KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Plt Kepala, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Plt Kepala, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, maka penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 BKKBN dapat diselesaikan dengan baik. Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap Kementerian dan Lembaga Non Kementerian wajib melaporkan akuntabilitas kinerjanya, oleh sebab itu BKKBN telah menyusun LAKIP Tahun 2012 sebagai alat penilaian kualitas kinerja yang diharapkan dapat mendorong etos kerja seluruh personil, baik secara individu maupun sebagai bagian dari teamwork, agar menjadi lebih baik pada tahun-tahun mendatang. Selain dari itu, laporan akuntabilitas ini juga diharapkan dapat mempercepat terwujudnya good governance dan berfungsi sebagai laporan pertanggungjawaban kepada publik dalam melaksanakan pembangunan Kependudukan dan KB untuk mendukung pencapaian terwujudnya Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Dengan dilandasi kesadaran bahwa apa yang telah dilaksanakan dan dicapai oleh BKKBN tidak terlepas dari peran aktif dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih. Akhirnya, kritik serta sumbang saran pembaca sangat kami harapkan sebagai bahan koreksi dan untuk penyempurnaan penulisan LAKIP BKKBN di masa-masa yang akan datang. Jakarta, Maret 2013 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Plt Kepala, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA i

2 Ringkasan Eksekutif Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) merupakan salah satu fokus program prioritas nasional yang mendapatkan perhatian dan komitmen dari Pemerintah. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang merupakan penjabaran visi dan misi Pemerintah berisikan kebijakan, progam, dan kegiatan Pemerintah untuk kurun waktu termasuk upaya pengendalian penduduk sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan SDM yang berharkat, bermartabat, beretika, berbudaya, beradab dan berdaya saing. Dalam RPJMN disebutkan bahwa program KKB merupakan rangkaian pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas sebagai langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Pembangunan Kependudukan di Indonesia diarahkan sebagai upaya pengendalian kuantitas penduduk melalui keluarga berencana dan penyerasian kebijakan pengendalian penduduk dengan pembangunan lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas dan pembangunan yang berwawasan kependudukan. Rencana strategis (Renstra) BKKBN tahun , yang merupakan penjabaran dari RPJMN, merupakan dasar pelaksanaan program KKB selama 5 tahun. Upaya yang berkaitan dengan pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk, keluarga dan masyarakat tersebut dituangkan ke dalam satu program teknis, yaitu Program Kependudukan dan Keluarga Berencana, serta tiga program generik, yaitu Program Pelatihan dan Pengembangan BKKBN; Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya; dan Program Pengawasan dan Peningkatan Aparatur BKKBN. Renstra BKKBN tersebut kemudian dijabarkan sebagai rencana kerja tahunan (RENJA) dimana perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan evaluasinya dilakukan melalui pencatatan dan pengukuran kinerja yang dilakukan secara rutin. Dengan demikian proses perencanaan program dan anggaran dapat dilakukan lebih relevan dan terukur karena telah mengacu kepada perencanaan yang berbasis kinerja, ii

3 Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah dan anggaran terpadu (unified budgeting). Dalam pelaksanaannya pembangunan KKB diarahkan untuk memenuhi harapan Customer yang terdiri dari para pemangku kepentingan (stakeholder) dan mitra kerja baik di pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten-kota). Sedangkan pada pemantauanevaluasi, semua kinerja BKKBN telah melalui pengendalian program yang berkesinambungan dan berkala. Kesemuanya telah didokumentasikan secara baik dan dimanfaatkan sebagai alat pengendali kinerja. Untuk pengukuran kinerja BKKBN telah disusun indikator kerja utama (IKU) serta dipantau setiap bulan dalam forum rapat pengendalian program (Radalgram), setiap Semester melalui Review program KKB dan Tahunan melalui penilaian KKB dan KPI. Sementara itu, langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan program KKB di daerah dilakukan dengan sinkronisasi dan pengembangan kegiatan terpadu dan komprehensif melalui berbagai kegiatan yang telah disosialisasikan kepada pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten dan kota melalui Perwakilan BKKBN Provinsi dengan merujuk kepada Renstra BKKBN dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam memperkuat langkah tersebut di lapangan, dilakukan antara lain melalui (1) Penguatan kemitraan dengan stakeholder dan mitra kerja terkait; (2) Sinkronisasi Program dan Anggaran Pusat dan Daerah; (3) Penguatan Dana Alokasi Khusus (DAK) bagi Kabupaten dan Kota tertentu. Berdasarkan Pemantauan dan Evaluasi Program KKB menurut hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 (SP 2010) menunjukkan jumlah penduduk mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah sekitar 32 juta dari jumlah penduduk tahun Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk Indonesia periode berkisar pada angka 1,49% per tahun atau naik 0,04% dibandingkan hasil SP Oleh sebab itu diperlukan upaya yang lebih keras agar target RPJMN pada akhir tahun 2014 untuk laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,14% dapat tercapai. RPJMN juga menargetkan rata-rata jumlah anak yang dimiliki wanita Indonesia adalah 2,1 anak. Jika diperhatikan tren angka fertilitas (TFR) hasil Sensus dan Supas dari tahun 1971 sampai 2005 menunjukkan adanya kecenderungan iii

4 menurun. Pada awal tahun 1970 angka fertilitas total 5,61 per wanita menurun signifikan menjadi 2,26 per wanita pada tahun Namun, hasil SDKI tahun 2007 menunjukkan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita masih 2,6 anak, dan hasil SDKI 2012 menunjukkan perkembangan yang stagnan, yaitu tetap pada angka 2,6 per wanita. Disamping itu angka kesuburan remaja yang diukur dengan ASFR tahun menunjukkan masih belum mencapai sasaran yang diharapkan, yaitu 48 per 1000 wanita sehingga fokus kepada remaja harus ditingkatkan. Bila dilihat persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi kontrasepsi modern, hasil SDKI 2012 (preliminary report) menunjukkan tidak ada kenaikan yang signifikan dalam penggunaan kontrasepsi dibandingkan dengan hasil SDKI Pada tahun 2007, SDKI mencatat sebanyak 57,4% pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi modern, sedangkan SDKI 2012 mencatat angka 57,9% atau kenaikannya hanya sebesar 0,5% selama kurang lebih 5 tahun. Hasil SDKI 2012 mencatat persentase jumlah wanita yang sudah tidak ingin anak lagi dan atau masih ingin mempunyai anak tetapi ditunda dan tidak menggunakan salah satu metoda kontrasepsi (unmet need) sebesar 8,5%. Walaupun angka ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 (9,1%), namun angka ini masih jauh apabila dibandingkan target RPJM sebesar 5,0%. Diperlukan upaya-upaya yang mempunyai daya ungkit yang tinggi antara lain peningkatan akses informasi dan akses pelayanan KB sehingga unmetneed dapat diturunkan paling sedikit 3,5% dalam waktu 2 tahun ke depan. Untuk pencapaian program tahun 2012 yang berkaitan dengan indikator kinerja peserta KB baru (PB), seperti PB Total, PB Mandiri, PB MKJP, PB Pria, dan PB KPS & KS-I, data statistik rutin BKKBN menujukkan hasil yang menggembirakan, kecuali untuk PB Mandiri. Untuk PB Total, dari target sebesar 7,38 juta peserta tercapai sebesar 9,39 juta peserta atau 127,1%. PB Mandiri, dari target sebesar 3,4 juta peserta tercapai 3,1 juta peserta atau 91,2%. PB MKJP dengan target sebesar 12,9% dari PB Total tercapai 17,8% atau 138%. PB Pria dengan target sebesar 4,3% dari total PB Total tercapai iv

5 sebesar 8,5% atau 197,7%. Sementara itu, PB KPS dan KS-I dengan target sebanyak 3,9 juta peserta tercapai sebanyak 4,2 juta peserta atau 107,7%. Untuk pencapaian indikator kinerja peserta KB aktif (PA), seperti PA, PA Mandiri, PA MKJP, dan PA KPS & KS-I, hasilnya bervariasi. Untuk PA Total, dari target sebesar 28,2 juta peserta tercapai sebesar 28 juta peserta atau 99,31%. PA Mandiri, dari target sebesar 49,7% dari PA tercapai 43,8% atau 88,1%. PA MKJP dengan target sebesar 25,9% dari PA tercapai 24,9% atau 96,1%. Sementara itu, PA KPS dan KS-I dengan target sebanyak 12,5 juta peserta tercapai sebanyak 14,6 juta peserta atau 116,8%. Dukungan anggaran untuk pelaksanaan program KKB nasional tahun 2012 yang dituangkan melalui APBN sejumlah Rp ,-. Secara nasional mengalami penurunan sebesar Rp (9,87%) dibanding anggaran tahun 2011 sebesar Rp ,-.Dukungan anggaran tersebut dialokasikan untuk pelaksanaan satu program teknis, yaitu Program Kependudukan dan KB, serta tiga program generik, yaitu Program Pelatihan dan Pengembangan BKKBN; Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya; serta Program Pengawasan dan Peningkatan Aparatur BKKBN. Dukungan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Kabupaten-Kota tertentu tahun 2012 adalah sebesar Rp ,- Penyerapan anggaran BKKBN pada tahun 2012 sebesar Rp ,- atau 97,37% persen dari total pagu anggaran, namun masih terdapat permasalahan dalam pengelolaan Keuangan dan BMN yang harus disempurnakan pada tahun 2013 antara lain legalitas atau payung hukum dari alokasi anggaran APBN kepada SKPD-KB Kabupaten dan kota. v

6 DAFTAR ISI Hal. KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... i ii vi vii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... B. Tugas, fungsi, dan Kewenangan BKKBN... C. Struktur Organisasi... D. Dasar Hukum... E. Sistematika Penyajian BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 8 A. Perencanaan Kinerja... B. Perjanjian Kinerja BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUNAN A. Analisis Pencapaian Indikator Kinerja Tahun B. Akuntabilitas Keuangan BAB IV. PENUTUP LAMPIRAN vi

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk terhadap 23 Sasaran Gambar 3.2 Perkembangan Pencapaian CPR terhadap Sasaran 24 Gambar 3.3 Perkembangan Pencapaian Unmet Need terhadap Sasaran 25 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Perkembangan Pencapaian PA terhadap Sasaran Perkembangan Pencapaian PB Mandiri terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Perkembangan Pencapaian PA Mandiri terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perkembangan Pencapaian PB MKJP terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perkembangan Pencapaian PA MKJP terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perkembangan Pencapaian PB Pria terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perkembangan Pencapaian PB KPS dan KS I terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perkembangan Pencapaian PA KPS dan KS I terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Sertifikat Opini BPK RI Atas Laporan Keuangan BKKBN Tahun 2011 Gambar 3.13 Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Tahun DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Perkembangan Pencapaian PB terhadap PPM-PB 26 Menurut Jenis Kontrasepsi Tahun 2010, 2011 dan 2012 Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian PB menurut Jenis 27 Kontrasepsi terhadap Total PB Tahun 2010, 2011 dan 2012 Tabel 3.3 Persentase Keluarga, PUS, WUS dan Remaja yang 37 pernah Mendengar Informasi tentang Kependudukan dan KB melalui Media Massa dan Luar Ruang Tabel 3.4 Realisasi Anggaran s.d Desember vii

8 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kondisi kependudukan di Indonesia saat ini baik yang menyangkut jumlah, kualitas, maupun persebarannya merupakan tantangan yang berat yang harus diatasi bagi tercapainya keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Situasi dan kondisi kependudukan yang ada pada saat ini merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian penanganan secara seksama, lebih sungguh-sungguh dan berkelanjutan. Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk yang telah dijalankan selama ini dilakukan melalui program pengaturan kelahiran atau program keluarga berencana (KB). Selain melalui pengaturan kelahiran, upaya pengendalian pertumbuhan penduduk juga harus didukung dengan adanya penyerasian kebijakan pengendalian penduduk dengan kebijakan pembangunan bidang lainnya terutama yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, maupun mobilitas penduduk agar selaras, serasi, dan sinergis. Program Kependudukan dan KB (KKB) merupakan bagian dari pembangunan prioritas nasional dan pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang ditandai meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan tercapainya penduduk tumbuh seimbang. Pembangunan program KKB ini diarahkan dalam upaya pengendalian kuantitas penduduk melalui 3 fokus prioritas, yaitu revitalisasi program keluarga berencana, penyerasian kebijakan pengendalian penduduk, dan peningkatan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu. Namun dalam pelaksanaannya BKKBN mendapatkan amanah untuk melaksanakan revitalisasi KB dan penyerasian kebijakan pengendalian penduduk. Dalam RPJMN , Revitalisasi Program KB dilaksanakan melalui: (a) pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk yang responsif gender; (b) pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana; (c) promosi dan penggerakan masyarakat; (d) peningkatan dan pemanfaatan Sistem Informasi 1

9 Manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi; (e) pelatihan, penelitian dan pengembangan program kependudukan dan KB; dan (f) peningkatan kualitas manajemen program. Sedangkan Penyerasian kebijakan pengendalian penduduk dilakukan melalui; (a) penyusunan peraturan perundangan pengendalian penduduk; (b) perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antara aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas; dan (c) penyediaan sasaran parameter kependudukan yang disepakati semua sektor terkait. Rencana Strategis BKKBN (RENSTRA) Tahun menjabarkan semua program dan kegiatan tersebut diatas. Untuk mendukung semua fokus prioritas pengendalian kuantitas penduduk dan program KB diatas, maka BKKBN menetapkan Visi Penduduk Tumbuh Seimbang 2015 melalui Misi Mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Sasaran program pembangunan KKB yang dituangkan dalam RENSTRA BKKBN itu, menurunkan TFR menjadi 2,1, meningkatkan angka kesertaan ber-kb (CPR) menjadi 65% dan menurunkan Unmet Need menjadi 5% pada tahun 2014, guna mencapai LPP = 1% per tahun. Dengan adanya Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, maka kewenangan dan urusan BKKBN sebenarnya semakin luas, tidak hanya terbatas pada masalah keluarga berencana dan keluarga sejahtera, namun juga menyangkut masalah pengendalian kependudukan. Undang-Undang ini kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Presiden nomor 62 tahun 2010, yang mengatur kelembagaan BKKBN yang sebelumnya sebagai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, disebutkan bahwa setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Oleh karena itu, BKKBN berkewajiban untuk 2

10 menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. B. TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN BKKBN BKKBN merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden melalui Menteri yang bertanggung jawab di bidang Kesehatan. BKKBN, sesuai Perpres 62 tahun 2010, mempunyai tugas melaksanakan pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Dalam melaksanakan tugasnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Perpres 62 tahun 2010, BKKBN menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 2. Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 3. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 4. Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 5. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 6. Pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Selain menjalankan fungsi sebagaimana di atas, BKKBN juga menyelenggarakan fungsi: 1. Penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 3

11 2. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkungan BKKBN; 3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN; 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan 5. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. C. STUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, struktur Organisasi BKKBN (Lampiran I terlampir) terdiri atas: 1. Kepala 2. Sekretariat Utama, terdiri dari: a. Biro Perencanaan; b. Biro Kepegawaian; c. Biro Keuangan dan Pengelolaan Barang Milik Negara; d. Biro Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat; dan e. Biro Umum 3. Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, terdiri dari: a. Direktorat Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk; b. Direktorat Perencanaan Pengendalian Penduduk; c. Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan; dan d. Direktorat Analisis Dampak Kependudukan 4. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, terdiri dari: a. Direktorat Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Pemerintah; b. Direktorat Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Swasta; 4

12 c. Direktorat Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus; dan d. Direktorat Kesehatan Reproduksi 5. Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, terdiri dari: a. Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak; b. Direktorat Bina Ketahanan Remaja; c. Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan; dan d. Direktorat Pemberdayaan Ekonomi Keluarga. 6. Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi, terdiri dari: a. Direktorat Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi; b. Direktorat Bina Hubungan Antar Lembaga; c. Direktorat Bina Lini Lapangan; d. Direktorat Pelaporan dan Statistik; dan e. Direktorat Teknologi Infromasi dan Dokumentasi 7. Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan, terdiri dari: a. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana (PULAP); b. Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional Kependudukan dan Keluarga Berencana (PULIN); c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan (PUSDU); dan d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (PUSNA). 8. Inspektorat Utama, terdiri dari: a. Inspektorat Program (IRPRO); b. Inspektorat Keuangan dan Perbekalan (IRKEP); dan c. Inspektorat Ketenagaan dan Administrasi Umum (IRKAD) 9. Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana di 32 Provinsi. 5

13 D. DASAR HUKUM Dasar hukum penyusunan Lakip BKKBN Tahun 2012 adalah: 1. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Peraturan Presiden RI Nomor 62 Tahun 2010 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 4. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012; 5. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 6. Peraturan Menteri Negara Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 72 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 8. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 92 Tahun 2011 tentang Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga berencana; 9. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 133/PER/B1/2011 tentang Adendum Rencana Strategis (Renstra) BKKBN E. SISTEMATIKA PENYAJIAN Laporan Akuntabiltas Kinerja BKKBN Tahun 2012 ini menjelaskan pencapaian kinerja BKKBN selama tahun 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi. Sistematika penyajian Laporan Kinerja adalah sebagai berikut: 6

14 1. Bab I (Pendahuluan) Bab ini menjelaskan secara ringkas latar belakang; tugas, fungsi dan wewenang; struktur organisasi; dasar hukum; dan sistematika penyajian LAKIP. 2. Bab II (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja) Bab ini menjelaskan rencana strategis BKKBN , Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi, Program, dan Kegiatan Pembangunan Kependudukan dan KB tahun Bab III (Akuntabilitas Kinerja) Bab ini menjelaskan pencapaian kinerja tahun 2012 beserta realisasi anggaran dibandingkan dengan pencapaian kinerja tahun sebelumnya. 4. Bab IV (Penutup) Bab ini berisi atas Laporan Kinerja BKKBN tahun 2012 dan harapan-harapan. 7

15 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional ditetapkan bahwa pimpinan Kementerian/Lembaga menentukan Rencana Strategis (Renstra) K/L setelah disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Rencana Strategis (Renstra) BKKBN Tahun disusun mengacu kepada RPJMN dan Peraturan Kepala BKKBN No. 133/PER/B1/ 2011 tentang Rencana Strategis BKKBN Tahun untuk pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Renstra ini sudah meliputi perencanaan program dan kegiatan strategis, dan perencanaan pendanaan berdasarkan sistem Perencanaan Anggaran Berbasis Kinerja (PBK) serta telah mengacu kepada Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) dan Penganggaran Terpadu (Unified Budgeting). Sebagai acuan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan KKB, Renstra BKKBN memuat beberapa hal sebagai berikut: 1. VISI, MISI DAN TUJUAN a. Visi Visi merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan dan bersifat praktis, realistis untuk dicapai, memberikan tantangan serta menumbuhkan motivasi yang kuat bagi pegawai BKKBN untuk mewujudkannya. Visi BKKBN adalah Penduduk Tumbuh Seimbang Visi tersebut merupakan salah satu dari prioritas pembangunan nasional yaitu mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas yang 8

16 ditandai dengan menurunnya angka fertilitas (TFR) menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR) =1. b. Misi Misi merupakan jalan untuk mencapai Visi. Misi BKKBN adalah Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Misi ini dilakukan dengan cara: 1) Penyerasian kebijakan pengendalian penduduk; 2) Penetapan parameter penduduk; 3) Peningkatan penyediaan dan kualtias analisis data dan infromasi; 4) Pengendalian penduduk dalam pembangunan kependudukan dan keluarga berencana; serta 5) Mendorong stakeholder dan mitra kerja untuk menyelenggarakan pembangunan keluarga berencana dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagai remaja, pemenuhan hak-hak reproduksi, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga peserta KB. Melalui misi ini BKKBN berupaya untuk menciptakan penduduk yang berkualitas yang akan mempercepat tercapainya pertumbuhan ekonomi dan tujuan pembangunan. c. Tujuan Tujuan merupakan penjabaran dari visi dan misi yang telah ditentukan dan menggambarkan kondisi yang diinginkan pada akhir periode Renstra. Tujuan yang harus dicapai oleh BKKBN yaitu: 1) Mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan daerah yang berwawasan kependudukan. 9

17 2) Mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melalui pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan tersebut BKKBN menjalin kemitraan dengan pihakpihak terkait baik dari kementerian/lembaga maupun dari organisasi non pemerintah. 2. SASARAN, ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM TAHUN a. Sasaran Strategis Sasaran strategis yang harus dicapai oleh BKKBN sampai dengan tahun 2014 untuk mencapai penurunan laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,1 persen, Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR)= 1 adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR) cara modern dari 57,4 persen (SDKI 2007) menjadi 65 persen. 2) Menurunnya kebutuhan ber-kb tidak terlayani (unmet need) dari 9,1 persen (SDKI 2007) menjadi sekitar 5 persen dari jumlah pasangan usia subur. 3) Meningkatnya usia kawin pertama (UKP) perempuan dari 19,8 tahun (SDKI 2007) menjadi sekitar 21 tahun. 4) Menurunnya Age Specific Fertility Rate (ASFR) tahun dari 35 (SDKI 2007) menjadi 30 per seribu perempuan. 5) Menurunnya kehamilan tidak diinginkan dari 19,7 persen (SDKI 2007) menjadi sekitar 15 persen. 6) Meningkatnya peserta KB baru pria dari 3,6 persen menjadi sekitar 5 persen. 10

18 7) Meningkatnya kesertaan ber KB pasangan usia subur (PUS) Pra-S dan KS I anggota kelompok Usaha Ekonomi Produktif dari 80 persen menjadi 82 persen, dan Pembinaan Keluarga menjadi sekitar 70 persen. 8) Meningkatnya partisipasi keluarga yang mempunyai anak dan remaja dalam kegiatan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dari 3,2 juta menjadi 5,5 juta keluarga balita dan Bina Keluarga Anak dan Remaja (BKR) dari 1,5 juta menjadi 2,7 juta keluarga remaja. 9) Menurunnya disparitas TFR, CPR dan unmet need antar wilayah dan antar sosial ekonomi (tingkat pendidikan dan ekonomi). 10) Meningkatnya keserasian kebijakan pengendalian penduduk dengan pembangunan lainnya. 11) Terbentuknya BKKBD di 435 kabupaten dan kota. 12) Meningkatnya jumlah Klinik KB yang memberikan pelayanan KB sesuai SOP (informed consent) dari 20 persen menjadi sebesar 85 persen b. Arah Kebijakan Renstra Dalam rangka mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga kecil bahagia sejahtera yang ditandai dengan menurunnya angka TFR menjadi 2,1 dan NRR= 1,0; meningkatnya CPR cara modern menjadi 65%; meningkatnya median Usia Kawin Pertama (UKP) perempuan menjadi 21 tahun; menurunnya ASFR (15-19 tahun) menjadi 30 per 1000 perempuan usia tahun;serta meningkatnya kesejahteraan peserta KB dan meningkatnya ketahanan keluarga, maka arah kebijakan program KKB nasional periode adalah sebagai berikut: 1) Revitalisasi Program KB, yang ditekankan pada pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana; promosi dan penggerakan masyarakat; pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk; peningkatan 11

19 pemanfaatan sistem informasi manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi; pelatihan, penelitian, dan pengembangan program KKB; serta peningkatan kualitas manajemen program dan kegiatan. 2) Penyerasian kebijakan pengendalian Penduduk yang ditekankan pada penyusunan peraturan perundangan pengendalian penduduk; perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antara aspek kuantitas, kualitas, dan mobilitas; penyediaan sasaran parameter kependudukan yang disepakati semua sektor terkait. c. Strategi Adapun strategi yang ditetapkan untuk melaksanakan kebijakan tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1) Penggembangan dan melakukan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk guna mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dengan menyerasikan kebijakan pengendalian penduduk, menjamin ketersediaan dan pemanfaatan parameter kependudukan, mensosialisasikan kebijakan dan program kependudukan serta melakukan analisis dampak kependudukan. 2) Melakukan pembinaan dan peningkatan kesertaan keluarga berencana melalui pembinaan dan kemandirian ber KB. 3) Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pembinaan keluarga (BKB, BKR dan BKL), pembinaan remaja dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga dan peningkatan pendapatan keluarga melalui UPPKS. 4) Melaksanakan promosi dan penggerakan masyarakat guna meningkatkan komitmen stakeholder (pemangku kepentingan) dan meningkatkan peran serta mitra kerja. 5) Menyediakan dan menyebar luaskan data dan informasi kependudukan dan KB yang akurat dan terpercaya. 12

20 6) Meningkatkan kapasitas SDM serta penelitian dan pengembangan program Kependudukan dan KB. 7) Meningkatkan kualitas manajemen dan kapasitas kelembagaan serta meningkatkan pembiayaan dan pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien. d. Program dan Kegiatan Prioritas Berdasarkan pedoman penyusunan restrukturisasi program dan kegiatan dari Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Departemen Keuangan tahun 2009, BKKBN yang termasuk kategori lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) hanya diperbolehkan mempunyai satu program teknis. Sedangkan program generik berlaku sama dengan Kementerian/Lembaga lainnya. Berdasarkan ketentuan tersebut, BKKBN setelah diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 mempunyai satu program teknis yaitu Program Kependududukan dan KB; dan tiga program generik yaitu: (1) Program pelatihan dan pengembangan, (2) Program dukungan manjemen dan tugas teknis lainnya, serta (3) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur. 1) Program Kependudukan dan Keluarga Berencana terdiri dari kegiatan: a) Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk b) Perencanaan Pengendalian Kependudukan c) Kerjasama Pendidikan Kependudukan d) Analisis Dampak Kependudukan e) Peningkatan Pembinaan Kesertaan KB Jalur Pemerintah f) Peningkatan Kemandirian dan Pembinaan Kesertaan KB Jalur Swasta g) Peningkatan Kesertaan ber KB Galcitas, Wilayah Khusus dan Sasaran Khusus h) Peningkatan Kualitas Kesehatan Reproduksi i) Pembinaan Ketahanan Keluarga Balita dan Anak j) Pembinaan Ketahanan Remaja 13

21 k) Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan l) Pemberdayaan Ekonomi Keluarga m) Peningkatan Advokasi, KIE Program Kependudukan dan KBKS n) Peningkatan Kemitraan dengan Lintas Sektor dan Pemerintah Daerah o) Peningkatan Pembinaan Lini Lapangan p) Penyediaan Data dan Informasi Program Kependudukan dan KB q) Penyediaan Teknologi Informasi dan Dokumentasi program Kependudukan dan KB r) Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi 2) Program generik dan kegiatan prioritas yang ada di BKKBN adalah sebagai berikut: a) Program pelatihan dan pengembangan BKKBN, terdiri dari kegiatan: (1) Pengembangan Kerjasama Internasional Kependudukan dan Keluarga Berencana (2) Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana (3) Penelitian dan Pengembangan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (4) Penelitian dan Pengembangan Kependudukan b) Program dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya BKKBN terdiri dari kegiatan: (1) Perencanaan Program dan Anggaran (2) Pengelolaan Administrasi Pegawai (3) Pengelolaan Administrasi umum (4) Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara (5) Pengelolaan Hukum, Organisasi dan Humas c) Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BKKBN terdiri dari kegiatan: (1) Peningkatan Pengawasan Program (2) Peningkatan Pengawasan Keuangan dan Perbekalan 14

22 (3) Peningkatan Pengawasan Ketenagaan dan Administrasi Umum e. Sasaran Untuk mencapai sasaran strategis sebagaimana tertuang dalam Renstra yang telah ditetapkan, maka dijabarkan sasaran strategis tahunan yang dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKP tahun 2012 yang ditetapkan sebagai berikut: 1) Sasaran RKP Tahun 2012 a) Menurunnya Unmet need menjadi 6,2 persen; b) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran total (TFR) yang ditandai dengan : (1) Tercapainya Contraceptive Prevelance Rate (CPR) sebesar 62,5 persen; (2) Terlayaninya peserta KB baru sebanyak 7,3 juta; (3) Meningkatnya jumlah peserta KB aktif menjadi sebanyak 28,2 juta; (4) Terlayaninya peserta KB baru mandiri sebanyak 3,4 juta; (5) Persentase peserta KB aktif mandiri sebesar 49,7%; (6) Terlayaninya peserta KB baru MKJP sebesar 12,9% (7) Peserta KB aktif MKJP sebesar 25,9%; (8) Terlayaninya peserta KB baru pria sebesar 4,3%; (9) Terlayaninya peserta KB baru miskin (KPS dan KS 1) dan rentan lainnya sebanyak 3,89 juta; (10) Terlayaninya peserta KB aktif miskin (KPS dan KS 1) dan rentan lainnya sebanyak 12,5 juta; 15

23 (11) Tersedianya Grand Design pengendalian penduduk dan kebijakan sektor pembangunan berwawasan kependudukan sebanyak dua dokumen; (12) Meningkatnya persentase PUS, WUS dan remaja keluarga yang mengetahui informasi KKB melalui media massa (cetak dan elektronik) dan media luar ruang menjadi 95%; (13) Meningkatnya persentase keluarga yang mempunyai balita, anak, remaja dan lansia memahami dan melaksanakan pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang balita, anak dan ketahanan keluarga remaja dan lansia menjadi 75%. 3. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Untuk mencapai sasaran tahunan yang telah dituangkan dalam RKP tahun 2012, maka ditetapkan Rencana Kinerja Tahun 2012 yang juga sekaligus merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) BKKBN sebagai berikut: 1) Jumlah peserta KB baru (PB) sebesar 7,3 juta; 2) Jumlah peserta KB aktif (PA) sebesar 28,2 juta; 3) Jumlah peserta KB baru mandiri sebesar 3.4 juta; 4) Persentase peserta KB aktif mandiri sebesar 49,7%; 5) Persentase peserta KB baru MKJP sebesar 12,9%; 6) Persentase peserta KB aktif MKJP sebesar 25,9%; 7) Persentase peserta KB baru Pria sebesar 4,3%; 8) Jumlah peserta KB baru/pb KPS dan KS I sebesar 3,89 juta; 9) Jumlah peserta KB aktif/pa KPS dan KS I sebesar 12,5 juta; 10) Persentase Keluarga yang mempunyai balita, anak, remaja dan lansia memahami dan melaksanakan pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang balita, anak dan ketahanan keluarga remaja dan lansia sebesar 75%; 11) Persentase PUS, WUS dan remaja keluarga yang mengetahui informasi KKB melalui media massa (cetak dan elektronik) dan media luar ruang sebesar 95%; 16

24 12) Jumlah grand desain pengendalian penduduk dan kebijakan sektor pembangunan berwawasan kependudukan sebanyak dua dokumen; Rencana Kinerja Tahunan tersebut disusun sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan anggaran. Selain itu, juga dimanfaatkan sebagai alat untuk mengendalikan kinerja dan memperbaiki kinerja melalui Rapat Pengendalian Program dan Anggaran (RADALGRAM) setiap bulanan, Pemantauan Evaluasi UKP4 setiap triwulanan, dan Telaah Program dan Anggaran (Review) setiap semesteran. B. PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja (RENJA) atau Rencana Kerja Tahunan (RKT) BKKBN tahun 2012, maka ditetapkan Perjanjian Kinerja antara Kepala BKKBN dan Kepala Perwakilan BKKBN Propinsi sebagai berikut: 1. Jumlah peserta KB Baru (PB) sebesar 7,3 juta; 2. Jumlah peserta KB aktif (PA) sebesar 28,2 juta; 3. Jumlah peserta KB baru mandiri sebesar 3.4 juta; 4. Persentase peserta KB aktif mandiri sebesar 49,7%; 5. Persentase peserta KB baru MKJP sebesar 12,9%; 6. Persentase peserta KB aktif MKJP sebesar 25,9%; 7. Persentase peserta KB baru Pria sebesar 4,3%; 8. Jumlah peserta KB baru/pb KPS dan KS I sebesar 3,89 juta; 9. Jumlah peserta KB aktif/pa KPS dan KS I sebesar 12,5 juta; 10. Persentase Keluarga yang mempunyai balita, anak, remaja dan lansia memahami dan melaksanakan pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang balita, anak dan ketahanan keluarga remaja dan lansia sebesar 75%; 11. Persentase PUS, WUS dan remaja keluarga yang mengetahui informasi KKB melalui media massa (cetak dan elektronik) dan media luar ruang sebesar 95%; 12. Jumlah grand desain pengendalian penduduk dan kebijakan sektor pembangunan berwawasan kependudukan sebanyak dua dokumen. 17

25 Sedangkan untuk Unit Kerja Eselon II Pusat Kontrak Kinerja yang disepakati adalah Indikator Kinerja Utama atau Key performance (KPI) masing-masing Kedeputian/Sekretariat Utama/Inspektorat Utama dengan pejabat eselon II dibawahnya sebagaimanaterlampir. 18

26 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Analisis Pencapaian Indikator Kinerja Tahun Pemanfaatan Indikator Kinerja Utama dan Pengukuran Kinerja Untuk Pengendalian dan Pemantauan Kinerja BKKBN telah memanfaatkan indikator kinerja utama (IKU) dalam pengendalian dan pemantauan kinerja. IKU merupakan akumulasi kinerja dari pencapaian Key Performance Indicator (KPI) pada level unit eselon II kantor pusat BKKBN dan Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) tingkat Perwakilan BKKBN Provinsi dalam pengendalian dan pemantauan kinerja. Pengendalian dan pemantauan kinerja tersebut dilakukan melalui 3 tahap yaitu bulanan, semesteran dan tahunan. Evaluasi kinerja bulanan dilakukan melalui rapat pengendalian program dan anggaran (Radalgram), yang dilaksanakan rutin setiap bulan. Radalgram dipimpin langsung oleh Kepala BKKBN, dengan memanfaatkan Tekonologi Informasi, melalui Video Conference yang diikuti oleh komponen kantor pusat BKKBN dan Perwakilan BKKBN Provinsi seluruh Indonesia. Hal itu menunjukkan komitmen pimpinan dan anggota organisasi untuk mengendalikan pencapaian kinerja program dan organisasi. Dalam Radalgram selain dibahas permasalahan-permasalahan program juga dibicarakan strategi dan upaya pemecahan masalahnya serta rencana tindak lanjutnya. Disamping pemantauan secara nasional seperti telah disebutkan di atas, juga dilakukan pemantauan kinerja di level Eselon I (rapat kedeputian) dan Eselon II (rapat komponen) setiap bulan. Proses yang sama juga berlaku di tingkat provinsi dimana masing-masing provinsi melaksanakan rapat pengendalian program daerah (radalgramda) dan rapat kerja daerah (rakerda) serta review daerah (reviewda) yang antara lain dihadiri oleh SKPD-KB provinsi dan SKPD-KB kabupaten dan kota. 19

27 Pengendalian dan pemantauan kinerja semesteran (6 bulan) dilakukan melalui Review atau telaah Pembangunan KKB, yang diikuti oleh jajaran pimpinan Eselon I, II dan III kantor pusat BKKBN dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi seluruh Indonesia. Dalam pertemuan Review Pembangunan KKB tersebut dievaluasi pencapaian kinerja dan realisasi anggaran enam bulan terakhir, yang secara mendalam dianalisis dengan membandingkan pencapaian dalam periode yang sama tahun sebelumnya, serta perbandingan pencapaian antar provinsi. Selain itu, juga dibicarakan mengenai rencana strategi operasional program KKB enam bulan ke depan serta kebijakan, strategi, dan sasaran program tahun berikutnya. Selanjutnya pengendalian dan pemantauan kinerja tahunan dilaksanakan melalui penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan KKB yang dihadiri seluruh jajaran pimpinan BKKBN, pusat dan provinsi, para stakeholder dan mitra kerja terkait. Dalam Rakernas dibahas evaluasi tahunan, arah kebijakan dan strategi tahun berjalan serta penetapan kinerja melalui penandatangan kontrak kinerja provinsi dan unit kerja eselon II BKKBN. 2. Mekanisme pengumpulan data pencapaian kinerja Terdapat berbagai sumber data untuk mengukur pencapaian kinerja program KKB nasional tahun Sumber data tersebut adalah sistem pencatatan dan pelaporan program KKB nasional, survey intern BKKBN, sensus penduduk 2010, dan SDKI Sistem pencatatan dan pelaporan program KKB nasional (mekanisme dan alur pelaporan terlampir) terdiri dari pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi (F/II/KB), pencatatan dan pelaporan pengendalian lapangan (F/I/DALLAP), dan pendataan keluarga (R/I/KS dan F/I/MDK). Pencatatan dan pelaporan Pelayanan Kontrasepsi, melalui F/II/KB, dikumpulkan secara berjenjang setiap bulan mulai dari klinik KB yang berada di tingkat kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi dan pusat. Dalam formulir F/II/KB terekam data antara lainjumlah peserta KB baru (per metode kontrasepsi), data kegagalan dan komplikasi serta persediaan alat dan obat 20

28 kontrasepsi. F/II/KB merupakan sumber data untuk mengukur pencapaian kinerja indikator-indikator(a) Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru, (b) Jumlah Peserta KB Baru mandiri, (c) Persentase Jumlah Peserta KB Baru MKJP, (d) Persentase Peserta KB baru pria, (e) Jumlah Peserta KB baru KPS dan KS I. Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan, dengan menggunakan formulir F/I/Dallap dikumpulkan bulanan secara berjenjang, mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi dan pusat. Dalam formulir F/I/Dallap terekam data antara lain peserta KB aktif, ganti cara, kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL, UPPKS, dan KPS dan KS-I. F/I/Dallap merupakan sumber data untuk mengukur pencapaian kinerja indikator-indikator (a) Jumlah Peserta KB aktif, (b) Jumlah Peserta KB aktif KPS dan KS I, (c) Persentase Peserta aktif mandiri, dan (d) Persentase Peserta KB aktif MKJP. Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga, dengan menggunakan formulir R/I/KS, dikumpulkan dalam periode setahun sekali. Data yang dikumpulkan melalui pendataan keluarga meliputi data demografi, data kesertaan ber KB seperti unmet need dan peserta KB menurut jalur pelayanan, serta data tahapan Keluarga Sejahtera. Pendataan keluarga dilakukan oleh Kader Pendata terlatih yang mendapatkan pembinaan dan supervisi oleh PLKB/PKB maupun oleh jajaran di atasnya, kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi dan pusat. Survey intern BKKBN dalam hal ini Survey Indikator Kinerja RPJMN dilakukan setiap tahun untuk mengukur pencapaian kinerja indikator-indikator (a) Persentase keluarga yang mempunyai balita, anak, remaja dan lansia yang memahami dan melaksanakan pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang balita dan anak serta ketahanan keluarga remaja dan lansia; (b) Persentase PUS, WUS, remaja, dan keluarga yang mengetahui informasi KKB melalui media massa cetak, elektronik dan media luar ruang. Selanjutnya, pengumpulan data pencapaian kinerja indikator Jumlah Grand Design Pengendalian Penduduk dan Kebijakan Sektor Pembangunan Berwawasan Kependudukan, dikumpulkan melalui kedeputian Pengendalian Penduduk. 21

29 Sementara itu data hasil Sensus Penduduk 2010 digunakan untuk mengukur laju pertumbuhan penduduk, sedangkan data hasil SDKI 2012 digunakan untuk mengukur pencapaian kinerja indikator (a) Tingkat kesertaan ber-kb pasangan usia subur (CPR) dan (b) Unmet Need. 3. Hasil Pelaksanaan Program KKB Nasional Dengan berbagai upaya yang dilakukan selama tahun 2012 untuk mendukung keberhasilan pencapaian program, maka dilakukan analisis dan evaluasi untuk melihat seberapa jauh keberhasilan maupun ketidakberhasilan pencapaian program KKB selama kurun waktu tersebut dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan. Analisis dan evaluasi dilakukan terhadap indikator atau variabel yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat perkembangan pencapaian program, antara lain pencapaian PB dan PA Total; PB dan PA Mandiri; PB dan PA MKJP; PB Pria; PB dan PA KPS-KS I; serta PUS, WUS, keluarga dan remaja yang mendapatkan informasi melalui media massa. a. Laju Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) Indonesia tahun 2000, penduduk Indonesia berjumlah 205,8 juta jiwa, sedangkan jumlah penduduk Indonesia hasil SP 2010 menjadi 237,6 juta jiwa atau terdapat penambahan jumlah penduduk sekitar 32 juta jiwa. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk periode tercatat sekitar 1,49% per tahun. Angka laju pertumbuhan penduduk tersebut sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka laju pertumbuhan penduduk pada periode yang berada pada angka 1,45%. Apabila dibandingkan dengan target RPJMN sebesar 1,14%, maka laju pertumbuhan penduduk saat ini masih 0,35% lebih tinggi. Dengan sisa waktu dua tahun lagi, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh agar target laju pertumbuhan pendudukpada akhir tahun 2014 dapat tercapai. Gambar 3.1 menunjukkan perkembangan laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada dua dekade terakhir dan target RPJMN yang harus dicapai. Untuk melihat angka laju pertumbuhan penduduk periode per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4. 22

30 Gambar 3.1 Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Terhadap Sasaran b. Tingkat Kesertaan Ber-KB (CPR) Bila dilihat persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi kontrasepsi modern, hasil SDKI 2012 (preliminary) menunjukkan tidak ada kenaikanyang signifikan dalam penggunaan kontrasepsi dibandingkan dengan hasil SDKI Pada tahun 2007, SDKI mencatat sebanyak 57,4% pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi modern, sedangkan SDKI 2012 mencatat angka 57,9% atau kenaikannya hanya sebesar 0,5%. Dengan sisa waktu dua tahun lagi sedangkan RPJMN mentargetkan bahwa pada akhir tahun 2014 tingkat kesertaan ber-kb PUS adalah sebesar 65%, maka berdasarkan hasil SDKI terakhir diperkirakan 23

31 targetrpjmnakan sulit tercapai (lihat Gambar 3.2) untuk perkembangan tingkat kesertaan ber-kb dan target yang harus dicapai. Untuk melihat sebaran CPR per provinsi lihat Lampiran 5. Gambar 3.2 Perkembangan Pencapaian CPR terhadap Sasaran c. Unmet Need Upaya memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB menjangkau pula kelompok yang selama ini kebutuhannya belum terpenuhi. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2012, persentase jumlah wanita yang sudah tidak ingin anak lagi dan atau masih ingin mempunyai anak tetapi ditunda dan tidak menggunakan salah satu cara kontrasepsi angkanya sebesar 8,5% atau 0,6% lebih rendah dari hasil SDKI 2007 sebesar 9,1%. Walaupun terjadi penurunan persentase unmet need, namun angka 24

32 tersebut masih jauh apabila dibandingkan target RPJM sebesar 5,0%. Diperlukan upaya-upaya yang mempunyai daya ungkit yang tinggi antara lain peningkatan akses informasi dan akses pelayanan KB sehingga unmet need dapat diturunkan paling sedikit 3,5% dalam waktu dua tahun ke depan (lihat Gambar 3.3). Untuk sebaran menurut provinsi Lihat lampiran 6. Gambar 3.3 Perkembangan Pencapaian Unmet Need Terhadap Sasaran d. Pencapaian Peserta KB Baru (PB) Pada tahun 2012 perkiraan permintaan masyarakat untuk menjadi peserta KB baru (PPM-PB) di seluruh Indonesia, yang juga merupakan sasaran RKP 2012, ditetapkan sebanyak 7,3 juta pasangan usia subur. Berdasarkan statistik rutin BKKBN, sampai dengan akhir tahun 2012, jumlah PB yang telah dilayani tercatat sebanyak 9,4 25

33 juta pasangan usia subur atau 127,1% dari PPM-PB. Apabila dilihat menurut provinsi, tidak ada satu provinsi pun yang pencapaiannya di bawah PPM. (lihat Lampiran 7). Sementara itu, apabila dilihat tren pencapaian PB tiga tahun terakhir ( ) ternyata pencapaian PB baik absolut maupun persentasenya terhadap PPM-PB mengalami kenaikan secara konsisten kecuali tahun 2012, yaitu 8,6 juta peserta pada tahun 2010 (122,1%), lalu naik menjadi 9,6 juta peserta pada tahun 2011 (132%), dan turun menjadi 9,4 juta peserta (127,1%) pada tahun 2012 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PB TERHADAP PPM-PB MENURUT JENIS KONTRASEPSI TAHUN 2010, 2011 DAN 2012 METODE KONTRASEPSI PPM PENC. % THD % THD PPM PENC. SASARAN SASARAN PPM PENC. % THD SASARAN IUD , , ,4 MOW , , ,0 IMPLANT , , ,9 SUNTIK , , ,4 PIL , , ,7 MOP , , ,9 KONDOM , , ,5 TOTAL , , ,1 MKJP , , ,3 PRIA , , ,5 Sumber : Laporan pengendalian program BKKBN 26

34 Apabila dilihat dari jenis alat/obat kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB baru Suntikan dan Pil masih menjadi alat/obat kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Walaupun begitu, ada kecenderungan menurun pemakaiannya pada tiga tahun terakhir, yaitu 49,0% pada tahun 2010 menjadi 48,2% pada tahun 2011 dan turun lagi menjadi 46,9% pada 2012 untuk PB Suntikan sedangkan untuk PB Pil mulai 29,2% pada tahun 2010 menjadi 27,9% pada tahun 2011 dan turun lagi menjadi 27,1% sampai akhir tahun Sebaliknya, pada periode sama terjadi kecenderungan peningkatan PB yang menggunakan metoda jangka panjang (PB MKJP), yaitu 13,8% pada tahun 2010, 16,0% pada tahun 2011, dan 17,8% sampai akhir tahun 2012, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.2. Untuk melihat sebaran per provinsi lihat Lampiran 8. Tabel 3.2 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PB MENURUT JENIS KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL PB TAHUN 2010, 2011 DAN 2012 METODE KONTRASEPSI PENC % THD TOTAL (MIX) PENC. % THD TOTAL (MIX) PENC. % THD TOTAL (MIX) IUD , , ,5 MOW , , ,4 IMPLANT , , ,6 SUNTIK , , ,9 PIL , , ,1 MOP , , ,3 KONDOM , , ,2 TOTAL , , ,0 MKJP , , ,8 PRIA , , ,5 Sumber : Laporan pengendalian program BKKBN 27

35 e. Pencapaian Peserta KB Aktif (PA) Hasil SDKI tahun 2012 tentang kesertaan ber-kb PUS yang menggunakan alat kontrasepsi modern secara nasional angkanya adalah 57,9%, sedangkan jumlah PUS proyeksi tahun 2012 sebesar 48,4 juta pasangan. Melalui hasil perhitungan tingkat prevalensi KB hasil SDKI dengan PUS proyeksi tersebut bisa didapat perkiraan jumlah PA pada akhir tahun 2012, yaitu sekitar 28 juta. Apabila dibandingkan dengan sasaran awal (tahun 2010) yang berjumlah 26,7 juta peserta, maka jumlah pencapaian PA dalam tiga tahun terakhir bertambah sebanyak 1,3 juta peserta. Apabila dibandingkan dengan target RPJMN sebesar 29,8 juta peserta, maka dalam 2 tahun kedepan harus ada penambahan jumlah PA sebanyak 1,8 juta pasangan (lihat Gambar 3.4). Untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran 9. Gambar 3.4 Perkembangan Pencapaian PA Terhadap Sasaran 28

36 f. Pencapaian PB Mandiri PB Mandiri adalah peserta KB Baru yang mendapatkan pelayanan KB dari jalur swasta (Klinik KB Swasta, Dokter Praktek Swasta, dan Bidan Praktek Swasta).PB Mandiri bisa digunakan sebagai alat ukur tingkat kemandirian masyarakat dalam ber- KB. Berdasarkan RKP 2010, 2011, dan 2012, sasaran PB Mandiri yang harus dicapai setiap tahunnya adalah 3,4 juta peserta. Data statistik rutin BKKBN menunjukkan, walaupun sasaran tahun 2010 tidak tercapai, dimana jumlah PB mandiri pada tahun tersebut hanya sebesar 3,3 juta peserta, namun pencapaian pada tahun 2011 menunjukkan kenaikkan, yaitu sebesar 3,6 juta atau 0,2 juta peserta lebih banyak dari target tahun Sedangkan untuk pencapaian tahun 2012, jumlah PB yang mendapatkan pelayanan dari jalur swasta tercatat hanya sekitar 3,1 juta peserta atau 91,2% dari target sebesar 3,4 juta. Hal ini berarti sasaran PB Mandiri untuk tahun 2012 tidak tercapai. Secara total target selama tiga tahun adalah 10,2 juta PB Mandiri, namun pencapaian PB mandiri hanya 10 juta hal ini disebabkan karena pelayanan KB Mandiri yang terlaporkan hanya melalui tiga sumber yaitu klinik KB swasta, Dokter dan Bidan praktek swasta sementara data yang bersumber dari apotik, toko obat dan supermarket tidak diperoleh. Gambar 3.5 menunjukkan perkembangan pencapaian PB Mandiri tahun Untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran

37 Gambar 3.5 Perkembangan pencapaian PB mandiri terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 g. Pencapaian PA Mandiri Selain PB mandiri, PA Mandiri juga digunakan sebagai alat ukur tingkat kemandirian masyarakat dalam ber-kb. Berdasarkan RKP 2010, 2011, dan 2012, sasaran PA Mandiri yang harus dicapai masing-masing sebanyak 48,4%, 49,6% dan 49,7% dari total PA. Berdasarkan statistik rutin BKKBN, untuk tahun 2010, jumlah PA yang mendapatkan pelayanan dari jalur swasta sebanyak 47,3% dari jumlah PA yang ada. Untuk tahun 2011, jumlah PA yang mendapatkan pelayanan dari jalur swasta turun menjadi 43,7%. Tahun 2012 terjadi sedikit peningkatan jumlah PA yang mendapatkan pelayanan dari jalur swasta, yaitu 43,8%. Apabila dibandingkan dengan sasaran RKP 30

38 masing-masing tahun, ternyata target di tiga tahun tersebuttidak dapat dipenuhi (lihat Gambar 3.6).Hal ini disebabkan karena pelayanan KB Mandiri yang terlaporkan hanya melalui tiga sumber yaitu klinik KB swasta, Dokter dan Bidan praktek swasta sementara data yang bersumber dari apotik, toko obat dan supermarket tidak diperoleh. Untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran 11. Gambar 3.6 Perkembangan pencapaian PA mandiri terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 h. Pencapaian PB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) PB MKJP adalah peserta KB baru yang menggunakan salah satu metoda kontrasepsi jangka panjang, yaitu IUD, MOW, Implan, dan MOP.Berdasarkan sasaran RKP 2010, 2011, dan 2012, sasaran PB MKJP setiap tahunnya yang harus dicapai masing-masing adalah 12,1%, 12,5%, dan 12,9% dari total PB. 31

39 Berdasarkan data statistik rutin BKKBN dua tahun terakhir (2010 dan 2011) terlihat pencapaian PB MKJP senantiasa mengalami kenaikan, yaitu 13,8% pada tahun 2010 dan menjadi 16,0% pada tahun 2011, sementara pada tahun 2012 mencapai 17,8%. Lihat Gambar 3.7 untuk perkembangan pencapaian PB MKJP, sedangkan untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran 12. Gambar 3.7 Perkembangan pencapaian PB MKJP terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 i. Pencapaian PA MKJP PA MKJP adalah peserta KB yang saat ini sedang menggunakan salah satu metoda kontrasepsi jangka panjang, yaitu IUD, MOW, Implan, dan MOP. Berdasarkan sasaran RKP 2010, 2011, dan 2012, sasaran PA MKJP yang harus dicapai setiap tahunnya adalah 24,2%, 25,1%, dan 25,9% dari Total PA. Data statistik rutin BKKBN tiga tahun terakhir (lihat Gambar 3.6) menunjukkan bahwa pencapaian PA MKJP masih di bawah target yang telah ditetapkan, yaitu 23,5%, 24,4%, dan 24,9%. Hal ini disebabkan kurangnya pembinaan terhadap peserta aktif MKJP, kurangnya konseling 32

40 dan banyaknya PA MKJP yang sudah mendekati akhir masa reproduksi. Lampiran 13 untuk sebaran pencapaian menurut provinsi. Lihat Gambar 3.8 Perkembangan pencapaian PA MKJP terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 j. Pencapaian PB Pria Berdasarkan data statistik rutin BKKBN untuk pencapaian PB Pria di tiga tahun pertama RPJMN (2010, 2011, dan 2012) ternyata sudah melewati sasaran yang telah ditetapkan. Tahun 2010, dari 3,6% PB pria yang ditargetkan tercapai 8,2%. Tahun 2011, walaupun terjadi penurunan pencapaian dari tahun sebelumnya, namun dari taget PB Pria sebesar 4% berhasil dicapai sebesar 8,1%. Sedangkan untuk tahun 2012 dari target sebesar 4,3% hasilnya adalah 8,5%. Gambar 3.9 memperlihatkan perkembangan pencapaian PB Pria terhadap sasaran selama tiga tahun perjalanan RPJMN. Untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran

41 Gambar 3.9 Perkembangan pencapaian PB Pria terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 k. Pencapaian PB Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KPS & KS I) Pada tahun 2010, dari 7,1 juta PUS yang menjadi sasaran peserta KB baru, 3,75 juta diantaranya berasal dari kelompok KPS dan KS-I. Data statistik rutin menunjukkan bahwa pencapaian PB KPS dan KS-I pada tahun tersebut sebesar 3,77 juta peserta. Sedikit berbeda dengan keadaan pada tahun 2011 dimana dari target PB KPS dan KS-I sebesar 3,9 juta peserta dicapai sebanyak 4,3 juta peserta. Sementara itu untuk tahun 2012, dari 7,3 juta PUS yang menjadi sasaran peserta KB baru, 3,89 juta diantaranya berasal dari keluarga KPS dan KS-I. Pencapaian PB KPS dan KS-I sampai akhir tahun 2012 telah mencapai sekitar 4,2 juta peserta (108%). Gambar 3.10 memperlihatkan 34

42 perkembangan pencapaian PB KPS dan KS-I dari tahun 2010 sampai Untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran 15.. Gambar 3.10 Perkembangan pencapaian PB KPS dan KS I terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 l. Pencapaian PA KPS dan KS I Seperti halnya PB KPS dan KS-I, kelangsungan ber-kb golongan masyarakat yang kurang mampu (PA KPS dan KS-I) menjadi perhatian pemerintah. Berdasarkan RKP 2010, 2011, 2012 sasaran PA KPS dan KS-I yang harus dicapai masing-masing sebanyak 11,9 juta, 12,2 juta, dan 12,5 juta. Berdasarkan statistik rutin BKKBN, untuk tahun 2010, jumlah PA KPS dan KS-I tercatat sebanyak 14,3 juta peserta atau 120,2%. Untuk tahun 2011, jumlah PA KPS dan KS-I tercatat sebanyak 14,6 juta peserta atau 119,7%. Sedangkan untuk tahun 2012, dari target sebanyak 12,5 juta peserta diperoleh 14,6 juta PA KPS dan KS-I (116,8%). 35

43 Apabila dibandingkan dengan sasaran RKP masing-masing tahun, ternyata target di tigatahun tersebut telah dapat dipenuhi (lihat Gambar 3.11).Lihat juga Lampiran 16 untuk sebaran pencapaian menurut provinsi. Gambar 3.11 Perkembangan pencapaian PA KPS dan KS I terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 m. Persentase PUS, WUS, Keluarga, dan Remaja yang mengetahui informasi program KKB melalui media massa. Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana informasi tentang program kependudukan dan keluarga berencana yang disampaikan melalui media massa maupun media luar ruang dapat menjangkau PUS, WUS, Keluarga, dan Remaja. Untuk mengetahui seberapa banyak pengetahuan, sikap, dan perilaku PUS, WUS, Keluarga, dan Remaja tentang masalah kependudukan dan keluarga berencana, 36

44 dapat dilihat dari data hasil Survei Indikator Kinerja RPJM yang dilakukan BKKBN sebagai sebagaimana terlihat pada tabel 3.3 berikut: Berdasarkan tabel 3 mengenai pengetahuan tentang informasi kependudukan dan KB melalui media massa dan luar ruang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Persentase keluarga yang pernah mendengar informasi tentang kependudukan dan KB melalui media massa dan luar ruang pada tahun 2012 semuanya meningkat dibandingkan dengan tahun ) Persentase PUS yang pernah mendengar informasi tentang kependudukan dan KB melalui media massa dan luar ruangpada tahun 2012 semuanya meningkat dibandingkan dengan tahun ) Persentase WUS yang pernah mendengar informasi tentang kependudukan dan KB melalui media massa dan luar ruang pada tahun 2012 semuanya meningkat dibandingkan dengan tahun ) Persentase Remaja yang pernah mendengar informasi tentang kependudukan dan KB melalui media massa dan luar ruang pada tahun 2012 semuanya meningkat dibandingkan dengan tahun n. Persentase keluarga yang mempunyai balita, anak, remaja dan lansia memahami dan melaksanakan pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang balita, anak dan ketahanan keluarga remaja dan lansia. 37

45 o. Jumlah grand design pengendalian penduduk dan kebijakan sektor pembangunan berwawasan kependudukan. Indikator ini telah terpenuhi dengan tersusunnya: 1) Roadmap Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Indonesia ; 2) Pengembangan Konsep Pembangunan Berwawasan Kependudukan; 3) Tersedianya parameter kependudukan dan proyeksi penduduk tahun ; 4) Tersedianya berbagai kajian tentang dampak masalah kependudukan terhadap pembangunan; 5) Tercapainya target 100% dari target 20 % Perguruan tinggi/ sekolah/ organisasi pemuda yang melaksanakan pendidikan kependudukan. 4. Upaya dan Kegiatan Strategis Program KKB Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, upaya program dan kegiatan yang dilakukan sepanjang tahun 2012 secara umum adalah melakukan konsolidasi dan penyegaran kembali komitmen terhadap program KKB nasional kepada seluruh penyelenggara negara, stakeholder terkait, dan mitra kerja program. Secara khusus, upaya program yang dilakukan adalah dengan merancang, menyusun, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan strategis sebagaimana yang telah diamanatkan dalam RPJMN dan Rencana Strategis Program KKB Nasional Upaya pelaksanaan program dan kegiatan tersebut bertujuan untuk pemantapan kelangsungan program dan kelembagaan, peningkatan kinerja program di setiap tingkatan wilayah, serta pemenuhan permintaan masyarakat akan pelayanan keluarga berencana yang menyeluruh dan bermutu dalam rangka membantu terwujudnya keluarga kecil berkualitas. Gambaran pelaksanaan kinerja program KKB nasional yang 38

46 merupakan pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang tercantum dalam Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2011 meliputi empat program pokok, yaitu (1) Program Kependudukan dan KB; (2) Program Pelatihan dan Pengembangan; (3) Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya; serta (4) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur. Sebagai langkah awal dari pelaksanaan program KKB nasional, maka pada setiap awal tahun selalu dilakukan penyegaran kembali komitmen terhadap program KKB nasional dari para penyelenggara negara, stakeholder, dan mitra kerja program melalui forum-forum yang berskala nasional maupun regional, yaitu Rapat Kerja Nasional, Rapat Kerja Daerah, dan Rapat Koordinasi Teknis. Internal BKKBN juga mempunyai mekanisme dalam melakukan perencanaan, penggarapan dan pengendalian program KKB melalui berbagai forum: Rakernas dan Rakerda, Konsultasi Bidang, Konsultasi Seksi, Konsolidasi Perencanaan Program dan Anggaran I dan II, Rapat Pengendalian Program dan Anggaran, Rapat Telaah/Review Program KKB. Disamping itu untuk menguatkan dalam penggarapan program juga dilakukan rapat-rapat yang bersifat koordinasi antar komponen seperti rapat kedeputian dan rapat komponen yang dilakukan secara rutin setiap bulannya. Melalui forum-forum pertemuan tersebut dilakukan sosialisasi dan desiminasi visi, misi, kebijakan, strategi, dan pokok-pokok program serta kegiatan dalam Rencana Strategis Program KKB Nasional tahun dan disinkronkan dengan rencana aksi dan operasionalisasi kegiatan prioritas manajemen masing-masing unit eselon II. Selain itu, secara internal, upaya yang rutin dilakukan adalah penataan dan pengisian struktur kelembagaan di pusat dan provinsi melalui penetapan, perubahan, dan pengisian jabatan yang ada, disamping juga penyusunan tata laksana, standar operasi prosedur, serta norma, standar, pelayanan, dan kriteria yang harus dirumuskan atau diperbarui secara lebih tepat. Secara eksternal, dilakukan pula upaya-upaya penguatan kembali komitmen dengan para stakeholder dan mitra kerja BKKBN serta melakukan evaluasi dan 39

47 memperbaharui MOU kerjasama dan kemitraan untuk mempercepat dan memperkuat pelaksanaan revitalisasi program KKB. Penguatan komitmen ini antara lain dilakukan: 1) Dalam penguatan supply side dilakukan kerjasama dengan Kementerian Kesehatan dalam memberikan dukungan sarana prasarana, alat obet kontrasepsi dan peningkatan provider pelayanan KB melalui KKB pemerintah dan swasta serta mendorong seluruh peserta program jaminan persalinan (Jampersal) menjadi peserta KB MKJP (metode jangka panjang) bagi para ibu setelah melahirkan; 2) Dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Agama untuk program pendidikan kependudukan dan KB; 3) Dengan Kementerian Tenaga kerja dan Transmigrasi untuk meningkatkan penyuluhan dan pelayanan KB di daerah transmigrasi dan sebagainya; 4) Dalam upaya penguatan supply dan demand side kerjasama dengan TNI, POLRI, PKK, dan SIKKIB melakukan upaya memperkuat program revitalisasi program KB bersama dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam penggerakan lini lapangan serta pelayanan dan pembinaan KB Kesehatan melalui kegiatan Bhakti Sosial di daerah; 5) Dalam memperkuat peserta KB mandiri pelembagaan keluarga kecil berkualitas, kerjasama dengan Swasta, seperti Apindo, membuat kerjasama untuk memperluas partisisipasi jajaran pengusaha/perusahaan dalam memberikan dukungan bagi pelaksanaan program KKB di lingkungannya; 6) Dalam mensosialisasikan pendewasaan usia perkawinan dan mencegah kehamilan tidak diinginkan pada remaja dilakukan kerjasama dengan Organisasi Kepemudaan dan Mahasiswa seperti KNPI, Pramuka dan lain-lain melakukan program-program untuk meningkatkan partisipasi dan penyiapan generasi muda dalam berkeluarga melalui Generasi Berencana atau Genre; 40

48 7) Dengan LSOM (Kowani, Aisyiah, Muslimat NU, LKK-NU, BKMT), Lembaga Profesi (JNPK, IDI, IBI, HOGSI, POGI, PKMI, IDUI dsb), Perguruan Tinggi, dan Organisasi/Instansi lainnya meningkatkan upaya peningkatan kompetensi para provider pelayanan KB serta peningkatan akses dan kualitas pelayanan untuk menjangkau daerah tertinggal, terpencil, dan daerah perbatasan yang selama ini kurang terjangkau program; Selain melalui kemitraan dengan berbagai pihak, pencapaian sasaran kinerja program KKB telah dilakukan berbagai kegiatan strategis di BKKBN antara lain sebagai berikut: a. Program Kependudukan dan KB Program ini bertujuan untuk mengembangkan dan melakukan (1) Sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk guna mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dengan menyerasikan kebijakan pengendalian penduduk, menjamin ketersediaan dan pemanfaatan parameter kependudukan, serta mensosialisasikan kebijakan dan program kependudukan; (2) Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang berkualitas, termasuk di dalamnya upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas; (3) Meningkatkan ketahanan keluarga maupun pemberdayaan ekonomi keluarga melalui pembentukan dan penggerakan kelompok kegiatan tribina seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan pengikutsertaan Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I dalam kelompok Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), serta peningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja melalui kelompok PIK Remaja dalam rangka menyiapkan kehidupan berkeluarga yang lebih baik, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan kualitas kesehatan reproduksi, serta pencegahan generasi muda dari seks bebas, penggunaan Napza dan HIV-AIDS;(4) Meningkatkan advokasi kepada pemangku kepentingan dan mitrakerja; KIE pengendalian penduduk dan pembangunan KB; pendayagunaan media komunikasi pengendalian penduduk dan pembangunan KB; kemitraan dengan LSM 41

49 dan Swasta; peran IMP dan lini lapangan; kemitraan lintas sektor; SIM Kependudukan dan KB; kualitas data dan informasi manajemen program; sosialisasi dan desiminasi SIM program kependudukan dan KB berbasis TI serta teknologi informasi komunikasi. Kegiatan yang telah dilakukan meliputi: 1) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai sektor terkait seperti Bappenas, BPS, Kemenkes, Kemendagri, Kemenakertrans, Kemensos, serta Lembaga Studi Perguruan Tinggi di daerah untuk mengidentifikasi dan mensinkronkan berbagai peraturan perundangan yang berkaitan dengan pembangunan kependudukan, penyediaan data parameter kependudukan, melalui exercise proyeksi penduduk provinsi tahun , Seminar eksekutif asumsi TFR dan Mortalitas untuk proyeksi penduduk ; 2) Menyusun Road Map Grand Design Pengendalian Penduduk dan berbagai policy brief tentang masalah kependudukan dan kebijakan MDG s, yang dilanjutkan dengan sosialisasi hal tersebut melalui berbagai seminar dan orientasi kepada para pengelola dan pelaksana program kependudukan di pusat dan seluruh daerah serta lintas sektor; 3) Bekerjasama dengan Lembaga Studi Kependudukan Perguruan Tinggi, menyelenggarakan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan memberikan pengetahuan bagi para petugas pengelola dan pelaksana program kependudukan baik di pusat maupun provinsi; 4) Mengembangkan Kerjasama Pendidikan Kependudukan dengan lintas sektor, terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) untuk mensosialisasikan kependudukan melalui jalur pendidikan formal, informal dan non formal; 5) Melakukan berbagai kajian dan optimalisasi pemanfaatan hasil analisis dampak kependudukan yang berkaitan dengan aspek sosial budaya, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan serta daya dukung dan daya tampung lingkungan, sebagai bahan untuk mendukung penyerasian kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan; 42

50 6) Pengembangan kebijakan, strategi dan materi informasi sebagai acuan dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB di klinik KB pemerintah dan swasta serta dokter dan bidan praktek swasta; 7) Memperkuat pelayanan KB di fasilitas pelayanan kesehatan statis melalui penyediaan data basis potensi klinik KB, penyediaan sarana dan prasarana klinik KB, meningkatkan KIE dan promosi tempat pelayanan KB; 8) Peningkatan kualitas pelayanan KB melalui pembentukan tim jaga mutu, pelatihan teknis medis bagi dokter dan bidan, penggunaan informed choice dan informed consent bagi peserta KB terutama peserta MKJP. 9) Memberdayakan dan membina mitra kerja dalam penggerakan dan pelayanan KB, dengan cara memperkuat kapasitas mitra kerja baik dalam hal pemberian pelayanan KB dan melalui peningkatan intensitas kegiatan monitoring dan evaluasi; 10) Memperkuat jaminan ketersediaan kontrasepsi melalui peningkatan komitmen baik pemerintah maupun pemerintah kabupaten dan kota serta swasta; 11) Penguatan dukungan pembiayaan pelayanan KB bagi keluarga pra sejahtera dan sejahtera I melalui penyediaan alokon cuma-cuma yang terintegrasi dengan program jamkesmas, jamkesda dan jampersal; 12) Penyediaan biaya pra pelayanan khusus untuk pelayanan KB MKJP; 13) Peningkatan akses pelayanan KB bagi penduduk di wilayah galciltas melalui tim KB keliling dengan mitra kerja; 14) Promosi dan KIP Konseling KHIBA dan PMKR; 15) Menyusun dan merumuskan kebijakan dan strategi Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga yang holistik dan integratif. Program ini dimaksudkan untuk membuat suatu acuan yang dapat menjadi pedoman operasional Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga yang dilakukan oleh para stakeholder, mitra kerja, sektor terkait, pengelola program dan pelaksana untuk menyerasikan kebijakan dan strategi Program Pembangunan 43

51 Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga dengan situasi dan kondisi di lini lapangan sebagai konsekuensi otonomi daerah untuk tahun-tahun berikutnya; 16) Mengembangkan materi dan media Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga guna meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap kegiatan-kegiatan yang ada dalam Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga; 17) Meningkatkan advokasi dan KIE Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga kepada stakeholder, mitra kerja, keluarga dan masyarakat. Upaya untuk meningkatkan kepedulian serta membangun perhatian, pengertian, peran, kemauan, semangat dan komitmen para stakeholder, mitra kerja dan masyarakat dalam Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga; 18) Meningkatkan jejaring kerja dengan stakeholder dan mitra kerja dalam Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.Program ini dilakukan untuk memperoleh hubungan-hubungan fungsional dengan stakeholder dan mitra kerja dalam pengembangan Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga; 19) Mengembangkan data dan informasi Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga. Data basis Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga tersebut memuat informasi mengenai kondisi dan potensi kelompok yang ada pada Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga di masing-masing wilayah; 20) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana berupa buku-buku pedoman, petunjuk teknis dan materi lainnya yang dibutuhkan oleh kelompok dan juga alat permainan edukatif, BKB Kit, ruang sekretariat PIK R/M beserta sarananya, alat bantu peraga bagi kelompok lansia, dan alat teknologi sederhana dalam usaha ekonomi produktif guna mendukung pelaksanaan Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga; 44

52 21) Menumbuhkembangkan Bina Ketahanan Keluarga. Menumbuhkan kelompokkelompok yang baru dan mengembangkan kelompok-kelompok yang ada agar menjadi kelompok yang paripurna dan mandiri dengan meningkatkan kualitas dan potensi jasmani, mental serta rohani yang dilaksanakan melalui kegiatan Tri Bina; 22) Menumbuhkembangkan program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja dengan tujuan memfasilitasi remaja belajar memahami dan mempraktikkan perilaku hidup sehat, terhindar dari Triad KRR (bebas dari sex pra nikah, HIV dan AIDS, serta NAPZA) untuk mencapai ketahanan remaja dan pendewasaan usia perkawinan sebagai dasar mewujudkan Generasi Berencana (GenRe); 23) Menumbuhkembangkan kelompok usaha ekonomi produktif bagi keluarga yang diwadahi dalam kelompok UPPKS dalam rangka meningkatkan pendapatan bagi keluarga dan kemandirian ber KB bagi anggota UPPKS terutama keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I. 24) Mengembangkan pendampingan sebagai model dalam meningkatkan usaha ekonomi produktif keluarga. Pendampingan tersebut diarahkan untuk memfasilitasi usaha ekonomi produiktif dalam memperoleh akses informasi dan pelayanan yang dibutuhkan, seperti peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam aspek pengelolaan usaha dan teknis produksi, pengembangan usaha baik produksi maupun pemasaran, serta pemanfaatan teknologi tepat guna; 25) Meningkatkan kompetensi SDM pengelola dan pelatih Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga. Kegiatan ini diharapkan para pengelola Program Pembagunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan BKB, BKR, PIK R/M, BKL dan UPPKS di segala tingkatan; 26) Mengembangkan Sistem Informasi Majamen (SIM) melalui berbagai media, agar stakeholder, mitra kerja dan masyarakat dapat mengakses dan memperoleh informasi tentang program-program yang ada dalam Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, sehingga dapat berperan aktif dalam Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga tersebut; 45

53 27) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan fasilitasi melalui berbagai instrumen untuk memantau perkembangan kegiatan pada Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga secara optimal, diperlukan suatu sistem monitoring, evaluasi dan fasilitasi yang dilakukan secara terus-menurus, terpadu dan menyeluruh melalui instrumen dan metode yang tepat. Instrumen tersebut hendaknya dapat mengukur perkembangan kegiatan yang sedang berlangsung dan dapat mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan; 28) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan Advokasi dan KIE ke berbagai segmentasi sasaran dengan menggunakan berbagai media; 29) Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan stakeholders dan mitra kerja di berbagai tingkatan wilayah (pusat, provinsi, kabupaten dan kota) dalam pengelolaan dan pelaksanaan program kependudukan dan keluarga berencana di lini lapangan (kabupaten dan kota, kecamatan, desa dan kelurahan); 30) Memantapkan sistem informasi kependudukan dan keluarga yang berbasis teknologi informasi, serta meningkatkan kualitas analisis dan evaluasi program kependudukan dan keluarga berencana; 31) Mengembangkan infrastruktur teknologi, informasi dan komunikasi serta meningkatkan kecepatan dan kualitas penyebarluasan data, informasi, dan dokumentasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). b. Program Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: 1) Penyusunan kurikulum dan media pembelajaran; 2) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur BKKBN melalui pendidikan jangka panjang dan jangka pendek baik dalam negeri maupun luar negeri; 3) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengelola program baik pusat provinsi, maupun kabupaten dan kota melalui pelatihan berjenjang, pelatihan 46

54 teknis medis, pelatihan sertifikasi, training of trainer, pelatihan fungsional, E- learning; 4) Workshop dan Pentaloka bagi pengelola program dari tingkat pusat sampai kabupaten dan kota; 5) Kerjasama dengan luar negeri dalam bidang KKB melalui pelaksanaan Observation Study Tour dan pengembangan materi informasi tentang KKB untuk di share dengan negara lain; 6) Penyusunan pedoman dan juklak bagi penelitian dan pengembangan kependudukan, KB dan KS; 7) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kependudukan, KB dan KS yang prioritas dalam rangka menunjang operasional program; 8) Mensosialisasikan hasil penelitian melalui berbagai forum seperti seminar, referat, fact sheet, policy brief; 9) Meningkatkan kemitraan dengan berbagai institusi seperti perguruan tinggi, LSM, organisasi profesi dan lain-lain dalam rangka pelaksanaan penelitian pengembangan kependudukan, KB dan KS; c. Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: 1) Menetapkan sasaran program pembangunan kependudukan dan keluarga berencana nasional untuk penyusunan dokumen Perencanaan Program dan Anggaran yang berkualitas; 2) Meningkatkan pengelolaan kepegawaian untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dan mewujudkan administrasi kepegawaian yang tertib dan sesuai ketentuan yang berlaku; 3) Meningkatkan pengelolaan keuangan dan BMN yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel didukung oleh SDM yang professional serta terlaksananya 47

55 pengelolaan sarana program secara tepat waktu, jumlah, tempat, harga, mutu dan jenis; 4) Mengharmonisasikan peraturan perundang-undangan yang mendukung program kependudukan dan keluarga berencana, membangun kelembagaan yang efektif, dan mengembangkan jumlah dan peran jejaring kehumasan; 5) Meningkatkan kualitas pelayanan ketatausahaan serta sarana dan prasarana perkantoran modern dalam mendukung pelaksanaan Program KKB nasional; 6) Melaksanakan reformasi birokrasi di lingkungan BKKBN meliputi program manajemen perubahan, penataan peraturan perundang-undangan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tatalaksana, sistem manajemen SDM aparatur, penguatan pengawasan, akuntabilitas kinerja, peningkatan kualitas pelayanan publik, monitoring dan evaluasi; 7) Meningkatkan pelaksanaan pengadaan DAK Bidang KB untuk memperkuat dan membantu penyediaan sarana fisik pemerintah kabupaten dan kota dalam pelaksanaan Program KKB di wilayahnya. d. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Beberapa kegiatan yang dilaksanakan antara lain: 1) Peningkatan pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) melalui Konsolidasi dalam rangka realisasi rencana aksi penyelenggaraan SPIP, Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan SPIP, Pembinaan SPIP; 2) Pelaksaanaan audit kinerja atas pengelolaan keuangan negara, pelaksanaan tugas dan fungsi, dan audit tujuan tertentu meliputi aspek Progam, keuangan dan Perbekalan, serta ketenagaan dan Administrasi Umum; 3) Melaksanakan review Laporan Keuangan; 4) Penelusuran pengaduan masyarakat; 5) Penyusunan kebijakan dan strategi pengawasan; 48

56 6) Membangun integritas dan peningkatan kualitas kinerja aparat pengawasan melalui Pelatihan teknis, substantif, workshop dan seminar; 7) Koordinasi dan konsultasi pengawasan dengan komponen terkait dan pengawasan ekstern; 8) Pelakasanaan upaya lanjut dan pemantuan tindak lanjut hasil pengawasan intern dan ekstern. B. Akuntabilitas Keuangan Dalam rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan, BKKBN melakukan penyusunan Laporan Keuangan BKKBN Tahun 2012 dengan menggunakan Standard Akuntansi Pemerintah (SAP), yang terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN). Selanjutnya, laporan keuangan itu direview oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebelum diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). Sebagaimana diketahui, hasil audit atas Laporan Keuangan BKKBN Tahun 2011 adalah Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan. Gambar 3.12 Sertifikat Opini BPK RI Atas Laporan Keuangan BKKBN Tahun

57 Anggaran untuk pelaksanaan Pembangunan Kependudukan dan KB Nasional Tahun 2012 disusun berdasarkan azas berbasis kinerja. Secara Nasional dukungan anggaran semula sebesar Rp ,-namun pada bulan Agustus 2012 terdapat pengurangan atau efisiensi sebesar Rp dan penambahan reward sebesar Rp ,- sehingga pagu menjadi Rp ,-. Pada bulan Oktober untuk Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat mendapatkan Hibah Dalam Negeri (HDN) sebesar Rp ,- sedangkan pada bulan November mendapatkan tambahan Hibah Dalam Negeri (HDN) sebesar Rp ,- sehingga pagu menjadi Rp ,-.Pada bulan Desember mendapat tambahan tunjangan kinerja sebesar Rp ,- sehingga pagu total menjadi Rp ,-. Sedangkan realisasi total pagu s.d Desember 2012 adalah Rp.2,212,791,468,184,- (97,37%) dengan rincian: 1. Realisasi Anggaran per Satker yang bersumber dari RM, ADB DHS II dan UNFPA untuk Satker di Pusat adalah Rp 1,231,666,874,684,-. 2. Realisasi anggaran per output kegiatan Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi yang bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan ADB DHS II (RK) adalah Rp 981,124,593,500,-. 50

58 Tabel 3.4 Realisasi Anggaran s.d Desember

59 Gambar 3.13 Realisasi Anggaran per Jenis Belanja, Tahun 2012 Walaupun penyerapan anggaran relatif cukup tinggi, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa permasalahan yaitu: 1. Anggaran yang disediakan untuk program pengendalian penduduk realisasi penyerapan anggarannya hanya mencapai 81,09% dari pagu anggaran yang tersedia. Anggaran tersebut digunakan untuk kegiatan yang bersifat koordinasi, sinkronisasi, sosialisasi dan penyerasian kebijakan kependudukan antar sektor baik tingkat nasional dan regional. Disamping itu, dilakukan penyusunan parameter proyeksi penduduk, dan kerjasama pendidikan kependudukan. Kegiatan-kegiatan tersebut memerlukan analisis yang menyeluruh dari berbagai sumber data yang tersedia. Di sisi lain unit organisasi Deputi Bidang Pengendalian Penduduk baru melaksanakan fungsi secara efektif pertengahan 52

60 tahun 2011 sehingga kegiatan-kegiatan tahun 2012 belum dapat dilaksanakan secara optimal. 2. Anggaran yang tersedia pada program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis lainnya realisasi penyerapannya sudah mencapai 99,75%, namun besarnya realisasi tersebut dipengaruhi oleh realisasi penyerapan belanja pegawai yang mencapai 99,99%, bahkan belanja pegawai pusat mencapai 102%. Anggaran yang tersedia untuk mendukung sarana dan prasarana, terutama untuk sarana aparatur yang dituangkan kedalam belanja modal penyerapannya mencapai 97,5% dari pagu yang disediakan. Anggaran tersebut belum sepenuhnya mendukung sarana dan prasarana serta operasional kegiatan lini lapangan. Hal ini mengakibatkan kurang lancarnya proses pelaporan pencapaian program. 3. Dukungan anggaran untuk menunjang pelatihan Contraceptive Technology Update (CTU) realisasinya penyerapannya mencapai 97,11% yang digunakan sebagian besar untuk kegiatan pelatihan Dokter, Bidan, kontap (MOP dan MOW), pelatihan R/R bagi petugas klinik, serta pelatihan konseling dengan penggunaan ABPK bagi bidan. Dari realisasi anggaran yang dicapai, realisasi target capaian sasaran terutama untuk pelatihan dokter sampai dengan tahun 2012 sudah tercapai dokter dokter dan bidan sebanyak bidan yang dilatih. Namun demikian anggaran yang tersedia untuk pelatihan belum mencukupi untuk menyiapkan provider yang kompeten melakukan pelayanan KB. 4. Dukungan anggaran program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BKKBN realisasi penyerapan anggarannya mencapai 99,38% dari pagu yang tersedia. Namun anggaran yang tersedia tersebut masih terbatas jika dibandingkan dengan obyek pemeriksaan khususnya dana pemeriksaan untuk kasus-kasus pengaduan masyarakat. 5. Masih kurangnya pemahaman para pengelola anggaran dalam peraturan dan perundangan keuangan, sehingga mengakibatkan terlambatnya penyerapan anggaran. 53

61 6. Masih terdapat ketidaksinkronan antara indikator kinerja kegiatan dan anggaran dengan Renstra, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RPJMN yang telah ditetapkan, sehingga dalam pelaksanaannya sering dilakukan penyesuaian atau revisi anggaran. 54

62 BAB IV PENUTUP Mewujudkan pembangunan berwawasan Kependudukan dan keluarga kecil bahagia sejahtera merupakan tugas, pokok dan fungsi BKKBN. Kondisi tersebut dapat dicapai salah satunya melalui pengendalian dan peningkatkan kualitas penduduk, karena penduduk yang berkualitas adalah modal pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas yang rendah akan menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu pengendalian penduduk perlu dilakukan melalui pelaksanaan program KKB nasional. Dengan berakhirnya tahun 2012, maka disamping keberhasilan pencapaian beberapa indikator kinerja program, terdapat pula beberapa indikator kinerja yang belum terpenuhi capaian kinerjanya. Walaupun begitu, secara umum dapat dikatakan tugas dan fungsi BKKBN telah dapat dilaksanakan dengan baik. Berbagai permasalahan dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program KKB nasionalterus menerus diupayakan reformulasi arah kebijakan program sehingga percepatan pencapaian sasaran program dapat meningkat sesuai sasaran-sasaran yang tertuang dalam RPJMN Berbagai upaya yang telah dilakukan, antara lain: 1. Era desentralisasi mempunyai pengaruh terhadap kepedulian dan dukungan di daerah. Oleh karena itu, dalam proses alih kelola program KKB ke kabupaten dan kota, masih perlu diberikan dukungan dalam beberapa hal, seperti konsultasi, fasilitasi, pendanaan, serta logistik (alat kontrasepsi). 2. Sudah dilakukan standarisasi dan acuan sebagai pedoman daerah dalam pengelolaan program KKB nasional, berupa Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) pengelolaan program KKB; Kewenangan Wajib dan Standar Pelayanan Minimum bagi Pemerintahan Kabupaten dan Kota. 55

63 3. Melakukan pemantapan kemitraan dengan instansi terkait, organisasi profesi, pihak swasta, LSOM, serta mitra kerja lainnya untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan penggarapan program KKB. 4. Mengembangkan model pendekatan pelayanan program KBKR dan pemberdayaan masyarakat, terutama bagi masyarakat miskin di wilayah tertinggal, terpencil, dan perbatasan, serta masyarakat rentan lainnya. 5. Penguatan supplyside, seperti pelayanan KB pasca persalinan dan Pasca keguguran serta fasilitas pelayanan kesehatan. 6. Penguatan demandside, antara lain melakukan KIE kesehatan reproduksi, kesehatan reproduksi remaja, dan pendewasaan usia kawin pertama. 7. Pengembangan kemampuan SDM, kelembagaan, serta managemen keuangan dan pengawasan. 8. Sebagai bagian dari upaya pembinaan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan pelaporan untuk mendapatkan data rutin masih terus dilakukan dan dikembangkan sesuai dengan perubahan lingkungan strategis yang ada. 9. Pengembangan sistem informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi sangat diperlukan dalam upaya akselerasi informasi program KB dan perluasan jangkauannya. Dengan memberikan perhatian dan penanganan hal-hal tersebut di atas, diharapkan upaya percepatan pencapaian program KKB nasional dimasa yang akan datang dapat memberikan hasil sesuai dengan sasaran yang diharapkan. 56

64 LAMPIRAN.1 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA BERDASARKAN HASIL SENSUS TAHUN DAN PER PROVINSI (PERSEN) NO PROVINSI Aceh 1,46 1,35 2 SumateraUtara 1,32 1,11 3 SumateraBarat 0,63 1,34 4 Riau 3,84 3,59 5 Jambi 1,84 2,55 6 SumateraSelatan 1,28 1,85 7 Bengkulu 2,19 1,66 8 Lampung 1,17 1,23 9 BangkaBelitung 0,97 3,14 10 KepulauanRiau 6,54 4,99 11 DKIJakarta 0,17 1,39 12 JawaBarat 2,03 1,89 13 JawaTengah 0,94 0,37 14 DIYogyakarta 0,72 1,02 15 JawaTimur 0,7 0,76 16 Banten 3,21 2,79 17 Bali 1,31 2,15 18 NusaTenggaraBarat 1,82 1,17 19 NusaTenggaraTimur 1,63 2,06 20 KalimantanBarat 2,29 0,91 21 KalimantanTengah 2,99 1,74 22 KalimantanSelatan 1,45 1,98 23 KalimantanTimur 2,81 3,80 24 SulawesiUtara 1,33 1,26 25 SulawesiTengah 2,57 1,94 26 SulawesiSelatan 1,35 1,17 27 SulawesiTenggara 3,15 2,07 28 Gorontalo 1,59 2,24 29 SulawesiBarat 2,7 2,67 30 Maluku 0,11 2,78 31 MalukuUtara 1,6 2,44 32 PapuaBarat 2,55 3,72 33 Papua 3,44 5,46 I N D O N E S I A Sumber : Sensus Penduduk LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK (Persen) 1,45 1,49

65 LAMPIRAN 2 PERKEMBANGAN CPR TAHUN NO PROVINSI Selisih 2012 THD DKI Jakarta 56,4 53,4-3,0 2 Jawa Barat 60,3 60,3 0,0 3 Jawa Tengah 60,0 61,5 1,5 4 DI Yogyakarta 54,8 59,6 4,8 5 Jawa Timur 62,3 62,4 0,1 6 Bali 65,4 59,6-5,8 7 Banten 55,4 61,3 5,9 8 Aceh 45,4 44,4-1,0 9 Sumatra Utara 42,6 42,8 0,2 10 Sumatra Barat 52,8 50,2-2,6 11 Sumatra Selatan 62,6 64,4 1,8 12 Lampung 66,0 66,3 0,3 13 Nusa Tenggara. Barat 52,2 55,1 2,9 14 Kalimantan Barat 61,2 63,9 2,7 15 Kalimantan Selatan 63,2 66,4 3,2 16 Sulawesi Utara * 66,7 63,7-3,0 17 Sulawesi Selatan 42,9 47,5 4,6 18 Bangka Belitung 64,7 65,3 0,6 19 Gorontalo 58,8 61,5 2,7 20 Sulawesi Barat 44,5 48,0 3,5 21 Riau 52,8 54,0 1,2 22 Jambi 62,5 62,0-0,5 23 Bengkulu 70,4 61,2-9,2 24 Nusa Tenggara Timur 30,1 38,3 8,2 25 Kalimantan Tengah 65,2 64,8-0,4 26 Kalimantan Timur 55,4 54,1-1,3 27 Sulawesi Tengah 59,8 52,5-7,3 28 Sulawesi Tenggara 44,4 48,4 4,0 29 Maluku 29,4 40,4 11,0 30 Papua " 24,5 19,1-5,4 31 Maluku Utara 46,2 51,1 4,9 32 Papua Barat 37,5 41,0 3,5 33 Kepulauan Riau 54,0 48,0-6,0 NASIONAL Sumber data : SDKI Tahun 2007 dan 2012 CPR 57,4 57,9 0,5

66 LAMPIRAN 3 PERKEMBANGAN UNMET NEED TAHUN NO PROVINSI Selisih 2012 THD DKI Jakarta 9,4 6,9 2,5 2 Jawa Barat 8,9 10,0-1,1 3 Jawa Tengah 7,6 7,4 0,2 4 DI Yogyakarta 7,6 6,8 0,8 5 Jawa Timur 6,7 8,2-1,5 6 Bali 6,0 5,8 0,2 7 Banten 6,5 9,0-2,5 8 Aceh 9,9 12,0-2,1 9 Sumatra Utara 10,2 12,3-2,1 10 Sumatra Barat 10,0 11,2-1,2 11 Sumatra Selatan 6,2 7,4-1,2 12 Lampung 6,4 5,5 0,9 13 Nusa Tenggara. Barat 14,0 12,9 1,1 14 Kalimantan Barat 8,1 7,7 0,4 15 Kalimantan Selatan 6,2 6,2 0,0 16 Sulawesi Utara * 7,0 6,1 0,9 17 Sulawesi Selatan 11,1 13,9-2,8 18 Bangka Belitung 7,1 3,2 3,9 19 Gorontalo 9,6 6,6 3,0 20 Sulawesi Barat 12,4 17,4-5,0 21 Riau 9,3 9,1 0,2 22 Jambi 6,8 7,0-0,2 23 Bengkulu 7,5 6,1 1,4 24 Nusa Tenggara Timur 15,9 17,4-1,5 25 Kalimantan Tengah 5,4 5,7-0,3 26 Kalimantan Timur 8,6 7,7 0,9 27 Sulawesi Tengah 12,1 8,3 3,8 28 Sulawesi Tenggara 13,1 12,9 0,2 29 Maluku 14,5 22,4-7,9 30 Papua " 20,0 15,8 4,2 31 Maluku Utara 9,2 13,0-3,8 32 Papua Barat 16,0 16,6-0,6 33 Kepulauan Riau 11,5 12,3-0,8 NASIONAL Sumber data : SDKI Tahun 2007 dan ,1 8,5 0,6

67 LAMPIRAN 4 PERSENTASE PENCAPAIAN PESERTA KB BARU (PB) TERHADAP PPM-PB TAHUN PESERTA KB BARU (PB) NO PROVINSI PPM PENC. % PPM PENC. % PPM PENC. % = 4 / = 7 / = 10 / 9 1 DKI , , ,2 2 JABAR , , ,0 3 JATENG , , ,0 4 DIY , , ,7 5 JATIM , , ,6 6 B A L I , , ,5 7 BANTEN , , ,7 JB , , ,4 8 ACEH , , ,4 9 SUMUT , , ,3 10 SUMBAR , , ,1 11 SUMSEL , , ,2 12 LAMPUNG , , ,5 13 NTB , , ,7 14 KALBAR , , ,9 15 KALSEL , , ,0 16 SULUT , , ,5 17 SULSEL , , ,5 18 BABEL , , ,4 19 GORONTALO , , ,9 20 SULBAR , , ,8 LJB I , , ,3 21 RIAU , , ,9 22 JAMBI , , ,1 23 BENGKULU , , ,3 24 NTT , , ,0 25 KALTENG , , ,2 26 KALTIM , , ,1 27 SULTENG , , ,1 28 SULTRA , , ,7 29 MALUKU , , ,4 30 PAPUA , , ,0 31 MALUT , , ,7 32 PAPBAR , , ,4 33 KEPRI , , ,1 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/II/KB , , , , , ,1

68 LAMPIRAN 5 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PESERTA KB BARU PER METODA KONTRASEPSI DARI TAHUN 2010, 2011 DAN 2012 NO PROVINSI DKI JABAR JATENG DIY JATIM B A L I BANTEN JB ACEH SUMUT SUMBAR SUMSEL LAMPUNG NTB KALBAR KALSEL SULUT SULSEL BABEL GORONTALO SULBAR LJB I RIAU JAMBI BENGKULU NTT KALTENG KALTIM SULTENG SULTRA MALUKU PAPUA MALUT PAPBAR KEPRI LJB II TOTAL NASIONAL Sumber : F/II/KB/11 JUMLAH PESERTA KB BARU WANITA PB IUD PB MOW PB IMPLANT PB SUNTIK PB PIL PENCAPAIAN PENCAPAIAN PENCAPAIAN PENCAPAIAN PENCAPAIAN

69 LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 5.(Lanjutan) PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PESERTA KB BARU PER METODA KONTRASEPSI DARI TAHUN 2010, 2011 DAN 2012 NO DKI 2 JABAR 3 JATENG 4 DIY 5 JATIM 6 B A L I 7 BANTEN 8 ACEH 9 SUMUT 10 SUMBAR 11 SUMSEL 12 LAMPUNG 13 NTB 14 KALBAR 15 KALSEL 16 SULUT 17 SULSEL 18 BABEL 19 GORONTALO 20 SULBAR 21 RIAU 22 JAMBI 23 BENGKULU 24 NTT 25 KALTENG 26 KALTIM 27 SULTENG 28 SULTRA 29 MALUKU 30 PAPUA 31 MALUT 32 PAPBAR 33 KEPRI PROVINSI JB LJB I LJB II TOTAL NASIONAL Sumber : F/II/KB/11 JUMLAH PESERTA KB BARU PRIA PB MOP PB KONDOM PENCAPAIAN PENCAPAIAN JUMLAH SELURUH PESERTA KB BARU PENCAPAIAN , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

70 LAMPIRAN 6 PENCAPAIAN PESERTA KB AKTIF (PA) TAHUN 2012 NO PROVINSI DKI JABAR JATENG DIY JATIM B A L I BANTEN ACEH SUMUT SUMBAR SUMSEL LAMPUNG NTB KALBAR KALSEL SULUT SULSEL BABEL GORONTALO SULBAR RIAU JAMBI BENGKULU NTT KALTENG KALTIM SULTENG SULTRA MALUKU PAPUA MALUT PAPBAR KEPRI TOTAL NASIONAL Sumber data : SDKI Tahun 2012 & PUS Proyeksi Tahun

71 LAMPIRAN 7 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PESERTA KB BARU (PB) MANDIRI TAHUN PESERTA KB BARU (PB) MANDIRI NO PROVINSI DKI JABAR JATENG DIY JATIM B A L I BANTEN JB ACEH SUMUT SUMBAR SUMSEL LAMPUNG NTB KALBAR KALSEL SULUT SULSEL BABEL GORONTALO SULBAR LJB I RIAU JAMBI BENGKULU NTT KALTENG KALTIM SULTENG SULTRA MALUKU PAPUA MALUT PAPBAR KEPRI LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/II/KB

72 LAMPIRAN 8 PERSENTASE PENCAPAIAN PESERTA KB AKTIF (PA) MANDIRI TERHADAP TOTAL PA TAHUN NO PROVINSI PESERTA KB AKTIF (PA) MANDIRI DKI 60,0 58,9 57,7 2 JABAR 49,6 48,3 48,7 3 JATENG 56,9 55,8 54,9 4 DIY 61,8 60,7 59,3 5 JATIM 52,7 51,5 51,2 6 B A L I 67,9 66,6 65,8 7 BANTEN 52,5 46,6 47,7 JB 53,6 52,2 51,9 8 ACEH 37,3 28,7 29,1 9 SUMUT 35,9 32,1 30,2 10 SUMBAR 49,3 47,9 49,9 11 SUMSEL 37,8 31,3 31,3 12 LAMPUNG 38,1 34,3 35,2 13 NTB 35,2 11,7 19,2 14 KALBAR 34,8 31,3 31,7 15 KALSEL 53,3 49,9 49,3 16 SULUT 49,6 49,8 40,2 17 SULSEL 35,3 27,7 26,1 18 BABEL 42,0 37,4 33,8 19 GORONTALO 20,1 23,8 25,9 20 SULBAR 19,6 27,9 20,0 LJB I 38,6 32,4 32,5 21 RIAU 47,9 34,8 41,8 22 JAMBI 51,1 42,8 41,9 23 BENGKULU 26,8 26,8 22,5 24 NTT 20,2 7,3 3,2 25 KALTENG 18,3 25,8 28,5 26 KALTIM 33,8 15,1 44,3 27 SULTENG 30,2 12,5 8,0 28 SULTRA 6,4 10,8 15,7 29 MALUKU 20,6 9,6 12,7 30 PAPUA 21,2 16,8 13,7 31 MALUT 26,8 24,5 22,4 32 PAPBAR 2,2-5,9 33 KEPRI 70,6 52,0 45,1 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/I/DAL 32,0 23,3 26,3 47,3 43,7 43,8

73 Lampiran 9 PERSENTASE PENCAPAIAN PESERTA KB BARU (PB) MKJP TERHADAP TOTAL PB TAHUN (S.D BULAN JUNI) PERSENTASE PESERTA KB BARU (PB) MKJP NO PROVINSI (s.d Juni) DKI 14,9 14,7 16,9 2 JABAR 14,1 14,7 16,5 3 JATENG 17,2 21,3 24,3 4 DIY 29,3 33,2 38,1 5 JATIM 15,7 20,9 22,0 6 B A L I 32,0 35,9 36,8 7 BANTEN 11,6 13,8 14,7 JB 15,5 18,1 20,0 8 ACEH 3,3 7,1 7,8 9 SUMUT 15,9 17,8 22,1 10 SUMBAR 16,5 17,7 19,7 11 SUMSEL 11,0 12,3 13,2 12 LAMPUNG 10,6 13,8 14,5 13 NTB 18,6 22,8 28,3 14 KALBAR 9,1 10,1 12,4 15 KALSEL 7,3 7,9 8,3 16 SULUT 17,3 18,2 23,6 17 SULSEL 8,8 9,1 10,0 18 BABEL 8,2 10,6 12,1 19 GORONTALO 22,7 23,9 23,7 20 SULBAR 7,8 9,8 10,6 LJB I 11,6 13,6 15,6 21 RIAU 9,1 10,2 11,7 22 JAMBI 11,8 12,3 13,3 23 BENGKULU 13,4 13,8 15,5 24 NTT 24,3 29,1 31,5 25 KALTENG 9,6 11,2 11,5 26 KALTIM 8,7 10,1 9,8 27 SULTENG 11,7 13,2 14,3 28 SULTRA 11,9 12,4 12,8 29 MALUKU 10,5 11,0 14,5 30 PAPUA 9,4 10,3 13,0 31 MALUT 20,6 23,4 26,2 32 PAPBAR 8,9 11,2 16,0 33 KEPRI 7,3 9,5 8,9 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/II/KB 12,1 13,4 14,7 13,8 16,0 17,8

74 LAMPIRAN 10 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PESERTA KB AKTIF (PA) MKJP TAHUN (%) NO PROVINSI PESERTA KB AKTIF (PA) MKJP DKI 33,4 32,5 33,4 2 JABAR 19,3 19,7 20,7 3 JATENG 24,5 24,7 25,7 4 DIY 36,0 35,5 35,7 5 JATIM 27,6 28,4 29,2 6 B A L I 53,1 53,1 53,3 7 BANTEN 26,7 23,2 24,4 8 ACEH 4,8 5,9 6,8 9 SUMUT 27,2 27,8 28,9 10 SUMBAR 25,5 25,5 26,6 11 SUMSEL 24,8 25,1 26,4 12 LAMPUNG 27,9 29,3 30,2 13 NTB 27,2 44,8 31,1 14 KALBAR 14,0 14,6 16,8 15 KALSEL 12,3 10,1 10,6 16 SULUT 25,5 35,8 33,8 17 SULSEL 15,3 15,8 16,1 18 BABEL 15,0 16,6 15,8 19 GORONTALO 27,1 28,4 29,7 20 SULBAR 10,4 11,9 13,8 21 RIAU 17,5 17,9 15,4 22 JAMBI 20,3 21,8 22,1 23 BENGKULU 23,2 24,0 25,8 24 NTT 25,8 28,7 32,2 25 KALTENG 12,3 13,1 15,6 26 KALTIM 17,5 17,4 18,5 27 SULTENG 16,8 17,1 23,3 28 SULTRA 18,1 17,7 20,9 29 MALUKU 16,1 17,4 15,9 30 PAPUA 13,6 12,9 13,0 31 MALUT 17,6 23,6 18,2 32 PAPBAR 11,7 13,9 41,1 33 KEPRI 12,1 15,9 18,2 Sumber data : F/I/DAL TOTAL NASIONAL 23,5 24,4 24,9

75 LAMPIRAN 11 PERSEBARAN PENCAPAIAN PESERTA KB BARU (PB) PRIA TERHADAP TOTAL PB TAHUN PESERTA KB BARU (PB) PRIA NO PROVINSI PB TOTAL PENC. % PB TOTAL PENC. % PB TOTAL PENC. % = 4 / = 7 / = 10 / 9 1 DKI , , ,4 2 JABAR , , ,0 3 JATENG , , ,3 4 DIY , , ,1 5 JATIM , , ,4 6 B A L I , , ,2 7 BANTEN , , ,4 JB , , ,5 8 ACEH , , ,5 9 SUMUT , , ,5 10 SUMBAR , , ,0 11 SUMSEL , , ,8 12 LAMPUNG , , ,7 13 NTB , , ,0 14 KALBAR , , ,0 15 KALSEL , , ,3 16 SULUT , , ,5 17 SULSEL , , ,3 18 BABEL , , ,0 19 GORONTALO , , ,0 20 SULBAR , , ,7 LJB I , , ,1 21 RIAU , , ,8 22 JAMBI , , ,9 23 BENGKULU , , ,9 24 NTT , , ,8 25 KALTENG , , ,8 26 KALTIM , , ,5 27 SULTENG , , ,8 28 SULTRA , , ,6 29 MALUKU , , ,0 30 PAPUA , , ,9 31 MALUT , , ,3 32 PAPBAR , , ,3 33 KEPRI , , ,1 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/II/KB , , , , , ,5

76 LAMPIRAN 12 NO PERSENTASE PENCAPAIAN PB KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN SEJAHTERA I (KPS & KS I) TERHADAP PB TOTAL TAHUN PROVINSI PESERTA KB BARU KPS & KS I PB TOTAL PENC. % PB TOTAL PENC. % PB TOTAL PENC. % = 4 / = 7 / = 10 / 9 1 DKI , , ,5 2 JABAR , , ,5 3 JATENG , , ,0 4 DIY , , ,6 5 JATIM , , ,6 6 B A L I , , ,3 7 BANTEN , , ,1 JB , , ,2 8 ACEH , , ,2 9 SUMUT , , ,8 10 SUMBAR , , ,7 11 SUMSEL , , ,6 12 LAMPUNG , , ,4 13 NTB , , ,3 14 KALBAR , , ,1 15 KALSEL , , ,6 16 SULUT , , ,7 17 SULSEL , , ,6 18 BABEL , , ,6 19 GORONTALO , , ,5 20 SULBAR , , ,3 LJB I , , ,3 21 RIAU , , ,2 22 JAMBI , , ,1 23 BENGKULU , , ,1 24 NTT , , ,2 25 KALTENG , , ,0 26 KALTIM , , ,9 27 SULTENG , , ,3 28 SULTRA , , ,6 29 MALUKU , , ,3 30 PAPUA , , ,5 31 MALUT , , ,6 32 PAPBAR , , ,5 33 KEPRI , , ,7 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/II/KB , , , , , ,3

77 LAMPIRAN 13 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PESERTA KB AKTIF (PA) KPS DAN KS I TAHUN NO PROVINSI PENCAPAIAN DKI JABAR JATENG DIY JATIM B A L I BANTEN JB ACEH SUMUT SUMBAR SUMSEL LAMPUNG NTB KALBAR KALSEL SULUT SULSEL BABEL GORONTALO SULBAR LJB I RIAU JAMBI BENGKULU NTT KALTENG KALTIM SULTENG SULTRA MALUKU PAPUA MALUT PAPBAR KEPRI LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/I/DAL

78 KEY PERFORMANCE INDICATOR SEKRETARIAT UTAMA KOMPONEN BIRO PERENCANAAN BIRO KEPEGAWAIAN BIRO KEUANGAN DAN PENGELOLAAN BMN BIRO HUKUM, ORGANISASI DAN HUMAS BIRO UMUM KPI Indeks kepuasan stakeholders terhadap fasilitasi Perencanaan Program dan Anggaran Persentase Kegiatan dalam RKAKL tanpa bintang Indeks kepuasan stakeholders terhadap sasaran program KKB Indeks perilaku CUK Indeks kepuasan SH terhadap pengelolaan Kepegawaian Indeks kepuasan stakeholder terhadap Laporan Keuangan. (WAJAR) Pengelolaan sarana Alkon sesuai dengan 6 tepat Indeks kepuasan Ketersediaan Sarana Aparatur sesuai standard Reformasi Birokrasi BKKBN tepat waktu Indeks kepuasan unit kerja BKKBN dan perwakilan BKKBN dalam memperoleh fasilitasi penyelesaian tata laksana Meningkatnya fasilitasi pembentukan BKKBD Kab dan Kota Indeks persepsi masyarakat terhadap BKKBN Indeks kepuasan pegawai terhadap kenyamanan lingkungan kerja Indeks kepuasan pimpinan dan pegawai terhadap pelayanan administrasi dan perkantoran

79 KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENDUDUK KOMPONEN DIREKTORAT PEMADUAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENDUDUK DIREKTORAT PERENCANAAN PENGENDALIAN PENDUDUK KPI Tersedianya Grand Design pengendalian kuantitas penduduk dan konsep pembangunan berwawasan kependudukan Jumlah stakeholders dan mitra kerja yang menerapkan Grand Design pengendalian kuantitas penduduk dan konsep pembangunan berwawasan kependudukan. Jumlah parameter kuantitas kependudukan yang disepakati stakeholder Jumlah parameter kuantitas kependudukan yang dapat digunakan dalam kebijakan pengendalian penduduk Persentase stakeholders yang mempunyai perencanaan pengendalian penduduk yang terintegrasi ke dalam kebijakan pembangunan di sektor DIREKTORAT KERJASAMA PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN Persentase keluarga dan masyarakat yang memahami tentang pendidikan kependudukan Persentase stakeholders yang mempunyai kebijakan pembangunan terhadap pendidikan kependudukan Jumlah peran mitra kerja yang melaksanakan pembangunan pendidikan kependudukan DIREKTORAT ANALISIS DAMPAK KEPENDUDUKAN 1. Jumlah hasil analisis dampak kependudukan yang disepakati dan dimanfaatkan oleh stakeholders.

80 KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI KOMPONEN DIREKTORAT PEMBINAAN KESERTAAN BERKB JALUR PEMERINTAH DIREKTORAT PEMBINAAN KESERTAAN BERKB JALUR SWASTA KPI Jumlah peserta KB baru KPS dan KS 1 sebesar 3,89 juta Jumlah pembinaan peserta KB aktif KPS dan KS 1 sebesar 12,5 juta Jumlah peserta KB baru Mandiri sebesar 3,4 juta Prosentase peserta KB aktif Mandiri sebesar 49,7% DIREKTORAT PEMBINAAN KESERTAAN BERKB JALUR KHUSUS DIREKTORAT KESEHATAN REPRODUKSI Prosentase Unmet Need menurun menjadi 6,2% Jumlah peserta KB Pria (MOP) sebesar (PPM) Prosentase KB PP dan PK yang menggunakan MKJP sebesar 20% Persentase peserta KB PP dan PK yang menggunakan MKJP sebesar 20% berdasarkan Grand Strategi KB KR Prosentase peserta JAMPERSAL yang menggunakan KB 70% berdasarkan sambutan dan arahan Kepala BKKBN pada KOBID dan KOSI Tahun 2012 Prosentase kenaikan akseptor kondom Dual Proteksi 1,5% Prosentase PUS (Calon/peserta KB IUD) yang melaksanakan papsmear/iva sebesar 2% berdasarkan Grand Design KB KR

81 KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA KOMPONEN DIREKTORAT BINA KELUARGA BALITA DAN ANAK DIREKTORAT BINA KETAHANAN REMAJA DIREKTORAT BINA KETAHANAN KELUARGA LANSIA DAN RENTAN DIREKTORAT PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA KPI Persentase keluarga yang mempunyai balita dan anak menggunakan KKA Jumlah keluarga yang mempunyai balita dan anak aktif dalam kelompok kegiatan BKB Persentase PUS anggota Poktan BKB yang menjadi peserta KB Meningkatnya median Usia Kawin Pertama perempuan Jumlah keluarga yang mempunyai remaja yang memahami dan aktif dalam pembinaan ketahanan remaja Jumlah PIK Remaja/Mahasiswa yang ditumbuhkan, Jumlah PIK Remaja/Mahasiswa yang dikembangkan menjadi Tegak dan Tegar Persentase keluarga yang mempunyai lansia dan keluarga lansia yang menjadi anggota kelompok BKL Jumlah kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) yang aktif melaksanakan pembinaan lansia dan rentan Jumlah anggota kelompok yang hadir dalam pertemuan kelompok kegiatan BKL Persentase PUS anggota Kelompok UPPKS yang menjadi peserta KB mandiri Persentase PUS KPS dan KS I anggota Kelompok UPPKS yang menjadi peserta KB Jumlah Perkembangan Kelompok UPPKS

82 KEY PERFORMANCE INDICATOR INSPEKTORAT UTAMA komponen INSPEKTORAT KEUANGAN DAN PERBEKALAN INSPEKTORAT KETENAGAAAN DAN ADMINISTRASI UMUM INSPEKTORAT PROGRAM KPI Berjalannya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan baik Tidak ada temuan audit eksternal Bidang Keuangan dan Perbekalan Berjalannya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan baik Tidak ada temuan audit eksternal Bidang Ketenagaan dan Administrasi Umum Berjalannya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan baik Tidak ada temuan audit eksternal Bidang Program

83 KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN PELATIHAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN komponen PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEPENDUDUKAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KB DAN KS PUSAT PELATIHAN DAN KERJASAMA INTERNASIONAL KEPENDUDUKAN DAN KB KPI Jumlah data dan Informasi hasil penelitian dan pengembangan Kependudukan yang selesai tepat waktu Persentase hasil litbang Kependudukan yang masuk dalam jurnal ilmiah/majalah ilmiah/prosiding/policy brief/web site Indeks Kepuasan terhadap hasil litbang Kependudukan Jumlah data dan informasi hasil penelitian dan pengembangan KB dan KS yang selesai tepat waktu Persentase hasil litbang KB dan KS yang masuk dalam jurnal ilmiah/majalah ilmiah/prosiding/policy brief/web site Indeks kepuasan terhadap hasil Penelitian dan Pengembangan KB dan KS Persentase peserta yang mengikuti pendidikan jangka panjang ke LN dengan IP >3 Jumlah pejabat/staf BKKBN yang menjadi pembicara di forum internasional Indeks Kepuasan Pimpinan Terhadap Peserta yg mengikuti Pelatihan jangka pendek & OST LN Jumlah kerjasama Internasional yg diimplementasikan dalam bentuk proyek Indeks Kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan OST Internasional di Indonesia

84 KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN PELATIHAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN komponen PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA KPI Persentase SDM yang dilatih meningkat kompetensinya Persentase Widyaiswara yang kompeten untuk memfasilitasi Diklat Persentase Balatbang dan Balai Diklat yang memenuhi standar kediklatan Jumlah diklat dari mitra kerja yang mengintegrasikan materi program KKB Jumlah kab/kota yang memiliki kemampuan melaksanakan pelatihan program KKB

85 KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN ADVOKASI, PENGGERAKAN DAN INFORMASI KOMPONEN KPI DIREKTORAT ADVOKASI DAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI Persentase penduduk yang pernah mendengar kampanye Program KKB dalam 3 Bulan Terakhir Jumlah Kab/Kota yang mendayagunakan media KIE Program KKB Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan Program KKB Jumlah Kecamatan yang dijangkau oleh Mupen Kab/Kota Jumlah institusi Pusat yang melaksanakan Program KKB (KIE, Pelayanan Dan Sinergitas Kebijakan KKB) DIREKTORAT BINA HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DIREKTORAT BINA LINI LAPANGAN Jumlah laporan perkembangan hasil kerja sama dengan Stakeholder dan mitra kerja ( Analisis Per kuartal) Persentase MOU yang dilaksanakan Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan NSPK dan SPM Laporan RDP pada 1 minggu sebelum dan permintaan tindak lanjut pada 1 minggu sesudahnya Terlaksananya mekanisme operasional Program KKB Di tingkat lini lapangan Persentase meningkatnya PPLKB/UPTD Di Kecamatan Dan PKB/PLKB di Desa Persentase PLKB/PKB yang memenuhi Standard Kompetensi Keluarnya Perpres tentang perbaikan tunjangan fungsional penyuluh KB Persentase Meningkatnya IMP Yang Aktif Melaksanakan Program KKB

86 KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN ADVOKASI, PENGGERAKAN DAN INFORMASI KOMPONEN DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK KPI Ketepatan Waktu Penyediaan Data dan Informasi Ketepatan Waktu Terlaksananya RADALGRAM (Setiap Tanggal 28 ± 2 Hari) Tersedianya Laporan Kepada Eksekutif dan Legislatif (Tepat Waktu) Indeks Kepuasan Stakeholders dan Mitra Kerja terhadap Kualitas Data dan Informasi Program KKB DIREKTORAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN DOKUMENTASI Persentase berkurangnya keluhan layanan helpdesk Kecepatan pemenuhan pengembangan sistem yang telah diputuskan pimpinan Indeks kepuasan layanan TIK Indeks kepuasan pengguna layanan informasi dan dokumentasi

87 SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM K-KB NASIONAL 1 Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan 2 Pendataan Keluarga 3 (R/I/KS) PENGUMPULAN DATA 1. POTENSI SASARAN PROGRAM KB NASIONAL (R/I/KS & FORM MDK -Tahunan) Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi (KLINIK KB) PENGUMPULAN DATA 1. POTENSI SARANA PELKON (K/0/KB-Tahunan) 2. KEGIATAN PELKON (F/II/KB Bulanan) SUMBER DATA Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan (DALLAP) PENGUMPULAN DATA 1. POTENSI SARANA & TENAGA (K/0/Dallap Tahunan) 2. KEGIATAN DALLAP (F/I/Dallap Bulanan) 12-Apr-13

88 R/I/KS/05 (Foto Copy) ARUS PENCATATAN DAN PELAPORAN PENDATAAN KELUARGA BKKBN PUSAT UB MITRA KERJA DI TINGKAT PUSAT 12 Nop Rek.Prov.R/I/KS/05 BKKBN PROVINSI UB MITRA KERJA DI TK. PROPINSI 5 Nop Rek.Kab.R/I/KS/05 BUPATI/WAKO SKPD-KB KAB/KOTA UB MITRA KERJA DI TK. KAB/KOTA KETERANGAN Laporan Umpan Balik (UB) Pengumpulan Data dengan R/I/KS/05 Pengiriman R/I/KS/05 Untuk unit pengolahan Pengiriman R/I/KS/05 Hasil pengolahan R/I/KS/05 28 Okt 21 Okt PLKB/PKB 14 Okt 1 Juli 30 Sept P P K B D SUB PPKBD R T KADER KELUARGA Rek.Kec.R/I/KS/05 CAMAT Ka-UPT KB/ P-PLKB Rek.Des.R/I/KS/05 Rek.Dus.R/I/KS/05 R/I/KS/05 (Hasil Pengolahan) 16

89 Pelaksanaan Pendataan Keluarga dan Program Dukungan PERSIAPAN PENDATAAN PEMETAAN PELAPORAN SARASEHAN EVALUASI ANALISIS PROGRAM DUKUNGAN

90 INSTITUSI DI LAPANGAN INSTRUMEN SUB SISTEM R/R YANG DIGUNAKAN DATA BASIS L A P O R A N KADER PENDATA R/I/KS F/I/MDK SUB PPKBD/PPKBD REK.DUS-R/I/KS REK.DUS-R/I/KEL.PRA S-KS I Laptop (DAK) Laptop (DAK) DATABASE KELUARGA (MDK) Program Aplikasi & Server PLKB/PKB KA. UPT-KB/ P-PLKB KA. SKPD -KB/ KAB/KOTA REK.DES-R/I/KS REK.DES -R/I/KEL. PRA S-KS I REK.KEC.R/I/KS REK.KEC-R/I/KEL.PRA S-KS I REK.KAB.R/I/KS REK.KAB-R/I/KEL.PRA S-KS I

91 MEKANISME & INSTRUMEN PENDATAAN KELUARGA (MDK) DI TINGKAT DESA/KELURAHAN PLKB/PKB PERTEMUAN SARASEHAN PLKB/PKB KOMPILASI F/I/MDK PPKBD (Rek.Des/R/I/KS)/ (Rek.Des.R/I/Kel.Pra.S-KS.I) PPKBD (Kompilasi F/I/MDK Di Tingkat Desa/Kelurahan SUB PPKBD (Rek.Dus/R/I/KS)/ (Rek.Dus.R/I/Kel.Pra.S-KS.I) SUB PPKBD (Rek.Dus/R/I/KS)/ (Rek.Dus.R/I/Kel.Pra.S-KS.I) SUB PPKBD (Kompilasi F/I/MDK Di tingkat Dusun/RW) KADER PENDATA KADER PENDATA R/I/KS KADER (F/I/MDK) PENDATA R/I/KS (F/I/MDK) R/I/KS KADER PENDATA F/I/MDK (Formulir Pemutakhiran Data Keluarga)

92 SUB SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KONTRASPSI DI TEMPAT PELAYANAN KLINIK KB 1. PUSKESMAS 2. RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAN SWASTA 3. RUMAH BERSALIN 4. DOKTER PRAKTEK SWASTA 5. BIDAN PRAKTEK SWASTA 6. APOTIK 7. POSYANDU/PUSTU/PPKBD/SUB-PPKBD

93

94 INSTITUSI DI LAPANGAAN INSTRUMEN SUB SISTEM R/R YANG DIGUNAKAN DATA BASIS KEGIATAN LAPORAN KLINIK KB SWASTA KLINIK KB PEMERINTAH K/O/KB K/I/KB K/IV/KB R/I/KB R/II/KB F/II/KB PETUGAS PENGHUBUNG F/I/PH/DBS DOKTER PRAKTEK SWASTA (B/I/DBS) BIDAN PRAKTEK SWASTA (B/I/DBS) B/I/DBS K/I/KB K/IV/KB

95 MEKANISME DAN INSTRUMEN PENCATATAN & PELAPORAN DI TINGKAT KECAMATAN P-PLKB/Ka-UPT-KB PERTEMUAN MINI LOKAKARYA PUSKESMAS/ KLINIK KB (F/II/KB) DOKTER PRAKTEK SWASTA (B/I/DBS) Petugas Penghubung F/I/PH/DBS BIDAN PRAKTEK SWASTA (B/I/DBS) PLKB/PKB DI DESA/ KELURAHAN (F/I/DES-DAL)

96 SUB SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PENGENDALIAN LAPANGAN

97

98 INSTITUSI DI LAPANGAN INSTRUMEN R/R YANG DIGUNAKAN DATABASIS KEGIATAN LAPORAN K E C KA-UPT/P-PLKB DI KECAMATAN PIK-REMAJA K/0/KEC/DAL K/0/P-PLKB K/0/PIK-REMAJA Rakor Kec/ Buku Catatan REK.KEC.F/I/DAL STAF MEETING D PLKB/PKB DI DESA/KELURAHAN TOMA/TOGA K/0/PLKB Rakor Desa/ Buku Catatan R/I/TOMA/TOGA F/I/DAL C/I/DES/DAL E S A PPKBD SUB-PPKBD KELOMPOK KB K/0/PPKBD K/0/Sub- PPKBD K/0/Pok-KB R/I/PUS R/I/PUS R/I/PUS MEK-OPS Pertemuan Kader BKB K/0/BKB R/I/BKB C/I/BKB BKR K/0/BKR R/I/BKR C/I/BKR BKL K/0/BKL R/I/BKL C/I/BKL UPPKS K/0/UPPKS R/I/UPPKS C/I/UPPKS

99 MEKANISME & INSTRUMEN PELAPORAN DI TINGKAT DESA/KELURAHAN PLKB/PKB Pertemuan Kader BKB (C/1/BKB) BKR (C/1/BKR) BKL (C/1/BKL) PPKBD (R/I/PUS) UPPKS (C/1/UPPKS) SUB PPKBD (R/I/PUS) SUB PPKBD (R/I/PUS)

100 MEKANISME & INSTRUMEN PELAPORAN DI TINGKAT KECAMATAN PIK-Remaja K/O/PIK-Remaja P-PLKB/ KA UPT/ PETUGAS KB KECAMATAN STAF MEETING PLKB/PKB K/O/PKB R/I/Toma-Toga-Toda C/I/Des-Dal F/I/Dal PLKB/PKB K/O/PKB R/I/Toma-Toga-Toda C/I/Des-Dal F/I/Dal PLKB/PKB K/O/PKB R/I/Toma-Toga-Toda C/I/Des-Dal F/I/Dal

101 MEKANISME & INSTRUMEN PELAPORAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA SKPD- KB (REK.KAB.F/I/DAL) (REK-KAB.K/0/KEC-DAL) STAF MEETING P-PLKB P-PLKB (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal) (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal) P-PLKB P-PLKB (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal) (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal) P-PLKB P-PLKB (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal) (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal)

102 ARUS PELAPORAN F/II/KB DAN F/I/DALLAP PRA RAPAT KERJA NASIONAL BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL TAHUN 2013

103

104

105

106

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2013

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2013 LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2013 Tahun 2014 KATA PENGANTAR Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016 Oleh: Plt. Sekretaris Utama BKKBN Ipin ZA Husni Rapat Telaah Tengah Tahun (Review) Program KKBPK Tahun 2016 Jakarta, 4-7 September 2016 SISTEMATIKA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2011. Sekretaris Utama, DR. Sudibyo Alimoeso, MA i

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2011. Sekretaris Utama, DR. Sudibyo Alimoeso, MA i KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan yang Maha Esa, Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana tahun 2010-2014 perubahan telah selesai disusun tepat waktu. Perubahan Rencana

Lebih terperinci

MATRIKS 2.3. RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIKS 2.3. RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIKS 2.3. TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : BADAN KOORDINASI KELUARGA BE NASIONAL (BKKBN) 2012 2013 2014 2012 2013 2014 I. PROGRAM Tercapainya penduduk Contraceptive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi. Esensi tugas program

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 I. UMUM 1. Nama Kementerian/Lembaga : BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) 2. Nama Unit Organisasi : Badan

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi

Lebih terperinci

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan fungsi SKPD Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pengendalian Kependudukan dan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013 ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN FEBRUARI 2013

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN FEBRUARI 2013 ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN FEBRUARI 2013 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA

Lebih terperinci

BAB. I TARGET SASARAN KINERJA PELAKSANAAN KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH

BAB. I TARGET SASARAN KINERJA PELAKSANAAN KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH BAB. I TARGET SASARAN KINERJA PELAKSANAAN KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah seperti yang tercantum dalam RPJMN 21-214 yang kemudian

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM ( RADALGRAM ) MARET 2016 PROVINSI ACEH

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM ( RADALGRAM ) MARET 2016 PROVINSI ACEH RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM ( RADALGRAM ) MARET 2016 PROVINSI ACEH METODE PEWARNAAN GRAFIK < 16.66 16.67 18.33 18.34 19.99 20 22.66 22.67 23.32 23.33 24.99 >25 KETERANGAN CAPAIAN PROGRAM NO INDIKATOR KONTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah adalah dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013 ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA i NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN JULI 2012

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN JULI 2012 ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN JULI 2012 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA 2012

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN Data Bulan Maret 2015 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL JAKARTA, 6 MEI 2015 SISTEMATIKA 1 2 CAKUPAN LAPORAN HASIL PENCAPAIAN PROGRAM KKBPK 3 4 KETERSEDIAAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012 ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN SEPTEMBER PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA 1

Lebih terperinci

Yang kami hormati: Assalamu alaikum wr wb; Selamat Pagi dan Salam Sejahtera, Oom swastiastu,

Yang kami hormati: Assalamu alaikum wr wb; Selamat Pagi dan Salam Sejahtera, Oom swastiastu, SAMBUTAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PADA PEMBUKAAN RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013. Yang kami hormati:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kondisi kependudukan di Indonesia saat ini baik yang menyangkut jumlah, kualitas, maupun persebarannya merupakan tantangan yang sangat berat yang harus diatasi bagi

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN (RADALGRAM) DATA sd. SEPTEMBER 2015

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN (RADALGRAM) DATA sd. SEPTEMBER 2015 RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN (RADALGRAM) DATA sd. SEPTEMBER 2015 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN SISTEMATIKA 1 2 PREVIEW KKP SD. SEPT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN AGUSTUS 2012

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN AGUSTUS 2012 ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN AGUSTUS 2012 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA

Lebih terperinci

Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan

Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan Artikel Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan Arkandini & Mardiya Tahun 2010 yang baru saja kita lewati merupakan tahun pertama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014. Sama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA C. PROGRAM KETEHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA D. PROGRAM PENGUATAN PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL

DAFTAR ISI B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA C. PROGRAM KETEHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA D. PROGRAM PENGUATAN PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN. PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PROGRAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA C. PROGRAM KETEHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA D. PROGRAM PENGUATAN PELEMBAGAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KEPALA BKKBD KAB.MINAHASA TENGGARA. Dr.SAUL E ARIKALANG,M.Kes. PEMBINA UTAMA MUDA NIP

KATA PENGANTAR KEPALA BKKBD KAB.MINAHASA TENGGARA. Dr.SAUL E ARIKALANG,M.Kes. PEMBINA UTAMA MUDA NIP KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas Kasih dan Penyertaannya, sehingga Rencana Kerja ( RENJA ) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PROGRAM KB NASIONAL Mamuju, 1 8 Maret 2009

RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PROGRAM KB NASIONAL Mamuju, 1 8 Maret 2009 LAPORAN KEPALA BKKBN SULAWESI BARAT PADA RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PROGRAM KB NASIONAL Mamuju, 1 8 Maret 2009 Assalamu Alaikum Wr. Wabarakatuh Salam Sejahtera bagi kita sekalian, Yang saya hormati,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Maret 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Data s.d Maret P a g e

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Maret 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Data s.d Maret P a g e KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Pencapaian Program bulan Maret tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Februari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Februari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Pencapaian Program bulan Februari tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Maret 2014)

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Maret 2014) RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN (Data Bulan Maret 2014) KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2014 NO INDIKATOR SASARAN 1 Jumlah Peserta KB Aktif MKJP 148.619 - IUD 93.891 - MOW 21.130 - Implant

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap kebijakan Nasional Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah (Kabinet Kerja) 2015-2019, seluruh Kementerian/Lembaga diarahkan untuk turut

Lebih terperinci

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013 FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013 KEMENTERIAN/LEMBAGA : BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) I. VISI II. MISI No 01 No 01 Penduduk Tumbuh

Lebih terperinci

LAKIP TA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PEMERINTAH KOTA PASURUAN P E M E R I N T A H K O T A P A S U R U A N

LAKIP TA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PEMERINTAH KOTA PASURUAN P E M E R I N T A H K O T A P A S U R U A N PEMERINTAH KOTA PASURUAN LAKIP TA. 2015 P E M E R I N T A H K O T A P A S U R U A N J l. P a n g l i m a S u d i r m a n N o. 1 1 9 A T e l p / F a x. ( 0 3 4 3 ) 4 2 4 6 1 4 P A S U R U A N BADAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi Indonesia di bidang kependudukan. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS & EVALUASI HASIL PELKON & DALLAP. (Data Bulan Mei 2014)

ANALISIS & EVALUASI HASIL PELKON & DALLAP. (Data Bulan Mei 2014) ANALISIS & EVALUASI HASIL PELKON & DALLAP (Data Bulan Mei 2014) KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2014 NO INDIKATOR SASARAN MEI ABSOLUT % 1 Jumlah Peserta KB Aktif MKJP 148.619 155.851 104,87 - IUD

Lebih terperinci

POINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013

POINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013 POINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013 1. MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA 3 aspek yaitu aspek kuantitas,

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2015

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2015 FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2015 I. UMUM 1. Nama Kementerian/Lembaga : BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) 2. Nama Unit Organisasi : Badan

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Februari 2014)

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Februari 2014) RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN (Data Bulan Februari 2014) KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2014 NO INDIKATOR SASARAN 1 Jumlah Peserta KB Aktif MKJP 148.619 - IUD 93.891 - MOW 21.130 - Implant

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan September 2014)

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan September 2014) RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN (Data Bulan September 2014) KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2014 NO INDIKATOR KKP PENC. AGUSTUS PENC. SEPTEMBER ABS % ABS % 1 Jumlah Peserta KB Aktif MKJP

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2013 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2013 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Laporan Pencapaian Pelaksanaan Program dan Anggaran sampai dengan bulan DESEMBER tahun 2012

Lebih terperinci

KEGIATAN STRATEGIS BIDANG DALDUK

KEGIATAN STRATEGIS BIDANG DALDUK KEGIATAN STRATEGIS BIDANG DALDUK Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: 1. Fasilitasi Integrasi Kebijakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota. 2. Pengembangan

Lebih terperinci

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Pembangunan dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan pada peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui klinik pemerintah

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN MEI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN MEI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN MEI 2012 Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten SASARAN DAN PERSENTASE KKP NO INDIKATOR KONTRAK KINERJA PROVINSI SASARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tahun

Lebih terperinci

TAHUN RENJA 2015 Created by Tim Penyusun

TAHUN RENJA 2015 Created by Tim Penyusun RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 BADAN KELUARGA BERENCANA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 RENJA 2015 KATA PENGANTAR Pertama-tama kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Program Keluarga Berencana (KB) Nasional yang dicanangkan sejak tahun 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian PRB (Population

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya sangat padat. Hal ini terlihat dari angka kelahiran yang terjadi di setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR,

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR, EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR, 2017 1 INDIKATOR KKP 2 INDIKATOR PROGRAM TAHUN 2017 NO INDIKATOR PROGRAM 2017 SASARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Mei 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Page 1

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Mei 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Page 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Pencapaian Program bulan April tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN IV.1. Tujuan 1. Menguatkan akses pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang merata dan berkualitas 2. Peningkatan pembinaan peserta KB

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM KKBPK KABID ADPIN

EVALUASI PROGRAM KKBPK KABID ADPIN EVALUASI PROGRAM KKBPK KABID ADPIN Ir. Nur Zikra Hayati PROVINSI ACEH JUMLAH PESERTA KB AKTIF I U D MOP MOW IMPLANT PA MKJP S/D DESEMBER 2015 88.59 35.33 62.21 193.81 107.56 S/D APRIL 2016 112.71 45.64

Lebih terperinci

Rencana Strategis BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN

Rencana Strategis BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN Rencana Strategis BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2015-2019 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL JUNI TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Dalam Undang-undang Nomor 52 Tahun

Lebih terperinci

AKSELERASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK SEMESTER II TAHUN 2016

AKSELERASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK SEMESTER II TAHUN 2016 AKSELERASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK SEMESTER II TAHUN 2016 oleh: DR. Wendy Hartanto, MA (Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN) Disampaikan pada Kegiatan Review/Telaah

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA LAKIP 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja disusun sebagai wujud pertanggungjawaban keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM S/D BULAN FEBRUARI 2012 PERWAKILAN BKKBN PROV. KALTIM SAMARINDA

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM S/D BULAN FEBRUARI 2012 PERWAKILAN BKKBN PROV. KALTIM SAMARINDA RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM S/D BULAN FEBRUARI 2012 PERWAKILAN BKKBN PROV. KALTIM SAMARINDA CAKUPAN LAPORAN REK. KAB/F/I/DAL/10 REK. KAB/F/II/KB/11 WILAYAH ADA LAPOR % KOTA/KAB. 14 12 85,71 KECAMATAN 136

Lebih terperinci

RENJA 2015 Created by Tim Penyusun

RENJA 2015 Created by Tim Penyusun RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2010-2015 BADAN KELUARGA BERENCANA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENJA 2015 Created by Tim Penyusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keluarga Berencana (KB) merupakan

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Juni 2014)

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Juni 2014) RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN (Data Bulan Juni 2014) KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2014 NO INDIKATOR SASARAN JUNI ABSOLUT % 1 Jumlah Peserta KB Aktif MKJP 148.619 156.509 105,31 - IUD

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Januari 2012 Page 1

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Januari 2012 Page 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Pencapaian Program bulan Januari tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun untuk

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN DESEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN DESEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN DESEMBER 2012 Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten SASARAN DAN PERSENTASE KKP NO INDIKATOR KONTRAK KINERJA PROVINSI SASARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun program KB dinyatakan cukup berhasil di Indonesia, namun dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan. Dari hasil penelitian diketahui

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009 RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009 Rapat Kerja Daerah Program KB Nasional (RAKERDA) Provinsi Sulawesi Barat tahun 2009 diselenggarakan tanggal 18 Maret 2009

Lebih terperinci

Grafik 1. Cakupan Laporan JANUARI 45,67 39,75 FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA

Grafik 1. Cakupan Laporan JANUARI 45,67 39,75 FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA 1 I. Pelayanan Kontrasepsi A. Cakupan Laporan Fasilitas Kesehatan KB Pada bulan Januari 2016, laporan hasil pelayanan kontrasepsi dilaporkan oleh 10 Kab/Kota. Dengan rincian Faskes KB pemerintah 60,23

Lebih terperinci

CAPAIAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KB DAN PEMBANGUNAN KELUARGA sd. BULAN MEI 2016

CAPAIAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KB DAN PEMBANGUNAN KELUARGA sd. BULAN MEI 2016 CAPAIAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KB DAN PEMBANGUNAN KELUARGA sd. BULAN MEI 2016 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN SISTEMATIKA 1 2 PREVIEW PPM SD. MEI

Lebih terperinci

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU A P R I L RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan April 2014, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan April 2014)

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan April 2014) RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN (Data Bulan April 2014) KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2014 NO INDIKATOR SASARAN APRIL ABSOLUT % 1 Jumlah Peserta KB Aktif MKJP 148.619 155.097 104,36 - IUD

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU Oleh BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI MALUKU 2013 KATA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Desember 2012 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Desember 2012 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Laporan Pencapaian Pelaksanaan Program dan Anggaran sampai dengan bulan November tahun 2012

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Desember 2014)

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Desember 2014) RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN (Data Bulan Desember 2014) KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2014 NO INDIKATOR KKP PENC. DESEMBER ABS % 1 Jumlah Peserta KB Aktif MKJP 148.619 159.937 107,62

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PROVINSI GORONTALO

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PROVINSI GORONTALO I. LATAR BELAKANG Upaya pelaksanaan Program Keluarga Berencana di daerah tidak lepas dari bantuan serta kerjasama dan dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program KKB Kota Tegal Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program KKB Kota Tegal Tahun 2015 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka menjamin tersedianya data dan informasi Program Kependudukan dan KB Nasional yang berkualitas, Sub sistem Pencatatan dan Pelaporan Program Kependudukan dan KB Nasional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Agustus 2012 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Agustus 2012 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Laporan Pencapaian Pelaksanaan Program dan Anggaran sampai dengan bulan Juli tahun 2012 telah

Lebih terperinci

MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL. Oleh : Drs. Andang Muryanta

MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL. Oleh : Drs. Andang Muryanta MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL Oleh : Drs. Andang Muryanta PENDAHULUAN Banyak negara diberbagai belahan dunia telah berkomitmen secara serius dalam menggapai target MDGs (Millenium Development

Lebih terperinci

MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA. Jakarta, 5 September 2016

MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA. Jakarta, 5 September 2016 MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA A. LATAR BELAKANG Jakarta, 5 September 2016 Penduduk merupakan asset terpenting suatu bangsa, pentingnya penduduk

Lebih terperinci

Oleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN

Oleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN Oleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jakarta, 2 Mei 2016 KEBIJAKAN DAK T.A 2017 Mendukung implementasi Nawacita: Ketiga: membangun

Lebih terperinci

PARAMETER KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

PARAMETER KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA PARAMETER KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA DR. Sudibyo Alimoeso, MA Sekretaris Utama BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL JAKARTA, 2011 MARI KITA RENUNGKAN APA YANG MENJADI TANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

PROFIL BPPKB KABUPATEN KARANGASEM

PROFIL BPPKB KABUPATEN KARANGASEM 2015 PROFIL BPPKB KABUPATEN KARANGASEM Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Karangasem PROFIL BPPKB. KABUPATEN KARANGASEM I. GAMBARAN UMUM Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Lebih terperinci

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB? Artikel Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB? Mardiya Ada hal penting yang disampaikan Kepala BKKBN Pusat Dr. Sugiri Syarief, MPA pada saat memberi sambutan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang termasuk didalamnya adalah pembangunan bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER 1 ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN FEBRUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN FEBRUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN FEBRUARI 2012 Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten SASARAN DAN PERSENTASE KKP SASARAN PENCAPAIAN (%) S.D NO INDIKATOR

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia. BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGAA

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN NOVEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN NOVEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN NOVEMBER 2013 Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten NO SASARAN DAN PERSENTASE KKP INDIKATOR KONTRAK KINERJA PROVINSI SASARAN

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN NOVEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN NOVEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN NOVEMBER 2012 Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten SASARAN DAN PERSENTASE KKP NO INDIKATOR KONTRAK KINERJA PROVINSI SASARAN

Lebih terperinci

MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN

MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2015-2019 Oleh: Drs. Mardiya Di era otonomi daerah, program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di tingkat Kabupaten/Kota memang menjadi kewenangan

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 45 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 45 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 45 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Jalan Rasuna Said No. 74 Padang Sumatera Barat Telp Fax Kode Pos : 25114

Jalan Rasuna Said No. 74 Padang Sumatera Barat Telp Fax Kode Pos : 25114 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP) BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI SUMATERA BARAT Jalan Rasuna Said No. 74 Padang Sumatera Barat Telp. 0751-7053781

Lebih terperinci

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN SISTEMATIKA 1 2 PREVIEW KKP SD. DES 2015 HASIL PENCAPAIAN PROGRAM KKBPK CAKUPAN LAPORAN 3 4 REALISASI ANGGARAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Grafik 1. Cakupan Laporan Kaltim FEBRUARI 24,86 FKB FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA PEMERINTAH. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara FEBRUARI

Grafik 1. Cakupan Laporan Kaltim FEBRUARI 24,86 FKB FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA PEMERINTAH. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara FEBRUARI 1 I. Pelayanan Kontrasepsi A. Cakupan Laporan Fasilitas Kesehatan KB Pada bulan Februari 2016, laporan hasil pelayanan kontrasepsi Prov. Kaltim dilaporkan oleh 9 Kab/Kota dan Prov. Kaltara oleh 2 Kab/Kota.

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN OKTOBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN OKTOBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN OKTOBER 2013 Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten NO SASARAN DAN PERSENTASE KKP INDIKATOR KONTRAK KINERJA PROVINSI SASARAN

Lebih terperinci

KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013

KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013 KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013 INDIKATOR KINERJA PUSAT PENC 2012 DIY 2013 1 JUMLAH SELURUH PESERTA KB AKTIF 403.410 438.788 438.788 2 JUMLAH PESERTA KB AKTIF MKJP 168.190 156.469 168.893

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN JANUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN JANUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN JANUARI 2012 Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten SASARAN DAN PERSENTASE KKP SASARAN PENCAPAIAN (%) S.D NO INDIKATOR KONTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 : keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang

Lebih terperinci