ISSN: Abstrak
|
|
- Yuliani Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal aintis Volume 13 Nomor 1, April 2013, ISSN: Perkuatan Geser Pada Kolom Beton Bertulang Berpenampang Persegi Dengan Metoda Concrete Jacketing Shear Strengthening of Rectangular Concrete Column by Using Concrete Jacketing Method Shanti Wahyuni Megasari Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru Abstrak Suatu kolom beton bertulang dapat mengalami kegagalan fungsi karena tidak mampu lagi menahan beban yang bekerja, yang dapat disebabkan karena kejadian alam misalnya gempa bumi. Kerusakan kolom bangunan gedung akibat gempa antara lain disebabkan kekurangmampuan dalam menahan beban geser dan mengikuti simpangan horizontal antar lantai (story drift) yang cukup besar. Kegagalan geser merupakan kerusakan yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan keruntuhan struktur secara tiba-tiba. Sehingga perlu dilakukan perbaikan/perkuatan pada kolom dengan metode yang tepat. Dalam penelitian ini digunakan 1 (satu) kolom asli- KN dan 1 (satu) kolom perkuatan-kp dengan metode penyelubungan beton (concrete jacketing). Benda uji kolom persegi berukuran 150 x 150 mm, dengan tulangan longitudinal 8 10 serta sengkang Kemudian dilakukan perkuatan concrete jacketing dengan pengelupasan selimut beton, penambahan tulangan longitudinal serta spiral 6-40, dicor kembali sehingga berdiameter 250 mm. Pengujian dengan pemberian beban aksial konstan dan beban lateral siklik hingga kolom mencapai beban runtuh. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa metoda perkuatan dapat meningkatkan kekuatan geser secara signifikan sebesar 517,904 % dari kemampuan kolom aslinya. Jika beban lateral hasil pengujian dibandingkan dengan rumusan SNI , maka diperoleh nilai yang cukup mendekati hasil pengujian untuk beban gempa siklik yaitu memiliki selisih peningkatan sebesar 16,694 % pada KP. Sehingga dapat dinyatakan bahwa rumusan SNI cukup konservatif. Kolom perkuatan menunjukkan nilai drift ratio yang lebih besar dari peraturan yang disyaratkan oleh ASCE yaitu minimal 1,5%, dengan nilai drift ratio sebesar 3,367% dan lebih besar 82,197% dibandingkan dengan kolom aslinya. Peningkatan kekakuan kolom perkuatan saat beban lateral maksimal sebesar 239,008% dibandingkan dengan kolom aslinya. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa kolom perkuatan yang menggunakan metoda concrete jacketing dengan penambahan tulangan longitudinal serta spiral memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan kapasitas beban lateral, kapasitas geser, kekakuan serta kolom perkuatan menjadi lebih daktail dengan adanya peningkatan defleksi hampir dua kali kolom asli. Kata-kata kunci : beban lateral siklik, concrete jacketing, drift ratio, kerusakan geser Abstract Reinforced concrete column can experience functional failure where the structure is no longer able to support applied load that caused by natural phenomenon such as earthquake. The deterioration of building s column due to earthquake can be caused by the inability of the structure to bear shear force and adjust the high value of horizontal deformation between stories (story drift). Shear failure is a very dangerous since it can cause sudden collapse of the building. To avoid this kind of failure, it is necessary to perform rehabilitation/ reinforcement to the column with appropriate method. There were two specimens used in this research that consisted of one original column-kn and one column with concrete jacketing method-kp.
2 Perkuatan Geser Pada Kolom Beton Bertulang (Shanti Wahyuni Megasari) All specimens were two rectangular columns with 150 x 150 mm size, 8 10 longitudinal reinforce and spiral shear reinforce. Concrete jacketing reinforcement was used by abrading the concrete layer and adding longitudinal reinforce and 6-40 spiral shear reinforce. The columns were then reconcreted in 250 mm diameter. The tests of columns were conducted by applying constant axial load and cyclic lateral load until the column failure. Test results show that the reinforcement method can improve the shear force significantly, which is 517,904 % compare to the capacity of original columns. If the lateral load resulted in the experiment is compared to the formulation in SNI , the approximate values to experiment results for cyclic seismic load were obtained with improvement difference as many as 16,694 % for KP. According to these results, it can be concluded that the formulation in SNI is conservative enough. Reinforced column shows better results with drift ratio greater than standard required by ASCE which is minimum 1,5%, the drift ratio is 3,367% and 82,197 % larger than the original column. The results show that strengthening column using concrete jacketing method with the addition of longitudinal and spiral shear reinforcement contributes well to the lateral load capacity, shear capacity, stiffness and strengthening column becomes more ductile with increase deflection almost twice the original column. Keywords : Cyclic lateral load, concrete jacketing, drift ratio, shear failure PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami bencana alam berupa gempa bumi. Gempa bumi sering menyebabkan kerusakan pada komponen bangunan baik pada komponen non struktur maupun strukturnya. Kolom merupakan komponen struktur yang berperan penting untuk mendukung beban aksial, momen lentur dan gaya geser. Keruntuhan kolom merupakan keruntuhan yang berbahaya karena dapat berakibat pada keruntuhan seluruh struktur bangunan. Kegagalan geser kolom kemungkinan terjadi pada bangunan lama yang dirancang dengan peraturan lama yang belum memperhatikan terbentuknya sendi-sendi plastis pada daerah tertentu dikarenakan kapasitas geser yang kurang memadai. Dapat juga disebabkan karena perubahan fungsi bangunan atau adanya keinginan owner untuk menaikkan bangunan tersebut. Hal ini tentu saja berbahaya jika tidak diperhatikan secara serius, karena kuat lentur aktual kolom dapat melebihi kuat geser aktualnya, yang mengakibatkan terjadinya keruntuhan geser yang berakibat tiba-tiba (brittle shear failure). Jika komponen bangunan terutama kolom yang telah rusak geser akan difungsikan lagi, maka perkuatan (strengthening) geser diperlukan agar bangunan mampu menahan beban geser lagi di masa yang akan datang. Biaya untuk perbaikan dan perkuatan struktur bangunan akan lebih murah bila dibandingkan dengan biaya untuk membongkar dan membangun kembali bangunan yang baru, selain itu waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan perbaikan dan perkuatan juga akan lebih singkat dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembongkaran dan pembangunan kembali. Pada penelitian ini dilakukan perkuatan dengan metode penyelubungan beton (concrete jacketing) pada kolom beton bertulang berpenampang persegi yang akan diperkuat menjadi kolom berpenampang bulat. Pemilihan metode ini merupakan alternatif dalam perkuatan dan memperbaiki kinerja kolom pasca gempa dengan menggunakan beton normal. Sehingga dapat diketahui seberapa besar kontribusinya terhadap kekuatan geser kolom akibat beban aksial konstan dan beban lateral siklik. 71
3 J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: Perilaku struktur akibat pembebanan diamati pada setiap pembebanan dan kenaikan pembebanan dilakukan secara bertahap sampai terjadi keruntuhan (collapse) pada benda uji tersebut. Penelitian struktur kolom beton bertulang ini bertujuan untuk : a) Untuk mengetahui peningkatan kekuatan geser pada kolom beton bertulang sebelum dan sesudah perkuatan. b) Secara uji experimental untuk mengetahui besar simpangan yang terjadi, drift ratio, kekakuan siklus dan pola kerusakan. c) Untuk membandingkan kuat geser kolom hasil pengujian di laboratorium dengan rumusan teoritis. Dalam penelitian ini diharapkan didapat informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan geser kolom beton bertulang berpenampang persegi dan pada kolom berpenampang bulat dengan metode penyelubungan beton (concrete jacketing) serta sebagai masukan untuk melengkapi metode perkuatan kolom yang belum diatur dalam peraturan SNI METODE PENELITIAN Perancangan Model Pada kolom struktur bangunan dilakukan analisis statik dengan hasil akhir dari analisis ini adalah besarnya beban yang diberikan. Analisis struktur dari bangunan 2 (dua) lantai yang ditingkatkan menjadi 4 (empat) lantai didasarkan pada beban gempa statik equivalen diambil dari peraturan gempa Indonesia SNI Beban lateral yang dianggap dominan adalah beban gempa dengan gempa rencana wilayah gempa 3 untuk tanah lunak. Perancangan dimensi benda uji pada penelitian ini berpedoman pada ketentuan bahwa benda uji diharapkan berperilaku rusak geser, sehingga dalam perancangan lebih diperkuat pada tulangan longitudinal agar tidak terjadi keruntuhan lentur. Pada pemodelan penelitian ini digunakan skala 1 : 2. Perhitungan dimensinya dihitung berdasarkan perencanaan analisa tampang kolom dengan pemberian beban aksial konstan dan beban siklik secara variabel, sehingga diharapkan akan terjadi runtuh geser. Faktor skala untuk pemodelan benda uji dalam penelitian ini berdasarkan pada persyaratan similaritas untuk model beton bertulang (Suhendro, 2000). Bahan dan Material Penelitian Material yang digunakan untuk penelitian kolom beton bertulang dengan metode concrete jacketing adalah: a) Beton, kolom asli dengan menggunakan Ready mix dari PT. Jaya Ready Mix dengan mutu beton f c = 21,277 MPa dan pada kolom perkuatan dengan menggunakan trial mix design dengan f c = 30,713 MPa. b) Baja tulangan, kolom asli menggunakan tulangan longitudinal 10 mm (ulir) dan sengkang 6 mm (polos). Penambahan tulangan kolom perkuatan yaitu 13 mm (ulir) dan spiral 6 mm (polos). Benda Uji Pada Tabel 1 dan Gambar 1 dapat diamati ukuran dan penulangan benda uji kolom beton bertulang. 72
4 Perkuatan Geser Pada Kolom Beton Bertulang (Shanti Wahyuni Megasari) Benda Uji Tinggi (mm) KN 700 KP 730 Tabel 1. Data ukuran benda uji kolom Tulangan Tulangan Dimensi (mm) Longitudinal Transversal Asli Perkuatan Asli Perkuatan Sengkang Spiral 150 x (ulir) 150 x Ø (ulir) (ulir) Concrete Jacketing Beton Normal a. Setting Up Pengujian Alat utama adalah hydraulic jack dilengkapi dengan load cell, LVDT serta Data Logger. Setting peralatan pengujian kolom asli dan kolom perkuatan dapat diamati pada Gambar 2. 3 Ø 10 Ulir 3 Ø 10 Ulir Ø 12 Polos Ø 12 Polos - 87,5 Ø TAMPAK DEPAN (a) Kolom Asli TAMPAK SAMPING 73
5 J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: Ø 13 Ulir 10 Ø 13 Ulir Ø 12 Polos Ø 12 Polos - 87,5 Ø TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING (b) Kolom Perkuatan Gambar 1. Benda Uji dan Penulangannya Gambar 2. Setting Pengujian Keterangan : 1 : Loading Frame 2 : Hydraulic Jack 3 : Load Cell 4 : Liniear Variable Differential Transformer (LVDT) 5 : Benda Uji 74
6 Perkuatan Geser Pada Kolom Beton Bertulang (Shanti Wahyuni Megasari) b. Metode dan Tahapan Pembebanan Jenis pembebanan adalah beban aksial konstan dan lateral siklik. Tiap siklus terdiri dari 3 kali pembebanan lengkap yaitu beban positif (beban lateral ke atas) dan negatif (beban lateral ke bawah). Pola pembebanan yang dilakukan dalam penelitian dengan dua tahap, yaitu load controlled dan displacement control, seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pola pembebanan (Jiuru, dkk., 1992) Pada tahap load controlled dilakukan pengamatan terhadap defleksi yang terjadi saat beban telah ditentukan besarnya. Pengamatan defleksi dilakukan pada tiap kelipatan beban 200 kg untuk kolom asli dan 500 kg untuk kolom perkuatan. displacement controlled. Mulai Perancangan Model Persiapan Bahan dan Alat Pengujian Pendahuluan (Uji Tekan Beton dan Uji Tarik Baja Tulangan) Pembuatan Benda Uji Kolom Pembanding (Penampang Persegi) Kolom Perkuatan (Penampang Bulat) dengan metoda concrete jacketing Pengujian Benda Uji (beban aksial konstan & beban lateral siklik) Pengumpulan Data Analisis Data & Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 4. Bagan Alir Penelitian 75
7 J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: Pada tahap ini akan didapatkan displacement ductility factor yang dipergunakan pada tahap pembebanan kedua. Setelah terjadi leleh pada kolom asli maupun perkuatan, maka akan dilanjutkan dengan tahap Pada setiap penambahan defleksi yang ditetapkan berdasarkan defleksi leleh (Δ y ), dilakukan pembacaan beban lateral untuk masing-masing siklus. Pengujian dilakukan sampai mencapai beban luluh. Keruntuhan diidentifikasikan dimana beban telah mengalami penurunan sampai 15% dari beban puncak. Secara garis besar jalannya penelitian dapat dilihat pada bagan alir penelitian di gambar 5. HASIL DAN ANALISIS Kapasitas Beban Lateral Maksimum Beban lateral maksimum dihitung berdasarkan hasil rerata beban maksimum pada tiap-tiap siklus pengujian pada arah positif dan negatif. Kapasitas beban lateral pada KN dan KP dicapai pada beban maksimum serta terjadi pada tahap displacement controlled. Kapasitas beban lateral KN dan kolom perkuatan dari hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2. Benda Uji Beban lateral maksimum eksperimen Tabel 2. Kapasitas beban lateral kolom asli dan perkuatan Beban lateral maksimum teoritis * Selisih nilai eksperimen - teoritis ( % ) Beban lateral maksimum teoritis ** Selisih nilai eksperimen - teoritis ( % ) Keterangan KN-1 22,90 33,525-31,693 33,525-31,693 Rusak geser KP-1 141,50 121,257 16, ,970 37,419 Rusak geser Keterangan : Beban lateral teoritis* dihitung berdasarkan SNI.T dan Jurnal Crawford, dkk (2001) dengan nilai f cc dari kuat tekan kolom perkuatan (f cc terbesar), sedangkan beban lateral teoritis** dengan nilai f cc dari kuat tekan kolom asli (f cc terbesar). Dari hasil pengujian terlihat bahwa terjadi peningkatan beban lateral pada KP sebesar 517,904 % dibandingkan dengan kolom aslinya. Hal ini memperlihatkan bahwa penambahan tulangan longitudinal dan concrete jacketing selain menambah kuat geser kolom juga memberikan pengekangan pada kolom sehingga kuat tekan dan regangan tekan bertambah.walaupun sebenarnya kapasitas geser pada kolom perkuatan tersebut dapat lebih tinggi lagi apabila tidak terjadi kerusakan pada fondasi, dikarenakan fondasi tidak cukup kuat untuk menahan beban lateral kolom yang telah diperkuat. Pada Tabel 2 juga memperlihatkan suatu nilai perbandingan kapasitas beban lateral eksperimen dengan hasil perhitungan teoritis didasarkan pada SNI Beban lateral maksimum KP lebih besar 16,694 % dari nilai teoritisnya. Hal ini membuktikan bahwa rumusan geser dalam SNI cukup konservatif (aman) untuk kondisi beban gempa siklik. Kapasitas Beban Lateral Saat Retak Pertama, Lelah dan Runtuh Pengujian dengan pembebanan lateral mengakibatkan munculnya retak pertama dan terjadinya leleh. Pengujian masih dilanjutkan sampai dengan mencapai kapasitas beban maksimum. Sesaat setelah beban ini tercapai kolom tiba-tiba mengalami penurunan beban, pengujian dihentikan setelah tercapai penurunan beban lateral ± 85 % dari beban lateral maksimum. 76
8 Perkuatan Geser Pada Kolom Beton Bertulang (Shanti Wahyuni Megasari) Sehingga dapat disimpulkan bahwa kolom ini mencapai kondisi runtuh (failure) dimana beban sudah tidak mampu ditingkatkan lagi dan diindikasikan dengan pola keretakan geser diagonal dalam 2 (dua) arah yang cukup banyak dan besar serta retak geser sudah mencapai inti beton. Nilai beban lateral pada berbagai kondisi dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Beban lateral saat retak pertama, leleh, maksimum dan runtuh Benda Uji Beban saat retak pertama Beban saat leleh (yield) Beban saat maksimum Beban saat runtuh (failure) KN 6,23 20,05 22,90 19,55 KP 0 102,20 141,50 88,50 Pada tabel 3 terlihat bahwa pada kolom perkuatan terjadi kenaikan beban lateral yang cukup mencolok dikondisi yield sebesar 409,726 % dan dikondisi maksimum sebesar 352,685 % dibandingkan dengan kolom aslinya. Kenaikan kekuatan pada kolom perkuatan disebabkan adanya penambahan dimensi pada penampang beton serta tambahan kekuatan dari tulangan sengkang pada kolom asli. Gambar 5. Kapasitas Beban Lateral Pengujian Kolom Drift Ratio Dari hasil pengujian defleksi maksimum dapat ditentukan nilai drift ratio untuk KN dan KP, yang merupakan perbandingan antara defleksi maksimum terhadap tinggi kolom yaitu sebesar 500 mm. Berdasarkan peraturan yang disyaratkan oleh ASCE (dalam Erlina, 2000) untuk terjadinya keruntuhan kolom pada bangunan gedung yaitu minimal 1,50%. Apabila nilai drift ratio lebih kecil dari 1,50 % maka akan terjadi keruntuhan pada kolom yang menimbulkan keruntuhan gedung secara tiba-tiba. Nilai drift ratio dan kekakuan kolom dapat dilihat pada tabel 4. 77
9 J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: Tabel 4. Drift ratio dan kekakuan kolom pada kondisi maksimum dan runtuh Kondisi Benda Uji Beban Lateral V Defleksi Lateral Δ (mm) Drift Ratio Δ / L (%) Kekakuan K K = V / Δ (kn / mm) Maksimum KN 22,900 9,238 1,848 2,479 KP 141,500 16,837 3,367 8,404 Runtuh KN 19,550 12,950 2,590 1,510 KP 88,500 23,543 4,709 3,759 Drift ratio maksimum pada kolom asli dan kolom perkuatan memperoleh nilai sebesar 1,848 % dan 3,367 %, berarti lebih besar dari 1,50 %. Nilai drift ratio maksimum mengalami peningkatan cukup besar, yaitu 82,197 % dibandingkan drift ratio kolom asli. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kolom perkuatan memenuhi persyaratan serta kolom bersifat cukup daktail. Gambar 6. Drift Ratio Pada Benda Uji Kolom Asli dan Kolom Perkuatan Kekakuan Siklus Kolom (K c ) Kekakuan kolom merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga kolom tetap kaku dan nilai kekakuan merupakan sudut kemiringan dari hubungan antara beban lateral dan defleksi. Nilai kekakuan masing-masing kolom saat mencapai beban lateral maksimum memperlihatkan bahwa kolom perkuatan KP memiliki nilai kekakuan tertinggi yakni sebesar 148,940 % dibandingkan nilai kekakuan rerata kolom asli. Hal ini menunjukkan bahwa perkuatan dengan metoda concrete jacketing dengan penambahan tulangan longitudinal dan tulangan spiral dapat meningkatkan kekakuan kolom. Menurut Handajani (2000), yang menyatakan bahwa peningkatan kapasitas beban lateral dan nilai drift ratio belum menjamin terjadinya peningkatan kekakuan pada kolomkolom tersebut, hal ini tergantung pada tingkat kerusakan kolom sebelum diperbaiki. Besarnya kekakuan tiap siklus pada kolom asli maupun kolom perkuatan diambil reratanya pada kondisi maksimum, menunjukkan bahwa nilai kekakuan pada permulaan pengujian mendapat nilai yang tinggi, selanjutnya mengalami penurunan sesuai dengan bertambahnya defleksi. Hasil pengujian kekakuan kolom pada kondisi maksimum dapat dilihat pada Tabel 5. 78
10 Perkuatan Geser Pada Kolom Beton Bertulang (Shanti Wahyuni Megasari) Tabel 5. Kekakuan tiap siklus pada KN dan KP pada kondisi maksimum Benda Uji KN-1 KP Siklus Displacement Beban Defleksi Leleh Defleksi Kekakuan Ductility Lateral (yield) Maksimal K = V maks Factor V maks Δ y Δ Δ = Δ / Δ y (mm) (mm) (kn / mm) 1 0,050 2,133 0,175 12, ,173 4,267 0,607 7, ,264 6,233 0,925 6, ,266 7,100 0,933 7, ,392 9,383 1,375 6, ,514 12,217 1,805 6, ,632 13,767 2,218 6, ,749 16,400 2,630 6, ,880 18,517 3,090 5, ,000 20,050 3,510 3,510 5, ,125 20,717 3,947 5, ,243 22,400 4,363 5, ,368 22,250 4,800 4, ,619 20,283 5,683 3, ,878 21,017 6,592 3, ,126 22,867 7,463 3, ,375 22,133 8,337 2, ,632 22,900 9,238 2, ,858 20,683 10,032 2, ,689 19,550 12,950 1, ,307 53,500 2,042 26, , ,200 7,632 13, , ,000 10,005 13, , ,167 6,649 13,395 9, , ,500 16,837 8, , ,167 20,193 6, ,541 88,500 23,543 3,759 Dari tabel 5 terlihat bahwa telah terjadi penurunan nilai kekakuan tiap siklus pada masing-masing kolom asli dan kolom perkuatan. Kekakuan KP mencapai nilai tertinggi disertai dengan degradasi kekakuan tiap siklus yang lebih baik dibandingkan dengan kolom asli. Hasil pengujian kekakuan kolom pada kondisi maksimum dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Grafik penurunan kekakuan kolom asli dan kolom perkuatan 79
11 J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: Pola Retak Kolom Dari pengamatan pola retak yang terjadi pada benda uji sebelum perkuatan maupun setelah perkuatan, yang terlihat adalah keruntuhan geser dengan retak yang didominasi retak miring arah diagonal dalam dua arah. Pada awalnya muncul retak dalam arah horizontal yang diindikasi sebagai retak lentur, dengan pertambahan beban muncul retak miring pertama (first crack). Dengan peningkatan beban, retak lentur tersebut berkembang menjadi retak miring atau retak arah diagonal yang berakibat kolom mengalami keruntuhan. Keruntuhan yang terjadi bersifat tiba-tiba sesaat setelah retak miring atau retak diagonal tersebut muncul atau menunjukkan keruntuhan yang brittle atau getas. Pengamatan yang dilakukan selama pengujian kolom asli didapat bahwa retak diagonal terjadi dengan pola yang sama untuk semua benda uji, sedang kerusakannya mempunyai bentuk yang berbeda. Semua benda uji mengalami spalling pada ujung bawah kolom, kerusakan yang timbul belum sampai melelehkan tulangan gesernya, hal ini terlihat dari kurva hubungan defleksi-beban bahwa kolom termasuk cukup daktail. Pada kolom perkuatan menunjukkan kerusakan miring atau diagonal yang hampir sama polanya. Beban saat spalling bervariasi, secara umum pada kolom perkuatan kerusakan yang timbul setelah first crack. Kerusakan pada kolom perkuatan ini terjadi pada daerah pertemuan antara kolom bagian bawah dan fondasi, sehingga melelehkan tulangan geser sampai angka daktilitas 3,5. Gambar 8. Pola retak kolom asli KN-1 Gambar 9. Pola retak kolom perkuatan KP-1 80
12 Perkuatan Geser Pada Kolom Beton Bertulang (Shanti Wahyuni Megasari) SIMPULAN (1). Beban lateral maksimum pada kolom asli sebesar 22,90 kn dan 141,50 kn pada kolom perkuatan. Terjadi peningkatan kapasitas beban lateral pada kolom perkuatan sebesar 517,904 % dibandingkan beban lateral kolom asli. (2). Beban lateral maksimum eksperimen (pengujian) dan teoritis rumusan (SNI ) pada kolom perkuatan secara berurutan sebesar 141,50 kn dan 121,257 %. Jika beban lateral hasil pengujian dibandingkan dengan rumusan SNI , maka diperoleh nilai yang cukup mendekati hasil pengujian untuk beban gempa siklik yaitu memiliki selisih peningkatan sebesar 16,694 % pada kolom perkuatan. Hal ini membuktikan bahwa rumusan geser dalam SNI.T cukup konservatif (aman) untuk kondisi beban gempa siklik. (3). Perkuatan kolom dengan menggunakan metoda concrete jacketing dengan penambahan tulangan longitudinal serta spiral memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan kapasitas beban lateral dan kapasitas geser kolom perkuatan meningkat serta kolom perkuatan lebih daktail dengan peningkatan defleksi hampir dua kalinya kolom asli. (4). Nilai drift ratio yang diperoleh pada kolom asli maupun kolom perkuatan sebesar 1,848 % dan 3,367 %. Nilai tersebut memenuhi persyaratan ASCE (dalam Erlina, 2000) untuk terjadinya keruntuhan kolom pada bangunan gedung yaitu minimal 1,50%, sehingga tidak akan menyebabkan keruntuhan bangunan secara tiba-tiba. Kolom perkuatan memperoleh nilai drift ratio dengan peningkatan sebesar 82,197 % dibandingkan kolom asli. Dapat dikatakan bahwa kolom perkuatan bersifat lebih daktail dibandingkan kolom asli. (5). Kekakuan saat beban lateral maksimum pada kolom asli yaitu 12,190 kn/mm dan 26,204 kn/mm pada kolom perkuatan. Terjadi peningkatan kekakuan sebesar 239,008 % pada kolom perkuatan dibandingkan dengan kolom aslinya. (6). Dari pengamatan pola retak yang terjadi sebelum maupun setelah perkuatan terlihat keruntuhan geser dengan retak yang didominasi retak miring arah diagonal dalam dua arah. DAFTAR PUSTAKA Crawford, JE., Malvar, LJ., Morrill, KB., dan Ferritto, JM., 2001, Composite Retrofits To Increase The Blast Resistance Of Reinforced Concrete Buildings, The International Symposium On Interaction Of The Effects Of Munitions With Structure. Dipohusodo, I., 1996, Struktur Beton Bertulang (Berdasarkan SK SNI T ), Penerbit Gramedia, Jakarta. Erlina, 2000, Pengaruh Pemakaian Tulangan Spiral Untuk Perbaikan Kolom Beton Penampang Persegi Yang Telah Rusak Oleh Gaya Lateral Pada Kekuatan Geser dan Daktilitas, Tugas Akhir, JTS FT UGM, Yogyakarta. Handajani, A.W., 2000, Perbaikan Kerusakan Geser pada Kolom Beton Bertulang Dengan Penambahan Tulangan Spiral (Studi Simulasi Beban Gempa), Tesis, JTS FT UGM, Yogyakarta. 81
13 J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: Jiuru, Tang., Chaobin, Hu., Kaijian, Yang. & Yongcheng, Yan., 1992, Seismic Behavior and Shear Strength of Framed Joint Using Steel-Fiber Reinforced Concrete, Journal of Structural Engineering, Vol.118, No.2, February, pp Nawy, G., 1992, Beton Bertulang, Penerbit Eresco, Bandung. SNI , Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Wahyudi, L., dan Rahim, S.A., 1999, Struktur Beton Bertulang Strandar Baru SNI T , Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 82
KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK
KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK Ratna Widyawati 1 Abstrak Dasar perencanaan struktur beton bertulang adalah under-reinforced structure
Lebih terperinciPENINGKATAN DISIPASI ENERGI DAN DAKTILITAS PADA KOLOM BETON BERTULANG YANG DIRETROFIT DENGAN CARBON FIBER JACKET
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 27 PENINGKATAN DISIPASI ENERGI DAN DAKTILITAS PADA KOLOM BETON BERTULANG YANG DIRETROFIT DENGAN CARBON
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI JARAK TULANGAN HORIZONTAL DAN KEKANGAN TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN DINDING GESER DENGAN PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS)
PENGARUH VARIASI JARAK TULANGAN HORIZONTAL DAN KEKANGAN TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN DINDING GESER DENGAN PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS) NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
Lebih terperinciTEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:
TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:183 190 PENGGUNAAN CARBON FIBER-REINFORCED POLYMER SEBAGAI PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN SIKLIK UNTUK MENINGKATKAN DAKTILITAS PERPINDAHAN
Lebih terperinciPENGARUH PENEMPATAN PENYAMBUNGAN PADA PERILAKU RANGKAIAN BALOK-KOLOM BETON PRACETAK BAGIAN SISI LUAR
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 8, NO. 3, DESEMBER 2004: 90-97 PENGARUH PENEMPATAN PENYAMBUNGAN PADA PERILAKU RANGKAIAN BALOK-KOLOM BETON PRACETAK BAGIAN SISI LUAR Elly Tjahjono dan Heru Purnomo Departemen Teknik
Lebih terperinciPERKUATAN GESER KOLOM BETON BERTULANG BERPENAMPANG PERSEGI DENGAN KAWAT KASA METODE MORTAR JACKETING BERPENAMPANG BULAT
PERKUATAN GESER KOLOM BETON BERTULANG BERPENAMPANG PERSEGI DENGAN KAWAT KASA METODE MORTAR JACKETING BERPENAMPANG BULAT Dian Eksana W 1, Andreas Triwiyono 2 dan Suprapto Siswosukarto 2 1 Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN Nurlena Lathifah 1 dan Bernardinus
Lebih terperinciPENGARUH JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP DAKTILITAS KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK
PENGARUH JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP DAKTILITAS KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK Karina Pearlaura Vadra, Ari Wibowo, Sugeng P. Budio Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciPERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK
PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK Raja Marpaung 1 ), Djaka Suhirkam 2 ), Lina Flaviana Tilik 3 ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Polsri Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang
Lebih terperinciGambar 1 PENGARUH KONFIGURASI BAJA DAN FAKTOR KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS TEKAN KOLOM
Halaman 366 374 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts Gambar 1 PENGARUH KONFIGURASI BAJA DAN FAKTOR KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PERBAIKAN KOLOM PERSEGI BETON BERTULANG ABSTRAK
STUDI EKSPERIMENTAL PERBAIKAN KOLOM PERSEGI BETON BERTULANG Agnes Maria Margaretha Nabasa 1321045 Pembimbing: Dr. Anang Kristianto, S.T., M.T. ABSTRAK Gempa bumi mengakibatkan terjadinya kerusakan cukup
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL
PENGARUH LETAK LAP SPLICE DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Lebih terperinciDAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA
DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA Endah Safitri Prodi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Email: safitri47@gmail.com ABSTRAK Struktur
Lebih terperinciDAKTILITAS KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENGEKANGAN DI DAERAH SENDI PLASTIS
DAKTILITAS KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENGEKANGAN DI DAERAH SENDI PLASTIS Rofikotul Karimah, dan Yusuf Wahyudi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang E-mail: Karimah@umm.ac.id
Lebih terperinciBAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 4.1 Studi Eksperimental 4.1.1 Pendahuluan Model dari eksperimen ini diasumsikan sesuai dengan kondisi di lapangan, yaitu berupa balok beton bertulang untuk balkon yang
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU GESER BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG ABSTRAK
VOLUME 12 NO. 1, FEBRUARI 216 STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU GESER BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG Rita Anggraini 1, Jafril Tanjung 2, Jati Sunaryati 3, Rendy Thamrin 4, Riza Aryanti 5 ABSTRAK
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PERBAIKAN KOLOM LINGKARAN BETON BERTULANG ABSTRAK
STUDI EKSPERIMENTAL PERBAIKAN KOLOM LINGKARAN BETON BERTULANG Brama Kurnia NRP: 1321052 Pembimbing: Dr. Anang Kristianto, S.T., M.T. ABSTRAK Indonesia merupakan negara dengan risiko gempa bumi cukup tinggi.
Lebih terperinciKINERJA DINDING BATA TANPA TULANGAN TERHADAP BEBAN GEMPA
KINERJA DINDING BATA TANPA TULANGAN TERHADAP BEBAN GEMPA Age, Zulfikar Djauhari,Iskandar R.S Jurusan Teknik Sipil S1 - Universitas Riau Kampus Bina Widya, Km 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru Email : Agesipilunri@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI LETAK TULANGAN HORIZONTAL TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN DINDING GESER DENGAN PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS)
PENGARUH VARIASI LETAK TULANGAN HORIZONTAL TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN DINDING GESER DENGAN PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS) Aldi Efrata Sembiring *1, Ari Wibowo 2, Lilya Susanti 2 1 Mahasiswa / Program
Lebih terperinciANALISIS EKSPERIMEN LENTUR KOLOM BATATON PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIS
ANALISIS EKSPERIMEN LENTUR KOLOM BATATON PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIS Ismeddiyanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau idediyant@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah
Lebih terperinciSeminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK Leonardus Setia Budi Wibowo 1 Tavio 2 Hidayat Soegihardjo 3 Endah Wahyuni 4 dan Data Iranata 5 1 Mahasiswa
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK
STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK Leonardus Setia Budi Wibowo Tavio Hidayat Soegihardjo 3 Endah Wahyuni 4 dan Data Iranata 5 Mahasiswa S Jurusan
Lebih terperinciBAB III UJI LABORATORIUM. Pengujian bahan yang akan diuji merupakan bangunan yang terdiri dari 3
BAB III UJI LABORATORIUM 3.1. Benda Uji Pengujian bahan yang akan diuji merupakan bangunan yang terdiri dari 3 dimensi, tiga lantai yaitu dinding penumpu yang menahan beban gempa dan dinding yang menahan
Lebih terperinciANALISIS KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN CARBON FIBER WRAP
ANALISIS KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN CARBON FIBER WRAP Endah Kanti Pangestuti 1) dan Januar Prihanantio 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Kampus
Lebih terperinciPerkuatan Lentur Pelat Lantai Tampang Persegi dengan Penambahan Tulangan Tarik dan Komposit Mortar
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 13, No.1, 1-11, Mei 21 1 Perkuatan Lentur Pelat Lantai Tampang Persegi dengan Penambahan Tulangan Tarik dan Komposit Mortar (Flexural Strengthening of Rectangular Concrete
Lebih terperinciKinerja Hubungan Pelat-Kolom Struktur Flat Plate Bertulangan Geser Stud Rail dan Sengkang Dalam Menahan Beban Lateral Siklis
ISBN 978-979-3541-25-9 Kinerja Hubungan Pelat-Kolom Struktur Flat Plate Bertulangan Geser Stud Rail dan Sengkang Dalam Menahan Beban Lateral Siklis Riawan Gunadi 1, Bambang Budiono 2, Iswandi Imran 2,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul beban aksial, momen lentur, dan gaya geser sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK
PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK Ari Wibowo 1, Sugeng P. Budio 1, Siti Nurlina 1, Eva Arifi
Lebih terperinciPENGARUH JARAK SENGKANG DENGAN VARIASI KUAT TEKAN PADA KOLOM EFFECT OF CROSS BAR SPACING WITH VARIATION COMPRESSIVE STRENGTH TO THE COLUMN
PENGARUH JARAK SENGKANG DENGAN VARIASI KUAT TEKAN PADA KOLOM EFFECT OF CROSS BAR SPACING WITH VARIATION COMPRESSIVE STRENGTH TO THE COLUMN ST. Nur Insani, Wihardi Tjaronge, Jonie Tanijaya Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keruntuhan akibat gaya geser pada suatu elemen struktur beton bertulang bersifat getas (brittle), tidak daktil, dan keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba tanpa ada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturanperaturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian
Lebih terperinciAnalisis Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Tampang T Menggunakan. Response-2000
Analisis Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Tampang T Menggunakan Response-2000 Trias Widorini 1, Purwanto 2, Mukti Wiwoho 3 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang 2) Jurusan Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN BEBAN SIKLIK KOLOM PERSEGI BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PEN-BINDER DAN FRP ABSTRAK
STUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN BEBAN SIKLIK KOLOM PERSEGI BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PEN-BINDER DAN FRP Nico Nathaniel Sutanto 1221011 Pembimbing: Dr. Anang Kristianto, S.T., M.T. ABSTRAK Gempa bumi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Komponen Struktur Dalam perencanaan bangunan tinggi, struktur gedung harus direncanakan agar kuat menahan semua beban yang bekerja padanya. Berdasarkan Arah kerja
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PENGUJIAN LENTUR BALOK TAMPANG PERSEGI SECARA EKSPERIMENTAL DI LABORATORIUM DENGAN PROGRAM RESPONSE 2000
ANALISIS PERBANDINGAN PENGUJIAN LENTUR BALOK TAMPANG PERSEGI SECARA EKSPERIMENTAL DI LABORATORIUM DENGAN PROGRAM RESPONSE 2000 Fatmawati Amir* * Abstract General, rectangular beam construct to take flexural
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini, juga membuat semakin berkembangnya berbagai macam teknik dalam pembangunan infrastruktur, baik itu
Lebih terperinciPengembangan Model Sengkang Penahan Geser Pada Balok/Kolom Beton Bertulang Untuk Meningkatkan Daktilitas Struktur Gedung Tahan Gempa
Bidang Ilmu: REKAYASA LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING Pengembangan Model Sengkang Penahan Geser Pada Balok/Kolom Beton Bertulang Untuk Meningkatkan Daktilitas Struktur Gedung Tahan Gempa Oleh:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini kolom bangunan tinggi banyak menggunakan material beton bertulang. Seiring dengan berkembangnya teknologi bahan konstruksi di beberapa negara, kini sudah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR NOTASI... xii
Lebih terperinciKAJIAN DAKTILITAS DAN KEKAKUAN PERKUATAN BALOK T DENGAN KABEL BAJA PADA MOMEN NEGATIF
KAJIAN DAKTILITAS DAN KEKAKUAN PERKUATAN BALOK T DENGAN KABEL BAJA PADA MOMEN NEGATIF Dimas Langga Chandra Galuh, S.T., M.Eng Drs. Hadi Pangestu Rihardjo,ST., MT Program Studi Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciVARIASI RASIO VOLUME TULANGAN TRANSVERSAL DENGAN INTI BETON TERHADAP DAKTILITAS AKSIAL KOLOM BETON BERTULANG
VARIASI RASIO VOLUME TULANGAN TRANSVERSAL DENGAN INTI BETON TERHADAP DAKTILITAS AKSIAL KOLOM BETON BERTULANG Ari Wibowo, M. Taufik Hidayat, Ainur Rochim Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD-BALAI KOTA DKI JAKARTA
ANALISIS HUBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD-BALAI KOTA DKI JAKARTA Agus Setiawan Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kolom Kolom beton murni dapat mendukung beban sangat kecil, tetapi kapasitas daya dukung bebannya akan meningkat cukup besar jika ditambahkan tulangan longitudinal. Peningkatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Sambungan Balok-Kolom Pacetak Hutahuruk (2008), melakukan penelitian tentang sambungan balok-kolom pracetak menggunakan kabel strand dengan sistem PSA. Penelitian terdiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Seismic Column Demand Pada Rangka Bresing Konsentrik Khusus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Seismic Column Demand Pada Rangka Bresing Konsentrik Khusus Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus merupakan sistem struktur yang efisien dalam menahan gaya gempa lateral.
Lebih terperinciANALISIS DESAIN KOLOM KOMPOSIT BAJA-BETON DENGAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN.
ANALISIS DESAIN KOLOM KOMPOSIT BAJA-BETON DENGAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN Alfin Rico Simanjuntak 1 dan Johannes Tarigan 2 1 Mahasiswa Bidang Studi Struktur Departemen Teknik Sipil Sumatera
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Gempa adalah fenomena getaran yang diakibatkan oleh benturan atau pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan (fault zone). Besarnya
Lebih terperinciSLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT
SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT Ilanka Cahya Dewi, Sri Murni Dewi, Agoes Soehardjono Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH RASIO TULANGAN LOGITUDINAL DAN JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL MAKSIMUM KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK
PENGARUH RASIO TULANGAN LOGITUDINAL DAN JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL MAKSIMUM KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bangunan merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi kehidupan manusia misalnya sebagai tempat tinggal, sebagai tempat suatu usaha, dan berbagai fungsi bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur bangunan tinggi terutama untuk gedung adalah keselamatan (strength and
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini material baja semakin banyak digunakan dalam dunia konstruksi, khususnya untuk konstruksi bangunan tinggi. Salah satu kriteria dalam merancang struktur bangunan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL BALOK BETON BERTULANG BERSENGKANG TERTUTUP TEGAK DENGAN PENYAMBUNG KAIT DAN LAS
58 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 58 65 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts STUDI EKSPERIMENTAL BALOK BETON BERTULANG BERSENGKANG TERTUTUP TEGAK
Lebih terperinciRESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL
RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL Oleh : Fajar Nugroho Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Padang fajar_nugroho17@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki daerah dengan tingkat kerawanan gempa yang tinggi. Hal ini disebabkan karena wilayah kepulauan Indonesia berada di antara
Lebih terperinciPENGARUH GAYA AKSIAL TERHADAP LUAS TULANGAN PENGEKANG KOLOM BETON BERTULANG PERSEGI ABSTRAK
PENGARUH GAYA AKSIAL TERHADAP LUAS TULANGAN PENGEKANG KOLOM BETON BERTULANG PERSEGI Yoseph Navrandinata Pakaang NRP : 0921006 Pembimbing : Dr. Anang Kristianto, S.T, M.T. ABSTRAK Indonesia merupakan Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton banyak digunakan sebagai bahan bangunan karena harganya yang relatif murah, kuat tekannya tinggi, bahan pembuatnya mudah didapat, dapat dibuat sesuai dengan
Lebih terperinciPERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)
PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S) Johanes Januar Sudjati 1, Hastu Nugroho 2 dan Paska Garien Mahendra 3 1 Program Studi Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB V. Resume kerusakan benda uji pengujian material dapat dilihat pada Tabel V-1 berikut. Tabel V-1 Resume pola kerusakan benda uji material
BAB V ANALISIS HASIL EKSPERIMEN 5.1 UMUM Hasil eksperimen pada 10 benda uji menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan pada benda uji satu sama lain. Bab ini menampilkan pembahasan hasil eksperimen dengan
Lebih terperinciReceived Date: 26 Mei 2017 Approved Date: 20 Juli 2017
KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG PERKUATAN CARBON FIBER WRAPS (CFW)[F1] (BALOK DIBEBANI OLEH BEBERAPA KONDISI PEMBEBANAN AWAL DAN KEMUDIAN DIPERKUAT DENGAN CFW) Albert Aun Umbu Nday 1, Priyosulistyo
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONFIGURASI SENGKANG PADA DAERAH TEKAN BALOK BETON SERAT BERTULANG
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 353 361 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 353 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciUJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK
JURNAL TUGAS AKHIR UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK Oleh : MUHAMMAD ASRUL ANSAR D 0 258 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 6 UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE
Lebih terperinciPengujian Tahan Gempa Sistem Struktur Beton Pracetak
Pengujian Tahan Gempa Sistem Struktur Beton Pracetak Oleh : Yoga Megantara Balai Struktur dan Konstruksi Bangunan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E
Lebih terperinciPENGARUH JARAK SENGKANG BAJA DARI METODE JAKET BETON BERTULANGAN BAMBU PADA KOLOM BERTULANGAN RINGAN
PENGARUH JARAK SENGKANG BAJA DARI METODE JAKET BETON BERTULANGAN BAMBU PADA KOLOM BERTULANGAN RINGAN Redita Putri R., Christin Remayanti N., ST., MT., Ari Wibowo, ST., MT., Ph.D Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO PERKUATAN LENTUR BALOK TAMPANG PERSEGI DENGAN PENAMBAHAN TULANGAN TEKAN DAN KOMPOSIT MORTAR Fatmawati Amir * Abstract Objectives of this research is to study the effectiveness
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN LENTUR DAN DAKTILITAS PADA PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG, KOLOM BAJA DAN KOLOM COMPOSITE DENGAN SOFTWARE XTRACT
ANALISIS KEKUATAN LENTUR DAN DAKTILITAS PADA PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG, KOLOM BAJA DAN KOLOM COMPOSITE DENGAN SOFTWARE XTRACT Rudy Tiara 1, Sanci Barus 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera
Lebih terperinciPERILAKU GESER DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK JURNAL
PERILAKU GESER DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK JURNAL Diajukan untuk memenuhi pesyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPERILAKU KOLOM LANGSING BETON MUTU TINGGI TERHADAP BEBAN AKSIAL EKSENTRIS DENGAN KEKANGAN LATERAL TESIS
PERILAKU KOLOM LANGSING BETON MUTU TINGGI TERHADAP BEBAN AKSIAL EKSENTRIS DENGAN KEKANGAN LATERAL TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciLatar Belakang : Banyak bencana alam yang terjadi,menyebabkan banyak rumah penduduk rusak
Bab I Pendahuluan Latar Belakang : Kebutuhan perumahan di Indonesia meningkat seiring pertumbuhan penduduk yang pesat. Banyak bencana alam yang terjadi,menyebabkan banyak rumah penduduk rusak Latar Belakang
Lebih terperinciPENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG
PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG Arusmalem Ginting 1 Rio Masriyanto 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta 2 Alumni Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,1996).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak kita temukan fenomena konstruksi bangunan yang dinyatakan layak huni namun pada kenyataannya bangunan tersebut mengalami kegagalan dalam pelaksanaan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN BEBAN SIKLIK KOLOM LINGKARAN BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PEN-BINDER DAN FRP ABSTRAK
STUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN BEBAN SIKLIK KOLOM LINGKARAN BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PEN-BINDER DAN FRP Ricky Candra Wijaya 1221008 Pembimbing: Dr. Anang Kristianto, S.T., M.T. ABSTRAK Gempa bumi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Perencanaan struktur bangunan gedung harus didasarkan pada kemampuan gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam Peraturan
Lebih terperinciDAKTILITAS KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN CFRP. Vera Agustriana Noorhidana. Eddy Purwanto
DAKTILITAS KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN CFRP 1 Vera Agustriana Noorhidana 2 Eddy Purwanto 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lampung, Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedong Meneng, Bandar
Lebih terperinciStudi Eksperimental Penggunaan Pen-Binder dan FRP sebagai Perkuatan Tulangan Tidak Standar pada Kolom Lingkaran
Kristianto, dkk. ISSN 0853-2982 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Studi Eksperimental Penggunaan Pen-Binder dan FRP sebagai Perkuatan Tulangan Tidak Standar pada Kolom Lingkaran Abstrak
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S)
PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S) Anggun Tri Atmajayanti 1, Iman Satyarno 2, Ashar Saputra 3 1 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan saat ini adalah : kayu, beton, dan baja. Pada mulanya, bangunan-bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam membangun suatu bangunan, perlu diperhatikan bahan konstruksi yang akan digunakan. Bahan-bahan konstruksi yang sering dijumpai dalam konstruksi bangunan
Lebih terperinciPOLA RETAK DAN LEBAR RETAK DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK
POLA RETAK DAN LEBAR RETAK DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK Uswatun Chasanah, Wisnumurti, Indradi Wijatmiko Jurusan
Lebih terperinciANALISA STRUKTUR GEDUNG DAN KAPASITAS KOLOM AKIBAT BEBAN STATIK EQUIVALEN BERDASARKAN PERATURAN GEMPA 2012
ANALISA STRUKTUR GEDUNG DAN KAPASITAS KOLOM AKIBAT BEBAN STATIK EQUIVALEN BERDASARKAN PERATURAN GEMPA 2012 ANALYSIS OF THE STRUCTURE AND CAPACITY OF THE BUILDING COLUMN AS A RESULT OF STATIC LOAD EQUIVALEN
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TINJAUAN UMUM Pada Studi Pustaka ini akan membahas mengenai dasar-dasar dalam merencanakan struktur untuk bangunan bertingkat. Dasar-dasar perencanaan tersebut berdasarkan referensi-referensi
Lebih terperinciIka Bali 1,2* dan Sadikin 1. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen. S. Parman No.1, Jakarta 11440
PREDIKSI LENDUTAN AKIBAT BOND SLIP PADA DINDING BETON BERTULANG [PREDICTION OF DEFLECTION DUE TO BOND SLIP ON REINFORCED CONCRETE WALLS] Ika Bali 1,2* dan Sadikin 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengakibatkan kerusakan struktur maupun non-struktur pada bangunan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa gempa bumi dengan skala yang cukup besar dapat mengakibatkan kerusakan struktur maupun non-struktur pada bangunan yang terbuat dari konstruksi beton bertulang.
Lebih terperinciPERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK
PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK Johanes Januar Sudjati 1, Lisa Caroline 2 dan Christian Mukti Tama 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-6 1 STUDI PERILAKU DAN KEMAMPUAN SAMBUNGAN BALOK BAJA DENGAN KOLOM BAJA BERINTIKAN BETON (CONCRETE FILLED STEEL TUBE) PADA BANGUNAN GEDUNG AKIBAT BEBAN LATERAL
Lebih terperinciAplicability Metoda Desain Kapasitas pada Perancangan Struktur Dinding Geser Beton Bertulang
Aplicability Metoda Desain Kapasitas pada Perancangan Struktur Dinding Geser Beton Bertulang Iswandi Imran 1, Ester Yuliari 2, Suhelda 5, dan A. Kristianto 3 1. PENDAHULUAN Bangunan tinggi tahan gempa
Lebih terperinciEVALUASI PERILAKU STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT LIMA MENGGUNAKAN KOLOM PENDEK AKIBAT BEBAN GEMPA
EVALUASI PERILAKU STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT LIMA MENGGUNAKAN KOLOM PENDEK AKIBAT BEBAN GEMPA Mhd. Ridwan Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Padang ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS TEORITIS LAYER METHOD DAN EKSPERIMENTAL PERKUATAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TULANGAN LONGITUDINAL DENGAN SELIMUT MORTAR
78 INFO TEKNIK, Volume 14 No. 1, Juli 211 ANALISIS TEORITIS LAYER METHOD DAN EKSPERIMENTAL PERKUATAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TULANGAN LONGITUDINAL DENGAN SELIMUT MORTAR Nursiah Chairunnisa Abstrak
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG ABSTRAK
VOLUME 11 NO. 2, OKTOBER 2015 KAJIAN EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG Aidil Abrar 1, Rendy Thamrin 2, dan Jafril Tanjung 3 ABSTRAK Pada umumnya kegagalan struktur
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PENGEKANG (BRACING) PADA DINDING PASANGAN BATU BATA TERHADAP RESPON GEMPA
PENGARUH PENGGUNAAN PENGEKANG (BRACING) PADA DINDING PASANGAN BATU BATA TERHADAP RESPON GEMPA Lilya Susanti, Sri Murni Dewi, Siti Nurlina Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Lebih terperinciT I N J A U A N P U S T A K A
B A B II T I N J A U A N P U S T A K A 2.1. Pembebanan Struktur Besarnya beban rencana struktur mengikuti ketentuan mengenai perencanaan dalam tata cara yang didasarkan pada asumsi bahwa struktur direncanakan
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN PERSYARATAN LUAS TULANGAN PENGEKANG KOLOM PERSEGI PADA BEBERAPA PERATURAN DAN USULAN PENELITIAN (166S)
STUDI PERBANDINGAN PERSYARATAN LUAS TULANGAN PENGEKANG KOLOM PERSEGI PADA BEBERAPA PERATURAN DAN USULAN PENELITIAN (166S) Anang Kristianto 1 dan Iswandi Imran 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR PADA GEDUNG DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil ANALISA PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR PADA GEDUNG DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG Riskiawan Ertanto, Dharma Giri, Dharma Putra
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN FIBER KAWAT KASA TERHADAP KAPASITAS KOLOM PENAMPANG SEGI EMPAT
PENGARUH PENAMBAHAN FIBER KAWAT KASA TERHADAP KAPASITAS KOLOM PENAMPANG SEGI EMPAT Haryanto Yoso Wigroho Recky Suhartono Godiman ABSTRAKSI Kolom adalah suatu elemen konstruksi yang dominan menerima beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu struktur gedung terdapat banyak komponen struktur yang penting, dimana masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda-beda namun saling berhubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan suatu struktur bangunan gedung bertingkat tinggi sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu
Lebih terperinciKAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM
KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM FLEXURAL CAPACITY OF BAMBOO PETUNG REINFORCEMENT CONCRETE BEAM U-TYPE WITH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Lentur Balok Mac. Gregor (1997) mengatakan tegangan lentur pada balok diakibatkan oleh regangan yang timbul karena adanya beban luar. Apabila beban bertambah maka pada
Lebih terperinciPengaruh Dinding Bata dengan Bukaan (Lobang) terhadap Ketahanan Lateral Struktur Rangka Beton Bertulang
Maidiawati, dkk. ISSN 0853-2982 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Abstract Pengaruh Dinding Bata dengan Bukaan (Lobang) terhadap Ketahanan Lateral Struktur Rangka Beton Bertulang Maidiawati
Lebih terperinciaintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 49-54
Jurnal aintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 49-54 ISSN: 1410-7783 Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Retak Beton The Effect of High Temperature at Concrete Crack Sri Hartati Jurusan Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan komponen struktur terutama struktur beton bertulang harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara Perhitungan
Lebih terperinci