BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha pengecoran logam adalah salah satu usaha yang mempunyai peranan strategis pada struktur perekonomian nasional terutama dalam menunjang industri penghasilkomponen, industri pengerjaan logam dan industri-industri lainnya.produk cor logam yang termasuk mengalami peningkatan permintaan untuk diproduksi di industri kecil adalah terbesar dari jenis komponen otomotif yang salah satunya terbuat dari bahan logam non ferro seperti alumunium.kondisi ini tentunya sangat menggembirakan karena akan meningkatkan pendapatan yang lebih besar bagi industri kecil. Keseluruhan peluang permintaan ini tidak dapat dipenuhi oleh industri kecil. Hal ini karena keterbatasan kemampuan industri kecil, mengingat kualitas produk cor yang dihasilkan masih rendah bila dibandingkan dengan produk cor hasil pabrikasi. Salah satu penyebab rendahnya kualitas produk cor yang dihasilkan adalah masih banyak industri kecil yang menggunakan teknik grafity castingsebagai metode dalam proses pengecoran logam. Velg kendaraan roda dua adalah salah satu produk hasil pengecoran logam yang banyak dihasilkan oleh industri-industri kecil atau yang dikenal dengan istilah casting wheel.seperti yang telah dijelaskan sebelumnya produk yang dihasilkan dengan teknik gravity casting ini kualitasnya masih rendah dibandingkan dari produk hasil pengecoran pabrikan.kuncahyo(2010) meneliti teknik centrifugal casting dapat mempengaruhi kualitas produk hasil coran antara produk pabrikan dengan produk lokal atau buatan, dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat seperti yang terlihat pada Tabel 1.1 di bawah ini. Tabel 1.1.Kualitas hasil pengecoran antara industri lokal dengan pabrikan. Metode Pengujian Pabrikan Industri Lokal Uji Kekerasan (HV) 112, Uji Impak (Joule/mm 2 ) 0,075 0,026 Uji Tarik (MPa) 304,3 125,33 Proses Pembuatan - Gravity Casting 1

2 Beberapa metode pengecoran yang dapat diterapkan untuk menghasilkan suatu komponen mesin, seperti pressure casting, centrifugal casting dan masih banyak metoda lainnya.kedua metode pengecoran tersebut di atas bila dibandingkan dari kualitas hasil pengecoran jauh lebih baik dari gravity casting. Hal ini disebabkan pada saat logam cair dimasukkan ke dalam cetakan dan selama proses pembekuan mendapat tekanan dari luar. Dengan adanya tekanan dari luar ini dapat mengurangi porositas serta menaikan densitas hasil pengecoran, sehingga dapat memperbaiki sifat mekanik dari produk cor yang dihasilkan.namun dalam penerapannya teknik pengecoran centrifugal casting lebih unggul dibandingkan dengan pressure casting bila ditinjau dari segi investasi. Totten (2003)menyebutkanmenggunakan alternatif presure castingmaka biaya investasimenjadi sangat besar dan tidak sebesar bila mengunakan centrifugal casting. Berangkat dari hal tersebut di atas, maka dilakukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan produk coran velg kendaraan roda dua, yaitu dengan teknik centrifugal casting. Teknik centrifugal castingini nantinya diharapkan dapat mengetahui pada putaran berapa benda uji dapat meningkatkan kualitas coran yang dihasilkan. Oleh karena itu, pengecoran dengan teknik centrifugal castingsesungguhnya sangat sesuai dengan kondisi industri kecil.hal ini disebabkan mekanisme teknik centrifugal castingtidak membutuhkan keahlian khusus dalam pengoperasiannya. Nugroho (2010)menyatakan centrifugal casting dengan variasi temperatur cetakan dan inoculantti-b sangat berpengaruh terhadap sifat mekanik dari hasil coran. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi temperatur cetakan akan menghambat laju pendinginan yang akan memperbesar ukuran butir hasil coran. Dimana semakin besar ukuran butir dapat menurunkan sifat mekanik hasil coran. Udiana (2010)menyebutkan teknik centrifugal casting khusus untuk produk velg kendaran roda dua ini, dilakukandengan mengamati pengaruh kecepatan putar terhadap sifat fisis dan mekanis. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho (2010) 2

3 yaitumengenai variasi putaran,dengan putaran yang digunakan adalah 350, 400, 450, 500, 550, 600, 650 dan 700 rpm, pre-heating pada mould C dan temperatur penuangan C. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kenaikan sifat mekanik dibandingkan dengan produk lokal, namun masih di bawah sifat mekanik produk pabrikan, seperti yang terlihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2.Sifat mekanik hasil penelitian Udiana(2010). Metode Pengujian Pabrikan Industri Lokal Centrifugal Casting Uji Tarik (MPa) 304,32 121,62 176,89 Uji Kekerasan (kg/mm 2 ) ,50 Uji Impak (J/mm 2 ) 0,075 0,026 0,063 Tahun yang sama, Waluyo (2010) meneliti pengaruh temperatur cetakan, bentuk produk (velg dan produk piringan pejal) dan inokulan Ti-B pada centrifugal castingterhadap sifat fisis dan mekanis paduan aluminium. Penelitiannya variasi pre-heating yang digunakan pada mould adalah C, C dan temperatur penuangan C dengan kecepatan putar 1000 rpm. Hasilpenelitiannya menunjukkan adanya kenaikan sifat mekanik dibandingkan dengan hasil penelitian Udiana(2010), tetapi masih di bawah produk pabrikan. Tabel 1.3.Sifat mekanik berdasarkan nilai tertinggi pada pre-heating C. Metode Pengujian Pabrikan Industri Lokal Velg Uji Tarik (MPa) 304,32 121,62 209,44 Uji Kekerasan (kg/mm 2 ) 64,85 27,72 60,85 Uji Impak (J/mm 2 ) 0,075 0,026 0,059 Dari ketiga penelitian yang telah dilakukan menggunakan material velg bekas (skrap) kendaraan roda empat yang dilebur kembali, maka selalu terdapat perbedaan komposisi pada bahan coran. Akibat dari perbedaan komposisi tersebut, hasil yang diperoleh selalu ada perbedaan dari yang diharapkan. Dimana seperti kita ketahui skrap paduan aluminium tersebut umumnya telah mengalami beberapa kali perlakuan untuk memenuhi suatu fungsi tertentu, seperti ketahanan 3

4 korosi, keindahan, dan lain sebagainya, hal ini juga dapat mempengaruhi sifat fisis dan mekanis dari hasil coran. Salah satu penyebab kerusakan mesin adalah kerusakan yang diakibatkanoleh kelelahan material ( fatigue),fatigue banyak dialami oleh bagian mesin yang mengalami pembebanan yang berfluktuasi, contohnyapada bagian poros. Beban yang dialami oleh poros mungkin berada di bawah kekuatan maksimalnya, tetapi karena pembebanan yang berupa tegangann dan regangan terjadi secara berfluktuasi dapat mengubah struktur pada poros yang mengakibatkan munculnya retak awal yang dapat menjalar dan yang akhirnya merusak poros. ( Sularso, 1987). Kerusakan pada poros ini sangat berbahaya bagi kinerja mesin karena kerusakan dapat menjalar ke komponen-komponen lain yang dapat mengganggu kinerja mesin. Kelelahan material tidak hanya terjadi pada komponen poros, tetapi dapat terjadi pada komponen-komponen lain seperti velg sepeda motor, terutama komponen yang mengalami tegangan dan regangan secara berfluktuasi pada satu atau beberapa titik.gambar 1.1 menunjukkan komponen mesin yang mengalami kerusakan akibat sifat kelelahan (fatik) Castings Gears 6% 7% Pulleys, Rols 12% Wire, Rope 3% Others 4% Welds 32% Bolts 13% Shafts 23% Gambar 1.1 Komponen-komponen pada mesin yang mengalami kerusakan. (Nishida, 1992) 4

5 Thermal Fatigue, Contact Rolling fatigue, Corrosion Fatigue 11% Low Cycle Fatigue 8% Static Fracture, Indirect Fatigue 10 % Simple Fatigue 58% Corrosion, Burst, etc 5% SCC, delayed Fracture 5% Gambar 1.2 Fakor-faktor yang menjadi penyebab kerusakan pada struktur dan komponen Baja(Nishida, 1992) Gambar di 1.2 menunjukkan faktor penyeban kerusakan struktur akibat fatik,kegagalan fatikpada komponen meliputi kurang lebih 90 % dari seluruh kegagalan yang disebabkanoleh hal-hal yang bersifat mekanis. Kesemuanya fatigue makin menonjol seiring dengan perkembangan teknologi seperti pada mobil, pesawat terbang, pompa, kompressor, turbin, dan lain-lain. Data diperoleh dari hasil investigasi terhadap struktur dan komponen yang menggunakann baja, yang digunakan dalam berbagai macamm industri. yang mempengaruhi dari patahnya komponen ini, bagaimana sifat material tertentu terhadap beban berulang dan umur dari dihubungkan dengan tegangan berulang yang mempunyai besaran tertentu. Data yang diperoleh dari pengujian kelelalahan dapat digunakan oleh para peneliti yang baik. mengalami pembebanan berulang dan getaran.kegagalan Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apa material ketika lain untuk menghasilkan material dengann kekuatan yang 5

6 1.1.2 Pengertian Fatigue. Menurut ASTM, kelelahan (fatigue) adalah perubahan struktur secarapermanen yang terlokalisasi secara progresif, muncul pada material yang berada pada kondisi yang menghasilkan tegangan berfluktuasi dan regangan pada satu titik atau beberapa titik dan dapat terkumpul menjadi crack atau patah total (fracture) setelah mengalami tegangan tertentu yang berfluktuasi. Dari pengertian di atas ada beberapa istilah yang bisa dijelaskan sebagai berikut : 1. Progresifadalah proses dimana komponen atau material mengalami pemakaian beberapa lama dengan fluaktuasi beban, tegangan sehingga menuju proses kegagalan fatik (lelah) (fatigue) akan muncul. 2. Terlokalisasadalah proses fatik terjadi pada area tertentu, dan tidak terjadi pada seluruh komponen atau struktur. 3. Crack terjadi akibat pengaruh dari beban berulang, crack tumbuh dan berkembang sampai patah terjadi. 4. Fractureadalahhasil akhir dari fatik terpisahnya komponen atau struktur menjadi 2 bagian atau lebih. Kegagalan lelah adalah hal yang sangat membahayakan, karena terjadi tanpatanda-tanda awal.pada skala makroskopik permukaan patahan biasanya dikenal dari bentuk bidang perpatahan ada yang terlihat halus akibat gesekan yang terjadi waktu retak merambat dan daerah kasar, disinilah terjadi perpatahan ulet di mana penampang tidak mampu lagi menahan beban. Sering kali perkembangan retakan ditandai oleh sejumlah cincin atau beach mark ( garis pantai ), bergerak ke dalam dari titik di mana kegagalan mulai terjadi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.3 di bawah ini. Gambar di bawah juga menunjukkan karakteristik lain yaitu kegagalan terjadi pada bagian di mana terdapat konsentrasi tegangan, seperti pada sudut yang tajam atau takik atau pada tempat di mana terdapat konsentrasi tegangan metalurgis seperti inklusi (Dieter, 1986 ). Kegagalan 6

7 akibat konsentrasi tegangan pada pasak dapat dilihat seperti pada gambar 1.3. Gambar 1.3.Permukaan patah kegagalan lelah yang mulai terjadi pada sudut runcing dari alur pasak (keyway) suatu poros ( Dieter, 1986 ). Pada dasarnya ada 3 ( tiga ) faktor dasar terjadi kegagalan lelah ( fatigue failure ) yaitu : 1. Tegangan tarik maksimum yang cukup tinggi. 2. Variasi atau fluktuasi tegangan yang cukup besar. 3. Siklus penerapan tegangan cukup besar. Selain faktor-faktor dasar di atas masih ada variabel-variabel lain sepertikonsentrasi tegangan, korosi, suhu, kelebihan bahan, struktur metalurgis,tegangan-tegangan sisa dan tegangan kombinasi yang memiliki kecenderungan mengubah kondisi kelelahan (Dieter, 1986). Proses kelelahan dapat dibagi menjadi beberapa tahapan dari awal munculnya retakan hingga kegagalan terjadi, tahapan-tahapan tersebut antara lain. 7

8 1. Permulaan pembentukan retak, termasuk pembentukan awal kerusakan lelah. 2. Pertumbuhan retak pergelinciran pita ( slip band crack growth ), melibatkan pertumbuhan lebih lanjut retakan awal pada bidang di mana dengan tegangan geser yang tinggi. Tahapan ini sering disebut sebagai pertumbuhan retak tahap I. 3. Pertumbuhan retak pada bidang-bidang yang tegangan tarik tinggi, meliputi pertumbuhan retak pada arah tegak lurus tegangan tarik maksimum. Biasanya tahapan ini sering disebut sebagai pertumbuhan retak tahap II. 4. Kegagalan ulet ultimat, terjadi apabila retak mencapai panjang yang cukup besar sehingga penampang yang tersisa tidak mampu menahan beban yang ada Perumusan Masalah Pengecoran dengan teknik centrifugal castingadalah salah satu metode pengecoran yang banyak diaplikasikan untuk membuat komponen-komponen yang berbentuk silindris. Permasalahan yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kecepatan putarcentrifugal casting terhadap sifat fisis dan mekanis produk velg kendaraan roda dua menggunakan material dasar paduan aluminium A356. Untuk lebih meningkatkan kualitas hasil pengecoran.hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensidari metode lain oleh industri pengecoran lokal dalam memproduksi velg kendaraan roda dua Batasan Masalah berikut : Dalam penelitian ini batasan masalah yang akan dibahas adalah sebagai 8

9 1. Mengetahui pengaruh kecepatan putar centrifugal castingdengan variasi putaran mulai 0 (tanpa putaran),350, 550, 750, 950 dan 1100 rpm, dengan preheating cetakan C dan temperatur penuangan C. 2. Mengetahui pengujian sifat fisis yaitu uji komposisi, densitas, porositas dan struktur mikro. 3. Mengetahui pengujian sifat mekanis yaitu uji tarik dan uji fatik rotari bending (kelelahan) Keaslian Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan centrifugal castingpada dasarnya telah banyak dilakukan, mulai dari simulasi sampai riset di lapangan. Khusus pengecoran velg kendaraan roda dua yang akan dilakukan ini merupakan kelanjutan penelitian terdahulu. Oleh karena itu, penelitian pengaruh kecepatan putar centrifugal castingterhadap sifat fisis dan mekanis khusus dengan material dasar paduan aluminium A356 velg kendaraan roda dua dengan kecepatan putar rendah 350 sampai 550, putaran sedang 750 sampai 950 dan putaran tinggi 1100 rpm keatas belum pernah dilakukansehingga penelitian ini perlu dilakukan dan keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh kecepatan putar terhadap sifat fisisstruktur mikro, densitas dan porositas. 2. Mengetahui sifat mekanisuji tarik, uji rotari bending pada centrifugal castingpaduan aluminium A356 velg kendaraan roda dua dengan variasiputaran 0,350,550,750,950 dan 1100 rpm. 3. Menentukan kecepatan putar yang baik pada proses centrifugal castingdalam pembuatan velg kendaraan roda dua Manfaat Penelitian lain. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara 9

10 1. Metode pengecoran dengan teknikcentrifugal casting ini dapat meningkatkan kualitas hasil pengecoran velg kendaraan roda dua. 2. Teknik pengecoran ini juga diharapkan mampu mendorong perkembangan usaha industri pengecoran lokal dengan kualitas yang baik dan menjadi salah satu komoditas unggulan, sehingga dapat meningkatkan Pendapatan asli Daerah, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta atau wilayah sekitarnya. 3. Dilihat dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi, maka metode pengecoran dengan teknikcentrifugal casting ini dapat memberikan nilai tambah pada pengembangan dan penerapan IPTEK itu sendiri, yaitu ditemukannya suatu metode lain pengecoran velg kendaraan roda dua yang lebih baik dari teknik gravity casting. 1.7.Hipotesis 2. Putaran kecepatan tinggi 750, 950, 1100 rpm pada mold dengan gaya sentrifugal menghasilkan kecepatan semakin besar. Selain menimbulkan efek gaya sentrifugal, proses pembekuan juga semakin cepat, sehingga akan menghasilkan ukuran butir yang lebih halus. 3. Ukuran butiran yang halus dapat meningkatkan sifat mekanis material, sedangkan efek gaya sentrifugal dapat meningkatkan densitas hasil coran. Semakin tinggi densitas aktual benda mengindikasikan porositas yang terdapat pada benda hasil cor semakin sedikit. 4. Sifat mekanik produk coran paduan aluminium A356 juga dapat diperbaiki. 5. Dengan menambahkan inokulan Al-TiB pada setiap variabel putaran sebesar 0,08% diharapkan dapat berfungsi sebagai inisiasi dan membatasi pertumbuhan butir,sehingga ukuran butir yang dihasilkan menjadi lebih halus. Semakin halus ukuran butir yang dihasilkan, maka akan meningkatkan umur fatik. 10

ISSN hal

ISSN hal Vokasi Volume IX, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 193 9085 hal 134-140 PENGARUH KECEPATAN PUTAR DAN PENAMBAHAN INOKULAN AL-TiB PADA CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMINIUM COR A35

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. walaupun harga produk luar jauh lebih mahal dari pada produk lokal. yang menjadi bahan baku utama dari komponen otomotif.

BAB I PENDAHULUAN. walaupun harga produk luar jauh lebih mahal dari pada produk lokal. yang menjadi bahan baku utama dari komponen otomotif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pasar otomotif di dalam negeri ditandai dengan meningkatnya konsumen kendaraan baik sepeda motor maupun mobil, bahkan sekarang ini sebagian besar produsen

Lebih terperinci

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN : PENGARUH VARIASI WAKTU SOLUTION HEAT TREATMENT DAN SUHU AGING PERLAKUAN PANAS T6 PADA CENTRIFUGAL CASTING 400 rpm DENGAN GRAIN REFINER Al-TiB 7,5% TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMINIUM COR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak masalah yang timbul dalam pengerjaan mekanis di lapangan yang dialami oleh ahli-ahli teknis dalam bidangnya seperti masalah fatik yang sulit untuk diperkirakan kapan

Lebih terperinci

Pengaruh Putaran Centrifugal Casting Velg dari bahan Aluminium Scrap terhadap Karakteristik Perambatan Retak Fatik

Pengaruh Putaran Centrifugal Casting Velg dari bahan Aluminium Scrap terhadap Karakteristik Perambatan Retak Fatik Pengaruh Putaran Centrifugal Casting Velg dari bahan Aluminium Scrap terhadap Karakteristik Perambatan Retak Fatik Erich Umbu Kondi Maliwemu 1), Priyo Tri Iswanto 2) 1) Program Studi S2 Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR TUGAS AKHIR ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR Disusun : Arief Wahyu Budiono D 200 030 163 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ALUMINIUM A356.0

CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ALUMINIUM A356.0 TURBO Vol. 5 No. 1. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH VARIASI PUTARAN CETAKAN DAN PENAMBAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era industrialisasi pada saat sekarang ini, bidang pengecoran sangat penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya pembangunan di bidang industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengecoran Hasil penelitian tentang pembuatan poros berulir (Screw) berbahan dasar 30% Aluminium bekas dan 70% piston bekas dengan penambahan unsur 2,5% TiB. Pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah memiliki berat jenis yang ringan, ketahanan terhadap korosi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan manusia dalam bidang industri semakin besar. kebutuhan akan material besi dalam bentuk baja dan besi cor juga

Lebih terperinci

11 BAB II LANDASAN TEORI

11 BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Velg Sepeda Motor [9] Velg atau rim adalah lingkaran luar logam yang sudah di desain dengan bentuk sesuai standar (ISO 5751 dan ISO DIS 4249-3), dan sebagai tempat terpasangnya

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN Mukhtar Ali 1*, Nurdin 2, Mohd. Arskadius Abdullah 3, dan Indra Mawardi 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu dan teknologi bahan merupakan penerapan teknologi mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan sifat-sifat dan pemakaian yang sesuai dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS Judul : PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS ANALISA KEKUATAN PUNTIR DAN KEKUATAN LENTUR PUTAR POROS BAJA ST 60 SEBAGAI APLIKASI PERANCANGAN BAHAN POROS BALING-BALING KAPAL Pengarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang berfungsi sebagai tempat piston dan ruang bakar pada mesin otomotif. Pada saat langkah kompresi

Lebih terperinci

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN Disusun Oleh Nama Anggota : Rahmad Trio Rifaldo (061530202139) Tris Pankini (061530200826) M Fikri Pangidoan Harahap (061530200820) Kelas : 3ME Dosen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh logam yang sangat banyak penggunaannya ialah Baja. Baja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kehidupan manusia semakin maju sehingga menuntut manusia untuk berkembang. Karena kehidupan manusia yang bertambah maju maka berbagai bidang teknologi

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis TUGAS AKHIR Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Disusun : MARWANTO NIM : D.200.02.0041 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Waluyo M Bintoro, Undiana B,, Duddy Y P Staf Pengajar Jurusan Teknik mesin Politeknik Negeri Bandung

Waluyo M Bintoro, Undiana B,, Duddy Y P Staf Pengajar Jurusan Teknik mesin Politeknik Negeri Bandung Penerapan metode sentrifugal pada proses pengecoran produk komponen otomotif dalam rangka peningkatan fasilitas praktikum di Laboratorium Bahan dan Metalurgi POLBAN Waluyo M Bintoro, Undiana B,, Duddy

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN, BENTUK PRODUK DAN INOKULAN TI-B PADA PROSES PENGECORAN SENTRIFUGAL TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMUNIUM. (MOULD TEMPERATURE, PRODUCT SHAPE AND Ti-B INACULATION

Lebih terperinci

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg Rusnoto Program Studi Teknik Mesin Unversitas Pancasakti Tegal E-mail: rusnoto74@gmail.com Abstrak Piston merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kitab suci Al Quran sudah membahas tentang berbagai unsur kimia seperti besi, emas, tembaga dll. Disini akan membahas ayat kitab suci Al Quran tentang unsur tersebut.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Baja karbon AISI 1045 adalah jenis baja yang tergolong dalam baja paduan

I. PENDAHULUAN. Baja karbon AISI 1045 adalah jenis baja yang tergolong dalam baja paduan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baja karbon AISI 1045 adalah jenis baja yang tergolong dalam baja paduan karbon sedang yang banyak digunakan sebagai bahan utama pada mesin seperti poros, gear, dan batang

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Disusun : SUDARMAN NIM : D.200.02.0196 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan korosi dan mempunyai alir yang baik sehingga banyak digunakan dalam aplikasi alat-alat rumah tangga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan Aluminium dan Logam paduan Aluminium didunia industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat ini, menuntut manusia untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Sidang Tugas Akhir (TM091486) Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian aluminium dalam dunia industri yang semakin tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus ditingkatkan. Aluminium dalam bentuk

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 41-48 ISSN 0216-7395, e-issn 2406-9329 ANALISIS PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PRODUK SEPATU KAMPAS REM

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM SUHADA AMIR MUKMININ 123030037 Pembimbing : IR. BUKTI TARIGAN.MT IR. ENDANG ACHDI.MT Latar Belakang CACAT CACAT PENGECORAN Mempelajari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai elemen mesin yang berfungsi untuk meneruskan daya, poros menerima beban yang terkombinasi berupa beban puntir dan beban lentur yang berulangulang (fatik). Kegagalan

Lebih terperinci

Waktu Tempering BHN HRC. 1 jam. Tanpa perlakuan ,7. 3 jam ,7. 5 jam

Waktu Tempering BHN HRC. 1 jam. Tanpa perlakuan ,7. 3 jam ,7. 5 jam Waktu Tempering 1 jam 3 jam 5 jam Angka Kekerasan di setiap Titik temperatur (HRC) 200⁰C 300⁰C 400⁰C 1 53 50 47 2 53 50 46 3 53 50 47 4 54 50 47 1 52 49 46 2 52 49 46 3 52 48 46 4 53 49 47 1 49 48 44 2

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR Abdul HayMukhsin 1), Muhammad Syahid, Rustan Tarakka 1*) 1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era modernisasi yang terjadi saat ini menuntut manusia untuk melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta INTISARI Setiap logam akan mengalami perubahan fasa selama proses pengecoran,

Lebih terperinci

DESIGN UNTUK KEKUATAN LELAH

DESIGN UNTUK KEKUATAN LELAH DESIGN UNTUK KEKUATAN LELAH Fatique Testing (Pengujian Lelah) Fatique Testing (Pengujian Lelah) Definisi : Pengujian kelelahan adalah suatu proses pengujian dimana material tersebut menerima pembebanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baja sangat memiliki peranan yang penting dalam dunia industri dimana banyak rancangan komponen mesin pabrik menggunakan material tersebut. Sifat mekanik yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengecoran logam merupakan suatu proses pembuatan benda yang dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari pembuatan pola, cetakan, proses peleburan, menuang, membongkar

Lebih terperinci

Asyari D. Yunus - Struktur dan Sifat Material Universitas Darma Persada - Jakarta

Asyari D. Yunus - Struktur dan Sifat Material Universitas Darma Persada - Jakarta Perbedaannya pada spesimen diletakan. Pada uji impak yang diukur adalah energi impak dan disebut juga ketangguhan takik ( notch toughness ). Bahan yang diuji diberi takik, kemudian dipukul sampai patah

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H TUGAS AKHIR FAJAR KURNIAWAN 2108030049 PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H PROGAM STUDI DIII TEKNIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering

I. PENDAHULUAN. Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering juga ditambahkan unsur lain untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu yang dikehendaki. Baja merupakan

Lebih terperinci

II. KEGIATAN BELAJAR 2 DASAR DASAR PENGECORAN LOGAM. Dasar-dasar pengecoran logam dapat dijelaskan dengan benar

II. KEGIATAN BELAJAR 2 DASAR DASAR PENGECORAN LOGAM. Dasar-dasar pengecoran logam dapat dijelaskan dengan benar II. KEGIATAN BELAJAR 2 DASAR DASAR PENGECORAN LOGAM A. Sub Kompetensi Dasar-dasar pengecoran logam dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN Al-Si-Cu YANG TELAH MENGALAMI SOLUTION TREATMENT 450 0 C, QUENCHING DENGAN AIR 27 0 C DAN AGING 150 0 C Disusun : LILIK

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS Boedijanto, Eko Sulaksono Abstrak Bahan baku handle rem sepeda motor dari limbah piston dengan komposisi Al: 87.260, Cr: 0.017, Cu: 1.460,

Lebih terperinci

REDESAIN DAN PENGGUNAAN MESIN CENTRIFUGAL CASTING

REDESAIN DAN PENGGUNAAN MESIN CENTRIFUGAL CASTING TUGAS AKHIR REDESAIN DAN PENGGUNAAN MESIN CENTRIFUGAL CASTING UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PERBEDAAN PADA CETAKAN YANG MENGGUNAKAN PASIR RESIN DAN TIDAK MENGGUNAKAN UNTUK BAHAN NON FERROUS Disusun: GHUNTUR

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING TUGAS AKHIR PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING, MEDIUM TEMPERING DAN HIGH TEMPERING PADA MEDIUM CARBON STEEL PRODUKSI PENGECORAN BATUR-KLATEN TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486 TUGAS AKHIR TM091486 STUDI EKSPERIMENTAL UMUR LELAH BAJA AISI 1045 AKIBAT PERLAKUAN PANAS HASIL FULL ANNEALING DAN NORMALIZING DENGAN BEBAN LENTUR PUTAR PADA HIGH CYCLE FATIGUE Oleh: Adrian Maulana 2104.100.106

Lebih terperinci

Pengaruh Natural dan Artificial Aging Pada Velg Bahan A356.0 Centrifugal Casting Dengan Variasi Putaran Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

Pengaruh Natural dan Artificial Aging Pada Velg Bahan A356.0 Centrifugal Casting Dengan Variasi Putaran Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis ISBN 978-979-3541-25-9 Pengaruh Natural dan Artificial Aging Pada Velg Bahan A356.0 Centrifugal Casting Dengan Variasi Putaran Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Emin Haris 1,2 dan Priyo Tri Iswanto 2 1

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY Oleh : Willy Chandra K. 2108 030 085 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PADUAN VARIASI PUTARAN 0, 250, 550 RPM CENTRIFUGAL CASTING SIFAT FATIK PADUAN A 356 UNTUK VELG SEPEDA MOTOR

PADUAN VARIASI PUTARAN 0, 250, 550 RPM CENTRIFUGAL CASTING SIFAT FATIK PADUAN A 356 UNTUK VELG SEPEDA MOTOR PADUAN VARIASI PUTARAN 0, 250, 550 RPM CENTRIFUGAL CASTING SIFAT FATIK PADUAN A 356 UNTUK VELG SEPEDA MOTOR M. Abdus Shomad Jurusan Teknik Mesin, Politeknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE Darmanto *, Sri Mulyo Bondan Respati, Helmy Purwanto Program Studi Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengecoran sangat berpengaruh terhadap. kemajuan Industri manufacture. Oleh karena itu pengembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengecoran sangat berpengaruh terhadap. kemajuan Industri manufacture. Oleh karena itu pengembangan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dewasa ini teknologi pengecoran sangat berpengaruh terhadap kemajuan Industri manufacture. Oleh karena itu pengembangan teknologi pengecoran khususnya mengenai produk-produk

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta

Lebih terperinci

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aluminium merupakan salah satu bahan non ferro yang sangat banyak digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan industri besar, menengah

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR Masyrukan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta JL. A.Yani Tromol Pos I Pabelan

Lebih terperinci

Diagram TEKNIK MESIN ITS

Diagram TEKNIK MESIN ITS Diagram MESIN 2009 TEKNIK ITS LOGO Add your company slogan Studi Kualitas Hasil Pengecoran Sentrifugal Perak (Ag) dengan Penambahan Seng (Zn) Rantau Wijaya 2104100051 Dosen Pembimbing: DR. Ir. Soeharto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baja HQ705 (High Quality) untuk komponen konstruksi permesinan. Baja HQ705

BAB I PENDAHULUAN. baja HQ705 (High Quality) untuk komponen konstruksi permesinan. Baja HQ705 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian baja sebagai komponen utama pada konstruksi permesinan industri sangat mempertimbangkan biaya investasi dan perawatan yang rendah serta mempunyai ketahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat membuat serta menciptakan alat-alat yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu logam besi (ferro) dan logam bukan besi (non ferro). Logam ferro yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu logam besi (ferro) dan logam bukan besi (non ferro). Logam ferro yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan teknik secara global dapat dibagi menjadi dua yaitu bahan logam dan bahan bukan logam. Bahan logam dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu logam

Lebih terperinci

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN CYBER-TECHN. VOL NO 0 (07) ISSN 907-9044 PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (-%) PADA PRODUK KOPEL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO Febi Rahmadianto ), Wisma Soedarmadji ) ) Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tinggi kebutuhan dan tuntutan hidup manusia, membuat manusia berpikir dengan akal dan budinya seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen otomotif, kemasan makanan, minuman, pesawat, dll. Sifat tahan korosi dari Aluminium diperoleh karena terbentuknya

Lebih terperinci

ANALISA KUAT LELAH KUNINGAN YELLOW BRASS C85700 PADA MESIN UJI ROTARY BENDING

ANALISA KUAT LELAH KUNINGAN YELLOW BRASS C85700 PADA MESIN UJI ROTARY BENDING ANALISA KUAT LELAH KUNINGAN YELLOW BRASS C8700 PADA MESIN UJI ROTARY BENDING Ade Irvan Tauvana Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Enjinering Indorama irvan_teknikmesin@yahoo.co.id Abstrak Dalam dunia

Lebih terperinci

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A Agus Salim Peneliti pada Bidang Peralatan Transportasi Puslit Telimek LIPI ABSTRAK Telah dilakukan pengecoran

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si Pengaruh Temperatur Tuang dan Kandungan Silicon Terhadap Nilai Kekerasan Paduan Al-Si (Bahtiar & Leo Soemardji) PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si Bahtiar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin 38 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung dan Bengkel Pengecoran logam di Tanjung Bintang. Sedangkan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pengecoran casting adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang

Lebih terperinci

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL Kekerasan Sifat kekerasan sulit untuk didefinisikan kecuali dalam hubungan dengan uji tertentu yang digunakan untuk menentukan harganya. Harap diperhatikan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini dimana industri sudah semakin maju dan kompetisi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini dimana industri sudah semakin maju dan kompetisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era sekarang ini dimana industri sudah semakin maju dan kompetisi produk kian transparan serta inovasi-inovasi bermunculan demi mendapatkan hasil yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengamatan, pengukuran serta pengujian terhadap masingmasing benda uji, didapatkan data-data hasil penyambungan las gesek bahan Stainless Steel 304. Data hasil

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan -4,3% loy Tugiman 1,Suprianto 2,Khairul S. Sihombing 3 1,2 Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL KUNINGAN Bravian Alifin Rezanto 123030041 Pembimbing : IR. BUKTI TARIGAN, MT IR. ENDANG ACHDI, MT Latar Belakang Tujuan 1. Untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu penanganan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

PROSES MANUFACTURING

PROSES MANUFACTURING PROSES MANUFACTURING Proses Pengerjaan Logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa.

Lebih terperinci

Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban

Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban F68 Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban Asia, Lukman Noerochim, dan Rochman Rochiem Departemen Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS, Kampus ITS-Keputih Sukolilo,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komponen mesin yang terbuat dari baja ini contohnnya poros, roda gigi dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komponen mesin yang terbuat dari baja ini contohnnya poros, roda gigi dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Baja AISI 1045 Pemilihan baja AISI 1045 karena baja ini banyak dipakai dalam pembuatan komponen-komponen permesinan, murah dan mudah didapatkan di pasaran. Komponen mesin yang terbuat

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 12-19 ISSN 0216-7395 ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN TITANIUM (Ti) TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM DAUR ULANG BERBAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA 514.0 Sigit Gunawan 1 ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidikiefek perlakuan panas aging terhadap kekerasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Logam Logam cor diklasifikasikan menurut kandungan karbon yang terkandung di dalamnya yaitu kelompok baja dan besi cor. Logam cor yang memiliki persentase karbon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini semakin pesat, hal ini sejalan dengan kemajuan industri yang semakin banyak dan kompleks. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH ANNEALING 290 C PADA PELAT ALUMINUM PADUAN (Al-Fe) DENGAN VARIASI HOLDING TIME 30 MENIT DAN 50 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM Pengaruh Jarak Dari Tepi Cetakan Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Pada Coran Aluminium PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM H. Purwanto e-mail

Lebih terperinci

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor BESI COR Pendahuluan Besi cor adalah bahan yang sangat penting dan dipergunakan sebagai bahan coran lebih dari 80%. Besi cor merupakan paduan besi dan karbon dengan kadar 2 %s/d 4,1% dan sejumlah kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya kendaraan bermotor dan alat transportasi yang diproduksi di Indonesia, semakin banyak pula jumlah spare part yang diproduksi sebagai pengganti komponen

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN Oleh: M.Nawarul Fuad Shibu lijack LATAR BELAKANG Fungsi velg sebagai roda

Lebih terperinci

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint NASKAH PUBLIKASI Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Kategori Sifat Material

Kategori Sifat Material 1 TIN107 Material Teknik Kategori Sifat Material 2 Fisik Mekanik Teknologi Kimia 6623 - Taufiqur Rachman 1 Sifat Fisik 3 Kemampuan suatu bahan/material ditinjau dari sifat-sifat fisikanya. Sifat yang dapat

Lebih terperinci

Pengaruh Perlakuan Panas Dengan Air Dan Oli Terhadap Kekuatan Impact (Benturan) Bahan Piston Dan Cylinder Liner ABSTRAK

Pengaruh Perlakuan Panas Dengan Air Dan Oli Terhadap Kekuatan Impact (Benturan) Bahan Piston Dan Cylinder Liner ABSTRAK Pengaruh Perlakuan Panas Dengan Air Dan Oli Terhadap Kekuatan Impact (Benturan) Bahan Piston Dan Cylinder Liner Ahmad yani 1), Suriansyah 2), M. Agus Sahbana 3) ABSTRAK Pada saat ini motor bakar mempunyai

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS Pengaruh Penambahan Mg Terhadap Sifat Kekerasan dan... ( Mugiono) PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN UJI LELAH BAJA POROS DENGAN PEMBEBANAN PUNTIR DINAMIS

PERANCANGAN MESIN UJI LELAH BAJA POROS DENGAN PEMBEBANAN PUNTIR DINAMIS Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 4, Oktober 2017 258 PERANCANGAN MESIN UJI LELAH BAJA POROS DENGAN PEMBEBANAN PUNTIR DINAMIS Udur Januari Hutabarat, Melvin Bismark H. Sitorus Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN PENGARUH PENGELASAN GAS TUNGTEN ARC WELDING (GTAW) DENGAN VARIASI PENDINGINAN AIR DAN UDARA PADA STAINLESS STEEL 304 TERHADAP UJI KOMPOSISI KIMIA, STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN UJI IMPACT Agus Sudibyo

Lebih terperinci

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING TUGAS AKHIR PENGARUH CARBURIZING ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING PADA MILD STEEL (BAJA LUNAK) PRODUK PENGECORAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM Hera Setiawan 1* 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 * Email: herasetiawan6969@yahoo.com

Lebih terperinci

Hasil Identifikasi Fractography

Hasil Identifikasi Fractography Area 1.A Arah Area Perambatan 1.B Retak Pandangan keseluruhan dari Sampel Material No.1, terdapat dua area pengamatan sesuai dengan arah perambatan retak yaitu Area 1.A dan Area 1 B. Perbesaran 500x dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah logam. Seiring dengan jaman yang semakin maju, kebutuhan akan logam menjadi semakin tinggi.

Lebih terperinci