BAB II TINJAUAN LITERATUR. Keadaan banjir informasi atau ledakan informasi (information
|
|
- Sudirman Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 11 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengawasan Bibliografi Keadaan banjir informasi atau ledakan informasi (information explosion) mengakibatkan melimpahnya informasi dalam bentuk tercetak maupun tidak tercetak dalam berbagai bidang ilmu. Kemajuan di bidang keilmuan mendorong para akademisi menuliskan hasil penelitiannya atau laporannya atas pengamatan pada objek tertentu. Dengan demikian, mulailah muncul literaturliteratur ilmiah berupa jurnal, buku, dan media ilmiah tercetak lainnya. Keadaan tersebut berpengaruh pada institusi-institusi pengolah informasi yang disebut pusat informasi. Pusat informasi, sebuah istilah yang mewakili perpustakaan, dan pusat informasi lain, serta penerbit jasa sekunder, memainkan peran yang sangat penting dalam siklus transfer informasi. Lewat kebijakan pengadaan dan penyimpanan, perpustakaan menciptakan suatu arsip permanen berisi hasil-hasil karya berbagai dan suatu koleksi rekaman informasi yang dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkannya. Memang tidak ada perpustakaan yang mampu memiliki semua terbitan yang ada. Namun, jika itu hal yang memungkinkan, maka tidak ada satu orang pun yang mampu membaca atau memanfaatkan semua informasi tersebut, bahkan pada bidang sesempit apa pun. Untuk membantu orang mencari dan memilih informasi yang paling sesuai yang dibutuhkannya, maka diperlukan pencatatan
2 12 yang sistematis namun menyeluruh. Tak hanya itu, perpustakaan dan pusat informasi pun turut mencatat dan mengawasi informasi pada literatur-literatur melalui pengatalogan, klasifikasi, pengindeksan, dan prosedur-prosedur lain yang sejenis. Pencatatan ini yang dikenal dengan pengawasan bibliografi. Suatu pengawasan yang tidak dapat dilakukan oleh hanya satu orang. Peran penting ini dimainkan oleh badan atau organisasi yang bergerak di bidang jasa pembuatan indeks dan abstrak dan penerbit bibliografi nasional. Karena itu tiap negara perlu melakukan pencatatan baik tingkat nasional berupa Pengawasan Bibliografi Nasional. Pengawasan bibliografi ialah usaha pengembangan dan pemeliharaan suatu sistem pencatatan bagi semua bentuk bahan, baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, yang berbentuk bahan tercetak, bahan audiovisual maupun bentuk lain, yang menambah khazanah pengetahuan dan informasi. Ini merupakan terjemahan bebas dari definisi yang disebutkan Library Association pada tahun 1964, dan dikutip oleh Davinson (1981: 7): Istilah pengawasan yang dipakai di sini hanya menandai sebuah usaha untuk memastikan semua bahan pustaka dikumpulkan informasinya tanpa ada usaha dalam penyeleksian. Definisi lainnya adalah dari International Encyclopedia of Information and Library Science yaitu, pengawasan bibliografi merupakan hasil cipta, pengembangan, pengorganisasian, pengaturan, dan pemanfaatan dari cantuman-cantuman yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan bahan pustaka apa yang ada di perpustakaan atau pangkalan data, yang kemudian dapat digunakan untuk memfasilitasi pengguna dalam mengakses bahan pustaka tersebut.
3 13 Menurut Dady Rachmananta dalam makalahnya yang berjudul Bibliographic Control in Indonesia: Past, Present, and Future, pengawasan bibliografi sangat penting dalam menyediakan layanan pada masyarakat umum, yaitu dengan mendaftarkan bahan pustaka dalam tata cara penulisan sebuah bibliografi sehingga pengguna informasi dapat mengetahui keberadaan bahan pustaka tersebut. Dalam istilah sederhananya pengawasan bibliografi adalah suatu konsep pendaftaran dokumen tercetak atau dalam bentuk dari pengetahuan terekam lainnya yang menyediakan akses ke informasi yang penting. Atau dengan kata lain, ia merupakan kumpulan dari bibliografi yang kegunaannya tak berhenti sampai di situ saja. Hal ini terkait dengan era informasi, dimana informasi adalah produk utama yang bernilai sehingga menjadi aspek dasar dan fundamental pada ekonomi global. Selain itu, akses terhadap informasi merupakan prasyarat berpartisipasi dalam kancah dunia ekonomi global yang kian kompetitif. Pengawasan bibliografi tingkat nasional dibutuhkan untuk mengidentifikasi informasi terekam pada berbagai jenis bahan dan terdapat pada media apapun serta menyediakan akses ke informasi tersebut. Pengawasan ini perlu agar informasi rekam dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Kemajuan segala bidang, bidang sains dan teknologi, ilmu sosial, humaniora, maupun semua aspek kehidupan sehari-hari, sangat bergantung dari adanya sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang dikelola dengan baik sehingga dapat diakses dengan mudah dan cepat apabila diperlukan. Tujuan
4 14 pengawasan bibliografi tercapai lewat organisasi bibliografi atau organisasi informasi. Hasil dari organisasi informasi adalah berbagai sarana temu kembali informasi (information retrieval tools) atau juga disebut sarana bibliografi (bibliographic tools). Di lingkungan perpustakaan, sarana ini dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis sarana, yaitu bibliografi, indeks, dan katalog. Pada skripsi ini, pembahasan hanya dikhususkan mengenai bibliografi, maka selanjutnya sarana bibliografi lainnya tidak dibahas. 2.2 Pengawasan Bibliografi di Indonesia Pengawasan bibliografi secara nasional di Indonesia tidak terlepas dari upaya Indonesia untuk turut serta mewujudkan Universal Bibliographic Control (UBC). UBC adalah sebuah konsep pengawasan bibliografi secara internasional yang lahir pada konferensi yang diadakan pada tahun 1977 oleh IFLA (International Federation of Library Associations). UBC merupakan gagasan dari IFLA yang didukung sepenuhnya oleh UNESCO (United Nations for Educations, Scientific and Cultural Organisation) yaitu salah satu organisasi bawahan Perserikatan Bangsa Bangsa yang membidangi masalah pendidikan, keilmuan dan budaya. Tujuan dari UBC adalah terwujudnya pertukaran data bibliografi nasional antar negara yang dihimpun oleh agen bibliografi nasional di negara tersebut, dengan maksud agar tidak terjadi duplikasi pencatatan bibliografis. Agen bibliografi nasional di sini adalah badan yang ditunjuk secara resmi sebagai pusat deposit untuk terbitan yang dikeluarkan oleh negara yang
5 15 bersangkutan, biasanya adalah Perpustakaan Nasional dari negara yang bersangkutan. Pusat deposit ini bertugas mencatat setiap terbitan yang dikeluarkan di negaranya sesuai dengan standar deskripsi bibliografi internasional yang disepakati, kemudian menerbitkannya dalam bentuk bibliografi nasional yang terbit secara teratur. Dalam rangka terwujudnya pengawasan bibliografi nasional, perlu adanya Undang-undang Deposit, yaitu undang-undang yang mewajibkan setiap penerbit untuk menyerahkan satu atau lebih karya terbitannya kepada badan/lembaga yang secara resmi ditunjuk sebagai pusat deposit. 9 Di Indonesia, lembaga yang paling bertanggung jawab dalam hal pengawasan bibliografi adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). Dalam melaksanakan tugasnya, PNRI didukung Undang-undang RI No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Undangundang ini seringkali disebut sebagai Undang-undang Deposit yang berlaku di Indonesia. Melalui undang-undang tersebut setiap penerbit diwajibkan menyerahkan dua kopi dari setiap bahan (buku) yang diterbitkannya ke PNRI sebagai koleksi nasional. Pelaksanaan undang-undang tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 70/1991. Dari hasil serah simpan itulah PNRI dapat memantau dan kemudian mencatat seluruh buku atau bahan lainnya yang terbit di Indonesia. Pencatatan dilakukan dan diterbitkan dalam bentuk Bibliografi Nasional Indonesia (BNI), Katalog Dalam Terbitan (KDT), dan Daftar Karya Cetak dan Karya Rekam Indonesia. 9 Tan, Chek Neng. "The Prospect for UBC in Sotheast Asia" Libri 29 (4) 1979 yang dikutip oleh Prasetiawan, Imam Budi (2005)
6 16 Dalam hal bibliografi, pendapat Malcles yang dikutip oleh Imam Budi Prasetiawan (2005) mengatakan bahwa bibliografi nasional merupakan sumber resmi untuk statistik produksi buku dan sumber informasi untuk penelitian bagi setiap orang yang ingin mengikuti arus terbitan, baik untuk tujuan perdagangan maupun tujuan ilmiah. Meskipun negara-negara asing banyak yang melakukan pengawasan bibliografi terbitan Indonesia, masih ada badan atau lembaga dalam negeri yang melakukan pengawasan bibliografi terbitan Indonesia. Badan atau lembaga dalam negeri yang melaksanakan pengawasan bibliografi di Indonesia adalah : 1. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (sejak 1980), sedangkan sebelumnya adalah Kantor Bibliografi Nasional (sejak 1953). Pengawasan bibliografi yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional terutama adalah monograf, yaitu dengan menerbitkan Bibliografi Nasional Indonesia yang terbit tiga bulan sekali. 2. PT. Gunung Agung, melalui seksi bibliografinya telah menyelesaikan suatu bibliografi retrospektif ( ) namun tidak diterbitkan. Kemudian pada tahun 1966 kegiatan pencatatan bibliografi diserahkan pada Yayasan Idayu yang kemudian menerbitkan Berita Bibliografi setiap bulan (sejak 1955). Pencatatan yang dilakukan Yayasan Idayu menekankan bentuk monograf. 3. PDIN-LIPI ( Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang sekarang sudah berganti nama menjadi PDII-LIPI (Pusat
7 17 Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - LIPI) juga berjasa ikut melaksanakan pengawasan bibliografi terutama untuk pengawasan: Indeks Artikel Majalah Ilmiah, dengan menerbitkan Indeks Majalah Ilmiah (Index of Indonesian Learned Periodicals) pada tahun 1960, awalnya terbit setiap tahun tapi sejak tahun 1975 terbit dua tahun sekali. Laporan Penelitian, dengan menerbitkan indeks retrospektif yang terdiri dari dua jilid, yaitu : - Indeks Laporan Penelitian dan Survei Jilid I Berisi terbitan dari badan internasional mengenai Indonesia, lembaga nondepartemen dan perguruan tinggi. - Jilid II Merupakan daftar terbitan laporan penelitian dan survei yang dihasilkan oleh departemen - departemen dan badan- badan yang berada di bawah lingkungan departemen. Sejak 1978, Majalah Indeks ini terbit setahun sekali. Disertasi. dengan menerbitkan Katalog Induk Disertasi Indonesia (KIDI).Terbitan pertama entri yang berhasil dikumpulkan buah. Suplemen suplemen KIDI dari waktu ke waktu akan terus diterbitkan untuk melaporkan perkembangan baru. Sejarah perkembangan Bibliografi Nasional Indonesia 1. Masa awal
8 18 Bibliografi Nasional Indonesia (selanjutnya disebut BNI) sebagai instrumen pengawasan bibliografi terbitan Indonesia berperan sangat penting. BNI terbit pertama kali pada tahun 1953 dengan judul Berita Bulanan dan diterbitkan oleh Kantor Bibliografi Nasional. Untuk menelusuri sejarah BNI, tentu tidak lepas dari sejarah badan yang menerbitkannya. Diawali dengan suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh UNESCO Research Library and Bibliographical Development di Jakarta yang kemudian menyarankan kepada menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan ( PP & K) agar dibentuk Kantor Bibliografi Nasional. Pada tanggal 1 Januari 1953 Kantor Bibliografi Nasional (selanjutnya disingkat KBN) didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri PP dan K no /Kab tanggal 19 Desember 1952 berkedudukan di Bandung. Kemudian pada tahun 1954 KBN dimasukkan dalam Biro Perpustakaan demi efisiensi kerja dan pengelompokan kembali badan-badan yang bekerja dalam bidang yang sama di bawah lingkungan Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, dan setelah re-organisasi KBN pindah dari Bandung ke Jakarta. Sejak tahun 1963, Berita Bulanan terbit dengan judul Bibliografi Nasional Indonesia. Manfaat dari diterbitkannya BNI, terinci di dalam halaman pendahuluan dari setiap terbitan BNI, sebagai berikut 1. Mendaftarkan secara lengkap dan sistematis semua bahan pustaka yang diterbitkan di Indonesia; 2. Membantu perpustakaan-perpustakaan dalam menyeleksi bahan pustaka;
9 19 3. Membantu perpustakaan-perpustakaan dalam bidang pengolahan bahan pustaka, katalogisasi dan klasifikasi, menjamin keseragaman. 4. Memberikan informasi bibliografi guna studi dan riset. 5. Memberikan data statistik tentang dunia penerbitan di Indonesia. 6. Sebagai alat referens yang penting dalam pelayanan. 7. Sebagai sarana tukar menukar informasi bibliografi dengan luar negeri Pada tahun 1967 KBN turun statusnya dan menjadi subbagian dari Pembinaan dan Pengawasan Perpustakaan Sekolah dan Umum, Biro Perpustakaan dan Pembinaan Buku. Dengan terbentuknya Lembaga Perpustakaan pada tanggal 6 Desember 1967 dengan S.K. No. 059/1967 maka status KBN lebih sesuai dengan fungsinya. Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa sepanjang tahun , BNI telah berganti penerbit sebanyak dua kali, yaitu : BNI diterbitkan oleh Kantor Bibliografi Nasional, dengan judul Berita Bulanan BNI diterbitkan oleh Biro Perpustakaan dengan judul Bibliografi Nasional Indonesia. 2. Masa Lembaga Perpustakaan mengalami perubahan dalam struktur organisasinya pada tahun Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PP & K No. 066/1968, KBN merupakan bagian dari lembaga ini. Menurut Surat Keputusan Menteri P & K no. 079/0/th yang mengatur tentang susunan organisasi dan tata kerja Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada bab IX.
10 20 Lembaga Perpustakaan berubah nama menjadi Pusat Pembinaan Perpustakaan. Demikian halnya dengan bagian Bibliografi Nasional berubah menjadi bidang Bibliografi dan Deposit. Jadi sepanjang tahun BNI telah berganti penerbit sebanyak dua kali, yaitu : BNI diterbitkan oleh Lembaga Perpustakaan BNI diterbitkan oleh Pusat Pembinaan Perpustakaan 3. Masa sekarang Dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri No 0164/0/1980 tanggal 17 Mei 1980, Perpustakaan Nasional RI didirikan, bidang bibliografi dan deposit Pusat Pembinaan Perpustakaan diintegrasikan ke dalam wadah Perpustakaaan Nasional RI. Sejak saat itu Bibliografi Nasional Indonesia sampai sekarang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI. Dengan didirikannya Perpustakaan Nasional, Bibliografi Nasional memiliki wadahnya yang tepat dan tetap, sesuai dengan tugas, fungsi serta peranannya. Perpustakaan Nasional dengan Bibliografi Nasional Indonesianya, bukanlah satu-satunya badan yang melaksanakan pengawasan bibliografi di Indonesia. Namun ada juga sebuah yayasan swasta nasional yang bergerak di bidang pencatatan data bibliografi, yaitu Yayasan Idayu yang turut berperan serta dalam melaksanakan fungsi pengawasan bibliografi di Indonesia. Yayasan yang berkantor di Gedung Kebangkitan Nasional pada April 1974 ini juga melakukan berbagai kegiatan seperti antara lain perpustakaan, mengumpulkan koleksi buku-
11 21 buku tentang Indonesia, tokoh-tokoh terkemuka Indonesia, koleksi foto, filateli, mikrofilm dan penerbitan. 2.3 Perkembangan Buku Islam Buku Islam (Kitab) adalah istilah yang digunakan pada buku-buku yang membahas Islam, baik dari segi agama, budaya, literatur, dan sebagainya yang dimanapun itu berada. Pada dunia Islam, perkembangan penulisan dan penerbitan buku sudah dimulai sejak masa-masa awal perkembangan Islam itu sendiri. Pederson (1996: 13) mengungkapkan bahwa berdasarkan ekspedisi Neihbur ditemukan fakta bahwa sebenarnya catatan tertulis sudah ada sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW, tetapi perkembangan buku di dunia Arab sebenarnya berakar dari Islam. Perkembangan buku di dunia Islam berawal dengan penulisan Al-Qur an yang sudah dimulai sejak zaman Rasulullah (Hakim, 2006: 152), meskipun masih dalam bentuk lembaran atau catatan-catatan lepas (Sunanto, 2003: 23). Selanjutnya kodifikasi Al-Qur an dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar ( H). Utsman bin Affan ( H), dan dalam sepanjang sejarah Islam selanjutnya pengajaran Al-Qur an secara lisan tetap dilaksanakan tetapi tetap dibarengi dengan upaya penulisannya. Berdasarkan kenyataan inilah maka Pederson (1996: 31) berpendapat bahwa literatur dan kesusasteraan Arab dimulai dengan lembaran-lembaran suci tersebut. Perkembangan ilmu fiqh pada tahap berikutnya menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan buku di dunia Islam. Selain itu, dikembangkan pula ilmu-ilmu lain seperti nahwu (tata bahasa Arab), yang dasar-dasarnya dibangun
12 22 oleh Ali bin Abi Thalib dan kemudian disempurnakan oleh Abu Al-Aswad Ad- Duali (Sunanto, 2003: 30). Peradaban Islam mencapai puncak keemasan pada zaman Dinasti Abbasiyah (750 M). Kekhalifahan menaruh perhatian sangat besar pada pengembangan Islam. Puncak periode ini sekitar 500 disiplin ilmu pengetahuan menarik perhatian umat Islam. Selanjutnya, terjadilah upaya-upaya menerjemahkan dan menyerap pengetahuan dari peradaban lain, seperti Peradaban Mesir, Babilonia, Yunani, India, Cina, dan Persia. Dalam waktu singkat, bukubuku dalam bahasa-bahasa yang berkembang pada peradaban-peradaban di atas diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Prioritas penerjemahan pada waktu itu ditekankan pada subjek-subjek yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan praktis, seperti pengobatan, matematika, dan astronomi yang diperlukan dalam praktek keagamaan. Setelah menerjemahkan, dimulailah proses selanjutnya yaitu menyaring, menganalisis, serta akhirnya menerima atau menolak pengetahuan tersebut. Hal ini dilakukan agar perkembangan pengetahuan selalu sejalan dalam koridor Islam. Dengan kegiatan penerjemahan ini maka dalam kurun dua abad, harta karun klasik yaitu berbagai literatur yang lengkap telah tersedia dalam bahasa Arab, meliputi pengetahuan Yunani dan sumbangan Helenistik. Pada gilirannya literatur-literatur tersebut mampu memenuhi kebutuhan intelektual bagi peradaban baru, sehingga Islam berhasil mencapai kemajuan yang luar biasa dalam bidang intelektual, seni, dan ilmu pengetahuan pada masa antara tahun 800 hingga 1600 M. Bahkan pada abad ke-12 peradaban Islam telah sangat maju melampaui kemajuan Eropa, hal ini ditandai dengan didirikannya beberapa
13 23 universitas besar dan beberapa kota seperti Damaskus, Kordoba, Bagdad, dan Kairo dijadikan pusat budaya dan perdagangan (Turner, 2004: 38 dan 41). Pada saat inilah buku merupakan media utama dalam menyampaikan gagasan para ilmuwan Islam. Pada mulanya buku dibuat dari kertas perkamen dan lontar yaitu pada abad ke-8 M. Kemudian, umat Islam mendapatkan seni membuat kertas melalui bangsa Cina dan memproduksinya (Pollard: 1993). Menjelang akhir abad ke-9 kertas telah menjadi media standar yang bermanfaat untuk komunikasi tertulis bahkan untuk pembungkus barang-barang belanjaan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan produksi kertas memunculkan profesi baru dalam khazanah Islam. Profesi tersebut dinamakan warraq. Warraq adalah penyalin naskah atau buku. Mereka menyalin naskah dengan cepat dan akurat. Industri penerbitan buku dipelopori oleh warraq. Mereka bekerja dalam sebuah sistem kerja sama yang saling menguntungkan antara para penulis dengan pihak penerbit. Seorang penulis yang ingin menerbitkan bukunya akan menghubungi satu atau dua orang warraq. Buku terebut akan dipublikasikan di masjid atau sebuah toko buku terkemuka tempat penulisnya mendiktekan bukunya pada hari dan waktu yang telah ditentukan. Pembacaan itu akan membutuhkan waktu selama berbulan-bulan. Selama itu, warraq yang telah ditunjuk akan selalu hadir. Pada saat buku tersebut selesai, naskah dalam tulisan tangan diserahkan kepada sang penulis untuk diperiksa dan diperbaiki. Buku tersebut bisa beredar di masyarakat hanya bila telah mendapat izin final dari pengarangnya, dan bebas disalin dari naskah aslinya. Pengarang, menurut perjanjiannya dengan warraq, akan menerima royalti. Industri penerbitan yang mendominasi wilayah
14 24 kekhalifahan Muslim, mulai abad ke-8 sampai dengan abad ke-15. Hingga pada puncaknya, dalam setahun terbit puluhan ribu buku (Sardar, 2001: 78-83). Dari uraian di atas jelas bahwa kegiatan tulis menulis dan penerbitan buku memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah Islam, bahkan menurut Pederson (1996: 57) selain di dunia Islam jarang ada suatu kebudayaan dimana kegiatan tulis-menulis memiliki peran yang sangat penting. Menurut Pederson (1996: 34) pada waktu itu kegiatan pencatatan atas literatur-literatur yang berkembang juga telah mulai dilakukan, misalnya upaya yang dilakukan Ibnu Nadim. Pada tahun 987 H beliau telah mengadakan penelitian seputar literaturliteratur tersebut dan menghasilkan sebuah karya yang berjudul Fihrist (indeks). Hal tersebut merupakan upaya untuk melestarikan kekayaan intelektual yang telah dicapai umat Islam. Penerbit, sebagaimana definisinya tercantum pada Harrods Librarian s Glossary and Reference Book, adalah orang, firma atau badan korporasi yang bertanggung jawab dalam menempatkan buku di pasaran, hal inilah yang membedakannya dengan percetakan. Penerbit dan percetakan mengkin mempunyai persamaan arti, Namur dalam perbukuan modern biasanya tidak. Firma yang menangani penerbitan Kadang-kadang disebut sebagai publishing house atau publishing firm. Dalam pengertian yang sederhana, seperti yang tecantum pada Oxford Advanced Learner s Dictionary of Current English (1995: 937), penerbit adalah seseorang atau perusahaan yang menerbitkan buku, surat kabar, majalah, dan lain
15 25 sebagainya, maka siapapun atau organisasi manapun sepanjang ia menerbitkan suatu penerbitan maka layak disebut sebagai penerbit bagaimanapun kondisinya. Pada The New Book of Knowledge (1997: 523), usaha penerbitan adalah bisnis yang menyediakan kata-kata tercetak bagi masyarakat dalam bentuk buku, majalah, maupun surat kabar yang merupakan tiga bentuk dasar penerbitan, dan bisnis penerbitan ini melibatkan ribuan orang baik sebagai penulis, editor, dan lain sebagainya, Penerbit berbeda dengan percetakan, meskipun terkadang terjadi dimana penerbit adalah juga percetakan, tetapi dalam dunia buku modern tidaklah selalu demikian. Menurut jenisnya ada beberapa macam penerbit seperti yang diuraikan dalam The New Book of Knowledge (1997: 523), di antaranya adalah: a) trade book publishing, yang biasanya menrbitkan buku-buku fiksi, biografi, sejarah, puisi, buku anak-anak, dll., b) textbook publishing, yang biasanya menerbitkan buku-buku pelajaran yang diperlukan bagi sekolah-sekolah, dan bekerjasama dengan para ahli pendidikan guna menetapkan standar buku mereka c) scientific and technical publishing, biasanya menyediakan informasi tentang berbagai perkembangan baru dalam bidang ilmiah dan teknik serta secara umum dibantu oleh seseorang dengan latar belakang ilmiah dan teknik, d) university press, yaitu publishing house yang berada dalam naungan universitas, biasanya menerbitkan karya akademik, buku teks untuk universitas, dan memperdagangkan buku-buku yang dirasa memiliki nilai khusus.
16 Perkembangan Penerbitan Buku Islam di Indonesia Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Tak hanya itu, bahkan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Data Departemen Agama 10 menyebutkan bahwa pada tahun 2005, jumlah umat Islam Indonesia mencapai juta jiwa. Sedangkan pada sebuah website yang menunjukkan total populasi muslim seluruh dunia menunjukkan bahwa pada tahun 2006 penduduk muslim Indonesia berjumlah (dalam ribuan) juta jiwa. Jumlah inilah menunjukkan Indonesia memiliki penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, yaitu bila dibandingkan dengan negara lain berpenduduk mayoritas muslim seperti Pakistan ( , dalam ribuan, juta jiwa), India ( , dalam ribuan, juta jiwa), serta Bangladesh ( , dalam ribuan, juta jiwa). 11 Di Indonesia sejak kemerdekaan hingga kini jumlah penerbit telah cukup banyak. Sebagian penerbit tersebut bergelut dalam penerbitan buku-buku umum, dan sebagian lain berkonsentrasi pada jenis penerbitan tersebut seperti buku-buku teks sekolah, ensiklopedi, atau buku-buku keagamaan saja, misalnya buku-buku Islam. Penerbitan Islam adalah pencetakan dan peredaran buku-buku oleh kaum muslim yang bertemakan Islam. Penerbitan Islam berkembang pada Abad Pertengahan hingga akhir abad kesembilanbelas. Dari permulaan yang sederhana, penerbitan Islam tumbuh dan kemudian membanjiri dunia penerbitan di Timur 10 bersumber Badan Pusat Statistik 2005, tanggal akses 13 Juli tanggal akses 13 Juli 2008
17 27 Tengah. Pencetakan dan peredaran buku-buku ini sendiri merupakan salah satu jenis usaha yang terlambat perkembangannya di dunia Islam. Salah satu alasannya adalah keberatan para penguasa dan ulama terhadap hal ini. Ibrahim Muteferrika, seorang pelopor usaha percetakan dan penerbitan buku di Timur Tengah, menghabiskan waktu lebih dari satu dekade untuk meyakinkan penguasa Dinasti Utsmani dan para ulama bahwa usaha ini bukanlah sesuatu yang membahayakan bagi kebudayaan dan peradaban Islam. Ibrahim menegaskan bahwa Dinasti Usmani dan kaum muslim pada umumnya akan memperoleh banyak manfaat dengan adanya usaha percetakan dan penerbitan buku-buku mengenai keislaman ini. Dalam pembelaannya terhadap usaha pencetakan dan peredaran buku-buku Islam, Ibrahim Muteferrika menyatakan bahwa kaum Muslim lebih unggul dibanding kaum Nasrani dan Yahudi dalam memelihara kitab suci, tetapi tidak dalam hal pemeliharaan buku-buku. Banyak buku karangan ilmuan muslim yang musnah akibat invasi bangsa Mongol dan terusirnya kaum muslim dari Spanyol. Ia juga menekankan manfaatnya bagi kaum muslim: harga buku lebih murah dan buku lebih cepat tersebar, sehingga lebih banyak dibaca dan dipelajari oleh kaum muslim.(esposito, 2001: ) Kondisi penerbitan di Indonesia banyak diwarnai oleh penerbitan yang bernuansa keagamaan terutama agama Islam. Berdasarkan data yang diperoleh dari IKAPI diketahui bahwa hingga tahun 2008 jumlah anggota IKAPI adalah 691 penerbit. Dari jumlah tersebut 137 penerbit di antaranya adalah penerbit yang terbitan utamanya adalah buku-buku keagamaan. Penerbit buku agama (umum) berjumlah 36 penerbit, penerbit buku agama Islam berjumlah 86, penerbit buku
18 28 agama Kristen/Katolik berjumlah 11, dan penerbit buku agama Hindu/Budha berjumlah 4 penerbit. Geliat perkembangan buku-buku Islam di Indonesia dalam dua puluh lima tahun terakhir dapat dilihat dari uraian historis di bawah ini: A. Penerbitan Buku Islam Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Maka wajar saja apabila kegiatan perbukuan di Indonesia banyak diwarnai oleh penerbitan bernuansa ke-islaman. Di Indonesia penerbitan buku-buku Islam sebenarnya telah tumbuh dan berkembang sejak lama. Pada tahun 1949 misalnya telah lahir Penerbit Al-Ma arif dengan terbitan utama Al- Qur an. Kemudian pada tahun 1951 Abdul Manaf Zamzami yang lebih dikenal sebagai Amelz mendirikan penerbit Bulan Bintang, dengan buku pertama berjudul Islam dan Sosialisme karya HOS. Cokroaminoto. Selanjutnya Bulan Bintang banyak menerbitkan buku-buku terjemahan dan karya-karya tokoh Islam nasional seperti Hasbi As-Shiddieqy, A. Hasjmy, Hamka, Syafruddin Prawiranegara, dll. Dalam perjalanannya, Bulan Bintang menjadi penerbit Islam paling penting pada periode 1960-an hingga 1970-an. B. Penerbitan Buku Islam Indonesia Pada akhir tahun 70-an dan awal tahun 80-an kita dapat menyaksikan suatu gelombang baru pergerakan dinamis pemuda Islam di Indonesia. 12 Hal ini dapat terlihat pada kalangan mahasiswa muslim Indonesia terutama di Jakarta. Masjid-masjid di dalam maupun di sekitar kampus semarak oleh kegiatan 12 Putut Widjanarko dalam makalahnya yang berjudul Ushering in A New Generation: Islamic Book Publishing and the Islamic Public Sphere in Indonesia yang kemudian dipublikasikan pada buku Kebangkitan Generasi Baru: Penerbitan Buku Islam dan Masyarakat Islam Indonesia dalam 20 tahun Madzhab Mizan
19 29 keislaman seperti Masjid Salman (ITB), Arief Rahman Hakim (UI), Al-Ghifari (IPB), dan Jama ah Shalahudin (UGM). Aktivitas keislaman yang mereka lakukan tidak hanya sebatas ritual seperti sholat dan membaca Al-Qur an. Lebih dari itu mereka juga mengembangkan aktivitas sosial dan dan intelektual, mahasiswamahasiswa muslim ini banyak mempelajari Islam dengan cara berbeda dengan para pendahulunya. Mereka banyak mengkaji berbagai jenis buku pemikiran Islam dari negara-negara Islam lain seperti Mesir, Iran, Arab Saudi, dan negara lainnya. Pada era ini, H.A. Malik Fadjar 13 mengatakan bahwa kampus dan kelompok terpelajar Muslim sudah banyak berkenalan dengan pemiliran Maududi, Maryam Jameelah, Hasan Al Banna, Shariati, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan mengakses ilmu dari pemikir-pemikir Islam tersebut sangatlah sulit dilakukan bila tidak ada usaha penerjemahan terhadap karya-karya mereka. Maka pada saat inilah muncul beberapa penerbit buku Islam. Penerbitpenerbit ini menawarkan karya-karya terjemahan buku-buku pemikiran Islam dari berbagai tokoh di dunia Islam. Karena para pemikir tersebut memiliki metodologi serta visi keilmuan yang beranekaragam, maka muncullah dinamika intelektual yang positif di kalangan pemuda Islam Indonesia. Selanjutnya, hadirnya penerbitpenerbit buku Islam ini berperan sebagai stimulus pergerakan pemuda Islam Indonesia. Serta buku-buku Islam yang telah diterbitkan menjadi bahan rujukan kaum intelektual muda Islam saat itu hingga kini. 13 H.A. Malik Fadjar dalam esainya yang berjudul Buku Agama dan Pengaruh Sosialnya
20 30 Azyumardi Azra memaparkan gejala yang tampak jelas terjadinya pertumbuhan literatur Islam justru di awal 1980-an. Rektor Universitas Islam Negeri Jakarta ini memaparkan bahwa perkembangan yang terjadi tidak lepas dari pengaruh revolusi Iran tahun 1979 yang menimbulkan perhatian dan minat masyarakat terhadap Syiah dan cendekiawan Syiah, seperti Ali Syariati dan Syekh Syaid Nasir. Dari minat kepada kedua cendekia tersebut selanjutnya merambah kepada para pemikir Islam yang lainnya. Sementara kegairahan tengah berlangsung, di saat yang bersamaan kegairahan terhadap suasana keislaman pun tengah tumbuh subur di negeri ini. Suasana inilah yang mendorong lahirnya penerbit-penerbit buku Islam. Di antara sekian banyak penerbit Islam yang ada di Indonesia, empat di antaranya lahir dari nuansa keislaman di kampus-kampus yaitu Pustaka Salman (1980), Shalahudin Press (1983), Mizan (1983), dan Gema Insani Press (1986). Dari keempat penerbit tersebut yang kemudian berkembang menjadi besar hingga sekarang adalah Mizan dan Gema Insani Press. Bahkan kedua penerbit ini hingga kini merupakan dua penerbit Islam terbesar di Indonesia. Sementara Shalahuddin Press yang diprakarsai oleh para mahasiswa UGM yang sangat aktif dan dinamis, telah berhenti menerbitkan buku pada tahun diperkirakan akibat masalah manajerial 7. Selain itu, Pustaka Salman yang telah menerjemahkan berbagai karya penting Fazlur Rahman (tokoh neomodernis Islam asal Pakistan), dan karya Edward Said seperti Orientalisme, kondisinya telah merosot sejak tahun 1990-an. 7 Widjanarko, 2000, 23
21 31 Buku-buku seperti pemikiran dan politik Islam, ekonomi Islam, seni dan budaya Islam, filsafat Islam, dan sebagainya sudah banyak terbit dan beredar di masyarakat. Mizan adalah satu contoh dari penerbit yang memiliki ciri khas dalam penerbitan mengenai pemikiran-pemikiran dalam Islam tersebut. Di samping itu, juga terjadi kemajuan dalam hal penyajian informasinya maupun artistiknya. Beberapa penulis yang muncul pada tahun-tahun tersebut di antaranya adalah Amien Rais, Nurcholish Madjid, A.M. Saefuddin, Jalaluddin Rakhmat, Kuntowijoyo, Harun Nasution, M. Dawam Raharjo, M. Quraish Shihab, dan lainlain. (Maryam, 2006: 59-71). C. Penerbitan Buku Islam Indonesia Tradisi keilmuan Islam ini terus bergulir seiring dengan perjalanan waktu. Penerbitan buku Islam terus mengalami peningkatan pada tahun 1990-an. Bahkan makin marak pada awal tahun Penerbitan buku Islam di Indonesia telah berkembang baik dari sisi kuantitas dan kualitas isi dari pengetahuan sesuai konteks tersebut sejak tahun Buku terjemahan dalam konteks Islam seperti Marx tentang agama, karya Karen Amstrong mengenai Allah SWT dan Rasul- Nya, Muhammad SAW, buku-buku tentang sufisme dan lainnya melaju sesuai dengan publikasi dari pengembangan originalitas buku-buku Islam seperti Negara Tuhan: A thematic Encyclopedia oleh A.Maftuh Abegebriel, Sufism in Java: The role of the pesantren in the maintenance of Sufis in Java oleh Zulkifli. Judul-judul buku tersebut mengekspresikan isi pada tiap karya yang mencoba meraih pengembangan pengetahuan Islam seperti Sufisme atau Tassawuf. Bidang ilmu
22 32 dalam Islam ini pernah dilarang untuk diperbincangkan di depan publik sebelum tahun 1998 sampai pada pergantian rezim kekuasaan pemerintahan (Lawanda, 2006). Keadaan ini amat berbeda dibandingkan pada jaman Orde Baru, ketika para pemikir dan aktivis Islam terpaksa diam-diam menerbitkan buku mereka. Dalam ulasan tentang perbukuan Islam di Indonesia, Peeters (1998) menyatakan, yang dikutip Pendit (2007), bahwa sejak 1980-an sebenarnya sudah ada upaya dari para intelektual yang baru pulang dari belajar di Timur Tengah untuk menerjemahkan karya-karya penulis Islam bagi kepentingan dakwah. Penerbit Ishlahy yang didirikan oleh Abdi Sumaithi (kini dikenal dengan sebutan Abu Ridho), seorang aktivis dakwah Islam, menerbitkan karya-karya Hasan Al Banna, Musthafa Masyhur, dan Sa id Hawwa. Karya Sayyid Quthb, Ma alim fit Thariq diterjemahkan sebagai Petunjuk Jalan oleh Rahman Zainuddin dan diterbitkan oleh Media Dakwah. Banyak dari buku ini kemudian masuk ke kampus dan menjadi buku bacaan inti dari para pendakwah yang berbasis di kampus. Ketika pemerintahan Orde Baru menganggap gerakan-gerakan dakwah ini mengganggu ketertiban, penerbitan buku-buku Islam sempat terganggu dan oplah mereka pun terbatasi. Ketika Orde Baru tumbang, penerbit-penerbit buku Islam bermunculan kembali. Salah satu yang sukses dan bertahan sejak dulu adalah Penerbit Mizan dari Bandung. Analisa mengenai perbukuan Islam Indonesia yang terkait dengan kondisi politik, sosial budaya dan ekonomi dengan dapat dilihat dari hal-hal di bawah ini:
23 33 Pertama, Era Reformasi juga menyentuh bidang informasi yang terlihat pada konteks kekuasaan penyelenggara negara. Pemerintahan pasca reformasi di Indonesia didominasi oleh para alim ulama (Kyai/Mullah), cendikiawan Muslim dan kelompok penganut demokrasi. Tampuk kekuasaan demikian mengubah pendekatan pemerintah dalam mendidik masyarakatnya. Dengan demikian, tingkat pendidikan semakin maju dan masyarakat semakin sadar kebutuhannya akan ilmu di era informasi kini. Tak hanya itu, situasi ini dapat ditunjukkan dengan adanya kebebasan dalam pengembangan serta akses ke sumber pengetahuan Islam. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya terbitan yang terkait dengan ataupun mengenai Islam telah diterbitkan sejak Era Reformasi dan pada saat itulah menjadi masa berkembangnya penerbitan buku Islam. Kedua, masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam semakin meningkat dalam hal kesadaran beragama. Masyarakat Muslim Indonesia mulai menunjukkan minat mereka untuk membaca buku-buku agama. Hal ini dikarenakan orang Indonesia ingin menemukan akar budayanya, yaitu Islam. Sejak dulu mereka beragama Islam tetapi belum sempat mendalaminya. 14 Bukan saja buku-buku agama yang memuat petunjuk dan ajaran agama, tetapi segala macam buku yang berkaitan dengan Islam pun mulai mendapat tempat di pasaran. Kebebasan dalam menerbitkan buku dengan segala jenis isi ini ikut dipromosikan pula oleh majalah-majalah khusus Islam yang dapat mengalahkan kepopuleran majalah umum. Contohnya adalah majalah Sabili sebuah majalah yang diterbitkan pada tahun 1989 tetapi diberangus di masa Orde Baru, namun pada tahun Prof. DR. Komaruddin Hidayat dalam wawancara yang dimuat dalam Dialog Jumat (tabloid Republika), 17 Maret 2006
24 bisa mencapai oplah menyaingi majalah Tempo atau majalah populer Gadis. (Damanik: 2002) Ketiga, penerjemahan buku-buku Islam menjadi kegiatan yang semarak dan digemari hasilnya oleh pembaca. Buku-buku Islam terjemahan menjadi populer dikarenakan pada masa Orde Baru masyarakat tidak dapat leluasa menuruti selera intelektualnya. Atas dasar itu, banyak penerbit memanfaatkan kesempatan ini menerbitkan buku-buku terjemahan. Hal ini dimaksudkan tidak hanya sebagai lahan bisnis yang menguntungkan, buku juga dianggap sebagai jembatan untuk mengetahui informasi atau perkembangan Islam di negara-negara lain. Buku-buku terjemahan yang dipasarkan di Indonesia sebagian besar berasal dari negeri-negeri Arab juga dari akademisi atau orientalis Barat. Tak hanya itu, ternyata buku-buku terjemahan juga menyemai lahirnya buku-buku Islam yang ditulis asli dalam bahasa Indonesia oleh para akademisi dan penulis di Indonesia. Kemudian pada akhirnya buku Islam menjadi media atas kebebasan belajar ilmuilmu Islam baik dalam format buku tercetak maupun format elektronik yang dikenal dengan sebutan electronic book atau e-book. (Lawanda: 2006) 2.4 Buku Islam pada Bibliografi Nasional Indonesia Terbitan yang didaftar ke dalam Bibliografi Nasional Indonesia adalah buku, laporan penelitian, buku teks, bacaan anak-anak, terbitan pemerintah (pusat maupun daerah), risalah konferensi, terbitan berkala, dan peta, yang tidak dimasukkan adalah komik, poster, majalah hiburan dan karya lain yang tidak atau kurang memiliki nilai informasi atau sejarah. Semua publikasi tersebut diperoleh
25 35 dari hasil Undang Undang RI No. 4 tahun 1990, program hadiah, pembelian, dan tukar-menukar. BNI mencatat cantuman informasi buku-buku yang terbit di Indonesia dan didaftarkan oleh penerbitnya dari seluruh subjek. Subjek-subjek buku tersebut didasarkan pada sistem klasifikasi yang digunakan ialah Dewey Decimal Classification, edisi ke 21. Selain itu, dipakai juga Perluasan dan Penyesuaian Notasi untuk beberapa bagian dalam Dewey Decimal Classification yang khusus berkaitan dengan Indonesia. 15 Penambahan jumlah penerbit Islam tentu berbanding lurus dengan pertambahan produksi buku-buku Islam, baik buku-buku terjemahan maupun karya-karya asli penulis Indonesia. Kemunculan buku-buku Islam tersebut semakin memperkaya khazanah intelektual muslim khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Khazanah tersebut seharusnya terekam dan terkontrol secara baik melalui pengawasan bibliografi. Dengan demikian, BNI juga meliputi pencatatan atau pengawasan bibliografi buku-buku Islam yang terbit di Indonesia. Hal ini dikarenakan bukubuku Islam adalah produk budaya masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. 15 Jakarta : Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1982
BAB I PENDAHULUAN. Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul The Third Wave
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul The Third Wave menyebutkan bahwa ada tiga era di dalam dunia ini, pertama era pertanian, kedua era industri dan terakhir
Lebih terperinciPERKEMBANGAN BUKU ISLAM PADA BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA ( ) Skripsi Diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora
PERKEMBANGAN BUKU ISLAM PADA BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA (2000-2005) Skripsi Diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora Oleh CERIA ISRA NINGTYAS NPM. 0704130105 Program Studi
Lebih terperinciPERANAN BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA DAN BERITA BIBLIOGRAFI DALAM PENGAWASAN BIBLIOGRAFI RUJUKAN DI INDONESIA
PERANAN BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA DAN BERITA BIBLIOGRAFI DALAM PENGAWASAN BIBLIOGRAFI RUJUKAN DI INDONESIA Oleh : Imam B. Prasetiawan ** email: imambudi@gmail.com Pengawasan bibliografi di Indonesia
Lebih terperinciMODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI
MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI KB 1. PENGERTIAN TERBITAN BERSERI * Terbitan Berseri berisi tulisan atau informasi orisinil dan biasanya belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun dan
Lebih terperinciANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE
ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE 2009-2010 Rochani Nani Rahayu 1 dan Tupan 2 1 Pustakawan Madya PDII-LIPI 2 Pustakawan Madya PDII-LIPI *Korespondensi: nanipdii@yahoo.com ABSTRACT This study
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Katalog Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan ketersediaan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Untuk itu, perpustakaan memerlukan suatu
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN
Lebih terperinciSEJARAH ISLAM AHMADIN
SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang : a. Bahwa karya cetak
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang : a. Bahwa karya cetak
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu unsur pendukung akademik penting yang tidak dapat terlepas dari kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan,
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PENERBITAN DAN SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 91, 1991 (KEHAKIMAN. PENERANGAN. Kebudayaan. Warga Negara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dampak dari maraknya ledakan informasi adalah semakin banyaknya terbitan yang dihasilkan dari segala bidang ilmu. Lonjakan berbagai terbitan ini dikelola menjadi
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG
KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA
Lebih terperinciPENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM
PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM Tulisan ini disusun sebagai tugas pengembangan deskripsi statistik penelusuran terbitan berkala pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menulis dan mencatat peristiwa-peristiwa yang dianggap penting (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya peradaban
Lebih terperinciDisusun Oleh : Mulyati
Disusun Oleh : Mulyati Kegiatan pengolahan bahan pustaka dapat dibagi menjadi tiga kelompok 1. Pra-Katalog Merupakan awal dari kegiatan pengolahan bahan pustaka. Pra-katalog ini meliputi pengadaaan bahan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN
Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 32 PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN Oleh Surya Mansjur Sulastuti Sophia Akhmad Syaikhu Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012
KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa mempelajari berbagai hal serta mengembangkan diri. Buku yang menuntun kita menjelajah berbagai
Lebih terperinciBAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN
BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Institut Sains dan Teknologi
Lebih terperinci2017, No diatur secara komprehensif sehingga perlu pengaturan perbukuan; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, h
No.102, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Perbukuan. Sistem. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6053) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH
Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 26 PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Oleh: Sulastuti Sophia Pusat Perpustakaan dan PenyebaranTeknologi Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN BOGOR 2002
Lebih terperinciKEBUDAYAAN DALAM ISLAM
A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks
Lebih terperinciPerpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah
SNP 008:2013 Final Draft Standar Nasional Perpustakaan Perpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah Perpustakaan Nasional RI Tahun 2013 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciOleh. Soekirno. Tantangan Budaya Baca dan Perbukuan Nasional. Tantangan Budaya Baca dan Perbukuan Nasional
Tantangan Budaya Baca dan Perbukuan Nasional Oleh Soekirno Hari ini (14 September) adalah Hari Kunjung Perpustakaan. Dunia mencatat peradaban maupun budaya bisa maju pesat, sebagai dampak positif buku
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUKU-BUKU ISLAM PADA CV. GEMA INSANI PRESS. Oleh DEDI SULAIMAN RAMBE H
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUKU-BUKU ISLAM PADA CV. GEMA INSANI PRESS Oleh DEDI SULAIMAN RAMBE H24103005 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK Dedi
Lebih terperinciF LS L A S F A A F T A T ISL S A L M
FILSAFAT ISLAM Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; Website: http://almasdi.unri.ac.id Sumber Ilmu: AL 'ALAQ (1-5) 1. Bacalah dengan (menyebut)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan
Lebih terperinciKAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI
KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI Oleh: Magritha Tular email: magrithatular@yahoo.com Abstrak Perpustakaan
Lebih terperinciPERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI
PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Perpustakaan perguruan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1141, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Karya Cetak. Karya Rekam. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.49/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang :
Lebih terperinciWALIKOTA TIDORE KEPULAUAN
WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN PERATURAN DAERAH KOTA TIDORE KEPULAUAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia dibangun dari berbagai kebudayaan dan berbagai etnis, yang berbeda kualitas dan kuantitasnya. Setiap etnis (kebudayaan-kebudayaan lokal seperti kebudayaan
Lebih terperinciKolom Edisi 040, Desember P r o j e c t ISLAM BAGHDAD. i t a i g k a a n. Luthfi Assyaukanie
l Edisi 040, Desember 2011 P r o j e c t ISLAM BAGHDAD i t a i g k a a n D Luthfi Assyaukanie Edisi 040, Desember 2011 1 Edisi 040, Desember 2011 Islam Baghdad Kekhalifahan Abbasiyah adalah model era keemasan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2005
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DI WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA-REKAM PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-undang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INTERNATIONAL STANDARD BOOK NUMBER
PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INTERNATIONAL STANDARD BOOK NUMBER DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH
PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK
Lebih terperinciPELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI
PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Makalah ini disampaikan pada Diklat calon tenaga pustakawan Pesantren Mahasiswa Al-Hikam II Depok Tanggal 21 April 2009 OLEH : SETIAWAN, S.Sos (Pustakawan Pertama) UPT PERPUSTAKAAN
Lebih terperinci1. Sebagai pihak penyelenggara, bisakah dijelaskan visi dan misi konferensi IC-THuSI ini?
1. Sebagai pihak penyelenggara, bisakah dijelaskan visi dan misi konferensi IC-THuSI ini? Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada anda dan rekan-rekan semuanya. Berdasarkan Kitab Suci Al Qur
Lebih terperinciPerpustakaan perguruan tinggi
Standar Nasional Indonesia Perpustakaan perguruan tinggi ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 3
Lebih terperinciETIKA. Membangun Masyarakat Islam Modern. Informatika. Dr. Rais Hidayat.
ETIKA Membangun Masyarakat Islam Modern Dr. Rais Hidayat Informatika www.mercubuana.ac.id Islam dan Demokrasi Memahami tradisi islam dalam demokrasi Menjelaskan pelaksanaan praktek demokrasi di madinah
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciEMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN
EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling
Lebih terperinciPERATUTAN ORGANISASI MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : Kep- /MUI/ /2015. T e n t a n g PEDOMAN PENATAAN PERPUSTAKAAN MAJELIS ULAMA INDONESIA
PERATUTAN ORGANISASI MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : Kep- /MUI/ /2015 T e n t a n g PEDOMAN PENATAAN PERPUSTAKAAN MAJELIS ULAMA INDONESIA A. PENDAHULUAN Perpustakaan merupakan kebutuhan primer dalam khasanah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengolahan Bahan Pustaka Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai
Lebih terperinciPERAN TAMAN BUDAYA DALAM PENGEMBANGAN LITERASI SENI DAN BUDAYA KREATIF BERBASIS NILAI-NILAI LUHUR DALAM NASKAH NUSANTARA
PERAN TAMAN BUDAYA DALAM PENGEMBANGAN LITERASI SENI DAN BUDAYA KREATIF BERBASIS NILAI-NILAI LUHUR DALAM NASKAH NUSANTARA Oleh Drs. Djoko Nugroho Witjaksono, MA Kepala Taman Budaya Jawa Tengah disampaikan
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran: Sejarah Kebudayaan Islam Kelas : VII (tujuh) Ganjil Kompetensi Inti : (K1) (K2) (K3) (K4) : Menghargai
Lebih terperinciBerikut adalah pengertian dokumen dari beberapa sumber, antara lain : 1. Kamus Umum Bahasa Indonesia, menyebutkan :
SISTEM DOKUMENTASI Materi Presentasi 1 2 3 4 5 6 Pengertian Dokumen Pengertian Dokumentasi Perbedaan Dokumen & Dokumentasi Jenis-jenis Dokumen Ruang Lingkup Dokumen Kegunaan, Peranan & Kegiatan Dokumentasi
Lebih terperinciSumber Ajaran Islam. Informatika. DR. Rais Hidayat.
Sumber Ajaran Islam DR. Rais Hidayat Informatika www.mercubuana.ac.id Kompetensi Menjelaskan sumber-sumber ajaran Islam. Menguraikan Al-Qur an, As-Sunnah dan ijtihad sebagai sumber ajaran Islam. Memahami
Lebih terperinciPanduan Akses Pangkalan Data dan Jurnal Elektronik. Nur Cahyati Wahyuni Maryatun
Panduan Akses Pangkalan Data dan Jurnal Elektronik Klaster Sosio-Humaniora Nur Cahyati Wahyuni Maryatun 2016 Garis Besar Materi Pengantar Perkenalan Jurnal/Pangkalan Data Umum Perkenalan Jurnal/Pangkalan
Lebih terperinciINFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA
INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA Kamariah Tambunan 1 kamariah_t@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this study is to find out information of economic science in Indonesian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan data langsung yang
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan data langsung yang tertera pada Bibliografi Nasional Indonesia (selanjutnya disebut BNI) yaitu pada bagian
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN
Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 34 PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN BOGOR 2005 Seri Pengembangan
Lebih terperinciBUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN BLORA DENGAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 62 2015 SERI : E IKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM BELAJAR SEPANJANG HAYAT MELALUI BUDAYA BACA, MENULIS DAN BELAJAR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu dalam seninya, akan menyadari bahwa bukan seniman yang mencapai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman sekarang sangat sedikit seniman yang mengaitkan antara seni dengan agama. Padahal jika disadari, seniman yang sampai pada kesempurnaan tertentu dalam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP KESIMPULAN
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Penelitian ini mengambil latar belakang akan adanya keinginan sebagian masyarakat untuk hidup dalam tatanan sistem pemerintahan yang baik dan dapat mengatasi sejumlah persoalan
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,
1 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBuku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB
Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB Kantor Hak Kekayaan Intelektual Institut Pertanian Bogor (Kantor HKI-IPB) Gedung Rektorat IPB Lantai 5 Kampus IPB Darmaga,
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2015
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciGAMBARAN PROSES PEMBENTUKAN DAN PENDIRIAN PERPUSTAKAAN NASIONAL INDONESIA * Soekarman Kartosedono **
GAMBARAN PROSES PEMBENTUKAN DAN PENDIRIAN PERPUSTAKAAN NASIONAL INDONESIA * Soekarman Kartosedono ** 1. Latar Belakang. Kebijakan eksploitatif pemerintah penjajah bangsa asing (Belanda) terhadap bangsa
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PERPUSTAKAAN
Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Perpustakaan Instansi
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah
Lebih terperinciEtos Hijrah. Oleh Nurcholish Madjid
c Prestasi, bukan Prestise d Etos Hijrah Oleh Nurcholish Madjid Pelajaran pertama yang bisa dipetik dari keputusan Umar menjadikan Hijrah Rasul sebagai permulaan perhitungan kalender Islam ialah suatu
Lebih terperinciDASAR-DASAR DOKUMENTASI by Yuni Nurjanah
DASAR-DASAR DOKUMENTASI by Yuni Nurjanah Page 1 Arti dan Sejarah Istilah Dokumentasi B. Dampak Teknologi Komputer terhadap Pengertian Dokument Dokumen, Akses, dan Pemanfaatan Informasi A. Dokumen sebagai
Lebih terperinciPELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd
PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd Disajikan pada Pendidikan pada Pendidikan dan Pelatihan Pelatihan Perpustakaan para guru se-kota Mojokerto Tanggal 5-7 Januari 2012 Pendahuluan
Lebih terperinciDASAR-DASAR DOKUMENTASI by Yuni Nurjanah. Page 1
DASAR-DASAR DOKUMENTASI by Yuni Nurjanah Page 1 Arti dan Sejarah Istilah Dokumentasi A. Pengertian Dokumen dari Berbagai Sumber B. Dampak Teknologi Komputer terhadap Pengertian Dokument C. Hubungan Perpustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Divisi Public Relations (PR) diperlukan untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Public Relations di Indonesia dewasa ini sangat signifikan. Semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan peran dan fungsi Public Relations karena mereka
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang
Lebih terperinciKemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M
Abad ke-13 Kemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M Tentara Mamluk Sultan Baybar/Baybarus Kekalahan Hulaghukan(Mongol)
Lebih terperinciMEMBERDAYAKAN GURU DALAM MENULIS AKADEMIK (Academic Writing)
MEMBERDAYAKAN GURU DALAM MENULIS AKADEMIK (Academic Writing) Oleh: Khaerudin Kurniawan Salah satu visi ilmiah guru adalah menuangkan gagasan dan pemikirannya ke dalam bentuk tulisan ilmiah. Karya tulis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menurut F.Rahayuningsih dalam bukunya pengelolaan perpustakaan (2007 : 12) menyatakan bahwa, kegiatan-kegiatan pokok perpustakaan sebagai berikut : 1. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,
Lebih terperinciJurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1 PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
OPINI PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Ratnaningsih Pustakawan Muda pada Perpustakaan IPB, email: ratna.andini@gmail.com Abstrak Pengadaan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank umum menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional ataupun berdasarkan prinsip syariah yang
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO
STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO Oleh: Anthonius M. Golung e-mail: tonygolung@yahoo.com Abstract Target of this research is to know student
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,
Lebih terperinciBismillahi rahmani rahiim,
Pidato Utama Seminar IDB: Mencetak Sumber Daya Manusia yang Kompetitif bagi Pemberdayaan Ekonomi Dr. Hendar (Deputi Gubernur, Bank Indonesia) Jakarta, 13 Mei 2016 Bismillahi rahmani rahiim, Yang saya hormati:
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : perpustakaan, undang-undang, pengembangan koleksi PENDAHULUAN
Menyelaraskan Fungsi Perpustakaan dengan Peraturan Perundangan dalam Pengembangan Koleksi Oleh : Eni Kustanti S.Pi, Staff Bidang Akuisisi Perpustakaan Nasional RI ABSTRAK Perpustakaan merupakan institusi
Lebih terperinciTEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi
TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI. Nanik Arkiyah
PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI Nanik Arkiyah A. PENGANTAR Sistem temu kembali informasi di perpustakaan merupakan unsur yang sangat penting. Tanpa sistem temu kembali,
Lebih terperinciBudi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional
Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional Kasus perburuan Osama merupakan contoh kesekian kalinya yang menunjukkan bahwa hukum internasional merupakan aturan yang sangat multiinterpretasi. Kesepakatan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa upaya untuk mewujudkan kesejahteraan
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,
1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald (1981:5) Sistem
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald (1981:5) Sistem adalah suatu jaringan kerja
Lebih terperinci