TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman lada hitam termasuk dalam regnum Plantae, divisio Spermatophyta,
|
|
- Suharto Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Lada Hitam (Piper nigrum L.) Tanaman lada hitam termasuk dalam regnum Plantae, divisio Spermatophyta, classis Dicotyledonae, ordo Piperales, familia Piperaceae, genus Piper, species Piper nigrum L. (Gambar 1) (Tjitrosoepomo, 2004) Gambar 1. Tanaman lada hitam (Piper nigrum L.) (Parthasarathy et al., 2008) Tjitrosoepomo (2004) mendeskripsikan batang pokok tanaman lada berkayu, beruas-ruas dan tumbuh merambat dengan menggunakan akar pelekat pada tiang panjat atau menjalar di atas permukaan tanah. Rismunandar (2007) menjelaskan bahwa dari buku batang pokok dengan akar pelekat akan membentuk cabang lateral. Percabangan inilah yang dapat berbunga dan berbuah. Akar tanah tanaman lada merupakan akar tunggang. Namun, saat ini
2 9 akar tunggang tidak banyak ditemukan pada tanaman lada karena pembiakannya dilakukan melalui stek. Dengan demikian, hanya ada akar lateral saja yang mirip dengan akar serabut. Daun tanaman lada merupakan daun tunggal, berseling dan tersebar (Tjitrosoepomo, 2004). Daun berbentuk bulat telur sampai memanjang dengan ujung meruncing (Rismunandar, 2007). Bunga berbentuk malai agak menggelantung dan tumbuhnya berhadapan dengan daun. Bunga lada dapat berupa uniseksual ataupun biseksual. Buah lada berbentuk bulat, tidak bertangkai, berdaging, dan berbiji tunggal. Saat masih muda, kulit buah berwarna hijau dan menjadi merah ketika masak. Lada tergolong tanaman yang memanjat, sehingga memerlukan pohon inang atau tonggak (Rismunandar, 2007). Tanaman lada berasal dari India. Tanaman ini juga tumbuh liar di pegunungan Assam dan Burma Utara. Lada dibawa ke Jawa antara tahun 100 SM dan 600 SM oleh para pendatang Hindu. Pada tahun 1929, produksi lada berpusat di Lampung dan Bangka. Selain Lampung dan Bangka, produksi lada di Indonesia diperoleh dari daerah Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, dan Jawa Barat (Wahid, 1996). Terdapat dua macam lada berdasarkan proses pengolahannya, yaitu lada hitam dan lada putih (Gambar 2). Lada hitam diperoleh dari buah yang masih hijau, diperam, kemudian dijemur sampai kering. Oleh karena itu, diperoleh buah lada yang keriput dan berwarna kehitam-hitaman. Lada putih diperoleh dari buah yang hampir masak, direndam, dan dikupas kulitnya, kemudian dijemur hingga berwarna putih (Rismunandar, 2007).
3 10 Gambar 2. Lada hitam dan lada putih (Ahmad, 2012) B. Kandungan dan Manfaat Lada Hitam (Piper nigrum L.) Kadam et al. (2013) menyatakan bahwa buah lada hitam mengandung minyak volatil, alkaloid, tannin, fenolik, flavonoid, karbohidrat, dan protein. Lada hitam dijuluki dengan King of Spices karena aroma dan flavor yang menyengat yang berasal dari komposisi minyak volatil (Epstein et al., 1993), sedangkan kepedasannya ditentukan oleh alkaloid yang tidak mudah menguap, salah satunya piperin (Lee et al., 1984). Buah lada hitam mengandung bahan aktif seperti amida fenolat, asam fenolat, dan flavonoid yang bersifat antioksidan (anti-radikal bebas) sangat kuat (Meghwal dan Goswami, 2012). Antioksidan adalah senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas dengan cara memberikan elektron atau atom H kepada radikal bebas. Senyawa antioksidan tidak menjadi radikal baru karena mempunyai struktur molekul yang stabil (Halliwell dan Gutteridge, 1999). Tidak hanya senyawa antioksidan, piperin yang terkandung dalam buah lada hitam juga banyak berperan dalam aplikasi klinis. Kegunaan kandungan lada hitam dapat dilihat pada tabael Tabel 1 berikut ini.
4 11 Tabel 1. Farmakologi dan aplikasi klinis lada hitam (Piper nigrum L.) (Meghwal dan Goswami, 2012) Application Responsible Components Problem Addressed Analgesic Antipyretic Rubefacient Inhibits lipopolysaccharide induced inflammatory responses Intermittent fever, colic, dysentery, worms and piles Cures cold cough, dyspnoea, diseases of the throat Improves appetite Increases digestive power Antimicrobial activity A protective impact upon key liver enzymes Antioxidant Mutagenic and carcinogenic properties Spice, culinary applications Preservatives Cosmetic industry Insecticides Phenolic amides, phenolic acids, and flavonoids Fruits and peppercorn Fruits and leaves Peppercorn Peppercorn Improves breathing, reduce cough Proper liver functioning Prevent DNA and cells damage, control oxidative stress Cancer Improves food quality Prevent food spoilage Improve beauty Natural insecticide Beberapa zat aktif dari buah lada hitam adalah sebagai berikut: 1. Piperin Buah lada hitam mengandung 5-9% alkaloid yang sebagian besar terdiri dari piperin (Epstein et al., 1993). Gambar 3. Struktur kimia piperin (Epstein, 1993)
5 12 Piperin (Gambar 3) digunakan untuk keperluan farmakologi (Tabel 1), diantaranya seperti analgesik, antipiretik, anti-inflamasi serta memperlancar proses pencernaan (Meghwal dan Goswami, 2012). Piperin telah dilaporkan dapat meningkatkan level gonadotropin dalam serum dengan cara menghambat feedback negatif ke pituitari anterior pada tikus jantan. Namun, penggunaan piperin dengan dosis tinggi dan jangka panjang dapat merusak tubulus seminiferus, memperkecil ukuran diameter nukleus sel-sel Leydig (Malini et al., 1999) serta menurunkan jumlah dan motilitas sperma dalam epididimis pada tikus jantan (D Cruz dan Mathur, 2005). 2. Amida Fenolat Amida fenolat adalah senyawa yang terdiri dari cincin fenolik dan gugus karbonil (C=O) yang berikatan dengan atom Nitrogen (N) (Gambar 4). Menurut Meghwal dan Goswami (2012), amida fenolat yang terkandung dalam buah lada hitam memiliki fungsi sebagai antioksidan (Tabel 1). Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Nakatani et al. (1986) menunjukkan bahwa semua amida fenolat yang terkandung dalam buah lada hitam memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan. Gambar 4. Struktur kimia amida fenolat (Nakatani et al., 1986)
6 13 3. Asam Fenolat Asam fenolat adalah senyawa yang terdiri dari cincin fenolik dan gugus asam karboksilat (COOH) dengan struktur kimia C6-C1 (Gambar 5). Menurut Meghwal dan Goswami (2012) asam fenolat yang terkandung dalam buah lada hitam memiliki fungsi sebagai antioksidan (Tabel 1). 4. Flavonoid Gambar 5. Struktur kimia asam fenolat (Vermerris dan Nicholson, 2006) Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6 (gambar 6). Aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada buah lada hitam telah dipublikasikan (Tabel 1) (Meghwal dan Goswami, 2012). Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Widowati et al. (2005) menunjukkan bahwa flavonoid memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Gambar 6. Struktur kimia flavonoid (Pieta, 2000)
7 14 C. Biologi Mencit (Mus musculus L.) Mencit termasuk dalam regnum Animalia, phylum Chordata, classis Mammalia, ordo Rodentia, familia Muridae, genus Mus dan species Mus musculus L. (Arrington, 1972). Bellows (2005) menerangkan bahwa ciri-ciri umum mencit (Gambar 7), yaitu memiliki hidung yang runcing, badan berambut, ukuran badan kecil 6-10 cm, panjang ekor 7-11 cm sama atau lebih panjang sedikit dari panjang badan dan tidak berambut, telinga tegak dan besar dengan ukuran kurang lebih 15 mm. Mencit mudah dipelihara dalam jumlah banyak, cepat berbiak, variasi genetik cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan baik (Malole dan Pramono, 1989). Gambar 7. Mencit (Mus musculus L.) albino (Bellows, 2005) Menurut Malole dan Pramono (1989), mencit digunakan dalam berbagai penelitian dan diagnosis dalam bidang obat-obatan dan kosmetik seperti penelitian tentang penuaan, virologi, anemia, kegemukan, kekerdilan, diabetes melitus, penyakit ginjal, dan tingkah laku (behaviour).
8 15 Berikut ini beberapa sifat biologis mencit yang disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Sifat biologis mencit (Mus musculus L.) (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988) Kriteria (satuan) Keterangan Lama hidup (tahun) 1-4 Bobot badan dewasa: Jantan (g) Betina (g) Umur dewasa (hari) 35 Umur sapih (hari) 21 Umur jantan dan betina dikawinkan (minggu) 8 Siklus estrus / birahi (hari) 4-5 Lama estrus (jam) Perkawinan pada saat estrus Fertilisasi (hari) 2 Lama bunting (hari) Jumlah anak (ekor) 4-15 Bobot lahir (g) 0,5-1,5 Bobot sapih (g) Suhu rektal ( o C) (rata rata 37,4) Aktivitas nokturnal (malam) Kecepatan tumbuh (g/hari) 1 Seekor mencit dewasa dapat mengkonsumsi makanan 3-5 g setiap hari. Mencit bunting atau menyusui memerlukan makanan yang lebih banyak. Makanan yang sering digunakan adalah makanan ayam dengan kandungan protein 20-25%, lemak 5%, pati 45-50%, serat kasar 5%, abu 4-5% (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Malole dan Pramono (1989) menyatakan bahwa mencit membutuhkan makanan berkadar protein diatas 14%. Kebutuhan protein dalam pakan di Indonesia dapat dipenuhi dari makanan ayam petelur (17% protein) dan seekor mencit dewasa membutuhkan 15 g makanan dan 15 ml air per 100 g bobot badan per hari.
9 16 D. Radikal Bebas Menurut Soematmaji (1998), radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia, baik berupa atom atau molekul yang mengandung elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya. Radikal bebas merupakan zat antara yang berusia pendek, sangat reaktif, dan berenergi tinggi, sehingga memiliki kecenderungan menarik elekton dari molekul lain dan memicu reaksi berantai. Fungsi radikal bebas di dalam tubuh, yaitu membunuh virus dan bakteri intraseluler. Jika tubuh kelebihan radikal bebas (stres oksidatif), maka dapat mengganggu integritas sel karena terjadi pengambilan elektron dari atom komponen-komponen sel, baik komponen struktural (molekul penyusun sel), maupun komponen fungsional (enzim, DNA) (Arivazhagan et al., 2000). 1. Jenis-Jenis Radikal Bebas Menurut Proctor dan Reynolds (1984) berbagai jenis radikal bebas terdiri dari ROS dan RNS. ROS (Reactive Oxygen Species) adalah kelompok oksigen reaktif. ROS yang bersifat radikal bebas, yaitu radikal anion superoksida (O - 2 ), radikal hidroksil ( OH), radikal peroksil (ROO ), dan radikal alkoksil (RO ). ROS yang bersifat nonradikal, tetapi dapat merangsang oksidasi atau terbentuknya radikal bebas, yaitu asam hipoklorus (HOCl), ozon (O 3 ), singlet oksigen ( 1 O 2 ), dan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ). RNS (Reactive Nitrogen Species) adalah kelompok nitrogen reaktif mencakup radikal nitrogen oksida (NO ), nitrogen dioksida (NO 2 ), dan nitrit peroksida (ONOO ). Kelompok radikal lain menurut Araujo et al. (1998), yaitu radikal bebas yang mengandung hidrogen (H ), sulfur (RS ), dan karbon (CCR 3 ).
10 17 2. Sumber Radikal Bebas Radikal bebas berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Radikal bebas merupakan produk samping metabolisme normal tubuh (endogen), seperti metabolisme sel, olahraga berlebihan, dan peradangan. Di dalam sel hidup, radikal bebas terbentuk pada membran plasma, mitokondria, peroksisom, retikulum endoplasmik, dan sitosol melalui reaksi-reaksi enzimatis yang normal berlangsung selama metabolisme (Halliwell dan Gutteridge, 1999). Radikal bebas dapat terbentuk akibat proses auto-oksidasi dari molekulmolekul intraseluler ketika tubuh terpapar polusi lingkungan (eksogen), seperti asap rokok, asap kendaraan, bahan pencemar, toksin, pestisida, radiasi matahari, radiasi ultra violet, dan peningkatan konsumsi makanan yang mengandung asam lemak jenuh (Halliwell dan Gutteridge, 1999). 3. Target Kerusakan Oleh Radikal Bebas Terdapat tiga macam target kerusakan oleh radikal bebas, yaitu DNA, protein, dan lipid. Pada DNA yang terserang radikal bebas terjadi pemutusan cincin deoksiribosa menyebabkan kerusakan basa, sehingga terjadi mutasi, kesalahan translasi, dan pengubahan aktivitas enzim (Allen dan Tressini, 2000). Pada protein yang terserang radikal bebas dapat terjadi agregasi, crosslinking, dan fragmentasi menyebabkan pengubahan transpor ion dan pengubahan aktivitas enzim. Radikal bebas dapat menyebabkan lipid kehilangan ketidakjenuhan dan membentuk metabolit reaktif, sehingga mengubah fluiditas, permeabilitas membran serta mengganggu kerja enzim yang terikat membran (Droge, 2002)
11 18 4. Teori Penuaan Akibat Radikal Bebas Terdapat banyak teori yang dikemukakan tentang proses menua, salah satu diantaranya adalah teori radikal bebas (Braverman, 2007). Ketika sebuah molekul donor kehilangan elektronnya (diambil oleh radikal bebas), maka molekul tersebut menjadi tidak stabil, sehingga berubah menjadi radikal bebas yang baru. Radikal bebas yang baru tersebut juga memiliki reaktivitas yang sama, sehingga terjadilah reaksi oksidasi berantai. Jika jumlah radikal bebas di dalam tubuh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah antioksidan, maka reaksi oksidasi berantai menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional sel. Apabila kerusakan sel tidak diimbangi dengan regenerasi sel, maka munculah tanda-tanda penuaan. Peristiwa inilah yang semakin sering terjadi pada sel-sel tubuh seiring dengan bertambahnya usia dan karenanya disebut sebagai proses penuaan (Ames et al. 1993). Proses penuaan terjadi pada semua sel di dalam tubuh, termasuk sel yang menyusun sistem organ reproduksi. Proses penuaan sistem organ reproduksi pada manusia dan hewan-hewan mamalia dapat diidentifikasi dari berbagai parameter, salah satunya dari penurunan progresif fungsi sistem reproduksi. Pada mencit (Mus musculus L.) jantan penurunan fungsi reproduksi dapat dilihat dari perubahan histologis testis dan organ aksesorisnya serta perubahan kadar hormon yang diproduksinya. Perubahan progresif histologis organ reproduksi pada mencit jantan mulai muncul pada umur 6 bulan (Takano dan Abe, 1987).
12 19 E. Hormon Reproduksi dan Libido pada Hewan Jantan Reproduksi adalah suatu fungsi tubuh yang sangat penting bagi kelanjutan keturunan suatu jenis. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah hewan mencapai masa pubertas dan diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon-hormon yang disekresikan (Toelihere, 1981). Sistem pengaturan libido pada hewan jantan terdiri dari dua macam, yaitu sistem hormon dan sistem saraf. Sistem hormon yang terlibat adalah aksis hipotalamus-pituitari anterior-testis. Aksis ini memiliki peranan dalam mengatur kadar hormon testosteron dalam serum (Campbell et al., 2004). Testosteron merupakan hormon androgen utama yang dibentuk oleh sel Leydig pada testis (Molina, 2004). Hormon testosteron bertanggung jawab dalam manifestasi libido dan perkembangan sifat-sifat kelamin sekunder (Toelihere, 1981). Sintesis hormon testosteron dikontrol oleh gonadotropin, diantaranya FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) dari kelenjar pituitari anterior (Campbell et al., 2004). Pada sistem saraf yang terutama terlibat adalah sistem limbik di otak. Sistem limbik akan bekerja jika terjadi input sensoris dari Vomeronasal Organ (VNO) yang menerima stimulus berupa feromon yang dilepaskan oleh betina estrus. Sistem saraf ini memiliki peranan dalam pelepasan dopamin ke beberapa area integratif, sehingga timbul libido dan output motorik berupa perilaku seksual seperti percumbuan dan penunggangan (Hull et al., 2004).
13 20 Perilaku adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Pada banyak perilaku seksual vertebrata jantan terjadi akibat stimulus dari luar, seperti panjangnya hari, bau feromon yang dilepaskan betina, penglihatan aksi pelamaran dari pihak betina, dan sebagainya. Stimulus-stimulus tersebut diproses oleh sistem saraf. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respons dan efektorlah yang melaksanakan aksi. Perilaku seksual juga dapat terjadi akibat stimulus dari dalam. Stimulus ini berupa hormon-hormon tertentu yang mengatur seksualitas dan agresifitas (Kimball, 1994). Setiap spesies menunjukkan pola percumbuan yang berbeda. Pada beberapa hewan, pejantan mencoba memisahkan seekor betina yang estrus dari betinabetina yang lain dan mengusir pejantan-pejantan muda atau yang lebih rendah tingkat sosialnya dari betina tersebut atau memamerkan kejantanannya dengan menggesekkan hidungnya ke daerah genital hewan betina atau mengeluarkan suara-suara yang khas (Toelihere, 1981). Penunggangan terjadi pada saat pejantan mencoba menaiki seekor betina yang estrus beberapa kali, penis berereksi secara partial dan keluar dari preputium. Selama aktivitas tersebut jantan mengeluarkan tetesan cairan pelengkap dari kelenjar cowper. Pejantan meletakkan dagunya pada bagian belakang betina dan hewan betina memberi respons dengan berdiri atau memberi tekanan punggung. Pejantan tersebut kemudian naik, memfikser kaki depannya pada pinggul betina, mendekap erat-erat dan mengadakan dorongan-dorongan pelvis ritmik ke depan (Toelihere, 1981).
I. PENDAHULUAN. disfungsi ereksi, dan ejakulasi dini. Pada tahun 2025, diduga terdapat 322 juta
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fungsi seksual merupakan hal serius bagi kebanyakan pria. Beberapa masalah fungsi seksual yang dialami pria, antara lain libido yang rendah, disfungsi ereksi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring bertambahnya usia, daya fungsi makhluk hidup akan menurun secara progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada beberapa faktor yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya satu tahun berhubungan seksual, sedikitnya empat kali seminggu tanpa kontrasepsi (Straight,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran atau polusi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki yang meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Pencemaran banyak mengarah kepada pembuangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rempah di dunia. Salah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rempah di dunia. Salah satu komoditas rempah penting yang dihasilkan di Indonesia yaitu lada hitam. Lada hitam dikenal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (2003), klasifikasi lada hitam adalah sebagai berikut:
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lada Hitam (Piper nigrum L.) 1. Klasifikasi Tanaman Lada Hitam Menurut Rukmana (2003), klasifikasi lada hitam adalah sebagai berikut: Gambar 1. Lada Hitam (Piper nigrum L.) Regnum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latihan fisik secara teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan termasuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, dan penyakit diabetes (Senturk
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Kacang betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah konsumen rokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia setelah Cina dan India. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan pola hidup serta terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan pada persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan ancaman besar bagi kesehatan di dunia (Emmons, 1999). Merokok memberikan implikasi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat, menyebabkan kebutuhan akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani berkualitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab penuaan dini adalah merokok. Dimana asap rokok mengandung komponen yang menyebabkan radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah banyak akan menimbulkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia, sebanyak 31,4% orang dewasa di Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok oleh seseorang individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di dalam tubuh dan terlibat hampir pada semua proses biologis mahluk hidup. Senyawa radikal bebas mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lada (Piper nigrum L) atau yang sering disebut merica adalah salah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lada (Piper nigrum L) atau yang sering disebut merica adalah salah satu komoditas rempah-rempah primadona. Lada banyak mengandung vitamin A, vitamin E dan vitamin
Lebih terperinciGambar 1. Mencit Putih (M. musculus)
TINJAUAN PUSTAKA Mencit (Mus musculus) Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia hasil domestikasi dari mencit liar yang paling umum digunakan sebagai hewan percobaan pada laboratorium, yaitu sekitar
Lebih terperinciPEMBAHASAN Pengaruh Efek Whitten terhadap Siklus Estrus dan Perkawinan pada Mencit
17 PEMBAHASAN Pengaruh Efek Whitten terhadap Siklus Estrus dan Perkawinan pada Mencit Efek Whitten merupakan salah satu cara sinkronisasi siklus berahi secara alami tanpa menggunakan preparat hormon. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latihan fisik merupakan pergerakan tubuh yang dilakukan oleh otot dengan terencana dan berulang yang menyebabkan peningkatan pemakaian energi dengan tujuan untuk memperbaiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas. Salah satu jenis minuman beralkohol yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat khususnya di daerah
Lebih terperinciPEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi
1 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi pelatihan fisik berlebih selama 35 hari berupa latihan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME Telah dilakukan penelitian pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masyarakat latihan fisik dipahami sebagai olahraga. Olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, serta berdampak pada kinerja fisik. Olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingginya dapat mencapai 30 meter sesuai dengan kondisi lingkungan. Batang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pinang (Areca catechu L.) merupakan tumbuhan monokotil tak bercabang, tingginya dapat mencapai 30 meter sesuai dengan kondisi lingkungan. Batang pinang ramping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, sirosis hati, katarak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat dengan diameter kurang dari 10 µm, sulfur dioksida (SO2), ozon troposferik, karbon monoksida (CO),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan untuk makanan maupun untuk pengobatan tradisional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup remaja yang telah digemari oleh masyarakat yaitu mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan mengakibatkan gangguan pada organ hati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Monosodium Glutamat (MSG) sudah lama digunakan diseluruh dunia sebagai penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam amino (Geha et al., 2000), dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan seksual sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang dalam kaitannya untuk memperoleh keturunan. Bila kehidupan seksual terganggu, kualitas hidup juga terganggu,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya dan merupakan suatu kelompok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai 242.013.800 jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya (Anonim,2013). Jumlah penduduk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah infertilitas pria merupakan masalah yang menunjukkan peningkatan dalam dekade terakhir ini. Infertilitas yang disebabkan oleh pria sebesar 50 %, sehingga anggapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Timbal merupakan logam yang secara alamiah dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2. Logam ini telah digunakan sejak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Kadar glukosa yang tinggi dalam tubuh tidak seluruhnya dapat
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Infertilitas merupakan masalah yang memiliki angka kejadian yang cukup besar di Indonesia. Penyebab infertilitas pria dipengaruhi oleh banyak faktor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung (Panjaitan, 2003). Penelitian yang dilakukan (Foa et al., 2006)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan dan martabat manusia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kesuburan pria ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesuburan pria ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa yang meliputi motilitas, dan morfologinya. Salah satu penyebab menurunnya kualitas dan kuantitas sperma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini terjadi transisi epidemiologi yakni di satu sisi masih tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain mulai meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit degeneratif disebabkan oleh tubuh yang tidak dapat menstabilkan molekul radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh, contoh penyakit degeneratif adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok berbahaya bagi kesehatan, menyebabkan banyak penyakit dan mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global World Health Organization
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan.
ABSTRAK Penelitian yang bertujuan mengetahui kualitas spermatozoa tikus putih jantan dewasa (Rattus sp.) setelah diberikan paparan asap rokok dan ekstrak buah juwet (Syzygium cumini L.) telah dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan jumlah penderitanya terus meningkat di seluruh dunia seiring dengan bertambahnya jumlah populasi,
Lebih terperinci1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia terletak di daerah tropis dan sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plumbum adalah salah satu logam berat yang bersifat toksik dan paling banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non essential trace element
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat dibutuhkan makhluk hidup sebagai logam esensial dalam proses metabolisme dan juga sebagai co-faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup atau organisme akan sampai pada proses menjadi tua secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila datangnya tepat waktu. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik pun meningkat. Salah satu sumber gizi yang paling penting adalah protein
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dari tahun ke tahun jumlah penduduk di negara Republik Indonesia semakin meningkat yang menyebabkan kebutuhan akan sumber makanan yang memiliki gizi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul bermuatan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul bermuatan yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasarngan pada orbital luarnya. Adanya elektron yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kejadian infertilitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Infertilitas adalah ketidakmampuan terjadinya konsepsi atau memiliki anak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden penyakit kanker di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan PMR 13%. Diperkirakan angka kematian akibat kanker adalah sekitar 7,6 juta pada tahun 2008. Di negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium, natrium sakarin dengan rumus kimia (C 7 H 5 NO 3 S) dari asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan yang sangat signifikan, banyak sekali aktivitas lingkungan yang menghasilkan radikal bebas sehingga
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah
1 BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. DM merupakan penyakit kelainan sistem endokrin utama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik yang dilakukan dengan teratur dapat mencegah penyakit kronis seperti kanker, hipertensi, obesitas, depresi, diabetes dan osteoporosis (Daniel et al, 2010).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi dan ekonomi telah membawa perubahan pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV, polusi dan berbagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, dan Jumlah Sperma Mencit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker merupakan suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal. Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh dan dapat menyebabkan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Pengaruh Perlakuan Borax Terhadap Performa Fisik
PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Borax Terhadap Performa Fisik Bobot Badan Tikus Ekstrak rumput kebar yang diberikan pada tikus dapat meningkatkan bobot badan. Pertambahan bobot badan tikus normal yang diberi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak digunakan di dunia. Glifosat (N-phosphonomethyl-glycine) digunakan untuk mengontrol gulma
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Itik Cihateup Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan tempat asalnya. Itik Cihateup berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren (Arenga pinnata) sejenis minuman yang merupakan hasil fermentasi dari bahan minuman/buah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk) merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak ditemukan di beberapa wilayah Asia Tenggara, India dan Cina bagian Tenggara.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di Indonesia. Jumlah perokok di seluruh dunia saat ini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta diantaranya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia kedokteran dan kesehatan banyak membahas tentang radikal bebas dan antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit diawali oleh adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan industri menghasilkan banyak manfaat dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan industri menghasilkan banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Namun, selain menghasilkan dampak positif, kemajuan teknologi juga membawa dampak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tikus
5 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Tikus merupakan salah satu satwa liar yang menjadi hama penting bagi kehidupan manusia baik dalam bidang pertanian, perkebunan, maupun permukiman. Lebih dari 150 spesies tikus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan jabatan, kekuasaan ataupun kekayaan. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan menjadi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)
IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan bahan minuman yang terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga terkenal di seluruh dunia. Hal ini karena seduhan kopi memiliki aroma yang khas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hati adalah organ terbesar dalam tubuh. Penyakit pada hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Hepatitis adalah suatu peradangan difus jaringan hati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon yang biasanya memiliki tinggi mencapai 10 m sampai 20 m. Tanaman ini merupakan tanaman dikotil
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang strategis, mengingat dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan mencerdaskan bangsa, sektor peternakan berperan penting melalui penyediaan
Lebih terperinciKOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN
1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipungkiri keberadaannya. Dewasa ini, banyak penyebab penyebab yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses penuaan adalah tahapan alamiah seluruh mahluk hidup atau organisme. Proses ini sebenarnya merupakan hal normal yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.000 hipertensi, menurunkan IQ dan juga mengurangi kemampuan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik merupakan jenis unggas petelur maupun pedaging yang cukup produktif dan potensial disamping ayam. Itik Cihateup berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat, tuntutan terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang banyak diminati konsumen
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak
BAB V PEMBAHASAN A. Tebal Epitel Tubulus Seminiferus Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil berupa terdapat perbedaan tebal epitel tubulus seminiferus yang bermakna antara kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan sekitar 30% infertilitas disebabkan faktor laki-laki (Carlsen et al., 1992; Isidori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan RI, rerata prevalensi diabetes di Indonesia meningkat dari 1,1 pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan zat kimia yang dapat menimbulkan berbagai dampak terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh. Penggunaan alkohol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lewat reaksi redoks yang terjadi dalam proses metabolisme dan molekul yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radikal bebas adalah suatu molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada kulit orbital terluarnya. Radikal bebas dibentuk lewat reaksi
Lebih terperinciPRECONCEPTION ADVICE FOR MALE
PRECONCEPTION ADVICE FOR MALE TITIS SARI KUSUMA TUJUAN Memberikan edukasi tentang gizi untuk kesehatan reproduksi laki-laki Memberikan anjuran makanan yang sehat untuk kesehatan reproduksi 1 PERBEDAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya. Objek yang dipelajari dalam Biologi adalah makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Makhluk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik Cihateup termasuk kedalam jenis unggas air yang memiliki sifat fisiologik terbiasa dengan air dan kemampuan thermoregulasi yang rendah dibandingkan dengan unggas-unggas
Lebih terperinciHORMON REPRODUKSI JANTAN
HORMON REPRODUKSI JANTAN TIU : 1 Memahami hormon reproduksi ternak jantan TIK : 1 Mengenal beberapa hormon yang terlibat langsung dalam proses reproduksi, mekanisme umpan baliknya dan efek kerjanya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron tidak berpasangan. Radikal bebas memiliki sifat yang reaktif sehingga cenderung bereaksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa negara berkembang seperti Indonesia memiliki kepadatan penduduk yang cukup besar sehingga aktivitas maupun pola hidup menjadi sangat beraneka ragam. Salah satu
Lebih terperinciKehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2
Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 Aspek kimia dalam tubuh - 3 REPRODUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies.
Lebih terperinci5 KINERJA REPRODUKSI
5 KINERJA REPRODUKSI Pendahuluan Dengan meningkatnya permintaan terhadap daging tikus ekor putih sejalan dengan laju pertambahan penduduk, yang diikuti pula dengan makin berkurangnya kawasan hutan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Goreng Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang termasuk dalam lemak, baik yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam yang ada di bumi juga telah di jelaskan dalam. firman Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban), telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar, kering maupun dalam bentuk ramuan. Tanaman ini
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai
BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai proteksi kerusakan sel-sel ginjal. Bawang putih diperoleh dari Superindo dan diekstraksi di Lembaga Penelitian
Lebih terperinci