BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah"

Transkripsi

1 BAB IV Analisis Hasil Penelitian A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan KJKS BMT Nurussa adah merupakan lembaga keuangan syariah yang mempunyai fungsi dan peranan yaitu sebagai lembaga yang menjembatani antara masyarakat yang memiliki dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Dana yang telah dikumpulkan oleh KJKS BMT Nurussa adah dari titipan dana pihak ketiga atau lainnya untuk dikelola dengan harapan dana tersebut mendatangkan keuntungan yang besar, baik untuk anggota maupun untuk pihak KJKS BMT Nurussa adah. Salah satu produk simpanan yang ditawarkan oleh KJKS BMT Nurussa adah adalah simpanan dengan prinsip / akad mudharabah muthlaqoh. Mudharabah muthlaqoh yaitu bentuk kerja sama antara anggota (shahibul maal) dan KJKS BMT Nurussa adah (mudharib) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Produk simpanan mudharabah yang ada di KJKS BMT Nurussa adah ada 2 (dua) yaitu Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah. Simpanan Nusa adalah simpanan yang diperuntukan untuk perorangan atau badan hukum, dimana simpanan dapat diambil kapanpun pada saat kas buka. Sedangkan Simpanan Berjangka Mudharabah adalah dana simpanan yang dikelola untuk diinvestasikan pada usaha produktif di sektor mikro. Jangka waktu yang disediakan KJKS BMT

2 Nurussa adah untuk Simpanan Berjangka Mudharabah adalah 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun. 1 Gambar 4.1 Skema Simpanan Mudharabah 2 KJKS BMT Nurussa adah Nasabah Pembiayaan Pendapatan Saldo Simpanan Keterangan : a. Nasabah menempatkan dananya dalam bentuk simpanan mudharabah b. KJKS BMT Nurussa adah menyalurkan seluruh dana nasabah penabung dalam bentuk pembiayaan c. KJKS BMT Nurussa adah memperoleh pendapatan atas pembiayaan yang telah disalurkan 1 Wawancara secara langsung dengan Yusuf Arinal selaku Manager di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan, tanggal 28 Agustus Sumber: data diolah penulis berdasarkan wawancara dengan Bustomy Ardie selaku Remidial, tanggal 25 Juli 2014

3 d. KJKS BMT Nurussa adah akan menghitung bagi hasil atas dasar profit sharing e. Pada akhir bulan, nasabah penabung mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati f. Pada saat nasabah memerlukan dana, maka dana nasabah akan dikembalikan sesuai dengan jumlah penarikannya. Berdasarkan profil KJKS BMT Nurussa adah yang telah dipaparkan penulis pada Bab III, bahwa KJKS BMT Nurussa adah mempunyai 1 kantor pusat di Samborejo Tirto Pekalongan dan 2 kantor cabang yaitu di Karanganyar Tirto Pekalongan dan Sapugarut Pekalongan. Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data penelitian di KJKS BMT Nurussa adah Cabang Sapugarut Pekalongan. Alasan penulis adalah pertama KJKS BMT Nurussa adah melakukan distribusi bagi hasil dengan cara decentralisasi. Decentralisasi 3 adalah bagi hasil dihitung oleh masing-masing cabang kantor, sehingga LKS tersebut memberikan bagi hasil yang berbeda-beda antar masing-masing cabangnya. Kedua, program yang digunakan KJKS BMT Nurussa adah Cabang Sapugarut Pekalongan lebih modern daripada kantor pusat di Samborejo Tirto dan kantor cabang Karanganyar Tirto. Pertumbuhan produk simpanan mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah Cabang Sapugarut Pekalongan untuk jumlah nasabah dalam 3 tahun terakhir, dapat dilihat pada grafik berikut : 3 Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Edisi Keempat, hlm 397

4 Gambar 5.1 Grafik Jumlah Nasabah Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah Desember Juni Simp Nusa Simp Berjangka Des-11 Des-12 Des-13 Jun-14 Grafik diatas menunjukan bahwa dari tahun ke tahun jumlah nasabah Smpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah KJKS BMT Nurussa adah mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa KJKS BMT Nurussa adah dipercaya oleh nasabah khususnya Simpanan Nusa sebagai tempat menyimpan uangnya. Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah yang berasal dari masyarakat tersebut pada prinsipnya merupakan dana yang harus dikelola KJKS BMT Nurussa adah dengan harapan dana tersebut mendatangkan keuntungan yang besar, baik untuk nasabah maupun BMT. Bagi hasil yang diperoleh penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih besar dari suku bunga yang berlaku di bank konvensional, dan mampu menarik bagi hasil dari debitur lebih 4 Sumber: File KJKS BMT Nurussa adah Cabang Sapugarut Pekalongan

5 rendah dari pada bunga yang berlaku di bank konvensional, sehingga dimungkinkan banyak nasabah BMT yang tidak menutup rekening simpanannya. Jadi dapat dikatakan bahwa besarnya bagi hasil merupakan faktor penting bagi BMT dalam menarik masyarakat untuk memilih tempat penyimpanan uangnya. Pada produk Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah terdapat nisbah yang harus disepakati pada awal akad. Masing-masing simpanan tersebut memiliki jangka waktu yang berbeda, sehingga nisbah bagi hasilnya pun juga berbeda. Pada prinsipnya semakin panjang jangka waktu simpanan, semakin luas kesempatan yang dimiliki KJKS BMT Nurussa adah untuk memanfaatkan dana tersebut. 5 Hal inilah yang membedakan tingkat nisbah antara Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah. Simpanan Berjangka Mudharabah biasanya memiliki nisbah bagi hasil yang lebih besar dibanding Simpanan Nusa, karena Simpanan Berjangka Mudharabah merupakan sumber dana yang terkendali. Artinya BMT mengetahui secara pasti jangka waktu mengendapnya dana. Berdasarkan hasil wawancara, sistem bagi hasil simpanan mudharabah baik Simpanan Nusa maupun Simpanan Berjangka Mudharabah yang diterapkan oleh KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan menggunakan metode profit sharing. 6 Metode ini mempunyai pengertian bahwa adanya pembagian keuntungan antara 5 Wawancara secara langsung dengan Yusuf Arinal selaku Manager di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan, tanggal 28 Agustus Wawancara secara langsung dengan Bustomy Ardie selaku remidial, tanggal 25 Juli 2014

6 shahibul maal (nasabah) dengan mudharib (KJKS BMT Nurussa adah) sesuai nisbah kesepakatan diawal dan begitu pula bila mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing. Pembagian hasil yang diberikan oleh KJKS BMT Nurussa adah sebagai mudharib dilakukan dengan proses perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan bagi hasil, langkah-langkah awal dalam penentuan bagi hasil adalah 1. Penentuan nisbah bagi hasil untuk Simpanan Nusa sebesar 30:70. Sedangkan untuk Simpanan Berjangka Mudharabah, KJKS BMT Nurussa adah lebih memberi kewenangan kepada nasabah dalam menentukan nisbah yang akan disepakati (adanya tawar-menawar antara KJKS BMT Nurussa adah dengan nasabah). Biasanya nisbah bagi hasil yang disepakati 45:55 2. Menghitung saldo rata-rata nasabah. 3. Menghitung jumlah pendapatan / keuntungan yang akan dibagihasilkan. 7 Dengan mengetahui langkah-langkah diatas, maka diketahui rumus perhitungan bagi hasil yang digunakan KJKS BMT Nurussa adah adalah Rumus perhitungan bagi hasil Simpanan Nusa : Bagi hasil = saldo rata-rata simpanan nasabah keuntungan yang dibagihasilkan nisbah saldo rata-rata simpanan Rumus perhitungan Simpanan Berjangka Mudharabah : Bagi hasil = saldo rata-rata simpanan nasabah pendapatan yang dibagihasilkan nisbah saldo rata-rata simpanan berjangka Untuk lebih jelasnya, dibawah ini merupakan contoh perhitungan bagi hasil di KJKS BMT Nurussa adah berdasarkan simpanan salah satu nasabah. 7 Wawancara secara langsung dengan Bustomy Ardie selaku remidial di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan, tanggal 25 Juli 2014

7 Contoh I : Nasabah A memiliki rekening Simpanan Nusa di KJKS BMT Nurusa adah Cabang Sapugarut Pekalongan. Selama bulan Juni 2014 terjadi transaksi sebagai berikut, dimana keuntungan yang dibagihasilkan untuk nasabah Rp dan total saldo rata-rata Simpanan Nusa Rp Nisbah bagi hasil 30:70. Nama : No. Rek : Alamat : Tanggal No. Ref Debet Kredit Saldo 01/06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/ /06/

8 Dari transaksi diatas 8, kemudian dihitung saldo rata-rata harian perbulan pada tanggal 30 Juni 2014, yaitu pada tanggal pembagian bagi hasil bank kepada nasabah, sebagai berikut : 01/06/14 01/06/14 = 1 hari x = /06/14 03/06/14 = 2 hari x = /06/14 04/06/14 = 1 hari x = /06/14 05/06/14 = 1 hari x = /06/14 06/06/14 = 1 hari x = /06/14 08/06/14 = 2 hari x = /06/14 09/06/14 = 1 hari x = /06/14 10/06/14 = 1 hari x = /06/14 12/06/14 = 2 hari x = /06/14 13/06/14 = 1 hari x = /06/14 15/06/14 = 2 hari x = /06/14 16/06/14 = 1 hari x = /06/14 17/06/14 = 1 hari x = /06/14 20/06/14 = 3 hari x = /06/14 22/06/14 = 2 hari x = /06/14 25/06/14 = 3 hari x = /06/14 30/06/14 = 5 hari x = Jumlah 30 hari Sumber: data diperoleh penulis dari Dhati Auliana Rosanti selaku teller, tanggal 1 September 2014

9 Sehingga, saldo rata-rata simpanan harian = = Maka bagi hasil yang diperoleh nasabah A pada bulan Juni adalah Bagi Hasil = % = Zakat = ,5% = 65 Bagi hasil setelah zakat = = Contoh II : Pak B memiliki rekening Simpanan Berjangka mudharabah dengan jangka waktu 3 bulan di KJKS BMT Nurussa adah, saldo rata-rata simpanan Rp Pendapatan yang dibagihasilkan Rp Total saldo rata-rata Simpanan Berjangka Mudharabah jangka waktu 3 bulan bulan Juni adalah Rp Nisbah bagi hasil 45:55. Maka bagi hasil yang diperoleh Pak B pada bulan Juni adalah Bagi hasil = % = zakat =2,5% =522 bagi hasil setelah zakat = = Pada saat penarikan Simpanan Berjangka Mudharabah, maka jumlah uang yang diterima deposan tersebut adalah sebesar Rp Rp = Rp

10 Namun apabila deposan tersebut ingin menarik atau menutup rekening Simpanan Berjangka Mudharabah sebelum jatuh tempo, maka deposan tersebut akan dikenakan biaya administratif, perhitungannya adalah sebagai berikut : Saldo Juni 2014 = Rp Biaya administrasi (1% Rp ) = Rp Jumlah uang yang diterima Rp Berdasarkan perhitungan bagi hasil diatas, ada pemotongan zakat dari bagi hasil yang diperoleh. Ketentuan tersebut berlaku apabila saldo simpanan nasabah diatas Rp Dan hal itu sudah ada kesepakatan antara nasabah dan KJKS BMT Nurussa adah untuk nasabah mengeluarkan zakat. Pada perhitungan berikut ini, penulis melakukan simulasi, apabila KJKS BMT Nurussa adah menggunakan metode dalam perhitungannya adalah revenue sharing. Contoh : Nasabah A memiliki rekening Simpanan Nusa di KJKS BMT Nurusa adah Cabang Sapugarut Pekalongan. Selama bulan Juni 2014 terjadi transaksi. Diketahui saldo rata-rata nasabah sebesar Rp dimana keuntungan yang dibagihasilkan untuk nasabah Rp dan total saldo rata-rata Simpanan Nusa Rp Nisbah bagi hasil 30:70.

11 Maka bagi hasil yang diperoleh adalah bagi hasil = % = zakat =2,5% = 228 bagi hasil setelah zakat = = Berdasarkan perhitungan bagi hasil simpanan diatas, ada perbedaan bagi hasil yang diperoleh nasabah Simpanan Nusa. Bagi hasil yang diperoleh dengan metode profit sharing lebih kecil dibanding dengan metode revenue sharing. B. Analisis Metode Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan (Perspektif Fatwa DSN No. 15/DSN- MUI/IX/2000) Metode perhitungan bagi hasil simpanan mudharabah yang digunakan KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan adalah profit sharing yaitu sesuai dengan Fatwa DSN No.15/DSN-MUI/IX/2000 pada Ketentuan Umum butir ke - 1. Profit sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal dan biaya-biaya. Dimana nasabah memperoleh bagi hasil dari keuntungan bersih yang diperoleh KJKS BMT Nurussa adah atas dikelolanya dana dari simpanan mudharabah. KJKS BMT Nurussa adah menggunakan metode profit sharing, dengan alasan sebagai berikut :

12 1. Konsep metode yang masih dipahami pihak KJKS BMT Nurussa adah adalah profit sharing 2. Profit sharing lebih menyimpan unsur keadilan, karena pada prakteknya memberikan tanggungjawab yang sama antara shahibul maal (nasabah) dengan mudharib (KJKS BMT Nurussa adah) dalam keuntungan dan begitu sebaliknya apabila ada kerugian. 3. KJKS BMT Nurussa adah memberikan porsi keuntungan yang sebenarnya didapat oleh nasabah. 9 Mengacu pada Ketentuan Umum Fatwa DSN No.15/DSN-MUI/IX/2000 butir ke 2 dijelaskan bahwa dilihat dari kemaslahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil (Net Revenue Sharing). Artinya revenue sharing lebih mempunyai nilai maslahat daripada profit sharing. Dari penjelasan sebelumnya, penulis melakukan simulasi metode perhitungan profit sharing dan revenue sharing. KJKS BMT Nurussa adah dengan menggunakan metode profit sharing, bagi hasil yang diberikan kepada nasabah Simpanan Nusa sebesar Rp Sedangkan apabila KJKS BMT Nurussa adah lebih menggunakan metode revenue sharing, bagi hasil yang diperoleh nasabah Simpanan Nusa sebesar Rp Dari bagi hasil tersebut, dapat dilihat bahwa bagi hasil yang diperoleh dengan metode profit sharing lebih kecil dibanding dengan metode revenue sharing. 9 Wawancara secara langsung dengan Yusuf Arinal selaku Manager di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan, tanggal 28 Agustus 2014

13 Secara umum, lembaga keuangan syariah saat ini, sudah banyak yang menggunakan metode revenue sharing dalam distribusi bagi hasil simpanan. Berdasarkan asumsi bahwa masyarakat belum terbiasa menerima kondisi berbagi hasil dan berbagi resiko. Maka, hal inilah yang harus dipertimbangkan kembali oleh KJKS BMT Nurussa adah dalam menerapkan metode bagi hasil. KJKS BMT Nurussa adah menerapkan metode profit sharing, dimana bagi hasil diperoleh dari seluruh pendapatan, baik hasil investasi dana maupun pendapatan fee atas jasa-jasa yang diberikan oleh BMT setelah dikurangi biayabiaya operasional BMT. Hal ini akan mempengaruhi bagi hasil yang diperoleh shahibul maal (nasabah). Shahibul maal akan memperoleh bagi hasil yang lebih kecil dan akan berdampak pada jumlah nasabah simpanan, karena berkurangnya keinginan nasabah untuk menyimpan uangnya atau bahkan beralih menyimpan uangnya pada lembaga keuangan syariah lain.

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN 52 BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN TERSEBUT DENGAN FATWA DSN-MUI NO. 15/ DSN-MUI/ IX/ 2000 TENTANG PRINSIP DISTRIBUSI HASIL

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO. BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.15/DSN-MUI/IX/2000 A. Analisis Kesesuaian Metode Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah dalam Simpanan Zamani Berdasarkan Fatwa DSN-MUI menetapkan fatwa No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito, menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA 83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH A. Perbandingan Konsep Simpanan Nusa dan Konsep Simpanan Berjangka Mudharabah Konsep merupakan rancangan atau

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Simpanan Berjangka (SIJANGKA) Di KJKS BMT Walisongo Semarang 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) a. Syarat syarat pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA), antara lain

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA TABUNGAN KONVENSIONAL PADA PT. BANK MANDIRI Latar Belakang Bank merupakan badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA Nur Aeni 1, Erni Unggul SU 2, Galih Wicaksono 3 eunggulsu@gmail.com 123 D3 Program Studi Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat muslim Indonesia akan adanya bank yang beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic Economic System), secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI KENDAL Dikeluarkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Terdapat tiga jenis pembiayaan di bank syariah yaitu: a. pembiayaan berbasis bagi hasil. b. pembiayaan berbasis jual beli. c. pembiayaan berbasis sewa beli. Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan atau ingin memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah prinsipnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGHITUNGAN BAGI HASIL. A. Analisis Bagi Hasil Pada Pembiayaan Mudharabah di PT BPR Syariah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGHITUNGAN BAGI HASIL. A. Analisis Bagi Hasil Pada Pembiayaan Mudharabah di PT BPR Syariah BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGHITUNGAN BAGI HASIL A. Analisis Bagi Hasil Pada Pembiayaan Mudharabah di PT BPR Syariah Bangun Drajat Warga Yogyakarta Pembiayaan mudharabah merupakan salah satu akad

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem bagi hasil merupakan salah satu faktor pembeda antara bank syariah dengan bank konvensional. Seiring berkembangnya aset yang dimiliki perbankan syariah sekarang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan koperasi dalam perekonomian Indonesia walaupun tidak menempati porsi besar akan tetapi perkembangannya mengalami kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal lembaga keuangan mikro syariah yang bernama BMT. 1 BMT. menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal lembaga keuangan mikro syariah yang bernama BMT. 1 BMT. menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Keuangan Mikro yang berbasis syariah atau yang disingkat LKMS merupakan sebuah realitas yang telah berkembang di Indonesia.Sejak awal 1992, sebelum Bank

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah IV.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT NURUSSA ADAH PEKALONGAN. kebutuhan rakyat banyak dan dilakukan oleh rakyat banyak atau lebih dikenal

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT NURUSSA ADAH PEKALONGAN. kebutuhan rakyat banyak dan dilakukan oleh rakyat banyak atau lebih dikenal BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT NURUSSA ADAH PEKALONGAN A. Latar Belakang Lembaga Berdasarkan pada UUD 1945 dan Pancasila, sistem perekonomian yang berlaku di Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: MUDHARABAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Investasi mudharabah adalah pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Didalam sejarah

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH 1 ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH Dian Pramana Universitas Negeri Surabaya Email: dianstark@gmail.com Abstract The

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG A. Analisis Kesesuaian Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK A. Analisis Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Produk Simpanan

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN BAB IV ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN Deposito ib Hasanah Dollar adalah simpanan dari pihak ketiga kepada pihak bank yang penarikannya hanya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Simpanan Sukarela terhadap Perhitungan Bagi Hasil BMT. Istiqomah Karangrejo Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Simpanan Sukarela terhadap Perhitungan Bagi Hasil BMT. Istiqomah Karangrejo Tulungagung BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Simpanan Sukarela terhadap Perhitungan Bagi Hasil BMT Istiqomah Karangrejo Tulungagung Pada variabel simpanan sukarela, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Simpanan Sukarela

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL A. Analisis Praktek Penalti Pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari analisa yang penulis lakukan di perusahaan, baik dengan cara observasi maupun wawancara, dapat diketahui bagaimana Penerapan cara perhitungan bagi hasil Deposito Mudharabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan masyarakat muslim Indonesia dapat menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan masyarakat muslim Indonesia dapat menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Masyarakat muslim Indonesia yang memegang teguh prinsip syari ah tentunya mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang mempunyai kegiatan pokok menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan di awali berdirinya Bank Syariah pada tahun 1992 oleh bank yang di beri nama dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI), sebagai pelopor berdirinya perbankan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL. penelitian, dalam hal ini adalah data dari Bank Syariah Muamalat dan Bank DKI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL. penelitian, dalam hal ini adalah data dari Bank Syariah Muamalat dan Bank DKI BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL Pada bab ini melakukan analisis dan pembahasan terhadap data yang diperoleh dari penelitian, dalam hal ini adalah data dari Bank Syariah Muamalat dan Bank DKI (konvensional).

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Model Pembiayaan Akad Mudharabah Di BMT HARUM

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Model Pembiayaan Akad Mudharabah Di BMT HARUM BAB V PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Model Pembiayaan Akad Mudharabah Di BMT HARUM Tulungagung Pelaksanaan Pembiayaan Akad Mudharabah Di BMT HARUM Tulungagung adalah sebagai berikut : Kegiatan pelaksanaan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. antara kedua belah pihak yang salah satu dari keduannya memberikan modal

BAB III PEMBAHASAN. antara kedua belah pihak yang salah satu dari keduannya memberikan modal BAB III PEMBAHASAN III.1. Pengertian Mudharabah Istilah Mudharabah menurut literatur Fiqh adalah akad perjanjian antara kedua belah pihak yang salah satu dari keduannya memberikan modal kepada yang lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Bagi Hasil Mudharabah dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan IAI No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah bahwa metode bagi hasil mudharabah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank Syariah Mega Indonesia, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. PT Bank Syariah

Lebih terperinci

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL IV.1. PEMBIAYAAN MUDHARABAH A. Definisi 01. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak

Lebih terperinci

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

PRODUK PERHIMPUNAN DANA PRODUK PERHIMPUNAN DANA Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro (Yad Dhamanah)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah

Lebih terperinci

Question & Answer a T bu b nga g nku

Question & Answer a T bu b nga g nku Question & Answer TabunganKu 1. Apakah TabunganKu itu? Q & A TabunganKu atau TabunganKu ib adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank

Lebih terperinci

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER A. Definisi 01. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank mempunyai hak untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL 57 BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL A. Model Perhitungan Nisbah Bagi Hasil pada Simpanan Berjangka (Deposito)

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPANAN SYARI AH ANGGOTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TAHUN 2015 (STUDI KASUS DI KJKS BMT SURYA MADANI BOYOLALI) Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung, BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung, penulis ditempatkan di Kantor Pusat Bandung di bagian divisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syari ah di Indonesia didorong oleh sebagian masyarakat yang memandang bahwa dengan sistem konvensional ada hal-hal yang tidak sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian masyarakat dalam skala makro dan mikro, membuat lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syariah bersaing untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA 20 BAB II TINAJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Bank 2.1.1 Definisi Bank Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA A. Sejarah Berdirinya Kospin Jasa Syariah Kospin jasa adalah sebuah koperasi simpan pinjam yang terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan A. Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah 4.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan mudarabah pada bank

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Bunga Pada Bank Konvensional (Non Syariah) 1. Penerapan sistem bunga pada bank konvensional Operasional perbankan konvensional sebagian besar ditentukan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank 1. Pengertian Bank Konvensial Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit BAB V PEMBAHASAN A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit II Tulungagung Pembiayaan yang ada di Lembaga Keuangan Syariah khususnya BMT Istiqomah merupakan kegiatan penyaluran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat tamwil Surya Parama Arta. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta a. Menjadi anggota BMT Surya Parama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka. (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka. (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo 49 BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo Kegiatan utama dari sebuah lembaga keuangan adalah penghimpunan dana, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya bank pada mulanya hasil dari perkembangan cara penyimpanan harta benda. Para saudagar merasa khawatir membawa perhiasan dan lain sebagainya berpindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil Koperasi syariah yang lebih dikenal dengan nama KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) dan UJKS (Unit Jasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi berdasarkan konsep murabahah dan musyarakah, dan konsep ini dijalankan dengan sistem Profit and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank terdiri atas bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. bank terdiri atas bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu sektor penting yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap aktivitas ekonomi masyarakat, dalam operasionalnya bank terdiri atas bank konvensional

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. A. Profil Objek Penelitian (Lembaga Keuangan Syariah Berkah Banua Banjarmasin)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. A. Profil Objek Penelitian (Lembaga Keuangan Syariah Berkah Banua Banjarmasin) BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Profil Objek Penelitian (Lembaga Keuangan Syariah Berkah Banua Banjarmasin) Untuk melengkapi deskripsi tentang Lembaga Keuangan Syariah Berkah Banua Banjarmasin, maka

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank

BAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pelaksanaan Deposito ib Mudharabah Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank Nagari Cabang Syariah Padang. 1. Prosedur Pembukaan Rekening a. Permohonan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan uang maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan uang maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah di dunia khususnya di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk muslim yang sangat tinggi di sambut oleh pelaku bisnis jasa keuangan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perbankan syariah, sistem bagi hasil produk penghimpunan dana terus dilakukan sebagai sarana kajian. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4)

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4) Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4) ISSN : 1693 1173 Abstrak Bagi hasil dalam perhitungan pendapatan di Bank Syariah berbeda konsep dengan bank konvensional. Dalam bank syariah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Bagi Hasil 2.1.1.1. Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil atau profit sharing ini dapat diartikan sebagai sebuah bentuk kerjasama antara

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari desakan berbagai pihak yang menginginkan agar tersedianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan adalah lembaga yang mempunyai peran utama dalam pembangunan suatu negara. Peran ini terwujud dalam fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, di lakukan di Indonesia setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan syariah serta

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Definisi Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BMT NURUSSA ADAH PEKALONGAN. berlaku di Indonesia adalah system ekonomi yang berorientasi pada

BAB III GAMBARAN UMUM BMT NURUSSA ADAH PEKALONGAN. berlaku di Indonesia adalah system ekonomi yang berorientasi pada BAB III GAMBARAN UMUM BMT NURUSSA ADAH PEKALONGAN A. Latar Belakang Lembaga Berdasarkan pada UUD 1945 danpancasila, system perekonomian yang berlaku di Indonesia adalah system ekonomi yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengertian Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang Simpanan walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Pengertian Lembaga Keuangan Dalam sistem keuangan suatu Negara, lembaga keuangan berperan dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa di bidang keuangan. Menurut

Lebih terperinci

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI. MUDHARABAH dan MUSYARAKAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI. Oleh Fiqri Yunanda Pratama 20120730132 Swasti Saraswati 20120730137

Lebih terperinci

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga. FATWA DSN MUI Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro Pertama: Giro ada dua jenis: 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Giro yang dibenarkan secara

Lebih terperinci