BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian dengan judul Kajian Tindak Tutur Komunikasi Penjual dan Pembeli Sepatu Sandal di Pasar Banjanegara (Sebuah Kajian Pragmatik) oleh Vivi S. Pada penelitian ini menggunakan teknik desktriptif kuantitatif. Sumber yang diperoleh dalam penelitian ini adalah penjual dan pembeli yang melakukan tawar menawar di sebuah pasar di daerah Banjarnegara. Data yang diperoleh adalah tuturan yang digunakan oleh penjual dan pembeli dalam komunikasi jual beli sepatu dan sandal, dalam percakapan yang dilakukan oleh pembeli dan penjual banyak digunakan bahasa Jawa, karena kedua pihak memang orang jawa dan berada di daerah yang menggunakan bahasa Jawa. Pada penelitiannya Vivi S hanya mengamati ilokusi resfentatif, direktif, ekspresif saja. Berbeda dengan penelitian yang di lakukan oleh peneliti saat ini dilakukan pada tempat pelayanan publik yaitu kecamatan, kantor pos, dan KUD di sini bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda, dan mengamati semua bentuk tindak tutur. 2. Penelitian dengan judul Tindak Tutur Guru dalam Proses Belaajar Mengajar Kelas 5 SD di SLB Yakut Purwokerto (Kajian Pragmatik) oleh Demi Purnamawati tahun Demi Purnamawati melakukan penelitian mengenai bentuk-bentuk tindak tutur pada guru yang mengajar di kelas V SD di SLB Yakut Purwokerto. Sumber data yang digunakanya adalah guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. 8

2 9 Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu menggunakan teknik sadap dan teknik rekam. Penelitian yang dilakukan oleh Demi yaitu bentuk tindak tutur lokusi yang tediri atas pernyaataan atau informasi, lokusi perintah, dan lokusi pertanyaan, bentuk tindak tutur ilokusi, dan bentuk perlokusi. Bentuk-bentuk tersebut digunakan dalam peoses belajar mengajar untuk memberi penguatan dalam mengolah kelas. Persamaan dari penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah sama-sama mencakup semua tindak tutur, sedangkan perbedaannya terletak pada data yang dianalisis dan tempat penelitianya. 3. Penelitian dengan judul Kajian Bentuk Tindak Tutur Penjual dan Pembeli di Toko Yuyun Collection and Credit di Desa Madusari Kecamatan Wanerja Kabupaten Cilacap oleh Tri Utami Anisa tahun 2014 Penelitian yang dilakukan oleh Tri Utami Anisa bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur penjual dan pembeli Toko Yuyun Collection and Credit di Desa Madusari Kecamatan Wanerja Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan metode padan, sumber data yang digunakan adalah penjual dan pembeli yang berbelanja, dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bentuk tindak tutur yang digunakan oleh penjual dan pembeli Toko Yuyun Collection and Credit di Desa Madusari Kecamatan Wanerja Kabupaten Cilacap terdapat tiga bentuk tindak tutur yakni tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi dan tindak tutur perlokusi. Ketiga penelitian yang dijelaskan di atas sangatlah berbeda dengan penelitian yang dilakukan penelitian saat ini, dan pada penelitian sebelumnya belum pernah ada yang meneliti bentuk tindak tutur yang terjadi di tempat pelayanan publik. Penelitian mengenai bentuk tindak tutur di tempat pelayanan publik baru pertama kali dilakukan oleh peneliti saat ini.

3 10 B. Bahasa Menurut Chaer dan Leonie Agustina (2010 : 11) bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis. Sistematis maksudnya bahasa tersebut tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak tersusun secara acak atau sembarangan, sedangkan sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, melainkan terdiri dari sejumlah subsistem, yakni subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis dan subsistem leksikon. Menurut Kridalaksana (2007 :88) bahasa adalah sistem lamabang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengindetifikasi diri. Definisi tersebut sejalan dengan yang di jelaskan oleh Sumarsono (2012 :18) yang menjelakaskan bahwa bahasa adalah sisitem lamabang bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh anggota masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi. Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang besifat arbiter yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dalam masyarakat untuk bekerja sama. Sistematis maksudnya tersusun menurut pola tertentu, sedangkan sistemis bahasa tidak bersistem tunggal. Bahasa adalah sebuah lambang bunyi yang bersifat arbitrer (sewenag-wenang) yang digunakan oleh manusia untuk saling berhubungan, berinteraksi, bekerjasama, dan mengidentifikasikan diri. C. Fungsi Bahasa Keraf (2001 :4-1) menyebutkan bahwa fungsi bahasa dapat dituturkan dari dasar dan motif bahasa itu sendiri, sedangkan fungsi bahasa yang utama adalah

4 11 sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial antara sesama manusia. Sebagai alat komunikasi bahasa merupakan media dalam menyampaikan ide, gagasan, dan perasaan penutur kepada lawan tutur. Dengan demikian, lawan tutur akan mengerti maksud dan tujuan tuturan si penutur. Maksud dan tujuan tuturan tersebut dapat berupa menanyakan, menyuruh, meminta, menyerahkan, dan lain sebagainya. Disi lain Chaer dan Agustina (2010 :14-16) melihat fungsi bahasa dari sudutsudut tertentu. Pertama, dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi personal atau pribadi, yaitu penutur menyampaikan emosinya lewat bahasa dan memperlihatkan emosi sewaktu menyampaikan tuturannya sehingga lawan tutur menduga apakah penutur sedih, marah, atau gembira. Kedua, dilihat dari sudut pendengar atau lawan bicara bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Ketiga, dilihat dari sudut topik, bahasa berfungsi referensial, yaitu bahasa berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur. Keempat, dilihat dari sudut kode yang digunakan bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik, yaitu bahasa digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Kelima, dilihat dari segi amanat yang akan disampaikan bahasa berfungsi imajinatif, yaitu untuk menyampaikan pikiran gagasan dan perasaan. Bertolak dar pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa yaitu: (1) fungsi ekspresi diri atau personal, yaitu bahasa digunakan oleh penutur untuk menyatakan sesuatu dengan memperlihatkan emosi sehingga lawan tutur dapat menduga apakah penutur sedang sedih atau bahagia, (2) berfungsi imajinatif, artinya bahasa digunakan oleh penutur sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, (3) fungsi direktif, artinya bahasa digunakan untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindakan lawan tutur, dan (4) fungsi referensial, yaitu bahasa digunakan oleh penutur untuk membicarakan objek atau peristiwa yang terjadi di sekeliling penutur.

5 12 D. Tindak Tutur 1. Pengertian Tindak Tutur Tindak tutur merupakan suatu kegiatan seseorang menggunakan bahasa kepada mitra tutur dengan rangka mengkomunikasikan sesuatu. Menurut Chaer dan Leonie Agustina (2004 :49) mengatakan bahwa tindak tutur adalah peristiwa tutur pada peristiwa sosial yang menyangkut pihak pihak yang bertutur dalam satu situasi dan tempat tertentu, untuk menyatakan maksud tuturan, penutur tidak hanya mengeluarkan kata-kata, tetapi juga berupaya menyisipkan suatu tindakan atau pengaruh kepada lawan tuturnya. Tindak tutur merupakan produk dari suatu ujaran kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan satuan terkecil dari komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat pisikologis dan keberlangsunganya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur pada saat komunikasi. Tindak tutur (speech act) adalah saat seseorang mengatakan sesuatu dia juga melakukan sesuatu (Austin dalam Nadar, 2009: 11). Sedangkan menurut Aslinda (2010 : 34), tindak tutur adalah sepenggal tuturan yang dihasilkan sebagai bagian terkecil dalam interaksi lingual. Hal serupa juga diungkapkan oleh Tarigan (2009:36) bahwa tindak tutur atau tuturan yang dihasilkan oleh manusia dapat berupa ucapan. Ia mengatakan bahwa ucapan tersebut dianggap sebagai suatu bentuk kegiatan atau suatu tindak tutur. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur merupakan unusur pragmatik yang melibatkan pembicaraan yang terjadi dalam situasi tertentu. Pemakaiannya bahasa dalam kehidupan sehari-hari yang berupa tuturan tidak terbatas, karena setiap hari seseorang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang

6 13 dinamakan komunikasi. Bertutur sering digunakan untuk menyampaikan gagasan atau pesan komunikasi kepada lawan tuturnya. Tuturan yang dilakukan seseorang dilihat pada tujuan peristiwanya, maka dalam sebuah tindak tutur orang-orang lebih memperhatikan makna atau arti dari tindakan dalam tuturannya walaupun terkadang sebaliknya ada yang tidak memperhatikan hal tesebut. 2. Bentuk Tindak Tutur Searle (dalam Rohmadi 2004 :30) dalam bukunya Speech Acts: An Essay in The Philosophy of Language, mengungkapkan sesuatu yang berkaitan dengan tindak tutur. Dalam bukunya tersebut ia mengatakan bahwa secara pragmatis setidaktidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur. Tindakan tersebut yaitu tindak lokusi (lokutionary act), tindak ilokusi (ilokutonary act), dan tindak perlokusi (perlokutionary act). Dalam bukunya Sarle menjelaskan bagian-bagian dari masing-masing bentuk tindak tutur tersebut. a. Tindak Tutur Lokusi (Locutionary Act) Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Chaer dan Leonie Agustina (2004:53) menyebutkan bahwa tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti berkata atau tuturan dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur lokusi mengacu pada bentuk tuturan tertentu, dalam tindak lokusi penutur mengatakan sesuatu. Bahasa si penutur langsung dihubungkan dengan sesuatu yang diungkapkan dalam isi ujarannya, dalam tindak lokusi isi ujaran penutur adalah menginformasikan sesuatu kepada lawan tuturnya atau mitra turur. Jenis tindak lokusi dibedakan menjadi tiga yaitu bentuk pernyataan

7 14 (deklaratif), pertanyaan (introgatif), dan perintah (imperatif). Ketiga jenis lokusi ini hanya memberikan informasi tidak untuk mempengaruhi mitra tuturnya. 1) Bentuk Pernyataan (Deklaratif) Bentuk ini sering disebut bentuk kalimat berita atau kalimat deklaratif. Kalimat berita menurut fungsinya dalam hubungan situasi pada umumnya memberi tahu sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan hanyalah berupa sebuah perhatian (Rohmadi, 2004:41). Tindak tutur lokusi pernyataan sebenarnya hanya untuk menyampaikan sebuah informasi kepada pendengar mengenai berita dan tidak memberi efek bagi pendengarnya. Respon yang diharapkan oleh pendengarnya hanyalah berupa perhatian. Ciri- ciri bentuk pernyataan: a) Berupa pola intonasi berita b) Tak ada kata tanya, ajakan, persilaan, dan larangan. Contoh : pada kalimat Ali belajar membaca, dan Ani bermain piano. Kedua kalimat tersebut semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa melakukan sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Tindak tutur lokusi paling mudah didefinisikan karena lokusi tidak perlu memperhitungkan konteks tuturnya. 2) Lokusi Pertanyaan (Introgatif) Lokusi yang berfungsi untuk menyatakan suatu hal kepada awan tuturnya. Lokusi ini selalu menggunakan kata seperti, apa, bagaimana, kapan, dimana, siapa, mengapa, berapa, sesuai dengan tujuan yang ingin dinyatakan. Selain menggunakan

8 15 kata tanya, lokusi ini juga menggunakan kata tanya kah. Pola intonasi akhir kalimat tanya adalah naik dan diakhiri dengan tanda tanya (?). Dalam lokusi ini tanggapan yang adalah sebuah jawaban dari apa yang telah ditanyakan oleh seorang penutur kepada lawan tuturnya (Rohmadi, 2004:43). Ciri-ciri bentuk pertanyaan: a) Intonasi yang digunakan adalah intonasi tanya, b) Kalimatnya memerlukan jawaban ya atau tidak, c) Sering menggunakan kata tanya. Contoh : apa kabar? Pada kaliamat apa kabar? Merupakan bentuk pertanyaan, karena menanyakan keadaan seseorang. 3) Bentuk Perintah (Imferatif) Rohmadi (2010 :47) mengatakan bentuk perintah berfungsi untuk memerintah atau menyuruh lawan bicaranya. Artinya penutur mengharapkan adanya tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara. Bentuk perintah ini dilakukan untuk memerintah mitra tutur untuk melakukan sesuatu sesuai dengan perintah si penutur. Perintah tersebut dilakukan oleh orang yang mempunyai jabatan lebih tinggi untuk memerintah kepada bawahannya. Ciri bentuk perintah : a) Intonasi keras (terutama perintah atau larangan) b) Dapat menggunakan partikel pengeras lah dan nya. Pengeras lah digunakan pada akhir kata yang diucapkan oleh seorang penutur. Partikel lah ini digunakan sebagai penganut dari kata-kata yang telah diucapkan oleh penuturnya.

9 16 Contoh : Tidur lah waktu sudah malam. Pada kalimat di atas merupakan sebuah perintah untuk segera tidur karena waktu sudah malam. b. Tindak Tutur Ilokusi (Ilucionary Act) Sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Apabila hal ini terjadi tindak tutur yang terbentuk adalah tindak tutur ilokusi. Menurut Chaer (2004 :53), tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya didefinisikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi ini biasanya berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh, menawarkan, dan menjanjikan. Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung maksud dan berfungsi untuk mempengaruhi lawan tutur atau mintra tuturnya. Tindak tutur ilokusi sangat sulit didefinisikan karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tuturnya, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi. Searle (dalam Rohmadi, 2010 :34) membagi bentuk ilokusi berdasarkan fungsinya yaitu: a) Respresentatif, yaitu tindak tutur yang digunakan untuk memberi tahu penutur mengenai sesuatu. Ilokusi dalam bentuk ini cenderung netral yaitu termasuk katagori kerja sama, misalnya menyatakan, melaporkan, menunjukan, dan menyebutkan. b) Direktif, ialah tindak tutur yang digunakan untuk membantu penutur melakukan sesuatu, tuturan ini dilakukan oleh penutur dengan maksud agar lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujarannya, misalnya menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, dan menantang. c) Ekspresif, ialah tindak tutur yang berfungsi untuk mengekspresikan perasaan dan sikap penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi. Tindak tutur ini

10 17 mempunyai fungsi untuk mengekspresikan sikap psikologis pembicaranya terkait dengan sesuatu keadaan misal : memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, dan mengeluh, mengucapkan selamat. d) Komisif, ialah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melakukan segala hal yang disebutkan dalam ujarannya, misalnya berjanji, bersumpah, dan mengancam. e) Deklaratif, ialah tindak tutur yang dilakukan oleh si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal, (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru, misalnya memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, dan memberikan maaf. c. Tindak Tutur Perlokusi Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan dan sikap atau perilaku dari orang lain itu. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Misalnya, karena ada ucapan dokter (kepada pasienya) Mungkin ibu menderita penyakit jantung coroner, maka si pasien akan panik atau sedih. Ucapan dokter ini adalah tindak tutur perlokusi. Leech (2011: 323) menyebutkan macam-macam tindak tutur perlokusi yaitu : (1) bringh to learn that (membuat penutur tahu bahwa), (2) persuade (membujuk), (3) deceive (menipu), (4) enough (mendorong), (5) iritate (menjengkelkan), (6) frigren (menakuti), (7) amause (menyenangkan), (8) get to do (membuat penutur melakukan sesuatu), (9) inspire (mengilhami), (10) impress (mengesankan), (11) distract (mengalihkan pehatian), (12) get he to think abaut (membuat penutur berpikir tentang), (13) relive tension (melegakan), (14) embarrass (mempermalukan), (15) attract attention (menarik perhatian), dan (16) bore (menjemukan). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu namun tidak mempengaruhi lawan

11 18 tuturnya hanya sekedar menginformasikan saja. Tindak tutur ilokusi dapat disimpulkan sebagai tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan sesuatu atau menginformasikan sekaligus melakukan sesuatu. Tindak ilokusi sulit dideteksi karena tindak tutur ini berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakuakan sesuaitu. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang memiliki efek terhadap mitra tutur dapat secara sengaja dapat pula tidak sengaja. Tindak tutur perlokusi dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur. E. Pelayanan Publik 1. Pengertian Pelayanan Publik Menurut Hardiyansyah (2015:15) fungsi utama pemerintah adalah menyelenggarakan pembangunan dan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus masyarakat, dengan menciptakan ketentraman dan ketertiban yang mengayomi dan mensejahtrakan masyarakat Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, komunikasi menduduki peranan yang sangat penting dan strategis karena semua pelayanan publik memerlukan komunikasi. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Fajri dan Senja (2008: 520) menyebutkan bahwa pelayanan adalah cara melayani, dan cara membantu yang dibutuhkan pihak lain, sedangkan publik adalah sekumpulan orang banyak, masyarakat umum yang melakukan atau membutuhkan sesuatu. Jadi pelayanan publik adalah kegiatan untuk melayani masyarakat dalam segala bentuk kebutuhan dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat atau dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan. Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

12 19 kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Faktor komunikasi sangatlah berperan penting dalam peningkatan kualitas pelayanan publik. Rendahnya kualiatas pelayanan publik akan berdampak pada semakin rendahnya kepercayaan publik. Kemampuan menjalin komunikasi dengan publik merupakan merupakan kemampuan penting bagi seorang penyelenggara publik/pemerintah/pemerintahan daerah agar dia dapat bertahan dalam pemerintahannya. a. Unsur-Unsur Pelayanan Publik Menurut Mukarom dan Muhibudin Wijaya Laksana (2015: 163), pelayanan publik meliputi tiga unsur penting berikut ini. 1) Penerima Layanan (Customer) Layanan publik yang adil dan berkualitas merupakan dambaan masyarakat. Selain itu, pelayanan publik juga harus adil dalam arti pelayanan publik tidak melayani orang yang mampu membayar, tetapi juga melayani orang yang tidak mampu membayar. Hal ini merupakan prinsip pelayanan publik. 2) Penyedia Layanan (Provider) Layanan publik yang diberikan secara adil dan berkualitas harus menjadi fokus utama para penyedia layanan. Layanan prima tersebut akan menaikkan citra kinerja mereka. Setiap unit layanan harus memberikan kepuasan kepada pelanggan atau warga yang menerima layanan. Kepuasan merupakan wujud dari keberhasilan pemberi layanan.

13 20 3) Warga Masyarakat (Umum) Perinsip dari layanan atas hak-hak dasar masyarakat merupakan kewajiban bagi negara maka semua orang tanpa terkecuali berhak mendapatkan layanan tersebut. Hal ini tentu akan mengurangi kesenjangan sosial dan akan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Layanan yang adil memberi kesempatan setiap orang atau warga negara untuk menikmati jenis layanan yang terbaik untuk perbaikan kehidupannya. Pasal 34 Undang-Undang Nomor 25/2009 disebutkan bahwa penyelenggara pelayanan publik harus berperilaku sebagai berikut: (1) Adil dan dan tidak dikriminatif, (2) Cermat, (3) Santun dan ramah, (4) Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlatut- larut, (5) Profesional, (6) Tidak mempersulit, (7) Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar, (8) Mengunjungi tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas insitusi penyelengara, (9) Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai peraturan perundang-undangan, (10) Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk mengindari benturan kepentingan, (11) Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik, (12) Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi permintaan informasi, serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat,

14 21 (13) Tidak menyalahgunakan informasi, jabaran, dan atau waktu kewenangan yang dimiliki, (14) Sesuai dengan kepantasan, (15) Tidak menyimpang dari prosedur. 2. Tempat Pelayanan Publik a. Kecamatan Kantor kecamatan merupakan tempat pelayanan pemerintahan tingkat kecamatan yang berada di setiap wilayah yang dihuni oleh sejumlah penduduk. Kantor kecamatan merupakan tempat pelayanan atau pengurusan KTP ( Kartu Tanda Penduduk), Kartu Keluarga (KK), akta kelahiran, dan surat nikah. Kecamatan adalah tingkat pemerintahan di atas desa atau kelurahan. Kantor kecamatan merupakan tempat kerja camat dan pegawai-pegawai lainya. Mereka bertugas melayani masyarakat. Menurut PP. Nomor 41 Tahun 2007, tugas camat adalah sebagai berikut: 1) mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat, 2) mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, 3) mengoordinasikan pemeliharaan peranan dan fasilitas pelayanan umum, 4) mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah tingkat kecamatan, 5) membina penyelenggaraan pemerintah desa dan kelurahan, 6) melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintah desa atau kelurahan. b. Kantor Pos Menurut Lengkap Bahasa Indonesia Fajri dan Senja (2008: 420) kantor adalah tempat bekerja atau tempat menangani (mengurus) pekerjaan, sedangkan pos adalah kantor untuk mengirim surat atau pun barang dan lain sebagainya. Jadi kantor

15 22 pos merupakan tempat pelayanan pengiriman surat atupun barang lainya. Namun, dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin moderen orang- orang tidak lagi menggunakan kantor pos sebagai tempat pengiriman surat untuk berkomunikasi, melainkan sebagai tempat pengiriman barang-barang. Kantor pos pada saat sekarang menyediakan pelayanan mengenai pembayaran listrik dan pembayaran cicialan kredit yang dilakukan oleh masyarakat, misalkan cicilan motor, mobil dan peminjaman uang. Kegunaan kantor pos di zaman modern seperti ini semakin mempermudah pelayanan terhadap masyarakat luas. c. KUD Kata koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu cooperatin yang terdiri dari kata co yang artinya bersama-sama dan operation yang artinya usaha untuk mencapai tujuan. Jadi, kooprasi adalah usaha bersama untuk mencapai tujuan. Koperasi menurut Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1992 adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koprasi dengan melandaskan kegiatanya berdasarkan prinsip koprasi. Koperasi merupakan badan usaha yang tediri dari orang, seseorang atau badan hukum, Akan tetapi koprasi berbeda dengan badan usaha lain yaitu pada bunga peminjaman di KUD lebih kecil dari pada Bungan pinjaman di Bank. Koperasi Unit Desa (KUD) adalah organisasi ekonomi rakyat pedesaan yang pembentukanya dilakukan oleh seluruh warga masyarakat desa tersebut yang wilayahnya meliputi satu kecamatan. Berikut adalah bidang usaha KUD: 1) menyalurkan sarana produkdi pertanian seperti pupuk, bibit tanaman, obat pemberantas hama dan alat-alat pertanian,

16 23 2) memberikan penyaluran teknis bersama dengan petugas penyuluhan lapangan kepada para petani, 3) penyaluran kebutuhan pokok masyarakat des, terutama pangan, sandang dan papan, 4) penyediaan jasa lain, antara lain jasa simpan pinjam, 5) bidang usaha lain sesuai kemampuan dan keadaan setempat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan Sebuah penelitian perlu mengungkapkan penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang dibuatnya. Agar mempunyai orisinalitas jelas, penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Relevan Kajian mengenai tindak tutur merupakan hal yang menarik bagi peneliti pengguna bahasa. Tindak tutur merupakan peristiwa dalam komunikasi yang perlu dikaji

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupannya. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia saling berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Berbahasa dalam bentuk berbicara merupakan bagian dari keterampilan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) RACHMAN Abhyrachman1707@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam berkomunikasi, manusia saling menyampaikan informasi berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan,

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya senantiasa melakukan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting karena dengan bahasa orang dapat menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang bahasa khususnya tindak tutur direktif (kajian pragmatik) sebelumnya pernah dilakukan oleh Yuda Eka Setyaningsih (2004) dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan alat komunikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal lain(kbbi, 2003:58). 2.1.1Implikatur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan sesama anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak akan saling terhubung. Berkomunikasi pada umumnya melibatkan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Hal itu berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Ada dua cara untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan BAB I PENDAHULUAN Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan beberapa definisi kata kunci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa diperlukan manusia sebagai sarana yang paling utama dan penting untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan komunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai makhluk individual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain, alat yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber informasi dan bahan acuan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Jenis tindak tutur dalam iklan kampanye

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis pembaca serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya, tindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berintekrasi. Kridalaksana (2008:24) menjelaskan bahwa bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam BAB V SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam menangani siswa bermasalah dilihat dari tindak tuturnya. Selain itu telah dibahas juga mengenai bentuk ilokusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa sebagai wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah EKO CAHYONO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan atau dihindari dari kehidupan manusia. Chaer (2010:11) menyatakan bahasa adalah sistem, artinya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan (Tarigan, 2009:22). Wacana direalisasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Levinson (dalam Manaf 2009:6) Bahasa dapat dikaji, berdasarkan pragmatik, pragmatik adalah cabang linguistik yang membahas pemakaian bentuk bahasa untuk fungsi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar guru mempunyai peran penting dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik melalui komunikasi. Komunikasi adalah alat untuk

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A310 090 180 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi yang datang dan berasal dari tempat atau arah yang berbeda. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ayeomoni, dkk (2012) mengatakan bahwa fungsi utama bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah 0 TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS Ahmad Fadilahtur Rahman Guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Situbondo Email: fadilahtur_rahman@yahoo.com Abstract: This study aimed to describe the form

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur. Dalam bertindak tutur manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tidak terlepas dari bahasa, bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tanpa adanya bahasa maka komunikasi pun tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Simanjuntak:1987:157).

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan peranan yang sangat penting, tanpa bahasa manusia tidak akan bisa sempurna dalam berinteraksi. Manusia dapat memenuhi semua kebutuhan sosialnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia. Manusia berbahasa setiap hari untuk berkomunikasi. Berbahasa adalah suatu kebutuhan, artinya berbahasa merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan

Lebih terperinci

Menetapkan 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fung

Menetapkan 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fung PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar sesamanya di dalam suatu lingkungan pergaulan hidup untuk melaksanakan maksud tertentu. Banyak

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain. Di dalam dirinya terdapat dorongan untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan 1 BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Bahasa merupakan produk budaya yang paling dinamis dalam pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan pemikiran, permintaan, dan perasaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi BAB II KAJIAN TEORI Untuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung penemuan data agar memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untuk menunjukkan identitas masyarakat pemakai bahasa. Masyarakat tutur merupakan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesantunan dalam berbahasa di lingkungan masyarakat dan sekolah sangatlah penting, karena dengan bertutur dan berkomunikasi dengan santun dapat menjaga nilai diri sebagai

Lebih terperinci