BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jig Pengertian Jig Jig adalah alat bantu untuk memudahkan proses permesinan. Umumnya, jig digunakan ketika bagian benda kerja memiliki bentuk yang kompleks, atau ketika benda kerja itu tidak bisa dicekam pada pencekam standar atau ketika membuat suatu bentuk yang sama dalam jumlah yang banyak. Jig adalah alat pemegang benda kerja selama proses pemesinan sehingga diperoleh produk yang seragam. Jig adalah alat khusus yang berfungsi memegang,menahan, atau diletakkan pada benda kerja yang berfungsi untuk menjaga posisi benda kerja dan membantu/mengarahkan pergerakan. Jig merupakan perkakas bantu yang berfungsi untuk memegang dan atau mengarahkan benda kerja sehingga proses manufaktur suatu produk dapat lebih efisien, sehingga kualitas produk dapat terjaga seperti kualitas yang telah ditentukan dan berfungsi membantu atau menolong pelaksanaan proses produksi, tetapi tidak merubah geometris dari benda kerja. Dengan menggunakan perkakas bantu ini diharapkan produk yang dihasilkan memiliki ketelitian yang tinggi, kepresisian yang tepat, akurasi, dan sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan. Dengan adanya jig, tidak diperlukan lagi skill operator dalam 7

2 8 melakukan operasi manufaktur, dengan kata lain pengerjaan proses manufaktur akan lebih mudah untuk mendapatkan kualitas produk yang lebih tinggi ataupun laju produksi yang lebih tinggi pula. Filosofi dari Group technology adalah mendapatkan keuntungan dari pengelompokan sejumlah produk, baik atas dasar kesamaan perancangannya atupun atas dasar kesamaan proses manufakturnya. Dalam penelitian ini, kesamaan proses adalah yang menjadi pertimbangkan untuk meningkatkan efisiensi proses manufaktur. Dengan demikian, efisiensi proses manufaktur suatu produk dapat ditingkatkan (mereduksi waktu setup dan waktu proses perautan) melalui perancangan jig and fixture pada proses manufaktur sekelompok produk Klasifikasi Jig Drill jig dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu jig terbuka dan jig tertutup. Jig terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana pekerjaan dilakukan hanya pada satu sisi atau kadang-kadang dua sisi benda kerja. Jig terbuka paling umum adalah template jig, jig piring, jig meja, jig sandwich, dan jig sudut piring. Jig tertutup digunakan untuk pekerjaan pada dua sisi atau lebih. Contoh umum dari jig tertutup termasuk jig kotak, jig saluran, dan jig daun bentuk lain dari jig lebih mengandalkan penerapan alat potong daripada konstruksinya. Jig ini termasuk jig pengindekan, jig trunnion, dan jig multi stasiun. Nama nama yang digunakan untuk mengidentifikasi jig ini mengacu pada bagaimana alat ini dibuat. Template jig biasanya digunakan untuk akurasi daripada kecepatan. Jenis jig ini cocok untuk pekerjaan itu adalah tidak dijepit. Jig template adalah yang paling mahal dan lebih sederhana dari jig jenis lain. Ketika bushing tidak digunakan, plat jig biasanya akan mencekam benda kerja.

3 9 1. Jig Template ( Template Jig ) Jig template biasanya digunakan untuk pekerjaan yang memerlukan keakuratan daripada kecepatan dan biasanya tidak dicekam. 2. Jig Plate ( Plate Jig ) Plate jig mirip dengan template, satu-satunya perbedaan adalah bahwa jig plat memiliki klem untuk memegang benda kerja. Jig ini juga dibuat dengan atau tanpa bushing, tergantung pada jumlah bagian-bagian yang akan dibuat. 3. Jig Meja ( Table Jig ) Jig plat yang dibuat dengan kaki untuk menaikkan jig dari meja kerja. Model ini disebut jig meja. 4. Jig Sandwich ( Sandwich Jig ) Jig sandwich adalah bentuk jig plate dengan plat belakang. Jig jenis ini sangat ideal untuk bagian tipis atau lunak yang dapat bengkok. Di sini penggunaan bushing ditentukan oleh jumlah bagian yang akan dibuat. 5. Jig Plate Sudut ( Angle-Plate Jig ) Jig Plate Sudut digunakan untuk memposisikan dan menahan benda yang sumbunya tegak lurus dengan alat potong seperti pengerjaan pulley, collar, dan roda gigi maupun lainnya. 6. Jig Plate Sudut yang dapat Diubah ( Modified Angle-Plate Jig ) Jig ini digunakan untuk proses permesinan selain 90 derajat. Kedua contoh ini memilki masalah dengan alat potongnya.

4 10 Mata bor keluar masuk ke benda kerja dengan mudahnya karena bushing yang dapat diubah-ubah. Hal ini dapat dilihat pada gambar, dimana sebuah lubang miring memerlukan clearance (kelonggaran) tambahan kebagian yang bebas. 7. Jig Kotak ( Box Jig ) Jig kotak biasanya benar-benar mengelilingi bagian benda kerja. Model jig ini memungkinkan pengerjaan pada bagianbagian permukaan benda tanpa perlu mereposisi benda kerjanya. 8. Jig Channel ( Channel Jig ) Jig channel adalah bentuk paling sederhana dari jig kotak. Benda kerja dicekam antara dua sisi dan dikencangkan dari sisi ketiga. Dalam beberapa kasus, dimana kaki jig digunakan, benda kerja dapat diproses mesin pada tiga sisi. 9. Jig Daun ( Leaf Jig ) Jig daun adalah jig kotak kecil dengan berengsel daun untuk memudahkan bongkar pasang benda kerja. Perbedaan utama antara jig daun dengan jig kotak adalah ukuran dan lokasi bagian. Jig daun biasanya lebih kecil dari jig kotak dan kadang kadang dibuat tidak sepenuhnya mengelilingi bagian benda kerja. Jig ini biasanya dilengkapi dengan pegangan untuk lebih memudahkan gerakan pelepasan.

5 Jig Pengindekan ( Indexing Jig ) Jig ini digunakan untuk lubang yang akurat atau area ruang permesinan lain di sekitar bagian. Untuk melakukan hal ini, jig menggunakan baik plat dan sebuah pemutar. Jig pengindekan disebut juga dengan jig rotary. 11. Jig Trunnion Jig trunnion adalah bentuk jig rotary untuk bagian yang sengat besar atau berbentuk aneh. Benda kerja ini pertama dimasukkan ke dalam kotak pembawa dan kemudian diletakkan pada trunnion. Jig ini cocok untuk pekerjaan yang besar, dan berat yang harus diproses mesin dengan beberapa macam jig plat yang terpisah. 12. Jig Pompa Jig Pompa secara komersial dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan, mudah digunakan dan pergerakan plate diatur oleh pompa. 13. Jig Multistation ( Multistation Jig ) Jig ini dibuat merupakan kombinasi dari bentuk yang telah dibahas. Fitur utama dari jig ini adalah bagaimana menempatkan benda kerja. Jig merupakan kombinasi dari jenis jig yang ada dan merupakan gabungan dari banyak proses permesinan.

6 Jig Bushes ( Bushing Jig ) Bushing adalah salah satu komponen penting dalam permesinan yang berfungsi untuk mengurangi gesekan atau keausan dan sekaligus menjaga dan mendukung gerak benda putar supaya tetap pada sumbunya. Karena hal tersebut maka elemen ini banyak digunakan untuk mendukung dan mengarahkan tool pada mesin produksi seperti pada pengeboran dan sebagainya. Bushing yang digunakan untuk mengarahkan mata bor disebut dengan drill jig dan pemberian namanya disesuaikan dengan dimana alat tersebut digunakan. Sesuai dengan fungsinya maka proses pengerjaan bushing ini harus presisi dengan tingkat keakuratan, bagian dalam running fit dan bagian luar push / press fit sesuai dengan kebutuhan Tujuan Penggunaan Jig Tujuan dari penggunaan jig antara lain : 1. Aspek Teknis / Fungsi : - Mendapatkan ketepatan ukuran - Mendapatkan keseragaman ukuran 2. Aspek Ekonomi: - Mengurangi ongkos produksi dengan memperpendek waktu proses - Menurunkan ongkos produksi dengan pemakaian bukan operator ahli / terampil

7 13 - Meningkatkan efisiensi penggunaan alat atau mesin - Optimalisasi mesin yang kurang teliti - Mengurangi waktu inspeksi dan alat ukur - Meniadakan kesalahan pengerjaan (reject) 3. Aspek Sosial / Keamanan: - Mengurangi beban kerja fisik operator - Mengurangi resiko kecelakaan kerja Aspek Teknik Pembuatan Jig Sebelum memutuskan penggunaan jig pada suatu proses produksi, perlu dipertimbangkan pemenuhan tuntutan tuntutan di bawah ini : 1. Peletakan Benda Kerja (Location) Benda kerja memiliki ruang yang cukup pada peletakannya dan tidak memungkinkan benda terbalik atau salah pasang untuk menghindari kesalahan pengerjaan. Titik peletakan cukup jelas terlihat oleh operator. Dalam hal benda kerja memiliki ukuran mentah seperti benda tuangan (casting) dimungkinkan peletakan yang dapat diatur (adjustable) untuk menjaga keausan locator atau variasi ukuran benda kerja. 2. Pencekaman (Clamping) Penyusunan atau peletakan pencekam dan besarnya gaya pencekaman benar benar meniadakan gaya reaksi akibat gaya gaya luar akibat pemotongan benda kerja / proses. Gaya pencekaman tidak menyebabkan benda kerja terdeformasi atau

8 14 merusak permukaannya. Pencekaman harus logis dan mudah. 3. Penanganan (Handling) Komponen kontrol dan jig keseluruhan harus ringan dan mudah untuk dinaik-turunkan dari dan ke mesin. Untuk itu elemen untuk memegang dan memindahkan jig harus tersedia. Tidak ada sisi tajam pada jig. Benda kerja yang kecil dan sulit dalam pemasangan / pelepasan, diberikan kemudahan. 4. Kelonggaran (Clearance) Tersedia cukup ruang untuk pembuangan beram hasil pemotongan jika beram tidak diinginkan terbuang keluar melaui arah yang sama dengan pemotongan. Penggunaan celah untuk tangan operator / alat bantu yang dimaksudkan untuk mengeluarkan beram yang tersumbat sangat dimungkinkan. 5. Kekakuan / Stabilitas (Rigidity / Stability) Meskipun jig diharapkan seringan mungkin, kestabilan juga sangat diperlukan, proporsional terhadap besar benda kerja dan gaya luar yang bekerja. Jika perlu di gunakan pengikatan baut mur terhadap mesin. 6. Bahan (Material) Komponen utama yang mendapatkan gesekan dan atau tumbukan gaya menggunakan material Tool Steel atau mendapatkan perlakuan pengerasan. Penggunaan material sisipan (insert) pada komponen yang bergesekan dimaksudkan untuk penggantian. Jika digunakan komponen yang dilas, perlu dilakukan perlakuan stress

9 15 relief setelah pengelasan atau sebelum pemesinan untuk menghindari tegangan dalam maupun pelentingan akibat las. 7. Toleransi (Tolerance) Toleransi pengerjaan komponen jig yang berhubungan dengan hasil proses adalah sepertiga dari toleransi benda kerja. Misalnya jarak lubang yang akan diproses pada benda kerja memiliki toleransi ± 0.3 mm, maka toleransi pada jignya untuk mengatur jarak antar pengarah (bush) adalah 0.1 mm Dasar-dasar dalam Pemilihan Bahan Bahan merupakan syarat utama sebelum melakukan perhitungan komponen pada setiap perencanaan pada suatu mesin atau peralatan. Harus dipertimbangkan terlebih dahulu pemilihan mesin atau peralatan lainnya. Selain itu pemilihan bahan juga harus selalu sesuai dengan kemampuannya. Jenis-jenis bahan dan sifat-sifat bahan yang akan digunakan, misalnya tahan terhadap keausan, korosi dan sebagainya. Adapun hal-hal yang perlu perhatikan dalam pemilhan bahan untuk komponen-komponen alat ini adalah: 1. Bahan yang digunakan sesuai dengan fungsinya Dalam pemilihan bahan, bentu, fungsi dan syarat dari bagian alat bantu sangat perlu diperhatikan. Untuk perancangan harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang sifat mekanik, kimia, termal untuk mesin seperti baja besi cor, logam bukan besi (non ferro), dan sebagainya. Hal-hal tesebut berhubungan erat dengan sifat material yang mempengaruhi keamanan dan ketahanan alat yang direncanakan.

10 16 2. Bahan mudah ditemukan Yang dimaksud bahan mudah didapat adalah bagaimana usaha agar bahan yang dipilih untuk membuat komponen yang direncanakan itu selain memenuhi syarat juga harus mudah didapat dipasaran. Pada saat proses pembuatan alat terkadang mempunyai kendala pada saat menemukan bahan yang akan digunakan. Maka dari itu, bahan yang akan digunakan harus mudah ditemukan di pasaran agar tidak menghambat pada saat proses pembuatan. 3. Efisien dalam perencanaan dan pemakaian Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari pemakaian suatu bahan hendaknya lebih banyak dari kerugiannya. Sedapat mungkin alat yang dibuat sederhana, mudah dioperasikan, biaya perawatan dan perbaikan relatif rendah tetapi memberikan hasil yang memuaskan. 4. Pertimbangan khusus Dalam pemilihan bahan ini ada hal yang tidak boleh diabaikan mengenai komponen-komponen yang menunjang pembuatan alat itu sendiri komponen-komponen penyusunan alat tersebut terdiri dari dua jenis. Yaitu komponen yang telah tersedia lebih menguntungkan untuk dibuat, maka lebih baik dibuat sendiri, apabila komponen tersebut sulit untuk dibuat tetapi didapat dipasaran sesuai dengan standar. Lebih baik dibeli supaya dapat menghemat waktu pengerjaan.

11 Faktor faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Bahan Pemilihan bahan merupakan tahapan penting dalam perencanaan dan pembuatan suatu mesin. Sebelum menentukan bahan yang digunakan terlebih dahulu kita harus mengetahui fungsi dari alat tersebut, sehingga kita dapat menentukan jenis bahan yang kita pilih dengan mencari sifat bahan yang sesuai dengan yang kita inginkan. Tujuan pemilihan bahan ini adalah untuk mengoptimalkan penggunaan bahan. Faktor faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan bahan adalah: 1. Sifat mekanis bahan Sifat mekanis bahan adalah daya tahan dan kekuatan bahan terhadap gaya yang diterima. Dalam suatu perencanaan perlu diketahui sifat mekanis dari bahan, agar dalam menentukan bahan yang akan digunakan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan mengetahui sifat mekanis bahan, maka dapat diketahui bahwa bahan tersebut mampu menerima beban sesuai dengan fungsi dari masing masing komponen pada kontruksi yang akan dibuat. Sifat mekanis bahan meliputi kekuatan tarik, tegangan geser, modulus elastisitas dan tegangan puntir. 2. Sifat fisis bahan Sifat fisis bahan adalah daya tahan dan kekuatan bahan yang dipengaruhi oleh unsur unsur pembentuk bahan tersebut. Sifat fisis bahan perlu diketahui dalam perencanaan dan pembuatan suatu mesin agar dapat menentukan bahan yang cocok untuk digunakan. Sifat fisis bahan meliputi kekasaran, titik leleh bahan dan ketahanan terhadap korosi. 3. Sifat teknis Kemudahan dalam proses pengerjaan bahan perlu diperhatikan karena berhubungan dengan kelancaran produksi. Hal ini disebabkan karena

12 18 dalam perencanaan suatu mesin tentu ada komponen mesin yang harus dikerjakan dengan menggunakan mesin. Dengan memperhatikan hal tersebut maka dapat diketahui apakah bahan itu dapat dikerjakan dengan mesin atau tidak. 4. Mudah didapat di pasaran Bahan yang akan digunakan seharusnya dapat dengan mudah didapat di pasaran. Sehingga memudahkan dalam memilih, mengganti atau memperbaiki komponen yang rusak dan dapat diusahakan adanya alternatif pengganti bila bahan tidak ada. Selain itu harga bahan yang akan digunakan diusahakan semurah mungkin namun memiliki kekuatan sesuai dengan perancangan. 2.2 Perancangan dan Pengembangan Produk Pengantar Salah satu ciri dari aktivitas perancangan adalah bahwa selalu dimulai dari akhir dan berakhir di awal. Artinya fokus dari semua aktivitas perancangan adalah titik akhir (deskripsi produk). Proses pembuatan tidak akan berjalan dengan baik sebelum kegiatan perancangan diselesaikan. Dari hasil perancangan maka diketahui deskripsi rinci dari benda yang akan dibuat. Perancangan produk berarti sudah termasuk di dalamnya setiap aspek teknik dari produk, mulai dari pertukaran atau penggantian komponen dalam pembuatan, perakitan, finishing sampai pada kekurangannya.

13 Fase-fase dalam Proses Perancangan Produk Bantuan Komputer pada Proses Perancangan Komputer sangat membantu proses perancangan, tetapi tidak menggantikan perancang. Hingga hari ini belum ada program komputer yang sudah dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu menerima masukan berupa syarat-syarat teknis dalam spesifikasi produk dan secara otomatis mengolahnya sehingga akhirnya memberikan keluaran berupa produk hasil rancangan Analisa Atribut Produk Analisa atribut produk dapat berupa pembuatan kuesioner, skala penilaian, reliabilitas alat ukur, validitas alat ukur, teknik sampling, dan ukuran sampel. Namun dalam prakteknya terdapat cara lain, yaitu pengamatan langsung dan wawancara dengan operator produksi Klasifikasi Tujuan Klasifikasi tujuan dilakukan untuk menentukan tujuan perancangan. Metode yang digunakan adalah pohon tujuan. Dengan pohon tujuan kita akan dapat mengidentifikasi tujuan dan sub tujuan dari perancangan suatu produk beserta hubungan antar keduanya, yaitu dalam bentuk diagram yang menunjukkan hubungan hierarki antara tujuan dan sub tujuannya.

14 Pengertian Design for Manufacturing (DFM) Pengembangan produk akan selalu dilakukan dunia industri untuk menyelaraskan kebutuhan konsumen dan spesifikasi produk yang dikembangkan. Hal ini menyangkut beberapa kriteria penting seperti reliabilitas produk, kemampuan pelayanan, ketangguhan atau proses manufakturnya. Di sisi lain, biaya produksi merupakan salah satu kunci utama dari nilai kesuksesan produk dilihat dari segi ekonomisnya. Sehingga, keseimbangan antara nilai biaya dan pemenuhan kebutuhan konsumen menjadi bagian yang menentukan kesuksesan suatu produk. Dengan bahasa lain, kualitas dan biaya merupakan dua hal yang menjanjikan keberhasilan suatu proses perancangan produk. Proses pengerjaan produk di lantai produksi akan sangat mempengaruhi faktor-faktor kepuasan di atas sehingga perancangan produk yang memperhatikan efisiensi proses manufaktur, yang meliputi fabrikasi dan perakitan, menjadi sangat penting untuk dilakukan. Salah satu metode yang perlu dilakukan adalah Design For Manufacturing (DFM). DFM bertujuan utama mengurangi biaya manufaktur dengan tetap menjaga fungsi dan kualitas yang diinginkan dengan mengoptimalkan rancangan suatu produk hingga fabrikasi. Untuk dapat melakukan DFM diperlukan informasi pendukung, seperti informasi yang berkaitan dengan : 1. Sketsa, penggambaran, spesifikasi produk dan desain alternatif 2. Pengertian terperinci dari produk dan proses perakitan 3. Perkiraan biaya manufaktur, kapasitas produksi dan waktu

15 21 pengujian Dengan demikian DFM mampu mengidentifikasi berbagai hal yang tidak terpikirkan mulai dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Dari hal yang tidak terpikirkan sampai hal yang paling dirisaukan oleh konsumen dan perancang terhadap suatu produk. DFM berhubungan tentang bagaimana rancangan produk berinteraksi dengan komponen-komponen lain dari sistem fabrikasi dan dalam menetapkan rancangan alternatif dengan mengoptimalkan sistem fabrikasi secara keseluruhan. Metodologi DFM memuat lima hal pokok : 1. Perkiraan biaya manufaktur 2. Mengurangi biaya komponen 3. Mengurangi biaya perakitan 4. Mengurangi biaya pendukung produksi lainnya 5. Dasar pengmbilan keputusan dari berbagai faktor 2.4 AutoCad 2010 AutoCAD adalah perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Keluarga produk AutoCAD, secara keseluruhan, adalah software CAD yang paling banyak digunakan di dunia. AutoCAD digunakan oleh insinyur sipil, land developers, arsitek, insinyur mesin, desainer interior, dan lain-lain. Format data asli AutoCAD, DWG, dan yang lebih tidak populer, Format data yang bisa dipertukarkan (interchange file format) DXF,

16 22 secara de facto menjadi standard data CAD. Akhir-akhir ini AutoCAD sudah mendukung DWF, sebuah format yang diterbitkan dan dipromosikan oleh Autodesk untuk mempublikasikan data CAD. AutoCAD saat ini hanya berjalan disistem operasi Microsoft. Versi untuk Unix dan Macintosh sempat dikeluarkan tahun 1980-an dan an, tetapi kemudian tidak dilanjutkan. AutoCAD masih bisa berjalan di emulator seperti Virtual PC atauwine. AutoCAD 2010 adalah versi terbaru yang sudah muncul sebelum tahun 2010 dan bukan berarti versi sebelumnya berbeda jauh dengan versi terbaru ini. Dalam hal tampilan layar AutoCAD 2010 hampir sama dengan tampilan AutoCAD Perintah-perintah yang digunakan juga masih sama. 2.5 Pengertian R&D (Research and Development) R&D merupakan salah satu fungsi penting untuk melakukan berbagai kegiatan riset dan pengembangan baik dalam hal produk yang dihasilkan maupun peralatan pendukungnya dengan sasaran melahirkan gagasan inovatif untuk menghadirkan produk baru yang lebih diminati pasar dan dapat diproduksi secara efisien. R&D bertanggung jawab dalam pengembangan produk dan pengawasan kualitas guna memenuhi kebutuhan pelanggan, sesuai dengan kemampuan produksi dan menjamin kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan pelanggan serta membantu dan menjamin keberlangsungan semua sistem mutu yang dijalankan serta memantau keselarasan proses. Dalam melaksanakan tugas untuk menciptakan produk baru

17 23 maupun menyempurnakan produk yang sudah ada, kegiatan R&D di PT LMM dilengkapi dengan laboratorium serta berbagai peralatan pendukung lainnya. Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. 2.6 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab akibat dipergunakan untuk menunjukkan faktorfaktor penyebab itu. Pada dasarnya diagram sebab akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut: 1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah 2. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah 3. Membantu penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut Langkah-langkah pembuatan diagram sebab akibat adalah sebagai berikut : 1. Tentukan permasalahan yang akan diperbaiki atau diamati 2. Seleksi metode analisis, yang umumnya ke prinsip pada faktor utama di atas. 3. Gambarkan kotak masalah dan anak utama.

18 24 4. Spesifikasikan kategori utama penyebab-penyebab masalah. Sebab-sebab yang tertuang pada anak panah cabang atau ranting dilanjutkan terus sehingga pada akhirnya dapat diambil tindakan. 5. Berilah tanda (dilingkari) pada penyebab utama. Struktur diagram sebab akibat ditunjukkan dalam gambar di bawah ini : Gambar 2.1 Contoh Diagram Sebab Akibat Sumber : Juran s Quality Book 2.7 Panel Fluidic FE 3000 Panel Fluidic FE 3000 merupakan salah satu panel yang dipesan oleh pihak Fluidic Energy yang berasal dari Amerika Serikat. Panel ini termasuk jenis power energy storage, dengan kata lain panel penyimpan tenaga listrik dengan media baterai. Panel ini terdiri dari 2 cell dengan dimensi yang berbeda pula, yaitu cell A dengan dimensi 1935x1000x910

19 25 mm dan cell B dengan dimensi 1935x930x910 mm. Panel ini memiliki IP 55 yang berarti terlindung dari debu (unsur yang menimbun tetapi tidak merugikan dan terlindung dari air yang disemprotkan dari segala arah), untuk itu dalam pembuatannya membutuhkan teknik pengelasan yang tepat sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Pengelasan rangka body panel tanpa alat bantu (jig) mengakibatkan dalam 1 hari hanya 1 rangka panel yang dapat dihasilkan dan dimensi panel tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pipa Pipa adalah istilah untuk benda silinder yang berlubang ( tetapi ada juga yang berbentuk persegi ) dan digunakan untuk memindahkan zat hasil pemrosesan seperti cairan,

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja

Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian jig Jig adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengarahkan sebuah atau lebih alat potong pada posisi yang sesuai dengan proses pengerjaan suatu produk. Dalam proses

Lebih terperinci

Jig and Fixture FIXTURE)

Jig and Fixture FIXTURE) ALAT PENEPAT FIXTURE) (JIG AND PENDAHULUAN Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jig and Fixture Jig and Fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat pengandaan komponen secara akurat ( Karya Ilmiah Aspek

Lebih terperinci

JIG DAN FIXTURE. Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat.

JIG DAN FIXTURE. Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. JIG DAN FIXTURE Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. Hubungan dan kelurusan yang benar antara alat potong atau

Lebih terperinci

BAB IX JIG DAN FIXTURE

BAB IX JIG DAN FIXTURE BAB IX JIG DAN FIXTURE Jig dan fixture adalah piranti pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. Hubungan dan kelurusan yang benar antara alat

Lebih terperinci

BAB IX JENIS DAN FUNGSI JIG DAN FIXTURE

BAB IX JENIS DAN FUNGSI JIG DAN FIXTURE BAB IX JENIS DAN FUNGSI JIG DAN FIXTURE Jig dan fixture adalah piranti pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. Hubungan dan kelurusan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perancangan Alat Bantu Perancangan (desain/design) alat bantu (tools) merupakan: proses mendesain dan mengembangkan alat bantu, metoda, dan teknik yang dibutuhkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Bidang Teknik Mesin Yogyakarta, 10 November 2012 Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Hendro Prassetiyo, Rispianda, Irvan Rinaldi Ramdhan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi pada saaat ini semakin modern sehingga kebutuhan konsumen akan suatu produk juga semakin meningkat dimana sangat diperlukan proses produksi mafaktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pandangan Umum terhadap Mesin Uji Tarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pandangan Umum terhadap Mesin Uji Tarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pandangan Umum terhadap Mesin Uji Tarik Pada suatu proses produksi dalam skala yang besar maupun skala yang kecil banyak digunakan alat alat bantu agar membuat proses produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan sebuah kegiatan yang sistematis, maka dalam penelitian terdapat serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur.

Lebih terperinci

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT ANALISIS PEMBUATAN JIG PENGUBAH SUDUT KEMIRINGAN VALVE SILINDER HEAD SEPEDA MOTOR MATIC Nama NPM : 20410985 Jurusan Fakultas : Ardi Adetya Prabowo : Teknik Mesin : Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr.

Lebih terperinci

SEJARAH DAN FUNGSI AUTOCAD

SEJARAH DAN FUNGSI AUTOCAD SEJARAH DAN FUNGSI AUTOCAD Deasy Juliany Deasyjuliany2@gmail.com Abstrak Perkembang jaman dari tahun ketahun terus meningkat, terutama dalam bidang teknologi. Banyak membantu dan menunjang kehidupan manusia.

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Perencanaan Rancang Bangun Dalam merencanakan suatu alat bantu, terlebih dahulu kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mendasari terlaksananya perencanaan alat bantu

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALAT PENEPAT UNTUK PROSES PENGEBORAN PADA RUMAH ENGKOL RANJANG RUMAH SAKIT TIPE SM 9014 BP LAPORAN AKHIR

PERENCANAAN ALAT PENEPAT UNTUK PROSES PENGEBORAN PADA RUMAH ENGKOL RANJANG RUMAH SAKIT TIPE SM 9014 BP LAPORAN AKHIR PERENCANAAN ALAT PENEPAT UNTUK PROSES PENGEBORAN PADA RUMAH ENGKOL RANJANG RUMAH SAKIT TIPE SM 9014 BP LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LPG (Liquified Petroleum Gas) LPG merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dan kilang gas dengan komponen utama gas propana (C 3 H 8 ) dan butana (C 4 H 10 ) dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung pada bulan September 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses yang mengolah dari bahan mentah menjadi suatu barang jadi. Berikut ini pemilihan bahan yang digunakan dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANGLE GRINDING JIG UNTUK MEMBANTU PROSES PERBAIKAN WEDGEBLOCK MOLD DI MESIN SURFACE GRINDING

PERANCANGAN ANGLE GRINDING JIG UNTUK MEMBANTU PROSES PERBAIKAN WEDGEBLOCK MOLD DI MESIN SURFACE GRINDING PERANCANGAN ANGLE GRINDING JIG UNTUK MEMBANTU PROSES PERBAIKAN WEDGEBLOCK MOLD DI MESIN SURFACE GRINDING TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia robotika yang semakin meningkat, bentuk desain dan fungsi robot pun semakin bervariasi. Pada umumnya komponen rangka dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) Proses permesinan (machining) : Proses pembuatan ( manufacture) dimana perkakas potong ( cutting tool) digunakan untuk membentuk material dari bentuk dasar menjadi

Lebih terperinci

BAB II PERTIMBANGAN DESAIN

BAB II PERTIMBANGAN DESAIN BAB II PERTIMBANGAN DESAIN 2.1 Pertimbangan Desain Hal hal penting dalam pertimbangan desain untuk merancang press tool sendok cocor bebek, hal hal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan metode

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Umum Jig dan Fixture

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Umum Jig dan Fixture BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar perancangan jig dan fixture yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dihadapi. 2.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LPG (Liquified Petroleum Gas) LPG merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dan kilang gas dengan komponen utama gas propane ( ) dan butane ( ) dan dikemas didalam

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batok Kelapa Batok Kelapa (endocrap) merupakan bagian buah kelapa yang bersifat keras yang diselimuti sabut kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa (Lit.5 diunduh

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT By: Rini Halila Nasution, ST, MT Alat, bahan dan pekerja harus diatur posisinya sedemikian rupa dalam suatu pabrik, sehingga hasilnya paling efektif dan ekonomis.

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang

BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang diharapkan berdasarkan metode VDI 2221. Maka pada bab ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan BAB li TEORI DASAR Pada bab ini dijelaskan mengenai konsep dasar perancangan, teori dasar pemesinan, mesin bubut, komponen komponen utama mesin dan eretan (carriage). 2.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan

Lebih terperinci

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor 3. Mesin Bor 3.1 Definisi Dan Fungsi Mesin Bor Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pada umumnya dan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk yang terus meningkat tentu

Lebih terperinci

Katalog Sistem Teknis Sistem lengan penyangga

Katalog Sistem Teknis Sistem lengan penyangga Katalog Sistem Teknis Sistem lengan penyangga 2 Berbagai sudut pandang yang berbeda terhadap mesin, operator dengan ukuran badan besar atau kecil, pengerjaan pada mesin dapat dilakukan dengan posisi duduk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini berisikan uraian seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Mulai Studi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK 3.1 Perancangan dan Tahap-tahap Perancangan Perancangan adalah tahap terpenting dari seluruh proses pembuat alat. Tahap pertama

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Yovie Rahmatullah 1, Bayu Wiro K 2, Fipka Bisono 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN Oleh: Hulfi Mirza Hulam Ahmad 2109100704 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M.Eng Latar Belakang Prototype box yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Airfoil Sebuah airfoil atau aerofoil, dalam Bahasa Inggris merupakan sebuah bentuk profil melintang dari sebuah sayap, blade, atau turbin. Bentuk ini memanfaatkan fluida yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pada saat ini, banyak sekali alat-alat yang terbuat dari bahan plat baik plat fero maupun nonfero seperti talang air, cover pintu, tong sampah, kompor minyak, tutup

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi 2.2 Pengertian Mesin Pengaduk Adonan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi 2.2 Pengertian Mesin Pengaduk Adonan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikatakan bahwa : Produksi adalah proses mengeluarkan hasil. Dapat penulis uraikan, bahwa definisi produksi adalah

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Press Tool Press tool adalah salah satu alat gabungan Jig dan Fixture yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong logam dengan cara penekanan. Bagian atas dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING Mulyadi (1), Toti Srimulyati (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang (2) Staf Pengajar Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melaksanakan pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian dan prosedur pengujian. Sehingga langkah-langkah serta tujuan dari pengujian yang dilakukan dapat sesuai

Lebih terperinci

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut Performa (2006) Vol. 5, No.2: 11-20 Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut Andi Susilo, Muhamad Iksan, Subono Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Press Tool Press Tool adalah peralatan yang mempunyai prinsip kerja penekanan dengan melakukan pemotongan atau pembentukkan atau gabungan dari keduanya. Peralatan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan salah satu jenis logam yang banyak digunakan dengan unsur karbon sebagai salah satu dasar campurannya. Di samping itu baja juga mengandung unsur-unsur lain

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

menghasilkan produk atau komponen yang seragam dan presisi. Hubungan dan

menghasilkan produk atau komponen yang seragam dan presisi. Hubungan dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jig dan Fixture Jig dan bixture adalah alat bantu dalam proses manufaktur. untuk menghasilkan produk atau komponen yang seragam dan presisi. Hubungan dan kesejajaran antara benda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) 101 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN VDI 2222

BAB III METODE PERANCANGAN VDI 2222 BAB III METODE PERANCANGAN VDI 2222 3.1 Tahap - tahapan Dalam Proses Perancangan Bab ini berisi penjelasan tahapan perancangan Mesin Rough Maker Diameter Internal Pipa PP Ø600. Metode perancangan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam topik penelitian ini, ada beberapa hasil yang telah dicapai dalam penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan distribusi panas yang terjadi pada proses pemesinan.

Lebih terperinci

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara

Lebih terperinci

Toleransi& Implementasinya

Toleransi& Implementasinya Toleransi& Implementasinya Daftar Isi 1. Toleransi Linier... 3 a) Suaian-suaian (Fits)... 6 b) Jenis jenis Suaian... 6 c) Toleransi Khusus dan Toleransi Umum... 6 1) Toleransi Khusus... 6 2) Toleransi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning 45 BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin CNC Mesin CNC adalah mesin perkakas otomatis yang dapat diprogram secara numerik melalui komputer yang kemudian disimpan pada media penyimpanan. Mesin CNC terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

Katalog Sistem Teknis Kotak

Katalog Sistem Teknis Kotak Katalog Sistem Teknis Kotak Terminal KL 1 4 6 5 3 7 2 Housing kecil dengan persetujuan yang berlaku di seluruh dunia dan tersedia secara langsung dalam berbagai dimensi standar. Aksesori sistem yang praktis

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan spesifikasi mold dan mesin injection mold yang dimiliki perusahaan, didapatkan target output produksi produk cap aqua galon. Namun Jumlah output yang ditargetkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1) 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Motor adalah suatu komponen utama dari sebuah kontruksi permesinan yang berfungsi sebagai penggerak. Gerakan yang dihasilkan oleh motor adalah sebuah putaran poros. Komponen

Lebih terperinci

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C 1 Azwinur, 2 Taufiq 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan Km.280 Buketrata Lhokseumawe.

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES MANUFAKTUR CRUISE CONTROL

BAB III PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES MANUFAKTUR CRUISE CONTROL BAB III PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES MANUFAKTUR CRUISE CONTROL III.1 Pemilihan Bahan dan Proses Manufaktur Cruise Control Versi Magnetic Clutch III.1.1 Pemilihan Bahan Cruise Control Versi Magnetic Clutch

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mesin Press Mesin press adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong suatu bahan atau material dengan cara penekanan. Proses kerja daripada

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUBBER GRIP TOOLS SEBAGAI ALAT BANTU MESIN UJI TARIK DI LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN FTI-UAJY

PERANCANGAN RUBBER GRIP TOOLS SEBAGAI ALAT BANTU MESIN UJI TARIK DI LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN FTI-UAJY PERANCANGAN RUBBER GRIP TOOLS SEBAGAI ALAT BANTU MESIN UJI TARIK DI LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN FTI-UAJY TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tahap Pembuatan Tahapan-tahapan dalam pembuatan, yaitu menentukan konsep, perancangan alat, pembuataan sampai pengujian. Diagram alir pembuatan ditunjukan seperti di bawah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PERANCANGAN ALAT PENEPAT MATA BOR Ø6, Ø8, Ø10, Ø12 PADA BENDA SILINDER

LAPORAN AKHIR PERANCANGAN ALAT PENEPAT MATA BOR Ø6, Ø8, Ø10, Ø12 PADA BENDA SILINDER LAPORAN AKHIR PERANCANGAN ALAT PENEPAT MATA BOR Ø6, Ø8, Ø10, Ø12 PADA BENDA SILINDER Dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan program diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin konsentrasi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. orang yang berumur tahun menempati peringkat paling tinggi yaitu sebesar

BAB 4 PEMBAHASAN. orang yang berumur tahun menempati peringkat paling tinggi yaitu sebesar BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Kuesioner 4.1.1 Data Kuesioner Bagian I Data usia responden yang menggunakan printer menunjukkan bahwa orang yang berumur 15-25 tahun menempati peringkat paling tinggi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga tempat, yaitu: 1. Pembuatan alat dan bahan di Laboratorium Proses Produksi Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya

Lebih terperinci

BAB X TUJUAN DESAIN ALAT BANTU

BAB X TUJUAN DESAIN ALAT BANTU BAB X TUJUAN DESAIN ALAT BANTU Desain alat bantu adalah proses mendesain dan mengembangkan alat-alat bantu, metode dan teknik untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas produksi. Tujuan utama dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Mesin Perancangan secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga secara sederhana perancangan dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran

Lebih terperinci