BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Penentuan Skenario Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Waskita Karya (Persero) Tbk karena perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang industri konstruksi yang baru saja melakukan penawaran umum pada tanggal 12, 13, dan 14 Desember Pada saat penawaran awal, permintaan investor mencapai sembilan kali dari jumlah saham yang dilepas ke publik atau mengalami oversubscribed sebesar 800%. Selain alasan di atas, pemilihan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai objek penelitian ini karena hanya dalam beberapa bulan setelah IPO, harga pasar saham dari perusahaan ini sudah bernilai dua kali lipat dari harga awalnya. Penelitian yang dilakukan terdiri dari dua, yaitu dari aspek non keuangan dan dari aspek keuangan. Penilaian dari aspek non keuangan dilakukan dengan menggunakan analisis PESTLE, SWOT, dan CSF. Analisis PESTLE dilakukan untuk melihat pengaruh faktor-faktor eksternal seperti politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, dan lingkungan yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Analisis SWOT dilakukan untuk memprediksi prospek perusahaan dengan mendeskripsikan Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats dari PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Sedangkan analisis CSF dilakukan untuk menentukan faktor-faktor kunci perusahaan dalam mencapai keberhasilan. Setelah analisis ini dilakukan maka akan 51

2 diperoleh strategi-strategi yang dapat digunakan dan diterapkan untuk kemajuan perusahaan. Penilaian tidak hanya dilakukan pada aspek non keuangan saja, tetapi juga dilakukan pada aspek keuangan. Dalam hal ini penilaian dari aspek keuangan dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap kewajaran harga saham atau dengan kata lain mengestimasi nilai intrinsik dari saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Salah satu metode penilaian yang lazim digunakan adalah free cash flow. Analisis free cash flow ini terbagi atas dua jenis, yaitu Free Cash Flow to Equity (FCFE) dan Free Cash Flow to Firm (FCFF). Peneliti akan menggunakan analisis FCFF karena dalam penghitungannya melibatkan komponen modal secara menyeluruh dimana natinya akan dihasilkan nilai penghitungan dari biaya rata-rata tertimbang (WACC). Metode yang lazim juga digunakan adalah Dividend Discount Model (DDM), metode ini tidak tepat digunakan pada perusahaan yang baru IPO seperti PT.Waskita Karya (Persero) Tbk karena perusahaan belum membagikan dividen bagi pemegang sahamnya. Metode kedua yang penulis gunakan dalam melakukan penilaian aspek keuangan adalah Price Earning Ratio, dimana menggambarkan perbandingan harga saham terhadap laba bersih perusahaan. Dan metode terakhir yang penulis gunakan dalam menganalisis estimasi harga saham adalah Price to Book Value (PBV). 4.2 Analisis Penilaian Bisnis Analisis PESTLE Analisis ini dilakukan oleh para analis untuk mengamati faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan industri konstruksi secara 52

3 keseluruhan seperti faktor politik, ekonomi, social, teknologi, hukum, dan lingkungan. 1. Politik a. Adanya kebijakan dari pemerintah yang akan mengurangi proyek dengan penunjukkan secara langsung. Hal ini akan mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan. b. Jaminan Jamsostek yang wajib diberikan kepada para pekerja merupakan kewajiban perusahaan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan bagi para pekerjanya. Biaya ini nantinya akan dibebankan pada beban gaji yang akan dikeluarkan perusahaan. 2. Ekonomi a. Tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 6,17%, dimana hal ini berdampak pada pendapatan Waskita Karya yang mengalami kenaikan sebesar 21,09% dari tahun sebelumnya dan laba bersih perusahaan mengalami kenaikan sebesar 47,70% dari tahun sebelumnya. b. Suku bunga Bank Indonesia pada tahun 2012 mengalami penurunan dari 6% menjadi 5,75% pada awal tahun Pada Januari 2012 suku bunga bank Indonesia masih sebesar 6%. Hal ini akan berdampak pada besarnya beban pinjaman yang akan ditanggung oleh perusahaan. c. Pergerakan tingkat inflasi yang akan mempengaruhi kegiatan operasional maupun non operasional perusahaan. Hal ini terjadi karena pergerakan tingkat inflasi akan berdampak pada pergerakan nilai tukar rupiah/kurs rupiah. 53

4 d. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 28 Mei 1989 tentang Upah Minimum, maka UMR untuk provinsi DKI Jakarta dari tahun adalah Rp ,00 untuk 2010, Rp ,00 untuk 2011, dan Rp ,00 untuk tahun Dengan adanya kebijakan UMR ini, maka akan melindungi hak para pekerja khususnya pekerja Waskita Karya. 3. Sosial a. Dalam melaksanakan tanggung jawab sosial, perusahaan telah mengembangkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) menjadi Program Kemitraan dengan bantuan Pinjaman Modal Kerja, Hibah, dan Biaya Operasional serta Program Bina Lingkungan. b. Perusahaan juga peduli dan berpartisipasi aktif dalam mitigasi musibah, antara lain dalam Waskita Peduli Gempa dengan mengirimkan bantuan berupa makanan, pakaian, dan obat-obatan. c. Kegiatan rutin yang dilakukan perusahaan pada bulan puasa yaitu menyelenggarakan acara buka puasa bersama dan pemberian santunan kepada yatim piatu yang berada di sekitar perusahaan. Dan juga dilakukan acara pengajian dan oikumene setiap bulannya untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para pegawai dan masyarakat sekitar. d. Melalui unit PKBL perusahaan telah merealisasikan Program Bina Lingkungan lainnya seperti bantuan pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan, sarana ibadah, dan pelestarian alam dengan melakukan penghijauan. 54

5 e. Perusahaan juga ikut ambil bagian dalam program BUMN Peduli yaitu Pasar Murah di NTT, Penanaman dan Pemeliharaan bibit pohon Trembesi di Kabupaten Singkil Provinsi Aceh. 4. Teknologi a. Perusahaan telah melakukan peningkatan sistem teknologi informasi yaitu telah menggunakan perangkat server yang handal IBM Blade Series, X- Series, dan Storage Storwize V-Series, dengan keuntungan penggunaan server ini adalah mempercepat kemampuan pemrosesan sistem dan storage yang lebih besar. b. Perusahaan juga telah melakukan peningkatan pada aplikasi teknologi informasi, salah satunya adalah perusahaan sedang mengembangkan aplikasi terintegrasi yaitu aplikasi ERP Microsoft Dynamic AX2012 R2 yang dapat mengintegrasikan modul Manajemen Keuangan, Supply Chain Management, Perdagangan dan Trade Logistik, Produksi, Manajemen Kualitas, Manajemen Material, Customer Relationship Management, Manajemen SDM, Project Management and Advanced Project, dan Management Dashboard/Business Intelligence. Aplikasi ini akan mempermudah proses transaksi di dalam perusahaan. 5. Hukum a. Perusahaan wajib menerapkan GCG sebagai acuan standar landasan operasional kegiatan usaha perusahaan sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan GCG pada Badan Usaha Milik Negara. 55

6 b. Pada bulan September tahun 2008, PT. Waskita Karya (Persero) Tbk menggunakan Undang-Undang No: 36 tahun 2008 mengenai Pajak Penghasilan dan menggunakan tarif pajak tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2008 dan 25% untuk tahun fiskal 2009 dan seterusnya. 6. Lingkungan a. Untuk meminimalkan kebisingan, jalan kotor, debu, atau hal-hal yang mengganggu ketenangan masyarakat sekitar akibat pelaksanaan proyek, perusahaan selalu berupaya meningkatkan standar Keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan. b. Perusahaan juga ikut serta dalam kegiatan pelestarian alam yaitu dengan melakukan penghijauan, salah satunya adalah penanaman pohon di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Penanaman serta Pemeliharaan bibit pohon Trembesi di Provinsi Aceh. c. Perusahaan telah menjadi anggota Green Building Council Indonesia (GBCI) yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan proyek yang berwawasan hijau (Green Construction) Analisis SWOT Analisis SWOT dilakukan dengan cara mengidentifikasi terlebih dahulu faktor-faktor internal perusahaan yang mencakup kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dan faktor-faktor eksternal yang melihat adanya peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dalam menghadapi persaingan bisnis antar kompetitor dalam industri konstruksi di Indonesia. Setelah mengidentifikasi kedua faktor tersebut, maka 56

7 selanjutnya kita dapat merumuskan strategi-strategi yang tepat dengan bantuan diagram SWOT. Diagram SWOT akan menggambarkan dan memperlihatkan strategi-strategi yang tepat bagi perusahaan dalam mengatasi dan mengelola kelemahan serta ancaman yang datang dari pihak eksternal perusahaan dengan cara memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada untuk mengambil keuntungan. Faktor-faktor dalam analisis SWOT antara lain : 1. Faktor-faktor internal perusahaan a. Kekuatan (Strengths) PT. Waskita Karya (Persero) Tbk merupakan salah satu dari BUMN terbesar di Indonesia, dimana pada tanggal 19 Desember 2012 PT. Waskita Karya secara resmi listing di BEI dengan ticker WSKT dengan harga perdana Rp 380/lembar. PT. Waskita Karya telah mengimplementasi ISO 9001:2008 yang merupakan standar internasional dalam hal Sistem Manajemen Mutu, perusahaan juga telah meraih ISO 14001:2004 sebagai pengakuan dalam hal Sistem Manajemen Lingkungan, serta perusahaan juga memperoleh sertifikat OHSAS 18001:2007 untuk Sistem Manajemen K3 dari Depnaker. Memiliki posisi yang menguntungkan dalam penggarapan potensi dari proyek besar infrastruktur pemerintah, seperti Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi 57

8 Indonesia (MP3EI), jalan tol, infrastruktur pelabuhan dan Bandar Udara, pembangkit listrik dan proyek-proyek lainnya. PT. Waskita Karya merupakan pemain besar nasional dengan reputasi dan customer base yang luas. PT. Waskita Karya merupakan perusahaan konstruksi dengan pendapatan usaha dari sektor konstruksi yang terbesar di Indonesia (sumber : data laporan keuangan perusahaan-perusahaan konstruksi yang tercatat di BEI, Juni 2012). Hal ini didukung dengan customer base perusahaan yang terdiri dari instansi pemerintah, BUMN, dan pihak swasta baik dalam dan luar negeri. Memiliki produk unggulan dan produk berkualitas, dimana perusahaan telah menerapkan standar mutu internasional dengan memperoleh sertifikat ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007, dan sertifikat Audit Sistem Manajemen Pengamanan. Perusahaan menerapkan desentralisasi organisasi dan jaringan pemasaran serta wilayah produksi yang luas di seluruh Indonesia. Perusahaan memiliki wilayah produksi dan jaringan informasi yang tersebar di hampir seluruh Indonesia, serta Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Dimana perusahaan memiliki cabang di 33 lokasi di dunia. Memiliki manajemen dan tenaga kerja yang ahli dan dapat dihandalkan dalam penyelesaian proyek dengan tepat waktu. 58

9 Memiliki sistem pengelolaan keuangan yang terintegrasi, yaitu dengan cara menjalin kerjasama dengan mitra perbankan dalam layanan cash management dan supply chain financing. PT. Waskita Karya termasuk dalam klasifikasi B, dimana memiliki proyek dengan nilai di atas Rp 10 milyar dan memiliki penguasaan teknologi, padat modal dan pengusahaan, serta penguasaan pasar tingkat tinggi. Perusahaan memiliki kinerja keuangan yang cukup bagus, dimana pendapatan usaha perusahaan pada tahun 2012 meningkat sebesar 21,09% dari tahun Peningkatan juga terjadi pada laba bruto dan laba bersih perusahaan, laba bersih perusahaan pada tahun 2012 mengalami kenaikkan sebesar 47,70% dari tahun Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, perusahaan menerapkan budaya perusahaan yaitu SAFETY (sustainability, agile, fair, excellence, team work, and integrity) dan perusahaan juga menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik yaitu TARIF (transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness). Perusahaan memiliki komitmen yang tinggi dalam penerapan praktik GCG di lingkungan perusahaan yang dibuktikan dengan memperoleh nilai dengan peringkat baik dalam penilaian penerapan GCG tahun Perusahaan memiliki kemampuan membayar hutang yang baik, ditandai dengan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas 59

10 perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar hutang. b. Kelemahan (Weakness) Terjadinya penurunan jumlah kontrak sebesar 11,59% dari tahun sebelumnya, dimana penurunan yang drastis terjadi pada kuantitas kontrak tanpa lelang. Pada tahun 2012 hanya terdapat 12 kontrak, sedangkan pada tahun 2011 terdapat 78 kontrak, penurunan terjadi sekitar 84,62%. Terjadinya penurunan pendapatan pada segmen usaha non konstruksi antara lain sewa gedung dan properti. Penurunan pada sewa gedung terjadi karena gedung perusahaan sedang direkonstruksi dan akan digunakan untuk usaha realty. Sedangkan penurunan pada properti terjadi karena properti yang ada telah terjual semua dan pembangunan untuk properti yang baru belum dilakukan. Penurunan juga terjadi pada pendapatan non konstruksi lain seperti sewa alat konstruksi. Tanah perusahaan yang berada di Sutra Boulevard masih dalam proses pengadaan sebagai hak milik perusahaan. Kebutuhan perusahaan akan beton precast sebagian besar masih diperoleh dari pihak eksternal. Adanya peningkatan atas beban pokok pendapatan sebesar 22,16% dimana melebihi peningkatan pendapatan perusahaan. Hal ini terjadi karena adanya beban usaha tidak langsung yaitu beban usaha produk beton baru. 60

11 Adanya peningkatan jumlah liabilitas jangka panjang tahun 2012 yaitu sebesar 1.273% dari tahun sebelumnya, karena adanya peningkatan uang muka pendapatan usaha jangka panjang dan penerbitan obligasi. Terjadi penurunan arus kas operasi sebesar 75,93% dari tahun sebelumnya karena adanya peningkatan pembayaran kepada karyawan dan pembayaran beban pinjaman. Adanya peningkatan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan pada tahun 2012 yaitu sebesar 79,27 hari sedangkan pada tahun 2011 sebesar 71,08 hari. Hal ini terjadi karena beberapa tagihan mengalami keterlambatan pembayaran karena perubahan jadwal pembayaran oleh pihak pemberi kerja. 2. Faktor-faktor eksternal perusahaan a. Peluang (Opportunities) Tingginya kebutuhan infrastruktur terutama pada developing countries, dimana ditunjukkan dengan tingginya permintaan yang tercermin dari pertumbuhan nilai proyek yang mencapai 13% per tahun pada periode Pemerintah akan mempersiapkan dana sebesar Rp 564 Triliun yang akan dialokasikan ke 5 sektor yaitu sumber daya air, transportasi, perumahan, energi dan listrik, serta pos dan TI, seiring dengan bertambahnya permintaan terhadap industri konstruksi. (sumber : Data Alokasi Pendanaan Pembangunan, MP3EI, Bappenas, Januari 2012) 61

12 Pertumbuhan infrastruktur tahun 2020 pada bidang transportasi seperti jalan tol dan jembatan di Indonesia diprediksikan akan mencapai 25% dari total semua proyek konstruksi. Alokasi pendanaan untuk sarana transportasi seperti jalan, jembatan, dan tol memperoleh nilai alokasi tertinggi yaitu sebesar Rp 313,78 triliun sampai dengan tahun (sumber : Dana Alokasi Pendanaan Pembangunan, Bappenas, Januari 2012). Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi dan proyeksi kebutuhan investasi infrastruktur untuk tahun mencapai Rp 1,923 triliun. Besarnya kebutuhan perusahaan akan beton precast serta meningkatnya kebutuhan pasar akan beton precast. b. Ancaman (Threats) Persaingan dalam industri jasa konstruksi cukup tajam karena jumlah terdapat jumlah pesaing sekitar 125 perusahaan klasifikasi B di seluruh Indonesia. PT. Waskita Karya juga termasuk salah satu perusahaan yang memiliki klasifikasi B. Persaingan semakin ramai dengan masuknya kontraktor-kontraktor asing untuk mengikuti tender-tender ICB (International Competitive Biding) pada proyek-proyek yang didanai dengan pinjaman luar negeri. Adanya kebijakan pemerintah untuk mengurangi proyek dengan cara penunjukkan secara langsung. Setelah menentukan faktor-faktor eksternal dan internal di atas, maka untuk menghadapi ancaman dan kelemahan dengan adanya peluang dan kekuatan yang dimiliki perusahaan, maka kita dapat merumuskan strategi-strategi agar PT. Waskita 62

13 Karya (Persero) Tbk dapat menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage) dalam menghadapi persaingan bisnis. Dalam mewujudkan tercapainya tujuan perusahaan dalam hal pertumbuhan bisnis (business increase), penghematan biaya (cost efficiency/ cost reduction), serta pembuatan dan pembaharuan sistem (foundation), PT. Waskita Karya telah melaksanakan strategi dan kebijakan sebagai berikut : Strategi Perusahaan, terbagi atas : 1. Revitalisasi (2012) Dalam tahap ini perusahaan berupaya dalam hal membentuk sistem baru seperti sistem informasi manajemen, sistem Human Resource Development, sistem manajemen arus kas, sistem manajemen risiko, serta sistem manajemen proyek yang dapat mendukung pasar dan operasi. 2. Pengembangan ( ) Dalam tahap ini perusahaan berupaya dalam hal mengembangkan produk baru seperti konstruksi yang berbasis kepada K3LMP dan green construction, proyek-proyek engineering procurement construction (EPC), serta proyek-proyek unggulan lainnya dengan didukung sistem dan tenaga kerja yang memiliki kompetensi yang memadai untuk menjalankan perusahaan. 3. Realisasi ( ) Dalam tahap ini perusahaan berupaya dalam hal memiliki arus kas operasi yang positif dengan didukung pertumbuhan penjualan yang baik dengan laba bersih yang melebihi dari industri sejenis. 63

14 Kebijakan Perusahaan 1. Fokus pada core business dengan perluasan pasar baru di bisnis sektor terkait, yaitu beton precast, realty, dan investasi di jalan tol. 2. Fokus pada sektor pemerintah dan pekerjaan sipil potensi dari sipil, khususnya penggarapan proyek-proyek infrastruktur besar. 3. Peningkatan daya saing melalui perbaikan sistem kerja dan perbaikan struktur permodalan. 4. Peningkatan kerja sama dengan mitra strategis dan aktivitas EPC. 5. Fokus pada penerapan value engineering. 6. Peningkatan margin melalui cost reduction program dan diversifikasi usaha. 7. Memperbesar pasar luar negeri. 8. Meningkatkan sistem IT dengan implementasi program EPC. Adapun implementasi yang telah dilakukan oleh PT. Waskita Karya dan strategi-strategi lain yang mendukung strategi utama perusahaan, antara lain dapat dirumuskan dalam diagram SWOT yang terdapat pada lampiran Analisis Critical Success Factors (CSF) Analisis CSF ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung kesuksesan bisnis dari salah satu perusahaan konstruksi BUMN terbesar di Indonesia yaitu PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dan hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh PT. Waskita Karya yang dapat dijadikan pedoman dalam meningkatkan strategi/kinerja bisnis di masa depan. 64

15 Faktor-faktor pendukung kesuksesan PT. Waskita Karya tersebut adalah sebagai berikut : 1. PT. Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki visi yaitu menjadi perusahaan jasa konstruksi terbaik yang memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Hal ini dapat dicapai dengan adanya strategy plan yang dibuat oleh perusahaan yang terbagi menjadi tiga tahap yaitu revitalization, development, dan realization. Ketiga tahap ini dilakukan dengan berdasarkan nilai dan budaya yang diterapkan perusahaan. 2. Perusahaan memiliki sistem organisasi yang desentralisasi dan jaringan pemasaran serta wilayah produksi yang tersebar di seluruh Indonesia, serta Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Perusahaan juga memiliki divisi-divisi yang tersebar di seluruh Indonesia yang bertanggung jawab pada wilayanh yang telah ditetapkan serta divisi khusus EPC, realty, dan precast. 3. Perusahaan memiliki manajemen dan tenaga kerja ahli yang berkualitas dan dapat dihandalkan dalam penyelesaian proyek tepat waktu. 4. Perusahaan merupakan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki reputasi yang bagus dan customer base yang luas. 5. Perusahaan memiliki posisi yang menguntungkan dan solid dalam penggarapan potensi dari proyek infrastruktur pemerintah seperti Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). berikut : Hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh PT. Waskita Karya adalah sebagai 65

16 1. Meningkatkan partisipasi pelaksanaan proyek-proyek yang berwawasan hijau (Green Construction) karena dengan adanya Green Construction akan memberikan dampak positif pada image perusahaan di mata masyarakat. 2. Memperluas jangkauan pasar perusahaan ke seluruh Indonesia dan bahkan ke luar negeri. 3. Mengembangkan produksi beton precast agar dapat memenuhi seluruh kebutuhan perusahaan dan bahkan menjualnya ke luar perusahaan. 4. Meningkatkan pengalaman dalam hal EPC. 4.3 Estimasi Nilai Intrinsik Saham Free Cash Flow to Firm (FCFF) Analisis Free Cash Flow to Firm (FCFF) pada PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia 2. Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) yang terdiri dari : a. Menghitung Cost of equity (Ks) dengan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) b. Menghitung Cost of debt (Kd) dengan pendekatan Damodaran Spreadsheet c. Menghitung Tax Rate, proporsi hutang (Wd), dan proporsi modal (Ws) 3. Memasukkan komponen-komponen FCFF 4. Mengestimasikan komponen FCFF tahun 2012 dengan cara forecasting 5. Menghitung FCFF tahun Menghitung Value of Firm 66

17 7. Menghitung Total equity 8. Menghitung nilai intrinsik saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dan membandingkan dengan harga saham perdana saat IPO Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model tingkat pertumbuhan yang stable growth, dimana tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi dari suatu Negara. Tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu sebesar 6,17%. Oleh karena itu, tingkat economic growth (g) yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebesar 6,17%. Adapun data pendukung untuk data pertumbuhan ekonomi ini dapat dilihat pada Lampiran Weighted Average Cost of Capital (WACC) Pendekatan WACC digunakan dalam perhitungan estimasi harga wajar saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Perolehan hasil dari WACC ini diperoleh dari nilai tiap-tiap komponen biaya dari WACC, yaitu cost of equity (Ks) dan cost of debt (Kd). 67

18 Cost of equity (Ks) Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam menghitung cost of equity (Ks) adalah pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Data-data yang diperlukan untuk menghitung cost of equity (Ks) yaitu risk free rate, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai market rate of return (Rm), dan beta. Risk free rate (RFR) yang digunakan di dalam penelitian ini menggunakan BI Rate. BI Rate digunakan sebagai risk free rate karena satu-satunya yang diasumsikan bebas risiko. Berikut ini adalah perubahan suku bunga BI Rate selama periode tahun 2010 dan tahun Tabel 4.1 BI Rate tahun January % February 6.50% 6.75% March 6.50% 6.75% April 6.50% 6.75% May 6.50% 6.75% June 6.50% 6.75% July 6.50% 6.75% August 6.50% 6.75% September 6.50% 6.75% October 6.50% 6.50% November 6.50% 6.00% December 6.50% 6.00% Sumber : 68

19 BI Rate yang telah diperoleh dari tahun akan dibagi 52 (asumsi 1 tahun = 52 minggu) karena data yang digunakan adalah data mingguan (weekly). Setelah itu dilakukan perhitungan rata-rata risk free rate dengan menggunakan fungsi Average di dalam Microsoft Excel. Hasil rata-rata yang diperoleh masih berupa risk free rate mingguan yaitu sebesar 0,13%. Setelah itu hasil dari rata-rata mingguan ini dikalikan dengan 52 untuk memperoleh risk free rate tahunan, sehingga risk free rate yang diperoleh adalah sebesar 6,55%. Perhitungannya adalah sebagai berikut : =AVERAGE (BI Rate mingguan awal:bi Rate mingguan akhir) =AVERAGE (0,13%:0,12%) =0,13% Risk free rate (RFR) = 0,13% x 52 = 6,55% Selanjutnya adalah menghitung market rate of return (Rm) yang diperoleh dari return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode 2010 sampai dengan IHSG dipilih menjadi market rate of return karena IHSG mewakili return saham yang ada di Indonesia secara keseluruhan. Hal pertama yang dilakukan adalah menghitung tingkat pengembalian pasar (Rm) mingguan dari IHSG dengan menggunakan persamaan : Rm = 69

20 Rm = Rm = Rm = 0,80% Setelah dilakukan perhitungan tingkat pengembalian pasar (Rm) mingguan periode 2010 sampai dengan 2011, langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata dari tingkat pengembalian mingguan saham IHSG dengan fungsi Average di dalam Microsoft Excel. Maka didapatlah hasil rata-rata tingkat pengembalian IHSG mingguan sebesar 0,47%. Untuk memperoleh tingkat pengembalian pasar yang akan dimasukkan ke dalam rumus CAPM, maka tingkat pengembalian mingguan harus dikalikan 52 (asumsi 1 tahun = 52 minggu). Pada akhirnya didapatlah tingkat pengembalian pasar atau market rate of return (Rm) sebesar 24,24%. =AVERAGE (Rm mingguan IHSG awal:rm mingguan IHSG akhir) =AVERAGE (0,80% : 0,65%) = 0,47% Market rate of return (Rm) = 0,47% x 52 = 24,24% Langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya nilai beta. Beta yang digunakan di dalam penelitian ini diasumsikan sama dengan rata-rata beta industri BUMN. Dimana perusahaan yang diambil sebagai rata-rata industri adalah 70

21 perusahaan milik pemerintah yang bergerak di bidang industri yang sama yaitu konstruksi. Perusahaan tersebut adalah PT. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT. PP (PTPP). Data harga saham ketiga perusahaan yang digunakan sama dengan harga saham IHSG yaitu harga saham mingguan (weekly) pada periode tahun 2010 sampai dengan Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung tingkat pengembalian saham (Ri) mingguan masing-masing perusahaan menggunakan cara yang sama dengan penghitungan Rm mingguan. Tingkat pengembalian saham (Ri) ADHI = = -1,30% WIKA = = 0% PTPP = = -1,67% Dari hasil perhitungan tingkat pengembalian saham mingguan (Ri) dari ketiga perusahaan, terdapat tingkat pengembalian yang bernilai positif dan negatif. Tingkat pengembalian yang bernilai negatif karena terjadinya penurunan harga saham dari harga sebelumnya. Sebaliknya tingkat pengembalian yang bernilai positif karena terjadinya kenaikan harga saham dari harga sebelumnya. Sedangkan tingkat pengembalian yang bernilai 0% terjadi karena tidak terjadinya kenaikan maupun penurunan harga sama, dengan kata lain harga saham tetap (tidak berubah). 71

22 Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai beta yang akan digunakan ke dalam persamaan CAPM. Beta diperoleh dari nilai beta rata-rata ketiga perusahaan. Beta perusahaan dapat diperoleh dengan fungsi Slope di dalam Microsoft Excel. =SLOPE (Ri,Rm) Beta dari masing-masing perusahaan ADHI : =SLOPE (Ri ADHI, Rm IHSG) WIKA : =SLOPE (Ri WIKA, Rm IHSG) PTPP : =SLOPE (Ri PTPP, Rm IHSG) Setelah dilakukan perhitungan beta masing-masing perusahaan dengan menggunakan fungsi Slope, maka diperoleh beta rata-rata sebesar 1,25 yang artinya ukuran sensitifitas saham dari risiko pasar yang mengukur tingkat pengembalian saham bergerak terhadap saham. Jika beta bernilai sama dengan 1 berarti harga saham sensitif atau agresif terhadap pasar saham. Jika beta bernilai kurang dari 1 berarti harga saham tidak sensitif terhadap pasar. Dengan kata lain, semakin besar nilai suatu beta, maka semakin besar pula risiko saham tersebut. Tabel 4.2 Perhitungan Beta Rata-Rata BETA (β) ADHI WIKA PTPP Rata-rata

23 Untuk data-data harga saham IHSG, ADHI, WIKA, PTPP, BI Rate serta perhitungan Ri dan Rm dapat dilihat secara lengkap di lampiran 2. Setelah memperoleh hasil perhitungan dari ketiga komponen cost of equity (Ks), yaitu market rate of return (Rm), Beta (β), dan risk free rate (RFR), maka kita dapat menghitung cost of equity (Ks) dengan menggunakan CAPM. Berikut ini adalah perhitungan cost of equity (Ks) menggunakan CAPM : Tabel 4.3 Perhitungan Cost of Equity Mingguan Tahunan Risk free rate (RFR) 0.13% 6.55% Market rate of return (Rm) 0.47% 24.24% Beta (β) 1.25 Cost of equity (Ks) 28.71% Ks = 6,55% + 1,25 x (24,24% - 6,55%) = 28,71% Cost of equity (Ks) yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan CAPM adalah sebesar 28,71%, yang menunjukkan besarnya biaya yang perlu dibayarkan kepada investor seperti dividen sebagai hasil pengembalian dari investasi mereka Cost of debt (Kd) Cost of debt pada umumnya merupakan biaya yang ditanggung perusahaan apabila perusahaan memiliki hutang kepada pihak-pihak tertentu. Biaya hutang disimbolkan dengan Kd, yang merupakan salah satu komponen dalam perhitungan 73

24 WACC. Dalam penelitian ini, cost of debt dihitung dengan menggunakan Damodaran Spreadsheet. Data-data yang diperlukan dalam menghitung cost of debt adalah risk free rate (RFR), default spread for country, dan default spread for firm. Risk free rate diperoleh dari BI Rate yang telah ada pada perhitungan cost of equity (Ks). Untuk default spread for country dan default spread for firm diperoleh berdasarkan peringkat yang dimiliki oleh perusahaan. Pada penelitian ini, PT. Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki rating A- yang dinilai oleh Pefindo pada tahun Berdasarkan tabel bond rating, default spread for country, dan interest rate of bond yang telah dilampirkan pada bab 2, maka perhitungan cost of debt (Kd) adalah sebagai berikut : Kd = 6,55% + 1,10% + 4,60% = 12,25% Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh cost of debt sebesar 12,25% yang artinya tingkat suku bunga yang harus dibayarkan kepada lembaga pembiayaan atas hutang perusahaan adalah sebesar 12,25% Pajak (Tax Rate) Biaya modal juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain yang berada di luar kendali perusahaan dan yang dipengaruhi oleh keputusan keuangan dan investasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah tarif pajak. Tarif pajak ini akan digunakan dalam perhitungan cost of debt/ biaya hutang, yaitu biaya hutang setelah pajak. Jadi langkah berikutnya adalah menentukan besarnya tarif pajak ratarata selama periode Tarif pajak akan dihitung dengan menggunakan rata- 74

25 rata dari keseluruhan pajak yang telah dibayarkan oleh perusahaan dengan asumsi bahwa perusahaan telah membayar pajak sesuai dengan tarif pajak yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) untuk wajib pajak badan pada periode yang telah ditetapkan. Berikut adalah tabel tarif pajak dari periode Tabel 4.4 Tarif Pajak Tax 28% 25% 25% average tax 26% Perhitungan WACC Data selanjutnya yang dibutuhkan dalam menghitung WACC adalah proporsi struktur modal perusahaan yang terdiri dari bobot hutang (Wd) dan bobot ekuitas (Ws). Proporsi struktur modal ini dapat dihitung dengan menggunakan data-data yang terdapat di dalam laporan keuangan perusahaan yaitu laporan posisi keuangan periode Tabel 4.5 Proporsi Struktur Modal PT. Waskita Karya (Persero) Tbk (Dalam Rp) Hutang Jangka Panjang 199,292,135, ,315,150, ,742,568, Jumlah Ekuitas 336,162,258, ,189,468, ,222,360, Total 535,454,393, ,504,619, ,964,928, Bobot Hutang 37% 32% 11% Bobot Ekuitas 63% 68% 89% Total 100% 100% 100% Rata-rata bobot Bobot Hutang (Wd) 27% Bobot Ekuitas (Ws) 73% Total 100% 75

26 berikut : Contoh perhitungan proporsi struktur modal untuk tahun 2009 adalah sebagai Wd 2009= Rp 199,292,135,068.00/ Rp 535,454,393, = 37% Ws 2009 = Rp 336,162,258,776.00/ Rp 535,454,393, = 63% Pada perhitungan proporsi modal tahun 2009, diperoleh proporsi struktur modal perusahaan terdiri dari 37% hutang dan 63% ekuitas. Hal ini berarti bahwa PT. Waskita Karya memiliki modal yang sebagian besar terdiri dari ekuitas yaitu 67% dan hutang sebesar 23%. Begitu juga halnya dengan proporsi modal perusahaan pada tahun 2010 dan 2011 yang mana sebagai besar modal perusahaan terdiri atas ekuitas. Selanjutnya adalah menghitung rata-rata proporsi bobot hutang (Wd) dan proporsi bobot ekuitas (Ws), yaitu dengan menggunakan fungsi Average pada Microsoft Excel. Perhitungan dari rata-rata Wd dan Ws adalah sebagai berikut : Rata-rata Wd = AVERAGE (Wd 2009 : Wd 2011) Rata-rata Ws = AVERAGE (Ws 2009 : Ws 2011) Dari hasil perhitungan rata-rata tersebut maka diperoleh rata-rata proporsi bobot hutang (Wd) adalah sebesar 27% dan rata-rata proporsi bobot ekuitas (Ws) adalah sebesar 73%. Setelah seluruh komponen dari WACC telah dihitung, maka WACC tahun 2011 sudah dapat dihitung sebagai berikut : 76

27 Tabel 4.6 Perhitungan WACC WACC Ks 28.71% Kd 12.25% Ws 73% Wd 27% Tax Rate 26% WACC 23.47% WACC = ( 73% x 28,71% ) + ( 27% x (12,25% x (1-26%))) = 23,47% Akhirnya telah diperoleh nilai WACC sebesar 23,47% yang berarti sebagai tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor maupun kreditor atas biaya modal yang ditanam mereka yaitu sebesar 23,47% Perhitungan Free Cash Flow to Firm (FCFF) Free Cash Flow to Firm (FCFF) mencerminkan arus kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada investor dan lebih relevan digunakan untuk mengestimasi nilai dari suatu perusahaan. Nilai dari operasi suatu perusahaan akan bergantung pada seluruh arus kas bebas yang diharapkan pada masa yang akan datang. Data-data yang dibutuhkan untuk menghitung free cash flow dapat diperoleh dari laporan keuangan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk periode Dimana komponen-komponen dari FCFF itu terdiri dari laba operasi setelah pajak EBIT(1- T), beban penyusutan dan amortisasi (depreciation and amortization expense), pengeluaran modal (Capital Expenditure), dan perubahan modal kerja (change in 77

28 working capital). Untuk data-data komponen dari FCFF dapat dilihat secara lengkap di Lampiran 3. Untuk perhitungan EBIT(1-T) tahun 2009 sebesar Rp ,28 diperoleh dari laba usaha perusahaan setelah dikurangi dengan pajak tahun Laba usaha perusahaan merupakan hasil penjumlahan dari laba sebelum pajak penghasilan dan biaya pinjaman. Berikut adalah perhitungan EBIT(1-T) tahun 2009 : EBIT(1-T) tahun 2009 = Rp ,00 x (1-28%) EBIT(1-T) tahun 2009 = Rp ,28 Untuk beban penyusutan dan amortisasi dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan di bagian laporan laba rugi perusahaan. Sedangkan data pengeluaran modal (capital expenditure) juga dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan di bagian laporan arus kas perusahaan khususnya di bagian aktivitas investasi. Misalnya saja untuk capital expenditure PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2009 diperoleh dari perolehan aset tetap yang dilakukan perusahaan sebesar Rp ,00. Dan komponen FCFF terakhir yang harus dihitung adalah perubahan modal kerja. Perubahan modal kerja diperoleh dari modal kerja tahun ini dikurangi dengan modal kerja tahun sebelumnya. Sedangkan total modal kerja menurut Damodaran diperoleh dari piutang usaha ditambah persediaan dan dikurangi dengan hutang usaha. Untuk perhitungan perubahan modal kerja dan modal kerja tahun 2009 dijelaskan sebagai berikut : 78

29 Working Capital (2009) = Account Receivable + Inventory Account Payable Working Capital (2009) = Rp Rp Rp Working Capital (2009) = Rp ( ) WC (2009) = WC 2009 WC 2008 WC (2009) = Rp ( ) Rp ( ) WC (2009) = Rp ( ) Peramalan Pendapatan PT. Waskita Karya Tahun 2012 Pendapatan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 dapat dihitung dengan menggunakan fungsi forecast pada Microsoft Excel. Perkiraan/peramalan pendapatan PT. Waskita Karya ini akan digunakan dalam memperkirakan FCFF tahun 2012 dan selanjutnya dapat melihat harga IPO saham PT Waskita Karya. Perkiraan pendapatan PT. Waskita Karya tahun 2012 dapat dihitung sebagai berikut : Estimasi pendapatan 2012 : =FORECAST (Tahun 2012;Sales ;Tahun ) Estimasi pendapatan 2012 : Rp

30 Berdasarkan perhitungan di atas, diperkirakan nilai estimasi pendapatan PT. Waskita Karya pada tahun 2012 adalah sebesar Rp Dimana estimasi pendapatan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp dari pendapatan tahun Hal ini terjadi karena estimasi dihitung dengan menggunakan Percentage of Sales Method (PSM) dari rata-rata tahun historis yang fluktuatif Perkiraan Free Cash Flow to Firm (FCFF) Tahun 2012 Untuk menghitung perkiraan FCFF PT. Waskita Karya tahun 2012, maka penulis juga harus melakukan peramalan untuk masing-masing komponen FCFF, yaitu EBIT (1-T), depreciation and amortization expense, capital expenditure, dan change in working capital. Peramalan dilakukan dengan menggunakan Percentage of sales method (PSM) untuk masing-masing komponen tersebut. Untuk memperoleh PSM maka masing-masing komponen harus dibagi dengan jumlah pendapatan pada tahun tersebut. Misalnya saja untuk menghitung PSM dari EBIT (1-T) tahun 2009, maka yang harus kita lakukan adalah membagi EBIT (1-T) tahun 2009 dengan total pendapatan tahun Hal yang sama juga dilakukan pada komponen yang lain dari periode Berikut ini adalah perhitungan PSM dari masing-masing komponen untuk tahun 2009 : 80

31 PSM EBIT (1-T) 2009 = Rp ,28/Rp ,00 = 4,785% PSM Depr. Exp 2009 = Rp ,00/ Rp ,00 = 0,279% PSM Capex 2009 = Rp ,00/ Rp ,00 = 0,355% PSM WC 2009 = Rp ( ,00)/ Rp ,00 = -2,28% Untuk PSM masing-masing komponen tahun 2010 dan 2011 dihitung dengan cara yang sama dengan tahun Setelah semuanya PSM periode dihitung, maka langkah selanjutnya adalah menghitung PSM rata-rata dari EBIT (1- T), depreciation and amortization expense, capital expenditure, dan change in working capital PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. PSM rata-rata dihitung dengan menggunakan fungsi average dalam Microsoft Excel. Perhitungan dari PSM rata-rata masing-masing komponen adalah sebagai berikut : PSM EBIT (1-T) : =AVERAGE(PSM 2009:PSM 2011) = 4,930% PSM Depr. Exp : =AVERAGE (PSM 2009:PSM 2011) = 0,272% PSM Capex : =AVERAGE (PSM 2009:PSM 2011) = 0,541% PSM WC : =AVERAGE (PSM2009:PSM 2011) = -0,417% Setelah perhitungan percentage of sales method (PSM) selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung estimasi masing-masing komponen FCFF tahun Estimasi masing-masing komponen dapat dihitung dengan cara mengalikan PSM rata-rata yang telah dihitung sebelumnya dengan 81

32 estimasi/peramalan pendapatan tahun 2012 yang telah dihitung. Perhitungan untuk masing-masing komponen disajikan sebagai berikut : Tabel 4.7 Perhitungan Estimasi Komponen FCFF Estimasi EBIT (1-T) 4,390% Rp ,15 Estimasi Depr. Exp 0,272% Rp ,84 Rp x Estimasi Capital exp 0,541% Rp 46,788,356,617,68 Estimasi WC -0,417% Rp (36,087,216,365.04) Untuk data perhitungan PSM dan estimasi masing-masing komponen yang lengkap, dapat dilihat di Lampiran 4. Setelah estimasi masing-masing komponen telah dihitung, maka langkah selanjutnya adalah menghitung estimasi FCFF PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun Estimasi FCFF tahun 2012 dapat dihitung dengan menggunakan rumus FCFF yang telah disebutkan di dalam bab 2. Berdasarkan rumus FCFF, maka estimasi FCFF PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 adalah Rp ,31. Perhitungan dari estimasi FCFF tahun 2012 adalah sebagai berikut : Estimasi FCFF 2012 = Rp ,15 + Rp ,84 - Rp 46,788,356,617,68 - Rp 36,087,216, = Rp , Estimasi Nilai Intrinsik Saham PT. Waskita Karya Sebelum menentukan estimasi nilai intrinsik saham, kita harus menghitung value of firm terlebih dahulu. Value of firm diperoleh dengan cara membagi estimasi 82

33 Free Cash Flow to Firm tahun 2012 yang telah dihitung sebelumnya dengan pengurangan antara WACC dan tingkat pertumbuhan ekonomi (economic growth) Indonesia tahun Value of firm = Value of firm = Rp ,99 Setelah menghitung value of firm, maka langkah selajutnya adalah menghitung nilai ekuitas (total equity) dari perusahaan. Nilai ekuitas dapat diperoleh dengan cara mengurangi value of firm dengan rata-rata hutang jangka panjang perusahaan dari periode Rata-rata hutang jangka panjang dapat dihitung dengan menggunakan fungsi average pada Microsoft Excel, maka didapatlah ratarata hutang jangka panjang perusahaan sebesar Rp ,67. Rata-rata LTD = AVERAGE (LTD 2009:LTD 2011) Rata-rata LTD = Rp ,67 Setelah value of firm dan rata-rata hutang jangka panjang dihitung, maka total ekuitas sudah dapat dihitung sebagai berikut : Total Equity = Rp ,99- Rp ,67 Total Equity = Rp ,33 Dengan mengetahui nilai ekuitas dari perusahaan, maka langkah terakhir yang dilakukan adalah menghitung nilai intrinsik saham perusahaan. Nilai intrinsik saham perusahaan dapat dihitung dengan cara membagi nilai ekuitas dengan jumlah 83

34 saham perusahaan yang beredar. Maka, perhitungan nilai intrinsik saham PT. Waskita Karya tahun 2012 diperlihatkan sebagai berikut : Intrinsic Value 2012 = Intrinsic Value 2012 = Rp 294,57/lembar Berdasarkan perhitungan di atas, maka estimasi harga saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk pada tahun 2012 adalah Rp 294,57/lembar. Dan juga telah diketahui bahwa harga saham PT. Waskita Karya pada saat IPO yaitu sebesar Rp 380/lembar. Jika kita membandingkan nilai intrinsik saham dengan nilai pasar saham pada saat IPO, maka dapat dilihat bahwa penilaian harga saham PT. Waskita Karya pada saat IPO dinilai overvalued karena PT. Waskita Karya merupakan salah satu dari perusahaan konstruksi terbesar milik Negara yang memiliki reputasi dan customer base yang di luar. Penilaian overvalued juga didukung dengan kinerja keuangan PT Waskita Karya yang bagus beberapa tahun belakangan ini, dimana tingkat pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan lebih stabil jika dibandingkan dengan perusahaan pesaing lainnya Price Earning Ratio (PER) Pendekatan lain yang juga biasa digunakan oleh investor untuk mengestimasi harga wajar saham adalah Price Earning Ratio (PER). Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung PER perusahaan yang akan digunakan untuk mengestimasi harga saham. Untuk memperoleh PER perusahaan, penulis menggunakan rata-rata PER yang dihitung dari perusahaan dengan industri sejenis. 84

35 Perusahaan yang digunakan sebagai pembanding adalah tiga perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dengan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dan juga sama-sama merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tiga perusahaan tersebut adalah PT. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT. PP (PTPP). Penulis menggunakan ketiga perusahaan ini sebagai pembanding karena memiliki tingkat ROE yang sama atau lebih tinggi dari perusahaan yang menjadi objek penelitian. Alasan penulis menggunakan ROE sebagai alat pembanding karena rasio ini lebih menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memberikan tingkat pengembalian return dalam modal perusahaannya. Berikut ini adalah data Price Earning Ratio (PER) ketiga perusahaan tahun 2012 : Tabel 4.8 PER tahun ADHI PTPP WIKA average PER Sumber : Dari hasil perhitungan di atas, telah diperoleh rata-rata PER sebesar 29,8881x. hasil rata-rata PER ini diperoleh dengan menggunakan fungsi average pada Microsoft Excel. Setelah rata-rata PER perusahaan diketahui yaitu 29,8881x, maka langkah selanjutnya adalah menentukan nilai EPS dari perusahaan pada tahun Nilai EPS PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan tersebut. EPS perusahaan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 38/lembar. Setelah rata-rata PER dan EPS perusahaan diketahui, maka langkah terakhir yang dilakukan adalah menghitung estimasi harga saham tahun Estimasi harga saham PT. Waskita Karya (Persero) tahun 2012 dapat diperoleh 85

36 dengan cara mengalikan rata-rata PER yang telah dihitung sebelumnya dengan nilai EPS perusahaan pada tahun Berikut dalah hasil perhitungan estimasi harga saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk pada tahun 2012 : Price Earning Ratio (PER) = Stock Price tahun 2012= PER x EPS Stock Price tahun 2012 = 29,8881 x Rp 38 Stock Price tahun 2012 = Rp 1.135,748 Dari hasil perhitungan, maka diperoleh estimasi stock price dari PT. Waskita Karya (Persero) Tbk pada tahun 2012 sebesar Rp 1.135,748. Jika kita membandingkan antara estimasi stock price dan harga pasar saham pada saat IPO, maka dapat dikatakan bahwa saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dinilai undervalued karena perusahaan pembanding yang digunakan merupakan perusahaan konstruksi yang kapitalisasi pasarnya lebih besar dari PT. Waskita Karya sehingga estimasi harga saham yang diperoleh lebih besar daripada harga saham pada saat IPO Price to Book Value (PBV) Pendekatan terakhir yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah Price to Book Value (PBV) method. Sama halnya seperti Price Earning Ratio, hal pertama yang mesti dilakukan adalah menghitung PBV tahun 2012 dari perusahaan pembanding. Perusahaan pembanding yang digunakan sama dengan penghitungan 86

37 PER, yaitu PT. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT. PP (PTPP). Untuk menghitung nilai PBV telah dijelaskan pada bab 2 sebelumnya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung book value per share masing-masing perusahaan. Book value per share diperoleh dengan cara membagi common shareholder s equity dengan number of common stock shares outstanding. Berikut ini adalah perhitungan book value per share dari masing-masing perusahaan pembanding : Tabel 4.9 BV per share perusahaan pembanding tahun 2012 ADHI PTPP WIKA Shareholder Equity 1,180,918,969, ,655,849,031, ,814,005,594, Outstanding share 1,801,320, ,842,436, ,024,184, BV per share Setelah mengetahui nilai book value per share dari masing-masing perusahaan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan harga saham dari masingmasing perusahaan pembanding pada tahun Harga saham yang digunakan dalam menghitung PBV ini merupakan harga saham penutupan pada akhir tahun Berikut adalah data harga saham dari perusahaan pembanding tahun 2012 : Tabel 4.10 Harga Saham tahun 2012 perusahaan pembanding Tahun 2012 ADHI 1, PTPP WIKA 1, Sumber : finance.yahoo.com 87

38 Setelah kedua komponen untuk menghitung PBV telah diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung PBV perusahaan pembanding tahun Penghitungan PBV tahun 2012 masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut : PBV ADHI = = 2,70x PBV PTPP = = 2,40x PBV WIKA = = 3,19x PBV tahun 2012 dari masing-masing perusahaan telah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata PBV dari ketiga perusahaan dengan menggunakan fungsi average pada Microsoft Excel. Rata-rata PBV ketiga perusahaan ini akan diasumsikan sebagai PBV PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 yang akan digunakan dalam perhitungan estimasi harga saham PT. Waskita tahun Dengan bantuan fungsi average, maka diperoleh PBV PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 sebesar 2,67x. Book value per share dari PT. Waskita dapat diketahui dengan membagi common shareholder s equity dengan number of common stock shares outstanding. Maka diperoleh book value per share PT. Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar Rp 301,38/lembar. Berikut adalah perhitungan estimasi harga saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 : 88

39 Tabel 4.11 Perhitungan PBV PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 PT. Waskita Karya Shareholder Equity 2,007,075,228, Outstanding share 6,659,702, BV per share PBV 2.76 PBV = Stock price = PBV x Book value per share Stock Price = 2,76 x Rp 301,38 Stock Price = Rp 832,571 Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa estimasi harga saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 832,571. Jika estimasi harga saham yang diperoleh dibandingkan dengan harga pasar saham pada saat IPO, maka dapat dikatakan bahwa saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 dinilai undervalued karena hal yang sama seperti metode PER yaitu perusahaan pembanding yang digunakan merupakan perusahaan konstruksi yang memiliki kapitalisasi pasar yang lebih besar daripada PT. Waskita Karya. 89

40 Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Perhitungan FCFF, PER,dan PBV Metode FCFF PER PBV Nilai Intrinsik Rp 294,57 Rp 1.135,75 Rp 832,57 Harga Saham IPO Rp 380,00 Rp 380,00 Rp 380,00 Penilaian Overvalued Undervalued Undervalued Dari ketiga perhitungan estimasi nilai intrinsik di atas, maka dapat dilihat bahwa dengan metode FCFF penilaian saham PT. Waskita Karya pada saat IPO bernilai overvalued, sedangkan dengan metode PER dan PBV, saham PT. Waskita Karya bernilai undervalued. Jika dilihat dari harga saham PT. Waskita saat ini yang berkisar antar Rp per lembar dan bahkan pada akhir Mei 2013, harga saham PT. Waskita Karya sempat mencapai harga Rp 1.050/lembar, maka dapat disimpulkan bahwa harga saham PT. Waskita Karya bernilai undervalued, karena jika dilihat dari nilai intrinsik saham yang diperoleh lebih kecil daripada harga wajar saham PT. Waskita Karya itu sendiri. 90

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN IV. 1 Penentuan Skenario Penelitian Ada beberapa metode yang dapat dipakai jika kita sebagai peneliti ataupun analis keuangan di pasar dalam menilai suatu kewajaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Penentuan Skenario Penilaian Model penilaian perusahaan yang lazim digunakan adalah dividend discounted model (DDM). Model ini menilai suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penentuan Skenario Pilihan Model penilaian saham ada 3 macam yaitu free cashflow model, relative model dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Setiap perusahaan yang menjalankan bisnis di bidang apapun, baik manufaktur, jasa, dagang, dan lainnya pasti memiliki aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun mengalokasikan anggaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun mengalokasikan anggaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun 2011-2014 mengalokasikan anggaran Rp 577 trilyun untuk anggaran infrastruktur. Hal ini berdasarkan pernyataan dari Kepala

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat dipenuhi dengan pembiayaan

Lebih terperinci

PENILAIAN BISNIS DAN ESTIMASI NILAI INTRINSIK SAHAM PT WASKITA KARYA (PERSERO) TBK PADA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)

PENILAIAN BISNIS DAN ESTIMASI NILAI INTRINSIK SAHAM PT WASKITA KARYA (PERSERO) TBK PADA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) PENILAIAN BISNIS DAN ESTIMASI NILAI INTRINSIK SAHAM PT WASKITA KARYA (PERSERO) TBK PADA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) Venny, Yen Sun Binus University, Jalan Kebon Jeruk Raya No.27,Kebon Jeruk-Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: waskita.co.id Didirikan pada 1 Januari 1961 Waskita Karya adalah salah satu BUMN terkemuka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan Real Estate yang membagikan dividen kepada para pemegang saham secara tunai dan rutin selama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang BAB II LANDASAN TEORI II Kerangka Teori dan Literatur II.1 Saham / Sekuritas II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas Menurut Suad Husnan (2005 : 29), sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Metode Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap penilaian saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) atau biasa disebut juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penlitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dianalisa menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Sebagai bentuk pertanggung jawaban perusahaan terhadap stakeholder, perusahaan wajib menerbitkan laporan keuangan minimal sekali

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

NAMA : APRIATUL KHOIRIYAH NPM : PEMBIMBING : RINA NOFIYANTI SE., MM

NAMA : APRIATUL KHOIRIYAH NPM : PEMBIMBING : RINA NOFIYANTI SE., MM ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR KONTRUKSI YANG TERDAFTAR DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) PERIODE 2013-2015 NAMA : APRIATUL

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Dalam menganalisis dan menilai kewajaran harga saham PT. Myoh Technology,

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Dalam menganalisis dan menilai kewajaran harga saham PT. Myoh Technology, BAB IV HASIL PEMBAHASAN IV. 1. Pembahasan Penelitian Dalam menganalisis dan menilai kewajaran harga saham PT. Myoh Technology, Tbk, dilakukan dengan analisis fundamental dengan cara evaluasi bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menjawab pertanyaan dari studi ini banyak digunakan acuan teori keuangan. Teori yang digunakan untuk landasan perhitungan studi ini adalah teori proses bisnis, financial planning

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu bentuk kegiatan investasi yang dilakukan adalah dengan terlibat menjadi investor dalam pasar modal. Pasar modal merupakan alternatif perusahaan dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2015 memberikan pengaruh tersendiri terhadap pertumbuhan beberapa sektor industri dalam negeri, tak terkecuali bagi sektor properti.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu asset atau lebih, selama periode tertentu dengan harapan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN Analisis SWOT

BAB 4 PEMBAHASAN Analisis SWOT BAB 4 PEMBAHASAN 4. 1. Analisis SWOT Analisis SWOT akan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Pengaruh ini dapat berupa potensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pembahasan Penelitian Dalam penelitian ini,penulis akan menganalisis dan menilai kewajaran harga saham PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk, dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

1/45 OVERVIEW

1/45 OVERVIEW http://www.deden08m.wordpress.com 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan.

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai BAB II LANDASAN TEORI II. 1 Laporan Keuangan II. 1. 1. Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2004: 2), mendefinisikan laporan keuangan, sebagai berikut:, Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR OVERVIEW 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan. NILAI INTRINSIK

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Skenario Penelitian Objek penelitian ini adalah PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia semakin hari semakin pesat, semakin banyaknya orang berlomba-lomba dalam menciptakan teknologi canggih semakin pesat pula persaingan

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika perusahaan tidak memiliki sumber dana internal yang mencukupi, pasar modal merupakan salah satu tempat bagi perusahaan mencari sumber dana alternatif selain

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Model Price Earning Ratio PER adalah rasio yang menunjukkan perbandingan dari harga saham terhadap laba perusahaan. Rasio ini menunjukkan barapa besar investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi yang terjadi baik antar perusahaan-perusahaan lokal maupun internasional dalam era globalisasi semakin ketat dan dituntut agar mampu menghadapi pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kegiatan privatisasi Badan Usaha Milik Negara atau disingkat BUMN menjadi isu yang sangat kontroversial. Privatisasi BUMN yang banyak dijalankan terutama di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di industri building construction yang sudah masuk di listing Bursa Efek Indonesia per 8 Agustus 2011.

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai

Lebih terperinci

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. L1 Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. Periode Analisis Horisontal Analisis Vertikal 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun 1995 bahwa tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakan adil dan makmur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1. Analisis Rasio Keuangan Sebelum Merger Pada tahun 2006 PT. Energi Mega Persada, Tbk memberitahukan kepada publik tentang rencana perusahaan untuk melakukan merger dengan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN A. PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Perusahaan. Sejarah berdirinya PT Wijaya Karya, Tbk (WIKA) tak bisa di pisahkan

BAB III PEMBAHASAN A. PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Perusahaan. Sejarah berdirinya PT Wijaya Karya, Tbk (WIKA) tak bisa di pisahkan 23 BAB III PEMBAHASAN A. PROFIL PERUSAHAAN 1. Sejarah Perusahaan Sejarah berdirinya PT Wijaya Karya, Tbk (WIKA) tak bisa di pisahkan dari sejarah pembangunan Indonesia setelah kemerdekaan. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALASIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian-penelitian tedahulu dan teori, penulis dapat mengelompkan

BAB IV ANALASIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian-penelitian tedahulu dan teori, penulis dapat mengelompkan BAB IV ANALASIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian-penelitian tedahulu dan teori, penulis dapat mengelompkan setidaknya dua dampak dari sisi interlisitng yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir EVA Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembaliannya lebih besar daripada biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk. Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk. BAB I Latar Belakang Dalam mempertimbangkan investasi, para investor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat, Visi, dan Misi Perusahaan Waskita Karya adalah salah satu Perusahaan Negara (PN) yang lahir dari sebuah perusahaan asing bernama

Lebih terperinci

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Ada beragam cara yang digunakan manajemen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pasar modal merupakan sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. PENILAIAN PERUSAHAAN BERDASARKAN PER, PBV, DAN EV/EBITDA Menurut Damodaran (2002), ada tiga pendekatan untuk menilai suatu perusahaan, yaitu: penilaian menggunakan discounted

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. Saham (stock

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan terbagi menjadi dua jenis segmen pasar yang berbeda yaitu pasar uang dan pasar modal dimana pasar uang merupakan pasar untuk efek utang jangka pendek

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH xi xi xii xii 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 8 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang sebesar besarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kekayaan dari pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya

Lebih terperinci

Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk

Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk Equity Valuation 11 September 2014 Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk Laporan Kedua Target Harga Terendah Tertinggi 270 425 Konstruksi Kinerja Saham IHSG 5.500 5.000 4.500 4.000 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500

Lebih terperinci

Biaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena:

Biaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena: PENGANGGARAN MODAL DAN STRUKTUR MODAL MULTINASIONAL http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=889:kegiatan-perusahaanmultinasional&catid=40:mnc-a-kurs&itemid=72 Biaya Modal 1. Modal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci