Skripsi. diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Iguh Erianto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skripsi. diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Iguh Erianto"

Transkripsi

1 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI RINGKASAN BUKU MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V MI MA ARIF NU DARMAKRADENAN KABUPATEN BANYUMAS Skripsi diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Iguh Erianto PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

2 PERNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa isi skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat pada skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Tegal, 28 Agustus 2013 Iguh Erianto ii

3 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diuji dalam Sidang Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Tanggal: 27 Agustus 2013 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Drs. Suwandi, M. Pd. Dra. Umi Setijowati, M. Pd Mengetahui, Koordinator PGSD UPP Tegal Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd iii

4 PENGESAHAN Skripsi dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Ringkasan Buku Melalui Model Group Investigation pada Siswa Kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas oleh Iguh Erianto , telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada 28 Agustus PANITIA UJIAN Ketua Sekretaris Drs. Hardjono, M. Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd Penguji Utama Drs. HY. Poniyo, M.Pd Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2 Dra. Umi Setijowati, M. Pd. Drs. Suwandi, M. Pd iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: 1. Ujian bagi seseorang yang sukses bukanlah pada kemampuannya untuk mencegah munculnya masalah, tetapi pada waktu menghadapi dan menyelesaikan setiap kesulitan saat masalah itu terjadi, oleh Iguh Erianto. 2. Bukan sejauh mana kita bermimpi, namun sejauh mana kita berusaha mewujudkannya, oleh Iguh Erianto. 3. Logika memang tahu bagaimana membuat keputusan yang benar, tetapi hati tahu mana yang membuat bahagia, bahkan jika itu keputusan yang salah, oleh Iguh Erianto. Persembahan: Untuk Bapak Subarno, Ibu Cukyati, Bu Dhe Rom, adikku Emi dan Ibrahim, teman-teman kelas B Fresh angkatan 2009, serta siswa MI Ma arif NU Darmakradenan. v

6 PRAKATA Puji syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Ringkasan Buku Melalui Model Group Investigation pada Siswa Kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas dapat diselesaikan tepat waktu. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Jurusan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Negeri Semarang. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan FIP Universitas Negeri Semarang sebagai Ketua Panitia Ujian Skripsi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan ujian. 3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan PGSD Universitas Negeri Semarang sebagai Sekretaris Panitia Ujian Skripsi yang telaha memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan ujian. 4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dan melaksanakan ujian kepada penulis. vi

7 5. Drs. Suwandi, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan motivasi, saran, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi. 6. Dra. Umi Setijowati, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan motivasi, arahan dan bimbingan penyusunan skripsi. 7. Staf TU dan karyawan jurusan PGSD UPP Tegal FIP UNNES yang telah banyak membantu administrasi dalam penyusunan skripsi ini. 8. Nur Arifah, S.Pd.I., Kepala MI Ma arif NU Darmakradenan yang telah memberikan ijin penelitian. 9. Juriyah, S.Pd.I., Guru kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan yang telah bersedia menjadi guru mitra dalam penelitian. 10. Segenap guru dan karyawan MI Ma arif NU Darmakradenan yang telah membantu terlaksananya penelitian. 11. Siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan yang telah membantu pelaksanan penelitian. 12. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal FIP UNNES angkatan 2009 yang saling memberikan semangat dan perhatian. 13. Semua pihak yang memberikan bantuan baik berupa kritik, saran, nasihat, maupun motivasi dalam penyusunan skripsi ini. Akhirnya penulis dapat memanjatkan doa bagi semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Semoga kebaikannya mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Tegal, 28 Agustus 2013 Penulis vii

8 ABSTRAK Erianto, Iguh Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Ringkasan Buku Melalui Model Group Investigation pada Siswa Kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. Suwandi, M.Pd. II. Dra. Umi Setijowati, M.Pd. Kata Kunci: Aktivitas belajar, hasil belajar, dan model Group Investigation. Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diketahui melalui perolehan nilai aktivitas dan hasil belajar siswa. Perolehan nilai siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan belum mencapai keberhasilan. Hal ini terjadi karena guru dalam pembelajaran masih menerapkan model konvensional. Pembelajaran dilaksanakan dengan metode ceramah. Penerapan model ini kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih aktif. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Guru perlu menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan masalah yang terjadi, peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu, Apakah penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan performansi guru, aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku pada siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan? Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 38 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Teknik pengumpulan data digunakan, yaitu teknik tes dan non tes. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini, yaitu nilai performansi guru minimal 71, keaktifan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran minimal 70%, rata-rata hasil belajar siswa minimal 70, dan persentase ketuntasan belajar klasikal minimal 75%. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I, nilai performansi guru sebesar 79,04, termasuk kategori B. Persentase aktivitas belajar siswa sebesar 75,83%, termasuk kategori tinggi. Rata-rata hasil belajar siswa sebesar 72,89 dan ketuntasan belajar siswa klasikal 78,95%. Pada siklus II, nilai performansi guru sebesar 83,33, termasuk kategori AB. Persentase aktivitas belajar siswa sebesar 80,69%, termasuk kategori sangat tinggi. Rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,15 dan ketuntasan belajar siswa klasikal 94,73%. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan, baik pada performansi guru, aktivitas belajar siswa maupun pada hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus II. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas. Selain itu, penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku. viii

9 DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Permasalahan Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah Rumusan Masalah Pemecahan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis Bagi Guru Bagi Siswa Bagi Sekolah Bagi Peneliti ix

10 2. KAJIAN PUSTAKA Kajian Teori Pengertian Pendidikan Pengertian Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Aktivitas Belajar Hasil Belajar Pengertian Pembelajaran Pengertian Mengajar Performansi Guru Karakteristik Siswa SD Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Pengertian Bahasa Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Umum Ringkasan Buku Pengertian Meringkas Langkah-langkah Meringkas Buku Menentukan Gagasan Utama Model Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Pengertian Pembelajaran Kooperatif Komponen Pembelajaran Kooperatif Prinsip Pembelajaran Kooperatif Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tujuan Pembelajaran Koperatif Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Penerapan Model Group Investigation Kajian Empiris Kerangka Berpikir Hipotesis Tindakan x

11 3. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Perencanaan (Planning) Pelaksanaan (Action) Pengamatan (Observing) Refleksi (Reflection) Siklus Penelitian Siklus I Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Siklus II Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Subjek Penelitian Tempat Penelitian Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Sumber Data Guru Siswa Data Dokumen Teknik Pengumpulan Data Non Tes Tes Instrumen Penelitian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Instrumen Tes Instrumen Non Tes xi

12 Lembar Pengamatan Performansi Guru Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Teknik Analisis Data Teknik Analisis Data Kualiitatif Performansi Guru Aktivitas Belajar Siswa Teknik Analisis Data Kuantitatif Nilai Akhir Rata-rata Kelas Ketuntasan Klasikal Indikator Keberhasilan Performansi Guru Aktivitas Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Deskripsi Data Pratindakan Deskripsi Data Siklus I Data Hasil Pengamatan Performansi Guru Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Data Hasil Belajar Siswa Refleksi Revisi Deskripsi Data Siklus II Data Hasil Pengamatan Performansi Guru Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Data Hasil Belajar Siswa Refleksi Revisi Deskripsi Data Pasca-Tindakan Hasil Penelitian xii

13 4.2.1 Hasil Pengamatan Performansi Guru Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa Pembahasan Pemaknaan Temuan Penelitian Implikasi Hasil Penelitian Bagi Siswa Bagi Guru Bagi Sekolah PENUTUP Simpulan Performansi Guru Aktivitas Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa Saran Bagi Siswa Bagi Guru Bagi Sekolah LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA xiii

14 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Konversi Skor dan Nilai Menyusun RPP Tabel 3.2 Konversi Skor dan Nilai Melaksanakan Pembelajaran Tabel 3.3 Kategori Keberhasilan Performansi Guru Tabel 3.4 Konversi Skor dan Nilai Aktivitas Belajar Siswa Tabel 3.5 Kategori Persentase Aktivitas Belajar Siswa Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Menulis Ringkasan Tabel 3.7 Kategori Tingkat Keberhasilan Belajar Klasikal Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Pretes Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Pengamatan Performansi Guru Siklus I Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Pengamatan Performansi Guru Siklus II Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Postes Tabel 4.9 Peningkatan Nilai Performansi Guru Tabel 4.10 Peningkatan Persentase Keaktifan Belajar Sisw Tabel 4.11 Peningkatan Hasil Belajar Siswa xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Daftar Nilai Kelas V Tahun Pelajaran 2011/ Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2012/ Lampiran 3 Kisi-kisi Soal Pretes Lampiran 4 Soal Pretes Lampiran 5 Lembar Jawab Soal Pretes Lampiran 6 Hasil Pretes Lampiran 7 Daftar Hadir Siswa Siklus I Lampiran 8 Silabus Pengembangan Siklus I Lampiran 9 RPP Pertemuan 1 Siklus I Lampiran 10 RPP Pertemuan 2 Siklus I Lampiran 11 Lembar Pengamatan Model GI Pertemuan 1 Siklus I Lampiran 12 Lembar Pengamatan Model GI Pertemuan 2 Siklus I Lampiran 13 APKG 1 Pertemuan 1 Siklus I Lampiran 14 APKG 2 Pertemuan 1 Siklus I Lampiran 15 APKG 1 Pertemuan 2 Siklus I Lampiran 16 APKG 2 Pertemuan 2 Siklus I Lampiran 17 Rekapitulasi Nilai Performansi Guru Siklus I Lampiran 18 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I Lampiran 19 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus I Lampiran 20 Rekapitulasi Persentase Keaktifan Siswa Siklus I Lampiran 21 Hasil Tes Formatif I Lampiran 22 Daftar Hadir Siswa Siklus II Lampiran 23 Silabus Pengembangan Siklus II Lampiran 24 RPP Pertemuan 1 Siklus I Lampiran 25 RPP Pertemuan 2 Siklus I Lampiran 26 Lembar Pengamatan Model GI Pertemuan 1 Siklus II Lampiran 27 Lembar Pengamatan Model GI Pertemuan 2 Siklus II Lampiran 28 APKG 1 Pertemuan 1 Siklus II xv

16 Lampiran 29 APKG 2 Pertemuan 1 Siklus II Lampiran 30 APKG 1 Pertemuan 2 Siklus II Lampiran 31 APKG 2 Pertemuan 2 Siklus II Lampiran 32 Rekapitulasi Nilai Performansi Guru Siklus II Lampiran 33 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus II Lampiran 34 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus II Lampiran 35 Rekapitulasi Persentase Keaktifan Siswa Siklus II Lampiran 36 Hasil Formatif Siklus II Lampiran 37 Daftar Nilai Hasil Postes Lampiran 38 Surat Penelitian Lampiran 39 Dokumen Penelitian xvi

17 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini, akan dikemukakan tentang latar belakang masalah, permasalahan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan dan pemecahan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. Latar belakang mengemukakan masalah-masalah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian. Masalah yang terjadi selanjutnya diidentifikasi, dibatasi, dirumuskan, dan dipecahkan. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui serangkaian tindakan penelitian. Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan dan manfaat bagi pihak terkait. Pihak-pihak tersebut antara lain siswa, guru, dan sekolah. Penjelasan tersebut dapat dibaca pada uraian berikut. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan dalam pelaksanaannya memberikan bekal pengetahuan, sikap, dan keterampilan kepada siswa. Ketiga aspek tersebut merupakan hal pokok yang perlu dikuasai oleh siswa. Salah satu perwujudannya melalui pendidikan yang bermutu pada setiap satuan pendidikan, yakni dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Pendidikan yang bermutu ini dimulai dari suatu proses pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran tersebut menjadi tanggung jawab guru sebagai pendidik. 1

18 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan pengertian pendidikan di atas, pendidikan dapat disimpulkan sebagai usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi siswa agar mempunyai sifat dan sikap sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dalam pelaksanaan program pendidikan di Indonesia, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Selain pemerintah, seluruh komponen bangsa wajib berpartisipasi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 2 Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mejadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yakni dengan cara melakukan penyempurnaan kurikulum. Usaha tersebut dapat dilihat dari perubahan kurikulum 1994 yang oleh pemerintah disempurnakan menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun

19 Pada tahun 2006, pemerintah menyempurnakan kurikulum 2004 atau KBK menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum yang memberikan kebebasan dan keleluasaan di tingkat satuan pendidikan untuk mengatur kebijakan dalam suatu kurikulum. Mengatur kurikulum diantaranya mengatur mata pelajaran yang akan diajarkan. Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam KTSP yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 013/U/2002 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab II Pasal 22 Ayat 1, Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah, termasuk kompetensi membaca dan menulis sesuai dengan jenjang pendidikan. Berdasarkan peraturan tersebut, Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang yang dujikan dalam Ujian Nasional di tingkat SD, SMP, dan SMA. Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga dipersiapkan sebagai sarana bagi siswa agar dapat berinteraksi dan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Di sekolah dasar, Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki kontribusi positif dengan mata pelajaran lain, karena dapat dijadikan penunjang keberhasilan dalam mempelajari bidang studi yang lainnya. Hal ini dapat ditunjukkan dari empat keterampilan berbahasa yang meliputi membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Kontribusi tersebut dapat diwujudkan melalui, keterampilan membaca digunakan siswa dalam memahami soal sebelum dikerjakan. Keterampilan menulis digunakan siswa ketika menulis jawaban soal ujian dan rangkuman materi. Keterampilan berbicara digunakan

20 4 siswa ketika memaparkan hasil diskusi dan memberikan tanggapan. Keterampilan menyimak digunakan siswa dalam memahami penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Kajian yang ada di dalam Bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam memajukan daya pikir manusia dalam kaitannya dengan kemampuan berbahasa. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Santosa (2008: 3.6) mengemukakan bahwa bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan pengetahuan intelektual. Bahasa juga memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Salah satu upaya perwujudannya melalui pembelajaran bahasa yang berkualitas pada setiap keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa antara lain, membaca, berbicara, menyimak, dan menulis. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Untuk itu pembelajaran bahasa di sekolah dasar merupakan hal penting, karena pengetahuan siswa sekolah dasar terhadap bahasa dapat menjadi landasan pengetahuan kebahasaan siswa. Sebagaimana diketahui bahwa sekolah dasar merupakan landasan bagi siswa dalam belajar berbagai hal, termasuk dalam hal ini belajar bahasa. Menurut Santoso (2008: 3.10) k ompetensi dasar Bahasa Indonesia SD mencakup aspek mendengarkan, berbicara, menulis, sastra dan kebahasaan.

21 5 Kompetensi dasar yang dipelajari dalam Bahasa Indonesia harus dibelajarkan secara tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, maka diperlukan upaya untuk memberikan pelayanan pembelajaran dengan menerapkan model, teknik, dan metode yang variatif. Siswa dalam kaitan ini ikut terlibat langsung dalam menerima informasi dan menyatakan kembali hasil informasi yang diperoleh sesuai dengan kemampuan siswa. Melalui pembelajaran yang aktif diharapkan tercipta bentuk komunikasi lisan antar siswa. Komunikasi tersebut, terpola melalui keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu upaya tersebut yaitu dengan melaksanakan inovasi pembelajaran, misalnya menggunakan metode, model, dan pendekatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berlatih mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat menggunakan bahasa tersebut. Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji tentang penggunaan suatu model pembelajaran untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu model pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan karakteristik Bahasa Indonesia yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Pengertian model Group Investigation banyak dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya yaitu oleh Rusman (2012: 204) yang mengemukakan bahwa model Group Investigation merupakan model pembelajaran yang terbentuk dari kelompok belajar siswa untuk memilih topik atau tugas, melakukan penyelidikan untuk menyelesaikan tugas,

22 6 menyusun laporan, dan mempresentasikan laporan. Dengan model Group Investigation (GI) siswa secara kelompok dapat bekerjasama dan berdiskusi untuk menyelesaikan tugas. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan, aktivitas dan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia di MI Ma arif NU Darmakradenan masih rendah. Hal ini tampak dari keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia juga masih rendah. Materi yang dipelajari disampaikan secara lisan. Peran guru sangat dominan yaitu dengan menggunakan model konvensional. Kondisi pembelajaran yang demikian, penguasaan konsep materi Bahasa Indonesia bersifat verbalistik, sehingga kualitas hasil belajar tidak dapat bertahan lama. Guru perlu mengubah proses pembelajaran dengan menerapkan berbagai media maupun model pembelajaran. Tujuannya agar aktivitas dan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia di SD atau MI dapat meningkat. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti melihat bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi keaktifan siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah cara penyampaian materi yang masih menggunakan model konvensional. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Faktor inilah yang kemudian mempengaruhi daya serap siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari data nilai siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan semester genap tahun 2011/2012. Rata-rata nilai siswa kelas V mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 65,53 dengan ketuntasan belajar klasikal memperoleh angka sebesar 21,42%.

23 7 Artinya, dari jumlah 28 siswa, hanya 6 siswa yang memenuhi KKM ( 70). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa rendah. Hal ini perlu ada upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa dapat dibaca pada lampiran 1. Penerapan model pembelajaran yang digunakan guru dapat mempengaruhi perolehan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh juga dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model yang lebih menarik. Penerapan model pembelajaran yang masih bersifat konvensional pada mata pelajaran Bahasa Indonesia hasilnya kurang memuaskan. Guru menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Siswa mendengarkan penjelasan materi dan menjawab pertanyaan dari guru. Hal demikian dapat diamati dari keaktifan dan hasil belajar siswa yang masih rendah. Agar hal tersebut tidak terjadi, maka guru harus aktif dan kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan melalui penerapan model pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model Group Investigation. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, peneliti memilih judul penelitian, Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Ringkasan Buku Melalui Model Group Investigation pada Siswa Kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas. Diharapakan melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation ini dapat meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi ringkasan buku pada kelas V di MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas.

24 8 1.2 Permasalahan Pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku, siswa mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami siswa pada materi ringkasan buku adalah siswa merasa sulit untuk menentukan gagasan utama dan menggunakan ejaan. Kedua hal tersebut dianggap sebagai masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku di MI Ma arif NU Darmakradenan, Kabupaten Banyumas. Siswa dapat dinyatakan tuntas belajar jika hasil ringkasan sesuai dengan gagasan utama dan menggunakan ejaan secara tepat. Namun pada kenyataannya, siswa masih belum menguasai kompetensi dalam menentukan gagasan utama dan menggunakan ejaan. Hal itu terjadi karena guru dalam pembelajaran masih menggunakan model konvensional. Selain itu, guru juga kurang memanfaatkan media belajar yang dapat meningkatkan aktivitas siswa. Keadaan demikian mengakibatkan siswa belum mampu mengembangkan gagasan utama menjadi gagasan pengembang. 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa di MI Ma arif NU Darmakradenan, Kabupaten Banyumas. Masalah-masalah dalam pembelajaran menulis ringkasan buku, meliputi pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran, hasil belajar siswa rendah, dan guru belum pernah menerapkan model pembelajaran Group Investigation.

25 9 Khusus untuk hasil belajar siswa, ada dua faktor yang mempengaruhi. Sebagaimana menurut Rifa i dan Anni (2012: 80-81), ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal merupakan kondisi yang ada dan terjadi dalam diri seseorang. Kondisi internal yang mempengaruhi belajar siswa mencakup kondisi fisik, psikis, dan sosial. Kondisi fisik yang dapat mempengaruhi belajar siswa misalnya, tuna netra. Siswa yang tuna netra akan mengalami kesulitan dalam membaca. Kondisi eksternal merupakan kondisi di luar diri siswa yang mempengaruhi kemampuan belajar siswa. Kondisi eksternal mencakup tingkat kesulitan materi pelajaran, tempat belajar, iklim, suasana belajar, dan budaya belajar masyarakat. Baik faktor internal maupun eksternal memiliki pengaruh yang sama terhadap proses belajar siswa. Sebagaimana diketahui bahwa kedua faktor tersebut merupakan tolok ukur kecepatan dari masing-masing siswa dalam mencapai proses perubahan tingkah laku. Pada hakikatnya setiap individu memiliki kecepatan masing-masing dalam mencapai proses perubahan tingkah laku, yang dalam hal ini sebagai hasil dari proses belajar. 1.4 Pembatasan Masalah Dari identifikasi permasalahan, maka peneliti perlu membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Pembatasan masalah ini bertujuan agar pembahasan tidak meluas. Penelitian yang akan dilakukan memfokuskan pada model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini difokuskan pada penerapan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, yaitu model Group Investigation.

26 10 Model Group Investigation diterapkan untuk memperbaiki performansi guru. Hal ini akan berpengaruh positif terhadap aktivitas belajar siswa yang nantinya akan berpengaruh pula terhadap hasil belajar siswa. Pada penelitian ini akan dibahas apakah melalui model Group Investigation akan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan, Kabupaten Banyumas. Adanya tidaknya pengaruh penerapan model Group Investigation terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa dapat diketahui melalui teknik tes dan non tes. Data aktivitas belajar siswa dapat diperoleh melalui teknik non tes, yaitu pengamatan. Data hasil belajar pada penelitian ini dapat diketahui melalui tindakan tes formatif pada siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan. Jenis tes yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu pilihan ganda dan uraian. Tes pilihan ganda dan uraian digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa dalam memahami materi menulis ringkasan. 1.5 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah Pada bagian ini akan dibahas mengenai rumusan masalah dan pemecahan masalah. Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dijawab melalui penelitian. Pemecahan masalah adalah tindakan yang dilakukan untuk menjawab masalah yang diteliti. Penjelasan mengenai rumusan dan pemecahan masalah terdapat pada uraian berikut ini: Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dituliskan beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan

27 11 masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana peningkatan performansi guru dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model Group Investigation di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas? (2) Apakah model Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas? (3) Apakah model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas? Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah dan permasalahan pembelajaran, maka peneliti akan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. PTK kolaboratif ini akan menerapkan model pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas. Kualitas pembelajaran yang dimaksud, meliputi performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Penelitian ini direncanakan dengan dua siklus. Dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation diharapkan siswa akan lebih aktif, termotivasi dan hasil belajarnya akan meningkat. Model pembelajaran Group Investigation memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan gagasan utama dan menggunakan ejaan pada kegiatan meringkas buku. Keberhasilan pembelajaran akan diketahui melalui pengamatan dan evaluasi yang tepat pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku.

28 Tujuan Penelitian Tujuan merupakan sasaran dari suatu kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Kegiatan penelitian memiliki tujuan berdasarkan rencana yang disusun. Pada penelitian ini terdapat dua tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Kedua tujuan tersebut, memiliki nilai positif bagi pihak-pihak terkait, seperti guru, siswa, dan sekolah. Tujuan umum merupakan tujuan yang besifat masih umum, secara luas dan menyeluruh. Tujuan khusus merupakan tujuan yang lebih spesifik atau khusus pada bagian tertentu. Secara rinci tujuan penelitian akan dijelaskan sebagai berikut Tujuan Umum Seperti yang telah dijelaskan bahwa tujuan umum adalah tujuan yang bersifat umum, secara luas dan menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di SD atau MI melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation. Kualitas pembelajaran meliputi aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Tujuan Khusus Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa tujuan khusus yaitu tujuan yang bersifat khusus dan tertuju pada bagian tertentu. Fokus tujuan khusus pada penelitian tindakan kelas hanya terpusat pada satu kompetensi dasar, yaitu menulis ringkasan. Oleh karena itu, tujuan khusus penelitian tindakan kelas ini meliputi: (1) mendapatkan data hasil performansi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku melalui penerapan model pembelajaran

29 13 Group Investigation di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas, (2) meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas, (3) meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas. 1.7 Manfaat Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai manfaat penelitian. Manfaat penelitian yang diperoleh yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian yang bersifat teoritis. Manfaat praktis merupakan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang bersifat praktik dalam pembelajaran. Manfaat penelitian ditujukan pada berbagai pihak terkait, antara lain siswa, guru, sekolah, dan peneliti. Secara rinci manfaat penelitian akan dikemukakan sebagai berikut: Manfaat Teoritis Secara teori, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua orang, khususnya bagi guru dalam menerapkan model Group Investigation pada materi ringkasan buku mata pelajaran Bahasa Indonesia. Manfaat teoritis yang diperoleh pada penelitian ini antara lain, menjadi bahan informasi tentang model Group Investigation dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku. Selain itu, dapat pula menjadi bahan kajian empiris atau acuan bagi penelitian lanjut yang lebih luas dan mendalam.

30 Manfaat Praktis Manfaat merupakan sesuatu yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan, seperti halnya penelitian. Penelitian memberikan manfaat yang baik bagi pihak terkait. Manfaat praktis dalam penelitian ini meliputi bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti. Guru dalam penelitian ini berperan sebagai penyusun rencana dan pelaksana pembelajaran. Siswa sebagai subjek penelitian dan sekolah berperan sebagai tempat penelitian. Peneliti berperan sebagai pemberi ide, masukan, dan saran dalam penyusunan rencana pembelajaran. Berikut ini uraian dari manfaat praktis tersebut Bagi Guru Manfaat penelitian bagi guru antara lain sebagai bahan masukan dan informasi kepada para guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran materi ringkasan buku pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga memberikan dorongan kepada para guru untuk menerapkan model pembelajaran Group Investigation sebagai alternatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa Selain bagi guru, penelitian ini juga bermanfaat bagi siswa. Manfaat bagi siswa yaitu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku. Motivasi siswa dapat diamati melalui kehadiran siswa untuk mengikuti pembelajaran. Siswa juga antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Penelitian ini juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku. Keaktifan siswa dapat diamati pada tiap kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh siswa aktif bertanya,

31 menyampaikan pendapat, dan mengerjakan tugas. Selain motivasi dan aktivitas siswa, penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran 15 Bahasa Indonesia materi ringkasan buku. Hasil belajar dapat diketahui berdasarkan nilai siswa mengerjakan soal tes formatif di akhir pembelajaran. Meningkatnya hasil belajar dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa yang meningkat Bagi Sekolah Manfaat penelitian berikutnya yaitu bagi sekolah. Manfaat penelitian bagi sekolah, yaitu sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas yang berkaitan dengan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku. Pembelajaran materi ringkasan buku hendaknya dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif, salah satunya model Group Investigation. Penerapan model ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Selain sebagai masukan, penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku. Pada tahun pelajaran selanjutnya di kelas V, model Group Investigation dapat diterapkan dalam pembelajaran materi ringkasan buku Bagi Peneliti Manfaat praktis penelitian ini juga didapat oleh peneliti. Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu menambah wawasan dalam menerapkan model Group Investigation dalam pembelajaran materi ringkasan buku mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain menambah wawasan, penelitian ini juga menambah keterampilan menerapkan model Group Investigation dalam pembelajaran materi ringkasan buku mata pelajaran Bahasa Indonesia.

32 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka dipaparkan mengenai kajian teori, kajian empiris, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan penelitian. Pada bagian landasan teori akan dikemukakan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Kajian empiris merupakan kajian mengenai penelitian-penelitian sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada kajian pustaka juga akan dipaparkan mengenai kerangka berpikir dilakukannya penelitan ini. Selain itu, dalam kajian pustaka juga dipaparkan mengenai hipotesis tindakan. Penjelasan lebih rinci dapat dibaca pada uraian berikut. 2.1 Kajian Teori Subbab pada kajian pustaka yang pertama akan membahas kajian teori. Dalam subbab ini akan dikemukakan beberapa teori yang mendukung penelitian. Teori-teori yang dikaji antara lain tentang pengertian pendidikan, pengertian belajar, faktor- faktor yang mempengaruhi belajar, aktivitas belajar, hasil belajar, pengertian pembelajaran, pengertian mengajar, performansi guru, karakteristik siswa SD, pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, menulis ringkasan buku, model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, model Group Investigation, dan penerapan model Group Investigation. Uraian tersebut dapat dibaca pada penjelasan berikut ini. 16

33 Pengertian Pendidikan Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang bersangkutan mampu memecahkan problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi siswa. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja. Alasannya, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikian Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1, menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara. Wahyudin (2008: 1) mengemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang berdimensi luas, yaitu dari sisi peserta didik, sebagai pelaku yang belajar dan dari sisi pendidik atau guru sebagai pelaku yang mengajar atau membelajarkan. Hubungan pendidik dan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku terdidik. Dari segi tujuan, baik pendidik maupun siswa memiliki tujuan masing-masing. Meskipun demikian, tujuan pendidik dan siswa dapat dipersatukan dengan tujuan instruksional.

34 18 Menurut Joesoef dalam Munib (2009: 33), pengertian pendidikan mengandung dua aspek, yakni aspek proses dan aspek hasil. Yang dimaksud dengan proses adalah proses bantuan, bimbingan, pengajaran dan pelatihan. Sedangkan yang dimaksud hasil adalah manusia dewasa, susila, bertanggung jawab, dan mandiri. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan tentang pengertian pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi siswa agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dengan pendidikan, diharapkan siswa mengalami proses perubahan tingkah laku yang menuju pada derajat kemapanan tertentu. Artinya, dalam garapan pendidikan akan terjadi proses perubahan tingkah laku menuju pada kedewasaan, kemandirian dan tumbuhnya sikap bertanggung jawab Pengertian Belajar Pengertian belajar telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan. Gagne dalam Winataputra (2007: 3.30) mengemukakan bahwa belajar bukan merupakan proses tunggal, melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Tingkah laku itu merupakan hasil kumulatif belajar. Artinya, banyak keterampilan yang telah dipelajari memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit. Sedangkan Slavin (1994:152) dalam Rifa'i dan Anni (2012: 66) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

35 Sudjana (1989: 28) dalam Rusman (2 012: 1) mendefinisikan belajar merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Singer (1968) dalam Siregar (2010: 4) mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai dalam situasi tertentu. Menurut Hamalik (2011: 27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalamann ( learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan suatu pengubahan kelakuan. Belajar juga merupakan proses belajar sepanjang hayat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bell-Gredler (1968: 1) dalam Winataputra (2007: 1.4 ) bahwa: Belajar proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills and attitudes. Kemampuan (competencies), keterampilan ( skills), dan sikap ( attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Proses belajar sepanjang hayat ini bertujuan untuk adanya suatu perubahan pengalaman ke arah yang lebih baik. Perubahan selama mengalami proses belajar ditunjukkan manusia dengan memiliki kemampauan, keterampilan, dan sikap. Menurut Kolb (1984) dalam Hansen (2000: 24), learning as a human adaptation process. It is a process where by knowledge is created through the transformation of experience. Belajar sebagai proses adaptasi manusia. Proses dimana pengetahuan dibuat menuju perubahan pengalaman. 19

36 20 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan tentang pengertian belajar. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu yang sifatnya relatif menetap dan perubahan tersebut sebagai buah dari pengalaman Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Perbedaan perilaku yang tampak pada siswa merupakan hasil proses belajar. Namun, tidak semua perilaku siswa dapat dikatakan hasil belajar, sebab belajar merupakan perubahan perilaku yang bersifat permanen setelah seseorang melaksanakan pembelajaran. Meskipun siswa berada dalam pembelajaran di suatu kelas yang sama, namun belum tentu semua siswa yang ada di dalamnya mengalami peristiwa belajar. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut Rifa i dan Anni (2009: 97), faktor internal yang mempengaruhi belajar seseorang meliputi kondisi fisik, psikis, dan kondisi sosialnya. Kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki siswa akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar. Kondisi fisik seseorang seperti kesehatan organ tubuhnya tentu berpengaruh terhadap kegiatan belajarnya. Misalnya siswa yang memiliki keterbatasan fisik, seperti dalam membedakan warna akan mengalami kesulitan dalam belajar melukis atau belajar yang menggunakan bahan-bahan berwarna. Kondisi psikis seperti kemampuan intelektual dan emosional seseorang juga berpengaruh terhadap kegiatan belajarnya. Misalnya siswa yang memiliki

37 21 motivasi belajar rendah akan mengalami kesulitan saat mempersiapkan kegiatan belajar, apalagi saat mengikuti proses belajar. Kondisi sosial yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Misalnya siswa yang mengalami hambatan bersosialisasi akan mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan, yang pada akhirnya mengalami hambatan belajar. Faktor-faktor internal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar, dan perkembangan. Selain faktor internal, ada pula faktor eksternal yang mempengaruhi belajar yakni kondisi eksternal yang ada di lingkungan siswa. Faktor eksternal meliputi variasi dan derajat kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, serta hasil belajar. Saat siswa akan mempelajari materi belajar yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, sementara siswa tersebut belum memiliki kemampuan internal yang dipersyaratkan untuk mempelajarinya, maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan belajar. Agar siswa mampu mengusai materi belajar yang baru, dia harus memiliki kemampuan internal yang dipersyaratkan. Misalnya siswa yang belajar perkalian harus sudah memiliki kemampuan internal tentang penjumlahan dan pengurangan. Selain itu, tempat belajar yang kurang memenuhi syarat, iklim atau cuaca yang panas, dan suasana lingkungan bising akan mengganggu konsentrasi belajar. Dengan mengetahui berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar, guru dapat turut mengondisikan suasana belajar yang mendukung mulai dari persiapan

38 hingga kegiatan belajar. Oleh karena itu, hasil belajar siswa akan sesuai dengan harapan Aktivitas Belajar Dalam pembelajaran, aktivitas belajar siswa merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh guru. Aktivitas siswa ditunjukkan oleh tingkah laku yang dilakukan selama pembelajaran. Aktivitas siswa dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Fortune, McCarthy, and Abramson (2001: 113) yakni Different learning activities should contribute to student learning, and are likely to contribute to students satisfication. Aktivitas pembelajaran yang berbeda seharusnya berkontribusi pada pembelajaran siswa dan cenderung memberikan kontribusi pada kepuasan siswa. Berdasarkan perdapat tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa akan berpengaruh pada keaktifan dan hasil belajar siswa. Diedrich dalam Hamalik (2004: ) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok sebagai berikut: 1) Kegiatan visual, meliputi membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja; 2) Kegiatan lisan (oral), meliputi mengemukakan fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi; 3) Kegiatan mendengarkan, meliputi mendengarkan penyajian, mendengarkan pembacaan puisi, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan radio; 4) Kegiatan menulis, meliputi menulis cerita, laporan, memeriksa karangan,

39 23 membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket; 5) Kegiatan menggambar, meliputi menggambar, membuat grafik, diagram, peta, dan pola; 6) Kegiatan metrik, meliputi melakukan percobaan, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun; 7) Kegiatan mental, meliputi mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktorfaktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan; dan 8) Kegiatan emosional, meliputi minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, maka terciptalah belajar aktif. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar dan lain sebagainya. Dari pendapat beberapa ahli, dapat disimpukan tentang aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh individu dengan melakukan berbagai macam kegiatan guna memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap sesuatu Hasil Belajar Menurut Rifa i dan Anni (2012: 69), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan apek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu, apabila peserta didik mempelajari pelajaran tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh berupa penguasaan konsep.

40 24 Hasil belajar menurut Bloom dalam Rifa i dan Anni (2012: 70-73), mencakup tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Dari beberapa pendapat tentang pengertian hasil belajar yang diuraikan tersebut, dapat diartikan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami poses belajar, berupa pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Hasil belajar yang diharapkan dari pembelajaran meringkas meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada ranah kognitif, siswa dapat menjelaskan pengertian ringkasan dan mampu menyebutkan empat langkah meringkas serta dapat meringkas sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan. Pada ranah afektif, siswa dapat menghargai pendapat orang lain dan menumbuhkan tanggung jawab atas tugasnya. Untuk ranah psikomotor, hasil belajar dapat berupa kemampuan siswa dalam menulis ringkasan secara rapi Pengertian Pembelajaran Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, istilah yang digunakan yakni proses belajar mengajar dan pengajaran. Rusman (2012: 1) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

41 25 Winataputra (2007: 1.18) berpendapat bahwa pembelaj aran merupakan kegiatan yang dilakukan menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri siswa. Menurut Gagne, dkk (1992) dalam Winataputra (2007: 1.19), pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Pengertian pembelajaran juga dijabarkan dalam Pasal 1 butir 20 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pengertian tersebut terkandung lima konsep, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka pembelajaran dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan berupa interaksi antara siswa dengan guru dan berbagai komponen pendukungnya. Pembelajaran dalam arti luas merupakan jantungnya pendidikan untuk megembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Pengertian Mengajar Istilah mengajar merupakan istilah yang tidak asing dalam dunia pendidikan. Mengajar merupakan tugas pokok guru, kaitannya dengan usaha menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Alvin dalam Slameto (2010: 32) menyatakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan

42 26 skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge. Aktivitas tersebut dilakukan oleh pengajar (guru) kepada siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Mengajar untuk mencapai hasil yang optimal, hendaknya dirancang secara tepat dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang ada. Guru perlu mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, alat evaluasi yang tepat, media pembelajaran, dan sumber belajar bagi siswa. Memahami karakteristik siswa penting untuk diperhatikan oleh guru, sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa. Selain itu, guru perlu menguasai model pembelajaran inovatif yang mampu meningkatkan keaktifan siswa. Menurut Sudjana (2010: 7) bahwa mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa kegiatan belajar yang aktif dapat terwujud jika kondisi lingkungan belajar siswa juga aktif. Lingkungan belajar yang aktif akan mendukung siswa untuk belajar dengan nyaman. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar yang tepat. Berdasarkan pengertian tersebut, maka mengajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas menghubungkan siswa dengan lingkungan tempat belajar, disesuaikan dengan potensi yang dimiliki siswa agar dapat berkembang secara optimal.

43 Performansi Guru Di dalam dunia pendidikan, guru adalah pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Hal tersebut ditunjukkan dengan suasana belajar menyenangkan, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berfikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan kemampuannya. Peranan profesi guru dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah bertujuan untuk meningkatkan perkembangan siswa secara optimal, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Menurut Rusman (2012: 44-45), peranan profesional mencakup tiga bidang layanan, yaitu layanan pembelajaran, layanan administrasi, dan layanan bantuan akademik sosial pribadi. Ketiga bidang layanan tersebut menjadi tugas pokok seorang guru. Tugas pokok guru lebih pada pelayanan bidang pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa. Perbuatan ini terjadi secara timbal balik dan berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses pembelajaran juga terkandung multiperan guru. Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator, fasilitator, dan sebagai evaluator. Rusman (2012: 54-58) menyatakan bahwa ada empat kemampuan yang menjadi tolok ukur kualitas kinerja guru, yaitu: 1) Kompetensi pedagogik meliputi

44 28 pemahaman terhadap siswa, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya; 2) Kompetensi kepribadian meliputi bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional. Guru menampilkan pribadi yang jujur, berakhlak mulia, stabil, arif, berwibawa, dan mampu menjadi teladan bagi siswa di masyarakat; 3) Kompetensi sosial meliputi berkomunikasi secara efektif, empati, santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. Guru juga bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, dan latar belakang keluarga; serta 4) Kompetensi profesional meliputi menguasai materi pelajaran, menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Performansi guru menurut Rusman (2012: 71-72) dapat dilihat melalui beberapa keterampilan tugas profesional guru, yaitu: 1) Keterampilan merencanakan pembelajaran meliputi mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, sumber belajar dan alat evaluasi pembelajaran; 2) Keterampilan melaksanakan pembelajaran meliputi membuka pembelajaran, mengelola pembelajaran, dan menutup pembelajaran; serta 3) Keterampilan menilai pembelajaran meliputi melakukan penilaian dengan menggunakan instrumen penilaian dalam merencanakan pembelajaran dan memberikan masukan serta tindak lanjut perbaikan proses dan remidi.

45 29 Berkenaan dengan kepentingan penilaian kinerja atau performansi guru digunakan istilah Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian ini menyoroti dua aspek kemampuan guru, yaitu rencana pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran Karakteristik Siswa SD Pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Salah satu bentuk pendidikan dasar adalah sekolah dasar. Di sekolah dasar inilah berbagai karakter siswa harus mulai mendapat perhatian dari guru, sehingga tercipta suatu karakter yang baik. Menurut Kurniawan (2007), salah satu karakteristik siswa SD yaitu senang bekerja dalam kelompok. Siswa dalam belajar kelompok memperoleh berbagai manfaat. Manfaat tersebut khususnya dalam hal proses sosialisasi seperti belajar memenuhi aturan, bersaing secara sehat, dan bertanggungjawab. Pada umumnya siswa SD berumur 6 sampai 12 tahun. Pada masa ini anak diharapkan memperoleh pengetahuan dasar yang dipandang sangat penting bagi persiapan dan penyesuaian diri tehadap kehidupan di masa dewasa. Perolehan pengetahuan dasar pada siswa SD harus memperhatikan perkembangan kognitifnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Piaget dalam Iskandarwassid dan Sunendar (2010: 147) bahwa siswa SD berada pada tahap berfikir operasional konkret. Pada tahap ini mereka sudah mampu berpikir konkret dalam memahami sesuatu sebagaimana kenyataannya.

46 30 Berdasarkan pendapat di atas, hendaknya guru harus mampu memahami perkembangan kognitif dan karakteristik siswa SD. Pemahaman ini akan membantu guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik formal. Tugastugas tersebut antara lain guru dapat menentukan pembelajaran yang bermakna sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bertumpu pada karakteristik dan perkembangan kognitif siswa SD, maka dalam proses pembelajaran materi meringkas buku hendaknya dilaksanakan dengan sistem pembelajaran berkelompok. Salah satu pembelajaran berkelompok yang dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam meringkas yaitu model Group Investigation. Proses pembelajaran melalui Group Investigation menjadikan kegiatan meringkas menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan, karena siswa merasa tidak terbebani dengan tugas tersebut. Siswa dapat mengerjakan tugas tersebut secara bersama-sama dengan teman kelompoknya Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Dalam sub bab ini akan dikemukakan mengenai pengertian bahasa, fungsi, dan tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia, serta kompetensi umum. Secara rinci mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dibaca dalam uraian berikut Pengertian Bahasa Santoso, dkk. (2004:1.2) mengata kan bahwa ujaranlah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal yang nyata atau tidak, yang berwujud atau yang kasat mata, situasi dan kondisi yang lampau, kini, maupun yang akan datang.

47 31 Keraf (1980) dala m Rosdiana (2008: 1.12) mengatakan bahwa bahasa bukan diturunkan melainkan dipelajari. Bahasa dapat digunakan untuk menyatakan ekspresi diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi, dan adaptasi sosial dan sebagai alat utnuk mengadakan kontrol sosial. Menurut Kridalaksana (1997) dalam Rosdiana (2008: 1.4) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang abriter yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Badudu (1989) dalam Dhieni, dkk (2006: 1.11) menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Bromley (1992) dalam Dhieni, dkk (2006: 1.11) juga mendefinisikan bahasa sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Dari beberapa pendapat ahli, maka dapat diartikan bahwa bahasa adalah suatu modifikasi komunikasi yang meliputi sistem simbol khusus yang dipahami dan digunakan oleh sekelompok individu untuk menyampaikan berbagai ide dan informasi Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Menurut Santoso (2008: ), fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yakni sebagai sarana (1) pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa; (2) peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya; (3) peningkatan IPTEK dan seni; (4) penyebarluasan

48 32 pemakaian bahasa Indonesia untuk berbagai keperluan; (5) pengembangan penalaran; (6) pemahaman beragam budaya Indonesia melalui kesusastraan Indonesia. Selain memiliki fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia juga memiliki muara akhir dalam proses pembelajarannya. Sebagaimana dikemukakan oleh Santoso (2008: ) bahwa mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia memilki tujuan, yaitu: 1) Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 2) Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif dalam bermacam-macam tujuan; 3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan sosial; 4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa; 5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, wawasan kehidupan, meningkatkan kemampuan berbahasa; serta 6) Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya intelektual Kompetensi Umum Menurut Santoso (2008: ), standar kompetensi Bahasa Indonesia bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa. Kompetensi pembelajaran bahasa yang dimaksudkan yaitu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan dan bertindak. Kompetensi keterampilan, meliputi aspek: (1) mendengarkan, siswa mampu menyerap gagasan pokok, perasaan dari cerita dan mampu memberikan

49 33 respon secara tepat; (2) berbicara, mampu mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan dan mendeskripsikan pesan; (3) membaca, mampu membaca dengan lancar beragam teks dan mampu menjelaskan isinya; (4) menulis, mampu menulis karangan naratif dan non naratif dengan tulisan yang rapi dan jelas dengan menggunakan kosa kata, kalimat, dan ejaan yang benar, sehingga dapat dipahami oleh pembaca; (5) kebahasaan, memahami atau menggunakan kalimat lengkap, tak lengkap, dalam berbagai konteks, imbuhan, penggunaan kosa kata, jenis kata, ejaan, pelafalan, serta intonasi Bahasa Indonesia; serta (6) a presiasi Bahasa dan Sastra Indonesia, mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan, menonton, membaca, dan melisankan hasil sastra Ringkasan Buku Pada semester genap, mata pelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari 4 standar kompetensi (SK) yang terbagi menjadi 10 kompetensi dasar (KD). SK 8 yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Dalam SK 8 terdapat 3 kompetensi dasar, yaitu KD 8.1 meringkas buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan. KD 8.2 menulis laporan pengamatan/kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Untuk KD 8.3, yaitu menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Pada penelitian ini akan membahas satu kompetensi dasar, yaitu KD 8.1 meringkas buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Kompetensi dasar ini terdiri dari 12 jam pelajaran.

50 34 Pada kompetensi dasar KD 8.1 meringkas buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, akan dikaji beberapa materi, meliputi 1) Pengertian meringkas; 2) Langah-langkah meringkas; dan 3) Menentukan gagasan utama Pengertian Meringkas Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan. Salah satunya yaitu meringkas. Meringkas merupakan bagian dari keterampilan menulis. Meringkas merupakan cara penyajian singkat suatu karangan asli yang panjang dalam bentuk pendek atau singkat. Meringkas menghasilkan berupa tulisan yang disebut rangkuman atau ringkasan. Meringkas dapat dilakukan pada buku, artikel, cerita, dan teks bacaan. Meringkas yang benar harus memperhatikan langkah-langkahnya Langkah-langkah Meringkas Buku Dalam meringkas harus memperhatikan langkah-langkah meringkas untuk menghasilkan ringkasan yang baik. Terdapat empat langkah dalam meringkas. Keempat langkah meringkas antara lain: (1) Membaca teks yang akan diringkas. Langkah awal yang harus dilakukan dalam meringkas yaitu harus membaca teks asli satu atau dua kali untuk memahami isi teks. (2) Menentukan gagasan utama dalam teks. Jika sudah membaca teks dan mengetahui kesan umum, selanjutnya memahami kembali teks bagian demi bagian atau paragraf demi paragraf. Hal ini dilakukan untuk menentukan gagasan utama dalam tiap paragraf.

51 35 (3) Menuliskan draft ringkasan. Dalam langkah ini, gagasan utma yang sudah ditemukan disusun berdasarkan teks asli. Untuk menyusun ringkasan gunakan kata-kata baru sesuai dengan pilihan kata yang tepat. (4) Menuliskan ringkasan secara rapi. Langkah terakhir, menuliskan ringkasan secara rapi dan runtut sesuai dengan teks asli Menentukan Gagasan Utama Setiap paragraf pasti memiliki pikiran utama atau gagasan utama. Gagasan utama merupakan gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Keberadaan gagasan utama tersebut dapat dinyatakan secara eksplisit dan implisit. Gagasa utama yang eksplisit dapat dijumpai dalam jenis paragraf deduktif, induktif, dan campuan. Dalam jenis paragraf ini, gagasan utama diwakilkan pada sebuah kalimat utama yang letaknya bisa di awal, di akhir, atau di awal dan diakhir paragraf. Semantara itu, gagasan utama yang implisit umumnya dijumpai dalam paragraf deskriptif dan naratif. Dalam jenis paragraf ini, gagasan utama tersebut ada pada seluruh kalimat dalam paragraf itu. Ciri-ciri gagasan utama yaitu memiliki makna paling umum di antara kalimat-kalimat lain yang terdapat pada paragraf yang sama. Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utamanya antara lain: (1) Paragraf deduktif merupakan paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas. Paragraf ini diawali oleh kalimat yang bersifat umum, kemudian dijelaskan oleh kalimat penjelas yang bersifat khusus.

52 36 (2) Paragraf induktif merupakan paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Paragraf ini diawali oleh kalimat-kalimat yang bersifat khusus, kemudian diakhiri oleh kalimat yang bersifat umum. Di dalam kalimat tersebut terdapat gagasan utama paragraf. (3) Paragraf deduktif-induktif merupakan paragraf gagasan utamanya terletak di awal dan akhir paragraf. Paragraf ini diawali oleh gagasan utama, kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri oleh gagasan utama sebagai penegasan gagasan utama di awal paragraf Model Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa model berarti contoh atau pola (Suharso dan Retnoningsih 2005: 324). Mills dalam Suprijono (2010: 45) berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Arends (1997) dalam Trianto (2009: 22) menyatakan bahwa model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Menurut Joyce dan Weil (1980: 1) dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Sedangkan menurut Joyce (1992: 4) dalam Trianto (2009: 22), setiap model pembelajaran mengarahkan kita

53 37 ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode dan prosedur. Menurut Kardi dan Nur (2000) dalam Trianto (2009: 23), ciri-ciri model pembelajaran meliputi: rasional, teoritis, logis, sesuai dengan lingkungan belajar siswa, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dari beberapa pendapat para ahli, dapat diambil kesimpulan tentang model pembelajaran. Model pembelajaran adalah pola yang dirancang yang menggambarkan prosedur yang sistematis berupa proses yang ditempuh dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu Model Pembelajaran Kooperatif Dalam pembahasan model pembelajaran kooperatif akan dipaparkan mengenai pengertian model pembelajaran kooperatif, komponen pembelajaran kooperatif, prinsip pembelajaran kooperatif, karakteristik pembelajaran kooperatif, tujuan pembelajaran kooperatif, serta langkah-langkah pembelajaran kooperatif. Uraian selengkapnya sebagai berikut Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif banyak dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Sanjaya (2006: 239) dalam Rusman (2012: 203), pembelajaran koopertif yaitu: Cooperatif Learning adalah kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

54 38 Nurulhayati (2002: 25) dalam Rusman ( 2012: 203) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Abdulhak (2010: 19-20) dalam Rusman (2012: 203) juga mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri. Dari pengertian-pengertian menurut para ahli, dapat disimpulkan tentang pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk dapat bekerja sama dalam struktur tugas, tujuan, dan penghargaan Komponen Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif terdapat dua komponen. Salah satu ahli menjelaskan tentang komponen pembelajaran kooperatif. Komponen pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2012:206) terdiri dari cooperative task atau tugas kerja sama dan cooperative incentive structure atau struktur intensif kerja sama. Tugas kerja sama berkenaan dengan suatu hal yang menyebabkan anggota kelompok bekerja sama dalam menyelesaiakan tugas yang telah diberikan. Sedangkan struktur intensif kerja sama merupakan sesuatu hal yang membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan kerja sama dalam rangka mencapai tujuan kelompok tersebut. Selain komponen pembelajaran kooperatif di atas, juga dikenal unsurunsur dasar pembelajaran kooperatif. Ibrahim et al (2000: 6) dalam Taniredja, dkk

55 39 (2010: 99) menyebutkan tujuh unsur dasar pembelajaran kooperatif, yakni: (1) memiliki visi misi yang sama; (2) bertanggung jawab atas kelompoknya; (3) memiliki tujuan yang sama; (4) pembagian tugas yang adil; (5) adanya penghargaan untuk semua anggota kelompok; (6) adanya sistem kepemimpinan dalam kelompok; dan (7) adanya tanggung jawab individu individu dalam kelompok Prinsip Pembelajaran Kooperatif Menurut Roger dan David (2008) dalam Rusman (2012: 212) ada lima prinsip pembelajaran kooperatif yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya, yaitu: 1) Prinsip ketergantungan positif. Dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut; 2) Tanggung jawab perseorangan. Keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut; 3) Interaksi tatap muka. Memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain; 4) Partisipasi dan komunikasi. Melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran; serta 5) Evaluasi proses kelompok. Menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih efektif. Dalam pelaksanaannya, guru harus mematuhi prinsip pembelajaran kooperatif. Selain itu, guru juga perlu memperhatikan faktor pendukung lain yang

56 40 mempengaruhi keberhasilan pembelajaran koopertif. Faktor pendukung tersebut seperti sarana dan prasarana di sekolah yang bersangkutan. Harapannya pembelajaran koopertif yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang ditentukan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif pada dasarnya dilakukan secara tim. Tim merupakan kumpulan dari beberapa individu untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Keberhasilan suatu pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan individu dalam tim tersebut (Rusman 2012: 207). Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif harus memperhatikan berbagai ciri-ciri agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Ibrahim et al (2000: 6) dalam Taniredja, dkk (2010: 100) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri yaitu siswa bekerja dalam kelompoknya secara koopertif untuk menuntaskan materi belajarnya. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Kelompok terdiri dari berbagai macam jenis kelamin, suku, ras, dan agama. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu Tujuan Pembelajaran Kooperatif Setiap model pembelajaran memiliki tujuan tertentu. Seperti model pembelajaran lainnya, model pembelajaran kooperatif memiliki tujuan. Menurut Ibrahim, et al (2000: 7) dalam Taniredja, dkk (2010: 100), ada tiga tujuan penting pembelajaran kooperatif, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan sosial. Hasil belajar

57 41 akademik sebagai tujuan pembelajaran kooperatif ditunjukkan dengan adanya nilai siswa setelah mengikuti evaluasi di akhir pembelajaran. Penerimaan terhadap perbedaan individu dapat diketahui dari kelompok belajar siswa yang terbentuk dari berbagai perbedaan. Perbedaan yang dimaksud seperti, jenis kelamin, latar belakang sosial, dan kemampuan intelektual. Pengembangan keterampilan sosial dapat diamati dari kegiatan siswa dalam kelompok. Kegiatan siswa yang dimaksud seperti mengerjakan tugas, berpendapat, berdiskusi, dan menanggapi pendapat siswa lain. Kegiatan tersebut dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti keberanian, tanggung jawab, kerja sama dan saling menghargai Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif memiliki enam langkah utama dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapakan. Menurut Rusman (2012: 211), langkah-langkah pembelajaran kooperatif, yaitu: 1) Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari serta memotivasi siswa belajar. 2) Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan. 3) Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien. 4) Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar saat mengerjakan tugas.

58 42 5) Guru melakukan evaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. 6) Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu serta kelompok Model Group Investigation Ada beberapa jenis model pembelajaran kooperatif. Salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Model Group Investigation dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Yael dan Sharan (1990: 17), menyatakan tentang pengertian Group Investigation sebagai berikut: Group ivestigation is an effective organizational medium for encouraging and guiding students involvelment in learning. Students actively share in influencing the nature of events in their classroom, also by communicating freely and cooperating in planning and carrying out their chosen topic of investigation. (Sharan Yael and Shlomo Sharan, 1990) Dari pengertian model Group Investigation di atas, dapat dijelaskan bahwa model Group Investigation adalah media organisasi yang efektif untuk mendorong dan membimbing keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa secara aktif berbagi untuk mempengaruhi kondisi kelas. Dalam kelas siswa juga berkomunikasi secara bebas dan bekerjasama dalam merencanakan dan melaksanakan topik yang mereka pilih sebagai penyelidikan. Burns dalam Rusman (2012:220) mengemukakan perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan model Group Investigation yakni kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap

59 43 kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi yang akan diajarkan, kemudian membuat laporan kelompok. Masing-masing kelompok mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas, untuk saling berbagi informasi temuan mereka. Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran Group Investigation diterapkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa baik perorangan maupun kelompok. Model ini dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran. Tanggung jawab siswa terwujud melalui usahanya menyelesaikan tugas. Rancangan penerapan model Group Investigation terdiri dari beberapa langkah. Menurut Rusman (2012: 221), implementasi model Group Investigation dalam pembelajaran secara umum dibagi menjadi enam langkah, yaitu : (1) Mengidentifikasi topik dan mengorganisaikan siswa ke dalam kelompok. Siswa menelaah sumber-sumber informasi dan memilih topik. Setelah itu, siswa bergabung ke dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang sama, komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan topik yang sama dan heterogen. Guru membantu memfasilitasi dalam memperoleh informasi. (2) Merencanakan tugas-tugas belajar. Direncanakan secara bersama-sama oleh siswa dalam kelompoknya masing-masing. Rencananya meliputi apa yang diselidiki, bagaimana kita melakukannya, siapa sebagai apa dalam pembagian kerja dan untuk tujuan apa topik ini diselidiki. (3) Melaksanakan penyelidikan. Siswa mencari informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan. Setiap anggota kelompok harus berkontribusi pada kelompok dengan cara siswa berdiskusi.

60 44 (4) Menyiapkan laporan akhir. Anggota kelompok menentukan esensial pesanpesan proyeknya, merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya. (5) Mempresentasikan laporan akhir. Presentasi dilakukan secara aktif yakni dengan melibatkan pendengar atau anggota dari kelompok lain. Pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kriteria yang ditentukan keseluruhan kelas. (6) Evaluasi. Para siswa berbagi mengenai topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan dan pengalaman-pengalaman afektifnya. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran. Asesmen diarahkan untuk pemahaman konsep dan keterampilan berfikir kritis. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan model Group Investigation. Menurut Nurdin (2012), kelebihan model Group Investigation, antara lain secara pribadi, akan menjadikan siswa dapat belajar dengan tekun, kreatif, aktif, dan lebih percaya diri. Siswa juga dapat belajar untuk memecahkan masalah. Secara sosial, akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain secara sistematis. Siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dan meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan. Secara akademis, akan melatih siswa untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan, bekerja lebih sistematis dan berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum.

61 45 Model Group Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat beberapa kekurangan, yaitu materi yang disampaikan dalam pembelajaran hanya untuk satu kali pertemuan. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI. Model GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri. Guru mengalami kesulitan dalam memberikan penilaian secara perorangan. Model ini hanya tepat untuk diterapkan di kelas tinggi Penerapan Model Group Investigation Penerapan model GI pada materi ringkasan buku dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran dari pendahuluan hingga penutup. Penerapan model GI tersebut dikaitkan dengan Kompetensi Dasar yang akan dijadikan fokus penelitian. Pada kegiatan awal meliputi: (1) Berdoa; (2) Mengondisikan kelas; (3) Presensi siswa; (4) Melakukan apersepsi; (5) Menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya pada kegiatan inti guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model GI. Langkah-langkah penerapannya sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi topik dan mengorganisaikan siswa ke dalam kelompok. Guru menyajikan beberapa gambar. Siswa memilih gambar sebagai judul bacaan yang akan diselidiki. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan judul yang dipilih. Guru membagikan teks bacaan yang harus diselidiki oleh tiap kelompok. (2) Merencanakan tugas-tugas belajar. Siswa secara berkelompok membagi tugas dalam kegiatan menyelidiki teks bacaan, seperti ketua kelompok, penulis, dan penyelidik, dan pemapar.

62 46 (3) Melaksanakan penyelidikan. Seluruh siswa membaca isi teks bacaan dengan cermat sehingga dapat menemukan inti teks bacaan tersebut. Setiap anggota kelompok menyelidiki untuk menentukan gagasan utama tiap paragraf dan penggunaan ejaan dalam teks bacaan. Gagasan utama dan penggunaan ejaan yang telah ditentukan, kemudian ditampung oleh ketua kelompok. Melalui diskusi, tiap kelompok menentukan gagasan utama dan penggunaan ejaan yang dianggap paling tepat (4) Menyiapkan laporan akhir. Siswa yang bertugas sebagai penulis, kemuadian menuliskan hasil diskusi kelompok. Laporan atau hasil penyelidikan ditulis rapi di LKS. (5) Mempresentasikan laporan akhir. Setiap kelompok mewakilkan anggotanya yang sudah ditugaskan untuk mempresentasikan laporan. Secara bergantian setiap kelompok mempresentasikan laporannya di depan kelas. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan komentar pada laporan kelompok yang telah dipresentasikan. (6) Evaluasi. Setelah setiap kelompok mempresentasikan, guru memberikan ulasan terhadap laporan penyelidikan teks bacaan yang dikerjakan. Guru memberikan penguatan bagi kelompok yang hasil pekerjaannya mendapat nilai tertinggi. Kemudian guru, memberikan soal formatif berupa soal uraian yang dikerjakan oleh tiap siswa. 2.2 Kajian Empiris Dalam kajian empiris ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Oleh karena

63 47 itu, peneliti menggunakan penelitian yang mengkaji tentang penerapan model Group Investigation. Penelitain tersebut di antaranya yaitu: Penelitian Hermawati yang berjudul, Penerapan Pendekatan Coorperative Learning Model Group Investigation untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kesehatan Rangka Tubuh pada Siswa Kelas IV SDN 2 Selawi tahun pelajaran 2009/2010. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa persentase aktivitas individu mencapai 40% pada prasiklus dan meningkat pada siklus I menjadi 60% sedangkan aktivitas kelompok sebesar 40%, pada siklus II aktivitas individu meningkat menjadi 83,67 dan aktivitas kelompok meningkat menjadi 88%. Sedangkan penguasaan konsep mencapai 7,69% dan meningkat pada siklus I menjadi 15,38% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 83,31% barkategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pembelajaran IPA secara bertahap pada peserta didik kelas IV SDN 2 Selaawi Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta. Penelitian Nuraeni, dkk yang berjudul Peningkatan Kemandirian Belajar IPA melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) di Kelas VIII SMP Negeri 33 Purworejo tahun pelajaran 2011/2012. Dalam artikel ilmiahnya menyebutkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) dalam pemeblajaran IPA dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa di SMP Negeri 33 Purworejo. Hal tersebut dilihat dari data hasil observasi, kemandirian belajar siswa meningkat dari 49,19% pada prasiklus menjadi 61,70% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 73,96% pada siklus II. Peningkatan kemandirian belajar siswa ini berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar.

64 48 Rata-rata nilai siswa meningkat dari 67,09 pada prasiklus menjadi 69,68 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 74,52 pada siklus II. Penelitian Iswandi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Tumbuhan Hijau Kelas V SDN Temenggungan 02 Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar tahun pelajaran 2011/2012. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model Group Investigation diawali dengan kegiatan inti pada pertemuan pertama yaitu pembentukan kelompok, kesepakatan siswa dalam pembagian tugas, kegiatan pemantapan dan pengembangan melalui presentasi pada pertemuan pertama dan kedua siklus II siswa lebih aktif daripada siswa pada siklus I. Terdapat 2 hal yang menjadi penghambat dalam penelitian yang dilakukan oleh Iswandi yaitu minimnya sarana yang dimiliki dan motivasi siswa yang menurun, dan terdapat 2 hal yang menjadi pendukung penelitian yaitu adanya penambahan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan kerjasama guru yang baik. Selain itu, tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation secara umum positif yaitu antara lain siswa merasa bahwa model Group Investigation menyenangkan dan bisa dijadikan variasi kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran tidak monoton, hanya beberapa siswa yang merasa terbebani dengan penerapan pembelajaran ini. Dalam penelitian ini tanggapan guru terhadap penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation cukup positif, guru beranggapan bahwa model tersebut dapat membuat siswa aktif bekerja dalam mengemukakan pendapat dalam diskusi. Hasil belajar siswa dilihat dari nilai yang diperoleh pada post test siklus I dan siklus II

65 49 menunjukkan peningkatan dimana dari siklus I sampai siklus II terjadi kenaikan hal ini dapat dilihat bahwa hampir 78% nilai siswa telah memenuhi standart kelulusan yang telah ditentukan yaitu 75. Berdasarkan penelitian terdahulu, belum ada yang menggunakan model GI dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, belum semua penelitian terdahulu menyoroti tentang performansi guru. Padahal performansi guru amatlah penting, karena akan berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Berkenaan dengan hal tersebut, maka peneliti ingin mengadakan penelitian menggunakan model GI. Model GI digunakan untuk meningkatkan performansi guru serta aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku bagi siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas. 2.3 Kerangka Berpikir Mata pelajaran Bahasa Indonesia menuntut empat keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai. Keempat keterampilan berbahasa yang dimaksud meliputi membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Pada materi menulis ringkasan buku, siswa mengalami kesulitan dalam menentukan gagasan utama dan menggunakan ejaan. Dalam pembelajaran, peranan guru sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam aktualisasi pembelajaran. Guru dalam proses pembelajaran bertugas sebagai perancang, pengajar, pengelola, penilai hasil belajar serta

66 50 membimbing siswa dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar. Guru sebagai fasilitator berarti guru memberikan kemudahan belajar bagi siswa. Guru sebagai motivator senantiasa mendorong dan memotivasi siswa untuk belajar serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dengan memberikan layanan bimbingan. Pada awalnya, pembelajaran konvensional menggunakan teacher centre artinya dalam pembelajaran peranan guru masih sangat dominan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dengan metode tersebut, keaktifan siswa sudah ada namun masih sangat kecil. Oleh karena itu, sebagai guru yang profesional harus mampu meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran agar keaktifan siswa dapat lebih ditingkatkan. Untuk meningkatkan keaktifan siswa, maka guru perlu menggunakan pembelajaran student centre, artinya pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa diberi kebebasan untuk menemukan, mencari ilmu pengetahuan sendiri dengan membangun pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Ketiga hal tersebut akan terwujud jika pembelajaran dilakukan secara kooperatif. Pembelajaran dilaksanakan dengan membentuk kelompok belajar, memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan pendapatnya dalam kelompok belajar maupun dalam kelas. Siswa mencari ilmu pengetahuan baik secara individu maupun kelompok melalui berbagai sumber yang ada. Dengan belajar menemukan sendiri akan membangun pengetahuan siswa yang lebih bermakna. Untuk memecahkan permasalahan pembelajaran pada materi ringkasan buku di MI Ma arif NU Darmakradenan, guru dapat menerapkan model Group

67 51 Investigation (GI). Menerapkan model GI dalam pembelajaran akan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan, memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif dan aktif serta dapat belajar untuk memecahkan atau menangani suatu masalah. Siswa membentuk kelompok belajar untuk belajar bersama, saling bertukar pikiran, saling membantu antar anggota dalam mengerjakan tugas. Selain itu, penerapan model Group Investigation dalam pembelajaran juga memiliki kelebihan yang dapat mendukung keberhasilan pembelajaran. Secara akademis siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, siswa mampu merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya dan bekerja secara sistematis. Secara sosial siswa juga dapat belajar berkomunikasi secara baik dan sistematis baik dengan teman maupun guru. Dengan menerapkan model GI dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis ringkasan buku, siswa dapat lebih mudah memahami materi dan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam melakukan kegiatan meringkas. Dengan demikian keaktifan siswa dalam pembelajaran menentukan gagasan utama dan menggunakan ejaan lebih meningkat, baik secara individu maupun kelompok. Siswa aktif mengerjakan tugas, menyampaikan pendapat, memberikan tanggapan dan memaparkan hasil kerjanya di depan kelompok lain. Selanjutnya keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajarnya. Pada akhirnya, hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dalam memenuhi kompetensi yang ada dalam kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

68 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat diajukan suatu hipotesis sebagai berikut: Penerapan Model Group Investigation dapat Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Menulis Ringkasan Buku pada Siswa Kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas.

69 BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan mengemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian diuraikan dalam subbab yang meliputi rancangan penelitian, siklus penelitian, subjek penelitian, tempat penelitian, data dan teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta indikator keberhasilan. Uraian selengkapnya dapat dibaca pada penjelasan berikut. 3.1 Rancangan Penelitian PTK yang akan dilaksanakan pada penelitian ini yaitu PTK kolaboratif, yang dilaksanakan oleh peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan. Kolaborasi dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh dua orang guru dengan cara bergantian. Ketika sedang mengajar, ia adalah seorang guru, ketika sedang mengamati, ia adalah seorang peneliti (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2009: 17). Peranan peneliti dalam penelitian tindakan kelas kolaboratif yakni sebagai pemberi ide, saran, dan masukan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Peneliti memberi masukan mengenai penerapan model Group 53

70 54 Investigation dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku. Peneliti dan guru kelas kemudian berdiskusi dalam penyusunan RPP. Selain itu, peneliti juga membantu guru dalam membuat media pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti berperan sebagai pengamat. Peneliti mengamati guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model Group Investigation. Seperti halnya penelitian lain, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif memiliki prosedur yang harus diperhatikan oleh peneliti. Saminanto (2010: 7) menjelaskan prosedur PTK kolaboratif antara peneliti dan guru sebagai berikut: (1) Peneliti melakukan observasi di kelas atau peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk menemukan permasalahan dalam pembelajaran. (2) Peneliti dan guru berdiskusi untuk mencari penyebab masalah pada pembelajaran. (3) Peneliti menawarkan solusi dari permasalahan pembelajaran tersebut. (4) Peneliti membuat perencanaan penelitian, kemudian didiskusikan dengan guru untuk mendapatkan masukan. Penelitian ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pembelajaran melalui penerapan model Group Investigation. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Satu pertemuan pembelajaran dan satu pertemuan untuk tes formatif. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti menyelenggarakan pretes sebagai kegiatan penjajagan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan awal siswa. Pada akhir tindakan, peneliti

71 55 menyelenggarakan postes untuk mengetahui kemajuan yang dicapai siswa di akhir program pembelajaran. Secara garis besar Arikunto memaparkan bahwa terdapat empat tahapan dalam siklus penelitian tindakan kelas yang lazim digunakan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi (Arikunto, Suhardj ono, dan Supardi 2009: 16). Adapun penjelasan tahapan tersebut yaitu sebagai berikut Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan merupakan tahapan awal yang berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2009: 75). Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan tindakan yaitu menyusun rancangan sesuai dengan identifikasi masalah dan alternatif pemecahan masalah. Pada penelitian ini, rancangan yang disusun mengacu pada model Group Investigation. Selanjutnya, peneliti merancang tindakan yang dilakukan dalam penelitian meliputi mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, media, LKS, menyusun kisi-kisi, membuat rancangan pretes, tes formatif, dan postes, dan menyiapkan lembar pengamatan Pelaksanaan (Action) Tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi 2009: 18). Pada tahap pelaksanaan, guru kelas melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rumusan yang ada dalam rancangan. Pada tahap ini, guru menerapkan model Group Investigation seperti

72 56 yang telah direncanakan. Sebelum penerapan model tersebut (prasiklus), peneliti melaksanakan pretes sesuai dengan kisi-kisi yang telah disusun dan di akhir tindakan diadakan postes. Dalam usaha ke arah perbaikan, perencanaan tersebut bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai dengan apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan Pengamatan (Observing) Arikunto dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2009: 9), mengemukakan bahwa pengamatan adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan pedoman pengamatan yang dirancang oleh peneliti. Pengamatan merupakan kegiatan mengamati dengan mengkaji secara menyeluruh untuk mengukur seberapa jauh akibat tindakan dalam mencapai sasaran. Dalam penelitian ini, kegiatan pengamatan difokuskan pada aktivitas belajar siswa dan performansi guru dalam proses pembelajaran Refleksi (Reflection) Supardi dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2009: 133), mengemukakan bahwa refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis ( reflektive) tentang perubahan yang terjadi pada (a) siswa, (b) suasana kelas, dan (c) guru. Selanjutnya, Arikunto menyatakan bahwa tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi, menganalisis hasil pengamatan dan hasil tes untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kekurangan yang diperoleh dari hasil refleksi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

73 Siklus Penelitian Siklus penelitian tindakan kelas pada umumnya dilakukan sebanyak dua siklus. Hal itu dapat dilakukan apabila pada siklus kedua, hasil penelitian sudah memenuhi kriteria dalam indikator keberhasilan penelitian. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Satu pertemuan pembelajaran dan satu pertemuan untuk tes formatif. Pada bagian ini akan dikemukakan mengenai tahapan yang akan dilakukan pada siklus I dan II. Uraian selengkapnya dapat dibaca pada uraian berikut Siklus I Siklus I terdiri dari dua pertemuan. Pada pertemuan pertama selama tiga jam pelajaran digunakan siswa untuk mempelajari konsep meringkas dan gagasan utama dalam paragraf. Hal ini perlu direncanakan dalam pertemuan pertama yaitu pemberian konsep tentang meringkas, baik pengertian meringkas maupun langkah-langkah meringkas. Selain itu, dibelajarakan juga konsep gagasan utama dalam paragraf. Pertamuan kedua sebanyak tiga jam pelajaran digunakan siswa untuk mempelajari konsep penggunaan ejaan, seperti tanda titik, koma, dan huruf kapital. Tahapan yang ada pada siklus I meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Penjelasan lebih lanjut mengenai siklus I dapat dibaca pada uraian berikut: Perencaaan Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru berdiskusi menyusun rencana kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia submateri

74 58 ringkasan buku melalui penerapan model Group Investigation. Kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam perencanaan siklus I yaitu: 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia submateri ringkasan buku melalui model Group Investigation, 2) menyusun materi ajar, sumber belajar, dan lembar kerja siswa (LKS), 3) menyiapkan media untuk pembelajaran Bahasa Indonesia submateri ringkasan buku, 4) menyusun kisi-kisi dan membuat soal tes evalusi dan formatif II Bahasa Indonesia submateri ringkasan buku, beserta kunci jawaban dan pedoman penilaian, 5) menyusun lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran Bahasa Indonesia submateri ringkasan buku melalui model Group Investigation, 6) menyusun lembar pengamatan berupa APKG untuk mengamati performansi guru selama pembelajaran Bahasa Indonesia submateri ringkasan buku melalui model Group Investigation, 7) menyusun lembar pengamatan yang berisi indikator ketercapaian dalam penerapan model Group Investigation dalam pembelajaran Bahasa Indonesia submateri ringkasan buku Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan kegiatan melakukan tindakan untuk menerapkan rencana yang telah disusun. Pada saat pelaksanaan, guru menerapkan model Group Investigation dalam pembelajaran submateri ringkasan buku. Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Langkahlangkah pembelajaran dengan menerapkan model Group Investigation antara lain: (1) Pengondisian siswa, mengucapkan salam, presensi, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan pemaparan materi pokok.

75 59 (2) Pembagian materi ajar dan meminta siswa untuk membacanya. (3) Menjelaskan submateri ringkasan buku secara garis besar, mengenai pengertian meringkas, langkah-langkah meringkas, menentukan gagasan utama, dan penggunaan ejaan (tanda titik, koma dan huruf besar). (4) Pembagian kelompok dalam model Group Investigation, yaitu meminta siswa memilih gambar sebagai judul teks bacaan yang akan diselidiki. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan judul yang dipilih. Salah satu perwakilan kelompok mengambil LKS dan teks bacaan pada guru. Siswa membaca teks bacaan untuk memahami isi bacaan. Tiap kelompok membagi tugas untuk masing-masing anggotanya. Siswa menentukan gagasan utama pada tiap paragraf. Selain itu, siswa juga menentukan penggunaan ejaan berupa tanda titik, koma, serta huruf kapital dalam teks bacaan tersebut. Siswa mendiskusikan untuk menentukan kebenaran hasil penyelidikan dari tiap anggota kelompok. Selanjutnya, siswa menuliskan hasil diskusi dalam LKS secara rapi. Kemudian, tiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan teman sekelas. Siswa yang lain memberi tanggapan terhadap presentasi tiap kelompok dan mendapat penghargaan dari guru. (5) Guru memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi tiap kelompok. (6) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang submateri ringkasan buku yang sudah dipelajari. (7) Siswa mengerjakan tes evaluasi pada pertemuan pertama dan mengerjakan tes evaluasi serta formatif I pada pertemuan kedua submateri ringkasan buku.

76 60 (8) Guru mengoreksi tes evaluasi dan formatif I untuk mengetahui hasil belajar siswa. (9) Menutup pembelajaran dengan memberikan pesan dan mengucapkan salam Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti selama pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan terhadap performasi guru dan aktivitas belajar siswa sesuai dengan pedoman pengamatan performansi guru dan aktivitas belajar siswa. Pengamatan dilakukan sejak awal sampai akhir pembelajaran. Pengamatan terhadap performansi guru menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Aktivitas belajar siswa diamati dengan berpedoman pada indikator dalam lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) dapat dibaca pada lampiran 13 dan 14. Aspek yang diamati dalam performansi guru secara garis besar meliputi penguasaan materi, penguasaan dalam menerapkan model Group Investigation, dan pengelolaan kelas. Pada aktivitas belajar siswa, aspek yang diamati terdapat pada kegiatan; (a) pendahuluan, ( b) eksplorasi, (c) elaborasi, (d) konfirmasi, dan (e) penutup Refleksi Refleksi merupakan tahapan untuk menganalisis kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I. Tiga hal yang perlu dianalisis dalam tahapan ini antara lain performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Analisis ketiga hal tersebut, dilakukan oleh guru. Hasil refleksi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

77 Pada siklus I baik dalam pembelajaran pada pertemuan pertama maupun kedua, pasti ada kekurangan dan kelebihan. Kekurangan yang ada pada 61 pelaksanaan siklus I dianalisis untuk menemukan solusi. Solusi tersebut digunakan untuk memperbaiki pada pelaksaaan siklus II. Kelebihan yang ada pada siklus I tetap dipertahankan atau ditingkatkan pada pelaksanaan siklus II untuk mendapatkan hasil yang optimal Siklus II Seperti halnya pada siklus I, siklus II juga terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua masing-masing tiga jam pelajaran. Pertemuan pertama siswa mempelajari tentang unsur instrinsik cerita dan gagasan utama dalam paragraf. Pada pertemuan kedua, siswa mempelajari tentang pengguaan ejaan yang meliputi tanda petik, tanda seru, dan huruf kapital. Tahapan yang terdapat pada siklus II meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksaaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Uraian tersebut dapat dibaca pada penjelasan berikut Perencanaan Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti dan guru pada siklus II merupakan penyempurnaan dari perencanaan siklus I. Peneliti dan guru melakukan perencanaan siklus II dengan mempersiapkan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku melalui penerapan model Group Investigation. Perencanaan kegiatan disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan siklus II antara lain: 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia submateri

78 62 ringkasan buku melalui model Group Investigation, 2) menyusun materi ajar, sumber belajar, dan lembar kerja siswa (LKS), 3) menyiapkan media untuk pembelajaran Bahasa Indonesia submateri ringkasan buku, 4) menyusun kisi-kisi dan membuat soal tes evalusi dan formatif II Bahasa Indonesia submateri ringkasan buku, beserta kunci jawaban dan pedoman penilaian, 5) menyusun lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran Bahasa Indonesia submateri ringkasan buku melalui model Group Investigation, 6) menyusun lembar pengamatan berupa APKG untuk mengamati performansi guru selama pembelajaran Bahasa Indonesia submateri ringkasan buku melalui model Group Investigation, 7) menyusun lembar pengamatan yang berisi indikator ketercapaian dalam penerapan model Group Investigation dalam pembelajaran Bahasa Indonesia submateri ringkasan buku Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan kegiatan melakukan tindakan untuk menerapkan rencana yang telah disusun. Pada saat pelaksanaan, guru menerapkan model Group Investigation dalam pembelajaran submateri ringkasan buku. Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Langkahlangkah pembelajaran dengan menerapkan model Group Investigation antara lain: (1) Pengondisian siswa, mengucapkan salam, presensi, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan pemaparan materi pokok. (2) Pembagian materi ajar dan meminta siswa untuk membacanya. (3) Menjelaskan submateri ringkasan buku mengenai unsur instrinsik cerita, menentukan gagasan utama dalam paragraf, dan penggunaan ejaan.

79 63 (4) Pembagian kelompok dalam model Group Investigation, yaitu dengan meminta siswa memilih gambar berupa bangun ruang yang di baliknya terdapat judul teks cerita yang akan diselidiki. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan judul yang dipilih. Salah satu perwakilan kelompok mengambil LKS dan teks cerita pada guru. Siswa membaca teks cerita untuk memahami isi cerita. Tiap kelompok membagi tugas untuk masingmasing anggotanya. Siswa menentukan unsur intrinsik cerita, menentukan gagasan utama pada tiap paragraf dalam cerita, dan penggunaan ejaan berupa tanda petik, seru, serta huruf kapital dalam teks cerita tersebut. Siswa mendiskusikan untuk menentukan kebenaran hasil penyelidikan dari tiap anggota kelompok. Siswa menuliskan hasil diskusi dalam LKS secara rapi. Kemudian, tiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan teman sekelas. Siswa memberi tanggapan terhadap presentasi tiap kelompok dan mendapat penghargaan dari guru. (5) Konfirmasi dari guru atas hasil presentasi perwakilan kelompok siswa. (6) Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran Bahasa Indonesia materi Ringkasan Buku. (7) Pelaksanaan tes evaluasi pada pertemuan 1 dan tes evaluasi serta formatif II pada pertemuan 2 materi meringkas buku. (8) Pengoreksian tes evaluasi dan formatif. (9) Menutup pelajaran dengan memberikan pesan dan mengucapkan salam Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti selama pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan terhadap performasi guru dan aktivitas belajar

80 64 siswa sesuai dengan pedoman pengamatan performansi guru dan aktivitas belajar siswa. Pengamatan dilakukan sejak awal sampai akhir pembelajaran. Pengamatan terhadap performansi guru menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Aktivitas belajar siswa diamati berpedoman pada indikator yang terdapat lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Aspek yang diamati dalam performansi guru meliputi kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kemampuan merencanakan pembelajaran secara umum, ditunjukkan melalui RPP yang disusun. Kemampuan melaksanakan pembelajaran secara garis besar ditunjukkan dengan kemampuan guru pada kegiatan pendahulan, inti, dan penutup. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model Group Investigation. Pada aktivitas belajar siswa, aspek yang diamati terdapat pada kegiatan; (a) pendahuluan, (b) eksplorasi, (c) elaborasi, (d) konfirmasi, dan (e) penutup Refleksi Refleksi merupakan tahapan untuk menganalisis kegiatan yang telah dilakukan pada siklus II. Tiga hal yang perlu dianalisis dalam tahapan ini antara lain performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Analisis ketiga hal tersebut, dilakukan oleh guru. Hasil refleksi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan perlu atau tidaknya dilakukan siklus lanjutan. Perlu atau tidaknya dilakukan siklus lanjutan, didasarkan pada ketercapaian ketiga indikator keberhasilan penelitan. Indikator keberhasilan tersebut, meliputi performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Masing-masing indikator memiliki kriteria pencapaian minimal,

81 65 sebagai pedoman menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jika indikator keberhasilan telah tercapai, maka tidak perlu dilanjutkan siklus berikutnya. Namun, jika indikator keberhasilan belum tercapai maka akan dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus selanjutnya. 3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa sebanyak 38 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Daftar nama siswa tersebut dapat dibaca pada lampiran 2. Karakteristik siswa kelas V di MI Ma arif NU Darmakradenan memiliki motivasi belajar yang rendah. Ada beberapa siswa hiperaktif dan sebagian besar siswa sering asyik dengan kegiatannya sendiri. Siswa sering bermain atau berbicara dengan teman saat pembelajaran, sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif dan proses pembelajaran terganggu. Selain siswa, guru juga terlibat menjadi subjek dalam penelitian tindakan kelas ini. Keterlibatan tersebut dikarenakan guru menjadi subjek pelaku tindakan dalam penelitian. Guru yang dimaksud yaitu guru kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan dalam membelajarkan Bahasa Indonesia materi ringkasan buku dengan menerapkan model Group Investigation. 3.4 Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Ma arif NU

82 66 Darmakradenan yang beralamat di jalan raya Ajibarang-Gumelar Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Lokasinya berdekatan dengan tempat tinggal penduduk dan Pondok Pesantren Nurul Taubah sekitar 20 meter. Kondisi tersebut, seringkali menjadikan siswa terbagi perhatiannya ketika mendengar kegiatan penduduk serta para santri. 3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data Dalam subbab ini akan dikemukakan tentang data dan teknik pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data pada penelitian ini yaitu guru, siswa, dan data dokumen. Data-data penelitian diperoleh melalui suatu cara, yang disebut teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup tiga teknik yaitu, tes, non tes dan dokumentasi. Penjelasan selengkapnya dapat dibaca dalam uraian berikut Jenis Data Jenis data yang digunakan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan jenis data berupa angka-angka yang diperoleh dari hasil penghitungan. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam. Tes yang dimaksud yaitu, tes kemampuan awal (pre test), tes formatif, dan tes kemampuan akhir ( post test). Nilai yang diperoleh dari ketiga macam tes tersebut digunakan sebagai data kuantitatif dalam penelitian ini.

83 Data kualitatif merupakan jenis data berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang hal-hal yang diteliti. Data kualitatif dalam 67 penelitian ini diperoleh melalui pengamatan. Data kualitatif yang akan dikumpulkan berupa data hasil pengamatan terhadap performansi guru dan aktivitas belajar siswa. Pengamatan dilakukan selama pembelajaran dengan menerapkan model Group Investigation. Alat untuk mengamati performansi guru menggunakan APKG. Aktivitas belajar siswa menggunakan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber. Sumber data merupakan segala sesuatu yang menunjuk pada asal data diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) guru, (2) siswa, dan (3) dokumen. Uraian selengkapnya dapat dibaca dalam penjelasan berikut Guru Data yang diperoleh dari guru yaitu data hasil pengamatan terhadap performansi guru selama pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II. Data performansi guru diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti. Guru yang dimaksud dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu guru kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan. Performansi guru yang diamati dan dinilai meliputi kemampuan guru dalam menyusun RPP, melaksanakan pembelajaran, dan kepribadian sosial. Pengamatan dan penilaian terhadap performansi guru dalam pembelajaran berpedoman pada deskriptor yang terdapat pada Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). APKG dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu

84 68 APKG 1 dan APKG 2. APKG 1 untuk mengamati perencanaan pembelajaran. APKG 2 untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran Siswa Siswa yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan tahun pelajaran 2012/2013. Pada kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan berjumlah 38 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 24 perempuan. Data siswa selangkapnya dapat dibaca pada lampiran 2. Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari siswa melalui teknik tes dan non tes. Data siswa yang diperoleh melalui tes berupa data hasil belajar siswa. Data tersebut diperoleh pada pembelajaran materi ringkasan buku melalui penerapan model Group Investigation pada siklus I dan II. Data siswa yang diperoleh melalui non tes berupa data aktivitas belajar siswa.i. Data aktivitas belajar siswa diperoleh pada pembelajaran materi ringkasan buku melalui penerapan model Group Investigation pada siklus I dan II Data Dokumen Data dokumen ( paper) tidak hanya dibatasi pada kertas, melainkan juga dalam simbol yang berupa grafis, baik berupa tulisan, gambar, tabel, denah, motif dan sebagainya (Arikunto dan Jabar 2010: 88). Data dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data nilai hasi belajar siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan tahun pelajaran 2012/2013. Selain itu, juga dibutuhkan daftar nama siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan tahun pelajaran 2012/2013, identitas siswa, daftar kelompok siswa, daftar presensi siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa (LKS).

85 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes, non tes, dan dokumentasi. Pada penelitian ini teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data kuantitaif, yaitu data hasil belajar siswa. Teknik non tes digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif berupa data performansi guru dan aktivitas belajar siswa. Penjabaran lebih lanjut mengenai kedua teknik pengumpulan data tersebut, dapat dibaca pada uraian berikut Non Tes Teknik non tes digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kualitatif. Teknik pengambilan data yang digunakan untuk mengambil data yaitu melalui pengamatan. Pengamatan yang dilaksanakan bertujuan untuk mengambil data berupa performansi guru dan aktivitas belajar siswa. Alat yang digunakan pada teknik non tes yakni lembar pengamatan. Lembar pengamatan untuk mengamati performansi guru menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) beserta deskriptornya terdapat pada lampiran 13 dan 14. Aspek yang diamati pada performansi guru meliputi kemampuan dalam menyusun RPP dan kemampuan melaksanakan pembelajaran. Pada aktivitas belajar siswa, aspek yang diamati terdapat pada kegiatan; (a) pendahuluan 1, (b) eksplorasi, (c) elaborasi, (d) konfirmasi, dan (e) penutup. Penjelasan tersebut dapat dibaca pada lampiran Tes Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data yang besifat kuantitatif. Kegiatannya meliputi pre test dan post tes. Pre test digunakan untuk mengukur

86 70 kemampuan awal siswa. Post test dilakukan untuk mengukur kemampuan akhir siswa setelah melakukan pembelajaran. Pada penelitian ini teknik tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu tes uraian terbatas. Peneliti menggunakan tes tersebut karena pertanyaan atau tugas yang dikerjakan siswa diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya dan indikator-indikator yang ditentukan. Dengan menggunakan jenis tes uraian terbatas ini guru dapat mendapatkan hasil belajar siswa meringkas bacaan dan cerita. 3.6 Instrumen Penelitian Pada bagian ini akan mengemukakan tentang instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini. Instrumen penelitian merupakan seperangkat atau alat-alat yang digunakan dalam penelitian. Ada tiga instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (2) instrumen tes, dan (3) instrumen non tes. Penjelasan ketiga instrumen penelitian tersebut dapat dibaca dalam uraian berikut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan seperangkat rencana yang berisi komponen-komponen pembelajaran dengan susunan sistematis guna mencapai tujuan pembelajaran. RPP disusun sebagai rancangan tertulis sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini, dilaksanakan dua pertemuan pembelajaran dalam setiap siklus. Masing-masing pertemuan dibuat

87 71 satu RPP untuk satu kali pembelajaran. Manfaat dari penyusunan RPP sebelum melaksanakan pembelajaran yaitu, pembelajaran akan terorganisir secara baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Secara lengkap mengenai RPP yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibaca pada lampiran 9 dan Instrumen Tes Instrumen tes merupakan alat penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa hasil belajar siswa. Tes yang digunukan dalam penelitian ini yaitu tes subjektif. Instrumen tes yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa yaitu soal uraian terbatas. Peneliti menggunakan tes uraian terbatas karena sesuai untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam meringkas. Instrumen tes terlampir pada RPP di setiap pertemuan pembelajaran pada masing-masing siklus Instrumen Non Tes Instrumen non tes merupakan alat penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data kualitatif. Data kualitatif diperoleh melalui pengamatan. Data kualitatif dalam penelitian ini yaitu data performansi guru dan aktivitas belajar siswa. Instrumen non tes yang digunakan yaitu lembar pengamatan. Lembar pengamatan yang digunakan yakni lembar pengamatan performansi guru dan aktivitas belajar siswa Lembar Pengamatan Performansi Guru Data mengenai performansi guru diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan peneliti kapada guru kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan. Pengamatan dilakukan selama pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Lembar

88 72 pengamatan yang digunakan untuk mengumpulkan data performansi guru yaitu Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Kemampuan guru yang diamati meliputi kemampuan dalam menyusun RPP, melaksanakan pembelajaran, dan kepribadian. Alat yang digunakan untuk mengamati dan menilai kemampuan guru dalam menyusun RPP yaitu APKG 1. Alat yang digunakan untuk mengamati dan menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu APKG 2. APKG 1, APKG 2, dan deskriptornya terdapat pada lampiran 15 dan Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Data mengenai aktivitas belajar siswa diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data aktivitas belajar siswa yaitu lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Lembar aktivitas belajar siswa pada tiap pertemuan pembelajaran berbeda. Perbedaan itu dapat dilihat pada deskriptor pelaksanaan model pembelajaran yang disesuaikan dengan submateri yang dibelajarkan. Aspek-aspek yang diamati pada aktivitas belajar siswa terdapa pada kegiatan; a) pendahuluan, (b) ekspl orasi, (c) elaborasi, (d) konfirmasi, dan (e) penutup. Lembar aktivitas belajar siswa dan deskriptornya dapat dibaca pada lampiran Teknik Analisis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif penelitian ini yakni data hasil belajar siswa. Sedangkan

89 73 data kualitatif penelitian ini yaitu data performansi guru dan data aktivitas belajar siswa. Setelah data kuantitatif dan kualitatif terkumpul, maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis data. Pada bagian ini akan dikemukakan teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dan data kualitatif. Penjelasan selengkapnya mengenai teknik analisis data dapat dibaca pada uraian berikut Teknik Analisis Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini yakni data performansi guru dan data aktivitas belajar siswa selama pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Data kualitatif tersebut diperoleh menggunakan teknik non tes melalui pengamatan. Rumus-rumus yang digunakan dalam teknik analsis data kualitatif antara lain: Performansi Guru Selama pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus, performansi guru dalam pembelajaran diamati oleh peneliti. Nilai performansi guru diperoleh dari skor perolehan setiap aspek yang diamati pada masing-masing lembar APKG 1 dan 2. Satu deskriptor yang tampak mendapat skor 1, karena setiap aspek memuat 4 deskriptor, maka skor maksimal tiap aspek yaitu 4. Sebelum dapat menentukan nilai akhirnya, skor perolehan dari APKG 1 dan 2 dikonversikan ke nilai terlebih dulu menurut tabel berikut: Tabel 3.1 Konversi Skor dan Nilai dalam Menyusun RPP (APKG 1) Skor Nilai Skor Nilai , , ,25 3 9, , , ,5 5 15, ,625

90 74 Skor Nilai Skor Nilai 6 18, , , , , , , , , , , , , , , , , , Tabel konversi skor performansi guru dalam merencanakan pembelajaran digunakan sebagai pedoman untuk mendapatkan nilai. Nilai kemampuan guru dalam menyusun RPP diperoleh, kemudian dikategorikan berdasarkan kriteria keberhasilan performansi guru. Tabel 3.2 Konversi Skor dan Nilai dalam Melaksanakan Pembelajaran (APKG 2) Skor Nilai Skor Nilai 1 2, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

91 75 Tabel konversi skor performansi guru dalam melaksanakan pembelajaran digunakan sebagai pedoman untuk mendapatkan nilai. Nilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang diperoleh, kemudian dikategorikan berdasarkan kriteria keberhasilan performansi guru. Setelah mengetahui data hasil konversi skor pada APKG 1 dan APKG 2, kemudian dihitung nilai akhir dengan menggunakan rumus berikut. Keterangan: NA = nilai akhir Penilaian hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikonversikan dengan kategori keberhasilan performansi guru yang terdapat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Kategori Keberhasilan Performansi Guru Nilai Huruf > A > AB > B > BC > C > CD > D < 50 E (Pedoman akademik UNNES 2009:49) Aktivitas Belajar Siswa Data kualitatif lainnya yaitu aktivitas belajar siswa. Data ini diperoleh melalui pengamatan dengan berpedoman pada lembar aktivitas belajar siswa beserta deskriptornya. Pengamatan dilakukan selama pembelajaran pada siklus I

92 76 dan siklus II. Aktivitas belajar siswa diperoleh dari skor perolehan setiap aspek yang diamati pada lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Satu deskriptor yang tampak mendapat skor 1, karena setiap aspek memuat 4 deskriptor, maka skor maksimal tiap aspek yaitu 4. Sebelum menentukan nilai akhir, skor perolehan pengamatan aktivitas belajar siswa dikonversikan ke nilai terlebih dulu menurut tabel 3.4. Tabel 3.4 Konversi Skor dan Nilai Aktivitas Belajar Siswa SKOR NILAI SKOR NILAI 1 2, ,78 2 5, ,56 3 8, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Setelah skor dikonversi ke nilai, kemudian dilakukan analisis dengan rumus persentase menurut Yonny dkk (2010: 176) sebagai berikut: Setelah mengetahui persentase keaktifan siswa, maka peneliti perlu menentukan kategori persentase keaktifan siswa. Kategori keaktifan siswa

93 meliputi rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Penentuan kategori persentase keaktifan siswa terdapat pada tabel Tabel 3.5 Kategori Persentase Aktivitas Siswa No. Persentase Kualifikasi % Sangat tinggi % Tinggi ,99 % Sedang ,99 % Rendah Teknik Analisis Data Kuantitatif Dalam penelitian ini, data kuantitatif juga dianalisis. Data kuantitatif yang dimaksud yaitu data hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa diperoleh melalui tes formatif yang dilaksanakan pada pertemuan kedua di masing-masing siklus. Hasil belajar siswa berupa nilai. Rumus yang digunakan dalam mengolah data hasil belajar siswa meliputi mengitung nilai akhir, rata-rata kelas, dan ketuntasan klasikal. Rumus yang digunakan untuk menghitung ketiga data tersebut antara lain: Nilai Akhir Penentuan nilai akhir siswa diperoleh melalui penilaian kemampuan menulis ringkasan. Penilaian tersebut, menggunakan model penilaian pembobotan masing-masing unsur. Skor hasil belajar siswa diperoleh dari jumlah keseluruhan skor masing-masing unsur berdasarkan hasil keterampilan menulisnya yang berupa ringkasan. Sistem pembobotan masing-masing unsur digunakan sebagai pedoman penilaian keterampilan menulis ringkasan. Pedoman penilaian menulis ringkasan menurut Nurgiyantoro (2001:307) dapat dibaca pada tabel 3.6.

94 78 Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Menulis Ringkasan NO Unsur yang dinilai Skor 1. Kesesuaian dengan teks asli Organisasi isi Pilihan Kata Ejaan Kerapihan 1-4 Skor Maksimal Rata-rata Kelas Setelah mengolah nilai akhir sebagai hasil belajar siswa, peneliti kemudian menghitung nilai rata-rata kelas. Untuk menentukan nilai rata-rata kelas menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : = rata-rata = jumlah nilai seluruh siswa N = jumlah siswa (Sudjana 2010: 109) Ketuntasan Klasikal Selain menghitung nilai akhir siswa dan rata-rata kelas, peneliti juga menghitung ketuntasan klasikal. Ketuntasan klasikal merupakan persentase jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran. Menentukan nilai ketuntasan klasikal menggunakan rumus sebagai berikut: Menurut Aqib dkk (2010:41), persentase tersebut dikategorikan

95 79 berdasarkan pada kriteria tingkat keberhasilan belajar klasikal dalam tabel 3.7. Dalam tabel 3.7 terdapat lima kategori, yang meliputi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tabel 3.7 Kategori Tingkat Keberhasilan Belajar Klasikal Tingkat Keberhasilan Arti > 80 % Sangat tinggi % Tinggi % Sedang % Rendah < 20 % Sangat rendah 3.8 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan merupakan suatu tanda yang menjadi acuan peneliti untuk menentukan berhasil atau tidaknya penelitian yang dilakukan. Keberhasilan tersebut ditandai dengan terjadinya peningkatan. Hasil penelitian itu meliputi data performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian diperoleh dari penerapan model Group Investigation pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku pada siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan. Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini antara lain: Performansi Guru Nilai akhir performansi guru dalam pembelajaran minimal 71 (B). Adapun penjabaran skor perolehan dan nilai minimal setiap APKG yaitu: (1) APKG I perolehan skor terendah sebesar 23 dengan nilai 71,875. (2) APKG II perolehan skor terendah sebesar 29 dengan nilai 72,50.

96 Dalam penelitian tindakan kelas ini guru dikatakan berhasil dalam menerapkan model Group Investigation apabila mencapai nilai minimal 71 (B) Aktivitas Belajar Siswa Siswa dikatakan aktif apabila keaktifan siswa dalam aktivitas belajar individu mencapai persentase keaktifan siswa sebesar 70% dengan kategori keaktifan tinggi Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa menunjukkan nilai rata-rata kelas sekurang-kurangnya tuntas KKM yaitu 70 dan persentase tuntas belajar klasikal minimal 75%.

97 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian telah dilaksanakan dengan menerapkan model Group Investigation (GI). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku. Penelitian dilaksanakan di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan pembelajaran. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 dan 3 Juni Siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 dan 8 Juni Pada bagian ini, akan dikemukakan mengenai dekripsi data, hasil penelitian, pembahasan, dan implikasi hasil penelitian. Penjelasan selengkapnya dapat dibaca pada uraian berikut: 4.1 Deskripsi Data Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi dengan guru kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan. Peneliti berperan sebagai pengamat selama proses pembelajaran. Guru kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan berperan sebagai pengelola kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia materi meringkas buku dengan menggunakan model Group Investigation. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Siklus I dua pertemuan dan siklus II dua pertemuan. Pertemuan pertama siklus I berlangsung tanggal 1 Juni Pertemuan kedua siklus I tanggal 3 Juni 2013, sedangkan 81

98 82 pertemuan pertama siklus II berlangung pada tanggal 4 Juni 2012 dan pertemuan kedua siklus II tanggal 8 Juni Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan memperoleh data hasil tes dan non tes pada setiap siklusnya. Hasil tes pada setiap akhir siklus berdasarkan pada nilai tes formatif siswa. Hasil non tes berupa data pengamatan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan dokumentasi. Hasil penelitian dari setiap siklus diuraikan secara rinci di bawah ini: Deskripsi Data Pratindakan Data pratindakan diperoleh dari kegiatan pretes yang dilaksanakan tanggal 27 Mei Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku melalui model Group Investigation. Materi yang diujikan adalah keseluruhan materi ringkasan buku dengan bentuk soal uraian berupa tugas meringkas bacaan. Hasil pretes dapat dibaca pada lampiran 6. Ringkasan data pretes dapat dibaca pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Pretes Siswa Kelas V Materi Ringkasan Buku Hasil Belajar Hasil Pretes Banyak Siswa Persentase Nilai ,57% Nilai ,43% Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar 12 31,57% Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas Belajar 26 68,43% Nilai Tertinggi 75 Nilai Terendah 50 Jumlah Nilai Keseluruhan 2475 Nilai Rata-rata 65,13 Ketuntasan klasikal 31,57%

99 83 Berdasarkan tabel 4.1, ringkasan hasil pretes siswa kelas V materi ringkasan buku di MI Ma arif NU Darmakradenan menunjukkan hasil yang tergolong rendah. Nilai rata-rata kelas mencapai 65,13. Nilai tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70. Persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 31,57%. Presentase tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu 75%. Hasil pretes menunjukkan siswa yang memenuhi nilai KKM berjumlah 12 siswa dari 38 siswa. Hasil pretes yang rendah, perlu diupayakan peningkatan hasil belajar. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya yaitu melalui penerapan model Group Investigation pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku Deskripsi Data Siklus I Tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pertemuan 1 dilaksanakan tanggal 1 Juni 2013 dan pertemuan 2 tanggal 3 Juni Pelaksanaan tindakan pada siklus I memperoleh data performansi guru, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Data performansi guru dan aktivitas belajar siswa diperoleh melalui pengamatan. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes formatif yang dilaksanakan di akhir siklus I. Deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus I akan mengemukakan deskripsi hasil pengamatan performansi guru, aktivitas belajar, hasil belajar siswa, refleksi, dan revisi.

100 Data Hasil Pengamatan Performansi Guru Pengamatan performansi guru menggunakan alat yang disebut Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). APKG yang digunakan yaitu APKG 1 dan APKG 2. APKG 1 untuk mengamati perencanaan pembelajaran. APKG 2 untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran. Skor perolehan setiap aspek yang diamati pada masing-masing lembar APKG 1 dan 2, tergantung pada jumlah deskriptor yang tampak. Selanjutnya jumlah skor perolehan APKG 1, dikonversikan pada tabel 3.1 dan APKG 2 dikonversikan pada tabel 3.2. Melalui konversi skor dapat diperoleh nilai akhir hasil pengamatan performansi guru. Data hasil performansi guru dalam menyusun RPP siklus I terdapat pada lampiran 13 dan 15. Data hasil performansi guru dalam melaksanaan pembelajaran terdapat pada lampiran 14 dan 16. Ringkasan data hasil pengamatan performansi guru pada siklus I dapat dibaca pada tabel 4.2. Pertemuan 1 2 Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Pengamatan Performansi Guru Siklus I APKG Skor Konversi Perolehan Nilai , , ,5 Kategori Nilai Akhir 77,25 80,83 Rata-rata 79,04 B Berdasarkan tabel 4.2 nilai performansi guru pada pertemuan 1 dalam APKG 1 sebesar 81,75 dan APKG 2 sebesar 75, sehingga nilai akhirnya sebesar 77,25. Nilai performansi guru pertemuan 2 dalam APKG 1 sebesar 87,5 dan APKG 2 sebesar 77,5, sehingga nilai akhirnya sebesar 80,83. Skor performansi

101 85 guru yang diperoleh pada pertemuan 1 dan 2 telah memenuhi persyaratan, yaitu APKG 1 dengan skor terendah 23 dan APKG 2 dengan skor terendah 28,4. Berdasarkan perolehan nilai pertemuan 1 dan pertemuan 2, maka nilai akhir performansi guru siklus I yaitu 79,04 dengan kategori B. Nilai tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan B ( > 71) Data Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa memperoleh data persentase kehadiran siswa dan persentase aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan selama siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku melalui penerapan model Group Investigation. Persentase kehadiran siswa pada pertemuan 1 dan 2 mencapai 100%, sehingga rata-rata persentase kehadiran siswa pada siklus I mencapai 100%. Persentase kehadiran siswa pada siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu > 90%. Ringkasan perolehan nilai aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran pada siklus I dapat dibaca pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor Total Perolehan 2733, ,5 Persentase Aktivitas Siswa 73,60% 78,06% Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa 75,83% Berdasarkan tabel 4.3, hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 mencapai 73,60% termasuk kategori tinggi, pencapaian tersebut memenuhi indikator keberhasilan. Pada pertemuan 2 aktivitas belajar siswa juga

102 86 sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu mencapai 78,06%, termasuk kategori sangat tinggi. Nilai rata-rata aktivitas siswa siklus I mencapai 75,83% termasuk kategori tinggi. Pencapaian tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan (> 70%) Data Hasil Belajar Siswa Pelaksanaan tes formatif siklus I dilakukan pada pertemuan 2. Berdasarkan hasil tes formatif I diperoleh data nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dibaca pada lampiran 21. Ringkasan hasil belajar siswa pada siklus I dapat dibaca pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Hasil Belajar Hasil Belajar Siklus I Banyak Siswa Persentase Nilai ,95% Nilai ,05% Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar 30 78,95% Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas Belajar 8 21,05% Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 50 Jumlah Nilai Keseluruhan 2770 Nilai Rata-rata 72,89 Rata-rata ketuntasan klasikal 78,95% Berdasarkan tabel 4.4, jumlah siswa yang telah memenuhi KKM ( > 70) sebanyak 30 siswa, sedangkan yang belum memenuhi KKM sebanyak 8 siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 72,89. Nilai rata-rata kelas tersebut

103 87 sudah memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu sekurang-kurangnya 70. Persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 78,95%. Dengan demikian persentase ketuntasan belajar klasikal sudah mencapai indikator keberhasilan, yaitu sekurang-kurangnya 75% Refleksi Pada siklus I penerapan model Group Investigation (GI) dalam pembelajaran ringkasan buku di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan dapat dikatakan berhasil. Pada siklus I nilai performansi guru, aktivitas belajar siswa, kehadiran siswa, dan hasil belajar siswa, serta ketuntasan belajar klasikal sudah memenuhi indikator keberhasilan. Pada siklus I nilai performansi guru pertemuan 1 mencapai 77,25 dan pertemuan 2 mencapai 80,83. Nilai akhir performansi guru pada siklus I mencapai 79,04. Persentase aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 mencapai 73,60% dan pada pertemuan 2 mencapai 78,06%. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 75,83%. Persentase kehadiran siswa pada pertemuan 1 mencapai 100% dan pada pertemuan 2 mencapai 100%. Rata-rata persentase kehadiran siswa pada siklus I mencapai 100. Rata-rata hasil belajar siswa mencapai 72,89 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 78,95%. Nilai performansi guru, aktivitas belajar, dan persentase kehadiran siswa siklus I terjadi peningkatan pada pertemuan pertama dan kedua. Peningkatan tersebut diupayakan melalui refleksi pada setiap akhir pertemuan. Tujuannya agar peningkatan terjadi tidak hanya pada setiap siklus saja, melainkan peningkatan juga terjadi pada setiap pertemuan. Kekurangan yang terjadi pada setiap

104 88 pertemuan dijadikan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya, sehingga diharapkan terjadi peningkatan yang berkelanjutan. Nilai performansi guru, kehadiran siswa, aktivitas siswa, dan rata-rata hasil belajar siswa, serta ketuntasan belajar klasikal siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan. Namun secara keseluruhan hasilnya belum memuaskan, sehingga perlu diupayakan agar lebih meningkat pada siklus II. Hal tersebut terjadi karena masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran yang perlu diperbaiki, baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2. Kekurangan tersebut berasal dari guru dan siswa. Kekurangan yang berasal dari guru pada siklus I pertemuan 1 antara lain: 1) guru kurang menguasai materi, 2) guru masih raguragu dalam menerapkan tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran model Group Investigation, 3) Guru belum mampu mengatur siswa dalam pembentukan kelompok, sehingga waktu yang tersedia tidak dimanfaatkan secara efesien, dan 4) guru kurang membangkitkan motivasi siswa untuk bertanya dan berpendapat. Kekurangan yang berasal dari siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 1, antara lain: 1) siswa masih mengalami kebingungan dalam mengikuti tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran model Group Investigation, 2) saat mengerjakan LKS secara kelompok, masih ada beberapa siswa yang tidak ikut berdiskusi untuk mengerjakan tugas, 3) ada beberapa kelompok yang tidak menyelesaikan tugas tepat waktu, 4) masih banyak siswa yang belum berani menanggapi penyampaian presentasi kelompok, dan 5) siswa belum berani bertanya kepada guru.

105 89 Kekurangan yang berasal dari guru pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 2, yaitu: 1) guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi, 2) saat guru bertanya kepada siswa, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir terlebih dahulu, dan 3) media pembelajaran yang digunakan kurang menarik bagi siswa. Kekurangan yang berasal dari siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 2, yakni: 1) masih ada siswa yang kurang memperhatikan saat kegiatan eksplorasi, 2) masih ada beberapa kelompok yang tidak menyelesaikan tugas tepat waktu, 3) siswa belum berani bertanya kepada guru, dan 4) siswa belum berani menyampaikan tanggapan terhadap presentasi kelompok Revisi Berdasarkan data hasil refleksi pada siklus I pertemuan 1, maka perlu ada upaya peningkatan pembelajaran pada siklus I pertemuan 2. Upaya-upaya yang dilakukan siklus I pertemuan 1 meliputi: 1) guru harus menguasai materi yang akan diajarkan, 2) guru harus mampu mengatur tempo dalam menyampaikan materi, 3) guru harus memahami tahap-tahap yang akan dilaksanakan pada pembelajaran model Group Investigation, 4) guru menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran model Group Investigation kepada siswa agar dapatdengan mudah mengikuti tahap-tahap pembelajaran model Group Investigation yang dilaksanakan, 5) guru perlu menyiapkan media pembelajaran lebih menarik bagi siswa, 6) guru perlu memotivasi siswa dengan memberikan penguatan agar siswa berani bertanya dan menanggapi presentasi kelompok, dan 7) Guru perlu mengingatkan kelompok siswa agar dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang disediakan.

106 90 Berdasarkan hasil refleksi terhadap kekurangan-kekurangan yang berasal dari guru pada siklus I pertemuan 2, maka perlu adanya upaya peningkatan pembelajaran pada siklus II. Upaya-upaya yang dilakukan antara lain:1) guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan, 2) guru perlu menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dan 3) guru perlu memotivasi siswa agar siswa berani bertanya kepada guru dan menyampaikan pendapat saat presentasi kelompok Deskripsi Data Siklus II Tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan pembelajaran. Pertemuan 1 dilaksanakan tanggal 4 Juni 2013 dan pertemuan 2 tanggal 8 Juni Pelaksanaan tindakan pada siklus II memperoleh data performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Data performansi guru dan aktivitas belajar siswa diperoleh melalui pengamatan. Hasil belajar siswa diperoleh melalui tes formatif yang dilaksanakan di akhir siklus II. Deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus II akan dikemukakan hasil pengamatan performansi guru, aktivitas belajar, hasil belajar siswa, refleksi, dan revisi Deskripsi Data Performansi Guru Pengamatan performansi guru menggunakan alat yang disebut Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). APKG yang digunakan yaitu APKG 1 dan APKG 2. APKG 1 untuk mengamati perencanan pembelajaran. APKG 2 untuk

107 mengamati pelaksanaan pembelajaran. Ringkasan hasil pengamatan performansi guru pada siklus II dapat dibaca pada tabel Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Pengamatan Performansi Guru Siklus II Pertemuan 1 2 APKG Skor Konversi Perolehan Nilai , , ,5 Kategori Nilai Akhir 82,5 84,16 Rata-rata 83,33 AB Berdasarkan tabel 4.5, nilai performansi guru pertemuan 1 pada APKG 1 sebesar 87,5 dan APKG 2 nilainya 80. Nilai akhir pada pertemuan 1 sebesar 82,5. Nilai performansi guru pertemuan 2 pada APKG 1 sebesar 87,5 dan APKG 2 nilainya 82,5. Nilai akhir pada pertemuan 2 sebesar 84,16. Nilai performansi guru pada siklus II telah memenuhi persyaratan yaitu APKG 1 dengan skor terendah 23 dan APKG 2 dengan skor terendah 28,4. Berdasarkan perolehan nilai pertemuan 1 dan pertemuan 2, maka nilai rata-rata performansi guru pada siklus II yaitu 83,33 dengan kategori AB. Nilai tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan B ( > 71) Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa memperoleh data persentase kehadiran siswa dan persentase aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan selama siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku melalui penerapan model Group Investigation. Persentase kehadiran siswa pada

108 92 pertemuan 1 dan 2 sebesar 100%. Persentase kehadiran siswa pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu > 90. Ringkasan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran pada siklus II dapat dibaca pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor Total Perolehan 3033, ,8 Persentase Aktivitas Siswa 79,82% 81,57% Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa 80,69% Berdasarkan tabel 4.6, aktivitas siswa pada pertemuan 1 mencapai 79,82% dan termasuk kategori tinggi. Pada pertemuan 2 aktivitas siswa mencapai 81,57% dan termasuk kategori sangat tinggi. Nilai rata-rata aktivitas siswa mencapai 80,69% dan termasuk kategori sangat tinggi. Pencapaian tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan ( > 70%) Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran siklus II, hasil belajar siswa diukur melalui tes formatif yang dilaksanakan di akhir siklus II. Tes formatif dilaksanakan seperti pelaksanaan pada siklus I. Siswa diberi tugas untuk meringkas teks cerita secara individu. Nilai tiap siswa diperoleh berdasarkan hasil pekerjaan meringkas yang telah dikerjakan. Nilai yang diperoleh siswa menunjukkan kemampuan memahami materi dan menulis ringkasan berdasarkan langkah-langkahnya. Hasil belajar siklus II dapat dibaca pada lampiran 36. Ringkasan hasil tes formatif siklus II dapat dibaca pada tabel 4.7.

109 93 Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Hasil Belajar Hasil Belajar Siklus I Banyak Siswa Persentase Skor ,73% Skor ,27% Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar 36 94,73% Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas Belajar 2 5,27% Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 60 Jumlah Nilai Keseluruhan 2970 Nilai Rata-rata 78,15 Ketuntasan klasikal 94,73% Berdasarkan tabel 4.7, jumlah siswa yang telah memenuhi KKM ( >70) sebanyak 36 siswa. Jumlah siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 2 siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 78,15.Nilai rata-rata kelas sudah memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu sekurang-kurangnya 70. Persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 94,73%. Persentase ketuntasan belajar klasikal juga sudah mencapai indikator keberhasilan, yaitu sekurang-kurangnya 75% Refleksi Pada siklus II penerapan model Group Investigation (GI) dalam pembelajaran ringkasan buku di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan dapat dikatakan berhasil. Pada siklus II nilai performansi guru, aktivitas belajar siswa, kehadiran siswa, dan hasil belajar siswa, serta ketuntasan belajar klasikal sudah memenuhi indikator keberhasilan.

110 94 Pada siklus II nilai performansi guru pertemuan 1 mencapai 82,5 dan pertemuan 2 mencapai 84,16. Nilai rata-rata performansi guru pada siklus II mencapai 83,33. Persentase aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 mencapai 73,60% dan pada pertemuan 2 mencapai 78,06%. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 75,83%. Persentase kehadiran siswa pada pertemuan 1 mencapai 100% dan pada pertemuan 2 mencapai 100%. Rata-rata persentase kehadiran siswa pada siklus I mencapai 100. Rata-rata hasil belajar siswa mencapai 72,89 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 78,95%. Nilai performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan persentase kehadiran siswa pada siklus II terjadi peningkatan pada pertemuan pertama dan kedua. Peningkatan tersebut diupayakan melalui refleksi pada setiap akhir pertemuan. Pada pembelajaran siklus II pertemuan 1, masih terdapat kekurangan sehingga perlu diupayakan perbaikan untuk peningkatan pada siklus II pertemuan 2. Kekurangan yang terjadi pada siklus II pertemuan 1 yaitu tugas dalam LKS yang dikerjakan oleh siswa terlalu banyak, sehingga pengerjaannya menghabiskan waktu yang lama. Oleh karena itu, guru perlu mengurangi jumlah tugas dalam LKS. Pada siklus II pertemuan 2, guru mengurangi jumlah tugas dalam LKS. Dengan mengurangi jumlah tugas dalam LKS, siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Oleh karena itu, diharapkan siswa dapat memanfaatkan waktu yang tersedia pada siklus II pertemuan 2. Upaya teresbut diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Berdasarkan analisis data performansi guru pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 4,29 dari siklus I yang mencapai 79,04. Nilai performansi

111 95 guru pada siklus II sebesar 83,33. Perolehan nilai tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu > 71. Aktivitas siswa pada siklus II masih berada pada kategori aktivitas yang sangat tinggi. Peningkatan yang terjadi sebesar 4,86%. Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 75,83% meningkat pada siklus II sebesar 80,69%. Dengan kategoriaktivitas yang sangat tinggi, pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menjadi bukti keberhasilan penelitian dari aspek aktivitas siswa. Hasil belajar siswa pada siklus II meliputi nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal. Keduanya sudah dapat dikatakan berhasil. Nilai ratarata kelas telah memenuhi KKM yaitu minimal 70. Nilai rata-rata kelas pada siklus II sebesar 78,15. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas sebesar 72,89. Perolehan nilai rata-rata kelas tersebut mengalami peningkatan dari perolehan pada siklus I. Peningkatan nilai rata-rata kelas yang terjadi sebesar 5,26. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus II sebesar 94,73. Peningkatan yang dicapai pada siklus II cukup tinggi, dibandingkan ketuntasan belajar klasikal pada siklus I. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I yang hanya 78,95%. Peningkatan ketuntasan belajar klasikal yang terjadi sebesar 15,78% Revisi Berdasarkan hasil analisis data pelaksanaan tindakan pada siklus II, pembelajaran dapat dikatakan berhasil karena seluruh aspek yang diteliti telah memenuhi indikator keberhasilan. Hasil belajar siswa berupa nilai rata-rata kelas telah melampaui KKM, dengan ketuntasan belajar klasikal lebih dari 75%. Hasil pengamatan berupa data hasil aktivitas siswa juga mencapai kriteria aktivitas yang

112 96 sangat tinggi. Perolehan nilai performansi guru dalam pembelajaran juga telah melampaui nilai 71. Hasil pelaksanaan tindakan telah memenuhi indikator keberhasilan secara keseluruhan, baik performansi guru, aktivitas belajar siswa, maupun hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penelitian tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya Deskripsi Data Pasca-Tindakan Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, peneliti mengadakan postes. Postes dilaksanakan pada tanggal 8 Juni Tujuannya untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku melalui model Group Investigation. Soal postes sama seperti soal pretes yang diberikan sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil postes dapat dilihat pada lampiran 37. Ringkasan hasil postes dapat dibaca pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Postes Siswa Kelas V Materi Ringkasan Buku Hasil Belajar Hasil Belajar Siklus I Banyak Siswa Persentase Nilai ,84% Nilai ,16% Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar 33 86,84% Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas Belajar 5 13,16% Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 60 Jumlah Nilai Keseluruhan 2765 Nilai Rata-rata 72,76 Rata-rata ketuntasan klasikal 86,84%

113 97 Berdasarkan tabel 4.8, nilai rata-rata kelas mencapai 72,76. Nilai rata-rata kelas sudah memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 70. Ketuntasan belajar klasikal mencapai 86,84%. Ketuntasan belajar klasikal juga sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu > 75%. Siswa yang belum memenuhi nilai KKM berjumlah 5 siswa dari 38 siswa. Hasil postes menunjukkan adanya peningkatan pada rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar klasikal. Peningkatan diperoleh dengan membandingkan hasil pretes dengan postes.hasil pretes menunjukkan nilai rata-rata kelas sebesar 65,13 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 31,57%. Peningkatan pada nilai rata-rata kelas sebesar 6,63. Peningkatan pada ketuntasan belajar klasikal sebesar 55,27%. 4.2 Hasil Penelitian Penelitian mengenai penerapan model Group Investigation (GI) bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswamateriringkasan buku. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 20 Mei sampai 8 Juni 2013 di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh data performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Data performansi guru diperoleh melalui pengamatan terhadap kemampuan guru dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran. Data aktivitas belajar siswa diperoleh melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I dan II. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes formatif pada akhir siklus I dan II. Pada bagian ini akan dikemukakan hasil performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Penjelasan mengenai hal tersebut dapat dibaca pada uraian sebagai berikut:

114 Hasil Pengamatan Performansi Guru Berdasarkan hasil pengamatan performansi guru dapat diketahui bahwa performansi guru pada pembelajaran siklus I sudah memuaskan. Hal tersebut diketahui dari nilai performansi guru yang diperoleh pada siklus I. Pada siklus I nilai performansi guru pertemuan 1 sebesar 77,25 dan nilai pertemuan 2 sebesar 80,83. Hasil rekapitulasi menunjukkan nilai performansi guru pada siklus I sebesar 79,04 dengan kategori B. Pada siklus II nilai performansi guru pertemuan 1 sebesar 82,5 dan nilai pertemuan 2 sebesar 84,16. Hasil rekapitulasi menunjukkan nilai performansi guru pada siklus II sebesar 83,33 dengan kategori AB. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan performansi guru dalam pembelajaran. Peningkatan nilai performansi guru dapat dibaca pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Peningkatan Nilai Performansi Guru No Siklus Pertemuan 1 2 Peningkatan Keterangan 1 Siklus I 77,25 80,83 3,58 Meningkat 2 Siklus II 82,5 84,16 1,66 Meningkat Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui adanya peningkatan nilai performansi guru pada pembelajaran siklus II. Pada siklus I nilai performansi guru pertemuan 1 sebesar 77,25 dan pertemuan 2 sebesar 80,83. Rata-rata nilai performansi guru pada siklus I sebesar 79,04 dan termasuk kategori B. Peningkatan nilai performansi guru pada siklus I sebesar 3,58. Hal tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan guru baik dalam merencanakan maupun

115 99 melaksanakan pembelajaran. II. Pada siklus II nilai performansi guru pertemuan 1 sebesar 82,5 dan pertemuan 2 sebesar 84,16. Rata-rata nilai performansi guru pada siklus I sebesar 83,33 dan termasuk kategori AB. Peningkatan nilai performansi guru pada siklus II sebesar 4,29. Hal tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan guru baik dalam merencanakan maupun melaksanakan pembelajaran. Nilai hasil pengamatan terhadap performansi guru diangap sudah memuaskan bagi peneliti. Hal tersebut dikarenakan nilai hasil pengamatan performansi guru yang diperoleh telah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Nilai performansi guru yang diperoleh pada siklus II yakni sebesar 83,33 dengan kriteria AB. Kriteria yang ditentukan untuk nilai performansi guru yakni minimal sebesar 71 dengan kriteria B. Nilai yang diperoleh sudah dapat melampaui nilai minimal. Berdasarkan nilai performansi guru yang diperoleh pada siklus II dapat dikatakan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku sudah berhasil Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Data aktivitas belajar siswa dapat diperoleh melalui pengamatan secara langsung saat pembelajaran. Alat yang digunakan unutk mengamati yaitu lembar aktivitas belajar siswa. Dalam lembar tersebut, tercantum deskriptor aktivitas belajar siswa dari kegiatan pendahuluan sampai kegiatan penutup. Aspek-aspek yang diamati terdapat pada kegiatan pendahuluan 1, pendahuluan 2, eksplorasi serta, elaborasi 1, 2, dan 3. Kegiatan lain yang diamati yaitu konfirmasi, penutup 1, dan penutup 2.

116 100 Berdasarkan data hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I diketahui bahwa persentase aktivitas belajar siswa sebesar 75,83% dengan kategori keaktifan siswa tinggi. Meskipun demikian, hasil tersebut perlu ditingkatkan karena masih banyak siswa yang belum aktif dalam aspek tertentu. Pada pembelajaran dalam siklus I, siswa belum berani bertanya dan memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok. Selain itu, masih banyak siswa yang belum menunjukkan perilaku tertib selama pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu melakukan refleksi untuk mengatasi kekurangan tersebut. Refleksi dilakukan oleh guru pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Tujuannya untuk memperoleh solusi agar kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran pada siklus I tidak terjadi dalam pembelajaran pada siklus II. Setelah melakukan refleksi, guru menerapkan solusi tersebut dalam pembelajaran pada siklus II. Tujuannya yakni terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus II. Pada siklus II persentase keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 80,69% dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi. Artinya terjadi peningkatan persentase keaktifan belajar siswa sebesar 4,86%. Pada pelaksanaan pembelajaran dalam siklus II siswa sudah berani bertanya dan memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok. Siswa juga sudah dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Perhatian siswa terhadap materi selama pelaksanaan pembelajaran pada siklus II juga meningkat. Selain itu, siswa juga sudah menunjukkan perilaku tertib selama pembelajaran berlangsung. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus II. Data mengenai peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dibaca pada tabel 4.10.

117 101 Tabel 4.10 Peningkatan Persentase Keaktifan Belajar Siswa No Siklus Pertemuan 1 2 Peningkatan Keterangan 1 Siklus I 73,60% 78,06% 4,46% Meningkat 2 Siklus II 79,82% 81,57% 1,75% Meningkat Berdasarkan tabel 4.10 juga dapat diketahui persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I yakni sebesar 75,83%. Persentase keaktifan belajar tersebut mengalami peningkatan pada pelaksanaan siklus II. Pada siklus I, presentase keaktifan belajar siswa pertemuan 1 sebesar 73,60%. Pertemuan 2 presentasenya sebesar 78,06%. Peningkatan presentase keaktifan belajar siswa pada siklus I sebesar 4,46%. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, pertemuan 1 diperoleh persentase keaktifan belajar siswa sebesar 79,82%. Pertemuan 2 presentasenya sebesar 81,57%. Peningkatan presentase keaktifan belajar siswa pada siklus II sebesar 1,75% Hasil Belajar Siswa Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa. Pada pembelajaran ringkasan buku, hasil belajar siswa diperoleh melalui tes formatif yang dilaksanakan tiap akhir siklus. Pada pelaksanaan tes formatif siklus I, diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 72,89 dan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 78,95%. Pembelajaran pada siklus I dapat dikatakan berhasil, karena telah mencapai indikator keberhasilan. Nilai ratarata kelas telah mencapai ketentuan minimal, dengan nilai 70. Persentase

118 102 ketuntasan belajar klasikal juga telah mencapai ketentuan minimal, sebesar 75%. Pada siklus I terdapat 30 siswa tuntas dan 8 siswa tidak tuntas belajar. Pada pelaksanaan tes formatif siklus II, diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,15 dan persentase belajar klasikal sebesar 94,73%. Nilai rata-rata kelas telah mencapai ketentuan minimal, dengan nilai 70. Persentase ketuntasan belajar klasikal juga telah mencapai ketentuan minimal, sebesar 75%. Pada siklus II terdapat 36 siswa tuntas dan 2 siswa tidak tuntas belajar. Pada siklus I, nilai rata-rata sebesar 72,89 dan pada siklus II nilai rata-rata sebesar 78,15. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 5,26. Pada persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 78,95% dan siklus II sebesar 94,73%. Hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan sebesar 15,78%. Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 30 siswa dan pada siklus II sejumlah 36 siswa. Jumlah siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan sebanyak 6 siswa. Pada siklus I, hasil belajar siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan. Namun, masih perlu ditingkatkan terutama pada saat menulis ringkasan. Siswa belum dapat menentukan gagasan utama, menggunakan ejaan secara tepat, dan belum rapi dalam menulis ringkasan. Hal ini disebabkan beberapa siswa kurang fokus ketika menerima materi ringkasan buku. Siswa juga belum terbiasa menerima materi melalui penerapan model GI. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa perlu ditingkatkan pada siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dibaca pada tabel 4.11.

119 103 Tabel 4.11 Tabel Peningkatan Hasil Belajar Siswa No Nilai Siklus I Ket. Siklus II Ket. Peningkatan Ket Tuntas 80 Tuntas 0 Tetap 2 80 Tuntas 75 Tuntas 5 Naik 3 65 Tidak tuntas 60 Tidak Tuntas -5 Turun 4 70 Tuntas 85 Tuntas 15 Naik 5 70 Tuntas 80 Tuntas 10 Naik 6 60 Tidak Tuntas 75 Tuntas 15 Naik 7 80 Tuntas 85 Tuntas 5 Naik 8 60 Tidak tuntas 75 Tuntas 15 Naik 9 65 Tidak tuntas 85 Tuntas 20 Naik Tidak tuntas 85 Tuntas 25 Naik Tuntas 75 Tuntas -10 Turun Tuntas 75 Tuntas -5 Turun Tuntas 75 Tuntas 5 Naik Tuntas 80 Tuntas -5 Turun Tuntas 75 Tuntas 5 Naik Tuntas 75 Tuntas 5 Naik Tuntas 75 Tuntas 0 Tetap Tuntas 90 Tuntas 15 Naik Tuntas 90 Tuntas 0 Tetap Tuntas 75 Tuntas 0 Tetap Tuntas 80 Tuntas 0 Tetap Tuntas 85 Tuntas 5 Naik Tuntas 85 Tuntas 5 Naik Tuntas 80 Tuntas 0 Tetap Tuntas 85 Tuntas 5 Naik Tidak Tuntas 75 Tuntas 10 Naik Tuntas 75 Tuntas -5 Turun Tuntas 80 Tuntas 5 Naik Tuntas 80 Tuntas 0 Tetap Tuntas 80 Tuntas 5 Naik 31 0 Tidak Tuntas 70 Tuntas 70 Naik Tuntas 80 Tuntas 0 Tetap Tuntas 75 Tuntas 0 Tetap Tuntas 80 Tuntas 0 Tetap Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 10 Naik Tuntas 70 Tuntas -5 Turun Tuntas 80 Tuntas 10 Naik Tuntas 80 Tuntas 0 Tetap Jumlah Rata- Rata 72,89 78,15 Persentase Ketuntasan 78,94% 94,73% Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada pelaksanaan siklus II. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,95 dengan persentase ketuntasan

120 104 belajar klasikal sebesar 94,73%. Peningkatan ini terjadi karena pada pelaksanaan pembelajaran siklus II siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan model Group Investigation. Selain itu, siswa juga sudah dapat menentukan gagasan utama, menggunakan ejaan secara tepat, dan menulis ringkasan secara rapi. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II dianggap berhasil bagi peneliti. Hal tersebut dikarenakan hasil belajar yang diperoleh siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Rata-rata nilai hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II yakni sebesar 78,95 dan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 94,73%. Hasil tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yakni, rata-rata nilai hasil belajar siswa minimal 70 dan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 75%. Berdasarkan hasil tersebut maka, pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil dan peneliti tidak perlu melanjutkan pada siklus berikutnya. 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku melalui penerapan model Group Investigation telah berhasil. Keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dengan tercapainya semua indikator keberhasilan. Nilai performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan penelitian. Pembahasan mengenai hasil penelitian dilakukan dengan memaparkan pemaknaan temuan penelitian dan implikasi hasil penelitian. Penjelasan mengenai hal tersebut dapat dibaca pada uraian berikut:

121 Pemaknaan Temuan Penelitian Pada bagian ini diuraikan mengenai pembahasan hasil penelitian yang telah diperoleh. Penelitian tindakan kelas yang berjudul, Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Ringkasan Buku Melalui Model Group Investigation pada Siswa Kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas telah dilaksanakan. Dengan rangkaian proses penelitian, peneliti memperoleh hasil penelitian. Hasil penelitian meliputi nilai performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Tujuan PTK ini yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran ringkasan buku pada siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan dengan menerapkan model Grioup Investigation. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, maka peneliti menetapkan rumusan masalah yang menjadi titik pusat dalam penelitian ini. Rumusan masalah yang ditentukan peneliti yaitu: Apakah penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ringkasan buku pada siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti menentukan hipotesis. Hipotesis penelitian ini yaitu penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ringkasan buku pada siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan. Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan sudah berhasil. Keberhasilan ini dapat dilihat dari tercapainya semua indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Ketercapaian indikator keberhasilan penelitian dapat diketahui dari hasil penelitian yang meliputi nilai performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa.

122 106 Nilai performansi guru mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap performansi guru pada pelaksanaan siklus I dan II. Pada siklus I nilai performansi guru pertemuan 1 sebesar 77,25. Nilai performansi guru pada pertemuan 2 sebesar 80,83. Hasil rekapitulasi menunjukkan nilai performansi guru pada siklus I sebesar 79,04 dengan kategori B. Hasil tersebut telah mencapai indikator yang ditentukan yakni minimal 71 dengan kategori B. Pada siklus II nilai performansi guru pertemuan 1 sebesar 82,5 dan pertemuan 2 sebesar 84,16. Hasil rekapitulasi menunjukkan nilai performansi guru pada siklus II sebesar 83,33 dengan kategori AB. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan. Presentase aktivitas belajar siswa siklus II termasuk kategori aktivitas sangat tinggi walaupun peningkatannya dari siklus I hanya 4,86%. Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 75,83% meningkat pada siklus II sebesar 80,69%. Aktivitas dalam belajar menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 24) memberikan nilai tambah bagi siswa yaitu agar siswa memiliki motivasi, kesadaran untuk belajar, dan dapat mencari pengalaman. Selain itu, siswa juga dapat belajar sesuai minat dan kemampuannya, menumbuhkembangkan suasana belajar dengan sikap displin dan demokratis. Dalam kehidupan di masyarakat siswa juga dapat menumbuhkembangkan pemahaman, sikap berpikir kritis, dan sikap kooperatif.

123 107 Mealui aktivitas belajar, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan setelah mengikuti proses belajar. Siswa juga dapat memperoleh perubahan sikap atau tingkah laku. Seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (2011: 38) bahwa hasil pengajaran yang baik bukan sekedar pada penguasaan pengetahuan semata, melainkan juga nampak pada perubahan sikap dan tingkah laku secara terpadu. Perubahan pengetahuan dapat diamati pada peningkatan hasil belajar siswa melalui kegiatan pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa yang diukur dari hasil pretes, tes formatif siklus I dan siklus II, hingga postes. Peningkatan ini menunjukkan bahwa siswa telah mengalami proses belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2011: 28) bahwa belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut meliputi perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, serta ketrampilan dan kecakapan. Pembelajaran dengan menerapkan model Group Investigation, siswa diberi kesempatan untuk memilih judul dari beberapa judul yang disediakan guru. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan judul yang dipilih. Setelah membentuk kelompok, siswa melakukan penyelidikan dan mendiskusikan hasil penyelidikan secara kelompok. Siswa menuliskan hasil diskusi di LKS dan mempresentasikannya. Kemudian, guru mengadakan evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sebelum dilakukan tindakan siklus I, peneliti mengadakan pretes untuk mengukur kemampuan awal siswa. Dari 38 siswa, hanya 12 siswa yang telah memenuhi KKM atau 31,57% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 65,13. Pada

124 108 siklus I meningkat menjadi 30 siswa yang tuntas belajar atau 78,95% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 72,89. Nilai rata-rata kelas sudah cukup baik dan memenuhi indikator keberhasilan yaitu 70. Pada siklus II meningkat menjadi 36 siswa yang tuntas belajar atau 94,73% dengan nilai rata-rata kelas mencapai 78,15. Setelah dilakukan tindakan siklus II, peneliti mengadakan postes untuk mengukur kemampuan siswa setelah dilakukan tindakan. Nilai rata-rata kelas pada postes sebesar 71,76 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 86,84%. Ada 33 siswa dari 38 siswa telah memenuhi KKM. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I dan siklus II serta postes sudah memenuhi indikator keberhasilan > 75%. Peningkatan yang terjadi dapat diartikan bahwa perolehan hasil penelitian pada siklus II termasuk kategori baik. Nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar klasikal dapat mencapai indikator keberhasilan. Hasil peningkatan rata-rata kelas sebesar 5,26 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 15,78%. Peningkatan yang terjadi dapat membuktikan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II, nilai performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi karena guru menerapkan model Group Investigation dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku pada siswa kelas V MI Ma arif NU Damakradenan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model Group Investigation dapat meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

125 Implikasi Hasil Penelitian Implikasi model Group Investigation pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku pada siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan, yaitu meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Melalui penerapan model Group Investigation pada materi ringkasan buku di kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan juga meningkatkan performansi guru, dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Secara garis besar, implikasi hasil penelitian dapat digunakan oleh siswa, guru, dan sekolah. Penjelasan selengkapnya dapat dibaca pada uraian berikut: Bagi Siswa Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Group Investigation memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa. Siswa memiliki kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas, baik secara individu maupun bersama dengan kelompok. Penerapan model Group Investigation mendorong siswa untuk berpikir memecahkan masalah, kemudian mendiskusikan hasil pemikirannya bersama kelomponya. Dengan bekerja sama dalam kelompok dapat menumbuhkan sikap sosial yang baik bagi siswa. Sikap sosial yang baik ditunjukkan melalui tingkah laku, seperti saling menghargai pendapat dan mengutamakan kepentingan bersama. Siswa juga diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi di depan teman sekelas. Tindakan tersebut membutuhkan keberanian untuk dapat menyampaikan hasil diskusinya. Dalam kegiatan penyelidikan, siswa diberi kesempatan untuk bertanggungjawab agar mampu menyelesaikan tugasnya. Demikian pula pada kegiatan diskusi, siswa

126 110 saling menghargai pendapat untuk menentukan kebenaran hasil penyelidikan. Pada kegiatan presentasi, siswa harus menghargai pendapat orang lain dan berani menyampaikan tanggapan secara santun. Melalui penerapan model Group Investigation yang telah dilaksanakan, siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model tersebut pada mata pelajaran yang lain. Siswa akan bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas individunya dalam kelompok. Selain itu, siswa akan berani bertanya dan menyampaikan pendapat. Sikap menghargai akan muncul ketika diskusi kelompok Bagi Guru Penerapan model Group Investigation, dapat menambah pengetahuan inovasi model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru di dalam kelas. Penerapan model Group Investigation juga dapat meningkatkan performansi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Penerapan model Group Investigation, memerlukan kreatifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru perlu mempelajari model Group Investigation baik secara konseptual maupun praktis. Kemampuan guru dalam penerapan model Group Investigation yaitu dalam merancang media pembelajaran dan LKS, memotivasi siswa untuk belajar, pemberian penghargaan kepada siswa, dan pengelolaan kelas yang baik. Guru harus mampu mengembangkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, mengarahkan tugas secara jelas, membimbing dan memotivasi siswa berdiskusi. Hal tersebut akan mendukung kelancaran penerapan model Group Investigation sesuai dengan perencanaan. Penerapan

127 111 model Group Investigation membantu siswa berani mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu, dapat pula membantu siswa untuk berlatih bertanggungjawab menyelesaikan tugas individunya demi kepentingan kelompok Bagi Sekolah Peningkatan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajr siswa dapat menjadi tolok ukur kualitas suatu sekolah. Untuk dapat meningkatkan hal tersebut, pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan kepada guru. Dukungan tersebut diwujudkan melalui pemberian motivasi dan sarana prasaran untuk dapat menerapkan model pembelajaran Group Investigation.. Upaya tersebut juga dalam rangka menambah inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat membantu sekolah untuk mencapai visi dan misi sekolah.

128 BAB 5 PENUTUP Pada bagian penutup, akan dikemukakan mengenai simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian. Penelitian yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Ringkasan Buku Melalui Model Group Investigation pada Siswa Kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan Kabupaten Banyumas telah dilaksanakan dalam dua siklus. Simpulan dan saran penelitian tindakan kelas ini dapat dibaca pada uraian berikut. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, peneliti dapat mengambil kesimpulan yakni, penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan performansi guru, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V MI Ma arif NU Darmakradenan pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku. Berdasarkan hasil penelitian, performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa dapat dijelaskan pada uraian berikut ini Performansi Guru Hasil pengamatan terhadap performansi guru dalam menerapkan model Group Investigation selama dua siklus mengalami peningkatan pada setiap siklus. Perolehan nilai performansi guru pada perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan sudah mencapai indikator keberhasilan. Performansi guru pada siklus I mencapai 112

129 113 79,04 dengan kategori B, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 83,33 dengan kategori AB. Perolehan nilai performansi guru mengalami peningkatan sebesar 4,29. Dari hasil kedua siklus tersebut, dapat diketahui bahwa penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan performansi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku Aktivitas Belajar Siswa Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan di setiap siklus. Aktivitas belajar siswa di siklus I mencapai 75,83%. Persentase tersebut menunjukkan aktivitas belajar siswa pada siklus I termasuk kategori tinggi. Sementara itu, pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 80,69%. Persentase tersebut menunjukkan aktivitas belajar siswa pada siklus I termasuk kategori sangat tinggi. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan 4,86%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku Hasil Belajar Siswa Setelah peneliti menerapkan model Group Investigation, hasil belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan belajar klasikal dan rata-rata nilai dapat meningkat di setiap siklus. Pada siklus I, persentase ketuntasan klasikal sebesar 78,95% dengan rata-rata nilai 72,89. Pada siklus II, persentase ketuntasan belajar

130 114 klasikal mencapai 94,73% dengan rata-rata nilai 78,15. Kedua hasil belajar tersebut, dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar klasikal meningkat sebanyak 15,78% dan rata-rata nilai meningkat sebesar 5,26. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi ringkasan buku. 5.2 Saran Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang direncanakan peneliti telah dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian. Penelitian dilaksanakan dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan pembelajaran. Berdasarkan tindakan pada setiap siklus, peneliti mendapatkan hasil penelitian. Terkait hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan yang telah dikemukakan, peneliti memberikan beberapa saran untuk pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian. Saran-saran yang diberikan antara lain: Bagi Siswa Bagi siswa hendaknya aktif dalam mengikuti pembelajaran agar mampu menciptakan suasana kelas yang hidup. Siswa sebaiknya menambah waktu belajar, terutama membaca materi pelajaran agar lebih siap mengikuti pembelajaran. Perlu juga siswa untuk berani bertanya dan menanggapi pertanyaan dari guru untuk menguji pengetahuan dan menambah wawasan. Selain itu, siswa seharusnya saling membantu dan berbagi ilmu ketika mengalami kesulitan belajar. Hal penting juga yang seharusnya diperhatikan siswa yaitu ketertiban. Siswa hendaknya tertib ketika masuk dan keluar kelas serta mengikuti pembelajaran.

131 Bagi Guru Hendaknya guru dalam menerapkan model GI memperhatikan langkahlangkah pelaksanaanya, agar pembelajaran dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan. Guru dalam menerapkan model GI sebaiknya dapat memberikan tugas secara jelas, membimbing siswa dalam diskusi, dan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas. Selain itu, guru dalam melaksanakan pembelajaran seharusnya lebih memotivasi siswa agar berani mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Model GI dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan guru. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, terbukti bahwa penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, hendaknya guru dapat menerapkan model GI pada mata pelajaran lain Bagi Sekolah Sekolah hendaknya memberikan dukungan dan fasilitas kepada guru untuk dapat berinovasi dalam menerapkan model pembelajaran. Diantaranya yaitu dengan menerapkan model Group Investigation (GI) dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas dan mutu sekolah. Peningkatan kualitas sekolah dapat menunjang tercapainya visi dan misi sekolah.

132 LAMPIRAN-LAMPIRAN

133 116 Lampiran 1 DAFTAR NILAI SISWA KELAS V MATERI RINGKASAN BUKU MI MA ARIF NU DARMAKRADENAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 No Nama Nilai Keterangan Tuntas Tidak Tuntas 1 Alfian 65 2 Anggit 60 3 Mu min 60 4 Aenun F 65 5 Asyifa Dewi 65 6 Oni Setiawan 70 7 Afi Nurul Laely 65 8 Dias Dwi A 55 9 Faiz Jaenul F Dias D Putri Labib Aji Mar atus Sholihah Mely Fatmawati Miftahudin Nabila Nanda Riki Nur Aisyah Riko Arfian Tegar Oktaviana Wiwit Puji L Zulfa Muzaki M. Nur Fauzi Adi Khoeron Indra Kurniawan Kholif Dendi Pangestu Zalfa N. Shafa 65 Jumlah Nilai 1853 Nilai Rata-rata 65,53 Ketuntasan Klasikal 21,42 %

134 Lampiran 2 DAFTAR NAMA SISWA KELAS V MI MA ARIF NU DARMAKRADENAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 No. No. Induk Nama Jenis Kelamin Ifa Triyani P Atikah P Isro Taufia Robani P Slamet Riyadi L Ahmad Hidayatulloh L Amanda Fitriani P Anang Ma ruf L Ari Mardini P Asih Nur Hayati P Auliya Ayunda. F P Bayu Ramadhan L Dila. A P Eli Wahyuni P Fahmi Fauzan L Gilang Ramadhan L Hilda Desi Utami P Ikrom Toha Wijaya L Indah Dwi. K P Isna Karismatul Aeni P Isna Oktadianti P Kartika Nida Silviani P Mia Kusmiawati P Meillyn Nur Ismiah P Nggalih Fara. S P Rias Ningstiani P Sahlan Ramadan L Syahrul Kamaludin L Saskia Arianti. S P Sinta Nurohmah P Sintiya Ningsih P Dendi Pangestu L Sinta Maharani.U P P Dwi Famel Lia. O P Muhamad Alfian L Zalfa. N Shafa P Sabda L Pilar Partialis L Dewi Anggraeni P Lampiran 3 117

135 118 KISI-KISI SOAL PRETES Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Kompetensi Dasar 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan ejaan. Indikator Soal Meringkas teks berita berjudul Komunitas 1001 Buku, sesuai dengan ketentuan: Kesesuaian isi ringkasan dengan isi teks asli. Jenis Jumlah Soal soal Esai 1 Organisasi isi ringkasan sesuai dengan isi tesk asli. Memperhatikan tata bahasa yang digunakan, seperti pilihan kata. Memperhatikan ejaan seperti penggunaan huruf besar dan kecil, serta tanda baca. Memperhatikan kerapihan tulisan.

136 119 Lampiran 4 LEMBAR SOAL PRETES Materi : Teks Berita Kelas / Semester : V / 2 Alokasi Waktu : 30 menit Pelaksanaan : 27 Mei 2013 Ringkaslah teks bacaan berjudul Komunitas 1001 Buku, dengan memperhatikan kesesuaian dengan isi, penggunaan ejaan, dan pilihan kata. Tulis hasil ringkasanmu secara rapi. KOMUNITAS 1001 BUKU Komunitas 1001 Buku merupakan jaringan relawan dan pengelola perpustakaan anak yang mempunyai komitmen untuk menyediakan akses bacaan berkualitas bagi anak yang kurang beruntung. Sampai saat ini, Komunitas 1001 Buku mengumpulkan dan mendistribusikan lebih dari buku, mempunyai 909 relawan, 62 Buku Droop Box (tempat pengumpulan buku). Selain itu, komunitas ini juga mendukung 110 perpustakaan atau taman bacaan anak yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Komunitas 1001 Buku antara lain, mengumpulkan buku, mencatat, memilah, dan mendistribusikan buku. Selanjutnya komunitas ini juga mengelola perpustakaan anak dan melakukan pertemuan berkala untuk menguatkan kekerabatan, kerja sama serta mengevaluasi hasil kerja. Buku bacaan yang diterima dan disalurkan Komunitas 1001 Buku adalah buku bacaan anak, seperti komik, buku cerita, buku pengetahuan, majalah, dan ensiklopedia yang tidak mengandung kekerasan dan pornografi. Setip bulannya, komunitas ini menyeleksi buku bacaan yang mereka terima dari publik. Bacaan anak yang mengandung kekerasan dan pornografi serta bacaan dewasa disalurkan ke taman bacaan umum. Jika tidak, akan ditawarkan kepada relawan/publik yang ingin membeli atau menukarnya dengan buku bacaan anak. Hasil penjualan dipergunakan untuk pelaksanaan berbagai kegiatan dan sarana kampanye 1001 buku. Dikutip dari oleh Suryani.

137 120 Lampiran 5 LEMBAR JAWAB PRETES Materi : Ringkasan Buku Kelas / Semester : V / 2 Alokasi Waktu : 30 menit Pelaksanaan : 27 Mei 2013 RINGKASAN TEKS BACAAN Nama Siswa :... Judul :... Penulis :... Ringkasan :

138 Lampiran 6 DAFTAR NILAI HASIL PRETES No. Nama siswa Nilai KKM 70 Tuntas Tidak Tuntas 1 Ifa Triyani 70 2 Atikah - 3 Isro Taufia Robani 55 4 Slamet Riyadi 65 5 Ahmad Hidayatulloh 70 6 Amanda Fitriani 65 7 Anang Ma ruf 65 8 Ari Mardini 65 9 Asih Nur Hayati Auliana Ayunda. F Bayu Ramadhan Dila. A Eli Wahyuni Fahmi Fauzan Gilang Ramadhan Hilda Desi Utami Ikrom Toha Wijaya Indah Dwi. K Isna Karismatul Aeni Isna Oktadianti Kartika Nida Silviani Mia Kusmiawati Meillyn Nur Ismiah Nggalih Fara. S Rias Ningstiani Sahlan Ramadan Syahrul Kamaludin Saskia Arianti. S Sinta Nurohmah Sintiya Ningsih Dendi Pangestu - 32 Sinta Maharani. U P Dwi Famel Lia. O Muhamad Alfian Zalfa N Shafa Sabda Pilar Partialis - 38 Dewi Anggraeni 70 Jumlah Nilai 2475 Nilai Rata-rata 65,13 Jumlah siswa tuntas belajar 12 Persentase tuntas belajar 31,57% Jumlah siswa tidak tuntas belajar 26 Persentase tidak tuntas belajar 68,73% 121

139 Lampiran 7 DAFTAR HADIR SISWA KELAS V MI MA ARIF NU DARMAKRADENAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SIKLUS I No Jenis Pertemuan No. Induk Nama Siswa. Kelamin Ifa Triyani P Atikah P Isro Taufia Robani P Slamet Riyadi L Ahmad Hidayatulloh L Amanda Fitriani P Anang Ma ruf L Ari Mardini P Asih Nur Hayati P Auliya Ayunda. F P Bayu Ramadhan L Dila. A P Eli Wahyuni P Fahmi Fauzan L Gilang Ramadhan L Hilda Desi Utami P Ikrom Toha Wijaya L Indah Dwi. K P Isna Karismatul Aeni P Isna Oktadianti P Kartika Nida Silviani P Mia Kusmiawati P Meillyn Nur Ismiah P Nggalih Fara. S P Rias Ningstiani P Sahlan Ramadhan L Syahrul Kamaludin L Saskia Arianti. S P Sinta Nurohmah P Sintiya Ningsih P Dendi Pangestu L Sinta Maharani. U.P P Dwi Famel Lia. O P Muhamad Alfian L Zalfa N. Shafa P Sabda L Pilar Partialis L Dewi Anggraeni P Jumlah siswa yang hadir Persentase kehadiran siswa 100% 100% Jumlah siswa yang tidak hadir 0 0 Persentase ketidakhadiran siswa 0% 0% 122

140 SILABUS PENGEMBANGAN SIKLUS I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester : V / 2 Materi Pokok Waktu : MI Ma arif NU Darmakradenan : Bahasa Indonesia : Ringkasan Buku : 3x 35 Menit (1 x Pertemuan) Standar Kompetensi: 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan Kompetensi Dasar 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperha tikan ejaan. puisi bebas. Materi Pokok Pembelajaran Teks bacaan Guru memberikan beberapa gambar tempat wisata kepada siswa. Siswa memilih satu gambar tempat wisata sesuai keinginannya. Gambar yang dipilih menunjukkan teks bacaan yang akan diselidiki. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan kesamaan judul teks bacaan yang dipilih. Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Siswa membaca teks bacaan tersebut. Melalui diskusi Group Investigation siswa menentukan judul dan penulis teks bacaa serta gagasan utama tiap paragraf dalam teks tersebut Siswa dapat membaca teks bacaan Siswa dapat menentukan judul teks bacaan Siswa dapat Tes Tertulis Alokasi Waktu 3 x 35 menit (3 jp) Sumber Belajar 123 Thacir, A. Malik dkk Bahasa Kita Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Farika, dkk Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Pusat

141 124 Kompetensi Dasar 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperha tikan ejaan. Materi Pokok Pembelajaran Penggunaan ejaan (tanda baca titik, koma, dan huruf besar) Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Siswa menuliskan draft gagasan utama yang telah ditentukan. Siswa mengecek ulang gagasan utama yang sudah ditentukan. Tiap kelompok menuliskan gagasan utama teks bacaan pada LKS. Tiap kelompok mewakilkan anggotanya mempresentasikannya. Guru menunjukkan kotak yang berisi penggalan teks bacaan. Siswa memilih satu kotak sesuai keinginannya. Kotak yang dipilih menunjukkan penggalan teks bacaan yang akan diselidiki. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan kesamaan penggalan teks bacaan yang dipilih. Siswa membaca penggalan teks bacaan tersebut. menentukan penulis teks bacaan Siswa dapat menentukan gagasan utama tiap paragraf dalam teks bacaan Siswa dapat menentukan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam tiap kalima pada teks bacaan. Tes Tertulis Alokasi Waktu 3 x 35 menit (3 jp) Sumber Belajar Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Indriyani, dkk Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Thacir, A. Malik dkk Bahasa Kita Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Farika, dkk Bahasa Indonesia Membuatku

142 125 Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Melalui kelompok Group Investigation siswa menentukan penggunaan tanda baca titik dan koma serta huruf besar tiap kalimat dalam penggalan teks bacaan yang belum lengkap penggunaaan ejaannya. Siswa mengecek ulang penggunaan tanda baca titik dan koma serta huruf besar sudah ditentukan oleh kelompok. Tiap kelompok menuliskan penggalan teks bacaan yang sudah dilengkapi penggunaan tanda baca titik dan koma serta huruf besar pada LKS. Tiap kelompok mewakilkan anggotanya mempresentasikannya Siswa dapat menentukan penggunaan huruf besar dalam tiap kalima pada teks bacaan Siswa dapat meringkas teks bacaan dengan memperhati kan kesesuaian dengan teks asli, organisasi isi, pilihan kata, penggunaan ejaan, dan kerapihan. Alokasi Waktu Sumber Belajar Cerdas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Indriyani, dkk Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

143 126 Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I PERTEMUAN KE 1 Satuan Pendidikan : MI Ma arif NU Darmakradenan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / 2 Materi Pokok : Ringkasan Buku Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan) Pelaksanaan : 1 Juni 2013 B. STANDAR KOMPETENSI 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. C. KOMPETENSI DASAR 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan ejaan. D. INDIKATOR Membaca isi teks bacaan Menentukan judul teks bacaan Menentukan penulis teks bacaan Menentukan gagasan utama pada tiap paragraf dalam teks bacaan. E. TUJUAN PEMBELAJARAN (1) Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan 4 langkah meringkas secara runtut. (2) Melalui kegiatan kelompok Group Investigation, siswa dapat membaca teks bacaan. (3) Melalui kegiatan kelompok Group Investigation, siswa dapat menentukan judul teks bacaan dengan benar.

144 127 (4) Melalui kegiatan kelompok Group Investigation, siswa dapat menentukan nama penulis teks bacaan secara tepat. (5) Melalui kegiatan kelompok Group Investigation, siswa dapat menentukan gagasan utama tiap paragraf dalam teks bacaan dengan benar. Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, aktif, tanggung jawab, kerjasama, rasa ingin tahu, ramah tamah, dan jujur. F. MATERI PEMBELAJARAN Meringkas teks bacaan (terlampir). G. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN (1) Metode Pembelajaran a. Ceramah Metode ceramah digunakan ketika guru menjelaskan materi meringkas dan ketentuan penilaian hasil ringkasan. Metode ini juga digunakan guru ketika menjelaskan petunjuk pelaksanaan penyelidikan untuk meringkas teks bacaan. b. Tanya jawab Metode tanya jawab digunakan guru ketika melakukan apersepsi dan konfirmasi materi yang sudah dipelajari. c. Diskusi Metode diskusi digunakan guru saat siswa diberi tugas kelompok untuk mengerjakan tugas yang harus dikerjakan dan didiskusikan bersama kelompok. d. Pemberian Tugas Metode pemberian tugas digunakan saat guru memberikan tugastugas dalam pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) (2) Model Pembelajaran Group Investigation Model Group Investigation digunakan guru saat siswa diberi tugas untuk melakukan penyelidikan, menemukan informasi judul, penulis teks, dan menentukan kalimat pokok.

145 128 H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN (1) Kegiatan Awal ( + 10 menit) a. Guru mempersiapkan bahan ajar dan media pembelajaran. b. Guru dan siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing. c. Guru melakukan presensi. d. Mengondisikan siswa secara fisik dan psikis dengan mengadakan apersepsi: pernahkan kalian membaca buku, majalah, koran atau lainnya?. Jika pernah, apa saja yag kalian baca?. e. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. (2) Kegiatan Inti ( + 65 menit) a. Eksplorasi( + 15 menit) 1) Guru menjelaskan tentang ringkasan kepada siswa. 2) Guru menjelaskan langkah-langkah meringkas. 3) Guru memberikan penjelasan tentang cara menentukan gagasan utama pada teks bacaan. b. Elaborasi( + 45 menit) 1) Siswa menerima beberapa gambar tempat wisata. 2) Siswa memilih satu gambar tempat wisata yang merupakan judul teks bacaan. 3) Siswa berkelompok sesuai dengan judul yang dipilih. 4) Siswa melakukan belajar kelompok sesuai dengan peraturan. 5) Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai tugas yang harus dikerjakan. 6) Tiap kelompok menerima Lembar Kerja Siswa (LKS). 7) Siswa membaca teks bacaan sesuai judul yang dipilih. 8) Siswa secara berkelompok berdiskusi mengerjakan tugas mengidentifikasi judul dan penulis teks serta menentukan gagasan utama tiap paragraf dalam teks bacaan tersebut. 9) Siswa menyusun draft yang berupa gagasan utama tiap paragraf.

146 129 10) Tiap kelompok mengecek ulang gagasan utama dalam draft. 11) Siswa menuliskan gagasan utama tiap paragraf teks bacaan pada LKS. 12) Tiap kelompok mempresentasikan ringkasannya sesuai dengan sistem presentasi yang mereka tentukan. 13) Setiap kelompok menyimak presentasi kelompok lain dan memberikan tanggapan. c. Konfirmasi( + 5 menit) 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2) Guru memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan tiap kelompok. (3) Kegiatan Akhir ( +30 menit) a. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan bimbingan guru. b. Siswa mengerjakan soal evaluasi. c. Guru dan siswa membahas soal evaluasi. d. Guru menyampaikan pesan kepada siswa terkait dengan hasil pembelajaran. e. Guru menutup kegiatan pembelajaran. I. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media Pembelajaran : papan tulis, kapur dan gambar tempat wisata. 2. Sumber Pembelajaran : (1) Silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI Kelas V. (2) Thacir, A. Malik dkk Bahasa Kita Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. (3) Farika,dkk Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, (4) Indriyani, dkk Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. J. PENILAIAN PEMBELAJARAN 1. Prosedur Penilaian : Penilaian proses dan hasil 2. Jenis Penilaian : Tes (tertulis) dan non tes (observasi)

147 Alat Penilaian : a. Kisi-kisi. (terlampir) b. Soal. (terlampir) c. Kunci jawaban. (terlampir) d. Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. (terlampir) Banyumas, 1 Juni 2013 Kepala Madrasah Guru Kelas Nur Arifah, S.Pd.I. Juriyah, S.Pd.I

148 131 Perangkat Pembelajaran MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian Ringkasan Ringkasan sering juga disebut rangkuman. Ringkasan merupakan hasil dari meringkas. Meringkas merupakan cara penyajian singkat suatu karangan asli yang panjang dalam bentuk pendek atau singkat. B. Langkah-langkah Meringkas Dalam meringkas terdapat empat langkah yaitu: (1) Membaca teks yang akan diringkas. Langkah awal yang harus dilakukan dalam meringkas yaitu harus membaca teks asli satu atau dua kali untuk memahami isi teks. (2) Menentukan gagasan utama dalam teks. Jika sudah membaca teks dan mengetahui kesan umum, selanjutnya memahami kembali teks bagian demi bagian atau paragraf demi paragraf. Hal ini dilakukan untuk menentukan gagasan utama dalam tiap paragraf. (3) Menuliskan draft ringkasan. Dalam langkah ini, gagasan utma yang sudah ditemukan disusun berdasarkan teks asli. Untuk menyusun ringkasan gunakan kata-kata baru sesuai dengan pilihan kata yang tepat. (4) Menuliskan ringkasan secara rapi. Langkah terakhir, menuliskan ringkasan secara rapi dan runtut sesuai dengan teks asli. C. Bentuk-bentuk Paragraf Setiap paragraf pasti memiliki pikiran utama atau gagasan utam. Kamu dapat menemukan gagasan utama di awal paragraf, akhir paragraf dan di awal dan akhir paragraf. Paragraf-paragraf tersebut yaitu: (1) Paragraf Deduktif merupakan paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf.

149 132 (2) Paragraf Induktif merupakan paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. (3) Paragraf Deduktif-Induktif merupakan paragraf gagasan utamanya terletak di awal dan akhir paragraf. D. Contoh-Contoh Paragraf 1. Paragraf Deduksi Contoh 1: Kecelakaan berbagai jenis peralatan utama sistem persenjataan milik TNI masih sering terjadi. Sepanjang tahun 2010 saja, tercatat sudah 76 anggota TNI tewas dalam berbagai kecelakaan. Korban jiwa tak hanya jatuh dari pihak TNI, namun rakyat sipil pun kadang juga turut menjadi korban. Kondisi seperti ini dikhawatirkan akan semakin menjatuhkan moral prajurit TNI. Gagasan utama : Kecelakaan sistem persenjataan TNI masih sering terjadi. Contoh 2: Hutan memiliki banyak fungsi. Pertama, hutan berfungsi untuk melindungi hewan langka. Kedua, hutan dapat mencegah terjadinya tanah longsor dan bencana banjir. Ketiga, hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia dengan menghasilkan oksigen. Keempat, hutan dapat dijadikan tempat hiburan dengan suasana sejuknya. Gagasan utama : Hutan memiliki banyak fungsi. 2. Paragraf Induksi Contoh 1 : Setelah ringkasan anak-anak kelas lima diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas lima cukup pandai meringkas. Gagasan utama : Anak-anak kelas lima cukup pandai meringkas. Contoh 2 : Di era zaman globalisasi ini, banyak orang yang memiliki sepeda motor. Itu disebabkan, karena sekarang mereka bisa memiliki sepeda motor dengan cepat dan mudah. Agar tidak datang terlambat, banyak orang yang berangkat bekerja dengan mengendarai sepeda motor. Bahkan anak sekolah pun tidak mau kalah. Mereka berangkat ke sekolah memilih mengendarai sepeda motor. Dari pada naik sepeda biasa ataupun angkutan umum. Begitu juga dengan ibuibu. Untuk pergi ke pasar saja, mereka menggunakan sepeda motor. Hal ini

150 133 menunjukkan bahwa sekarang sepeda motor dianggap sebagai barang yang sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Gagasan utama: Sepeda motor dianggap sebagai barang yang sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. 3. Paragraf Deduksi-Induksi Contoh 1 : Malam harinya kami mulai sibuk. Barang sewaan mulai berdatangan. Tenda dipasang langsung oleh petugas. Keluarga inti berbincang-bincang merancang bagaimana arena harus diatur. Di mana tempat duduk anak yang dikhitan, di mana kursi undangan, tempat pembawa acara, pembicara, dan sebagainya. Sebagian menyiapkan dipan tempat khitanan dengan hiasan-hiasan spreinya. Sebagian tetap di dapur menyiapkan makan selanjutnya. Ada pula yang membuat panganan untuk penambah makanan kecil. Pokoknya semua bekerja. Gagasan utama : di awal paragraf : Malam harinya kami mulai sibuk. di akhir paragraf : Pokoknya semua bekerja. Contoh 2 : Pasar modal berbeda dengan pasar uang. Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang ataupun modal sendiri. Jika pasar modal merupakan untuk surat berharga berjangka panjang, maka pasar uang pada sisi yang lain merupakan pasar surat berharga jangka pendek. Baik pasar modal maupun pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan. Gagasan utama : di awal paragraf : Pasar modal berbeda dengan pasar uang. di akhir paragraf : Baik pasar modal maupun pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan.

151 134 PETUNJUK PELAKSANAAN GROUP INVESTIGATION Nama Sekolah : MI Ma arif NU Darmakradenan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : V / 2 PERHATIAN Dalam melaksanakan kegiatan Group Investigation ada beberapa hal yang perlu kalian perhatikan. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Berkelompok sesuai dengan judul bacaan yang dipilih. 2. Salah satu perwakilan kelompok untuk mengambil teks bacaan pada guru kalian. 3. Setiap anggota kelompok menerima -satu teks bacaan. 4. Bagilah tugas untuk masing-masing anggota kelompok. 5. Bacalah teks bacaan untuk memahami isinya. 6. Setelah membaca teks, tentukan judul teks dan nama penulis teks bacaan yang kalian baca. 7. Tentukan gagasan utama tiap paragraf dalam teks bacaan tersebut. 8. Buatlah draft gagasan utama di kertas sendiri dan cek ulang kebenaran gagasan utamanya. 9. Tuliskan gagasan utama yang telah disepakati kelompok di LKS secara rapi. 10. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan teman sekelas. 11. Dalam diskusi hargai lah pendapat teman, bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas, dan saling membantu.

152 135 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Materi : Ringkasan Buku Kelas / Semester: V / 2 Alokasi Waktu : 30 menit Pelaksanaan : 1 Juni 2013 Tuliskan gagasan utama tiap paragraf teks bacaan yang telah kalian baca di LKS ini secara rapi. Identitas Kelompok Nama kelompok :... Ketua kelompok :... Anggota : Judul :... Penulis :... Gagasan utama :

153 136 KISI-KISI SOAL EVALUASI Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis Soal Ranah 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi. 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih dengan memperhatikan ejaan. siswa dapat menyebutkan istilah lain dari ringkasan. siswa dapat menyebutkan langkah kedua dalam langkah-langkah meringkas. siswa dapat menyebutkan salah satu teks bacaan yang tidak dapat diringkas. siswa dapat menentukan jenis paragraf yang gagasan utamanya terletak pada awal dan akhir paragraf. siswa dapat menentukan gagasan utama paragraf tentang gajah. Tingkat Kesukaran No. Soal Pilihan ganda C1 Mudah 1 C1 Mudah 2 C1 Mudah 3 C1 Mudah 4 C2 Sedang 5

154 137 SOAL EVALUASI Materi : Ringkasan Buku Kelas / Semester : V / 2 Alokasi Waktu : 15 menit Pelaksanaan : 1 Juni 2013 Nama Siswa :... Nomor Absen :... Plihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X). 1. Istilah lain dari ringkasan yaitu. a. rangkuman c. prosa b. karangan d. cerita 2. Langkah kedua dalam langkah-langkah meringkas yaitu. a. membaca teks bacaan c. menentukan gagasan utama b. menuliskan draft ringkasan d. menuliskan ringkasan secara rapi 3. Salah satu teks bacaan yang dapat diringkas, kecuali. a. artikel c. cerita pendek b. teks berita d. puisi 4. Paragraf yang gagasan utamanya terdapat di awal dan akhir paragraf disebut. c. deduktif c. deduktif-induktif d. induktif d. induktif-deduktif 5. Perhatikan paragraf berikut! Gajah adalah hewan darat terbesar yang masih ada sampai saat ini. Di antara semua hewan hanya ikan paus yang mampu menyaingi besarnya gajah. Saat ini, gajah terdapat di Afrika, India, Sri Lanka, dan daerah-daerah di sekitar Asia. Gajah juga memilikitubuh tinggi dan berkepala besar. Kepalanya memiliki dua ciri khas, yakni belalai yang panjang dan gading. Gagasan utama dalam paragraf di atas yaitu. a. hanya ikan paus yang bisa menyaingi besarnya gajah. b. gajah adalah hewan darat terbesar. c. gajah terdapat di Afrika, India, Sri Lanka, dan Asia. d. gajah memiliki tubuh tinggi dan berkepala besar.

155 a 2. c 3. d 4. c 5. b KUNCI JAWABAN Kriteria Penilaian: Jika jawaban benar skor 10, salah 0 maka 5 x 10 = 50 1.

156 139 Gambar Tempat Wisata di Indonesia MEDIA PEMBELAJARAN MASJID KUBAH MAS AIR TERJUN TEMAM TEROWONGAN WILHEMNIA PURA LINGSAR GARUT PIKARESEPUEN CURUG CIKASO

157 140 Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 PERTEMUAN KE 2 Satuan Pendidikan : MI Ma arif NU Darmakradenan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / 2 Materi Pokok : Ringkasan Buku Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan) Pelaksanaan : 3 Junin 2013 A. STANDAR KOMPETENSI 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. B. KOMPETENSI DASAR 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan ejaan. C. INDIKATOR Menentukan penggunaan tanda baca dalam penggalan teks bacaan Menentukan penggunaan huruf besar (kapital) dalam penggalan teks bacaan Meringkas teks bacaan. D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui kegiatan kelompok Group Investigation, siswa dapat menentukan penggunaan tanda baca (titik dan koma) dalam penggalan teks bacaan (paragraf) dengan benar. 2. Melalui kegiatan kelompok Group Investigation, siswa dapat menentukan penggunaan huruf besar (kapital) dalam penggalan teks bacaan (paragraf) dengan benar.

158 Melalui penjelasan guru dan tanya jawab, siswa dapat meringkas teks bacaan dengan memperhatikan kesesuaian dengan teks asli, organisasi isi, pilihan kata, ejaan, dan kerapihan. E. MATERI PEMBELAJARAN Penggunaan Ejaan (terlampir). F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN 1. Metode Pembelajaran b. Ceramah Metode ceramah digunakan guru ketika menjelaskan materi penggunaan ejaan seperti tanda titik, koma dan huruf besar. Metode ini juga digunakan guru ketika menjelaskan petunjuk contoh meringkas teks bacaan. c. Tanya jawab Metode tanya jawab digunakan guru ketika melakukan apersepsi dan konfirmasi materi yang telah dipelajari. d. Diskusi Metode diskusi digunakan guru ketika siswa diberi tugas kelompok untuk mengerjakan tugas yang harus dikerjakan dan didiskusikan bersama kelompok e. Pemberian Tugas Metode pemberian tugas digunakan saat guru memberikan tugastugas dalam pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) 2. Model Pembelajaran Group Investigation Model Group Investigation digunakan guru saat siswa diberi tugas untuk melakukan penyelidikan, menentukan penggunaan tanda baca titik dan koma, serta huruf besar dalam penggalan teks bacaan (paragraf). G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Awal ( + 10 menit) a. Guru mempersiapkan bahan ajar dan media pembelajaran.

159 142 b. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing serta presensi untuk mengawali pelajaran. c. Mengondisikan siswa secara fisik dan psikis dengan mengadakan apersepsi dengan menyampaikan kembali materi ringkasan. d. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Kegiatan Inti ( + 65 menit) a. Eksplorasi ( +15 menit) 1) Guru menjelaskan materi tentang ejaan dan penggunaannya. 2) Guru menjelasakan tentang contoh menggunakan ejaan secara benar 3) Guru menjelaskan contoh meringkas mulai dari menuliskan judul, penulis, gagasan utama, dan penggunaan ejaan secara tepat. b. Elaborasi( + 45 menit) 1) Siswa mengamati beberapa kotak yang diperlihatkan guru. 2) Siswa memilih salah satu kotak yang isinya teks bacaan. 3) Siswa berkelompok sesuai dengan teks bacaan yang dipilih. 4) Siswa menerima teks bacaan yang dipilih. 5) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai peraturan jalannya diskusi kelompok. 6) Siswa menerima penjelasan mengenai tugas memperbaiki teks bacaan yang belum dilengkapi dengan ejaan, seperti tanda titik, koma, dan penggunaan huruf besar. 7) Setiap kelompok menerima satu Lembar Kerja Siswa (LKS). 8) Setiap kelompok membagi tugas kerja untuk masing-masing anggotanya. 9) Siswa membaca terlebih dahulu penggalan teks bacaan. 10) Siswa secara berkelompok menentukan penggunaan tanda baca dan huruf besar yang tepat pada teks tersebut. 11) Anggota kelompok bisa membantu anggota lain dalam kelompok tersebut, jika mengalami kesulitan.

160 143 12) Tiap kelompok menuliskan penggalan teks bacaan yang telah diperbaiki pada LKS. 13) Tiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan teman sekelas. 14) Kelompok lain menyimak presentasi dan memberikan tanggapan. c. Konfirmasi ( + 5 menit) 1) Guru memberikan komentar singkat terhadap hasil pekerjaan siswa. 2) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa 3) Guru memberikan penjelasan tentang hal-hal yang belum siswa pahami. 3. KegiatanAkhir ( +30 menit) a. Siswamenyimpulkan materi pembelajaran dengan bimbingan guru. b. Siswa mengerjakan soal evaluasi. c. Guru dan siswa membahas soal evaluasi. d. Siswa mengerjakan tes formatif I. e. Guru menyampaikan amanat kepada siswa terkait dengan hasil pembelajaran. f. Guru menutup kegiatan pembelajaran. H. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media Pembelajaran : papan tulis, spidol dan kotak. 2. Sumber Pembelajaran : a. Silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI Kelas V. b. Thacir, A. Malik dkk Bahasa Kita Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. c. Farika,dkk Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. I. PENILAIAN PEMBELAJARAN 1. Prosedur penilaian : penilaian proses dan hasil. 2. Jenis penilaian : tes (tertulis) dan non tes (observasi) 3. Alat penilaian : terlampir. a. Kisi-kisi soal evaluasi

161 144 b. Kisi-kisi soal formatif I. c. Pedoman penilaian dan deskriptor. d. Soal evalusi. e. Soal formatif I. f. Kunci jawaban. g. Lembar aktivitas siswa. Banyumas, 3 Juni 2013 Kepala Madrasah Peneliti Nur Arifah, S.Pd.I. Juriyah, S.Pd.I

162 145 Perangkat Pembelajaran MATERI PEMBELAJARAN 1. PenggunaanHuruf Kapital, Tanda Titik, dan Tanda Koma. a. Huruf Kapital 1) Dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Contoh : Setiap hari saya berangkat ke sekolah pukul Anak-anak kelas 5 rajin menabung. 2) Dipakai sebagai huruf pertama pada nama hari. Contoh : Upacara sekolah dilaksanakan hari Senin. Hari Sabtu siswa kelas 5 akan pergi liburan ke Bali. 3) Dipakai sebagai huruf pertama pada nama kota dan nama orang. Contoh : Semarang, Jakarta, Banyuma, dan Medan. Anto, Insan, Arif, dan Aji. b. Tanda Titik 1) Dipakai untuk mengakhiri kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh : Olah raga pagi banyak memberi manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Mulai 7 Juni 2013 anak kelas 5 akan mengikuti ujian semester genap. 2) Memisahkan angka jam dan menit. Contoh : Setiap hari saya bangun jam pagi. Kecelakaan kereta api di Bandung terjadi pukul WIB. 3) Dipakai di untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Contoh : , c. Tanda Koma 1) Dipakai untuk jeda dalam sebuah kalimat. Contoh : Agar nilai ujiannya bagus, siswa harus rajin belajar. Selain berfungsi sebagai alat komunikasi, handphone juga dapat digunakan untuk mencari informasi di internet.

163 146 2) Dipakai diantara unsur-unsur dalam pemerincian. Contoh : Dalam acara perpisahan siswa kelas 6 besok, akan dihadiri wali murid, guru, dan komite sekolah. 2. CONTOH PENGGUNAAN EJAAN Teks salah dahulu tapir dapat ditemukan di seluruh hutan dataran rendah di asia tenggara termasuk kamboja indonesia laos malaysia myanmar thailand dan vietnam namun populasinya menurun tahun-tahun belakangan ini sehingga kini terancam punah ancaman utama tapir adalah kegiatan manusia berupa penebangan hutan untuk pertanian banjir akibat dibendungnya sungai untuk membuat pembangkit listrik tenaga air dan perdagangan ilegal Teks benar Dahulu tapir dapat ditemukan di seluruh hutan dataran rendah di Asia Tenggara termasuk Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar Burma, Thailand, dan Vietnam. Namun populasinya menurun tahun-tahun belakangan ini, sehingga kini terancam punah. Ancaman utama tapir adalah kegiatan manusia berupa penebangan hutan untuk pertanian, banjir akibat dibendungnya sungai untuk membuat pembangkit listrik tenaga air, dan perdagangan ilegal.

164 CONTOH MERINGKAS TEKS BACAAN Format Ringkasan Judul :... Penulis :... Penerbit :... Gagasan utama : Ringkasan

165 148 Teks Bacaan Kain Batik Kain batik merupakan karya seni nusantara yang dihasilkan dari kebudayaan daerah, khususnya di Jawa Tengah dan Bali. Kota seperti Cirebon, Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Priangan dan Madura terkenal sebagai daerah penghasil batik. Walaupun teknik yang diterapkan sama, namun kain batik dari beberapa daerah memiliki corak dan motif yang khas. Kain batik dibuat dari mori. Menurut mutunya, mori yang biasa dibuat menjadi kain batik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu primisima, prima, dan biru. Primisima adalah mori yang paling baik, halus, dan harganya mahal. Mori primisima biasa dibuat kain halus yang ditulis tangan, dan menjadi kain bermutu tinggi. Prima adalah kain mori bermutu sedang, yang juga biasa dibuat kain batik tulis. Mori biru adalah kain mori yang mutu nya kurang bagus, tipis, dan tenunnya agak jarang. Mori ini tidak bisa digunakan untuk membuat batik tulis, karena lilin untuk membatik akan menembus ke bawah. Mori biru bisa digunakan untuk membuat batik cap yang harganya agak murah. Untuk memperoleh kain batik yang bagus, diperlukan proses yang panjang. Pewarnaan motif-motif batik diperoleh dengan cara mencelup. Di samping itu, juga dengan menutupi bagian-bagian tertentu dengan lilin atau malam. Malam dibuat dari bahan-bahan, seperti gondorukem, damar, lemak sapi, malam loro dan malam kote. Malam dapat dibeli di toko bumbu batik. Pewarna untuk membuat batik tradisional terdiri atas wedel dan soga. Wedel adalah pewarna biru yang diolah dari bahan- bahan nila, teres dan gamping. Soga adalah pewarna cokelat atau sawo matang yang diolah dari bahan-bahan kayu plika atau kulitk ayu soga, kayu tingi, kayu tegeran dan bunga somba. Penerbit Majalah Dunia Anakoleh Afni.

166 149 HASIL RINGKASAN Judul : Kain Batik Penulis : Afni Penerbit : Majalah Dunia Anak Gagasan utama : 1. Kain batik merupakan karya seni nusantara. 2. Kain batik dibuat dari mori. 3. Proses membuat bati untuk mendapatkan hasil yang bagus. Ringkasan Teks bacaan ini menceritakan tentang kain batik. Kain batik merupakan karya seni nusantara, yang tiap daerah akan berbeda corak dan motifnya. Kain batik dibuat dari mori, yaitu jenis primisima, prima, dan biru. Untuk mendapatkan hasil membatik yang bagus, digunakan mori primisima. Selain itu, juga membutuhkan proses yang panjang. Mulai dari pewarnaan dengan cara mencelup dan menutupi bagian tertentu dengan lilin atau malam. Perwarna untuk membuat batik terdiri dari wedel dan soga.

167 150 PETUNJUK PELAKSANAAN GROUP INVESTIGATION Nama Sekolah : MI Ma arif NU Darmakradenan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : V / 2 PERHATIAN Dalam melaksanakan kegiatan Group Investigation ada beberapa hal yang perlu kalian perhatikan. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Berkelompok sesuai dengan judul bacaan yang dipilih. 2. Salah satu perwakilan kelompok untuk mengambil teks bacaan pada guru kalian. 3. Setiap anggota kelompok menerima satu teks bacaan. 4. Bagilah tugas untuk masing-masing anggota kelompok. 5. Bacalah teks bacaan untuk memahami isinya. 6. Perbaiki teks bacaan tersebut, dengan menentukan penggunaan ejaan, seperti tanda titik, koma, dan huruf kapital. 7. Tulis hasil pekerjaan di LKS secara rapi. 8. Presentasikal hasil kerja kelompokmu di depan teman sekelas. 9. Berikan tanggapan terhadap presentasi kelompok lain. 10. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan teman sekelas. 11. Dalam diskusi hargai lah pendapat teman, bertanggungjawab menyeleaikan tugas, dan saling membantu.

168 151 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelas / Semester: V / 2 Alokasi Waktu : 30 menit Pelaksanaan : 3 Juni 2013 Tulis kembali teks bacaan yang kalian pilih, dengan menggunakan ejaan secara tepat. Identitas Kelompok Nama kelompok :... Ketua kelompok :... Anggota : Teks yang telah diperbaiki :

169 152 SOAL PELAKSANAAN GI Teks 1 musim penghujan tahun lalu di daerah pinggiran sungai ciliwung yakni desa winayasa terjadi banjir banjir ini memang sudah menjadi agenda tahunan. menurut kepala desa setempat banjir disebabkan karena masyarakat kurang menyadari pentingnya kebersihan lingkungan meskipun sudah ada peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya namun selalu saja ada yang melanggarnya ini disebabkan karena penduduk tidak disiplin dalam menaanti peraturan yang ada Teks 2 jam menunjukkan pukul 1200 WIB jalan raya di depan sd majapahit tampak ramai banyak motor dan mobil yang melintas di jalan itu kelancaran lalu lintas sering terganggu banyak murid sd majapahit yang menyeberang jalan mereka menyeberang tidak teratur akibatnya, banyak pengemudi yang mengerem kendaraannya secara mendadak oleh karena itu siswa sd majapahit harus berhatihati ketika akan menyeberang Teks 3 memelihara tanaman bisa dilakukan di kebun halaman rumah dan halaman sekolah lahan di halaman atau pekarangan rumah dan sekolah dapat berfungsi sebagai lumbung hidup apotek hidup warung hidup pagar hidup dan sebagai penambah kesehatan lumbung hidup dan gudang bahan makanan dapat dipanen sesuai kebutuhan tanaman tersebut penting bagi kehidupan oleh karena itu lahan kosong yang ada di halaman rumah atau sekolah lebih baik ditanami tanaman obat-obatan Teks 4 jenis bibit belimbing ada banyak di indonesia jenis bibit unggul ada dua yaitu belimbing kapur dan kunir ciri-ciri buah belimbing kapur yaitu buahnya lonjong jika buah yang masih muda berwarna hijau dan jika sudah masak akan berwarna putih merata buah yang matang terasa manis dan banyak airnya jenis belimbing kunir ciri-cirinya yaitu buah lonjong jika buah masih muda berwarna hijau muda dan jika sudah masak berwarna kuning buah yang matang terasa manis dan berair banyak

170 153 Teks 5 alat teknologi sederhana adalah alat yang cara kerjanya lebih sederhana dibandingkan alat sejenisnya contohnya yaitu pada zaman dahulu manusia harus menggosokan kayu kering di atas batu berkali-kali agar memunculkan api api tersebut menjadi cahaya penerang di saat gelap kemudian manusia menemukan lilin selain itu manusia menemukan petromak lilin yang merupakan teknologi canggih pada zaman dahulu menjadi teknologi sederhana setelah ditemukan petromak kini manusia telah menggunakan lampu listrik untuk menerangi gelap petromak pun menjadi alat teknologi sederhana setelah kini ditemukan lampu listrik Teks 6 tempat wisata ini contohnya waterboom tidak hanya di daerah jakarta dan sekitarnya saja tempat wisata ini di daerah pun seperti surabaya tempat wisata ini ada waterboom merupakan tempat wisata air yang didesain sedemikian rupa sehingga menjadi tempat bermain dan menikmati keindahan yang menyenangkan pengunjungnya tidak hanya dapat berenang tetapi juga dapat mengadakan permainan air seperti pukul bantal di air terjun terjun bebas melalui perosotan yang berkelok-kelok dan arung jeram waterboom juga merupakan tempat wisata yang membuat pengunjungnya berhubungan langsung dengan air

171 154 KUNCI JAWABAN Teks 1 Musim penghujan tahun lalu, di daerah pinggiran sungai Ciliwung, yakni desa Winayasa terjadi banjir. Banjir ini memang sudah menjadi agenda tahunan. Menurut kepala desa setempat, banjir disebabkan karena masyarakat kurang menyadari pentingnya kebersihan lingkungan. Meskipun sudah ada peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya, namun selalu saja ada yang melanggarnya. Ini disebabkan karena penduduk tidak disiplin dalam menaanti peraturan yang ada. Teks 2 Jam menunjukkan pukul WIB. Jalan raya di depan SD Majapahit tampak ramai. Banyak motor dan mobil yang melintas di jalan itu. Kelancaran lalu lintas sering terganggu. Banyak murid SD Majapahit yang menyeberang jalan. Mereka menyeberang tidak teratur. Akibatnya, banyak pengemudi yang mengerem kendaraannya secara mendadak. Oleh karena itu, siswa SD Majapahit harus berhati-hati ketika akan menyeberang. Teks 3 Memelihara tanaman bisa dilakukan di kebun, halaman rumah, dan halaman sekolah. Lahan di halaman atau pekarangan rumah dan sekolah, dapat berfungsi sebagai lumbung hidup, apotek hidup, warung hidup, pagar hidup, dan sebagai penambah kesehatan. Lumbung hidup dan gudang bahan makanan dapat dipanen sesuai kebutuhan. Tanaman tersebut penting bagi kehidupan. Oleh karena itu, lahan kosong yang ada di halaman rumah atau sekolah lebih baik ditanami tanaman obat-obatan. Teks 4 Jenis bibit belimbing ada banyak. Di Indonesia jenis bibit unggul ada dua, yaitu belimbing kapur dan kunir. Ciri-ciri buah belimbing kapur, yaitu buahnya lonjong, jika buah yang masih muda berwarna hijau, dan jika sudah masak akan berwarna putih merata. Buah yang matang terasa manis dan banyak airnya. Jenis belimbing kunir ciri-cirinya, yaitu buah lonjong, jika buah masih muda berwarna

172 hijau muda, dan jika sudah masak berwarna kuning. Buah yang matang terasa manis dan berair banyak. 155 Teks 5 Alat teknologi sederhana adalah alat yang cara kerjanya lebih sederhana dibandingkan alat sejenisnya. Contohnya yaitu pada zaman dahulu, manusia harus menggosokan kayu kering di atas batu berkali-kali agar memunculkan api. Api tersebut menjadi cahaya penerang di saat gelap. Kemudian, manusia menemukan lilin. Selain itu, manusia menemukan petromak. Lilin yang merupakan teknologi canggih pada zaman dahulu, menjadi teknologi sederhana setelah ditemukan petromak. Kini, manusia telah menggunakan lampu listrik untuk menerangi gelap. Petromak pun menjadi alat teknologi sederhana setelah kini ditemukan lampu listrik. Teks 6 Tempat wisata ini contohnya Waterboom. Tidak hanya di daerah Jakarta dan sekitarnya saja tempat wisata ini. Di daerah pun, seperti Surabaya, tempat wisata ini ada. Waterboom merupakan tempat wisata air yang didesain sedemikian rupa sehingga menjadi tempat bermain dan menikmati keindahan yang menyenangkan. Pengunjungnya tidak hanya dapat berenang, tetapi juga dapat mengadakan permainan air, seperti pukul bantal di air terjun, terjun bebas melalui perosotan yang berkelok-kelok, atau arung jeram. Waterboom juga merupakan tempat wisata yang membuat pengunjungnya berhubungan langsung dengan air.

173 156 KISI-KISI SOAL EVALUASI Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis Soal Ranah 9. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi. 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih dengan memperhatikan ejaan. siswa dapat menuliskan kata yogyakarta pada kalimat Liburan anak kelas V tahun ini akan ke yogyakarta. dengan benar. siswa dapat menentukan tanda baca yang digunakan untuk memisahkan angka jam dan menit. siswa dapat menentukan tanda baca yang digunakan di antara unsurunsur dalam pemerincian. siswa dapat menuliskan kata johan pada kalimat Pertandingan bulu tangkis tunggal putra MI Ma arif NU Darmakradenan diwakili oleh johan. dengan benar. siswa dapat menentukan penggunaan tanda baca setelah kata Selasa pada kalimat Pada hari Selasa anak kelas V diminta pak guru untuk latihan menari. dengan benar. Isian singkat Tingkat Kesukaran No. Soal C2 Mudah 1 C1 Mudah 2 C1 Mudah 3 C2 Mudah 4 C2 Mudah 5

174 157 LEMBAR SOAL EVALUASI Materi : Ringkasan Buku Kelas / Semester: V / 2 Alokasi Waktu : 15 menit Pelaksanaan : 3 Juni 2013 Nama Siswa :... Nomor Absen :... Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! (1)Liburan anak kelas V tahun ini akan ke yogyakarta. Penulisan kata yogyakarta yang benar yaitu... (2)Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan angka jam dan menit, yaitu... (3)Tanda baca yang digunakan diantara unsur-unsur dalam pemerincian, yaitu... (4)Pertandingan bulu tangkis tunggal putra MI Ma arif NU Darmakradenan diwakili oleh johan. Penulisan kata johan yang benar yaitu... (5)Pada hari Selasa anak kelas V diminta pak guru untuk latihan menari. Tanda baca yang tepat untuk digunakan setelah kata Selasa, yaitu...

175 158 KUNCI JAWABAN 1. Yogyakarta 2. Tanda titik 3. Tanda koma 4. Johan 5. Tanda koma Kriteria Penilaian: Jika jawaban benar skor 10, salah 0 maka 5 x 10 = 50

176 159 KISI-KISI TES FORMATIF Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Kompetensi Dasar 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan ejaan. Indikator Soal Meringkas teks bacaan Air Terjun Lematang Indah, sesuai dengan ketentuan: Kesesuaian isi ringkasan dengan isi teks asli. Jenis Jumlah Soal soal Esai 1 Organisasi isi ringkasan sesuai dengan isi tesk asli. Memperhatikan tata bahasa yang digunakan, seperti pilihan kata. Memperhatikan ejaan seperti penggunaan huruf besar dan kecil, serta tanda baca. Memperhatikan kerapihan tulisan.

177 160 TES FORMATIF I Materi : Ringkasan Buku Kelas / Semester : V / 2 Alokasi Waktu : 30 menit Pelaksanaan : 3 Juni 2013 Ringkaslah teks bacaan di bawah ini dengan memperhatikan kesesuaian dengan isi, pilihan kata, dan ejaan. Tulis ringkasanmu secara rapi. AIR TERJUN LEMATANG INDAH Air terjun Lematang Indah terletak di Pagalaram, Sumatera Selatan. Air terjun ini lokasinya tepat di batang Sungai Lematang Indah. Jika ingin menikmati air terjun ini, kita harus menyeberangi sungai. Dulu, kita dapat menyeberang lewat jembatan. Sayang, jembatan itu sekarang sudah rusak. Namun, kita dapat menyeberangi sungai dengan cara yang asyik. Kita dapat menyeberangi sungai naik ban karet. Ada orang-orang yang menyewakannya. Bukan hanya menyewakannya, mereka juga akan menyeberangkan kita. Caranya, kita duduk di atas ban yang sudah dilengkapi tempat pijakan kaki dan pegangan. Lalu, pemilik ban akan berenang sambil mendorong ban ke seberang. Ongkos menyeberang pulang pergi Rp ,00 per orang. Satu ban karet dapat menampung delapan orang dewasa. Selain untuk menyeberang ban karet juga disewakan untuk berwisata menyusuri sungai. Biasanya, pemilik ban akan menwarkan pada kita apakah mau menyeberang saja atau sekalian berarung jeram. Ada dua paket, yakni paket dekat dan paket jauh. Paket dekat adalah dengan menyusuri sungai Lematang Indah dari hulu yang jaraknya 200 meter dari lokai air terjun. Paket jauh bisa menyusuri sungai sejauh 3 kilometer. Dikutip dari Majalah Bobo, Jumat 1 Maret 2012 Oleh Joko

178 161 LEMBAR JAWAB FORMATIF Materi : Ringkasan Buku Kelas / Semester : V / 2 Alokasi Waktu : 30 menit Pelaksanaan : 3 Juni 2013 RINGKASAN TEKS BACAAN Nama Siswa :... Judul :... Penulis :... Penerbit :... Ringkasan :

179 162 PEDOMAN PENILAIAN MENULIS RINGKASAN No Unsur yang dinilai Skor 1. Kesesuaian dengan teks asli Organisasi isi Pilihan kata Ejaan Kerapihan 1-4 Skor Maksimal 20

180 163 ORGANISASI ISI DESKRIPTOR PENILAIAN MENULIS RINGKASAN UNSUR SKOR KRITERIA 4 SANGAT BAIK: isi ringkasan sesuai dengan teks asli dan runtut. BAIK: isi ringkasan sesuai dengan teks asli tetapi KESESUAIAN 3 kurang runtut. DENGAN CUKUP: isi ringkasan sesuai dengan teks asli tetapi TEKS ASLI 2 tidak runtut. 1 KURANG: isi ringkasan tidak sesuai dengan teks asli dan tidak runtut. SANGAT BAIK: menuliskan hasil ringkasan dengan 4 menyampaikan keseluruhan gagasan utama dalam teks dan disertai judul serta penulis teks asli. BAIK: menuliskan hasil ringkasan dengan 3 menyampaikan sebagian besar gagasan utama dalam teks dan disertai judul serta penulis teks asli. PILIHAN KATA EJAAN KERAPIHAN NA = x 100 Keterangan NA SP SM 2 CUKUP: menuliskan hasil ringkasan dengan menyampaikan sebagian gagasan utama dalam teks dan disertai judul serta penulis teks asli. KURANG: tidak menyampaikan gagasan utama sesuai 1 dengan teks, tetapi disertai judul dan penulis teks asli. SANGAT BAIK : pilihan kata tepat dan sesuai dalam 4 menggambarkan isi teks. BAIK : sebagian besar pilihan kata tepat dan sesuai 3 dalam menggambarkan isi teks. CUKUP : pilihan kata sebagian tepat dan sesuai dalam 2 menggambarkan isi teks. KURANG : pilihan kata tidak tepat dalam 1 menggambarkan isi teks. SANGAT BAIK :. tidak ada kesalahan dalam 4 penggunaan dalam ejaan. 3 BAIK : jumlah kesalahan ejaan CUKUP : jumlah kesalahan ejaan KURANG: hampir semua penggunaan ejaan salah. 4 SANGAT BAIK : jelas terbaca dan rapi. 3 BAIK : jelas terbaca dan kurang rapi. 2 CUKUP: dapat dibaca dan kurang rapi. 1 KURANG: sulit dibaca dan kurang rapi. : Nilai Akhir Produk (Ringkasan) : Skor Perolehan : Skor Maksimal

181 164 Lampiran 11 LEMBAR PENGAMATAN PELAKSANAAN MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) Petunjuk Penggunaan SIKLUS I PERTEMUAN 1 Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai kriteria yang ada. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor Tabel Lembar Pengamatan Penerapan Model GI untuk Guru No Aspek yang Diamati Deskriptor 1. Mengidentifikasi topik dan mengorganisaikan siswa ke dalam kelompok. 2. Merencanakan tugastugas belajar. Memberikan sumber informasi kepada siswa. Meminta siswa untuk memilih judul bacaan dari sumber informasi tersebut. Membimbing siswa mengidentifikasi judul bacaan yang akan dikerjakan secara berkelompok. Mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan judul cerita yang dipilih. Mengatur posisi tempat duduk untuk tiap kelompok. Meminta siswa untuk melakukan pembagian tugas dari masingmasing anggota kelompok. Meminta siswa merencanakan kegiatan penyelidikan yang akan dilakukan. Memberikan arahan bagi masingmasing kelompok untuk mencermati dan menentukan tujuan penyelidikan berdasarkan judul cerita yang dipilih. Tanda Cek () Skor 3 4

182 No. Aspek yang Diamati Deskriptor 3. Melaksanakan penyelidikan. Meminta siswa untuk membaca teks bacaan yang dipilih. Membimbing siswa untuk menentukan gagasan utama tiap paragraf dalam cerita tersebut. Memberikan motivasi kepada siswa untuk berpartisipasi saling memberikan pendapat dalam diskusi kelompok. Meminta siswa untuk membuat kesimpulan. 4. Menyiapkan laporan Meminta tiap anggota kelompok akhir. menyampaikan informasi sesuai hasil penyelidikannya. Mengingatkan tiap kelompok untuk mengecek kembali hasil penyelidikannya. Meminta siswa untuk menuliskan hasil penyelidikan pada LKS secara rapi. Memberi kesempatan bagi tiap kelompok untuk menentukan sistem presentasi. 5. Mempresentasikan Meminta siswa mempresentasikan laporan akhir. hasil penyelidikannya. Menyuruh tiap kelompok untuk menyimak presentasi dan memberikan tanggapan kepada hasil penyelidikan kelompok lain. Meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap hasil penyelidikan kelompok lain yang dipresentasikan. Mengingatkan siswa tentang kriteria yang ditentukan kelas. 6. Evaluasi. Memberikan ulasan terhadap hasil penyelidikan tiap kelompok. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Memberi penjelasan mengenai informasi-informasi yang belum dipahami siswa. Menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. SKOR TOTAL Tanda Cek () 165 Skor

183 166 Tabel Lembar Pengamatan Penerapan Model GI untuk Siswa Aspek yang No. Diamati 1. Mengidentifikasi topik dan mengorganisaikan siswa ke dalam kelompok. 2. Merencanakan tugas-tugas belajar. 3. Melaksanakan penyelidikan. 4. Menyiapkan laporan akhir. 5. Mempresentasikan laporan akhir. No. Aspek yang diamati Deskriptor Mencermati peraturan diskusi kelompok. Menerima sumber informasi berupa teks bacaan. Memilih judul bacaan dari berbagai sumber informasi tersebut. Membentuk kelompok sesuai dengan judul bacaan yang dipilih. Bergabung dengan anggota kelompoknya masing-masing. Merencanakan tugas dari masing-masing anggota kelompok. Merencanakan langkah-langkah kegiatan. Menentukan tujuan penyelidikan dari judul bacaan yang dipilih. Membaca teks bacaan sesuai dengan judul yang dipillih. Menentukan gagasan utama tiap paragraf dalam bacaan tersebut. Melakukan analisis terhadap teks bacaan sesuai dengan tugas dari masing-masing anggota kelompok. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisa. Menjelaskan informasi yang diperoleh dari masing-masing anggota kelompok berdasarkan hasil penyelidikan. Mengecek ulang hasil penyelidikan kelompok. Menuliskan hasil penyelidikan di LKS secara rapi. Menentukan sistem presentasi yang akan dilakukan oleh tiap kelompok. Mempresentasikan hasil penyelidikan di depan kelompok lain. Menyimak presentasi kelompok lain yang membacakan hasil penyelidikannya. Memberikan tanggapan terhadap hasil penyelidikan kelompok lain yang dipresentasikan. Mengevaluasi kejelasan presentasi sesuai dengan kriteria yang ditentukan kesuluruhan kelas. Deskriptor Tanda Cek () Tanda cek () Skor Skor

184 6. Evaluasi. Mendengarkan ulasan guru mengenai penyelidikan yang telah dilakukan tiap kelompok. Menyampaikan informasi mengenai halhal yang belum dipahami dalam melakukan penyelidikan yang telah dilakukan. Mencermati penjelasan guru mengenai hal-hal yang belum dipahami oleh siswa. Menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. 167 SKOR TOTAL 20 2

185 168 Lampiran 12 LEMBAR PENGAMATAN PELAKSANAAN MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) SIKLUS I PERTEMUAN 2 Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai kriteria yang ada. No. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor Tabel Lembar Pengamatan Penerapan Model GI untuk Guru Aspek yang Diamati Deskriptor Tanda Cek () Skor 1. Mengidentifikasi Memberikan sumber informasi kepada topik dan siswa. kelompok. informasi tersebut. mengorganisaikan siswa ke dalam Meminta siswa untuk memilih penggalan teks bacaan (paragraf) dari sumber Membimbing siswa mengidentifikasi penggalan teks bacaan (paragraf) yang akan dikerjakan secara berkelompok. Mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan penggalan teks bacaan ( paragraf) yang dipilih. 2. Merencanakan Mengatur posisi tempat duduk untuk tiap tugas-tugas kelompok. belajar. Meminta siswa untuk melakukan pembagian tugas dari masing-masing anggota kelompok. Meminta siswa merencanakan kegiatan penyelidikan yang akan dilakukan. 4 Memberikan arahan bagi masing-masing kelompok untuk mencermati dan menentukan tujuan penyelidikan berdasarkan topik yang dipilih. 3. Melaksanakan Meminta siswa untuk membaca teks bacaan penyelidikan. yang dipilih. Membimbing siswa untuk menentukan penggunaan ejaan, seperti tanda titik, koma, dan huruf besar. 3 Memberikan motivasi kepada siswa untuk berpartisipasi saling memberikan pendapat dalam diskusi kelompok. Meminta siswa untuk membuat kesimpulan. No. Aspek yang Deskriptor Tanda Skor

186 Diamati 4. Menyiapkan laporan akhir. 5. Mempresentasikan laporan akhir. Meminta tiap anggota kelompok menyampaikan informasi sesuai hasil penyelidikan. Mengingatkan tiap kelompok untuk mengecek kembali hasil penyelidikannya. Meminta siswa untuk menuliskan hasil penyelidikan pada LKS secara rapi. Memberi kesempatan bagi tiap kelompok untuk menentukan sistem presentasi. Meminta siswa mempresentasikan hasil penyelidikannya. Menyuruh tiap kelompok untuk menyimak presentasi dan memberikan tanggapan kepada hasil penyelidikan kelompok lain kelompok lain. Meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap hasil penyelidikan kelompok lain yang dipresentasikan. Mengingatkan siswa tentang kriteria yang ditentukan kelas. 6. Evaluasi. Memberikan ulasan terhadap hasil penyelidikan tiap kelompok. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Memberi penjelasan mengenai informasiinformasi yang belum dipahami siswa. Menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. SKOR TOTAL Cek () Peneliti Iguh Erianto NIM

187 170 No. Tabel Lembar Pengamatan Penerapan Model GI untuk Siswa Aspek yang Diamati 1. Mengidentifikasi topik dan mengorganisaikan siswa ke dalam kelompok. 2. Merencanakan tugas-tugas belajar. 3. Melaksanakan penyelidikan. 4. Menyiapkan laporan akhir.. 5. Mempresentasikan laporan akhir. Deskriptor Mencermati peraturan diskusi kelompok. Menerima sumber informasi berupa penggalan teks bacaan (paragraf). Memilih penggalan teks bacaan (paragraf) dari berbagai sumber informasi tersebut. Membentuk kelompok sesuai dengan penggalan teks bacaan (paragraf) yang dipilih. Bergabung dengan anggota kelompoknya masing-masing. Merencanakan tugas dari masing-masing anggota kelompok. Merencanakan langkah-langkah kegiatan. Menentukan tujuan penyelidikan dari topik yang dipilih. Membaca penggalan teks bacaan (paragraf) sesuai yang mereka pillih. Menentukan penggunaan ejaan seperti tanda titik, tanda koma, dan huruf besar dalam penggalan teks bacaan (paragraf) sesuai dengan yang mereka pilih. Melakukan analisis terhadap penggalan teks bacaan (paragraf) sesuai dengan tugas dari masing-masing anggota kelompok. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisa. Menjelaskan informasi yang diperoleh dari masing-masing anggota kelompok berdasarkan hasil penyelidikan. Mengecek ulang hasil penyelidikan kelompok. Menuliskan hasil penyelidikan di LKS secara rapi. Menentukan sistem presentasi yang akan dilakukan oleh tiap kelompok. Mempresentasikan hasil penyelidikan di depan kelompok lain. Menyimak presentasi kelompok lain yang membacakan hasil penyelidikannya. Memberikan tanggapan terhadap hasil penyelidikan kelompok lain yang dipresentasikan. Mengevaluasi kejelasan presentasi sesuai dengan kriteria yang ditentukan kesuluruhan kelas. Tanda Cek () Skor

188 No. Aspek yang Diamati Deskriptor 6. Evaluasi. Mendengarkan ulasan guru mengenai penyelidikan yang telah dilakukan tiap kelompok. Menyampaikan informasi mengenai halhal yang belum dipahami dalam melakukan penyelidikan yang telah dilakukan. Mencermati penjelasan guru mengenai hal-hal yang belum dipahami oleh siswa. Menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tanda Cek () 171 Skor 2 SKOR TOTAL 20

189 172 Lampiran 13 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 1 Siklus I Pertemuan I Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A. Identitas 1. Nama Guru : Juriyah S.Pd.I 2. Tempat Mengajar : MI Ma arif NU Darmakradenan 3. Kelas : V 4. Tanggal : 1 Juni 2013 B. Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang () pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai dengan deskriptor yang tampak. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Aspek yang Diamati 1. Indikator Pembelajaran 2. Tujuan Pembelajaran Deskriptor Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur/diobservasi. Berisi kompetensi yang operasional yang dapat dicapai Dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari KD Minimal memuat komponen siswa, kata kerja operasional, kondisi, dan materi. Berurutan secara logis dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang komplek, dari yang konkret ke yang abstrak, dan dari yang ingatan hingga kreasi. Tanda Cek () Skor 4 3

190 173 No. Aspek yang Diamati Deskriptor 3. Materi Ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan. Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Sesuai dengan perkembangan IPTEK. 4. Alokasi Mencantumkan alokasi waktu secara Waktu keseluruhan. Mencantumkan waktu untuk setiap kegiatan awal, inti, dan akhir. Alokasi waktu untuk kegiatan inti lebih dari jumlah waktu kegiatan awal dan akhir. Alokasi waktu sesuai dengan materi. 5. Metode Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan Pembelajaran dengan situasi dan kondisi siswa. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru unruk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar. Mengunakan multimetode. 6. Kegiatan Dilakukan secara interaktif, inspiratif, Pembelajaran menyenangkan, dan menantang. Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Memuat kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir, dan dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Tanda Cek () 7. Penilaian Sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Memuat teknik tes dan non tes. Mengarah ke berpikir tingkat tinggi. Instrumen penilaian disertai kunci jawaban dan kritera penilaian. Skor Sumber Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada Belajar/media standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada materi ajar dan kegiatan pembelajaran. Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada 3 indikator pencapaian kompetensi. Penentuan sumber belajar/media sesuai dengan lingkungan siswa (misal: referensi tertulis, lingkungan, narasumber, TV, dll.) SKOR TOTAL 26

191 174 Peneliti Iguh Erianto NIM

192 175 Lampiran 14 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 2 Siklus I Pertemuan I Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran A. Identitas 1. Nama Guru : Juriyah, S.Pd. I 2. Tempat Mengajar : MI Ma arif NU Darmakradenan 3. Kelas : V 4. Tanggal : 1 Juni 2013 B. Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang () pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai dengan deskriptor yang tampak. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Aspek yang Diamati Deskriptor 1. Kegiatan Memotivasi siswa secara psikis dan fisik untuk Pendahuluan mengikuti proses pembelajaran. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2. Eksplorasi Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang dan belajar dari aneka sumber. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium. Tanda Cek () Skor 3 3

193 No. Aspek yang Diamati Deskriptor 3. Elaborasi 1 Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 4. Elaborasi 2 Memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa untuk menyajikan, hasil kerja individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan. Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa. 5. Konfirmasi Memberikan umpan balik positif dan penguatan 1 dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. Memberikaan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh 6. Konfirmasi 2 7. Kemampuan Mengelola Kelas pengalaman yang bermakna. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator, membantu menyelesaikan masalah. Memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi. Memberi informasi pada siswa untuk bereksplorasi lebih jauh. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Pembelajaran dimulai dan diakhiri sesuai dengan rencana. Menciptakan iklim kelas yang kondusif. Tidak terjadi penundaan kegiatan selama pembelajaran. Tidak terjadi penyimpangan pembelajarn. Tanda Cek () 176 Skor

194 Aspek yang No. Diamati 8. Ketepatan antara Waktu dan Materi Pelajaran 9. Menyampaikan Materi sesuai dengan Hierarki Belajar dan Karakteristik Siswa 10. Kegiatan Penutup Deskriptor Dimulai sesuai dengan rencana. Waktu digunakan dengan cermat. Tidak terburu-buru/diperlambat. Diakhiri dengan rencana. Dari konkret ke abstrak. Materi berkaitan dengan materi lain Bermuara pada simpulan Dari hal yang telah diketahui siswa (ZPD=Zone Proximal Development). Peneliti Tanda Cek () 177 Skor Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 3 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. SKOR TOTAL Iguh Erianto NIM

195 178 Lampiran 15 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 1 Siklus I Pertemuan II Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A. Identitas 1. Nama Guru : Juriyah, S.Pd.I 2. Tempat Mengajar : MI Ma rif NU Darmakradenan 3. Kelas : V 4. Tanggal : 3 Juni 2013 B. Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang () pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai dengan deskriptor yang tampak. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Aspek yang Diamati 1. Indikator Pembelajaran 2. Tujuan Pembelajaran Deskriptor Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur/diobservasi. Berisi kompetensi yang operasional yang dapat dicapai Dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari KD Minimal memuat komponen siswa, kata kerja operasional, kondisi, dan materi. Berurutan secara logis dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang komplek, dari yang konkret ke yang abstrak, dan dari yang ingatan hingga kreasi. Tanda Cek () Skor 4 3

196 No. Aspek yang Diamati Deskriptor 3. Materi Ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan. Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Sesuai dengan perkembangan IPTEK. 4. Alokasi Mencantumkan alokasi waktu secara Waktu keseluruhan. Mencantumkan waktu untuk setiap kegiatan awal, inti, dan akhir. Alokasi waktu untuk kegiatan inti lebih dari jumlah waktu kegiatan awal dan akhir. Alokasi waktu sesuai dengan materi. 5. Metode Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan Pembelajaran dengan situasi dan kondisi siswa. 6. Kegiatan Pembelajaran Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru unruk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar. Mengunakan multimetode. Dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang. Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Memuat kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir, dan dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Tanda Cek () 7. Penilaian Sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Memuat teknik tes dan non tes. Mengarah ke berpikir tingkat tinggi. Instrumen penilaian disertai kunci jawaban dan kriteria penilaian. 8. Sumber Belajar/media 179 Skor Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada materi ajar dan kegiatan pembelajaran. 3 Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada indikator pencapaian kompetensi. Penentuan sumber belajar/media sesuai dengan lingkungan siswa. SKOR TOTAL

197 180 Peneliti Iguh Erianto NIM

198 181 Lampiran 16 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 2 Siklus I Pertemuan II Pelaksanaan Pembelajaran A. Identitas 1. Nama Guru : Juriyah, S.Pd.I 2. Tempat Mengajar : MI Ma arif NU Darmakradenan 3. Kelas : V 4. Tanggal : 3 Juni 2013 B. Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang () pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai dengan deskriptor yang tampak. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Aspek yang Diamati Deskriptor 1. Kegiatan Memotivasi siswa secara psikis dan fisik untuk Pendahuluan mengikuti proses pembelajaran. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2. Eksplorasi Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang dan belajar dari aneka sumber. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, stud Tanda Cek () Skor 4 3

199 Aspek yang No. Deskriptor Diamati 3. Elaborasi 1 Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 4. Elaborasi 2 Memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa untuk menyajikan, hasil kerja individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan. Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa. 5. Konfirmasi 1 Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. Memberikaan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna. 6. Konfirmasi 2 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator, membantu menyelesaikan masalah. Memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi. Memberi informasi pada siswa untuk bereksplorasi lebih jauh. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 7. Kemampuan Pembelajaran dimulai dan diakhiri sesuai dengan Mengelola rencana. Kelas Menciptakan iklim kelas yang kondusif. Tidak terjadi penundaan kegiatan selama pembelajaran. Tidak terjadi penyimpangan selama 8. Ketepatan antara Waktu dan Materi Pelajaran pembelajaran. Dimulai sesuai dengan rencana. Waktu digunakan dengan cermat. Tidak terburu-buru/diperlambat. Diakhiri dengan rencana. Tanda Cek () 182 Skor

200 Aspek yang No. Diamati 9. Menyampaikan Materi sesuai dengan Hierarki Belajar dan Karakteristik Siswa 10. Kegiatan Penutup Deskriptor Dari konkret ke abstrak. Materi berkaitan dengan materi lain Bermuara pada simpulan Dari hal yang telah diketahui siswa (ZPD=Zone Proximal Development). Peneliti Tanda Cek () 183 Skor Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 3 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. SKOR TOTAL 31 3 Iguh Erianto NIM

201 184 Lampiran 17 REKAPITULASI NILAI PERFORMANSI GURU SIKLUS I Pertemuan APKG Skor Nilai Nilai Akhir APKG ,75 1 APKG ,25 2 APKG ,25 APKG ,5 80,83 Rata-rata 79,04

202 185 Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Identitas Siswa yang Dinilai Nama : Satuan Pendidikan : Kelas : Nomor Presensi : Petunjuk Penggunaan Siklus I Pertemuan 1 Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai dengan deskriptor yang tampak. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Pendahuluan 1 2. Kegiatan Pendahuluan 2 Deskriptor Siswa datang tepat waktu. Siswa masuk kelas dengan tertib. Siswa menjawab salam dari guru. Siswa berdoa dengan khusyuk. Siswa menyiapkan alat pembelajaran. Siswa menanggapi pertanyaan guru dalam apersepsi. Siswa menyimak cakupan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 3. Eksplorasi Siswa menyimak penjelasan materi meringkas yang disampaikan oleh guru. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkah-langkah meringkas. Siswa menanyakan kejelasan materi yang dijelaskan. Siswa menyimak penjelasan guru tentang bentuk-bentuk paragraf. Tanda Cek () Skor

203 No. Aspek yang Diamati Deskriptor 4. Elaborasi 1 Siswa menerima dan mencermati gambar yang diberikan guru. Siswa memilih gambar sebagai judul teks bacaan yang akan diselidiki. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan judul yang dipilih. Siswa membagi tugas tiap anggota kelompok. 5. Elaborasi 2 Siswa membaca teks bacaan sesuai dengan judul yang dipilih. Siswa memahami isi teks bacaan yang dibaca. Siswa menentukan gagasan utama tiap paragraf dalam teks bacaan. Siswa berdiskusi kebenaran gagasan utama yang telah ditentukan. 6. Elaborasi 3 Siswa menuliskan judul dan nama penulis teks bacaan pada LKS. Siswa menuliskan gagasan utama yang telah ditentukan. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelompok lain. Siswa menyimak presentasi dan memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok. 7. Konfirmasi Siswa mendengarkan tanggapan dari guru. Siswa menerima penghargaan atau penguatan dari guru. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang hal-hal yang belum dipahami. 8. Kegiatan Siswa bersama guru menyimpulkan materi Penutup 1 pembelajaran. Siswa mencatat rangkuman materi pembelajaran. Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir pembelajaran. Siswa bersama guru membahas soal 9. Kegiatan Penutup 2 evaluasi akhir. Siswa mendengarkan pesan dari guru terkait dengan hasil pembelajaran. Siswa melaksanakan tindak lanjut hasil pembelajaran. Siswa merapikan alat pembelajaran. Siswa menjawab salam dari guru ketika guru menutup pembelajaran. SKOR TOTAL Tanda Cek () 186 Skor

204 187 Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Identitas Siswa yang Dinilai Nama : Satuan Pendidikan : Kelas : Nomor Presensi : Petunjuk Penggunaan Siklus I Pertemuan 2 Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai dengan deskriptor yang tampak. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Pendahuluan 1 2. Kegiatan Pendahuluan 2 Deskriptor Siswa datang tepat waktu. Siswa masuk kelas dengan tertib. Siswa menjawab salam dari guru. Siswa berdoa dengan khusyuk. Siswa menyiapkan alat pembelajaran. Siswa menanggapi pertanyaan guru dalam apersepsi. Siswa menyimak cakupan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 3. Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan materi penggunaan ejaan (tanda baca dan huruf besar). Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai contoh penggunaan tanda baca dan huruf besar pada teks bacaan. Siswa menanyakan kejelasan materi yang dijelaskan. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang contoh meringkas teks bacaan. Tanda Cek () Skor

205 Aspek yang No. Deskriptor Diamati 4. Elaborasi 1 Siswa menerima dan mencermati kotak yang ditunjukkan guru. Siswa memilih satu kotak yang di dalamnya berisi penggalan teks bacaan (paragraf). Siswa membentuk kelompok sesuai dengan penggalan teks bacaan (paragraf) yang dipilih. Siswa membagi tugas tiap anggota kelompok. 5. Elaborasi 2 Siswa membaca penggalan teks bacaan (paragraf) yang dipilih. Siswa menentukan penggunaan tanda baca (tanda titik dan koma) dalam tiap kalimat pada penggalan teks bacaan (paragraf) tersebut. Siswa menentukan penggunaan huruf besar tiap kalimatpada penggalan teks bacaan (paragraf) tersebut. Siswa berdiskusi kebenaran penggunaan ejaan (tanda baca dan huruf besar) yang telah ditentukan. 6. Elaborasi 3 Siswa menuliskan hasil diskusinya di LKS secara rapi. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok lain. Siswa menyimak presentasi kelompok lain. Siswa memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok lain. 7. Konfirmasi Siswa mendengarkan tanggapan dari guru. Siswa menerima penghargaan dari guru. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang hal-hal yang belum dipahami. 8. Kegiatan Siswa bersama guru menyimpulkan materi Penutup 1 pembelajaran. Siswa mencatat rangkuman materi pembelajaran. Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir pembelajaran. Siswa bersama guru membahas soal 9. Kegiatan Penutup 2 evaluasi akhir. Siswa mengerjakan tes formatif I. Siswa mendengarkan pesan dari guru terkait dengan hasil pembelajaran. Siswa merapikan alat pembelajaran. Siswa menjawab salam dari guru ketika guru menutup pembelajaran. SKOR TOTAL Tanda Cek () 188 Skor

206 189 Lampiran 20 REKAPITULASI HASIL AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN I DAN II SIKLUS I Siklus I Skor Peresentase Pertemuan ,19 73,60% Pertemuan ,5 78,06% Rata-rata 75,83% Peneliti Iguh Erianto NIM

207 190 HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Siklus I Pertemuan 1 Aspek yang dinilai Jumlah Nilai No. Nama Siswa A B C D E F G H I Skor Ifa Triyani Atikah 24 66,66 3. Isro Taufia Robani 24 66,66 4. Slamet Riyadi Ahmad Hidayatulloh 25 69,44 6. Amanda Fitriyani Anang Ma ruf Ari Mardini 29 80,55 9. Asih Nur Hay Aulia Ayunda F , Bayu Ramadhan 24 66, Dila A , Eli Wahyuni 28 77, Fahmi Fauzan 26 69, Gilang Ramadhan 24 66, Hilda Desi Utami 28 77, Ikrom Toha Wijaya 30 83, Indah Dwi K , Isna Karismatul A , Isna Oktadianti 31 86, Kartika Nida S , Mia Kusmiawati 28 77,77

208 191 Aspek yang diamati No Nama Siswa A B C D E F G H I Skor Nilai Meillyn Nur Ismiah 28 77, Nggalih Fara S Rias Ningstiani Sahlan Ramadan 25 69, Syahrul Kamaludin 25 69, Saskia Arianti S Sinta Nurohmah Sintiya Ningsih 26 69, Dendi Pangestu 24 66, Sinta Maharani U , Dwi Famel Lia O Muhamad Alfian 26 72, Zalfa N. Shafa 23 63, Sabda 25 69, Pilar Partialis Dewi Anggraeni 26 72,22 Jumlah Siswa 38 Jumlah Nilai 2797,07 Rata-rata 73,60 Presentase (%) 75% Keterangan: A: Kegiatan Pendahuluan 1 F: Elaborasi 3 B: Kegiatan Pendahuluan 2 G: Konfirmasi C: Eksplorasi 2 H: Kegiatan Penutup 1 D: Elaborasi 1 I: Kegiatan Penutup 2 E: Elaborasi 2

209 192 No. Nama Siswa HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Siklus I Pertemuan 2 Aspek yang dinilai A B C D E F G H I Ifa Triyani 28 77,77 2. Atikah 28 77,77 3. Isro Taufia Robani 28 77,77 4. Slamet Riyadi 28 77,77 5. Ahmad Hidayatulloh 28 77,77 6. Amanda Fitriyani 29 80,55 7. Anang Ma ruf 28 77,77 8. Ari Mardini 28 77,77 9. Asih Nur Hay 28 77, Aulia Ayunda F Bayu Ramadhan Dila A Eli Wahyuni Fahmi Fauzan 26 72, Gilang Ramadhan Hilda Desi Utami 28 77, Ikrom Toha Wijaya 31 86, Indah Dwi K , Isna Karismatul A , Isna Oktadianti 32 88, Kartika Nida S , Mia Kusmiawati 30 83,33 Jumlah Skor Nilai

210 193 Aspek yang diamati No Nama Siswa A B C D E F G H I Skor Nilai Meillyn Nur Ismiah 28 77, Nggalih Fara S , Rias Ningstiani 29 80, Sahlan Ramadan Syahrul Kamaludin 28 77, Saskia Arianti S , Sinta Nurohmah 29 80, Sintiya Ningsih 29 80, Dendi Pangestu 26 72, Sinta Maharani U , Dwi Famel Lia O Muhamad Alfian 26 72, Zalfa N. Shafa 25 69, Sabda Pilar Partialis Dewi Anggraeni Jumlah Siswa 38 Jumlah Nilai 2966,5 Rata-rata 78,06 Presentase (%) 78,07% Keterangan: A: Kegiatan Pendahuluan 1 G: Konfirmasi B: Kegiatan Pendahuluan 2 H Kegiatan Penutup 1 C: Eksplorasi I: Kegiatan Penutup 2 D: Elaborasi 1 E: Elaborasi 2 F: Elaborasi 3

211 Lampiran 21 HASIL TES FORMATIF SIKLUS I No. Nama siswa Nilai KKM 70 Tuntas Tidak Tuntas 1 Ifa Triyani 80 2 Atikah 80 3 Isro Taufia Robani 65 4 Slamet Riyadi 70 5 Ahmad Hidayatulloh 70 6 Amanda Fitriani 60 7 Anang Ma ruf 80 8 Ari Mardini 60 9 Asih Nur Hayati Auliana Ayunda. F Bayu Ramadhan Dila. A Eli Wahyuni Fahmi Fauzan Gilang Ramadhan Hilda Desi Utami Ikrom Toha Wijaya Indah Dwi. K Isna Karismatul Aeni Isna Oktadianti Kartika Nida Silviani Mia Kusmiawati Meillyn Nur Ismiah Nggalih Fara. S Rias Ningstiani Sahlan Ramadan Syahrul Kamaludin Saskia Arianti. S Sinta Nurohmah Sintiya Ningsih Dendi Pangestu 0 32 Sinta Maharani. U P Dwi Famel Lia. O Muhamad Alfian Zalfa N Shafa Sabda Pilar Partialis Dewi Anggraeni 80 Jumlah Nilai 2770 Nilai Rata-rata 72,89 Jumlah siswa tuntas belajar 30 Persentase tuntas belajar 78,95% Jumlah siswa tidak tuntas belajar 8 Persentase tidak tuntas belajar 21,05% 194

212 Lampiran 22 DAFTAR HADIR SISWA KELAS V MI MA ARIF NU DARMAKRADENAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SIKLUS II No. No. Induk Nama Siswa Jenis Pertemuan Kelamin Ifa Triyani P Atikah P Isro Taufia Robani P Slamet Riyadi L Ahmad Hidayatulloh L Amanda Fitriani P Anang Ma ruf L Ari Mardini P Asih Nur Hayati P Auliya Ayunda. F P Bayu Ramadhan L Dila. A P Eli Wahyuni P Fahmi Fauzan L Gilang Ramadhan L Hilda Desi Utami P Ikrom Toha Wijaya L Indah Dwi. K P Isna Karismatul Aeni P Isna Oktadianti P Kartika Nida Silviani P Mia Kusmiawati P Meillyn Nur Ismiah P Nggalih Fara. S P Rias Ningstiani P Sahlan Ramadhan L Syahrul Kamaludin L Saskia Arianti. S P Sinta Nurohmah P Sintiya Ningsih P Dendi Pangestu L Sinta Maharani. U.P P Dwi Famel Lia. O P Muhamad Alfian L Zalfa N. Shafa P Sabda L Pilar Partialis L Dewi Anggraeni P Jumlah siswa yang hadir Persentase kehadiran siswa 100% 100% Jumlah siswa yang tidak hadir 0 0 Persentase ketidakhadiran siswa 0% 0% 195

213 SILABUS PENGEMBANGAN SIKLUS II Satuan Pendidikan : MI Ma arif NU Darmakradenan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / 2 Materi Pokok : Ringkasan Buku Waktu : 3x 35 Menit (1 x Pertemuan) Standar Kompetensi: 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Kompetensi Dasar 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperha tikan ejaan. Materi Pokok Pembelajaran Unsur intrinsik dan gagasan utama cerita Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Guru menunjukkan bangun datar yang dibaliknya tercantum judul teks cerita. Siswa memilih satu bangun datar sesuai keinginannya. Bangun datar yang dipilih menujukkan judul teks cerita yang akan diselidiki. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan kesamaan judul teks cerita yang dipilih. Siswa membaca teks cerita tersebut. Melalui kelompok Group Investigation siswa menentukan unsur intrinsik cerita dan gagasan utama tiap paragraf dalam cerita Siswa dapat menentukan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam tiap kalima pada teks bacaan Siswa dapat menentukan penggunaan huruf besar dalam tiap kalimat pada Tes Tertulis 3 x 35 menit (3 jp) Sumber Belajar Thacir, A. Malik dkk Bahasa Kita Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Farika, dkk Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Pusat Perbukuan 196

214 197 Kompetensi Dasar 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperha tikan ejaan. Materi Pokok Pembelajaran Penggunaan ejaan (tanda baca petik, seru, dan huruf besar) Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Siswa mengecek ulang unsur intrinsik cerita dan gagasan utama tiap paragraf dalam cerita yang sudah ditentukan oleh kelompok. Tiap kelompok menuliskan unsur intrinsik cerita dan gagasan utama tiap paragraf dalam cerita yang sudah ditentukan oleh kelompok di LKS secara rapi. Tiap kelompok mewakilkan anggotanya mempresentasikannya. Guru menunjukkan botol bekas yang berisi kertas bernomor. Siswa memilih satu kertas dalam botol bekas sesuai keinginannya. Kertas yang dipilih tertera nomor yang menunjukkan penggalan teks cerita. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan kesamaan penggalan teks cerita yang dipilih. Siswa membaca penggalan teks cerita teks bacaan Siswa dapat meringkas teks bacaan dengan memperhati kan kesesuaian dengan teks asli, organisasi isi, pilihan kata, penggunaan ejaan, dan kerapihan Siswa dapat menentukan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam tiap kalima pada teks bacaan Siswa dapat menentukan Tes Tertulis 3 x 35 menit (3 jp) Sumber Belajar Departemen Pendidikan Nasional. Indriyani, dkk Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Thacir, A. Malik dkk Bahasa Kita Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Farika, dkk Bahasa Indonesia

215 198 Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran tersebut. Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Melalui kelompok Group Investigation siswa menentukan penggunaan tanda baca titik, koma, petik, dan seru serta huruf besar tiap kalimat dalam penggalan teks cerita yang belum lengkap penggunaaan ejaannya. Siswa mengecek ulang penggunaan tanda baca titik, koma, petik, dan seru serta huruf besar yang sudah ditentukan oleh kelompok. Tiap kelompok menuliskan penggalan teks cerita yang sudah dilengkapi penggunaan tanda baca titik, koma, petik, dan seru serta huruf besar pada LKS. Tiap kelompok mewakilkan anggotanya mempresentasikannya. penggunaan huruf besar dalam tiap kalima pada teks bacaan Siswa dapat meringkas teks bacaan dengan memperhati kan kesesuaian dengan teks asli, organisasi isi, pilihan kata, penggunaan ejaan, dan kerapihan. Sumber Belajar Membuatku Cerdas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Indriyani, dkk Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

216 199 Lampiran 24 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II PERTEMUAN KE 1 Satuan Pendidikan : MI Ma arif NU Darmakradenan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / 2 Materi Pokok : Ringkasan Buku Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan) Pelaksanaan : Selasa, 4 Juni 2013 A. STANDAR KOMPETENSI 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. B. KOMPETENSI DASAR 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan ejaan. C. INDIKATOR Membaca isi cerita Menentukan judul, penulis, dan penerbit cerita Menentukan unsur instrinsik cerita Menentukan gagasan utama pada tiap paragraf dalam cerita. D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui kegiatan kelompok Group Investigation, siswa dapat membaca cerita. 2. Melalui kegiatan kelompok Group Investigation, siswa dapat menentukan judul, penulis, dan penerbit cerita dengan benar. 3. Melalui kegiatan kelompok Group Investigation, siswa dapat menentukan unsur instrinsik cerita dengan benar.

217 Melalui kegiatan kelompok Group Investigation, siswa dapat menentukan gagasan utama tiap paragraf dalam cerita dengan benar. Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, aktif, tanggung jawab, kerjasama, rasa ingin tahu, ramah tamah, dan jujur. E. MATERI PEMBELAJARAN Unsur instrinsik dalam teks cerita (terlampir). F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN 1. Metode Pembelajaran a. Ceramah Metode ceramah digunakan ketika guru menjelaskan materi meringkas dan ketentuan penilaian hasil ringkasan. Metode ini juga digunakan guru ketika menjelaskan petunjuk pelaksanaan penyelidikan untuk meringkas teks bacaan. b. Tanya jawab Metode tanya jawab digunakan guru ketika melakukan apersepsi dan konfirmasi materi yang sudah dipelajari. c. Diskusi Metode diskusi digunakan guru saat siswa diberi tugas kelompok untuk mengerjakan tugas yang harus dikerjakan dan didiskusikan bersama kelompok. d. Pemberian Tugas Metode pemberian tugas digunakan saat guru memberikan tugastugas dalam pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) 2. Model Pembelajaran Group Investigation Model Group Investigation digunakan guru saat siswa diberi tugas untuk melakukan penyelidikan, menemukan informasi judul, penulis, penerbit, dan menentukan gagasan utama serta unsur instrinsik dalam teks cerita.

218 201 G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Awal ( + 10 menit) a. Guru mempersiapkan bahan ajar dan media pembelajaran. b. Guru dan siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing. c. Guru melakukan presensi. d. Mengondisikan siswa secara fisik dan psikis dengan mengadakan apersepsi: pernahkan kalian membaca atau bahkan menuliskan cerita?. Jika pernah, cerita apa saja yang pernah kalian baca atau tulis?. e. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Kegiatan Inti ( + 65 menit) a. Eksplorasi( + 15 menit) 1) Guru menjelaskan tentang pengertian cerita kepada siswa. 2) Guru menjelaskan unsur-unsur instrinsik cerita kepada siswa. 3) Guru memberikan penjelasan tentang cara menentukan gagasan utama dalam cerita. b. Elaborasi( + 45 menit) 1) Siswa menerima beberapa bentuk bangun datar yang di dalamnya terdapat judul cerita. 2) Siswa memilih satu bangun datar dan mendapatkan judul cerita. 3) Siswa berkelompok sesuai dengan judul yang dipilih. 4) Siswa menerima lembar pelaksanaan Group Investigation yang di dalamnya berisi petunjuk pelaksaan kerja kelompok. 5) Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai tugas yang harus dikerjakan. 6) Tiap kelompok menerima Lembar Kerja Siswa (LKS). 7) Siswa membaca cerita sesuai judul yang dipilih.

219 202 8) Siswa secara kelompok berdiskusi mengerjakan tugas mengidentifikasi judul, penulis, penerbit, dan unsur instrinsik cerita serta menentukan gagasan utama tiap paragraf dalam cerita tersebut. 9) Siswa menyusun draft yang terdiri dari judul, penulis, penerbit, dan unsur instrinsik cerita serta gagasan utama tiap paragraf dalam cerita. 10) Tiap kelompok mengecek ulang isi draft. 11) Siswa menuliskan judul, penulis, penerbit, dan unsur instrinsik cerita serta gagasan utama tiap paragraf dalam cerita pada LKS secara rapi. 12) Tiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya sesuai dengan sistem presentasi yang mereka tentukan. 13) Setiap kelompok menyimak presentasi kelompok lain dan memberikan tanggapan. c. Konfirmasi( + 5 menit) 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2) Guru memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan tiap kelompok. 3. KegiatanAkhir ( +30 menit) a. Siswamenyimpulkan materi pembelajaran dengan bimbingan guru. b. Siswa mengerjakan soal evaluasi. c. Guru dan siswa membahas soal evaluasi. d. Guru menyampaikan pesan kepada siswa terkait dengan hasil pembelajaran. e. Guru menutup kegiatan pembelajaran. H. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media Pembelajaran : papan tulis, spidol dan gambar bangun ruang. 2. Sumber Pembelajaran : a. Silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI Kelas V. b. Thacir, A. Malik dkk Bahasa Kita Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. c. Farika,dkk Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,

220 203 d. Indriyani, dkk Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. I. PENILAIAN PEMBELAJARAN 1. Prosedur Penilaian : Penilaian proses dan hasil 2. Jenis Penilaian : Tes (tertulis) dan non tes (observasi) 3. Alat Penilaian : a. Kisi-kisi. (terlampir) b. Soal. (terlampir) c. Kunci jawaban. (terlampir) d. Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. (terlampir) Banyumas, 4 Juni 2013 Kepala Madrasah Guru Kelas Nur Arifah, S.Pd.I. Juriyah, S.Pd.I

221 Perangkat Pembelajaran MATERI PEMBELAJARAN 1. Unsur-unsur Instrinsik Cerita Unsur instrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsurunsur instrinsik cerita meliputi : a. Tema Tema merupakan suatu yang menjadi dasar cerita. b. Tokoh Tokoh merupakan pelaku yang terlibat dalam cerita. c. Watak Watak merupakan sifat tokoh yang ditunjukkan dalam cerita. d. Alur Alur merupakan jalannya cerita berdasarkan waktu yang ditulis penulis. e. Sudut pandang Sudut pandanag merupakan cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita yang ditulis. f. Latar Latar merupakan tempat, waktu, dan suasana yang disampaikan dalam cerita. g. Amanat Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang atau penulis dari suatu cerita Contoh Cerita Si Bakhil Ada seorang pedagang kaya, bernama Bakhil. Ia tinggal di sebuah desa. Meskipun sudah kaya raya dan hartanya melimpah, ia tidak pernah memikirkan nasib orang lain yang sedang kesusahan. Yang dipikirkan hanya mencari uang, uang, dan uang saja. Untuk belanja istrinya pun ia sangat kikir. Bahkan itrinya sering kena marah bila meminta uang belanja. Setelah uangnya semakin bertumpuk, timbulah rasa khawatir. Ia takut ada perampok atau pencuri yang mengambil peti uangnya. Bagaimana cara

222 205 menyelamatkannya, yah? Kalau ku kubur, nanti habis dimakan rayap, jadi miskinlah aku, pikirnya. Esoknya, seluruh uangnya digunakan untuk membeli emas. Malamnya ia ke belakang rumah untuk mengubur emas itu. Istrinya tidak diberi tahu. Malam itu pun pencuri menguntit dari jauh. Begitu melihat pedagang kaya itu masuk rumah, segera ia membongkar kubur itu. Sampai di rumah, pedagang itu langsung masuk kamar dan mencoba tidur. Ternyata ia tak dapat memejamkan matanya. Wah, jangan-jangan ada pencuri, katanya dalam hati. Kemudian ia keluar lagi memeriksa peti emasnya. Ternyata dugaannya benar. Peti emasnya raib. Karena tak tahan, ia menangis sejadi-jadinya. Istrinya keluar dan keheranan, Ada apa Pak? Mengapa Bapak menangis di tengah malam? Uangku, eh... emasku ilang! katanya sambil meraung-raung. Para tetanggapun berdatangan mencari tahu apa yang erjadi. Ada yang iba melihatnya, tetapi ada pula yang menertawakan. Sudahlah jangan kau tangisi harta yang hilang. Ambilah sebongkah batu, lalu tanamkan dibekas lubang itu. Anggaplah batu itu sebagi emas. Bukankah itu sama saja? Sebab kau tak bisa memanfaatkan harta yang kau miliki. Harta kekayaan itu akan bernilai jika ada manfaat yang bisa dipetik, kata Pak Dullah, salah seorang tetangganya. Dikutip dari Majalah Ceria dan ditulis oleh Habel Satya

223 LATIHAN MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK CERITA DAN GAGASAN UTAMA 206 Judul : Penulis : Penerbit : Unsur Instrinsik : a. Tema : b. Tokoh : c. Watak : d. Alur : e. Sudut : pandang f. Latar : g. Amanat : Gagasan Utama :

224 207 PETUNJUK PELAKSANAAN GROUP INVESTIGATION Nama Sekolah : MI Ma arif NU Darmakradenan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : V / 2

225 208 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Materi : Teks Cerita Kelas / Semester : V / 2 Alokasi Waktu : 30 menit Pelaksanaan : 4 Juni 2013 Tuliskan hasil kerja kelompok kalian di LKS ini secara rapi. Identitas Kelompok Nama kelompok :... Ketua kelompok :... Anggota : Judul : Penulis : Penerbit : Unsur Instrinsik : a. Tema : b. Tokoh : c. Watak : d. Latar : e. Alur : f. Sudut pandang : g. Amanat : Gagasan Utama :

226 209 KISI-KISI SOAL EVALUASI Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis Soal Ranah 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi. 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih dengan memperhatikan ejaan. Ditanyakan hal yang dapat diketahui dari latar cerita. Ditanyakan salah satu unsur intrinsik yang berhubungan dengan sifat tokoh dalam cerita. Ditanyakan yang bukan intrinsik cerita. Disajikan sebuah penggalan cerita, siswa menentukan latar tempat penggalan cerita tersebut. Ditanyakan tokoh yang ada pada penggalan cerita tersebut. Tingkat Kesukaran No. Soal Pilihan ganda C1 Mudah 1 C1 Mudah 2 C1 Mudah 3 C2 Mudah 4 C2 Mudah 5

227 210 LEMBAR SOAL EVALUASI Materi : Teks Bacaan Kelas / Semester : V / 2 Alokasi Waktu : 15 menit Pelaksanaan : 4 Juni 2013 Nama Siswa :... Nomor Absen :... Plihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X). 1. Hal-hal yang dapat diketahui dari latar suatu cerita, yaitu. a. tempat, waktu, dan tokoh c. tempat, waktu, dan kegiatan b. tempat, waktu, dan suasana d. tempat, waktu, dan watak 2. Salah satu unsur instrinsik yang berhubungan dengan sifat tokoh dalam cerita, yaitu. a. tema c. watak b. latar d. amanat 3. Di bawah ini yang bukan termasuk unsur instrinsik cerita, yaitu. a. watak c. amanat b. tema d. pendidikan penulis 4. Perhatikan penggalan cerita di bawah ini! Sampai di pasar ikan, Mita, Ibu, dan Ayah berkeliling mencari ikan tongkol yang cukup besar. Suasana di pasar ikan ramai sekali. Ikan-ikan baru saja diturunkan dari perahu nelayan. Mita melihat aneka ikan di sana. Ada ikan tongkol, tengiri, teri, baronang dan ikan-ikan lainnya. Mita berkata, Yah, jenis ikannya banyak sekali, ya? Latar tempat pada penggalan cerita di atas, yaitu. a. pantai c. pelabuhan b. pasar ikan d. toko ikan 5. Siapa saja tokoh yang ada dalam penggalan cerita di atas. a. Mita, Ibu, dan pedagang ikan c. Mita, nelayan, dan pedagang ikan b. Mita, Ayah, dan pedagang ikan d. Mita, Ibu, dan Ayah

228 211 KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI PERTEMUAN I SIKLUS II 1. b 2. c 3. d 4. b 5. d Kriteria Penilaian: Jika jawaban benar skor 10, salah 0 maka 5 x 10 = 50

229 212 Lampiran 25 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II PERTEMUAN KE 2 Satuan Pendidikan : MI Ma arif NU Darmakradenan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / 2 Materi Pokok : Ringkasan Buku Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan) Pelaksanaan : 8 Juni 2013 A. STANDAR KOMPETENSI 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. B. KOMPETENSI DASAR 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan ejaan. C. INDIKATOR Menentukan penggunaan tanda baca dalam penggalan teks cerita Menentukan penggunaan huruf besar dalam penggalan teks cerita Meringkas teks cerita. D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui kegiatan penyelidikan kelompok Group Investigation, siswa dapat menentukan penggunaan tanda baca (tanda petik dan tanda seru) dalam penggalan teks cerita (paragraf) dengan benar. 2. Melalui kegiatan penyelidikan kelompok Group Investigation, siswa dapat menentukan penggunaan huruf besar (kapital) dalam penggalan teks bacaan (paragraf) dengan benar. 3. Melalui penjelasan guru dan tanya jawab, siswa dapat meringkas teks cerita dengan memperhatikan kesesuaian dengan teks asli, organisasi isi, pilihan kata, ejaan, dan kerapihan.

230 213 E. MATERI PEMBELAJARAN Penggunaan Ejaan (terlampir) F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN 1. Metode Pembelajaran a. Ceramah Metode ceramah digunakan guru ketika menjelaskan materi penggunaan ejaan seperti tanda petik, tanda seru dan huruf besar. Metode ini juga digunakan guru ketika menjelaskan petunjuk contoh meringkas teks cerita. b. Tanya jawab Metode tanya jawab digunakan guru ketika melakukan apersepsi dan konfirmasi materi yang telah dipelajari. c. Diskusi Metode diskusi digunakan guru ketika siswa diberi tugas kelompok untuk mengerjakan tugas yang harus dikerjakan dan didiskusikan bersama kelompok d. Pemberian Tugas Metode pemberian tugas digunakan saat guru memberikan tugastugas dalam pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) 2. Model Pembelajaran Group Investigation Model Group Investigation digunakan guru saat siswa diberi tugas untuk melakukan penyelidikan, menentukan penggunaan tanda baca petik dan tanda seru, serta huruf besar (kapital) dalam penggalan teks cerita. G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Awal ( + 10 menit) a. Guru mempersiapkan bahan ajar dan media pembelajaran. b. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing serta presensi untuk mengawali pelajaran. c. Mengondisikan siswa secara fisik dan psikis dengan mengadakan

231 214 apersepsi dengan menyampaikan kembali materi penggunaan tanda baca dan langah-langkah meringkas. d. Guru menyampaikan cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Kegiatan Inti ( + 65 menit) a. Eksplorasi ( + 5 menit) 1) Guru menjelaskan materi tentang ejaan (tanda baca petik dan seru) serta penggunaannya. 2) Guru menjelasakan tentang contoh menggunakan ejaan (tanda petik dan tanda seru) secara tepat. 3) Guru menjelaskan contoh meringkas cerita mulai dari menuliskan judul, penulis, gagasan utama, dan penggunaan ejaan secara tepat. b. Elaborasi( + 55 menit) 1) Siswa mengamati beberapa kotak yang diperlihatkan guru. 2) Siswa memilih salah satu kotak yang isinya penggalan teks cerita. 3) Siswa berkelompok sesuai dengan penggalan teks cerita yang dipilih. 4) Siswa menerima penggalan teks cerita. 5) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai peraturan jalannya diskusi kelompok. 6) Siswa menerima penjelasan mengenai tugas memperbaiki teks cerita yang belum dilengkapi dengan ejaan, seperti tanda titik, koma, petik, dan seru serta penggunaan huruf besar (kapital). 7) Setiap kelompok menerima satu Lembar Kerja Siswa (LKS). 8) Setiap kelompok membagi tugas kerja untuk masing-masing anggotanya. 9) Siswa membaca terlebih dahulu penggalan teks cerita. 10) Siswa secara berkelompok menentukan penggunaan tanda baca dan huruf besar yang tepat pada teks cerita tersebut. 11) Anggota kelompok bisa membantu anggota lain dalam kelompok tersebut, jika mengalami kesulitan.

232 215 12) Tiap kelompok menuliskan penggalan teks cerita yang telah diperbaiki pada LKS. 13) Tiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan teman sekelas. 14) Kelompok lain menyimak presentasi dan memberikan tanggapan. c. Konfirmasi ( + 5 menit) 4) Guru memberikan komentar singkat terhadap hasil pekerjaan siswa. 5) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa 6) Guru memberikan penjelasan tentang hal-hal yang belum siswa pahami. 3. KegiatanAkhir ( +30 menit) a. Siswamenyimpulkan materi pembelajaran dengan bimbingan guru. b. Siswa mengerjakan soal evaluasi. c. Guru dan siswa membahas soal evaluasi. d. Siswa mengerjakan tes formatif II. e. Guru menyampaikan pesan kepada siswa terkait dengan hasil pembelajaran. f. Guru menutup kegiatan pembelajaran. H. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media Pembelajaran : papan tulis, spidol dan kotak. 2. Sumber Pembelajaran : a. Silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI Kelas V. b. Thacir, A. Malik dkk Bahasa Kita Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. c. Farika,dkk Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. I. PENILAIAN PEMBELAJARAN 1. Prosedur penilaian : penilaian proses dan hasil. 2. Jenis penilaian: tes (tertulis) dan non tes (observasi) 3. Alat penilaian : terlampir. a. Kisi-kisi soal.

233 216 b. Pedoman penilaian dan deskriptor. c. Soal evalusi. d. Kunci jawaban. e. Lembar aktivitas siswa. Banyumas, 8 Juni 2013 Kepala Madrasah Guru Kelas Nur Arifah, S.Pd.I. Juriyah, S.Pd.I

234 217 MATERI PEMBELAJARAN A. Penggunaan Tanda Baca Petik dan Seru 1. Tanda Petik a) Digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris. Contoh : Kapan tiba dari kampung? tanya Andini. Siapa penarinya, Kek? tanya Usman. Sebentar yah Don, aku selesaikan tugas meringkasku dulu. Ujar Toni. b)digunakan untuk mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat. Contoh : Afni meminjam buku Habis Gelap Terbitlah Terang di perpustakaan. Anggina membaca puisi Kasih Ibu dengan penuh penjiwaan. c) Digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh : Penyakit AIDS sangat berbahaya. Strok membuat orang menjadi lumpuh. d)digunakan sebagai penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Contoh : Adik berkata, Kelak aku ingin menjadi polisi. Kata Ibu, Aku harus rajin menabung. 2. Tanda Seru Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. Contoh : Mustahil!

235 Merdeka! Pergi kamu dari sini! Ambilkan buku itu! Buang sampah itu! B. Contoh Penggunaan Tanda Baca Petik dan Seru Sebelum dilengkapi penggunaan tanda baca dan huruf kapital : 218 Huh sial benar aku malam ini baru ingin mulai mengerjakan tugas meringkasku sudah diganggu dengan teriakan sumbang adikku di luar sana ia membaca puisi dengan suara keras keterlaluan memang ku lempar pulpen yang ku pegang dengan kesal aku melangkah keluar kamar menemui bian ia tampak asyik berdiri di atas kursi sambil membaca sajaknya dengan keras Sesudah dilengkapi penggunaan tanda baca dan huruf kapital : Huh, sial benar aku malam ini! Baru ingin mulai mengerjakan tugas meringkasku, sudah diganggu dengan teriakan sumbang adikku di luar sana. Ia membaca puisi dengan suara keras. Keterlaluan memang! Ku lempar pulpen yang ku pegang dengan kesal. Aku melangkah keluar kamar menemui Bian. Ia tampak asyik berdiri di atas kursi sambil membaca sajaknya dengan keras. C. Contoh Meringkas Cerita Si Bakhil Ada seorang pedagang kaya, bernama Bakhil. Ia tinggal di sebuah desa. Meskipun sudah kaya raya dan hartanya melimpah, ia tidak pernah memikirkan nasib orang lain yang sedang kesusahan. Yang dipikirkan hanya mencari uang, uang, dan uang saja. Untuk belanja istrinya pun ia sangat kikir. Bahkan itrinya sering kena marah bila meminta uang belanja. Setelah uangnya semakin bertumpuk, timbulah rasa khawatir. Ia takut ada perampok atau pencuri yang mengambil peti uangnya. Bagaimana cara menyelamatkannya, yah? Kalau ku kubur, nanti habis dimakan rayap, jadi miskinlah aku, pikirnya. Esoknya, seluruh uangnya digunakan untuk membeli emas. Malamnya ia ke belakang rumah untuk mengubur emas itu. Istrinya tidak diberi tahu.

236 219 Malam itu pun pencuri menguntit dari jauh. Begitu melihat pedagang kaya itu masuk rumah, segera ia membongkar kubur itu. Sampai di rumah, pedagang itu langsung masuk kamar dan mencoba tidur. Ternyata ia tak dapat memejamkan matanya. Wah, jangan-jangan ada pencuri, katanya dalam hati. Kemudian ia keluar lagi memeriksa peti emasnya. Ternyata dugaannya benar. Peti emasnya raib. Karena tak tahan, ia menangis sejadi-jadinya. Istrinya keluar dan keheranan, Ada apa Pak? Mengapa Bapak menangis di tengah malam? Uangku, eh... emasku ilang! katanya sambil meraung-raung. Para tetanggapun berdatangan mencari tahu apa yang erjadi. Ada yang iba melihatnya, tetapi ada pula yang menertawakan. Sudahlah jangan kau tangisi harta yang hilang. Ambilah sebongkah batu, lalu tanamkan dibekas lubang itu. Anggaplah batu itu sebagi emas. Bukankah itu sama saja? Sebab kau tak bisa memanfaatkan harta yang kau miliki. Harta kekayaan itu akan bernilai jika ada manfaat yang bisa dipetik, kata Pak Dullah, salah seorang tetangganya. Dikutip dari Majalah Ceria dan ditulis oleh Habel Satya

237 220 RINGKASAN TEKS CERITA Judul : Si Bakhil Penulis : Habel Satya Penerbit : Majalah Ceria Ringkasan : Cerita ini menceritakan tentang seorang pedagang kaya bernama Bakhil yang tinggal di sebuah desa. Ia tidak mau berbagi dengan orang lain, termasuk dengan istrinya. Bakhil merasa khawatir dengan keamanan hartanya. Esoknya, ia menggunakan uangnya untuk membeli emas dan menguburnya di belakang rumah. Malam hari peti emas yang dia kubur, dibongkar pencuri. Karena merasa khawatir, ia keluar memeriksa peti emasnya. Ternyata dugaannya benar peti emasnya raib. Ia pun menangis dan istrinya keluar menghampirinya. Tetangga pun berdatangan ingin tahu apa yang terjadi. Kemudian salah satu tetangganya, yaitu Pak Dullah memberikan nasehat kepada Bakhil untuk tidak menangisi harta yang hilang.

238 221 PETUNJUK PELAKSANAAN GROUP INVESTIGATION Nama Sekolah : MI Ma arif NU Darmakradenan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : V / 2

239 222 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelas / Semester: V / 2 Alokasi Waktu : 20 menit Pelaksanaan : 8 Juni 2013 Tulis kembali teks bacaan yang kalian pilih, dengan menggunakan ejaan secara tepat. Identitas Kelompok Nama kelompok :... Ketua kelompok :... Anggota : Teks yang telah diperbaiki :

240 223 SOAL PELAKSANAAN GI Teks 1 sejak kelas satu andre hobi bermain bulu tangkis andre ingin menjadi pemain nasional seperti taufik hidayat, jawabnya setiap ditanya kedua orang tua andre senang mendengar cita-cita anaknya itu yah andre ingin punya raket yang bagus pinta andre pada ayahnya ayah berjanji akan membelikan andre raket yang lebih bagus tapi andre harus terus rajin belajar dan berlatih ujar ayahnya tepat di hari ulang tahun andre ayahnya memberikan hadiah sebuah raket merk terkenal wah yah ini raket yang sudah lama andre inginkan tapi pasti harganya mahal ujar andre tak apa ayah senang bisa memberikan sesuatu yang menjadi kesukaanmu selain itu karena prestasimu tetap bagus di sekolah kamu pantas menerimanya teks 2 ketika melakukan smash andre merasakan suara aneh pada raketnya ternyata raket kesayangannya patah dengan senar terkoyak sesaat ia terpana memandangi raketnya yang bengkok tak berbentuk lagi terbayang wajah ayahnya saat memberi hadiah raket kesayangannya andre... cepat ganti raketnya dan lanjutkan pertandingan teriak pak frans andre tersadar dan segera mengganti raketnya dengan raket yang lama tetapi karena kurang percaya diri pukulannya tak akurat lagi andre meminta izin wasit untuk mengelap keringatnya ayah andre segera menyeruak dari kerumunan penonton andre kamu harus terus semangat tunjukkan pada ayah permainan yang sebenarnya jangan risaukan raket itu ayah akan lebih senang dan bangga melihat anak ayah pantang menyerah dan tak kenal putus asa ayah andre menepuk bahu andre. Teks 3 kenapa put masih capek yah atau mainan ini kurang menarik tanya titi ingin tahu

241 224 mainan-mainan seperti ini sudah ku punyai di rumah bahkan aku sudah bosan teman sekolahku pernah bercerita tentang liburannya di desa katanya ia senang bermain jamuran galasin dan masih banyak lagi yang tidak aku ketahui aku jadi ingin tahu permainan-permainan itu kata putri kalau begitu kita harus menunggu malam tiba kebetulan malam ini bulan purnama aku dan teman-teman biasa bermain di lapangan ujar titi Teks 4 suatu malam pak molla tidak pergi menangkap ikan ia mengajak keluarganya ke tepi pantai malam itu bulan memancarkan sinar yang indah semakin menambah indahnya pemandangan di tepi pantai pak molla bercanda dan bersenda gurau dengan keluarganya di atas pasir tiba-tiba datang seseorang pak saya ingin bertemu dengan pak molla katanya ya saya sendiri ada apa ya pak tanya pak molla saya ingin menyampaikan kiriman dari orang yang pernah bapak tolong di tengah laut jawab orang itu sambil menyerahkan sebuah bungkusan teks 5 suatu hari saat pak jantra dan istrinya sedang berisitirahat karena lelah bekerja lewat kereta kencana dan beberapa prajurit berkuda rupanya sang raja sedang berkeliling untuk memeriksa situasi dan kondisi wilayah kerajaannya pak jantra dan istrinya segera menuju ke tepi jalan untuk melihat dan memberi penghormatan lihatlah betapa bagusnya pakaian raja itu gemerlapan luar biasa kata bu jantra penuh kekaguman iya ya keretanya juga mewah sekali sambung pak jantra setelah puas mengagumi kemegahan raja mereka kembali berstirahat duduk di batu besar teks 6 ayo mit lekas kita berangkat pagi-pagi begini ikan-ikan masih segar kata ibu sambil menyiapkan keranjang belanja mita segera memakai baju ia baru saja selesai mandi sementara itu ayah menunggu di mobil tidak lama kemudian mita beserta ayah dan ibunya berangkat ke pasar ikan

242 225 sampai di pasar ikan mita ibu dan ayah berkeliling mencari ikan tongkol yang cukup besar suasana di pasar ikan ramai sekali ikan-ikan baru saja diturunkan dari perahu nelayan mita melihat aneka ikan disana ada ikan tongkol bawal baronang tengiri teri pari dan ikan-ikan lainnya mita berkata yah jenis ikan banyak sekali ya

243 226 KUNCI JAWABAN Teks 1 Sejak kelas satu Andre hobi bermain bulu tangkis. Andre ingin menjadi pemain nasional seperti taufik hidayat, jawabnya setiap ditanya. Kedua orang tua Andre senang mendengar cita-cita anaknya itu. Yah, Andre ingin punya raket yang bagus, pinta Andre pada ayahnya. Ayah berjanji akan membelikan Andre raket yang lebih bagus, tapi Andre harus terus rajin belajar dan berlatih! ujar ayahnya. Tepat di hari ulang tahun Andre ayahnya memberikan hadiah sebuah raket merk terkenal. Wah, Yah! Ini raket yang sudah lama Andre inginkan, tapi pasti harganya mahal, ujar Andre. Tak apa. Ayah senang bisa memberikan sesuatu yang menjadi kesukaanmu selain itu karena prestasimu tetap bagus di sekolah, kamu pantas menerimanya. teks 2 Ketika melakukan smash Andre merasakan suara aneh pada raketnya. Ternyata raket kesayangannya patah dengan senar terkoyak. Sesaat ia terpana memandangi raketnya yang bengkok tak berbentuk lagi. Terbayang wajah ayahnya saat memberi hadiah raket kesayangannya. Andre...! Cepat ganti raketnya dan lanjutkan pertandingan! teriak pak Frans. Andre tersadar dan segera mengganti raketnya dengan raket yang lama. Tetapi, karena kurang percaya diri pukulannya tak akurat lagi. Andre meminta izin wasit untuk mengelap keringatnya. Ayah Andre segera menyeruak dari kerumunan penonton. Andre kamu harus terus semangat! Tunjukkan pada ayah permainan yang sebenarnya. Jangan risaukan raket itu! Ayah akan lebih senang dan bangga melihat anak Ayah pantang menyerah dan tak kenal putus asa, Ayah Andre menepuk bahu Andre. Teks 3 Kenapa Put? Masih capek yah? Atau mainan ini kurang menarik? tanya Titi ingin tahu.

244 227 Mainan-mainan seperti ini sudah ku punyai di rumah. Bahkan aku sudah bosan. Teman sekolahku pernah bercerita tentang liburannya di desa. Katanya ia senang bermain jamuran, galasin, dan masih banyak lagi yang tidak aku ketahui. Aku jadi ingin tahu permainan-permainan itu, kata Putri. Kalau begitu kita harus menunggu malam tiba. Kebetulan malam ini bulan purnama. Aku dan teman-teman biasa bermain di lapangan, ujar Titi. Teks 4 Suatu malam, Pak Molla tidak pergi menangkap ikan. Ia mengajak keluarganya ke tepi pantai. Malam itu bulan memancarkan sinar yang indah, semakin menambah indahnya pemandangan di tepi pantai Pak Molla bercanda dan bersenda gurau dengan keluarganya di atas pasir. Tiba-tiba datang seseorang. Pak saya ingin bertemu dengan Pak Molla, katanya. Ya, saya sendiri. Ada apa ya pak? tanya Pak Molla. Saya ingin menyampaikan kiriman dari orang yang pernah Bapak tolong di tengah laut, jawab orang itu sambil menyerahkan sebuah bungkusan. teks 5 Suatu hari, saat Pak Jantra dan istrinya sedang berisitirahat karena lelah bekerja, lewat kereta kencana dan beberapa prajurit berkuda. Rupanya, sang raja sedang berkeliling untuk memeriksa situasi dan kondisi wilayah kerajaannya. Pak Jantra dan istrinya segera menuju ke tepi jalan untuk melihat dan memberi penghormatan. Lihatlah betapa bagusnya pakaian raja itu! Gemerlapan, luar biasa! kata Bu Jantra penuh kekaguman. Iya, ya. Keretanya juga mewah sekali! sambung Pak Jantra. Setelah puas mengagumi kemegahan raja, mereka kembali berstirahat, duduk di batu besar. teks 6 Ayo Mit, lekas kita berangkat! Pagi-pagi begini ikan-ikan masih segar! kata ibu sambil menyiapkan keranjang belanja. Mita segera memakai baju. Ia baru saja selesai mandi. Sementara itu, ayah menunggu di mobil. Tidak lama kemudian, Mita beserta ayah dan ibunya berangkat ke pasar ikan.

245 228 Sampai di pasar ikan, Mita, Ibu, dan Ayah berkeliling mencari ikan tongkol yang cukup besar. Suasana di pasar ikan ramai sekali. Ikan-ikan baru saja diturunkan dari perahu nelayan. Mita melihat aneka ikan disana. Ada ikan tongkol, bawal, baronang, tengiri, teri, pari, dan ikan-ikan lainnya. Mita berkata, Yah, jenis ikan banyak sekali ya?

246 229 LEMBAR SOAL EVALUASI Kelas / Semester: V / 2 Alokasi Waktu : 10 menit Pelaksanaan : 8 Juni 2013 Nama Siswa :... Nomor Absen :... Plihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X). 1. Tanda baca yang dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, yaitu. a. tanda titik c. tanda petik b. tanda koma d. tanda seru 2. Tanda baca yang digunakan untuk mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat, yaitu. a. tanda titik c. tanda koma b. tanda petik d. tanda seru 3. Penggunaan huruf kapital yang tepat pada kalimat di bawah ini, yaitu. a. Sultan berkata, Candi borobudur terletak di jawa tengah. b. Sultan berkata, Candi Borobudur terletak di Jawa tengah. c. Sultan berkata, Candi Borobudur terletak di Jawa Tengah. d. Sultan berkata, candi Borobudur terletak di Jawa Tengah. 4. Penggunaan tanda baca yang tepat dalam kalimat di bawah ini, yaitu. a. Ambilkan gunting di meja! kata Ibu b. Ambilkan gunting di meja, kata Ibu. c. Ambilkan gunting di meja kata Ibu. d. Ambilkan gunting di meja! kata Ibu. 5. Di bawah ini, penulisan judul cerita yang benar, yaitu. a. Persahataban Anton dan Yusuf. b. Persahabatan Anton Dan Yusuf. c. Persahabatan anton dan yusuf. d. Persahabatan anton dan yusuf.

247 230 KUNCI JAWABAN 1. d 2. b 3. c 4. d 5. a SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN 2 Kriteria Penilaian: Jika jawaban benar skor 10, salah 0 maka 5 x 10 = 50

248 231 KISI-KISI TES FORMATIF Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Kompetensi Dasar 8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan ejaan. Indikator Soal Meringkas teks bacaan Si Loreng, sesuai dengan ketentuan: Kesesuaian isi ringkasan dengan isi teks asli. Jenis Soal Jumlah soal Uraian 1 Organisasi isi ringkasan sesuai dengan isi tesk asli. Memperhatikan tata bahasa yang digunakan, seperti pilihan kata. Memperhatikan ejaan seperti penggunaan huruf besar dan kecil, serta tanda baca. Memperhatikan kerapihan tulisan.

249 232 LEMBAR SOAL FORMATIF II Si Loreng Pada zaman dahulu, di Tasikmalaya, Jawa Barat hiduplah sepasang petani suami istri. Keduanya hidup tenteram dan bahagia. Suatu hari mereka menemukan anak harimau yang ditinggal mati oleh induknya. Anak harimau kecil kemudian mereka pelihara dan diberi nama Loreng. Keduanya sangat sayang pada si Loreng hingga dianggap sebagai anak sendiri. Si Loreng kini tumbuh besar. Ia sangat patuh pada kedua suami istri itu. Tak lama kemudian istri petani melahirkan seorang anak. Si Loreng pun dipercaya untuk membantu menjaga anak meraka itu jika keduanya sedang bekerja di sawah. Suatu hari si istri mengantarkan makanan untuk suaminya di sawah. Di rumah si Loreng menjaga anak mereka seperti biasanya. Baru saja selesai makan, tiba-tiba terdengar suara si Loreng. Si Loreng lari tergesa-gesa melewati pematang sawah menuju ke dangau tempat orang tua angkatnya sedang beristirahat. Setelah sampai si Loreng mendekat dan mengibasngibaskan ekornya. Ia pun menggelongsorkan badannya ke pasangan suami istri itu. Kakang mengapa si Loreng begitu manja, tidak seperti biasanya? tanya istrinya. Iya, ya. Aneh sekali! Ada apa, ya? sahut sang suami. Lihat! Mulutnya penuh darah! teriak si istri tiba-tiba. Tentu saja si petani kaget. Kemudian ia bertanya, Loreng, jangan-jangan kamu telah menerkam anakku! Si Loreng diam saja. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, sehingga darah di mulutnya memancar ke badan si petani. Si petani tadi bertambah marah dan yakin bahwa si Loreng telah memakan anaknya. Maka ditebaslah leher si Loreng dengan golok. Harimau itu meraung kesakitan, tetapi tidak melakukan perlawanan. Ia hanya menatap penuh keheranan kepada si petani dan istrinya. Si petani sudah bertambah kesal akhirnya menebaskan golokya sampai tiga kali hingga leher si Loreng putus.

250 233 Setelah itu, mereka segera berlari ke rumah. Sesampainya di sana keduaya melihat anak mereka sedang tertidur pulas di ayunan. Ternyata, anak mereka masih hidup! Si anak bangun dan tersenyum kepada kedua orang tuanya. Si petani lalu melihat ada ceceran darah di bawah ayunan. Tidak jauh dari tempat itu ditemukan pula bangkai ular besar yang tinggal separuh dan berlumuran darah. Suami istri itu sadar. Ternyata, si Loreng tidak menerkam anaknya. Ia bahkan telah berjasa menerkam ular yang akan melilit anaknya. Betapa menyesalnya kedua suami istri itu. itu lah akibatnya jika gegabah dan tidak berpikir panjang. Dari Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Di tulis oleh Dadang

251 234 LEMBAR JAWAB FORMATIF Materi : Teks Cerita Kelas / Semester : V / 2 Alokasi Waktu : 30 menit Pelaksanaan : 8 Juni 2013 RINGKASAN TEKS CERITA Nama Siswa :... Judul :... Penulis :... Penerbit :... Ringkasan :

252 235 Lampiran 26 Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Group Investigation (GI) Siklus II Pertemuan 1 Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai kriteria yang ada. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Tabel Lembar Pengamatan Penerapan Model GI untuk Guru Aspek yang Diamati 1. Mengidentifikasi topik dan mengorganisaikan siswa ke dalam kelompok. 2. Merencanakan tugas-tugas belajar. Deskriptor Memberikan sumber informasi kepada siswa. Meminta siswa untuk memilih judul cerita dari sumber informasi tersebut. Membimbing siswa mengidentifikasi judul cerita yang akan dikerjakan secara berkelompok. Mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan judul cerita yang dipilih. Mengatur posisi tempat duduk untuk tiap kelompok. Meminta siswa untuk melakukan pembagian tugas dari masing-masing anggota kelompok. Meminta siswa merencanakan kegiatan penyelidikan yang akan dilakukan. Memberikan arahan bagi masing-masing kelompok untuk mencermati dan menentukan tujuan penyelidikanberdasarkan judul cerita yang dipilih. Tanda Cek () Skor 4 4

253 No. Aspek yang Diamati Deskriptor Tanda Cek () 236 Skor 3. Melaksanakan Meminta siswa untuk membaca teks investigasi. cerita yang dipilih. Membimbing siswa untuk menentukan unsur-unsur intrinsik cerita (tema, tokoh, watak, latar, alur, sudut pandang, dan amanat) serta menentukan gagasan utama tiap paragraf dalam cerita tersebut. 4 Memberikan motivasi kepada siswa untuk berpartisipasi saling memberikan pendapat dalam diskusi kelompok. Meminta siswa untuk membuat kesimpulan. 4. Menyiapkan laporan Meminta tiap anggota kelompok akhir. menyampaikan informasi sesuai hasil penyelidikannya. Mengingatkan tiap kelompok untuk mengecek kembali hasil penyelidikannya. 4 Meminta siswa untuk menuliskan hasil penyelidikan pada LKS secara rapi. Memberi kesempatan bagi tiap kelompok untuk menentukan sistem presentasi. 5. Mempresentasikan Meminta siswa mempresentasikan hasil laporan akhir. penyelidikannya. Menyuruh tiap kelompok untuk menyimak presentasi dan memberikan tanggapan kepada hasil penyelidikan kelompok lain. 4 Meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap hasil penyelidikan kelompok lain yang dipresentasikan. Mengingatkan siswa tentang kriteria yang ditentukan kelas. 6. Evaluasi. Memberikan ulasan terhadap hasil penyelidikan tiap kelompok. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Memberi penjelasan mengenai 4 informasi-informasi yang belum dipahami siswa. Menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. SKOR TOTAL 24

254 237 Banyumas, 8 Juni 2013 Peneliti Iguh Erianto NIM

255 238 Lampiran 27 Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Group Investigation (GI) Siklus II Pertemuan 2 Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai kriteria yang ada. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Tabel Lembar Pengamatan Penerapan Model GI untuk Guru Aspek yang Diamati 1. Mengidentifikasi topik dan mengorganisaikan siswa ke dalam kelompok. 2. Merencanakan tugas-tugas belajar. Deskriptor Memberikan sumber informasi kepada siswa. Meminta siswa untuk memilih penggalan teks cerita dari sumber informasi tersebut. Membimbing siswa mengidentifikasi penggalan teks cerita yang akan dikerjakan secara berkelompok. Mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan penggalan teks cerita yang dipilih. Mengatur posisi tempat duduk untuk tiap kelompok. Meminta siswa untuk melakukan pembagian tugas dari masing-masing anggota kelompok. Meminta siswa merencanakan kegiatan penyelidikan yang akan dilakukan. Memberikan arahan bagi masing-masing kelompok untuk mencermati dan menentukan tujuan penyelidikan berdasarkan penggalan teks cerita yang dipilih. Tanda Cek () Skor 4 4

256 No. Aspek yang Diamati Deskriptor 3. Melaksanakan investigasi (penyelidikan). Meminta siswa untuk membaca teks cerita yang dipilih. Membimbing siswa untuk menentukan penggunaan ejaan, seperti tanda petik, seru, dan huruf besar (kapital). Memberikan motivasi kepada siswa untuk berpartisipasi saling memberikan pendapat dalam diskusi kelompok. Meminta siswa untuk membuat kesimpulan. 4. Menyiapkan laporan Meminta tiap anggota kelompok akhir. menyampaikan informasi sesuai hasil penyelidikan. Mengingatkan tiap kelompok untuk mengecek kembali hasil penyelidikannya. Meminta siswa untuk menuliskan hasil penyelidikan pada LKS secara rapi. Memberi kesempatan bagi tiap kelompok untuk menentukan sistem presentasi. 5. Mempresentasikan Meminta siswa mempresentasikan hasil laporan akhir. penyelidikannya. Menyuruh tiap kelompok untuk menyimak presentasi dan memberikan tanggapan kepada hasil penyelidikan kelompok lain kelompok lain. Meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap hasil penyelidikan kelompok lain yang dipresentasikan. Mengingatkan siswa tentang kriteria yang ditentukan kelas. 6. Evaluasi. Memberikan ulasan terhadap hasil penyelidikan tiap kelompok. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Memberi penjelasan mengenai informasi-informasi yang belum dipahami siswa. Menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. SKOR TOTAL Tanda Cek () 239 Skor

257 No. Tabel Lembar Pengamatan Penerapan Model GI untuk Siswa Aspek yang Diamati Deskriptor 1. Mengidentifikasi Mencermati peraturan diskusi kelompok. topik dan Menerima sumber informasi berupa penggalan mengorganisaikan teks cerita. siswa ke dalam Memilih penggalan teks cerita dari berbagai kelompok. sumber informasi tersebut. Membentuk kelompok sesuai dengan penggalan teks cerita yang dipilih. 2. Merencanakan Bergabung dengan anggota kelompoknya tugas-tugas masing-masing. belajar. Merencanakan tugas dari masing-masing anggota kelompok. Merencanakan langkah-langkah kegiatan penyelidikan. Menentukan tujuan penyelidikan dari topik yang dipilih. 3. Melaksanakan Membaca penggalan teks cerita sesuai yang investigasi. mereka pillih. Menentukan penggunaan ejaan seperti tanda petik, tanda seru, dan huruf besar (kapital) dalam penggalan teks cerita. Melakukan analisis terhadap penggalan teks cerita sesuai dengan tugas dari masing-masing anggota kelompok. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisa. 4. Menyiapkan Menjelaskan informasi yang diperoleh dari laporan akhir. masing-masing anggota kelompok berdasarkan hasil penyelidikan. Mengecek ulang hasil diskusi kelompok. Dalam kegiatan Menuliskan hasil penyelidikan di LKS secara siswa. rapi. Menentukan sistem presentasi yang akan dilakukan oleh tiap kelompok. 5. Mempresentasikan Mempresentasikan hasil penyelidikan di depan laporan akhir. kelompok lain. Menyimak presentasi kelompok lain yang Dalam kegiatan membacakan hasil penyelidikannya. siswa: Memberikan tanggapan terhadap hasil penyelidikan kelompok lain yang dipresentasikan. Mengevaluasi kejelasan presentasi sesuai dengan kriteria yang ditentukan kesuluruhan kelas. 6. Evaluasi. Mendengarkan ulasan guru mengenai penyelidikan yang telah dilakukan tiap kelompok. Menyampaikan informasi mengenai hal-hal yang belum dipahami dalam melakukan penyelidikan yang telah dilakukan. Mencermati penjelasan guru mengenai hal-hal yang belum dipahami oleh siswa. Menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tanda Cek () 240 Skor SKOR TOTAL

258 241 Lampiran 28 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 1 Siklus II Pertemuan I Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A. Identitas 1. Nama Guru : Juriyah, S.Pd.I 2. Tempat Mengajar : MI Ma arif NU Darmakradenan 3. Kelas : V 4. Tanggal : 4 Juni 2013 B. Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dengan kriteria sebagai berikut: Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Aspek yang Diamati 1. Indikator Pembelajaran Deskriptor Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah Digunakan sebagai alat untuk menyusun alat penilaian Menggunakan kata kerja operasional yang dapat dicapai Tanda Cek () Skor 4 2 Tujuan Pembelelajaran Berisi Kompetensi yang Operasional yang dapat dicapai Dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari KD Minimal memuat komponen siswa, kata kerja operasional, kondisi dan materi Berurutan secara logis dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret sampai 3

259 No. Aspek yang Diamati Deskriptor 3 Materi Ajar Materi Ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa Sesuai dengan perkembangan IPTEK 4 Alokasi Waktu Mencantumkan alokasi waktu secara keseluruhan Mencantumkan waktu untuk setiap kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir Alokasi waktu untuk kegiatan inti lebih dari jumlah waktu kegiatan awal dan akhir. Alokasi waktu sesuai dengan materi 5 Model Pemiihan model pembelajaran Pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik Pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran Model pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar 6 Kegiatan pembelajaran Menggunakan multimodel Dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik Memulai kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir dan dilakukan secara sitematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi 7 Penilaian Sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi Memuat teknik tes dan nontes Mengarah ke berfikir tingkat tinggi Instrumen penilaian disertai kunci jawaban dan kriteria penilaian. Tanda Cek () 242 Skor

260 Aspek yang No. Diamati 8 Sumber belajar/media Deskriptor Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada meteri ajar, kegiatan pembelajaran Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada indikator pencapai kompetensi Tanda Cek () Penentuan sumber belajar/media sesuai dengan lingkungan siswa (misal: lingkungan, narasumber, TV) Skor total Skor 3 Peneliti Iguh Erianto NIM

261 244 Lampiran 29 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 2 Siklus II Pertemuan I Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran A. Identitas 1. Nama Guru : Juriyah, S.Pd.I 2. Tempat Mengajar : MI Ma arif NU Darmakradenan 3. Kelas : V 4. Tanggal : 4 Juni 2013 B. Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dengan kriteria sebagai berikut: Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Aspek yang Diamati Deskriptor 1. Kegiatan Memotivasi siswa secara psikis dan fisik untuk Pendahuluan mengikuti proses pembelajaran. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2. Eksplorasi Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang dan belajar dari aneka sumber. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio Tanda Cek () Skor 4 2

262 Aspek yang No. Deskriptor Diamati 3. Elaborasi 1 Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 4. Elaborasi 2 Memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa untuk menyajikan, hasil kerja individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan. Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa. 5. Konfirmasi 1 Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. Memberikaan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna. 6. Konfirmasi 2 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator, membantu menyelesaikan masalah. Memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi. Memberi informasi pada siswa untuk bereksplorasi lebih jauh. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 7. Kemampuan Pembelajaran dimulai dan diakhiri sesuai dengan Mengelola rencana. Kelas Menciptakan iklim kelas yang kondusif. Tidak terjadi penundaan kegiatan selama pembelajaran. Tidak terjadi penyimpangan selama pembelajaran. 8. Ketepatan Dimulai sesuai dengan rencana. antara Waktu Waktu digunakan dengan cermat. dan Materi Pelajaran Tidak terburu-buru/diperlambat. Diakhiri dengan rencana. Tanda Cek () 245 Skor

263 246 Aspek yang No. Diamati 9. Menyampaikan Materi sesuai dengan Hierarki Belajar dan Karakteristik Siswa 10. Kegiatan Penutup Deskriptor Dari konkret ke abstrak. Materi berkaitan dengan materi lain Bermuara pada simpulan Dari hal yang telah diketahui siswa (ZPD=Zone Proximal Development). Tanda Cek () Skor Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 3 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. SKOR TOTAL 32 3 Peneliti Iguh Erianto NIM

264 247 Lampiran 30 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 1 Siklus II Pertemuan II Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran A. Identitas 1. Nama Guru : Juriyah, S.Pd.I 2. Tempat Mengajar : MI Ma arif NU Darmakradenan 3. Kelas : V 4. Tanggal : 8 Juni 2013 B. Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek ( ) jika deskriptor yang disediakan tampak dengan kriteria sebagai berikut: Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. 1. Aspek yang Diamati Indikator Pembelajaran Deskriptor Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Digunakan sebagai alat untuk menyusun alat penilaian Menggunakan kata kerja operasional yang dapat dicapai. Tanda Cek () Skor 4 2 Tujuan Pembelelajaran Berisi Kompetensi yang Operasional yang dapat dicapai Dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari KD Minimal memuat komponen siswa, kata kerja operasional, kondisi dan materi Berurutan secara logis dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret sampai yang abstrak, dari ingatan hingga kreasi. 3

265 No. Aspek yang Diamati Deskriptor 3 Materi Ajar Materi Ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa Sesuai dengan perkembangan IPTEK 4 Alokasi Waktu Mencantumkan alokasi waktu secara keseluruhan Mencantumkan waktu untuk setiap kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir Alokasi waktu untuk kegiatan inti lebih dari jumlah waktu kegiatan awal dan akhir Alokasi waktu sesuai dengan materi 5 Model Pemiihan model pembelajaran disesuaikan Pembelajaran dengan situasi dan kondisi peserta didik Pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran Model pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar Menggunakan multimodel 6 Kegiatan Dilakukan secara interaktif, inspiratif, pembelajaran menyenangkan, menantang Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik Memulai kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir dan dilakukan secara sitematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi 7 Penilaian Sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi Memuat teknik tes dan nontes Mengarah ke berfikir tingkat tinggi Instrumen penilaian disertai kunci jawaban dan kriteria penilaian 8 Sumber Penentuan sumber belajar/media didasarkan belajar/media pada standar kompetensi dan kompetensi dasar Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada meteri ajar, kegiatan pembelajaran Penentuan sumber belajar/media didasarkan Tanda Cek () 248 Skor pada indikator pencapai kompetensi Penentuan sumber belajar/media sesuai dengan lingkungan siswa. SKOR TOTAL

266 249 Peneliti Iguh Erianto NIM

267 250 Lampiran 31 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 2 Siklus II Pertemuan II Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran A. Identitas 1. Nama Guru : Juriyah, S.Pd.I 2. Tempat Mengajar : MI Ma arif NU Darmakradenan 3. Kelas : V 4. Tanggal : 8 Juni 2013 B. Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dengan kriteria sebagai berikut: Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Aspek yang Diamati Deskriptor 1. Kegiatan Memotivasi siswa secara psikis dan fisik untuk Pendahuluan mengikuti proses pembelajaran. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2. Eksplorasi Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang dan belajar dari aneka sumber. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium. Tanda Cek () Skor 4 2

268 Aspek yang No. Deskriptor Diamati 3. Elaborasi 1 Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 4. Elaborasi 2 Memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa untuk menyajikan, hasil kerja individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan. Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa. 5. Konfirmasi 1 Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. Memberikaan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna. 6. Konfirmasi 2 Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator, membantu menyelesaikan masalah. Memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi. Memberi informasi pada siswa untuk bereksplorasi lebih jauh. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 7. Kemampuan Pembelajaran dimulai dan diakhiri sesuai dengan Mengelola rencana. Kelas Menciptakan iklim kelas yang kondusif. Tidak terjadi penundaan kegiatan selama pembelajaran. Tidak terjadi penyimpangan selama pembelajaran. 8. Ketepatan Dimulai sesuai dengan rencana. antara Waktu Waktu digunakan dengan cermat. dan Materi Pelajaran Tidak terburu-buru/diperlambat. Diakhiri dengan rencana. Tanda Cek () 251 Skor

269 252 Aspek yang No. Diamati 9. Menyampaikan Materi sesuai dengan Hierarki Belajar dan Karakteristik Siswa 10. Kegiatan Penutup Deskriptor Dari konkret ke abstrak. Materi berkaitan dengan materi lain Bermuara pada simpulan Dari hal yang telah diketahui siswa (ZPD=Zone Proximal Development). Tanda Cek () Skor Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 3 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. SKOR TOTAL 33 3 Peneliti Iguh Erianto NIM

270 253 Lampiran 32 REKAPITULASI NILAI PERFORMANSI GURU SIKLUS II Pertemuan APKG Skor Nilai APKG ,5 1 APKG APKG ,5 2 APKG ,5 Nilai Akhir 82,5 84,16 Rata-rata 83,33

271 254 Lampiran 33 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek () jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai dengan deskriptor yang tampak. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Pendahuluan 1 2. Kegiatan Pendahuluan 2 Deskriptor Siswa datang tepat waktu. Siswa masuk kelas dengan tertib. Siswa menjawab salam dari guru. Siswa berdoa dengan khusyuk. Siswa menyiapkan alat pembelajaran. Siswa menanggapi pertanyaan guru dalam apersepsi. Siswa menyimak cakupan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 3. Eksplorasi Siswa mendengarkan penjelasan materi unsur instrinsik cerita (tema, tokoh, watak, latar, alur, sudut pandang, dan amanat) Siswa menanyakan kejelasan materi yang dijelasakan. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kejelasan materi yang belum dipahami. Siswa dan guru bersama-sama berlatih menentukan unsur intrinsik cerita dan gagasan utama tiap paragraf dalam cerita. Tanda Cek () Skor

272 No. Aspek yang Diamati Deskriptor 4. Elaborasi 1 Siswa menerima dan mencermati gambar bangun ruang yang ditunjukkan guru. Siswa memilih satu gambar bangun ruang yang di baliknya tercantum judul cerita. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan judul cerita yang dipilih. Siswa membagi tugas tiap anggota kelompok. 5. Elaborasi 2 Siswa membaca teks cerita sesuai judul cerita yang dipilih. Siswa melakukan penyelidikanuntuk menentukan unsur instrinsik cerita (tema, tokoh, watak, latar, alur, sudut pandang, dan amanat) cerita. Siswa melakukan penyelidikan untuk menentukan gagasan utama tiap paragraf dalam cerita. Siswa berdiskusi kebenaran hasil penyelidikan unsur instrinsik cerita (tema, tokoh, watak, latar, alur, sudut pandang, dan amanat) serta gagasan utama tiap paragraf dalam cerita. 6. Elaborasi 3 Siswa menuliskan hasil penyelidikannya di LKS secara rapi. Siswa mempresentasikan hasil penyelidikannya di depan kelompok lain. Siswa menyimak presentasi kelompok lain. Siswa memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok lain. 7. Konfirmasi Siswa mendengarkan tanggapan dari guru. Siswa menerima penghargaan dari guru. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang hal-hal yang belum dipahami. 8. Kegiatan Siswa bersama guru menyimpulkan Penutup 1 materi pembelajaran. Siswa mencatat rangkuman materi pembelajaran. Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir pembelajaran. Siswa bersama guru membahas soal evaluasi akhir. Tanda Cek () 255 Skor

273 256 No. Aspek yang Diamati 9. Kegiatan Penutup 2 Deskriptor Siswa mengerjakan tes formatif I. Siswa mendengarkan pesan dari guru terkait dengan hasil pembelajaran. Siswa merapikan alat pembelajaran. Siswa menjawab salam dari guru ketika guru menutup pembelajaran. Tanda Cek () Skor SKOR TOTAL

274 257 Lampiran 34 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 Petunjuk Penggunaan Bubuhkan tanda centang ( ) pada kolom tanda cek ( ) jika deskriptor yang disediakan tampak dan isi skor pada kolom Skor sesuai dengan deskriptor yang tampak. Jumah deskriptor yang tampak Satu Dua Tiga Empat Skor No. 1. Aspek yang Diamati Kegiatan Pendahuluan 1 Kegiatan Pendahuluan 2 Deskriptor Siswa datang tepat waktu. Siswa masuk kelas dengan tertib. Siswa menjawab salam dari guru. Siswa berdoa dengan khusyuk. Siswa menyiapkan alat pembelajaran. Siswa menanggapi pertanyaan guru dalam apersepsi. Tanda Cek () Skor 2. Siswa menyimak cakupan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 3. Eksplorasi Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa mendengarkan penjelasan materi penggunaan ejaan tanda baca petik dan seru serta huruf besar. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai contoh penggunaan ejaan tanda baca petik dan seru, serta huruf besar pada teks bacaan. Siswa menanyakan kejelasan materi yang dijelasakan. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang contoh meringkas teks cerita.

275 258 No Aspek yang Diamati Elaborasi 1 Elaborasi 2 Elaborasi 3 Konfirmasi Kegiatan Penutup 1 Kegiatan Penutup 2 Deskriptor Siswa menerima dan mencermati kotak yang ditunjukkan guru. Siswa memilih satu kotak yang di dalamnya berisi penggalan teks cerita. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan penggalan teks cerita yang dipilih. Siswa membagi tugas tiap anggota kelompok. Siswa membaca penggalan teks cerita yang dipilih. Siswa menentukan penggunaan tanda baca petik dan seru dalam tiap kalimat pada penggalan teks cerita tersebut. Siswa menentukan penggunaan huruf besar tiap kalimatpada penggalan teks cerita tersebut. Siswa berdiskusi kebenaran penggunaan ejaan tanda baca petik dan seru serta huruf besar yang telah ditentukan. Siswa menuliskan hasil investigasinya di LKS secara rapi. Siswa mempresentasikan hasil investigasinya di depan kelompok lain. Siswa menyimak presentasi kelompok lain. Siswa memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok lain. Siswa mendengarkan tanggapan dari guru. Siswa menerima penghargaan dari guru. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang hal-hal yang belum dipahami. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa mencatat rangkuman materi pembelajaran. Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir pembelajaran. Siswa bersama guru membahas soal evaluasi akhir. Siswa mengerjakan tes formatif II. Siswa mendengarkan pesan dari guru terkait dengan hasil pembelajaran. Siswa merapikan alat pembelajaran. Siswa menjawab salam dari guru ketika guru menutup pembelajaran. Tanda Cek () Skor SKOR TOTAL

276 259 HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN 1 SIKLUS II Aspek yang dinilai Jumlah Nilai No. Nama Siswa Skor A B C D E F G H I Ifa Triyani 29 80,55 2. Atikah 29 80,55 3. Isro Taufia Robani 29 80,55 4. Slamet Riyadi 30 83,33 5. Ahmad Hidayatulloh Amanda Fitriyani 28 77,77 7. Anang Ma ruf 28 77,77 8. Ari Mardini 29 80,55 9. Asih Nur Hay 28 77, Aulia Ayunda F , Bayu Ramadhan Dila A , Eli Wahyuni 30 83, Fahmi Fauzan 28 77, Gilang Ramadhan Hilda Desi Utami 29 80, Ikrom Toha Wijaya 32 88, Indah Dwi K , Isna Karismatul A , Isna Oktadianti 31 86, Kartika Nida S , Mia Kusmiawati 29 80,55

277 260 Aspek yang diamati No Nama Siswa A B C D E F G H I Skor Nilai Meillyn Nur Ismiah 29 80, Nggalih Fara S , Rias Ningstiani 28 77, Sahlan Ramadan Syahrul Kamaludin Saskia Arianti S , Sinta Nurohmah 29 80, Sintiya Ningsih 29 80, Dendi Pangestu Sinta Maharani U , Dwi Famel Lia O , Muhamad Alfian 28 77, Zalfa N. Shafa 26 72, Sabda Pilar Partialis 28 77, Dewi Anggraeni 30 83,33 Jumlah Siswa 38 Jumlah Nilai 3033,16 Rata-rata 79,82 Presentase (%) 79,82%

278 261 HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN 2 SIKLUS II Aspek yang dinilai Jumlah Nilai No. Nama Siswa Skor A B C D E F G H I Ifa Triyani 30 83,33 2. Atikah 28 77,77 3. Isro Taufia Robani 29 80,55 4. Slamet Riyadi 30 83,33 5. Ahmad Hidayatulloh 28 77,77 6. Amanda Fitriyani 29 80,55 7. Anang Ma ruf 29 80,55 8. Ari Mardini 29 80,55 9. Asih Nur Hay 29 80, Aulia Ayunda F , Bayu Ramadhan 28 77, Dila A , Eli Wahyuni v 30 83, Fahmi Fauzan 28 77, Gilang Ramadhan 28 77, Hilda Desi Utami 30 83, Ikrom Toha Wijaya 32 88, Indah Dwi K , Isna Karismatul A , Isna Oktadianti 32 88, Kartika Nida S , Mia Kusmiawati 29 80,55

279 262 Aspek yang diamati No Nama Siswa A B C D E F G H I Skor Nilai Meillyn Nur Ismiah 30 83, Nggalih Fara S , Rias Ningstiani 30 83, Sahlan Ramadan 29 80, Syahrul Kamaludin 29 80, Saskia Arianti S , Sinta Nurohmah 30 83, Sintiya Ningsih 29 80, Dendi Pangestu 28 77, Sinta Maharani U , Dwi Famel Lia O , Muhamad Alfian 29 80, Zalfa N. Shafa Sabda 28 77, Pilar Partialis 29 80, Dewi Anggraeni 30 83,33 Jumlah Siswa Jumlah Nilai 3099,8 Rata-rata 81,57 Presentase (%) 81,57%

280 263 Lampiran 35 REKAPITULASI HASIL AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN I DAN II SIKLUS I Siklus I Skor Peresentase Pertemuan ,16 72,82% Pertemuan ,8 81,57% Rata-rata 80,69%

281 264 Lampiran 36 HASIL TES FORMATIF SIKLUS II No. Nama siswa Nilai KKM 70 Tuntas Tidak Tuntas 1 Ifa Triyani 80 2 Atikah 75 3 Isro Taufia Robani 60 4 Slamet Riyadi 85 5 Ahmad Hidayatulloh 80 6 Amanda Fitriani 75 7 Anang Ma ruf 85 8 Ari Mardini 75 9 Asih Nur Hayati Auliana Ayunda. F Bayu Ramadhan Dila. A Eli Wahyuni Fahmi Fauzan Gilang Ramadhan Hilda Desi Utami Ikrom Toha Wijaya Indah Dwi. K Isna Karismatul Aeni Isna Oktadianti Kartika Nida Silviani Mia Kusmiawati Meillyn Nur Ismiah Nggalih Fara. S Rias Ningstiani Sahlan Ramadan Syahrul Kamaludin Saskia Arianti. S Sinta Nurohmah Sintiya Ningsih Dendi Pangestu Sinta Maharani. U P Dwi Famel Lia. O Muhamad Alfian Zalfa N Shafa Sabda Pilar Partialis Dewi Anggraeni 80 Jumlah Nilai 2970 Nilai Rata-rata 78,15 Jumlah siswa tuntas belajar 36 Persentase tuntas belajar 94,73% Jumlah siswa tidak tuntas belajar 2 Persentase tidak tuntas belajar 5,27%

282 265 Lampiran 37 DAFTAR NILAI HASIL POSTES No. Nama siswa Nilai KKM 70 Tuntas Tidak Tuntas 1 Ifa Triyani 75 2 Atikah 75 3 Isro Taufia Robani 70 4 Slamet Riyadi 80 5 Ahmad Hidayatulloh 75 6 Amanda Fitriani 65 7 Anang Ma ruf 75 8 Ari Mardini 75 9 Asih Nur Hayati Auliana Ayunda. F Bayu Ramadhan Dila. A Eli Wahyuni Fahmi Fauzan Gilang Ramadhan Hilda Desi Utami Ikrom Toha Wijaya Indah Dwi. K Isna Karismatul Aeni Isna Oktadianti Kartika Nida Silviani Mia Kusmiawati Meillyn Nur Ismiah Nggalih Fara. S Rias Ningstiani Sahlan Ramadan Syahrul Kamaludin Saskia Arianti. S Sinta Nurohmah Sintiya Ningsih Dendi Pangestu Sinta Maharani. U P Dwi Famel Lia. O Muhamad Alfian Zalfa N Shafa Sabda Pilar Partialis Dewi Anggraeni 70 Jumlah Nilai 2765 Nilai Rata-rata 72,76 Jumlah siswa tuntas belajar 33 Persentase tuntas belajar 86,84% Jumlah siswa tidak tuntas belajar 5 Persentase tidak tuntas belajar 13,16%

283 266 Lampiran 38 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN UPK KECAMATAN AJIBARANG MI MA ARIF NU DARMAKRADENAN Alamat : Jl. Ajibarang-Gumelar Km 12 KP SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN Nomor: Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala MI Ma arif NU Darmakradenan, dengan ini menyatakan bahwa: Nama : Iguh Erianto NIM : Jurusan/ Prodi : PGSD/S1 Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI RINGKASAN BUKU MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V MI MA ARIF NU DARMAKRADENAN KABUPATEN BANYUMAS Benar-benar telah melaksanakan penelitian di MI Ma arif NU Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang sejak tanggal 20 Mei Surat keterangan ini dikeluarkan guna melengkapi pernyataan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Banyumas, 11 Juli 2013 Mengetahui, Kepala Madrasah MI Ma arif NU Darmakradenan Nur Arifah, S.Pd.I

284 267 Lampiran 39 Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Eksplorasi dari guru kelas Gambar 2. Elaborasi dari peneliti

285 268 Gambar 3. Kegiatan diskusi Gambar 4. Pemaparan hasil diskusi

286 269 Gambar 5. Kegiatan konfirmasi Gambar 6. Pemberian penguatan

287 Gambar 7. Kegiatan penutup 270

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS III SDN LEBAKGOWAH 03 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS III SDN LEBAKGOWAH 03 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS III SDN LEBAKGOWAH 03 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENDENGARKAN PENGUMUMAN MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGPUCUNG PURBALINGGA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting. Melalui pendidikan, seseorang akan belajar untuk mengetahui, memahami dan akan berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, bangsa dan negara karena pendidikan merupakan indikator kualitas sebuah bangsa untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan kemampuan akademik, tapi juga pengembangan emosional, interaksi sosial dan

Lebih terperinci

Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI BILANGAN ROMAWI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh HERMAWAN RAPANI ASMAUL KHAIR

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh HERMAWAN RAPANI ASMAUL KHAIR PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL Oleh HERMAWAN RAPANI ASMAUL KHAIR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 HALAMAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS Nurhayati, Nila Kurniasih, Dita Yuzianah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: membaca intensif, menyimpulkan isi cerita anak,metode kalimat, model STAD.

ABSTRAK. Kata kunci: membaca intensif, menyimpulkan isi cerita anak,metode kalimat, model STAD. ABSTRAK Azizah, Nur.2010. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dalam Menyimpulkan Isi Cerita Anak dengan Metode Kalimat dan Model Student Teams Achievement Devisions (STAD). Jurusan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII SMP MA ARIF 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya tersebut

Lebih terperinci

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler (dalam Winataputra,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki, mengubah sikap,

Lebih terperinci

RIAN YOKI HERMAWAN NIM

RIAN YOKI HERMAWAN NIM PENERAPAN METODE PERMAINAN TEBAK KATA DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI SDN KEBONSARI 04 JEMBER

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI TUMIYANG KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

PENERAPAN MODEL EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI TUMIYANG KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI PENERAPAN MODEL EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI TUMIYANG KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENYIMAK PENGUMUMAN MENGGUNAKAN MODEL COURSE REVIEW HORAY PADA PESERTA DIDIK KELAS IV B SD NEGERI KALISUBE KABUPATEN BANYUMAS

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENYIMAK PENGUMUMAN MENGGUNAKAN MODEL COURSE REVIEW HORAY PADA PESERTA DIDIK KELAS IV B SD NEGERI KALISUBE KABUPATEN BANYUMAS PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENYIMAK PENGUMUMAN MENGGUNAKAN MODEL COURSE REVIEW HORAY PADA PESERTA DIDIK KELAS IV B SD NEGERI KALISUBE KABUPATEN BANYUMAS Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuan secara optimal agar

Lebih terperinci

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( )

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( ) PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV SD DI-GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS SKRIPSI disusun

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman ditandai dengan kemajuan teknologi, dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya pembangunan sumber daya manusia yang berperan dalam membentuk peserta didik yang diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Frandika Feri Budianto NIM

SKRIPSI. Oleh : Frandika Feri Budianto NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN IDENTITAS BENUA DI KELAS VI SDN JARIT 02 CANDIPURO

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TAPANREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FERIKA SARI NIM 100210204028

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu menghadapi problematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap penduduk Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan diharapkan untuk selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEMA SIKAP DEMOKRATIS MELALUI PENERAPAN METODE SIMULASI DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN SUMBERSARI 01 JEMBER

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Disusun oleh : PURWATI

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Disusun oleh : PURWATI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PENERAPAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 3 KANDANGAN KECAMATAN PURWODADI KABUPATENGROBOGAN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan anak didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN METODE EKSPERIMEN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN SUMBER DAYA ALAM DENGAN LINGKUNGAN, TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER Zainal Abidin SMP Negeri 1 Meranti, kab. Asahan Abstract: This study uses classroom action research Application

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh: Hesti Wahyu Amaliya

skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh: Hesti Wahyu Amaliya PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) SISWA KELAS 4 SD NEGERI ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 skripsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Demikan halnya dengan pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 6 KOTA TEGAL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 6 KOTA TEGAL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 6 KOTA TEGAL SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI Oleh Sartinem NPM 11266100002 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Skripsi. disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Skripsi. disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENYIMAK DONGENG MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 01 KOTA TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu antara

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wardah Rahmawati

SKRIPSI. Oleh: Wardah Rahmawati PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SPICS (STUDENT CENTERED, PROBLEM BASED, INTEREST, CONFIDENT AND SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA (KELAS X D SMA NEGERI 2 TANGGUL JEMBER) SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAUMAN LOR 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MATERI KEGIATAN POKOK EKONOMI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI JURNAL PENELITIAN OLEH: NURSIAH WAHAB NIM. G2G1 15 056 PROGRAM

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hayat. Belajar adalah kunci utama dari pendidikan. Pendidikan ini penting bagi manusia

Lebih terperinci

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 2, no 1 April 2015 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGGUNAAN HURUFMELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS III SDN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN RUANG SEDERHANA PADA SISWA KELAS IV SDN 2 TIPAR KIDUL BANYUMAS SKRIPSI disajikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh Ahmad Utman Subandi NIM 090210204229

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan, karena manusia yang berkualitas dapat dilihat dari tingkat pendidikannya seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah SMA Batik 1 Surakarta. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikannya. Semakin baik tingkat pendidikan suatu negara, semakin baik juga sumber daya manusianya.

Lebih terperinci

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON 40 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III A SEMESTER II SD MUHAMMADIYAH SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

FHALAMAN JUDUL. Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Rutinah

FHALAMAN JUDUL. Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Rutinah FHALAMAN JUDUL UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS 5 SDN 2 WONOROTO KABUPATEN WONOSOBO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester genap tahun pelajaran 2009-2010,

Lebih terperinci

Skripsi. oleh FAKULTAS

Skripsi. oleh FAKULTAS PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATERI TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, TRANSPORTASI MELALUI JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI PESURUNGAN LOR 1 TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal 22 Oktober Menyetujui, NIP NIP

PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal 22 Oktober Menyetujui, NIP NIP PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul " Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered-Head-Together untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Imogiri " telah disetujui oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci