ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL PLAZA KUBRA KENDARI OLEH : Nurlyan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL PLAZA KUBRA KENDARI OLEH : Nurlyan"

Transkripsi

1 ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL PLAZA KUBRA KENDARI OLEH : Nurlyan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara ABSTRACT This study aimed to analyze the determination of the selling price of room service in the hotel plaza kubra kendari. Primary data in this study were obtained directly from the hotel plaza kubra kendari form of reports room occupancy rate and the list of operating expenses incurred during the year The method of analysis is descriptive analysis using cost plus pricing method. This study showed that the operational costs incurred plaza kubra hotel kendari greater than occupancy rates so that the expenses incurred are not comparable with the income from hotel occupancy. The results indicate that if the hotel wants to achieve the advantage of taking into account the fixed and variabel operating costs in determining the hotel room rates, by using the method of full costing and variable costing so all the operational costs can be covered so that the hotel can reach advantage. Keywords: selling price, cost plus pricing, full costing, variable costing I. PENDAHULUAN Objek pariwisata merupakan bagian sektor usaha yang dapat menguntungkan perusahaan. Negara indonesia mempunyai objek wisata yang potensial dan tersebar di seluruh nusantara. Hal ini dimungkinkan dengan melihat kondisi alam dan budaya kita yang beraneka ragam. Dunia pariwisata mempunyai manfaat selain sebagai devisa negara, juga berperan dalam lapangan kerja bagi sebagian penduduk indonesia. Pertumbuhan sektor industri pariwisata dari tahun ketahun semakin menunjukan kenaikan sehingga pendapatan semakin meningkat. Hal itu sudah tentu pula akan terkait dengan investasi dan peluang, orang dihadapkan dengan berbagai strategi, prospek yang mengakumulasi dari sektor pariwisata. Peluan dapat dioptimalkan dengan jalan menciptakan strategi yang tepat dalam menjaring konsumen sebanyak mungkin. Seperti keikut sertaan indonesia dalam berbagai kegiatan promosi pariwisata diluar negeri, mengingat saat ini hampir semua Jurnal Akuntansi (JAk) Page 74

2 negara yang memiliki potensi wisata mulai berpacu menjaring sejumlah besar wisatawan ke negaaranya. Peningkatan jumlah wisatawan, baik mancanegara maupun domestik tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang paling dominan, dalam hal ini adalah keadaan perekonomian indonesia. Akibat krisis moneter yang berkepanjangan, menyebabkan nilai tukar rupiah menurun dan dilakukan terobosan-terobosan yang inovatif seperti hotel menyebabkan wisatawan meningkat. Salah satu sektor ekonomi yang berkembang pesat dewasa ini adalah usaha jasa perhotelan. Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa sewa penginapan dan villa, makan dan minum serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Sektor ekonomi ini semakin meluas seiring dengan kemajuan zaman dan merupakan salah satu sektor yang mendukung kegiatan pariwisata, sehingga banyak diminati oleh para usahawan lain untuk membangun usaha bidang jasa perhotelan. Timbulnya kesempatan yang luas dalam arena tersebut dan sebagai akibatnya tercipta persaingan yang semakin hari semakin cepat. Permintaan jasa perhotelan dikota kendari cukup berkembang, baik wisatawan mancanegara, maupun wisatawan domestik. Serta yang datang ke daerah ini sebagai tamu khusus yang dapat menggunakan jasa perhotelan tersebut. Hal ini ditandai oleh makin besarnya arus mobilitas penduduk baik antar kota maupun antar daerah, juga berjalannya aktivitas ekonomi dan pemerintahan serta berkembangnya sektor jasa, sehingga konsekuensi dari tingginya aktivitas masyarakat perkotaan tersebut menuntut adanya fasilitas yang layak untuk digunakan oleh individu dalam menjalankan berbagai kegiatan. Keadaan ini tentunya merupakan isyarat bagi perusahaan yang bergerak dalam usaha perhotelan agar mempersiapkan perusahaannya agar lebih mantap baik secara ekstern maupun secara intern, guna menghadapi tingkat persaingan yang semakin tajam. Secara ekstern, perusahaan perhotelan dapat mempersiapkan usahanya agar lebih diminati oleh para pengguna jasa, dengan cara meningkatkan pelayanan, memperbaiki dan menata setiap ruangan dan lain-lain, sehingga pengguna jasa betah berada dihotel tersebut, dan secara intern perusahaan dapat mempersiapkan manajemen usahanya lebih mantap, guna mencapai tujuan umum perusahaan juga kelangsungan hidup perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah penentuan harga jual jasa kamar pada hotel plaza kubra kendari telah mencapai keuntungan? Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis penentuan harga jual jasa kamar pada Hotel Plaza Kubra Kendari. Jurnal Akuntansi (JAk) Page 75

3 Manfaat dari penelitian ini jika dilihat dari beberapa aspek yaitu : bagi penulis, hasil penelitian ini merupakan media pengembangan pengetahuan sekaligus media pelatihan dalam mengaplikasikan kembali teori-teori yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliahan. Bagi Hotel Plaza Kubra Kendari, Sebagai Masukkan bagi manajemen Hotel sebagai bahan pembanding terhadap kebijaksanaan dan sebagai bahan pertimbangan untuk kebijakan manajemen pada waktu yang akan datang terutama dalam kebijakan Harga Tarif jasa kamar Hotel Plaza Kubra Kendari. Terakhir sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang lebih baik. II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Akuntansi Akuntansi merupakan kumpulan konsep dan teknik yang digunakan untuk mengukur dan melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi. Informasi akuntansi sangat potensial untuk dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, seperti: manajer perusahaan, pemilik, kreditur, pemerintah, analisis keuangan dan karyawan. Manajer perusahaan membutuhkan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial dan bisnis, Investor tentunya dalam ekspektasi dan harapan terhadap hasil investasinya dalam bentuk hasil usaha dan keuntungan (deviden), kreditur berkepentingan terhadap kemampuan bayar terhadap kewajiban perusahaan dalam menyelesaikan pinjamannya, pemerintah memerlukan informasi terhadap pajak dan regulasi (peraturan), analis keuangan menggunakan akuntansi untuk dasar menyatakan opini (pendapat) terhadap investasi yang akan direkomendasikan, karyawan berharap ingin bekerja di perusahaan yang mampu untuk mendukung pengembangan karir dan penghasilan yang lebih baik. Untuk mengetahui akuntansi secara lebih mendalam sebaiknya mengerti terlebih dahulu definisi atau batasan akuntansi. Dan definisi yang lainnya adalah menurut George A. Mac Farland : Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, penggolongan, penyajian, serta penafsiran secara sistematis dari data keuangan perusahaan atau perseorangan. 2. Bidang-bidang Akuntansi Akuntansi saat ini telah berkembang sangat pesat sejalan dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Bidang-bidang akuntansi yang penting akan diuraikan seperti berikut dibawah ini: 1. Akuntansi Umum dan Keuangan (General Accounting / Financial Accounting) Jurnal Akuntansi (JAk) Page 76

4 Bidang akuntansi yang secara menyeluruh mencakup fungsi-fungsi pencatatan transaksi-transaksi serta menyusun laporan keuangan dari catatan-catatan tersebut. 2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)Merupakan bidang khusus akuntansi yang mencatat, menghitung, menganalisis, mengawasi dan melaporkan kepada manajemen persoalanpersoalan yang berhubungan dengan biaya dan produksi. Bidang akuntansi biaya tidak hanya menyangkut bagaimana mencatat biaya dan analisis biaya. 3. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting) Merupakan bidang khusus akuntansi yang dipergunakan oleh lembagalembaga pemerintah. Bidang ini berguna sebagai alat bagi pemerintah untuk menyelenggarakan pencatatan yang teratur tentang penerimaan dan pengeluaran dana. 4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting) Akuntansi Manajemen menggunakan data historis maupun data taksiran untuk membantu manajemen dalam operasional sehari-hari dan perencanaan operasional mendatang. Bidang ini mengolah kasus-kasus khusus yang dihadapi manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi. 5. Pemeriksaan Akuntan (Auditing) Merupakan bidang dalam aktivitas akuntansi yaitu pemeriksaan secara bebas atas laporan keuangan dari perusahaan. Ini merupakan bidang pekerjaan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan dan kemudian memberikan penilaiannya dan pendapatnya mengenai kelayakan dan kewajaran laporan tersebut. Unsur penting dari kelayakan dan kewajaran tersebut adalah menyangkut prinsip-prinsip akuntansi yang akan diterima umum. 6. Akuntansi Lembaga Nirlaba (non profit motive organization) Akuntansi yang mengkhususkan diri pada masalah-masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah serta organisasi nirlaba lainnya, seperti : yayasan, lembaga keagamaan, lembaga amal, lembaga pendidikan dan lembaga sosial lainnya. Unsur penting dari akuntasi ini adalah sistem akuntansi yang menjamin pihak manajemen akan adanya kecocokan dengan batasan-batasan dan persyaratan lainnya yang digariskan oleh Undang- Undang, oleh lembaga-lembaga lain, atau oleh individu-individu yang menjadi donor. 3. Penetapan harga Jurnal Akuntansi (JAk) Page 77

5 Menurut G. Chandra dalam buku Tjiptono (2006:27) mengatakan bahwa harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk ( a statement of value ). Harga adalah apa yang dibayar seseorang untuk apa yang diperolehnya dan nilainya dinyatakan dalam mata uang. Keputusan penetapan harga merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat harga umum yang berlaku untuk jasa tertentu yang bersifat relatif terhadap tingkat harga para pesaing, serta memiliki peran strategis yang krusial dalam menunjang implementasi strategi pemasaran. Menurut Tjiptono ( 2006 : 178), Secara sederhana istilah harga dapat diartikan sejumlah uang ( satuan moneter ) dan /atau aspek lain ( non moneter ) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu. Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penetapan harga merupakan keputusan kritis yang menunjang keberhasilan suatu perusahaan. 4. Pengertian Harga Jual Harga jual diartikan sebagai tarif, namun secara tegas perlu dijelaskan bahwa tarif adalah harga satuan jasa. Artinya, untuk menggunakan jasa tertentu sering digunakan satuan tarif bukan satuan harga yang ditetapkan untuk penggunaan jasa tertentu dikenal sebagai tarif. Oleh karena itu, tarif merupakan sejumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh jasa penting atau mendasarkan untuk memenuhi kebutuhan seperti tarif air, tarif angkutan, tarif kamar, tarif makanan, dan tarif kontribusi. Hansen dan Mowen (2005:633) Mendefinisikan bahwa harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.. Bagi perusahaan harga (tarif) yang tepat mendatangkan keuntungan yang diharapkan bagi perusahaan, baik untuk jangka waktu pendek maupun untuk jangka waktu panjang, sehingga perusahaan yang akan timbul dan harus ditangani oleh manajemen perusahaan dengan baik adalah bagaimana menetapkan harga satuan jasa yang tepat, yang nantinya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan kepuasan bagi konsumen atas penetapan tarif tersebut. 5. Tujuan Penentuan Harga Jual Penentuan harga jual satuan barang sering dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan yang lainnya. Bilson Simamora (2001:40) mengatakan bahwa beberapa tujuan atau sasaran dari penetapan harga yaitu membunuh pesaing meraih pangsa pasar, cuci Jurnal Akuntansi (JAk) Page 78

6 gudang dan lain-lain. suatu sasaran paling umum adalah memperoleh keuntungan. Untuk itu harus lebih tinggi dari pada biaya rata-rata, maka tinggi rendahnya harga tergantung pada pasar sasarannya, apakah untuk persaingan atau meraih segmentasi pasar yang luas dan lain-lain. Sasaran dapat selalu berubahubah kerena itu harga selalu bisa ikut berubah. Husein Umar (2001:13) mengatakan bahwa tujuan penetapan harga suatu barang adalah sebagai berikut : a. Untuk memaksimalkan laba b. Untuk meningkatkan pangsa pasar c. Untuk mencapai kepemimpinan dalam kuantitas produk d. Untuk memelihara kapasitas 6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Harga Jual Perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba tidak terlepas dari masalah penentuan harga jual. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang turut mempengaruhi harga jual harus diperhatikan. Menurut Dharmesta dan Irawan ( 2005 : ) ada 7 (tujuh) faktor yang berpengaruh dalam penentuan harga jual, yaitu : 1. Keadaan Perekonomian Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi besarnya harga jual. Pada masa inflasi misalnya : harga barang semakin meningkat terutama harga barang-barang mewah dan barang-barang yang dibuat dengan komponen dari luar negeri 2. Permintaan dan penawaran Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang rendah akan meningkatkan tingkat jumlah barang yang diminta lebih besar. Sedangkan penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. 3. Elastisitas permintaan Faktor lain yang mempengaruhi penentuan harga jual adalah sifat permintaan pasar. Sifat permintaan ini juga mempengaruhi volume penjualan. 4. Persaingan Harga jual beberapa macam sering dipengaruhi oleh keadaan yang ada. Dalam persaingan murni yang berjumlah banyak aktif menghadapi pembeli yang banyak pula. Banyak penjualan dan pembeli ini akan Jurnal Akuntansi (JAk) Page 79

7 mempersulit penjual perseorangan untuk menjual dengan harga-harga tinggi kepada yang lain. Selain persaingan murni, dapat pula terjadi keadaan persaingan lainnya, seperti persaingan tidak sempurna, oligopoli, dan monopoli. 5. Biaya. Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaiknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun non operasi akan menghasilkan keuntungan. 6. Tujuan Perusahaan Penentuan harga barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain : laba maksimum, volume penjualan tertentu, penguasaan pasar, dan kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu. 7. Pengawasan Pemerintah Pengawasan pemerintah merupakan faktor penting dalam suatu penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong usaha-usaha karena monopoli. 7. Faktor Pertimbangan dalam penetapan harga Tujuan penetapan harga jasa, Lupiyoadi (2006 : 59) perlu dijabarkan kedalam program penetapan harga jasa dengan mempertimbangkan faktorfaktor berikut : 1. Elastisitas harga permintaan Efektivitas program penetapan harga tergantung pada dampak perubahan harga terhadap permintaan, karena itu perubahan unit penjualan sebagai akibat perubahan harga perlu diketahui. Namun, perubahan harga memiliki dampak ganda terhadap penerimaan penjualan perusahaan. Yakni perubahan unit penjualan dan perubahan penerimaan per unit. jadi, manajer jangan hanya berfokus pada sensitivitas harga di pasar, namun juga mempertimbangkan dampak perubahan. 2. Faktor persaingan Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan setiap perusahaan. 3. Faktor biaya Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan faktor pokok yang menentukan batas bawah harga Jurnal Akuntansi (JAk) Page 80

8 4. Faktor lini produk Perusahaan bisa menambah lini poduknya dalam rangka memperluas served market dengan cara perluasan lini dalam bentuk perluasan vertikal (vertical extension) dan perluasan horizontal. 5. Faktor pertimbangan lain Faktor-faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam rangka merancang program penetapan harga antara lain : a. Lingkungan politik dan hukum, misalnya regulasi, perpajakan, perlindungan konsumen b. Lingkungan internasional, diantaranya lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya, sumber daya alam dan teknologi dalam konteks global. Faktor faktor yang digunakan sebagai bahan perhitungan dan pertimbangan dalam penetapan harga jasa, Sulastiyono (2006:40) yaitu : 1. Biaya produksi kamar Yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan sebuah kamar agar dapat dijual kepada konsumen atau istilah perhotelan dikenal dengan nama vacant clean. 2. Fasilitas tambahan Yaitu kelengkapan-kelengkapan tambahan diluar fasilitas kamar yang diberikan kepada tamu 3. Kebijakan dari manajemen Yaitu ketentuan-ketentuan dari manajemen yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan. 4. Pesaing Yaitu bagaimana perusahaan menyikapi para pesaing di bidang perhotelan. III. METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah penentuan harga jual jasa kamar hotel Plaza Kubra yang berlokasi di Jl. Supu Yusuf No. 19 Kendari. Jenis Dataa yaitu Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi atau penjelasan dari staf yang bersangkutan mengenai operasi dari Hotel Plaza Kubra Kendari yang berhubungan dengan pembahasan permasalahan. Dan Data kuantitatif, yaitu data yang berupa daftar harga kamar dari Hotel Plaza Kubra Kendari yang telah ditetapkan serta data lain yang bersifat kuantitatif yang berhubungan dengan permasalahan. Jurnal Akuntansi (JAk) Page 81

9 Sumber data adalah Data primer yang bersumber langsung dari Hotel Plaza Kubra Kendari dan Data sekunder yang bersumber dari buku yang berhubungan dengan pembahasan permasalahan. Metode analisis yang akan digunakan untuk membahas masalah dalam penelitian ini adalah metode analisis Deskriptif. Dengan menggunakan metode penentuan harga cost plus pricing dengan pendekatan full costing dan variabel costing. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini yaitu : a. Harga jual adalah besarnya nilai jasa yang dikeluarkan oleh Hotel Plaza Kubra Kendari dalam penghasilan utamanya yakni pelayanan dan sarana jasa kamar. b. Marku p adalah perbedaan antara biaya menyediakan produk atau jasa, dengan harga jualnya c. Biaya jasa layanan adalah pelayanan atas semua biaya yang dikeluarkan Hotel Plaza Kubra Kendari dalam proses pelayanan. d. Biaya jasa sarana adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh Hotel Plaza Kubra Kendari dalam menyediakan infrastruktur pendukung. e. Jasa Sewa kamar adalah layanan penginapan di Hotel Plaza Kubra Kendari f. Metod e penentuan harga adalah strategi perusahaan dalam menentukan harga IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penghitungan pada semua biaya operasional Hotel Plaza Kubra Kendari tahun 2014, maka selanjutnya dilakukan perhitungan harga pokok sewa kamar tiap tipe kamar, dengan menjumlahkan seluruh biaya operasional, baik biaya tetap maupun biaya variabelnya kemudian dibagi dengan hari hunian hotel selama satu tahun Jurnal Akuntansi (JAk) Page 82

10 1. Hasil Penelitian Tabel 1 Biaya operasional Hotel Plaza Kubra Kendari 2014 Biaya operasi tahun 2014 Jumlah a. Biaya gaji karyawan Rp b. Biaya listrik, air, telepon Rp c. Biaya food & beverage Rp d. Biaya rooms Rp e. Biaya perawatan Rp f. Biaya administrasi kantor Rp g. Biaya penyusutan aktiva tetap Rp h. Biaya pajak bumi dan bangunan Rp i. Biaya pajak Air bawah Tanah Rp j. Biaya solar untuk genzet Rp Total biaya operasional Rp Pada tabel I Diatas dapat terlihat jumlah biaya operasi yang dikeluarkan oleh Hotel Plaza Kubra Kendari selama tahun 2014, Yang terdiri tadi biaya tetap dan biaya variabel. Tabel 2 Hasil Analisis Tarif Sewa Kamar Per Hari Hotel Plaza Kubra Full costing method Tipe Harga Pokok Mark Up Tarif Hasil Tarif Pihak Selisih Kamar Analisis Hotel Superior Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Deluxe Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Executive Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Jurnal Akuntansi (JAk) Page 83

11 Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp ( ) Tabel 3 Hasil Analisis Tarif Sewa Kamar Per Hari Hotel Plaza Kubra Variabel costing Method Tipe Kamar Harga Pokok Mark Up Tarif Hasil Analisis Tarif Pihak Hotel Selisih Superior Rp Rp Rp Rp Rp Deluxe Rp Rp Rp Rp Rp Executive Rp Rp Rp Rp Rp Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Dari tabel II dan III di atas menunjukkan bahwa besarnya biaya operasi per unit dengan metode full costing tipe kamar Superior Rp , Deluxe Rp dan Executive Suite Rp , Sedangkan pada perhitungan dengan metode variable costing untuk tipe kamar Superior Rp , Deluxe Rp , Executive Suite Rp Pembahasan Hasil perhitungan menunjukkan selisih yang cukup signifikan, pada perhitungan dengan metode full costing yang hasilnya tarif hasil analisis dengan tarif hotel sesungguhnya terjadi selisih kurang. Tarif yang dianalisis lebih besar, daripada tarif hotel sesungguhnya. Selisih terjadi pada 3 jenis kamar yaitu superior, deluxe, dan executive suite, perbedaan yang cukup signifikan terjadi pada tipe kamar Executive Suite yang selisihnya Rp , dimana tarif yang diterapkan pihak hotel untuk jenis kamar executive suite adalah Rp sementara tarif hasil analisis adalah Rp , sedangkan selisih paling sedikit yaitu pada tipe kamar Superior yang selisihnya sebesar Rp dimana tarif yang diterapkan pihak hotel adalah Rp sementara tarif hasil analisis adalah Rp , itu berarti pihak hotel tidak dapat mencapai keuntungan sekaligus menutupi semua biaya hotel selama tahun 2014 dengan menggunakan tarif hotel yang diterapkan saat ini. Sedangkan pada perhitungan dengan metode variable costing, terdapat selisih lebih antara tarif hasil analisis dengan tarif hotel sesungguhnya. Tarif hasil analisis yang didapatkan mempunyai selisih lebih besar dari tarif hotel sesungguhnya. Selisih yang paling besar terdapat pada tipe kamar Executive Suite yang selisihnya sebesar Jurnal Akuntansi (JAk) Page 84

12 Rp , selisih paling kecil sama seperti pada perhitungan full costing yaitu pada tipe kamar Superior sebesar Rp , ini berarti walaupun dengan menggunakan metode variabel costing mendapatkan tarif hasil analisis lebih kecil dari pada tarif yang diterapkan oleh pihak hotel akan tetapi, selisih tarif tersebut tidak bisa menutup biaya operasioanal secara keseluruhan sehingga pihak hotel Tidak dapat mencapai keuntungan dengan tarif yang sekarang diterapkan, karena perhitungan ini hanya berdasarkan pada volume kegiatan hunian hotel yang dihitung dari biaya-biaya variabelnya saja. Perbedaan selisih perhitungan dengan menggunakan metode full costing dan variable costing ini terjadi karena pada perhitungan dengan menggunakan metode full costing biaya operasional tetap masih diperhitungkan sedangkan tingkat hunian hotel pada tahun 2014 tidak terlalu besar sehingga pendapatannya tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga terjadi selisih kurang yang cukup signifikan terhadap tarif yang dianalisis dengan tarif hotel sesungguhnya. Sedangkan apabila menggunakan metode variable costing didapat selisih lebih antara tarif hasil analisis dengan tarif hotel sesugguhnya karena pada perhitungan ini hanya dihitung sesuai dengan tingkat aktivitas hotel dan hanya menggunakan biaya biaya yang berpengaruh pada tingkat aktivitas hotel tersebut, sehingga tidak semua biaya masuk ke dalam perhitungan berdasarkan variable costing ini. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa apabila pihak hotel ingin mendapatkan keuntungan dan dapat menutupi semua biaya-biaya operasional hotel yaitu dengan memperhitungkan biaya operasional tetap dan variabel yaitu dengan menggunakan metode full costing hotel bisa mendapatkan harga jual untuk kamar Superior Rp , deluxe Rp ,Dan Executive suite Rp Sedangkan harga/tarif kamar yang ditawarkan oleh manajemen Hotel Plaza Kubra Kendari sekarang untuk kamar superior Rp , deluxe Rp , dan executive suite Rp Ini disebabkan karena harga/tarif kamar yang ditawarkan Hotel Plaza Kubra Kendari ditentukan dengan melihat atau mengikuti harga pasar jasa kamar yang ada di kota kendari, dengan tujuan Hotel dapat bersaing dengan hotelhotel yang berstandar sama. Walaupun penentuan tarif tersebut dihitung berdasarkan pada prinsipprinsip manajemen keuangan, akan tetapi satu hal yang perlu diperhatikan adalah faktor kompetisi yang dapat mempengaruhi perubahan harga/tarif kamar, dan yang lebih penting lagi adalah penetapan tarif harus mencukupi untuk menutupi biaya serta dapat mengembalikan modal yang diinvestasikan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, pihak manajemen hotel mempertimbangkan hal-hal seperti tingkat komoditi yang diperlukan untuk mengelola hotel, mutu jasa yang Jurnal Akuntansi (JAk) Page 85

13 diberikan baik yang berupa fasilitas maupun yang berupa pelayanan, apakah dengan harga/tarif yang ditetapkan itu mutu layanannya seimbang, kemudian jumlah dan jenis tamu yang diperkirakan memakai jasa hotel, itu perlu diketahui kalangan masyarakat yang bagaimana, serta lokasi hotel. apabila lokasi hotel letaknya bagus dan strategis maka hotel tersebut bisa memasang harga/tarif lebih tinggi dari harga/tarif kompetitornya. Faktor faktor pertimbangan diatas apabila diterapkan dalam penentuan harga/tarif maka akan tercipta harga yang tepat, menguntungkan bagi hotel sehingga dapat memberi manfaat bagi pemilik hotel, karyawan, dan pemerintah. Serta dapat memberikan fasilitas yang baik dan pelayanan yang memuaskan bagi tamu hotel. V. KESIMPULAN DAN SARAN Dan setelah dilakukan perhitungan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Ternyata hotel belum bisa mencapai keuntungan dengan tarif kamar yang sekarang digunakan. Jika, menggunakan metode full costing hasil tarif yang dianalisis melebihi dengan tarif hotel yang sesungguhnya, ini dikarenakan hotel mempunyai biaya operasional yang tinggi sedangkan tingkat hunian hotel pada tahun 2014 tidak terlalu besar sehingga pendapatan hotel tidak besar, sehingga tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Adapun saran yang dapat diberikan peneliti yaitu :Hotel sebaiknya mengevaluasi kembali biaya biaya operasional tetap maupun variabel sehingga biaya biaya yang terlalu besar agar dapatdihemat atau bahkan dapat dikurangi sehingga apabila tingkat hunian hotel sepi dan adanya kebijakan-kebijakan dari pemerintah, hotel tetap dapat mencapai keuntungan dan dapat menutupi semua biaya-biaya operasional yang dikeluarkan. DAFTAR PUSTAKA Bilson Simamora Manajemen strategi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum. Dwi Prastowo Darminto Analisis laporan keuangan Hotel. Edisi III. Yogyakarta: ANDI Damai Nasution Akuntansi biaya. Edisi II Tangerang : Badan penerbitan Universitas Terbuka Hansen Don dan Mowen, Maryanne Manajemen Accounting: Akuntansi manajemen. Terjemahan Oleh Dewi Fitri dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat Herdi S. Darmo Soewirjo Teori & akuntansi perhotelan. Edisi I. Yogyakarta: ANDI Jurnal Akuntansi (JAk) Page 86

14 Husein Umar Strategic management in action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Hesti Triyanto Penentuan harga jual kamar hotel saat low season dengan metode cost-plus pricing pendekatan variabel costing (studi kasus pada hotel puri artha Yogyakarta). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta : Program sarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Kamaruddin Ahmad Akuntansi manajemen. Dasar-dasar konsep biaya dan pengambilan keputusan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani Manajemen pemasaran jasa. Jakarta: Salemba Empat. Lukman Surjadi Akuntansi biaya. Dasar-dasar penghitungan harga. Jakarta: PT. Indeks Mulyadi Akuntansi manajemen, konsep manfaat dan rekayasa. Edisi III Yogyakarta: Salemba Empat , Akuntansi biaya. Edisi V. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN. Ni Wayan Suwithi Akomodasi perhotelan. Edisi I. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Supriyono, A.R Akuntansi biaya. Pengumpulan biaya dan penetapan harga pokok. Edisi II. Yogyakarta : BPFE. Surat Keputusan Menparpostel No. KM37/PW/340/MPPT.2000: Tentang paraturan dan penggolongan hotel. Bab I Pasal ayat (b). Surat keputusan Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif No. PM.53/HM.001/MPEK/2013: Tentang standar usaha hotel. Bab I Pasal ayat (b) Universitas Halu Oleo Panduan penulisan skripsi. Kendari : Fakultas Ekonomi, Universitas Halu Oleo Wiyasha, IBM Akuntansi Manajemen untuk Hotel dan Restoran. Edisi I. Yogyakarta : ANDI Jurnal Akuntansi (JAk) Page 87

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING (Studi kasus pada Hotel Puri Artha Yogyakarta) Nama : Hesti Triyanto Dosen Pembimbing : H. Y.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dibahas kesimpulan berdasarkan pengamatan dan pengujian yang telah dilakukan serta saran yang dihasilkan dari penelitian ini agar dapat berguna bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata favorit di Indonesia. Keragaman budaya, kekayaan potensi alam, dan keramah-tamahan masyarakatnya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di bidang pariwisata. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di bidang pariwisata. Sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perhotelan termasuk dalam industri jasa yang menawarkan jasa pelayanan kamar, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA

KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA Nurhazana Administrasi Bisnis Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis Riau nurhazana@polbeng.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS PENDEKATAN COST PLUS DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KOTA KEDIRI

ANALISIS PENDEKATAN COST PLUS DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KOTA KEDIRI Artikel Skripsi ANALISIS PENDEKATAN COST PLUS DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA

KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA Nurhazana Administrasi Bisnis Politeknik Bengkalis

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011. http://karyailmiah.polnes.ac.id ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011. Nor Fahman Tjetje (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA Vinsensia Luki Windaratri Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tujuan pariwisata dan hotel di berbagai daerah semakin bertambah

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tujuan pariwisata dan hotel di berbagai daerah semakin bertambah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah tujuan pariwisata dan hotel di berbagai daerah semakin bertambah banyak. Situasi yang sama juga tampak di kota kota besar seperti kota Medan. Hotel dan bisnis

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

PENERAPAN COST PLUS PRICING DALAM KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA JUAL UNTUK PESANAN KHUSUS PADA UD. DEWA BAKERY MANADO

PENERAPAN COST PLUS PRICING DALAM KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA JUAL UNTUK PESANAN KHUSUS PADA UD. DEWA BAKERY MANADO PENERAPAN COST PLUS PRICING DALAM KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA JUAL UNTUK PESANAN KHUSUS PADA UD. DEWA BAKERY MANADO Irvana Marina Kondoy, Ventje Ilat, Winston Pontoh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi ( S.E.) pada Program Studi Akuntansi.

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi ( S.E.) pada Program Studi Akuntansi. PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING DENGAN MENGAMBIL STUDI KASUS PADA LOTUS GARDEN AND RESTAURANT ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN METODE COST PLUS PRICING DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PT.WONOJATI WIJOYO KEDIRI

ANALISIS PERHITUNGAN METODE COST PLUS PRICING DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PT.WONOJATI WIJOYO KEDIRI ANALISIS PERHITUNGAN METODE COST PLUS PRICING DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PT.WONOJATI WIJOYO KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 175-182 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Penerapan Metode Activity Based Costing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia khususnya dalam bidang perhotelan sedang mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Tingkat hunian kamar hotel berbintang

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Penentuan Harga Pokok pissn : X Kamar Hotel Antara Full Costing Dengan pissn :

Analisis Perbandingan Penentuan Harga Pokok pissn : X Kamar Hotel Antara Full Costing Dengan pissn : ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (Studi Kasus Pada Hotel Istana Hapsari Sukoharjo) Arofah Nur Sholihah, Endang Masitoh, Siti

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK ABSTRAK Vivi Parita Sari email: vivi.paritasari@yahoo.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Situasi yang sama juga tampak di kota kota besar seperti kota Medan. Hotel

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Situasi yang sama juga tampak di kota kota besar seperti kota Medan. Hotel 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah tujuan pariwisata dan hotel di berbagai daerah semakin bertambah banyak. Situasi yang sama juga tampak di kota kota besar seperti kota Medan. Hotel dan bisnis

Lebih terperinci

PERHITUNGANTARIF SEWA GEDUNG GRAHA SEPULUH NOPEMBER ITS SURABAYA DENGAN METODE COST PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABLE COSTING

PERHITUNGANTARIF SEWA GEDUNG GRAHA SEPULUH NOPEMBER ITS SURABAYA DENGAN METODE COST PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABLE COSTING PERHITUNGANTARIF SEWA GEDUNG GRAHA SEPULUH NOPEMBER ITS SURABAYA DENGAN METODE COST PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABLE COSTING Nurul Hidayati 1, Anna Marina 2, Andrianto 3 Program Studi Akuntansi FEB Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang kaya akan objek wisata. Berbagai objek wisata yang dimiliki merupakan potensi negara yang perlu digali dan dikembangkan.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa. pengunjung lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

Bab I PENDAHULUAN. untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa. pengunjung lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. 1 Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hotel merupakan suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat, perusahaan tidak hanya bersaing

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU Novita Ariyani Dibawah bimbingan: Gusnardi dan Rina Selva Johan Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

BAB V KESIMPULAN dan SARAN 7 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan di dalam bab IV, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: Wisma Djoglo belum menghitung

Lebih terperinci

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) ANALISIS PERHITUNGAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN UNIT COST SYSTEM DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) Oleh: ALVIRA DEWI MUTIARAWATI (123403267)

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL BERDASARKAN METODE COST- PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL BERDASARKAN METODE COST- PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL BERDASARKAN METODE COST- PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING Yuli Ernie Riswandari Dosen Universitas Bunda Mulia e-mail : eriswandari@bundamulia.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL Ardyanto Wibowo H. Andre Purwanugraha Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini arus globalisasi semakin mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia, khususnya di bidang ekonomi dan sektor bisnis. Dengan adanya arus globalisasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa Negara. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai peluang

Lebih terperinci

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Desen Pembimbing: Prof. Gugus Irianto, SE., MSA., Ph.D., Ak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

Penetapan Harga Jual. Hanna Lestari, M.Eng

Penetapan Harga Jual. Hanna Lestari, M.Eng Penetapan Harga Jual Hanna Lestari, M.Eng Price is about positioning Hermawan Kartajaya Pendahuluan Harga mempunyai peranan yang penting sebagai alat bantu untuk sukses dalam strategi pemasaran. Penetapan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA JUAL UNTUK PESANAN KHUSUS DENGAN MENERAPKAN COST PLUS PRICING PADA PERUSAHAAN ROTI LEZZAT JOMBANG.

KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA JUAL UNTUK PESANAN KHUSUS DENGAN MENERAPKAN COST PLUS PRICING PADA PERUSAHAAN ROTI LEZZAT JOMBANG. KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA JUAL UNTUK PESANAN KHUSUS DENGAN MENERAPKAN COST PLUS PRICING PADA PERUSAHAAN ROTI LEZZAT JOMBANG Oleh : Agus Athori Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri Email :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri terbesar dan terpesat dalam pembangunanya di dunia. Sementara itu

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan maupun

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL LOTUS GARDEN AND RESTAURANT KEDIRI TAHUN 2015

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL LOTUS GARDEN AND RESTAURANT KEDIRI TAHUN 2015 ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL LOTUS GARDEN AND RESTAURANT KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

EVALUASI KEPUTUSAN PEMBERIAN POTONGAN TARIF SEWA KAMAR (STUDI KASUS PADA HOTEL JENTRA DAGEN YOGYAKARTA) AYU MAYLISA AGUS BUDI R.

EVALUASI KEPUTUSAN PEMBERIAN POTONGAN TARIF SEWA KAMAR (STUDI KASUS PADA HOTEL JENTRA DAGEN YOGYAKARTA) AYU MAYLISA AGUS BUDI R. EVALUASI KEPUTUSAN PEMBERIAN POTONGAN TARIF SEWA KAMAR (STUDI KASUS PADA HOTEL JENTRA DAGEN YOGYAKARTA) AYU MAYLISA AGUS BUDI R. PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADAA LOTUS GARDEN HOTEL AND RESTAURANT KEDIRI PERIODE 2014

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADAA LOTUS GARDEN HOTEL AND RESTAURANT KEDIRI PERIODE 2014 ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADAA LOTUS GARDEN HOTEL AND RESTAURANT KEDIRI PERIODE 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Terry dalam Hasibuan (2007:2), manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

Lebih terperinci

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan zaman diberbagai bidang, berdampak pada semakin kompleksnya kebutuhan akan barang dan jasa. Hal inilah yang mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup 14 BAB II PENENTUAN HARGA JUAL Keputusan penentuan harga jual sangat penting, karena selain mempengaruhi laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Menurut Mahmudi (2011, 196) menyatakan bahwa badan usaha milik negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

Lebih terperinci

SESI I AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA

SESI I AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA SESI I AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan definisi akuntansi 2. Menjelaskan kegunaan informasi akuntansi 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Penentuan tarif merupakan salah satu bagian dari tujuan akuntansi biaya yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen, oleh karena itu sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Program Studi Akuntansi OLEH :

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Program Studi Akuntansi OLEH : Artikel Skripsi ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI UPAYA MERENCANAKAN VOLUME PENJUALAN KAMAR DAN LABA PADA LOTUS GARDEN HOTEL AND RESTAURANT KEDIRI PERIODE 2013-2014 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan suatu daerah terutama dengan adanya hubungan dengan otonomi daerah khususnya di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:849) yaitu: Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata di dunia dewasa ini berkembang dengan sangat cepat dan dikatakan berada ada tingkat sekunder, artinya keberadaan pariwisata bisa di sejajarkan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belakangan ini, bisnis perhotelan mengalami perkembangan signifikan dari tahun ke tahun. Menjamurnya bisnis bidang ini, menuntut pelaku bisnis perhotelan senantiasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan. Dunia persaingan yang semakin ketat saat ini, menuntut perusahaan untuk melakukan berbagai upaya yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena

BAB I PENDAHULUAN. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia global saat ini persaingan antar badan usaha semakin meningkat. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional dan mempunyai peranan besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendukung industri pariwisata pun dibangun, seperti sarana akomodasi, dan mau mengunjungi daerah wisata yang ada di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. pendukung industri pariwisata pun dibangun, seperti sarana akomodasi, dan mau mengunjungi daerah wisata yang ada di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Industri Pariwisata merupakan sektor yang harus dikembangkan sebab merupakan salah satu kekuatan pendorong pembangunan nasional. Berbagai fasilitas pendukung industri

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi. BAB II PENENTUAN HARGA JUAL 2.1 Jasa 2.1.1 Pengertian Jasa M enurut Kotler (2000:428), jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

Bab1 PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan tentu tidak akan lepas dari faktor akuntansi

Bab1 PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan tentu tidak akan lepas dari faktor akuntansi Bab1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di dalam suatu perusahaan tentu tidak akan lepas dari faktor akuntansi manajemen, menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Manajemen Pemasaran 2.1.1 Strategi Strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya perusahaan jasa terutama yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar hotel. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia.

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI RUMAH TIPE 45 PADA PURI KENCANA BATU CERMIN SAMARINDA Emi Apriyani 1 1 Fakultas Ekonomo Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. emi@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

Bab 2. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Perilaku Biaya

Bab 2. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Perilaku Biaya Bab 1. Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen 1.1. Fungsi-fungsi manajemen 1.2. Informasi akuntansi manajemen 1.3. Pengertian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan 1.4. Perspektif historis akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa negara. Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya

Lebih terperinci

BAB II TARGET COSTING

BAB II TARGET COSTING 9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Konsep Biaya Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Manajemen 2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Supriyono (1992; 8) memberikan pengertian akuntansi manajemen sebagai berikut : Akuntansi manajemen adalah proses

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 3 Sept 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 3 Sept 2014 ISSN ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Kecap Menco Kediri) Oleh: Akhmad Naruli ABSTRAK Perusahaan Kecap Menco adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO Setiya Isna Pratiwi, Widya Susanti, Arief Rahman Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah penulis melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia Djogdja, maka penulis membuat kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akhmad Naruli (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Penentuan Harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akhmad Naruli (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Penentuan Harga BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Akhmad Naruli (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Penentuan Harga Jual Produk Dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Lebih terperinci

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing?

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing? Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing? Hendra Gunawan *, Stefania Fatma ** Politeknik Negeri Batam Business Management Department

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi di Indonesia menimbulkan pentingnya peran internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat Indonesia, baik dari kalangan

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan

Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan Pramesti Nidiyaningrum (mestiiansyahkuh@ymail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Hj. Anis Rachma Utary (anis_utary@ymail.com)

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK TARIF KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI PENDEKATAN BARU PADA HOTEL SEGORO JEPARA

PENENTUAN HARGA POKOK TARIF KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI PENDEKATAN BARU PADA HOTEL SEGORO JEPARA PENENTUAN HARGA POKOK TARIF KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI PENDEKATAN BARU PADA HOTEL SEGORO JEPARA Paramita Indraswari Dosen Pembimbing Juli Ratnawati, SE., M.Si

Lebih terperinci

: AYU ASTREA NINGSIH B.

: AYU ASTREA NINGSIH B. ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2002-2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan bisnis masa kini. Sebelum melakukan perumusan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu juga selalu mengalami perubahan yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu juga selalu mengalami perubahan yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perubahan zaman, perekonomian di Indonesia dari waktu ke waktu juga selalu mengalami perubahan yang cukup signifikan. Sejak awal Juli tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendapatan daerah yang bersumber dari pajak hotel dan restoran,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendapatan daerah yang bersumber dari pajak hotel dan restoran, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pulau Bali sebagai salah satu tujuan wisata dunia merupakan sumber devisa negara yang telah banyak memberikan sumbangan dan turut memajukan perekonomian nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi dengan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang diperhatikan oleh investor dalam menilai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang diperhatikan oleh investor dalam menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menjadi negara yang sangat potensial bagi pengusaha baik dari luar negeri maupun para pengusaha dalam negeri yang ingin membuka peluang bisnis baru

Lebih terperinci

Analisis Penentuan Harga Transfer Terhadap Kontribusi Laba Pada Pusat Pertanggungjawaban

Analisis Penentuan Harga Transfer Terhadap Kontribusi Laba Pada Pusat Pertanggungjawaban Analisis Penentuan Harga Transfer Terhadap Kontribusi Laba Pada Pusat Pertanggungjawaban Oleh: Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia mengalami perkembangan di berbagai bidang. Indonesia harus ikut berkembang agar tidak menjadi negara yang tertinggal, baik itu

Lebih terperinci

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA SWISS-BELHOTELPAPUA JAYAPURA

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA SWISS-BELHOTELPAPUA JAYAPURA ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA SWISS-BELHOTELPAPUA JAYAPURA Muthmainnah, SE., M.Si.Ak Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Abstrak Perkembangan pesat dalam bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Indonesia menyadari bahwa sektor minyak dan gas bumi tidak bisa lagi diandalkan sebagai penghasil devisa terbesar bagi perekonomian Indonesia dengan demikian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini industri pariwisata di Indonesia sedang dikembangkan oleh pemerintah sebagai salah satu penghasil devisa. Indonesia dikenal memiliki banyak tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rumusan masalah adalah sebagai berikut: Magelang adalah sebagai berikut: Tabel 5.1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rumusan masalah adalah sebagai berikut: Magelang adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Dengan analisis data yang sudah dibuat, maka kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Segmen margin ratio tiap lini produk pada Unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan mengubah strategi pemasarannya dengan meletakkan kepuasan konsumen sebagai prioritas pertama

Lebih terperinci