BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam
|
|
- Hendra Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk halal khususnya dalam bidang olahan pangan merupakan hal yang sangat penting bagi konsumen Daerah Istimewa Yogyakarta yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sehingga perlu didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam mengkonsumsi berbagai produk olahan pangan. Yogyakarta juga memiliki berbagai macam daerah wisata, dengan budaya Jawa nya yang sangat kental, kemudian ditunjang dengan bangunan-bangunan tua yang memiliki nilai historis tinggi dan juga keindahan wisata pantai sehingga mampu menarik para wisatawan untuk datang berkunjung ke kota ini. Selain memiliki berbagai macam tempat wisata menarik, Yogyakarta juga memiliki berbagai macam aneka kuliner makanan khas kota Yogya, maka tak heran jika banyak wisatawan yang berdatangan. Yogyakarta tidak hanya mampu menarik para wisatawan untuk datang berkunjung, tetapi juga mampu menarik para akademisi untuk datang dan tinggal sementara waktu guna menuntut ilmu lebih dalam. Hal ini disebabkan karena terdapat banyaknya universitas negeri hingga swasta yang berdiri di Yogyakarta. Tren masyarakat pada saat ini yang sangat menyukai camilan cenderung lebih memilih produk pangan camilan yang bersifat siap konsumsi. Selain lebih praktis, produk pangan yang bersifat siap konsumsi juga cenderung lebih ekonomis. Salah satu produk pangan camilan siap konsumsi yang banyak beredar di pasaran adalah bakpia. Bakpia merupakan salah satu jenis produk olahan pangan camilan 1
2 2 yang identik dengan makanan khas asal Yogyakarta. Kebutuhan konsumen terkait bakpia terus-menerus bertambah, sehingga produsen dituntut untuk memproduksi dalam jumlah yang semakin banyak pula. Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta dari tahun ke tahun mengakibatkan tingginya permintaan pasar untuk produk bakpia. Label halal merupakan label yang dicantumkan pada kemasan produk pangan yang menunjukan bahwa produk tersebut merupakan produk yang halal dan telah dinyatakan aman oleh pihak yang berwenang. Dalam membuat keputusan pembelian, konsumen memilih suatu produk yang mereka anggap baik dan sesuai dengan keinginan. Kehalalan menjadi salah satu parameter utama dalam proses pemilihan produk. Memastikan makanan yang di konsumsi halal menjadi tanggung jawab bagi setiap muslim. Untuk mempermudah mengetahui makanan yang dikonsumsi halal khususnya makanan dalam kemasan maka dapat dilihat dari label halal yang tercantum pada kemasan makanan tersebut. Label pada produk pangan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Maka dengan adanya label halal, akan memberikan nilai tambah yang dapat berfungsi sebagai pemikat konsumen terutama konsumen muslim sehingga memudahkan mereka untuk menemukan produk yang aman dikonsumsi khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan data sensus penduduk wilayah dan agama yang dianut pada tahun 2010 menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia didapat bahwa dari jiwa penduduk DIY, (91.95%) penduduk memeluk Agama Islam. Hal ini, tentu akan mempengaruhi pemerintah DIY untuk terus meningkatkan perhatian terhadap produk yang beredar di masyarakat, terutama
3 3 makanan. Tabel 1 berikut menjelaskan secara detail komposisi persebaran agama di wilayah DIY. Tabel 1.1 Penduduk menurut wilayah dan agama yang dianut di DIY Nama Kabupaten/Kota Agama Islam Kristen Katolik Hindu Budha Khonghucu Lainnya Tdk Terjawab Tdk ditanyakan Jumlah Kulon Progo 366,747 5,107 16, ,869 Bantul 868,326 13,995 26,790 1, ,503 Gunung Kidul 649,209 11,938 11,954 1, ,382 Sleman 971,414 38,910 74,287 2,176 1, ,430 2,751 1,093,110 Kota Yogyakarta 323,433 24,318 36, , , ,627 Provinsi DIY 3,179,129 94, ,749 5,257 3, ,557 4,324 3,457,491 Sumber : Data Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Berdasarkan data pada Tabel 1, maka pemerintah melalui Kementerian Agama dan dibantu oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) berusaha untuk menyaring produk makanan, baik produk makanan jadi, setengah jadi atau bahan mentah mengikuti hukum syariah agama Islam. Hal ini diwujudkan dengan memberikan sertifikat halal kepada perusahaan atau UKM yang telah memenuhi syarat dan lolos seleksi berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak penyedia jasa layanan sertifikasi halal. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh label halal pada kemasan terhadap keputusan pembelian konsumen produk bakpia? 2. Adakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen?
4 4 1.3 Batasan Penelitian Masalah yang diangkat dalam skripsi ini terlalu luas jika diteliti secara meyeluruh. Maka dari itu, agar masalah tidak melebar penulis hanya meniliti: 1. Objek penelitian adalah produk bakpia di Kota Yogyakarta yang telah mencantumkan dan yang belum mencantumkan label halal pada kemasan. Label halal yang dimaksud adalah label halal resmi yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI. 2. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada konsumen bakpia untuk mengetahui pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian produk bakpia. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pengaruh label dan atribut lain pada produk bakpia terhadap keputusan pembelian konsumen. 2. Mengetahui hubungan antara label halal dan volume penjualan produk bakpia. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Membantu pihak produsen mengetahui produk yang diinginkan konsumen. 2. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi produsen bakpia di Kota Yogyakarta mengenai peran dan dampak label halal di tingkat penjualan produk.
5 5 3. Sebagai informasi serta referensi bagi berbagai pihak yang ingin melakukan penelitian di bidang industri rumah makan ataupun industri jasa lainnya yang berkaitan dengan label halal pada kemasan produk pangan.
BAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, dan pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk dengan mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari 237.641.326 penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baru-baru ini, keaslian halal merupakan masalah yang menjadi perhatian utama dalam industri makanan. Dalam beberapa tahun terakhir, kabar yang terkait dengan daging
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah mengatur segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal-hal yang besar hingga bagian terkecil dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di bidang makanan dan minuman seperti usaha membuka tempat makan (restoran/rumah makan), camilan dan kuliner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah muslim terbesar didunia, lebih kurang 80% penduduknya menganut agama Islam. Dalam Islam, halal dan haram adalah bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UKM telah teraktualisasi sejak masa krisis sampai saat sekarang ini. Selama masa krisis hingga saat ini, keberadaan UKM mampu menjadi motor penggerak utama ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat. Jumlah populasi muslim telah mencapai seperempat dari total populasi dunia dan diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87% beragama Islam merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi produk-produk halal. Apabila
Lebih terperincisyarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan (makanan dan minuman) yang halal dan baik merupakan syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan globalisasi yang berkembang saat ini, gaya hidup masyarakat pada umumnya mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas Muslim di seluruh dunia telah membentuk segmen pasar yang potensial dikarenakan pola khusus mereka dalam mengkonsumsi suatu produk. Pola konsumsi ini diatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan mereka gunakan. Informasi tentang produk dapat diperoleh melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan yaitu agama, ras, pengetahuan, persepsi, dan lain-lain. Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan sebagai isi dari apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring dengan pesatnya perkembangan media dewasa ini, arus informasi yang dapat diperoleh konsumen akan semakin banyak dan turut pula mempengaruhi pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitan Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Berdasarkan data tahun 2010, terdapat kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sering dikaitkan dalam perkembangan ekonomi suatu negara dengan tujuan sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau yang biasa disebut bodycare juga digunakan para wanita untuk merawat tubuh.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan penting untuk sebagian besar wanita. Selain untuk alasan kecantikan, kosmetik sering dikaitkan dengan profesionalitas dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah. daging dalam tubuh dan menjadi sumber energi yang penting untuk
BAB I PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG MASALAH Dalam Islam umat muslim diwajibkan mengkonsumsi makanan yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah daging dalam tubuh dan menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, maka suatu negara akan mendapatkan pemasukan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Islam merupakan ekonomi yang bertujuan untuk mewujudkan
1 BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Ekonomi Islam merupakan ekonomi yang bertujuan untuk mewujudkan kemakmuran manusia dikarenakan didalamnya sarat dengan nilai-nilai dan arahan ilahiyah yang bersumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh seluruh Negara, terutama di Negara berkembang seperti Indonesia. Pemerintah Indonesia telah memberlakukan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah suatu kegiatan sebagai industri pelayanan dan jasa yang akan menjadi andalan Indonesia sebagai pemasukan keuangan bagi negara. Kekayaan
Lebih terperinciSERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah
IV. SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah lembaga yang berfungsi membantu Majelis Ulama Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata kedua di Indonesia setelah Bali. DIY juga menjadi salah satu propinsi yang menjadi pusat pengembangan
Lebih terperinciKIAT MEMILIH PRODUK HALAL
Serial artikel sosialisasi halalan toyyiban PusatHalal.com Materi 5 KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Oleh DR. Anton Apriyantono Mengkonsumsi pangan yang halal dan thoyyib (baik, sehat, bergizi dan aman) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dan perdagangan bebas, dengan dukungan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan masuknya barang dan jasa melintasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK Semakin berkembangnya zaman, teknologi dan pengetahuan pada bidang panganpun juga semakin berkembang canggih. Perkembangan tersebut banyak berdampak pada kepercayaan konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia saja hewan serta tumbuhanpun juga memerlukan makanan, sebab makanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makan adalah kebutuhan utama bagi seluruh makhluk hidup, bukan hanya manusia saja hewan serta tumbuhanpun juga memerlukan makanan, sebab makanan nantinya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam segala bidang di Indonesia akan mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya perubahan perilaku konsumen, kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat dua yang berstatus kota di samping empat daerah tingkat dua lainnya
Lebih terperinciKuesioner Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Masyarakat. Kecamatan Perbaungan Dalam Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan.
Lampiran 1 Kuesioner Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Masyarakat Kecamatan Perbaungan Dalam Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan. Petunjuk pengisian a. Saudara/i diharapkan menjawab pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agama islam, hindu, budha, katolik, protestan, dan konghucu, namun mayoritas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam suku dan budaya. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki berbagai macam agama seperti agama islam,
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. 1. Bahwa setiap produk makanan dalam kemasan yang beredar di Kota. Bengkulu wajib mencatumkan label Halal, karena setiap orang yang
BAB IV A. Kesimpulan PENUTUP 1. Bahwa setiap produk makanan dalam kemasan yang beredar di Kota Bengkulu wajib mencatumkan label Halal, karena setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas
Lebih terperinciBisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan
Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Perkembangan pembangunan secara tidak langsung merubah struktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam beberapa tahun belakangan ini menimbulkan dampak positif yang cukup besar terutama meningkatnya kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya dan dikenal dengan
Lebih terperinciSERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM
SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) merupakan pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian. Karena. kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus berkembang baik dalam segi kehidupan masyarakatnya maupun segi tata ruangnya. Kota Yogyakarta pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kewenangan yang lebih luas. Masing-masing kepala daerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya peraturan Otonomi Daerah, menjadikan Kabupaten dan Kota memiliki kewenangan yang lebih luas. Masing-masing kepala daerah berlomba-lomba dalam meningkatkan
Lebih terperinciKeputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL
Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Populasi muslim di Indonesia yang terus bertambah, ditambah dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi muslim di Indonesia yang terus bertambah, ditambah dengan semakin kritisnya masyarakat muslim Indonesia mengenai hukum halal dan haram suatu produk terutama
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74, 2014 KEMENPARENKRAF. Usaha Hotel. Syariah. Penyelenggaraan. Pedoman PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciTEMA SEMINAR Ketersediaan Kuliner Halal dalam menyukseskan Visit Indonesia 2011 dan tahun selanjutnya.
TERM OF REFERENCE (TOR) KETERSEDIAAN KULINER HALAL DALAM MENYUKSESKAN VISIT INDONESIA Rabu, 6 April 2011, Pk. 08.00 16.00 WIB Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta LATAR BELAKANG Visi Indonesian
Lebih terperinciSejauh mana penanganan label halal yang dilakukan oleh MUI (LPPOM) sekarang?
{mosimage} KH M Anwar Ibrahim, Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat Rancangan Undang-undang (RUU) Jaminan Produk Halal kini dalam pembahasan di DPR. Selama proses pembahasan itu mulai terasa ada upaya 'melengserkan'
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia membawa dampak yang luar biasa, sehingga meruntuhkan fundamental ekonomi negara dan jatuhnya penguasa pada tahun 1998.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memperoleh hak untuk melakukan otonomi daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap daerah di Indonesia memperoleh hak untuk melakukan otonomi daerah dengan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab yang dapat menjamin perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di Indonesia, Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM sangat berperan dalam peningkatan lapangan pekerjaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi saat ini, maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta tak hanya dikenal sebagai kota pelajar, namun juga sebagai kota wisata. Ada banyak jenis wisata di provinsi yang mendapat status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang termasuk dalam kategori negara berkembang, Indonesia menjadi pasar yang sangat memberikan peluang bagi dunia bisnis. Fenomena tersebut menggambarkan
Lebih terperinciREKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN REKAPITULASI DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL A. PENDUDUK DAN KEPALA KELUARGA PROVINSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merauke. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah populasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau. Pulau-pulau tersebut tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke. Berdasarkan
Lebih terperinciSISTEM JAMINAN HALAL (S J H)
SISTEM JAMINAN HALAL (S J H) 2014 MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era modern ini, sektor industri di Indonesia terutama di bidang Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produk Pangan 1. Pengertian Pangan Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan yang selanjutnya disingkat UUP, Pangan adalah segala sesuatu
Lebih terperinciDISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY
Gambaran Umum Kelistrikan Produksi Listrik Persentase (%) Grafik Persentase Tingkat Pertumbuhan Produksi Listrik (KWh) 020 018 016 014 012 010 008 006 004 002 000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Lebih terperinciMasyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA
Konferensi Tingkat Tinggi Association of South East Asia Nations (ASEAN) ke-9 tahun 2003 menyepakati Bali Concord II yang memuat 3 pilar untuk mencapai vision 2020 yaitu ekonomi, sosial, budaya, dan politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan pada kondisi ekonomi yang kurang baik. UMK menjadi sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro dan Kecil (UMK) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian suatu daerah maupun negara. Selain memiliki peranan penting dalam laju perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia menjadikan kebutuhan akan makanan juga besar. Sumber dari pemenuhan akan pangan ini berasal dari sektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17
18 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN A. Pengertian Label Label merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17 Menurut Tjiptono label merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY adalah kota kecil yang terletak di bagian selatan pulau Jawa, DIY merupakan provinsi yang berdasarkan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada sensus penduduk 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian umum dari masyarakat Indonesia. Baik di sektor hulu seperti
Lebih terperinciV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dapat memberikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Karakteristik identitas responden adalah profil terhadap obyek penelitian yang dapat memberikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dengan pemerintah Republik Indonesia dalam kegiatan sosial,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan sebuah lembaga independen yang memiliki jaringan dengan Palang Merah Internasional, Palang Merah Indonesia bekerja sama dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan simbol dari keindahan. Salah satu upaya wanita untuk menjaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita merupakan simbol dari keindahan. Salah satu upaya wanita untuk menjaga keindahannya adalah dengan cara merawat diri baik dari dalam yaitu dengan berolahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi yang berdampak pada kenaikan harga pangan dan energi, sehingga
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak mendapat perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesultanan Surakarta dan Mangkunegaran masa lalu (Soemardjan, 1990).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di Jawa Tengah, wilayahnya meliputi 3.100 km 2 termasuk 105 km 2 daerah enclave yang masuk dalam wilayah Kesultanan Surakarta
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENJAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.
54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara yang mendapat perhatian yang lebih besar. Pada saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di masa lalu pelaku usaha dipandang sangat berjasa bagi perkembangan perekonomian negara yang mendapat perhatian yang lebih besar. Pada saat ini perlindungan terhadap
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Implementasi kebijakan sertifikasi keamanan pangan pada Industri Rumah
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Implementasi kebijakan sertifikasi keamanan pangan pada Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) dan jasa boga di Kabupaten Jepara dilaksanakan oleh beberapa Stakeholder, di antaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Data BPS tahun 2006-2010 menunujukkan bahwa UKM mengalami peningkatan yang sangat pesat, karena UKM berhasil menyumbangkan 57% dari PDB yang mampu menyediakan lapangan
Lebih terperinciBAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan masyarakatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk kemakmuran rakyat, memerlukan keseimbangan antar berbagai sektor. Sektor pertanian yang selama ini merupakan aset penting karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, terlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat penting disamping kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi makanan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau
Lebih terperinciREKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
REKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL A. PENDUDUK DAN KEPALA KELUARGA TRIWULAN : IV (Oktober s.d. Desember) PENDUDUK KEPALA KELUARGA ( KK ) N0. KABUPATEN/KOTA WNA () WNA () 1. KULONPROGO
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2014 PERINDUSTRIAN. Produk Halal. Jaminan. Bahan. Proses. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5604) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengembangan wisata syariah di Kota Bandung, dapat disimpulkan antara lain : 1. Sesuai dengan penelitian yang dilaukan oleh
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label
PENDAHULUAN Latar Belakang Label merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label yang disusun secara baik akan memudahkan konsumen
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENJAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN SEGAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan nilai tambah yang lebih agar mampu memenuhi kebutuhan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu membuat usaha kecil menengah menjadi wahana yang baik untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif karena proses
Lebih terperinciBAB IV. A. Legitimasi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Sebagai bagian dari perundang-undangan, Undang-Undang Nomor 18
BAB IV SINKRONISASI NORMA HUKUM PASAL 97 AYAT (3) POIN E UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN TERHADAP PASAL 29 AYAT (2) UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLI K INDONESIA TAHUN 1945 A. Legitimasi
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciTabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki
BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,
Lebih terperinciREKAPITULASI TRIWULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
REKAPITULASI DATA KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL A. PENDUDUK DAN KEPALA KELUARGA REKAPITULASI DATA KEPENDUDUKAN PROVINSI PENDUDUK KEPALA KELUARGA ( KK ) N0. KABUPATEN/KOTA WNA () WNA () 1. KULONPROGO
Lebih terperinciBisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah
Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah Melimpahnya potensi buah-buahan di negara kita, ternyata tak cuma mampu memenuhi kebutuhan nutrisi setiap warganya, namun juga memberikan peluang bisnis
Lebih terperinciPELABELAN DAN IKLAN PANGAN
PELABELAN DAN IKLAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA PP No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan Pengertian (1) Label
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeni suatu produk tertentu yang ingin digunakannya. tentang produk yang tercetak pada kemasan. Dalam label, konsumen dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan digunakan. Informasi tentang produk dapat diperoleh melalui beberapa
Lebih terperinciII. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dalam BAB XA mengenai Hak Asasi Manusia pada pasal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rumah tangga. Menurut (Hanafie, 2010) ketahanan pangan bagi suatu negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia sehingga secara normatif sumber utama pasokan pangan harus dapat diproduksi sendiri hingga tingkat rumah tangga. Menurut (Hanafie,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri kosmetik belakangan ini memang menjadi magnet yang dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan bisnis industri kosmetik menuntut
Lebih terperinci1.1 LAMBANG KOTA BOGOR JAWA BARAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 LAMBANG KOTA BOGOR JAWA BARAT (Diskominfostandi Kota Bogor, 2017) Kota Bogor adalah bagian dari keindahan bumi Parahiyangan. Inilah kota
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI HARMONISASI DAN SINKRONISASI PENGATURAN KELEMBAGAAN SERTIFIKASI HALAL TERKAIT PERLINDUNGAN KONSUMEN MUSLIM INDONESIA DI ERA PERDAGANGAN BEBAS Tahun
Lebih terperinci