BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Pada Produk Unit Link

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Pada Produk Unit Link"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Pada Produk Unit Link Pada dasarnya Unit Link merupakan produk asuransi yang mengandung unsur tabungan (saving) sehingga dalam pengelolaanya berdasarkan mekanisme pengelolaan dana berbasis tabungan. Dalam investasi produk asuransi syariah yang mengandung unsur tabungan ada dua yang akan digunakan yaitu Mudharabah untuk transaksi investasi modal perusahaan, dana peserta dan tabarru yang biasa diinvestasikan kepada bank syariah serta obligasi dan pasar modal yang sesuai dengan syariah. Untuk investasi yang mengandung Fund Manager digunakan akad wakalah dengan mengeluarkan iuaran (fee) untuk pengelolaan perusahaan. 92 Proses mekanisme pengelolaan dana asuransi syariah, sangat berbeda dengan asuransi konvensional, pada asuransi konvensional tidak ada pemisahan dana peserta dan pemegang saham. Sedangkan pada asuransi syariah untuk produk-produk yang mengandung unsur tabungan dana yang ada dipisahkan secara tegas. 93 Berikut ini sekama pengelolaan dana tabarru pada produk Unit Link: 92 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan Dan Kelebihanya Ditengah Asurans Konvensional, (Jakarta, PT.Elex Media Komputindo:2006).hlm Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta, Gema Insani:2004), hlm

2 77 Gambar 4.3 Skema Pengelolaan Dana tabarru Unit Link 94 Pendapatan perusahaan Ujroh Akad Wakalah+Surplus Saham Beban Operasional Keuntungan perusahaan Ujroh Investasi Hasil investasi Kontribusi peserta Dana Investasi Tabarru Total Dana Dana Investasi+ Hasil Investasi Tabarru Ujroh Beban asuransi, reasuransi, klaim, pajak S/U % perusahaan % Ca.Tabarru % Peserta Pada sekma diatas dapat dijelaskan bahwa nasabah membayar premi atau kontribusi yang dimana premi tersebut akan dipisahkan menjadi 3 rekening, yaiu rekening ujroh, dana investasi, dan dana tabarru, pada saat nasabah membayarkan premi kepada perusahaan, nasabah sudah mengetahui setiap besarnya ujroh dan tabaruu yang dibayarkan. Dana ujroh akan menjadi hak perushaan yang dialokasikan untuk bisaya administrasi atau pengelolaan, 94 Wawancara dengan Ahmad Zaini selaku Agency Manger di PT.Asuransi Takaful Keluarga RO pekalongan, Februari 2016, pukul 12.00

3 78 sedangkan dana tabarru digunakan untuk dana kebajikan, atau dana tolong menolong dan akan tetap menjadi hak nasabah, kemudian dana tabarru di investasikan oleh perusahaan asuransi kebeberapa lembaga keuangan syariah, hasil dari investasi dana tabarru akan tetap menjadi milik nasabah yang akan digunakan untuk biaya klaim, reasurasni, pajak, dan sebagainya. Apabila terdapat surplus pada dana tabarru maka dapat dialokasikan kedalam tiga bagian, yatiu sebagian dikembalikan kepada peserta atau nasabah (yang tidak mengajukan klaim), disisihkan untuk cadangan tabarru, dan sebagian lagi dialokasikan kepada perusahaan asuransi syariah. Sistem operasional asuransi syariah (Takaful) adalah saling bertanggung jawab, bantu membantu dan saling melindungi antara pesertanya. Perusahaan asuransi syariah diberi kepercayaan atau amanah oleh para peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi akta perjanjian. Keuntungan perusahaan diperoleh dari pembagian keuntungan dana peserta yang dikembangkan dengan prinsip mudharabah (sistem bagi hasil). Para peserta takaful berkedudukan sebagai pemilik modal (shohibul mal) dan perusahaan takaful berfungsi pemegang amanah (mudharib). Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagai antara peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan (nisbah) yang telah disepakati Asuransi syariah menganut sistem kepemilikan bersama, hal ini berarti dana yang terkumpul dari setiap peserta asuransi dalam bentuk premi atau kontribusi merupakan milik peserta. Pihak perusahaan asuransi syariah hanya

4 79 sebagai penyangga aman dalam pengelolaanya. Dana tersebut, kecuali Tabarru (nonkomersial) dapat diambil kapan saja dan tanpa dibebni bunga disinilah letak perbedaan mendasar pada life insurence apabila seorang peserta karena kebutuhan yang sangat mendesak boleh mengambil sebagian dari akumulasi dananya yang ada. 95 Dalam pengelolaan produk unit link atau produk yang mengandung unsur saving (tabungan) dana yang dibayarkan oleh peserta langsung dibagi menjadi 3 rekening, rekening ujroh, rekening Tabarru dan rekening investasi, kemudian rekening tersebut dikelola oleh pihak PT. Asuransi Takaful Keluarga, rekening ujroh digunakan untuk biaya operasional perusahaan, rekening Tabarru dikelola, diinvestasikan dan dikembangkan dan hasil yang ada pada rekening tersebut akan digunakan untuk kepentingan nasabah, dana kebajikan, dana tolong menolong serta digunakan untuk biaya klaim yang diajukan oleh nasabah sesuai dengan kesepakatan dan perjanjian awal. Rekening investasi akan diinvistasikan sesuai dengan syraiat islam oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga, yang kemudian hasil dari investasi tersebut akan diberikan sepenuhnya kepada nasabah, dan apabila terjadi suatu resiko akan ditanggung sepenuhnya juga oleh nasabah. Mekanisme pengelolaan dana tabarru menggunakan model Wakalah Bil Ujroh, semua proses pengelolaan dilakukan oleh kantor pusat PT.Asuransi Takaful Umum, sementara kantor cabang hanya menjadi perantara anatara peserta dengan perusahaan asuransi. Pada asuransi Takaful Umum kontribusi 95 Zainuddin Ali, Hukum Asuransi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm.70

5 80 yang dibayarkan peserta langsung masuk pada satu akun yang bernama kontribusi bruto, setelah dikurangi pendapatan kontribusi untuk pengelola, kumpulan dana kontribusi tersebut diinvestasikan. Hasil investasi dialokasikan untuk cadangan Tabarru, untuk klaim, dan untuk Ujroh. 96 Dalam pengelolaan Unit Link, perusahaan Takaful Keluarga menggunakan akad Wakalah Bil Ujroh terhadap premi yang dibayarkan, keuntungn perusahaan diperoleh dari ujroh (management fee) ujroh ini dikenakan baik terhadap premi investasi maupun dana tabarru ujroh pada dana tabarru timbul karena sistem pengelolaan dana tabarru tetap menggunakan koridor akad wakalah bil ujroh sehingga perusahaan dari wakil peserta mempunyai hak (ujroh) atas kewajiban mengelola dana tabarru tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan manfaat yang tepat kepada peserta juga menjadikan dana tabarru berkembang, dari hasil pengembangan dana tersebut perusahaan sama sekali tidak berhak untuk mendapatkan bagi hasil untuk dana investasi, seluruh hasilnya dikembaikan kepada rekening tabungan / investasi peserta, sedangkan hasil pengembangan dari dana tabarru seluruhnya dikembalikan kepada rekening tabarru. Berikut ini sekama pengelolaan dana tabarru pada produk Unit Link oleh PT.Asurasi Takaful Keluarga Dwi Fihayanti, Jurnal Pelaksanaan Akad Tabarru Pada Asuransi Syariah (Studi Kasus Di Takaful Indonesia Cabang Malang), Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, hlm Wawancara dengan Ahmad Zaini selaku Agency Manger di PT.Asuransi Takaful Keluarga RO pekalongan, Februari 2016, pukul 12.00

6 81 Gambar 4.2 Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Unit Link Pada PT.Asuransi Takaful Keluarga Pendapatan perusahaan Ujroh Beban Operasional Keuntungan perusahaan Ujroh Investasi Hasil investasi Kontribusi peserta Dana Investasi Tabarru Total Dana Dana Investasi+ Hasil Investasi Tabarru Ujroh Beban asuransi, reasuransi, klaim, pajak S/U 100% Ca.Tabarru Surlpus underwriting (S/U) merupakan kelebihan dari pengelolaan dana tabarru setelah diinvestasikan kemudian dikurangi dengan beban klaim, biaya reasuransi, dan pajak. PT.Asuransi Takaful Keluarga dalam mengalokasikan surplus underwriting ini 100% dikembalikan kepada rekening tabarru. Sedangkan petusahaan telah memperoleh keuntungan dari ujroh yang diberikan oleh peserta kepada perusahaan sebagai implementasi

7 82 dari akad wakalah bil ujroh. Besarnya ujroh ditetapkan di awal oleh perusahaan dan diketahui oleh peserta asuransi syariah. Ujroh dikenakan atas beberapa diantaranya atas kontribusi dasar, Top Up, Pengelolaan dana investasi peserta dan atas pengelolaan dana tabarru. Pembukuan dana Tabarru dipisahan dari dana lain, yang memang dikhususkan untuk dana kebajikan atau dana tolong menolong yang tidak boleh digabungkan dengan dana lain, dan dalam akad ini menggunakan akad hibah atau disebut dengan akad tabarru. Dana tabarru kemudian diinvestasikan kebeberapa lembaga syariah seperti Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Permata Syariah, dan lembaga keuangan lainya yang bersifat syariah. Penempatan dana pada lembaga keuangan syariah biasanya berupa deposito jangka pendek, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah ketika akan mencairkan jika suatu saat ada peserta yang akan melakukan klaim. Hasil investasi dana tabarru perusahaan asuransi dapat memperoleh bagi hasil berdasarkan akad Mudharabah atau akad Mudharabah Musyarakah atau memperoleh Ujroh (Fee) berdasarkan Wakalah Bil Ujroh. Hasil Investasi yang dimasukan pada akun dana Tabarru bisa membuat Surplus Underwriting terhadap dana tabarru kemudian dibagi dan dialokasikan untuk pengelola tabarru 60% untuk peserta 20% dan untuk cadangan tabarru yang digunakan ketika ada pengajuan Klaim 20%. Dana tabarru bisa diinvestasikan sepanjang tidak menghalangi pembayaran kliam. Jika hasil investasi diterima maka hasil (returnya) tidak

8 83 dibenarkan dialih fungsikan ke dana lain. Hasilnya harus semata-mata difungsikan untuk dana tabarru untuk memperbesar kemampuan dalam membantu sesama pemegang polis. Dana tabarru ini harus dikelola sendiri terpisah dari dana tijarah. Dalam hal ini perusahaan sebagai pengelola harus membuat laporan periodik atas dana tabarru ini. Setiap periode dana tabarru ini akan menghasilkan apakah surplus atau defisit tabarru. Surplus artinya total yang terkumpul lebih besar dari total klaim dan biaya-biaya untuk mengelola dana ini dalam satu periode. Sedangkan defisit berarti total klaim dan biaya lebih besar dari dana tabarru yang masuk. 98 Dana Tabarru yang dimasukan dalam rekening khusus tabarru dan diinvestasikan akan mendapat hasil investasi. Menurut fatwa DSN-MUI No.53/DSN/MUI/III/2006 tentang tabarru pada asyransi syariah terdapat 3 opsi mengenai pelaksanaan dana peserta dalam rekening tabarru yaitu: 1. Keuntungan hasil dana tabarru akan kembali dalam akun tabarru (tabarru back to tabarru ) yaitu diperlakukan seluruhnya sebagai dana cadangan dalam akun tabarru 2. Bagi hasil pengelolaan dana tabarru kepada peserta yaitu disimpan sebagai dana cadangan dan dibagikan sebagian lainya kepada para peserta yang memenuhi syarat aktuaria/manajemen resiko 3. Bagi hasil pengelolaan dana tabarru kepada perusaan dan peserta yaitu disimpan sebagai dana cadangan dan dapat dibagikan sebagian lainya 98 Euis Lia Karwati, Metode Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru Pada Asuransi Kerugian Syariah, Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta 2011, hlm 32

9 84 kepada pesrusahaan dan para peserta sepanjang disepakati oleh para peserta. Sebagaimana juga diatur dalam PMK Nomor 18/PMK.010/2010 tentang penerapan prinsip dan penyelenggaraan usaha asuransi dan usaha reasuransi dengan prinsip syariah maka mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) adalah sebagai berikut: a. Perusahaan wajib memisahkan kekayaan dan kewajiban dana tabarru dari kekayaan dan kewajiban perusahaan. b. Perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan produk asuransi dengan prinsip syariah yang mengandung unsur investasi wajib memisahkan kekayaan dan kewajiban dana investasi peserta dari kekayaan dan kewajiban dana tabarru. c. Perusahaan wajib membuat catatan terpisah untuk kekayaan dan kewajiban perusahaan dana tabarru dan dana investasi peserta. Kekayaan dan kewajiban dana tabarru merupakan kekayaan dan kewajiban dana peserta secara kolektif untuk itu perusahaan wajib menggunakan dana tabarru hanya untuk: a. Pembayaran santunan kepada peserta yang mengalami musibah atau pihak lain yang berhak. b. Pembayaran reasuransi c. Pembayaran kembali Qard ke perusahaan, dan

10 85 d. Pengembalian dana tabarru akibat pembatalan polis dalam periode yang diperkenankan. 99 Dana tabarru tidak selalu mengalami surplus underwriting akan tetapi juga bisa mengaami defisit underwriting karena terlalu banyak peserta suransi yang melakukan klaim. Pada saat dana tabarru mengalami defisit underwriting maka perusahaan asuransi memberikan pinjaman dengan menggunakan akad Qardul Hasan yang dananya berasal dari pengelola pusat. Qardul Hasan merupakan pinjaman yang ketika dikembalikan tidak ada tambahan apapun. Qardul Hasan diambil dari dana cadangan yang memag telah dirancang oleh pihak perusahaan. Perusahaan asuransi harus menjaga tingkat solvabilitas dana tabarru paling rendah 30% (tiga puluh perseratus) dari dana yang diperlukan untuk mengantisipasi resiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan atau kewajiban. 100 Jika terdapat surplus Underwriting atas dana tabarru maka boleh dilakukan beberapa alternatif sebagai berikut: a. Diperlukan seluruhnya sebagai dana cadangan dalam akun tabarru b. Disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dibagikan sebagian lainya kepada perusahaan asuransi dan para peserta sepanjang disepakati oleh para peserta. 99 Pasal 3 peraturan pemerintah keuangan nomor 18/PMK.010/2010 tentang dasar pengelolaan usaha asuransi dan usaha reasuransi dengan prinsip syariah. 100 Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.010/2011 Tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi Dan Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah

11 86 Lebih jelasnya dibawah ini adalah perhitungan surplus underwriting dana peserta (tabarru ) pada produk Unit Link PT.Asuransi Takaful Keluarga untuk periode 2014 dan 2015: Tabel 4.1 PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DANA TABARRU PENCAPAIAN SOLVABILITAS DANA TABARRU (daam jutaan rupiah) KETERANGAN Tahun 2015 Triwulan 1 Tahun 2014 Audited (1) (2) (3) (4) 1. Tingkan Solvabilitas a. Kekayaan Yang Diperkenankan b. Kewajiban (kecuali pinjaman subordinasi) , , , ,82 2. c. Jumlah solvabilitas (a-b) Dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian akibat deviasi pengelolaan kekayaan dan kewajiban , ,81 a. Kegagalan Pengelolaan Kekayaan (Schedule A) 5.365, ,98 b. Proyeksi Asurs Kekayaan Kewajiban (Scedule B) 6.189, ,43 c. Kekayaan Dan Kewajiban Dalam Setiap Jenis Mata 18,52 17,25 Uang (Schedule C) d. Beban Klaim Yang Terjadi Dan Beban Klaim Yang Diperkirakan (Schedule D e. Ketidakcukupan Kontribusi Akibat Perbedaan Hasil Investasi Yang Diasumsikan Dengan Hasil Investasi Yang Diperoleh (Schedule E) f. Resiko Reasuradur (Schedule F) ,78 500,81 123, ,87 468,69 492,13 Jumlah Dana Yang Diperlukan Untuk Mengantisipasi Risiko Kerugian Akibat Devisiasi Pengelolaan Kekayaan Dan Kewajiban (2a+2b+2c+2d+2e+2f) , ,35 3. Kelebihan (Kekurangan) Solvabilitas (1-2) 7.284, ,46 4. Rasio Pencapaian Solvabilitas (1:2 dalam persen) 113,05% 105,71%

12 87 Berdasarkan tabel 4.1, Asuransi Takaful Keluarga dalam hal dana tabarru mengalami kekurangan solvabilitas dana yang dibutuhkan untuk mancapai rasio RBC Dana tabarru 101 Keberadaan rekening tabarru menjadi sangat penting untuk menjawab tentang ketidakjelasan (gharar) asuransi dari pembayaran klaim. Misalya, seorang peserta mengambil paket asuransi jiwa dengan masa pertanggungan 1-0 tahun dengan manfaat 10 juta rupiah bila ia ditakdirkan meninggal dunia ditahun ke empat dan baru sempat membayar sebesar 4 juta maka ahli waris akan menerima sejumlah penuh 10 juta. Pertanyaannya, sisa pembayaran sebesar 6 juta diperoleh dari mana. Disinilah kemudian timbul Gharar tadi sehungga diperlukan mekanisme khusus untuk menghapus hal itu, yaitu penyediaan dana khusus untuk pembayaran klaim (yang pada hakikatnya untuk tujuan tolong-menolong) berupa rekening Tabarru. Selanjutnya dana yang terkumpul dari peserta akan diinvestasikan oleh pengelola kedalam instrumen-instrumen investasi yang tidak bertentangan dengan syariat. Apabila dari hasil investasi diperoleh keuntungan (profit), maka setelah dikurangi beban-beban asuransi, keuntungan tadi akan dibagi antara peserta dan pengelola berdasarkan akad mudharabah (bagi hasil) dengan rasio (nisbah) yang telah disepakati dimuka. 102 Namun apabila Tabarru tidak mencukupi untuk membayarakan klaim peserta, maka peserta dapat meminjam dana kepada operator tanpa dikenakan bunga. Pinjaman ini diperoleh dari dana yang tersedia pada dana cadangan 101 Laporan Keuangan PT.Asuransi Takaful Keluarga, Diakeses, marett Kuat Ismanto, Asuransi Syariah Tinjuan Asas-asas Hukum Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.69-70

13 88 hasil pembagian 30% surplus sharing. Akad yang dilakukan oleh peserta dan operator menggunakan akad qard. Untuk mengembalikan dana yang telah dipinjam operator sebagai wakil akan mengambilkan dari iuran tabarru yang memang berguna untuk membantu peserta yang mengalami kesulitan. Ini sudah sesuai dengan hukum islam. 103 Hal ini sesuai dengan Fatwa DSN No.53/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Tabarru Pada Asuransi Dan Reasuransi Syariah, pada point ke enam bahwa defisit underwrithing jika terjadi defisit underwrithing atas dana tabarru (defisit tabarru ), maka perusahaan asuransi wajib menanggulangi kekurangan tersebut dalam bentuk qard (pinjaman). Pengembalian dana qard pada perusahaan asuransi disisihk an dari dana tabarru. Dari hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini pada tanggal 23 septemper 2015 mengumumkan bahwa asuransi syariah merupakan usaha kerja sama yang saling melindungi antara sesama perserta asuransi apabila terjadi musibah atau bencana diantaranya melalui perjanjian yang disepakati bersama. Dana yang digunakan untuk saling menanggung ini adalah dana tabarru yaitu dana yang diniatkan untuk tolong-menolong atau saling menanggung apabila ada resiko diantara peserta asuransi yang meninggal dunia. Dana tabarru diperuntukan bagi pihak yang jiwanya dalam asuransi apabila terkena musibah. Besarnya Tabarru dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah usia, masa perjanjian, besarnya konstribusi, besarnya manfaat proteksi (Al- 103 Wawancara dengan Ahmad Zaini, selaku Agency Manager di PT. Takaful Keluarga RO Pekalongan, September 2015, pukul 10.00

14 89 Khairat) atau manfaat tambahan (Rider). Faktor tersebut mempengaruhi besarnya premi dana tabarru. Sehingga nilai Tabarru yang dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu maka diharapkan usia dan masa perjanjian dapat dijadikan pedoman bagi investor untuk memulai investasi sedini mungkin untuk mendapatkan return yang diharapkan. B. Pelaksanaan Dana Tabarru Pada Saat Pengajuan Klaim Klaim merupakan aplikasi oleh peserta untuk memperoleh pertanggungan atas kerugianya yang tersedia berdasarkan perjanjian atau dapat diartikan klaim sebagai proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan perjanjian tersebut. 104 Asuransi yang berdasarkan konsep takaful tidak ada alasan untuk memperlambat pembayaran klaim yang telah diajukan tertanggung. Karaena klaim merupakan hak peserta yang dananya diperoleh dari dana tabarru semua peserta. Dengan konsep tabarru sebagian dana peserta akan dimasukan kedalam rekening khusus yang digunakan sebagai sumber keuangan bersama bagi menolong peserta-peserta takaful yang mengalami musibah atau melakukan klaim. 105 Oleh karena itu pihak perusahaan wajib melakukan proses klaim secara cepat. Klaim takaful akan dibayarkan kepada peserta yang mengalami musibah yang menimbulkan kerugian harta bendanya sesuai perhitungan kerugian yang wajar. Dana pembayaran klaim takaful diambil dari kumpulan pembayaran dana tabarru. Dana tabarru hanya boleh digunakan untuk segal hal yang langsung 104 Syakir Syula, Opcit, hlm Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Asuransi Syariah,(Jakarta, Gaung Persada:2014),hlm.77

15 90 berkaitan dengan kepentingan nasabah, seperti klaim, cadangan tabarru dan reasuransi syariah. 106 Unsur-unsur premi pada asuransi syariah terdiri dari unsur tabarru (nonomersil) dan tabungan (untuk asurasi jiwa). Selain itu sumber pembayaran klaim diperoleh dari rekening tabarru, yaitu rekening dana tolong menolong bagi seluruh peserta, yang sejak awal sudah diakadkan dengan ikhlas oleh setiap peserta untuk keperluan saudara-saudaranya yang ditakdirkan oleh Allah SWT meninggal dunia atau mendapat musibah materi seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, dan lain-lain. Selain itu sumber pembiayaan klaim dalam asuransi syariah adalah dari rekening perusahaan murni bisnis dan tertentu diperuntukan sebagai dana tolong menolong. 107 Dalam mekanisme pengelolaan dana atau kontribusi yang peserta kumpulkan sebagai dana tabarru dalam prakteknya di PT.Asuransi Takaful keluarga menggunakan akad wakalah bil ujroh, dalam akad wakalah bil ujroh, premi atau kontribusi yang dibayarkan oleh peserta memiliki komposisi dana tabaru dan dana ujrohi. Dana ujroh digunakan oleh perusahaan untuk pembiayaan operasional perusahaan seperi gaji karyawan dan biaya operasional perusahaan. Sedangkan ketika terjadi klaim maka biaya klaim akan diambilkan dari dana tabarru yang telah terkumpul. Apabila jumlah klaim tersebut lebih besar dari jumlah tabarru yang telah terkumpul atau lebih kecil dari dana yang telah dimiliki maka akan diambilkan dari dana yang lain. Karena pada dasarnya akad tabarru yang digunakan oleh 106 Agus Edi Sumanto, dkk, Solusi Berasuransi Lebih Indah Dengan Syariah, (Bandung, PT.Karya Kita:2009),hlm Zainudin Ali, Hukum asuransi Syariah, (Jakarta, Sinar Grafika:2008),hlm.71

16 91 perusahaan asuransi syariah adalah saling tolong menolong antara peserta dan memiliki asaz kerelaan. Dana tabarru khusus diperuntukan bagi nasbah yang mendapatkan musibah sehingga disimpan dalam dalam akun secara khusus. Ketika diinvestasikan hasil investasi masuk kembali kedalam akun tabarru, kemudian apabila terdapat surplus tabarru (yaitu apabila total dana tabarru yang terkumpul lebih besar dari total dana klaim dan biaya-biaya yang dibebankan atas dana tersebut dalam satu periode tertentu), surplus dana tabarru tersebut dapat dibagikan dengan cara: sebagian dikembalikan kepada dikembalikan kepada nasabah, sebagian dicadangkan dalam cadangan tabarru dan sebagian lainya dialokasikan oleh perusahaan asuransi syariah. Pembagian surplus tabarru seperti ini mengikuti fatwa Dewan Syariah Nasional-MUI, No.53/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Tabarru pada Asyuransi Syariah dan Reasuransi Syariah. 108 Sebagaimana dinyatakan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No:21/DSN-MUI/X/2000 memutuskan bahwa ketentuan klaim adalah sebagai berikut: a. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal peerjanjian. b. Klaim dapat berbeda jumlah sesuai dengan premi yang dibayarkan c. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya meupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya. 108 Ibid, hlm.78

17 92 d. Klaim atas akad tabarru merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan sesuai yang disepakati di dalam akad. Hasil dari penelitian ini mendukung dari bukunya Muhammad Syakir Syula:2004 hal 36, bahwa dalam konteks asuransi syariah, Tabarru bermaksud untuk memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu diantara sesama peserta takaful (asuransi syariah) apabila ada diantaranya yang terkena musibah. Dana klaim yang diberikan daimbil dari rekening dana tabarru yang sudah diniatkan oleh semua peserta ketika akan menjadi peserta suransi syariah, untuk kepentingan dana kebajikan atau dana tolong-menolong. Karena itu dalam akad tabarru pihak yang memberi dengan ikhlas memberikan sesuatu tanpa ada keinginan untuk menerima apapun dari orang yang menerima, kecuali kebaikan dari Allah Swt Ibid, hlm.36

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang 52 BAB IV ANALISIS A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang syariah di Semarang Berikut ini akan dijelaskan pengelolaan dana tabarru yang terdapat pada AJB Bumiputera Unit Syariah

Lebih terperinci

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Insurance Goes To Campus Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Asuransi Syariah Oleh: Subchan Al Rasjid Sharia Division Sharia - Marketing Manager PT. BNI Life Insurance Pengertian Asuransi-text

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi syariah merupakan prinsip perjanjian berdasarkan hukum islam antara perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan pihak lain, dalam menerima amanah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang

Lebih terperinci

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU Lampiran 1 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH DAN REASURANSI SYARIAH MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH

Lebih terperinci

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan 62 BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 81/DSN- MUI/III/2011 TERHADAP MEKANISME PENGEMBALIAN DANA TABARRU BAGI PESERTA YANG BERHENTI SEBELUM MASA PEMBAYARAN BERAKHIR PADA PRODUK PRULINK SYARIAH

Lebih terperinci

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH 0 PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (Studi Multi Situs pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sebagai manusia tidak seorangpun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat analisis. Hal ini

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 11: Akuntansi Pengelola Dana Asuransi Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI : FATWA DSN NO 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH Asuransi

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA A. PENJELASAN SINGKAT TENTANG PT. ASURANSI TAKAFUL SURABAYA 1. Sejarah berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga

Lebih terperinci

PT Asuransi BRI Life DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2017

PT Asuransi BRI Life DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2017 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 11.700 11.700 10.700 10.700 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia berkembang cukup pesat dan memainkan peranan yang cukup besar dalam perekonomian di Indonesia dewasa ini. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi. BAB V PEMBAHASAN A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus Sebagai sebuah perusahaan asuransi, maka asuransi syariah menawarkan produk-produk perasuransiannya. Produk asuransi yang dimaksud di sini adalah

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014 PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014 No. URAIAN RINCIAN Triwulan III Triwulan II SAK SAP SAK SAP (1)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah Setiap umat Islam dimanapun berada tidak ada yang tidak rindu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Umat Islam pada zaman sekarang ini semakin bersemangat untuk merealisasikan syariat di dalam kehidupan mereka sehingga dapat sesuai dengan tuntutan al-qur an dan al-sunnah.

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA (dalam jutaan rupiah) 2012 2012 Triwulan II Triwulan I No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 2.700 2.700 1.800 1.800 2 Saham syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga 91 BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Bandar Lampung Harta Hak milik dalam arti sebenarnya tidak hanya sekedar aset biasa, akan tetapi memiliki arti yang sangat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PT. Asuransi BRI Life DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2017 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT. Asuransi BRI Life DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2017 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan II Triwulan I SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 16.250 16.250 11.700 11.700 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil BAB 4 PEMBAHASAN Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai evaluasi atas dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil investasi yang menggunakan dana

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan III Tahun 2015

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan III Tahun 2015 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan III Triwulan II SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.440 7.440 8.870 8.870 2 Saham syariah B-4 3 Sukuk atau obligasi

Lebih terperinci

BAB III DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

BAB III DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BAB III LABA TERTAHAN (RETAINED SHARING) PADA PRODUK PRULINK SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE A. Gambaran Umum Tentang PT. Prudential Life Assurance 1. Latar Belakang Berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang usaha (bisnis) pengelolaan atau penanggulangan risiko, pada hakikatnya bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL DI PT ASURANSI SINAR MAS SYARIAH PEKALONGAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai akad yang

Lebih terperinci

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH Bahwa Peserta telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini, Pengelola akan membayar santunan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH Destri Budi Nugraheni dan Haniah Ilhami Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Jl. Socio Justicia No.1 Bulaksumur, Sleman Yogyakarta PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan II Triwulan I SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.050 7.050 11.900 11.787 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Tahunan Tahunan SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 10.700 10.700 8.580 8.580 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau obligasi

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TRIWULAN

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan IV Tahun 2015

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan IV Tahun 2015 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan IV Triwulan III SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 8.580 8.580 7.440 7.440 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2015

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2015 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 9.150 9.150 7.500 7.500 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2015 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2015 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan II Triwulan I SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 8.870 8.870 9.150 9.150 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Asuransi Syariah II.1.1. Pengertian Asuransi Sesuai dengan ketetapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2014

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2014 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TRIWULAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Asuransi Syariah 2.1.1 Pengertian Asuransi Syariah Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah: Sistem menyeluruh yang pesertanya mendonasikan sebagian atau

Lebih terperinci

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor 53 BAB IV ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM ASURANSI PRUSYARIAH DALAM PERSPEKTIF PEMEGANG POLIS PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KANTOR AGENCY CABANG KUDUS 1 A. Analisis Diferensiasi Produk Dari

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TAHUNAN 2013

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TAHUNAN 2013 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TAHUNAN

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2014 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2014 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Tahunan Tahunan SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.500 7.500 3.450 3.450 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau obligasi

Lebih terperinci

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH Always Listening, Always Understanding 10 PENGENALAN SYARIAH Syariah Syariah = Undang-undang Islam Definisi : Jalan yang lurus Sumber : Al Quran (45:18) ~ kemudian

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan IV Tahun 2014

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan IV Tahun 2014 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan IV Triwulan III SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.500 7.500 6.670 6.670 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2013

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2013 I. NERACA Triwulan I Triwulan IV No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 3.788 3.396 4.300 4.300 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' III. LAPORAN AKUMULASI DANA TABARRU' Per Triwulan I Tahun 2014

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' III. LAPORAN AKUMULASI DANA TABARRU' Per Triwulan I Tahun 2014 III. LAPORAN AKUMULASI 1 Surplus underwriting dana tabarru' (dasar akrual) (1.717,39) 2 Dikurangi: A. Surplus underwriting dibagikan ke peserta 0,00 B. Surplus underwriting dibagikan ke perusahaan (pengelola)

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2015

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2015 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Menara Merdeka (OJK) Mailing Room Lantai 12 Jalan Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya

Lebih terperinci

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah.

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru Asuransi Syariah (Ta min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru yang memberikan

Lebih terperinci

TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2012 Per 31 Maret 2012

TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2012 Per 31 Maret 2012 K e p a d a Yth. KEPALA BIRO PERASURANSIAN Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Keuangan RI Gedung Sumitro Djojohadikusumo Lt. 14 Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2016

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2016 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 11.900 11.787 8.580 8.580 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Pengelolaan Dana Tabarru' di AJB Bumiputera Syariah Cabang Sidoarjo

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Pengelolaan Dana Tabarru' di AJB Bumiputera Syariah Cabang Sidoarjo BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pengelolaan Dana Tabarru' di AJB Bumiputera Syariah Cabang Sidoarjo Jika menilai pengelolaan dana tabarru' maka yang akan dibahas adalah pengelolaan dana tabarru'

Lebih terperinci

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN III

Lebih terperinci

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN II Per 30 JUNI 2014

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN II Per 30 JUNI 2014 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN II

Lebih terperinci

(Dalam jutaan Rp.) Januari Tahun Desember Tahun 2016

(Dalam jutaan Rp.) Januari Tahun Desember Tahun 2016 Periode 07 Laporan Neraca Dana Perusahaan 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2015

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2015 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Tahunan Tahunan SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 8.580 8.580 7.500 7.500 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau obligasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, SERTA PENYAJIAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, SERTA PENYAJIAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, SERTA PENYAJIAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM Annisa Rulitasari Universitas Bina Nusantara ABSTRACT The purpose of

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bagian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsep

Lebih terperinci

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM A. Aplikasi Reasuransi pada Tabungan Investasi di Bank Syariah Bukopin Sidoarjo PT Bank Syariah Bukopin

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI (studi tentang ketentuan yang berlaku pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya) A. Analisis Hukum

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA A. Analisa Terhadap Penerapan Sistem Mud{a>rabah Musya>rakah Pada PT. Asuransi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2007 bisa dikatakan sebagai tahun harapan bahwa bisnis asuransi akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai fenomena alam yang

Lebih terperinci

(Dalam jutaan Rp.) Februari Tahun Februari Tahun 2016

(Dalam jutaan Rp.) Februari Tahun Februari Tahun 2016 Periode 8 07 Periode 8 06 Laporan Neraca Dana Perusahaan 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga intermediasi secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yaitu lembaga depositori, lembaga intermediasi investasi, dan lembaga intermediasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini bahaya kerusakan dan kerugian adalah kenyataan yang harus dihadapi manusia di dunia. Sehingga kemungkinan terjadi risiko dalam kehidupan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko dapat terjadi pada perseorangan maupun kelompok organisasi atau perusahaan. Setiap tahap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka kini sampailah pada kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dapat di tarik dari pembahasan pada bab sebelumnya adalah

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) Asyki Business Center, Jl. RE. Martadinata No. 2D Air Mancur Bogor

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) Asyki Business Center, Jl. RE. Martadinata No. 2D Air Mancur Bogor Laporan Neraca Dana Perusahaan No, 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga

Lebih terperinci

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN I Per 31 MARET 2015

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN I Per 31 MARET 2015 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Menara Merdeka (OJK) Mailing Room Lantai 12 Jalan Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta. Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera syariah, dalam akad dijelaskan

Lebih terperinci

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) L1 Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ASET Kas dan bank 7.117.694.319 Piutang kontribusi-setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp299.577.911 pada tanggal 31 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu dihadapkan pada berbagai persoalan hidup yang di dalamnya mengandung berbagai kemungkinan risiko yang harus dihadapi, baik yang bersifat material

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bahasa Indonesia kata asuransi dipadankan dengan kata. bahwa yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Bahasa Indonesia kata asuransi dipadankan dengan kata. bahwa yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah Secara umum, asuransi berarti jaminan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata asuransi dipadankan dengan kata pertanggungan. 25

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang penting peranannya.

BAB I PENDAHULUAN. syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang penting peranannya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertumbuhan sektor ekonomi syariah di Indonesia berkembang pesat. Tidak hanya pertumbuhan positif yang ditunjukkan oleh perbankan syariah, hal itu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM REMUNERASI DALAM PENGGAJIAN AGEN (STUDI KASUS DI HIJRAH AGENCY TAKAFUL KELUARGA REPRESENTATIVE OFFICE (R.

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM REMUNERASI DALAM PENGGAJIAN AGEN (STUDI KASUS DI HIJRAH AGENCY TAKAFUL KELUARGA REPRESENTATIVE OFFICE (R. BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM REMUNERASI DALAM PENGGAJIAN AGEN (STUDI KASUS DI HIJRAH AGENCY TAKAFUL KELUARGA REPRESENTATIVE OFFICE (R.O) PEKALONGAN) A. Implementasi Sistem Remunerasi di Hijrah Agency Takaful

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil 158 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Kantor

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 72 /POJK.05/2016 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH I. UMUM Undang-Undang Nomor 21 Tahun

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2016 / Per 30 Juni 2016

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2016 / Per 30 Juni 2016 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 7.200 9.650 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.834 9.836 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.233

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2015 / Per 30 Juni 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2015 / Per 30 Juni 2015 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 9.769 11.534 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.029 9.031 4 Surat berharga syariah negara D-5 15.918

Lebih terperinci

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan I Tahun 2017 Tahun 2017 / Per 31 Maret 2017

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan I Tahun 2017 Tahun 2017 / Per 31 Maret 2017 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 12.000 10.100 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.826 9.829 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.219

Lebih terperinci

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2017 / Per 30 Juni 2017

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2017 / Per 30 Juni 2017 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 14.500 12.000 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.823 9.826 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.227

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penggunaan produk keuangan pada saat ini tidak mungkin dapat dihindari,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penggunaan produk keuangan pada saat ini tidak mungkin dapat dihindari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan produk keuangan pada saat ini tidak mungkin dapat dihindari, baik produk keuangan yang berasal dari lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan

Lebih terperinci

PROSENTASE INVESTASI DANA TABARRU YANG DAPAT DIINVESTASIKAN UNTUK MENCEGAH KEKURANGAN PEMBAYARAN KLAIM SAAT DEFISIT UNDERWRITING

PROSENTASE INVESTASI DANA TABARRU YANG DAPAT DIINVESTASIKAN UNTUK MENCEGAH KEKURANGAN PEMBAYARAN KLAIM SAAT DEFISIT UNDERWRITING PROSENTASE INVESTASI DANA TABARRU YANG DAPAT DIINVESTASIKAN UNTUK MENCEGAH KEKURANGAN PEMBAYARAN KLAIM SAAT DEFISIT UNDERWRITING Wahyu Waskito Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Magister Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting, karena setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian material dan

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya)

Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya) 1 Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya) Analysis Implementation 0f Sharia Pension Insurance Accounting (Case Study on Bringin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusiasaat ini sudah sedemikian sarat dengan beragam ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahan-kesalahanya, kealpaanya

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada bagian ini penulis akan menyajikan kesesuaian praktik akad asuransi

BAB V PEMBAHASAN. Pada bagian ini penulis akan menyajikan kesesuaian praktik akad asuransi 140 BAB V PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan menyajikan kesesuaian praktik akad asuransi syariah pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Kantor Unit Pemasaran Tulungagung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awalnya asuransi adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk arisan untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan pembiayaan. Secara

Lebih terperinci

ANALISIS YURIDIS AKAD TABARRU DAN AKAD TIJARAH DALAM PRODUK UNIT LINK SYARIAH *

ANALISIS YURIDIS AKAD TABARRU DAN AKAD TIJARAH DALAM PRODUK UNIT LINK SYARIAH * 215 ANALISIS YURIDIS AKAD TABARRU DAN AKAD TIJARAH DALAM PRODUK UNIT LINK SYARIAH * Destri Budi Nugraheni ** Departemen Hukum Islam Fakulatas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Jalan Sosio Yustisia,

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Tahunan 2016 / Per 31 Desember 2016

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Tahunan 2016 / Per 31 Desember 2016 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.100 10.579 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.829 9.839 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.231

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam BAB I PENDAHULUAN Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam merupakan hukum yang secara empirik hidup dalam masyarakat Indonesia (the living law) sejak masuknya Islam ke Nusantara.

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan IV Tahun 2015 / Per 31 Desember 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan IV Tahun 2015 / Per 31 Desember 2015 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.579 10.879 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.839 9.844 4 Surat berharga syariah negara D-5 16.144

Lebih terperinci