SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA JUAL UBI CILEMBU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS WEB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA JUAL UBI CILEMBU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS WEB"

Transkripsi

1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA JUAL UBI CILEMBU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS WEB Deni Gustia Rahman NIM: Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung ABSTRAK Dewasa ini teknologi informasi sudah berkembang sedemikian pesat di berbagai aspek kehidupan dan berbagai bidang, termasuk bidang pertanian dan perdagangan. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pendukung keputusan (Decision Support System). Banyak metode yang dapat digunakan dalam sistem pendukung keputusan. Salah satu metode tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Konsep metode AHP adalah merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih objektif. Dalam penelitian ini, metode AHP diaplikasikan pada sistem penentuan harga jual hasil pertanian, dalam hal ini yaitu ubi Cilembu. Dibandingkan jenis ubi yang lain, ubi Cilembu memiliki keunggulan tersendiri yaitu rasa yang lebih manis dan bersifat alami. Kebutuhan informasi tentang harga jual ubi Cilembu pada saat ini sangatlah diperlukan, terutama bagi para petani dan distributor. Sistem ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai penentuan harga ubi Cilembu secara cepat dan efisien bagi pihak yang membutuhkan. Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, Ubi Cilembu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang menggabungkan antara komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus informasi dapat berjalan dengan baik. Teknologi informasi berkembang dengan pesat di berbagai aspek kehidupan dan berbagai bidang, termasuk bidang pertanian dan perdagangan. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pendukung keputusan (Decision Support System). Dalam teknologi informasi, sistem pendukung keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem informasi dan sistem cerdas. Banyak metode yang dapat digunakan dalam sistem pendukung keputusan. Salah satu metode tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Konsep metode AHP adalah merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih objektif. Metode AHP mula-mula dikembangkan di Amerika pada tahun 1970 dalam hal perencanaan kekuatan militer untuk menghadapi berbagai kemungkinan (contingency planning). Kemudian dikembangkan di Afrika khususnya di Sudan dalam hal perencanaan transportasi. Pada saat ini pun metode AHP juga telah digunakan oleh beberapa peneliti, misalkan untuk Pemilihan Pejabat Struktural atau Pemilihan Penerima Beasiswa. Dalam penelitian ini, metode AHP diaplikasikan pada sistem penentuan harga jual hasil pertanian, dalam hal ini yaitu ubi Cilembu. Dibandingkan jenis ubi yang lain, ubi Cilembu memiliki keunggulan tersendiri yaitu rasa yang lebih manis dan bersifat alami. Tidak heran jika

2 ubi Cilembu sudah menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia di bidang pertanian. Kebutuhan informasi tentang harga jual ubi Cilembu pada saat ini sangatlah diperlukan, terutama bagi para petani dan distributor. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu: 1. Bagaimana menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ke dalam sistem pendukung keputusan penentuan harga jual ubi Cilembu? 2. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan harga jual ubi Cilembu berbasis web? 3. Bagaimana membangun sistem dalam mendukung keputusan penentuan harga jual ubi Cilembu berdasarkan kriteriakriteria yang telah ditetapkan? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam pembuatan sistem pendukung keputusan ini mencakup halhal berikut: 1. Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem pendukung keputusan ini yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP). 2. Aplikasi yang dibuat adalah berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. 3. Terdapat halaman administrator untuk mengolah data kualitas, penjual, kriteria penilaian dan buku tamu. 4. Terdapat halaman pakar untuk mengolah penghitungan AHP kriteria dan detail kriteria penilaian. 5. User harus mempunyai akun login untuk menggunakan aplikasi dengan terlebih dahulu melakukan pendaftaran anggota sebagai penjual, kemudian melakukan penilaian kualitas berdasarkan beberapa kriteria dan melakukan penghitungan harga. Terdapat fasilitas untuk mencetak laporan hasil penilaian dan melakukan penilaian ulang. Bagi user publik terdapat fasilitas buku tamu. 6. Dalam melakukan penilaian kualitas, interaksi antara user dengan sistem berupa memilih kriteria yang jawabannya berupa pilihan yang sudah disediakan oleh sistem. 7. Penghitungan kriteria akan dijadikan bobot penentuan kualitas, hasil akhir berupa kualitas ubi dan harga per kilogram. 8. Penilaian terhadap kualitas terdiri dari tiga jenis, yaitu: bagus (grade I), sedang (grade II), dan jelek (grade III). 9. Kriteria penilaian kualitas terdiri dari tujuh macam, yaitu: ukuran umbi, keberadaan bercak hitam (hama boleng), keberadaan luka/cacat, warna kulit, warna daging, lama penyimpanan setelah panen dan kadar pati. Sementara untuk faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual terdiri dari biaya penanaman, biaya pekerja, biaya overhead, ongkos kirim dan jumlah hasil panen. 10. Ubi Cilembu dengan kualitas paling bagus yaitu memiliki ukuran panjang cm, diameter 6-7 cm, tidak terdapat bercak hitam dan luka, warna kulit merah kekuningan, warna daging putih kekuningan, disimpan 4 5 minggu setelah panen, dan kadar pati lebih dari 20 %. 11. Pengukuran kadar pati didapat dari hasil pengolahan data yang sudah ada sebelumnya. 12. Alternatif harga jual dihitung berdasarkan penambahan suku bunga bank selama 6 bulan sesuai dengan masa tanam maksimal ubi Cilembu. Terdapat tiga alternatif harga jual, yaitu 2 kali, 2,5 kali dan 3 kali suku bunga bank. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, adapun tujuan yang akan dicapai adalah: 1. Menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ke dalam sistem pendukung keputusan penentuan harga jual ubi Cilembu. 2. Merancang dan membangun aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan harga jual ubi Cilembu berbasis web. 3. Membangun sistem untuk mendukung keputusan penentuan harga jual ubi Cilembu berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

3 II. LANDASAN TEORI 2.1 Decision Support System (Sistem Penunjang Keputusan) Decision Support System atau Sistem Penunjang Keputusan yang selanjutnya disingkat menjadi DSS, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Secara khusus, DSS didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu. (Hermawan, 2005) Tujuan DSS dalam proses pengambilan keputusan yaitu: 1. Membantu menjawab masalah semiterstruktur 2. Membantu manajer dalam mengambil keputusan, bukan menggantikannya 3. Manajer yang dibantu melingkupi top manajer sampai ke manajer lapangan 4. Fokus pada keputusan yang efektif, bukan keputusan yang efisien. Masalah semi-terstruktur memiliki karakteristik yang merupakan perpotongan dari masalah terstruktur dan masalah tidak terstruktur. Dua sifat di antaranya adalah: 1. Beberapa bagian dari masalah terjadi berulang-ulang, sementara 2. Beberapa bagian dari masalah melibatkan subjektivitas manusia. Contoh masalah semi-terstruktur dalam bisnis adalah kontrol persediaan, penjadwalan produksi, manajemen uang, penyiapan anggaran, dan perencanaan produk baru. Proses pengambilan keputusan melibatkan 4 tahapan, yaitu: 1. Tahap Intelligence 2. Tahap Design 3. Tahap Choice 4. Tahap Implementation Contoh penggunaan DSS dalam bisnis yaitu: Divisi Operasional dari sebuah perusahaan komponen otomotif memerlukan informasi tentang tingkat produk, kelompok produk dengan detailnya, dan exception report yang menunjukan informasi produk yang tidak normal. Perusahaan kemudian membuat DSS yang selain mengumpulkan data sejarah tersebut juga dapat membantu memperkirakan masa depan. Terdapat tiga komponen utama dalam konfigurasi umum suatu Decision Support System, yaitu Data Management, Model Management, dan User Interface. Metode pengembangan DSS hampir sama dengan metode pengembangan perangkat lunak pada umumnya. Pembedanya adalah DSS menekankan pada tahap Prototyping-nya. Prototyping ditekankan karena dalam pengembangan DSS, interaksi antara pengembang dengan pengguna sangat intensif sehingga diperlukan suatu pendekatan yang bisa mengkomunikasikan dengan baik hasil yang dibuat oleh pengembang dengan kebutuhan yang diperlukan pengguna. Dalam membangun DSS, ada beberapa pendekatan yang dapat dipakai (Hermawan, 2005) yaitu: 1. DSS dibangun dengan bahasa pemrograman umum seperti Visual Basic. Jadi, DSS dibangun secara sendiri, baik in-house maupun outsource dari nol. 2. DSS dibangun dengan OLAP dan data warehouse-nya seperti Microsoft SQL Server. Pendekatan ini memanfaatkan fitur-fitur dari aplikasi on-the-shelf database yang ditujukan untuk keperluan DSS. Jadi, dibandingkan dengan pendekatan pertama, cara ini akan bisa lebih singkat dari segi waktu. 3. DSS dibangun dengan DSS engine seperti Microsoft Excel. Pendekatan ini menggunakan aplikasi on-the-shelf yang masuk dalam golongan DSS engine. Bila pendekatan kedua lebih ke arah data management, maka pendekatan ketiga ini lebih ke arah model management. 4. DSS dibangun dengan ketiga pendekatan di atas. Pendekatan ini yang banyak digunakan. Jadi, pada komponen data management digunakan pendekatan kedua, kemudian untuk model management digunakan pendekatan ketiga, dan untuk user interface digunakan pendekatan pertama.

4 2.2 Harga Jual Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Perusahaan selalu menetapkan harga produknya dengan harapan produk tersebut laku terjual dan boleh memperoleh laba yang maksimal. Hansen dan Mowen (2001:633) mendefinisikan harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Menurut Mulyadi (2001:78) pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-up. Menurut Boone dan Kurtz (2002:70) ada empat kategori dasar atau sasaran penetapan haga, yaitu: 1. Sasaran Profitabilitas 2. Sasaran Volume 3. Tingkat Kompetisi 4. Sasaran Prestise Perusahaan menentukan harga jual produknya dengan tiga dasar pertimbangan yaitu: 1. Penentuan harga berdasarkan biaya produksi 2. Penentuan harga berdasarkan suplai persediaan 3. Penentuan harga berdasarkan harga pesaing Menurut Herman (2006:175) ada beberapa metode penetapan harga (methods of price determination) yang dapat dilakukan budgeter dalam perusahaan (Devianti, 2010), yaitu: 1. Metode Taksiran (Judgemental Method) 2. Metode Berbasis Pasar (Market-Based Pricing) 3. Metode Berbasis Biaya (Cost-Based Pricing) 2.3 Ubi Cilembu Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas. Poir) di Indonesia merupakan salah satu tanaman yang cukup penting, baik sebagai makanan pokok alternatif di musim paceklik maupun makanan tambahan dalam rangka diversifikasi makanan. Ubi jalar mengandung air 64,60-79,59%, abu 0,92-0,98%., pati 17,06-28,19%, Protein 1,19-2,07%, gula 0,38-0,43%, serat kasar 2,16-5,24% dan beta karoten 17,42-51,20%. Oleh karena itu ubi jalar memegang peranan penting dalam ketahanan pangan masyarakat. Ubi Jalar Cilembu ST 1, sejak lama menembus pasar Singapura, Malaysia, Korea, dan Jepang. Ubi Cilembu ST 1, merupakan salah satu komoditi palawija unggulan di Kabupaten Sumedang, varietas tersebut telah dirilis oleh menteri pertanian pada Tahun Nama cilembu diambil dari nama daerah asal ubi tersebut diproduksi yaitu Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan, ST merupkan singkatan dari Sumedang Tandang, sedangkan angka 1 menunjukan bahwa di Kabupaten Sumedang memiliki varietas lokal ubi jalar lain yang memiliki keunggulan tidak jauh berbeda dengan Cilembu ST 1, namun belum di rilis oleh menteri pertanian. Ubi ini hanya memiliki rasa dan aroma yang khas apabila di tanam di daerah Cilembu dan sekitarnya. Tanaman ubi jalar yang tumbuhnya baik dan tidak mendapat serangan hama penyakit yang berarti (berat) di Kecamatan Pamulihan dapat menghasilkan umbi basah ton sedangkan di Kecamatan Rancakalong dapat menghasilkan ton ubi basah per hektar. Keunggulan ubi jalar ini adalah apabila ubi yang telah disimpan lebih dari 10 hari, dimasak dengan cara dioven selama menit (bergantung ukuran), bagian tengah umbi akan menghasilkan cairan sangat manis seperti madu. Lebih manisnya ubi jalar cilembu disebabkan kadar gula ubi cilembu lebih tinggi dari ubi jalar lain yaitu ubi mentah mencapai 11-13% dan ubi masak 19-23%, sehingga sangat digemari oleh konsumen. Kulit ubi cilembu berwarna putih kekuningan (gading) dengan bentuk umbi bulat memanjang, berbentuk panjang. Ubi ini memiliki keunikan lain yaitu tidak mengakibatkan gangguan perut meskipun dimakan sebelum sarapan. (Kostaman, 2010) Salah satu proses pengolahan ubi cilembu yang telah umum dilakukan adalah dengan cara pemanggangan. Proses pemanggangan ubi cilembu akan menghasilkan rasa ubi panggang yang lebih manis dibandingkan ubi hasil pengukusan dan perebusan. Proses pengolahan ubi Cilembu menjadi ubi panggang Cilembu dapat dilakukan

5 dari bahan baku yang masih segar (segera setelah dipanen) atau bahan baku yang telah disimpan terlebih dahulu. Menurut Satia Santana, lama penyimpanan ubi mempengaruhi kandungan gula yang terdapat dalam ubi tersebut. Semakin lama penyimpanan, kandungan gula yang terkandung dalam ubi cilembu semakin tinggi karena adanya penguraian pati menjadi gula-gula sederhana. Hasil penelitian Mayastuti (2002) terhadap karakteristik fisik ubi cilembu dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Karakteristik Fisik Ubi Cilembu Karakteristik Hasil Pengamatan Berat Umbi 268,10 g 402,17 g Bentuk Umbi Panjang Lonjong Warna Kulit Umbi Merah kekuningan Warna daging Umbi Putih Kekuningan Rasa setelah Manis Khas dipanggang Sortasi (pemilihan) ubi Cilembu setelah dipanen menghasilkan 3 grade, seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Klasifikasi Mutu Ubi Cilembu Klasifikasi Ciri-ciri Grade I panjang : cm, diameter 6-7 cm Deskripsi : hampir dapat dikatakan tidak terdapat bercak hitam pada permukaan kulit, dalam 1 kg terdapat 4-5 ubi, dan biasanya ditujukan untuk pasar internasional, dan supermarket di dalam negeri. Grade II panjang : cm, diameter 4-6 cm Deskripsi : sedikit terdapat bercak hitam di permukaan kulit, dalam 1 kg terdapat 7-8 ubi, dan ditujukan untuk pedagang pengecer di dalam negeri. Grade III panjang : cm, diameter 3-4 cm Deskripsi : banyak terdapat bercak hitam di permukaan kulit, dalam 1 kg dapat mencapai lebih dari 8 ubi, dan pasarnya ditujukan bagi pedagang pengecer, tetapi pda umumnya dikonsumsi sendiri. 2.4 Analytical Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah Multi- Attribute Decision Making (MADM). AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut: 1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan 3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. Dalam metode AHP dilakukan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. 3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. 4. Melakukan mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n

6 adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. 6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. 8. Memeriksa konsistensi hirarki. AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu: 1. Dekomposisi 2. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments) 3. Sintesa Prioritas AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu: 1. Aksioma Resiprokal 2. Aksioma Homogenitas 3. Aksioma Ketergantungan Beberapa contoh aplikasi AHP adalah sebagai berikut (Syaifullah, 2010): 1. Membuat suatu set alternatif 2. Perencanaan 3. Menentukan prioritas 4. Memilih kebijakan terbaik setelah menemukan satu set alternatif 5. Alokasi sumber daya 6. Menentukan kebutuhan/persyaratan 7. Memprediksi outcome 8. Merancang sistem 9. Mengukur performa 10. Memastikan stabilitas sistem 11. Optimasi 12. Penyelesaian konflik. Misalkan O i dan O j adalah tujuan. Tingkat kepentingan relatif tujuan-tujuan ini dapat dinilai dalam 9 poin, seperti pada tabel 2.3 (Reenoij, 2005). No. Nama Pengguna Hak Akses Tabel Tingkat Kepentingan Nilai Interpretasi 1 O i dan O j sama penting 3 O i sedikit lebih penting daripada O j 5 O i kuat tingkat kepentingannya daripada O j 7 O i sangat kuat tingkat kepentingannya daripada O j 9 O i mutlak lebih penting daripada O j 2, 4, 6, nilai-nilai intermediate 8 Contoh, angka 8 menunjukkan bahwa O i delapan kali lebih penting daripada O j, atau O i terletak antara sangat kuat dan mutlak lebih penting daripada O j Indeks random RI n adalah nilai rata-rata CI yang dipilih secara acak pada A dan diberikan sebagai: n RI n 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32... (Kusumadewi, 2006) III. ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Karakteristik Pengguna Ada beberapa pengguna yang diberikan hak akses (privilege) terhadap sistem pendukung keputusan ini, yaitu anggota (user yang memiliki akun login), administrator,pakar dan user publik (pengunjung). Adapun otoritas masing-masing pengguna digambarkan dalam tabel di bawah ini: Tabel Karakteristik Pengguna 1 Anggota Melakukan login, melakukan penilaian kualitas, mengisi data biaya untuk menghitung harga jual, mencetak hasil keputusan, mengedit profil, melakukan penilaian ulang dan melihat data keseluruhan. 2 Administrator Melakukan login, mengolah (menambah, menghapus, mengedit) data kualitas, kriteria, detail kriteria, penjual dan buku tamu. 3 Pakar Melakukan login, menghitung nilai AHP kriteria dan detail kriteria, serta menambah data kriteria

7 4 User publik (pengunjung) dan detail kriteria jika ada perubahan. Melakukan pendaftaran anggota, mengisi buku tamu, dan melihat data yang bersifat publik. 3.2 Diagram Konteks Untuk menggambarkan sistem secara umum maka diperlukan suatu diagram konteks. Intinya diagram konteks berisi siapa saja yang memberikan data (input) ke sistem serta kepada siapa data/informasi yang dihasilkan sistem disampaikan. Berikut adalah gambar diagram konteks untuk sistem pendukung keputusan penentuan harga jual ubi Cilembu. Gambar Diagram Konteks SPK Penentuan Harga Jual Ubi Cilembu 3.3 Analisis Fungsional Pada tahap analisis fungsional diperlukan gambar DFD (Data Flow Diagram) untuk menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. DFD merupakan dekomposisi dari diagram konteks yang telah digambarkan sebelumnya. Berikut ini adalah DFD dari sistem yang dibangun. Gambar DFD Level 0 SPK Penentuan Harga Jual Ubi Cilembu

8 3.4 Analisis Penghitungan AHP Kasus dalam penggunaan AHP ini adalah penentuan harga jual ubi Cilembu. Sebelum menentukan harga jual, maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenai kualitas ubi yang akan dijual, apakah termasuk bagus, sedang, atau jelek. Penentuan kualitas ubi tersebut didasarkan pada tujuh macam kriteria, yaitu ukuran umbi, bercak hitam/hama, luka/cacat, warna kulit, warna daging, lama penyimpanan, dan kadar pati. Langkah pertama adalah menentukan dekomposisi permasalahan dengan membuat struktur hirarki. Bagan pengambilan keputusan/struktur hirarkinya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar Struktur Hirarki Permasalahan Langkah selanjutnya adalah membandingkan kepentingan tiap kriteria (pairwise comparison) dan membuat matriks perbandingan berpasangan (paired comparison matrix) dengan memperhatikan skala perbandingan yang diperkenalkan oleh Saaty. Berikut adalah tabel intensitas kepentingan antar elemen: Tabel Intensitas Kepentingan AHP Nilai Interpretasi 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i Berikut ini adalah asumsi perbandingan kepentingan dari ketujuh kriteria penilaian kualitas ubi: 1. Ukuran umbi lebih penting 2 kali dari bercak hitam/hama 2. Ukuran umbi lebih penting 3 kali dari luka/cacat 3. Ukuran umbi lebih penting 3 kali dari warna kulit 4. Ukuran umbi lebih penting 3 kali dari warna daging 5. Ukuran umbi lebih penting 2 kali dari lama penyimpanan 6. Ukuran umbi lebih penting 3 kali dari kadar pati 7. Bercak hitam/hama lebih penting 3/2 kali dari luka/cacat 8. Bercak hitam/hama lebih penting 3/2 kali dari warna kulit 9. Bercak hitam/hama lebih penting 3/2 kali dari warna daging 10. Bercak hitam/hama sama penting dengan lama penyimpanan 11. Bercak hitam/hama lebih penting 3/2 kali dari kadar pati 12. Luka/cacat sama penting dengan warna kulit 13. Luka/cacat sama penting dengan warna daging 14. Luka/cacat lebih penting 2/3 kali dari lama penyimpanan 15. Luka/cacat sama penting dengan kadar pati

9 16. Warna kulit sama penting dengan warna daging 17. Warna kulit lebih penting 2/3 kali dari lama penyimpanan 18. Warna kulit sama penting dengan kadar pati 19. Warna daging lebih penting 2/3 kali dari lama penyimpanan 20. Warna daging sama penting dengan kadar pati Kriteria Ukuran umbi Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Bercak Luka/ Warna Warna hitam/ Cacat Kulit daging Hama an 21. Lama penyimpanan lebih penting 3/2 kali dari kadar pati 22. Perbandingan yang lain merupakan nilai kebalikan Selanjutnya hasil pair-wise comparison tersebut dibuat tabulasinya, yang dalam istilah AHP disebut sebagai paired comparison matrix, seperti terlihat pada tabel berikut. Lama penyimpan Kadar pati Priority Vector Ukuran umbi Bercak hitam/ham a Luka/Cacat Warna Kulit Warna daging Lama penyimpan an Kadar pati Jumlah Principal Eigen Value (λmax) 7 Consistency Index (CI) 0 Consistency Ratio (CR) 0 Langkah selanjutnya adalah membuat masing-masing kriteria. Untuk detail kriteria matriks perbandingan berpasangan untuk detail dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Detail Kriteria Kriteria Detail Kriteria Ukuran umbi Panjang > 25 cm, diameter > 7 cm Panjang cm, diameter 6-7 cm Panjang cm, diameter 4-6 cm Panjang cm, diameter 3-4 cm Panjang < 10 cm, diameter < 3 cm Bercak hitam/hama Tidak ada Sedikit Banyak Luka/Cacat Tidak ada Sedikit

10 Banyak Warna kulit Merah kekuningan Tidak merah kekuningan Warna daging Putih kekuningan Tidak putih kekuningan Lama penyimpanan 2-5 minggu < 2 minggu > 5 minggu Kadar pati >= 20 % < 20 % Harga jual = Seperti halnya dalam membuat matriks perbandingan kriteria, untuk membuat matriks perbandingan detail kriteria pun menggunakan cara yang sama. 3.5 Analisis Penghitungan Harga Jual Setelah user melakukan penilaian kriteria dan mengetahui kualitas ubi, maka selanjutnya user bisa melakukan input biaya produksi untuk penghitungan harga jual. Untuk menghitung harga jual ubi per kilogram, digunakan rumus berikut ini: = ( ) Cilembu. h h + Keterangan: T = Biaya Penanaman K = Biaya Pekerja H = Biaya Overhead O = Ongkos Kirim Para petani yang memiliki lahan budidaya ubi Cilembu seluas 1 hektare bisa memanen hingga 2,5 ton ubi dalam satu kali masa panen (5-6 bulan). Biaya penanaman dari awal tanam hingga panen bisa mencapai Rp Contoh kasus: Diketahui: Biaya penanaman = Biaya pekerja = Biaya overhead = Ongkos kirim = (nilai = 3000) Jawab: Jumlah hasil panen = 2500 kg Kualitas = baik = = Harga jual = Rp /kg Harga di atas merupakan harga pokok produksi yang sudah ditambahkan dengan nilai kualitas (sudah disesuaikan agar mendekati harga pasar), kemudian sistem memberikan tiga pilihan alternatif harga jual berdasarkan penambahan suku bunga bank selama 6 bulan sesuai dengan masa tanam maksimal ubi 3.6 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari proses analisis, di mana proses perancangan merupakan inti dari semua proses yang berhubungan dengan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kegiatan aplikasi sistem pendukung keputusan. Dalam sub bab ini akan dirancang mengenai pembangunan sistem pendukung keputusan penentuan harga jual ubi Cilembu. Entity Relationship Diagram merupakan gambaran dari perancangan database yang akan dibuat. E-R Diagram berfungsi untuk menggambarkan relasi antara dua entitas. E-R Diagram yang dibuat untuk sistem pendukung keputusan ini mempunyai derajat kardinalitas satu ke satu (one to one). E-R Diagram dari aplikasi sistem pendukung keputusan yang terbentuk dapat dilihat pada gambar berikut.

11 Gambar ERD SPK Penentuan Harga Jual Ubi Cilembu Berikut ini adalah relasi tabel sistem pendukung keputusan yang terbentuk: Gambar Relasi Antar Tabel IV. IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Komponen Implementasi Sistem Agar sistem perancangan yang dikerjakan dapat berjalan dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dikerjakan. Untuk itu dibutuhkan berupa komponen utama mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan operator (brainware). Pada web ini dibutuhkan komponen-komponen yang mencakup seperti di atas. Perangkat keras merupakan komponenkomponen peralatan yang membentuk suatu sistem komputer dan peralatan-peralatan tambahan lainnya yang memungkinkan komputer untuk menjalankan tugasnya sesuai

12 dengan yang diberikan. Komponen ini bersifat nyata secara fisik, artinya dapat dilihat dan dipegang. Perangkat kerasnya meliputi: 1) Monitor Super VGA. 2) CPU (Central Processing Unit), seperti Pentium IV. 3) Harddisk sebagai media penyimpanan. 4) Memory atau biasa disebut RAM, minimal 256 MB. 5) Keyboard dan Mouse Hardware tidak dapat menyelesaikan masalah tanpa adanya software. Software merupakan komponen di dalam sistem data berupa program atau instruksi untuk mengontrol suatu sistem. Perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan perangkat kerasnya adalah: 1) Sistem Operasi, penulis menggunakan sistem operasi Windows XP SP 3. 2) Editor penulisan script bahasa pemrograman, penulis menggunakan notepad ) MySQL untuk mengelola database. 4) PHP sebagai bahasa pemrograman server side aplikasi web. 5) Adobe Photoshop CS3 sebagai desain pembuatan header dan edit gambar. 6) Microsoft Office Visio 2007 sebagai perancang diagram dan antarmuka. 7) Web Server sebagai server lokal dalam pengetesan halaman web sebelum filefile dan script web dipublikasikan pada internet, seperti Apache Web Server yang digunakan penulis dengan xampp ) Browser sebagai tempat melihat output atau tampilan halaman web, seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, dan lain-lain. Perangkat operator (brainware) yang dapat menjalankan website ini terbagi menjadi 4, yaitu: 1) Administrator 2) Pakar 3) Anggota 4) User publik (pengunjung) 4.2 Gambaran Aplikasi pada Sistem Adapun gambaran mengenai aplikasi sistem ini, penulis bagi menjadi empat bagian yang saling berhubungan, yaitu: 1) Administrator Seorang administrator dapat memasukan data ke dalam sistem maupun mengeditnya. Seorang administrator juga dapat menghapus data yang tidak diperlukan. Data yang diolah oleh administrator yaitu data kualitas, kriteria, detail kriteria, penjual, dan buku tamu. 2) Pakar Seorang pakar bertugas mengolah data penghitungan nilai AHP kriteria dan detail kriteria penilaian sekaligus mengupdate datadata tersebut jika diperlukan. Seseorang yang menjadi pakar harus memahami konsep penilaian kriteria ubi dan penghitungan AHP agar tidak keliru dalam memberikan nilai/bobot. 3) Anggota Anggota dapat menggunakan aplikasi sesuai dengan fungsinya, memasukan data penilaian yang akan diolah dan mendapatkan informasi yang diperlukan. 4) User Publik (Pengunjung) Pengunjung dapat melihat informasi yang bersifat umum, mengisi buku tamu, dan melakukan pendaftaran jika ingin menjadi anggota untuk menggunakan aplikasi sistem pendukung keputusan ini. 4.3 Implementasi Antarmuka (Interface) Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Harga Jual Ubi Cilembu dibangun dengan halaman utama yang berbeda tiap penggunanya. Pada aplikasi ini, yang dapat mengakses adalah administrator, pakar, anggota dan user publik (pengunjung). Oleh karena itu, pada implementasinya keempat jenis pengguna tadi mempunyai antar muka yang berbeda dalam mengakses halaman utama. Di dalam PHP, implementasi antarmuka dilakukan dengan sebuah webpage berekstensi PHP. Setiap halaman dan file program keseluruhan ditulis dengan file yang berekstensi.php. Di dalam halaman pengunjung terdapat tujuh menu, yaitu home, batasan, daftar anggota, login anggota, buku tamu, bantuan, dan login admin. Berikut adalah tampilan implementasi untuk halaman pengunjung:

13 Gambar Implementasi halaman utama (home) pengunjung Di dalam halaman anggota terdapat delapan menu, yaitu home, batasan, penilaian, profil, data penjual, data penilaian, bantuan, dan logout. Berikut adalah tampilan implementasi untuk halaman anggota: Gambar Implementasi halaman penilaian (input kriteria)

14 Gambar Implementasi halaman hitung harga jual Gambar Implementasi form hasil keputusan (pdf) Gambar Implementasi halaman hasil perbandingan

15 Di dalam halaman admin terdapat enam menu, yaitu home, data kualitas, data kriteria, data penjual, data buku tamu, dan logout. Berikut adalah tampilan implementasi untuk halaman admin: Di dalam halaman pakar terdapat lima menu, yaitu home, data kriteria, hitung AHP kriteria, hitung AHP detail, dan logout. Berikut Gambar Implementasi halaman data kriteria adalah tampilan implementasi untuk halaman pakar: Gambar Implementasi halaman hitung AHP kriteria V. PENUTUP Dari serangkaian proses pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Harga Jual Ubi Cilembu yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut diambil dari teori dan berbagai pengujian yang telah dilakukan serta dari sudut pandang penulis. Berikut ini kesimpulan yang bisa diambil: 1. SPK Penentuan Harga Jual Ubi Cilembu merupakan sebuah aplikasi yang dibuat untuk mempermudah penentuan kualitas dan harga jual ubi Cilembu dengan memperhatikan beberapa kriteria penilaian dan faktor-faktor produksi. 2. Sistem ini dibangun dengan berbasis web agar dapat diakses oleh siapa saja, khususnya bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Dalam pengaplikasiannya sistem ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP yang dipadukan dengan database MySQL. 3. Pengguna dalam sistem ini terdiri dari user publik (pengunjung) yang merupakan user biasa tanpa otorisasi dan user yang memiliki otorisasi yaitu anggota, administrator dan pakar. 4. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan nilai/bobot kriteria dan detail kriteria

16 penilaian kualitas. Penghitungan AHP yang dipakai hanya sampai penentuan nilai eigen vector (priority vector), sementara untuk perbandingan alternatif tidak dipakai karena berbeda dalam pengaplikasiannya. 5. Proses penghitungan AHP kriteria dan detail kriteria dikelola oleh seorang pakar yang dalam hal ini paham tentang metode AHP dan penentuan nilai perbandingan kriteria penilaian kualitas ubi Cilembu. VI. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Pengantar Basis Data Structure Query Language. ads/files/16255/sql.pdf. (diakses tanggal 26 November 2011) Fathansyah Basis Data. Penerbit Informatika. Bandung. Hermawan, J Membangun Decision Support System. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Jogiyanto Analisis dan Desain sistem Informasi : Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Kadir, A Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Kusumadewi, S. dkk Fuzzy Multi- Atribute Decision Making (Fuzzy MADM). Graha Ilmu. Yogyakarta. Parno.DFD. nloads/files/15425/dfd.pdf. (diakses tanggal 26 November 2011) Pressman, R. S Rekayasa Perangkat Lunak, Pendekatan Praktisi. Penerbit Andi, Yogyakarta. Sunarto. Tanpa tahun. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Handphone Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Berbasis PHP. PENS-ITS. Surabaya. (diakses tanggal 30 April 2012) Supriyono, dkk Sistem Pemilihan Pejabat Struktural Dengan Metode AHP. STTN Batan. Yogyakarta. (diakses tanggal 30 April 2012) Syaifullah Pengenalan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process). (diakses tanggal 30 April 2012) Wijayaning, N. Suplemen ERD Modul Basis Data 2009/ n/suplemen%20erd%20v2.pdf. (diakses tanggal 26 November 2011)

BAB I PENDAHULUAN. komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus

BAB I PENDAHULUAN. komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi merupakan teknologi yang menggabungkan antara komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus informasi dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Adapun yang akan dibahas pada bab ini yaitu mengenai hasil dari pembahasan Sistem Informasi Persediaan Barang pada CV. BARUMUN, yang telah dibuat serta akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari analisa dan rancang bangun sistem pendukung keputusan penilaian kelayakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online

BAB III PEMBAHASAN. pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Masalah Analisis permasalahan sistem yang ada adalah dimana proses dalam perorganisasian data pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online

Lebih terperinci

JURNAL. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS

JURNAL. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS V.M.Eduardo Christian S A11.2008.03931 Teknik Informatika Udinus TEKNIK

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN GURU BERBASIS WEB

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN GURU BERBASIS WEB SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN GURU BERBASIS WEB Widya Wisanti Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Sawerigading Makassar Email : wwisanty@yahoo.co.id ABSTRAK Kegiatan dalam menerima calon guru

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA Ian Febianto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonrsia Jl.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Pembuatan Sistem 5.1.1 Lingkungan Pemrograman Implementasi dari Website KUA Lembang ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan mengandalkan

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Ambar Widayanti (ambarwidayanti@gmail.com) Muhammad Hasbi (hasbb63@yahoo.com) Teguh Susyanto (teguh@sinus.ac.id)

Lebih terperinci

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014 PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai.

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Didalam bukunya, Abdul Kadir (2014) mendefinisikan arti sistem informasi menurut pendapat ahli. Menurut Haal didalam buku karangan Abdul Kadir (2014), definisi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 22 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Sistem Sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global Sri Subekti 1, Arni Retno Mariana 2, Andri Riswanda 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Sistem yang dibangun berdasarkan dari data-data yang diperoleh dari perusahaan. Berdasarkan data-data tersebut maka dapat dibuat kriteria-kriteria karyawan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman Online Buku yang berbasis Web, terlebih dahulu penulis merencanakan bagaimana alur kerja

Lebih terperinci

P11 AHP. A. Sidiq P.

P11 AHP. A. Sidiq P. P11 AHP A. Sidiq P. http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Perancangan Antarmuka meliputi perancangan struktur menu dan perancangan tampilan pada tampilan user.

BAB III PEMBAHASAN. Perancangan Antarmuka meliputi perancangan struktur menu dan perancangan tampilan pada tampilan user. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Perancangan Antarmuka Perancangan Antarmuka meliputi perancangan struktur menu dan perancangan tampilan pada tampilan user. 3.1.1 Perancangan Struktur Menu User Pembuatan Aplikasi

Lebih terperinci

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) A. Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI L15 ONLINE BERBASIS WEB (STUDI KASUS UNIT BILLING COLLECTION UNER V PT. TELKOM INDONESIA TBK)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI L15 ONLINE BERBASIS WEB (STUDI KASUS UNIT BILLING COLLECTION UNER V PT. TELKOM INDONESIA TBK) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI L15 ONLINE BERBASIS WEB (STUDI KASUS UNIT BILLING COLLECTION UNER V PT. TELKOM INDONESIA TBK) Fadmanova Anantasean 1, Tubagus Purworusmiardi 2, Dwi Rolliawati 3 1,2,3 Sistem

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terkait Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dita Monita seorang mahasiswa program studi teknik informatika dari STMIK Budi Darma Medan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI SUMBER DAYA MANUSIA DI PERUSAHAAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI SUMBER DAYA MANUSIA DI PERUSAHAAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI SUMBER DAYA MANUSIA DI PERUSAHAAN Andy Rachman Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. Jl. Arif Rahman Hakim 100

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Membuat suatu situs memerlukan persiapan, perencanaan yang baik, tujuan yang jelas dan percobaan yang berulang-ulang karena menyangkut semua elemen yang

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 61 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Pembuatan Sistem 5.1.1 Lingkungan Pemrograman Implementasi dari Aplikasi penyimpanan dan pemutaran video petunjuk pencarian ruangan Diskominfo Jawa

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP A Yani Ranius Universitas Bina Darama, Jl. A. Yani No 12 Palembang, ay_ranius@yahoo.com ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Dan Uji Coba Hasil rancangan program sistem informasi pemesanan jasa penyewaan kendaraan pada CV. SS TRANSPORT terdiri dari beberapa tampilan halaman dan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pelanggan Terbaik Berbasis Web dengan Metode Yager pada CV. Sentana Prima Unggul Sidoarjo TUGAS AKHIR

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pelanggan Terbaik Berbasis Web dengan Metode Yager pada CV. Sentana Prima Unggul Sidoarjo TUGAS AKHIR Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pelanggan Terbaik Berbasis Web dengan Metode Yager pada CV. Sentana Prima Unggul Sidoarjo TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : HADI SETIYAWAN 0634010105 PROGRAM STUDI SISTEM

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Haditsah Annur haditsah@gmail.com Universitas Ichsan Gorontalo Abstrak Penempatan bidan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1. Pendahuluan Di dalam era Internet maupun intranet yang berkembang kian pesat, telah melahirkan sebuah tuntutan terhadap penguasaan dalam pembuatan situs web (website). Sebuah

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product Indah Kumala Sari 1, Yohana Dewi Lulu W 2, Kartina Diah K 3 1,2 Jurusan Sistem Informasi,.3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan sekumpulan rangkaian tahapan kegiatan atau prosedur yang digunakan oleh pelaksana penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil 1. Tampilan Menu Utama Pada halaman menu utama sistem penunjang keputusan ini sebagai halaman pertama kali saat aplikasi ini dijalankan. Halaman ini berisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Literatur Berikut adalah beberapa penelitian serupa mengenai kualitas yang telah dilakukan dilakukan sebelumnya, yaitu: 1. Harwati (2013), yaitu: Model Pengukuran Kinerja

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB (STUDI KASUS CV. WISMA ANUNGKRIYA DEMAK) ARTIKEL ILMIAH

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB (STUDI KASUS CV. WISMA ANUNGKRIYA DEMAK) ARTIKEL ILMIAH SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB (STUDI KASUS CV. WISMA ANUNGKRIYA DEMAK) ARTIKEL ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Tampilan aplikasi perancangan SIG lokasi klinik hewan di wilayah Medan akan tampil baik menggunakan Mozilla Firefox, untuk menjalankan aplikasi ini buka Mozilla

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pendukung keputusan pemberian cuti pegawai dengan metode AHP dengan menggunakan bahasa pemogram Microsoft Visual Basic.Net

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Aset IT Pada PT. Tirta Investama Plant Citeureup Berbasis Web

Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Aset IT Pada PT. Tirta Investama Plant Citeureup Berbasis Web Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Aset IT Pada PT. Tirta Investama Plant Citeureup Berbasis Web Design of IT Asset Management Information System At PT. Tirta Investama Plant Web Based Citeureup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Perangkat Lunak Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Berbasis Web. Website ini terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Tampilan hasil dari aplikasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Loket Pemesanan Tiket Antar Provinsi di Kota Medan berbasis web ini akan dijelaskan pada sub

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Mendefenisikan Web dalam Macromedia Dreamweaver 8

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Mendefenisikan Web dalam Macromedia Dreamweaver 8 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Mendefenisikan Web dalam Macromedia Dreamweaver 8 Sebelum membangun web yang akan kita buat, pertama kali yang dilakukan adalah file tersusun rapi dan terkumpul dalam satu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi aplikasi adalah tahap penerapan hasil analisis dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi aplikasi adalah tahap penerapan hasil analisis dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi aplikasi adalah tahap penerapan hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat agar bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan yaitu

Lebih terperinci

Bab 4 Implementasi dan Evaluasi

Bab 4 Implementasi dan Evaluasi Bab 4 Implementasi dan Evaluasi 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SISWA BERBASIS WEB PHP MYSQL (STUDI KASUS: SMA NEGERI 1 KEDONDONG) Ahmad Nurfuaidi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SISWA BERBASIS WEB PHP MYSQL (STUDI KASUS: SMA NEGERI 1 KEDONDONG) Ahmad Nurfuaidi SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SISWA BERBASIS WEB PHP MYSQL (STUDI KASUS: SMA NEGERI 1 KEDONDONG) Ahmad Nurfuaidi Jurusan Manajemen Informatika STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 Pringsewu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada proyek perancangan Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Tampilan yang terdapat pada website adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Tampilan yang terdapat pada website adalah sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Halaman Website Tampilan yang terdapat pada website adalah sebagai berikut : IV.1.1 Tampilan Halaman Home Halaman home merupakan tampilan awal pada saat aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi program adalah implementasi dari analisa dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya implementasi ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, pada bab ini akan dijelaskan mengenai skema umum penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan utama,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4. 1 Instalasi Software Dalam pembuatan program ini penulis menggunakan XAMPP dalam menjalankan program aplikasi ini yang didalamnya sudah terdapat MySQL untuk mengelola

Lebih terperinci

Sistem Informasi Penjualan Handphone Pada Toko Ok Cell Pangandaran Berbasis Website

Sistem Informasi Penjualan Handphone Pada Toko Ok Cell Pangandaran Berbasis Website SISTEM INFORMASI PENJUALAN HANDPHONE PADA TOKO OK CELL PANGANDARAN BERBASIS WEBSITE Oleh : Kurniawan 1) 1) Alumni STMIK Amikom Purwokerto ABSTRAK Penelitian ini bertujuan dari pembuatan Sistem Informasi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI Disusun Oleh : MUAMMAR ARIE FAUZAN NPM : 0534010293 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan memanipulasi data. Sistem ini digunakan

Lebih terperinci

Pengertian Metode AHP

Pengertian Metode AHP Pengertian Metode AHP Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. diidentifikasi lalu dicarikan solusinya. Dalam tahap ini akan diuraikan beberapa

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. diidentifikasi lalu dicarikan solusinya. Dalam tahap ini akan diuraikan beberapa BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah proses menganalisa permasalahan untuk dipahami, diidentifikasi lalu dicarikan solusinya. Dalam tahap ini akan diuraikan beberapa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sistem merupakan sekumpulan elemen yang satuan. fungsinya saling berhubungan dan bertanggungjawab

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sistem merupakan sekumpulan elemen yang satuan. fungsinya saling berhubungan dan bertanggungjawab BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Sistem merupakan sekumpulan elemen yang satuan fungsinya saling berhubungan dan bertanggungjawab melaksanakan proses pengolahan data dari masukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TUGAS AKHIR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... i ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Rudiansyah Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan permasalahan,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan permasalahan, BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian bagian komponennya dengan maksud untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB SYABRIYANDI Program Studi S1 Teknik Informatika, STMIK U Budiyah Indonesia, Jl. Alue Naga, Desa Tibang Kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Studi literatur mengenai decision support system serta beberapa metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan banyak kriteria, yaitu: metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor manusia (human error). Salah satu bidang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor manusia (human error). Salah satu bidang yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi dalam suatu organisasi tidak dapat diragukan lagi. Dukungannya dapat membuat sebuah perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT. PJB CIRATA BADAN PENGELOLAAN WADUK CIRATA Erika Susilo Jurusan Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR MODUL...

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Sutera Alam berbasis Web dirancang sebagai alat bantu yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan rantai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 2 Mei 2017

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 2 Mei 2017 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB DI SMP NEGERI 1 PEUSANGAN Riyadhul Fajri Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim ABSTRAK Sistem Informasi Akademik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Paramuda Tour & Transport mengalami penurunan pelanggan yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Paramuda Tour & Transport mengalami penurunan pelanggan yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Identifikasi Permasalahan Paramuda Tour & Transport mengalami penurunan pelanggan yang berkelanjutan dan ingin memperluas pangsa pasar yang ada. Paramuda Tour

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA SISTEM. Aplikasi Sistem Penerimaan Karyawan dibuat berbasis web dengan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA SISTEM. Aplikasi Sistem Penerimaan Karyawan dibuat berbasis web dengan BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA SISTEM 4.1. Analisa Kebutuhan Sistem Aplikasi Sistem Penerimaan Karyawan dibuat berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP versi 1.5 dan database MySQL. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN

BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN 4.1. Umum Setelah melakukan analisa di CV. The Computer Specialist (TCS) untuk sistem penjualan barang komputer, penulis kemudian merancang sistem yang bersifat komputerisasi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEPEDA MOTOR JENIS SPORT 150CC BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEPEDA MOTOR JENIS SPORT 150CC BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEPEDA MOTOR JENIS SPORT 150CC BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP) Dede Wira Trise Putra 1), M.Epriyano 2) 1 Dosen Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) Fauzia Mulyawati 1, Ig. Sudarsono 1 dan Cecep Sopyan 2 1 Jurusan Teksik

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Program Studi Teknik Informatika OLEH :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP Media Informatika, Vol. 4, No. 1, Juni 2006, 13-26 ISSN: 0854-4743 APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP M. Irfan Ashshidiq, M. Andri Setiawan, Fathul Wahid Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. pembuatan sebuah web. Langkah ini sebagai gambaran apa saja yang

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. pembuatan sebuah web. Langkah ini sebagai gambaran apa saja yang BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisa dan Perancangan Sistem 2.1.1 Perencanaan Sistem Perencanaan sistem merupakan langkah awal dalam proses pembuatan sebuah web. Langkah ini sebagai gambaran apa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Tampilan hasil pada sistem penyediaan barang dan jasa DISHUTBUN Pemkab Aceh Tamiang akan dijelaskan pada gambar gambar di bawah ini. 1. Tampilan Halaman Utama

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pemilihan Kualitas busa springbed ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya. Proses pemilihan Kualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Kebutuhan Perangkat Lunak Pada bab ini akan dibahas mengenai kebutuhan software (perangkat lunak) yang diperlukan untuk mendesain website sistem pendukung keputusan penentuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian ini meliputi : 1. Tahapan awal penelitian a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan c.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan seleksi pemilihan agen terbaik dengan sistem yang dibangun dapat dilihat sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015. Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015. Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penjualan pada butik Be Collection merupakan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penjualan pada butik Be Collection merupakan kegiatan pokok 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan penjualan pada butik Be Collection merupakan kegiatan pokok usaha yang bergerak dalam bidang produk fashion. Kegiatan penjualan berhubungan dengan arus

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi program adalah tahap implementasi analisis dan perancangan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi program adalah tahap implementasi analisis dan perancangan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi program adalah tahap implementasi analisis dan perancangan yang telah dibuat sebelumnya agar bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Rancang Bangun Aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melalui proses perancangan dan pengkodean program, maka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melalui proses perancangan dan pengkodean program, maka 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Setelah melalui proses perancangan dan pengkodean program, maka dihasilkan suatu aplikasi pengolahan data service pada CV. Salsabila Multi Jasa Palembang, adapun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada Sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Halaman antar muka program terdapat pada tampilan hasil. Tampilan hasil tersebut menjadi interface program yang menghubungkan antara admin dengan user, dari

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : Imam Husni A Abstrak - Penelitian ini mengembangankan Sistem Pendukung

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process Joko Dwi Raharjo 1, Andriyan Darmadi 2 1 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 2 Mahasiswa STMIK Bina Sarana Global Email

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan CV. Fountain Dalam penentuan evaluasi karyawan oleh Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) terdapat beberapa faktor yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh ke dalam bagian - bagian komponennya dengan maksud untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh ke dalam bagian - bagian komponennya dengan maksud untuk BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Analisis Sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian - bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dari objek yang dibangun. Komponen tersebut antara lain : sistem

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dari objek yang dibangun. Komponen tersebut antara lain : sistem BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 2.1. Analisa Kebutuhan Dalam perancangan pengolahan data penjualan produk memerlukan komponen-komponen untuk menganalisis kebutuhan dari objek yang dibangun. Komponen

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat keras yang akan mendukung jalannya aplikasi. Perangkat lunak dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat keras yang akan mendukung jalannya aplikasi. Perangkat lunak dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Untuk implementasi sistem ini ada beberapa spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang akan mendukung jalannya aplikasi. Perangkat lunak dan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implemetasi dan pengujian adalah tahap dimana suatu sistem yang telah selesai dibuat akan dijalankan atau testing dengan berpatokan pada

Lebih terperinci

Kata Kunci :Sistem Informasi Akademik, SMA, Waterfall, PHP, MySql

Kata Kunci :Sistem Informasi Akademik, SMA, Waterfall, PHP, MySql Abstrak Teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

SISTEM PENGAMBILKEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN POSISI IDEAL PEMAIN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROESS (AHP) ABSTRAK

SISTEM PENGAMBILKEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN POSISI IDEAL PEMAIN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROESS (AHP) ABSTRAK SISTEM PENGAMBILKEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN POSISI IDEAL PEMAIN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROESS (AHP) Abdul Wahab 1, Asep Kusnandar 2 1) SMPN 2 Salopa Jl. Sukajaya 1 No. 35 Cibabat

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Implementasi Pada bab ini akan diuraikan cara dan langkah-langkah untuk mengimplementasikan rancangan perangkat lunak, kebutuhan perangkat lunak maupun perangkat keras yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Perangkat keras yang di butuhkan. optimal pada server dan client sebagai berikut.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Perangkat keras yang di butuhkan. optimal pada server dan client sebagai berikut. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Perangkat keras yang di butuhkan Perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem ini secara optimal pada server dan client sebagai berikut.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS Nova Widyantoro Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian kinerja yang sudah dibangun 5.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi

Lebih terperinci