56 3,25 68, , , , , ,43 6,38 6 6,4 60 9, , ,58 Kab. Polewali Mandar 226 2, ,37 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Dari Tabel 57 menunjukkan angka penggunaan kondom di Kabupaten Polewali Mandar mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 yaitu.226 orang atau 2,20% akseptor sedangkan pada tahun 200 yaitu orang atau 0,37%. BAB II Gambaran Umum Daerah 68

59 Keluarga Pra Sejahtera 58 berikut: No Persentase keluarga pra sejahtera lakilaki dan perempuan dapat dilihat pada tabel Tabel 58 Persentase Keluarga Pra Sejahtera Perempuan dan Laki Laki di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 200 Polewali Wonomulyo Campalagian Tinambung Binuang Matakali Tapango Mapilli Luyo Balanipa Tutar Limboro Anreapi Alu Matangga Bulo Keluarga Pra Sejahtera Perempuan % LakiLaki % Jumlah , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,3. 9, , , , ,9.229 Jumlah , , Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Keluarga Sejahtera I Persentase keluarga sejahtera tahap I lakilaki dan perempuan dapat dilihat pada tabel 59 berikut : No Tabel 59 Persentase Keluarga Sejahtera Tahap I Perempuan dan Laki Laki di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 200 Polewali Wonomulyo Campalagian Tinambung Binuang Matakali Tapango Mapilli Luyo Balanipa Tutar Limboro Anreapi Alu Matangga Bulo Keluarga Sejahtera I Perempuan % LakiLaki % Jumlah , , , , , , , , , , , , , , , , , , , 8 88, , , , , , , , , ,8.092 Jumlah , Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor BAB II Gambaran Umum Daerah 69

60 2.7.6 Sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Sosial) secara madani dan wajar. Penyandang masalah kesejahteraan sosial adalah seorang keluarga, atau kelompok masyarakat karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat dilaksanakan fungsi sosialnya sehingga tidak dapat terpenuhinya kebutuhan hidupnya (Jasmani, Rohani Ada 27 masalah PMKS yaitu Anak Balita Terlantar, Anak terlantar, anak korban tindak kekerasan, anak nakal, anak jalan an, anak cacat, wanita rawan sosial ekonomi, wanita korban tindak kekerasan/diperlakukan salah, lanjut usia terlantar, lanjut usia terlantar tindak kekerasan, penyandang cacat, penyandang cacat eks penyakit kronis, tuna susila, pengemis, gelandangan, bekas napi, korban penyalahgunaan napza, keluarga yang tinggal dirumah tidak lay ak huni, keluarga bermasalah sosial psikologis, kom unitas adat terpencil, masyarakat yang tinggal didaerah rawan bencana, korban bencana alam, korban bencana sosial/pengungsi, pekerja migrant terlantar, penyandang HIV/AIDS, keluarga rentan, dan keluarga fakir miskin. Adapun rekapitulasi pey andang masalah kesejahteraan sosial Kabupaten Polewali Mandar Tahun 200 yang termasuk dalam ASIA sebagai berikut: Tabel 60 Rekapitulasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten Polewali Mandar Tahun 200 No. Jenis PMKS Satuan. 2. Anak Terlantar Anak Cacat Jiwa Jiwa Sumber data: Dinas Sosnakertran kab. Polewali Mandar Jenis Kelamin L P Jumlah 039 Pada table 60 di atas, penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Mandar pada tahun 200 terdapat 039 anak terlantar dan terdapa t 23 anak cacat. 23 BAB II Gambaran Umum Daerah 70

BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2009

BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2009 Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 29 21 BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KABUPATEN POLEWALI MANDAR 29 2.1 Gambaran Umum Kabupaten Polewali Mandar Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah 2.22,3

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH TAHUN BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH. Wilayah Kabupaten Mandar terletak di wilayah Propinsi Sulawesi Barat, posisinya berada di sisi Selat Makassar dan diapit oleh Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadi komitmen 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium

Lebih terperinci

BAB VI P E N U T U P

BAB VI P E N U T U P BAB VI P E N U T U P 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil Analisis Situasi Ibu dan Anak di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2009 ini adalah sebagai berikut: 1. Bidang Kesehatan a. Angka Kematian

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

Dokumen perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK ) kabupaten Polewali Mandar. Tahun

Dokumen perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK ) kabupaten Polewali Mandar. Tahun Dokumen perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK ) kabupaten Polewali Mandar Tahun 2011-2012 Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2011 1 DAFTAR ISI BAB i PENDAHULUAN 1 - LATAR BELAKANG...

Lebih terperinci

BAB VI P E N U T U P. 6.1 Kesimpulan

BAB VI P E N U T U P. 6.1 Kesimpulan BAB VI P E N U T U P 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil Analisis Situasi Ibu dan Anak Berbasis HAM di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2010 berdasarkan data dari berbagai sumber, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Draf Final ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK BERBASIS HAK ASASI MANUSIA BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009

Draf Final ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK BERBASIS HAK ASASI MANUSIA BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009 Draf Final ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK BERBASIS HAK ASASI MANUSIA BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009 KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010 TIM PENYUSUN BUKU ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK TAHUN 2009 No Nama Jabatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010

DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010 POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S IPA M A N D AQ LAMPIRAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2009 PETA POLEWALI MANDAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010 Tim Editor Penanggung Jawab Ketua

Lebih terperinci

Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat

Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Oleh Arsad Rahim Ali (Fungsional Epidemiologi Kesehatan Ahli Dinkes Polman) Abstrak Tulisan dengan judul Akses dan

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT SALINAN BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

Manggal Karya Bakti Husuda

Manggal Karya Bakti Husuda LAPORAN INDIKATOR INDONESIA SEHAT 2010 DAN PENETAPAN INDIKATOR KABUPATEN SEHAT SEBAGAI TARGET KABUPATEN POLEWALI MANDAR SEHAT (Keputusan Menkes RI No. 1202 /Menkes/SK/VIII/2003) Disajikan Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB IV P E N U T U P

BAB IV P E N U T U P BAB IV P E N U T U P 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POLEWALI MANDAR, Menimbang

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA Tabel II.16 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Urusan Wajib Pendidikan No. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 1 2 3 4 1 APK PAUD 49,38 168,96 2 APK SD/MI/Paket A 108,77 108,74 3 APK SMP/MTs/Paket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan rencana pembangunan tahun sebelumnya yang difokuskan pada upaya perbaikan dan penataan kembali

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

Analisis Situasi Ibu dan Anak Berbasis HAM TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN

Analisis Situasi Ibu dan Anak Berbasis HAM TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan rencana pembangunan tahun sebelumnya yang difokuskan pada upaya perbaikan dan penataan kembali

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM DAFTAR TABEL GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis Tabel 1.1.1. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat Di Kabupaten Subang, 6 Tabel 1.1.2. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng Di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

LAMPIRAN DATA INDONESIA

LAMPIRAN DATA INDONESIA LAMPIRAN DATA LAPORAN NEGARA PIHAK SESUAI PASAL 44 KONVENSI LAPORAN PERIODIK KETIGA DAN KEEMPAT NEGARA PIHAK TAHUN 2007 INDONESIA - 1 - DAFTAR TABEL DAN GRAFIK TABEL Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Golongan

Lebih terperinci

FORMULIR KUISIONER PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAM

FORMULIR KUISIONER PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAM FORMULIR KUISIONER PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAM LAPORAN HAK ATAS KESEHATAN 1 Produk Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengenai penyelenggaraan/ Layanan Kesehatan : Tidak 2 Alokasi Anggaran

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

Pengalaman Penyusunan ASIA Berbasis HAM TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN

Pengalaman Penyusunan ASIA Berbasis HAM TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN TAHUN 00 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan proses kegiatan yang terus-menerus yang bertujuan untuk mencapai kearah keadilan yang lebih baik. Proses ini membutuhkan modal baik dana,

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

KABUPATEN POLEWALI MANDAR

KABUPATEN POLEWALI MANDAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 Realisasi Kinerja Rencana dan penetapan Kinerja Indikator Kinerja Utama DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR Judul : LAPORAN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Indikator-indikator yang ditetapkan dalam rangka melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan di Desa Jatilor dalam kurun tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut : 9.1 Aspek

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD 5.1. Evaluasi APBD Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kota Solok diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya berasal

Lebih terperinci

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6 DAFTAR TABEL DATA NONPENDIDIKAN Tabel 1 : Keadaan Umum Nonpendidikan 1 Tabel 2 : Luas wilayah, penduduk seluruhnya, dan penduduk usia sekolah 2 Tabel 3 : Jumlah desa, desa terpencil, tingkat kesulitan

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun =

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun = TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2013 KABUPATEN : BANGGAI KEPULAUAN IKK RUMUS/PERSAMAAN KETERANGAN URUSAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH NO KECAMATAN

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH NO KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH KECAMATAN WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA : SOSIAL BUDAYA JENIS DATA : Pendidikan, Kebudayaan Nasional Pemuda dan Olahraga DATA SATUAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KABUPATEN POLEWALI MANDAR

KABUPATEN POLEWALI MANDAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Realisasi Kinerja Rencana dan penetapan Kinerja Indikator Kinerja Utama DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN POLEWALI MANDAR KATA

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB V INTEGRASI ASIA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V INTEGRASI ASIA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V INTEGRASI ASIA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan beberapa stakeholder demi kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD (2014)

TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD (2014) TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR 2014-2019 No pada ASPEK KESEJAHTERAAN I Kemampuan Ekonomi Daerah Otonomi Daerah, Pemerintahan Umun, Administrasi 1 Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN RAPAT KERJA TEKNIS TKPK TAHUN 2015 KERANGKA ANALISIS SITUASI KEMISKINAN KOMPONEN ANALISIS Perubahan akibat intervensi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang 2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PENANGGULANGAN KEMISKINAN I N A N T A INOVASI KETAHANAN KOMUNITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN TANA TORAJA Penanggulangan Kemiskinan APA ITU adalah kebijakan dan program pemerintah pusat serta pemerintah daerah yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR

DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S IPA M A N D AQ PROFIL KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010 PETA POLEWALI MANDAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR Editor : Arsad Rahim Ali Judul : Profil Kesehatan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN LAMPIRAN XII PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 23 TAHUN 2014 TANGGAL : 16 SEPTEMBER 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN 2014-2019 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN Meningkatnya

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja Kabupaten Parigi Moutong bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

Assalaamu Alaikum Warahmatullah Wabarakaatu Salam sejahtera bagi kita semua

Assalaamu Alaikum Warahmatullah Wabarakaatu Salam sejahtera bagi kita semua Draf Final : Sambutan Apel Pagi 24 Mei 2010 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar. Dalam Rangka Apel Pagi Bersama Seluruh Pimpinan dan Staf SKPD di Lingkup Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR KEPUTUSAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR: KPTS/420/594/HUK TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYELENGGARA UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET B DAN PAKET C PERIODE II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN. Polewali Mandar. Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar. Dinas Kesehatan Polewali Mandar Tahun 2017

TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN. Polewali Mandar. Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar. Dinas Kesehatan Polewali Mandar Tahun 2017 Dinas Kesehatan Polewali Mandar Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar PROFIL KESEHATAN Polewali Mandar TAHUN 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk menilai kesejahteraan suatu negara dilihat dari derajat kesehatan masyarakatnya, selain indikator

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.

Lebih terperinci